64
Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Di Sungai Tembuku Kota Jambi) Skripsi EKA TUSRIANA NIM (SIP.151957) PEMBIMBING : Dr. Rahmi Hidayati, M.HI Juharmen, S.HI.,M.SI KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROGRAM ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1439 H / 2019 M

Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Studi Kasus Di Sungai Tembuku Kota Jambi)

Skripsi

EKA TUSRIANA NIM (SIP.151957)

PEMBIMBING :

Dr. Rahmi Hidayati, M.HI Juharmen, S.HI.,M.SI

KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROGRAM ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI 1439 H / 2019 M

Page 2: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun
Page 3: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun
Page 4: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun
Page 5: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun
Page 6: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim...

“...Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah

kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan;...“

(Asy Syu'araa' 26 : 183)

Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk,

Bapak (Poniran) terima kasih atas limpahan kasih sayangmu

Ibu (Sukarti) terimakasih atas limpahan Do’a dan kasih sayang yang tak

terhingga dan selalu memberikan yang terbaik

Serta Adik semata wayangku (Lintang Alqoriyah), terima kasih atas dukungan

moril dan limpahan do’a-do’anya, Kamu adalah penyemangat saya disaat saya

mulai lelah supaya kembali bersemangat untuk menyelesaikan semuanya, dan

selalu menemani saya disaat suka maupun duka.

Teman-teman sahabat seperjuangan yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu

(Program Studi Ilmu Pemerintahan angkatan 2015), serta seluruh teman-teman

sahabat UIN STS Jambi.

Semoga Allah SWT membalas jasa budi kalian dikemudian hari Dan memberikan

kemudahan dalam segala hal.

Aammiiinn...

Page 7: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun
Page 8: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun
Page 9: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

ABSTRAK

Eka Tusriana (SIP.151957), Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi No. 6

Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Di Sungai

Tembuku Kota Jambi)

Penelitian ini dilaksanakan di Sungai Tembuku Kota Jambi. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui sejauhmana Implementasi Peraturan Daerah Provinsi

Jambi No. 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Di

Sungai Tembuku Kota Jambi) terhadap pengelolaan lingkungan di dalam sungai

dan disekitar aliran Sungai Tembuku Kota. Jenis penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif deskriptif dengan melakukan observasi secara langsung

dilapangan. menggunakan pendekatan survey sebagai alat pengumpul data.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu : Observasi, Wawancara,

dan Dokumentasi. Secara keseluruhan penelitian ini menyimpulkan bahwa

kesadaran masyarakat disekitar sungai tembuku masih sangat rendah dalam hal

menjaga dan mengelola lingkungan hidup,adanya PERDA Provinsi Jambi No. 6

tahun 2012 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup sepertinya belum berjalan

dengan baik dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga banyak yang

belum mengetahui adanya PERDA tersebut.

Kata Kunci : Implementasi, Pengelolaan, Lingkungan Hidup

Page 10: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR.............................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iv

PENGESAHAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR ......................................... v

MOTTO ...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

ABSTRAK .................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR SINGKATAN............................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Batasan Masalah .............................................................................. 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 6

E. Kerangka Konseptual ....................................................................... 7

F. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 14

BAB II METODE PENELITIAN ............................................................ 17

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 17

B. Pendekatan penelitian ........................................................................ 17

C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 18

D. Unit Analisis ..................................................................................... 20

E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 21

F. Teknis Analisis Data........................................................................... 25

G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 26

BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN ...................................... 28

1. Letak Geografis Sungai Tembuku Kota Jambi ................................... 28

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ............................................ 30

A. Potret Lingkungan Hidup di Sungai Tembuku Kota Jambi.............. 30

B. Upaya Pemerintah dalam mengatasi pencemaran lingkungan yang

terjadi di sungai tembuku Kota Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah

Provinsi Jambi No. 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup.................................................................................................. 31

C. Dampak Peraturan Daerah Provinsi Jambi no. 6 tahun 2012 tentang

pengelolaan lingkungan hidup terhadap kesadaran masyarakat dalam

menjaga lingkungan hidup................................................................ 36

Page 11: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 42

A. Kesimpulan ....................................................................................... 42

B. Saran ................................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 47

LAMPIRAN................................................................................................ 49

CURRICULUM VITTAE.......................................................................... 52

Page 12: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

DAFTAR SINGKATAN

IESIN : International Earth Science Information Network

WHO :World Health Organization (Badan Kesehatan Dunia)

BPS : Badan Pusat Statistik

IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah

UU : Undang-Undang

BWSS : Balai Wilayah Sungai Sumatera

PUPR : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

JFC : Jambi Flood Control

DAS : Daerah Aliran Sungai

PERDA : Peraturan Daerah

TPA : Tempat Pembuangan Akhir

Page 13: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang

memengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.1 Menurut data

International Earth Science Information Network (IESIN) pada 2012,2

Indonesia adalah negara terbersih dengan rangking 134 dari 140 negara

yang dinilai. Dari penilaian tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia

adalah negara terkotor ketujuh di dunia.3 Berbeda dengan data yang

didapat dari IESIN, menurut WHO, ternyata Indonesia termasuk negara

terkotor ke tiga di dunia. Predikat yang disematkan oleh badan kesehatan

dunia ini melihat dari segi kualitas kebersihan sanitasinya, dimana di

Indonesia, baru sekitar 36% masyarakat, atau kurang lebih 80 juta warga

yang memiliki sanitasi sangat bagus dari total penduduk sekitar 230 juta

jiwa saat ini. Penilaian WHO dilihat dari bagaimana masyarakat di suatu

negara menjunjung tinggi kebersihan dan kesehatan dalam kehidupan

sehari-hari mereka.4

1 Prof. Dr. K.E.S Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Jakarta : Kharisma Putra Utama, 2016),

hlm.238. 2 Jaringan Informasi Sains Bumi Internasional Universitas Columbia.

3https://www.beritasatu.com/kesra/222306-indonesia-adalah-negara-terkotorketujuh-di-dunia.html,

diakses tanggal 20 Desember 2018. 4 https://www.kompasiana.com/nunung_nuraida/2255115c068133119745bc5f9b/indonesia-

negara-terkotor-ke-3-di-dunia. Diakses tanggal 1 januari 2019.

Page 14: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Hal tersebut juga terjadi di beberapa tempat di Kota Jambi

khususnya di sungai yang ada di Kota Jambi. Berikut ini adalah beberapa

faktor penyebab sungai di Kota Jambi masih kurang terjaga

kebersihannya:

a. Masih banyak perusahaan, rumah sakit, hotel, gerai makan dan

restoran, cucian mobil dan usaha-usaha lain adalah sumber penghasil

limbah maupun limbah padat ke sungai salah satu contoh nya di sungai

tembuku Kota Jambi yang berdampak pada penurunan kualitas air. Hal

ini disebabkan masih banyaknya badan-badan usaha yang belum

memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sehingga limbah

yang dihasilkan dan dibuang ke saluran air, ke sungai, dan ketempat-

tempat yang tidak semestinya.5

b. Kurangnya kesadaran dari sebagian masyarakat dalam menjaga

lingkungan.

Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat kota jambi

khususnya yang membuang sampah tidak pada tempatnya, salah satu

contohnya membuang sampah di sungai. Hal tersebut jika terus

menerus dilakukan maka akan membuat sungai menjadi kotor dan

tercemar, sehingga air sungai tidak dapat digunakan lagi untuk

kehidupan sehari-hari.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan lingkungan

hidup di Indonesia masih sangat minim sekali. Hal ini juga menjadi

5 https://media.neliti.com/media/publications/146565-ID-respon-sosial-perempuan-melayu-jambi-

ter.pdf. Diakses tanggal 7 ferbuari 2019.

Page 15: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

kendala di beberapa daerah termasuk di kota Jambi khususnya di sungai

tembuku Kota Jambi. Sungai tembuku Kota Jambi berada di kawasan

Jalan Pamuk, Kelurahan Kasang, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi.

Kondisi sungai tembuku saat ini sangat memprihatinkan karena

banyaknya sampah yang menumpuk dan hal ini kerap terjadi saat datang

musim penghujan, hingga menghambat proses sirkulasi air, salah satunya

di sekitar Sungai Tembuku dan anak Sungai Tembuku.6 Akibatnya tidak

jarang masyarakat yang melintasi kawasan tersebut mencium aroma tak

sedap dari sampah yang bercampur dengan limbah itu, persoalan lain juga

berdampak buruk bagi warga yang bermukim disekitar anak sungai ini,

ketika hujan turun dengan intensitas tinggi dan tidak berfungsinya aliran

sungai menyebabkan kediaman mereka terendam banjir.7

Di satu sisi sebenarnya pemerintah telah mengeluarkan regulasi

seperti Peraturan Daerah Provinsi Jambi No.6 Tahun 2012 yang mengatur

tentang pengelolaan lingkungan hidup. Namun ternyata peraturan daerah

tersebut sepertinya tidak berpengaruh terhadap pengelolaan lingkungan

hidup khususnya di sungai tembuku kota jambi. Berkubik-kubik aneka

limbah kembali menumpuk di aliran sungai. Selain menggunduk, aroma

sampah menimbulkan bau tak sedap yang menyengat hidung. Gundukan

sampah rumah tangga di Sungai Tembuku yang tak jauh dari Rumah Dinas

6 Observasi awal di Lingkungan Sungai Tembuku Kota Jambi, 15 desember 2018.

7 Ibid.

Page 16: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Gubernur Jambi ini dibiarkan menumpuk tak terangkut oleh Dinas

Kebersihan.8

Sebelumnya Pemerintah Kota Jambi bersama Balai Wilayah

Sungai Sumatera VI, telah berupaya melakukan normalisasi sungai

tembuku dan anak sungai tembuku, dengan memasang alat untuk

membersihkan sampah yang berada di pintu air, sehingga ketika sampah

menumpuk secara otomatis alat tersebut menaikkan sampah ke dalam

mobil pengangkut sampah. Hanya saja alat tersebut dinilai masih belum

maksimal mengatasi persoalan ini.9

Jika hal tersebut terus-menerus dilakukan maka akan

mengakibatkan kualitas lingkungan hidup semakin menurun dan dapat

mengancam keberlangsungan kehidupan manusia dan mahluk hidup

lainnya, sehingga perlu dilakukan pengelolaan lingkungan hidup yang

sungguh-sungguh. Agar pengelolaan, pelestarian dan pembangunan yang

dilakukan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan maka dibuatlah

Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

di Provinsi Jambi.

Melaksanakan peraturan yang berupa suatu konsep tentunya tidak

akan mudah karena adanya beberapa faktor penghambat dari dalam

maupun dari luar. Oleh karena itu, perlu adanya analisis terhadap peraturan

8 http://jambi.tribunnews.com/tag/sungai-tembuku. Diakses tanggal 15 januari 2019.

9 Ibid.

Page 17: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

yang bertujuan untuk mengawasi jalannya peraturan tersebut sehingga

tidak keluar dari jalur yang telah ditetapkan.10

Dengan latar belakang yang seperti itu maka saya tertarik untuk

meneliti bagaimana “Implementasi Peraturan Daerah No. 6 Tahun

2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Di Sungai

Tembuku Kota Jambi)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis

dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana potret lingkungan hidup di sekitar sungai tembuku Kota

Jambi ?

2. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi pencemaran

lingkungan yang terjadi di sungai tembuku Kota Jambi Berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi Jambi No. 6 Tahun 2012 Tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup ?

3. Bagaimana dampak Peraturan Daerah Provinsi Jambi no. 6 tahun 2012

tentang pengelolaan lingkungan hidup terhadap kesadaran masyarakat

dalam menjaga lingkungan hidup ?

C. Batasan Masalah

Oleh karena keterbatasan kemampuan menulis dan waktu

penelitian, maka penulis memberi batasan masalah yaitu hanya melakukan

penelitian di sekitar Sungai Tembuku yang terletak di Jalan Pamuk,

10

Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup Di Provinsi Jambi.

Page 18: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Kelurahan Kasang, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi tentang

Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi No. 6 Tahun 2012 Tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Di Sungai Tembuku Kota

Jambi). Penelitian ini pertama kali dilakukan pada januari 2019.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan yang tetah dirumuskan

sebelumnya, maka dalam penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan

beberapa tujuan penelitian, yaitu :

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui potret lingkungan hidup di sekitar sungai tembuku

kota jambi

b. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam mengatasi pencemaran

lingkungan yang terjadi di sungai tembuku Kota Jambi Berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi Jambi No. 6 Tahun 2012 Tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup

c. Untuk mengetahui dampak peraturan daerah provinsi jambi no. 6 tahun

2012 tentang pengelolaan lingkungan hidup terhadap kesadaran

masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup

2. Kegunaan Penelitian

a. Untuk menambah wawasan bagi penulis khususnya dan bagi para

pembaca pada umumnya.

b. Menjadi pengetahuan bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga

kelestarian dan kebersihan lingkungan hidup.

Page 19: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

c. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1)

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

E. Kerangka Konseptual

Sebagai landasan dalam penelitian ini diperlukan suatu kajian

yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti dilapangan

dengan kerangka konseptual yang diperlukan dan diinvestasikan sebagai

berikut :

1. Implementasi

Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan

publik. Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan

dirumuskan dengan tujuan yang jelas. Implementasi adalah suatu

rangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada

masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil

sebagaimana yang diharapkan.11

Implementasi Peraturan Daerah pada prinsipnya adalah cara agar

sebuah Peraturan Daerah dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan

kurang. Untuk mengimplementasikan Peraturan Daerah, maka ada dua

pilihan langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam

bentuk program- program atau melalui formulasi peraturan derivate atau

turunan dari peraturan tersebut. Kebijakan publik dalam bentuk undang-

undang atau Peraturan Daerah adalah jenis kebijakan yang

11

Afan Gaffar,Implementasi Peraturan Daerah, (Bandung : Binacipta, 2009), hlm.295.

Page 20: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

memerlukan kebijakan publik penjelas atau sering diistilahkan sebagai

peraturan pelaksanaan.12

2. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dimaksud

dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya

sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,

pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.13

Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan

asas tanggung jawab negara, asas berkelanjutan dan asas manfaat

bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.14

Adapun sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah :

a. Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan

antara manusia dan lingkungan hidup

12 Ibid

13 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup. 14

Emil Salim, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta : Mutiara 1982), hlm.34.

Page 21: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insane lingkungan

hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan

membina lingkungan hidup

c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi

masa depan

d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup

e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana

f. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia

terhadap dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah Negara

yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan

hidup.

Pengelolaan lingkungan hidup bukan semata-mata menjadi

tanggung jawab pemerintah. Swasta dan masyarakat juga sangat

penting peran sertanya dalam melaksanakan kebijaksanaan

pengelolaan lingkungan hidup. Negara hukum sebagai konsep yang

mapan termasuk didalamnya meliputi alat-alat perlengkapan negara,

khususnya alat-alat dari pemerintah yang dalam tindakan-tindakannya,

baik terhadap pra warga negara maupun dalam hubungannya dengan

institusi negara lain, tidak boleh sewenang-wenang, melainkan harus

memperhatikan peraturan-peraturan hukum yang berlaku. Begitupun

dengan para anggota masyarakat, dalam hubungan kemasyarakatan

juga harus tunduk pada peraturan-peraturan hukum yang berlaku.

Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban berperan serta dalam

Page 22: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

rangka pengelolaan lingkungan hidup, sehingga dapat tercapai

kelestarian fungsi lingkungan hidup.15

Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya

untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup. Daya dukung merupakan kemampuan lingkungan

hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup

lain, sedangkan daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan

lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain

yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.16

Upaya perlindungan lingkungan dilakukan berdasarkan baku

mutu lingkungan, baik berupa kriteria kualitas lingkungan maupun

kualitas buangan atau limbah. Baku mutu lingkungan hidup adalah

ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang

ada atau harus ada dan unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya

dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.

Baku mutu sebagai tolok ukur untuk menetapkan apakah lingkungan

telah rusak atau apakah suatu kegiatan telah merusak lingkungan perlu

dilaksanakan dan diacu dalam kegiatan pembangunan nasional. Baku

mutu lingkungan dapat berbeda untuk setiap wilayah atau waktu

yang berbeda mengingat adanya perbedaan kondisi lingkungan, tata

ruang dan teknologi. Pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya

alam menjadi masalah mendasar dalam keberlanjutan pembangunan dan

15

Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan Buku I (Bandung : Binacipta, 1980), hlm.67. 16

Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Ilmu Negara Hukum dan Politik.(Jakarta : Eresco,1991),

hlm.37.

Page 23: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

perekonomian nasional. Krisis lingkungan hidup dan kerusakan

sumber daya alam menjadi fenomena umum pembangunan.17

3. Studi Kasus

Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial.

Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan

longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang

disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis

dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan

pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang

mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi

riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan

menguji hipotesis.18

Pendapat lain menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu strategi

riset, penelaahan empiris yang menyelidiki suatu gejala dalam latar

kehidupan nyata. Strategi ini dapat menyertakan bukti kuatitatif yang

bersandar pada berbagai sumber dan perkembangan sebelumnya dari

proposisi teoretis. Studi kasus dapat menggunakan bukti baik yang bersifat

kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian dengan subjek tunggal

memberikan kerangka kerja statistik untuk membuat inferensi dari data

studi kasus kuantitatif.19

17

Seputar Pengetahuan.Com, Pengertian Lingkungan Hidup,

https://www.seputarpengetahuan.com/2016/03/9-pengertian-lingkungan-hidup-menurutpara-ahli.html,

diakses tanggal 30 desember 2018. 18

https://id.wikipedia.org/wiki/Studi_kasus. Diakses tanggal 28mei 2019 19

Ibid

Page 24: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Seperti halnya pada tujuan penelitian lain pada umumnya, pada

dasarnya peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus

bertujuan untuk memahami objek yang ditelitinya. Meskipun demikian,

berbeda dengan penelitian yang lain, penelitian studi kasus bertujuan

secara khusus menjelaskan dan memahami objek yang ditelitinya secara

khusus sebagai suatu ‘kasus’. Berkaitan dengan hal tersebut, bahwa tujuan

penggunaan penelitian studi kasus adalah tidak sekadar untuk

menjelaskan seperti apa objek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan

bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi. Dengan

kata lain, penelitian studi kasus bukan sekadar menjawab pertanyaan

penelitian tentang ‘apa’ objek yang diteliti, tetapi lebih menyeluruh dan

komprehensif lagi adalah tentang ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ objek

tersebut terjadi dan terbentuk sebagai dan dapat dipandang sebagai suatu

kasus.20

Ada lima komponen dari proses yang dinamis dan interaktif yang

terdapat dalam studi kasus penelitian ini antara lain sebagai berikut :

a. Inventarisasi

Secara tradisional, dan laporan mendokumentasikan basis sumber

daya alam, dan penggunaannya. Sekarang ada beberapa teknologi baru

yang memungkinkan pegeseran dari pola bentang darat yang statis ke

pendekatan yang Parametris, yang memfokuskan pada hal-hal

20

https://id.wikipedia.org/wiki/Studi_kasus. Diakses tanggal 28 mei 2019.

Page 25: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

lingkungan dan diperlukan untuk membentuk proses- proses

bentang darat dan jawaban-jawaban biologis.

b. Evaluasi

Pemakaian data abiotik (cuaca, lapangan tanah, dan substrate)

sebagai basis untuk mengevaluasi tanah dan gunanya untuk pertanian,

penggembalaan dan penebangan hutan sudah lama berjalan.21

c. Perencanaan

Definisi-Definisi resmi tentang perencanaan menunjukkan bahwa

ada aneka ragam pendekatan untuk proses yang sangat penting ini.

Apabila berhasil, perencanaan harus memperhitungkan faktor- faktor

tertentu seperti faktor fisik, biologis, ekonomis, sosial, budaya,

hukum, dan administratif.22

d. Pengelolaan

Belum ada yang namanya bidang pengelolaan lingkungan hidup

atau ahli pengelolaan lingkungan hidup, tetapi ahli pengelolaan dari

bidang lain dapat dicari untuk mengelola lingkungan hidup, misalnya

dari bidang pembangunan perkotaan dan industri; pertambangan;

kehutanan; pariwisata ekologis, serta pengelolaan tanaman-tanaman

yang dilindungi.

e. Pemantauan

Masalah yang terakhir, tetapi tidak kurang pentingnya,

pengelolaan lingkungan hidup tidak akan berhasil tanpa adanya

21

Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan, Buku I, (Bandung : Binacipta, 1982), hlm.38. 22

Ibid

Page 26: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

pemantauan berjalannya sistem tersebut, apakah di tingkat

nasional, propinsi, lokal, atau suatu sistem produksi tertentu.23

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian-penelitian mengenai analisis lingkungan hidup banyak

dibahas oleh beberapa peneliti baik yang dituangkan dalam skripsi

maupun thesis. Berikut ini adalah beberapa contoh penelitian yang

meneliti tentang pengelolaan lingkungan hidup:

1. Penelitian yang ditulis oleh Dewi Mardikawati24

dengan judul skripsi

Pencemaran Lingkungan di Sungai Dawe ditulis tahun 2015.

Penelitian ini membahas tentang Akibat Kegiatan Pembuangan

Limbah Industri Pabrik Tahu. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat

deskriptif. Dalam penelitian ini membahas tentang pencemaran sungai

yang sangat mengkhawatirkan dan minimnya kesadaran masyarakat

terhadap peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah pusat maupun

daerah, sehingga menyebabkan pencemaran sungai yang berdampak

tercemarnya sumur warga sekitar.25

23

Desni Bram, Politik Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Malang : Setara Press, 2013)

,hlm 3. 24

Mahasiswi Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Judul skripsi Penelitian tentang Pencemaran Lingkungan di Sungai Dawe Akibat Kegiatan Pembuangan Limbah Industri Pabrik Tahu (Kabupaten Kudus) ditulis tahun 2015.

25 Ibid

Page 27: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

2. Penelitian yang ditulis oleh Mustofa Niti Suparjo26

dengan judul

skripsi Kondisi Pencemaran Perairan Sungai Babon Semarang ditulis

tahun 2008. Dalam penelitian ini membahas tentang pencemaran dan

kualitas mutu perairan di Sungai Babon Semarang.27

3. Penelitian yang ditulis oleh Azwir28

dengan judul skripsi

Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri Oleh Limbah Industri

Kelapa Sawit Pt. Peputra Masterindo Di Kabupaten Kampar ditulis

tahun 2006. Dalam penelitian ini membahas tentang Daerah Aliran

Sungai Tapung Kiri dengan pengukuran tingkat pencemaran dan

beban pencemaran dari pembuangan Limbah industri kelapa sawit PT.

Peputra Masterindo.29

Sedangkan dalam penelitian ini membahas tentang implementasi

peraturan daerah nomor 6 tahun 2012 tentang pengelolaan lingkungan

hidup (studi kasus di sungai tembuku kota jambi).

Jadi antara penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan oleh

penulis saat ini memiliki perbedaan dan persamaan. Perbedaan dalam

penelitian ini adalah dari studi kasus dan metode penelitian yang

digunakan, sedangkan persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama

menganalisa peraturan daerah tentang pengelolaan lingkungan hidup yang

26 Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan Perikanan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Judul skripsi Kondisi Pencemaran Perairan Sungai Babon Semarang ditulis tahun 2008.

27 Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan Perikanan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Judul skripsi Kondisi Pencemaran Perairan

Sungai Babon Semarang ditulis tahun 2008. 28

Mahasiswa Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Judul skripsi Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri Oleh Limbah Industri Kelapa Sawit Pt. Peputra Masterindo Di Kabupaten Kampar. Ditulis tahun 2006.

29Ibid

Page 28: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

meliputi pencemaran,pembuangan limbah,dan sampah yang dibuang tidak

pada tempatnya.

Dari hasil penelitian diatas berbeda dengan penelitian penulis yaitu

Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi No. 6 Tahun 2012 Tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Di Sungai Tembuku Kota

Jambi), akan memperjelas bagaimana upaya pemerintah mengatasi

permasalahan tersebut melalui Peraturan Daerah Provinsi Jambi No. 6

Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, hal ini tentunya

perlu partisipasi dari masyarakat yang tinggal disekitar sungai agar

ditumbuhkan kesadarannya dalam hal menjaga dan mengelola lingkungan

hidup dengan baik.

Page 29: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sungai Tembuku yang berada di

kawasan Jalan Pamuk, Kelurahan Kasang, Kecamatan Jambi Timur, Kota

Jambi. Pemilihan tempat ini disengaja dengan mempertimbangkan hasil

pra-penelitian yang dilakukan oleh penulis yang melihat bahwa lokasi

penelitian ini sangat cocok dan dapat membantu penulis untuk menjawab

rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini

mengkaji tentang Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi No. 6

Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Di

Sungai Tembuku Kota Jambi). Penelitian ini dilakukan dari Bulan

Desember 2018 sampai dengan Maret 2019.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis digunakan untuk mengetahui

penerapan peraturan daerah dalam kehidupan masyarakat tentang

pengelolaan lingkungan hidup. Penelitian ini juga menggunakan

pendekatan empiris karena penulis melakukan observasi secara langsung

dilapangan, dan pendekatan penelitian ini menunjukkan pada UU yang

didasari pada Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi No. 6 Tahun

2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup sehingga pendekatan

Page 30: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

penelitian ini pada lokasi tempat yang peneliti lakukan dalam sebuah

penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang

berbentuk penelitian lapangan (field research) merupakan metode untuk

menemukan secara spesifik tentang apa yang sedang terjadi pada suatu

saat ditengah-tengah masyarakat dan menjelaskan fakta-fakta yang terjadi

secara jelas. Analisis deskriptif ini mengumpulkan data sebanyak-

banyaknya dari hasil penelitian dan untuk dianalisis maksud dan tujuan

dari penelitian ini.30

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Landasan teori

dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta

di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk

memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan

pembahasan hasil penelitian.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Dalam penelitian ini ada dua data yang digunakan yaitu data primer

dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam

penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun

30

Sugiono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, (bandung: Alfa Beta.2014), hal.205.

Page 31: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

dari lokasi objek penelitian atau keseluruhan data hasil penelitian

yang diperoleh dari lapangan.31

Data primer dalam penelitian ini

berupa hasil wawancara dan observasi langsung ke lokasi

penelitian yang terletak di sekitar sungai tembuku kota jambi.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang

diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber perantara.

Data ini diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain,

sehingga tidak bersifat autentik, karena sudah diperoleh dari tangan

kedua, ketiga, dan seterusnya.32

Data sekunder yang digunakan

berasal dari jurnal dan artikel yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Sumber Data

Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat

deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan data-data yang bersumber

dari informasi-informasi dari beberapa responden melalui hasil

wawancara dilapangan. Beberapa responden atau informan yang telah

memberikan informasi antara lain adalah Ketua pengawas pintu air

sungai tembuku dan perwakilan dari balai wilayah sungai sumatera VI

(BWSS), ketua RT 03, ketua RT 06, ketua RT 08, dan beberapa warga

yang tinggal disekitar sungai tembuku kota jambi dan wilayahnya

berada di sekitar sungai tembuku kota jambi. Menurut lofland sumber

data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan.

31 Tim penyusun, pedoman penulisan skripsi, (Jambi : fakultas syariah dan syariah press,

2012), hal.45 32

Ibid.

Page 32: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam

kata-kata dan tindakan,sumber data tertulis, dan foto.33

D. Unit Analisis

Penelitian ini dilakukan terhadap Implementasi Peraturan

Daerah Provinsi Jambi No. 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Pemilihan Sungai Tembuku Kota Jambi sebagai

unit analisis penelitian ini didasari dengan beberapa pertimbangan

pokok yaitu berkaitan dengan lingkungan sehingga mempermudah

penulis untuk melakukan unit analisis, dekatnya jarak lokasi penelitian

sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian secara

langsung.

Dengan digunakan unit analisis tersebut, maka subjek

penelitiannya berupa informan-informan yang berasal dari narasumber

yang bertugas sebagai pengawas pintu air sungai Tembuku atau

perwakilan dari Balai Wilayah Sungai Sumatera VI (BWSS) dan

masyarakat di lingkungan sungai tembuku kota jambi, sungai ini

terletak di kawasan Jalan Pamuk, Kelurahan Kasang, Kecamatan

Jambi Timur, Kota Jambi.

33

Lexi J Moloeng, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung : Binacipta, 2010), hlm.157.

Page 33: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta penelitian. Untuk penelitian kualitatif

alat utama yang digunakan adalah si peneliti itu sendiri (human

instrument). Dalam hal ini peneliti tidak bisa diganti oleh orang lain

atau instrument lain untuk melakukan penelitiannya. Jadi peneliti

terjun langsung dengan menggunakan alat-alat pengumpulan data

seperti observasi dan wawancara34

.

1. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

observasi non partisipan karena penelitian ini tidak ikut serta dalam

kegiatan yang dilakukan. Kegiatan yang dilakukan penulis pada

saat observasi yaitu penulis melihat adanya ketidaksesuaian antara

upaya yang pemerintah lakukan melalui dibentuknya perda tentang

analisis dampak lingkungan dengan tanggapan dan prilaku

masyarakat yang terjadi saat ini, sepertinya upaya yang dilakukan

pemerintah belum berjalan secara efektif dan efisien.

Observasi sebagai tehnik pengumpulan data mempunyai

ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan tehnik lainnya, yaitu

wawancara. Jika wawancara dilakukan dengan cara selalu

berkomunikasi dengan orang lain, maka observasi tidak terbatas

34

Sayuti Una, pedoman penulisan skripsi, Edisi Revisi, cet, ke-2 (Jambi : Syariah Press, 2014), hlm.37.

Page 34: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

pada orang, tetapi juga pada objek-objek alam yang lain.35

Sutrisno

mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis, dua diantara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan peringatan.36

Observasi (observation) pengamatan

merupakan suatu tehnik atau cara mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung.37

Observasi pertama dilakukan pada akhir desember

2018 dengan melakukan peninjauan secara langsung ke lokasi

Sungai Tembuku Kota Jambi dan melakukan wawancara dengan

informan-informan yang bertugas membersihkan sungai tembuku

Kota Jambi.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,

percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan

jawaban atas pertanyaan tersebut.38

Wawancara (interview)

pengumpulan data dengan pengajuan pertanyaan secara langsung

35

Sugiono , metode penelitian kualitatif kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.145. 36

Ibid, 145. 37

Nana Syaodih Sukmadinata, metode penelitian pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), hlm, 145.

38 Lexi J Moloeng, metodologi penelitian kualitatif, cet, ke 1-24, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 1989), hlm.186.

Page 35: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

oleh pewawancara/pengumpul data kepada responden, selanjutnya

jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam.39

Dalam penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah

wawancara tidak terstruktur.40

Wawancara ini bersifat bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan

data. Pedoman yang digunakan dalam wawancara jenis ini

hanyalah berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum

mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga

peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh

responden.

Penulis memilih wawancara sejenis ini karena ingin

mendapatkan data yang luas mengenai permasalahan yang diteliti.

Dengan jenis wawancara ini, peneliti mendapatkan data sesuai

dengan yang dibutuhkan dan tidak terfokus dalam bahan

wawancara akan tetapi tidak melebar dan keluar dari koridor

wawancara yang dibutuhkan.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan ke beberapa

narasumber seperti kepada ketua pengawas pintu air sungai

tembuku dan salah satu anggota dari Balai Wilayah Sungai

Sumatera VI (BWSS), ketua RT setempat yang ada disekitar

39 Encarta Encyclopedia, penelitian tengan diwawancarai respondensosiologi, (Jakarta : CV

Habsa Jaya, 2001), hlm. 98. 40

wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan.

Page 36: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

sungai tembuku, dan beberapa warga yang tinggal di sekitar sungai

tembuku Kota Jambi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data yang cara

pengambilannya melalui pencatatan yang telah ada tanpa

pengolahan. Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan

metode dokumentasi dan kepustakaan untuk memperkuat

kebenaran data yang akan dianalisis. Metode dokumentasi adalah

metode atau tehnik pengumpulan data dari dokumen resmi internal

berupa catatan manuskrip, buku, surat kabar, majalah, notulen

rapat, dan sebagainya.41

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi,

peraturan, dan kebijakan. Dokumen berbentuk gambar misalnya

foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk

karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung,

film, dan lain-lain.. studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.42

41 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), hlm.239.

42 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R & D, cet, ke-7, (Bandung : Alfabeta

2009), hlm. 240.

Page 37: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

F. Teknis Analisis Data

Setelah selesai mengumpulkan data yang berhubungan

denganpenelitian maka, tahap selanjutnya adalah analisis data, karena

penelitian ini bersifat kualitatif maka analisis data bersifat analisis

kualitatif.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan,

pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan

transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis

dilokasi penelitian.43

Dalam hal ini penulis mereduksi data dengan

memfokuskan pada rumusan masalah yang ada pada penelitian ini.

Penelitian ini lebih banyak pada dokumentasi, hal tersebut

bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang pengelolaan

lingkungan hidup di sungai tembuku kota jambi.

b. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data disini merupakan sekumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Data-data dikumpulkan dari lapangan melalui wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Data-data yang terkumpul tersebut

direduksi kemudian setelah dipilih hal-hal pokok mengenai

masalah penelitian, data tersebut bisa disajikan dalam bentuk-

43

M. Djunaidi Ghony & Fauzan Alamshur, metodologi penelitian kualitatif, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 307.

Page 38: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

bentuk teks yang bersifat naratif dan jika diperlukan penyajian

data juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan

chart.

c. Penarikan Kesimpulan

Setelah data yang terkumpul direduksi, yang selanjutnya

disajikan, maka langkah terakhir dalam menganalisis data adalah

penarikan kesimpulan mengenai sistem pengklasifikasian seperti

apa yang digunakan di daerah sungai tembuku, masalah dan

kendala-kendala apa saja yang ditemukan disana, apa faktor yang

menyebabkan tercemarnya sungai tembuku, dan upaya-upaya

untuk mengatasi kendala tersebut. Kesimpulan dalam penelitian

ini diharapkan dapat menjawab masalah penelitian yang telah

dirumuskan sejak awal.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan dan penyusunan dalam skripsi

agar berjalan dengan baik dan berjalan dengan apa yang telah penulis

tentukan sebelumnya, maka ditentukan susunan dan sistematika

penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang masalah,

Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan

Penelitian, Kerangka teori, dan Tinjauan Pustaka.

BAB II Membahas tentang Metode Penelitian, yang didalamnya

membahas tentang tempat dan waktu penelitian, pendekatan

Page 39: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

penelitian, jenis dan sumber data, unit analisis data, instrumen

pengumpulan data, dan tehnik analisis data, dan sistematika penulisan.

BAB III Gambaran umum lokasi penelitian terdiri dari : historis dan

geografis.

BAB IV Hasil penelitian dari Implementasi Peraturan Daerah Provinsi

Jambi No. 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Studi Kasus Di Sungai Tembuku Kota Jambi).

BAB V Penutup yang terdiri dari : kesimpulan dan saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA

Page 40: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI

1. Letak Geografis Sungai Tembuku Kota Jambi

Sungai Tembuku terletak di Jalan Pamuk, Kelurahan Kasang,

Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi. Sungai ini memiliki lebar 6 Meter

dan panjang ±3000 Meter. Sungai ini melintasi beberapa wilayah seperti

Kelurahan Talang Banjar, Tanjung Sari dan Kasang Jaya Kecamatan Jambi

Timur.44

Letak geografis Sungai Tembuku Kota Jambi adalah 3o 15’ lintang

selatan sampai dengan 5o 5’ lintang selatan dan diantara 103

o 31’ bujur

timur menjadi 105o 30’ bujur timur.

Sungai Tembuku melintasi beberapa wilayah seperti Kelurahan Talang

Banjar, Tanjung Sari dan Kasang Jaya Kecamatan Jambi Timur, dengan

lebar sungai ±6 Meter dan panjang. Sungai tembuku terletak di pinggir jalan

utama penghubung antara Muaro Jambi dengan Kota Jambi.

Jaman dahulu Sungai Tembuku adalah sungai yang bersih. tapi sejak

tahun 1999 masyarakat mulai membuang sampah, limbah rumah tangga,

dan limbah-limbah lainnya ke sungai tersebut. Akibatnya sekarang Sungai

Tembuku menjadi salah satu sungai terkotor di Provinsi Jambi. Aroma tidak

sedap dapat tercium bahkan ketika berdiri dengan jarak puluhann meter dari

Lokasi tersebut.

44

www.kectelanaipura.jambikota.go.id. Diakses tanggal 12 maret 2019

Page 41: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Pencemaran lingkungan juga terjadi karena tumpahan Sampah limbah

kotor dari plastik dan limbah rumah tangga bercampur. Sudah terlalu

banyak sampah dan limbah yang dibuang disungai tersebut, jika musim

hujan datang maka pemukiman warga yang berada disekitar aliran sungai

Tembuku akan terendam banjir.45

Di sungai tembuku telah dibuat pintu air oleh Balai Wilayah Sungai

Sumatera VI (BWSS) dalam hal ini diawasi langsung oleh Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jambi. Pada

awalnya fungsi pembuatan pintu air tersebut adalah untuk menekan debit air

jika air Sungai Batanghari sedang meluap agar tidak masuk ke pemukiman

warga. Karena sampah terus-menerus menumpuk dipintu air, maka

dibuatlah alat pengangkut sampah otomatis. Alat tersebut bekerja

mengangkut sampah dari dasar sungai dan langsung diarahkan ke dalam

mobil pengangkut sampah.46

45 Observasi kedua di lingkungan sungai tembuku kota jambi, tanggal 11 maret 2019

46 Ibid

Page 42: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Potret Lingkungan Hidup di Sungai Tembuku Kota Jambi

Pada tanggal 28 Maret 2018 lalu telah digelar Hari Air Sedunia di

kawasan pintu air Sungai Tembuku, Kasang, Kota Jambi. Lokasi ini juga

tempat digelarnya peringatan hari air sedunia tahun 2017 lalu.

Potret lingkungan di sekitar Sungai Tembuku Kota jambi yang terletak

di kawasan Jalan Pamuk, Kelurahan Kasang, Kecamatan Jambi Timur, Kota

Jambi terbilang memprihatinkan. Akibat Sampah yang menumpuk tidak

jarang masyarakat yang melintasi kawasan tersebut mencium aroma tak

sedap dari sampah yang bercampur dengan limbah, persoalan lain juga

berdampak buruk bagi warga yang bermukim disekitar anak sungai ini,

ketika hujan turun dengan intensitas tinggi dan tidak berfungsinya aliran

sungai menyebabkan kediaman mereka terendam banjir.

Untuk diketahui pintu air Sungai Tembuku dibangun oleh Balai

Wilayah Sungai Sumatera (WBSS) VI, Direktorat Sumber Daya Air,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), selain

berfungsi untuk mengendalikan banjir terhadap kawasan Kota Jambi,

pembangunan Jambi Flood Control (JFC) yang diresmikan tahun2016 lalu,

disebutkan juga memiliki peran sebagai penyaring tidak masuknya sampah

ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari.47

47

http://brandanews.co.id/jambi-peringati-hari-air-seduia-disungai-tembuku.html. Diakses tanggal 12 Maret 2019

Page 43: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Sungai Tembuku terbilang sangat kotor, penuh dengan sampah yang

mayoritas merupakan sampah rumah tangga yang dibuang masyarakat ke

sungai tersebut, sehingga sungai menjadi sangat kotor dan berbau

menyengat.48

B. Upaya Pemerintah dalam mengatasi pencemaran lingkungan yang

terjadi di sungai tembuku Kota Jambi Berdasarkan Peraturan

Daerah Provinsi Jambi No. 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan

publik. Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan

dirumuskan dengan tujuan yang jelas. Implementasi adalah suatu

rangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada

masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil

sebagaimana yang diharapkan.49

Implementasi Peraturan Daerah pada prinsipnya adalah cara agar

sebuah Peraturan Daerah dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan

kurang. Untuk mengimplementasikan Peraturan Daerah, maka ada dua

pilihan langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam

bentuk program- program atau melalui formulasi peraturan derivate atau

turunan dari peraturan tersebut. Kebijakan publik dalam bentuk undang-

undang atau Peraturan Daerah adalah jenis kebijakan yang

48

Observasi kedua di lingkungan sungai tembuku kota jambi, tanggal 11 maret 2019 49

Afan Gaffar,Implementasi Peraturan Daerah, (Bandung : Binacipta, 2009), hlm.295.

Page 44: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

memerlukan kebijakan publik penjelas atau sering diistilahkan sebagai

peraturan pelaksanaan.50

Pemerintah daerah telah melakukan beberapa upaya untuk

mengembalikan fungsi awal sungai tembuku dan membuat sungai

tembuku menjadi bersih. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah

Daerah untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi di Sungai

Tembuku adalah dengan terus melakukan peninjauan ke lokasi Sungai

Tembuku Kota Jambi, guna untuk memantau debit air, sampah, dan

limbah yang masuk ke sungai tembuku agar tidak mencemari pemukiman

warga di sekitar sungai.

Langkah antisipasi serta tindakan cepat diupayakan Pemerintah

Provinsi Jambi dan Pemkot Jambi di lokasi hilir aliran air menuju Sungai

Batanghari agar Sampah yang menumpuk menimbulkan bau bahkan

menebarkan penyakit tidak masuk ke aliran sungai batanghari.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh bapak Rizal Manaf, SE selaku

ketua pengawas pintu air tembuku sebagai berikut :

“pemerintah daerah khususnya pemerintah kota telah melakukan

peninjauan ke sungai tembuku. Peninjauan tersebut dilakukan oleh

kementerian PUPR dan Balai Wilayah Sungai Sumatera VI.

Peninjauan tersebut dilakukan untuk mengetahui debit air, sampah,

dan limbah yang masuk ke sungai tembuku dan dilakukan upaya

pencegahan agar tidak masuk ke pemukiman warga yang berada

disekitar sungai tembuku”51

50 Ibid 51

wawancara dengan Bapak Rizal Manaf. SE, kepala pengawas pintu air Tembuku Kota Jambi, 11 maret 2019.

Page 45: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Salah satu upaya pemerintah dalam mengembalikan fungsi sungai

tembuku juga berlandaskan aturan-aturan yang terdapat pada Peraturan

Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup Di Provinsi Jambi seperti yang tercantum dalam BAB.

IV tentang Wewenang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 7 sebagai

berikut :

Dalam Pengelola Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi mempunyai

wewenang :

a. mengelola dan mengoordinasikan pengendalian lingkungan hidup lintas

Kabupaten / Kota ;

b.merencanakan, mengevaluasi dan melaksanakan kegiatan

pengelolaan lingkungan hidup;

c. mengatur pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatannya sesuai

dengan kewenangannya ;

d. mengatur dan mengamankan kelestarian sumber daya air dan lahan

lintas Kabupaten/Kota ;

e. melakukan penilaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) bagi setiap kegiatan yang potensial menimbulkan dampak

besar dan penting, baik yang berdampak positif maupun negatif yang

lokasinya lebih dari satu kabupaten/kota dan kegiatannya berada dalam

rentang kendali Pemerintah Provinsi ;

f. melakukan pengawasan dan pengembangan sumber daya alam,

konservasi lintas kabupaten / kota ;

Page 46: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

g. menyelenggarakan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup lainnya

berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Penjabaran operasional dan wilayah kewenangan lintas

Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a ditetapkan

lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.52

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Rizal, disebutkan

bahwa salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai

berikut:

“Upaya pemerintah yang terus dilakukan adalah mengurangi

tumpukan sampah setiap harinya dengan cara dibangun alat

pengangkut sampah otomatis yang bisa mengangkut sampah dari

dasar sungai dan langsung diarahkan ke mobil pengangkut sampah.

Supaya tidak mencemari air sungai batanghari, Pemerintah Daerah

juga membangun stasiun pompa tembuku untuk menyaring air

limbah agar tidak masuk ke Daerah Aliran Sungai (DAS)

Batanghari”.53

Menurut pengakuan Bapak Rizal, upaya yang dilakukan oleh

pemerintah tersebut dinilai dapat mengurangi debit sampah yang masuk

setiap harinya ke sungai tembuku, walaupun hasil yang didapatkan belum

maksimal tapi pemerintah akan terus berupaya membersihkan sungai

tembuku dari sampah dan limbah-limbah lainnya.

Hal ini terus dilakukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan

PERDA No. 6 tahun 2012 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup Bagian

Kedua Pasal 3 yang bertujuan sebagai berikut :

52

Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup Di Provinsi Jambi seperti yang tercantum dalam BAB. IV tentang Wewenang Pengelolaan

Lingkungan Hidup Pasal 7 53

wawancara dengan Bapak Rizal Manaf. SE, kepala pengawas pintu air Tembuku Kota

Jambi, 11 maret 2019.

Page 47: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

a. Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan

masyarakat dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

hidup;

b. Menjamin kesehatan, keselamatan, dan kehidupan manusia;

c. Menjamin kelangsungan kehidupan mahluk hidup dan

kelestarian ekosistem;

d. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;

e. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

lingkungan hidup;

f. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan

generasi masa depan;

g. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan

hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia;

h. Mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam secara

bijaksana

i. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan.54

Kesimpulan dari uraian diatas adalah Pemerintah Daerah telah

melakukan beberapa upaya guna mengembalikan fungsi awal Sungai

Tembuku dengan cara mengimplementasikan Peraturan Daerah Provinsi

Jambi no. 6 tahun 2012 tentang pengelolaan lingkungan hidup melalui

program-program yang telah dilaksanakan secara langsung seperti melakukan

54

Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup di Provinsi Jambi.

Page 48: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

peninjauan ke lokasi Sungai Tembuku Kota Jambi, guna untuk memantau

debit air, sampah, dan limbah yang masuk ke Sungai Tembuku agar tidak

mencemari pemukiman warga di sekitar sungai.

C. Dampak Peraturan Daerah Provinsi Jambi no. 6 tahun 2012 tentang

pengelolaan lingkungan hidup terhadap kesadaran masyarakat dalam

menjaga lingkungan hidup.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dampak dari

penerapan Peraturan Daerah tersebut belum berjalan sebagaimana

mestinya. Hal tersebut ditandai dengan kesadaran masyarakat yang masih

sangat rendah dalam hal menjaga kebersihan dan lingkungan hidup.

Dari hasil observasi diatas dibenarkan juga oleh pernyataan kepala

pengawas pintu air sungai tembuku, Bapak Rizal Manaf, SE sebagai

berikut:

“Dulu sekitar tahun 1980 keadaan di sungai tembuku sangat bersih

dan terawat. Air sungainya pun bisa digunakan untuk keperluan

sehari-hari seperti mandi,mencuci,mencari ikan,dan kegiatan-

kegiatan lainnya. Tapi keadaan sungai tembuku mulai berubah

sekitar tahun 1990 ketika mulai terjadinya pertumbuhan penduduk

yang sangat pesat di sekitar sungai tembuku. Hal tersebut menjadi

salah satu penyebab kotor dan tercemarnya sungai tembuku karena

banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai”.55

Menurut penuturan Ketua Pengawas pintu air Sungai Tembuku

sekaligus anggota dari Balai Wilayah Sungai Sumatera VI (BWSS)

sebagai berikut :

55

wawancara dengan Bapak Rizal Manaf. SE, kepala pengawas pintu air Tembuku Kota

Jambi, 11 maret 2019.

Page 49: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

“PERDA Provinsi Jambi no. 6 tahun 2012 tentang pengelolaan

lingkungan hidup sepertinya belum berjalan sebagaimana mestinya

karena kesadaran masyarakat masih sangat rendah dalam hal

menjaga kebersihan lingkungan, masih banyak masyarakat yang

dengan sengaja membuang sampah dan limbah-limbah lainnya ke

sungai tembuku”.56

Dijelaskan lagi oleh Bapak Rizal dalam kutipan wawancara

sebagai berikut :

“Sepertinya sebagian besar masyarakat masih belum mengetahui

adanya peraturan daerah tersebut dan selama ini tidak ada sanksi

yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat yang

membuang sampah dan limbah-limbah lainnya ke sungai

tembuku”.57

Pernyataan diatas dibenarkan oleh bapak selamet selaku ketua rt 08

yang berada disekitar sungai tembuku :

“dulu sekitar tahun 2016 sudah dilakukan sosialisasi tentang

adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan

lingkungan hidup dalam hal ini disampaikan langsung oleh Balai

Wilayah Sungai Sumatera VI kepada warga yang berada disekitar

sungai tembuku. Disampaikan juga bahwa ada sanksi jika masih

ada warga yang membuang sampah dan limbah-limbah lainnya ke

sungai tembuku. Setelah itu keadaan di sungai tembuku mulai

membaik ditandai dengan berkurangnya sampah yang ada disungai

tersebut.

Tapi hal tersebut tidak berlangsung lama karena masyarakat

kembali kepada kebiasaan mereka yaitu membuang sampah ke

sungai.”58

Dalam hal ini penulis juga melakukan wawancara dengan bapak

budi selaku ketua RT 06 yang berada di sekitar sungai tembuku kota

jambi:

56

Observasi Kedua Di Lingkungan Sungai Tembuku Kota Jambi, tanggal 11 maret 2019 57

wawancara dengan Bapak Rizal Manaf, SE kepala pengawas pintu air Tembuku, 11 maret 2019

58 wawancara dengan Bapak Selamet ketua RT 08 yang berada disekitar Sungai Tembuku, 11

maret 2019

Page 50: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

“warga di RT 06 sepertinya banyak yang belum mengetahui

adanya perda yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan

hidup. Tapi sampah-sampah yang menumpuk di sungai tembuku

tidak semua nya berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar

sungai tembuku. Sampah-sampah tersebut sebagian merupakan

sampah kiriman dari luar daerah seperti dari kelurahan jelutung,

dan dari arah rumah sakit bhayangkara dan dr. Bratanata. Namun

yang terkena dampak nya adalah warga yang tinggal disekitar

sungai tembuku kota jambi”.59

Hal yang sama juga diungkapkan oleh bapak samino, ketua RT 03

yang berada di sekitar sungai tembuku kota jambi :

“sebagian masyarakat mungkin ada yang sudah mengetahui adanya

PERDA yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan hidup, dan

PERDA tersebut beberapa waktu yang lalu sempat dipasang di

sekitar pagar sungai tembuku dalam bentuk spanduk. Tapi sampah

yang ada bukan hanya dari warga sekitar, namun banyak juga

kiriman dari beberapa daerah yang berada tidak jauh dari sungai

tembuku kota jambi, dan wilayah yang terkena dampak paling

parah dari tercemarnya sungai tembuku adalah RT 03, RT 06, dan

RT 08 yang berada paling dekat dengan sungai tembuku”.60

Dari peryataan diatas bisa disimpulkan bahwa sosialisasi sudah

dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat disekitar sungai tembuku

agar mereka dapat menjaga dan mengelola lingkungan hidup dengan baik.

Tapi sepertinya masih sangat banyak masyarakat yang tidak mengetahui

atau tidak peduli dengan adanya peraturan-peraturan daerah yang

mengatur tentang pengelolaan lingkungan hidup. Dalam hal ini pemerintah

sudah menjalankan tugasnya dengan cara memberikan sosialisasi kepada

masyarakat tentang adanya Peraturan Daerah Provinsi Jambi nomor 6

tahun 2012 tentang pengelolaan lingkungan hidup di provinsi jambi.

59

wawancara dengan Bapak Budi ketua RT 06 yang berada disekitar Sungai Tembuku, 30 maret 2019

60 wawancara dengan Bapak Samino ketua RT 03 yang berada disekitar Sungai Tembuku, 30

maret 2019

Page 51: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Hal tersebut tentunya sudah diatur didalam Peraturan Daerah

Provinsi Jambi nomor 6 tahun 2012 tentang pengelolaan lingkungan hidup

di provinsi jambi pasal 8 sebagai berikut :

Dalam menjalankan kewenangannya sebagaimana dimaksud pada

Pasal 7, Pemerintah Provinsi memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

a. melakukan koordinasi dan/atau kerja sama dengan Pemerintah Pusat,

Pemerintah Kabupaten/Kota dan pihak lain ;

b. meningkatkan pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam

pengelolaan lingkungan hidup ;

c. memberikan pelayanan pengaduan dan mediasi kasus/sengketa

lingkungan hidup

d. melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum lingkungan hidup ;

e. bekerja sama dengan swasta dan masyarakat dalam memberdayakan

pengelolaan lingkungan hidup ;

f. bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka

pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan sehat;

g. mendorong pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup Kabupaten/Kota

berdasarkan koordinasi dan kerja sama yang saling menguntungkan.61

Dalam masalah diatas dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya

koordinasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang adanya perda yang

mengatur pengelolaan lingkungan hidup di provinsi jambi, sehingga masih

banyak masyarakat yang tidak mengetahui aturan-aturan yang ada didalam

61

Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup di Provinsi Jambi Pasal 8

Page 52: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

perda dan tidak mengetahui bahwa ada sanksi-sanksi tertentu yang

diterapkan kepada siapa saja yang melanggar aturan-aturan didalam perda

tersebut.

Selanjutnya Bapak Rizal Manaf, SE mengatakan bahwa telah ada

kerjasama beberapa pihak dalam upaya membersihkan sungai tembuku.

“Sampah-sampah di sungai tembuku mulai berkurang karena

pemerintah telah melakukan berbagai upaya salah satu nya adalah

bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum Dan

Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Wilayah Sungai Sumatera VI

(BWSS)”.62

Sampah-sampah yang berhasil diangkat dari sungai langsung di

bawa ketempat pembuangang akhir (TPA) Talang Gulo seperti dalam

kutipan wawancara dibawah ini:

“Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan cara melakukan

pembersihan setiap hari dan mengangkut sampah untuk dibuang ke

tempat pembuangan akhir (TPA) Talang gulo, lalu membuat

penyaringan air supaya air limbah tidak masuk ke Daerah Aliran

Sungai (DAS) Batanghari”.63

Seharusnya masyarakat harus memiliki pemahaman dan kesadaran

dalam hal menjaga lingkungan hidup karena menjaga lingkungan hidup

adalah kewajiban semua masyarakat. Seperti yang tertuang dalam

Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 tahun 2012 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup BAB III tentang Hak dan Kewajiban Pasal

5, dalam pengelolaan lingkungan hidup setiap orang berhak :

1. Memanfaatkan sumber daya alam secara sah yang berwawasan

lingkungan;

62

wawancara dengan Bapak Rizal Manaf, SE kepala pengawas pintu air tembuku, 11 maret 2019

63 Observasi kedua dilapangan, tanggal 11 maret 2019

Page 53: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

2. Memperoleh informasi tentang pengelolaan lingkungan hidup

yang baik dan sehat sebagai bagian hak asasi manusia;

3. Berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4. Menyiapkan laporan/pengaduan terjadinya pencemaran dan

kerusakan lingkungan hidup;64

Pasal 6 :

1. Dalam pengelolaan lingkungan hidup setiap orang wajib :

a. Memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup:

b. Mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup;

c. Menanggulangi kerusakan dan pemulihan lingkungan

hidup;

d. Melakukan efisiensi secara terpadu dan terarah terhadap

pemanfaatan sumber daya alam;

2. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan

berkewajiban memberikan informasi yang benar, akurat,

terbuka, dan tepat waktu mengenai pengelolaan lingkungan

hidup.65

64

Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup Di Provinsi Jambi. 65

Ibid.

Page 54: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijabarkan pada bab

sebelumnya, berdasarkan instrumen-instrumen yang telah digunakan

maka penulis dapat menyimpulkan hasil dari Implementasi Peraturan

Daerah Provinsi Jambi No. 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Studi Kasus di Sungai Tembuku Kota Jambi)

adalah sebagai berikut :

Sungai tembuku Kota Jambi berada di kawasan Jalan Pamuk,

Kelurahan Kasang, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi. Kondisi

sungai tembuku saat ini sangat memprihatinkan karena banyaknya

sampah yang menumpuk dan hal ini kerap terjadi saat datang musim

penghujan, hingga menghambat proses sirkulasi air, salah satunya di

sekitar Sungai Tembuku dan anak Sungai Tembuku. Akibatnya tidak

jarang masyarakat yang melintasi kawasan tersebut mencium aroma

tak sedap dari sampah yang bercampur dengan limbah itu, persoalan

lain juga berdampak buruk bagi warga yang bermukim disekitar anak

sungai ini, ketika hujan turun dengan intensitas tinggi dan tidak

berfungsinya aliran sungai menyebabkan kediaman mereka terendam

banjir.

Sebelumnya Pemerintah Kota Jambi bersama Balai Wilayah

Sungai Sumatera VI, telah berupaya melakukan normalisasi sungai

Page 55: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

tembuku dan anak sungai tembuku, dengan memasang alat untuk

membersihkan sampah yang berada di pintu air, sehingga ketika

sampah menumpuk secara otomatis alat tersebut menaikkan sampah ke

dalam mobil pengangkut sampah. Hanya saja alat tersebut dinilai

masih belum maksimal mengatasi persoalan ini.

1. Potret lingkungan di sekitar Sungai Tembuku Kota jambi terbilang

buruk dan memprihatinkan. Akibat Sampah yang menumpuk tidak

jarang masyarakat yang melintasi kawasan tersebut mencium

aroma tak sedap dari sampah yang bercampur dengan limbah,

persoalan lain juga berdampak buruk bagi warga yang bermukim

disekitar anak sungai ini, ketika hujan turun dengan intensitas

tinggi dan tidak berfungsinya aliran sungai menyebabkan kediaman

mereka terendam banjir. Aroma tidak sedap dapat tercium bahkan

ketika berdiri dengan jarak puluhan meter dari Lokasi tersebut.

Pencemaran lingkungan juga terjadi karena tumpahan Sampah

limbah kotor dari plastik dan limbah rumah tangga bercampur. Jika

sampah dan limbah-limbah tersebut terus dibiarkan maka bisa

menjadi sumber penyakit.

2. Pemerintah Daerah terus melakukan peninjauan ke lokasi sungai

tembuku kota jambi, guna untuk memantau debit air, sampah, dan

limbah yang masuk ke sungai tembuku agar tidak mencemari

pemukiman warga di sekitar sungai. Upaya pemerintah yang terus

dilakukan adalah mengurangi tumpukan sampah setiap harinya

Page 56: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

dengan cara dibangun alat pengangkut sampah otomatis yang bisa

mengangkut sampah dari dasar sungai dan langsung diarahkan ke

mobil pengangkut sampah. Supaya tidak mencemari air sungai

batanghari, Pemerintah Daerah juga membangun stasiun pompa

tembuku untuk menyaring air limbah agar tidak masuk ke Daerah

Aliran Sungai (DAS) Batanghari.

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dampak dari

penerapan Peraturan Daerah tersebut belum berjalan sebagaimana

mestinya. Hal tersebut ditandai dengan kesadaran masyarakat yang

masih sangat rendah dalam hal menjaga kebersihan dan lingkungan

hidup. Menurut penuturan Ketua Pengawas pintu air Sungai

Tembuku sekaligus anggota dari Balai Wilayah Sungai Sumatera

VI (BWSS), kesadaran masyarakat masih sangat rendah dalam hal

menjaga kebersihan lingkungan, masih banyak masyarakat yang

dengan sengaja membuang sampah dan limbah-limbah lainnya ke

sungai tembuku.

Sepertinya sebagian besar masyarakat masih belum mengetahui

adanya peraturan daerah tersebut dan selama ini tidak ada sanksi

yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat yang

membuang sampah dan limbah-limbah lainnya ke sungai tembuku.

Sampah-sampah di sungai tembuku mulai berkurang karena

pemerintah telah melakukan berbagai upaya salah satu nya adalah

bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum Dan

Page 57: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Wilayah Sungai Sumatera VI

(BWSS). Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan cara

melakukan pembersihan setiap hari dan mengangkut sampah untuk

dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Talang gulo, lalu

membuat penyaringan air supaya air limbah tidak masuk ke Daerah

Aliran Sungai (DAS) Batanghari.

B. Saran

Dengan adanya kesimpulan yang telah dikemukakan di atas,

penulis menyarankan agar dilakukannya sosialisai Peraturan Daerah

Provinsi Jambi Nomor 6 tahun 2012 tentang Pengelolaan Hidup

kepada masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal disekitar aliran

sungai tembuku agar mereka mengetahui aturan-aturan yang telah

dibuat dalam PERDA tersebut supaya tidak ada lagi masyarakat yang

melanggar aturan dan membuang sampah serta limbah-limbah lainnya

ke sungai tembuku. Karena jika hal tersebut terus dilakukan maka akan

mengancam kelestarian lingkungan hidup dan sungai tembuku akan

semakin tercemar.

Akibat dari tercemarnya sungai tembuku akan dirasakan oleh

masyarakat itu sendiri. Sepertinya pemerintah juga harus mengambil

sikap tegas sesuai dengan aturan yang telah tertulis di dalam PERDA

tersebut dengan cara menerapkan sanksi bagi siapa saja yang

melanggar aturan dan bagi masyarakat yang tetap membuang sampah

ke sungai. Jika sanksi tegas diterapkan, mungkin dapat mengurangi

Page 58: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

jumlah sampah yang dibuang ke sungai dan secara tidak langsung

masyarakat ikut menjaga kelestarian dan pengelolaan lingkungan

hidup.

Page 59: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Prof. Dr. K.E.S Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta :

Kharisma Putra Utama, 2016.

Jaringan Informasi Sains Bumi Internasional Universitas Columbia

Emil Salim, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Mutiara, Jakarta,1982

Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan Buku I: Umum,

Binacipta,Bandung, 1980.

Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Ilmu Negara Hukum dan Politik,Eresco,

Jakarta,1991.

Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan, Buku IV, Global,

Binacipta,Bandung, 1982.

Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan, Buku IV, Global,

Binacipta,Bandung, 1982.

Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan, Buku IV, Global,

Binacipta,Bandung, 1982.

Desni Bram, Politik Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup, Setara

Press,Malang, 2013.

Sugiono,Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif,dan r % d,

Bandung: Alfa Beta.2014.

Sugiono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, dan r %

d,(bandung: Alfa Beta.2014.

Tim penyusun, pedoman penulisan skripsi, (Jambi : fakultas syariah dan

syariah press, 2012).

Ibid.

Lexi J Moloeng, metodologi penelitian kualitatif, cet, ke-1-24, Bandung:

2010.

Sayuti Una, pedoman penulisan skripsi, Edisi Revisi, cet, ke-2 Jambi

Syariah Press, 2014.

Sugiono , metode penelitian kualitatif kuantitatif R & D, CET KE-7,

Bandung: Alfabeta.

Ibid.

Nana Syaodih Sukmadinata, metode penelitian pendidikan, Bandung :

Remaja Rosdakarya, 2000.

Lexi J Moloeng, metodologi penelitian kualitatif, cet, ke 1-24, Bandung :

Remaja Rosdakarya, 1989.

Encarta Encyclopedia, penelitian tengan diwawancarai

respondensosiologi, CV Habsa Jaya.

Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 1998.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R & D, cet, ke-7,

Bandung : Alfabeta 2009.

M. Djunaidi Ghony & Fauzan Alamshur, metodologi penelitian

kualitatif, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2012).

Page 60: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

B. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2012 Tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Provinsi Jambi.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

C. Jurnal

https://www.beritasatu.com/kesra/222306-indonesia-adalah-negara-

terkotorketujuh-di-dunia.html.

https://www.kompasiana.com/nunung_nuraida/55115c068133119745bc5f

9b/indonesia-negara-terkotor-ke-3-di-dunia.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180423183600-255-

292946/kesadaran-masyarakat-indonesia-akan-kebersihan-masih-rendah.

www.kectelanaipura.jambikota.go.id.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/19/21151811/indonesia-

penyumbang-sampah-plastik-terbesar-kedua-di-dunia.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180423183600-255-

292946/kesadaran-masyarakat-indonesia-akan-kebersihan-masih-rendah.

https://media.neliti.com/media/publications/146565-ID-respon-sosial-

perempuan-melayu-jambi-ter.pdf.

http://jambi.tribunnews.com/tag/sungai-tembuku.

Seputar Pengetahuan.Com, Pengertian Lingkungan

Hidup,https://www.seputarpengetahuan.com/2016/03/9-pengertian-

lingkungan-hidup-menurutpara-ahli.html.

http://brandanews.co.id/jambi-peringati-hari-air-seduia-disungai-

tembuku.html.

D. Lain-lain

Hasil Observasi awal di lapangan, pada tanggal 15 desember 2018

Skripsi Pencemaran Lingkungan di Sungai Dawe Akibat Kegiatan

Pembuangan Limbah Industri Pabrik Tahu (Kabupaten Kudus).

Thesis tentang pencemaran dan kualitas mutu perairan di Sungai Babon

Semarang.

Thesis tentang Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri Oleh Limbah

Industri Kelapa Sawit Pt. Peputra Masterindo Di Kabupaten Kampar.

Observasi kedua dilapangan, tanggal 11 maret 2019

Page 61: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

LAMPIRAN

Gambar 1

Ket : perbedaan warna air sungai tembuku dan sungai batanghari. Sungai

tembuku berwarna hitam pekat dan sungai batanghari berwarna cokelat.

Gambar 2

ket : kondisi sungai tembuku saat ini, sampah mulai berkurang karena

setiap 3 kali seminggu dilakukan pengerukan sampah oleh Balai Wilayah

Sungai Sumatera VI (BWSS).

Page 62: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Gambar 3

Ket : Perbatasan sungai tembuku dan sungai batanghari

Gambar 4

ket : narasumber penelitian ini, Bapak Rizal selaku ketua tim penjaga pintu

air sungai tembuku dan salah satu anggota dari Balai Wilayah Sungai

Sumatera VI (BWSS).

Page 63: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun

Gambar 5

ket : pintu air sungai tembuku dan alat penyaringan air supaya air limbah

tidak masuk ke sungai batanghari.

Gambar 6

Ket : kondisi sungai tembuku yang tercemar akibat sampah dan limbah

yang dibuang ke sungai tembuku.

Page 64: Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun