Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Motivasi
2.1.1 Pengertian motivasi
Berbicara tentang motivasi, terlebih dahulu harus dipahami arti dari
motivasi tersebut. Motivasi berasal dari dua suku kata, yaitu motif dan asi
(action). Motif artinya dorongan, sedangkan asi artinya usaha. Setiap tindakan
manusia pasti memiliki motif atau dorongan. Motif yang besar akan timbul jika
ada kebutuhan yang disadari menimbulkan minat dan dari minat tersebut akan
menimbulkan keinginan. Dengan demikian motivasi berarti usaha yang dilakukan
manusia untuk menimbulkan dorongan untuk berbuat atau melakukan tindakan
(Soedjianto dalam Widarta, 2014).
Dinyatakan oleh Winardi (2002) menyatakan bahwa motivasi (motivation)
berasal dari perkataan bahasa latin yakni movere yang berarti menggerakkan (to
move). Pada hakikatnya motivasi merupakan proses psikologikal, baik yang
bersifat internal maupun eksternal yang merupakan determinan penting bagi
kinerja individu. Motivasi menyebabkan terjadinya persistensi kegiatan, serta
menyebabkan timbulnya sikap antusias yang diarahkan ke arah tercapainya tujuan
– tujuan organisasi yang memenuhi kebutuhan individu.
Motivasi merupakan sebab, alasan, pikiran dasar, gambaran dorongan bagi
seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang sangat berpengaruh besar terhadap
segenap tingkah laku manusia (Kartono, 2004). Motivasi berarti sesuatu yang
pokok, yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu .
Motivasi orang untuk bekerja ada bermacam-macam. Ada yang termotivasi
8
mengerjakan sesuatu karena upah yang menjanjikan, meskipun pekerjaan yang
dilakukan tidak sesuai. Ada juga yang termotivasi karena rasa aman dan
keselamatan meskipun bekerja dengan jarak yang jauh (Ishak dan Hendri, dalam
Kartono 2004).
Dikemukakan oleh Tolong (1989) motivasi merupakan dorongan mental
yang menimbulkan semangat, inspirasi, dan kemauan kerja terhadap seseorang
atau sekelompok orang untuk melaksanakan rencana yang telah ditetapkan. Lebih
lanjut dijelaskan oleh Kartono (1981), motivasi merupakan sebab, alasan, pikiran
dasar, gambaran dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang
sangat berpengaruh besar terhadap segenap tingkah laku manusia. Motivasi berarti
sesuatu yang pokok, yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motivasi orang untuk bekerja ada bermacam – macam. Ada orang yang
termotivasi mengerjakan sesuatu karena uangnya banyak, meskipun kadang –
kadang pekerjaan itu tidak besar secara hukum.
Dijelaskan oleh Maslow (dalam Winardi, 2002) bahwa sejumlah proposisi
penting tentang perilaku manusia sebagai berikut.
1. Manusia merupakan makhluk yang serba berkeinginan (man is a waiting
being). Manusia senantiasa menginginkan sesuatu dan ia senantiasa
menginginkan lebih banyak. Sesuatu yang diinginkannya tergantung pada apa
yang telah dimilikinya. Segera setelah salah satu di antara kebutuhan manusia
dipenuhi, munculah kebutuhan lain, proses tersebut tiada akhirnya. Maka oleh
karenanya, sekaligus kebutuhan tertentu telah terpenuhi, kebutuhan –
kebutuhan manusia pada umumnya tidak mungkin terpuaskan seluruhnya.
9
2. Sebuah kebutuhan yang dipenuhi, bukanlah sebuah motivator perilaku. Hanya
kebutuhan – kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dapat memotivasi perilaku,
misalnya kebutuhan seseorang akan hawa udara, maka kebutuhan tersebut
hanya mempengaruhi perilaku seseorang apabila merasa tidak
mendapatkannya atau mengalami ancaman tidak mendapatkan hawa udara
yang dia perlukan. Jadi, hanya kebutuhan – kebutuhan yang belum terpenuhi
menyebabkan timbulnya kekuatan – kekuatan besar, atas apa yang dilakukan
seorang individu.
3. Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan menurut pentingnya
masing – masing kebutuhan. Segera kebutuhan – kebutuhan pada tingkatan
lebih rendah, kurang lebih terpenuhi, maka munculah kebutuhan – kebutuhan
pada tingkat berikut yang lebih tinggi, yang menuntut pemuasan.
Dapat disimpulkan bahwa setiap manusia mempunyai keinginan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Kebutuhan itu berasal dari diri sendiri
yang menuntut untuk dipenuhi. Keinginan seseorang untuk dapat memenuhi
semua kebutuhannya tersebut dapat mendorong seseorang untuk melakukan
aktivitas tertentu yang mengarah pada pencapaian pemenuhan kebutuhan. Hal ini
dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang guna membekali diri dengan hal
hal yang diperlukan dalam mencapai tujuannya tersebut.Maslow memandang
motivasi seseorang berhubungan dengan suatu urutan kebutuhan atau berkaitan
erat dengan kebutuhan, yang masing-masing memiliki peringkatnya sendiri bukan
dalam bentuk daftar rangsangan-rangsangan sederhana, yang tidak terorganisasi.
Tingkatan kebutuhan tersebut dijadikan dorongan untuk seseorang agar bisa
memenuhinya. Dalam hal inilah Maslow mengemukakannya dalam Teori Hierarki
10
Kebutuhan yang digambarkan dalam sebuah piramida, yang tersusun dari dasar
hingga teratas meliputi kebutuhan dasar, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan
sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
2.1.2 Sumber motivasi
Dinyatakan oleh Soedjianto (1999), terdapat dua macam motivasi jika
dilihat dari sumbernya, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berikut
penjelasan mengenai dua sumber motivasi itu.
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan faktor-faktor yang memuaskan dalam diri
pekerja motivasi, misalnya penghargaan penuh yang diperoleh dari pelaksanaan
kerja yang memang jauh lebih besar peranannya dalam mewujudkan kepuasan
kerja. Faktor-faktor seperti itu dapat menjadi motivator bagi orang-orang yang
memperolehnya. Dikemukakan oleh Deliarnov (1996) motivasi intrinsik
ditunjukkan oleh kenyataan dimana kegiatan atau pekerjaan itu sendiri
menjanjikan imbalan atau insentif materi. Motivasi intrinsik dijelaskan Maslow
(dalam Deliarnov, 1996) dalam kaitannya dengan hirarki kebutuhan sebagai
berikut.
1. Kebutuhan pokok (Physiological Needs), yakni segala kebutuhan yang sangat
diperlukan manusia untuk bertahan hidup seperti makan, minum, tidur, dan
oksigen. Apabila kebutuhan pokok ini tidak terpenuhi, maka mereka akan
lebih terasa dibandingkan dengan kebutuhan lainnya.
2. Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan akan perlindungan terhadap
bahaya, ancaman, dan penderitaan, baik ancaman dalam arti fisik maupun
keamanan mental.
11
3. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan untuk bersosialisasi atau berinteraksi
dengan orang lain. Seorang individu ingin tergolong atau menjadi bagian dari
kelompok tertetentu, ia ingin diterima oleh rekan – rekannya, dan ia ingin
berbagi dan menerima sikap berkawan.
4. Kebutuhan akan penghargaan merupakan kebutuhan egoistik untuk
penghargaan diri maupun untuk penghargaan dari pihak lain. Kebutuhan akan
penghargaan diri mencakup kebutuhan untuk mencapai kepercayaan diri,
prestasi, kompetensi, pengetahuan, penghargaan diri, dan kebebasan serta
independensi.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, yakni kebutuhan individu untuk merealisasi
potensi yang ada pada dirinya untuk mencapai pengembangan diri secara
berkelanjutan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi atau dorongan yang timbul dari
luar atau orang lain. Dinyatakan oleh Deliarnov (1996), yang menjadi motivasi
atau pendorong dalam motivasi ekstrinsik ialah orang-orang yang dapat
memberikan dorongan, menarik, melibatkan, atau merangsang orang lain untuk
melakukan suatu tindakan. Pada penelitian ini, yang menjadi sumber ekstrinsik
petani dalam berusahatani hortikultura sebagai berikut.
1. Wisatawan
Motivasi ekstrinsik yang diberikan oleh wisatawan berupa permintaan akan
produk-produk hortikultura serta kepuasan akan produk hortikultura yang
dihasilkan petani di Desa Wisata Candikuning.
12
2. Penyuluh pertanian
Motivasi ekstrinsik yang diberikan oleh penyuluh dapat berupa pelatihan
kepada petani mengenai teknik berusahatani hortikultura.
3. Petani lain
Motivasi ekstrinsik yang diberikan oleh petani lain dapat berupa kemudahan
dalam mendapatkan bibit tanaman hortikultura.
4. Pedagang atau pengepul
Motivasi ekstrinsik yang diberikan oleh pedagang dalam hal ini dapat berupa
bujukan agar petani mau berusahatani hortikultura.
5. Harga
Motivasi ekstrinsik yang dipengaruhi oleh nilai jual saat dipasarkan dalam hal
ini dapat berupa nilai ekonomis tinggi (harga tinggi) dari produk-produk
hortikultura.
2.2 Petani
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya
dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan
dan memelihara tanaman seperti padi, bunga, buah dan lain lain. Dengan harapan
untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun
menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah
bagi industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol
atau kapas untuk penenunan dan pembuatan pakaian (Anwas, 1992).
Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah atau
lebih), walau ia sudah punya pekerjaan bukan sebagai petani. Maksud dari kalimat
tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau mengolah sendiri
13
tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani tulen untuk bercocok tanam
di tanah pertanian miliknya. Apabila ini diterapkan, berarti pemilik tanah itu telah
memberi pekerjaan kepada orang lain walau hasilnya tidak banyak. Apabila
bermaksud mengolah sendiri, tentu harus benar-benar bisa membagi waktu, tetapi
kemungkinan akan kesulitan kalau tanahnya lebih dari satu petak.
Dikatakan oleh Anwas (1992), petani adalah orang yang melakukan cocok
tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk
memperoleh kehidupan dari kegiatan itu. Selain itu disebutkan oleh Slamet (2000)
dinamakan petani „asli‟ apabila memiliki tanah sendiri, bukan sekedar penggarap
maupun penyewa.
2.3 Usahatani
Rivai (1980) usahatani merupakan organisasi dari alam, tenaga kerja dan
modal yang ditujukan kepada produksi dilapangan pertanian, oleh seseorang atau
sekelompok orang, segolongan sosial baik yang terikat genologis, politis, maupun
teritorial sebagai pengelolanya.
Usahatani adalah terjemahan dari farm, sehingga dituliskan hanya dalam
satu kata usahatani bukan dalam dua kata usaha tani. Sehingga usahatani adalah
himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan
untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang
dilakukan di atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di
atas tanah tersebut dan sebagainya (Mosher, 1968). Usahatani dapat berupa
bercocok tanam atau memelihara ternak. Dikemukakan oleh Hernanto (dalam
Mosher, 1968) potret usahatani indonesia sebagai berikut.
a. Adanya lahan, tanah usahatani, yang diantaranya tumbuh tanaman .
14
b. Ada bangunan
c. Aada alat-alat pertanian
d. Ada pencurahan kerja untuk mengolah
e. Ada kegiatan petani yang merencanakan
2.4 Hortikultura
Hortikultura berasal dari kata “hortus” (garden atau kebun) dan “colere”
(to cultivate atau budidaya). Secara harfiah istilah hortikultura diartikan sebagai
usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias (Janick,
1972). Sehingga hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang
mempelajari budidaya buah-buahan, sayur-mayur dan tanaman hias. Ditinjau dari
fungsinya tanaman hortikultura dapat memenuhi kebutuhan jasmani sebagai
sumber vitamin, mineral dan protein (dari buah dan sayur-mayur), serta
memenuhi kebutuhan rohani karena dapat memberikan rasa tenteram, ketenangan
hidup dan estetika (dari tanaman hias/bunga). Peranan hortikultura sebagai berikut
(Janick, 1972).
1. Memperbaiki gizi masyarakat
2. Memperbesar devisa negara
3. Memperluas kesempatan kerja
4. Meningkatkan pendapatan petani
5. Pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan.
Namun dalam membahas masalah hortikultura perlu diperhatikan pula
mengenai sifat khas dari hasil hortikultura, yaitu tidak dpat disimpan lama, perlu
tempat lapang (voluminous), mudah rusak (perishable) dalam pengangkutan,
melimpah atau meruah pada suatu musim dan langka pada musim yang lain, dan
15
fluktuasi harganya tajam (Notodimedjo, 1997). Dengan mengetahui manfaat serta
sifat-sifatnya yang khas, dalam pengembangan hortikultura agar dapat berhasil
dengan baik maka diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam terhadap
permasalahan hortikultura tersebut.
Hortikultura adalah komoditas yang akan memiliki masa depan sangat
cerah menilik dari keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya dalam
pemulihan perekonomian Indonesia waktu mendatang. Oleh karenanya kita harus
berani untuk memulai mengembangkannya pada saat ini. Seperti halnya negara-
negara lain yang mengandalkan devisanya dari hasil hortikultura, antara lain
Thailand dengan berbagai komoditas hortikultura yang serba Bangkok, Belanda
dengan bunga tulipnya, Nikaragua dengan pisangnya, bahkan Israel dari gurun
pasirnya kini telah mengekspor apel, jeruk, anggur dan sebagainya.
Pengembangan hortikultura di Indonesia pada umumnya masih dalam
skala perkebunan rakyat yang tumbuh dan dipelihara secara alami dan tradisional,
sedangkan jenis komoditas hortikultura yang diusahakan masih terbatas. Apabila
dilihat dari data selama Pelita V pengembangan hortikultura yang lebih
ditekankan pada peningkatan keragaman komoditas telah menunjukkan
hasil yang cukup menggembirakan, yaitu pada periode 1988 s.d 1992 telah terjadi
peningkatan produktivitas sayuran dari 3,3 ton/ha menjadi 7,7 ton/ha, dan buah-
buahan dari 7,5 ton/ha menjadi 9,9 ton/ha (Kahar, 1994).
Terjadinya peningkatan tersebut dapat dikatakan bahwa petani hortikultura
merupakan petani yang responsif terhadap inovasi teknologi berupa penerapan
teknologi budidaya, penggunaan sarana produksi dan pemakaian benih/bibit yang
bermutu. Tampak disini bahwa komoditas hortikultura memiliki potensi untuk
16
menjadi salah satu pertumbuhan baru di sektor pertanian. Oleh karena itu dimasa
mendatang perlu ditingkatkan lagi penanganannya terutama dalam menyongsong
pasar bebas abad 21.
2.5 Desa Wisata
Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan
fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat
yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Nuryati, 1993). Desa
wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik
khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Kawasan ini, penduduknya masih
memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor
pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut
mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Selain faktor-faktor tersebut, alam dan
lingkungan yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting
dari sebuah kawasan tujuan wisata.
Selain berbagai keunikan, kawasan desa wisata juga harus memiliki
berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai
fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan
kegiatan wisata. Fasilitas-fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh kawasan desa
wisata antara lain adalah sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan juga
akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata menyediakan sarana
penginapan berupa pondok-pondok wisata (home stay) sehingga para pengunjung
pun turut merasakan suasana pedesaan yang masih asli. Desa wisata memiliki
beberapa komponen utama sebagai berikut.
17
1. Akomodasi
Sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit – unit
yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk.
2. Atraksi
Sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit – unit
yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif,
seperti kursus tari, bahasa dan lain sebagainya yang lebih spesifik.
2.6 Penelitian Sebelumnya
Rujukan utama pada penelitian ini adalah motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik yang mengadopsi dari dua penelitian sebelumnya. Pertama, penelitian
diambil dari skripsi I Made Widarta, Program Studi Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Universitas Udayana tahun 2014, dengan judul Motivasi Petani dalam
Membudidayakan Tanaman Pacar Air (impactions balsamina L) (Kasus Subak
Lepud Kawasan Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung).
Variabel yang digunakan pada penelitian tersebut, yaitu sumber motivasi dan
kendala-kendala. Hal yang dijadikan acuan dari penelitian Kasus Subak Lepud
adalah variabel motivasi yang indikatornya berupa sumber motivasi, yaitu
intrinsik dan ekstrinsik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi
intrinsik petani dalam membudidayakan tanaman pacar air di Subak Lepud tinggi
(79,20%) dengan parameter tertinggi berasal dari kebutuhan aktualisasi diri
(94,16%).
Acuan penelitian kedua diambil dari skripsi Henni Br Tarigan, Program
Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana tahun 2011, dengan
18
judul Pengaruh Motivasi terhadap Disiplin Kerja Karyawan pada PT. Aloe Bali di
Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Variabel
yang digunakan pada penelitian tersebut adalah motivasi dan disiplin kerja. Hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa indikator variabel penelitian, yaitu kebutuhan
pokok atau fisiologis masih pada kategori sedang (67,83%).
2.7 Kerangka Konsep Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek intrinsik maupun aspek
ekstrinsik yang memotivasi petani dalam melakukan usahatani hortikultura di
Desa Wisata Candikuning. Petani merupakan pihak utama yang dalam hal ini
terlibat langsung dalam kegiatan usahatani hortikultura. Petani melakukan
usahatani hortikultura untuk memenuhi tujuan yang diinginkan, salah satunya
untuk meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan rumah tangga petani.
Motivasi akan muncul saat seseorang berupaya untuk memenuhi semua
kebutuhan hidupnya. Motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum
terpenuhi, sehingga menyebabkan seseorang bertindak atau berusaha untuk
memenuhi kebutuhannya. Motivasi merupakan salah satu hal yang penting dalam
melakukan usahatani hortikultura. Setiap petani mempunyai sumber motivasi
yang berbeda sebagai pendorong dalam melakukan suatu tindakan, seperti halnya
motivasi petani hortikultura yang hingga kini tetap melanjutkan usahatani
hortikultura di Desa Wisata Candikuning.
Petani berusahatani hortikultura di Desa Wisata Candikuning, karena di
dasari beberapa hal, yaitu permintaan akan produk hortikultura meningkat, adanya
peluang pasar akan produk-produk hortikultura yang dihasilkan, pasar
memerlukan kualifikasi produk hortikultura sehingga dibutuhkan berbagai macam
19
produk hortikultura, serta kemampuan produksi petani yang belum bisa memenuhi
pasar secara keseluruhan. Berdasarkan empat hal tersebut, maka muncul motivasi
petani yang mendorong untuk tetap berusahatani di Desa Wisata Candikuning.
Motivasi tersebut terbagi menjadi dua, yaitu motivasi yang berasal dari dalam
(motivasi intrinsik) dan motivasi yang berasal dari luar (motivasi ekstrinsik).
Motivasi intrinsik pada penelitian ini terdiri dari lima aspek yang merupakan
hirarki kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri.
Sedangkan motivasi ekstrinsik dalam penelitian ini dapat berasal dari wisatawan,
petani lain, penyuluh, pedagang atau pengepul, serta harga.
Pengukuran variabel motivasi dengan indikator-indikator yang disebutkan
akan dianalisis menggunakan analisis kualitatif sehingga akan menghasilkan
sebuah hasil penelitian atau simpulan. Hasil penelitian tersebut nantinya akan
digunakan sebagai acuan untuk membuat rekomendasi yang akan digunakan
kembali dalam mengetahui tingkat motivasi petani dalam berusahatani
hortikultura di Desa Wisata Candikuning.
Secara skematis kerangka konsep penelitian tentang motivasi petani di
Desa Wisata Candikuning dalam berusahatani hortikultura dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
20
Gambar 2.1
Kerangka Konsep Penelitian tentang Motivasi Petani dalam Berusahatani Hortikultura di
Desa Wisata Candikuning Tahun 2015
Analisis Kualitatif
Hasil Penelitian/Simpulan
Rekomendasi
Motivasi Ekstrinsik:
1. Wisatawan
2. Penyuluh pertanian
3. Petani lain
4. Pedagang/Pengepul
5. Harga
Motivasi Intrinsik:
1. Kebutuhan Pokok
2. Kebutuhan Sosial
3. Kebutuhan Akan
Rasa Aman
4. Kebutuhan Akan
Penghargaan
5. Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Motivasi Petani
Usahatani Hortikultura di Desa Wisata Candikuning