ikan kakap putih 2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/14/2018 ikan kakap putih 2

    1/11

    OseanaMajalah II m i a . h

    Volume xxvS e m i Populer

    Nomor 1 Tahun 2000

    Pemimpin RcdaksiMalikusworo Hutorno

    Redaksi PelaksanaAznarn AzizAnggota

    M usw erry M uch tarRuyitno

    R ic ky R os ita sa riAlamat Redaksi

    Pusat Penelitian dan Pengernbangan Oseano logi - UPIKompleks B ina Sarnudcra

    11 . Pasir Pu ti h I,A nco l T irnu rro Box 480 I JKTF ] akarta 11048 Telepor t 683850 (5 sa l uran)Fax 681948 Cable LONAS Telex 02875 -- PD II - IA

    Tujuan Keterangan

  • 5/14/2018 ikan kakap putih 2

    2/11

    , .

    Oseana, Volume XXV, Nomor 1,2000: 21 - 30 ISSN 0216 - 1877

    BEBERAPA JENIS lKAN PEMANGSADI TAMBAK TRADISIONAL DAN CARA PENANGANANNYA

    olehFahmi 1)

    ABSTRACTSEVERAL PREDATORY FISHES IN TRADITIONAL PONDS AND HOW

    TO OVERCOME THEM. The presence of predatory fishes in ponds can not heavoided. Predatory fishes are harmful to culture milk fish or shrimp. They do not onlycompete with the cultured animals for food and space but also directly prey of them.Normally, some of the predatory fishes enter the ponds in juvenile stage or eggs.They grouw so fast until they large enough to attack and eat the prey animals. Thisreview give some informations of common predatory fishes that usually found intraditional ponds in indonesia, including how to overcome them with mechanical orchemical way.

    PENDAHULUAN

    Budidaya pada daerah estuari di Indo-nesia dikenal dengan sebutan tambak. Tambakmerupakan suatu bang unan berupa kolam didaerah pantai yang dapat dimanfaatkan untukbudidaya biota Iaut yang berpontensi ekonomi(ADRIM et al. 1988). Spesies yangdibudidayakan meliputi udang dan bandeng(Chanos ebanos], Jenis udang yangdibudidayakan biasanya adalah udang windu

    Sedangkan budidaya udang di Indonesia mulaipopuler dan banyak dilakukan orang sejaktahun 1984 dan berkembang pesat padapertengahan tahun 1986, ketika harga udangsedang mernbaik. (SOESENO 1988).

    Berdasarkan tipe pengelolaannyatambak dibagi dalam tiga jenis tipe, yaitutambak tradisional (ekstensif), semi intensifdan tambak intensif. Pada pemeliharaan secaratradisional, udang atau bandeng hidup darimakanan alami yang dihasilkan oleh kesuburan

  • 5/14/2018 ikan kakap putih 2

    3/11

    pembuangan air sepenuhnya bcrgantung, padapasang surutnya air laut. Dengan sistem sepertiini, udang atau bandeng hidup dari makananalami yang dihasilkan oleh kesuburan alamiahpetakan tarnbak yang bersangkutan. Kegiatansehari-hari pacta pengelolaan tambak tersebutdapat dikatakan hanya berupa memasukkan airsegar ketika air pasang dan mengeluarkannyalagi ketika air surut. Bersamaan dengan itu,tidak mustahil terdapat adanya berbagai jenisbiota air yang ikut masuk ke dalam tambak,baik berupa telur, benih, rnaupun yang sudahdewasa. Hal itu tergantung dari cara petanitambak ketika membuka pintu air danmernasukkan air (SOESENO 1988).

    Kehadiran biota-biota air liar ke dalamtambak mernberi pengaruh yang cukup besar.Pengaruh tersebut dapat menguntungkan dandapat pula merugikan bagi petani tambak.Men gu n tu ngkan petani apabila petanimendapat hasil sampingan produksi tambakselain udang atau bandeng, dan merugikanapabila produksi tarnbak terganggu olehkeberadaan hama (ADRIM et al. 1988).Hama dan penyakit merupakan salahsatu kendala produksi yang sering ditemukan.Hama biasanya berupa beberapajenis binatangbaik darat maupun air yang menimbulkankerugian pada budidaya di dalam tarnbak(DARMONO 1991). Hama tambakdimasukkan dalam golongan kendala produksikarena sangat merugikan petani tambak yaitumerusak konstruksi tambak, efisiensipemberian pakan menjadi berkurang dan dapatmengurangi produksi udang atau bandeng.

    Fordonia leobalia. Beberapajenis burung,seperti burung pecuk (Phalacrocoraxjavanicu s}, burung blekok (Ardeolarallaoides sp ecio sa], burung bango(Leptotilus javanicus), serta jenis hewanlainnya.

    2. Hama penyaingHama penyaing adalah hewan air yangikut hidup di dalam tambak dan ikutmemperebutkan makanan udang, sehinggaterjadi persaingan. Termasuk dalam jenishewan ini adalah ikan-ikan liar, sepertiikan belanak (Mugil sp.), ikan mujair (Ti-lapia mossambica), Jenis siput sepertitris ipan (Ce rithidea cing ulata), dancongcong ( Telescopium telescopium).

    3. Hama penggangguHama yang sering m erusak tambaktermasuk hama pengganggu. Hewan yangtermasuk golongan ini sering membuatlubang di pematang, sehinggamengakibatkan bocornya tarnbakDisamping itu hewan tersebut juga sukamenggerogoti kayu yang digunakansebagai pintu air. Kelompok penggangguini adalah dari jenis kepiting (Scyllaserraia), dan remis (Teredo navalis).

    JENIS-JENIS IKAN PEMANGSA OJTAMBAK

    Keberadaan hewan-hewan liarterrnasuk eli dalamnya ikan-ikan liar yangmenj adi pemangsa (predator) bagi udang

  • 5/14/2018 ikan kakap putih 2

    4/11

    pemangsa umumnya lebih besar ukurannyadibandingkan hewan-hewan yang dimang-sanya (IVERSEN 1968).

    Menurut JHINGRAN (1982),kehadiran ikan-ikan liar yang tidak diharapkandalam kolam pendederan (nursery pond) dankolam pembesaran merupakan salah satufaktor yang membahayakan dalam budidaya.Pada masa 1-2 bulan pemeliharaan padabudidaya udang/bandeng di tambaktradisional, merupakan masa-rnasa yang rentanterhadap gangguan. Sehingga keberadaan ikan-ikan pemangsa di tambak dalam jumlah yangcukup besar dapat menjadi salah satu faktorgagalnya panen pada tarnbak tradisional. Halini d ikarcnakan kondisi hewan yangdibudidayakan masih muda atau masih berupabibit benur/nener yang kondisinya lemahsehingga mudah dimangsa oleh hewan-hewanpemangsa yang lebih besar.

    Selanjutnya JHINGRAN (1982)menambahkan, umumnya beberapa ikanpemangsa yang masuk ke tarnbak rumbuh lebihcepat dibandingkan bibit ikan yangdibudidayakan (bandeng). Hal ini dapat terjadipada kondisi habitat dengan salinitas rendahatau pada kondisi lain, yaitu ketika padapermulaan musim dimana bibit-bibit ikanpemangsa tersebut telah mas uk terlebih duludan berkembang di dalam tambak. Merekamengkonsumsi plankton yang tersedia ditambak dan tumbuh dengan eepat sehinggaketika bibit bandeng ditebar pada kolampendederan, ikan-ikan pemangsa telah eukupbesar untuk memangsa bibit-bibit ikan

    Menurut WEBER & BEAUFORT (1929)sisternatika kakap putih adalah sebagai berikut:BangsaAnak bangsaSukuMargaJenis

    PereiformesPereoidesCentropomidaeLatesLates calcarifer(Bloch 1970)

    Gambar 1. Kakap putih, Lates calcarifer(Bloch)

    Tanda-tanda morfoJogi ikan ini adalahbentuk tubuh agak panjang dan pipih denganpenampang bagian dorsal berbentuk eembungdan menjadi eekung di depan sirip punggungSirip punggungnya memiliki duri kerasberjumlah 7-9 buah, dan jari-jari sirip lemahberjumlah 10-11 buah. Sirip dada berbentukpendek dan mernbulat dengan jumlah jarijarisirip 17 buah. Ikan ini mempunyai mulut yangbesar dan mengarah ke bawah dengan rahangatas memanjang sampai ke beJakang mata. (WEBER & BEAUFORT 1929). Pada masajuvenil (muda), biasanya tubuh ikan iniberwarna eoklat pada bagian atas dankeperakan pada bagian perut dan sisi tubuhnya.

  • 5/14/2018 ikan kakap putih 2

    5/11

    ikan Sumasi (BURHANUODIN et al. 1998).Ikan kakap putih biasa hidup di perairan pantai,estuaria dan laguna, termasuk di perairantambak. Di laut ikan ini biasa hidup pa-da kedalaman 10-40 m (FAO 1974).Penyebarannya di Indonesia meliputiSumatera, Jawa, Kalimantan, Madura,Sumbawa, Flores, Sulawesi sampai ke PapuaNugini (WEBER & BEAUFORT 1929).

    Kakap putih termasuk ikan pemakandaging (karnivora). Makanan ikan ini meliputiikan-ikan yang lebih kecil dan beberapajeniskrustasea (FAO 1974). Sedangkan menurutJHINGRAN (1982) kakap putih rnemakanikan, krustasea terutama udang, keong dancacing. Di dalam, tambak, kakap putihmerupakan ikan yang cukup berbahaya bagihewan-hewan budidaya, terutama bagi bibitbandeng (nener) dan udang yang masih muda(benur), karena ikan ini merupakan salah satupemangsa yang rakus (SOESENO 1988).

    Jenis ikan kakap lain yang seringkaliterdapat di tarnbak adalah kakap batu, Lobolessurinamensis (Bloch). Tubuh ikan ini berwarnakeeoklatan dan pada bagian punggungnyaberwarna lebih gelap. Bagian bawah kepaladan dada berwarna keperakan, sedangkan padabagian sirip dada dan batas sirip ekor berwarnakuning pucat. Ukuran ikan ini dapat mencapai1 m dan dimasukkan ke dalam kategori ikankarnivora besar (WEBER & BEAUFORT1936).2. Payus

    Payus, Elops hawaiens is (Regan)

    Gambar 2. Payus, Elops hawaiensis(Regan)

    Ikan payus memiliki bentuk tubuhseperti bandeng, tetapi perutnya tidak gendutsehingga biasa disebut juga dengan bandengIelaki (SOESENO 1988). Ikan ini mempunyaitubuh yang panjang dan pipih dengan bagianbawah tubuh yang harus (tidak bersisik).Memiliki sirip punggung tunggal dengan jari-jari lemah bercabang sebanyak 24 buah danterletak hampir dipertengahan tubuh. Mulutikan ini sangat besar, dengan rahang atas yangpanjang dan ujung maxilla meneapai depanmata. Tubuh berwarna keperakan danpanjangnya dapat mencapai 90 em (WEBER& BEAUFORT, 1913).

    Menurut BURHANUOOIN et al.(\998) ikan ini dikenal pula dengan namaMuloh (Aceh), Agam (Bugis), Bandeng laki(Madura), Bandeng rabet (Makasar) danBalusu (Surabaya). Habitat ikan payus adalahdi perairan pantai dan tergolong dalam ikan-ikan pelagis. Penyebarannya di Indonesiameliputi Sumatera, Jawa, Madura, danSulawesi (WEBER & BEAUFORT 1913).

    Payus termasuk dalam ikan karnivorayang memangsa ikan-ikan keeil dan krustasea.Di dalarn tambak, ikan ini masuk ketika airpasang melewati pintu air yang dibuka oleh

  • 5/14/2018 ikan kakap putih 2

    6/11

    "

    sistematika menurut WEBER & BEAUFORT(1913), ikan ini diklasifikasikan sebagaiberikut:BangsaSukuMargaJenis

    MalacopterygiiElopsidaeMegalopsMegalops cyprinoides(Broussonet, 1782)

    Gambar 3. Bulan bulan, Megalopcyprinoides (Brouss.)

    Bentuk tubuh ikan Bulan bulan panjangdan pipih, dengan bagian perut yang harus.Memiliki sirip punggung tunggal dengan jari-jari sirip berjumlah 16-20 buah. Pada bagianakhir sirip punggungnya diperpanjang olehadanya filamen. Apabila terlihat dari samping,bagian atas tubuh berbentuk cembung, Siripdada memiliki jari-jari sirip berjumlah 14-15buah, sirip perut berjumlah 10-11 dan sirip analberjumlah 23-28. Rahang atas memanjanghingga hampir berada di belakang batas mata,dan memiliki bentuk mulut yang dapat terbukalebar (WEBER &BEAUFORT 1913). Ikan inimernpunyai warna biru kehitaman ataukehijauan pada bagian atas tubuhnya,

    dikenal dengan nama ikan Seleh(BURHANUDDIN etal. 1998). Ikan ini hiduppada perairan pantai, estuaria, dan kadang-kadang masuk ke perairan tawar. Pe-nyebarannya di Indonesia meliputi Sumatera,Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Bali,Timor, Seram, Ambon dan Kepulauan Aru. DiPulau Jawa, pernah ditemukan di tambak airtawar dengan benih yang berasal dari perairanpantai yang masuk ke dalam tambak ketika airpasang (WEBER & BEAUFORT, 1913).

    Seperti halnya ikan predator lainnya,bulan bulan memangsa ikan dan krustasea keci lsebagai makanannya. Menurut JHINGRAN(1982), ketika masih berusia muda (benih),bulan bulan mengkonsumsi Cycops, Daphnia,Cyprid, Rotifera, diatom dan alga berfilamen.Sedangkan ketika dewasa, ikan ini memakanikan dan krustasea, mysid, serangga danlarvanya, serta hewan-hewan keeil tainnya.4. Gerot gerot

    Jenis ikan pemangsa lain di tambakadalah ikan Gerot gerot, Pomadasys hasta.Berdasarkan WEBER & BEA UFORT ( 1936),sistematika ikan ini adalah sebagai berikut:Bangsa PercomorphiAnak Bangsa: PercoideaSuku LutjanidaeAnak Suku PomadasynaeMarga Pomadasys-Jenls Pomadasys hasta

    (Bloch 1790)Bentuk tubuh ikan ini panjang dan

    pipih, dengan bagian atas tubuh berbentuk

  • 5/14/2018 ikan kakap putih 2

    7/11

    3 baris bereak berwama coklat. Ikan ini dapatmencapai ukuran 80 em, tapi umumnya antara40-50 em (FAO 1974).

    Di beberapa daerah, ikan Gerot gerotdikenal pula dengan nama Krokot (Jawa),Towo ito (Madura), Garut (Balikpapan), dandi daerah Jakarta dikenal pula dengan namaikan Kerot kerot atau Krekot (WEBER &BEAUFORT 1936). Habitat ikan in i adalahperairan pantai, sampai ke kedalaman 60 m(FAO 1974). Sedangkan penyebarannya di In-donesia meliputi Sumatera, Jawa, Madura,Bali, Kalimantan, Sulawesi, Teluk Tomini,Selayar, Surnbawa, Pulau Obi, Pulau Buru,Seram, Ambon dan Waigeu (WEBER &BEAUFORT 1936).

    Ikan Gerot gerot yang umum dijumpaidi tambak selain Pomadasys hasta adalahPomadasys maculatus. Biasanya dijumpaisebagai ikan-ikan liar di tambak dan term asukhas il ik u tan (rucah) dari produk si tambak(ADRIM e tal. 1988). Makanan utama ikan iniadalah krustasea dan ikan-ikan kecil (FAO1974). Dengan demikian gerot-gerot dapatdianggap sebagai harna bagi bandeng danudang (ADRIM et al. 1988).5. Kuro

    Ikan Kuro, Eleuthronema tetradactylummerupakan salah satu jenis ikan liar yang dapatditemukan di tambak. Menurut WEBER &BEAUFORT (1922), sistematika ikan iniadalah sebagai berikut:

    PercesocesBangsa

    .'

    dan jari -jari sirip lemah berjumlah 17, sedangbagian bawah terdiri dari tiga atau empat buahsirip berfilarnen dengan bagian paling atasmemiliki filamen yang paling panjang hinggamencapai dasar sirip perut (FAO 1974).

    Ikan in i dicirikan pula dengan tubuhyang berwarna hijau keperakan di bagian atastubuh dan bagian bawah berwarna krem. Sirippunggung dan ekor berwarna abu-abu dan agakgelap pada pinggirannya. Sirip perut dan anusberwarna orange, sedang sirip dada berfilamenberwarna putih. Ikan in i dapat mencapaiukuran 200 em, tetapi biasa diternukan padaukuran antara 45-50 em (FAD 1974).

    Ikan kuro dikenal pula dengan namaikan Senangin atau Kura (Aeeh), Lema lema(Bugis), Kurau atau Kuru (Jakarta), Laceh atauOslaosan (Madura), Laosan (Surabaya), dandi Menado dikenal dengan nama ikan Tikus(BURHANUDDIN et. al. 1998). Ikan kuromerupakan ikan yang biasa hidup di perairanpantai yang dangkal dengan dasar yangberlumpur, kadang-kadang juga memasukiperairan tawar (FAO 1974). Penyebarannya diIndonesia meliputi Sumatera, Jawa, Madura,Kalimantan, Sulawesi dan Bacan (WEBER &BEAUFORT 1922).

    Makanan ikan ku ro adalah krus taseakecil dan ikan (FAO 1974). Hal ini berarti ikankixo dapat merupakan pemangsa terhadapudang-udang muda dan bibit bandeng,sehingga akan menimbulkan kerugian terhadapbudidaya di tambak (ADRIM e ra l . 1988).6. Lundu

  • 5/14/2018 ikan kakap putih 2

    8/11

    Bentuk tubuh ikan lundu menyerupailele, memanjang dengan kepala meruncing,dengan kemiringan yang membentuk garislurus sampai ke permukaan sirip punggung. Disekitar mulutnya terdapat tiga pasang sungut.Pada sirip punggung dan sirip dada, masing-masing terdapat sebuah duri yang keras dandiikuti oleh 7 buah jari-jari sirip lemah padapunggung dan 1O-It j ari-jari sirip lemah padasirip dadanya. Di belakang sirip punggungterdapat sirip adipose berukuran keeil danberwarna hitam. Tubuh ikan ini berwarna biruatau coklat di bagian atas, abu-abu pada bagiansisi tubuh, dan bagian perut berwarna putihdengan bintik-bintik yang samar, denganujung-ujung sirip berwarna hiram. Ikan inidapat mencapai ukuran 50 em, tapi biasaditemukan dengan ukuran antara 20-40 em(FAO 1974).

    Di beberapa daerah, ikan lundu dikenalpula dengan nama ikan duri (Jakarta,Palembang), Lundu (Pontianak), Beluku(Samarinda dan Pontianak), Manyung(Kupang), Uteh (Madura), dan di Makasardikenal dengan nama ikan Tambununu(BURHANUDDIN et al. 1998). Ikan ini dapathidup di laut, perairan pantai, estuaria, bahkansampai ke perairan tawar (sungai) denganpenyebaran di Indonesia me liputi Sumatera,Jawa dan Kalimantan (WEBER & BEAU-FORT 1913).

    lkan lundu tergolong ikan piseivores(pemakan ikan keeil) dan juga pemakankrustasea. Keberadaannya di tam bakmerupakan harna yang harus dibasmi, karena

    7. GabusGabus, Ophiocephalus striatus

    tergolong ikan air tawar, tetapi bisa menjadisalah satu pemangsa yang buas apabila masukke dalam tarnbak, terutam a tambak dipedalaman yang memiliki pintu air ke arahmuara sungai. Menurut WEBER & BEAU-FORT ( 1922), sistematika ikan ini adalahsebagai berikut:BangsaAnak BangsaSukuMargaJenis

    LabyrinthiciOphiocephaloideiOphiocephalidaeOphiocephalusOphiocephalus s tr ia tus (BI.)

    Gambar 4. Gabus, Ophiocephalus striatus(BI.)

    Secara morfologis, bagian depan (an-terior) ikan ini berbentuk silindris dan pipihpada bagian belakangnya (posterior). Kepalagepeng dan bagian dorsal berbentuk cembungapabila tampak dad samping. Strip pungggungmemiliki jari-jari sirip lemah berjumlah 38-43,. jari-jari sirip lemah pada sirip dada 15-17, siripperut 6 buah, dan pada sirip anal berjumlah23-27 Sirip punggung memanjang mulai dariarah belakang sirip dada sampai ke arah ekor(hampir sejajar dengan anus). Tubuh berwarna

  • 5/14/2018 ikan kakap putih 2

    9/11

    Ikan gabus merupakan ikan labirin yangmampu bertahan di luar air, karena mempunyaialat pernafasan tambahan yang berupa lipatankulit tipis yang berliku-liku seperti labirin(SOESENO, 1988). Ikan in i biasa hidup disungai, danau, dan kolam/tambak, serta biasamembuat sarang di daerah rawa-rawa ataudiantara belukar yang terdapat pada tepitambak dan sungai. Di Indonesia, ikan gabuspenyebarannya sangat luas, mulai dariSumatera, Jawa, Madura, Bali, Lombok,Kalimantan, Sulawesi, Flores, Ambon danHalmahera (WEBER & BEAUFORT 1922).Di beberapa daerah, ikan gabus dikenal puladengan nama ikan rayong (Sunda), Kuto(Madura), Bace (Aceh), Sepungkat(Palembang), dan di Bajarmasin dengan namaikan Haman (WEBER &BEAUFORT 1922).

    Ikan gabus merupakan ikan karnivoryang eukup buas. Di tambak pedalaman, yangsalinitasnya lebih rendah/tawar, ikan gabusmerupakan hama yang amat merugikan karenakebuasannya melebihi ikan payus dan kakap.Ikan ini tidak hanya memangsa ikan bandeng,tetapi juga ikan-ikan liar lainnya (SOESENO1988). Selanjutnya Soeseno menambahkanpula sebagai ikan labirin, ikan gabus yang besardapat melornpat melalui pematang rendah daripetak pendederan, untuk kemudianmenghabiskan nener bandeng di dalamnya.Ikan ini pun tak segan mendatangi petakpembesaran yang banyak terdapat ikangelondongan (yang mempunyai ukuran yanglebih besar dari nener), dengan cara melompat

    ikan-ikan predator dan kompetitor untukmasuk ke dalam tambak. Mereka masuk kedalam tambak dalam bentuk telur, larvaataupun bentuk dewasa ketika pintu air dibukauntuk memasukkan air (IVERSEN 1968).Menurut SOESENO (1988), untuk meneegahmasuknya benih ikan buas dari saluran luar,pintu air utama pada tambak dipasangpenyaring yang biasanya terbuat dari bilahbarnbu yang disusun rapat, membentuksemacam bidai berbingkai. Bidai yang baikadalah yang mampu mencegah masuknyabenih ikan buas, tetapi tidak menghambatkelancaran arus air. Pada pintu petakan(termasuk pintu kolam pendederan) dipasarrgpenyaring halus (waring) untuk mencegahbenih ikan buas masuk ke dalam tambak,

    Untuk memberantas hama yang sudahterlanjur berada di dalam tambak, dilakukandilakukan dengan cara mekanis maupun secarakirniawi. Cara mekanis dilakukan denganmelakukan penangkapan ikan-ikan liar denganmenggunakan berbagai alar tangkap sepertianco atau waring, bubu, pancing, jaring dansebagainya. Cara ini di lakukan secara berkaladengan jangka waktu yang relatif singkat (1-4hari sekali). Hasil tangkapan terse but dapatmemberikan tambahan bagi petani tarnbak,terutama bagi petani kecil yang kurang mampuatau petani penggarap/non pemilik (AORIMet al. 1988).

    Selanjutnya menurut DARMONO(1991), pemberantasan hama secara kimiawidilakukan antara lain dengan menggunakan

  • 5/14/2018 ikan kakap putih 2

    10/11

    Tabell. Bahan Tradisional Pembasmi Hama Tambak(DARMONO, 1991 )

    Bahan Bahan Aktif Jumlah Penggunaan I hektarTembakau Nikotin 200 - 400 kgBiji teh Saponin 150 - 200 kgAkar tuba Rotenon 10 kg

    Bahan kimia pembasmi hama yangdibuat di pabrik biasanya digolongkan dalamkelompok pestisida, dan bermacam-macamjenis tergantung pabriknya (DARMONO1991). Berdasarkan hasil pengamatan penulispada beberapa tambak tradisional diKabupaten Tanggamus, Lampung danKabupaten Tangerang, jenis pestisida yangbiasa digunakan untuk membunuh ikan-ikanliar di tambak antara lain adalah Akodan,Tiodan dan Supracide.

    Menurut SOESENO (1988), untukmemberantas telur ikan buas yang mungkinmasih dapat menerobos penyaring, para petanitambak di Pulau Jawa dan Sulawesi Selatanlebih dianjurkan menggunakan tepung akartuba (dikenal sebagai tepung Derris, karenaberasal dari akar tanaman Derris elliptica).Penggunaan sebanyak 3 -4 kg per hektar, lebihbaik dari pada menggunakan pestisidaanorganik yang residunya dikhawatirkan akanmerusak struktur tanah tambak, apabilaterakumulasi karena pemakaian yang terus-

    setelah didiamkan selama empat hari. Baikakar tuba maupun serbuk tembakau menjadibahan organik yang dapat mempertahankans truktur tanah agar tetap baik bagipertumbuhan kiekap, setelah tugasnya sebagairacun berakhir.

    Pada pemberantasan benih ikan buasdan ikan-ikan liar lainnya, dapat digunakanbungkil biji teh setiap empat bulan sekalisebanyak 6 kglhektar. Hal ini dilakukan dengancara menyurutkan air tambak sampaikedalaman 30 em (SOESENO 1988). MenurutCholik dalam SOESENO (1976), dengankepekatan 6 kg/ha, ikan-ikan liar akan mati,tetapi benih udang masih tetap hidup. Bungkilbiji teh tersebut direndam dalam air semaiam,kemudian ditumbuk sampai halus danditebarkan merata ke dalam tambak(DARMONO 1991). Menurut SOESENO(1988), bungkil biji teh mengandung saponin7%, dan daya racunnya bekerja selama sepuluhhari. Tanda bahwa racun telah hilang adalahwarna air sudah berubah dari kuning keruh

  • 5/14/2018 ikan kakap putih 2

    11/11

    BURHANUDDIN, A. DJAMALI, and A.S.GENISA 1998. Nama-nama daerahikan taut di Indonesia. Pusat Penelitiandan Pengembangan Oseanologi- LIPI.Jakarta: 188 hal.

    DARMONO. 1991. Budidaya udang Penaues.Penerbit Kanisius. Yogyakarta: 104 hal.

    FOOD and AGRICULTURE ORGANIZA-TION 1974. Species identificationsheets for fishery purpose I-IV. Rome

    IVERSEN, E.S. 1968. Farming the edge of thesea. Fishing News. London: 301 pp

    JHINGRAN, VG. 1982. Fish and fisheries ofIndia. Hindustan Publishing Corp. NewDelhi: 666 pp.

    SCHUSTER, W.H. 1952. Fish culture in brack-ish water ponds of Java. Indo-Pacif.Coun. Spec Pubis. 1: 143 pp.

    SOESENO, S. 1988. Budidaya ikan dan udangdalam tambak. PT. Gramedia. Djakarta;179 hal.

    SUPARDAN, A. 1 990. Aquaculture develop-ment in Indonesia. in : I CHI U LIAO,CH U NG-ZENSHYU, NAI-HSIEN

    CHAO eds. Taiwan Fisheries ResearchInstitute, Asian Productivity Organiza-tion: 59-67.

    WEBER, M., and L.F. De BEA UFORT 1913.The fishes of the Indo Australian Ar-chipe lag a, 2. Mal acoptery gi i,Myctophoi de a, Os tari ophy si , ISiluroidea. E.J. Brill, Leiden: 404 pp.

    WEBER, M., end L.F. De BEAUFORT 1922.The fishes of the Indo Australian Ar-chipelago, 4. Heteromi, Solenichthyes,Synentognathi, Percesoces,Labyrinthici, Microcyprini. E.J. Brill.Leiden: 410 pp.

    WEBER, M., and L.P. De BEAUFORT 1929.The fishes of the Indo Australian Ar-chipelago, 5. Anac anthi ni ,Al1otriogn ath i, Heterosomata,Berycomorphi, Percomorphi. E.J. Brill,Leiden: 458 pp.

    WEBER, M., and L.P. De BEAUFORT 1936.The fishes of the Indo Australian Ar-chipelago, 7. Perciformes (continued).E.J. Brill, Leiden: 607 pp.

    --*****--