IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKHLAK.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dfsdfsdfdfadsf dfsad df asdf dsfa

Citation preview

  • IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKHLAK DAN PENGARUH

    PERILAKU AKHLAK SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH

    QOTRUN NADA

    (Studi kasus di MTs Qotrun Nada Cipayung Jaya Kota Depok)

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i)

    Disusun Oleh:

    Ahmad Fadillah

    106011000056

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1432 H / 2011 M

  • ABSTRAK Nama : Ahmad Fadillah NIM : 106011000056 Fak/Jur : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama Islam Judul : Implementasi pembelajaran Akhlak dan Pengaruh Perilaku

    Akhlak siswa kelas IX MTs Qotrun Nada

    Skripsi ini mengkaji tentang Implementasi Pembelajaran Akhlak.

    Pembahasan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui Proses Pembelajaran Akhlak dan Pengaruh Perilaku Akhlak siswa kelas IX MTs Qotrun Nada.

    Dimulai dari kelas 1 MTs, siswa naik kelas 2 MTs, lalu naik ke kelas 3 MTs, di masa ini siswa kelas 3 MTs berada di masa puberitas atau masa peralihan dari remaja menuju dewasa (umur 13-17 tahun). Hal ini yang sangat dikhawatirkan seharusnya oleh kalangan khususnya oleh umat Islam yang berkecimpung di dunia pendidikan karena di masa ini siswa akan mencoba sesuatu yang mereka belum ketahui baik dan buruknya sikap yang mereka lakukan, maka oleh karena itu pendidikan agama itu harus di utamakan oleh pendidik, lebih khusus lagi dalam bidang moralitas atau akhlak.

    Adapun jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode cluster sampel sebagai penentuan sampelnya, untuk memperoleh data yang representatif dalam pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan angket. Data yang berhasil diperoleh oleh penulis, kemudian diolah melalui tahapan editing, scoring, dan tabulating. Kemudian untuk mengetahui koefisien korelasi antara dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini penulis memasukkan hasil penjumlahan skor angket kedalam rumus r product moment. Setelah angka korelasinya diketahui penulis kemudian mencocokkannya dengan tabel nilai r product moment. Sehingga dapat diketahui apakah terdapat korelasi antara variabel Implementasi Pembelajaran Akhlak dengan variabel Pengaruh Pembelajaran Akhlak, atau tidak terdapat korelasi antara kedua variabel. Setelah data diolah dan dianalisis menggunakan rumus product moment, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Implementasi Pembelajaran Akhlak di MTs Qotrun Nada cukup bagus, antara variabel X dan variabel Y bertanda positif. Memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh yaitu 0,59 ini berarti korelasi antara Pembelajaran akhlak terhadap siswa kelas IX di Madrasah Tsanawiah Qotrun Nada tergolong sedang atau cukup.

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

    menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam saya sanjungkan

    kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya

    sampai akhir zaman.

    Tidaklah terlepas ucapan terima kasih syukur bahagia yang tiada

    terhingga sampai kapan pun untuk kedua orang tua keluargaku tercinta Ayahanda

    Muhammad Ishak Haroen dan Ibunda Atikah yang selalu mendoakanku,

    mendidikku dengan penuh keiklasan, keridhoan dan kesabaran serta kasih

    sayangnya hingga saat ini, kepada Saudara-saudaraku Adip Fauzi dan istri,

    Nasrullah dan istri , Ahmad Sofyan, dan tidak lupa kepada istriku Risma Wati

    tercinta yang selalu memberikan semangat arti penuh makna dalam menuju hidup

    yang kaya amanah akan keberkahan dan semoga Allah SWT senantiasa menuntun

    dan menjaga mereka dalam menuju keridhoan-Nya.

    Sebagai manusia, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan

    skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Tanpa bantuan serta

    dorongan dari berbagai pihak yang secara tulus ikhlas memberikan bantuannya

    secara moril maupun materiil, dimungkinkan skripsi ini tidak akan bisa selesai.

    Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang

    setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

    Bahrissalim.M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Dr. Abdul

    Rahman Ghazali, MA, Dosen penasehat akademik dan para dosen yang telah

    memberikan ilmunya kepada penulis dari awal perkuliahan hingga selesainya

    skripsi ini.

    2. Prof Dr.H.Muhammad Ardani.MA, dan Dr. Khalimi MA, Dosen pembimbing

    skripsi yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bimbingan, bantuan serta

    motivasinya untuk menyelesaikan skripsi ini.

    3. Abuya Burhanudin Marzuki dan Umi yayah Serta Bapak Ust Drs. Syamwari

    HS, selaku pengasuh Dan Kepala Sekolah Mts Qotrun Nada, yang telah sudi

    kiranya menerima penulis dengan baik dan terbuka dalam melakukan

  • vi

    penelitian di Sekolahnya, sehingga penulis dapat dengan mudah memperoleh

    data-data yang dapat mendukung penulisan skripsi ini

    4. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

    membantu penulis dalam mengumpulkan bahan-bahan referensi dalam

    peneyelesaian skripsi ini.

    5. Pendiri IKMD, rohim, junaidi, deden, ikank, mubin, abaz, (Sahabat-sahabat

    yang memberikan keceriaan dalam kehidupan dengan tawa dan canda), para

    mahasiswa PAI khususnya PAI B Angkatan 2006 (Arief, roni, aziz, dahria,

    adham, aji, ani, Dasir, dini, syaikhu, Yudi, dewi, kohar, memet,

    bariroh,syarifah, dep-hoet, zamzami,dll), tidaklah terlepas kepada sahabat-

    sahabat Praktik Profesi Keguruan Terpadu diantaranya: Maulana Syarief

    (Anang), Andy Basyuni, Indah, Nia, Nila,Yadi(chimil) dan segenap sahabat-

    sahabat yang secara langsung maupun tidak langsung telah ikut serta

    membantu dan memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    Dengan menengadah tangan dan mengucap syukur Alhamdulillah, karena

    hanya kepada Allah SWT, jualah penulis mohonkan semoga amal baik yang telah

    diberikan menjadi amal sholeh dan diteima disisi-Nya. Akhirnya tiada kata lain

    yang lebih berarti selain sebuah harapan semoga penelitian ini dapat bermanfaat

    bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

    Jakarta, 4 Maret 2011

    Penulis

    Ahmad Fadillah

  • DAFTAR ISI

    PERNYATAAN ILMIAH .....................................................................................i

    ABSTRAKSI .........................................................................................................ii

    KATA PENGANTAR...........................................................................................iii

    DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

    DAFTAR TABEL ................................................................................................v

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................vi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah.............................................................1

    B. Identifikasi Masalah...................................................................6

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah.........................................6

    D. Tujuan Penelitian ......................................................................7

    E. Kegunaan Penelitian .................................................................7

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Implementasi Pembelajaran ......................................................8

    1. Pengertian Implementasi......................................................8

    2. Pengertian Pembelajaran......................................................9

    3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran.............10

    B. Konsep Akhlak ........................................................................11

    1. Pengertian Akhlak..............................................................11

    2. Tujuan Pendidikan Akhlak.................................................13

    3. Ruang Lingkup Akhlak.....................................................15

    4. Pembinaan Akhlak ............................................................18

    5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak.. .22

  • BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 27

    B. Variabel Penelitian.................................................................. 27

    C. Populasi dan Sampel Penelitian...............................................28

    D. Pengumpulan Data ..................................................................29

    E. Tekhnik Pengolahan Data dan Analisis...................................30

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................35

    B. Letak Geografisnya.................................................................35

    C. Sejarah Berdirinya...................................................................37

    D. Pelaksanaan Pembelajaran Akhlak di MTs Qotrun Nada.......38

    1. Pembelajaran Akhlak .......................................................38

    2. Kurikulum ........................................................................ 39

    3. Keteladanaan.....................................................................39

    4. Kendala-Kendala Pembelajaran.........................................39

    E. Identitas Sekolah .................................................................... 40

    F. Visi dan Misi MTs Qotrun Nada ........................................ 41

    G. Struktur organisasi MTs Qotrun Nada ................................... 41

    H. Kurikulum MTs Qotrun Nada................................................. 42

    I. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa dan Sarana Prasarana

    MTs Qotrun Nada.................................................................. 43

    J. Deskripsi Data........................................................................ 47

    K. Analisis dan Interpretasi Data ................................................59

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .............................................................................61

    B. Saran........................................................................................62

    DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................63

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah Masa Puberitas atau masa peralihan dari remaja menuju dewasa (umur

    13-17 tahun). Dimulai dari kelas 1 MTs, siswa naik kelas 2 MTs, lalu naik

    ke kelas 3 MTs, hal ini yang sangat dikhawatirkan seharusnya oleh

    kalangan khususnya oleh umat Islam yang berkecimpung di dunia

    pendidikan, karena di masa ini siswa akan mencoba sesuatu yang mereka

    belum ketahui baik dan buruknya sikap yang mereka lakukan, maka oleh

    karena itu Pendidikan Agama itu harus di utamakan oleh pendidik lebih

    khusus lagi dalam bidang Moralitas atau Akhlak.

    Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan kepribadian, baik

    jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam kehidupannya,

    sehingga semakin maju suatu masyarakat maka akan semakin penting pula

    adanya pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bersamaan

    dengan itu Islam memandang pendidikan sebagai dasar utama seseorang

    diutamakan dan dimuliakan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT

    dalam al-Qur'an Surat al-Mujadilah ayat 11

  • 2

    Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi pengetahuan beberapa derajat. (QS.Al Mujadilah:11)1

    Pada dasarnya, pendidikan dalam persfektif Islam berupaya untuk

    mengembangkan seluruh potensi peserta didik seoptimal mungkin, baik

    menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah, akal dan Akhlak. Dengan

    optimalisasi seluruh potensi yang dimilikinya, pendidikan Islam berupaya

    untuk mengantarkan peserta didik ke arah kedewasaan pribadi secara

    paripurna, karenanya sektor pendidikan formal (melalui sekolah) atau

    nonformal (pendidikan pesantren) menjadi solusi yang amat diperlukan

    oleh masyarakat guna memperbaiki pendidikan Akhlak anak, dengan

    harapan ketika sebagai manusia yang bisa diterima di berbagai golongan

    atau usia dan bahkan harapan yang lebih jauh ia menjadi manusia yang

    terhormat. Permasalahannya sekarang adalah Apakah pembelajaran

    Akhlak siswa dapat dipengaruhi dengan perilaku siswa.

    Dengan mempelajari kasus penyimpangan norma pada saat dahulu

    serta dibarengi dengan melihat realita perkembangan zaman saat ini

    tentunya penanaman nilai-nilai keagamaan sangatlah dibutuhkan dalam

    proses pendidikan. Apalagi jika merujuk kepada penjelasan diatas, jelas

    sekali akan tercipta peluang besar terjadi penyelewengan-penyelewengan

    yang dilakukan oleh para siswa. sebagai contoh kecil mereka tidak

    bersikap baik terhadap teman, guru, orang tua dan lingkungan, apalagi

    terhadap tuhan mereka yang abstrak. 2

    Berkaitan dengan masalah Akhlak, Islam menawarkan beberapa

    landasan teori yang tertuang dalam Al-Quran dan Al-Hadist, yang semua

    1Departemen Agama RI, Al- Quran dan Terjemahannya, (Bandung: CV J-Art,

    2007), hlm.543. 2Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, dalam bukunya Pengantar Studi Akhlak,

    memberikan pembahasan khusus mengenai .Sejarah Perkembangan Ilmu Akhlak.. Fase itu dimulai sejak zaman Yunani, Fase Arab pra-Islam, Fase Islam, Abad pertengahan hingga Fase Modern, secara tidak langsung hal ini mengindikasikan pendidikan Akhlak adalah hal yang paling urgen yang menjadi perhatian tersendiri karena dengan berkembangnya zaman maka itu berartiberkembang pula permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sosial tentunya. Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h.19-35

  • 3

    itu sudah dibuktikan oleh para tokoh Islam di antaranya Abdul Hamid

    Yunus, Imam Ghazali, Ibrahim Anis, dan Ibnu Miskawaih, kemudian

    mereka pun menjadi pemerhati kehidupan manusia dan menjadikan

    perkembangan akan moralitas atau Akhlak manusia umumnya dan

    khususnya anak remaja sebagai salah satu kajian utamanya.

    Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak

    itu timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian, dan

    pengembangan kebudayaan dan Ilmu pengetahuan melalui pendidikan.

    Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka

    memajukan kehidupan dari generasi ke generasi, sejalan dengan tuntutan

    kemajuan masyarakat, apabila ilmu pengetahuan hanya dimiliki oleh

    segelintir orang, akibatnya akan terjadi pembodohan terhadap masyarakat

    yang menyebabkan mudah ditindas bahkan dapat diperbudak oleh kaum

    yang lebih kuat.

    Islam mengajarkan keseimbangan dalam kehidupan menuntut akhirat,

    tetapi tidak melupakan kepentingan dunia, sebagaimana Firman Allah

    dalam Al-Quran :

    Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash/28 :77)

    Pandangan hidup yang materialistis atau hanya mementingkan

    keuntungan dunia, mempengaruhi masyarakat yang nampak pada tingkah

    lakunya dengan meninggalkan amalan-amalan ibadah serta tidak

    memperdulikan lagi untuk mempelajari Al-Quran sebagai Kitab Suci dan

    mengaplikasikannya dalam kehidupan dunia dan untuk keselamatan di

  • 4

    akhirat kelak, manusia lebih mementingkan waktu dan materi ke duniaan,

    sehingga melalaikan kewajiban utamanya sebagai makhluk Allah Swt,

    yaitu beribadah kepada Allah, dan berAkhlak mulia.

    Madrasah Tsanawiyah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam

    yang diakui oleh pemerintah. Di madrasah ini diajarkan teori dan praktek

    pembelajaran Akhlak sesuai dengan yang termuat dalam kurikulum bidang

    studi Akhlak. Isi dari bidang studi ini merupakan bahan pengajaran yang

    berdiri sendiri sebagai mata pelajaran atau bidang studi pokok.

    Tujuan mempelajari materi bidang studi ini yang tercantum di dalam

    kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah setelah mempelajari materi

    bidang studi Akhlak, siswa harus mengetahui bagaimana senantiasa

    mendekatkan dirinya kepada Allah Swt, yang akan membawa kepada

    ketenangan jiwa dan akan timbul perasaan takut bila hendak melakukan

    perbuatan dosa, karena ia telah yakin bahwa dirinya senantiasa berada

    dibawah pengawasan Allah Swt, mereka juga terdorong untuk

    melaksanakan pembelajaran Akhlak yang sesuai dengan materi pelajaran

    Akhlak yang diajarkan kepada mereka di sekolah.3

    Untuk peningkatan kualitas siswa di bidang Akhlak, materi tersebut

    dijadikan sebagai salah satu usaha mencapainya. Melalui pembelajaran

    Akhlak diharapkan mereka dapat merealisasikannya dalam sikap dan

    prilaku hidupnya sesuai dengan tujuan pembelajaran mata pelajaran

    Akhlak. Di samping itu Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada juga memiliki

    kegiatan keagamaan yang rutin dan terprogram seperti pelaksanaan shalat

    lima waktu secara berjamaah. Selain itu Madrasah Tsanawiyah Qotrun

    Nada juga memiliki sarana dan prasana yang memadai serta kontrol yang

    baik, terhadap pelaksanaan pembelajaran siswa-siswinya.

    Keberhasilan suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh

    kesiapan pendidik dan peserta didik (siswa). Jika di antara keduanya atau

    salah satunya tidak ada kesiapan, maka keberhasilan suatu proses

    3Kurikulum Madrasah Tsanawiyah, GBPP Mata Pelajaran Akhlak, (Jakarta:

    DEPAG RI, 2004), h. 1.

  • 5

    pendidikan sukar dicapai. Untuk mengetahui kesiapan peserta didik

    (siswa) dapat dilihat dari minat belajarnya.

    Anak yang berada dalam masa puber serta belum memahami agama

    Islam dan fenomena tersebut terjadi di sekolah lanjutan pertama dengan

    didukungnya mata pelajaran tentang keagamaannya sangat kurang

    maksimal anak akan mudah terjerumus akan perbuatan dosa dan perbuatan

    maksiat lainnya, keadaan semacam ini juga dapat menjadi penyebab utama

    kemorosotan moral, pergaulan bebas, penggunaan obat-obat terlarang,

    pemerkosaan, pembunuhan dan berbagai bentuk kejahatan yang

    kebanyakan dilakukan oleh generasi yang kurang pemahamannya tentang

    Akhlak, kurang nya pendidikan Akhlak serta pembinaan Akhlak pada

    anak.

    Apabila anak telah memahami hikmah dan pentingnya mempelajari

    Akhlak dengan baik, berarti mereka telah dibimbing untuk senantiasa

    mendekatkan dirinya kepada Allah Swt, yang akan membawa kepada

    ketenangan jiwa dan akan timbul perasaan takut bila hendak melakukan

    perbuatan dosa, karena ia telah yakin bahwa dirinya senantiasa berada

    dibawah pengawasan Allah Swt.

    Lembaga pendidikan Madrasah sangat dibutuhkan peranannya dalam

    membantu orang tua, serta melanjutkan pemberian pemahaman Akhlak

    serta pembinaan Akhlak pada anak didik (remaja awal) yang sudah mereka

    dapatkan dari sekolah dasar.

    Karena masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang

    pesat, meskipun masa puber merupakan masa singkat yang bertumpang

    tindih dengan masa akhir kanak-kanak dan pemulaan masa remaja namun,

    secara garis besar, menurut Abdul Rozak dan Sayuti masa remaja ditandai

    oleh ciri-ciri pertumbuhan fisik, Perkembangan seksual, cara berpikir

    kausalitas, emosi yang meluap-luap, menarik perhatian lingkungan, dan

    terkait oleh kelompok.4 Akan tetapi ciri utama masa ini adalah

    4 Rozak, dan Sayuti, Remaja, dan bahaya....h. 3

  • 6

    bergejolaknya dorongan seksual. oleh karena itu, interaksi mereka dengan

    kekuatan barunya ini tergolong salah satu problem yang paling berat.5

    Melihat fenomena di atas penulis tertarik untuk meneliti dan

    membahas dalam penulisan skripsi dengan judul: IMPLEMENTASI

    PEMBELAJARAN AKHLAK DAN PENGARUH PERILAKU

    AKHLAK SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH

    QOTRUN NADA

    B. Identifikasi Masalah Dari uraian di atas dapat diidentifikasi masalah yang ada:

    1. Perilaku Akhlak siswa madrasah tsanawiyah Qotrun Nada.

    2. Pelaksanaan pendidikan agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah

    Qotrun Nada akan memberikan pengaruh prilaku (Akhlak) siswa.

    3. Pembahasan dititik beratkan pada mata pelajaran Akhlak.

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

    Untuk memperjelas dan mempermudah pokok permasalahan dalam

    penulisan skripsi ini penulis membatasi masalah sebagai berikut :

    Implementasi secara sederhana adalah pelaksanaan atau penerapan.

    Implementasi yang penulis maksud adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi

    suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh

    berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.6

    Implementasi berasal dari Bahasa Inggris yang berarti pelaksanaan,7

    sedangkan dalam Kamus Ilmiah Popular didefinisikan sebagai Penerapan,

    5Netty Hartati, dkk. Islam Dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

    2004), h. 39-40. 6Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam

    Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum, 2004), h. 40 7John M. Echols dan Hasan Sadizly, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia

    Pustaka Utama,1995)

  • 7

    Pelaksanaan.8 Karena luasnya masalah pendidikan Agama Islam yang

    meliputi, ibadah, akidah dan Akhlak, Alquran dan fiqih maka dalam

    pembahasan skripsi ini peneliti hanya membatasi pada pembelajaran

    Akhlak siswa kelas IX dalam pembinaan siswa di Madrasah Tsanawiyah

    Pondok Pesantren Qotrun Nada.

    2. Perumusan Masalah Setelah membatasi masalah dalam penelitian ini, Penulis merumuskan

    masalah sebagai berikut :

    Bagaimana Implementasi Pembelajaran Akhlak dan Pengaruh

    Perilaku Akhlak Siswa Kelas IX Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada?

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Untuk mengetahui bentuk pembelajaran Akhlak dan Pengaruh Perilaku

    Akhlak siswa di Madrasah Tsanawiyah Qotrun nada.

    E. Kegunaan Penelitian Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Tarbiyah

    dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Memperluas pengetahuan, pengalaman dan wawasan penulis yang

    berhubungan dengan permasalahan yang dibahas

    3. Untuk mengembangkan disiplin keilmuan yang penulis miliki dan

    menambah wawasan penulis khususnya serta pihak lain yang berminat

    dalam masalah ini.

    4. Untuk memberikan masukan bagi sekolah yang diteliti sebagai bahan

    evaluasi.

    5. Diserahkan kepada Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    8Perum Penerbitan dan Percetakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

    Pustaka, 1998), h. 327

  • 8

  • 8

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Implementasi Pembelajaran 1. Pengertian Implementasi

    Implementasi berarti berasal dari Bahasa Inggris yang berarti

    Pelaksanaan1. Sedangkan dalam Kamus Ilmiyah Popular yang berarti

    Penerapan, Pelaksanaan2

    Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,

    kebijakan, atau inovasi, dalam suatu tindakan praktis sehingga

    memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan,

    maupun nilai dan sikap. Dikemukakan bahwa Implementasi adalah : put

    something into effect (penerapan sesuatu yang memberikan efek atas

    dampak).3

    Jadi Implementasi secara sederhana adalah pelaksanaan atau

    penerapan. Sedangkan pengertian secara luas, Implementasi adalah bukan

    sekedar aktivitas tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara

    sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai

    tujuan kegiatan.

    1John M. Echols dan Hasan Sadizly, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1995) h. 313

    2Perum Penerbitan dan Percetakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 327

    3E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karekteristik,dan Implementasi, (PT Remaja Rosda Karya:Bandung), Cet.I, h. 93

  • 9

    2. Pengertian Pembelajaran Kata pembelajaran dipakai sebagai padanan kata dari bahasa inggris

    instruction. Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih luas dari

    pada pengajaran, jika pengajaran ada dalam konteks guru-murid di kelas

    (ruang) formal, pembelajaran, atau instruction mencakup pula kegiatan

    belajar mengajar tidak dihadiri guru secara fisik, oleh karna itu dalam

    instruction yang ditekankan adalah proses belajar, maka usaha-usaha yang

    terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses

    belajar mengajar dalam diri siswa kita sebut pembelajaran4

    Istilah pembelajaran diperkenalkan sebagai ganti, sering dipergunakan

    bergantian dengan arti yang sama dalam wacana pendidikan dan

    perkurikuluman. Selain itu, pengertian pembelajaran dalam definisi

    psikologi pembelajaran dengan pengertian belajar itu sendiri,

    pembelajaran itu sendiri merupakan sesuatu upaya mengarahkan aktifitas

    siswa ke arah aktivitas belajar.

    Di dalam proses pembelajaran terkandung dua aktivitas sekaligus,

    yaitu aktifitas mengajar (guru) dan aktifitas belajar (siswa). Proses

    pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa dan

    antara siswa dengan siswa.5

    Pembelajaran adalah kondisi dengan situasi yang memungkinkan

    terjadinya proses belajar mengajar yang efektif dan efesien ,bagi peserta

    didik atau siswa. Dari pengertian pembelajaran berpusat pada kegiatan

    siswa. Oleh karena itu, hakikat pembelajaran akhlak adalah proses yang

    sengaja dirancang dengan tujuan menciptakan suatu lingkungan yang

    memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar yang berkaitan

    dengan masalah akhlak, sehingga jasmani dan rohaninya dapat

    berkembang menjadi kepribadian yang utama sesuai dengan ajaran Islam.

    4Arif.S Sadiman,et al,Media Pendidikan :Pengertian Pengembangan, Dan

    Pemanfaatannya (Jakarta :Rajawali , 1986), cet ke-1, h.7. 5Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Jakarta:PT Raja

    Grafindo Persada,2005),cet ke-1, ,h.7.

  • 10

    3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pada pembelajaran siswa antara

    lain:

    1. Faktor Internal siswa 1. Aspek fisiologis

    Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-

    organ, tubuh, dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat

    dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

    2. Aspek Psikologis

    Fakto-faktor yang mempengaruhi pada kuantitas dan kualitas

    pembelajaran siswa diantaranya adalah tingkat kecerdasan atau

    intelegensi, sikap , bakat, dan minat siswa serta motivasi siswa.

    2. Faktor Eksternal siswa

    1. Lingkungan sosial

    Lingkungan Sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,

    dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar

    siswa, selanjutnya yang juga termasuk lingkungan sosial siswa

    adalah masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan di

    sekitar perumahan tempat tinggal siswa, lingkungan sosial yang

    lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan

    keluarga siswa itu sendiri, di samping lingkungan masyarakat dan

    lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar.

    2. Lingkungan nonsosial

    Lingkungan nonsosial antara lain gedung sekolah, dan letaknya,

    rumah tempat tinggal siswa, dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan

    cuaca, dan waktu belajar yang digunakan.

    3. Faktor pendekatan belajar Pendekatan belajar segala cara atau situasi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan

    efisiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu.6

    6 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta :logos,1999),cet.1,h.130-140.

  • 11

    B. Konsep Akhlak

    1. Pengertian Akhlak Akhlak merupakan tujuan dari pada Agama Islam, karena akhlak

    adalah perbuatan manusia yang baik yang harus dikerjakan dan perbuatan

    jahat yang harus dihindari dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia

    dan makhluk (alam) sekelilingnya dalam kehidupan sehari-hari sesuai

    dengan nilai-nilai moral.7

    Al-akhlak atau adalah mufrad dari yang mempunyai sama-sama arti sebagaimana dalam pemahaman pendekatan linguistic dari bahasa Arab yaitu Ism masdar dari kata ( - ) sesuai dengan wazan tsulasi majid ( - ) yang berarti (perangai); (kelakuan, tabiat, watak dasar), (kebiasaan, kelajiman), (peradaban yang baik); (agama).

    Kata Al Akhlak juga mengandung segi-segi persesuaian dengan khuluk

    serta erat hubungannya dengan kholiq dan makhluk. Dengan demikian,

    kata akhlak menunjukan pada pengertian adanya hubungan yang baik

    antara khalik dan makhluk yang diatur dalam agama, dalam hal ini agama

    Islam.8

    Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak adalah bentuk

    jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam kamus Al-Munjid berarti pekerti,

    perangai, tingkah laku, atau tabiat. Di dalam Dairatul Maarif dikatakan :

    Akhlak Ialah sifat-sifat manusia yang terdidik.

    Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat

    yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu

    ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik disebut akhlak

    yang mulia atau perbuatan buruk disebut akhlak yang tercela sesuai

    dengan pembinaan 9

    7 Asmaran As.Pengantar Akhlak,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,1994),cet,2h.5 8 Abudin Nata dan Fauzan. Pendidikan Dalam Perspektif Hadist,(ciputat:UIN

    Jakarta Presss,2005),cet,1,h.273 9Abudin Nata dan Fauzan. Pendidikan Dalam Perspektif Hadist,(ciputat:UIN

    Jakarta Presss,2005),cet,1,h.1

  • 12

    Sedang menurut para ahli, yaitu:

    1. Al-Ghazali memberi pengertian tentang akhlak. Al Khuluk

    (jamaknya al akhlak) ialah ibarat (sifat atau keadaan) dari perilaku

    yang konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa, dari pada nya

    tumbuh perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah, tanpa

    memerlukan pikiran dan pertimbangan.10 Senada dengan

    ungkapan diatas telah dikemukakan oleh Imam Ghazali dalam kitab

    Ihya nya sebagai berikut:

    11

    Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, mudah dan gampang, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan

    2. Ibrahim Anis

    12

    Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

    3. Pengertian Akhlak menurut Ibn Maskawaih adalah:

    13

    Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.

    10Drs.Zainudin,dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghozali, (Jakarta: Bumi

    Aksara,1991),cet,1,h.102 11Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Darur Riyan, 1987), Jilid. III, h. 58. 12Asmaran As.Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,1994), cet,2

    h.2. 13Moh. Ardani, Akhlak-TaSawuf: Nilai-Nilai Akhlak/Budipekerti dalam Ibadat dan

    TaSawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005) Edisi Kedua, h. 26.

  • 13

    4. Abdul Hamid Yunus

    Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik.14

    Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara

    hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan kebiasaan, yang menyatu,

    membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan

    hidup keseharian. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral (moralsence),

    yang terdapat didalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu

    membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana

    yang cantik, dan mana yang buruk.15

    Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa akhlak

    adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi

    kepribadian hingga dari hal itu timbul lah berbagai macam perbuatan

    dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan

    pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji

    menurut pandangan syariat dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi

    pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk,

    maka disebutlah budi pekerti yang tercela.

    2. Tujuan Pendidikan Akhlak Tujuan ialah suatu usaha yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha

    atau kegiatan selesai dikerjakan. Maka tujuan utama pendidikan akhlak

    dalam Islam agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada

    di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah Swt.16 Inilah

    yang akan mengantarkan manusia menuju kebahagiaan di dunia dan

    akhirat.

    14 Abd. Hamid Yunus, Da.irah al-Ma.arif, II, (Cairo: Asy.syab, t.t), h. 436 15Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta:

    Ruhama, 1995), cet,2. h. 10. 16Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, Gema Insani Press, Jakarta: Cet I. 2004,

    h. 159

  • 14

    Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak

    Islam ini. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya

    mencerminkan nilai-nilai yag terkandung dalam Al-Quran dan as-sunnah.

    Dengan demikian bahwa pendidikan akhlak adalah merupakan asas bagi

    tiap pendidikan manusia.

    Rumusan cukup sederhana namun sangat mengena telah ditawarkan

    oleh Zakiah Daradjat. Zakiah berpandangan bahwa tujuan pendidikan

    akhlak adalah untuk membentuk karakter muslim yang memiliki sifat-sifat

    terpuji. Menurut Zakiah, dalam ajaran Islam, akhlak tidak dapat

    dipisahkan dari iman. Iman merupakan pengakuan hati, dan akhlak

    merupakan pantulan iman tersebut pada prilaku, ucapan dan sikap. Iman

    adalah maknawi dan akhlak adalah bukti.17 Dalam hal ini, Zakiah

    menekankan bahwa akhlak adalah implementasi iman. Dari pandangan

    Zakiah Daradjat ini dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan

    akhlak adalah untuk membuat peserta didik mampu

    mengimplementasikan keimanan dengan baik. Sesuai hadist Rasulullah

    Saw, bersabda, Didiklah anak-anak kalian, sesungguhnya mereka

    diciptakan menjadi generasi yang berbeda dengan generasi zaman

    kalian,(HR.Tirmidzi).

    Dalam pendidikan formal, tujuan pendidikan akhlak tergambar dengan

    jelas dan rinci pada kurikulum. Tujuan pendidikan akhlak di lembaga-

    lembaga formal biasanya terbagi kepada dua bagian, yaitu tujuan umum

    dan tujuan khusus.

    a. Tujuan Umum

    Yang dimaksud dengan tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai

    dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan cara pengajaran atau cara

    lain yang meliputi aspek sikap, tingkah laku, kebiasaan dan pandangan

    hidup. Untuk menuju tujuan umum tersebut perlu adanya pengkhususan

    17Zakiah daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta:

    CVRuhama, 1993), hal. 67-70

  • 15

    tujuan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi tertentu. Misalnya

    tugas dari suatu lembaga pendidikan, bakat anak didik dan tingkat

    pendidikan.18 Tujuan umum pendidikan adalah membimbing anak didik

    agar menjadi muslim sejati, beriman teguh serta mampu mengabdikan diri

    kepada Allah Swt.

    Hal ini sesuai dengan firman Allah Taala:

    "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

    mereka mengabdi kepada-Ku". (Q.S. Az-Zariyat: 56)19

    b. Tujuan khusus

    Tujuan khusus pendidikan akhlak adalah tujuan pada setiap jenjang

    pendidikan akhlak atau tingkat yang dilalui. Misalnya tujuan khusus

    pendidikan akhlak di Madrasah Aliyah berbeda dengan tujuan pendidikan

    akhlak di Madrasah Tsanawiyah.

    Tujuan pendidikan akhlak pada Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada

    ialah Pembentukan moral dengan menanamkan akhlak yang mulia berarti

    menanamkan kepada meraka untuk menghindari hal-hal yang tercela yang

    dapat merusak moral. 20

    3. Ruang Lingkup Akhlak

    a. Akhlak Kepada Allah Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan

    yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada tuhan

    sebagai khalik.

    Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaraan

    bahwa tiada tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji

    18Amir Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha

    Nasional,1973), hal.72 19Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro,

    2004), h. 523 20 Wawancara guru bidang studi akhlak

  • 16

    demikian agung sifat itu, yang jangan kan manusia, malaikatpun tidak

    dapat mampu menjangkau hakikatNya21

    Akhlak Baik kepada Allah Swt secara Garis besar meliputi:22

    1. Bertaubat (at-Taubah) sikap yang menyesali perbuatan buruk yang

    pernah dilakukannya dan berusaha menjauhi, serta melakukan

    perbuatan baik.

    2. Bersabar (ash-Shabru) Sikap yang betah atau menahan diri pada

    kesulitan yang dihadapinya Allah Berfirman Swt.

    ) :153( Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(QS Al-Baqarah/2:153)

    3. Bersyukur ( asy-Syukru); sikap yang selalu ingin memanfaatkan

    dengan sebaik-baiknya nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt

    kepadanya. 4. Bertawakkal ( at-Tawakal ) menyerahkan segalah urusan kepada

    Swt setelah berbuat semaksimal mungkin. Allah Swt Berfirman:

    Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.(QS.Al-Imran/3:159)

    21 Moh.Ardani Akhlak TaSawuf:Nilai-nilai Akhlak /Budi pekerti dalam ibadah dan

    taSawuf,h.49 22 Moh.Ardani Akhlak TaSawuf:Nilai-nilai Akhlak /Budi pekerti dalam ibadah dan

    taSawuf,h.70

  • 17

    5. Ikhlas (Al Ikhlas) Sikap Yang menjauhkan diri darinya ketika

    mengerjakan amal baik . Allah Swt Berfirman:

    Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.(Qs.Al-Bayyinah/98:5)

    6. Raja (ar-Raja) sikap jiwa yang sedang menunggu sesuatu yang

    disenangi dari Allah.

    7. Bersikap Takut (al- Khouf) sikap jiwa yang sedang menunggu

    sesuatu yang tidak disenangi dari Allah.

    b. Akhlak Kepada Rasulullah Saw Dalam hal mematuhi Rasul, Allah memerintahkan manusia agar

    meneladani apa yang di contohkan Rasulullah,23 di antara Akhlak atau hak

    rasul yang menjadi kewajiban ummat,yaitu:

    1. Beriman kepada Nya, dan beriman kepada rasul Nya

    2. Menaati perintah Nya dan mejauhi laranga Nya

    3. Membenarkan segala berita yang dibawanya, baik yang

    berhubungan dengan sesuatu yang ghaib, dan yang nyata maupun

    yang berhubungan dengan urusan dunia dan akhirat.

    4. Kecintaan kepada beliau harus melebihi kecintaan kepada dirinya,

    keluarganya, hartanya, dan anaknya.

    5. Beribadah dan taqarub (mendekatkan diri) kepada allah

    berdasarkan ajaran yang telah dibawa oleh Rasulullah yang di

    23 Moh.Ardani Akhlak TaSawuf:Nilai-nilai Akhlak /Budi pekerti dalam ibadah dan

    taSawuf,h.71

  • 18

    dalamnya mengandung perintah untuk beribadah, taat, dan

    taqarob.24

    c. Akhlak kepada Orang Tua Sebagai seorang anak kita wajib berbuat baik kepada kedua orang tua,

    tidak hanya itu kita juga diwajibkan untuk patuh dan menurut terhadap

    perintah kedua orang tua dan tidak durhaka kepada mereka, selain dari

    pada itu kita juga harus hormat kepadanya merawat dan menjaga

    keselamatannya, kalau tidak sanggup lagi untuk itu berterima kasih

    kepadanya, mengusahakan kesenangan dan keridaannya, mendoakan

    kemampuan dan keselamatan baginya.25

    d. Akhlak kepada Sesama Manusia Manusia adalah sebagai makhluk sosial yang sangat membutuhkan

    orang lain, agar dapat menjalankan kehidupannya dengan baik, maka harus

    berakhlak baik juga dengan sesamanya, banyak sekali rincian yang

    dikemukakan al-Quran berkaitan dengan perilaku terhadap sesama

    manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan

    melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti badan, atau

    mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai kepada

    menyakiti dengan jalan menceritakan aib seseorang dibelakangnya tidak

    peduli aib itu benar atau salah walaupun sambil memberikan materi

    kepada yang disakiti hatinya.26

    4. Pembinaan Akhlak Pembinaan di dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah proses,

    perbuatan, cara membina (negara dsb).27

    24 Abu bakar Al jazairi,Ilmu dan Ulama : pelita kehidupan dunia, dan

    akhirat(Jakarta: pustaka azzam,2001),cet.1,h.146-147 25 Bustanuddin Agus Al Islam, Buku Pedoman Kuliah Mahasiswa untuk Mata

    Pelajaran PAI, (Jakarta : PT. RajaGrapindo Persada ,1993), cet,I, h.155. 26 Abudin Nata, Akhlak TaSawuf,h.149 27 Perum Penerbitan dan Percetakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

    Pustaka, 1998), h. 117

  • 19

    Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam

    Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad

    Saw. Yang utama adalah untuk meyempurnakan akhlak yang mulia.

    Dalam salah satu hadisnya beliau menegaskan innamebuitstu li

    utamimma makrima al-akhlq (H.R. Ahmad) (Sesungguhnya aku diutus

    untuk menyempurnakan akhlak)

    Perhatian Islam yang demikian terhadap pembinaan akhlak ini dapat

    pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus

    didahulukan daripada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah

    akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap selanjutnya

    akan mempermudah menghasilkan dan kebahagian pada seluruh

    kehidupan manusia, lahir dan batin Perhatian Islam dalam pembinaan

    akhlak selanjutnya dapat di analisis pada muatan akhlak yang terdapat

    pada seluruh aspek ajaran Islam.

    Pembinaan akhlak dalam Islam juga terintegrasi dengan pelaksanaan

    rukun iman. Hasil analisis Muhammad al-Ghazali terhadap rukun Islam

    yang lima telah menunjukkan dengan jelas, bahwa dalam rukun Islam

    yang lima itu terkandung konsep pembinaan akhlak.28

    Sebagaian besar pemikiran akhlak Ibnu Miskawih lebih bercorak

    keagamaan, terutama paham sufi. Pembinaan akhlak menurutnya dititik

    beratkan kepada pembersihan pribadi dari sifat-sifat yang berlawanaan

    dengan tuntunan agama, seperti: takabur, pemarah dan penipu.

    Dengan pembinaan akhlak ingin dicapai terwujudnya manusia yang

    ideal; anak yang bertakwa kepada Allah Swt dan cerdas. Di dunia

    pendidikan, pembinaan akhlak tersebut dititik beratkan kepada

    pembentukan mental anak atau remaja agar tidak mengalami

    penyimpangan.29 Akhlak adalah implementasi dari Iman dalam segala

    bentuk perilaku. Diantara contoh akhlak yang diajarkan oleh Luqman

    kepada anaknya adalah:

    28 Abuddin Nata, Akhlak TaSawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 29 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Bina Aksara, 1989),

    h. 147-148

  • 20

    a. Akhlak anak terhadap ibu-bapak

    b. Akhlak terhadap orang lain

    c. Akhlak dalam penampilan diri.30

    Sebagaimana tergambar didalam surat Al-Luqman ayat 14, 15, 18 dan

    19.

    a. Akhlak terhadap ibu-bapak, dengan berbuat baik dan berterima kasih

    kepada keduanya. Dan diingatkan Allah, bagaimana susah dan

    payahnya ibu mengandung dan menyusukan anak sampai umur dua

    tahun:

    Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua

    orang tuan-Nya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihkan dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada kedua orang tu, hanya kepadakulah kembalimu. (QS.Luqman /31:14).

    Bahkan anak harus tetap hormat dan mempelakukan kedua orang

    tuanya dengan baik, kendatipun mereka mempersekutukan Tuhan, hanya

    yang dilarang adalah mengikuti ajakan mereka untuk meninggalkan Iman

    tauhid.

    Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmua tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-ku, kemudian hanya kepada-kulah kembalimu, maka ku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS.Luqman: 15). 31

    30 Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam

    Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 25 31 Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek

    Pengadaan Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), h. 654

  • 21

    b. Akhlak terhadap orang lain, adalah adab, sopan santun dalam bergaul,

    tidak sombong dan tidak angkuh, serta berjalan sederhana, bersuara

    lembut dan akhlak dalam penampilan diri.32

    Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.Dan sederhanalah kamu dalam berjalan, dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. . (QS. Luqman : 18-19).33

    Pendidikan akhlak di dalam keluarga dilaksanakan dengan contoh dan

    teladan dari orang tua. Perilaku dan sopan santun orang dalam hubungan

    dan pergaulan antara ibu dan bapak, perlakukan orang tua terhadap anak-

    anak mereka dan perlakukan orang tua terhadap orang lain di dalam

    lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat, akan menjadi teladan

    bagi anak-anak.

    Si anak juga memperlihatkan sikap orang tua dalam menghadapi

    masalah. Contohnya sederhana dapat kita perhatikan pada anak-anak umur

    3-5 tahun. Ada yang berjalan dengan gaya bapaknya yang dikaguminya

    atau gaya ibu yang disayanginya. Adakalanya kita melihat seorang anak

    yang tampak bangga diri, angkuh atau sombong. Dan ada pula yang

    merasa dirinya kecil, penakut, suka minta dikasihani, ada yang suka

    senyum dan tertawa bila ditegur. Sebaliknya ada yang langsung menangis,

    menjerit ketakutan bila disapa oleh orang lain. Dan adpula yang tampak

    percaya diri, ramah dan menyenangkan teman-temannya dan orang lain.

    32 Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam

    Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 25 33 Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek

    Pengadaan Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), h. 655

  • 22

    Perkataan dan cara berbicara, bahkan gaya menanggapi teman

    temannya atau orang lain, sedih dan sebagainya, dipelajari pula dari orang

    tuanya.

    Adapun akhlak, sopan santun dan cara menghadapi orang tuanya,

    banyak tergantung pada sikap orang tua terhadap anak. Apabila si anak

    merasa terpenuhi semua kebutuhan pokoknya (jasmani, kejiwaan dan

    sosial) maka si anak merasa terhalang pemenuhan kebutuhannya oleh

    orang tua, misalnya Ia merasa tidak disayangi atau dibenci, suasana dalam

    keluarga yang tidak tentram, seringkali menyebabkan takut adil dan

    tertekan oleh perlakuan orang tuanya, atau orang tuanya tidak adil dalam

    mendidik dan memperlakukan anak-anaknya, maka perilaku anak tersebut

    boleh jadi bertentangan dengan yang diharapkan oleh orang tuanya, karena

    ia tidak mau menerima keadaan yang tidak menyenangkan itu.34

    5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak Para siswa merupakan generasi muda yang merupakan sumber insani

    bagi pembangunan nasional, untuk itu pula pembinaan bagi mereka

    dengan mengadakan upaya-upaya pencegahan pelanggaran norma-norma

    agama dan masyarakat. Dalam pembinaan akhlak siswa dipengaruhi oleh

    beberapa factor diantaranya.

    a. Lingkungan keluarga Pada dasarnya, masjid itu menerima anak-anak setelah mereka

    dibesarkan dalam lingkungan keluarga, dalam asuhan orang tuanya.

    Dengan demikian, rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat

    anak-anak dibesarkan melalui pendidikan Islam. Yang dimaksud dengan

    keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada

    pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat Islam. Berdasarkan al-

    quran dan sunnah, kita dapat mengatakan bahwa tujuan terpenting dari

    pembentukan keluarga adalah hal hal berikut:

    34 Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam

    Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 28

  • 23

    Pertama. Mendirikan syariat Allah dalam segala permasalahan rumah

    tangga. Kedua, mewujudkan ketentraman dan ketenangan psikologis.

    Ketiga, mewujudkan sunnah Rasulallah Saw. Keempat, memenuhi

    kebutuhan cinta-kasih anak-anak. Naluri menyayangi anak merupakan

    potensi yang diciptakan bersamaan dengan penciptaaan manusia dan

    binatang. Allah menjadikan naluri itu sebagai salah satu landasan

    kehidupan alamiah, psikologis, dan sosial mayoritas makhluk hidup.

    Keluarga, terutama orang tua, bertanggung jawab untuk memberikan kasih

    sayang kepada anak-anaknya. Kelima, menjaga fitrah anak agar anak tidak

    melakukan penyimpangan penyimpangan.35

    Keluarga merupakan masyarakat alamiyah, disitulah pendidikan

    berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang

    berlaku didalamnya. Keluarga merupakan persekutuan terkecil yang terdiri

    dari ayah, ibu dan anak dimana keduanya (ayah dan ibu) mempunyai

    peranan yang sangat penting bagi perkembangan anak-anaknya.

    Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada disampingnya,

    oleh karena itu ia meniru perangai ibunya, karena ibunyalah yang pertama

    dikenal oleh anaknya dan sekaligus menjadi temannya yang pertama yang

    dipercayai.

    Disamping ibunya, ayah juga mempunyai pengaruh yang mana besar

    terhadap perkembangan akhlak anak, dimata anak, ayah merupakan

    seseorang yang tertinggi dan terpandai diantara orang-orang yang di kenal

    dalam lingkungan keluarga, oleh karena ayah melakukan pekerjaan sehari-

    hari berpengaruh gara pekerjaan anaknya. Dengan demikian, maka sikap

    dan perilaku ayah dan ibu mempunyai pengaruh besar terhadap

    perkembangan akhlak anak-anaknya. 36

    35Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat,

    (Jakarta: Gema Insani, 1995), h. 144 36 Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam

    Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 29-30

  • 24

    b. Lingkungan sekolah Perkembangan akhlak anak yang dipengaruhi oleh lingkungan

    sekolah. Di sekolah ia berhadapan dengan guru-guru yang bergantiganti.

    Kasih guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih orang tua kepada

    anaknya, sebab guru dan murid tidak terkait oleh tali kekeluargaan. Guru

    bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-muridnya, ia harus

    memberi contoh dan teladan bagi bagi mereka, dalam segala mata

    pelajaran ia berupaya menanamkan akhlak sesuai dengan ajaran Islam.

    Bahkan diluar sekolah pun ia harus bertindak sebagai seorang pendidik.

    Kalau di rumah anak bebas dalam gerak-geriknya, ia boleh makan

    apabila lapar, tidur apabila mengantuk dan boleh bermain, sebaliknya di

    sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Disana ada aturan-aturan

    tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang ditentukan, dan ia harus duduk

    selama waktu itu pada waktu yang ditentukan pula. Ia tidak boleh

    meninggalkan atau menukar tempat, kecuali seizin gurunya. Pendeknya ia

    harus menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang ada ditetapkan.

    Berganti-gantinya guru dengan kasih sayang yang kurang mendalam,

    contoh dari suri tauladannya, suasana yang tidak sebebas dirumah anak-

    anak, memberikan pengaruh terhadap perkembangan akhlak mereka. 37

    c. Lingkungan masyarakat Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan anak-anak

    menjelma dalam beberapa perkara dan cara yang dipandang merupakan

    metode pendidikan masyarakat utama. Cara yang terpenting adalah:

    Pertama, Allah menjadikan masyarakat sebagai penyuruh kebaikan

    dan pelarang kemunkaran. Kedua, dalam masyarakat Islam, seluruh anak-

    anak dianggap anak sendiri atau anak saudaranya sehingga ketika

    memanggil anak siapa pun dia, mereka akan memanggil dengan .Hai anak

    saudaraku! dan sebaliknya, setiap anak-anak atau remaja akan memanggil

    setiap orang tua dengan panggilan, Hai Paman! Ketiga, untuk menghadapi

    37 Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam

    Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum, 2004) h. 30

  • 25

    orang-orang yang membiasakan dirinya berbuat buruk, Islam membina

    mereka melalui salah satu cara membina dan mendidik manusia. Keempat,

    masyarakat pun dapat melakukan pembinaan melalui pengisolasian,

    pemboikotan, atau pemutusan hubungan kemasyarakatan. Atas izin Allah

    dan Rasulullah Saw. Kelima, pendidikan kemasyarakatan dapat juga

    dilakukan melalui kerjasama yang utuh karena bagaimanapun, masyarakat

    muslim adalah masyarakat yang padu. Keenam, pendidikan

    kemasyarakatan bertumpu pada landasan afeksi masyarakat, khususnya

    rasa saling mencintai.38

    Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan dan

    madyarakat juga mempengaruhi akhlak siswa atau anak masyarat yang

    berbudaya, memelihara dan menjaga norma-norma dalam kehidupan dan

    menjalankan agama secara baik akan membantu perkembangan akhlak

    siswa kepada arah yang baik, sebaliknya masyarakat yang melanggar

    norma-norma yang berlaku dalam kehidupan dan tidak tidak menjalankan

    ajaran agama secara baik, juga akan memberikan pengaruh kepada

    perkembangan akhlak siswa, yang membawa mereka kepada akhlak yang

    baik.

    Dengan demikian, ia pundak masyarakat terpikul keikutsertaan dalam

    membimbing dan perkembangan akhak siswa. Tinggi dan rendahnya

    kualitas moral dan keagamaan dalam hubungan social dengan siswa

    amatlah mendukung kepada perkembangan sikap dan perilaku mereka. 39

    38 Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan

    Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 1995), h.176-181 39 Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam

    Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 31-32

  • 26

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Metodologi penelitian adalah pengetahuan berbagai metode yang

    digunakan dalam penelitian.26 Metode penelitian pada dasarnya merupakan

    suatu metode ilmiah yang diartikan suatu cara yang dirancang serta

    diarahkan guna memecahkan suatu masalah yang dihadapi, yang dilakukan

    secara ilmiah, sistematis dan logis dengan menempuh suatu langkah-

    langkah tertentu.27

    Pemecahan yang dimaksud bisa merupakan jawaban terhadap suatu

    masalah, atau bisa juga berupa kerangka pemikiran untuk menentukan

    hubungan antara dua variabel yang menjadi fokus dalam penelitian

    A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian skripsi bertempat di Madrasah Tsanawiyah Qotrun

    Nada Jl. Ponpes Qotrun Nada Cipayung Jaya Kota Depok. Adapun waktu

    penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan dari bulan november.

    B. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu:

    26 Nazar Bakri, Praktis dan Metodologi Penelitian, ( Jakarta: CV. Pedoman Ilmu

    Jaya, 1994), Cet ke-I, hal 3 27 Nazar Bakri, Praktis dan Metodologi Penelitian, hal 5.

  • 27

    1. Implementasi pembelajaran Akhlak sebagai variabel bebas, yaitu berupa

    segala sesuatu yang berkenaan dengan penerapan akhlak baik itu meliputi

    aspek aqidah, ataupun akhlak dan variabel ini disebut juga variabel

    2. Pengaruh pembelajaran akhlak sebagai variabel terikat. Yaitu muatan

    akhlak yang terdapat pada seluruh ajaran Islam, dan variabel ini disebut

    juga dengan variabel Y.

    C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

    Dalam penelitian kuantitatif, dikenal istilah populasi. Arief Furchan

    menyebutkan bahwa populasi adalah semua anggota sekelompok orang,

    kejadian, atau obyek yang telah dirumuskan secara jelas.28 Hal senada

    juga diungkapkan oleh J. Supranto yang mengartikan populasi sebagai

    seluruh elemen/unsur baik berupa orang, rumah tangga, perusahaan

    industri, petak sawah, bintang-bintang dilangit dan lain sebagainya, yang

    menjadi objek penyelidikan.29 Dalam penelitian ini yang menjadi objek

    populasi adalah keseluruhan siswa kelas IX Mts Qotrun Nada.

    2. Sampel Menurut Nana Syaodih Sukmadinata sampling (pemilihan sampel)

    adalah merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan

    perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subyek atau obyek

    penelitian.30 Arief Furchan dalam bukunya mengartikan sampel adalah

    sebagian dari populasi.31 J. Suprapto dengan kalimat lain menyebutkan

    bahwa sampling ialah suatu macam cara pengumpulan data statistik yang

    sifatnya tidak menyeluruh, artinya tidak mencakup seluruh obyek

    penyelidikan (populasi) akan tetapi hanya sebagian dari populasi saja,

    28 Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha

    Nasional), hal. 189 29 J. Supranto, Metode Riset dan Aplikasinya di Dalam Riset Pemasaran (Jakarta:

    Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1974), hal. 43 30 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT

    Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-2, hal. 252 31 Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, hal. 189

  • 28

    yaitu hanya mencakup sampel yang diambil dari polulasi tersebut.32

    Sampling bertujuan untuk mengambil keterangan mengenai polulation

    dengan mengamati sebagian saja dari polulasi itu.33

    Dalam penarikan sampel, jika polulasi cukup homogen, terhadap

    populasi dibawah 100 dapat di pergunakan sampel sebesar 50% dan diatas

    100 sebesar 15%. Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah

    sedikit dari jumlah matematik tadi. Tetapi adakalanya penarikan sampel ini

    ditiadakan sama sekali dengan memasukkan seluruh populasi sebagai

    sampel yakni selama populasi itu diketahui terbatas.34

    Penelitian ini menggunakan metode cluster sampel sebagai penentuan

    sampelnya. Metode sampel ini digunakan untuk populasi yang

    berkelompok-kelompok.35 Dengan kata lain, sample yang diambil sesuai

    dengan karakteristik populasi yang diinginkan.

    Dalam penelitian ini penulis mengambil 15% dari seluruh siswa kelas

    IX Mts Qotrun Nada. Berdasarkan 3 Rombel, kelas 3 Mts Qotrun Nada

    berjumlah 210, sampel 15% dari populasi itu adalah 31 siswa, tapi penulis

    menggenapkannya menjadi 40

    D. Tekhnik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis dua macam metode pengumpulan data,

    pengumpulan data ini dilakukan melalui:

    1. Observasi Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-

    bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan

    32 J. Supranto, Metode Riset dan Aplikasinya di Dalam Riset Pemasaran, hal. 43 33 Amudi Pasaribu, Pengantar Statistik, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), Cet. Ke-

    6, hal. 219 34 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metoda Teknik,

    (Bandung: Penerbit Tarsito, 1998), Cet. Ke-8, hal. 100 35 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara:

    2008), cet. Ke-10, h. 58

  • 29

    dan pencatatan secara sistematis terhadap penomena-penomena yang

    sedang dijadikan sasaran pengamatan.36

    2. Interview/Wawancara Tekhnik ini digunakan untuk mendapatkan informasi dengan

    mengajukan pertanyaan kepada orang-orang yang bersangkutan yaitu

    tentang keadaan sekolah serta pengaruh penerapan pembelajaran akhlak

    Terhadap Perilaku (AKHLAK) Siswa.

    3. Angket/Kuisioner Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

    memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang

    pribadinya atau hal-hal hyang diketahuinya. Kuisioner juga dapat

    diartikan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai

    sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.37

    E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

    Data yang telah terkumpul diolah terlebih dahulu melalui langkah-

    langkah sebagai berikut:

    a. Editing. Yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan

    oleh responden. Tujuanmya untuk merapihkan data agar bersih dan

    rapi sehingga dapat mengadakan pengolahan lebih lanjut.

    b. Skoring. Yaitu pemberian scor terhadap butir-butir pertanyaan yang

    terdapat dalam angket, dengan memperhatikan jenis data yang ada,

    sehingga tidak terjadi kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak

    layak diberi scor.

    c. Tabulating. Bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam

    setiap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah tabel yang

    36 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada,

    1996), hal. 76 37 Cholid Narbuko dan Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

    2004), Cet. Ke-6, hal. 76

  • 30

    mempunyai kolom setiap bagian angket, sehingga terlihat jawaban

    yang satu dengan yang lain.

    2. Teknik Analisa Data Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap

    analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tabel dan

    menggunakan tekhnik deskriptif prosentase sebagai berikut:

    P=

    Keterangan:

    P = Angka prosentase

    F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasinya

    N = Number of cases

    Kemudian tekhnik analisa selanjutnya adalah dengan skoring untuk

    menentukan skor masing-masing responden. Semua pertanyaan dan

    pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai untuk setiap jawaban sebagai

    berikut:

    Tabel 1

    Skor Item Alternatif Jawaban Responden

    Positif (+) Negatif (-)

    Jawaban Skor Jawaban Skor

    Selalu 4 Selalu 1

    Kadang-kadang 3 Kadang-kadang 2

    Tidak pernah 2 Tidak pernah 3

    Kemudian dengan melihat rata-rata skor jawaban siswa dengan

    klasifikasi sebagai berikut:

  • 31

    Tabel 2

    Klasifikasi Skor Angket

    Klasifikasi Ket. Jumlah Skor Jawaban

    25-50 Rendah

    25-50 Sedang

    76-100 Tinggi

    Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah korelasi product

    moment, secara operasional analisis data tersebut dilakukan melalui tahap :

    a. Mencari angka korelasi dengan rumus

    Dengan ketentuan sebagai berikut:

    rxy =Angka indeks korelasi r product moment

    N =Number of cases

    XY =Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

    X =Jumlah seluruh skor X

    Y =Jumlah seluruh skor Y38

    b. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi r product

    moment.

    38 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo, 2006), h.

    206

  • 32

    a) Interprestasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan hasil

    perhitungan dengan angka indeks korelasi r product moment

    seperti dibawah ini:

    Tabel 3

    Tabel Interpretasi Nilai r

    r disini adalah tanda untuk rumus Product Moment

    Besarnya

    r Product

    Moment

    Interpretasi

    0,00-0,20 korelasi sangat lemah atau sangat rendah sehingga

    korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi

    antara variabel X dan Variabel Y)

    0,20-0,40 terdapat korelasi yang lemah atau rendah

    0,40-0,70 terdapat korelasi yang sedang atau cukup

    0,70-0,90 terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

    0,90-0,100 terdapat korelasi yang sangat tinggi atau sangat

    kuat (sempurna)

    b) Interpretasi menggunakan tabel nilai r product moment (rt),

    dengan terlebih dahulu mencari derajat besarnya (db) atau degress

    of freedom (df) yang rumusnya adalah:

    Df = N nr

    Ket:

    Df = degrees of freedom

  • 33

    N = number of cases

    Nr = banyaknya variabel yang dikoreasikan.

    Dengan diperolehnya df atau db maka dapat dicari besarnya

    r yang tercantum dalam tabel nilai r product moment taraf

    signifikasi 5%. Jika ro sama dengan atau lebih besar daripada rt

    maka Ha disetujui atau terbukti kebenarannya. Jika sebaliknya

    maka Ho tidak disetujui atau tidak terbukti kebenarannya.39

    Selanjutnya untuk mencari dan memgetahui seberapa besar

    konstribusi variable X terhadap Y digunakan rumus sebagai

    berikut:

    KD = r2 x 100 %

    KD : Koefisien determination (konstribusi variable X

    terhadap Y)

    r : Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y

    F. Kisi-kisi instrument Kisi-kisi instrumen dalam penyusunan angket (daftar pertanyaan) tersebut

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 4 Kisi-kisi instrumen dalam penyusunan angket

    No Variabel Indikator Butir Soal Jumlah

    1 Implementasi

    Pembelajaran

    Akhlak

    Akhlak kepada Allah

    SWT

    1, 2 2

    Akhlak kepada

    Rasulullah

    3, 4, 5 3

    Akhlak kepada

    sesama manusia

    6, 7, 8 3

    39 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo, 2006), h.

    193

  • 34

    Akhlak kepada

    Orang Tua

    9, 10 2

    2 Pengaruh

    penerapan

    akhlak

    Berbuat baik di lingkungan sekolah

    12, 13, 14, 16, 17

    5

    Berbuat baik di dalam masyarakat

    11, 15, 18, 19, 20

    5

  • 35

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Qotrun nada Cipayung jaya Pancoran Mas Kota Depok

    Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada merupakan salah satu dari sekian

    banyak Madrasah Tsanawiyah yang ada di kota Depok, jumlahnya sekitar

    63 Madrasah. Program pendidikan yang dikembangkan Pondok Pesantren

    Qotrun Nada adalah program terpadu, yaitu program pendidikan 6 tahun

    yang meliputi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Namun

    Pondok Pesantren ini juga membuka program pendidikan yang agak

    singkat yaitu hanya empat tahun bagi para lulusan MTS/SLTP yang ingin

    melanjutkan studi belajar di pondok ini. Kepala madrasah dalam

    menjalankan kegiatan proses belajar mengajar di dampingi oleh wakil

    kepala madrasah, sekretaris, bendahara dan majlis guru.

    Kepala madrasah sekarang dijabat oleh Ustadz Drs.H.syamwari Hs

    dibawah naungan pengasuh (KH. Drs. Burhanuddin Marzuki) dan Dewan

    Muassis seperti : H. Marzuki, H. Qomaruddin, SE, H. Dan Drs.

    H.Bahruddin.

    B. Lokasi dan Keadaan Geografis Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada.

    Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada secara geografis berada di

    lingkungan RT.02/RW.03 Kelurahan Cipayung Jaya, Pancoran Mas, Kota

  • 36

    Depok, dan masih berada di lokasi Pondok Pesantren Qotrun Nada, karena

    keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Qotrun Nada, TK/TPA Qotrun Nada serta

    Madrasah Diniyah Awwaliyah berada di lokasi kelurahan Pondok Terong.

    Suhu rata-rata di daerah Cipayung Jaya adalah 27-28 C.

    Luas areal MTs Qotrun Nada memang kurang sebanding dengan

    jumlah santri yang tinggal/mukim di pondok tersebut. Namun hal tersebut

    tidak menjadi penghalang para pengajar untuk terus mendidik para

    santrinya supaya menjadi generasi Islam yang berpengetahuan luas dan

    berakhlak mulia.

    Adapun gambaran mengenai luas areal Pondok Pesantren Qotrun

    Nada bisa dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 5

    Luas Dan Penggunaan Tanah

    No Jenis penggunaan tanah Jumlah Keterangan

    1 Gedung Madrasah Aliyah 2000 m2

    2 Gedung Madrasah

    Tsanawiyah

    2500 m2

    3 Asrama putrid 1000 m2

    4 Asrama putra 1500 m2

    5 Asrama Asatidz 500 m2

    6 Masjid 500 m2

    7 Tanah pembebasan 2500 m2

    Jumlah 10500 m2

    Dari tabel diatas nampak jelas bahwa luas keseluruhan Pondok

    Pesantren tercatat seluruhnya adalah 10500 m2/1 hektar lebih.

    Kondisi fisik Pondok Pesantren Qotrun Nada jika dilihat dari

    bangunan dan peralatan penunjang adalah sebagai berikut : keadaan

    gedung permanen dan hampir berupa bangunan-bangunan baru.

    Sedangkan fasilitas pendukung berupa laboratorium bahasa, perpustakaan,

  • 37

    masjid, serta pendukung pelengkap berupa lapangan bola voli, sepak bola,

    basket dan badminton.

    Sementara jika dilihat dari sisi kanan kirinya MTs Qotrun Nada

    dikelilingi oleh perkebunan dan persawahan. Di depan Pondok Pesantren

    Qotrun Nada terbentang Sungai Kalibaru yang berasal dari aliran

    bendungan Bogor, sehingga suhu udaranya masih sejuk dan asri.

    Keberadaan MTs Qotrun Nada yang berada di tengah-tengah

    kelurahan Cipayung Jaya, dan dekat dengan jalan raya jalur lintasan

    Citayam-Depok, Citayam-Ciputat. Serta berdekatan dengan stasiun kereta

    api lintasan Jakarta-Bogor, hal tersebut memudahkan jalur transportasi

    menuju Pondok Pesantren dari berbagai arah balik dari arah Depok

    maupun dari arah Citayam.

    C. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada

    Penulis pada bagian ini akan banyak memaparkan sejarah berdirinya

    MTs Qotrun Nada, hal tersebut dilakukan karena adanya hubungan yang

    tidak bisa dipisahkan dari keduanya. Berawal dari sebuah Majlis Talim

    kecil yang berada di lingkungan RT 02/RW 03 kelurahan Cipayung Jaya,

    yang dahulu hanya mengajarkan Al Quran dan Tahsinul Quran, lambat

    laun makin diminati oleh penduduk sekitar. Mereka berasal dari beberapa

    daerah baik yang berasal dari lingkungan sekitar maupun kelurahan lain.

    Pada sekitar tahun 1994 mulai dikembangkan sistem penerapan pendidikan

    Islam melalui ceramah agama baik di Majlis Talim Al Inayah maupun

    Majlis Talim lain yang masih berada di kelurahan Cipayung Jaya.

    Melihat perkembangan dan respon yang cukup baik dari masyarakat

    sekitar, tergeraklah keinginan Ustadz H. Burhanuddin dan kawan-

    kawannya untuk mendirikan pendidikan formal yang berbasis Pondok

    Pesantren modern dengan tidak meninggalkan pelajaran kitab-kitab klasik

    sebagai panutan mayoritas umat Islam yakni Ahli Sunnah Wal Jamaah.

    Bak gayung bersambut keinginan tersebut mendapat respon baik dari wali

    santri dan masyarakat sekitar. Maka pada tanggal 9 September 1996

  • 38

    mulailah pelaksanaan peletakan batu pertama Pondok Pesantren dengan

    nama Qotrun Nada. Pelaksanaan pelektakan batu pertama dilakukan oleh

    KH. Syukron Mamun ( pengasuh Pondok Pesantren Darurrahman) di

    dampingi bapak Muhammad Sakam selaku lurah pada waktu itu serta para

    tokoh masyarakat sekitar kelurahan Cipayung Jaya.

    Nama Qotrun Nada secara terjamahan harfiyah berarti setetes embun

    di pagi hari, dengan memakai falsafah semoga keberadaan pondok ini bisa

    menjadi penyejuk bagi umat serta diharapkan dapat menciptakan generasi

    muda Islami yang bisa menjadi penyejuk lingkungan masyarakat

    sekitarnya. pada tahun 1997 di mulailah kegiatan penerimaan santri baru

    setingkat Tsanawiyah/SMP, diawali dengan 50 santri pertama yang berasal

    dari daerah Depok dan sekitarnya. Pada tahun 2000 mulai dibuka

    pendaftaran santri baru untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah Jumlah

    pendaftar hanya sekitar 30 santri. Namun KH. Burhanuddin Marzuki

    selaku pengasuh serta majlis guru yang lain tidak merasa putus asa bahkan

    mereka lebih bersemangat untuk berhidmat membangun dan mendidik

    para santri sebagai calon pemimpin masyarakat di masa yang akan datang.

    Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada sedikit berbeda

    dengan Madrasah Tsanawiyah yang lain, karena banyak sekali tambahan

    pelajaran agama yang diadopsi dari materi pelajaran yang dipelajari

    madrasah-madrasah di Timur Tengah, Pondok Pesantren modern Gontor,

    ditambah pelajaran kitab klasik yang banyak dipelajari oleh santri

    pesantren salaf di Indonesia.

    D. Pelaksanaan Pembelajaran Akhlak di MTs Qotrun Nada

    1. Pembelajaran Akhlak

    Dalam proses belajar mengajar di kelas seorang guru yang menjadi

    center of knowlege di kelas tersebut, sehingga interaksi antara siswa

    dengan guru kurang efektif dan bahkan suasana kadang-kadang tidak

    kondusif, dikarenakan suara guru terbatas untuk bisa di dengar oleh siswa

    apalagi siswa di kelas tersebut mencapai 40-50 siswa sehingga siswa

    menjadi gaduh atau melakukan sesuatu tanpa memperhatikan guru.

  • 39

    Pembelajaran akhlak di sekolah tersebut menggunakan metode

    ceramah, karena keadaan kelas yang ramai atau gaduh bisa di tegur oleh

    kepala sekolah agar kelas tersebut bisa tenang. Menurut kepala sekolah

    tersebut keadaan kelas yang tenang itu baik, bukan yang ramai atau

    gaduh.1

    2. Kurikulum

    Adapun kurikulum yang digunakan oleh sekolah MTS Qotrun Nada

    ialah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

    3. Keteladanan

    Keteladanan yang dicontohkan oleh para guru dan khususnya oleh

    guru agama cukup baik untuk diteladani oleh seluruh siswa khususnya

    oleh siswa kelas MTS Qotrun Nada. Keteladan tersebut dapat terlihat dari

    cara berpakaian guru yang rapih, sebelum dan sesudah belajar membaca

    doa bersama-sama, berbicara lemah lembut dan baik ketika menjelaskan

    materi serta banyak lagi perilaku guru yang menjadi suri tauladan bagi

    siswa kelas IX tersebut.

    4. Kendala-Kendala

    Kendala yang paling sering ditemui dalam pembelajaran akhlak yaitu

    siswa dan waktu . Karena kedua hal tersebut merupakan dua komponen

    yang saling berkaitan. Dari segi anak didik sendiri, bisa ditemukan bahwa

    perilaku si anak sudah terbentuk sebelum mereka memasuki dunia sekolah,

    baik perilaku yang buruk atau perilaku yang mulia, karena adanya

    interaksi antara si anak dengan lingkungan hidupnya, baik lingkungan

    keluarga atau pun lingkungan bermainnya, dan tentunya interaksi mereka

    dengan dunia luar jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan interaksi di

    Sekolah, sehingga sangat tidak mungkin dalam waktu hanya dua jam di

    dalam kelas atau di sekolah untuk merubah anak didik memiliki akhlak

    mulia dengan cepat. oleh sebab itu alokasi waktu sangat berpengaruh

    terhadap penanaman akhlak.2

    1 Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah 2 Wawancara langsung dengan guru bodang studi Akhlak

  • 40

    E. Identitas madrasah

    Nama Madrasah : MTs. Qotrun Nada

    Alamat Jalan : Pondok Pesantren Qotrun Nada

    Rt 02/03 No.1

    Kelurahan : Cipayung Jaya

    Kecamatan : Cipayung

    Kota : Depok

    Propinsi : Jawa Barat

    No Tlp : ( 021 ) 7764063

    1. Nama Yayasan : Yayasan Qotrun Nada

    2. Pejabat Pembuat Akta : R.Kusmartono, SH

    3. Nomor Akta : 01. Tanggal 1 Oktober 2001

    4. Alamat Yayasan & No Tlp. : Jln. Pondok Pesantren Qotrun Nada

    Cipayung Jaya Cipayung Kota

    Depok ( 021 ) 7764063

    5. Nomor Statistik : 121232760046

    6. Tahun berdiri : 1997

    7. Tahun beroprasi : 2000

    8. Nama Pendiri : 1. H. Marzuki HS 2. H. Nasri

    9. Nama Kepala Madrasah : Drs. H. Syamwari HS

    10. Kepemilikan tanah : Yayasan

    a. Status tanah : Hibah dan Wakaf

    b. Luas Tanah : 15000 M 2

    c. Surat Kepemilikan Tanah : Sertifikat

  • 41

    11. Status bangunan : Milik Yayasan

    a. Surat izin bangunan : -

    b. luas seluruh bangunan : 10000 M 2

    F. Visi dan Misi Mts Qotrun Nada

    a. Visi

    Menjaga tradisi yang lama dan mengambil tradisi baru yang lebih baik

    b. Misi Mencipatakan Generasi Yang Berakhlakul Karimah

    Berilmu Amaliyah, Beramal Ilmiyah

    Mampu Menjalankan Perintah & Menjauhi Larangan Allah SWT

    G. Struktur Organisasi MTs Qotrun Nada

    Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan memerlukan suatu

    organisasi yang baik agar kegiatan sekolah dapat dilasanakan sesuai

    dengan kemampuan dan keahlian setiap organisator. Dengan demikian

    tujuan pendidikan yang diemban oleh sekolah akan tercapai. Dari struktur

    organisasi tersebut akan tampak tugas dan wewenang serta jabatan

    masing-masing personil. Adapun struktur organisasi MTs Qotrun Nada

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 6

    Struktur Organisasi

    Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada

    Tahun Pelajaran 2010/2011

    1. Penanggung Jawab : Yayasan Qotrun Nada

    2. Kepala Madrasah : Drs. H.Syamwari

    3. Wakil Kepala : Achyanuddin Syakier

  • 42

    4. Wakil Kepala : Drs. Ahmad Sujai

    5. Sekretaris : Muhammad Fitri Yadi, S.HI

    - Kabag Administrasi : Anwar Zainuddin

    - Staff Tata Usaha : Humaidi Mufa

    6. Bendahara : Raudhatul Millah

    7. Pembina ISQN : Sandy Maelaz

    8. Pembina Pramuka : Ahmad Fathony

    9. Koordinator Komputer : Saipul Hidayat, S.H.I

    10. Koordinator Perpustakaan : Hendra Hidayat, S.H.I

    11. Koordinator Asrama : Liana Sari

    : Juli Iskandar

    12. Koordinator Bahasa : Ulfa Nauriyah

    H. Kurikulum Mts Qotrun nada

    Adapun kurikulum yang digunakan oleh sekolah MTs Qotrun Nada

    ialah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Struktur Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan sebagai berikut:

    Tabel 7 Daftar Materi Pelajaran

    MTs. Qotrun Nada

    Kelas : III (Tiga)

    NO MATERI PELAJARAN ALOKASI

    WAKTU

    1. Al-Quran Hadits 4

    2. Aqidah Akhlak 2

    3. Fiqih 2

    4. S K I 2

    5. Pengetahuan Sosial/PKn 4

  • 43

    6. Bahasa/Sastra Indonesia 4

    7. Matematika 4

    8. I P A : Biologi 2

    Fisika 2

    9. Bahasa Inggris 2

    10. Grammar 2

    11. Insya 6

    12. Dirasah Arabiyah 6

    13. Tarikh Khulafaa 2

    Jumlah Jam Pelajaran 46

    Khusus pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Akhlak) mulia,

    dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

    mulia.Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai

    perwujudan dari pendidikan agama

    I. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa, dan Sarana Prasarana MTs Qotrun

    Nada

    a. Keadaan Guru

    Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

    keseluruhan dengan guru pemegang peranan utama, karena ia adalah

    faktor yang menentukan bagi keberhasilan pengajaran karena tanpa guru

    proses belajar mengajar tidak akan langsung, dengan demikian tujuan

    pendidikan akan tercapai.

    Saat ini semua bidang studi di MTs Qotrun Nada dipegang oleh guru-

    guru yang memiliki kompetensi tinggi, mereka adalah sarjana-sarjana dari

    berbagai perguruan tinggi baik negri maupun swasta.

  • 44

    Adapun jumlah guru yang mengajar di MTs Qotrun Nada berjumlah

    39 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:

    Tabel 8

    DATA JUMLAH GURU

    NO NAMA PENDIDIK L/

    P PENDIDIKAN TGS

    1. H. Drs .Syamwari HS L S1 UIKA Bogor 1996

    2. Yayah Ummu Adiyah,S.Ag. P S1 IAIN Jakarta 1996

    3. Drs.Ahmad SujaI L S1 Univ. Pakuan Bogor 1996

    4. Drs.Mukri L S1 UIKA Bogor 1996

    5. Oon Haeronah, S.Pd.I P S1 Sholahuddin Al Ayubi 1996

    6. Zaenal Arifin, S.Ag L S1 UIKA Bogor 1998

    7. Nani Prihatini P PP.Daarul Rahman Jkrta 1998

    8. Drs. H. Abdul Choir L S1 PTIQ Jakarta 1999

    9. H.Samulloh, S.Ag L S1 IAIN SGJ Bandung 1999

    10. Musa Abadi Wahab, S.Pd.I L S1 Sholahuddin Al Ayubi 2001

    11. Komaruddin, S.Pd.I L S1 STAI Laa Roiba Bogor 2001

    12. Rostiawati.S.Pd P S1 IKIP Muhamadiyah Jkrta 2003

    13. Hendra Hidayat, S.H.I L S1 UIN Jakarta 2003

    14. Mulyadi, S.S L S1 UIN Jakarta 2004

    15. Ahmad Sarifullah, ST L S1 UNAS Jakarta 2004

    16. Saipul Hidayat, S.H.I L S1 UIN Jakarta 2004

    17. Syamsul Rizal, S.H.I L S1 UIN Jakarta 2004

    18. Muhammad Fitriyadi, S.H.I L S1 UIN Jakarta 2004

    19. Ahmad Fauzi Bahtiar, S.Pd.I L S1 STAI Laa Roiba 2005

    20. Anwar Zainuddin L Pon-Pes. Qotrun Nada 2005

    21. Umi Kusumawati P Pon-Pes. Qotrun Nada 2007

    22. Iin Indriakasih P S1 Universitas Sudirman 2008

  • 45

    23. Sandy Maylaz L Pon-Pes Qotrun Nada 2008

    24. Muhammad Ali S.Pd.I L S1 IAIN SGJ Bandung 2001

    25. Liana Sari P Pon-Pes Qotrun Nada 2008

    26. Alfian Haikal L Pon-Pes Qotrun Nada 2008

    27. Ubaidillah, S.Pd.I L S1 STAI Laa Roiba 2004

    28. Makmun nawawi L Pon-Pes Qotrun Nada 2009

    29. Sahril aziz L Pon-Pes Qotrun Nada 2009

    30. Maswanih P S1 Unindra 2010

    31. Farida P Pon-Pes Qotrun Nada 2009

    32. Muhammad Fahmi L Pon-Pes Qotrun Nada 2010

    33. Rian Darusman L Pon-Pes Qotrun Nada 2010

    34. Mukhtar L Pon-Pes Qotrum nada 2010

    35. Ega Nur Alfiyah P Pon-Pes Qotrun Nada 2010

    36. Alfiyah P Pon-Pes Qotrun Nada 2010

    37. Zakiyah P Ponpes Ummul Quro 2010

    38. Raden Salamun, S.Pd. L S1 UPI Bandung 2006

    39. Jamilatul Chasna P Pon-Pes As Sunniyah 2010

    b. Keadaan Karyawan

    Karyawan merupakan salah satu unsur tenaga kependidikan, tenaga

    kependidikan lainnya harus bekerjasama dengannya untuk mencapai

    tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Dengan terjalinnya hubungan

    baik antara mereka, maka akan terjalin kerjasama yang baik pula dan

    proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan baik. Adapun

    karyawan yang membantu jalannya proses 10 orang. Untuk lebih jelas

    dapat dilihat dari tabel berikut:

    Tabel 9

    Karyawan - Karyawan Mts Qotrun Nada

    No Nama Jabatan Pendidikan Akhir

    1 Syarif Kusdinar Kep.Koperasi SMA

  • 46

    c. Keadaan Siswa

    Kemajuan sekolah tidak diukur dari segi fasilitas gedung yang mewah,

    melainkan didukung oleh kuantitas dan kualitas siswa, karena mereka

    adalah subjek dan sekaligus objek pendidikan. Siswa MTs Qotrun Nada

    2010/2011 berjumlah 623 siswa dengan keterangan sebagai berikut:

    Tabel 10

    Siswa-Siswa MTs Qotrun Nada

    Data Jumlah Siswa

    NO KELAS JENIS KELAMIN JUMLAH

    SISWA

    JUMLAH

    ROMBEL L P

    1 VII 111 114 225 6

    2 VIII 98 90 188 6

    3 IX 103 107 210 4

    JUMLAH 273 280 623 16

    d. Keadaan Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana disekolah dapat mendukung kelancaran proses

    pendidikan, kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki akan

    mempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dan tentunya

    2 Ardy Tya Wak.Koperasi SMA

    3 Saifullah Keu.Koperasi SMA

    4 Rian Pembangunan SMA

    5 Sobari Pembangunan SMA

    6 Bahtiar Pembangunan SMA

    7 Supriyadi Pembangunan SMA

    8 Asep Pembangunan SMA

    9 Adhe Supriyantna Dapur SMA

    10 Ajat Dapur SMA

  • 47

    akan mempengaruhi kemajuan dan mutu lulusannya. Adapun sarana

    prasarana yang dimiliki Mts Qotrun Nada tahun 2010/2011 adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 11

    Sarana dan Prasarana Mts Qotrun nada

    Fasil