116
i IMPLEMENTASI PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI MTsN 4 PASURUAN SKRIPSI Oleh : Rudi Iswanto NIM: 12130105 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2019

IMPLEMENTASI PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DI …etheses.uin-malang.ac.id/14380/1/12130105.pdf · 2019. 7. 9. · Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    IMPLEMENTASI PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENTDALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELASVIII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    DI MTsN 4 PASURUAN

    SKRIPSI

    Oleh :

    Rudi Iswanto

    NIM: 12130105

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

    MALANG2019

  • ii

    IMPLEMENTASI PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENTDALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELASVIII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    DI MTsN 4 PASURUAN

    SKRIPSIDiajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

    Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna

    Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh :Rudi Iswanto

    NIM: 12130105

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

    MALANGJuni 2019

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Teriring rasa syukur kepada Allah SWT. Skripsi ini, saya persembahkan kepada orang-orang yang

    banyak membantu dan selalu mendampingi dalam hidup:

    Ayah dan Ibundaku Tercinta (Miswan & Ismiati)

    Istriku ( Reni Setyawati)

    serta Seluruh Keluargaku

    yang senantiasa Tiada Putus-putusnya untuk memberikan kasih sayang setulus hati, yang selalu

    mengingatkan dalam segala hal

    yang selalu sabar memberikan bimbingan dan nasehat serta pengorbanannya selama ini sehingga

    saya mampu menatap dan menyongsong masa depan.

    Guru-guruyang telah memberikan wawasan dan ilmu yang membuat saya bisa menjadi manusia

    yang berilmu.

    Untuk sahabat-sahabat dan tak lupa semua pihak yang turut serta membantu dalam penyelesaianskripsi ini, terima kasih atas semuanya

  • vii

    MOTTO

    َواٌن ِلُكلِّ ْاملََحاِمدِ تـََعلَّْم َفِانَّ اْلِعْلَم َزْيٌن ِالَ ْهِلِه َوَفْضٌل َوِعنـْBelajarlah, ilmu adalah perhiasan indah bagi pemiliknya. Dan keutamaan baginya

    setiap hal yang terpuji.1

    1 Nadzom Alala, penerbit pondok pesntren lirboyo, hlm 1

  • viii

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

    hidayah-Nya. Sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “

    Implementasi Pemberian Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi

    Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTsN 4

    Pasuruan” dengan baik. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat

    dalam rangka menyelesaikan studi pada Jurusan Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

    Malang.

    Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

    yang telah mengantarkan kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang

    yakni dengan agama Islam dan syafaatnya yang selalu kita harapkan di hari akhirat nanti.

    Penulis menyadari bahwa pepatah “tak ada gading yang tak retak” masih terus

    berlaku mengiringi perjalanan hidup ini, maka karya ini adalah salah satu yang pantas

    untuk menyandangnya. Karena itu, dengan penuh ketulusan dan kesadaran, penulis

    mohon maaf bila dalam karya ini masih terdapat banyak kekurangan.

    Penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak

    yang telah memberikan dukungan. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada:

    1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tiada lelah mencurahkan kasih sayangnya,

    motivasi, serta doa-doanya yang tak pernah henti demi kesuksesan anaknya.

    2. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Haris, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri

    Maulana Malik Ibrahim Malang.

  • x

    3. Bapak Dr. H. Agus Maimun, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

    4. Ibu Dr. Alfiana Yuli Efianti, MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

    Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

    Maulana Malik Ibrahim Malang.

    5. Ibu Ni’matz Zuhroh, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

    mengarahkan dan membimbing dengan kesabaran, keikhlasan dan ketelitian.

    6. Semua staff dan karyawan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

    Malang yang telah mempermudah peneliti dalam mengurusi hal yang tekait dengan

    skripsi ini.

    7. Semua pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-

    persatu.

    Semoga Allah memberikan pahala yang setimpal kepada semua pihak yang

    membantu penulisan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

    masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharap kritik dan saran dari

    semua pihak yang membaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

    umumnya dan penulis khususnya. Amiiin ya Robbal alamin.

    Malang, 11 Juni 2019Peneliti

    Rudi IswantoNIM. 12130105

  • xi

    PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

    Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman

    transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan

    dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987 yang secara garis besar

    dapat diuraikan sebagai berikut:

    A. Huruf

    ا = A ز = z ق = q

    ب = B س = s ك = k

    ت = T ش = Sy ل = l

    ث = Ts ص = sh م = m

    ج = J ض = dl ن = n

    ح = H ط = Th و = w

    خ = Kh ظ = zh ه = h

    د = D ع = ‘ ء = ‘

    ذ = Dz غ = gh ي = y

    ر = R ف = f

    B. Vokal Panjang

    Vokal (a) panjang = â

    Vokal (i) panjang = î

    Vokal (u) panjang = û

    C. Vokal Diftong

    أوْ = aw

    آيْ = ay

    أوْ = u

    ايْ = i

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Originalitas Penelitian ………………..………………………….11

    Tabel 3.1 Point Wawancara……………….……………………………………..44

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I : Transkip Wawancara

    Lampiran II : Surat Penelitian

    Lampiran III : Foto Informan dan Kegiatan

    Lampiran IV : Struktur Organisasi MTsN 4 Pasuruan

    Lampiran V : Biodata Mahasiswa

  • xiv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

    HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................. iii

    HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………iv

    HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING..........................................................v

    HALAMAN PERNYATAAN...................................................................................vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................vii

    HALAMAN MOTTO ...............................................................................................viii

    KATA PENGANTAR............................................................................................... ix

    PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN.....................................................xi

    DAFTAR TABEL......................................................................................................xii

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xiii

    DAFTAR ISI..............................................................................................................xiv

    ABSTRAK .................................................................................................................xvii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah............................................................................1

    B. Fokus Penelitian ........................................................................................6

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................................7

    D. Manfaat Penelitian ....................................................................................7

    E. Originalitas Penelitian...............................................................................8

    F. Definisi Istilah...........................................................................................11

    G. Sistematika Penelitian ...............................................................................12

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Pembahasan Reward dan Punishment.......................................................14

    1. Pengertian Reward ......................................................................17

    2. Tujuan Reward .............................................................................18

    3. Macam-macam Reward................................................................19

  • xv

    4. Fungsi Reward .............................................................................20

    5. Pengertian Punishment.................................................................21

    6. Fungsi Punishment .......................................................................23

    B. Teori Motivasi ...........................................................................................27

    1. Pengertian Motivasi Belajar .........................................................25

    2. Macam-macam Motivasi ..............................................................26

    3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar..............................28

    4. Pentingnya Motivasi Bagi Siswa..................................................30

    5. Ciri-ciri Siswa Memiliki Motivasi belajar Tinggi ........................31

    C. Implementasi Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi ....31

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...........................................................34

    B. Kehadiran Peneliti................................................................................35

    C. Lokasi Penelitian..................................................................................35

    D. Data dan Sumber Data .........................................................................36

    E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................37

    F. Analisis Data ........................................................................................40

    G. Pengecekan Keabsahan Data................................................................42

    H. Prosedur Penelitian ..............................................................................43

    BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

    A. Paparan Data ........................................................................................46

    1.Profil Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Pasuruan…………………...46

    B. Hasil Penelitian ....................................................................................49

    1. Implementasi Pembelajaran Berbasis Reward dan Punishment .....49

    2. Hasil Implementasi Reward dan Punishment pada Siswa diMTsN 4 Pasuruan………………………………………………….59

    BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    A. Proses Implementasi Reward dan Punishment.....................................63

    B. Hasil Implementasi Reward dan Punishment pada Peserta didik di

    MTsN 4 Pasuruan.................................................................................68

  • xvi

    BAB VI PENUTUP

    A. Kesimpulan ..........................................................................................71

    B. Saran ....................................................................................................71

    DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................73

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xvii

    ABSTRAK

    Iswanto, Rudi. 2019. Implementasi Pemberian Reward Dan Punishment UntukMeningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran IlmuPengetahuan Sosial Di MTsN 4 Pasuruan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu PengetahuanSosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik IbrahimMalang. Pembimbing Skripsi: Ni’matuz Zuhroh, M.Si

    Teknik mengajar pengajar sangat mempengaruhi motivasi belajar seorang siswakhususnya ketika berada di dalam kelas. Jika seorang pengajar tidak memiliki teknikmengajar yang baik maka siswa akan cepat bosan dan tidak memiliki motivasi belajar.Kebanyakan dari para siswa tidak tertari atas apa yang disampaikan oleh guru ketika gurutersebut hanya menggunakan metode ceramah ketika di dalam kelas. Beberapa penelitianmembuktikan dengan menggunakan reward dan punishment motivasi belajar siswa akanlebih meningkat.

    Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah Untuk Mendeskripsikanimplementasi pemberian reward dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajarsiswa kelas VIII B pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTsN 4 Pasuruandan Untuk mendeskripsikan hasil implementasi pemberian berbasis reward danpunishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B pada mata pelajaranIlmu Pengetahuan Sosial di MTsN 4 Pasuruan.

    Penelitian ini ingin mengeksplor atau menggambarkan tentang bagaimanaimplementasi pemberian reward dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajarsiswa kelas VIII B pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun lokasi yangdijadikan tempat penelitian ini adalah MTsN 4 Pasuruan yang mana terletak di JalanWonorejo Kelurahan Wonorejo Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan. Teknikpengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara, danmetode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah kualitatif , yang manaanalisis datanya dilakukan dengan cara non statistic, yaitu penelitian yang dilakukandengan menggambarkan data yang diperoleh dengan kata-kata atau kalimat yangdipisahkan dalam kategori-kategori untuk memperoleh kesimpulan.

    Hasil Berdasarkan hasil penelitian adalah Implementasi reward dan punishmentyang dilakukan di MTsN 4 Pasuruan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sudahberjalan dengan variatif. Reward yang diimplementasikan berupa pemberian pujian,pemberian penghargaan, dan hadiah bagi siswa yang disiplin dan berprestasi. Bentukpunishment yang diterapkan di sekolah adalah teguran, pemberian tambahan tugas,hafalan, serta denda berupa materi bagi peserta didik yang melakukan pelanggarandisiplin. Hasil dari implementasi reward dan punishment pada mata pelajaran IlmuPengetahuan Sosial adalah meningkatnya motivasi belajar peserta didik di dalam kelasdengan adanya peningkatan perhatian siswa ketika belajar, peningkatan prestasi siswaserta peningkatan disiplin pada siswa.

    Kata Kunci: Implementasi, Reward dan Punishment, Motivasi

  • xviii

    ABSTRACT

    Iswanto, Rudi. 2019. Implementation of Giving Reward And Punishment To ImproveStudent Motivation Class VIII B On the Subject of Social Sciences In MTsN 4 Pasuruan,Skripsi, Department of Education Social Sciences, Faculty of Tarbiyah and TeacherTraining, Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang State Islamic University.Advisor: Ni'matuz Zuhroh, M.Si

    Teachers teaching techniques greatly affect a student's motivation to learn,especially when it was in the classroom. If a teacher does not have a good teachingtechniques and students will get bored and do not have the motivation to learn. Most ofthe students did not tertari on what is presented by the teacher when the teacher is onlyusing the lecture method in the classroom. Several studies have shown the use of rewardand punishment student's motivation will increase.

    The aim of the research is to describe the implementation of reward andpunishment to improve students 'motivation in class VIII B on the subjects of SocialSciences in MTsN 4 Pasuruan and to describe the results of the implementation of theprovision based on reward and punishment to improve students' motivation in class VIIIB on Social Science subjects in MTsN 4 Pasuruan.

    This study wants to explore or describe how the implementation of reward andpunishment to improve students' motivation in class VIII B on the subjects of SocialSciences. As for the location to be a place of this research is MTsN 4 Pasuruan which islocated in the Village Road Wonorejo Wonorejo Wonorejo District of Pasuruan. Datacollection techniques used were observation, interviews, and documentation methods.The data analysis technique used is descriptive qualitative, in which the data analysis isdone by non-statistic, the research done by describing the data obtained by the words orphrases that are separated into categories for the conclusion.

    The results of the study is the implementation of reward and punishment is donein MTsN 4 Pasuruan on the subjects of Social Sciences has been going well. Rewardimplemented form of praise, awards, and prizes for students who are discipline andachievement. Forms of punishment applied in schools is a strike, the provision ofadditional tasks, rote, and fines in the form of material for students with disciplinaryoffenses. Results from the implementation of reward and punishment on the subjects ofSocial Sciences is the increased motivation of learners in the classroom with theincreasing attention of students when learning, increase student achievement andincreased discipline in students.

    Keywords: Implementation, Reward and Punishment, Motivation

  • xix

    مستخلص البحثيفة ب فصل الثامنالطالبفئةلتعلمالدافعلزيادةوالعقابةاملكافاتنفيذ.2019إسوانتو، رودي،

    . قسم تعليم العلوم اإلجتماعية، فاسوروأن4يف مدرسة الثنوية احلحكومية جتماعيةاإلالعلوممواضيعكلية علوم الرتبية والتعليم. جامعة موالنا مالك إبراهيم اإلسالمية احلكومية ماالنج. املشرف : نعمة

    الزهرة املاجسرتيفيكونندماعالطالب وخاصهتعلممنالدافععليكبريبشكلتؤثراملعلمنيتدريستقنيات

    وليسبسرعةلبامللحتصلسوفالطالبمثةجيدتدريسةتقنيميلكالاملعلمكانإذا. الدراسيةالفصولاحملاضرةةطريقطفقاملعلماستخدمعندمااملعلمةقدمماعلييرقصواملالطالبمعظم. للتعلمالدافعلديهمسيزيدافعالدالتعلموالعقابةمكافاباستخداميثبتالبحوثبعض. الدراسيالفصليفكانعندما

    .أكثرالطالبل الثامنة ب فصالطالبلتعلمالدافعلزيادةوالعقابةاملكافاتنفيذوصفهوالبحثمنالغرض

    ملنحاوتنفيذاملكافاهنتائجلوصففاسوروأن و 4يف مدرسة الثنوية احلحكومية جتماعيةاإلالعلوممواضيعيفيف مدرسة الثنوية جتماعيةاإلالعلوممواضيعيفب فصل الطالبالدافعلتحسنيالعقابعليالقائمة

    فاسوروأن.4احلحكومية الطالبتعلملالدافعلزيادةوالعقابةاملكافاتنفيذةكيفيوصفأواستكشافيريدالبحثهذا

    وية احلحكومية يف مدرسة الثنالبحثهلذااملستخدماملوقع. جتماعيةاإلالعلوممواضيعيففصل الثامنة ب البياناتعمجوتقنياتشارع وونورجو من منطقة فاسوروأن رجينسي فاسوروأن. يفيقعفاسوروأن الذي4

    هياملستخدمةلبياناتاحتليلةوتقني. التوثيقوأساليباملقابالتوأساليباملراقبةأساليبهياملستخدمةوصفطريقعنريجتاليتالدراسةطريقعنالبياناتحتليلفيهاجيريةاحصائيغريوهي،ةنوعيةطريق

    .استنتاجاتعليللحصولفئاتيفتفصلاليتاجلملأوالكلمات4وية احلحكومية يف مدرسة الثنوالعقاباملكافاهتنفيذهيالبحثنتيجةإىلتستنداليتالنتائج

    ومنح،الثناء،شكليفةاملكافاتنفيذيتم. جيدبشكلتعملبالفعلجتماعيةاإلالعلوممواضيعيففاسوروأن مهامومنحالتوبيخ،هواملدرسةيفاملطبقةالعقوبةشكل. وإجنازهامنضبطةهمالذينللطالبةومكافاوالعقابةاملكافافيذلتننتيجة. منضبطةجرميةيرتكبونالذينللطالباملوادنموغرامهوالتحفيظ،،ةاضافيمنمتزايدماماهتمعالدراسيةالفصوليفالطالبلتعلمالدافعزيادةهوجتماعيةاإلالعلوممواضيععلي

    .الطالبيفاالنضباطتعزيزوكذلكالطالبأداءوحتسنيالدراسة،اثناءالطالب

    الدافع،والعقابةواملكافاالتنفيذالكلمات األساسية :

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perkembangan dunia sekarang ini sangatlah pesat dan maju sehingga menuntut

    sumber daya manusia yang ada di dalamnya untuk mempunyai kualitas yang cukup

    bagus. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

    kemajuan zaman saat ini. Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia

    tersebut adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan satu aspek yang sangat

    penting untuk membentuk generasi yang siap mengganti tongkat estafet generasi tua

    dalam rangka membangun masa depan. Karena itu pendidikan berperan

    mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu mengantisipasi tuntutan

    masyarakat yang dinamik.2 Pendidikan merupakan bantuan yang diberikan kepada

    peserta didik dalam pertumbuhannya serta usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

    melalui kegiatan pengajaran, bimbingan atau pelatihan untuk manghadapi masa depan

    (UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989). Sehingga dalam tugasnya guru

    dituntut untuk lebih dalam mendidik, mengajar dan melatih siswa agar konsep-konsep

    yang diberikan dapat dipahami dan dikuasai kemudian diaplikasikan atau digunakan

    siswa untuk bekal di masa yang akan datang.

    Di dalam sebuah pembelajaran, tentu saja tidak terlepas dari proses belajar.

    Belajar sendiri merupakan kegiatan yang menjadi unsur fundamental dalam pendidikan.

    Proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah tidak lepas dari cara mengajar

    seorang guru. Salah satu yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut ialah

    metode yang diterapkan oleh guru tersebut dalam mendidik. Dengan adanya tuntutan

    2 Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam, (Solo, Ramadhan, 2015), hlm. 9

  • 2

    kepada guru untuk dapat mengajar dengan baik, maka penting bagi seorang guru untuk

    menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan untuk mengajar peserta

    didiknya.3

    Metode itu sendiri merupakan cara yang digunakan oleh seorang guru dalam

    proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut, maka semakin baik metode yang

    di gunakan maka semakin baik pula pembelajaran. Metode merupakan perencanaan

    secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran secara teratur, tidak ada

    bagian yang bertentangan dan berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu yang mana

    pendekatan tersebut sudah jelas kebenarannya. Metode bersifat prosedural yaitu

    pendekatan dengan menerapkan langkah-langkah. Metode bersifat prosedural maksudnya

    penerapan dalam pembelajaran dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan

    secara bertahap yang dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian

    pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.4

    Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pengajaran adalah metode reward

    dan punishment. Reward merupakan suatu alat pendidikan yang diberikan kepada peserta

    didik ketika seorang anak melakukan sesuatu yang baik, telah berhasil mencapai sebuah

    tahap perkembangan tertentu, atau tercapainya sebuah target.5 Punishment (hukuman)

    adalah sebuah bentuk reinforcement negative yang bisa menjadi alat motivasi kepada

    peserta didik jika diberikan secara tepat dan bijak sesuai dengan prinsip-prinsip

    pemberian hukuman itu sendiri. Hukuman juga bisa dijadikan alat untuk memperbaiki

    tingkah laku yang tak diinginkan dalam waktu singkat dan dilakukan dengan bijaksana.6

    3 Muhibbin syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015),hlm.634 Sudjana, Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdikarya, 2015), hlm. 765 Aris Shoimin, Model Pembelajaran inovatif Dalam Kurikulum, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014), hlm.1576 Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hlm. 94

  • 3

    Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al Qur’an:7

    ٍة َخۡیٗرا یََرهُۥ ا یََرهُۥ ٧فََمن یَۡعَمۡل ِمۡثقَاَل َذرَّ ٖة َشّرٗ ٨َوَمن یَۡعَمۡل ِمۡثقَاَل َذرَّ

    Artinya:“Barang siapa yang mengerjakan sebuah kebaikan sebesar zarrahpun,nisacayadia akan melihat (balasan)-Nya. Barang siapa yang mengerjakan sebuahkejahatan sebesar zarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)-Nya.”(QS. Al-Zalzalah: 7-8)

    Dari penggalan surat tersebut dapat disimpulkan bahwasannya di dalam islam

    sudah mengenal metode reward dan punishment yang di gunakan dalam proses belajar

    mengajar di dalam kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.Motivasi yang

    dimiliki oleh siswa itu sendiri bisa berasal dari dalam dirinya dan ada pula motivasi yang

    berasal dari luar dirinya. Motivasi sendiri berasal dari kata motif yang berarti dorongan

    yang terarah kepada pemenuhan psikis dan rokhaniah. Menurut Sardiman dalam kegiatan

    belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

    yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek

    belajar itu dapat tercapai.8 Seorang siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, maka ia

    akan lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran serta mendapatkan hasil belajar yang

    lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah. Karena dengan

    adanya motivasi dalam diri seorang siswa akan bisa mengantarkan siswa tersebut untuk

    mencapai tujuannya.

    Motivasi itu sendiri terdiri dari dua macam, yaitu: Motivasi intrinsik adalah motif-

    motif yang menjadi aktif atau tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri

    individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu intrinsik bila

    tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak

    didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung didalam pelajaran itu. Anak didik

    7 Al-Quran Kementrian Agama Republik Indonesia, QS. Al-Zalzalah Ayat 7-8, hlm. 599.8 Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 75

  • 4

    termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung

    dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai

    yang tinggi atau hadiah dan sebagainya. Sedangkan motivasi ekstrinsik sebaliknya,

    motivasi yang berasal dari luar individu tersebut. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik

    bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar.

    Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian

    anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua. Baik motivasi ekstrinsik

    yang positif maupun motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap

    dan perilaku anak didik.9

    Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi ekstrinsik dari seorang

    peserta didik adalah metode yang digunakan oleh pengajarnya. Metode guru yang kurang

    baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula akibatnya peserta didik malas

    untuk belajar. Kondisi eksternal itu sendiri dapat mengacu pada berbagai unsur yang

    mungkin saja sangat banyak dan beragam. Dalam pembahasan ini diambil beberapa unsur

    yang dianggap penting, yaitu rancangan pengajaran, pemanfaaatan lingkungan belajar,

    serta bentuk pelaksanaan interaksi belajar mengajar itu sendiri. Dengan metode yang

    dilakukan oleh guru dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Agar siswa

    dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan dengan tepat, efisien

    dan efektif.10

    Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar pada anak dalam kegiatan

    belajar di sekolah berupa pemberian reward dan punishment. Pemberian reward serta

    9 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar Edisi II, (Jakarta: Rineka Cipta, 2016), hlm. 15210 Masnur. Dkk, Dasar-dasar interaksi belajar mengajar, (Bandung: CV. Jemmars, 2015), hlm. 30

  • 5

    punisment haruslah sesuai aturan yang masih sewajarnya terlebih dalam pemberian

    hukuman.11

    Meningkatkan motivasi belajar anak penting untuk mendorong anak lebih

    menguasai pelajaran. Hal tersebut juga penting dalam pengimplementasian pada

    pelajaran IPS karena di dalamnya anak didik mempelajari dasar IPS.

    Sebelum melakukan penelitian ini peneliti sudah melakukan observasi awal dan

    wawancara kepada salah satu guru di MTsN 4 Pasuruan pada tanggal 12 Desember 2018

    jam 09.30 guna memperoleh data pendukung sebelum melakukan penelitian nantinya.

    Alasan peneliti melaksanakan penelitian di MTsN 4 Pasuruan karena peneliti melihat

    kurangnya motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh

    pengajar, dilihat dari ketidak tertarikan para peserta didik terhadap beberapa mata

    pelajaran. Beberapa peserta didik terlihat mengantuk, berbicara dengan temannya, dan

    bermain handphone Metode yang digunakan pada saat mata pelajaran tersebut adalah

    metode ceramah. Hasil wawancara dengan beberapa peserta didik mengatakan bahwa

    mereka merasa bosan ketika guru hanya menjelaskan mata pelajaran dengan metode yang

    monoton.12

    Dari permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait

    pengimplementasian reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar

    peserta didik. Salah satu cara meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan adanya

    metode reward dan punishment. Reward merupakan suatu penghargaan yang berupa

    pujian, hadiah dan lain sebagainya yang diberikan kepada peserta didik atas keberhasilan

    suatu usahanya. Pemberian Reward atau penghargaan kepada peserta didik yang

    11 Ibid, hlm. 5812 Hasil Wawancara dengan Vina dkk selaku peserta didik di MTsN 4 Pasuruan, 12 Desember 2018, jam10:00

  • 6

    berprestasi di harapkan dapat memberikan motivasi kepada peserta didik sehingga peserta

    didik dapat lebih semangat dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan

    punishment merupakan pemberian hukuman yang berupa teguran, pemberian tugas dan

    lain sebagainya kepada siswa yang melanggar atau tidak memenuhi peraturan. Karena hal

    tersebut dapat mengganggu belajar siswa lainya. Dengan pemberian hukuman yang

    sesuai maka di harapkan akan meningkatkan motivasi belajar dan tidak mengulangi

    kesalahan lagi. Penerapan Punishment di MTsN 4 Pasuruan di lakukan dengan cara

    memberikan teguran, Jika dengan teguran masih saja melakukan sebuah kesalahan, maka

    guru yang berwenang akan memberikan denda sebagaimana mestinya.

    Berdasarkan hal di atas penulis mengambil judul “Implementasi Pemberian

    Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa kelas VIII

    Pada mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTsN 4 Pasuruan”

    B. Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukaan diatas maka, dapat dirumuskan

    beberapa permasalahan yaitu:

    1. Bagaimana implementasi pemberian reward dan punishment dalam

    meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan

    sosial di MTsN 4 Pasuruan?

    2. Bagaimana hasil pemberian reward dan punishment dalam meningkatkan

    motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial di MTsN 4

    Pasuruan ?

  • 7

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk memahami implementasi pemberian reward dan punishment dalam

    meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan

    sosial di MTsN 4 Pasuruan.

    2. Untuk mengetahui hasil pemberian reward dan punishment dalam meningkatkan

    motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial di MTsN 4

    Pasuruan.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Memberikan kontribusi ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pelaksanaan

    Reward and Punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata

    pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di MTsN 4 Pasuruan.

    2. Manfaat Praktis

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

    a. Bagi Lembaga Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

    Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk penelitian lainnya

    pada periode selanjutnya.

    b. Bagi Sekolah MTsN 4 Pasuruan melalui penelitian ini diharapkan bagi

    sekolah agar senantiasa memperhatikan motivasi belajar peserta didik.

    c. Bagi Penulis mendapatkan pengetahuan terkait proses belajar mengajar,

    khususnya dalam memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran.

  • 8

    E. Originalitas Penelitian

    Sebelum melakukan penelitian, peneliti mencari dan mengkaji penelitian yang

    relevan yang telah diteliti terdahulu terkait dengan variable yang akan diteliti,

    diantaranya:

    Pertama, Tesis oleh Novi Ulfatin13, tujuan dari penelitian ini adalah

    mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh pemanfaatan media social Facebook

    terhadap peningkatan hasil belajar PAI pada siswa kelas VII di SMPN 1 Siduk Donggala.

    Adapun penelitian ini Menggunakan Metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian ini

    adalah motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan memanfaatkan media

    social facebook lebih tinggi daripada kelas control yang tidak memanfaatkan media sosial

    facebook sebagai media pembelajaran.

    Kedua, Skripsi oleh Arni Agustina14, tujuan dari penelitian ini adalah untuk

    mengetahui pengaruh metode Ice Breaker terhadap motivasi belajar siswa kelas VII pada

    mata pelajaran PAI. Penelitian ini membandingkan kelompok yang diterapkan metode

    ice breaker dan kelompok yang tidak diterapkan Ice breaker untuk mengetahui perbedaan

    motivasi belajar siswa tersebut. Adapun penelitian ini Menggunakan Metode penelitian

    eksperimen. Hasil penelitian ini adalah motivasi belajar kelompok siswa yang diberikan

    metode ice breaker lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa yang tidak diberikan ice

    breaker pada mata pelajaran PAI. Ketiga, Skripsi oleh Dwi Hastuti Pungkasari15, tujuan

    13 Novi Ulfatin, Tesis: “Pengaruh Pemanfaatan Media Sosial facebook Dalam meningkatkan Motivasidan hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa kelas VII di SMPN 1 Siduk Donggala” (Malang:Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015)14 Arni Agustina, Skripsi: “Penerapan Metode Ice Breaker Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar SiswaKelas VII Pada Mata Pelajaran PAI Di SMP PGRI Betung”(Palembang: Universitas Islam Negeri RadenFatah, 2016)15 Dwi Hastuti Pungkasari, Skripsi: “Konsep Reward dan Punishment Dalam Teori PembelajaranBehavioristik dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam ”(Yogyakarta: Universitas Islam Negeri SunanKalijaga, 2014)

  • 9

    dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep Reward dan Punishment dan

    relevansinya dalam teori pembelajaran behavioristik dengan Pendidikan Islam. Adapun

    penelitian ini Menggunakan jenis penelitian studi pustaka. Hasil penelitian ini adalah

    Hukuman dengan menghadirkan stimuli aversif mampu menekan dan melemahkan suatu

    tingkah laku. Sedangkan ganjaran yang dilakukan dengan memberikan simuli yang

    menyenangkan dapat menjadi sebuah penguat atau reiforcement terhadap tingkah laku

    individu. Sejalan dengan konsep dalam teori pembelajaran behavioristik, dalam

    pendidikan Islam hukuman dan ganjaran juga merupakan salah satu bentuk konsekuensi.

    Sebagaimana yang tergambar dalam Q.S Al-Ahzab: 72-73. Meskipun dalam pendidikan

    Islam, metode ini bukanlah yang di utamakan, terlebih metode hukuman, namun

    keduanya dirasa sangat penting dalam proses pendidikan.

    Tabel 1. 1. Penelitian Terdahulu

    NO NamaPenelitian/

    Judul Peneltian

    MetodePeneltian

    Persamaan Perbedaaan

    1 Novi Ulfatin,“PengaruhPemanfaatanMedia Sosialfacebook DalammeningkatkanMotivasi danhasil BelajarPendidikanAgama IslamPada Siswa kelasVII di SMPN 1SidukDonggala”,2015.

    Metodepenelitiankuantitatif

    Memilikipersamaandalam variable y,yang manapeneliti inginmeneliti tentangpeningkatanmotivasi belajarpada siswa.

    Perbedaan andarapenelitian terdahuludan penelitian yangakan dilakukan adalahvariable X padapenelitian terdahulumenggunakanpemanfaatan mediasocial facebooksedangkan penelitianyang akan dilakukanmenggunakan metodereward danPunishment.Perbedaan keduaadalah metodepenelitian yangdigunakan olehpeneliti adalahkuantitatif.

  • 10

    NO NamaPenelitian/

    Judul Peneltian

    MetodePeneltian

    Persamaan Perbedaaan

    2 Arni Agustina,“PenerapanMetode IceBreaker DalamMeningkatkanMotivasi BelajarSiswa Kelas VIIPada MataPelajaran PAI DiSMP PGRIBetung”, 2016.

    Metodepenelitianeksperimen

    Persamaandenganpenelitianterdahulu danyang akan ditelitiadalah padavariable Y,dimana penelitiinginmengetahuipengaruhmetode yangdigunakanterhadapmotivasi belajarsiswa.

    Perbedaan antarapenelitian terdahuludan penelitian yangakan dilakukan adalahpenelitian terdahulumenggunakan metodeice breaker untukmeningkankanmotivasi peserta didik,sedangkan penelitianyang akan dilakukanpeneliti adalahimplementasi metodereward danpunishment dalammeningkatkanmotivasi belajarpeserta didik.

    3 Dwi HastutiPungkasari,“Konsep Rewarddan PunishmentDalam TeoriPembelajaranBehavioristik danRelevansinyaDenganPendidikan Islam”, 2014

    Studipustaka

    Persamaanpenelitianterdahuludenganpenelitian yangakan dilakukanadalah padavaliabel X yangmana penelitimenggunakankonsep rewarddan punishment.

    Perbedaan antarapenelitian yangterdahulu denganpenelitian yangsekarang adalahpenelitian terdahulumengkakaji rewarddan punishment dalamteori pembelajaranbehavioristic danmenghubungkannyadengan pendidikanislam, sedangkanpenelitian yang akandilakuanmenggunakan motedekuantitatif dengantujuan mengetahuipengaruh metodereward danpunishment terhadapmotivasi belajar siswa.

    Secara global beberapa peneliti berhasil dalam meningkatkan motivasi belajar

    siswa dengan cara yang berbeda-beda. Salah satunya berhasil dengan memanfaatkan

    media facebook untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan peneliti lain

    menerapkan metode ice breaker dan berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa.

  • 11

    Peneliti selanjutnya berhasil meneliti reward dan punishment sesuai dengan teori

    behaviouristik dan sejalan dengan pendidikan Ilmu pengetahuan sosial. Penelitian

    yang dilakukan juga memiliki metode yang berbeda-beda diantaranya para peneliti

    menggunakan metode kuantitatif, eksperimen, serta studi pustaka. Penelitian kali ini

    akan mencoba untuk meneliti implementasi pembelajaran berbasis reward dan

    punishment dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik degan menggunakan

    metode penelitian kualitatif.

    F. Definisi Istilah

    Dalam pembahasan penelitian ini, terdapat beberapa istilah terpenting, yaitu sebagai

    berikut:

    1. Reward dan Punishment

    Reward adalah pemberian sebuah penghargaan baik berupa hadiah barang

    ataupun pujian-pujian ketika seorang siswa berhasil mencapai sebuah target.

    Punishment adalah suatu hukuman yang diberikan pendidik setelah siswa

    melakukan pelanggaran atau kesalahan dan menjadi tindakan terakhir terhadap

    pelanggaran-pelanggaran yang sudah berkali-kali dilakukannya. Setelah

    diberitahukan, ditegaskan dan diperingatkan dengan tujuan agar siswa menuju

    kearah perbaikan dan menyadari atas kesalahannya. Pemberian hukuman akan

    membuat sesorang menjadi jera dan tidak akan mengulangi yang serupa lagi.

    2. Motivasi adalah sebuah dorongan yang mana berasal dari dalam maupun dari luar

    diri seseorang untuk melakukan sebuah tindakan atau aktivitas lebih baik lagi

    dalam menentukan tingkah laku adapun siswa dan siswi dalam penelitian ini

    adalah kelas VIII b, penelitian kelas didasarkan atas rekomendasi guru Ilmu

    pengetahuan sosial di MTsN 4 Pasuruan.

  • 12

    3. Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan tingkah

    laku menjadi lebih baik lagi sebagai hasil dari pengalaman.

    G. Sistematika Penulisan

    Sistematika pembahasan pada penelitian ini terdiri dari 6 (enam) bab, dimana

    masing-masing bab terdiri dari sub-sub bahasan sebagai berikut:

    Bab I: Pada bab ini diberisikan pendahuluan yang menguraikan tentang latar

    belakang peneliti dalam melakukan penelitian ini, fokus penelitian,

    tujuan penelitian, manfaat penelitian, originalitas penelitian, definisi

    istilah dan sistematika penulisan sebagai kerangka dalam menyusun dan

    mengkaji skripsi

    Bab II: Merupakan kajian teori yang berfungsi sebagai acuan teoritik dalam

    melakukan penelitian ini. Pada bab ini dijelaskan tentang implementasi

    pembelajaran berbasis reward dan punishment dalam meningkatkan

    motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang mencangkup

    tentang pengertian reward dan punishment, tujuan reward dan

    punishment, macam-macam reward dan punishment, pengertian

    motivasi, macam-macam motivasi, pengertian IPS.

    Bab III: Mengemukakan metode penelitian, yang berisi tentang pendekatan dan

    jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber

    data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan

    temuan, dan tahap-tahap penelitian.

    Bab IV: Berisi paparan data dan temuan penelitian. Pada bab ini akan membahas

    tentang deskripsi objek penelitian, bentuk Implementasi pembelajaran

  • 13

    berbasis reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar

    siswa pada mata pelajaran IPS.

    Bab V: Pada bab ini berisikan diskusi hasil penelitian tentang” Implementasi

    pembelajaran berbasis reward dan punishment dalam meningkatkan

    motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS”

    Bab VI: Merupakan bab terakhir, yaitu penutup. Pada bab ini berisi tentang

    kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian dan implikasi teoritis

    dan praktis.

  • 14

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Pembahasan tentang Reward dan Punisment

    Burrhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ada hubungan antara perilaku dan

    konsekuensi yang mengikutinya. Misalnya jika perilaku seseorang menghasilkan

    konsekuensi yang menyenangkan maka orang itu akan melakukan perbuatan tersebut

    lebih sering lagi. Menggunakan konsekuensi yang menyenangkan atau tidak

    menyenangkan untuk merubah perilaku seseorang, Skinner menyebutnya sebagai

    operant conditioning.16

    Reward dan Punishment adalah sesuatu yang sebagian orang mengharuskanya

    dalam pendidikan. Namun sebagian orang menolaknya karena punishment yang

    dipraktikan oleh dunia pembelajaran secara umum adalah hukuman yang memberikan

    efek jera, yang seringkali bersifat kekerasan fisik. Dalam hal ini kita perlu tahu kapan

    munculnya reward dan punishment dan kapan kedua hal itu digunakan.

    Reward dan punishment muncul karena adanya istilah yang dimunculkan

    Thorndike yaitu reinforcement atau penguat. Pembahasan reinforcement yang

    diperkenalkan oleh Thorndike dalam observasinya tentang trial-and eror sebagai

    landasan utama reinforcement (dorongan, dukungan). Dengan adanya penguatan

    dalam pembelajaran maka diperlukan yang namnya reward dan punishment untuk

    memberikan penguatan pada pembelajaran.

    Pada Hukum efek (The Law of Effect) Thorndike, Intensitas hubungan antara

    stimulus (S) dan respon (R) sangat dipengaruhi oleh konsekuensi dari hubungan yang

    16 Baharuddin dan Esa Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta Ar-Ruzz Media: 2015), hlm.66

  • 15

    terjadi. Apabila akibat hubungan S-R menyenangkan, maka perilaku akan diperkuat.

    Sebaliknya, jika akibat hubungan S-R tidak menyenangkan, maka perilaku akan

    melemah. Namun, Thorndike teleh merevisi hukum ini setelah tahun 1930. Menurut

    Thorndike, efek dari reward (akibat yang menyenangkan) jauh lebih besar dalam

    memperkuat perilaku dibandingkan efek punishment (akibat yang tidak

    menyenangkan) dalam memperlemah perilaku.17 Dengan kata lain, reward akan

    meningkatkan perilaku, tetapi punishment belum tentu akan mengurangi atau

    menghilangkan perilaku.

    Dalam dunia pendidikan, reward digunakan sebagai bentuk motivasi atau

    sebuah penghargaan untuk hasil atau prestasi yang baik, sesuatu yang menyenangkan

    anak didik. Dalam rekayasa paedogogik, reward dan punishment merupakan sebuah

    metode belajar yang dimaksudkan sebagai tindakan disiplin atau motivasi pada

    anak.18

    Skinner telah menjelaskan beberapa prinsip belajar yaitu:

    a) Reinforcement

    Reinforcement didefinisikan sebagai konsekuen yang menguatkan tingkah laku

    atau frekuensi tingkah laku. Keefektifan suatu reinforcement dalam proses

    pembelajaran perlu ditunjukkan agar dapat diasumsikan bahwa suatu konsekuen

    adalah reinforcer sampai terbukti bahwa konsekuen tersebut dapat menguatkan

    tingkah laku.19

    17 Stephen N. Elliot, Educational Psychology: Effective Teaching, Effective Learning McGraw-Hill; 3rdedition (June 14, 2016).18 Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan; Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,Cet. III, 2017), 117.19 Ibid, hlm. 71

  • 16

    Reinforcement dibagi menjadi dua yaitu reinforcement positif dan negatif.

    Reinforcement positif adalah konsekuensi yang diberikan untuk menguatkan atau

    meningkatkan perilaku seperti hadiah, pujian, dll. Sedangkan reinforcement negatif

    adalah menarik diri dari situasi yang tidak menyenangkan untuk menguatkan tingkah

    laku. Misalnya guru membebaskan siswanya dari tugas membersihkan kamar mandi

    apabila dapat menyelesaikan tugas rumahnya.

    Reinforcement ini dapat juga dikategorikan sebagai reward karena bertujuan

    untuk menguatkan perbuatan baik dan memberikan kebahagiaan kepada siswa atau

    individu yang diberikan reward.

    b) Punishment

    Punishment menurut Skinner adalah menghadirkan situasi tidak

    menyenangkan atau situasi yang ingin dihindari untuk menurunkan tingkah laku.

    Punishment dibagi menjadi dua yaiitu time out atau bentuk hukuman dimana

    seseorang akan kehilangan sesuatu yang disukai sampai waktu tertentu. Dan

    respons cost atau bentuk hukuman dimana seseorang akan kehilangan

    reinforcement positif jika melakukan perbuatan yang tidak diinginkan. Misalnya

    siswa tidak diberikan kesempatan mengakses internet di ruang komputer sekolah

    jika tidak mengerjakan tugas yang diberikan.

    c) Extinction

    Extinction adalah mengurangi atau menurunkan tingkah laku dengan

    menarik reinforcement yang menyebabkan perilaku tersebut terjadi. Extinction

    terjadi melalui proses perlahan-lahan, biasanya ketika reinforcement ditarik atau

    dihentikan perilaku seseorang akan meningkat seketika.

    Extinction merupakan kunci untuk mengatur untuk mengatur tingkah laku

  • 17

    siswa, perilaku yang tidak sesuai (misbehaviour) dapat diubah jika reinforcer

    (penguat) yang menyebabkan terjadinya perilaku tersebut dapat diketahui dan

    diubah.20

    Melalui prinsip belajar yang dicetuskan oleh Skinner, maka peneliti memperinci

    pembahasan tentang reward and punishmnet sebagai berikut:

    1. Pengertian Reward

    Reward menurut bahasa, berasal dari bahasa inggris Reward yang berarti

    penghargaan atau hadiah.21 Reward dalam pendidikan adalah memberi penghargaan,

    memberi hadiah pada anak untuk prestasinya. Reward diberikan kepada anak yang

    mempunyai prestasi- prestasi dalam pendidikan, memiliki kerajinan dan tingkah laku

    yang baik sehingga dapat dijadikan contoh teladan bagi kawan- kawannya.22

    Reward merupakan sesuatu yang disenangi dan digemari oleh anak-anak yang

    diberikan kepada siapa saja yang dapat memenuhi harapan yakni mencapai tujuan

    yang ditentukan, atau bahkan mampu melebihinya. Besar kecilnya Reward yang

    diberikan kepada yang berhak tergantung kepada banyak hal, terutama ditentukan

    oleh tingkat pencapaian yang diraih. Tentang bagaimana wujudnya, banyak

    ditentukan oleh jenis atau wujud pencapaian yang diraih kepada siapa reward itu

    diberikan.23

    Reward harus diberikan pada saat yang tepat, yaitu segera sesudah peserta didik

    berhasil (jangan ditunda), jangan diberikan janji, karena akan dijadikan sebagai

    tujuan kegiatan.24 Reward merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksakan dan

    20 Ibid, 7621 John M. Echol & Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2015), hlm. 485.22 HM. Hofi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 2017), hlm. 69.23 Suharsimi Arkanto, Manajement Pengajaran, (Jakarta: Rineka kaya, 2017), hlm. 160.24 Wens Tanlain dkk, Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia, 2016), hlm. 55.

  • 18

    sangat menyenangkan bagi siswa. Untuk itu reward dalam suatu proses pendidikan

    sangat dibutuhkan keberadaannya demi meningkatkan motivasi belajar. Maksud dari

    pendidik memberi reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagi

    usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang akan dicapainya,

    dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar lebih baik.25

    Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang berbunyi :

    سِ اَكاَن َرُسْوُل هللاِ َصلَّى هللاُ َعلَْیِھ َوَسلََّم یَُصفُّ َعْبَد هللاِ َو ُعبَْیَد هللاِ َو َكثِْیًرا ِمْن بَنِْي اْلَعبَّ

    َصْدِرهِ فَلَھُ َكَدا َو َكَدا قَاَل فَیَْستَبِقُْوَن اِلَْیِھ فَیَقَُعْوَن َعلَى ظَْھِرِه َو ثُمَّ یَقُْوُل َمْن َسبََق اِلَيَّ

    )فَیَقَبَّلُھُْم َو یَْلَزُمھُْم (رواه احمد

    Pada suatu ketika Nabi membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak pamanbeliau, Al-Abbas. Kemudian, beliau berkata : “ Barang siapa yang terlebih dahulusampai kepadaku, dia akan mendapatkan ini dan itu.” Lalu mereka berlomba-lombauntuk sampai kepada beliau. Kemudian mereka merebahkan diri di atas punggungdan dada beliau. Kemudian, beliau menciumi dan memberi penghargaan.” ( HR.Ahmad )

    Jadi dapat disimpulkan bahwa reward merupakan salah satu cara yang digunakan

    oleh guru kepada peserta didik untuk memberikan penghargaan atau hadiah kareena

    sudah mengerjakan sesuatu dengan benar atau telah mencapai suatu prestasi.

    2. Tujuan reward

    Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian Reward adalah untuk

    mengembangkan motivasi yang bersifat instrinsik dari motivasi ekstrinsik, dalam

    artian peserta didik melakukan suatu perbuatan itu timbul dari kesadaran siswa itu

    sendiri. Dan dengan reward itu, diharapkan dapat membangun sebuah hubungan

    yang positif antara guru dan peserta didik.Dengan memberikan Reward dapat

    menjadi penguat positif bagi siswa. Dalam pemberian respon meningkat karena

    25 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan praktis, (Bandung: Remadja Karya, 2015), hlm. 231

  • 19

    diikuti oleh stimulus yang mendukung. Contohnya dimana komentar positif guru

    meningkatkan prilaku menulis siswa.26

    Jadi, maksud dari Reward agar siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan

    guru berdasarkan kemauan dan kesadaran siswa. Seperti yang dijelaskan di atas

    reward disamping sebagai alat pendidikan dan stimulus dalam pembelajaran, reward

    juga dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat.

    3. Macam- macam Reward

    Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya ilmu pendidikan teoritis dan praktis

    macam-macam reward bisa berupa:27

    a) Pujian yang mendidik

    Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling sering dilakukan. Seorang guru

    atau pendidik yang baik hendaknya memberi pujian kepada siswa ketika ia melihat

    tanda- tanda yang baik dan terpuji pada diri dan prilaku siswanya. Saat ada siswa

    yang memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru, ia harus

    mengatakan, “jawaban yang kamu berikan baik sekali, semoga Allah

    memberkatimu”, kalimat- kalimat lembut seperti ini selaluu memberi motivasi bagi

    siswa dan memperkuat maknawi dalam jiwanya. Kalimat itu juga akan meninggalkan

    pengaruh yang baik sekali dalam jiwanya. Yang dapat menyebabkan ia menyukai

    guru dan sekolahnya.

    26 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: kencana,2018), hlm.27327 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016),hlm. 183

  • 20

    b) Hadiah

    Yang dimaksud dengan hadiah disini ialah reward yang berbentuk pemberian

    yang berupa barang. Reward yang berupa pemberian ini disebut juga reward materiil,

    yaitu hadiah yang berupa barang ini dapat terdiri dari alat- alat keperluan sekolah

    seperti: pensil, penggaris buku dan lain sebagainya.

    c) Penghormatan

    Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua macam pula.

    Pertama berbentuk semacam penobatan. Yaitu anak yang mendapat penghormatan

    diumumkan dan ditampilkan dihadapan teman- temannya. Misalnya, malam

    perpisahan yang diadakan pada akhir tahun, kemudian ditampilkan murid- murid

    yang berhasil menjadi bintang-bintang kelas. Kedua, penghormatan yang berbentuk

    pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada anak yang

    berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit. Disuruh mengerjakannya di papan tulis

    untuk dicontoh teman- temannya.

    4. Fungsi reward

    M. Ngalim Purwanto menjelaskan penghargaan diberikan agar anak menjadi

    lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi kedisiplinannya.

    Anak akan menjadi lebih keras kemauannya untuk berbuat yang lebih baik lagi.

    Dengan demikian anak akan mematuhi norma dan aturan yang berlaku.28 Maria J.

    Wantah mengemukakan fungsi dari pemberian penghargaan adalah sebagai

    berikut.29

    28 Purwanto. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 18229 Wantah. Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini. (Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional, 2015), hlm. 165

  • 21

    a) Penghargaan mempunyai nilai mendidik. Penghargaan yang diberikan kepada anak

    menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan oleh anak sesuai dengan norma dan

    aturan yang berlaku. Apabila anak mendapatkan suatu penghargaan, maka anak akan

    memperoleh kepuasan, dan kepuasan itu akan mempertahankan, memperkuat, dan

    mengembangkan tingkah laku yang baik.

    b) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi pada anak untuk mengulangi atau

    mempertahankan perilaku yang disetujui secara sosial. Pengalaman anak

    mendapatkan penghargaan yang menyenangkan akan memperkuat motivasi anak

    untuk bertingkah laku baik. Dengan adanya penghargaan anak akan berusaha

    sedemikian rupa untuk berperilaku lebih baik agar mendapatkan penghargaan.

    c) Penghargaan berfungsi memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial. Apabila

    anak bertingkah laku sesuai yang diharapkan secara berkesinambungan dan

    konsisten, ketika perilaku itu dihargai, anak akan merasa bangga. Kebanggan itu akan

    menjamin anak untuk terus mengulangi dan bahkan meningkatkan kualitas perilaku

    tersebut.

    Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini fungsi penghargaan adalah agar

    siswa dapat termotivasi dalam belajar.

    5. Pengertian Punisment

    Hukuman adalah suatu sanksi yang diterima oleh seseorang sebagai akibat

    dari pelanggaran atau atas aturan-aturan yang telah ditetapkan. Hukuman diberikan

    sebagai alat pendidikan dimana hukuman yang diberikan harus dapat mendidik dan

    menyadarkan peserta didik.30

    30 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), hlm. 169

  • 22

    M. Ngalim Purwanto memberikan pendapat bahwa hukuman adalah

    penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang

    tua, guru, dan sebagainya) sesudah terjadi suatu pelanggaran, kejahatan atau

    kesalahan. Pelanggaran bisa berupa pelanggaran terhadap aturan yang berlaku.

    Masalah hukuman merupakan masalah yang etis, yang menyangkut soal buruk dan

    baik serta norma-norma.31

    ِه قَاَل: قَاَل َرُسْوُل هللاِ ص.م : ُمُرْوا أَْوَالَدُكْم َعْن ُعَمُر َوْبُن ُشَعْیُب َعْن أَبِْیِھ َعْن َجدِّ

    َالِة وَ ِسنِْیَن َواْضِربُھُْم أَْبنَاَء َعَشَر َوفَِرقُْوا بَْینَھُْم فِْي الَمَضاِجعِ َسْبعِ ھُْم أَْبنَاَء بِالصَّ

    (رواه ابو داود)

    Artinya:

    “Dari Amr ibnu Syuaib dari bapaknya dari kakeknya berkata: Rosululloh SAWbersabda: perintahkanlah anakmu untuk melakukan sholat, pada saat berusia tujuhtahun, dan pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun jika merekameninggalkan sholat dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidur” (HR. AbuDawud).32

    Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, memaparkan hukuman adalah suatu

    perbuatan, dimana kita secara sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa kepada orang

    lain, yang baik dari segi kejasmanian maupun dari segi kerohanian orang lain itu

    mempunyai kelemahan bila dibandingkan dengan diri kita, dan oleh karena itu, maka

    kita mempunyai tanggung jawab untuk membimbingnya dan melindunginya.33

    Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hukuman adalah

    pemberian penderitaan atau penghilangan stimulasi yang diberikan kepada peserta

    didik oleh pendidik sesudah terjadinya sebuah pelanggaran, kejahatan, atau

    31 Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 18632 Tanpa nama, wahai kaum muslimin ajarilah anak kalian shalat, sunan tirmidzi, juz ii, hadis ke-183, hal.416, www.alsofwah.or.id/cetakhadits.php?id=247, diakses pada tanggal 24 juli 2017.33 Ahmadi, Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2018), hlm. 150

  • 23

    kesalahan. Hukuman merupakan sebuah penguat yang negative dimana ketika

    hukuman tersebut diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi sebuah alat motivasi

    bagi pesertadidik.

    6. Fungsi Punishment

    Maria J. Wantah mengemukakan bahwa tujuan dari hukuman adalah

    menghentikan anak untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan norma dan

    aturan yang berlaku dengan menggunakan metode yang memberikan efek jera baik

    secara biologis maupun psikologis.34

    Maria J. Wantah menjelaskan fungsi hukuman adalah sebagai berikut:35

    1) Hukuman ialah menghalangi. Hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang

    tidak diinginkan oleh masyarakat.

    2) Hukuman ialah mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar

    bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman.

    3) Memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima oleh masyarakat.

    Pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan yang salah perlu sebagai motivasi untuk

    menghindari kesalahan tersebut.

    7. Macam-macam Punishment

    M. Ngalim Purwanto membedakan macam-macam hukuman menjadi dua

    macam yaitu:36

    34 Maria J. Wantah, Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini, (Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional, 2015), hlm. 15735 Ibid, hlm. 16236 Ibid, hlm. 189

  • 24

    1) Hukuman preventif

    Yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud agar tidak atau jangan terjadi

    pelanggaran. Hukuman ini bermaksud untuk mencegah jangan sampai terjadi

    pelanggaran, sehingga hukuman ini dilakukan sebelum pelanggaran itu dilakukan.

    2) Hukuman represif

    Yaitu hukuman yang dilakukan oleh karena adanya pelanggaran. Hukuman ini

    dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau kesalahan.

    Adapun macam-macam hukuman yang berkaitan dengan pembelajaran menurut

    Arikunto dan Suharsimi adalah sebagai berikut:37

    a. Pengurangan Hak

    Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang paling efektif karena dapat setidaknya

    memberikan efek jera terhadap anak. Dalam memberikan hukuman ini memang

    harus ada pengawasan yang ketat dari pendidik sehingga dapat memberikan

    pengurangan yang tepat bagi setiap siswa.

    b. Hukuman Berupa Benda

    Dalam hukuman ini bukan hukuman yang berupa uang namun hukuman ini lebih

    banyak memberikan makna “pembayaran”.

    c. Memberikan Celaan

    Dalam hukuman ini digabungkan dengan hukuman yang lainnya. Siswa yang

    melanggar peraturan penting yang diperuntukkan bagi siswa akan mendapat celaan.

    Hukuman ini guru mebuliskan kesalahan siswa dalam buku catatan khusus atau

    keanehan.

    37 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Yogakarta : Rieneka Cipta, 2017),hlm. 174-175.

  • 25

    d. Hukuman Penahanan Sesudah Sekolah

    Hukuman ini diberikan kepada siswa disuruh untuk tetap tinggal di sekolah setelah

    jam usai dikarenakan pelanggaran tertentu ditemani oleh guru.

    B. Teori Motivasi

    1. Pengertian Motivasi Belajar

    Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan

    keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik

    apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar

    dengan sungguh-sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi.

    Menurut Hamzah B. Uno motivasi belajar adalah dorongan internal dan

    eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada

    umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung. Indikator-

    indikator tersebut, antara lain: adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan

    kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam

    belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif.”38

    Selain itu, Winkel menyebutkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya

    penggerak psikis didalam siswa yang menimbulkan kegiatan belajar demi mencapai

    suatu tujuan.39 Sejalan dengan pendapat di atas, Sardiman A. M, menjelaskan

    motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak didalam diri siswa yang

    menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

    yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

    subjek belajar itu dapat dicapai.”40

    38 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan pengukurannya: Analisi di Bidang Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2015), hlm. 2339 Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015), hlm. 16040 Sadirman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2017), hlm. 75

  • 26

    Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan yang terarah kepada

    pemenuhan psikis dan rokhaniah. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan

    energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan

    reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Sardiman A. M dalam kegiatan

    belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

    siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

    subjek belajar itu dapat tercapai.41 Menurut M. Dalyono motivasi belajar adalah suatu

    daya penggerak atau dorongan yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan suatu

    pekerjaan yaitu belajar. 42

    2. Macam-macam Motivasi

    A.M. Sardiman membagi motivasi membagi dua jenis yaitu motivasi

    instrinsik dan motivasi ekstrinsik.43

    1) Motivasi Intrinsik

    Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak

    perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan

    untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki motivasi intrinsik pasti akan

    rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan dari luar. Siswa melakukan

    belajar karena ingin mencapai tujuan untuk mendapatkan pengetahuan, nilai dan

    keterampilan. Dalam proses belajar, siswa yang mempunyai motivasi intrisnsik dapat

    terlihat dari belajarnya. Aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu

    dorongan yang ada di dalam dirinya dan akan terkait dengan belajarnya. Seorang

    41 Ibid, hlm. 7642 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2017), hlm. 5743 Sadirman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2017), hlm. 89-91

  • 27

    siswa merasa butuh dan mempunyai keinginan untuk belajar sehingga dapat

    mencapai tujuan belajar, bukan karena hanya ingin suatu pujian atau ganjaran.

    Menurut A.M. Sardiman “Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki

    tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang

    tertentu. Siswa yang benar-benar ingin mencapai tujuan maka harus belajar, karena

    tanpa pengetahuan maka tujuan belajar tidak akan tercapai”. Jadi dorongan itu

    muncul dari dalam dirinya sendiri yang bersumber dari kebutuhan untuk menjadi

    orang yang terdidik.

    2) Motivasi Ektrinsik

    Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena

    adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik apabila dilihat dari segi tujuannya,

    tidak secara langsung bergayut pada esensi yang dilakukan. Motivasi ekstrinsik dapat

    juga dikatakan sebagai bentuk motivasi di dalam aktivitas belajar yang dimulai dan

    diteruskan berdasarkan dorongan dari luar.

    Motivasi ekstrinsik dinamakan demikian karena tujuan utama individu

    melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas

    belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Menurut

    Singgih D. Gunarsa, yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah segala sesuatu

    yang diperoleh melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran atau

    dorongan dari orang lain.44

    44 Singgih D Gunarsa, Psikologi Olahraga Prestasi. (Jakarta : Gunung Mulia, 2018), hlm. 51

  • 28

    3. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

    Motivasi merupakan hal penting dalam kegiatan belajar anak. Ada beberapa

    upaya yang dapat dilakukan untuk membangkitkan motivasi belajar pada anak. Guru

    merupakan orang yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam memotivasi

    peserta didik untuk dapat maksimal dalam kegiatan pembelajaran. Perhatian siswa

    terhadap materi yang diberikan oleh guru dapat diwujudkan melalui beberapa cara

    seperti metode yang digunakan oleh guru, media dan alat peraga, mengulang materi

    dengan cara yang berbeda dari sebelumnya dan membuat variasi belajar.

    A.M. Sardiman mengemukakan beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan

    motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, seperti berikut:45

    a) Memberi angka

    Angka dalam hal ini adalah nilai. Banyak siswa yang beranggapan, belajar untuk

    mendapatkan angka atau nilai yang baik. Oleh karena itu, langkah yang perlu

    dilakukan seorang guru adalah bagaimana memberikan angka yang terkait dengan

    values yang terkandung dalam setiap pengetahuan siswa sehingga tidak hanya nilai

    kognitif saja tetapi juga keterampilan afeksinya.

    b) Hadiah

    Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian.

    Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang

    yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.

    45 Sadirman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2017), hlm. 92-95

  • 29

    c) Saingan/ kompetisi

    saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong

    belajar siswa. Persaingan antar individual maupun kelompok dapat meningkatkan

    prestasi belajar siswa.

    d) Ego-involvent

    Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan

    menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan

    harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

    Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri bagi siswa.

    e) Memberi ulangan

    Memberi ulangan merupakan salah satu sarana motivasi. Tetapi dalam memberikan

    ulangan jangan terlalu sering, karena siswa akan merasa bosan dan bersifat rutinitas.

    f) Mengetahui hasil

    Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan

    mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil

    belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan

    suatu harapan hasilnya terus meningkat.

    g) Pujian Pujian

    Ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang

    baik. Dengan pujian yang tepat akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan

    mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

    h) Hukuman

    Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan

    bijak bisa menjadi alat motivasi. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar, yaitu ada

  • 30

    unsur kesengajaan. Hal ini lebih baik apabila dibandingkan dengan suatu kegiatan

    yang tanpa maksud. Berarti dalam diri anak didik itu memang ada motivasi untuk

    belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

    i) Minat

    Proses belajar akan lancar apabila disertai dengan minat. Motivasi muncul karena

    ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat

    motivasi yang pokok.

    4. Pentingnya Motivasi Bagi Siswa

    Motivasi belajar sangat penting bagi siswa karena merupakan salah satu penggerak

    dalm proses pembelajaran. Dimyati dan Mudjiono dalam Sagala menyatakan bahwa

    motivasi belajar sangat penting untuk siswa. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa

    ini antara lain:46

    1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir;

    2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman

    sebaya;

    3) Mengarahkan kegiatan belajar sehingga anak mengubah cara belajarnya lebih tekun.

    4) Membesarkan semangat belajar, seperti mempertinggi semangat untuk lulus tepat

    waktu dengan hasil yang memuaskan; dan

    5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang

    bersinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa

    sehingga dapat berhasil

    46 Sagala. S, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2015), hlm. 109

  • 31

    5. Ciri-ciri Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

    Motivasi belajar memiliki peranan yang penting terhadap kegiatan pembelajaran.

    Sebagai seorang motivator,guru tentu harus memahami ciri-ciri dari siswa yang

    memiliki motivasi belajar tinggi. Keke T. Aritonang mengemukakan beberapa ciri-

    ciri siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, yaitu sebagai berikut:47

    1) Ketekunan dalam belajar;

    2) Ulet dalam menghadapi Kesulitan

    3) Minat dan Ketajaman perhatian dalam belajar

    4) berprestasi dalam belajar

    5) Mandiri dalam belajar.

    C. Implementasi Pemberian Reward dan Punishment dalam Meningkatkan

    Motivasi Belajar Siswa

    Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Belajar

    adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi

    sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai

    tujuan tertentu.48 Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik, berupa hasrat

    dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

    Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar

    yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua factor

    tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan

    untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan bersemangat.49 Perilaku

    individu hanya muncul karena adanya hukuman atau tidak muncul karena ada

    47 Keke T. Aritonang, Minat dan Motivasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Jurnal PendidikanPenarbur, 2008), hlm 1448 Hamzah B. Uno, op.cit., hlm. 23.49 Ibid, hlm. 23.

  • 32

    hukuman. Motif yang menyebabkan perilaku itu, seakan-akan dari luar (ganjaran

    atau hukuman). Motif semacam itu disebut motif ekstrinsik.

    Ganjaran atas suatu perbuatan, menguatkan motif yang melatarbelakangi

    perbuatan itu, sedangkan hukuman memperlemahnya.50 Seorang anak, yang sedang

    belajar bernyanyi akan terus belajar bernyanyi dan cepat pandai bernyanyi, apabila

    orang tuanya memuji dan menghargainya. Dalam hal ini, motif belajar bernyanyi

    anak itu diperkuat dengan ganjaran yang berupa pujian atau penghargaan orang

    tuanya. Seorang siswa sekolah menengah akan senang dan berhasil belajar IPS,

    misalnya, kalau dalam ulangan pertamanya dia mendapat nilai yang tinggi.

    Sebaliknya, bila dia mendapat nilai rendah dalam ulangan pertama, dia akan

    cenderung tidak senang belajar IPS, dan pada gilirannya kurang atau tidak berhasil

    dalam belajar IPS. Dalam hal ini, motif untuk belajar IPS siswa diperkuat dengan

    ganjaran yang berupa hasil ulangan yang baik. Penguatan motif yang berasal dari luar

    disebut proses reinforcement.

    Pemberian reward dan punishment merupakan salah satu alat pendidikan.

    pemberian reward dan punishment sangatlah terkait pada motivasi belajar siswa.

    Sebagaimana yang dikatakan oleh Syaiful Bahri Djamarah “ganjaran yang diberikan

    kepada peserta didik dapat menunjukkan prestasi belajar yang lebih baik dari

    sebelumnya. Dan hukuman pedagogis dapat memperbaiki sikap, perilaku dan

    perbuatan anak didik yang salah kearah kebaikan sesuai dengan nilai dan norma

    kebaikan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat”. Dalam pemberian

    reward dapat membuat siswa bersemangat belajar karena mendapat pujian, hadiah

    dan sebagainya, atas hasil pekerjaan yang telah siswa selesaikan. Sedangkan

    50 Ibid, hlm. 23.

  • 33

    punishment dilaksanakan oleh guru untuk memperbaiki kelakukan, perbuatan, dan

    budi pekerti siswa. Dengan demikian siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya

    kearah yang lebih baik.

    Dari uaraian di atas, pemberian reward dan punishment merupakan salah satu

    cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan

    Agama Islam. Ini dapat dilihat dari proses pembelajaran berlangsung saat pemberian

    reward dan punishment yang telah diterapkan oleh guru. Dengan reward dan

    punishment dapat juga merubah tingkah laku anak yang awalnya malas untuk belajar

    menjadi termotivasi untuk belajar dan lebih giat belajar.

  • 34

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

    Dalam mencapai sebuah tujuan yang akan diraih, pasti menempuhnya dengan

    berbagai macam cara maupun metode, agar sasaran yang akan dituju dapat terjangkau

    dengan signifikan. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya

    ilmiah ini adalah metode kualitatif dengan melakukan pendekatan deskriptif dan

    observasi kelapangan, juga penelaahan terhadap buku-buku yang relevan.

    Penelitian ini hendak mengeksplor atau menggambarkan tentang bagaimana

    implementasi pembelajaran berbasis reward dan punishment dalam meningkatkan

    motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Metode dengan pendekatan deskriptif

    menurut Bogdan dan Taylor dalam bukunya Lexy J. Moleong adalah pendekatan yang

    diarahkan pada latar dan individu secara holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh

    mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu

    memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.51

    Secara terperinci dijelaskan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan

    data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya

    penerapan metode kualitatif . Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan

    menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.52

    51 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya, 2015), hlm.52 Ibid, hlm. 11.

  • 35

    B. Kehadiran Peneliti

    Peneliti memposisikan diri sebagai Human Instrument yaitu orang yang meluangkan

    waktu banyak di lapangan, karena dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti bertindak

    sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Kehadiran peneliti mutlak diperlukan

    karena disamping itu kehadiran peneliti juga sebagai pengumpul data Sebagaimana salah

    satu ciri peneliti kualitatif dalam pengumpul data dilakukan sendiri oleh peneliti.

    Sedangkan kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat partisispan atau

    berperan serta, artinya dalam proses pengumpulan data peneliti mengadakan pengamatan

    dan mendengarkan secermat mungkin sampai pada hal yang sekecil-kecilnya sekalipun.

    Oleh karena itu, dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, peneliti terlibat langsung ke

    lapangan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data-data. Sebagai instrument kunci,

    kehadiran dan keterlibatan peneliti dilapangan lebih memungkinkan untuk menemukan

    makna dan tafsiran dari subjek penelitian dibandingkan dengan penggunaan alat non-

    human (seperti angket), karena peneliti adalah perencana, pelaksana pengumpul data,

    analisis penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian.

    C. Lokasi Penelitian

    Adapun lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah MTsN 4 Pasuruan yang

    mana terletak di Jalan Raya 45 Wonorejo Pasuruan Kecamatan Wonorejo Kabupaten

    Pasuruan..

    Peneliti memilih lokasi karena sekolah MTsN 4 Pasuruan merupakan salah satu

    sekolah yang berkembang pesat dalam dunia pendidikan di Pasuruan dilihat dari prestasi-

    prestasi yang telah di dapat namun peneliti juga melihat kurangnya motivasi belajar

    MTsN 4 Pasuruan terkait banyaknya pelanggaran tata tertib sekolah antara lain adanya

  • 36

    siswa yang terlambat dalam masuk kelas dan siswa pergi ke kantin ketika proses

    pembelajaran. Data ini diperoleh oleh peniliti ketika observasi di MTsN 4 Pasuruan.

    D. Data dan Sumber Data

    Data dalam penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata, tindakan dan selebihnya

    adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang-

    orang yang diamati, atau diwawancarai dan terdokumentasi merupakan sumber data

    utama.53

    Sumber data dalam penelitian ini berasal dari kata-kata yang digali dari para

    informan, dan juga dokumen yang tertulis serta rekaman perjalannya. Yang dimaksud

    sumber data dalam penelitian menurut Suharsimi Arikunto adalah subyek di mana data

    diperoleh.54 Data yang dikaji dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

    a. Sumber data primer (utama)

    Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

    data.55 Data ini bersumber dari ucapan dan tindakan yang diperoleh peneliti dari hasil

    wawancara dan observasi atau pengamatan langsung pada obyek selama kegiatan

    penelitian di lapangan.

    Adapun sumber data primer dalam penelitian ini antara lain:

    1) Kepala sekolah

    2) Wakil kepala kurikulum

    3) Guru Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

    4) Peserta didik

    53 Ibid, hlm. 15754 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2016), hlm.12955 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 225.

  • 37

    b. Data Sekunder (tambahan)

    Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku,

    hasil penelitian yang terwujud lampiran, buku harian, dan sebagainya. Sumber data

    tambahan (sekunder), yaitu sumber data di luar kata-kata dan tindakan yakni sumber data

    yang tertulis. Sumber data sekunder merupakan sumber data pelengkap yang berfungsi

    melengkapi data yang dibutuhkan oleh data primer.

    Adapun sumber data skunder dalam penelitian ini antara lain:

    1) Profil sekolah

    2) Foto pembelajaran

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Penelitian yang dilaksanakan di MTsN 4 Pasuruan menggunakan beberapa cara

    dalam pengumpulan data selama proses penelitian berlangsung, diantaranya adalah;

    a. Metode Observasi

    Menurut Suharsimi Arikunto, di dalam pengertian psikologi, observasi atau pengamatan,

    meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan

    seluruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,

    pendengaran, peraba dan pengecap.56 Semua ini dilakukan, agar data yang didapat dari

    observasi benar-benar valid.

    Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi agar dapat

    melihat secara langsung kondisi MTsN 4 Pasuruan, yaitu dari kepala sekolah, tenaga

    guru, keadaan sarana dan prasarana serta penggunaanya, kegiatan proses belajar-

    mengajar, terutama yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

    IPS.

    56 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2017),hlm. 146

  • 38

    b. Metode Wawancara

    Metode wawancara sangat diperlukan dan berpengaruh besar dalam proses

    pegumpulan data penelitian. Seperti yang di katakana Sutrisno Hadi, wawancara

    (interview) adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak dan

    dikerjakan dengan sistematis serta berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.57 Jadi

    peneliti disini menyiapkan dahulu bahan-bahan yang akan diwawancarakan dengan nara

    sumber yang hanya memuat secara garis besar apa yang akan ditanyakan, atau

    menyiapkan pedoman wawancara yang tersusun dan setelah itu melakukan wawancara

    sesuai dengan hal yang diinginkan.

    Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara bukan hanya kepada kepala sekolah,

    waka kurikulum, dan para guru IPS tetapi juga beberapa siswa MTsN 4 Pasuruan.

    3.1. Tabel Point Wawancara

    NO INFORMAN POINT

    1. Kepala Sekolah 1. Motivasi Belajar Siswa

    2. Kebijakan Sekolah Terkait Reward dan

    Punishment yang diberikan Kepada

    Siswa.

    2. WaKa Kurikulum 1. Motivasi Belajar Siswa

    2. Pentingnya Meningkatkan Motivasi

    Belajar Siswa

    3. Pentingnya Kebijakan Sekolah Terkait

    Reward dan Punishment yang

    diberikan Kepada Siwa.

    3. Guru IPS 1. Alasan Menggunakan Reward dan

    Punishment.

    57 Sutrisno Hadi, Metodologi Research II (Yogyakarta: Andi Offset, 2017), hlm. 193.

  • 39

    2. Pengimplementasian Reward dan

    Punishment di Dalam kelas.

    3. Hambatan dalam penerapan Reward

    dan Punishment

    4. Hasil Pengimplementasian Reward dan

    Punishment

    5. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

    Belajar Siswa.

    4. Siswa 1. Bentuk implementasi Reward dan

    Punishment di Dalam kelas

    2. Hasil Pengimplementasian Reward dan

    Punishment

    3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

    Belajar Siswa

    c. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi menurut M. Amir adalah suatu cara pengumpulan data

    dengan menyelidiki struktur organisasi, grafik, arsip-arsip dan lain-lain.58 Jadi metode

    dokumentasi adalah metode yang mengumpulkan data-data tertulis yang terdapat

    dilapangan, dengan tujuan untuk mengetahui keadaan obyek baik yang telah lalu,

    sekarang dan prediksi yang akan datang.

    Adapun dokumentasi yang dipakai peneliti dengan tujuan melengkapi data dan observasi

    serta wawancara. Dokumen yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang

    berkaitan dengan program kerja sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan dan jumlah

    tenaga kerja guru serta tenaga lainnya, keadaan dan jumlah siswa.

    58 M. Amir, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: Grafindo Persada, 2015), hlm. 94.

  • 40

    F. Analisis Data

    Analisis data dimulai sejak peneliti berada di lapangan, karena pengumpulan data

    merupakan jantung penelitian kualitatif dan analisis data merupakan jiwanya, langkah

    yang harus ditempuh setelah pengumpulan data yaitu analisis data. Analisis data

    merupakan bagian terpenting dalam metode ilmiah, karena analisis data digunakan untuk

    memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan peneliti tidak

    akan berguna jika tidak dianalisis. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu

    ditipologikan ke dalam kelompok-kelompok, serta disaring sedemikian rupa untuk

    menjawab masalah.59 Peneliti sebagai instrument mencatat langsung segala sesuatu yang

    dihasilkan dari catatan di lapangan, kemudian diberi kode agar sumber datanya dapat

    ditelusuri.

    Jadi pekerjaan analisis data pada penelitian ini, adalah bergerak dari penulisan

    deskripsi kasar sampai pola produk penelitian. Dalam penelitian kualitatif ini data

    dianalisis pada saat pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data.

    Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah kualitatif diskriptif, yang

    mana analisis datanya dilakukan dengan cara non statistic, yaitu penelitian yang

    dilakukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan kata-kata atau kalimat

    yang dipisahkan dalam kategori-kategori untuk memperoleh kesimpulan.60 Maka untuk

    mengolah datanya penulis menggunakan teorinya Miles dan Huberman yaitu:

    Pengumpulan data, reduksi data, display d