25
Iman Kristen dan Problema Sosial Abraham Kuyper Terjemahan dari Pidato Pembuka pada Kongres Sosial Kristen Pertama di Belanda, 9 November 1891. Penerbit Momentum 2004 Copyright © momentum.or.id

Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

  • Upload
    vonhu

  • View
    248

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen

dan Problema Sosial

Abraham Kuyper

Terjemahan dar i Pidato Pembuka pada Kongre s Sos ial Kris t en Pertama

di Belanda, 9 November 1891 .

Penerbit Momentum 2004

Copyright © momentum.or.id

Page 2: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen dan Problema Sosial (The Problem of Poverty) Oleh: Abraham Kuyper Diedit oleh: James W. Skillen

Penerjemah: Kalvin Budiman Tata Letak: Wiyanto Tejo Desain Sampul: Ricky Setiawan Editor Umum: Solomon Yo

Copyright © 1991 by Baker Book House Company Originally published in English under the title

The Problem of Poverty by Baker Books, a division of Baker Book House Company Grand Rapids, Michigan, 49516, U.S.A.

All rights reserved. Hak cipta terbitan bahasa Indonesia pada Penerbit Momentum (Momentum Christian Literature) Andhika Plaza C/5-7, Jl. Simpang Dukuh 38-40, Surabaya 60275, Indonesia. Copyright © 2001 Telp.: +62-31-5472422; Faks.: +62-31-5459275 e-mail: [email protected]

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)

Kuyper, Abraham, 1837-1920 Iman Kristen dan problema sosial/Abraham Kuyper – terj. Kalvin Budiman – cet.1 – Surabaya: Momentum, 2004. xii + 95 hlm.; 14 cm. ISBN 979-8131-46-0

1. Gereja dan Problema Sosial 2. Gereja dan Kemiskinan 3. Kemiskinan 4. Kesejahteraan Sosial 5. Sosialisme Kristen

2004 261.8’325–dc20

Cetakan pertama: Juli 2004

Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip, menerbitkan kembali, atau memper-banyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun dan dengan cara apa pun untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kutipan untuk keperluan akademis, resensi, publikasi atau kebutuhan nonkomersial dengan jumlah tidak sampai satu bab.

Copyright © momentum.or.id

Page 3: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

(

Daftar Isi

Prakata Penerbit vii

Kata Pengantar xi

Pendahuluan 1

( BAB 1

Menghadapi Realitas Kemiskinan 21

( BAB 2

Yesus Kristus dan Problema Sosial 37

( BAB 3

Tantangan Kelompok Sosialis 49

( BAB 4

Pendekatan Iman Kristen terhadap Problema Kemiskinan 69

Copyright © momentum.or.id

Page 4: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

(

Kata Pengantar

idato oleh Abraham Kuyper ini dipublikasikan

dalam bahasa Belanda dengan judul Het Sociale Vraagstuk en de Christelijke Religie (Problema

Sosial dan Agama Kristen [Amsterdam: J. A.

Wormser, 1891]) dan untuk pertama kalinya diterjemahkan

ke dalam bahasa Inggris oleh Dirk Jellema serta diterbitkan

dengan judul Christianity and the Class Struggle (Kekristenan dan Pergumulan Kelas Sosial [Grand Rapids:

Piet Hein, 1950]).

PVersi bahasa Inggris [yang diterjemahkan ke dalam ba-

hasa Indonesia ini] merupakan revisi secara menyeluruh

atas terjemahan Jellema dan berusaha sedapat mungkin

mendekati naskah aslinya dalam bahasa Belanda. Beberapa

kalimat Kuyper yang dirasa terlalu panjang, dibagi ke

dalam beberapa kalimat pendek. Terjemahan baru ini juga

Page 5: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen dan Problema Sosial xii

lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem-

porer. Saya juga telah memberikan judul untuk empat bagi-

an dalam pidato ini serta menambahkan subjudul untuk ma-

sing-masing bagian.

Jelas dari pidato ini bahwa Kuyper bukan sedang me-

nyampaikan makalah yang sifatnya teknis ataupun akade-

mis. Tujuan pidato ini adalah untuk menerangi sebuah per-

masalahan sosial yang kompleks dan memberikan dorongan

kepada para pendengarnya untuk terlibat secara aktif dalam

tindakan yang nyata. Karena itu, pada beberapa bagian, ter-

jemahan ini dibahasakan secara bebas tanpa mengurangi

substansi berita, jika hal itu dinilai memang perlu untuk

dilakukan, serta jika hal tersebut mewakili semangat asali

Kuyper ketika menyampaikan pidatonya.

Ucapan terima kasih patut saya utarakan kepada Carol

Veldman Rudie dan Gary Govert atas berbagai komentar

dan masukan kritis yang membangun dalam menyusun

ulang naskah pidato ini. Seandainya masih ada kekurangan

dalam naskah ini, maka hal tersebut sepenuhnya merupa-

kan tanggung jawab saya. Dengan sepenuh hati saya meng-

ucapkan terima kasih atas sumbangsih mereka dalam pe-

nyusunan ulang naskah pidato ini.

Page 6: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

(

Pendahuluan

Problema Kemi

ada tahun 1891, dampak sosial Revolusi Industri

mulai tampak dengan jelas terutama di Eropa dan

Amerika. Tingkat urbanisasi yang tinggi, pengang-

guran, kemunduran nilai-nilai dalam keluarga, ke-

miskinan, dan berbagai masalah sosial merupakan tanda-

tanda krisis dalam masyarakat yang tak dapat disangkali.

Sebagai respons terhadap “masalah sosial ini, sebagaimana

yang sering kali disebutkan, muncullah sebuah ideologi so-

sialisme baru. Kelompok sosialis yang banyak berjuang bagi

masyarakat miskin memberi kritik yang tajam terhadap para

kapitalis politik dan ekonomi yang dinilai telah memono-

poli berbagai keuntungan dari “kemajuan” yang telah diraih

hanya untuk kepentingan kelompok mereka sendiri. Banyak

yang merasa khawatir dengan gerakan ini, namun banyak

skinan dalam Perspektif Satu Abad Terakhir

P

Copyright © momentum.or.id

Page 7: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen dan Problema Sosial 2

juga yang mengharapkan adanya sebuah revolusi sosial

yang lebih radikal ketimbang Revolusi Prancis yang terjadi

satu abad sebelumnya.1

Di Eropa, beberapa pemimpin Kristen di kalangan Pro-

testan maupun Katolik mulai memberikan tanda peringatan

dan dorongan untuk mengambil tindakan nyata. Di tahun

1891, Paus Leo XIII menerbitkan selebaran yang sekarang

ini dikenal dengan sebutan Rerum novarum, yaitu sebuah

panggilan bagi adanya penyelesaian secara kristiani terha-

dap penyimpangan-penyimpangan keji yang terjadi baik di

kalangan kapitalisme maupun sosialisme. Sejak diterbitkan-

nya selebaran tersebut, muncullah di Inggris sekelompok

orang yang menamakan dirinya Christian Socialists

(Kelompok Sosialis Kristen). Demikian pula di Jerman

muncul Evangelical Social Movement (Gerakan Sosial

Injili). Gerakan-gerakan yang serupa juga mulai bermun-

culan di Swis, Prancis, dan Italia. Pada tanggal 9 November

1891 muncullah Abraham Kuyper, seorang negarawan

Belanda, pemimpin gereja, pengajar, dan jurnalis, yang

dalam Christian Social Congress (Kongres Sosial Kristen)

yang pertama di Belanda memberikan sebuah pidato

1 Mengenai kondisi sosial dan ideologi-ideologi politik pada akhir abad

sembilan belas di Eropa dan Amerika secara umum, lihat Bob Goudzwaard, Capitalism and Progress: A Diagnosis of Western Society, terj. dan ed. Josina Van Nuis Zylstra (Toronto: Wedge; Grand Rapids: Eerdmans, 1979), hlm. 80-117; Carl N. Degler, The Age of the Economic Revolution, 1876-1900 (Glenview, Ill.: Scott, Foresman, 1967); Wolfgang J. Mommensen, ed., The Emergence of the Welfare State in Britain and Germany, 1850-1950 (London: Croom Helm, 1981); James T. Kloppenberg, Uncertain Victory: Social Democracy and Progressivism in European and American Thought, 1870-1920 (New York: Oxford University Press, 1986), hlm. 199-297.

Copyright © momentum.or.id

Page 8: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Pendahuluan 3

pembuka yang berjudul Het Sociale Vraagstuk en de Christelijke Religie (Problema Sosial dan Agama Kristen).2

Pada masa kita sekarang ini, di tahun 1991, [saat ditu-

lisnya edisi yang menjadi landasan terjemahan ini – ed.]

berbicara tentang revolusi sosial barangkali kedengaran

aneh dan ketinggalan zaman. Kita semua tahu bagaimana

pemerintah Komunis di Eropa Timur telah runtuh. Demiki-

an pula Sosialisme pada masa sekarang ini telah mengalami

kemunduran. Sebaliknya, demokrasi liberal dan kapitalisme

pasar bebas tetap bertahan setelah melalui berbagai kritik

2 Kuyper menyebutkan berbagai gerakan Kristen ini pada pembukaan

pidatonya. Beberapa buku yang dapat memberikan konteks latar belakang bagi gerakan yang Kuyper canangkan a.l. [semuanya masih dalam bahasa Belanda – pen.]: A. Kouwenhoven, De Dynamiek van Christelijk Sociaal Denken (Nijkerk: Callenbach, 1989), hlm. 32-94; dan H. E. S. Woldring dan D. Th. Kuiper, Reformatorische Maatschappijkritiek (Kampen: J. H. Kok, 1980). Rerum novarum Leo XIII dapat dibaca dalam David M. Byers, ed., Justice in the Marketplace: Collected Statements of the Vatican and the United States Catholic Bishops on Economic Policy, 1891-1984 (Washington, D.C.: U.S. Catholic Conference, 1985), hlm. 9-41.

Mengenai konteks latar belakang secara umum bagi munculnya orga-nisasi-organisasi Kristen dalam menanggapi perubahan-perubahan ekono-mi, sosial, dan politik di Eropa, lihat Michael P. Fogarty, Christian Democracy in Western Europe, 1820-1953 (Westport, Conn.: Greenwood, 1974 [1957]); Hans Maier, Revolution and Church: The Early History of Christian Democracy, 1789-1901, terj. Emily M. Schossberger (Notre Dame: Notre Dame University Press, 1969 [1965]); Eric O. Hanson, The Catholic Church in World Politics (Princeton: Princeton University Press, 1987), khususnya hlm. 19-161; Suzanne Berger, ed., Religion in Western European Politics (London: Frank Cass, 1982); John McManners, Church and State in France, 1870-1914 (London: SPCK, 1972); W. O. Shanahan, German Protestants Face the Social Question (Notre Dame: University of Notre Dame Press, 1954); Joseph N. Moody, ed., Church and Society: Catholic Social and Political Thought and Movements, 1789-1950 (New York: Arts, 1953); M. Einaudi dan F. Goguel, Christian Democracy in Italy and France (Notre Dame: University of Notre Dame Press, 1952); dan Amintore Fanfani, Catholicism, Protestantism, and Capitalism (Notre Dame: University of Notre Dame Press, 1984 [1935]).

Copyright © momentum.or.id

Page 9: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen dan Problema Sosial 4

dan serangan dari kelompok sosialis, bahkan menjadi satu-

satunya kandidat dalam politik dan ekonomi dunia dalam

menyongsong masa yang akan datang. Jika demikian hal-

nya, mengapa seseorang masih harus mempertimbangkan

ulang sebuah pembicaraan dari abad sembilan belas menge-

nai problema kemiskinan di tengah-tengah berbagai bukti

bahwa sosialisme tidak lagi bersifat revolusioner serta tidak

mampu memberi jawab bagi kemiskinan?

Sekalipun benar bahwa berbagai bentuk ideologi ko-

munisme dan sosialisme sekarang ini telah mengalami ke-

munduran, seseorang tidak mungkin mengabaikan fakta ke-

miskinan, isolasi sosial, peningkatan urbanisasi beserta ma-

salah sosial yang ditimbulkannya, pengangguran, serta ke-

munduran dalam nilai-nilai keluarga. Semua ini tetap ada

hingga sekarang ini, di berbagai tempat di muka bumi, da-

lam skala yang jauh lebih besar ketimbang seratus tahun

yang lalu. Sosialisme yang dikemukakan oleh Marx, Lenin,

Mao Tze Tung, Stalin, Castro ataupun oleh Mikhail

Gorbhachev memang telah gagal, namun demikian “pro-

blema sosial” tetap kita hadapi dengan intensitas yang sama

dengan – bahkan mungkin lebih dari – satu abad yang lalu.

Jika demikian halnya, bagaimanakah kita harus men-

jawab problema kemiskinan di masa kita sekarang ini? Jika

sosialisme bukan jawabannya, apakah berarti kita harus me-

nerima kapitalisme? Bagaimana dengan Kekristenan? Ada-

kah sesuatu yang dapat kita pelajari dari gerakan Kristen

dalam menanggapi permasalahan ini satu abad yang lalu?

Memang harus diakui bahwa Kekristenan sendiri sekarang

ini sedang mengalami kebangkrutan di Eropa. Apakah ber-

Copyright © momentum.or.id

Page 10: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Pendahuluan 5

arti nasib Kekristenan sama seperti sosialisme, ataukah Ke-

kristenan masih memiliki sesuatu yang dapat kita harapkan?

Apakah Rerum novarum ataupun pidato Kuyper di

hadapan Kongres Sosial Kristen pada 1891 memiliki

potensi yang lebih besar dalam memberikan inspirasi bagi

terciptanya pembaruan sosial pada masa sekarang ini

dibandingkan dengan konsep proletarian (kelas sosial) Marx

atau seruan Lenin agar kelas pekerja sosial mengambil alih

kuasa politik melalui kekuatan revolusioner?

Pertanyaan-pertanyaan semacam di atas, bagi saya,

tetap patut kita kemukakan sesudah satu abad berlalu –

patut kita kemukakan baik di Amerika Utara maupun di

Polandia, Uni Soviet, ataupun Czechoslovakia, patut pula

kita kemukakan di Inggris dan Belanda maupun di El Sava-

dor, Filipina, serta Nigeria. Tidak ada waktu yang lebih

tepat, menurut saya, selain tahun sekarang ini (1991) bagi

orang-orang Kristen yang peduli dengan masalah sosial

untuk membaca ulang pidato Kuyper di tahun 1891 menge-

nai Kekristenan dan problema sosial. Ceramah ini bukan

saja dengan gamblang akan memberi kita inspirasi tentang

permasalahan kemiskinan yang kita hadapi, namun juga

pidato ini membawa pesan alkitabiah yang sangat kuat dan

akan terus hidup di masa dan tempat jauh sesudah Kuyper.

Saya yakin bahwa tidak ada seorang pun, sesudah membaca

pidato ini, akan berpikir bahwa Kekristenan sudah keting-

galan zaman ataupun tidak berdaya dalam memberi jawab

terhadap kompleksitas permasalahan kemiskinan pada

masa sekarang.

Abraham Kuyper

Copyright © momentum.or.id

Page 11: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen dan Problema Sosial 6

Siapakah Abraham Kuyper? Kuyper dilahirkan pada

1837 di sebuah kota kecil bernama Maassluis, di negeri Be-

landa, dan dibesarkan dalam sebuah keluarga Kristen Re-

formed (Calvinis), di mana ayahnya adalah seorang pende-

ta. Pada masa dewasanya, ia menunjukkan berbagai ke-

mampuan intelek, bahkan ia lulus dari Universitas Leiden

yang sangat terkenal itu dengan penghargaan yang tertinggi.

Di tempat ini pula ia memperoleh gelar doktor dalam bi-

dang teologi pada 1863.3

Dalam kesempatan pelayanannya yang pertama di se-

buah pinggiran kota, Abraham Kuyper, yang pada waktu

itu masih sangat muda, sempat mengalami krisis iman pri-

badi. Justru melalui jemaatnya, ia dibantu untuk meraih ke-

dewasaan rohani dan pengalaman iman yang sungguh-

sungguh dengan Yesus Kristus. Sesudah pengalaman terse-

but, ia banyak melayani di berbagai gereja di Utrecht dan

Amsterdam. Pada masa tersebut, Kuyper banyak dipenga-

ruhi oleh seorang pemimpin politik Protestan yang bernama

Groen van Prinsterer, yaitu seorang politikus yang juga

3 Salah satu buku tentang Kuyper yang sangat baik adalah oleh Frank

VandenBerg, Abraham Kuyper (St. Catherines, Ont.: Paideia, 1978 [1960]). Berbagai artikel yang juga berisi materi biografi di antaranya adalah: James D. Bratt, “Abraham Kuyper’s Public Career,” Reformed Journal (Oct. 1987): 9-12; idem, “Raging Tumults of the Soul: The Private Life of Abraham Kuyper,” Reformed Journal (Nov. 1987): 9-13; McKendree R. Langley, The Practice of Political Spirituality: Episodes from the Public Career of Abraham Kuyper, 1879-1918 (Jordan Station, Ont.: Paideia, 1984); dan Justus M. Van der Kroef, “Abraham Kuyper and the Rise of Neo-Calvinism in the Netherlands,” Church History 17 (1948): 316-34.

Copyright © momentum.or.id

Page 12: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Pendahuluan 7

mengalami pertobatan pada tahun 1830-an.4 Melalui bim-

bingan Groen, Kuyper mempersembahkan kemampuan in-

teleknya yang sangat dalam bagi berbagai tanggung jawab

dalam bidang kebudayaan dan politik. Dalam hatinya ia

mempunyai satu tujuan utama, yaitu: mendorong terjadinya

pembaruan kristiani baik di dalam gereja maupun masyara-

kat.

Pada 1872, Kuyper menjadi seorang editor dari sebuah

harian surat kabar yang bernama De Standaard. Harian ini

menjadi corong bagi gerakan politik Anti-revolusi yang di-

dirikan oleh Groen, tetapi belum diorganisasi dengan baik.

Menjelang tahun 1879, Kuyper telah menjadi pemimpin

gerakan tersebut. Ia mengorganisasinya dengan baik serta

menjadikannya sebagai partai demokratik yang pertama di

Eropa. Partai ini merupakan cikal-bakal bagi partai-partai

yang sekarang ini dikenal dengan sebutan “Demokrasi

Kristen.” Sepanjang sisa hidupnya Kuyper membuktikan

dan menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip Kristen seha-

rusnya memimpin aktivitas sipil bagi tercapainya tujuan

yang lebih daripada sekadar ketertiban dalam bidang po-

litik. Selama puluhan tahun, Partai Anti-revolusi bekerja

sama dengan partai-partai Katolik dan Protestan lainnya

dalam pemerintahan koalisi. Sebagai salah seorang pemim-

pin pemerintahan gabungan ini, Kuyper sendiri sempat

4 Buku yang paling baik dalam memperkenalkan Groen van Prinsterer

ditulis oleh Harry Van Dyke, Groen van Prinsterer’s Lectures on Unbelief and Revolution (Jordan Station, Ont.: Wedge, 1989), di mana di dalamnya membahas kehidupan dan karya Groen secara terperinci, serta mencakup terjemahan dari karya Groen yang sangat berpengaruh: The Lectures.

Copyright © momentum.or.id

Page 13: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen dan Problema Sosial 8

menjabat sebagai perdana menteri Belanda dari tahun 1901

hingga 1905.5

Segera sesudah Kuyper menjadi editor harian De Standaard, ia juga menjabat sebagai editor sebuah koran

mingguan gereja, De Heraut. Kuyper menjabat sebagai edi-

tor mingguan gerejawi ini selama lebih dari empat puluh

lima tahun. Melalui dua harian tersebut, Kuyper berusaha

mendidik, menyalurkan inspirasi, dan memobilisasi umat

Kristen untuk sungguh-sungguh melayani Tuhan dengan

berbagai talenta yang mereka miliki serta di dalam berbagai

aspek kehidupan yang mereka jalani. Bagi Kuyper sendiri,

melayani Tuhan di segala aspek kehidupan ini ia jalani

melalui kariernya sebagai jurnalis, politikus, dan pemimpin

gereja. Tetapi itu belum semuanya. Dengan memangku

jabatan-jabatan tersebut, ia sama sekali tidak mengabaikan

gelarnya dalam bidang teologi. Demikian pula, ia tetap

terus melibatkan diri dalam usaha untuk meningkatkan

bidang pendidikan akademis dalam Kekristenan. Tak heran

bila pada tahun 1880 ia mendirikan (Vrije Universiteit

5 Mengenai karier politik Kuyper dan relasinya dengan partai Anti-

revolusi serta sejarah politik Belanda, lihat Langley, Practice of Political Spirituality; James W. Skillen dan Stanley W. Carlson-Thies, “Religion and Political Development in Nineteenth-Century Holland,” Publius (Summer 1982): 43-64; Hans Daalder, “The Netherlands: Opposition in a Segmented Society,” dalam Robert A. Dahl, ed., Political Oppositions in Western Democracies (New Haven: Yale University Press, 1966), hlm. 200 dst.; Dirk Jellema, “Abraham Kuyper’s Attack on Liberalism,” Review of Politics 19 (1957): 472-85; Johan G. Westra, “Confessional Political Parties in the Netherlands, 1813-1946” (disertasi Ph.D, University of Michigan, 1972); dan Steven E. Meyer, “Calvinism and the Rise of the Protestant Political Movement in the Netherlands” (disertasi Ph.D., Georgetown University, 1976).

Copyright © momentum.or.id

Page 14: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Pendahuluan 9

Amsterdam) Free University of Amsterdam, di mana ia me-

layani sebagai tenaga pengajar dan dalam bidang adminis-

trasi selama beberapa waktu lamanya.6

Dengan memiliki pandangan yang luas tentang masya-

rakat di mana ia tinggal serta kondisi di Eropa secara kese-

luruhan – pandangan yang ia dapat melalui kariernya seba-

gai politikus, jurnalis, pemimpin gereja, dan pengajar di

universitas – Kuyper dapat melihat bahwa menjelang akhir

1880-an kelompok Protestan di negaranya sendiri, ataupun

Kekristenan di Eropa secara umum, tidak lagi mampu

membendung arus modernisasi akibat Revolusi Industri.

Karena itu, ia memutuskan untuk membentuk sebuah kong-

res sosial Kristen dengan tujuan untuk mempersatukan pe-

kerja dan pengajar, petani dan pemimpin gereja, warga sipil

dan politikus, orang miskin dan kaya, demi untuk meru-

muskan secara bersama-sama tanggung jawab yang harus

dipikul masing-masing dalam mengadapi krisis sosial.

Menjelang akhir abad sembilan belas, reputasi Kuyper

telah menyebar luas ke berbagai penjuru dunia. Ia diundang

oleh Universitas Princeton pada 1898 untuk memperoleh

gelar penghargaan serta memberikan pidato dalam forum

Stone Lectures, yang masih dicetak ulang hingga hari ini.7

Berbagai karya tulis Kuyper dalam bidang teologi juga mu-

6 Beberapa buku mengenai Free University of Amsterdam dan peran

Kuyper di dalamnya, a.l.: M. Van Os dan W. J. Wieringa, ed., Wetenschap and Rekenschap, 1880-1980 (Kampen: J. H. Kok, 1980); G. Puchinger, Honderd Jaar Vrije Universiteit (Delft: W. D. Meinema, 1980); dan J. Stellingwerff, Kuyper en de VU (Kampen: J. H. Kok, 1987).

7 Abraham Kuyper, Lectures on Calvinism (Grand Rapids: Eerdmans, 1961 [1931, 1898]).

Copyright © momentum.or.id

Page 15: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen dan Problema Sosial 10

lai diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.8 Namun demi-

kian, baru sedikit dari karya tulis Kuyper dalam bidang po-

litik yang diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain. Hal

ini lantaran karya tulis dalam bidang politik tersebut sangat

berkait erat dengan konteks politik di Belanda, juga karena

gerakan politik Demokrasi Kristen kedengaran tak lazim

bagi negara-negara lain, bahkan bagi negara-negara di dunia

Barat.9

Bagi orang-orang Kristen di Amerika Utara, Kuyper di-

pandang sebagai seorang tokoh yang unik. Ia memiliki kesa-

lehan pribadi yang kuat, namun tidak terlalu tampak dalam

hubungan secara pribadi. Pikirannya terus dikuasai oleh

usaha pembaruan dalam bidang sosial dan politik, tetapi se-

mua itu ia laksanakan bukan semata-mata sebagai tugas,

melainkan panggilannya sebagai seorang Kristen. Secara

akademis, ia lebih banyak memperoleh pendidikan dalam

bidang teologi dan gembala gerejawi, namun ia menghabis-

kan seluruh sisa hidupnya untuk melayani dalam bidang po-

litik dan jurnalistik. Di salah satu catatan pribadinya, ia

8 Lihat, misalnya, The Work of the Holy Spirit, terj. Henri De Vries

(New York: Funk and Wagnalls, 1908); His Decease at Jerusalem, terj. John Hendrik de Vries (Grand Rapids: Eerdmans, 1925); Keep Thy Solemn Feasts, terj. John Hendrik de Vries (Grand Rapids: Eerdmans, 1928); dan The Revelation of St. John, terj. John Hendrik de Vries (Grand Rapids: Eerdmans, 1963 [1935]).

9 Salah satu bab dalam buku Kuyper yang berjudul Lectures on Calvinism adalah tentang politik (hlm. 78-109). Tulisan mengenai filsafat politik dan sosial Kuyper dapat dilihat dalam tulisan James W. Skillen, “The Development of Calvinistic Political Theory in the Netherlands” (disertasi Ph.D., Duke University, 1974); dan S. U. Zuidema, “Common Grace and Christian Action in Abraham Kuyper,” dalam idem, Communication and Confrontation (Toronto: Wedge, 1972), hlm. 52-105.

Copyright © momentum.or.id

Page 16: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Pendahuluan 11

menulis demikian: “Persekutuan yang membawa kita sema-

kin dekat dengan Tuhan harus terbukti secara nyata di da-

lam hidup kita yang penuh tantangan. Persekutuan dengan

Tuhan itu harus menembusi dan mewarnai seluruh perasa-

an, persepsi, sensasi, pikiran, imajinasi, kehendak, tingkah

laku, dan kata-kata kita. Persekutuan dengan Tuhan tidak

boleh kita pandang sebagai faktor yang terpisah dari aspek-

aspek kehidupan kita lainnya; ia harus menjadi napas bagi

seluruh keberadaan kita.”10 Kerinduan untuk melayani

Tuhan di seluruh bidang kehidupan ini barangkali merupa-

kan alasan mengapa bagi banyak orang Abraham Kuyper

adalah satu sosok pribadi yang unik.

Kerangka Dasar Visi Abraham Kuyper

Dasar bagi pidato yang sedang kita baca ini tidak lain

adalah kerangka pikir Kuyper di bidang sosial dan politik.

Ada dua karakteristik dalam kerangka dasar tersebut yang

penting untuk kita ketahui. Pertama, pemahaman Kuyper

tentang ketegangan dan konflik yang terjadi di antara aga-

ma-agama atau agama palsu dalam dunia modern. Kedua,

pengertian Kuyper tentang kompleksitas masyarakat mo-

dern.

Hakikat Agama

Umumnya, di dunia Barat sekarang ini, agama dimeng-

erti hanya sebatas masalah-masalah gerejawi, konsep-kon-

10 Kutipan ini diambil dari pendahuluan biografi Kuyper dalam tulisan

John Hendrik de Vries di buku Kuyper yang berjudul Lectures on Calvinism, hlm. vii.

Copyright © momentum.or.id

Page 17: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen dan Problema Sosial 12

sep teologis, dan berbagai aktivitas penyembahan. Hal ini

terjadi hampir di seluruh kalangan Protestan, Katolik, mau-

pun Ortodoks. Hidup keagamaan sering kali didefinisikan

dalam ekspresi-ekspresi sakral yang bersangkut paut dengan

institusi atau kelembagaan dan kebudayaan, yang kemudian

dibedakan dari berbagai lembaga, ajaran, dan aktivitas yang

sifatnya nonagamawi. Lebih jauh lagi, pandangan yang

mendominasi dunia Barat dalam dua abad terakhir ini

adalah konsep bahwa agama hanyalah warisan dari per-

kembangan peradaban dunia masa lalu. Agama mungkin

masih memberikan nilai-nilai yang positif secara psikologis

dan politis bagi orang-orang tertentu yang hidup dalam pen-

deritaan dan tekanan, tetapi agama tidak lagi dianggap se-

bagai aspek yang penting dalam pembentukan kehidupan

masyarakat modern, sekuler, rasional, dan birokratik.

Dengan kata lain, agama umumnya pada masa seka-

rang ini dikategorikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh

sekelompok orang tertentu – salah satu dari sekian aktivitas

kehidupan yang mereka munculkan atau ciptakan sendiri.

Tidak banyak di kalangan Kristen, dan jauh lebih sedikit

lagi di kalangan non-Kristen, yang memandang agama se-

bagai totalitas keberadaan manusia (hakikat keberadaan ki-

ta sebagai manusia) serta apa artinya hidup di dalam dunia

ini. Itu sebabnya banyak di antara orang-orang Barat yang

tidak lagi menyadari bahwa agama merupakan dorongan

yang terdalam dalam diri manusia – sebagai motivasi dasar

di balik dorongan-dorongan untuk memperoleh kecukupan

secara materi, untuk terciptanya kekuatan nasional, untuk

Copyright © momentum.or.id

Page 18: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Pendahuluan 13

penyelidikan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

demi kepentingan kemajuan dalam kehidupan.

Abraham Kuyper memiliki pandangan yang unik ten-

tang agama dalam kaitannya dengan kompleksitas tatanan

sosial di dunia modern.11 Sesudah pengalaman pertobatan

pribadinya, dan di bawah bimbingan Groen van Prinsterer

yang banyak memberikan masukan tentang karakter agama

dalam Revolusi Prancis, Kuyper mendefinisikan pengertian

agama secara mendalam. Baginya, agama bukanlah salah

satu aspek dari sekian banyak pilihan aktivitas yang manu-

sia bisa pilih dan lakukan; agama adalah arah kehidupan

yang manusia ambil ketika seseorang memberi dirinya di-

pimpin oleh kekuasaan baik yang berasal dari Allah sejati

atau allah-allah palsu. Komitmen terhadap Allah sejati atau

allah-allah palsu tersebut akan mengarahkan dan mengon-

trol kehidupan seseorang; manusia tidak berkuasa apa-apa

atas allah-allah tersebut. Memang aktivitas religius melibat-

kan ibadah, doa, dan pengakuan iman, tetapi tindakan-tin-

dakan tersebut bukanlah hakikat agama itu sendiri. Pada

hakikatnya, seluruh kehidupan kita ini bersifat religius.

Walaupun Kuyper tidak berbicara secara panjang lebar

tentang hakikat agama di dalam pidatonya, tetapi jelas bah-

wa pemahaman ini menjadi kerangka dasar pemikiran

Kuyper. Ini pula yang memberinya alasan untuk dengan

segala daya upaya mengontraskan pendekatan Kristen de-

ngan pendekatan-pendekatan liberal dan sosialis berkenaan

dengan problema kemiskinan. Karena itu, pada akhirnya,

11 Lihat khususnya Kuyper, Lectures on Calvinism, hlm. 9-77; dan Zuidema, “Common Grace and Christian Action,” hlm. 88-101.

Copyright © momentum.or.id

Page 19: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen dan Problema Sosial 14

ketegangan yang terjadi antara pendekatan Kristen dan non-

Kristen bukanlah hanya sebatas perbedaan pandangan da-

lam kebijaksanaan-kebijaksanaan sosial dan ekonomi, me-

lainkan perbedaan yang sangat mendasar di dalam mema-

hami kehidupan itu sendiri. Melalui pidatonya, Kuyper me-

manggil umat Kristen untuk menghadapi masalah sosial de-

ngan berangkat dari pemahaman alkitabiah tentang Allah,

ciptaan, dan khususnya hakikat manusia. Hanya dengan

cara demikian, umat Kristen dapat menghargai elemen-

elemen kebenaran yang dijumpai di dalam liberalisme dan

sosialisme.

Kemajemukan dalam Masyarakat Hal kedua yang merupakan keunikan pandangan

Kuyper adalah pengertiannya bahwa seluruh ciptaan Allah,

termasuk di dalamnya kehidupan masyarakat, akan berkem-

bang semakin lama semakin kompleks melalui perjalanan

sejarah.12 Itu sebabnya dalam mengaitkan agama dengan

kemajemukan masyarakat, Kuyper tidak membicarakan

agama sebagai sebuah tindakan reaksioner. Ia bukanlah

seseorang yang mau membawa pendengarnya kembali ke

masa lalu, ke zaman di mana sejarah belum semaju seka-

rang ini. Ia juga tidak meratapi perkembangan industri atau

munculnya lembaga-lembaga sosial, akademik, dan ekono-

12 Lihat Kuyper, Lectures on Calvinism; idem, “Sphere Sovereignty,”

dalam James W. Skillen dan Rockne McCarthy, ed., Political Order and the Plural Structure of Society (Atlanta: Emory University Law and Religion Program, 1991); dan Herman Dooyeweerd, Roots of Western Culture: Pagan, Secular, and Christian Options, terj. John Kraay (Toronto: Wedge, 1979), hlm. 40-60.

Copyright © momentum.or.id

Page 20: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Pendahuluan 15

mi yang tidak lagi di bawah kontrol gereja. Melainkan, ia

mau agar semua orang Kristen memahami dan menaati

prinsip-prinsip dasar yang Allah telah berikan dalam selu-

ruh wilayah ciptaan-Nya. Seluruh kehidupan bersifat reli-

gius, tetapi tidak semuanya bersifat gerejawi. Semua aspek

kehidupan harus dipakai demi hormat dan kemuliaan

Allah, tetapi kita juga harus memahami bahwa wilayah dan

tanggung jawab kehidupan itu sangat luas. Hal ini melibat-

kan bukan saja umat Kristen, tetapi juga orang-orang non-

Kristen.

Dengan berakhirnya gaya hidup abad pertengahan di

Eropa yang sangat berpusat pada gereja, dan dengan bang-

kitnya nasionalisme, kapitalisme, serta penemuan-penemu-

an di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, muncullah

dua paham sekuler yang mendominasi kehidupan sosial dan

pemikiran di akhir abad sembilan belas: individualisme libe-

ral dan kolektivisme sosialis. Tanpa disadari, banyak di an-

tara orang-orang Kristen di Belanda dan negara-negara

Eropa lainnya telah menyesuaikan diri mereka dengan ke-

dua cara pandang sekuler tersebut, padahal keduanya sa-

ngat bertentangan dengan keyakinan Kristen. Melalui pi-

dato ini, dan melalui karyanya yang lain, Kuyper mendo-

rong umat Kristen untuk tidak membuat kehidupan iman

mereka hanya sebatas wilayah pribadi, sementara itu ketika

mereka masuk ke dalam wilayah publik, mereka memberi

dirinya dipimpin oleh cara berpikir yang bersifat non-

Kristen. Ia mau agar setiap orang Kristen hidup dengan

integritas yang tinggi dan berani tampil di tengah-tengah

publik dengan memberikan kontribusi yang sifatnya berbeda

Copyright © momentum.or.id

Page 21: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen dan Problema Sosial 16

dari kebudayaan, ekonomi, politik, pendidikan, ilmu penge-

tahuan, dan seni yang ditawarkan oleh dunia di mana mere-

ka tinggal. Di negaranya sendiri, Belanda, Kuyper telah

memberikan inspirasi bagi dimulainya sebuah gerakan

Kristen yang sifatnya melibatkan diri dengan kebudayaan

sekitar tanpa menyesuaikan Kekristenan dengan pendekat-

an non-Kristen; serta menerima kemajemukan tatanan so-

sial dan berusaha untuk secara konsisten mengadakan pem-

baruan kristiani di semua aspek kehidupan dalam masyara-

kat.

Pada masa sekarang ini, dorongan bagi terciptanya

solidaritas dan kesatuan jauh lebih kuat ketimbang peng-

akuan bagi kemajemukan dalam masyarakat. Ada beberapa

alasan yang sangat penting mengapa kemajemukan dalam

masyarakat tak boleh disangkali dan diabaikan begitu saja.

Lagi pula, bukankah demi alasan perkembangan ekonomi

dan politik, jutaan orang mati kelaparan lantaran mereka

tak diakui keberadaannya dalam masyarakat? Banyak orang

yang tidak dapat meraih kesempatan hidup yang lebih baik

oleh karena alasan warna kulit, agama, kelas sosial, atau-

pun jenis kelamin. Ketidakadilan semacam ini jelas bukan

kemajemukan masyarakat yang dimaksudkan oleh Kuyper.

Di lain pihak, seruan bagi adanya solidaritas sosial sering

kali merupakan ekspresi pemberhalaan tujuan utopis yang

muncul dari sentimen agama-agama anti-Kekristenan.

Kuyper sendiri mendorong terciptanya solidaritas sosial

(atau kehidupan sosial yang sifatnya organik) baik di nega-

ranya sendiri maupun secara internasional, namun ia mela-

kukan hal tersebut berdasarkan penerimaan secara murni

Copyright © momentum.or.id

Page 22: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Pendahuluan 17

terhadap kemajemukan lembaga, komunitas, dan relasi so-

sial yang ada dalam masyarakat. Bagi Kuyper, konsep

“demokrasi sosial” dan “sosialisme kenegaraan” sangat ber-

bahaya.

Jika kita mendasarkan diri pada pemahaman Kuyper,

maka tidak ada jalan pintas bagi tercapainya integrasi global

maupun solidaritas umat manusia. Dalam pidato yang ia

sampaikan pada tahun 1891 ini, ia berkata bahwa tanpa

adanya kritik “arsitektonik” secara menyeluruh dalam ma-

syarakat, maka hal itu tidak akan cukup untuk mewujudkan

solidaritas umat manusia. Hal yang sama juga berlaku pada

masa kita sekarang ini. Jika umat Kristen hendak memberi-

kan sumbangsih dalam mengatasi masalah kemiskinan, me-

reka perlu mengembangkan sebuah filsafat sosial Kristen

yang komprehensif. Jika kita hanya memberi tekanan pada

bagian-bagian tertentu dalam konsep Kekristenan, maka hal

ini justru akan menjauhkan kita dari kebenaran tentang

tatanan ciptaan yang Allah kehendaki dan kedaulatan-Nya

dalam sejarah.

Beberapa Petunjuk dalam Membaca Pidato Ini

Pembaca pada masa sekarang ini tidak akan mengalami

kesulitan dalam memahami pidato yang disampaikan oleh

Kuyper. Pidato ini sama sekali tidak bersifat teknis maupun

akademis. Namun demikian, pembaca perlu ingat bahwa

Kuyper menyampaikan pidatonya lebih dari satu abad yang

lalu, di Eropa, dan di negaranya sendiri. Itu sebabnya, kita

tidak perlu terkejut jika di dalam salah satu bagian (Bab 4),

Copyright © momentum.or.id

Page 23: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen dan Problema Sosial 18

ia mendukung kolonisasi yang dilakukan oleh negara-

negara Eropa sebagai salah satu cara untuk memelihara ke-

hidupan pernikahan dan nilai-nilai keluarga. Jangan pula

terkejut dengan gambaran yang Kuyper berikan tentang

orang-orang Katolik, Yahudi, sosialis, dan liberal. Sebab

justru melalui kata-katanya yang terbuka, kelompok ini te-

lah berusaha untuk belajar hidup bersama dalam masyara-

kat dan bekerja sama sebisa mungkin di berbagai bidang ke-

hidupan.

Pembaca juga perlu membiasakan diri dengan kata

“organik” yang terus-menerus diulang oleh Kuyper untuk

menggambarkan hakikat masyarakat. Tampak jelas bahwa

Kuyper sangat dipengaruhi oleh paham romantisisme dan

idealisme nasionalistik yang sangat berpengaruh pada za-

mannya. Tetapi kita jangan salah mengerti; argumentasi

Kuyper dalam menentang individualisme liberal bukan di-

dasarkan atas paham kolektivisme ataupun totalitarianisme

[konsep tentang perjuangan kelas sosial]. Pemakaian kata

“organik” juga bukan dimaksudkan untuk mereduksi indi-

vidu menjadi massa yang tanpa identitas tertentu. Kuyper

memakai istilah tersebut, bersamaan dengan pahamnya ten-

tang hakikat masyarakat yang majemuk, dengan tujuan un-

tuk menegaskan karakter sosial dari kehidupan umat manu-

sia, dengan kewajiban yang telah tertanam di dalamnya

untuk saling memberi pertanggungjawaban, saling memper-

cayai, serta saling melayani. Kritik Kuyper terhadap sosial-

isme, baik demokrasi sosial maupun sosialisme negara, ada-

lah peringatan terhadap bahaya yang akan ditimbulkan jika

kita mereduksi masyarakat menjadi negara atau sebaliknya

Copyright © momentum.or.id

Page 24: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Pendahuluan 19

negara menjadi masyarakat. Hakikat organik masyarakat

akan terpelihara dengan sehat dan baik, justru ketika kita

berusaha menerima dan memelihara kemajemukan di da-

lamnya.

Terakhir, mengenai pembahasan Kuyper tentang sosial-

isme. Perlu kita ingat bahwa tahun 1891 adalah tahun di

mana pemerintahan komunis Marx-Lenin belum terbentuk.

Karena itu istilah “sosialisme,” baik dulu maupun sekarang,

dapat diartikan sebagai kata yang merujuk kepada: konsep-

konsep sosial yang beraneka ragam, kelompok sosialis ter-

tentu, ataupun organisasi-organisasi politik tertentu. Dalam

Bab 3, misalnya, Kuyper membedakan antara “demokrasi

sosial” dan “sosialisme negara.” Frasa yang paling sering ia

gunakan dalam pidatonya adalah “demokrasi sosial,” yaitu

frasa yang merujuk pada apa yang pada masa kini kita sebut

sebagai “sosialisme demokrat.” Dalam terjemahan ini kita

tetap mengikuti kata-kata yang dipakai oleh Kuyper demi

menjaga kesetiaan kepada naskah aslinya. Meskipun demi-

kian, pada bagian tertentu istilah yang digunakan adalah

“gerakan sosial-demokratik” dan bukannya “demokrasi so-

sial” jika hal itu memang dipandang perlu untuk dilakukan.

Kekuatan dalam pidato Kuyper tentang problema ke-

miskinan ini tidak terletak pada analisis yang terperinci ten-

tang kebijaksanaan pemerintah dalam hal kesejahteraan ma-

syarakat atau konsep-konsep mulia tentang hukum buruh

ataupun anggaran pemerintah. Kekuatan pidato ini terletak

pada aplikasi iman Kristen dalam hakikat kemiskinan di

dalam masyarakat di mana keutuhan “organik” dan kebe-

basan yang majemuk dapat ditegakkan secara bersamaan

Copyright © momentum.or.id

Page 25: Iman Kristen dan Problema Sosial - · PDF filexii Iman Kristen dan Problema Sosial . lebih sensitif terhadap pemakaian bahasa secara kontem- ... dibandingkan dengan konsep proletarian

Iman Kristen dan Problema Sosial 20

dalam mengekspresikan natur umat manusia yang sejati se-

bagai gambar Allah. Pidato ini sangat berharga oleh karena

kemampuan Kuyper dalam menyingkapkan motivasi utama

kristiani dalam mengambil tindakan sosial, dan juga dalam

kemampuannya untuk menyingkapkan pengharapan-peng-

harapan palsu yang ditawarkan oleh pemimpin-pemimpin

sekuler. Kuyper memberikan visi pembaruan bukan dengan

menekankan individualisme atau otonomi individu, melain-

kan melalui pertobatan dan kehidupan yang sejalan dengan

prinsip-prinsip ilahi: kasih, kebaikan, keadilan, dan perhati-

an terhadap sesama.

Copyright © momentum.or.id