24

ileus

Embed Size (px)

Citation preview

TINJAUAN PUSTAKA VARICELLA

ILEUS

Pembimbing : dr. Dikdik

Oleh :

Novi Alfirahmi

Rizky Aisyah

ANATOMI

Berbentuk tubuler, dengan panjang sekitar 6 cm

Terbagi atas tiga segmen yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.

Duodenum segmen proksimal, terletak retroperitoneal

Jejunum dan ileum terletak di intraperitoneal dan bertambat ke retroperitoneal melalui mesenterium.

Usus halus terdiri atas lipatan mukosa yang disebut plika sirkularis atau valvula conniventes

Usus besar (colon) terdapat diantara anus dan ujung terminal ileum.

Usus besar terdiri atas segmen awal (sekum), dan kolon asendens, transversum, desendens, sigmoid, rectum dan anus

ANATOMI

Pada usus halus A. Mesenterika Superior merupakan cabang dari Aorta. Arteri ini mendarahi seluruh usus halus kecuali. Duodenum

Duodenum yang sebagian atasnya diperdarahi oleh A. Pankreotikoduodenalis Superior, sedangkan bagian bawah Duodenum diperdarahi oleh A. Pankreotikoduodenalis Inferiorr

Bagian Ileum yang terbawah juga diperdarahi oleh A. Ileocolica. Darah dikembalikan lewat V. Messentericus Superior yang menyatu dengan V. lienalis membentuk vena porta

Pada usus besar, A. Mesenterika Superior memperdarahi belahan bagian kanan (sekum, kolon ascendens, dan dua pertiga proksimal kolon transversum)

Arteria mesenterika inferior memperdarahi bagian kiri (sepertiga distal kolon transversum, kolon descendens dan sigmoid, dan bagian proksimal rektum)

Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahanbahan nutrisi, air, elektrolit dan mineral

Pergerakan usus halus berfungsi agar proses digesti dan absorbsi bahan bahan makanan dapat berlangsung secara maksimal. Pergerakan usus halus terdiri dari : 5

Pergerakan mencampur (mixing) atau pergerakan segmentasi yang mencampur makanan dengan enzim enzim pencernaan agar mudah untuk dicerna dan diabsorbsi.

Pergerakan propulsif atau gerakan peristaltik yang mendorong makanan ke arah usus besar.

Kontraksi usus halus disebabkan oleh aktifitas otot polos usus halus yang terdiri dari lapisan otot longitudinal dan lapisan otot sirkuler.

Pada saat satu segmen usus halus yang berkontraksi mengalami relaksasi, segmen lainnya segera akan memulai kontraksi, demikian seterusnya.

Bila usus halus berelaksasi, makanan akan kembali ke posisinya semula, sehingga makanan akan bercampur dengan enzim pencernaan dan mengadakan hubungan dengan mukosa usus halus dan selanjutnya terjadi absorbsi

FISIOLOGI

Kontraksi segmentasi berlangsung oleh karena adanya gelombang lambat yang merupakan basic electric rhytm (BER) dari otot polos saluran cerna

Gerakan peristaltik pada usus halus mendorong makanan menuju ke arah kolon dengan kecepatan 0,5 sampai 2 cm/detik, dimana pada bagian proksimal lebih cepat daripada bagian distal.

Aktifitas gerakan peristaltik akan meningkat setelah makan.

1

2

5

DEFINISI

Kondisi di mana terdapat gangguan pasase (jalannya makanan) di usus yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan

ILEUS

Ileus Obstruktif

Ileus Paralitik

Penyumbatan intestinal mekanik karena adanya daya mekanik yang mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan / penyumbatan lumen usus

Ileus Obstruktif

KLAS

I

F

I

K

A

S

I

Penyebabnya

Lesi-lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, batu empedu.

Lesi-lesi intramural, misalnya malignansi atau inflamasi.

Lesi-lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau intususepsi

Lokasi

Letak Tinggi: Duodenum-Jejunum

Letak Tengah: Ileum Terminal

Letak Rendah: Colon-Sigmoid-rectum

Dasar

Ileus obstruktif sederhana

Ileus obstruktif strangulasi

Ileus obstruktif jenis gelung tertutup

Adhesi

Berupa perlengketan dalam bentuk tunggal maupun multiple, setempat maupun luas.

Hernia

Defek pada dinding peritoneum, membentuk kantong hernia sehingga segmen suatu dalaman dapat terjepit.

Askariasis

Obstruksi yang biasanya terjadi di ileum terminal, sehingga terjadi reaksi radang setempat.

Invaginasi

Berupa intususepsi ileosekal yang naik ke kolon asendens dan dapat sampai keluar dari rektrum serta mengakibatkan nekrosis iskemik

Volvulus

Pemuntiran usus yang abnormal dari segmen usus. Biasanya di bagian ileum.

Kelainan kongenital

Gangguan passase usus dapat berupa stenosis maupun atresia.

Tumor

ETIOLOGI

Pasase lumen usus terganggu

Pengumpulan isi lumen usus berupa gas dan cairan di bagian proximal tempat penyumbatan dapat menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi)

Penyempitan / penyumbatan lumen usus

PATOFISIOLOGI

Hipersekresi kelenjar pencernaan sehingga distensi meluas

Gerakan usus yang meningkat (hiperperistaltik), sebaliknya juga terjadi gerakan anti peristaltik. Hal ini menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen dan muntah-muntah

9

Manifestasi klinis

ILEUS

OBSTRUKTIF

Nyeri Abdomen

Muntah

Konstipasi

Distensi

ILEUS

OBSTRUKTIF

DIAGNOSIS

ANAMNESIS

Kolik Abdomen

Muntah

Distensi

Konstipasi

Pemeriksaan Fisik

INSPEKSI

Tanda dehidrasi

Abdomen tampak distensi, hernia dan massa abdomen

Gambaran darm contour dan darm steifung

AUSKULTASI

Metallic sound (serangan awal)

Bising usus akan menghilang

PALPASI & PERKUSI

Hipertympani

Defance muscular

Massa yang abnormal

11

ILEUS

OBSTRUKTIF

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisik

Rectal Toucher

Isi rektum menyemprot:Hirschprung disease

Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma

Feses yang mengeras: skibala

Feses negatif: obstruksi usus letak tinggi

Ampula rekti kolaps: curiga obstruksi

Nyeri tekan: lokal atau general peritonitis

Pemeriksaan Penunjang

LABORATORIUM

Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi

Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi

Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis bila ada tanda tanda shock, dehidrasi dan ketosis.

12

ILEUS

OBSTRUKTIF

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Penunjang

FOTO POLOS ABDOMEN

Posisi terlentang (supine)

Posisi setengah duduk atau berdiri

Posisi LLD (Left Lateral Decubitus)

13

Foto Polos Abdomen

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Penunjang

FOTO POLOS ABDOMEN

Pada foto abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran, antara lain:

Distensi usus bagian proksimal obstruksi

Kolaps pada usus bagian distal obstruksi

Air-fluid levels

Step-ladder sign

String of pearls sign

Gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet

Coffee-bean sign (Pada Volvulus sigmoid)

Gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara dan gelung usus yang berbentuk U yang dibedakan dari dinding usus yang oedem.

15

Foto Polos Abdomen

Dilatasi usus

Multipel air fluid level dan string of pearls sign

16

Foto Polos Abdomen

Herring bone appearance

Step ledder sign

17

Foto Polos Abdomen

Coffee bean appearance

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Penunjang Lainnya

Enteroclysis

Barium merupakan kontras yang sering digunakan. Barium sangat berguna dan aman karena tidak terjadi iskemia usus maupun perforasi. Kontraindikasi perforasi

CT-Scan

CT-Scan berfungsi untuk menentukan diagnosa dini atau obstruksi strangulate dan menyingkirkan penyebab akut abdomen lain terutama jika klinis dan temuan radiologis lain tidak jelas

MRI

MRI juga efektif untuk menentukan lokasi dan etiologi dari obstruksi. Namun, MRI kurang terjangkau dalam hal transport pasien dan kurang dapat menggambarkan massa dan inflamasi.

USG

Ultrasonografi dapat menberikan gambaran dan penyebab dari obstruksi dengan melihat pergerakan dari usus halus. USG dapat dengan akurat menunjukkan lokasi dari usus yang distensi

19

Cairan isotonic seperti Ringer Laktat

Antibiotik spectrum luas (profilaksis)

Lini Pertama

Pemasangan nasogastric tube bertujuan untuk mengosongkan lambung, mengurangi resiko terjadinya aspirasi pulmonal karena muntah dan meminimalkan terjadinya distensi abdomen.

Pasien dengan obstruksi parsial dapat diterapi secara konservatif dengan resusitasi dan dekompresi saja

Dekompresi

penatalaksanaan

Indikasi :

Pasien dengan obstruksi intestinal komplit

Pasien dengan obstruksi intestinal sekunder karena adanya adhesi

Hernia incarcerata

Terapi Operatif

penatalaksanaan

Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah :

Koreksi sederhana (simple correction)

Tindakan operatif by-pass

Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal

Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus

Komplikasi

Gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan

Iskemia dan perforasi usus yang dapat menyebabkan peritonitis,

sepsis, dan kematian

Prognosis

Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan

operasi dapat segera dilakukan.

Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi

strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%.

Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat

DAFTAR PUSTAKA

Whang, E. E., Ashley, S. W., & Zinner, M. J. 2005. Small Intestine. In B. e. al (Ed.), Schwatz`s Principles Of Surgery (8 ed., p. 1018). McGraw-Hill Companies.

Eroschenko, V. P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional (9 ed.). (D. Anggraini, T. M. Sikumbang, Eds., & J. Tambayong, Trans.) Jakarta: EGC

Price, S. A. 2003. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. (S. A. Price, L. McCarty, & Wilson, Eds.) Jakarta: EGC

Snell, Richard S. 2004. Clinical Anatomy for Medical Students, Fifth edition, New York

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2.Jakarta;EGC

Rasjad, Sjahriar (2007). Radiologi Diagnostik Ed. 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Thompson, J. S. 2005. Intestinal Obstruction, Ileus, and Pseudoobstruction. In R. H. Bell, L. F. Rikkers, & M. W. Mulholland (Eds.), Digestive Tract Surgery (Vol. 2, p. 1119). Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher

Yates K. 2004. Bowel obstruction. In: Cameron P, Jelinek G, Kelly AM, Murray L, Brown AFT, Heyworth T, editors. Textbook of adult emergency medicine. 2nd ed. New York: Churchill Livingstone. p.306-9

Sjamsuhidajat. R, Jong WD. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Nobie, B. A. (2009, November 12). Obstruction, Small Bowel. Retrieved 30 March 2015, from emedicine: http://emedicine.medscape.com/article/774140-overview

Evers, B. M. 2004. Small Intestine. In T. c. al, Sabiston Textbook Of Surgery (17 ed., pp. 1339-1340). Philadelphia: Elseviers Saunders