Upload
truonghanh
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA
PADA MATERI POKOK PERILAKU MENYIMPANG DAN
SIKAP-SIKAP ANTI SOSIAL
(STUDI KASUS SISWA KELAS X SEMESTER II TAHUN AJAR
2015/2016 SMA N 1 BATANG)
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Oleh :
Supriyadi
3401412098
JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skiripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi Fukultas Ilmu Sosial Unnes pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II
Dra. Elly Kismini, M.Si Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA
NIP. 196203061986012001 NIP. 196308021988031001
Mengetahui:
Ketua Jurusan Sosiologi dan Antropologi
Kuncoro Bayu Prasetyo, S.Ant, M.A
NIP.197706132005011002
PENGESAHAN KELULUSAN
iii
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji I
Drs. Totok Rochana, M.A.
NIP. 195811281985031002
Penguji II Penguji III
Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA Dra. Elly Kismini, M.Si
NIP. 196308021988031001 NIP. 196203061986012001
Mengetahui
Dekan,
Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA
NIP. 196308021988031001
PERNYATAAN
iv
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagain atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Juni 2016
Supriyadi
3401412098
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Peliharalah impian anda selamanya. Pahami bahwa untuk mencapai sesuatu
membutuhkan keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri, visi, kerja keras, tekad,
dan dedikasi. Ingat, semua hal menjadi mungkin bagi orang-orang yang yakin” (Tere
Liye).
“Petiklah hikmah atas kegagalan kita. Dengan demikian kita telah meraih kesuksesan
atas kegagalan tersebut. Latihlah mata kita untuk mudah melihat hikmah. Latihlah
hati kita untuk mudah merasakan hikmah dari setiap keadaan” (penulis).
PERSEMBAHAN
Bapak Suparjo dan Ibu Sudarti, kedua orang tua saya yang selalu
memberikan doa dan kasih sayangnya serta yang selalu mendukung saya
demi meraih asa.
Sudara saya Budiyanti yang selalu memberikan dukungan semnagat dan
senyum ceria sehingga memberi warna dalam langkahlangkah menggapai
asa.
Salimin, paman saya yang selalu memberikan dukungan semangat untuk
menggapai asa.
Sonia Zakia, terimaksih untuk semua dukungan, doa, motivasi dan
semangntnya dari awal sampai akhir.
Ibu Haryati dan siswa kelas XB, terimaksih atas doa dan bantunnya.
Teman-teman seperjuangan sosiologi dan antropologi Unnes 2012.
vi
Randy Desta Bramantio, Renanda Rivaldi dan Alam Para Amarta
terimaksih menjadi sahabatku dalam mempengaruhi masa-masa
menempuh sarjana.
vii
SARI
Supriyadi. 2016. Implementasi Model Pembelajaran Sosiodrama Pada Materi Pokok
Perilaku Menyimpang dan Sikap-Sikap Anti Sosial (Studi Kasus Siswa Kelas X
Semester II Tahun Ajar 2015/2016 SMA N 1 Batang). Skripsi, Jurusan Sosiologi dan
Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Dosen pembimbing
pertama Dra. Elly Kismini, M.Si. dosen pembimbing kedua Drs. Moh. Solehatul
Mustofa, M.A. 97 halaman.
Kata Kunci : model pembelajaran, pelajaran sosiologi, sosiodrama.
Implementasi model pembelajaran sosiodrama di SMA N 1 Batang ialah
kegiatan belajar mengajar yang menggunakan suatu pendekatan sisiwa aktif dan
mempraktekan apa yang siswa lihat di lapangan, yang didalamnya memadukan
rangkaian kegiatan pengajaran diantaranya adalah persiapan guru maupun murid,
pelaksanaan sosiodrama dan evalusi model pembelajaran sosiodarama. Tujuan
penelitian ini 1) Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran sosiodrama pada
mata pelajaran sosiologi di SMA N 1 Batang dan 2) Untuk mengetahui kendala yang
dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran Di SMA N 1 Batang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Lokasi penelitian berada diSMA N 1 Batang. Subyek penelitian
ini adalah siswa kelas X. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Validasi data penelitian diperoleh dengan triangulasi
data. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) penerapan model pembelajaran
sosiodrama pada mata pelajaran sosiologi di SMA N 1 Batang melalui 3 tahapan
yaitu: tahap awal, tahap inti dan tahap penutup, (b) Dengan model pembelajaran
sosiodrama siswa lebih memahami materi, dan (c) Model pembelajaran sosiodrama
tidak bisa langsung dipraktekan tapi masih harus disertai dengan ceramah. 2) kendala
yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran sosiodrama Di SMA N 1
Batang (a) Kesiapan siswa yang masih kurang, (b) Keterbatasan alokasi jam
pelajaran, (c) Kompetensi Guru masih kurang, (d) Fasilitas kurang memadai, dan (e)
Kurikulum 2013 yang tidak bisa diterapkan untuk beberapa metode pembelajaran teretntu.
Saran yang dapat diberikan 1) Bagi sekolah, lebih meningkatan sarana dan
prasarana yang menunjang model pembelajaran supaya setiap model pembelajaran
dengan mudah diterapkan 2) Bagi guru sosiologi, lebih memperdalam setiap model-
model pembelajaran guna lebih mudah dalam menyampaikan materi pada siswa dan
siswa lebih senang dalam proses pembelajaran.
viii
ABSTRACT
This article aimed to reveal sociodramas learning model in the subject matter of
deviant behavior and anti-social attitudes in SMA Negeri 1 Batang. This study used a
qualitative case study. The data collection techniques used were observation,
interviews and documentation. The results of the study showed that: 1) the
implementation of sociodramas learning models on the subjects of sociology in SMA
N 1 Batang were (a) the implementation of sociodramas learning model in SMA N 1
Batang was through three stages: the initial stage, the core stage and the closing
phase, (b) by using the learning model of sociodramas, the students were better in
understanding the material than textual learning model (lecturing), and (c)
sociodramas learning model could not immediately put into practice but it has to be
accompanied by lecturing,too. 2) the problems faced by teachers in implementing the
learning model in the subject of deviant behavior and anti-social attitudes in SMA
Negeri 1 Batang were (a) lack of the student’s readiness, (b) limited time in teaching
the subject, (c) less of the teacher’s competence, (d) lack of the adequate facilities,
and (e) 2013 Curriculum, which could not be applied in some of certain learning
method.
Keyword: Learning Model, Sociodramas, The Subjects of Sociology
ix
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karuniannya serta kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Sosiodrama Pada Materi Pokok
Perilaku Menyimpang Dan Sikap-Sikap Anti Sosial (Studi Kasus Siswa Kelas X
Semester II Tahun Ajar 2015/2016 Sma N 1 Batang)” sebagai syarat untuk meraih
gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas peran dari berbagai pihak yang turut
mendukung, membimbing, dan bekerja sama sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi strata 1
di Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang yang telah mengesahkan skripsi ini.
3. Drs. Totok Rochana, M.A. penguji skripsi yang telah menyempurnakan hasil
penelitian penulis.
4. Dra. Elly Kismini, M.Si., dosen pembimbing pertama yang selalu sabar
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
x
5. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., dosen pembimbing kedua yang selalu sabar
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
6. Ibu Haryati dan siswa XB SMA Negeri 1 Batang yang telah maksimal
memberikan bantuan penulis dalam melakukan penelitian.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan
dari Allah SWT. Akhir kata, semoga apa yang ada dalam skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Semarang, Juni 2016
Penyusun
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
SARI .................................................................................................................. vii
ABSTRACT ...................................................................................................... viii
PRAKATA ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9
E. Batasan Istilah ................................................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ........................... 12
A. Deskripsi Teoritis ............................................................................ 12
B. Kerangka Berpikir ............................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 25
A. Latar Penelitian ................................................................................ 25
B. Fokus Penelitian ............................................................................... 27
C. Sumber Data penelitian .................................................................... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 32
E. Uji Keabsahan Data ......................................................................... 41
F. Teknik Analisi Data ......................................................................... 43
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 49
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 49
1. Latar Belakang Didirikan SMA Negeri 1 Batang ....................... 49
2. Visi dan Misi SMA N 1 Batang................................................... 53
3. Keadaan Fisik & Fasilitas Sekolah SMA N 1 Batang ................. 54 4. Keadaan Lingkungan Sekolah ..................................................... 56 5. Keadaan Guru dan Siswa ............................................................. 57
6. Pengelolaan dan Administrasi Sekolah ....................................... 59
B. Proses Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Batang .............. 61
C. Penerapan model pembelajaran sosiodrama pada mata
pelajaran sosiologi di SMA N 1 Batang ........................................... 65
1. Perencanaan pembelajaran .......................................................... 65
2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Sosiodrama ........................... 65
3. Evaluasi Model Pembelajaran Sosiodrama ................................. 80
D. Kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model
pembelajaran sosiodrama ................................................................. 84
1. Kesiapan siswa yang masih kurang ............................................. 84
2. Keterbatasan Alokasi Jam Pelajaran ............................................ 85
3. Kompetensi Guru ......................................................................... 86
4. Fasilitas Kurang Memadai .......................................................... 88
5. Materi tertentu pada mata pelajaran tidak bisa menggunakan
suatu pendekatan dalam kurikulum 2013 ................................... 90
E. Analisis .............................................................................................. 91
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 94
A. Simpulan .......................................................................................... 94
B. Saran ................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 100
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 : Kerangka Berpikir.................................................................................. 24
Bagan 2 : Alur Analisis Data ................................................................................. 45
Bagan 3 : Langkah-Langkah Model Pembelajaran Ibu Haryati............................. 69
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Daftar Informan Utama .......................................................................... 29
Tabel 2 : Daftar Informan Pendukung .................................................................. 30
Tabel 3 : Visi dan Misi SMA Negeri 1 Batang ..................................................... 53
Tabel 4 : Daftar Jumlah Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Batang .......................... 58
Tabel 5 : Daftar Jumlah Siswa Kelas X ................................................................ 59
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Gerbang SMA Negeri 1 Batang .......................................................... 51
Gambar 2 : Kondisi Gedung SMA Negeri 1 Batang ............................................. 55
Gambar 3 : Guru sedang menjelaskan prosedur bermain sosiodrama kepada
siswa .................................................................................................... 70
Gambar 4 : Guru menjelaskan kembali model yang akan dilaksanakan ............... 74
Gambar 5 : Setiap kelompok menentukan lokasi untuk malaksanakan
sosiodrama ......................................................................................... 75
Gambar 6 : Kelompok 1 mengenai bentuk-bentuk penyimpangan sosial tentang
kenakalan remaja yang diperankan oleh siswa kelas XB.................... 76
Gambar 7 : Kelompok 2 mengenai bentuk-bentuk penyimpangan sosial tentang
kenakalan remaja tawuran yang diperankan oleh siswa kelas XB. ..... 77
Gambar 8 : Kelompok 3 mengenai bentuk-bentuk penyimpangan sosial tentang
subkebudayaan menyimpang di Sekolah (merampas uang jajan teman)
yang diperankan oleh siswa kelas XB ................................................ 77
Gambar 9 : Guru mengamati siswa saat pelaksanaan sosiodrama berlangsung .... 79
Gambar 10 : Proses evaluasi pembelajaran sosiodrama di kelas ............................. 80
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus .............................................................................................. 100
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 104
Lampiran 3 : Sintaks Sosiodrama .......................................................................... 115
Lampiran 4 : Skenario Sosiodrama ........................................................................ 117
Lampiran 5 : Instrumen Penelitan ........................................................................... 129
Lampiran 6 : Data Informan .................................................................................... 148
Lampiran 7 : Surat Penelitian .................................................................................. 151
Lampiran 8 : Surat Selesai Penelitian .................................................................... 152
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara yang maju tergantung kepada pendidikannya. Semakin maju
pendidikan maka semakin maju pula Negara tersebut, mengutip pengertian
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Hasbullah, 2009:4) Pendidikan
yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya dari hal
tersebut yaitu pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Perubahan masyarakat yang begitu cepat merupakan dampak dari
kemajuan pendidikan yang membawa akibat baik itu positif maupun negatif bagi
kehidupan. Seperti yang dijelaskan oleh Wati (dalam jurnal Upaya Meningkatan
Motivasi Belajar Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Sosiodrama, Vol. 1, No. 3, September 2015) yang menjelaskan bahwa dalam
kehidupan yang serba maju, modern dan serba canggih seperti saat ini, pendidikan
memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup.
Sampai sekarang, lembaga pendidikan masih tetap menjadi tumpuan
harapan yang dapat membawa pencerahan bagi masyarakat untuk sebuah
perubahan kearah yang lebih baik. Tentu saja sekolah seperti ini membutuhkan
2
sumber daya manusia yang memiliki kemampuan diatas rata – rata dan mendapat
dukungan yang cukup baik dari pemerintah maupun masyarakatnya. Oleh karena
itu, guru perlu mengoptimalkan kemampuan mendesain model pembelajaran dan
mampu mengkomunikasikan dengan menggunakan seluruh indera. Selain itu
kurikulum yang terus mengalami perubahan otomatis menjadi tuntutan guru
untuk lebih inovatif dalam proses pembelajaran semakin tinggi, seperti yang
tertera dalam kurikulum 2013 (K-13) yang mengedepankan siswa aktif.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti selama pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan kurang lebih tiga bulan di SMA N 1 Batang
didapatkan sebuah persepsi bahwa adanya kurikulum yang baru yaitu kurikulum
2013 turut andil dalam peningkatan kreatifitas guru untuk mendesain suatu model
pembelajaran. dalam pelaksanaan pembelajarannya K-13 siswa dituntut aktif.
Bukan hanya pembelajaran melainkan juga hampir seluruh kegiatan intra maupun
ekstra harus berjalan seimbang. Akibat dari hal tersebut siswa terbiasa aktif dalam
berkomunikasi sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah. Guru yang
berfikir kreatif serta siswa yang aktif tentu akan mampu bersaing diera
globalisasi.
Menurut Kemdikbud (2013) yang menyatakan bahwa kurikulum tahun
2013 adalah rancang bangun pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan
potensi peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia
yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada
3
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
menjadi warga negara yang demokratis,dan bertanggung jawab.
Kurikulum 2013 menggunakan Pendekatan saintifik atau scientific
approach yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan sesuai dengan pandangan Kemendikbud
bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta
didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif
mencari, mengolah, mengkonstruks, dan menggunakan pengetahuan. Oleh karena
itu dalam pembelajaran yang aktif ditentukan oleh komponen pembelajaran yang
membentuk suatu sistem pembelajaran. Tujuan kurikulum 2013 adalah dapat
menghasilkan peserta didik yang berakhlak mulia (afektif), berketrampilan
(psikomotorik) dan berpengetahuan (kognitif) yang berkesinambungan, meliputi
domain pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Model pembelajaran menjadi salah satu faktor keberlangsungan
pembelajaran. model sosiodrama merupakan salah satu model pembelajaran yang
dapat membuat siswa aktif. Meskipun begitu, dalam penerapan model
pembelajaran sosiodrama juga perlu disesuaikan dengan karakteristik materi.
Menurut Ratnawati (dalam artikel jurnal Keefektifan Teknik Sosiodrama
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Interpersonal Pada Peserta
Didik Smp N 1 Poncol Tahun Ajaran 2012/2013) yang menjelaskan bahwa
bimbingan kelompok dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan diskusi, simulasi,
4
sosio/psiko drama, home room atau kegiatan kelompok lainnya sebagai upaya
agar peserta didik mencapai perkembangan yang optimal. Oleh sebab itu, guru
perlu mengoptimalkan kemampuan mendesain model pembelajaran dan mampu
mengkomunikasikan dengan menggunakan seluruh indera. Untuk
mengoptimalkan kualitas kegiatan belajar dan mengajar di kelas, maka salah satu
cara yang dapat diterapkan adalah dengan model pembelajaran berkelompok dan
dalam setiap kelompok mendiskusikan materi pada kelompoknya dan kemudian
dipragrakan dalam model sosiodrama.
Anak-anak bisa dikenalkan dengan berbagai karakter dan emosi dalam
sosiodrama sehingga berbagai kecerdasan majemuk, seperti kecerdasan sosial,
kecerdasan interpersonal, atau kecerdasan spasial-visual anak bisa terasah.
Menurut Wati, dkk (dalam Jurnal Penggunaan Metode Sosiodrama Dalam
Peningkatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa Kelas V SD) yang
menjelaskan bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
kegiatan atau peran tertentu sebagaimana yang ada dalam kehidupan
masyarakat(sosial). Dalam sosiodrama anak didik dibina agar terampil
mendramatisasikan atau mengekspresikan sesuatu yang dihayati.
Model ini sesuai diterapkan sebagai metode dalam menyampaikan materi
pelajaran Sosiologi. Hal ini dikarenakan sebagian besar materi dalam pelajaran
sosiologi berisi tentang kehidupan masyarakat yang sesungguhnya yang apabila
5
disimulasikan akan menggambarkan bagaimana keadaan di sekitar siswa sehingga
diharapkan siswa akan lebih memahami nilai nilai positif dalam suatu masyarakat.
Menurut Ahyani (dalam jurnal Metode sosiodrama dalam meningkatkan
kecerdasan moral anak. Volume 4, nomor 2, Desember 2011) yang menjelaskan
bahwa sosiodrama berpotensi untuk mendorong perilaku positif dari siswa yang
memiliki perilaku bermasalah seperti kehilangan motivasi, memiliki beberapa
masalah sosial dan kehilangan respek terhadap teman sabaya dan guru. Model
pembelajaran sosiodrama juga perlu diterapkan untuk membantu guru
mengoptimalisasi pembelajaran. Salah seorang guru menjelaskan dengan model
pembelajaran sosiodrama guru lebih mudah mengelola pembelajaran, lebih
kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas, guru lebih maksimal dalam
menggunakan berbagai media, dan lebih mudah mengelola suasana kelas.
Suyanto (2008) mengungkapkan model pembelajaran sosiodrama perlu
dikembangkan untuk mengoptimalisasi pembelajaran karena kelas bidang studi
lebih kondusif dan memudahkan guru untuk mengatur konfigurasinya.
Pelaksanaan model pembelajaran sosiodrama ini sangat mendukung
untuk pembelajaran sosiologi. Guru tidak perlu berceramah atau menjelaskan
panjang lebar tentang materi yang akan sampaikan dalam suatu jam pelajaran
sosiologi. Guru sosiologi perlu melakukan pengelolaan kelas yang baik untuk
menjadikan kelas sosiologi sebagai lingkungan belajar yang baik dan sesuai
dengan karakteristik sosial yang ada di dalam kehidupan sosial masyarakat
6
dengan menampilkan model pembelajaran sosiodrama. Pengelolaan kelas
merupakan tugas pokok bagi seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru
berperan dalam melakukan pengelolaaan kelas saat pembelajaran dan berusaha
menciptakan suasana yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar
mengajar.
Kegiatan pembelajaran yang dapat membuat memori siswa tentang materi
bertahan lebih lama adalah pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam
membangun dan mengaitkan konsep materi. Oleh karena itu perlu digunakan
model pembelajaran yang didukung media pembelajaran yang secara optimal
dapat melibatkan siswa secara aktif. Aktif dalam hal ini tidak hanya dilihat dari
kualtias hasil seperti prestasi belajar kognitif, namun juga dilihat secara kese-
luruhan dari kualitas proses yaitu aktivitas siswa serta kualitas hasil seperti
prestasi belajar siswa ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Materi pokok perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial dapat
disampaikan dengan model pembelajaran sosiodrama. Diantara beberapa materi
pokok di semester II kelas X, diketahui hanya materi perilaku menyimpang dan
sikap-sikap anti sosial yang sesui apabila dengan sosiodrama. Maka perlu adanya
penelitian tentang pembelajaran sosiologi menggunakan model sosiodrama
sebagai model yang dianjurkan dalam Kurikulum 2013 yang diterapkan dalam
kelas yang menggunakan Kurikulum 2013.
7
Model Sosiodrama dapat menjadi pilihan yang tepat diantara model
pembelajaran lain dalam Kurikulum 2013, karena model pembelajaran ini
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa melalui pemecahan
masalah secara bersama (collaboration) yang diperankan dalam bentuk drama.
Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagi pembimbing atau pemimpin
belajar dan fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan
kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan
bimbingan guru atau pembelajaran akan berlangsung.
Pada model Sosiodrama, siswa tidak hanya membangun konsep melalui
pemecahan masalah yang diberikan, namun juga menghasilkan produk berupa
video sebagai hasil dari pemecahan masalah sehingga siswa dapat aktif dalam
pembelajaran baik dilihat dari kualitas proses, maupun kualitas hasil. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajarn sosiodrama dan
mengetahui kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran
sosiodrama.
Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu diketahui apakah
pelaksanaan model pembelajaran sosiodrama pada pembelajaran sosiologi sudah
sesuai dengan apa yang diharapkan baik sistematis pelaksanaan maupun cara
pelaksanaan di SMA N 1 Batang. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian
tentang “Implementasi Model Pembelajaran Sosiodrama Pada Materi Pokok
Perilaku Menyimpang dan Sikap-Sikap Anti Sosial.
8
B. Rumusan Masalah
Penelitian yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Sosiodrama
Pada Materi Pokok Perilaku Menyimpang dan Sikap-Sikap Anti Sosial” berfokus
pada suatu permasalahan mengenai bagaimana penerapan model pembelajaran
sosiodrama yang ada pada SMA 1 Batang tersebut, dari permasalahn tersebut
kemudian penulis akan memfokuskan pada dua pokok peremasalahan yaitu:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran sosiodrama pada mata pelajaran
sosiologi di SMA N 1 Batang?
2. Apa kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran
sosiodrama pada materi pokok perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti
Sosial di SMA N 1 Batang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran sosiodrama pada mata
pelajaran sosiologi di SMA N 1 Batang.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model
pembelajaran sosiodrama pada materi pokok perilaku menyimpang dan sikap-
sikap anti sosial di SMA N 1 Batang.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan kajian
ilmiah khususnya dalam bidang pendidikan terutama dalam penerapan
model pembelajaran.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau penelitian
lebih lanjut mengenai model pembelajaran sosiodrama baik kekurangan
maupun kelebihan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Untuk mengetahui penerapan dan berbagai kekurangan maupun kelebihan
metode sosiodrama untuk siswa kelas X SMA N 1 Batang Tahun Ajaran
2015 / 2016.
b. Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini untuk sekolah adalah untuk memberikan
sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran terutama dalam model pembelajaran di sekolah tersebut.
c. Bagi Siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa kelas X diharapkan akan menumbuhkan
rasa senang dalam mempelajari pelajaran sosiologi.
d. Bagi Guru Mata Pelajaran Sosiologi
10
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan
kemampuan guru mata pelajaran Sosiologi dalam penggunaan metode
sosiodrama untuk siswa kelas X SMA N 1 Batang terutama pada materi
pokok perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial.
E. Batasan Istilah
1. Model Pembelajaran sosiodrama
Menurut Isjoni (2009: ) yang menjelaskan bahwa model pembelajaran
adalah strategi yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa, sikap beajar di kalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki
keterampilan sosial dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal.
Ismail (2003:26) yang menyebutkan bahwa istilah model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:
a. rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya,
b. tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,
c. tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut berhasil,
d. lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai
Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani), sedangkan
dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalam suatu tingkah
laku, mimik dan perbuatan. Sosiodrama berasal dari kata sosio dan drama.
Sosio berarti sosial atau masyarakat menunjukkan pada kegiatan-kegiatan
sosial, dan drama berarti pertunjukkan, tontonan. Sosial atau masyarakat
11
terdiri dari manusia yang satu sama lain saling membutuhkan dan
berhubungan yang dikatakan hubungan sosial.
Tidak lepas dengan penelitian ini, model pembelajaran sosiodrama di
SMA N 1 Batang adalah menerapkan model pembelajaran atau kegiatan
belajar mengajar yang menggunakan suatu pendekatan sisiwa aktif dan
mempraktekan apa yang siswa lihat di lapangan, yang di dalamnya
memadukan rangkaian kegiatan pengajaran di antaranya adalah persiapan
guru maupun murid, pelaksanaan sosiodrama dan evalusi model pembelajaran
sosiodarama untuk melihat hasil model sosiodrama tersebut.
2. Mata Pelajaran Sosiologi
Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu
sebagai ilmu dan sebagai metode, sebagai ilmu sosiologi merupakan
kumpulan pengetahuan tentang masyarakat yang disusun secara sistematis
berdasarkan analisis berfikir logis. Sebagai metode sosiologi adalah cara
berfikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat
dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Mata pelajaran sosiologi dalam penelitian ini adalah salah satu jenis mata
pelajaran ilmu sosial yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas yang
memepelajari masyarakat beserta aspek-aspek sosial yang melingkupinya
(Depdiknas, 2003). Dalam penilitian ini materi pokok yang dipilih adalah
perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Sosiodrama
Artikel yang ditulis oleh Munther Zyoud, berjudul Using Drama
Activities and Techniques to Foster Teaching English as a Foreign Language:
a Theoretical Perspective, membahas tentang drama dapat memupuk
keterampilan bahasa seperti membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan
dengan menciptakan konteks yang sesuai. Drama adalah alat pengajaran
bahasa yang kuat yang melibatkan semua siswa secara interaktif semua
periode kelas. Drama juga bisa menyediakan sarana untuk menghubungkan
emosi dan kognisi siswa karena memungkinkan siswa untuk mengambil risiko
dengan bahasa dan mengalami hubungan antara pikiran dan tindakan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
penulis terletak pada kajian, yang sama-sama mengkaji tentang sosiodrama.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan penulis
terletak pada fokus penelitian, penulis lebih menekankan pada, sosiodrama
untuk meningkatkan ketrampilan berbahasa.
13
Penelitan Fitriana Eka Puspitasari (2012) berjudul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Berbicara Pacelathon Melalui
MetodeSosiodrama Pada Siswa Kelas X Ap Smk Muhammadiyah Kroya”,
yang menyatakan bahwa hasil tes kemampuan siswa pada setiap siklusnya.
Hal ini terlihat pada hasil tes nilai rata-rata kelas pada tahap pra siklus sebesar
64,4, pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 77,12, dan pada siklus II
menjadi 87,48. Dan pada kategori ketuntasan nilai pada kegiatan prasiklus
mencapai 16% atau sebanyak 3 siswa, mengalami peningkatan ketuntasan
menjadi 80% atau sebanyak 20 siswa pada siklus I, kategori ketuntasan siswa
pada siklus II kembali meningkat menjadi 96% atau 24 siswa.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
penulis terletak pada kajian, yang sama-sama mengkaji tentang sosiodrama.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan penulis
terletak pada fokus penelitian, penulis lebih menekankan pada, tindakan kelas
dalam meningkatkan kemampuan berbicara pacelathon siswa SMK
Muhammdiyah melalui metode sosiodrama.
2. Kajian Tentang Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
sosiodrama
Penelitan Dewa Gede Bambang Erawan (2014) berjudul “Penggunaan
Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan Berwawancara
14
Dengan Berbagai Kalangan Pada Siswa Kelas Viii Smp Mutiara Singaraja”,
mengemukakan bahwa Pertama, kemampuan siswa dalam berwawancara
dengan berbagai kalangan sudah sesuai dengan aspek-aspek yang harus
diperhatikan dalam berwawancara. Nilai rata-rata kemampuan siswa dalam
berwawancara dengan berbagai kalangan sudah mengalami peningkatan.
Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata siswa adalah 68,54%. Pada siklus
I meningkat menjadi 72,51%, dan siklus II 75,48%. Persentase peningkatan
nilai rata-rata kemampuan siswa dalam berwawancara dengan berbagai
kalangan sebelum tindakan dan setelah dilaksanakannya tindakan siklus I
mencapai 3,97%. Dari siklus I ke siklus II menjadi 2,97%. Kedua,
penggunaan metode sosiodrama ternyata dapat mengaktifkan keantusiasan
siswa dalam pembelajaran berwawancara.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
penulis terletak pada kajian, yang sama-sama mengkaji tentang sosiodrama.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan penulis
terletak pada fokus penelitian, penulis lebih menekankan pada, tindakan kelas
dalam meningkatkan kemampuan berwawancara berbagai kalangan siswa
kelas VII SMP Mutiara Singareja melalui metode sosiodrama.
Penelitian Anggorowati (2011) yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran Sosiologi”,
mengemukakan bahwa peer teaching memerlukan persiapan yang matang,
15
dan setiap tahap pelaksanaan hendaknya dievaluasi untuk mendapatkan hasil
yang baik. Faktor pendukung dalam pelaksanaan model pembelajaran tutor
sebaya antara lain yai-tu adanya interaksi antara guru dengan siswa, minat
belajar siswa cukup tinggi, guru dan siswa lebih akrab dalam kegiatan
pembelajaran, keterlibatan tutor sebaya dalam kelompok belajar membuat
suasana pembelajaran lebih menarik, sedangkan faktor penghambatnya antara
lain yaitu kurangnya persiapan dari para tutor, sarana dan prasarana kurang
memadai, kegiatan pembelajaran kurang kondusif, dan sumber belajar kurang
memadai. Penelitian tersebut dilakukan dengan metode kualitatif.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
penulis terletak pada kajian, yang sama-sama mengkaji tentang penerapan
model pembelajaran untuk pelajaran sosiologi dan metode penelitian yang
digunakan yaitu kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan penulis terletak pada fokus metode yang digunakan untuk
menguji mata pelajaran sosiologi.
Artikel yang telah ditulis oleh McLennan etc yang berjudul
“Promoting Positive Behaviours Using Sociodrama”, yang menjelaskan
bahwa respon siswa menunjukkan pada penggunaan teknik sosiodrama
disediakan beberapa peluang untuk ekspresi diri. Kebanyakan gadis-gadis
dalam penelitian ini terlibat dalam kegiatan yang dramatis dan diskusi secara
konsisten dari mulai, sedangkan sebagian besar anak laki-laki peserta aktif di
16
mulai, tetapi meningkatkan komitmen mereka dan bahkan diasumsikan peran
kepemimpinan dengan kesimpulan dari penelitian ini. Meskipun perubahan
ekspresi diri dan komitmen untuk belajar mungkin telah hasil dari siswa
terlibat dalam rutin dijadwalkan kegiatan drama, studi ini menemukan bahwa
kegiatan sosiodrama berdasarkan pada pekerjaan Boal, ketika
diimplementasikan di kelas, bisa memiliki potensi untuk mendorong perilaku
positif dalam berisiko siswa.
Berdasarkan hasil kajian pustaka di atas persamaan dan perbedaan,
persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah
penelitian ini membahas permasalahan yang sama yaitu mengenai
pelaksanaan sistem sosiodrama. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan model
pembelajaran sosiodrama, serta pandangan dari guru yang menjalankan model
sosiodrama tersebut pada siswa SMA N 1 Batang dilihat dari sudut pandang
teori konstruktivisme. Dengan demikian penulis akan melihat sejauh mana
perspeketif konstruktivisme terutama konstrukstivisme sosial dalam suatu
model pembelajaran sosiodrama, selain itu persepktif konstruktivisme akan
penulis jadikan sebuah alat untuk memebedah permasalahan dalam model
pembelajaran yaitu model pembelajaran yang berasis proyek dalam hal ini
model pembelajaran sosiodrama.
17
3. Kajian Tentang Kendala suatu Model Pembelajran Inovatif (PjBL)
Penelitan I Made Wirasana Jagantara, dkk (2014) berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap
Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa SMA”,
mengemukakan bahwa (1) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar
biologi antarasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis
proyek dan model pembelajaran langsung, (2) terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar biologi antara siswa yang memiliki gaya belajar visual,
auditori, dan gaya belajar kinestetik, (3) terdapat pengaruh interaksi antara
model pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa, dan (4)
terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar biologi untuk kelompok
siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori, dan gaya belajar kinestetik
antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek
dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung.
Penelitan Rinta Doski Yance, dkk (2013) berjudul “Pengaruh
Penerapan Model Project Based Learning (PjBL) Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar”,
mengemukakan bahwa perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung ditinjau dari gaya belajar
siswa. Hasil penelitian hasil penelitian diperoleh perbedaan hasil belajar fisika
18
siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada ranah afektif,
kognitif, dan psikomotor secara signifikan pada taraf nyata 0,05. Hasil belajar
kelas eksperimen yang menggunakan Project Based Learning (PBL) lebih
tinggi di bandingkan hasil belajar kelas kontrol yang tidak menggunakan
PBL. Perbedaan ini diyakini disebabkan oleh pengaruh penerapan PBL
terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa PBL
mempunyai pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar fisika siswa pada
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dari kajian pustaka di atas tentang pembelajaran berbasis proyek
menyimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunkan metode ini lebih baik
apabila menggunakan metode yang hanya tekstual jika dilihat dari hasil
belajar siswa itu sendiri.
4. Landasan Teori
Teori merupakan unsur penelitian yang besar peranannya dalam
menjelaskan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat
penelitian. Sugiyono (2013:213) menyatakan bahwa teori berfungsi
memperjelas masalah yang diteliti. Teori dalam penelitian kualitatif
digunakan sebagai bekal untuk memahami konteks sosial secara lebih luas
dan mendalam.
Penelitian ini akan mengkaji sebuah model pembelajaran berbasisi
masalah (project based learning) terutama model pembelajaran sosiodrama.
19
Model pembelajaran ini merupakan suatu model yang mengahruskan siswa
aktif di depan kelas bukan hanya seorang guru yang aktif menyampaikan
materi kepada siswa. Sehingga model pembelajarn ini sangat sesuai apabila
dikaji menggunakan teori konstruktivisme. Kesesuaian penelitian dengan teori
bisa di lihat sebagai berikut.
a. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melaluli konteks yang terbatas dan tidak
instan. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat
berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan yang sesuai
(Suparno, 1997:28)
Secara sederhana, konstruktivisme beranggapan bahwa
pengetahuan merupakan bentukan (konstruksi) dari kita yang mengetahui
sesuatu, kemudian dapat dirumuskan dari pengertian konstruktivisme
adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru berperan sebagai
penghubung atau yang membantu siswa membina pengetahuan dan
menyelesaikan masalah. Pengetahuan yang dimiliki siswa adalah
pengetahuan dari aktivitas yang dilakukan oleh siswa tersebut dan
bukannya dari pembelajaran yang diterima secara pasif.
20
Von Glasersfeld (dalam Suparno, 1997:25), terdapat 3 taraf
konstruktifisme:
1) Konstruktivisme radikal
Pengetahuan tidak merefleksikan suatu kenyataan ontologis
objektif, tetapi merupakan suatu pengaturan dan orginsasi dari suatu
dunia yang dibentuk oleh pengalaman seseorang, Von Glasersfeld
(dalam Suparno, 1997:26).
Kontsrtuktivisme ini hanya dapat mengakui apa yang dibentuk
oleh pikiran kita, dan bentuknya tidak selalu representasi dunia nyata.
Kaum konstruktivisme radikal mengesampingkan hubungan antara
pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran.
Pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari individu yang
mengetahui dan tidak dapat ditransfer kepada individu lain yang pasif.
2) Realisme hipotesis
Pengetahuan (ilmiah) kita dipandang sebagai suatu hoptesis dari
suatu struktur kenyataan dan berkembang menuju suatu pengetahuan
yang sejati, yang dekat dengan relaitas (Munevar, 1981 dalam
Bettencourt, 1989).
Pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari struktur realitas yang
mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang yang
sebenarnya.
21
3) Konstruktivisme biasa
Aliran ini tidak mengambil semua konsekuensi konstruktivisme.
Menurut aliran ini, pengetahuan kita merupakan gambaran dari realitas
itu. Pengetahuan kita dipandang sebagai suatu gambaran yang dibentuk
dari kenyataan suatu objek dalam dirinya sendiri (Suparno, 1997:26).
Konstruktivisme ini memahami pengetahuan sebagai gambaran
dari realitas itu. Pengetahuan individu dipandang sebagai gambaran
yang dibentuk dari realitas objektif dalam dirinya sendiri.
Ketiga macam konstruktivisme terdapat kesamaan, dimana
konstruktivisme dilihat sebagai proses kerja kognitif individu untuk
menafsirkan dunia realitas yang ada, karena terjadi relasi sosial antara
individu dengan lingkungan atau orang di sekitarnya. Kemudian
Individu membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihatnya
berdasarkan pada struktur pengetahuan yang telah ada sebelumnya,
inilah yang disebut dengan konstruktivisme sosiologis menurut Berger
dan Luckmann.
b. Konstruktivisme Sosiologis
Berger and Luckmann (dalam Suparno, 1997:47) yang menjelaskan
bahwa konstruktivisme sosiologis berpandangan pada pengetahuan itu
merupakan penemuan sosial dan sekaligus juga merupakan faktor dalam
22
perubahan sosial. Kenyataan dibentuk secara sosial dan ditentukan secara
sosial.
Presepktif konstruktivisme ini sering kali diperbandingkan dengan
perspektif tradisional objektif, yang beranggapan bahwa pengetahuan
merupakan suatu objek di luar manusia, yang mempunyai sifat objektif
dengan struktur tertentu yang jelas. Sebagai konsekuensi dari pandangan
ini, pembelajaran dilakukan lebih bersifat sebagai “transfer of knowledge”
dari guru kepada siswa. Dalam hal ini siswa lebih banyak siswa lebih
banyak menerima saja dari guru. Sedangkan menurut konstruktivisme
pembelajaran di kelas dilihat sebagai proses “konstruksi” pengetahuan
siswa. Dalam proses ini siswa mengembangkan gagasan atau konsep baru
berdasrkan analisis dan pemikiran ulang terhadap pengetahuan yang
diperoleh pada masa lalu dan masa kini.
Dengan demikian penulis akan melihat sejauh mana perspeketif
konstruktivisme terutama konstrukstivisme sosial dalam suatu model
pembelajaran sosiodrama, selain itu persepktif konstruktivisme akan penulis
jadikan sebuah alat untuk memebedah permasalahan dalam model pembelajaran
yaitu model pembelajaran yang berasis proyek dalam hal ini model pembelajaran
sosiodrama.
23
Model pembelajaran sosiodrama merupakan suatu model yang
mengkontruksikan pengalaman pribadi siswa yang dialami pada masyarakat
sesungguhnya pada sebuah panggung di dalam kelas oleh siswa itu sendiri.
B. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir adalah sebuah alur berpikir dari penulis yang bersifat
teoritis atau konseptual mengenai masalah yang akan diteliti. Kerangka berpikir
tersebut menggambarkan hubungan antara konsep-konsep yang akan diteliti.
kerangka berfikir pada penelitian ini adalah :
SMA N 1 Batang merupakan sekolah yang menerapkan Kurikulum
2013, dalam pembelajaran di K-13 tedapat pelajaran sosiologi dan pendekatan
berpusat pada siswa sehingga seorang guru harus mendesain model pembelajaran
semenarik mungkin hal ini sejalan dengan paham teori konstruktivisme yang
menyebutkan sebuah model pembelajaran harus berpusat pada siswa. supaya
siswa bisa mengikuti proses KBM dengan menyenangkan, dari berbagai model
pembelajaran yang bisa diterapkan untuk pembelajaran sosiologi salah satunya
yaitu model sosiodrama.
Penerapan model sosiodrama Di SMA N 1 Batang adakalnya memiliki
kendala dan tidak sesuai dengan apa yang diharapakan. Penerapan model
pembelajaran sosiodrama akan penulis kaji menggunakan pendekatan teori
konstruktivisme. Alur kerangka berfikir dijelaskan pada tabel 1 sebagai berikut.
24
Bagan 1. Kerangka Berpikir
Penerapan model
pembelajaran
sosiodrama pada mata
pelajaran sosiologi
Kendala yang dihadapi
guru dalam pelaksanaan
model pembelajaran
sosiodrama
Pembelajaran berpusat
pada peserta didik
Model pembelajaran yang
sesuai dan menarik (model
pembelajaran sosiodrama)
Teori
Konstruktivisme
Kurikulum 2013
Pelajaran Sosiologi
Materi pokok perilaku
menyimpang dan Sikap-
sikap anti sosial
Model Pembelajaran
Inovatif
Implementasi model
pembelajaran sosiodrama di SMA
1 Batang
94
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah penulis melaksanakan penelitian mengenai “Implementasi
Model Pembelajaran Sosiodrama Pada Materi Pokok Perilaku Menyimpang
dan Sikap-Sikap Anti Sosial di SMA Negeri 1 Batang”, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Penerapan model pembelajaran sosiodrama di SMA Negeri 1 Batang
melalui 3 tahapan yaitu a) tahap awal, pada tahapan ini guru dan siswa
melakukan berbagai macam persiapan dan dilakukan satu minggu sebelum
praktek sosiodrama, b) tahap inti, pada tahapan ini dilakukan beberapa
tindakan seperti, guru menjelasakn kembali model yang akan
dilaksanakan, setiap kelompok menentukan lokasi untuk malaksanakan
sosiodrama, setiap kelompok mempraktekan sesuai dengan materi yang
mereka dapatkan, dan guru mengamati seluruh kegiatan siswa ketika
pelaksanaan model pembelajaran tersebut, dan c) tahap penutup, guru dan
siswa bersama-sama menyimpulkan materi.
2. Model sosiodrama menggunakan pandangan konstruktivisme. Pandangan
kontruktivisme dalam model pembelajaran sosiodrama, siswa membangun
sendiri pengetahuan melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan
mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan daripada guru. Sehingga setelah
95
guru menerapkan model pembelajaran sosiodrama di SMA Negeri 1
Batang siswa lebih memahami materi daripada model pembelajaran
tekstual (ceramah), karena model seperti ini siswa akan mudah mengingat
tentang materi yang disampaikan. Guru tidak perlu bicara panjang lebar
dalam menyampaikan materi secara langsung, namun meskipun semua
berpusat pada siswa harus tetap ada ceramah untuk pembuka dan arahan
pada siswa. Pembelajaran Sosiodrama ini dapat membuat siswa lebih
memahami materi karena dengan cara mempraktekan yang disesuikan
dengan kehidupan nyata yang ada di masyarkat. Walaupun guru sosiologi
di SMA Negeri 1 Batang telah menggunakan model pembelajaran
sosiodrama, namun sebagai pengantar dalam memaparkan materi masih
menggunakan ceramah.
3. Kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran
sosiodrama pada materi pokok “Perilaku Menyimpang dan Sikap-Sikap
Anti Sosial” di SMA Negeri 1 Batang yaitu a) kesiapan siswa yang masih
kurang, b) keterbatasan alokasi jam pelajaran, c) kompetensi guru yang
masih kurang, d) kurang memadai, dan e) kurikulum 2013 yang tidak bisa
diterapkan untuk beberapa metode pembelajaran teretentu.
B. Saran
1. Bagi Sekolah,
Diharapakan meningkatan sarana dan prasarana yang menunjang model
pembelajaran supaya setiap model pembelajaran dengan mudah
diterapkan.
96
2. Bagi Guru Sosiologi
Diharapkan guru menyesuikan dengan kendala saat penerepan model
pembelajaran sosiodrama yang tercantum dalam kurikulum 2013 sehingga
mudah dalam mengaplikasian model pembelajaran tersebut.
97
DAFTAR PUSTAKA
Ahyani, dkk. 2011. “Metode sosiodrama dalam meningkatkan kecerdasan moral
anak”. Jurnal Pendidikan Volume 4, nomor 2, Desember 2011. Melalui
http://jurnal.umk.ac.id/index.php/sosbud/article/view/42/121 , diunduh
pada 10 Januari 2016 pukul 17.30 WIB.
Fathiah, Akrom. Jornal: Penerapan Metode Sosiodrama Dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ips Materi Proklamasi.
Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Ismail. 2003. Media Pembelajaran (Model-Model Pembelajaran). Jakarta: Proyek
Peningkatan Mutu SLTP
Jagantara, dkk. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya
Belajar Siswa Sma”. Jurnal Pndidikan Vol. 4, 2015. Melalui
http://pasca.undiksha.ac.id/e-
journal/index.php/jurnal_ipa/viewFile/1300/1002 Diunduh pada 1 Februari
2016 pukul 13.00 WIB.
Moleong, Lexy.J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdayakarya.
Nuraini D, dkk. 2013 “Penerapan Metode Pembelajaran Sosiodrama Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Materi Sekitar Proklamasi
Kemerdekaan”. Jurnal FKIP UNS, Vol 3, No 1 (2013) diunduh melalui
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/457 Pada..
Januari 2016 pukul 17.30 WIB.
Ratnawati, dkk. 2013. “artikel jurnal Keefektifan Teknik Sosiodrama Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Interpersonal Pada Peserta
Didik Smp N 1 Poncol Tahun Ajaran 2012/ 2013”. melalui
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=139272&val=4066
Diunduh pada 12 Januari 2016 pukul 17.45 WIB.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D.Bandung : Alfabeta.
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisem dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kansius
98
Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Wati, Sri. 2015. “Upaya Meningkatan Motivasi Belajar Melalui Layanan
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama”. Jurnal Penelitian
Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 3, 2015. Melalui http://i-
rpp.com/index.php/jptbk/article/view/335 Diunduh pada 12 Januari 2016
pukul 17.45 WIB.
Wati, dkk.“Penggunaan Metode Sosiodrama Dalam Peningkatan Pembelajaran
Bahasa Indonesia Bagi Siswa Kelas V SD”. Jurnal PGSD FKIP
Universitas Sebelas Maret. Melalui
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=108572&val=4073
Diunduh pada 10 Januari 2016 pukul 17.50 WIB.
Yance, dkk. 2013. “ Pengaruh Penerapan Model Project Based Learning (Pbl)
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA Sma Negeri 1 Batipuh
Kabupaten Tanah Datar”. Jurnal Pillar of physics education, vol. 1. April
2013, 48-54. Melalui
http://ejornal.unp.ac.id/students/index.php/pfis/article/download/490/279
Diunduh pada 1 Februari 2016 pukul 14.00 WIB.