53
III. KERANGKA PENELITIAN 3.1. Pemilihan Alat Analisis Menyadari posisi penting prasarana transportasi jalan sebagai ”driving force for economic growth”, maka kebutuhan analisis dampak ekonomi pembangunan jalan secara komprehensif dalam kerangka makro ekonomi sangat diperlukan. Fokus analisis dalam penelitian ini dilakukan di pulau Jawa-Bali dan Sumatera dengan pertimbangan dan latarbelakang bahwa perekonomian pulau Jawa-Bali sudah lebih terintegrasi dengan pulau Sumatera yang saat ini dihubungkan oleh moda transportasi udara dan laut/ selat sunda yang cukup baik. Intensitas dan frekwensi perpindahan arus manusia, barang dan jasa antara kedua pulau tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan misalnya Jawa - Kalimantan atau pulau lain. Berbagai alat analisis makroekonomi dapat digunakan untuk meneliti dampak infrastruktur jalan terhadap perekonomian seperti Ekonometrika, Input- Output (I-O), Social Accounting Matrix (SAM), Computable General Equilibrium (CGE). Berbagai alat analisis memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan alat analisis terutama didasarkan oleh tujuan penelitian serta data yang tersedia. 3.1.1. Input-Output Analisis Input-Output (I-O) sebenarnya telah dikenal sejak jaman Phsyokrat, kemudian dikembangkan secara signifikan pertama sekali oleh Wassily Leontif pada akhir dekade tahun 1930-an. Analisis Input-Output disebut juga dengan inter-industry analysis disebabkan tujuan semula kerangka input-output adalah untuk menganalisis saling ketergantungan antar industri dalam perekonomian. Model Input-Output merupakan alat perencanaan ekonomi yang digunakan untuk menganalisis dampak perekonomian suatu wilayah atau nasional, serta memotret hubungan dan keterkaitan antar sektor dalam perekonomian, misalnya

III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

III. KERANGKA PENELITIAN

3.1. Pemilihan Alat Analisis

Menyadari posisi penting prasarana transportasi jalan sebagai ”driving force

for economic growth”, maka kebutuhan analisis dampak ekonomi pembangunan

jalan secara komprehensif dalam kerangka makro ekonomi sangat diperlukan.

Fokus analisis dalam penelitian ini dilakukan di pulau Jawa-Bali dan Sumatera

dengan pertimbangan dan latarbelakang bahwa perekonomian pulau Jawa-Bali

sudah lebih terintegrasi dengan pulau Sumatera yang saat ini dihubungkan oleh

moda transportasi udara dan laut/ selat sunda yang cukup baik. Intensitas dan

frekwensi perpindahan arus manusia, barang dan jasa antara kedua pulau tersebut

jauh lebih tinggi dibandingkan misalnya Jawa - Kalimantan atau pulau lain.

Berbagai alat analisis makroekonomi dapat digunakan untuk meneliti

dampak infrastruktur jalan terhadap perekonomian seperti Ekonometrika, Input-

Output (I-O), Social Accounting Matrix (SAM), Computable General Equilibrium

(CGE). Berbagai alat analisis memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan alat

analisis terutama didasarkan oleh tujuan penelitian serta data yang tersedia.

3.1.1. Input-Output

Analisis Input-Output (I-O) sebenarnya telah dikenal sejak jaman Phsyokrat,

kemudian dikembangkan secara signifikan pertama sekali oleh Wassily Leontif

pada akhir dekade tahun 1930-an. Analisis Input-Output disebut juga dengan

inter-industry analysis disebabkan tujuan semula kerangka input-output adalah

untuk menganalisis saling ketergantungan antar industri dalam perekonomian.

Model Input-Output merupakan alat perencanaan ekonomi yang digunakan

untuk menganalisis dampak perekonomian suatu wilayah atau nasional, serta

memotret hubungan dan keterkaitan antar sektor dalam perekonomian, misalnya

Page 2: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

61

sektor pertanian dengan sektor industri. Hubungan antar sektor menjadi penting

sejak analisis pembangunan ekonomi berkembang tahun 1950-an tidak hanya

mementingkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mulai meninjau distribusi

pertumbuhan diantara faktor-faktor produksi dan sumber pertumbuhan itu sendiri.

Model Input-Output sebagai model kuantitatif memiliki keterbatasan yaitu:

1. Analisisnya bersifat statis bergantung ketersediaan tabel input-output yang

dipublikasikan.

2. Sektor ekonomi lebih rinci (disaggregate).

3. Model tidak dipengaruhi perubahan harga (elastisitas faktor produksi nol);

4. Tidak ada kendala penawaran (demand driven model).

5. Permintaan input antara dan primer menggunakan fungsi Leontief atau

koefisien input / koefisien teknis konstan (fixed input coefficients), berarti

teknologi yang digunakan sektor produksi dalam proses tidak berubah selama

periode analisis atau proyeksi.

6. Merupakan statistik deskriptif.

7. Digunakan untuk analisis dampak.

Input-output memasukkan fenomena keseimbangan umum dalam analisis

empiris sisi produksi berdasarkan situasi perekonomian (Nazahara, 2005).

Penekanan utama Input-Output adalah sisi produksi sehingga teknologi produksi

menjadi penting, atau teknologi berperan besar adalah teknologi dalam kaitannya

dengan penggunaan input antara (intermediate input).

Tabel Input-Output merupakan uraian statistik berbentuk matrik yang

memberi informasi transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar satuan

kegiatan ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu.

Sektor primer adalah keseluruhan kegiatan yamg mengusahakan sumber daya

alam seperti sektor pertanian dalam arti luas (pertanian, kehutanan), sektor

pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder adalah sektor industri, dan sektor

tersier adalah sektor yang menghasilkan komoditi jasa.

Page 3: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

62

Permintaan Akhir

Permintaan Antara

Komsumsi Rumahtangga TOTAL

PERMINTAAN

Tenaga Kerja

Teknologi

Input Primer Lainnya

Permintaan Akhir lainnya

Gambar 7 : Model Sederhana Prinsip Input-Output

Output yang dihasilkan suatu sektor, katakan sektor i didistribusikan kepada

dua pemakai. Pemakai pertama adalah sektor produksi (lain) yang menggunakan

output tersebut untuk proses produksi lebih lanjut sebagai bahan baku. Output

sektor i yang digunakan sebagai bahan baku disebut input antara (intermediate

input). Pemakai kedua menggunakan output tersebut untuk memenuhi permintaan

akhir (final demand) sehingga disebut pemakai akhir. Pemakai akhir adalah

pelaku ekonomi yang terdiri dari rumahtangga, pemerintah, perusahaan dan luar

negeri. Sebagai contoh bahan bakar minyak oleh rumahtangga tidak digunakan

lagi untuk proses produksi lebih lanjut, sehingga bahan bakar tersebut digunakan

memenuhi final demand dan rumahtangga sebagai pemakai akhir, namun apabila

bahan bakar tersebut digunakan untuk proses produksi lebih lanjut seperti untuk

gilingan padi, maka bahan bakar tersebut berfungsi sebagai intermediate input.

Struktur Input-Output memuat dua neraca yang saling terintegrasi yaitu

neraca endogen dan eksogen, yang digambarkan dalam matrik empat kwadran.

Kwadran pertama menunjukkan arus barang dan jasa yang dihasilkan dan

digunakan masing-masing sektor. Komsumsi barang dan jasa adalah penggunaan

barang untuk diproses kembali sehingga disebut dengan kwadran transaksi

ekonomi yaitu penjualan output antara dan pembelian input antara (intermediate

Page 4: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

63

input). Kwadran ini sangat dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi dalam neraca

eksogen terutama oleh permintaan akhir. Output yang digunakan untuk proses

produksi lanjutan disebut output antara (kode 180). Input antara (kode 210) adalah

penggunaan barang dan jasa oleh suatu sektor dalam proses produksi, yang dapat

berasal dari produksi sendiri maupun produksi sektor lain. Input antara biasanya

barang habis pakai seperti bahan baku, bahan bakar. Input antara mencakup dua

komponen yaitu input yang berasal dari wilayah/negara sendiri dan yang berasal

dari wilayah/ negara lain, namun prakteknya sulit memisahkan keduanya.

Kwadran kedua adalah permintaan akhir (final demand) yang terdiri dari

komsumsi rumahtangga, komsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap

(investasi), perubahan stok dan ekpor-impor. Penggunaan dan komsumsi barang

dan jasa bukan untuk proses produksi. Pengeluaran komsumsi rumahtangga (kode

301) mencakup pembelian barang dan jasa oleh rumahtangga dan lembaga swasta

nirlaba (private non profit institution), termasuk barang-barang tahan lama

(durable goods) seperti perlengkapan rumahtangga dan kendaraan bermotor.

Bangunan tempat tinggal tidak termasuk karena dianggap sebagai pembentukan

modal di sektor persewaan bangunan. Data dasar berasal dari SUSENAS,

berdasarkan survei dihitung komsumsi perkapita terhadap berbagai barang dan

jasa, sedang total komsumsi diperoleh dari jumlah penduduk tahun sebelumnya.

Pengeluaran komsumsi pemerintah (kode 302) mencakup pembelian barang

dan jasa oleh pemerintah meliputi pengeluaran pemerintah pusat dan daerah yang

bersifat rutin (current expenditure) termasuk gaji (belanja) pegawai kecuali yang

sifatnya pembentukan modal. Data pengeluaran rutin pemerintah pusat diperoleh

dari Kementerian Keuangan dan pengeluaran untuk mesin-mesin dan alat

perlengkapan bersumber dari BPS, statistik industri dari survei industri.

Page 5: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

64

Pembentukan modal tetap (fixed capital formation) (kode 303) mencakup

pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan atau pembelian barang-barang modal

dari dalam negeri maupun impor, terdiri atas bangunan konstruksi, mesin dan

peralatan, kendaraan dan barang modal lainnya. Perubahan stok (increased in

stock) (kode 304) sebenarnya merupakan pembentukan modal tidak tetap yang

diperoleh dari selisih antara nilai stok akhir tahun dikurangi dengan stok awal

tahun sebagai awal periode perhitungan. Data diperoleh dari proses rekonsiliasi

yaitu suatu nilai selisih antara alokasi penggunaan output dengan jumlah

penyediaannya. Stok adalah hasil produksi yang belum sempat dijual perusahaan

atau bahan-bahan yang belum sempat digunakan oleh konsumen.

Ekspor dan impor (kode 305 dan 409) adalah transaksi barang dan jasa

antara penduduk suatu wilayah dengan wilayah lain. Aspek penting yaitu

transaksi ekonomi dan penduduk. Transaksi ekonomi mencakup transaksi barang,

jasa pengangkutan, jasa parawisata, jasa asuransi, jasa komunikasi dan transaksi

komoditas lainnya. Penduduk mencakup badan pemerintah pusat dan daerah,

perorangan, perusahaan dan lembaga keuangan lain. Guna mendapat nilai ekspor

dan impor dipakai data statistik perdagangan luar negeri dari BPS. Berdasarkan

data ekspor dan impor diketahui terjadinya surplus ataupun defisit perdagangan.

Kwadran ketiga adalah input primer (tenaga kerja dan modal) yang disebut

sebagai nilai tambah (value added) merupakan semua balas jasa pada faktor

produksi yang berperan dalam proses produksi, mencakup upah dan gaji tenaga

kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini

merupakan input primer bagi sektor-sektor produksi yang bukan bagian dari

output suatu sektor poduksi seperti pada kwadran pertama dan kedua. Upah dan

gaji merupakan balas jasa kepada buruh dan karyawan baik dalam bentuk uang

Page 6: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

65

maupun barang, namun masih dalam bentuk bruto atau sebelum dipotong pajak.

Surplus usaha mencakup sewa properti, bunga netto dan keuntungan perusahaan.

Keuntungan perusahaan masih dalam bentuk bruto yaitu sebelum pembagian

dividen kepada para pemegang saham dan dipotong pajak perusahaan. Penyusutan

(comsumption of fixed capital) merupakan sebagian keuntungan perusahaan yang

disisihkan untuk pengganti barang modal yang habis dipakai atau penurunan nilai

barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi. Pajak tidak langsung

adalah pajak yang dikenakan pemerintah pada setiap transaksi penjualan oleh

perusahaan seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Kwadran keempat adalah input primer yang langsung didistribusikan ke

sektor permintaan akhir. Dalam tabel Input-Output, kwadran pertama merupakan

variabel endogen sedangkan kwadran kedua, ketiga, dan keempat adalah variabel

eksogen, tabel sederhana input-output tiga sektor dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tabel Input-Output Tiga Sektor

Output Sektor Produksi Permintaan Akhir

Total Output Input 1 2 3

1 Z11 Z12 Z13 Y1 X1

2 Z21 Z22 Z23 Y2 X2

3 Z31 Z32 Z33 Y3 X3

Input Primer V V1 V2 V3

Total Input X X1 X2 X3

Matrik Z terletak pada kwadran I adalah matrik transaksi input antara, dan

Matrik Y pada kwadran II adalah permintaan akhir, terdiri dari permintaan untuk

komsumsi rumahtangga (C), pemerintah (G), Investasi (I), dan ekspor (X). Matrik

V sebagai kwadran III adalah matrik input primer, terdiri dari upah/gaji (W),

surplus usaha (S), penyusutan (D), dan pajak tidak langsung/ minus subsidi (T).

Page 7: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

66

Dalam model Input-Output pengaruh interaksi ekonomi dikelompokkan

dalam tiga jenis yaitu pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh

total. Pengaruh langsung (direct effect) adalah pengaruh yang langsung dirasakan

oleh suatu sektor yang outputnya digunakan sebagai input dari suatu sektor

produksi, misalkan kenaikan produksi daun teh akan menyebabkan bertambahnya

permintaan input pupuk yang merupakan input langsung dalam produksi daun teh.

Pengaruh tidak langsung (indirect effect) adalah pengaruh tidak langsung yang

dirasakan suatu sektor yang outputnya tidak digunakan sebagai input dari sektor

produksi yang bersangkutan, misalnya kenaikan produksi daun teh juga

menyebabkan kenaikan permintaan jasa transportasi untuk pengangkutan hasil

produksi. Pengaruh total (total effect) merupakan keseluruhan pengaruh dalam

perekonomian, yaitu penjumlahan dampak langsung dan tidak langsung

Dalam anatomi tabel Input-Output, matrik koefisien input atau koefisien

teknis yaitu perbandingan input antara dengan total output, memegang peranan

yang sangat penting, karena dari matrik tersebut berbagai analisis Input-Output

dapat dilakukan seperti keterkaitan kebelakang (backward linkage), keterkaitan

kedepan (forward linkage) dan pengganda (multiplier). Matrik koefisien input

disusun dari matrik transaksi ekonomi yang diperoleh melalui survei, seperti

survei rumahtangga, survei tenaga kerja, survei industri, survei pasar, survei

produksi, survei perdagangan dan sebagainya. Penyusunan matrik transaksi

ekonomi tidak dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini menjadi latar belakang

tabel Input-Output dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik dalam interval waktu

yang relatif lama yaitu setiap lima tahunan.

Salah satu tahapan penting dalam penyusunan tabel Input-Output adalah

penyusunan klasifikasi sektor ekonomi yang dapat dibagi atas sektor pertanian,

Page 8: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

67

pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik dan air minum,

bangunan/ konstruksi, perdagangan, restoran dan perhotelan, pengangkutan dan

komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, jasa-jasa, dan permintaan akhir.

Pada dasarnya selalu terdapat saling ketergantungan perekonomian antar

satu wilayah ke wilayah lain, sehingga analisis model Input-Output juga akan

berdampak ke wilayah lain. Untuk menangkap dampak yang terjadi ke wilayah

lain, dikembangkanlah model Input-Output antar wilayah (Inter-regional Input-

Output) yang sering disebut dengan IRIO. Model ini diajukan pertama sekali oleh

Walter Isard tahun 1951 sehingga dikenal dengan nama model Isard.

3.1.2. Social Accounting Matrix

Kesejahteraan ekonomi yang diperoleh melalui pertumbuhan (growth) tidak

lagi memadai. Todaro (2000) menyatakan bahwa pertumbuhan yang tinggi tidak

selalu dapat diikuti oleh pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, sehingga

diperlukan pertumbuhan ekonomi yang lebih berorientasi kepada pemerataan

(gowth with equity). Pembangunan yang berorientasi kepada pemerataan

kesejahteraan membutuhkan analisis yang komprehensif mengenai hubungan

keseimbangan umum yang terkait aspek pendapatan dan distribusi pendapatan

(income distribution) serta tenaga kerja (employment). Untuk menangkap dampak

ekonomi dan sosial seperti pendapatan rumahtangga dan ketenagakerjaan, maka

digunakan Social Accounting Matrix (SAM) sebagai perluasan neraca Input-

Output (Adelman and Robinson, 1986). Keterkaitan antar sektor dan antar pelaku

ekonomi dalam analisis Input-Output tetap berlaku dalam kerangka SAM.

Model Input-Output hanya menguraikan arus transaksi ekonomi dari sektor

produksi ke faktor produksi, pemerintah, rumahtangga, perusahaan, dan luar

negeri. Dalam kerangka SAM, pada transaksi ekonomi dapat dilakukan

Page 9: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

68

disagregasi (dirinci) pada sektor produksi, faktor produksi, institusi dan beberapa

variabel makro ekonomi lainnya seperti modal, pajak, subsidi, ekspor, impor, dan

sebagainya. Dengan demikian SAM mampu menggambarkan seluruh transaksi

sektoral dan institusi secara utuh dalam sebuah neraca, seperti transaksi antar

rumahtangga serta transfer pemerintah dari dan ke rumahtangga. SAM juga dapat

mengambarkan arus distribusi dan redistribusi pendapatan. Penggunaan SAM

sebagai alat bantu analisis kebijakan (policy analysis) memiliki keterbatasan yaitu

hanya dapat mengukur parameter ekonomi pada suatu waktu tertentu, biasa dalam

setahun dan tidak dapat menganalisis dampak perubahan pada waktu ke waktu.

3.1.3. Computable General Equilibrium

Para ahli menyadari bahwa dalam suatu perekonomian, terdapat berbagai

macam pasar yang saling terkait (interdependency), sehingga perubahan pada

suatu pasar akan mempengaruhi pasar lainnya. Keseimbangan umun terjadi bila

permintaan dan penawaran setiap pasar berada pada kondisi keseimbangan. Model

ekonomi yang menggambarkan perekonomian dimana semua pasarnya dalam

kondisi seimbang disebut pendekatan komputasi keseimbangan umum atau

Computable General Equilibrium (CGE).

Model CGE digunakan untuk menganalisis dampak kebijakan yang sifatnya

economy-wide secara kuantitatif, yaitu dampak yang sangat dipengaruhi oleh

keterkaitan antar pasar dan antar sektor dalam ekonomi (Kenneth, 2005),

Kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan pajak, hambatan perdagangan,

perubahan pengeluaran Pemerintah, harga komoditas, teknologi dan kebijakan di

bidang lingkungan. Model CGE masih menggunakan Input-Output dan SAM

sebagai basis data, yaitu dalam Input-Output terkandung matrik Input-Output

sedangkan dalam matrik SAM terkandung matrik transaksi antara rumahtangga

Page 10: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

69

dan tranfer pemerintah dari dan ke rumahtangga. Walaupun pengembangan SAM

dan CGE masing-masing terjadi secara independent, namun keduanya memiliki

hubungan yang sangat erat, disebabkan sumber data utama dalam penyusunan

CGE berasal dari SAM (Melo, 1998). Keseimbangan umum terjadi bila

perekonomian berada pada kondisi Pasar Persaingan Sempurna (PPS), dan tidak

ada skala pengembalian yang meningkat (increasing return to scale).

Keseimbangan umum dalam struktur pasar persaingan sempurna menjamin

tercapainya kondisi efisiensi pareto (pareto efficient) yaitu kondisi dimana satu

pihak tidak dapat meningkatkan kepuasannya tanpa mengurangi kepuasan pihak

lain. Dengan kata lain pareto optimum adalah suatu kondisi dimana tidak mungkin

membuat salah seorang menjadi lebih baik (better off) tanpa membuat orang lain

menjadi lebih buruk (worst off). Dalam implementasinya, CGE memiliki

keterbatasan yang membutuhkan input data lebih luas dan komplit.

Berdasarkan ulasan mengenai alat analisis diatas, dan mengacu kepada

tujuan penulisan yang bermaksud menganalisis dampak terhadap perekonomian

dan sosial (termasuk rumahtangga) pada dua pulau utama di Indonesia dengan

pemberian dana penanganan prasarana jalan pada suatu waktu atau tahun

anggaran tertentu, maka alat analisisis yang lebih tepat digunakan adalah Inter-

regional Social Accounting Matrix Jawa-Sumatera yang selanjutnya disingkat

dengan IRSAMJASUM. Disebabkan IRSAMJASUM berasal dari ekstraksi dan

perluasan tabel Inter Regional Input–Output (IRIO) tahun 2005, yang di

perbaharui ke tahun 2007, maka selanjutnya disebut dengan IRSAMJASUM

2007.

3.2. Kerangka Dasar Social Accounting Matrix

Pembangunan dan peningkatan prasarana transportasi bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan jalan yang akan mereduksi biaya operasional

Page 11: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

70

kenderaan (BOK) bagi pengguna (user) pribadi maupun industri, dan melalui

hubungan antar sektor akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara agregat

yang terkait dengan distribusi pendapatan (income distribution) dan lapangan

kerja (employment). Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) atau yang lebih

dikenal dengan Social Accounting Matrix (SAM) memperlihatkan keterkaitan

ketiga parameter tersebut dan mampu menganalisis arus distribusi dan redistribusi

pendapatan maupun komsumsi antar kelompok rumahtangga, yang tidak

ditemukan dalam model Input-Output.

SAM adalah stuatu kerangka data atau model yang merangkum berbagai

variabel sosial-ekonomi secara komprehensif dan terintegrasi sehingga dapat

menyajikan gambaran umum perekonomian suatu negara atau wilayah pada

waktu tertentu (Pyatt, 1988). Salah satu tujuan penyusunan SAM adalah

memperluas gambaran sistem pendapatan nasonal atau System of National

Account (SNA) melalui penggabungan SNA dengan data distribusi pendapatan.

SAM menyajikan suatu metode yang dapat mengubah SNA dari statistik produksi

menjadi statistik pendapatan, sehingga SAM lebih fokus pada analisis mengenai

tingkat kesejahteraan kelompok sosial ekonomi yang berbeda.

Struktur SAM berbentuk matrik bujursangkar yang menggambarkan arus

moneter dari berbagai transaksi ekonomi, terdiri dari baris (lajur kesamping) yang

menunjukkan transaksi penerimaan (receipt) dan kolom (lajur kebawah) yang

menunjukkan transaksi pengeluaran (expenditure). Total penerimaan harus sama

dengan total pengeluaran atau total nilai transaksi baris dan kolom harus sama

agar syarat keseimbangan terpenuhi. Sumber data penyusunan SAM terutama dari

tabel Input-Output, statisik pendapatan nasional, dan statisttik pendapatan dan

pengeluaran rumahtangga. SAM jauh lebih lengkap dari tabel I-O yang hanya

Page 12: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

71

dapat merekam transaksi ekonomi tanpa menunjukkan latar belakang sosial dari

pelaku transaksi tersebut, sementara SAM melakukan klasifikasi berbagai institusi

berdasarkan latar belakang sosial ekonomi pada suatu perekonomian.

Model SAM merupakan perluasan Input-Output sehingga dapat memotret

lingkup yang lebih luas dan terperinci (Sadoulet and de Janvry, 1995). Pada model

Input-Output yang dipaparkan adalah arus transaksi ekonomi dari sektor produksi

ke faktor produksi, rumahtangga, pemerintah, perusahaan dan luar negeri. Dalam

SAM hal tersebut bisa didisagregasi lebih rinci, misalnya rumahtangga dibagi

berdasarkan tingkat pendapatan atau kombinasi tingkat pendapatan dengan lokasi

pemukiman. SAM juga menjelaskan arus distribusi pendapatan, dan memasukkan

beberapa variabel makroekonomi seperti pajak, subsidi, modal dan sebagainya,

sehingga SAM dapat menggambarkan seluruh transaksi makroekonomi, sektoral

dan institusi secara utuh dan lengkap dalam sebuah neraca.

SAM sebagai kerangka data sosial ekonomi mampu menjelaskan mengenai:

1. Kinerja pembangunan ekonomi suatu negara, seperti distribusi Produk

Domestik Bruto (PDB), komsumsi, tabungan dan sebagainya.

2. Distribusi pendapatan faktorial, yaitu distribusi pendapatan yang dirinci

menurut faktor-faktor produksi (tenaga kerja dan modal).

3. Distribusi pendapatan rumahtangga dan distribusi tenagakerja menurut sektor,

termasuk distribusi pendapatan tenagakerja yang diperoleh sebagai

kompensasi keikutsertaannya dalam proses produksi.

SAM juga digunakan sebagai dasar penyusunan model ekonomi lanjutan seperti

analisis parsial (partial equilibrium) dan analisis keseimbangan umum (general

equilibrium) dalam rangka analisis kebijakan (policy analysis).

Page 13: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

72

Selain memiliki banyak keunggulan dibanding model I-O, Model SAM juga

memiliki sejumlah keterbatasan pada asumsi-asumsi yang mendasarinya, yaitu :

(1) semua produk yang dihasilkan setiap sektor habis dikonsumsi, (2) hubungan

Input-Output dalam kegiatan produksi bersifat linier sesuai model Leontif atau

constant return to scale, (3) tidak dimungkinkan substitusi antara faktor produksi

yang digunakan, (4) suatu kelompok produk tidak dihasilkan bersama-sama oleh

dua perusahaan atau lebih, (5) harga konstan (tidak dipengaruhi perubahan harga),

(6) tidak ada eksternalitas negatif, dan (7) perekonomian keadaan keseimbangan.

Sumber : Badan Pusat Statistik (2007)

Gambar 8. Diagram Modular Social Accounting Matrix

SAM memiliki beberapa karakteristik yaitu: (1) bersifat modular (Gambar

8) yang dapat menghubungkan variabel sosial dan ekonomi di dalam maupun

antara berbagai sub-sistem satu sama lain secara terpadu, (2) memiliki sistem

klasifikasi yang konsisten karena menjamin keseimbangan setiap neraca di

dalamnya, dan (3) memiliki kerangka data yang komprehensif dan terintegrasi

karena mencakup berbagai data ekonomi dan sosial dalam suatu kerangka data

secara lengkap.

Komsumsi Pemerintah

Pengeluaran Rumahtangga

Permintaan Akhir Investasi Distribusi

Pendapatan Rumahtangga

Pemerintah Ekspor, Impor dan Neraca

Pembayaran

PDB dan Distribusi Pendapatan

Kebutuhan Dasar

Kegiatan Produksi

Page 14: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

73

Kerangka dasar SAM Indonesia memiliki empat blok neraca utama yaitu:

(1) blok neraca faktor produksi, (2) blok neraca institusi, (3) blok neraca sektor

(aktivitas) produksi, dan (4) neraca eksogen, yang terdiri dari neraca modal dan

rest of the world (Daryanto, 2001). Ketiga neraca pertama disebut neraca endogen

(endogeneous). Bentuk kerangka dasar SAM adalah matrik bujur sangkar 4 x 4

berbasis neraca pelaku ekonomi dengan masing-masing elemen matrik terdiri dari

sub-matrik (sub-sistem). Pada masing-masing neraca, baris menunjukkan

transaksi penerimaan (income) dan kolom menggambarkan transaksi pengeluaran

(expenditure). Setiap neraca terdiri dari satu baris dan satu kolom, yang memiliki

nomor kode yang sama, yang menunjukkan jenis transaksi yang sama (Tabel 6).

Tabel 6. Kerangka Dasar Struktur Social Accounting Matrix

Pengeluaran Penerimaan

Neraca Endogen Neraca Eksogen Jumlah

Faktor Produksi Institusi Sektor Produksi

1 2 3 4 5

Neraca Endogen

Faktor Produksi 1 0 0

TAlokasi nilai tambah ke

faktor produksi

13 XPendapatan

faktor produksi dari luar negeri

1 YDistribusi

pendapatan faktorial

1

Institusi 2

TAlokasi

pendapatan faktor produksi

ke institusi

21 TTransfer antar

institusi

22 0

XTransfer dari luar

negeri

2 YDistribusi

pendapatan institusi

2

Sektor Produksi 3 0

TPenerimaan

akhir domestik

32 T33Penerimaan

antara

XEkspor dan investasi

3 YTotal output

menurut sektor produksi

3

Neraca Eksogen 4

LAlokasi

pendapatan faktor produksi ke luar negeri

1 LTabungan

pemerintah, swasta dan

rumahtangga

2 L3Impor dan pajak tak langsung

R Transfer dan

neraca lainnya

YTotal

penerimaan neraca lainnya

4

Jumlah 5 Y’

Distribusi pengeluaran

faktor produksi

1 Y’Distribusi

pengeluaran institusi

2 Y’Total input

3 Y’Total

pengeluaran lainnya

4

Pertemuan antara sisi baris dan sisi kolom pada satu sel menunjukkan bahwa

penerimaan di satu sisi merupakan pengeluaran pada sisi yang lain, atau

Page 15: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

74

sebaliknya. Struktur penerimaan maupun pengeluaran sesuai fungsinya dibedakan

atas variabel endogen dan eksogen. Perbedaan ini dimaksudkan untuk mengukur

pengaruh sebab akibat transaksi (dampak multiplier) dalam analisis. Tidak semua

sel dalam SAM Indonesia memiliki nilai transaksi, misalnya T11 dan T12 memiliki

nilai transaksi sama dengan nol, artinya dalam SAM Indonesia faktor produksi

tidak menerima pendapatan dari faktor produksi (T11) dan institusi (T12

Mengingat SAM adalah perluasan model Input-Output, maka ketersediaan

data Input-Output sangat penting, misalnya sel matrik transaksi input antara pada

tabel Input-output dapat dimasukkan dalam matrik SAM untuk baris dan kolom

neraca sektor produksi (T

).

33), pengeluaran komsumsi rumahtangga dan pemerintah

(pengeluaran rutin) yang ada pada sisi permintaan akhir tabel Input-Output dapat

dimasukkan dalam sel matrik transaksi T32

Thorbecke (2001), dalam perkembangannya membagi SAM menjadi 6 tipe

neraca, dengan menambahkan neraca komoditas dan kapital sehingga menjadi

neraca sektor (aktivitas) produksi, neraca faktor produksi (modal dan

tenagakerja), neraca institusi domestik (rumahtangga, perusahaan dan

pemerintah), neraca komoditas, neraca modal (kapital), dan neraca rest of the

world. Kelima neraca pertama merupakan neraca endogen, sedangkan neraca ke

enam adalah eksogen.

. Demikian pula pengeluaran investasi

dan ekspor pada permintaan akhir tabel Input-Output dapat dimasukkan semua

nilainya pada baris neraca sektor produksi dan kolom neraca eksogen.

Neraca faktor produksi terdiri dari tenagakerja (labor force) dan modal.

Aspek tenagakerja merupakan point penting dalam analisis SAM karena terkait

langsung dengan ketersediaan lapangan pekerjaan (employment). Tenagakerja

dapat dibagi atas dua klasifikasi yaitu tenagakerja dibayar (paid workers), dan

Page 16: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

75

tenagakerja tidak dibayar (unpaid workers). Tenagakerja yang dibayar adalah

tenagakerja yang memperoleh gaji/ upah sebagai balas jasa, misalnya buruh atau

karyawan, sedangkan tenagakerja tidak dibayar adalah tenagakerja yang tidak

memperoleh upah dan gaji sebagai balas jasanya, namun balas jasanya dinilai

dalam bentuk imputasi upah dan gaji (imputed wages and salaries), contohnya

pekerja keluarga (unpaid family workers).

Menurut Saptutyningsih (2005), saat krisis ekonomi Indonesia kontraksi

sektor industri paling berpengaruh pada tenagakerja produksi, operator alat

angkutan, dan buruh kasar di kota. Hal ini dimungkinkan karena sektor industri

banyak dilaksanakan oleh tenagakerja produksi dan manual yang menerima gaji

upah di kota, namun tenaga kerja pertanian di desa juga cukup terpengaruh.

Data upah dan gaji tenagakerja tidak dibayar dapat diperoleh dari hasil

survei upah oleh BPS. Sedangkan imputasi upah dan gaji tidak dibayar

diasumsikan sama dengan upah dan gaji tenagakerja dibayar untuk klasifikasi

tenagakerja dan lapangan usaha yang sama. Total upah dan gaji untuk tenagakerja

yang dibayar pada SAM, harus sama dengan total upah dan gaji pada tabel Input-

Output. Apabila hasilnya tidak sama, maka total upah dan gaji tenagakerja yang

dibayar harus disesuaikan dengan tabel Input-Output. Demikian juga total upah

dan gaji pada tenagakerja yang dibayar pada SAM harus lebih kecil dari total

surplus usaha pada tabel Input-Output, karena total surplus usaha mencakup

penyusutan, pajak tidak langsung, dan balas jasa tenagakerja yang tidak dibayar.

Faktor modal/ kapital dibagi dua bagian yaitu modal swasta dalam negeri

dan modal pemerintah dan asing. Dalam faktor modal termasuk keuntungan

(termasuk pajak langsung), bunga modal, sewa tanah, imputasi sewa rumah dan

pendapatan kepemilikan lainnya (setelah dikurangi imputasi upah dan gaji).

Page 17: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

76

Sebagai balas jasa dari pemakaian modal, dapat diperoleh dari table Input-Output.

Faktor produksi modal diderivasi kedalam sektor-sektor produksi.

Neraca faktor produksi yang dibaca secara baris menunjukkan penerimaan

yang berasal dari upah dan sewa, serta pendapatan remmitance dan pendapatan

modal. Namun apabila dibaca secara kolom menunjukkan revenue yang

didistribusikan ke rumahtangga sebagai pendapatan tenaga kerja, distribusi ke

perusahaan dan keuntungan yang bukan dari perusahaan, serta keuntungan

perusahaan setelah dikurangi pembayaran pemerintah.

Sub matrik T13 yang berada pada baris faktor produksi dan kolom sektor

produksi adalah alokasi nilai tambah (value added) pada tabel I-O yang dibayar

sektor produksi kepada faktor produksi sebagai balas jasa penggunaan faktor

produksi, misalnya upah dan gaji sebagai balas jasa tenagakerja, dan keuntungan,

dividen, bunga, sewa tanah sebagai balas jasa kapital (modal). Sub matrik X1

merupakan pendapatan faktor produksi yang diterima dari luar negeri.

Penggabungan kedua sumber pendapatan tersebut (X1 + T13

Kinerja perekonomian nasional dapat ditunjukkan dari misalnya nilai

tambah (value added) yang ditimbulkan oleh berbagai sektor ekonomi (sub matrik

) merupakan

pendapatan faktorial total yang diperoleh rumahtangga suatu wilayah/negara.

) yang memberi gambaran besarnya PDB atas dasar harga (biaya) faktor (PDB

at factor cost) pada tahun tertentu. Komponen ini merupakan pendapatan yang

dibayarkan sebagai balas jasa faktor produksi terhadap pemilik faktor produksi

yaitu rumahtangga. Apabila ditambah dengan pajak tidak langsung (netto) akan

menghasilkan PDB atas dasar harga pasar.

Blok neraca institusi dibagi menjadi rumahtangga, perusahaan dan

pemerintah. Ketiganya merupakan pelaku-pelaku utama perekonomian, dan

Page 18: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

77

merupakan pemakai akhir (end user) dari suatu output produksi. Pelaku ekonomi

pertama yaitu rumahtangga mendapatkan penerimaan yang bersumber dari: (1)

pendapatan tenaga kerja berupa upah dan gaji yang merupakan balas jasa

(termasuk imputasi tenaga kerja yang tidak dibayar, pekerja keluarga, dan lain

sebagainya), (2) pendapatan kapital seperti sewa rumah yang merupakan balas

jasa dari kapital yang diterima rumahtangga, dan (3) penerimaan transfer dari

rumahtangga lain, perusahaan, pemerintah dan luar negeri. Selanjutnya

rumahtangga menggunakan pendapatan sebagai pengeluaran untuk kebutuhan: (1)

komsumsi akhir barang dan jasa, (2) pembayaran pajak langsung, (3) pembayaran

transfer ke rumahtangga, perusahaan dan luar negeri, dan (4) tabungan (saving)

yang dimasukkan ke dalam neraca modal.

Rumahtangga memiliki kebutuhan dasar yang dipenuhi melalui komsumsi

barang dan jasa. Permintaan komoditas yang dibutuhkan tersebut dipenuhi melalui

proses produksi. Proses produksi barang dan jasa dilakukan karena partisipasi

faktor-faktor produksi yang sebagian besar dimiliki rumahtangga. Jadi permintaan

barang dan jasa menyebabkan terjadinya proses produksi yang selanjutnya

menciptakan pendapatan pemilik faktor produksi. Dari sini dapat diperkirakan

distribusi pendapatan kelompok rumahtangga sebagai pemilik faktor produksi.

Nilai tambah (pendapatan) yang diperoleh faktor produksi karena

partisipasinya dalam proses produksi (setelah dikoreksi terhadap penyusutan,

pajak, subdidi, dan pembayaran transfer) berhubungan dengan pendapatan

rumahtangga. Ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan dapat dianalisis dari

pola distribusi ini atau pola komsumsinya.

Krisis ekonomi Indonesia menyebabkan kesenjangan distribusi pendapatan

antar golongan rumahtangga yang semakin melebar. Berdasarkan distribusi

Page 19: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

78

pendapatan yang diukur dari perbandingan rata-rata pendapatan disposabel

perkapita tahun 1975 sampai 1995 menunjukkan rumahtangga dengan pendapatan

per kapita terendah adalah rumahtangga buruh tani dan pendapatan tertinggi

adalah rumahtangga non-pertanian golongan atas di kota (Abimanyu, 1999)

Rumahtangga merupakan fokus utama dalam analisis model SAM. Kinerja

ekonomi dapat diukur dari distribusi dan redistribusi pendapatan, komsumsi

rumahtangga serta pemerataan pendapatan sebagai salah satu indikator

kesejahteraan masyarakat. Unsur-unsur dalam kelompok rumahtangga di-

disagregasi kedalam kelompok-kelompok sosial ekonomi yang saling berbeda

tingkatannya menurut karakteristik ekonomi, sosial maupun sifat demografisnya.

Klasifikasi rumahtangga yang umum di Indonesia didasarkan status pekerjaan

kepala keluarga, terdiri dari 2 kategori utama yaitu kategori rumahtangga

pedesaan (rural) dan kategori rumah tangga perkotaan (urban), dimana masing-

masing kategori terdiri dari beberapa kelompok rumahtangga yang dibagi 8

kelompok untuk kedua kategori, masing-masing 5 kelompok rumahtangga

pedesaan dan 3 kelompok rumahtangga perkotaan.

Distribusi pendapatan rumahtangga ditunjukkan pada baris kedua kerangka

SAM. Sub matrik T21 adalah alokasi pendapatan faktor produksi yang dibayar

oleh sektor produksi lalu diterima berbagai institusi diantaranya rumahtangga.

Redistribusi pendapatan faktor produksi ke pihak lain (submatrik T22) ditunjukkan

melalui lalu lintas transfer antar institusi, misalnya subsidi dari pemerintah ke

rumahtangga, pembayaran transfer dari rumahtangga ke rumahtangga lain. Sub

matrik X2 adalah penerimaan ketiga institusi dari luar negeri. Penggabungan

ketiga sub matrik T21, T22 dan X2 merupakan penerimaan rumahtangga yang

berasal dari proses distribusi dan redistribusi pendapatan faktorial (Y2).

Page 20: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

79

Pola pengeluaran rumahtangga dilihat pada kolom masing-masing golongan

rumah tangga. Struktur pengeluaran rumahtangga dapat dilihat berdasarkan jenis

komoditas, baik domestik maupun impor. Selain itu dapat juga diketahui besarnya

tabungan yang merupakan selisih total penerimaan dengan total pegeluaran rumah

tangga menurut golongan masing-masing. Perusahaan sebagai pelaku ekonomi

kedua memperoleh penerimaan utama berasal dari surplus kegiatan usaha atau

keuntungan usaha dan sebagian dari transfer, sementara pengeluarannya berupa

pembayaran pajak dan transfer atau disebut juga dengan investasi.

Pelaku ekonomi ketiga yaitu pemerintah memperoleh penerimaan yang

bersumber dari pajak dan transfer pendapatan dari luar negeri. Sementara

pengeluaran pemerintah dapat dikategorikan sebagai pengeluaran komsumsi

barang dan jasa, pengeluaran investasi pemerintah dan subsidi, transfer ke

rumahtangga dan perumahan, dan sebagian juga berupa saving. Pelaku ekonomi

terakhir adalah luar negeri dengan permintaan akhir adalah ekspor.

Neraca sektor produksi merupakan neraca yang menggambarkan transaksi

pembelian bahan mentah, barang-barang antara, dan sewa untuk memproduksi

suatu komoditi. Apabila dibaca secara kolom, semua transaksi tersebut merupakan

pengeluaran yang meliputi permintaan antara, upah, sewa, dan value added dari

pajak, sementara pada baris semua transaksi sebagai penerimaan yang bersumber

dari penjualan domestik dan subsidi ekspor.

Output yang di produksi suatu sektor di distribusikan kepada dua kategori

pemakai. Pemakai pertama adalah yang menggunakan output tersebut untuk

proses produksi lebih lanjut. Output tersebut digunakan sebagai bahan baku yang

disebut sebagai input antara yang berasal dari sektor produksi lain. Pemakai kedua

adalah yang menggunakan output untuk memenuhi permintaan akhir.

Page 21: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

80

Neraca modal dari sisi penerimaan (baris) berupa pemasukan dalam bentuk

tabungan rumahtangga, swasta dan pemerintah, sedangkan dari sisi pengeluaran

(kolom) pada neraca komoditi berupa investasi. Transaksi antara domestik dengan

luar negeri (rest of the world/ROW) dicatat dalam neraca terakhir. Penerimaan

yang berhubungan dengan luar negeri dalam perekonomian domestik diperoleh

dari ekspor, transfer pendapatan institusi dari luar negeri (rumahtangga dan

perusahaan), transfer pendapatan dari faktor-faktor produksi, dan pemasukan

modal dari luar negeri, sedangkan pengeluarannya berupa impor, pembayaran

faktor-faktor produksi dan transfer ke luar negeri.

Struktur SAM dibangun dengan data yang umumnya diperoleh dari BPS

disagregasi pada neraca yang berbeda, dibutuhkan tiga kumpulan data yaitu:

1. Neraca aktifitas dan komoditi, dapat diambil dari tabel transaksi Input-Output.

2. Disagregasi value added dari pendapatan tenagakerja dan keuntungan

perusahaan, diperoleh dari survei tenagakerja dan sensus sektoral. Hal yang

agak rumit adalah saat mengukur sektor-sektor aktifitas yang informal, yang

sebenarnya dapat di identifikasikan melalui survei industri.

3. Penentuan pendapatan dan pengeluaran institusi perusahaan dan rumahtangga.

Pekerjaan ini paling rumit dalam membangun struktur SAM. Pada sisi

pengeluaran, dapat diperoleh melalui survei konsumsi, pajak yang tersedia

pada anggaran belanja negara. Namun dari sisi penerimaan harus dilakukan

survei rumahtangga. Apabila tidak tersedia, digunakan data survei

pengeluaran keluarga, atau distribusi pendapatan penduduk kota dan desa,

atau survei angkatan kerja, dengan ketentuan survei tersebut memasukkan

karakteristik anggota rumahtangga. Penerimaan dan pengeluaran perusahaan

secara agregat diperoleh dari dokumen neraca nasional. Transfer antara

Page 22: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

81

pemerintah dan perusahaan, tersedia di statistik pemerintahan. kumpulan data

lainnya sebagian besar diperoleh pada Badan Pusat Statistik.

3.3. Kerangka Inter-regional Social Accounting Matrix

Perekonomian suatu wilayah akan berdampak kepada wilayah lain sebagai

limpahan (spill-over effect). Berdasarkan spill-over effect tersebut, Inter-regional

Social Accounting Matrix (IRSAM) dikembangkan untuk menangkap kaitan

perekonomian antar wilayah dan memberikan tambahan informasi arus barang

inter-regional, distribusi pendapatan inter-regional.

IRSAM merupakan suatu model yang dapat memotret seluruh neraca

perekonomian, endogen maupun eksogen, baik intra maupun inter-regional.

Model IRSAM mampu: (1) menganalisis keterkaitan aktivitas produksi, distribusi

pendapatan, komsumsi barang dan jasa, tabungan dan investasi serta perdagangan

luar negeri, (2) menyajikan suatu kerangka kerja yang dapat menyatukan seluruh

data perekonomian regional, (3) menghitung dampak ekonomi regional dan

menerangkan pengaruh suatu perubahan terhadap produksi, distribusi pendapatan

dan permintaan, dan (4) menjelaskan struktur ekonomi intra dan inter-regional,

struktur pendapatan dan pengeluaran rumahtangga intra maupun inter-regional.

SAM atau IRSAM adalah arus melingkar (circular flow) pendapatan

(income) dan pengeluaran (expenditure) dalam ekonomi suatu negara atau daerah

yang menunjukkan aliran uang di satu sisi dan aliran barang dan jasa di sisi lain.

Circular flow pada tiga blok neraca endogen menunjukkan arus uang dari neraca

sektor produksi ke neraca faktor produksi, lalu ke neraca institusi dan selanjutnya

kembali ke neraca sektor produksi. Arah panah dari blok sektor produksi ke

neraca faktor produksi diartikan sebagai kenaikan permintaan output oleh blok

neraca eksogen yang mengakibatkan kenaikan permintaan input dan sebagai

Page 23: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

82

kompensasi terjadi pengaliran uang dari blok neraca sektor produksi ke blok

neraca faktor produksi. Peningkatan permintaan input akan meningkatkan

pendapatan institusi yang dihasilkan sektor produksi. Hal ini dilambangkan dari

arah panah dari blok neraca institusi ke blok neraca sektor produksi.

Sumber: Hadi (2001), Achjar et al., Alim (2006).

Gambar 9. Kerangka Inter-regional Social Accounting Matrix

Gambar 9 menunjukkan agar berproduksi, sektor 3 dan 6 membutuhkan

faktor produksi sebagai input yang berasal dari daerah sendiri (intra-regional)

atau daerah lain (inter-regional). Karena sifatnya yang temporer bergantung

ketersediaan input di wilayah sendiri, maka kebutuhan input dari wilayah lain (T16

dan T43) tidak selalu digunakan/tersedia, sehingga tidak berarti harus diisi

(nilainya nol). Setiap transaksi menggambarkan arus uang sebagai kompensasi

Region I T36 T35 T13 T32 T21 T25 T51

Region II T63 T62 T65 T46 T52 T54 T24

Rest of Indonesia (7)

Sektor Produksi

(3)

Institusi (2)

Faktor Produksi

(1)

Sektor Produksi

(6)

Institusi (5)

Faktor Produksi

(4)

Keterangan : : Transaksi intra-regional

Rest of the world

: Transaksi inter-regional

Page 24: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

83

suatu transaksi. Dengan demikian penggunaan faktor produksi seyogianya berada

di wilayah yang sama dengan sektor produksi yang menggunakan.

Sektor produksi yang menggunakan faktor produksi akan memberikan

kompensasi kepada institusi, sehigga penggunaan faktor produksi dari daerah lain

dapat diditeksi melalui alokasi nilai tambah (value added) faktor produksi wilayah

sendiri kepada blok institusi wilayah lain sebagai pemilik faktor produksi seperti

dalam sel transaksi T51 dan T24. Transaksi T51 menunjukkan alokasi nilai tambah

faktor produksi di region I kepada institusi region II yang merupakan pemilik

faktor produksi yang digunakan sektor produksi region I. Demikian pula transaksi

T24

Transaksi institusi terjadi didalam region (intra-regional) maupun inter-

regional, yakni alokasi pendapatan institusi kepada sektor produksi di intra

maupun inter-regional, serta transfer antar institusi di dalam region dan transfer

antara institusi inter-regional. Interaksi ekonomi antara region I dengan region II

ditunjukkan oleh panas putus-putus dengan notasi T

menggambarkan alokasi nilai tambah faktor produksi region II kepada

institusi region I dimana intitusi region I merupakan pemilik faktor produksi yang

digunakan sektor produksi region II. Besarnya penerimaan institusi bergantung

besarnya faktor produksi yang dimiliki. Pendapatan yang diperoleh institusi

bergantung seberapa besar institusi tersebut memiliki faktor produksi. Institusi

mengalokasikan pendapatan yang diperoleh kepada sektor produksi dalam bentuk

komsumsi langsung, investasi, tabungan, maupun transfer antar institusi.

24, T25,T35, T36, T51, T52, T62

dan T63

Keterkaitan transaksi masing-masing region I dan region II dengan luar

negeri (daerah lain diluar kedua region) ditunjukkan oleh hubungan masing-

masing neraca dengan the rest of world. Hubungan neraca sektor produksi

seperti terdapat pada Gambar 9.

Page 25: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

84

dengan the rest of world menunjukkan adanya perdagangan langsung masing-

masing region dengan luar negeri, sementara hubungan neraca faktor produksi

dengan the rest of the world menggambarkan adanya aliran modal (capital flow)

dari dan ke luar negeri. Hubungan neraca institusi dengan the rest of world

menunjukkan adanya transfer institusi dari dan ke luar negeri.

Berdasarkan kaitan sebagaimana ditunjukkan pada gambar 9, kemudian

dibangun struktur IRSAM yang secara agregat disusun dalam bentuk matrik pada

Tabel 7.

Adapun pengertian notasi pada Tabel 7 diterangkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Defenisi Neraca Transaksi Inter-regional Social Accounting Matrix

Neraca Defenisi

T13 ; T Pendapatan faktor produksi dari sektor produksi intra-regional 46 T21 ; T Pendapatan institusi atas kepemilikan faktor produksi intra-regional 54 T24 ; T Pendapatan institusi atas kepemilikan faktor produksi inter-regional 51 T22 ; T Transfer antar institusi intra-regional 55 T25 ; T Transfer antar institusi inter-regional 52 T32 ; T Permintaan atas barang dan jasa oleh institusi intra-regional 65 T35 ; T Permintaan atas barang dan jasa oleh institusi inter-regional 62 T33 ; T Permintaan antara intra-regional 66 T36 ; T Permintaan antara inter-regional 63

Tabel 7. Kerangka Dasar Inter-regional Social Accounting Matrix.

Pengeluaran Penerimaan

Wilayah Jawa-Bali Wilayah Sumatera Neraca Total

Faktor Produksi Institusi Sektor

Produksi Faktor

Produksi Institusi Sektor Produksi Eksogen

Penerimaan

1 2 3 4 5 6 7 8

Wilayah Jawa-Bali

Faktor Produksi

1

Institusi 2 Sektor Produksi

3

Wilayah Sumate

ra

Faktor Produksi

4 Institusi 5 Sektor Produksi

6 Neraca Eksogen 7

Total Pengeluaran 8

Catatan: Neraca eksogen terdiri neraca kapital, pajak tak langsung, subsidi, the rest of Indonesia, dan the rest of world.

Page 26: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

85

Neraca Defenisi

X17 ; X Pendapatan faktor produksi dari transfer luar negeri 47 X27 ; X Transfer luar negeri kepada institusi 57 X37 ; X Ekspor barang dan jasa setiap region 67 X71 ; X Permintaan luar negeri atas kepemilikan faktor produksi 74 X72 ; X Tabungan institusi 75 X73 ; X Import barang dan jasa setiap region 76

X Transfer lainnya 77 Y18 ; Y Distribusi pendapatan faktorial setiap region 48 Y28 ; Y Distribusi pendapatan institusional setiap region 58 Y38 ; Y Total output sektor produksi setiap region 68

Y Total penerimaan neraca lainnya 78 Y81 ; Y Distribusi pengeluaran faktorial setiap region 84 Y82 ; Y Distribusi pengeluaran institusional setiap region 85 Y83 ; Y Total input sektor produksi setiap region 86

Y Total pengeluaran neraca lainnya 87

IRSAM memiliki beberapa kelebihan terhadap SAM wilayah tunggal berupa

informasi tambahan dalam hubungan inter-regional terutama dalam arus barang

inter-regional, distribusi pendapatan inter-regional, dan keseimbangan keragaman

ekonomi makro inter-regional.

3.4. Kerangka Analisis Multiplier Social Accounting Matrik

Pengganda (multiplier) dapat didefenisikan sebagai dampak yang terjadi

terhadap variabel endogen (endogenous variable) akibat perubahan pada variable

eksogen (exogenous variable). Pengganda dimaksud, misalnya pengganda

pendapatan nasional dirumuskan 1/(1-MPC) dimana MPC adalah marginal

prospensity to consume (kecenderungan marginal mengkomsumsi) menjelaskan

bahwa perubahan pendapatan nasional ditentukan oleh perubahan . Semakin

besar , maka semakin besar pendapatan nasional.

Dalam analisis SAM maupun Input-Output, terdapat beberapa (sekelompok)

besaran pengganda yang dinyatakan dalam bentuk matrik pengganda (multiplier

matrix) yang selanjutnya digunakan untuk melakukan analisis dampak (impact

analysis) seperti analisis dampak pendapatan, analisis dampak tenaga kerja dan

Tabel 8. Lanjutan

Page 27: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

86

lain-lain. Disebabkan analisis pengganda (multipler analysis) digunakan untuk

mencari dampak, maka digunakan terminologi dampak pengganda (multiplier

effect atau multiplier impact).

Analisis multiplier dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar yaitu

penganda neraca (accounting multiplier) dan pengganda harga tetap (fixed price

multiplier). Accounting multiplier pada dasarnya tidak berbeda dengan multiplier

pada matriks invers Leontif dalam model Input-Output. Dengan demikian semua

analisis multiplier yang digunakan pada analisis Input-Output seperti own

multiplier, other linkage multiplier dan total multipler dapat diaplikasikan pada

analisis accounting multiplier dalam SAM. Analisis fixed price multiplier

mengarah pada pengukuran dan analisis respon rumahtangga terhadap perubahan

neraca eksogen dengan memperhitungkan expenditure prospensity.

Matrik T yang terdiri dari sub-matrik merupakan matrik transaksi antar

blok dalam neraca endogen sehingga sering disebut dengan matrik endogen.

Matrik adalah penerimaan (pendapatan) neraca endogen dari neraca eksogen

yang disebut juga dengan injeksi. Matriks adalah pengeluaran neraca endogen

untuk neraca eksogen, dan disebut juga dengan kebocoran atau leakages. Matriks

adalah penerimaan (pendapatan) total dari neraca endogen. Matriks

menunjukkan pengeluaran total dari neraca endogen. Distribusi pendapatan neraca

endogen dapat dirinci terhadap masing-masing blok neraca sebagai berikut:

1. Jumlah pendapatan faktor produksi Y1 = T13 + X1

2. Jumlah pendapatan institusi Y

…………….....

(3.1)

2 = T21 + T22 + X2 …............

(3.2)

Page 28: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

87

3. Jumlah pendapatan sektor produksi Y3 = T32 + T33 + X3

Distribusi pengeluaran neraca endogen adalah:

.....……....

(3.3)

1. Jumlah pengeluaran faktor produksi Y’1 = T21 + L1

2. Jumlah pengeluaran institusi Y’

….………......

(3.4)

2 = T22 + T32 + L2

3. Jumlah pengeluaran sektor produksi Y’

…...........

(3.5)

3 = T13 + T33 + L3

Persamaan (3.1) sampai (3.6) dapat di representasikan dalam bentuk:

…...........

(3.6)

Y = T + X ................................................................................ (3.7)

Dimana T merupakan matrik endogen, yang dapat ditulis sebagai berikut:

=

3332

2221

13

00

00

TTTT

TT …………..…………………………….......... (3.8)

Matriks T sebagai salah satu submatrik dalam SAM, menggambarkan

transaksi penerimaan dan pengeluaran, namun dengan lingkup yang lebih sempit

yaitu di dalam neraca endogen. Bila dibaca menurut baris, matrik T pada

persamaan (3.8) merupakan penerimaan salah satu blok dari blok yang lain. Pada

baris pertama T13 menunjukkan penerimaan faktor produksi dari kegiatan sektor

produksi. Pada baris kedua, T21 merupakan penerimaan institusi dari faktor

produksi dan T22 adalah penerimaan institusi dari institusi itu sendiri. Pada baris

ketiga, T32 adalah penerimaan kegiatan produksi dari institusi dan T33 merupakan

penerimaan kegiatan produksi dari kegiatan produksi itu sendiri.

Page 29: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

88

Matrik T yang dibaca menurut kolom menunjukkan pengeluaran salah satu

blok untuk blok yang lain. Pada kolom pertama, T21 adalah pengeluaran faktor

produksi untuk institusi. Pada kolom kedua, menunjukkan pengeluaran

institusi untuk institusi itu sendiri dan T32 merupakan pengeluaran institusi untuk

kegiatan produksi. Pada kolom ketiga, T13 merupakan pengeluaran kegiatan

produksi untuk faktor produksi dan T33 adalah kegiatan produksi untuk kegiatan

produksi itu sendiri. Bila ditinjau dari sama tidaknya blok yang bertransaksi, maka

dalam matrik transaksi T terdapat transaksi yang terjadi antarblok yang berbeda

(T13, T21, T32) dan di dalam blok yang sama (T22 dan T33

). Hubungan tersebut

dapat dilihat pada gambar 10. dimana tanda panah menunjukkan aliran uang.

Gambar 10. Transaksi Antar Blok dalam Social Accounting Matrix

Matrik transaksi antar blok dalam neraca endogen (T) menunjukkan aliran

penerimaan dan pengeluaran yang dinyatakan dalam satuan moneter. Apabila

setiap sel dalam matriks T dibagi dengan jumlah kolomnya, maka akan diperoleh

sebuah matrik baru yang menunjukkan besarnya kecenderungan pengeluaran rata-

rata (average expenditure propensities). Matrik baru tersebut katakanlah matrik A

dengan unsur-unsurnya yang didefenisikan sebagai perbandingan antara

T13

Aktivitas Produksi

T33

T32

Institusi T22

Faktor Produksi

T11 T21

Page 30: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

89

pengeluaran/ pembayaran (payment) sektor untuk sektor ke dengan total

pengeluaran ke ) atau dapat dirumuskan sebagai berikut :

Aij = Tij / Yj

atau dalam bentuk matrik:

..................................................................................... (3.9)

=

3332

2221

13

00

00

AAAA

AAm

......................................................................... (3.10)

Kembali kebelakang pada persamaan (Y=T+X), bila dibagi dengan Y, maka:

Y/Y = T/Y + X/Y .................................................................................... (3.11)

Persamaan (3.9) disubtitusikan ke persamaan (3.11) akan diperoleh :

I = A + X/Y

(I – A)Y = X

Y = (I – A)-1

A adalah koefisien yang menunjukkan pengaruh/ dampak langsung (direct effect)

perubahan suatu sektor terhadap sektor lainnya.

X ....................................................................................... (3.12)

Jika Ma = (I – A)-1

Y = M

disebut matrik pengganda neraca (accounting multiplier)

yang mengambarkan pengaruh/ tekanan perubahan suatu sektor terhadap sektor

lain dalam keseluruhan sistem SAM, dan disebut juga dengan dampak global. Bila

dampak global dikurangi dampak langsung (Ma - A) maka diperoleh dampak

tidak langsung (indirect effect). Berdasarkan persamaan (3.12), akan diperoleh

persamaan matrik:

a

Multiplier yang dihasilkan SAM secara prinsip dapat dibagi dua yaitu

multiplier standard dan multiplier SAM. Multiplier standard dihasilkan dari

X .................................................................................... (3.13)

Page 31: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

90

model Input-Output (dalam SAM, matrik Input-Output berada pada neraca sektor

produksi) yang dihitung dengan menggunakan Leontief invers matrix :

M L = (I – A) -1

dimana A = matrik koefisien teknologi untuk model Input-Output. Pada multiplier

Input-Output, faktor endogen hanya berupa aktifitas (sektor) produksi.

.............................................................................. (3.14)

Multiplier SAM mencakup seluruh neraca endogen yaitu neraca faktor

produksi (modal dan tenagakerja), institusi (rumahtangga, perusahaan dan

pemerintah) dan aktifitas (sektor) produksi. Multiplier SAM dihitung dengan:

M S = (I – Am)-1

dimana A

............................................................................ (3.15)

m

Dengan kedua multiplier persamaan (3.14) dan (3.15), besaran efek lainnya

dapat dihitung yaitu induced effect, direct effect dan indirect effect dengan

persamaan berikut (Cardenete dan Sancho, 2004):

matrik direct propensities dari model SAM pada persamaan (3.10).

Induced effect = M S – M L

Direct effect =

................................................................... (3.16)

......................................................................... (3.17)

Indirect effect = M L

dengan demikian diperoleh effek total (MS) yaitu:

- I - A ................................................................. (3.18)

MS = (M S- M L) + ( I + A) + ( M L

Pyatt and Round (1985) dalam Daryanto (2001), melakukan dekomposisi

pada matrik accounting multiplier

- I – A) ......................................... (3.19)

dengan hasil berbentuk multiplikatif yaitu :

Ma = Ma3 Ma2 Ma1

Secara additif ditulis:

.............................................................................

(3.20)

Page 32: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

91

Ma = I + Ma1 - I + (Ma2 - I) Ma1 + (Ma3 - I) Ma2

dimana:

M ............................

(3.21)

I adalah initial injection.

Ma1

(M

- I adalah net contribution of transfer

multiplier.

a2 - I) Ma1

(M

adalah effect multiplier-cross atau loop open of on

contribution net.

a3 - I) Ma2 Ma1

Notasi M

adalah effect multiplier loop-closed atau circular of

on contribution net.

a1

M

disebut juga dengan transfer multiplier yang menunjukkan pengaruh

dari satu blok neraca pada dirinya sendiri, yang dirumuskan sebagai berikut:

a1 = (I – A0) –1

dimana

............................................................................... (3.22)

=

33

220

0000000

AAA

sehingga diperoleh persamaan:

−−=

133

1221

100010000

)A()A(M a

....................................................... (3.23)

Notasi Ma2

M

disebut dengan pengganda loop terbuka (open loop multiplier)

atau cross effect mengambarkan pengaruh langsung dari suatu blok (neraca) ke

blok lain (neraca lain) dalam neraca endogenous, dan dirumuskan sebagai berikut:

a2 = (I + A* + A*2

dimana A

) ………………………………………….. (3.24)

* = (I – A0)-1 (A – A0)

Page 33: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

92

Karena A*13 = A13, A*

21= (I – A22)-1 A21 dan A*32 = (I – A33)-1 A32, maka

Ma2

dapat dituliskan sebagai berikut:

=1

11

322132

132121

133213

2***

***

***

a

AAAAAA

AAAM ........................................................ (3.25)

Gambar 11 menunjukkan proses open loop multiplier antar blok (Thorbecke,

1998). Bila terjadi injeksi awal peningkatan permintaan ekspor ( ), maka output

yang memiliki kaitan dengan blok aktivitas produksi (Y3) akan meningkat, lalu

memberikan pengaruh berikutnya terhadap pendapatan pada blok faktor produksi

(Y1) dengan nilai pengganda sebesar A13. Selanjutnya peningkatan pendapatan

pada blok faktor produksi akan memberikan pengaruh lanjutan terhadap

pendapatan pada blok institusi (Y2) dengan nilai pengganda sebesar A*21, dan

kemudian akan meningkatkan pendapatan blok produksi dengan nilai pengganda

sebesar A*32

Apabila injeksi awal bersumber dari peningkatan pendapatan blok faktor

produksi yang berasal dari luar negeri (X

.

1), maka akan berpengaruh pada

pendapatan blok institusi dengan nilai pengganda A*21 dan selanjutnya memberi

pengaruh pada pendapatan pada blok aktivitas produksi dengan nilai pengganda

A*32. Peningkatan pendapatan blok aktivitas produksi akan berpengaruh terhadap

pendapatan pada blok faktor produksi dengan nilai pengganda sebesar A*13.

Page 34: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

93

Sumber: Thorbecke (1998)

Gambar 11. Proses Pengganda Antara Neraca Endogen Social Accounting Matrix

Bila injeksi berasal dari peningkatan pendapatan blok non-faktor produksi

dari luar negeri (X2), maka injeksi ini akan berpengaruh terhadap pendapatan

sektor/ aktivitas produksi dengan nilai pengganda sebesar A*32, dan selanjutnya

berpengaruh terhadap pendapatan blok faktor produksi dengan nilai pengganda

sebesar A*13. Peningkatan pendapatan pada blok faktor produksi akan

berpengaruh terhadap pendapatan padaa blok institusi dengan nilai pengganda

sebesar A*21

Notasi M

.

a3 disebut dengan pengganda loop tertutup (closed loop multiplier),

yang menunjukkan pengaruh suatu blok (neraca) ke blok (neraca) lainnya, yang

selanjutnya kembali ke blok (neraca) semula, yang dapat ditulis dalam bentuk

persamaan: Ma3 = (I – A*3) -1

atau:

....(3.26)

Y3 Aktivitas Produksi

(J - A33)-1 X3 X3 = Permintaan

ekspor

A*32 = (I - A33)-1A32

A*21 = (I - A22)-1 A21

A*31 = A13

(I - A22)-1 X2 X2= pendapatan non-faktor dari luar negeri

X1= Pendapatan faktorial dari luar

negeri

Y2 Distribusi

Pendapatan Institusi

Y1 Distribusi

Pendapatan faktor Produksi

Page 35: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

94

Dekomposisi pengganda neraca (account multiplier) dapat dilakukan dengan

pendekatan rata-rata dan pendekatan marginal. Dekomposisi pengganda neraca

dengan pendekatan marginal memerlukan suatu matrik yang disebut marginal

expenditure propensities (C). Matrik dibentuk dengan asumsi harga tetap (fixed

price), sehingga disebut juga pengganda harga tetap (fixed price multiplier).

C = ∂T/∂Y ………………………….………………………………..... (3.27)

Dalam bentuk matrik dapat ditulis:

=

3332

2221

00000

CCCCC …………………..………………………….. (3.28)

karena Y = T + X, maka

∂Y = ∂T + ∂X …………………………………………………….... (3.29)

dengan demikian :

∂Y = C∂T + ∂X

∂Y = (I – C)-1

atau

∂X ……………………..…………………………...... (3.30)

∂Y = Mc

M

∂X ………………………………………………………... (3.31)

c = pengganda harga tetap, lalu di dekomposisikan ke (transfer multiplier),

Mc2 (open loop multiplier), dan Mc3

M

(closed loop multiplier), diperoleh:

c = Mc3 Mc2 Mc1

Bentuk M

............................................................................

(3.32)

c3, Mc2 dan Mc1

3.5. Kerangka Analisis Multiplier Inter-regional Social Accounting Matrix

sama seperti matrik dekomposisi sebelumnya,

namun yang digunakaan adalah pengeluaran marginal.

Page 36: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

95

Pyatt dan Round (1985), menggunakan dekomposisi multiplier untuk inter-

regional SAM yaitu:

M = Mr3 Mr2 Mr1

dimana:

...............................................................................

(3.33)

Mr3

M

= closed-loop multiplier effect within region

r2

M

= inter-regional open-loop multiplier effect

r1

Persamaan (3.33) diperoleh dari persamaan berikut:

= transfer effect within region

Y1 = B11Y1 + B12Y2 + X1

Y

..................................................................

(3.34)

2 = B22Y2 + B21Y1 + X2

dimana :

............................................................... (3.35)

Y1, Y2

B

= Pengeluaran total masing-masing region

11, B22

B

= Koefisien intra regional

12, B21

X

= Koefisien inter-regional

1, X2

Berdasarkan persamaan (3.34) dan (3.35) selanjutnya diperoleh:

= neraca eksogen

Y1 = (1 - B11)-1 b12Y2 + (1 - B11)-1 X1

Y

…………..…………...........

(3.36)

2 = (1 – B22)-1 b21Y1 + (1 – B22)-1 X2 ………..………………..........

(3.37)

Bila persamaan (3.36) dan (3.37) ditulis dalam perkalian matrik, maka diperoleh:

………………………………………………………………………..… (3.38)

Page 37: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

96

D12 = (I – B11)-1 b12 dan D21 = (I – B22)-1 b21

[ ][ ]

.0

0

2

11

12

111

1

21

12

2

1

=

−−

ΧΧ

BI

BIID

DIΥΥ

, maka persamaan (3.38) di tulis:

…................................... (3.39)

maka:

[ ][ ]

−=

112

111

10

0

BI

BIΜ r

……………………………......... (3.40)

sedang:

[ ] [ ][ ] [ ]

−−

−−=

−−

11221211221

121

21121

2112

DDIDDDI

DDDIDDIΜ rx

……..………........... (3.41)

sehingga:

[ ][ ]

−−

=−

11

00

21

12

1221

12112

DD

DDIDDIΜ rx

………............ (3.42)

maka selanjutnya diperoleh:

=

11

21

122 D

DΜ r

……………………………………………..….... (3.43)

[ ][ ]

−=

11221

12112

30

0

DDI

DDIΜ r

……..………………......... (3.44)

3.6. Penyusunan Jaringan Inter-regional Social Accounting Matrix

Sistem jaringan IRSAM disusun dengan asumsi hanya terdapat dua region

masing-masing dan . Setiap wilayah memiliki sub-sistem ekonomi yaitu

aktivitas produksi, faktor produksi dan institusi dengan susunan jaringan inter-

regional sebagai berikut (Achyar et al. 2003):

Page 38: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

97

=

RRRRRrRr

RRRRRrRr

RRRr

rRrRrrrr

rRrRrrrr

rRrr

AAAAAAAA

AA

AAAAAAAA

AA

A

33323332

222122213

1313

33313332

22212221

1313

**

0000

0000

0000

0000

……..…………....... (3.45)

Pendekatan analisis dekomposisi digunakan untuk membangun Block

Structural Path Analysis (BSPA). Blok parsial matrik input langsung untuk tiga

blok dan invers Leontief parsial untuk setiap region adalah:

1) Kombinasi institusi-aktivitas

( )

= *

33*23

*22* 0

1AA

AA ……………………………………………………... (3.46)

Besarnya input dalam first layer feedback loop dalam kerangka IRSAM adalah:

*32

*3

*13

*12 ABAA =

*13

*13 AA =

*12

*21 AA = ……………………………..………………...... (3.47)

1312*23 AAA =

*21

*2

*22

*31 ABAA =

*23

*32 AA =

Bila invers Leontief parsial digunakan, maka:

( ) ( )[ ]

=−=

*3

*2

*32

*3

*31** 0

11BBAB

BAIB …….……………………........ (3.48)

dimana: ( )*22

*2 AIB −= dan ( ) 1*

33*33

−−= AIB …………………................. (3.49)

2) Kombinasi faktor produksi-aktivitas

( )

= *

33

*13*

00

2AA

A ………………………..………………………... (3.50)

Bila invers Leontief parsial digunakan, maka:

( ) ( )[ ]

=−=

*3

*3

*131**

022

BBAI

AIB ..………………………........... (3.51)

Page 39: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

98

3) Kombinasi faktor produksi-aktivitas

( )

= *

22*21

* 003

AAA …………………….……………………….. (3.52)

Bila invers Leontief parsial digunakan, maka:

( ) ( )[ ]

=−=

*2

*21

*21

1** 033

BABI

AIB …….………………............. (3.53)

Berdasarkan metode dekomposisi seperti pada BSPA, perluasan invers

Leontief untuk first layer feedback loop dalam inter-regional block structural

path analysis (IRBSPA) adalah sebagai berikut:

[ ] 1*21

*2

*32

*3

*13

*11

−−= ABABAIB

[ ] 1*32

*3

*13

*13

*21

*22

*22

−−−= ABABAAIB

[ ] 1*13

*21

*2

*32

*33

*33

−−−= AABAAIB ……….……………….................... (3.54)

Penyusunan (kompilasi) jaringan inter-regional digunakan untuk analisis

transformasi pengaruh sistem ekonomi dalam region r yang terkait dengan

subsistem ekonomi dalam region R. Perluasan invers Leontief suatu region seperti

persamaan (3.50) merupakan second layer of economic subsistem. Bila first layer

dari perluasan invers Leontief dimasukkan kedalam second layer, maka pengaruh

suatu sub-sistem ekonomi pada keseluruhan sub-sistem ekonomi dapat diperoleh.

Sub-blok matrik inter-regional A*ij

digunakan untuk membangun blok

matrik direct input inter-regional parsial, maka aktivitas produksi I dan faktor

produksi j dalam struktur intra dan inter-regional sebagai berikut:

= RR

ijRrij

rRij

rrij

ij AAAA

A* ………………………………………………...... (3.55)

Bila dilakukan dekomposisi pada matrik yang sama seperti diatas, first layer

invers Leontif inter-regional parsial akan dapat diperoleh dari persamaan (3.46)

Page 40: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

99

[ ] 12123231311

−−= RRRRRRRRRRRR ABABAIB

[ ] 132313212222

−−−= RRRRRRRRRRRR ABAAAIB

[ ] 113212323333

−−−= RRRRRRRRRRRR AABAAIB

[ ] 12123231311

−−= rRrRrRrRrRrR ABABAIB

hingga (3.53). Pada SAM Inter-regional dua arah, setiap region mengandung tiga

sub-sistem ekonomi, dan terdapat empat kelompok (cluster) dari second layers

invers Leontif yang diperluas. Setiap cluster memiliki tiga blok, sehingga akan

sehingga akan dijumpai 12 blok second layer invers Leontief yang diperluas,

seperti persamaan (3.56) sampai (3.59) sebagai berikut:

[ ] 12123231311

−−= rrrrrrrrrrrr ABABAIB

Intra-regional rr [ ] 132313212222

−−−= rrrrrrrrrrrr ABAAAIB .............................(3.56)

[ ] 113212323333

−−−= rrrrrrrrrrrr AABAAIB

Intra-regional RR ...............................(3.57)

Inter-regional rR [ ] 1

32313212222−

−−= rRrRrRrRrRrR ABAAAIB ........................... (3.58)

[ ] 113212323333

−−−= rRrRrRrRrRrR AABAAIB

[ ] 12123231311

−−= RrRrRrRrRrRr ABABAIB

Inter-regional Rr [ ] 132313212222

−−−= RrRrRrRrRrRr ABAAAIB ......................... (3.59)

[ ] 113212323333

−−−= RrRrRrRrRrRr AABAAIB

Bila jaringan inter-regional dimasukkan dalam persamaan (3.45), maka final

demand dan output total system tersebut adalah :

=

=

=

R

R

r

r

R

RI

r

rI

RRRRRrRr

RRRRRrRr

RRRr

rRrRrrrr

rRrRrrrr

rRrr

XX

XX

X

dd

dd

d

AAAAAAAA

AAAAAA

AAAAAA

A

λ

λ

λ

λ

1

1

**

33323332

22212221

1313

33323332

22212221

1313

**

0

0

;0

0

;

0000

000000

000000

................... (3.60)

Sonis dan Hewings (1998), menyatakan bahwa kumpulan hierarki feedback

loop yang menangkap feedback loop effect, yang diterima sistem ekonomi secara

keseluruhaan, dibangun sebagai berikut:

Page 41: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

100

=*

*

**33

**22

**32

**3

**11

**21

**2

**32

**3

**33

**13

**21

**2

**22

**11

**21

*2

**33

**13

**22

**32

**3

**13

**11

***

0

λdd

BBABBABABBAABBBAB

BABABABdB I

****33

**13

**21

**2

**13

*1

**22

**32

**3

**32

**3

**13

AdBI

AABA

dBAB

IABA

+

= . ...................................... (3.61)

Bentuk umum invers Leontief untuk sistem inter-regional sebagai berikut:

=**

33**

22**

32**

3**

11**

21**

2**

32**

3

**33

**13

**21

**2

**22

**11

**21

*2

**33

**13

**22

**32

**3

**13

**11

**

BBABBABABBAABBBAB

BABABABB

=**

33

**22

**11

**22

**32

**3

**11

**21

**2

**32

**3

**33

**13

**21

**2

**11

**21

*2

**33

**13

**22

**32

**3

**13

000000

BB

B

IBABBABABBAABIBAB

BABABAI....(3.62)

Penyusunan rantai jaringan inter-regional dimulai dari dampak sendiri (self

influence) ***22 IdB , lalu pengeluaran institusi *

Id terhadap pendapatan institusi, lalu

dampak pengeluaran institusi terhadap pendapatan faktorial ****22

**32

**3

**13 IdBABA , dan

output aktivitas-aktivitas ***22

**32

**3 IdBAB dinyatakan sebagai berikut:

****22

**32

**3

**13

***22

**32

**3

***22

*IIII dBABAdBABdBd →→→ ……......……........… (3.63)

Dampak sendiri ***33 AdB yang diperoleh dari injeksi kedalam aktivitas

produksi *Ad , dan dampak dari injeksi terhadap pendapatan faktorial ***

33**

13 AdBA ,

dan pendapatan institusi ***33

**13

**21

**2 AdBAAB dinyatakan oleh rantai kompilasi sebagai

berikut:

***33

**13

**21

**2

***33

**13

***33

*AAAA dBAABdBAdBd →→→ ………........……….. (3.64)

Feedback loop semua aktivitas, faktor produksi dan institusi sudah masuk

dalam persamaan (3.63) dan (3.64), namun rantai kompilasi belum di dekomposisi

Page 42: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

101

ke asal dampak dari injeksi yang diturunkan dari suatu region secara individual.

Untuk memasukkan rest of the region dalam sistem perekonomian nasional, maka

rantai kompilasi persamaan (3.63) dan (3.64) dibangun sebagai berikut:

1. Penyusunan jaringan injeksi institusi dari region

RRRr

rRrr

RRRr

rRrrrI

RRRr

rRrrrI

BABA

BBBBd

BBBBd

3232

3232

33

33

2222

2222

00 →

02222

2222rA

RRRr

rRrr dBBBB

RRRr

rRrr

RRRr

rRrr

RRRr

rRrr

BABA

BBBB

AAAA

3232

3232

33

33

1313

1313

02222

2222rA

RRRr

rRrr dBBBB

............................ (3.65)

Feedback loop effect dari injeksi tersebut terhadap institusi region r dalam

IRSAM dapat di simplifikasi menjadi:

rId → r

Irr dB22 → r

IRr dB22

↓ ↓ rI

rrrrrr dBAB 22323 rI

RrRrRr dBAB 22323 ............................................ (3.66) ↓ ↓

dimana:

- rId = Injeksi pada institusi yang berasal dari wilayah r

- rI

rr dB22 = Pendapatan institusi yang diciptakan dalam wilayah r (self-influence income)

- rI

rrrrrr dBAB 22323 = Ouput aktivitas-aktivitas pada wilayah r

- rI

rrrrrrrr dBABA 2232313 = Pendapatan faktorial yang ditimbulkan dalam wilayah r.

- rI

Rr dB22 = Dampak eksternal terhadap pendapatan institusi dalam wilayah R

- rI

RrRrRr dBAB 22323 = Permintaan untuk aktivitas dalam wilayah R

- rI

RrRrRrRr dBABA 2232313 = Dampak terhadap pendapatan wilayah R 2. Penyusunan jaringan injeksi aktivitas-aktivitas dari region r

000 3333

3333

1313

1313

3333

3333rA

RRRr

rRrr

RRRr

rRrrrA

RRRr

rRrrrA d

BBBB

BABAd

BBBBd

03333

3333

1313

1313

22

22rA

RRRr

rRrr

RRRr

rRrr

RRRr

rRrr dBBBB

AAAA

BBBB

...................………………… (3.67)

rI

RrRrRrRr dBABA 2232313rI

rrrrrrrr dBABA 2232313

Page 43: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

102

Pengaruh injeksi aktivitas produksi dari region r dan dampaknya terhadap

sub-sistem ekonomi kedua region r dan R disederhanakan dengan penggunaan

dekomposisi seperti institusi pada persamaan (3.65) sehingga diperoleh

rAd → r

Arr dB33 → r

ARr dB33

↓ ↓ r

Arrrr dBA 3313 r

ARrRr dBA 3313 ............................................. (3.68)

↓ ↓ r

Arrrrrr dBAB 331322 r

ARrRrRr dBAB 331322

dimana:

- rAd = Injeksi pada institusi yang berasal dari wilayah r

- rA

rr dB33 = Output yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas dalam wilayah r

- rA

Rr dB33 = Output yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas dalam wilayah R

- rA

rrrr dBA 3313 = Pendapatan faktorial yang dihasilkan dalam wilayah r

- rA

RrRr dBA 3313 = Pendapatan faktorial dihasilkan dalam wilayah r dan R

- rA

rrrrrr dBAB 331322

= Dampak eksternal terhadap transfer pendapatan institusi

dalam wilayah r

- rA

RrRrRr dBAB 331322

= Dampak eksternal terhadap transfer pendapatan institusi

dalam wilayah R

3.7. Kerangka Analisis Jalur Struktural

Metode analisis jalur struktural (Structural Path Analysis/SPA yang

diperkenalkan pertama sekali oleh Defourny dan Thorbecke (1984) merupakan

suatu metoda pengembangan dekomposisi multiplier tabel Social Accounting

Matrix (SAM), yang hanya dapat menguraikan pengaruh-pengaruh dalam dan

antara neraca endogen saja. Dekomposisi konvensional tersebut tidak mampu

menguraikan multiplier kedalam transaksi komponennnya atau mengidentifikasi

transaksi dengan menyertakan suatu keterkaitan secara berurutan.

Pengaruh suatu sektor terhadap sektor lain dapat melalui jalur dasar atau

jalur sirkuit. Disebut jalur dasar bila suatu sektor hanya 1 kali dilalui oleh jalur

tersebut. Misalkan sektor i mempengaruhi sektor j secara langsung Gambar 12a)

Page 44: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

103

maupun secara tidak langsung melalui sektor x, y ( Gambar 12b). Bila jalur i ke x,

jalur x ke y dan dari y ke i hanya dilalui satu kali, maka jalur tersebut adalah jalur

dasar (jalur elementer). Suatu sektor setelah mempengaruhi sektor lain dapat

kembali mempengaruhi sektor sendiri. Bila sektor i mempengaruhi sektor j

melalui x dan y, sektor j mempengaruhi sektor z dan sektor z mempengaruhi

sektor i, maka jalur dari i ke x ke y ke z dan kembali ke i disebut sirkuit (Gambar

12c). Setiap sektor dilalui satu kali kecuali sektor i yang dilalui dua kali yaitu

pada awal dan akhir jalur. Suatu awal jalur biasanya terlebih dahulu melalui

variabel antara (intermediate variable) sebelum mencapai tujuan akhir.

(a) (b) (c) Gambar 12: Jalur Dasar (a,b) dan Jalur Sirkuit (c) dalam Analisis Jalur

Elemen multiplier SAM pada Structural Path Analysis dapat didekomposisi

kedalam tiga elemen yaitu pengaruh langung (direct influence), pengaruh total

(total influence) dan pengaruh global (global influence) (Daryanto, 2001).

Pengaruh langsung dari sektor i ke sektor j (ILi-j) adalah perubahan output

(pendapatan atau produksi) pada sektor j yang disebabkan oleh perubahan satu

unit sektor i (input) di mana sektor-sektor yang lain dianggap tetap, kecuali yang

berada di dalam jalur elementer yang dilalui dari i ke j. Pengaruh langsung (direct

influence) merupakan nilai perkalian matriks Average Expenditure Propensity

(AEP) dari titik-titik yang dilewati sepanjang jalur i ke j. Pengaruh ini mencoba

menerangkan efek yang ditimbulkan secara langsung suatu sektor tertentu dari

sektor injeksi (pole injection) ke sektor tujuan (pole destination). Besarnya

i

j

i

x y

j i

x y

j z

Page 45: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

104

kecenderungan pengeluaran rata-rata (average expenditure propensity) aji

Pengaruh langsung sektor i pada sektor j terjadi pada dua kondisi yaitu:

menunjukkan kekuatan pengaruh transmisi dari sekor i ke sektor j.

a. Sepanjang busur (ij )

Pengaruh tersebut dapat dinotasikan sebagai aji di mana aji

IL

unsur matrik

pengeluaran rata-rata (average expenditure propensities).

i-j = aji

b. Sepanjang jalur dasar (i, x, y, j)

...................................................................................

(3.69)

Pengaruh melalui jalur dasar merupakan perkalian dari elemen-elemen matriks

(aji

) sepanjang jalur dasar tersebut. Hal ini menunjukkan bagaimana jalur

dasar terbentuk dan arah pengaruh dipancarkan.

Pernyataan tersebut dapat diilustrasikan seperti di bawah ini:

ILi-j = axi ayx ajy

Pengaruh total (total influence) dari i ke j adalah perubahan yang dibawa

dari i ke j baik melalui jalur dasar maupun sirkuit yang menghubungkannya.

Besar pengaruh total (IT) merupakan perkalian pengaruh langsung (ID) dengan

pengganda jalur atau path multiplier (Mp) sesuai rumusan:

........................................................... (3.70)

ITi-j = ID i-j

IT

. Mp .............................................................................. (3.71 )

i-j = axi . ayx . aiy [1- ayx (axy+ azy axz)] -1

dimana:

........................................

(3.72)

axi ayx ajy i x y j

Page 46: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

105

Mp =[1- ayx (axy+ azy axz)] -1

Pengaruh global adalah nilai matrik pengganda Ma yang merupakan inverse

matriks (I–A

........................................................

(3.73)

n

Pengaruh total (total influence) yaitu pengaruh yang dipancarkan dari kutub

asal i ke kutub tujuan j sepanjang jalur elementer termasuk pengaruh tidak

langsung dari kutub-kutub yang tidak terlewati, namun masih berada di dalam

sirkuit-sirkuit yang secara struktural berhubungan dengan jalur elementer

) atau merupakan koefisien dampak total dalam matrik SAM.

Pengaruh langsung antara kutub i dan y adalah axiayx yang ditransmisikan

kembali dari y ke x dan menciptakan efek (axi ayx) (axy+ azy axz

a

) dan kemudian

ditransmisikan kembali ke y sehingga menghasilkan suatu multiplier (pengganda).

Prosesnya adalah :

xi ayz I {I + ayx (axy + azy axz) + [ayx (axy +azy axz)] 2

= a

+...}

xi ayx [ I – ayx (axy + azy axz)]-1

Persamaan tersebut dikalikan dengan a

...............................................

(3.74)

jy

IT

karena busur terakhir j tersambung

dengan y untuk melengkapi semua jalur yang ada, besar pengaruh total adalah:

(i,j) = axi ayx ajy [ I – ayx (axy + azyaxz)]-1 .............................................

(3.75)

axy axz azy

axi ajy i x y j

z

ayx

Page 47: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

106

axi ajy axy

axz azy

ari

ajq

ajr

aqi

arr

ayx

Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa bagian pertama persamaan

sebelah kanan mempresentasikan pengaruh langsung IL(i,j) dan yang kedua adalah

angka pengganda jalur (path multiplier) Mx

IT

.

(i,j) = IL(i,j) . Mx

dimana IL

................................................................... (3.76)

(i,j) = axi ayx ajy dan Mx = [I- ayx (axy + azy axz)]

Secara umum, angka pengganda jalur M

-1

x dalam struktur dari jalur dasar x

adalah sama dengan rasio dari dua determinan ∆m/∆, di mana ∆ adalah

determinan |I – Ay

Pengaruh global (global influence) yaitu pengaruh total pada output dari

kutub j sebagai akibat dari tambahan satu unit output di kutub i. Pengaruh global

dapat digunakan untuk melihat perubahan pada pendapatan salah satu sektor yang

diakibatkan oleh perubahan yang terjadi pada sektor tertentu.

| dari struktur yang diwakili oleh SAM dan ∆m adalah

determinan dari struktur tanpa memasukkan kutub-kutub terdapat pada jalur x.

di mana IG = (I – A )-1

IG

X = Ma X ........................................................... (3.77)

(i,j) = Ma

= IT

ji

(i,x,y,j) + IT(i,q,j) + IT

= IG

(i,r,j)

(i,j)1 + IG(i,j)2 + IG

= IL

(i,j)3

(i,j)1 M1 + aqi ajq + (ari ajr)(I – arr)-1

i

x y

j z

q

r

Page 48: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

107

IG(i,j) = IL(i,j)1 M1 + IL(i,j)2 M2 + IL(i,j)3 M3

Secara umum, pengaruh global berhubungan dengan kedua kutub struktur

tersebut dan dapat dikomposisikan ke dalam pengaruh total yang ditransmisikan

sepanjang jalur dasar i dan j, yaitu:

....................................

(3.78)

IG(i,j) ∑=

y

xxjiIT

1),( =

= ∑=

y

xxxji MIL

1),( .......................................................... (3.79)

dengan x merupakan jalur dasar 1, 2, ..., k, ..., y.

3.8. Metode Up-dating dan Balancing

Data Input-Output yang digunakan pada model SAM umumnya disajikan

untuk interval waktu relatif panjang 5 tahunan, 10 tahunan atau bahkan ada belum

memiliki I-O, sementara data pendukung seperti data produk dan pendapatan

nasional tersedia setiap tahun. Data pendukung dapat diperoleh dari berbagai

sumber antara lain sensus/survei industri, tenaga kerja, pertanian, neraca

pemerintah, neraca perdagangan dan survei rumah tangga. Permasalahan dalam

mengestimasi disagregasi SAM adalah menemukan cara yang tepat dalam

sinkornisasi data dan informasi dari berbagai sumber, termasuk data dari tahun-

tahun sebelumnya (Robinson and El Said, 2000).

Model SAM yang dibangun pada tingkat nasional maupun regional banyak

yang masih agregat. Guna memperoleh SAM per tahun dan agregasi yang lebih

rinci, dapat dilakukan dengan metode RAS dan metode Cross-Enthrophy (CE).

Metode RAS mengasumsikan bahwa estimasi dimulai dari suatu SAM terdahulu

dan hanya mengetahui total baris dan kolom. Sebagai pengembangan metode

Page 49: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

108

RAS, digunakan metode Cross-Enthropy yang lebih fleksibel dan mampu

mengestimasi SAM ketika data tersebar (scattered) dan inkonsisten.

Metode RAS digunakan pertama sekali oleh Richard Stone dari University

of Cambridge pada tahun 1961 (Miller and Blair, 1985) untuk mengatasi masalah

penyusunan tabel I-O tanpa harus melakukan survei yang besar. Dalam

perkembangannya, metode Bayesian RAS ini disingkat BAYRAS atau lebih sering

disebut dengan RAS merupakan metode balancing yang digunakan secara luas

dalam Input-Output maupun SAM. Metode ini digunakan bila eksisting matrik

hendak diperbaharui (up-date) dari matrik kolom dan baris yang tersedia.

RAS adalah sebuah rumus matrik dimana R dan S adalah matrik diagonal

berukuran n x n, dan A adalah matrik berukuran n x n yang menunjukkan

banyaknya sektor industri. Untuk mengetahui elemen matrik A pada periode t atau

(A1), dimana elemen matrik pada periode awal t = 0 diketahui besarnya (A0),

maka secara sederhana dapat ditulis (A1) = R (A0

Dari matrik A yang lama (A

) S. Elemen matrik A disebut

koefisien teknologi (koefisien input). Tingkat perubahan teknologi pada dua

interval waktu berbeda di representasikan dalam matrik diagonal R dan S. Matrik

diagonal R adalah efek subtitusi teknologi yang diukur dari penambahan jumlah

permintaan output pada sektor industri, sementara matrik diagonal S adalah efek

perubahan jumlah input tiap sektor industri (Miller and Blair, 1985).

0) dibangun matrik A yang baru (A1) berukuran n

x n dengan menggunakan multiplier baris (r) dan kolom (s). Bila matrik transaksi

SAM adalah T, dimana tij adalah nilai sel (cell value) yang memenuhi kondisi Tj

∑i

ijt

= . Koefisien matrik SAM (A) dibangun dari matrik transaksi (T) dibagi

dengan sel-sel dalam setiap kolom dari T dengan jumlah total kolom yaitu:

Page 50: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

109

j

ijij t

ta = ………………………………………………………….. (3.80)

Pendekatan tradisional yang digunakan untuk membangun suatu matrik baru

(A1) dari matrik lama (A0

jijiij sara 01 =

) disebut dengan operasi proporsional ganda

(biproportional) baris dan kolom sebagai berikut:

…………………………..…………………………. (3.81)

dalam notasi matrik dinyatakan dengan:

SARA ~~ 01 = ……………………………..………………………….. (3.82)

dimana R~ adalah elemen matrik diagonal ri2js dan .

Metode RAS merupakan suatu algoritma iteratif dari penyesuaian proporsional

ganda. Langkah dalam operasi metode RAS adalah:

Langkah pertama:

1121

10110

1 ˆˆijjij

iij

jjijiij

jij

ii xbx

xx

bxaxx

xa =⇒=⇒=⇒=

∑∑ ……….........……… (3.83)

Langkah kedua

3243

22232

2 ˆˆijjij

iij

jjijiij

jij

ii xbx

xx

bxaxx

xa =⇒=⇒=⇒=

∑∑ ……………......… (3.84)

Seterusnya sampai langkah ke t yaitu:

12212

22122

ˆˆ −−

−−− =⇒=⇒=⇒=

∑∑t

ijtj

tij

i

tij

jtj

tij

ti

tij

j

tij

iti xbx

xx

bxaxxx

a ................. (3.85)

Proses ini dilakukan secara menerus sampai diperoleh iterasi yang konvergen.

Bila langkah-langkah ini diringkas menjadi:

0

1

1

1

12ij

t

k

ki

t

h

hj

tij xabx

= ∏∏

=

=

−, untuk rank nilai ganjil, ,,, 531

ijijij xxx ............... (3.86)

0

11

2ij

t

k

ki

t

h

hj

tij xabx

= ∏∏

== , untuk rank nilai genap ,,, 642

ijijij xxx …. ............ (3.87)

dengan

= ∏

=

t

k

ki

ti aA

1 dan

= ∏

=

t

h

hj

ti bB

1 ………………………..... (3.88)

Page 51: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

110

maka: 0112ij

tj

ti

tij xBAx −− = untuk rank nilai ganjil ,...,, 531

ijijij xxx ………..... (3.89)

02ij

tj

ti

tij xBAx = untuk rank nilai genap ,...,, 642

ijijij xxx ……...... (3.90)

Metode RAS memiliki keuntungan dengan solusi aplikasi sederhana, namun

memiliki beberapa kelemahan yaitu memiliki pondasi ekonomi yang lemah, dan

tidak dapat mengakomodasi sumber data lain selain total baris dan kolom.

3.9. Kerangka Pemikiran

Kebijakan pembiayaan penanganan jalan berdasarkan pendekatan ekonomi

transportasi berdampak langsung terhadap efisiensi/ reduksi biaya transportasi

yang diperoleh melalui Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Efisiensi biaya

transportasi menyebabkan dampak tidak langsung terhadap perekonomian melalui

pertumbuhan bisnis pada daerah cakupan.

Dampak pembangunan jalan dapat diukur dari pertumbuhan ekonomi,

output, penyerapan lapangan kerja, maupun pendapatan dan distribusi pendapatan.

Untuk memperoleh nilai kuantitatif parameter makro-ekonomi tersebut untuk

Jawa dan Sumatera, digunakan Inter Regional Social Accounting Matrix (IRSAM)

Jawa Sumatera yang modelnya akan dibangun.

Page 52: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

111

Gambar 13. Kerangka Pemikiran

PENYUSUNAN IRSAMJASUM TAHUN 2007

IRIO JASUM TAHUN 2007

UPDATE IRIO-JASUM 2005 KE

TAHUN 2007

METODE RAS

IRIO JASUM TAHUN 2005 (15 SEKTOR)

35 SEKTOR

5 REGION

IRIO TAHUN 2005

PENYUSUNAN NERACA-NERACA (SUB-MATRIKS)

DLM KERANGKA IRSAMJASUM

IMBALANCE IRSAMJASUM TAHUN 2007

IRSAMJASUM TAHUN 2007

(FINAL)

DAMPAK LANGSUNG - Effisiensi biaya Perjalanan - Time saving - Biaya Kecelakaan turun - Aksessibilitas meningkat - Kenyamanan meningkat - Keamanan meningkat

Reduksi / efisiensi biaya transportasi

Pembiayaan Konstruksi

Jalan JASUM

Analisis Simulasi Kebijakan Jalan

JASUM

Analisis Multiplier

Sektoral JASUM

Analisis Keterkaitan Antar

Sektor JASUM

Struktur Ekonomi & pengeluaran rumah

tangga JASUM

Distribusi Pendapatan

Lapangan Kerja

Output dan nilai tambah

Pertumbuhan Ekonomi

G o v e r n m e n t R e v e n u e

DAMPAK TIDAK LANGSUNG

(Pertumbuhan Bisnis)

BALANCING / REKONSILIASI

(CEK AND RECHECK))

- PDRB Sektoral 2007 (menurut pulau)

- PDRB Penggunaan 2007 (menurut pulau)

- PDRB JASUM

- APBD - SUSENAS - SKTIR - SAKERNAS - NERACA

PERDAGANGAN-

- Data sekunder lainnya DLL

Page 53: III. KERANGKA PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektorsektor produksi yang bukan

112

Konstruksi IRSAMJASUM tahun 2007 dikembangkan dari IRIO Indonesia

tahun 2005 yang diterbitkan oleh Bappenas. IRIO tahun 2005 dengan 35 sektor

dan 5 region yang digunakan sebagai basis analisis diubah lebih dahulu menjadi

IRIO Jawa Sumatera tahun 2005 dengan 15 sektor dan 2 region, selanjutnya

dilakukan update menjadi IRIO Jawa Sumatera 2007 dengan metode RAS.

Konstruksi IRSAMJASUM tahun 2007 dibangun kemudian. Setelah model

IRSAMJASUM tahun 2007 dibangun, dilakukan analisis keterkaitan antar sektor,

analisis multiplier, analisis simulasi kebijakan pembiayaan jalan, selain itu

dianalisis pertumbuhan, output dan nilai tambah, lapangan pekerjaan, pendapatan

dan distribusi pendapatan. Kerangka atau alur pikir untuk analisis penelitian ini

sebagaimana tercantum dalam Gambar 13.