187
IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM GERAKAN PEMBANGUNAN KECAMATAN BANTEN BERSATU (GERBANG RATU) DI KECAMATAN KASEMEN KOTA SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : Andri Wijaya NIM 6661102606 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, Agustus 2015

IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN

NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM

GERAKAN PEMBANGUNAN KECAMATAN BANTEN

BERSATU (GERBANG RATU)

DI KECAMATAN KASEMEN KOTA SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

Andri Wijaya

NIM 6661102606

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, Agustus 2015

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

ABSTRAK

Andri Wijaya, 6661102606, 2015. Implementasi Peraturan Gubernur Banten

Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Program Gerakan Pembangunan Kecamatan

Banten Bersatu (GERBANG RATU) di Kecamatan Kasemen Kota Serang,

Program Studi

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sultan Ageng Tirtasaya, Dr. Ayuning Budiati, MPPM (Pembimbing I) dan

Titi Stiawati , S.Sos., M.Si (Pembimbing II).

Kata Kunci: Implementasi, Program GERBANG RATU.

Program GERBANG RATU adalah program pemerintah untuk mempercepat

penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan dengan

memberikan dana bantuan sebesar 1 Milyar per kecamatan se Provinsi Banten.

Lokus dalam penelitian ini di Kecamatan Kasemen Kota Serang yang merupakan

Kecamatan yang memiliki masyarakat miskin terbanyak se Kota Serang. Fokus

dalam penelitian ini adalah Implementasi Peraturan Gubernur Banten Nomer 13

Tahun 2012 Tentang Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu

di Kecamatan Kasemen Kota Serang. Masalah yang muncul dalam penelitian ini

adalah pelaksana program tidak memahami permasalahan didaerah,

ketidakmampuannya pelaksana program dalam menentukan prioritas

pembangunan, dan kurang proporsionalnya pembagian dana. Dengan rumusan

masalahnya yaitu bagaimanakah Implementasi Peraturan Gubernur Banten Nomor

13 Tahun 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif,

instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri dengan menggunakan cara

wawancara informan penelitian, studi dokumentasi dan triangulasi. Informan

penelitian dalam penelitian ini sebanyak 8 orang. Penelitian ini menggunakan

teori Edward III yang memuat 4 indikator yaitu komunikasi, sumber daya,

disposisi, dan struktur birokrasi. Adapun hasil dalam penelitian ini berdasarkan

wawancara dengan informan penelitian Implementasi Peraturan Gubernur Banten

Nomer 13 Tahun 2012 Tentang Program Gerakan Pembangunan Kecamatan

Banten Bersatu (GERBANG RATU) di Kecamatan Kasemen Kota Serang

tersebut berjalan dengan baik. Saran yang diberikan oleh peneliti adalah

pemerintah dapat melanjutkan kembali Program GERBANG RATU dikarenakan

program ini sangat membantu masyarakat dalam hal ekonomi dan insfrastruktur

pedesaan dan dana GERBANG ratu tidak dikenakan pajak karena perhitungannya

sangat membebani masyarakat dan dana yang diperoleh minim.

Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

ABSTRACT

Andri Wijaya, 6661102606, 2015. Implementation of Regulation No.13 2012

about the GERBANG RATU in Kasemen district of Serang City, Public

Administration Department, Social and Political Faculty, Sultan Ageng

Tirtasaya University, Dr. Ayuning Budiati, MPPM (1st Advisor) and Titi

Stiawati, S. Sos., M.Si (2nd Advisor).

Keywords: Implementation, GERBANG RATU Program.

GERBANG RATU program is a government program to accelerate poverty reduction

integrally and sustained by providing a grants of 1 Billion per district in Banten

Province. The focus of this research is in Kasemen District of Serang City which has

the most many poor people in Serang City. This research is focused on the

Implementation of Banten Governor Regulation No. 13 2012 the Movement of

Development Banten District Unity program in Kasemen District of Serang City. The

problems that arise in this study are the implementation of the program did not

apprehend the problem areas, an inability of the program implementer in the defining

development priority, and the lack of proportional distribution of donation.

Formulation of the problem in this research was how the Implementation of Banten

Governor Regulation No.13 2012. The method used in this study was qualitative

research, and the instrument was the researcher himself used informant interviews

research, documentary studies and triangulation. The informants in this research as

many as 8 people. This research used the theory of Edward III, which includes four

indicators they were communication, resources, disposition, and bureaucratic

structure. The result of this research based on interview with the informants research

Implementation of Banten Governor Regulation No.13 2012 about the Movement of

Development Banten District Unity program (GERBANG RATU) in Kasemen

district of Serang City was running well. The advice that given by the researcher that

government has to continue GERBANG RATU program because this program helps

the society in terms economy and rural infrastructure and GERBANG RATU

donation should not have a taxes because the calculation was so burden on society

and the donations were raised was minim.

Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …
Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …
Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …
Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul:

“IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 13

TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM GERAKAN PEMBANGUNAN

KECAMATAN BANTEN BERSATU (GERBANG RATU) DI KECAMATAN

KASEMEN KOTA SERANG” ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini

dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti ujian sarjana (S-1) pada

Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Selama pembuatan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah memberikan

pengajaran, bantuan serta dorongan dalam upaya menyelesaikan proposal skripsi

ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada :

1. Prof. Drs. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus

penguji skripsi.

i

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

4. Mia Dwiana, S.Sos., M.Ikom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Gandung Ismanto, S.Sos., MM., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Rahmawati, S.Sos, M.Si., Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Dr. Ayuning Budiati, MPPM., Dosen Pembimbing I dalam penyusunan

skripsi yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam proses

penyusunan skripsi.

9. Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing II dalam penyusunan

skripsi yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam proses

penyusunan skripsi.

10. Anis Fuad, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan arahan dan masukan selama perkuliahan.

11. Yeni Widyastuti, M.Si, Penguji seminar proposal dan penguji sidang

skripsi yang telah memberikan saran dan arahannya agar skripsi ini

menjadi lebih baik.

12. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Yang telah

membantu penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan

ii

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

13. Seluruh Pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa

Provinsi Banten, Pegawai PNPM Mandiri Perkotaan Kota Serang, BKM

Kasemen, Kasunyatan dan Kilasah dan Tokoh Masyarakat Kelurahan

Kasemen, Kasunyatan, dan Kilasah. Yang telah memberikan informasi

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Untuk kedua orang tuaku tercinta papah dan mamah yang telah

memberikan motivasi baik moril maupun materil dan selalu tak lelah

memberikan do’a untuk keberhasilan anaknya.

15. Siti Widya Wulan Sari, S.Pd Terimakasih atas motivasinya,

pembelajarannya, serta dukungannya selama ini.

16. Teman-teman angkatan 2010 Ilmu Administrasi Negara UNTIRTA yang

saling mendukung untuk dapat menyelesaikan skripsi di tahun ini.

17. Begleiter, Kokokbeluk, dan Inter Club Indonesia Regional Serang

terimakasih sudah menjadi sahabat setia dan keluarga kedua selama ini.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan. Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Dalam kesempatan ini penulis hendak memohon maaf yang sebesar-besarnya

apabila ada kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penelitian. Peneliti

berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan kepada yang

membaca. Demikian yang disampaikan, peneliti mengucapkan banyak terimakasih.

Serang, Agustus 2015

Andri Wijaya

iii

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

ABSTRACT

PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang Masalah .......................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 15

1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 16

1.4 Rumusan Masalah.................................................................................. 16

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................... 16

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................. 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka.................................................................................... 18

iv

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

2.1.1 Pengertian Kebijakan................................................................... 19

2.1.2 Pengertian Publik......................................................................... 20

2.1.3 Pengertian Kebijakan Publik ....................................................... 21

2.1.4 Pengertian Implementasi Kebijakan ............................................ 23

2.1.5 Model Pendekatan Implemetasi Kebijakan ................................. 25

2.1.6 Definisi Program GERBANG RATU ......................................... 32

2.2 Penelitian Terdahulu.............................................................................. 33

2.3 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 35

2.4 Asumsi Dasar......................................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian................................................................................... 38

3.2 Fokus Penelitian ..................................................................................... 38

3.3 Lokasi Penelitian ................................................................................... 39

3.4 Variabel Penelitian................................................................................. 39

3.4.1 Definisi Konsep ........................................................................... 39

3.4.2 Definisi Operasional .................................................................... 40

3.5 Instrumen Penelitian .............................................................................. 42

3.6 Informan Penelitian ............................................................................... 43

3.7 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ............................................... 44

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 44

3.7.2 Teknik Analisis Data ................................................................... 48

3.8 Jadwal Penelitian.................................................................................... 52

v

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...................................................................... 53

4.1.1 Profil Kota Serang .............................................................................. 53

4.1.2 Profil Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi

Banten ......................................................................................................... 59

4.1.3 Profil Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan

Kota Serang ................................................................................................ 66

4.1.4 Profil Kecamatan Kasemen ................................................................ 69

4.2 Deskripsi Data.......................................................................................... 75

4.2.1 Informan Penelitian ............................................................................ 76

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 77

4.3.1 Komunikasi......................................................................................... 79

4.3.1.1 Transmisi ...................................................................................... 81

4.3.1.2 Kejelasan ...................................................................................... 83

4.3.1.3 Konsistensi.................................................................................... 87

4.3.2 Sumber Daya ........................................................................................ 92

4.3.2.1 Staf ................................................................................................ 92

4.3.2.2 Informasi....................................................................................... 96

4.3.2.3 Wewenang .................................................................................... 99

4.3.2.4 Fasilitas ......................................................................................... 103

4.3.3 Disposisi ............................................................................................... 106

4.3.3.1 Pengangkatan Birokrat ................................................................. 106

4.3.3.2 Insentif .......................................................................................... 108

vi

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

4.3.4 Struktur Birokrasi................................................................................. 111

4.3.4.1 Standart Operating Procedures (SOPs) ....................................... 111

4.3.1.1 Melakukan Fragmentasi ............................................................... 113

4.4 Pembahasan................................................................................................ 115

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..............................................................................................122

5.2 Saran ........................................................................................................124

vii

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

viii

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perbandingan Jumlah Penduduk Miskin Perkotaan dan Pedesaan di

Indonesia Tahun 2011-2013 ................................................................ 2

Tabel 1.2 Jumlah Pengangguran di Provinsi Banten Tahun 2014 ........................ 3

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Banten Tahun 2011-2013 ......... 4

Tabel 1.4 Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan dan Pedesaan di Pandeglang, Lebak,

Cilegon, Kota dan Kabupaten Serang Tahun 2012 .............................. 6

Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Miskin di Kota Serang Tahun 2011-2013 ............... 11

Tabel 1.6 Potensi Ekonomi di Kecamatan Kasemen ............................................ 12

Tabel 1.7 Data Perolehan Dana Bantuan Program GERBANG RATU di Kecamatan

Kasemen Kota Serang Tahun 2013 ...................................................... 14

Tabel 1.8 Jumlah Penduduk Miskin di Kelurahan Se Kecamatan Kasemen Tahun

2011-2013 ............................................................................................. 15

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ............................................................ 41

Tabel 3.2 Informan Penelitian............................................................................... 44

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara ............................................................................ 46

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian................................................................................... 52

ix

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 36

Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman.................................... 50

x

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Member Check

Lampiran 2 Dokumentasi

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4 Matriks Hasil Wawancara

Lampiran 5

Lampiran 6

Capaian Kegiatan GERBANG RATU Kota Serang 2013

Kartu Bimbingan Skripsi

xi

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi Indonesia saat ini sedang dihadapkan dengan

masalah kemiskinan yang tak kunjung usai. Pada umumnya di negara berkembang

seperti Indonesia permasalahan pendapatan yang rendah dengan masalah

kemiskinan merupakan permasalahan utama dalam pembangunan ekonomi.

Dengan demikian dalam tujuan ekonomi kedua masalah tersebut dinyatakan

bersamaan sehingga menjadi satu kalimat yaitu peningkatan pendapatan nasional

dan pengurangan kemiskinan.

Kemiskinan merupakan masalah sosial di Indonesia yang sangat kompleks

dan harus segera mendapat formula yang tepat agar cepat terselesaikan. Menurut

BPS tahun 2012 Indonesia memiliki 237.641.326 sehingga tidak bisa terhindar

dari masalah tersebut. Ini dibuktikan dari jumlah penduduk miskin yang sangat

besar yaitu 28.07 juta orang, yang mayoritas penduduk miskin adalah penduduk

pedesaan yang sulit diakses karena keterbatasan infrastruktur. Kemiskinan dapat

diartikan sebagaimana seseorang sangat sulit memenuhi kebutuhan hidupnya

dikarenakan berbagai penyebab salah satunya adalah rendahnya tingkat

pendapatan yang diperoleh. Kemiskinan yang ada saat ini lebih banyak dialami

oleh masyarakat yang tinggal dipedesaan yang jauh dari jangkauan pemerintah

dimana masyarakat yang hidupnya bergantung pada sektor pertanian. Kemiskinan

juga dapat dikatakan akibat dari kebodohan, kurang keterampilan teknis, dan etos

1

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

2

kerja yang rendah. Namun jika dipahami secara mendalam kemiskinan bukan

semata-mata akibat dari budaya, tetapi juga sangat berkaitan dengan masalah

struktur sosial.

Tabel 1.1

Perbandingan Jumlah Penduduk Miskin Perkotaan dan Pedesaan di

Indonesia Tahun 2011-2013

No Kemiskinan di Indonesia Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

1. Perkotaaan 9,11 8,4 8,5

2. Pedesaan 17,7 19,3 20,2

(Sumber : Bank Duna dan BPS (Badan Pusat Statistik) Tahun 2014

Pengangguran juga termasuk sebagai salah satu penyebab angka

kemiskinan, pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak

bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama

seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang

layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau

para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang

mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan

masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan

dan masalah-masalah sosial lainnya.

Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

persoalan kemiskinan dan pengangguran. Persoalan pengangguran lebih dipicu

oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan.

Persolan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang

kerja dipedesaan upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan multi

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

3

disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Tingkat pengangguran di Provinsi

Banten bisa menjadi salah satu penyebab tingkat kemiskinan bertambah.

Tabel 1.2

Jumlah Pengangguran di Provinsi Banten Tahun 2014

No

Daerah

Angkatan

Kerja

Pengangguran

Tingkat

Pengangguran

(%)

1. Kab. Pandeglang 469.000 33.000 7,03

2. Kab. Lebak 615.000 59.000 9,57

3. Kab. Tangerang 1.467.000 124.000 8,45

4. Kab. Serang 623.000 92.000 14,76

5. Kota Tangerang 1.001.000 78.000 7,81

6. Kota Cilegon 185.000 22.000 11,83

7. Kota Serang 273.000 27.000 10,03

8. Kota Tangsel 705.000 49.000 6,92

9. Banten 5.338.000 484.000 9,07

(Sumber : BPS Provinsi Banten Per Agustus 2014)

Menurut data di atas tingkat pengangguran di Provinsi Banten sudah

cukup tinggi, pemerintah Provinsi Banten seharusnya dapat membuka lapangan

pekerja dan membuat peluang kerja masyarakat di Provinsi Banten menjadi

banyak dan berkualitas. Peluang kerja atau lapangan kerja tidak semata-mata

hanya untuk mencari uang tetapi harus bisa membangun mental dan kepercayaan

diri masyarakat Provinsi Banten agar menjadi masyarakat yang mandiri.

Sedangkan kemiskinan di Provinsi Banten mencapai angka 690.874 ribu

orang atau 5,89% per bulan September 2012, angka yang cukup tinggi jika

melihat jumlah penduduk Provinsi Banten hanya sekitar 9.916.848 jiwa dengan

luas wilayah 8.651,20 km persegi.

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

4

Tabel 1.3

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Banten Tahun 2011-2013

No

Kabupaten/Kota

Tahun

2011 2012 2013

1. Kab. Pandeglang 140.281 127.800 117.644

2. Kab. Lebak 142.229 125.200 115.160

3. Kab. Serang 82.897 89.200 82.047

4. Kab. Tangerang 256.151 205.100 188.653

5. Kota Tangerang 106.102 124.300 114.333

6. Kota Cilegon 15.367 16.800 15.453

7. Kota Serang 32.764 40.700 37.436

8. Kota Tangerang Selatan 20.144 18.700 25.400

9. Provinsi Banten 775.791 751.000 690.874

(Sumber : Data PPLS (Pendataan Program Perlindungan Sosial) Provinsi Banten Tahun 2014)

Dengan melihat kemiskinan di Provinsi Banten yang masih tinggi

pemerintah Provinsi Banten mengeluarkan program untuk membantu

mempercepat penurunan angka kemiskinan. Mulai tahun 2012 Pemerintah

Provinsi Banten mencanangkan program Gerakan Pembangunan Kecamatan

Banten Bersatu (GERBANG RATU). Program GERBANG RATU adalah

program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan

berkelanjutan di wilayah Provinsi Banten dengan memberikan dana bantuan 1

Milyar Per Kecamatan. Dana yang digunakan pada Program Gerbang Ratu ini

menggunakan dana dari APBD Provinsi Banten. Pendekatan program GERBANG

RATU diintegrasikan dan disinergikan dengan pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, yang selama ini dinilai berhasil.

Beberapa keberhasilan PNPM Mandiri adalah berupa penyediaan lapangan kerja

dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan,

serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. Berikut ini

merupakan hasil dari PNPM Mandiri Pedesaan :

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

5

1. 62,5 juta Hari Orang Kerja (HOK) dihimpun melalui pekerjaan jangka

pendek, yang melibatkan lebih dari 5,5 juta pekerja yang berasal dari

masyarakat pedesaan dengan imbalan dengan harga setempat.

2. Dibukanya usaha dan jasa transportasi oleh masyarakat maupun pihak

lain menyusul terbangunnya jalan, jembatan dan dermaga baru yang

dikerjakan masyarakat dengan dana PNPM Mandiri Pedesaan.

3. Lebih dari 1,57 juta warga desa, pedagang dan pengusaha

kecil/rumahtangga lokal, turut mendapatkan pinjaman dalam kegiatan

simpan pinjam PNPM Mandiri Pedesaan.

(Sumber : PNPMpedesaanbanten.wordpress.com, diakses pada tanggal 4 Oktober 2014)

Program pemerintah Provinsi Banten ini diintegrasikan dengan PNPM

Mandiri karena PNPM Mandiri merupakan program nasional pemberdayaan

masyarakat yang dinilai paling representatif bagi masyarakat Indonesia dan minim

penyelewengan. Selain itu PNPM Mandiri sudah teruji dan terbukti dapat

menggerakan partisipasi masyarakat dan hasilnya sudah bisa dirasakan oleh

masyarakat Banten terutama masyarakat di pedesaan.

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

6

Tabel 1.4

Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan dan Pedesaan di Pandeglang, Lebak,

Cilegon, Kota dan Kabupaten Serang Tahun 2012

No Kabupaten/Kota Kegiatan

1. Pandeglang Membangun jalan aspal 46,6 km kaki, rabat beton

17,84 km, pengerasan telfrod 39,179 km, paving

block 22,8 km kaki, perbaikan tembok tanah 12

km, drainase 5,856 unit, jembatan 23 unit.

2. Lebak Membangun jalan aspal 157,2 km kaki, jembatan

62 unit, dan irigasi 1085 meter

3. Cilegon Membangun jalan aspal 83,2 km kaki, jembatan 7

unit

4. Kab Serang Membangun jalan aspal 137,8 km kaki, jembatan

14 unit, irigasi 1050 meter, paving block 28 km

kaki.

5. Kota Serang Membangun jalan aspal 102 km kaki, jembatan 5

unit, drainase 2013 unit, paving block 35 km.

(Sumber : Radar Banten 4 Oktober 2013)

Pada pelaksanaan program GERBANG RATU di tingkat kota/kabupaten

dikoordinasikan langsung oleh Walikota/Bupati setempat melalui Badan

Pemberdayaan Perempuan Masyarakat Desa (BPPMD) kota/kabupaten dengan

menunjuk Tim Koordinasi Pelaksanaan Program (TKPP) GERBANG RATU

yang anggotanya terdiri dari pejabat instansi terkait di daerah di bawah koordinasi

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) kota/ kabupaten.

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

7

TKPKD kota/kabupaten dalam GERBANG RATU berperan mengkoordinasikan

TKPP dari berbagai program penanggulangan kemiskinan.

Di tingkat kelurahan/desa unsur utama pelaksanaan program adalah (1)

Lurah/Kades dan perangkatnya, (2) Relawan Masyarakat, (3) BKM/LKM

(Lembaga Keswadayaan Masyarakat), (4) KSM (Kelompok Swadaya

Masyarakat). Lurah/Kades memfasilitasi pertemuan antara OC/KMW (Konsultan

Manajemen Wilayah) dan relawan masyarakat dalam upaya penyebarluasan

informasi dan pelaksanaan GERBANG RATU.

Untuk menguatkan payung hukum dan menghindari penyimpangan

diterbitkan pula Peraturan Gubernur Banten (Pergub) No. 13 Tahun 2012 tentang

Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota Se-

Provinsi Banten melalui program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten

Bersatu (Gerbang Ratu) dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri.

Visi program GERBANG RATU adalah tercapainya kesejahteraan dan

kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya

kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri

untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses

sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk

mengatasi masalah kemiskinan. Misi program GERBANG RATU adalah: (1)

peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem

pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal

dalam pembangunan infrastruktur kecamatan yang diintegrasikan dan

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

8

disinergikan dengan PNPM Mandiri; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas

infrastruktur kecamatan; (5) pengembangan jaringan kemitraan dalam

pembangunan.

Dalam rangka mencapai visi dan misi program GERBANG RATU,

strategi yang dikembangkan program GERBANG RATU yaitu menjadikan

masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan

partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa.

Berdasarkan visi, misi, dan strategi yang dikembangkan, maka program

GERBANG RATU lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai

pendekatan yang dipilih. Melalui program GERBANG RATU diharapkan

masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya

kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan pembelajaran dilakukan melalui

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas maka pendekatan atau upaya-upaya

rasional dalam mencapai tujuan program dengan memperhatikan prinsip-prinsip

pengelolaan program adalah pembangunan yang berbasis masyarakat dengan:

a. Menggunakan kecamatan sebagai lokus program.

b. Memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan.

c. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses

pembangunan partisipatif.

d. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan

karakteristik sosial dan geografis.

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

9

e. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran, kemandirian,

dan keberlanjutan.

Program GERBANG RATU pada dasarnya memiliki tujuan untuk :

1. Mempercepat penurunan angka kemiskinan, meningkatkan peran serta

masyarakat terutama kelompok masyarakat miskin dan perempuan dalam

hal perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelestarian pembangunan.

2. Melembagakan sistem pengelolaan pembangunan partisipatif dengan

mendayagunakan potensi dan sumber daya lokal.

3. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan keswadayaan masyarakat

dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan perdesaan yang

berkelanjutan.

4. Mempercepat ketersediaan Infrastruktur yang diprioritaskan dan

dibutuhkan masyarakat.

Sesuai dengan peraturan Gubernur Banten nomor 13 tahun 2012 tentang

petunjuk teknis bantuan keuangan kepada pemerintah kabupaten/kota se Provinsi

Banten melalui Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu

dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, pada bab III pasal

4 ayat (1) dan (2) dan lampiran II dari PERGUB mengenai lokasi bantuan

keuangan kabupaten/kota se Provinsi Banten melalui program GERBANG RATU

pada lokasi PNPM Mandiri perkotaan. Dengan demikian setiap kecamatan akan

mendapatkan bantuan dana stimulan sebesar 1 milyar per kecamatan. Untuk Kota

Serang terdapat 6 kecamatan dan 66 kelurahan yang mendapatkan dana dari

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

10

program GERBANG RATU di wilayah PNPM Mandiri perkotaan. Namun

program tersebut hanya berjalan satu kali anggaran saja yaitu pada tahun 2013.

Kota Serang merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang menjadi

sorotan karena tingginya angka kemiskinan. Penanggulangan kemiskinan di Kota

Serang membutuhkan penanganan yang menyeluruh dalam skala perwilayahan

yang memadai yang memungkinkan terjadinya keterpaduan antara pendekatan

sektoral, perwilayahan dan partisipatif yang dalam hal ini dipilih kecamatan

sebagai lokus program yang mampu mempertemukan perencanaan dari tingkat

pemerintah kota/kabupaten dan dari tingkat masyarakat. Sebagai lokus program,

kecamatan memiliki peranan pembangunan yang direncanakan oleh SKPD

(Satuan Kerja Pembangunan Daerah) bertemu dengan perencanaan dari

masyarakat dalam Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan)

Kecamatan sehingga dapat digalang perencanaan pembangunan yang menyeluruh,

terpadu dan selaras waktu.

Dengan demikian GERBANG RATU akan menekankan pemanfaatan

musrenbang kecamatan sebagai mekanisme harmonisasi kegiatan berbagai

program yang ada sehingga peranan Forum Badan Keswadayaan Masyarakat

(BKM)/Lembaga Keswadayaan Masyakat (LKM) tingkat kecamatan menjadi

sangat vital.

Menurut data Pendataan Perlindungan Sosial Per Tahun 2011, 2012, 2013

ada sekitar 30.529 orang yang masih tergolong miskin dari total jumlah penduduk

Kota Serang adalah 517.888 Jiwa. Jumlah masyarakat miskin tersebut tersebar di

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

11

6 kecamatan di Kota Serang antara lain Kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Curug,

Walantaka, Taktakan, dan Kasemen.

Tabel 1.5

Jumlah Penduduk Miskin di Kota Serang Tahun 2011-2013

No

Daerah

Tahun

2011 2012 2013

1 Kecamatan Serang 6.849 6.857 6.883

2 Kecamatan Cipocok Jaya 2.446 2.451 2.464

3 Kecamatan Curug 2.459 2.476 2.476

4 Kecamatan Walantaka 1.391 1.397 1.402

5 Kecamatan Taktakan 1.053 1.073 1.073

6 Kecamatan Kasemen 16.224 16.231 16.231 (Sumber : Data PPLS (Pendataan Program Perlindungan Sosial) Provinsi Banten Tahun 2014)

Menurut data di atas, kemiskinan di kecamatan se-Kota Serang setiap

tahunnya ada yang mengalami peningkatan dan ada yang tetap tidak berubah.

Kecamatan Kasemen merupakan salah satu kecamatan di Kota Serang yang

memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak se-Kota Serang. Hal ini dikarenakan

masyarakat Kecamatan Kasemen terutama di pedesaan yang hidupnya masih

bergantung pada sektor pertanian, dan jauh dari jangkauan pemerintah.

Kecamatan Kasemen merupakan daerah yang memiliki banyak potensi,

yang seharusnya dapat didayagunakan dengan baik oleh pemerintah provinsi

Banten, beberapa potensi yang ada di Kecamatan Kasemen antara lain dibidang

pariwisata (Banten Lama), pelabuhan/perikanan (Karangantu dan Margaluyu),

pertanian (Sawah Luhur, Margaluyu, Terumbu), Panglong (Pabrik Pengolah kayu)

(Kasemen). Dari sekian banyak potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Kasemen

seharusnya pemerintah Provinsi Banten memiliki pendapatan asli daerah yang

besar dan sudah tidak ada lagi warga Kasemen yang masih mengkonsumsi nasi

aking.

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

12

Tabel 1.6

Potensi Ekonomi di Kecamatan Kasemen

No Jenis Potensi Jumlah Penyerapan Karyawan

1. Pariwisata 3 -

2. Pelabuhan/Perikanan 1 -

3. Panglong (Pabrik Pengolah Kayu) 73 730 Orang

4 Pabrik Makanan Ringan 12 360 Orang

5. Pergudangan 5 35 Orang

(Sumber : Peneliti, 2015)

Pada observasi awal peneliti menemukan masalah yang muncul pada

program GERBANG RATU ini diantaranya. Pertama, kurangnya pemahaman

dan keterampilan Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa dalam pengelolaan dana kegiatan

GERBANG RATU. Setelah peneliti melakukan wawancara kepada salah satu

warga Desa Kasunyatan Kecamatan Kasemen yang bernama Aan berusia 26 tahun

mengeluhkan bantuan GERBANG RATU didaerah Kasemen ditujukan hanya

untuk pembangunan infrastruktur jalan pedesaan saja tidak bisa digunakan untuk

pembuatan sarana SAB (saluran air bersih)/MCK (mandi cuci kakus) untuk

umum, padahal pembuatan SAB (Saluran Air Bersih)/MCK (mandi cuci kakus)

sudah masuk dalam musrenbang 2012 dan tentunya sarana itu yang sangat

dibutuhkan oleh masyarakat di daerah tersebut. Permasalahan ini yang

membuktikan bahwa pelaku program kurang memahami dan keterampilan.

(Wawancara dengan narasumber Aan (26) dilakukan pada hari Kamis 23 Oktober

2014 di Kp. Kenari Desa Kasunyatan)

Kedua, ketidakmampuannya Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa dalam menentukan

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

13

prioritas pembangunan didaerah masing-masing. Setelah peneliti melakukan

observasi awal bahwa tidak semua dana bantuan GERBANG RATU di Kota

Serang diperuntukan untuk pembangunan infrastruktur saja contohnya di

Kecamatan Taktakan dana bantuan GERBANG RATU digunakan untuk

merenovasi posyandu tetapi dalam realitanya di Kecamatan Kasemen hanya

diperuntukkan pembangunan infrastruktur jalan pedesaan saja. Program

GERBANG RATU seharusnya dapat menyesesuaikan dengan kebutuhan prioritas

masyarakat seperti pemberian modal usaha dan pelatihan berwirausaha, padahal

upaya seperti itu yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat miskin dipedesaan agar

bisa mengubah taraf kehidupan keluarganya.

Ketiga, kurang proporsionalnya pembagian dana kegiatan dari kecamatan

kepada kelurahan. Menurut data yang peneliti peroleh dari 10 kelurahan yang

berada di Kecamatan Kasemen tidak semua kelurahan memperoleh dana 100 Juta

Rupiah. Berikut ini adalah data perolehan dana Program GERBANG RATU di

Kecamatan Kasemen Kota Serang.

Tabel 1.7 Data Perolehan Dana Bantuan Program GERBANG RATU di Kecamatan

Kasemen Kota Serang Tahun 2013

No Kelurahan di Kecamatan

Kasemen

Jumlah Dana Bantuan Program

GERBANG RATU

1. Kasemen Rp. 75.000.000,-

2. Banten Rp. 75.000.000,-

3. Margaluyu Rp. 125.000.000,-

4. Warung Jaud Rp. 100.000.000,-

5. Mesjid Priyayi Rp. 100.000.000,-

6. Kilasah Rp. 100.000.000,-

7. Terumbu Rp. 125.000.000,-

8. Bendung Rp. 100.000.000,-

9. Sawah Luhur Rp. 100.000.000,-

10. Kasunyatan Rp. 100.000.000,-

(Sumber : Data PNPM Mandiri, 2013)

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

14

Padahal jika perolehan dana bantuan dilihat dari masalah di masing-

masing kelurahan, Kelurahan Kilasah seharusnya mendapatkan dana lebih

dikarenakan jumlah penduduk miskin yang ada di Kelurahan Kilasah lebih banyak

dari pada di Kelurahan Terumbu, dan Margaluyu yang memperoleh dana 125

Juta. Berikut ini merupakan jumlah penduduk miskin di Kecamatan Kasemen

Kota Serang.

Tabel 1.8

Jumlah Penduduk Miskin di Kelurahan Se Kecamatan Kasemen Tahun

2011-2013

No

Kelurahan di Kecamatan

Kasemen

Jumlah Penduduk Miskin

Tahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013

1 Kasemen 1041 1042 1042

2 Banten 862 865 865

3 Margaluyu 1571 1571 1571

4 Warung Jaud 2241 2242 2242

5 Mesjid Priyayi 2205 2206 2206

6 Kilasah 2453 2453 2453

7 Terumbu 912 912 912

8 Bendung 2167 2168 2168

9 Sawah Luhur 1309 1309 1309

10 Kasunyatan 1463 1463 1463 (Sumber : Data PPLS (Pendataan Program Perlindungan Sosial) Provinsi Banten Tahun 2014)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut Program Gerakan Pembangunan

Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG RATU) yang dikeluarkan oleh

pemerintah provinsi Banten dimaksudkan untuk membantu mempercepat

penurunan angka kemiskinan di seluruh kecamatan se-Provinsi Banten termasuk

di Kecamatan Kasemen Kota Serang. Namun dalam realitanya program-program

yang ada di dalam Program GERBANG RATU hanya dikhususkan untuk

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

15

pembangunan Infrastruktur perhubungan pedesaan saja bukan untuk

pembangunan karakter dan mental warga pedesaan agar bisa mandiri untuk

mengubah taraf kehidupannya. Oleh karena itu, penelitian ini lebih ditekankan

pada Implementasi Peraturan Gubernur Banten Nomor 13 Tahun 2012 tentang

Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG RATU)

di Kecamatan Kasemen Kota Serang, adapun identifikasi masalahnya adalah

sebagai berikut :

1. Pelaksana program tidak memahami permasalahan di daerah karena tidak

melakukan sosialisasi tentang kebutuhan dari masing-masing daerah.

2. Ketidakmampuannya pelaksana program dalam menentukan prioritas

pembangunan didaerah masing-masing.

3. Kurang proporsionalnya pembagian dana kegiatan dari Pemerintah kepada

BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat).

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan uraian yang ada didalam latar belakang masalah dan

identifikasi masalah peneliti coba membatasi masalah penelitian ini menjadi

Implementasi Peraturan Gubernur Banten Nomor 13 Tahun 2012 tentang Program

Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG RATU) dalam

upaya menurunkan angka kemiskinan di Kecamatan Kasemen Kota Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan permasalahan

yaitu bagaimanakah implementasi Peraturan Gubernur Banten nomor 13 tahun

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

16

2012 tentang Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu

(GERBANG RATU) di Kecamatan Kasemen Kota Serang?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Peraturan

Gubernur Banten Nomor 13 Tahun 2012 tentang Program Gerakan Pembangunan

Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG RATU) di Kecamatan Kasemen Kota

Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada semua

pihak, terutama bagi yang mempunyai kepentingan langsung terhadap masalah

yang akan dikaji dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini meliputi :

1.6.1. Manfaat Teoritis

1. Sumbangsih pemikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan

terutama pada bidang studi ilmu sosial dan ilmu politik

2. Memberikan pemahaman tentang implementasi Peraturan

Gubernur Banten nomor 13 tahun 2012 tentang Program Gerakan

Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG RATU) di

Kecamatan Kasemen Kota Serang.

1.6.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti diharapkan dapat memperoleh manfaat dan

bisa memperkaya ilmu pengetahuan yang dimiliki

2. Bagi Kalangan Pelaksana Kebijakan dan Masyarakat Umum

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

17

Sebagai bahan evaluasi program gerakan pembangunan

kecamatan Banten bersatu (GERBANG RATU) dan bahan acuan

serta dapat memperbaiki dalam program-program yang akan

datang.

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1.Tinjauan Pustaka

Menurut Taylor & Procter dalam Margono (2010;1) tinjauan pustaka

adalah presentasi, klasifikasi dan evaluasi tentang apa yang telah ditulis oleh

peneliti-peneliti lain mengenai suatu subyek tertentu. Meskipun demikian,

tinjauan pustaka bukan hanya sekedar “daftar belanja” tentang apa yang telah

dikemukakan oleh orang lain. Tinjauan pustaka disusun berdasarkan tujuan

penelitian, pernyataan penelitian, dan masalah yang akan dipecahkan. Tanpa

memperhatikan hal-hal tersebut tinjauan pustaka hanya akan merupakan daftar

yang tidak ada gunanya mengenai apa yang telah dikerjakan oleh peneliti lain.

Bersama dengan tujuan penelitian, tinjauan pustaka membentuk garis besar

yang disusun secara hati-hati dan terfokus tentang apa yang telah dikerjakan

oleh orang lain dalam bidang tersebut dan dikemas sedemikian rupa untuk

memenuhi kebutuhan peneliti sendiri.

Tinjauan pustaka mempunyai dua bagian utama meskipun bagian-bagian

tersebut tidak diidentifikasikan secara formal : 1) dimulai dengan membuat garis

besar apa yang telah dikerjakan oleh orang lain dalam hal tertentu yang menjadi

perhatian peneliti; kemudian 2) secara progresif menyempit menjadi kesenjangan

dalam penelitian. Pada tahap kedua hasil penelitian orang lain digunakan untuk

18

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

19

mempertegas dan memperjelas kesenjangan ini, kemudian pertanyaan penelitian

dan hipotesis diajukan dengan tepat sebelum penelitian dimulai.

2.1.1. Pengertian Kebijakan

Kebijakan (policy) menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

adalah

“rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dan dasar rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan, serta cara bertindak (tetang

perintah, organisasi, dan sebagainya).”

Selanjutnya kebijakan dijelaskan oleh Budiardjo dalam Imron (2002:34),

mendefiniskan kebijakan (policy) adalah :

“Sekumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai

tujuan tersebut. Pada prinsipnya, pihak yang membuat kebijakan itu

mempunyai kekuasaan untuk melaksanakannya”

Pengertian kebijakan dijelaskan oleh Jones dalam Abidin (2012:6),

menjelaskan kebijakan sebagai :

“’Behavioral consistency and repetitiveness’ associated with efforts in and

through government to resolve public problems” (Perilaku yang tetap dan berulang dalam hubungan dengan usaha yang ada di dalam dan melalui pemerintah untuk memecahkan masalah umum). Kebijakan bersifat dinamis yang nanti dalam bagian lain akan dibicarakan secara

khususdalam hubungannya dengan sifat dari kebijakan.”

Berbeda dengan Jones, pakar Prancis Lemieux dalam Wahab (2012:15)

menjelaskan bahwa kebijakan merupakan :

“The product of activities aimed at the resolution of public problems in the envirronment by political actors whose relationship are structured. The

entire process evolves over time” (Produk aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan unutk memecahkan masalah-masalah publik yang terjadi di

lingkungan tertentu yang dilakukan oleh aktor-aktor politik yang hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktivitas itu berlangsung

sepanjang waktu).”

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

20

Kebijakan memang menjadi rana yang amat berbau kekuatan untuk saling

mempengaruhi dan melakukan tekanan para pihak. Sehingga, tak heran jika Carl

Friedrich dalam Indiahono (2009:18) pun mendefinisikan kebijakan sebagai :

“Suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari

peluang-peluang untuk mencapai tujuan tertentu.”

Dari beberapa definisi kebijakan menurut para ahli diatas, kebijakan dapat

disimpulkan sebagai suatu lingkup kegiatan yang diterapkan oleh pemerintah atau

aktor pejabat pemerintahan yang dilaksanakan maupun tidak dilaksanakan oleh

pemerintah atau kelompok lain untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.2. Pengertian Publik

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan Publik sebagai

orang banyak (umum). Sedangkan dalam bahasa Inggris, Publik diserap dari kata

Public artinya milik bangsa, negara atau komunitas dalam jumlah yang besar atau

dipertahankan atau digunakan oleh masyarakat/komunitas secara keseluruhan.

Publik juga berasal dari bahasa latin Publicus yang artinya kedewasaan, dalam

pengertian tentang pelajaran ini adalah membawa ide kepada masyarakat.

Menurut I. Bambang Sugiharto & Agus Rachmat W dalam Kartika

(2012:53), Publik dapat diartikan sebagai :

“Segala hal serentak bukan apapun juga, kekuatan yang paling berbahaya serentak sesuatu yang paling tak bermakna, orang bisa saja bicara atas

nama publik, tetapi tetap publik itu bukan sosok nyata siapa pun.”

Menurut Said Zainal Abidin dalam Abidin (2010:7) definisi dari Publik

adalah :

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

21

„Pengertian publik dalam rangkaian kata Public Policy, publik memiliki tiga konotasi, yaitu pemerintah, masyarakat, dan umum. Hal ini dapat dilihat dalam dimensi subjek, objek, dan lingkungan dari kebijakan. Dalam dimensi subjek, publik merupakan kebijakan dari pemerintah. Dalam

dimensi objek adalah masyarakat, sedangkan dari dimensi lingkungan

adalah pelaksana kebijakan.”

Menurut Bilson Simamora dalam Ahadiano (2005:29) definisi publik

adalah:

“Semua pihak yang peduli dengan perusahaan dan pendapatnya dapat mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan.”

Sedangkan menurut Pauline Pudjiastuti dalam Arhata (2011:78) definisi

dari publik dapat diartikan sebagai:

“Orang-orang yang berada diluar keanggotaan, yang juga sangat mungkin tertarik pada isu yang akan dinaikkan.”

Dari beberapa definisi publik menurut para ahli diatas, publik dapat

disimpulkan menjadi masyarakat umum yang menerima atau meminta hasil dari

pejabat atau institusi politis yang dalam kesempatan tertentu menjadi objek

pembangunan dan dapat mempengaruhi pencapaian sasaran pemerintahan.

2.1.3. Pengertian Kebijakan Publik

Kebijakan (policy) publik mempunyai arti yang bermacam-macam

menurut William N. Dunn (1994) mendefinisikan kebijakan publik adalah

“pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak,

yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah”.

Menurut Carl J Federich (1963) dalam Wicaksono (2006:63),

mendefinisikan kebijakan publik sebagai :

“suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang dapat memberikan

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

22

hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau

merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu. Oleh karena itu,

kebijakan harus menunjukan apa yang seharusnya dikerjakan daripada

apa yang diusulkan dalam beberapa kegiatan pada suatu masalah”.

Richard Rose (1969) dalam Wicaksono (2006:63) mendefinisikan

kebijakan publik sebagai

“serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan dari pada sebagai suatu

keputusan tersendiri‟.

Selanjutnya karakteristik kebijakan publik yang dijelaskan oleh Easton

dalam Islamy (2004:19) yang menegaskan bahwa

“Kebijakan publik adalah keputusan politik yang dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintah. Hanya pemerintah yang secara sah dapat

berbuat sesuatu pada masyarakat dan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu tersebut dirupakan dalam bentuk pengalokasian nilai-

nilai pada masyarakat. Hal ini disebabkan karena pemerintah termasuk

kedalam para penguasa suatu sistem politik yang terlibat dalam masalah

sehari-hari yang telah menjadi tanggung jawab atau perannya”.

Menurut Peter Bridgman dan Glyn Davis dalam Islamy (2004:22) adalah

banyaknya definisi kebijakan publik menjadikan kita sulit untuk menentukan

secara tepat sebuah definisi kebijakan publik. Oleh karenanya, untuk

memudahkan pemahaman kita terhadap kebijakan publik, kita dapat meninjaunya

dari lima karakteristik kebijakan publik, yaitu:

1. Memiliki tujuan yang didesain untuk dicapai atau tujuan yang dipahami 2. Melibatkan keputusan beserta dengan kosekuensinya

3. Terstruktur dan tersusun menurut aturan tertentu

4. Pada hakikatnya adalah politis

5. Bersifat dinamis

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

23

Selain kelima karakteristik di atas, Bridgman dan Davis mengemukakan

pula bahwa Kebijakan Publik dapat ditinjau dari tiga dimensi yakni (1) as

authoritative choice; (2) as hypotesis; dan (3) as objective (dalam Wicaksono,

2006;65).

Kebijakan publik adalah jalan mencapai tujuan bersama yang dicita-

citakan. Jika cita-cita bangsa Indonesia adalah mencapai masyarakat yang adil dan

makmur berdasarkan Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi,

dan Keadilan) dan UUD 1945 (Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan hukum dan tidak semata-mata kekuasaan), kebijakan publik adalah

seluruh prasarana (jalan, jembatan, dan sebagainya) dan sarana (mobil, bahan

bakar, dan sebagainya) untuk mencapai “tempat tujuan” tersebut dalam Nugroho

(2012:170-171).

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan

publik adalah serangkaian yang ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak

dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan atau orientasi pada tujuan

tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat.

2.1.4. Pengertian Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan merupakan suatu proses dalam kebijakan publik

yang mengarah pada pelaksanaan kebijakan. Dalam praktiknya implementasi

kebijakan merupakan suatu proses yang begitu kompleks bahkan tidak jarang

bermuatan politis dengan adanya intervensi dari berbagai kepentingan. Untuk

melukiskan kerumitan dalam proses implementasi tersebut dapat dilihat pada

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

24

pernyataan yang dikemukakan oleh Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier dalam

Agustino (2008:139) mendefinisikan sebagai

“pelaksanaan keputusan kebisaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah

yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur

proses implementasinya”.

Sedangkan menurut Van Meter dan Van Horn (1975) dalam Agustino

(2008:139) mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai

“tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau pejabat- pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

kebijaksanaan”.

Menurut William N. Dunn (1994) Implementasi Kebijakan (Monitoring

Kebijakan) adalah

“Salah satu tahap penting yang menentukan keberhasilan suatu kebijakan publik, telaah yang menyangkut monitoring terhadap suatu kebijakan biasanya disebut juga studi implementasi. Implementasi kebijakan juga memberikan informasi mengenai konsekuensi sekarang dan masa lalu

dari diterapkannya alternatif kebijakan termasuk kendala-kendalanya”.

Implementasi kebijakan menurut Lester dan Stewart Jr dalam Agustino

(2008:139) adalah

”Implementasi sebagai suatu proses dan suatu hasil (output). Keberhasilan suatu implementasi kebijakan dapat diukur atau dilihat dari

proses dan pencapaian tujuan yang ingin diraih”.

Implementasi Kebijakan menurut Nugroho dalam Nugroho (2003:158)

adalah :

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

25

“Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan kebijakan.”

Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa implementasi

kebijakan menyangkut tiga hal, yaitu (1) adanya tujuan atau sasaran kebijakan; (2)

adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan; (3) adanya hasil kebijakan.

Keberhasilan suatu implementasi kebijakan dapat diukur atau dilihat dari proses

dan pencapaian tujuan hasil akhir, yaitu tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang

ingin diraih. Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah

kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih tidak kurang. Untuk

mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada,

yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau

melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan publik tersebut.

2.1.5. Model Pendekatan Implementasi Kebijakan

Model pendekatan Implementasi Kebijakan publik pertama model Van

Metter dan Van Horn dalam Subarsono (2013:99), ada lima variabel yang

mempengaruhi kinerja implementasi, yakni; (1) standar dan sasaran kebijakan; (2)

sumberdaya; (3) komunikasi antarorganisasi dan penguatan aktivitas; (4)

karakteristik agen pelaksana; dan (5) kondisi sosial, ekonomi dan politik.

1. Standar dan sasaran kebijakan. Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisir. Apabila standar dan sasaran

kebijakan kabur, maka akan terjadi multiinterpretasi dan mudah

menimbulkan konflik di antara para agen implementasi.

2. Sumber daya. Implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik

sumberdaya manusia (human resources) maupun sumberdaya non-

manusia (non-human resources). Dalam berbagai kasus program

pemerintah, seperti program Jaring Pengaman Sosial (JPS) untuk

kelompok miskin di pedesaan kurang berhasil karena keterbatasan kualitas

aparat pelaksana.

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

26

3. Hubungan antarorganisasi. Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu,

diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu

program.

4. Karakteristik agen pelaksana. Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana

adalah mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola

hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan

memengaruhi impelementasi suatu program.

5. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi. Variabel ini mencakup sumberdaya

ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi

kebijakan; sejauhmana kelompok-kelompok kepentingan memberikan

dukungan bagi impelementasi kebijakan; karakteristik para para partisipan,

yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada di

lingkungan; dan apakah elite politik mendukung impelementasi kebijakan.

6. Disposisi implementor. Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang

pentikng, yakni; (a) respons implementator terhadap kebijakan, yang akan

memengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan; (b) kognisi,

yakni pemahamannya terhadap kebijakan; dan (c) intensitas disposisi

implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor.

Selanjutnya model Mazmanian dan Sabatier dalam Agustino (2008:144)

yang berpendapat bahwa peran penting dari implementasi kebijakan publik adalah

kemampuannya dalam mengidentifikaskan variabel-variabel yang mempengaruhi

tercapainya tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi. Dan variabel-

variabel yang dimaksud dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori besar, yaitu:

1. Mudah atau tidaknya masalah yang akan digarap, meliputi:

a. Kesukaran-kesukaran Teknis.

Tercapainya atau tidaknya tujuan suatu kebijakan akan tergantung

pada sejumlah persyaratan teknis, termasuk diantaranya: kemampuan

untuk mengembangkan indikator-indikator pengukur prestasi kerja

yang tidak terlalu mahal serta pemahaman mengenai prisip-prinsip

hubungan kausal yang mempengaruhi masalah. Disamping itu tingkat

keberhasilan suatu kebijakan dipengaruhi juga oleh tersedianya atau

telah dikembangkannya teknik-teknik tertentu.

b. Keberagaman Perilaku yang diatur.

Semakin beragam perilaku yang diatur, maka asumsinya semakin

beragam pelayanan yang diberikan, sehingga semakin sulit untuk

membuat peraturan yang tegas dan jelas. Dengan demikian semakin

besar kebebasan bertindak yang harus dikontrol oleh para pejabat pada

pelaksana (administratur atau birokrat) dilapangan.

Page 44: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

27

c. Persentase Totalitas Penduduk yang Tercakup dalam Kelompok Sasaran.

Semakin kecil dan semakin jelas kelompok sasaran yang perilakunya

akan diubah (melalui implementasi kebijakan), maka semakin besar

peluang untuk memobilisasikan dukungan politik terhadap sebuah

kebijakan dan dengannya akan lebih terbuka peluang bagi tujuan

kebijakan.

d. Tingkat dan Ruang Lingkup Perubahan Perilaku yang Dikehendaki.

Semakin besar jumlah perubahan perilaku yang dikehendaki oleh

kebijakan, maka semakin sukar/sulit para pelaksana memperoleh

implementasi yang berhasil.

2. Kemampuan Kebijakan Menstruktur Proses Implementasi Secara Tepat.

Para pembuat kebijakan mendayagunakan wewenang yang dimilikinya

untuk menstruktur proses implementasi secara tepat melalui beberapa cara:

a. Kecermatan dan Kejelasan Penjenjangan Tujuan-tujuan Resmi yang

Akan Dicapai

b. Keterandalan Teori Kausalitas yang Diperlukan

c. Ketetapan Alokasi Sumberdana

d. Keterpaduan Hirarki di dalam Lingkungan dan Diantara Lembaga-

lembaga atau Instansi-instansi Pelaksana

e. Aturan-aturan Pembuat Keputusan dari Badan-badan Pelaksana

f. Kesepakatan Para Pejabat Terhadap Tujuan yang Termaktub dalam

Undang-undang

g. Akses Formal Pihak-pihak Luar

3. Variabel-variabel diluar Undang-undang yang Mempengaruhi

Implementasi

a. Kondisi sosial ekonomi dan teknologi

b. Dukungan publik

c. Sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok masyarakat.

d. Kesepakatan dan kemampuan kepemimpinan para pejabat pelaksana.

Model pendekatan implementasi kebijakan publik lain menurut Merilee S

Gerindle dalam Agustino (2008:154) dikenal dengan Implementation as A

Political and Administrative Process. Menurut Grindle ada dua variabel yang

mempengaruhi implementasi kebijakan publik, yakni bahwa keberhasilan

implementasi suatu kebijakan publik dapat diukur dari proses pencapain akhir

(outcomes), yaitu tercapai atau tidaknya tujuan yang ingin diraih, yang mana

pengukuran keberhasilannya dapat dilihat dari dua hal :

Page 45: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

28

1) Dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditentukan (design) dengan menunjuk pada

aksi kebijakannya.

2) Apakah tujuan kebijakan tercapai, yang mana dimensi ini diukur dengan

dua faktor, yaitu :

a. Imfak atau efeknya pada masyarakat secara individu dan kelompok. b. Tingkat perubahan yang terjadi serta penerimaan kelompok sasaran

dan perubahan yang terjadi

Keberhasilan sebuah implementasi kebijakan publik juga menurut

Grindle amat ditentukan oleh tingkat implementasi kebijakan itu sendiri, yang

terdiri atas Conten of Policy dan Context of Policy :

1) Content of Policy (isi kebijakan) a. Interest Affected (kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi)

b. Type of Benefits (tipe manfaat)

c. Exxtent of change Envision (derajat perubahan yang ingin dicapai)

d. Site of Descision Making (letak pengambilan keputusan)

e. Program Implementer (pelaksana program)

f. Resources Committed (sumber-sumber daya yang digunakan)

2) Context of Policy (lingkungan kebijakan)

a. Power, Interest and Strategi of Actor Involved (kekuasaan

kepentingan-kepentingan dan strategi dari aktor yang terlibat).

b. Intitution and Regime Characteristic (karakteristik atau rejim yang

berkuasa.

c. Compliance and Responsiveness (tingkat kepatuhan dan adanya respon

dari pelaksana)

Model pendekatan implementasi kebijakan publik selanjutnya adalah

menurut George Edward III dalam Indiahono (2009:31) yang berspektif top-down.

Edward III menanamkan model implementasi kebijakan publiknya dengan direct

and indirect impact of implementation. Dalam modelnya terdapat empat variabel

yang sangat menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan, yaitu: (1)

Komunikasi; (2) Sumber Daya; (3) Disposisi; dan (4) Struktur Birokrasi.

Variabel pertama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu

kebijakan adalah komunikasi. Komunikasi menurutnya damhat menetukan

Page 46: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

29

keberhasilan pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik. Implementasi

yang efektif baru akan terjadi apabila para pembuat keputusan (decision makers)

sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan. Pengetahuan atas apa yang

akan mereks kerjakan baru dapat manakala komunikasi berlangsung dengan baik,

sehingga setiap keputusan kebijakan dan peraturan implementasi harus dapat

ditrasmisikan (atau dikomunikasikan) kepada bagian personalia yang tepat.

Komunikasi (atau pentransmisian informasi) diperlukan agar para pembuat

keputusan dan para implementor semakin konsisten dalam melaksanakan setiap

kebijakan yang akan diterapkan dalam masyarakat. Karenanya, komunikasi yang

baik menghasilkan implementasi kebijakan yang baik pula. Terdapat tiga

indikator yang dapat dipakai (digunakan) dalam mengukur keberhasilan variabel

komunikasi tersebut, yaitu:

a. Transmisi; penyaluran komunikasi yang baik akan menghasilkan suatu

implementasi yang baik pula. Seringkali yang terjadi dalam penyaluran

komunikasi adalah adanya salah pengertian (miskomunikasi) hal tersebut

disebabkan komunikasi telah melalui beberapa tingkatan birokrasi,

sehingga apa yang diharapkan telah melalui beberapa tingkatan birokrasi,

sehingga apa yang diharapkan terjadi penyimpangan di tengah jalan.

b. Kejelasan; komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan

(street-level-bureucrats) harus jelas dan tidak membingungkan (tidak

ambigu/mendua). Ketidakjelasan pesan kebijakan tidak selalu

menghalangi implementasi tetapi pada tataran tertentu, para pelaksana

membutuhkan fleksibelitas dalam melaksanakan kebijakan. Pada tataran

yang lain, hal tersebut justru akan menyelewengkan tujuan yang hendak

dicapai oleh kebijakan yang telah diterapkan. Kejelasan diperlukan untuk

menghindari salah tafsir akan substansi kebijakan.

c. Konsistensi; perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu kominikasi

harus konsisten dan jelas (untuk diterapkan atau dijalankan). Karena jika

perintah yang dibiarkan sering berubah-ubah, maka dapat menimbulkan

kebingungan bagi pelaksana di lapangan.

Variabel atau faktor kedua, yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi suatu kebijakan adalah sumber daya. Sumber daya merupakan hal

Page 47: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

30

penting lainnya dalam mengimplementasikan kebijakan dengan baik. Indikator-

indikator yang digunakan untuk melihat sejauhmana sumber daya dapat berjalan

dengan rapi dan baik, yaitu:

a. Staf; sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah

staf/pegawai. Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi

kebijakan, salah satunya disebabkan oleh staf/pegawai yang tidak

mencukupi, memadai, ataupun tidak kompeten dibidangnya. Penambahan

jumlah staf dan implementor saja tidak cukup menyelesaikan persoalan

ketidakberhasilan implementasi kebijakan, tetapi diperlukan pula staf

dengan keahlian dan kemampuan yang diperlukan (the right man and the

right place) dalam mengimplementasikan kebijakaan atau melaksanakan

tugas yang diinginkan oleh kebijakan itu sendiri.

b. Informasi; dalma implementasi kebijakan informasi mempunyai dua

bentuk, yaitu pertama informasi yang berhubungan dnegan cara

melaksanakan kebijakan. Implementor harus mengetahui apa saja yang

harus mereka lakukan di saat mereka diberi perintah untuk melakukan

tindakan. Kedua informasi mengenai data kepatuhan dari para pelaksana

terhadap peraturan dan regulasi pemerintah yang telah ditetapkan.

Implementor harus mengetahui apakah orang lain yang terlibat di dalam

pelaksanaan kebijakan tersebut patuh terhadap hukum (kepatuhan hukum).

c. Wewenang; pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar

perintah dapat dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau

legitimasi bagi para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang

ditetapkan secara politik. Ketika wewenang itu nihil, maka kekuatan para

implementor di mata publik tidak terlegitimasi, sehingga dapat

menggagalkan proses implementasi kebijakan. Tetapi, dalam konteks yang

lain, ketika wewenang formal tersebut ada, maka sering terjadi kesalahan

dalam melihat efektifitas kewenangan. Di satu pihak, efektifitas

kewenangan diperlukan dalam pelaksanaan implementasi kebijakan; tetapi

di sisi lain, efektifitas akan menyurut manakala wewenang diselewengkan

oleh para pelaksanan demi kepentingannya sendiri atau demi kepentingan

kelompoknya. Pelimpahan dan penempatan wewenang yang baik akan

menghasilkan efektifitas kewenangan.

d. Fasilitas; fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam implementasi

kebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang mencukupi, mengerti

apa yang harus dilakukannya, dan memiliki wewenang untuk

melaksanakan tugasnya, tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana

dan prasarana) maka terjadi kegagalan implementasi kebijakan.

Variabel ketiga yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi

kebijakan publik adalah Disposisi. Disposisi atau siakp dari pelaksana kebijakan

Page 48: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

31

adalah faktor penting ketiga dalam pendekatan mengenai pelaksanaan suatu

kebijakan publik. Jika pelaksanaan suatu kebijakan ingin efektif, maka para

pelaksana kebijakan tidak hanya harus mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi

juga harus memiliki kemampuan untuk melaksanakannya, sehingga dalam

praktiknya tidak terjadi bias. Hal-hal penting yang perlu dicermatu pada variabel

disposisi adalah:

a. Pengangkatan birokrat; disposisi atau sikap para pelaksana akan

menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap impelementasi

kebijakan bila personil yang ada tidak melaksanakan kebijakan-kebijakan

yang diinginkan oleh pejabat-pejabat tinggi. Karena itu, pemilihan dan

pengangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang yang

memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan; lebih khusus lagi

pada kepentingan warga.

b. Insentif; salah satu teknik yang disarankan untuk mengatasi masalah

kecenderungan para pelaksana adalah dengan memanipulasi insentif. Pada

umumnya orang bertindak menurut kepentingan mereka sendiri, maka

memanipulasi insentif oleh para pembuat kebijakan mempengaruhi

tindakan pelaksana kebijakan diharapkan dengan menambah keuntungan

atau biasa tertentu mungkin akan menjadi faktor pendorong yang memuat

pelaksana kebijakan melaksanakan perintah dengan baik. Hal ini

dilakukan sebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi (self interest) atau

organisasi.

Dan variabel keempat yang mempengaruhi tingkat keberhasilan

implementasi kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Walaupun sumber-

sumber untuk melaksanakan suatu kebijakan tersedia, atau para pelaksana

kebijakan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan mempunyai keinginan

untuk melaksanakan suatu kebijakan, tetapi kemungkinan kebijakan tersebut tidak

dapat terlaksana atau terealisasi masih tetap ada karena terdapatnya kelemahan

dalam struktur birokrasi. Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya

kerjasama banyak orang. Ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan

Page 49: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

32

yang tersedia, maka hal ini akan menyebabkan sumber-sumber daya menjadi tidak

efektif dan menghambat jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah

kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara politik

dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik.

Dua karakteristik yang dapat mendongkrak kinerja struktur

birokrasi/organisai kearah yang lebih baik adalah melakukan standart operating

procedures (SOPs) dan melaksanakan fragmentasi. SOPs adalah suatu kegiatan

rutin yang memungkinkan para pegawai (atau pelakasana kebijakan/administratur

birokrat) untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya, setiap hari sesuai dengan

standar yang ditetapkan (atau standar minimum). Sedangkan fragmentasi adalah

membelah menjadi beberapa bagian, setiap belahan dapat berkembang menjadi

organisme baru.

2.1.6. Definisi Program GERBANG RATU

Program GERBANG RATU adalah program yang bertujuan untuk

mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan di

wilayah Provinsi Banten dengan memberikan dana stimulan sebesar 1 Milyar per

Kecamatan. Pendekatan Program GERBANG RATU diintegrasikan dan

disinergikan dengan pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri, yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PNPM

Mandiri adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok

rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan

kebersamaan dan partisipasi masyarakat.

Page 50: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

33

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas maka pendekatan atau upaya-upaya

rasional dalam mencapai tujuan program dengan memperhatikan prinsip-prinsip

pengelolaan program adalah pembangunan yang berbasis masyarakat dengan:

a. Menggunakan kecamatan sebagai lokus program.

b. Memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan.

c. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses

pembangunan partisipatif.

d. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan

karakteristik sosial dan geografis.

e. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran, kemandirian,

dan keberlanjutan.

Program GERBANG RATU pada dasarnya memiliki tujuan untuk :

1. Mempercepat penurunan angka kemiskinan, meningkatkan peran serta

masyarakat terutama kelompok masyarakat miskin dan perempuan dalam

hal perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelestarian pembangunan.

2. Melembagakan sistem pengelolaan pembangunan partisipatif dengan

mendayagunakan potensi dan sumber daya lokal.

3. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan keswadayaan masyarakat

dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan perdesaan yang

berkelanjutan.

4. Mempercepat ketersediaan Infrastruktur yang diprioritaskan dan

dibutuhkan masyarakat. (Sumber : Pedoman Pelaksanaan Program

Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu).

2.2.Penelitian Terdahulu

Penelitian Terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan skripsi ini. Beberapa penelitian terdahulu yang akan mengarahkan

penelitian ini diantaranya yaitu :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Nursanti Pratiwi (2010) dengan

judul Implementasi peraturan daerah Kabupaten Tangerang Nomor 20 Tahun

2006 tentang pembentukan Kecamatan Kelapa Dua. Masalah penelitian ini karena

kurangnya komunikasi peraturan daerah kepada masyarakat, sumber daya

manusia dalam segi kualitas yang kurang, infrastruktur jalan masih banyak yang

Page 51: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

34

rusak, dan ketidakjelasan dalam pembagian tugas atau wewenang antara

pemerintah kabupaten dengan pemerintah kecamatan. Penelitian ini menggunakan

teori Implementasi Kebijakan Publik dari George Edward III dan menggunakan

metode penelitian kualitatif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti tentang implementasi kebijakan

publik. Perbedaan dengan penelitian ini adalah peneliti tidak melibatkan pejabat

pembuat kebijakan. Kritik peneliti seharusnya dapat melibatkan pejabat pembuat

kebijakan agar peneliti dapat mengetahui alasan yang kuat atas terbentuknya

kecamatan baru di Kota Tangerang.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Hilman Irmansyah (2015) dengan

judul Implementasi peraturan daerah Kota Serang Nomor 2 Tahun 2010 tentang

pencegahan, pemberantasan, dan penanggulangan penyakit masyarakat di Kota

Serang. masalh dalam penelitian ini adalah pembiayaan yang terbatas, tidak ada

efek jera yang ditunjukkan oleh PSK, tidak ada kerja sama antara pemeritah

dengan masyarakat, pemerintah belum memiliki tempat rehabilitasi untuk

menampung para PSK yang terjaring razia dan kurangnya sosialisai kepada

mereka. Penelitian ini menggunakan teori Implementasi kebijakan publik dari

Merilee S. Grindle dan menggunakan metode penelitian kualitatif. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti

tentang implementasi kebijakan publik. Perbedaannya penelitian ini tidak

melibatkan masyarakat sekitar tempat prostitusi apakah PSK tersebut merugikan

atau sebaliknya menguntungkan bagi mereka. Kritik yang dapat penulis berikan

Page 52: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

35

yaitu seharusnya peneliti tidak hanya melibatkan pemerintah dalam hal pelaksana

Perda, masyarakat yang tinggal di sekitar tempat prostitusi juga harus dilibatkan.

2.3.Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir merupakan alur pemikiran dari penulis sendiri atau juga

mengambil dari suatu teori yang dianggap relevan dengan fokus/judul penelitian

dalam upaya menjawab masalah-masalah yang ada dirumuskan penelitian

tersebut.

Dalam penelitian ini, penulis meneliti mengenai Implementasi Peraturan

Gubernur Banten Nomor 13 Tahun 2012 tentang Program Gerakan Pembangunan

Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG RATU) di Kecamatan Kasemen Kota

Serang, dalam upaya menjawab rumusan masalah penelitian ini penulis

mengambil teori dari model implementasi kebijakan dari tokoh George Edward III

yang berspektif top-down. Edward III menanamkan model implementasi

kebijakan publiknya dengan direct and indirect impact of implementation. Dalam

modelnya terdapat empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan

implementasi suatu kebijakan, yaitu: (1) Komunikasi; (2) Sumber Daya; (3)

Disposisi; dan (4) Struktur Birokrasi.

Dari teori tokoh Edward III tersebut peneliti akan mencoba menjawab

permasalahan-permasalahan yang ada dalam implementasi program gerakan

pembangunan kecamatan banten bersatu (GERBANG RATU) di Kecamatan

Kasemen Kota Serang.

Page 53: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

36

Berikut ini adalah kerangka berpikir yang akan membantu peneliti dalam

menjawab masalah-masalah diatas.

Program GERBANG RATU betujuan untuk : 1. Mempercepat penurunan angka kemiskinan meningkatkan peran serta

masyarakat terutama kelompok masyarakat miskin dan perempuan dalam hal

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelestarian pembangunan.

2. Melembagakan sistem pengelolaan pembangunan partisipatif dengan

mendayagunakan potensi dan sumber daya lokal.

3. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan keswadayaan masyarakat dalam

memfasilitasi pengelolaan pembangunan perdesaan yang berkelanjutan.

4. Mempercepat ketersediaan Infrastruktur yang diprioritaskan dan dibutuhkan

masyarakat. (Sumber : Pedoman Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten

Bersatu)

Identifikasi Masalah 1. Pelaksana program tidak memahami permasalahan di daerah karena tidak

melakukan sosialisasi tentang kebutuhan dari masing-masing daerah.

2. Ketidakmampuannya pelaksana program dalam menentukan

prioritas pembangunan didaerah masing-masing 3. Kurang proporsionalnya pembagian dana kegiatan dari kecamatan kepada

kelurahan.

(Sumber : Peneliti, 2015)

Implementasi Kebijakan Teori Edward III

1. Komunikasi

2. Sumber Daya

3. Disposisi

4. Struktur Birokrasi

Sumber : Indiahono (2009:31)

Outcomes Implementasi Peraturan Gubernut Banten Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Program

Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG RATU) di

Kecamatan Kasemen Kota Serang berjalan dengan baik.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Page 54: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

37

2.4.Asumsi Dasar

Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang telah dipaparkan di atas,

peneliti telah melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. Maka peneliti

berasumsi bahwa Implementasi Peraturan Gubernur Banten Nomor 13 Tahun

2012 Tentang Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu

(GERBANG RATU) di Kecamatan Kasemen Kota Serang belum berjalan dengan

optimal.

Page 55: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian

Metode penelitian ini muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam

memandang suatu realitas/fenomena/gejala. Dalam paradigma ini realitas sosial

dipandang sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, dan penuh

makna. Untuk mengetahui Implementasi dari Peraturan Gubernur Banten Nomor

13 tahun 2012 tentang Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten

Bersatu (GERBANG RATU) di Kecamatan Kasemen Kota Serang yang sesuai

dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti

ingin menggunakan metode pendekatan kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan

unutk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai imstrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generasi (Sugiyono 2010:1).

3.2.Fokus Penelitian

Peneliti memfokuskan penelitian ini pada Implementasi dari Peraturan

Gubernur nomor 13 tahun 2012 tentang Program Gerakan Pembangunan

Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG RATU) di Kecamatan Kasemen Kota

Serang.

38

Page 56: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

39

3.3.Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokus di Kota Serang dan studi kasusnya di

Kecamatan Kasemen atau di tiga BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat)

Kasemen, Kasunyatan, dan Kilasah. Selain itu peneliti akan melakukan penelitian

di Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan Masyarakat Desa Provinsi Banten

yang berada di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (DISTAMBEN),

Jln. Syech Nawawi Al-Bantani Palima Serang, dan Kantor Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang berada di Komplek Ciceri

Permai.

3.4.Variabel Penelitian

Sugiyono (2010:61) menjelaskan bahwa variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

3.4.1. Definisi Konsep

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian yang

berkaitan dengan Implementasi Peraturan Gubernur Banten nomor 13

tahun 2012 tentang Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten

Bersatu (GERBANG RATU) di Kecamatan Kasemen Kota Serang.

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

Impelementasi Kebijakan dari Edward III (dalam Indiahono (2009;31),

yang menjelaskan bahwa dalam Implementasi Kebijakan terdapat empat

variabel yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik yaitu :

Page 57: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

40

1. Komunikasi

2. Sumber daya

3. Disposisi

4. Struktur Birokrasi

Variabel Implementasi Kebijakan Publik yang disebutkan diatas,

dinilai dan dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab

permasalahan-permasalahan yang ada pada Implementasi Pergub ini.

3.4.2. Definisi Operasional

Pada penelitian Impelementasi Peraturan Gubernur Banten nomor

13 tahun 2012 tentang Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten

Bersatu (GERBANG RATU) di Kecamatan Kasemen Kota Serang, teori

yang digunakan adalah teori implementasi Edward III, berikut rincian dari

dimensi dan indikator yang digunakan pada tabel 3.1 di bawah ini :

Page 58: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

41

Tabel 3.1

Definisi Operasional Penelitian

Dimensi Indikator Pertanyaan

Impelementasi

Peraturan

Gubernur Banten

nomor 13 Tahun

2012 tentang

Program Gerakan

Pembangunan

Kecamatan

Banten Bersatu di

Kecamatan

Kasemen Kota

Serang

Komunikasi Transmisi : Bagaimanakah penyaluran komunikasi dari pemerintah kepada

masyarakat mengenai kebijakan tersebut?

Kejelasan : Bagaimanakah kejelasan dalam penyaluran komunikasi yang disampaikan

oleh pemerintah kepada masyarakat?

Konsistensi : Bagaimanakah konsistensi pemerintah dalam penyaluran komunikasi

yang disampaikan mengenai kebijakan ini?

Sumber daya Staf : Bagaimanakah staf yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan

tersebut?

Informasi : Bagaimanakah informasi yang diberikan pemerintah kepada pelaksana

kebijakan dan masyarakat mengenai

kebijakan tersebut?

Wewenang : Bagaimanakah pemerintah memberikan wewenang kepada para

pelaksana kebijakan?

Fasilitas : Bagaimanakah pemerintah mecukupi fasilitas pendukung

(sarana/prasarana) untuk menunjang

pelaksanaan kebijakan tersebut?

Disposisi Pengangkatan Birokrat : Bagaimanakah pemerintah memilih/mengangkat pelaksana

kebijakan untuk diberi wewenang

menjalankan kebijakan tersebut?

Insentif : Bagaimanakah pemerintah menentukan insentif yang akan diperoleh

para pelaksana kebijakan?

Struktur Birokrasi

Melaksanakan SOPs : Bagaimanakah pelaksana kebijakan melaksanakan SOPs?

Melaksanakan Fragmentasi : Bagaimanakah pemerintah melaksanakan

fragmentasi untuk melaksanakan kebijakan

tersebut?

(Sumber : Peneliti, 2015)

Page 59: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

42

3.5.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian diperlukan suatu alat ukur yang tepat dalam proses

pengolahannya. Hal ini untuk mencapai hasil yang diinginkan. Alat ukur dalam

penelitian disebut juga instrumen penelitian, atau dengan kata lain bahwa pada

dasarnya instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan dalam mengukur

fenomena alam atau sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut

dengan variable penelitian yang kemudian ditetapkan untuk diteliti.

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat peneltian

adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen

meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan

wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek

penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi

adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap

metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti,

serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.

Adapun alat-alat tambahan yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan

data berupa panduan wawancara, buku catatan, dan kamera digital. Teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono 2010;59).

Page 60: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

43

3.6.Informan Penelitian

Informan penelitian diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di

lokasi penelitian yaitu di Badan Pemberdayaan Perempuan Masyarakat Desa

(BPPMD) Provinsi Banten, Tim Koordinasi Pelaksana Program (TKPP) Gerbang

Ratu Kota Serang, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Kota Serang, dan Camat Kasemen serta Lurah Kasemen, Lurah Banten, Lurah

Kasunyatan yang bertanggung jawab atas jalannya program di Kecamatan

Kasemen dan Tokoh masyarakat dari beberapa Kelurahan di Kecamatan Kasemen

sebagai pembanding. Informan tersebut ditentukan dan ditetapkan tidak

berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan

fungsi dan peran informan sesuai fokus dan lokus masalah penelitian.

Informan dalam penelitian ini merupakan stakeholders Implementasi

Peraturan Gubernur Banten Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Gerakan

Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu yaitu : Ketua Tim Koordinasi

Pelaksana Program (TKPP) Gerbang Ratu Kota Serang, Koordinator Kota

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota Serang,

Camat Kasemen, Lurah Kasemen, Lurah Banten, Lurah Kasunyatan dan tokoh

masyarakat dari Kelurahan Kasemen, Kelurahan Banten, Kelurahan Kasunyatan

Kecamatan Kasemen.

Page 61: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

44

Tabel 3.2

Informan Penelitian

No

Kode

Informan

Jabatan Informan

1. I1 Tenaga Ahli Administrasi GERBANG RATU BPPMD Provinsi Banten

2. I2 Korkot Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota Serang

3. I3 BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat ) Kelurahan Kasemen

4. I4 BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat ) Kelurahan Kasunyatan

5. I5 BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat ) Kelurahan Kilasah

6. I6 Tokoh Masyarakat Kelurahan Kasemen

7. I7 Tokoh Masyarakat Kelurahan Kasunyatan

8. I8 Tokoh Masyarakat Kelurahan Kilasah

(Sumber : Peneliti, 2015)

3.7.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

3.7.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono 2010;62).

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dapat dilakukan dalam

empat cara yaitu sebagai berikut;

1. Observasi

Nasution (1988) Observasi adalah dasar semua ilmu pegetahuan.

Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai

dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan

dan sering dengan bantuan berbagai alat canggih, sehingga benda-benda

Page 62: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

45

yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda

ruang angkasa dapat diobservasi dengan jelas (Sugiyono 2010; 64).

2. Wawancara

Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara atau interview sebagai

berikut. “a meeting of two persons to exchange infoemation and idea

throught question and responses, resulting in comunnication and joint

contstruction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu (Sugiyono 2010;72).

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

khususnya dalam melakukan wawancara adalah :

1. Buku catatan : untuk mencatat percakapan dengan sumber data.

2. Alat perekam : untuk merekam semua percakapan karena jika hanya

menggunakan buku catatan, peneliti sulit untuk mendapatkan

informasi yang diberikan oleh informan.

Selanjutnya sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini

terbagi atas data primer dan sekunder. Data primer diambil langsung dari

informan penelitian. Dalam hal ini data primer diambil melalui

wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung

berasal dari informan. Data sekunder yang dipakai yaitu Buku Pedoman

Pelaksana Program GERBANG RATU.

Page 63: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

46

Berdasarkan sumber data primer diatas berupa hasil wawancara

untuk mempermudah dan memfokuskan masalah penelitian maka

disusunlah pedoman wawancara dengan berdasarkan indikator variabel

penelitian, yaitu sebagai berikut :

Tabel. 3.3

Pedoman Wawancara

Variabel Sub Variabel Indikator Kode Informan

Implementasi

Kebijakan

Komunikasi Transmisi I1, I2, I3, I4, I5, I6,

I7, I8 Kejelasan

Konsistensi

Sumber Daya Staff I1, I2, I3, I4, I5, I6,

I7, I8 Fasilitas

Informasi

Wewenang

Disposisi Pengangkatan Birokrat I1, I2, I3, I4, I5

Insentif

Struktur Birokrasi

Melaksanakan SOPs I1, I2, I3, I4, I5

Melaksanakan Fragmentasi

(Sumber : Peneliti, 2015)

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa

dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang

dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen

Page 64: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

47

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualtitatif (Sugiyono 2010;82)

4. Triangulasi

Dalam teknik pegumpulan data, triangulasi dapat diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti

melakukan pengumpulan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber daya (Sugiyono 2010;83).

Denzin (Prastowo, 2011;269) membedakan teknik menjadi lima macam

yaitu :

a. Triangulasi sumber, yaitu suatu teknis pengecekan kredibilitas data

yang dilakukan dengan memeriksa data yang didapatkan melalui

beberapa sumber.

b. Triangulasi teknik, yaitu suatu teknik pemgecekan kredibilitas data

yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik berbeda.

c. Triangulasi waktu, suatu teknik pengecekan kredibilitas data dengan

cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik

lain dalam waktu atau situasi berbeda.

d. Triangulasi penyidik, yaitu cara pemeriksaan kredibilitas data yang

dilakukan dengan memanfaatkan pengamat lain untuk pengecekan

derajat kepercayaan data.

Page 65: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

48

e. Triangulasi teori, yaitu cara pemeriksaan kredibilitas data yang

dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teori untuk memeriksa

data temuan penelitian.

Dari semua macam triangulasi data diatas, peneliti dalam

melakukan analisis data menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

Triangulasi sumber dalam penelitian ini dilakukan dengan

membandingkan data hasil wawancara dari pada informan yang dituju.

Sedangkan triangulasi teknik dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengecek data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yaitu data

yang diperoleh dengan wawancara, kemudian dicek dengan observasi

di lapangan dan dokumentasi.

3.7.2. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan

dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang

terus-menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang

diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data

kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang

jelas.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, setelah selesai di lapangan. Dalam hal

ini Nasution (1998) menyatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan

Page 66: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

49

menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai

penulisan hasil penelitian (Sugiyono 2010;89).

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti

memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan

fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat

sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di

lapangan.

2. Analisis Selama di lapangan Model Miles and Huberman

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan

analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setetlah dianalisis terasa belum memuaskan, amaka peneliti

akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data

yang dianggap kredibel.

Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2010:91) aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification. Apabila digambarkan proses tersebut

akan nampak sebagai berikut :

Page 67: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

50

Data

Collection

Data Display

Data Reduction

Conclusion:

Drawing/verivying

Gambar 3.1

Analisis Data Menurut Miles dan Huberman

a. Data Reduction

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mepermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Data Display

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah

mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka

akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.

Page 68: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

51

c. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif yaitu penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan itu merupakan kesimpulan yang kredibel.

Page 69: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

52

3.8.Jadwal Penelitian

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan Waktu Penelitian

2014 2015 Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus

1 Observasi

Awal

2

Pengajuan

BAB I, II,

III

3

Bimbingan

Dan Revisi

BAB I, II, III

4 Seminar

Proposal

5 Revisi

Proposal

6 Penyusunan

BAB IV-V

7

Bimbingan

dan Revisi

BAB IV-V

8

Penyusunan

Laporan

Akhir

9 Sidang

Skripsi

(Sumber : Peneliti, 2015)

Page 70: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Profil Kota Serang

Kota Serang adalah wilayah baru hasil pemekaran dari Kabupaten Serang

Provinsi Banten. Sebagai ibukota provinsi, kehadirannya adalah sebuah

konsekuensi logis dari keberadaan Provinsi Banten. Terdiri dari 6 (enam)

kecamatan yaitu; Kecamatan Serang, Kecamatan Kasemen, Kecamatan

Walantaka, Kecamatan Curug, Kecamatan Cipocok Jaya dan Kecamatan

Taktakan. Kota Serang memiliki luas wilayah 266,77 km2

dengan jumlah

penduduk sekitar 523.384 jiwa.

Batas wilayahnya diantaranya adalah sebelah Utara yaitu Teluk Banten

Sebelah Timur yaitu Kecamatan Pontang dan Kecamatan Kragilan Kabupaten

Serang, sebelah Selatan yaitu Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Petir dan

Kecamatan Baris Kabupaten Serang serta Sebelah Barat yaitu Kecamatan

Pabuaran, Kecamatan Waringin Kurung dan Kecamatan Kramatwatu Kabupaten

Serang.

Dari 6 (enam) kecamatan tersebut sendiri 20 kelurahan dan 46 desa. Kota

ini diresmikan pada tanggal 2 November 2007 berdasarkan UU Nomor 32 Tahun

2007 tentang Pembentukan Kota Serang, setelah sebelumnya RUU Kota Serang

disahkan 17 Juli 2007 kemudian dimasukkan dalam lembaran Negara Nomor 98

53

Page 71: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

54

Tahun 2007 dan tambahan lembaran Negara nomor 4748, tertanggal 10 Agustus

2007. Sebelumnya, pemerintah Provinsi Banten dalam mempercepat terwujudnya

pemerintahan Kota Serang telah mempersiapkan empat kelompok kerja ( Pokja )

yang akan bekerja sebelumnya ditetapkan Penjabat Walikota Serang. Keempat

pokja tersebut terdiri dari Pokja Personil, Pokja Keuangan Perlengkapannya dan

Pokja Partai Politik.

Pembentukan dan susunan personil masing masing pokja diisi oleh pejabat

Pemprov Banten dan Pemkab Serang. Untuk menjalankan roda pemerintahan

sebelum diselenggarakan pilkada, Asisten Daerah ( Asda ) 1 Pemprov Banten

Asmudji HW akhirnya terpilih sebagai Depdagri menyaring tiga nama calon yang

diajukan Gubernur Banten saat itu,

Asmudji dilantik di Jakarta oleh Mendagri pada 02 November 2007.

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota

Serang, Pertimbangan pembentukan Kota Serang adalah perlunya peningkatan

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik

guna terwujudnya kesejahteraan masyarakatnya.

Pada 5 Desember 2008 melalui pemilihan kepala daeang langsung/

dilantiklah Walikota dan Wakil Walikota Serang definitif. Sejak saat itu hingga 5

tahun ke depan Kota Serang akan dipimpin oleh duet kepemimpinan H. Bunyamin

dan TB. Chaerul Jaman yang mengusung visi terwujudnya landasan Kota Serang

yang global dan berwawasan lingkungan dan misi menyiapkan proses perencanan

tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah

Page 72: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

55

Kota Serang; Menyiapkan tata pemerintahan yang baik dan benar; Meningkatkan

iklim usaha yang kondusif bagi pelaku ekonomi di berbagai sektor; Meningkatkan

kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan formal dan non formal yang

terjangkau dan bekualitas.

Pemerintah Kota Serang juga ingin mewujudkan pelayanan kesehatan

dasar gratis bagi masyarakat kurang mampu; menciptakan sistem pelayanan prima

(mudah, murah, cepat, ramah dan berkualitas) dan mengembangkan nilai-nilai

seni dan budaya serta pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan.

Kemudian pada pemilihan Kepala Daerah (pilkada) Kota Serang, 5

September 2013, TB Chaerul Jaman yang berpasangan dengan Sulhi Choir

mengalahkan empat pasangan calon lain. Lalu pelantukan pun digelar dalam

siding paripurna istimewa DPRD Kota Serang yang dipimpin Ketua DPRD Kota

Serang Nur’aini..

4.1.1.1. Slogan Kota Serang Madani

Menegaskan tujuan pemerintahan Kota Serang untuk mewujudkan

Kota Serang yang madani, yang pada dasarnya mempunyai prinsip sebagai

berikut :

1) Menghormati kebebasan beragama (5 agama yang diakui pemerintah

Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945)

2) Menjaga persaudaraan antar umat beragama

3) Menjaga perdamain dan kedamaian

4) Menjaga persatuan

Page 73: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

56

5) Etika politik yang bebas bertanggung jawab

6) Pemerintahan yang melindungi hak dan kewajiban warga Negara

(masyarakat)

7) Konsistensi penegakan hukum berdasarkan kebenaran dan keadilan

8) Terciptanya masyarakat yang demokratis

9) Menghormati hak-hak azasi individu

10) Selalu berada dalam koridor agama

Semua itu diharapkan bisa terwujud dalam pemerintahan kota yang

bersih, adil, bertanggung jawab, agung, dan berwibawa, sehingga bisa

menciptakan masyarakat Kota Serang yang sejahtera di semua bidang

(sosial, politik, budaya dan pendidikan)

4.1.1.2.Visi Misi Kota Serang

1) Visi

Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan pimpinan

dan pelayanan publik di bidang informasi dan kehumasan yang berkualitas

2) Misi

a. Mengembangkan aparatur kehumasan yang professional dalam mengolah

informasi

b. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang informasi dan

komunikasi

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas system informasi dan komunikasi

Page 74: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

57

4.1.1.3.Keadaan Geografis

Kota Serang secara geografis terletak antara 5099’-60 22’ Lintang

Selatan dan 1060 07’-1060 25’ Bujur Timur. Apabila memakai koordinat

system UTM (Universal Transfer Mercator) zone 48E wilayah Kota Serang

terletak pada koordinat 618.000 m sampai dengan 638.000 m dari Barat ke

Timur dan 9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan.

Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 21,7

Km dan jarak terpanjang dari Barat ke timur adalah sekitar 20Km. sebelah

utara Kota Serang berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah timur

berbatasan dedngan Kabupaten Serang, begitu juga disebelah selatan dan

disebelah barar berbatasan dengan Kabupaten Serang.

Page 75: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

58

Kota Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan

Provinsi Banten, juga sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland)

ibukota Negara, karena dari Provinsi DKI Jakarta hanya berjarak sekitar 70

km. wilayah Kota serang sebagian besar adalah dataran rendah yang

memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis dengan curah

hujan yang cukup tinggi dan hari hujan banyak dengan ukuran tertinggi

dalam sebulan 70 mm dan rata-rata 19 hari hujan.

4.1.1.4.Pemerintahan

Kota Serang pada tahun 2012 terdiri dari 6 kecamatan dan 66

desa/kelurahan, dengan 36 diantaranya adalah kelurahan. Pemerintah Kota

Serang selama tahun 2012 didukung oleh 5.317 orang Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang terdiri dari 29 orang PNS golongan I, 1.029 orang golongan II,

2.756 orang golongan III dan 1620 orang golongan IV. Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kota Serang pada tahun 2011, mempunyai 4 Komisi dan 5

Fraksi dengan total anggota adalah 45 orang.

Jumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Serang

diantaranya sebagai berikut :

1) Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masuarakat

2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah

3) Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah

4) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB

5) Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal

Page 76: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

59

6) Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informatika

7) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

8) Dinas Pertanian

9) Badan Kepegawaian Daerah

10) Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

11) Kantor Lingkungan Hidup

12) Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah

13) Dinas Pendidikan

14) Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan

15) Dinas Pekerjaan Umum

16) Dinas Kesehatan

17) Sekretariat DPRD

18) Sekretariat Kota Serang

19) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

4.1.2.

Profil Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

Provinsi Banten

Desa

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa (BPPMD)

dipimpin oleh seorang Kepala dan didampingi oleh Sekretaris serta 6 (enam)

Kepala Bidang lainnya yang diharapkan mampu melaksanakan Tugas dan

Fungsi sehingga dapat melakukan perubahan sosial dalam arti merubah

kondisi kehidupan masyarakat untuk mencapai suatu kemajuan yang

diinginkan.

Page 77: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

60

Program Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa

(BPPMD) Provinsi Banten memiliki dua makna pokok, yakni meningkatkan

kemampuan masyarakat melalui pelaksanaan berbagai kebijakan dan

program pembangunan dan meningkatkan kemandirian masyarakat melalui

pemberian wewenang secara proporsional kepada masyarakat dalam

pengambilan keputusan dalam rangka membangun diri dan lingkungannya

secara mandiri.

Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa dapat dilakukan

melalui tiga aspek pokok, yakni : (1) menciptakan suasana yang

memungkinkan berkembangnya potensi yang dimiliki masyarakat, (2)

memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat melalui pemberian input

berupa bantuan dana, pembangunan sarana dan prasarana baik fisik maupun

sosial dan (3) melindungi masyarakat melalui pemihakan kepada

masyarakat yang lemah.

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa sebagai

salah satu perangkat daerah Provinsi Banten memiliki kewajiban untuk turut

serta dalam mewujudkan Visi Pembangunan Banten 2012-2017 yaitu

“Perempuan dan Masyarakat Sebagai Penggerak Utama Terwujudnya

Masyarakat Banten Bersatu dan Sejahtera”. Visi ini diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan perempuan dan masyarakat di Banten yang

dinamis dan religius untuk mewujudkan kemampuannya dalam menentukan

masa depan perempuan dan masyarakat desa Provinsi Banten yang sejahtera

berlandaskan Iman dan Takwa.

Page 78: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

61

Dalam upaya mendukung perwujudan visi Provinsi Banten, Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten sebagai

unit yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintah di bidang

pemberdayaan masyarakat telah merumuskan pula visi sebagai berikut :

4.1.2.1.Visi BPPMD

Dalam periode 2012-2017, Visi Badan Pemberdayaan Perempuan

dan Masyarakat Desa (BPPMD) Provinsi Banten adalah:“Perempuan dan

Masyarakat Sebagai Penggerak Utama Terwujudnya Masyarakat Banten

Bersatu dan Sejahtera”. Diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan

perempuan dan masyarakat di Banten yang dinamis dan religius untuk

mewujudkan kemampuannya dalam menentukan masa depan perempuan

dan masyarakat desa Provinsi Banten yang sejahtera berlandaskan Iman

dan Takwa. Visi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa

(BPPMD) Provinsi Banten tersebut mengacu kepada Visi dan Misi

Pembangunan Pemerintah Daerah Provinsi Banten Periode 2012-2017

adalah “ Bersatu mewujudkan Rakyat Banten Sejahtera Berlandaskan Iman

dan Taqwa” diharapkan perempuan dan masyarakat Provinsi Banten

mampu untuk meningkatkan dan mewujudkan seluruh perempuan dan

masyarakat Provinsi Banten lebih sejahtera dan mandiri.

Perempuan dan Masyarakat Provinsi Banten Sebagai Penggerak Utama

Pada intinya, dapat meningkatkan kesejahteraan perempuan dan

masyarakat desa di Banten yang dinamis dan religius untuk mewujudkan

Page 79: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

62

kemampuannya dalam menentukan masa depan perempuan dan

masyarakat desa Provinsi Banten yang sejahtera berlandaskan Iman dan

Takwa. Merupakan refleksi dari kemauan perempuan dan masyarakat desa

Provinsi Banten dalam menentukan jati dirinya untuk mewujudkan masa

depan dalam rangka meningkatkan pemahaman, perilaku dan harkat hidup

sebagai individu dan kelompok menuju sejahtera atau keadaan yang

menyebabkan individu dan kelompok, memiliki pemahaman dan

kemampuan untuk dapat memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki oleh

diri dan lingkungannya, sehingga mampu mendukungnya untuk tidak

bergantung pada orang lain dan dapat menjaga keberlangsungan

keberadaannya agar senantiasa mampu berpartisipasi dalam proses

pembangunan dengan melibatkan peran serta perempuan dan masyarakat

desa sebagai mitra pemerintah dengan tidak ketergantungan kepada pihak

lain dan dapat meningkatkan taraf hidup dan kehidupan baik di dalam

keluarga dan masyarakat.

Konsepsi Menuju Sejahtera ini adalah kata kunci dari visi Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa (BPPMD) Provinsi

Banten yang merupakan refleksi dari berkurangnya masyarakat miskin,

meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat terutama perempuan

dan masyarakat desa, terpenuhinya sarana dan prasarana dasar pendidikan,

kesehatan dan ekonomi serta ditemukannya jati diri masyarakat Banten

merupakan kondisi dinamis yang memungkinkan perempuan dan

masyarakat desa mampu membangun diri dan lingkungannya berdasarkan

Page 80: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

63

potensi, kebutuhan, aspirasi dan kewenangan yang ada pada perempuan

dan masyarakat desa sendiri yang difasilitasi oleh pemerintah dengan

melibatkan peran serta perempuan dan masyarakat desa dalam

pembangunan daerah untuk mewujudkan kesejahteraan perempuan dan

masyarakat desa Provinsi Banten. Keberlangsungan partisipasi dan peran

perempuan dan masyarakat desa dalam proses pembangunan untuk

mewujudkan kesejahteraan tersebut dibekali dengan kompetensi keahlian

yang memadai yang memungkinkan untuk mewujudkan kesejahteraan

baik di keluarga dan lingkungan masyarakat.

Pembangunan seyogyanya dilihat sebagai proses untuk

meningkatkan kapasitas wilayah dan atau kelompok perempuan dan

masyarakat desa agar senantiasa mampu beradaptasi secara kreatif

terhadap dinamika lingkungannya. Proses adaptasi-kreatif itu akan

menjaga atau bahkan meningkatkan kualitas hubungan timbal balik antara

perempuan, masyarakat desa, pemerintah dengan lingkungannya. Hal

tersebut berarti bahwa perempuan dan masyarakat desa akan mampu

mempertahankan keberlangsungan keberadaannya serta sekaligus tetap

mampu berpartisipasi dalam proses pembaharuan pembangunan.

Konsepsi pemberdayaan perempuan dan masyarakat desa pada

hakekatnya memiliki dua makna pokok, yakni (1) meningkatkan

kemampuan perempuan dan masyarakat desa (to give ability or enable)

melalui pelaksanaan berbagai kebijakan dan pembangunan, agar kondisi

kehidupan perempuan dan masyarakat desa dapat mencapai tingkat

Page 81: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

64

kemampuan yang diharapkan; (2) meningkatkan kemandirian perempuan

dan masyarakat desa melalui pemberian wewenang secara proporsional

kepada perempuan dan masyarakat desa dalam mengambil keputusan (to

give autority) dalam rangka membangun diri dan lingkungannya secara

mandiri. Hal ini menunjukan bahwa upaya pemberdayaan perempuan dan

masyarakat desa berarti memampukan dan memandirikan perempuan dan

masyarakat desa.

Dalam konteks ini, pemberdayaan perempuan dan masyarakat desa

harus dilakukan melalui tiga aspek pokok, yakni : (1) menciptakan suasana

atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang

dimiliki perempuan dan masyarakat desa; (2) memperkuat potensi atau

daya yang dimiliki perempuan dan masyarakat desa melalui pemberian

input berupa bantuan dana, pembangunan prasarana dan sarana baik fisik

maupun sosial serta pengembangan lembaga pendanaan, penelitian dan

pemasaran di daerah; (3) melindungi perempuan dan masyarakat melalui

pemihakan kepada perempuan dan masyarakat desa untuk mencegah

persaingan yang tidak seimbang dan bukan berarti mengisolasi atau

menutupi dari interaksi.

Kemajuan ekonomi merupakan salah satu dari sekian banyak

tujuan pembangunan lainnya, yang pada gilirannya akan mewujudkan

masyarakat sejahtera. Namun demikian, kemajuan ekonomi dapat menjadi

tidak bermakna tanpa dilandasi kehidupan masyarakat yang penuh

magfiroh dari khalik-Nya, oleh karena itu pembangunan yang diarahkan

Page 82: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

65

untuk mencapai rakyat Banten Sejahtera harus dilandasi oleh Iman dan

Taqwa sebagai ruh-Nya.

Khusus dalam rangka meningkatkan kemampuan perempuan dan

masyarakat dibutuhkan empat akses minimal yang diperoleh perempuan

dan masyarakat desa melalui fasilitas pemerintah, yakni akses terhadap

sumber daya; akses terhadap teknologi berdaya guna dan berhasil guna;

akses terhadap informasi pasar dan kemudahan pemasaran hasil usaha; dan

akses terhadap pembiayaan melalui bantuan dan skim kredit untuk modal

usaha ekonomi produktif. Pemberdayaan perempuan dan masyarakat desa

yang demikian akan membawa implikasi terhadap tugas dan fungsi Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa (BPPMD) Provinsi

Banten.

4.1.2.2.Misi BPPMD

Guna mendukung visi tersebut maka dirumuskanlah 4 Misi yang

memfokuskan tujuan dan sasarannya dalam rangka melakukan

pembangunan di bidang pemberdayaan perempuan dan masyarakat di

wilayah Propinsi Banten.

Misi tersebut antara lain:

1. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme Aparatur melalui

dukungan Pelayanan Keuangan, Sarana dan Prasarana Perkantoran,

Sistem Perencanaan, Evaluasi Pengendalian dan Penyediaan Data

Informasi yang Akuntabel.

Page 83: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

66

2. Meningkatkan Kapasitas Pemerintahan Desa, Kelembagaan

Perempuan dan Masyarakat Sebagai Pemersatu Masyarakat Banten;

3. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan dan

meningkatkan Ekonomi Masyarakat Menuju Masyarakat Banten

Sejahtera;

4. Meningkatkan Perlindungan serta Kualitas Hidup Perempuan dan

Anak Menuju Masyarakat Banten Sejahtera.

4.1.3. Profil Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan Kota Serang

Program penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP)

dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai salah satu upaya untuk

membangun kemandirian masyarakat bersama pemerintah dalam

menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Melalui P2KP-1

sampai P2KP-3 (1999-2006) telah terbentuk 6.168 BKM yang

merupakan kelembagaan masyarakat terbuka, representative dan

mengakar. Dalam rangka sinegisasi upaya penanggulangan

kemiskinan pada tahun 2007 Pemerintah Indonesia membuat

kebijakan untuk melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) sebagai Program Payung (umbrella policy)

untuk mensinergikan berbagai program pemberdayaan masyarakat

yang dimulai dengan P2KP dengan PPK.

Page 84: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

67

Tujuan program PNPM Mandiri Perkotaan antara lain

sebagai berikut :

1. Meningkatkan perubahan perilaku dan sikap masyarakat yang

lebih peduli, kebersamaan dan gotong royong dalam

memperbaiki kualitas lingkungan permukiman di perkotaan dan

kesejahteraan masyarakat.

2. Meningkatkan akses dan pelayanan kebutuhan dasar (linkungan

permukiman, sosial dan ekonomi) sesuai IPM-MDG, bagi warga

miskin perkotaan dengan membangun kemandirian masyarakat.

3. Perwujudan good governance dan membangun sinergi

pemerintah daerah bersama masyarakat dan pelaku

pembangunan kelompok peduli untuk mencapai pembangunan

berkelanjutan (sustainability development)

4.1.3.1.Visi PNPM Mandiri Perkotaan

Terwujudnya masyarakat madani, yang maju, mandiri, dan

sejahtera dalam lingkungan permukiman sehat, produktif dan lestari.

4.1.3.2.Misi PNPM Mandiri Perkotaan

Membangun masyarakat mandiri yang mampu menjalin

kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun kelompok peduli

setempat dalam menanggulangi kemiskinan secara efektif dan mampu

mewujudkan terciptanya lingkungan permukiman yang tertata, sehat,

produktif dan berkelanjutan.

Page 85: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

68

4.1.3.3.Nilai-Nilai dan Prinsip-Prinsip yang Melandasai P2KP

Nilai-nilai luhur kemanusiaan, prinsip-prinsip kemasyarakatan

yang bersifat universal, dan prinsip-prinsip pembangunan

berkelanjutan, yang melandasi pelaksaan P2KP adalah sebagai berikut :

1) Nilai-Nilai Universal Kemanusiaan (Gerakan Moral)

Nilai-nilai universal kemanusiaan yang harus dijunjung

tinggi, ditumbuh kembangkan dan dilestarikan oleh semua pelaku

P2KP dalam melaksanakan P2KP adalah :

1. Jujur

2. Dapat dipercaya

3. Ikhlas/kerelawanan

4. Adil

5. Kesetaraan

6. Kesatuan dalam keragaman

4.1.3.4.Komponen Program PNPM Mandiri Perkotaan

a. Komponen 1 : Pemberdayaan Masyarakat dan Penguatan

Pemda

o Fasilitasi Masyarakat di lokasi PNPMM

o Fasilitasi Masyarakat di lokasi “Graduated” BKMs

o Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah

Page 86: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

69

b. Komponen 2 : Stimulan BLM

o Stimulasi BLM bagi lokasi PNPMM Perkotaan untuk

pembiayaan upaya penanggulangan kemiskinan,

khususnya pelayanan insfruktur.

o Stimulant BLM Koordinasi bagi lokasi >3x BLM

PNPMM untuk koordinasi, promosi, pengembangan

kapasitas menuju chanelling program

c. Komponen 3 : Dukungan Pelaksanaan dan Bantuan Teknis

o Dukungan bantuan teknis konsultan, monitoring dan

evaluasi, SIM, dll.

d. Komponen 4 : Contingency Activities

o Disaster Risk Reduction (DRR) untuk wilayah yang

dibiayai oleh World Bank dan Livelihood Development

untuk wilayah yang dibiayai oleh IDB

4.1.4. Profil Kecamatan Kasemen

Page 87: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

70

Kecamatan Kasemen memiliki luas wilayah 66,52 Km2, dengan batas-

batas Kecamatan sebagai berikiut :

1. Utara : Laut Jawa

2.

Selatan :

Kecamatan Serang

3.

Barat :

Kecamatan Kramat Watu Kabupaten Serang

4.

Timur :

Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

Secara Administrasi wilayah Kecamatan Kasemen terbagi menjadi

10 Desa/Kelurahan, 64 Rukun Warga (RW), 227 Rukun Tetangga (RT).

Dengan jumlah penduduk 87.794 jiwa, yang terdiri dari 45.740 jiwa laki-

laki, dan 42.054 jiwa perempuan.

Kecamatan Kasemen merupakan wilayah pembangunan bagian utara

dari kota Serang. Wilayah Pembangunan Bagian Utara ini diarahkan dengan

fungsi utama pariwisata cagar budaya dan cagar alam, pelabuhan,

perdagangan dan jasa, perumahan dan berbagai fasilitas umum. Di wilayah

Kecamatan Kasemen melintas sebuah sungai yang cukup besar dan terkenal

yaitu Sungai Cibanten yang bermuara di Karangantu yang ada di wilayah

Kecamatan Kasemen. Di Kecamatan Kasemen juga terdapat Cagar Budaya

Banten Lama dan Cagar Alam Pulau Dua. Cagar Budaya Banten Lama ini

merupakan tempat ziarah yang banyak dikunjungi oleh peziarah baik dari

daerah Banten sendiri maupun dari luar daerah Banten, serta masih banyak

peninggalan sejarah di masa Kesultanan Banten yang ada di wilayah

Kecamatan Kasemen.

Page 88: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

71

4.1.4.1.Visi dan Misi Kecamatan Kasemen

A. Visi Kecamatan Kasemen Tahun 2012 – 2016

Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi

harus dibawa agar dapat eksis, antipatif, dan inovatif. Visi adalah suatu

gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang

diinginkan oleh organisasi.

Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategik,

merupakan langkah penting dalam perjalanan organisasi. Visi adalah

suatu pedoman dan pendorong organisasi untuk mencapai tujuannya.

Visi yang tepat bagi masa depan suatu organisasi akan mampu menjadi

akselerator kegiatan organisasi tersebut, termasuk perancangan rencana

strategik secara keseluruhan, pengelolaan sumber daya, pengembangan

indikator kinerja, cara pengukuran kinerja, evaluasi pengukuran

kinerja, yang akan diintegrasikan menjadi sinergi yang diperlukan oleh

organisasi. Menyadari pentingnya visi bagi organisasi, maka

Kecamatan Kasemen menetapkan visinya sebagai berikut :

“TERWUJUDNYA KONSISTENSI PERMBANGUNAN DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG TERPADU,

TERUKUR DAN BERKESINAMBUNGAN DI KECAMATAN

KASEMEN TAHUN 2016”.

Page 89: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

72

4.1.4.2.Misi Kecamatan Kasemen Tahun 2012 – 2016

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi (Pasal 1 ayat (13) UU No. 25

Tahun 2004). Misi merupakan pernyataan secara luas dan komprehensif

tentang tujuan suatu daerah/organisasi yang diekspresikan dalam produk

dan pelayanan yang akan diberikan atau dilaksanakan, kebutuhan

masyarakat yang dapat dipenuhi, kelompok masyarakat yang dilayani,

serta nilai-nilai yang dapat diperoleh.

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, setiap organisasi

harus memiliki misi yang jelas. Misi merupakan pernyataan yang

menetapkan tujuan organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan

mengapa organisasi ada, apa yang dilakukan dan bagaimana

melakukannya.

Misi Kecamatan Kasemen adalah :

1. Meningkatkan Kualitas Aparatur Yang Bersih Dan Berwibawa;

2. Meningkatkan Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat;

3.Mewujudkan Kecamatan Kasemen sebagai pintu gerbang ekonomi

Kota Serang, Provinsi Banten dan Nasional;

4. Meningkatkan Usaha Kecil dan Menengah;

Page 90: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

73

5.Meningkatkan Kualitas Hasil Pertanian, Perikanan, Pariwisata,

Pendidikan, Perdagangan dan Jasa.

4.1.4.3. Strategi Kecamatan Kasemen

Strategi pada dasarnya lebih bersifat grand design (agenda),

sebagai suatu cara atau pola yang dirancang untuk merespon isu strategis

yang dihadapi dan/atau untuk mencapai visi dan misi instansi.

Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan maka diperlukan

strategi sebagai suatu landasan tindak lanjut untuk merespon isu strategis

serta prospek pembangunan 2008 - 2013. Strategi sebagai suatu cara atau

pola untuk mewujudkan tujuan atas misi yang ditetapkan.

Adapun Strategi Kecamatan Kasemen tahun 2012 - 2016 adalah

sebagai berikut:

1. Pemantapan dan Peningkatan Sumber Daya dan Manajemen

Kelembagaan. Strategi ini ditempuh dalam rangka pencapaian

Misi Meningkatkan Kualitas Aparatur Yang Bersih Dan

Berwibawa;

2. Pemantapan kualitas pembangunan dalam pelayanan masyarakat

yang konsisten dan terpadu. Strategi ini ditempuh dalam rangka

pencapaian Misi Meningkatkan Pembangunan dan Pelayanan

Masyarakat;

Page 91: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

74

3. Harmonisasi kerjasama antar lembaga multi stakeholders. Strategi

ini ditempuh dalam rangka pencapaian Misi Mewujudkan

Kecamatan Kasemen sebagai pintu gerbang ekonomi Kota

Serang, Provinsi Banten dan Nasional;

4. Pembagian klastersisai ekonomi lokal . Strategi ini ditempuh

dalam rangka pencapaian Misi Meningkatkan Usaha Kecil dan

Menengah;

5. Peningkatan kualitas dan hasil usaha unggulan. Strategi ini

ditempuh dalam rangka pencapaian Misi Meningkatkan Kualitas

Hasil Pertanian, Perikanan, Pariwisata, Pendidikan, Perdagangan

dan Jasa.

Rumusan kebijakan Kecamatan Kasemen dalam melaksanakan

tugas pemerintahannya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung

pelayanan Kecamatan;

2. Mengadakan rapat kordinasi satu kali dalam satu bulan dan

konsultasi keluar daerah tiap tiga bulan sekali;

3. Meningkatkan disiplin administrasi perkantoran;

4. Meningkatkan peran aktif dan control masyarakat dalam

pelaksanaan pembangunan yang telah direncanakan untuk

mencapai hasil yang diharapkan;

5. Meningkatkan pengawasan dan monitoring serta evaluasi

program kegiatan yang telah direncanakan;

Page 92: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

75

6. Meningkatkan hubungan kerja dengan seluruh lembaga

pemerintah maupun non pemerintah;

7. Meningkatkan kinerja petugas pelayanandengan SDM yang

handal untuk mencapai pelayanan masyarakat yang maksimal;

8. Peningkatan transparansi, partisipasi dan mutu pelayanan

melalui peningkatan akses dan sebaran informasi.

4.2. Deskripsi Data

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang telah didapatkan

dari hasil penelitian lapangan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori

model implementasi kebijakan menurut Edward III. Teori tersebut menjelaskan

bahwa keberhasilan implementasi kebijakan publik dapat diukur dari proses

pencapaian hasil akhir (outcomes) yaitu tercapai atau tidaknya tujuan yang akan

dicapai. Variable-variabel yang mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi

kebijakan yaitu :

1. Komunikasi

a. Transisi

b. Kejelasan

c. Konsistensi

2. Sumber Daya

a. Staff

b. Informasi

c. Wewenang

d. Fasilitas

Page 93: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

76

3. Disposisi

a. Pengangkatan Birokrat

b. Insentif

4. Struktur Birokrasi

a. Melaksanakan SOPs

b. Melaksanakan Fragmentasi

Berdasarkan kategori diatas, maka peneliti membuat matrik agar data-data

yang ada dari hasil kategorisasi dapat dibaca dan dipahami secara keseluruhan.

Setelah itu dianalisis kembali untuk mencari kesimpulan yang signifikan selama

penelitian. Setelah data dan informasi yang didapatkan bersifat jenuh, artinya

telah ada pengulangan informasi, maka kesimpulan tersebut dapat diambil untuk

dijadikan jawaban dalam membahas masalah penelitian.

4.2.1. Informan Penelitian

Adapun informan-informan yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Informan Penelitian

No.

Kode Informan

Nama/Jabatan Informan

1. I1 Tenaga Ahli Administrasi GERBANG RATU BPPMD Provinsi Banten

2. I2 Korkot Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota Serang

3. I3 BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Kasemen

4. I4 BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Kasunyatan

5. I5 BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Kilasah

6. I6 Tokoh Masyarakat Kelurahan Kasemen

7. I7 Tokoh Masyarakat Kelurahan Kasunyatan

8. I8 Tokoh Masyarakat Kelurahan Kilasah

Page 94: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

77

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Mengingat bahwa jenis dan analisis data yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat

deskriptif berbentuk kata dan kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi

lapangan serta data hasil dokumentasi lainnya. Dengan menggunakan teknik data

kualitatif menggunakan konsep yang diberikan oleh Edward III, data-data tersebut

dianalisis selama proses penelitian berlangsung.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui wawancara,

dokumentasi, maupun observasi. Kemudian dilakukan reduksi berdasarkan

jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan masalah penelitian serta

dilakukan kategorisasi dalam penyusunan jawaban penelitian.

Dari data yang diperoleh peneliti dilapangan, baik itu berupa observasi

maupun wawancara, maka peneliti mendapatkan beberapa data yang kompleks.

Akan tetapi setelah data direduksi, maka peneliti mendapatkan data-data sesuai

dengan apa yang diinginkan pada fokus penelitian.

Edward III mengungkapkan bahwa suatu keberhasilan implementasi

kebijakan publik amat ditentukan oleh tingkat implementabilitas kebijakan itu

sendiri, yang terdiri atas Komunikasi, sumber daya, disposisi, struktur birokrasi.

Kaitannya dengan Peraturan Gubernur Banten Nomer 13 Tahun 2012 Tentang

Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu di Kecamatan

Kasemen Kota Serang harus dilihat dari empat factor yaitu 1. Komunikasi, 2.

Sumber daya, 3. Disposisi, 4. Struktur birokrasi, sebab dari keempat faktor

Page 95: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

78

tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Jika (1). Komunikasi (atau

pentransmisian informasi) diperlukan agar para pembuat keputusan dan para

implementor semakin konsisten dalam melaksanakan setiap kebijakan yang akan

diterapkan dalam masyarakat. Karenanya, komunikasi yang baik menghasilkan

implementasi kebijakan yang baik pula. (2). Sumber daya merupakan hal penting

lainnya karena dalam mengimplementasikan kebijakan sumber daya merupakan

tokoh atau penggerak kebijakan tersebut. Indikator-indikator yang digunakan

untuk melihat sejauhmana sumber daya dapat berjalan dengan rapi dan baik. (3).

Disposisi atau sikap dari pelaksana kebijakan adalah faktor penting ketiga dalam

pendekatan mengenai pelaksanaan suatu kebijakan publik. Jika pelaksanaan suatu

kebijakan ingin efektif, maka para pelaksana kebijakan tidak hanya harus

mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga harus memiliki kemampuan

untuk melaksanakannya, sehingga dalam praktiknya tidak terjadi bias. (4).

Struktur birokrasi, walaupun sumber-sumber untuk melaksanakan suatu kebijakan

tersedia, atau para pelaksana kebijakan mengetahui apa yang seharusnya

dilakukan dan mempunyai keinginan untuk melaksanakan suatu kebijakan, tetapi

kemungkinan kebijakan tersebut tidak dapat terlaksana atau terealisasi masih tetap

ada karena terdapatnya kelemahan dalam struktur birokrasi. Kebijakan yang

begitu kompleks menuntut adanya kerjasama banyak orang. Ketika struktur

birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan

menyebabkan sumber-sumber daya menjadi tidak efektif dan menghambat

jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah kebijakan harus dapat

Page 96: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

79

mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara politik dengan jalan

melakukan koordinasi dengan baik.

Peraturan Gubernur Nomer 13 Tahun 2012 Tentang Program Gerakan

Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu merupakan peratuan yang mengatur

tentang Program Pembangunan Kecamata Banten Bersatu antara lain adalah

pemberian dana bantuan 1 Milyar per kecamatan se Provinsi Banten. Terkait

implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana

kebijakan melaksanakan aktivitas, sehingga ujungnya akan mendapatkan hasil

yang sesuai dengan tujuan kebijakan tersebut. Lain dari pada itu implementasi

kebijakan juga merupakan perihal yang penting dalam semua tahapan kebijakan,

sebab dari sini, keseluruhan prosedur kebijakan bisa dipengaruhi oleh tingkat

keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan kebijakan tersebut.

Pada saat penelitian yang dilakukan dengan wawancara dan maupun

observasi lapangan, peneliti mendapatkan data-data yang kompleks. Setelah

melakukan proses reduksi data justru mendapatkan data-data yang peneliti

butuhkan. Data-data tersebut akan dipaparkan peneliti sesuai focus penelitian,

diantaranya :

4.3.1. Komunikasi

4.3.1.1.Transmisi

Penyaluran komunikasi yang baik akan mendapatkan suatu implementasi

yang baik pula, seringkali yang terjadi dalam penyaluran komunikasi adalah

adanya salah pengertian (miskomunikasi). Hal tersebut disebabkan karena

Page 97: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

80

komunikasi telah memulai beberapa tingkatan birokrasi sehingga apa yang

diharapkan terdistorsi ditengah jalan. Implementasi yang efektif terjadi apabila

para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan.

Pengetahuan atas apa yang akan mereka kerjakan dapat berjalan bila komuni kasi

berjalan dengan baik, sehingga setiap keputusan kebijakan dan peraturan

implementasi harus ditransisikan (atau dikomunikasikan) kepada bagian

personalia yang tepat. Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikan harus tepat,

akurat, dan konsisten.

Komunikasi (pennyaluran informasi) diperlukan agar para pembuat

keputusan dan para implementor akan semakin konsisten dalam melaksanakan

setiap kebijakan yang akan diterapkan dalam masyarakat. Komunikasi antar tim

pelaksana dengan masyarakat sudah berjalan dengan baik karena dengan adanya

komunikasi yang baik maka penerima kebijakan akan paham apa yang harus

mereka lakukan. Sesuai apa yang dikatakan oleh Tenaga Ahli Administrasi

GERBANG RATU BPPMD Provinsi Banten, belaiu menyatakan bahwa:

“Komunikasi berjalan dengan baik, karena memang harus terjalin komunikasi

yang baik agar program tersebut dapat berjalan dengan semestinya. Sehingga

tidak ada hambatan-hambatan yang berarti..” (Wawancara dengan I1 Senin 04

Mei 2015, 10.00 WIB, Kantor BPPMD Provinsi Banten KP3B).

Berdasarkan wawancara dengan I1 diatas dapat diketahui bahwa

komunikasi antara tim pelaksana program dengan masyarakat harus terjalin

dengan baik karena komunikasi itu sangat penting agar program ini berjalan

sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh

Page 98: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

81

Korkot Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota

Serang, beliau mengatakan: “Semua komunikasi sudah berjalan dengan baik dan

maksimal, sudah seharusnya komunikasi harus terjalin dengan baik agar

program pemerintah bisa terlaksana.” (Wawancara dengan I2 Rabu 29 April

2015, 13.00 WIB, kantor PNPM Mandiri Perkotaan Kota Serang Ciceri).

Berdasarkan wawancara dengan I2 diatas dapat diketahui bahwa

komunikasi antara tim pelaksana program dengan masyarakat harus berjalan

dengan baik dan maksimal. Hal ini dipertegas oleh BKM Kelurahan Kasemen,

beliau menyatakan bahwa: “Komunikasinya baik sekali dan berjalan dengan

lancar.” (Wawancara dengan I3 Selasa 28 April 2015, 13.00 WIB, Kantor BKM

Kelurahan Kasemen Kecamatan Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 diatas dapat diketahui bahwa

komunikasi dari Top-Down berjalan dengan lancar dan baik sekali. Hal ini juga

diperkuat oleh tokoh masyarakat Kelurahan Kasemen yang menyatakan bahwa:

“Baik, komunikasi berjalan dengan baik. Sebelumnya pihak kecamatan

mengadakan sosialisasi di kantor BPPMD provinsi Banten dan yang kedua di

Kantor BKM Kelurahan Kasemen yang memberi arahan langsung ke kampung-

kampung.” (Wawancara dengan I6 Kamis 30 April 2015, 16.00 WIB, Kampung

Angsoka Jaya Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 dan I6 dapat diketahui bahwa

komunikasi dari pelaksana program kepada masyarakat Kecamatan Kasemen

berjalan dengan baik karena pihak pelaksana program mengadakan sosialisasi dan

memberi arahan langsung terkait dengan program tersebut.

Page 99: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

82

Kemudian wawancara dengan BKM Kelurahan Kasunyatan, beliau

mengungkapkan bahwa: “Bagus, komunikasi yang terjalin antara pelaksana

program dan masyarakat sangat berjalan dengan maksimal.” (Wawancara

dengan I4 Rabu 29 April 2015, 10.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan Kasunyatan

Kecamatan Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I4 diatas dapat diketahui bahwa

komunikasi dari pelaksana program dan masyarakat harus terjalin dengan baik,

agar program pemerintah dapat berjalan dengan maskimal. Hal demikian juga

disampaikan oleh tokoh masyarakat Desa Kasunyatan yang mengungkapkan

bahwa: “Cukup baik, pihak pemerintah dan PNPM Mandiri sudah cukup

memberikan arahan soal GERBANG RATU jadi Insha Allah tidak ada masalah

untuk Desa Kasunyatan.” (Wawancara dengan I7 Kamis 30 April 2015, 13.00

WIB, Kampung Kenari Kasunyatan).

Berdasarkan wawancara dengan I4 dan I7 dapat diketahui bahwa

komunikasi yang dilakukan pelaksana program sudah cukup, dan tidak ada

masalah komunikasi untuk masyarakat Kelurahan Kasunyatan.

Selanjutnya wawancara dengan BKM Kelurahan Kilasah, beliau

menyatakan bahwa: “Sudah berjalan dengan baik sekali, kalau menurut saya

tidak ada masalah kalau untuk masalah komunikasi mengenai program

GERBANG RATU ini.” (Wawancara dengan I5 Senin 27 April 2015, 10.00 WIB,

Kantor BKM Kelurahan Kilasah Kecamatan Kasemen).

Page 100: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

83

Berdasarkan wawancara dengan I5 diatas dapat diketahui bahwa

komunikasi sudah berjalan dengan baik, dan tidak masalah mengenai masalah

komunikasi. Hal demikian juga diperkuat oleh tokoh masyarakat Desa Kilasah,

beliau menyatakan bahwa: “Komunikasi sudah berjalan dengan baik, pihak

kelurahan mengadakan pertemuan dan sudah memberikan arahan yang cukup

jelas.” (Wawancara dengan I8, Kamis 30 April 10.00 WIB, Kampung Kilasah).

Berdasarkan wawancara dengan I5 dan I8 dapat ditarik kesimpulan bahwa

komunikasi dan arahan yang diberikan pihak Kelurahan Kilasah kepada masyakat

kasemen sudah cukup jelas.

Dalam pelaksanaan program GERBANG RATU ini komunikasi dari atas

ke bawah/ Top-Down sangat penting sekali, agar terlaksananya program dengan

maksimal. Selain itu juga peneliti menggunakan triangulasi teknik yaitu dengan

cara mewawancarai informan lain dengan pertanyaan serupa terhadap informan

yang berbeda dan kesimpulan hasil wawancaranya adalah komunikasi yang

terjalin dari pelaksana Program GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen Kota

Serang dengan sasaran program sudah berjalan dengan baik dan maksimal.

4.3.1.2.Kejelasan

Komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan harus jelas dan

tidak membingungkan. Ketidakjelasan pesan kebijakan selalau menghalangi

implementasi, pada tatanan tertentu, para pelaksana membutuhkan fleksibilitas

dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada tatanan yang lain hal tersebut justru

akan menyelewengkan tujuan yang hendak dicapai oleh kebijakan yang hendak

Page 101: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

84

diciptakan. Dalam suatu program, kejelasan sangatlah penting karena untuk

menjalankan suatu program terutama program pemberdayaan yang diperuntukan

kepada masyarakat. Dalam hal ini pemerintah maupun pelaksana program harus

dapat mensosialisasikan program tersebut dengan jelas sehingga program tersebut

dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Komunikasi antar pelaksana

program dengan masyarakat sudah berjalan cukup baik karena adanya komunikasi

yang baik maka penerima pelaksana program akan mudah mengerti apa yang

harus mereka lakukan. Kejelasan dalam komunikasi juga harus diperhatikan agar

komunikasi yang diterima tidak membingungkan dan ambigu.

Sesuai dengan yang diutarakan oleh Tenaga Ahli Administrasi

GERBANG RATU BPPMD Provinsi Banten, bahwa: “Secara prosedural sudah

jelas semua, kita melakukan sosialisasi dengan cara memberikan pengarahan

langsung dan memberikan pedoman pelaksanaan program dari situ diharapakan

dapat dimengerti.” (Wawancara dengan I1 Senin 04 Mei 2015, 10.00 WIB, Kantor

BPPMD Provinsi Banten KP3B).

Berdasarkan wawancara dengan I1 diatas dapat diketahui bahwa pelaksana

program sudah melakukan semua secara prosedural dengan cara melakukan

sosialisasi dengan cara memberikan pengarahan langsung dan memberikan

pedoman pelaksanaan program dan diharapakan semua pihak dapat mengerti. Hal

ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Korkot Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota Serang, beliau menyatakan

bahwa: “Harus jelas, Sosialisasi pelaksana program di Kota Serang terutama di

Kecamatan Kasemen sudah sesuai dengan apa yang diharapkan, walaupun tidak

Page 102: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

85

semua masyarakat Kasemen hanya tokoh masyarakat saja yang kami harapkan

para tokoh masyarakat dapat menyebarluaskan informasi yang sudah diperoleh

kepada masyarakat Kasemen lainnya.” (Wawancara dengan I2 Rabu 29 April

2015, 13.00 WIB. Kantor PNPM Mandiri Perkotaan Kota Serang Ciceri).

Berdasarkan dengan wawancara dengan I2 dapat diketahui bahwa

sosialisasi sudah dilakukan dengan apa yang diharapkan walaupun tidak semua

masyarakat yang menerima sosialisasi tersebut, pelaksana program berharap tokoh

masyarakat dapat menyebarluaskan informasi ke semua masyarakat mengenai

program GERBANG RATU ini. Hal ini serupa dengan yang dinyatakan oleh

BKM Kelurahan Kasemen, bahwa: “Informasi mengenai GERBANG RATU dari

pihak pemerintah kepada kami sudah cukup jelas, dan kami pun

menginformasikan ke seluruh ketua RT/RW juga sudah jelas.” (Wawancara

dengan I3 Selasa 28 April 2015, 13.00 WIB Kantor BKM Kelurahan Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 diketahui bahwa dalam pentransmisian

informasi dari pihak Pemerintah sudah cukup jelas, dan dari pihak kelurahan

kepada ketua RT/RW pun sudah cukup jelas. Hal ini diperkuat oleh pernyataan

dari tokoh masyarakat Kelurahan Kasemen, beliau menyatakan bahwa: “Jelas,

semua informasi mengenai GERBANG RATU untuk Kelurahan Kasemen sudah

tersampaikan dengan baik sampai ke RT/RW setempat.” (Wawancara dengan I6

Kamis 30 April 16.00 WIB, Kampung Angsoka Jaya Kasemen).

Berdasarkan wawancara I3 dan I6 komunikasi sudah jelas, informasi

mengenai GERBANG RATU di Kelurahan Kasemen sudah tersampaikan dengan

jelas sampai ke tingkat RT/RW.

Page 103: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

86

Menanggapi wawancara dengan I2, BKM Kelurahan Kasunyatan

menyatakan bahwa: “Sudah jelas, setelah pemerintah mengadakan sosialisasi

dengan seluruh BKM di kantor BPPMD Provinsi Banten, dan selang waktu 3 hari

kami langsung mengadakan pertemuan dengan ketua RT/RW se Kelurahan

Kasunyatan guna memberikan informasi yang sudah diperoleh.” (Wawancara

dengan I4 Rabu 29 April, 10.00 WIB. Kantor BKM Kelurahan Kasunyatan).

Berdasarkan wawancara dengan I4 dapat diketahui bahwa setelah pihak

Pemerintah mengadakan sosialisasi, tidak menunggu lama BKM Kelurahan

Kasunyatan pun langsung mengadakan pertemuan dengan ketua RT/RW se

Kelurahan Kasunyatan guna memberikan informasi yang sudah diperoleh. Hal

serupa juga dinyatakan oleh tokoh masyarakat Kelurahan Kasunyatan bahwa:

“Jelas, dari pihak pemerintah sangat jelas, dari pihak BKM Kasunyatan juga

sangat jelas, tidak ada masalah kalau untuk informasi.” (Wawancara dengan I7

Kamis 30 April 13.00 WIB, Kampung Kenari Kasunyatan).

Berdasarkan wawancara dengan I4 dan I7 dapat diketahui bahwa

komunikasi yang dilakukan pihak pemerintah kepada pihak BKM Kelurahan

Kasunyatan sudah cukup jelas, dan dari pihak BKM Kelurahan Kasunyatan

kepada RT/RW juga sangat jelas. Tidak ada masalah dalam hal komunikasi untuk

Kelurahan Kasunyatan.

Menanggapi wawancara I2, BKM Kelurahan Kilasah mengakatan bahwa:

“Jelas sekali sampai ke tingkat RT/RW juga sudah cukup jelas, sampai ke

masyarakat juga tidak ada masalah.” (Wawancara dengan I5 Senin 27 April 10.00

WIB, Kantor BKM Kelurahan Kilasah).

Page 104: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

87

Berdasarkan wawancara dengan I5 komunikasi yang diberikan oleh pihak

pemerintah sudah jelas sampai ke tingkat RT/RW. Sampai ke masyarakat juga

tidak ada masalah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari tokoh masyarakat Desa

Kilasah, beliau menyatakan bahwa: “Dari pemerintah sampai ke BKM kebetulan

saya ikut sosialisasinya jadi menurut saya jelas sekali arahan yang diberikan

mengenai GERBANG RATU ini.” (Wawancara dengan I8 Kamis 30 April 10.00

WIB, Kampung Kilasah).

Dari wawancara dengan I5 dan I8 dapat ditarik kesimpulan bahwa

komunikasi dari pihak pemerintah kepada BKM Kelurahan Kilasah dan kepada

masyarakat sudah cukup jelas.

Setelah peneliti membandingkan hasil wawancara, observasi, studi

dokumentasi maka peneliti dapat menarik kesimpulan sementara bahwa

komunikasi yang dilakukan oleh pihak pelaksana program sampai kepada

masyarakat Kecamatan Kasemen Kota Serang megenai Program GERBANG

RATU ini sudah cukup jelas. Hal ini juga diperkuat dengan adanya laporan

capaian kegiatan yang diberikan oleh korkot kota Serang.

4.3.1.3. Konsistensi

Pemerintah harus konsisten dengan apa yang diberikan dalam suatu

pelaksanaan suatu komunikasi. Karena jika tidak ada konsistensi maka dapat

menimbulkan kebingungan bagi pelaksana program di lapangan. Dalam segi

pemberian arahan dan perintah sikap Pemerintah harus konsisten agar pelaksana

program dapat menjalankan program dengan baik dan sesuai prosedur dari

Page 105: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

88

Pemerintah. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Tenaga Ahli

Administrasi GERBANG RATU BPPMD Provinsi Banten, beliau

mengungkapkan bahwa: “Sudah sangat konsisten, bahkan pemerintah ikut

mendorong agar program ini berjalan dengan baik karena dengan adanya

program GERBANG RATU ini dapat membantu masyarakat di Kecamatan se

Provinsi Banten baik secara fisik maupun ekonomi masyarakatnya.” (Wawancara

dengan I1 Senin 04 Mei 2015 10.00 WIB, Kantor BPPMD Provinsi Banten

KP3B).

Berdasarkan wawancara dengan I1 dapat diketahui bahwa komunikasi yang

dilakukan pemerintah sudah konsisten dan pemerintah ikut mendorong agar

program ini dapat berjalan dengan baik sehingga dapat membantu masyarakat di

semua kecamatan se Provinsi Banten baik secara fisik maupun ekonomi

masyarakat. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Korkot Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota Serang, beliau

mengungkapkan bahwa: “Sudah konsisten dan cukup jelas sekali.” (Wawancara

dengan I2 Rabu 29 April 2015 13.00 WIB, Kantor PNPM Mandiri Perkotaan Kota

Serang Ciceri).

Berdasarkan wawancara dengan I2 dapat diketahui bahwa komunikasi yang

dilakukan dengan pemerintah sudah konsisten dan cukup jelas sekali. Hal ini juga

diperkuat dengan pernyataan dari BKM Kelurahan Kasemen: “Sudah, kami semua

bekerja sesuai prosedur yang telah diberikan dan disepakati.” (Wawancara

dengan I3 Selasa 28 April 13.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan Kasemen).

Page 106: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

89

Berdasarkan wawancara dengan I3 diketahui bahwa pihak pelaksana

program sudah melakukan komunikasi dengan konsisten dan pihak Kelurahan

Kasemen juga sudah melakukan hal yang sama dan bekerja sesuai prosedur yang

telah diberikan dan disepakati. Hal ini diperkuat dengan pernyataan tokoh

masyarakat Kelurahan Kasemen yang menyatakan bahwa: “Konsisten, pihak BKM

Kelurahan Kasemen memberikan komunikasi yang baik.” (Wawancara dengan I6

Kamis 30 April 16.00 WIB, Kampung Angsoka Jaya Kasemen).

Dari wawancara I3 dan I6 dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi yang

dilakukan pemerintah kepada masyarakat Kasemen sudah konsisten karena pihak

BKM sendiri sudah memberikan arahan sesuai prosedur yang sudah disepakati.

Menanggapi wawancara dengan I2, BKM Kelurahan Kasunyatan

menyatakan bahwa: “Jelas konsisten sekali, dalam hal ini pemerintah sudah jelas

memberikan arahan dan dorongan, pihak kami pun sudah mengikuti prosedur

sehingga semua masyarakat kasunyatan sudah mengerti mengenai program ini.”

(Wawancara dengan I4 Rabu 29 April 2015 10.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan

Kasunyatan).

Berdasarkan dengan wawancara dengan I4 dapat diketahui bahwa

komunikasi yang dilakukan pelaksana program sudah cukup konsisten, dan pihak

BKM Kelurahan Kasunyatan pun sudah mengikuti prosedur sehingga diharapkan

masyarakat sudah mengerti mengenai Program GERBANG RATU ini. Berbeda

dengan pernyataan I4, tokoh masyarakat Kelurahan Kasunyatan menyatakan

bahwa: “Tidak konsisten kalau menurut saya, sebelumnya program ini berjalan

sosialisasi pihak BKM menjelaskan bahwa program GERBANG RATU ini akan

Page 107: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

90

bekerja berdasarkan musrenbang kecamatan, tapi dalam implementasinya tidak

sesuai dengan musrenbang.” (Wawancara dengan I7 Kamis 30 April 10.00 WIB,

Kampung Kenari Kasunyatan).

Berdasarkan wawancara dengan I4 dan I7 dapat ditarik kesimpulan bahwa

komunikasi yang dilakukan oleh pihak pelaksana program tidak konsisten ini

dibuktikan dengan pernyataan dari tokoh masyarakat Kelurahan Kasunyatan

bahwa implementasi Program GERBANG RATU ini tidak sesuai dengan

musrenbang.

Menanggapi jawaban dari I7, I2 menjelaskan bahwa: “Memang

berdasarkan musrenbang tetapi dalam implementasinya kita sengaja memberikan

wewenang kepada pelaksana program di tingkat desa agar mereka mengetahui

apa yang dibutuhkan oleh desa masing-masing, jadi kalau mereka mau bikin

jalan yasudah kita bantu fasilitas dan lain-lainnya.” (Wawancara tambahan

dengan I2 Rabu 06 Mei 2015 13.00 WIB, Kantor PNPM Mandiri Perkotaan Kota

Serang Ciceri).

Berdasarkan wawancara dengan I2 menanggapi pernyataan dari I7 dapat

diketahui bahwa Program GERBANG RATU mengikuti agenda musrenbag,

tetapi dalam implementasinya tetap masyarakat yang memegang kendali atas

penggunaan dana bantuan tersebut.

Menanggapi wawancara I2, BKM Kelurahan Kilasah menyatakan bahwa:

“Sudah konsisten dengan adanya program ini pemerintah juga turut meninjau

Page 108: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

91

implementasinya.” (Wawancara dengan I5 Senin 27 April 2013 10.00 WIB,

Kantor BKM Kelurahan Kilasah).

Berdasarkan wawancara dengan I5 dapat diketahui bahwa komunikasi ke

BKM Kelurahan Kilasah sudah konsisten dan pemerintah juga turut meninjau

implementasinya. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari tokoh masyarakat

Kelurahan Kilasah bahwa: “Konsisten, karena pihak PNPM Mandiri juga

melakukan monitoring langsung.” (Wawancara dengan I8 Kamis 30 April 10.00

WIB, Kampung Kilasah).

Dari wawancara I5 dan I8 dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi yang

dilakukan pelaksana program GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen Kota

Serang dari BKM Kelurahan Kilasah sudah konsisten karena adanya tinjauan

langsung dan monitoring dari pelaksana program terkait GERBANG RATU.

Hasil wawancara ini dilakukan dengan menggunakan triangulasi teknik yaitu tidak

hanya mempercayai satu informan saja tetapi juga mecoba mewawancarai

informan lain agar hasil dari wawancara tersebut benar-benar dipercaya.

Dalam indikator komunikasi baik transmisi, kejelasan maupun konsistensi

yang dilakukan oleh pihak pelaksana program maupun masyarakat sudah berjalan

dengan baik hal tersebut dapat dilihat berdasarkan asumsi-asumsi dari setiap

informan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh pihak pelaksana program sudah

dilakukan dengan baik. Selain itu juga sesuai dengan obsevasi yang peneliti

lakukan, serta ada bukti dokumentasi tentang jalannya proses sosialisai kepada

warga. Serta pemerintah konsisten dalam menyampaikan informasi maupun

menjalankan kegiatan dari Program GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen

Page 109: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

92

Kota Serang ini dan senantiasa mendorong program ini dengan baik karena

dengan adanya program ini dapat membantu masyarakat baik secara fisik maupun

secara ekonomi. Hal ini juga diperkuat dengan adanya laporan capaian kegiatan

yang diberikan oleh korkot kota Serang.

4.3.2. Sumber Daya

4.3.2.1.Staf

Faktor kedua yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu

kebijakan adalah sumber daya. Sumber daya merupakan hal penting lainnya,

sumber daya manusia yang ada di Kecamatan Kasemen Kota Serang cukup

mendukung unutk mendorong agar program pemerintah ini dapat terlaksana

dengan baik. Sumber daya manusia yang ada di Kecamatan Kasemen Kota Serang

dipilih berdasarkan musyawarah dan seleksi oleh pihak kecamatan dan kelurahan

sehingga dapat terlihat yang berkompeten dan mampu untuk menjalankan

program tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Tenaga Ahli Administrasi

GERBANG RATU BPPMD Provinsi Banten, beliau menyatakan bahwa:

“Seluruh pelaksana program ini dipilih oleh kami serta mendapatkan persetujuan

dari masyarakat desa tersebut melalui musyawarah berdasarkan syarat-syarat

tertentu baik dari segi kemampuan dan pengetahuannya.” (Wawancara dengan I1

Senin 04 Mei 2015 10.00 WIB, Kantor BPPMD Provinsi Banten KP3B).

Berdasarkan wawancara dengan I1 diatas dapat diketahui bahwa orang-

orang yang melaksanakan Program GERBANG RATU ini adalah orang-orang

yang sudah dipilih secara musyawarah berdasarkan syarat-syarat tertentu baik dari

segi kemampuan dan pengetahuannya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan

Page 110: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

93

oleh Korkot Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota

Serang, beliau mengungkapkan bahwa: “Pelaksana program di tingkat

kelurahan/desa dipilih berdasarkan musyawarah dan telah disepakati oleh semua

pihak.” (Wawancara dengan I2 Rabu 29 April 2015 13.00 WIB, Kantor PNPM

Mandiri Perkotaan Kota Serang).

Berdasarkan wawancara dengan I2 menerangkan bahwa pelaksana program

ditingkat kelurahan/desa sudah dipilih berdasarkan musyawarah dan telah

disepakati oleh semua pihak. Hal ini diperkuat oleh pernyataan BKM Kelurahan

Kasemen, beliau menyatakan bahwa: “Pelaksana program semuanya dari warga

desa setempat, jadi mereka yang lebih mengerti apa yang desa mereka butuhkan

yang paling penting dana tersebut digunakan dengan sewajarnya dan bersifat

pembangunan desa.” (Wawancara dengan I3 Selasa 28 April 13.00 WIB, Kantor

BKM Kelurahan Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 dapat diketahui bahwa pelaksana

program semuanya dari warga desa setempat, jadi mereka yang lebih mengerti apa

yang desa mereka butuhkan yang paling penting dana tersebut digunakan dengan

sewajarnya dan bersifat pembangunan desa. Hal ini juga sesuai dengan yang

dinatakan oleh tokoh masyarakat Kelurahan Kasemen, yang menyatakan bahwa:

“Kita dipilih berdasarkan musyawarah di BKM Kelurahan Kasemen, dan harus

ada persetujuan dari semua tokoh masyarakat desa.” (Wawancara dengan I6

Kamis 30 April 2015 16.00 WIB, Kampung Angsoka Jaya Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 dan I6 maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pemilihan staf atau pelaksana program di tingkat kelurahan terutama

Page 111: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

94

Kelurahan Kasemen dipilih berdasarkan musyawarah, yang sesuai dengan kriteria

dan disepakati oleh semua pihak dan masyarakat desa terkait.

Menanggapi wawancara dengan I2, BKM Kelurahan Kasunyatan

mengungkapkan bahwa: “Orang-orangnya sesuai dengan musyawarah di BKM

waktu itu, pengalamannya, pengetahuannya juga sebagai pertimbangan untuk

dipilih.” (Wawancara dengan I4 Rabu 29 April 2014 10.00 WIB, Kantor BKM

Kelurahan Kasunyatan).

Berdasarkan wawancara dengan I4 dapat diketahui bahwa orang-orangnya

sesuai dengan musyawarah di BKM waktu itu, pengalamannya, pengetahuannya

juga sebagai pertimbangan untuk dipilih. Hal ini juga diperkuat dengan

pernyataan dari tokoh masyarakat Kelurahan Kasunyatan yang menyatakan

bahwa: “Saya dipilih waktu itu karena saya aktif di kegiatan karang taruna desa,

dan saya dipercaya sebagai pelaksana program GERBANG RATU di tingkat desa

melalui musyawarah.” (Wawancara dengan I7 Kamis 30 April 13.00 WIB,

Kampung Kenari Kasunyatan).

Berdasarkan wawancara dengan I4 dan I7 dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemilihan staf/pelaksana program di tingkat Kelurahan Kasunyatan berjalan

melalui musyawarah dan mempertimbangkan pengalaman dan pengetahuannya.

Menanggapi wawancara dengan I2, BKM Kelurahan Kilasah menyatakan

bahwa: “Semua berasal dari desa tempat tinggal masing-masing, dipilih dari

musyawarah, setelah dicatat kemudian dipanggil ditanya bersedia atau tidak,

Page 112: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

95

setelah itu langsung berjalan.” (Wawancara dengan I6 Senin 27 April 10.00 WIB,

Kantor BKM Kelurahan Kilasah).

Berdasarkan hasil wawancara dengan I5 pelaksana program di tingkat

kelurahan harus berasal dari kelurahan masing-masing, dan kemudian dipilih dari

musyawarah setelah itu dipanggil dan ditanya bersedia atau tidaknya menjalan

program ini di kelurahannya setelah itu langsung program berjalan. Hal ini juga

diperkuat dengan adanya pernyataan dari tokoh masyarakat Kilasah yang

menyatakan bahwa: “Pemilihan staf waktu itu lewat musyawarah dan hasilnya

baik.” (Wawancara dengan I8 Kamis 30 April 10.00 WIB, Kampung Kilasah).

Berdasarkan hasil wawancara dengan I5 dan I8 dapat ditarik kesimpulan

bahwa staf Kelurahan Kilasah dipilih melalui musyawarah yang adil dan mufakat.

Selain itu juga pertimbangannya adalah pelaksana program harus orang asli desa

tersebut.

Setelah peneliti mewawancarai semua informan, mengobservasi, dan

melihat dokumentasi terkait sumber daya ini terutama dalam hal staf peneliti dapat

menarik kesimpulan bahwa penentuan pegawai yang akan mengelola kegiatan

tersebut berdasarkan hasil musyawarah dan juga seleksi berdasarkan kemampuan

dan pengetahuannya. Hal ini agar pegawai yang akan mengelola kegiatan

memiliki kemampuan yang bagus, sehingga dapat menjalankan tugas dengan baik.

4.3.2.2.Informasi

Dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua bentuk, yaitu

pertama, informasi yang berhubungan dengan cara cara melaksanakan kebijakan.

Page 113: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

96

Implementor harus harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan disaat

mereka diberi perintah untuk melakukan tindakan. Kedua, informasi mengenal

data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan regulasi pemerintah

yang telah ditetapkan. Implementor harus mengetahui apakah orang yang terlihat

dalam pelaksanaan tersebut patuh terhadap hukum. Dalam pelaksanaan Program

GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen Kota Serang masyarakat mengetahui

proses yang berlaku dalam pengelolaan program tersebut. Seperti yang

diungkapkan Tenaga Ahli Administrasi GERBANG RATU BPPMD Provinsi

Banten beliau mengungkapkan bahwa: “ Sosialisasi dari kami sudah dari A-Z,

informasi yang jelas sudah tersampaikan dengan baik, ini dibuktikan dengan

implementasi di lapangan.” (Wawancara dengan I6 Senin 04 Mei 2015 10.00

WIB, Kantor BPPMD Provinsi Banten KP3B).

Berdasarkan wawancara dengan I1 dapat diketahui bahwa sosialisasi yang

dilakukan oleh BPPMD sudah cukup, informasinya juga sudah tersampaikan

dengan baik ini dibuktikan dengan implementasi di lapangan. Hal ini juga

diperkuat oleh pernyataan dari Korkot Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota Serang beliau menyatakan bahwa: “Informasi

sudah jelas dengan dikeluarkan buku pendoman pelaksanaan yang diberikan

kepada masing-masing fasilitator di desa, didalam buku pendoman tersebut sudah

sangat jelas peraturan, teknis, dan segala sesuatu mengenai Program GERBANG

RATU ada di situ.” (Wawancara dengan I2 Rabu 29 April 2015 13.00 WIB,

Kantor PNPM Mandiri Perkotaan Kota Serang Ciceri).

Page 114: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

97

Berdasarkan wawancara dengan I2 dapat diketahui bahwa informasi yang

diberikan oleh kami sudah cukup jelas dan kami juga mengeluarkan buku

pedoman pelaksanaan yang didalamnya sudah tertera teknis, peraturan, dan segala

sesuatu mengenai program tersebut. Hal ini serupa dengan dinyatakan oleh BKM

Kelurahan Kasemen: “Bagus sekali tidak ada masalah, kalau masyarakat masih

bingung kan bisa menghubungi fasilitator dari PNPM Mandiri atau saya dan

sudah diberikan buku pedoman, yang jelas informasi sudah sampai dengan

maksimal.” (Wawancara dengan I3 Selasa 28 April 2015 13.00 WIB, Kantor BKM

Kelurahan Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 dapat kita ketahui bahwa informasi

sudah tersalurkan dengan baik ini dibuktikan dengan pernyataan dari tokoh

masyarakat Kasemen, beliau menyatakan bahwa: “Jelas dan sudah dimengerti,

lagi pula sudah ada buku pedoman pelaksanaan jadi yang kurang dimengerti

tinggal baca disitu ada semua.” (Wawancara dengan I6 Kamis 30 April 16.00

WIB, Kampung Angsoka Jaya Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 dan I6 maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa untuk di Kelurahan Kasemen dalam hal informasi tidak ada masalah

dikarenakan masyarakat terbantu dengan adanya sosialisasi dan pemberian buku

pedoman pelaksanaan GERBANG RATU disetiap desa.

Menanggapi wawancara dengan I2, BKM Kelurahan Kasunyatan

menyatakan bahwa: “Informasi sudah jelas, kalau tidak jelas pasti mandek dan

banyak masalahnya.” (Wawancara dengan I4 Rabu 29 April 2015 10.00 WIB,

Kantor BKM Kelurahan Kasunyatan).

Page 115: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

98

Berdasarkan wawancara dengan I4 dapat diketahui bahwa informasi yang

dilakukan oleh pihak BKM Kelurahan Kasunyatan sudah sangat jelas ini

dibuktikan tidak ada masalah dalam pelaksanaan program di wilayah tersebut. Hal

ini juga diperkuat oleh tokoh masyarakat Kasunyatan, beliau mengungkapkan

bahwa: “Jelas sekali, Informasi yang saya dapat jelas dan ada buku pedoman

pelaksanaan juga jadi cukup jelas.” (Wawancara dengan I7 Kamis 30 April 13.00

WIB, Kampung Kenari Kasunyatan).

Berdasarkan wawancara dengan I4 dan I7 dapat ditarik kesimpulan bahwa

informasi dari BKM Kelurahan Kasunyatan tidak ada masalah karena masyarakat

merasa terbantu dengan adanya informasi berupa lisan dan tulisan dari

pemerintah.

Menanggapi wawancara I2, BKM Kelurahan Kilasah juga beranggapan

bahwa: “Informasi yang disalurkan sudah jelas dan dimengerti, buku pedoman

pelaksanaan juga sudah saya berikan.” (Wawancara dengan I5 Senin 27 April

2015 10.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan Kilasah).

Berdasarkan wawancara dengan I5 dapat diketahui bahwa informasi yang

sudah disalurkan oleh pihak BKM Kelurahan Kilasah sudah dimengerti dan jelas,

sesuai dengan buku pedoman pelaksanaan yang sudah diberikan. Hal ini juga

diperkuat dengan adanya pernyataan dari tokoh masyarakat Kelurahan Kilasah

yang menyatakan bahwa: “Cukup jelas dan dimengerti, kita bekerja juga

berdasarkan buku pedoman pelaksanaan yang sudah diberikan.” (Wawancara

dengan I8 Kamis 30 April 10.00 WIB, Kampung Kilasah).

Page 116: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

99

Berdasarkan wawancara dengan I5 dan I8 dapat ditarik kesimpulan bahwa

informasi yang diberikan oleh pihak BKM Kelurahan Kilasah kepada masyarakat

Kilasah mengenai Program GERBANG RATU ini sudah cukup dimengerti dan

masyarakat bekerja juga sesuai dengan buku pedoman pelaksanaan yang sudah

diberikan.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan

semua informan mengenai sumber daya dalam hal informasi maka peneliti dapat

menarik kesimpulan bahwa baik Pemerintah dan masyarakat sudah memberikan

semua informasi terkait dengan Program GERBANG RATU di Kecamatan

Kasemen Kota Serang ini dengan sangat baik dan menjalankan proses tersebut

sesuai dengan alur yang berlaku berdasarkan buku pedoman pelaksanaan. Hal ini

juga diperkuat dengan adanya laporan capaian kegiatan yang diberikan oleh

korkot kota Serang.

4.3.2.3.Wewenang

Pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintah dapat

dilaksanakan dengan baik. Kewenangan merupakan otoritas atas legitimasi bagi

para pelaksana program dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara

politik. Ketika wewenang itu nihil, maka kekuatan para implementor di mata

publik tidak terlegitimasi, sehingga dapat menggagalkan proses implementasi

kebijakan.

Tetapi dalam konteks lain, ketika wewenang formal tersebut ada maka

sering terjadi kesalahan dalam melihat efektivitas kewenangan. Di satu pihak

Page 117: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

100

efektivitas diperlukan dalam pelaksanaan implementasi kebijakan, tetapi disisi

lain efektivitas akan menyurut mana kala wewenang diselewengkan oleh para

pelaksana demi kepentingannya sendiri atas demi kepentingan kelompoknya.

Dalam hal ini pemerintah maupun pengelola di lapangan sudah menjalankan tugas

dan wewenangnya dengan baik, seperti yang diungkapkan oleh Tenaga Ahli

Administrasi GERBANG RATU BPPMD Provinsi Banten, beliau menyatakan

bahwa: “Pemerintah maupun pelaksana program GERBANG RATU sudah

menjalankan tugas dan wewenangnya dengan baik ketika musyawarah maupun

dalam pelaksanaannya.” (Wawancara dengan I1 Senin 04 Mei 2015 10.00 WIB,

Kantor BPPMD Provinsi Banten KP3B).

Berdasarkan wawancara dengan I1 dapat diketahui bahwa pemerintah

sudah menjalankan tugas dan wewenangnya dengan baik ketika musyawarah

maupun dalam pelaksanaannya. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari

Korkot Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota

Serang yang menyatakan bahwa: “Semua koordinator sudah menjalankan tugas

dan wewenangnya dengan baik dan dalam pelaksanaan pun berjalan dengan

baik.” ( Wawancara dengan I2 Rabu 29 April 2015 13.00 WIB, Kantor PNPM

Mandiri Perkotaan Kota Serang Ciceri).

Berdasarkan wawancara dengan I2 dapat diketahui bahwa semua

koordinator sudah menjalankan tugas dan wewenangnya dengan baik dan dalam

pelaksanaannya pun berjalan dengan baik. Hal ini juga dipertegas oleh BKM

Kelurahan Kasemen bahwa: “Semua wewenang sudah diberikan kepada masing-

masing pelaksana program di tingkat kelurahan, dan semuanya berjalan dengan

Page 118: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

101

baik.” (Wawancara dengan I3 Selasa 28 April 2015 13.00, Kantor BKM Kelurahan

Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 dapat diketahui bahwa semua

wewenang sudah diberikan kepada masing-masing pelaksana program di tingkat

Kelurahan, semuanya berjalan dengan baik. Hal ini diperkuat dengan pernyataan

dari tokoh masyarakat Kelurahan Kasemen yang menyatakan bahwa: “ Wewenang

sudah diberikan setelah hasil musyawarah pelaksana program diberikan, setelah

itu pelaksana program langsung menjalankan program dengan wewenang yang

sudah diberikan.” (Wawancara dengan I6 Kamis 30 April 2015 16.00 WIB,

Kampung Angsoka Jaya Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 dan I6 dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemberian wewenang dari Pemerintah kepada pelaksana program di tingkat

Kelurahan Kasemen di Kecamatan Kasemen berjalan dengan baik.

Menanggapi wawancara I2, BKM Kelurahan Kasunyatan menyatakan

bahwa: “Pemberian wewenang kepada pelaksana program di tingkat kelurahan

sudah berjalan dengan baik dan tidak ada masalah.” (Wawancara dengan I5 Rabu

29 April 10.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan Kasunyatan).

Berdasarkan wawancara dengan I4 dapat diketahui bahwa pemberian

wewenang kepada pelaksana program di tingkat kelurahan sudah berjalan dengan

baik dan tidak ada masalah. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh tokoh

masyarakat Kelurahan Kasunyatan yang menyatakan bahwa: “Wewenang sudah

Page 119: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

102

diberikan oleh masing-masing pelaksana program dengan baik.” (Wawancara

dengan I7 Kamis 30 April 13.00 WIB, Kampung Kenari Kasunyatan).

Berdasarkan wawancara I4 dan I7 dapat ditarik kesimpulan bahwa

wewenang yang diberikan kepada pelaksana program di tingkat Kelurahan

Kasunyatan sudah berjalan dengan baik dan tidak ada masalah.

Menanggapi wawancara I3, BKM Kelurahan Kilasah menyatakan bahwa:

“Sudah dengan baik pemberian wewenangnya, masing-masing pelaksana

program yang sudah diberikan wewenang di Kelurahan Kilasah juga melakukan

tugasnya dengan baik.” (Wawancara dengan I5 Senin 27 April 2015 10.00 WIB,

Kantor BKM Kelurahan Kilasah).

Berdasarkan wawancara dengan I5 dapat diketahui bahwa pemberian

wewenang pada masing-masing pelaksana program berjalan dengan baik. Hal ini

juga sesuai dengan apa yang diutarakan oleh tokoh masyarakat Kelurahan Kilasah

yang menyatakan bahwa: “Sudah baik, semuanya sudah punya wewenangnya

masing-masing.” (Wawancara dengan I8 Kamis 30 April 2015 10.00 WIB,

Kampung Kilasah).

Berdasarkan wawancara dengan I5 dan I8 dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemberian wewenang kepada semua pelaksana program di tingkat Kelurahan

Kilasah sudah berjalan dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dengan

semua informan untuk sumber daya dalam hal wewenang dapat ditarik

kesimpulan bahwa Pemerintah maupun pelaksana program sudah menjalankan

Page 120: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

103

wewenangnya masing-masing dengan baik sesuai dengan prosedur GERBANG

RATU yang berlaku.

4.3.2.4.Fasilitas

Fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam implementasi

kebijakan, implementor mungkin memiliki staf yang mencukupi, mengerti apa

yang harus dilakukan, dan memiliki wewenang untuk melaksanakan tugasnya,

tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka implementasi

kebijakan tersebut tidak akan berhasil. Maka dari itu fasilitas sarana dan prasarana

harus mendukung agar implementasi dari suatu kebijakan dapat berjalan dengan

baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Sesuai dengan apa yang diutarakan oleh

Tenaga Ahli Administrasi GERBANG RATU BPPMD Provinsi Banten, beliau

mengutarakan bahwa: “Fasilitas pastinya kita bantu dari segi pengadaan alat-

alat pendukung yang dibutuhkan masyarakat maupun prasarananya.”

(Wawancara dengan I1 Senin 04 Mei 2015 10.00 WIB, Kantor BPPMD Provinsi

Banten KP3B).

Berdasarkan hasil wawancara dengan I1 dapat diketahui bahwa fasilitas

yang dibutuhkan masyarakat dalam melaksanakan program tersebut akan sepenuh

dibantu oleh dinas-dinas terkait. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Korkot

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota Serang yang

menyatakan bahwa: “Fasilitas yang dibutuhkan masyarakat tersedia cukup, dan

mendukung jalannya program dengan baik.” (Wawancara dengan I2 Rabu 29

April 2015 13.00 WIB, Kantor PNPM Mandiri Perkotaan Kota Serang Ciceri).

Page 121: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

104

Berdasarkan hasil wawancara dengan I2 dapat diketahui bahwa fasilitas

tersedia cukup dan sangat membantu jalannya program GERBANG RATU di

Kecamatan Kasemen Kota Serang. BKM Kelurahan Kasemen yang menyatakan

bahwa: “Fasilitas sudah ada dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dari

masing-masing kelurahan.” (Wawancara dengan dengan I3 Selasa 28 April 2015

13.00 Kantor BKM Kelurahan Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 dapat diketahui bahwa fasilitas

pendukung sudah ada dan dapat digunakan dengan kebutuhan dari masing-masing

desa. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh tokoh masyarakat Kelurahan

Kasemen, yang menyatakan bahwa: “Fasilitas sudah ada dari pemerintah, tinggal

kita butuhnya apa tinggal bilang dan pakai.” (Wawancara dengan I6 Kamis 30

April 2015 16.00 WIB, Kampung Angsoka Jaya Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 dan I6 dapat diketahui bahwa fasilitas

dalam mendukung program GERBANG RATU untuk di Kelurahan Kasemen

Kecamatan Kasemen Kota Serang sudah ada dan tersedia dengan baik.

Menanggapi wawancara dengan I2, BKM Kelurahan Kasunyatan

menyatakan bahwa: “Fasilitas sudah ada tinggal pakai saja.” (Wawancara

dengan I4 Rabu 29 April 2015 10.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan Kasunyatan).

Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan dengan tokoh masyarakat Kelurahan

Kasunyatan yang mengutarakan bahwa: “Fasilitas yang dibutuhkan sudah ada

dan tidak ada masalah.” (Wawancara dengan I7 Kamis 30 April 2015 13.00 WIB,

Kampung Kenari Kasunyatan).

Page 122: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

105

Berdasarkan wawancara dengan I4 dan I7 dapat diketahui bahwa fasilitas

untuk menjalankan program GERBANG RATU di Kelurahan Kasunyatan

Kecamatan Kasemen Kota Serang sudah tersedia dengan baik dan tidak ada

masalah.

Menanggapi wawancara dengan I2, BKM Kelurahan Kilasah menyatakan

bahwa: “Untuk fasilitas pendukung tidak ada masalah, masyarakat juga merasa

terbantu untuk menjalankan program tersebut.” (Wawancara dengan I5 Senin 27

April 2015 10.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan Kilasah). Hal ini sesuai dengan

yang dinyatakan oleh tokoh masyarakat Kelurahan Kilasah yang menyatakan

bahwa: “Fasilitas lengkap dan cukup membantu.” (Wawancara dengan I8 Kamis

30 April 2015 10.00 WIB, Kampung Kilasah).

Berdasarkan wawancara dengan I5 dan I8 dapat diketahui bahwa fasilitas

dalam mendukung Program GERBANG RATU di Kelurahan Kilasah Kecamatan

Kasemen Kota Serang sudah cukup lengkap dan tidak ada masalah. Fasilitas yang

dimaksud adalah fasilitas pendukung jalannya program tesebut seperti

pembangunan jalan, fasilitas yang dibutuhkan adalah alat berat seperti buldozer.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dengan

semua informan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa fasilitas pendukung

untuk kegiatan Program GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen Kota Serang

dipenuhi dengan baik, sehingga dengan demikian dapat mempermudah

masyarakat dalam menjalankan program tersebut dengan baik. Hal ini juga

diperkuat dengan adanya laporan capaian kegiatan yang diberikan oleh korkot

kota Serang.

Page 123: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

106

4.3.3. Disposisi

4.3.3.1.Pengangkatan Birokrat

Disposisi atau sikap para pelaksana akan menimbulkan hambatan-

hambatan yang nyata terhadap implementasi kebijakan bila personil yang ada

tidak melaksanakan kabijakan-kabijakan oleh pejabat-pejabat tinggi. Karena itu,

pemilihan dan pegangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang

yang memiliki dedikasi pada kabijakan yang telah ditetapkan, lebih khususnya

lagi pada kepentingan masyarakat. Jadi dalam pemilihan personil itu harus melalui

seleksi yang jelas agar kebijakan yang akan dijalankan berjalan dengan baik.

Dalam menangani Program GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen Kota

Serrang ini pengangkatan pegawainya sudah cukup baik dikarenakan melalui

tahap musyawarah dan seleksi berdasarkan kemampuan dan pengetahuannya. Hal

ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Tenaga Ahli Administrasi GERBANG

RATU BPPMD Provinsi Banten, beliau mentakan bahwa: “Seperti yang sudah

dikatakan diawal, seluruh pelaksana program ini dipilih berdasarkan

musyawarah di BKM kelurahan berdasarkan syarat-syarat tertentu baik dari segi

kemampuan maupun pengetahuannya.” (Wawancara dengan I1 Senin 04 Mei 2015

10.00 WIB, Kantor BPPMD Provinsi Banten KP3B).

Berdasarkan wawancara dengan I1 dapat diketahui bahwa seluruh

pelaksana program ini dipilih berdasarkan musyawarah di BKM kelurahan

berdasarkan syarat-syarat tertentu baik dari segi kemampuan maupun

pengetahuannya. Hal demikian juga disampaikan oleh Korkot Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota Serang beliau menyampaikan

Page 124: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

107

bahwa: “Lewat musyawarah di BKM, setiap kampung mengusulkan nama nanti

ada seleksi dengan persyaratan tertentu.” (Wawancara dengan I2 Rabu 29 April

2015 13.00 WIB, Kantor PNPM Mandiri Perkotaan Kota Serang Ciceri).

Berdasarkan wawancara dengan I2 dapat diketahui bahwa pengangkat

pelaksana program dipilih berdasarkan musyawarah yang masing-masing

kampung mengusulkan nama dan setelah itu di seleksi sesuai dengan kemampuan

dan pengetahuannya. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan BKM Kelurahan

Kasemen yang menyatakan bahwa: “Lewat musyawarah yang dihadiri oleh

semua perwakilan kampung setelah itu dilakukan tahap penyeleksian mana yang

sekiranya mampu itulah yang dipilih untuk menjalankan program di wilayah

masing-masing.” (Wawancara dengan I3 Selasa 28 April 2015 13.00 WIB, Kantor

BKM Kelurahan Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 dapat diketahui bahwa pengangkatan

pelaksana program di BKM Kelurahan Kasemen lewat tahap musyarawah dan

seleksi berdasarkan kemampuan dan pengetahuan. Hal ini juga senada dengan

yang disampaikan BKM Kelurahan Kasunyatan, beliau menyatakan bahwa:

“Lewat musyawarah dan seleksi, yang terpenting harus berasal dari

desa/kelurahan masing-masing.” (Wawancara dengan I4 Rabu 29 April 2015

10.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan Kasunyatan).

Berdasarkan wawancara dengan I4 dapat diketahui bahwa pengangkatan

birokrat di BKM Kelurahan Kasunyatan juga melewati tahap musyawarah dan

seleksi, yang terpenting harus berasal dari desa/kelurahan masing-masing. Hal ini

juga diperkuat oleh BKM Kelurahan Kilasah yang menyatakan bahwa:

Page 125: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

108

“Penangakatan pelaksana program berdasarkan musyawarah dan seleksi kepada

masing-masing nama dari setiap kampung.” (Wawancara dengan I5 Senin 27

April 2015 10.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan Kilasah).

Berdasarkan wawancara dengan semua informan penelitian mengenai

pengangkatan birokrat dalam hal menjalankan Program GERBANG RATU di

Kecamatan Kasemen Kota Serang lewat tahapan musyawarah dan seleksi sesuai

dengan kemampuan dan pengetahuannya. Hal ini juga diperkuat dengan adanya

laporan capaian kegiatan yang diberikan oleh korkot kota Serang.

4.3.3.2.Insentif

Edward III juga menjelaskan bahwa salah satu teknik yang disarankan

untuk mengatasi masalah kecenderungan para pelaksana adalah dengan

memanipulasi insentif. Oleh karena itu, pada umumnya orang yang bertindak

menurut kepentingannya sendiri, maka memanipulasi insentif oleh para pembuat

kebijakan mempengaruhi tindakan para pelaksana kebijakan. Dengan cara

menambah keuntungan atau biaya tertentu mungkin akan menjadi faktor

pendorong yang membuat para pelaksana kebijakan melaksanakan perintah

dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi (self

interest) atau organisasi. Dalam pengelolaan Program GERBANG RATU di

Kecamatan Kasemen Kota Serang pegawai yang mengelola tidak mendapatkan

insentif dari pemerintah namun dana bantuan ini dikenakan pajak pph 22 sebesar

1,5%. Seperti yang diungkapkan oleh Tenaga Ahli Administrasi GERBANG

RATU BPPMD Provinsi Banten, beliau mengungkapkan bahwa: “Tidak ada,

hanya saja ada potongan pajak pph 22 sebesar 1,5%. Hanya itu saja yang

Page 126: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

109

dibebankan ke dana bantuan.” (Wawancara dengan I1 Senin 04 Mei 2015 10.00

WIB, Kantor BPPMD Provinsi Banten KP3B).

Berdasarkan wawancara dengan I1 dapat diketahui bahwa pelaksana

program tidak mendapatkan insentif dari program tersebut hanya saja terdapat

potongan pajak pph 22 sebesar 1,5% yang dibebankan kepada dana bantuan

Program GERBANG RATU tersebut. Hal ini juga diperkuat oleh Korkot Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota Serang, beliau

menyatakan bahwa: “Untuk insentif kepada pelaksana program tidak ada dan

tidak bisa karena semua pelaporan dana semuanya transparan, BKM dan

masyarakat sebelumnya sudah mengetahui adanya potongan pajak didalam

Program GERBANG RATU ini.” (Wawancara dengan I2 Rabu 29 April 2015

13.00 WIB, Kantor PNPM Mandiri Perkotaan Kota Serang Ciceri).

Berdasarkan wawancara dengan I2 dapat diketahui bahwa tidak ada

insentif yang diterima oleh pelaksana program, karena semua pelaporan dana

transparan dan BKM dan semua masyarakat sebelumnya sudah mengetahui bahwa

ada potongan pajak didalam Program GERBANG RATU ini. Hal demikian juga

disampaikan oleh BKM Kelurahan Kasemen, beliau menyatakan bahwa: “Tidak

ada, karena semuanya bisa melihat laporan pengeluaran dan pemasukan.

Potongan saya jamin hanya ada di pajak pph 22 saja.” (Wawancara dengan I3

Selasa 28 April 2015 13.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan Kasemen).

Berdasarkan wawancara dengan I3 dapat diketahui bahwa untuk di BKM

Kelurahan Kasemen semua pelaporan dana dapat dilihat pemasukan maupun

pengeluarannya, sekalipun ada potongan dalam dana Program GERBANG RATU

Page 127: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

110

ini itu hanyalah pajak pph 22. Hal demikian juga diperkuat oleh BKM Kelurahan

Kasunyatan, beliau menyatakan bahwa: “Kami dan semua masyarakat tidak

mendapatkan insentif apa-apa, kami sudah berkomitmen bahwa dana bantuan ini

adalah murni untuk pengembangan jalan-jalan kampung.” (Wawancara dengan I4

Rabu 29 April 2015 10.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan Kasunyatan).

Berdasarkan wawancara dengan I4 dapat ditarik kesimpulan bahwa, BKM

Kelurahan Kasunyatan dan semua masyarakat sudah berkomitmen bahwa dana

bantuan GERBANG RATU ini adalah murni untuk pengembangan jalan-jalan

kampung di Kelurahan Kasunyatan. Hal ini juga sama dinyatakan oleh BKM

Kelurahan Kilasah, yang menyatakan bahwa: “Untuk insentif tidak ada, potongan

hanya ada pada pajak pph 22 sebesar 1,5% saja, untuk potongan yang lain tidak

ada.” (Wawancara dengan I5 Senin 27 April 2015 10.00 WIB, Kantor BKM

Kelurahan Kilasah).

Berdasarkan wawancara dengan semua informan penelitian mengenai

insentif, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pelaksana Program

GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen Kota Serang tidak ada yang dapat

insentif dan memanipulasi dari dana bantuan dikarenakan semua pelaporan dana

pemasukan dan pengeluaran bersifat trasparan, hanya saja terdapat potongan pajak

pph 22 sebesar 1,5%. Hal ini juga diperkuat dengan adanya laporan capaian

kegiatan yang diberikan oleh korkot kota Serang.

Page 128: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

111

4.3.4. Struktur Birokrasi

4.3.4.1.Standart Operating Procedures (SOPs)

Standart Operating Procedures (SOPs) adalah suatu kegiatan rutin yang

memungkinkan para pegawai (atau pelaksana kebijakan/administrator/birokrat)

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya pada tiap harinya sesuai dengan

standar yang ditetapkan (atau standar minimum yang dibutuhkan oleh

masyarakat). Prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari

kegiatan yang berhubungan satu sama lain dan prosedur-prosedur yang berkaitan

dengan melaksanakan dan memudahkan kegiatan dalam suatu oraganisasi

sehingga tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan, dalam pelaksanaan

Program GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen Kota Serang pun harus

memiliki prosedur yang jelas terkait dengan program tersebut agar tercapainya

tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan wawancara dengan Tenaga

Ahli Administrasi GERBANG RATU BPPMD Provinsi Banten, beliau

menyatakan bahwa: “Melalui sosialisasi yang dilakukan pihak kami dan pihak

BKM setempat dengan menjelaskan semua prosedurnya, dan hasilnya bagus

masyarakat dapat menerima dengan baik.” (Wawancara dengan I1 Senin 04 Mei

2015 10.00 WIB, Kantor BPPMD Provinsi Banten KP3B).

Berdasarkan wawancara diatas, Korkot Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota Serang juga menyatakan bahwa: “Prosedurnya

sudah dijelaskan pada tahap sosialisasi awal dan masyarakat mau tidak mau

harus mengikuti prosedur demi berjalannya program ini dengan baik.”

Page 129: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

112

(Wawancara dengan I2 Rabu 29 April 2015 13.00 WIB, Kantor PNPM Mandiri

Perkotaan Kota Serang Ciceri).

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa prosedur sudah

dijelaskan pada tahap sosialisasi awal dan masyarakat mau tidak mau harus

mengikuti prosedur demi berjalannya program ini dengan baik. Hal ini diperkuat

oleh pernyataan dari BKM Kelurahan Kasemen, yang menyatakan bahwa:

“Prosedurnya ada dan sudah dijelaskan dengan baik, kalau belum dijelaskan

pelaksana program di Kelurahan pasti tidak akan mengerti program ini untuk

apa dan untuk siapa.” (Wawancara dengan I3 Selasa 28 April 13.00 WIB, Kantor

BKM Kelurahan Kasemen).

Hal demikian juga diperkuat oleh BKM Kelurahan Kasunyatan yang

menyatakan bahwa: “Melalui sosialisasi awal dan semua prosedurnya sudah

dijelaskan dengan baik sehingga masyarakat tahu tujuan dari program ini apa.”

(Wawancara dengan I4 Rabu 29 April 10.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan

Kasunyatan).

Senada dengan pernyataan diatas, BKM Kelurahan Kilasah juga

menyatakan bahwa: “Prosedur sudah dijelaskan dengan baik dan tidak ada

masalah, karena dari atas pun sudah menjalankan semuanya sesuai prosedur

yang berlaku.” (Wawancara dengan I5 Senin 27 April 10.00 WIB, Kantor BKM

Kelurahan Kilasah).

Berdasarkan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi diatas dengan

semua informan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pemerintah

Page 130: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

113

sudah melakukan Standart Operating Procedures dengan baik guna menjelaskan

kepada masyarakat tujuan dari Program GERBANG RATU di Kecamatan

Kasemen Kota Serang. Hal ini juga diperkuat dengan adanya laporan capaian

kegiatan yang diberikan oleh korkot kota Serang.

4.3.4.2.Melakukan Fragmentasi

Melakukan fragmentasi merupakan penyebaran tanggung jawab suatu

kebijakan kepada beberapa badan yang berbeda sehingga memerlukan koordinasi,

pada umumnya semakin besar koordinasi yang diperlukan untuk melaksanakan

kebijakan semakin berkurang kemungkinan keberhasilan kebijakan tersebut.

Dalam Program GERBANG RATU ini pemerintah dalam hal ini adalah Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa berkoordinasi dengan PNPM

Mandiri Perkotaan. sehingga keberhasilan atau kegagalan dalam program ini

adalah murni tanggung jawab dari kedua badan tersebut. Berdasarkan wawancara

dengan Tenaga Ahli Administrasi GERBANG RATU BPPMD Provinsi Banten,

beliau menyatakan bahwa: “Kami maupun pelaksana program di tingkat

kelurahan sudah tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan GERBANG RATU

baik dari sosialisasi maupun pelaksanaannya.” (Wawancara dengan I1 Senin 04

Mei 2015 10.00 WIB, Kantor BPPMD Provinsi Banten KP3B).

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa pemerintah dan

pelaksana program di tingkat desa sudah bertanggung jawab dalam pelaksanaan

kegiatan GERBANG RATU baik dari sosialisasi maupun pelaksanaannya. Hal ini

juga serupa dengan yang disampaikan oleh Korkot Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kota Serang, beliau menyatakan

Page 131: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

114

bahwa: “Pemerintah maupun pelaksana program sudah menjalankan program

dengan baik, dan sangat bertanggung jawab dalam melaksanakan program ini.”

(Wawancara dengan I2 Rabu 29 April 2015 13.00 WIB, Kantor PNPM Mandiri

Perkotaan Kota Serang Ciceri).

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa pemerintah maupun

pelaksana program sudah menjalankan program dengan baik, dan sangat

bertanggung jawab dalam melaksanakan program ini. Hal ini diperkuat oleh

pernyataan dari BKM Kelurahan Kasemen yang menyatakan bahwa: “Pemerintah

dan pelaksana program di tingkat kelurahan sudah menjalankan program ini

sesuai prosedur dan sudah bertanggung jawab sesuai dengan wewenangnya

masing-masing. Jalan yang sudah bagus merupakan bukti konkritrnya bahwa

tanggung jawab semua pelaksana program sudah baik.” (Wawancara dengan I3

Selasa 28 April 2015 13.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan Kasemen).

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa pemerintah dan

pelaksana program di tingkat kelurahan sudah menjalankan program ini sesuai

prosedur dan sudah bertanggung jawab sesuai dengan wewenangnya masing-

masing. Jalan yang sudah bagus merupakan bukti konkritrnya bahwa tanggung

jawab semua pelaksana program sudah baik. Hal demikian juga dinyatakan oleh

BKM Kelurahan Kasunyatan, beliau menyatakan bahwa: “Pemerintah sudah

bertanggung jawab dengan baik dan tidak ada masalah.” (Wawancara dengan I4

Rabu 29 April 2015 10.00 WIB, BKM Kelurahan Kasunyatan).

Hal demikian juga dinyatakan dengan BKM Kelurahan Kilasah, beliau

menyatakan bahwa: “Tanggung jawab pemerintah dan pelaksana program di

Page 132: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

115

tingkat kelurahan sudah bagus, karena sebelumnya sudah diberikan tanggung

jawab dan wewenang masing-masing.”(Wawancara dengan I5 Senin 27 April

2015 10.00 WIB, Kantor BKM Kelurahan Kilasah.)

Berdasarkan wawancara, studi dokumentasi, dan observasi yang peneliti

lakukan dengan semua informan penelitian mengenai fragmentasi (penyebaran

tanggung jawab) pada pelaksanaan Program GERBANG RATU di Kecamatan

Kasemen Kota Serang sudah berjalan dengan baik, bahwa dalam pelaksanaannya

dan sosialisasinya Pemerintah dan pelaksana program di tingkat desa sudah

bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang sudah diberikan. Dan adanya

beberapa dokumentasi mengenai proyek-proyek yang sudah dijalankan

merupakan bukti bahwa penyebaran tanggung jawab sudah dilakukan dengan baik

oleh pelaksana program dengan menggunakan dana bantuan dari Program

GERBANG RATU. Hal ini juga diperkuat dengan adanya laporan capaian

kegiatan yang diberikan oleh korkot kota Serang.

4.4. Pembahasan

Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG

RATU) merupakan program yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi Banten yang

dalam pelaksanaannya, program ini mempunyai visi yaitu tercapatnya

kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin pedesaan. Dimana perangkat

kecamatan dan desa adalah bagian yang sangat vital, dan harus ikut berpartisipasi

dalam menjalankan program tersebut agar program tersebut dapat berjalan dengan

baik dan sesuai dengan tujuan.

Page 133: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

116

Dalam penelitian ini peneliti akan membahas tentang fokus penelitian,

dimana berdasarkan mekanisme implementasi kebijakan menurut Edward III ada

empat faktor yang mempengaruhi agar implementasi kebijakan dalam berjalan

dengan baik, yaitu:

1. Komunikasi : Transmisi, Kejelasan, dan Konsistensi

2. Sumber Daya : Staf, Wewenang, Informasi, dan Fasilitas

3. Disposisi : Pengangkatan Birokrat dan Insentif

4. Struktur Birokrasi : Melaksanakan SOPs dan Melakukan Fragmentasi

1. Komunikasi

Dimana dalam mengimplementasikan kebijakan komunikasi sangat

menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari kebijakan tersebut. Pengetahuan

atas apa yang akan mereka kerjakan dan dapat berjalan dengan baik bila

komunikasi yang terjalin antara Pemerintah dengan masyarakat berjalan dengan

baik pula. Komunikasi dalam hal ini ada tiga bagian yaitu transmisi, kejelasan,

dan konsistensi harus berjalan dengan baik.

Pertama yaitu transmisi, dalam penelitian ini transmisi (penyaluran

komunikasi) yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat sudah berjalan

dengan baik, karena dalam kegiatan ini adanya sosialisasi yang melibatkan

Pemerintah dan perwakilan dari setiap BKM. Dari perwakilan BKM ini

diharapkan dapat menyebarluaskan informasi kepada semua masyarakat di

Kelurahan tersebut.

Page 134: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

117

Kedua yaitu kejelasan, dalam penelitian ini kejelasan dalam

menyampaikan komunikasi yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat

sudah berjalan dengan baik dan jelas. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa

Pemerintah sudah melakukan sosialisasi yang sesuai dengan prosedur.

Ketiga yaitu konsisten, dalam penelitian ini konsistensi dalam

menyampaikan komunikasi yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat

sudah konsisten dalam memberikan informasi mengenai program tersebut.

Walaupun hasil wawancara dengan dengan I8 menyebutkan bahwa pemerintah

tidak konsinten dalam melakukan komunikasi mengenai program ini, hal ini

langsung diklarifikasi oleh I2 bahwa program tersebut memang berdasarkan

musrenbang tetapi dalam implementasinya kita sengaja memberikan wewenang

kepada pelaksana program di tingkat kelurahan agar mereka mengetahui apa yang

dibutuhkan oleh kelurahan masing-masing, jadi singkatnya jalannya program

GERBANG RATU fleksibel, bisa sesuai dengan musrenbang atau sesuai dengan

kebutuhan desa tersebut ini tergantung dengan pelaksana program di lapangan.

2. Sumber Daya

Faktor kedua yang mempengaruhi keberhasilan dari implementasi

kebijakan adalah sumber daya. Sumber daya merupakan hal penting lainnya,

menurut Edward III. Dalam menjalankan suatu kebijakan untuk menjalankan

kebijakan tersebut agar dapat berjalan dengan baik dibutuhkan sumber daya yang

baik dan mendukung agar kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik dan

sesuai yang diharapkan. Sumber daya dalam hal ini ada empat bagian yaitu staf,

wewenang, informasi, dan fasilitas.

Page 135: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

118

Pertama yaitu staf, seluruh pelaksana program dipilih berdasarkan hasil

musyawarah dan seleksi berdasarkan syarat-syarat tertentu dari segi kemampuan

dan pengentahuan, jadi dapat disimpulkan dari bagian staf sudah memadai dan

bagus karena mereka dipilih berdasarkan musyawarah dan seleksi sesuai dengan

kemampuan dan pengetahuan, sehingga sudah memenuhi syarat untuk menjadi

pelaksana Program GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen Kota Serang.

Kedua yaitu informasi, Pemerintah sudah memberikan informasi kepada

masyarakat dengan sangat baik ini dibuktikan dengan dikeluarkannya buku

pedoman pelaksanaan sebagai sumber informasi tertulis yang diberikan kepada

seluruh pelaksana program di tingkat desa.

Ketiga yaitu wewenang, Pemerintah sudah memberikan wewenang kepada

pelaksana program berdasarkan musyawarah pemilihan pelaksana program dan

masing-masing sudah menjalankan wewenangnya dengan baik.

Keempat yaitu fasilitas, fasilitas pendukung untuk kegiatan Program

GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen Kota Serang dipenuhi dengan baik,

sehingga dengan demikian dapat mempermudah masyarakat dalam menjalankan

program tersebut dengan baik.

3. Disposisi

Disposisi atau sikap para pelaksana akan menimbulkan hambatan-

hambatan yang nyata terhadap implementasi kebijakan bila personil yang ada

tidak melaksanakan kabijakan-kabijakan oleh pejabat-pejabat tinggi. Karena itu,

pemilihan dan pegangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang

Page 136: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

119

yang memiliki dedikasi pada kabijakan yang telah ditetapkan, lebih khususnya

lagi pada kepentingan masyarakat. Jadi dalam pemilihan personil itu harus melalui

seleksi yang jelas agar kebijakan yang akan dijalankan berjalan dengan baik. Jika

pelaksanaan suatu kebijakan ingin efektif, amak para pelaksana kebijakan tidak

hanya harus mengetahui apa yangakan mereka lakukan tetapi juga harus memiliki

kemampuan untuk melaksanakannya, sehingga dalam praktiknya tidak terjadi

bias.

Pertama yaitu pengangkatan birokrat, untuk menjadi pegawai dalam

pelaksanaan Program GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen Kota Serang ini

melalui musyawarah, setiap kampung mengusulkan perwakilannya masing-

masing dan nantinya akan ada tahapan seleksi dengan persyaratan tertentu oleh

BKM Kelurahan. Dalam mekanisme pengangkatan birokrat dapat diketahui

dengan jelas bahwa telah berjalan dengan baik. Dengan adanya seleksi diharapkan

pelaksana program di tingkat desa dapat menjalankan program tersebut dengan

baik.

Kedua yaitu insentif, dalam impelementasinya pelaksana program tidak

ada yang mendapatkan insentif atau dapat memanipulasi dana karena pelaporan

pemasukan dan pengeluaran dana semua trasparan. Hanya saja Program

GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen Kota Serang dikenakan potongan

pajak pph 22 sebesar 1,5%.

Page 137: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

120

4. Struktur Birokrasi

Walaupun sumber-sumber unutk melaksanakan kebijakan tersedia, atau

para pelasana kebijakan sudah mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, dan

mempunyai keinginan untuk melaksanakan suatu kebijakan, kemungkinan

kebijakan tersebut tidak dapat terlaksana atau terealisasi karena terdapatnya

kelemahan dalam struktur birokrasi. Birokrasi sebagai pelaksana sebuhan

kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara politik

dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik, adalah dengan melakukan

Standart Operating Procedures (SOPs) dan melaksanakan Fragmentasi

(Penyebaran tanggung jawab).

Pertama yaitu Standart Operating Procedures (SOPs), masyarakat harus

mengetahui prosedur yang berlaku dalam Program GERBANG RATU di

Kecamatan Kasemen Kota Serang karena masyarakat merupakan sasaran penting

dalam program tersebut. Jika Pemerintah tidak menjelaskan prosedur program ini

dengan baik maka masyrakat sebagai pelaksana program tidak akan bisa

menjalankan program ini dengan baik juga. Memberikan buku pedoman

pelaksanaan GERBANG RATU kepada pelaksana program merupakan salah satu

contoh Pemerintah telah mengikuti SOPs dengan baik.

Kedua yaitu melakukan Fragmentasi (penyebaran tanggung jawab),

Pemerintah maupun pelaksana program yang ada di Kecamatan Kasemen Kota

Serang sudah melakukan Fragmentasi dengan baik, sesuai dengan pernyataan dari

informan penelitian dan adanya beberapa dokumentasi mengenai proyek -proyek

yang sudah dijalankan merupakan bukti bahwa penyebaran tanggung jawab sudah

Page 138: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

121

dilakukan dengan baik oleh pelaksana program dengan menggunakan dana

bantuan dari Program GERBANG RATU.

Page 139: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Implementasi Peraturan Gubernur Banten Nomer 13 Tahun 2012 Tentang

Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG RATU)

di Kecamatan Kasemen Kota Serang sudah berjalan dengan baik seperti yang

diharapkan, karena sesuai dengan teori Edward III yaitu implementasi kebijakan

akan berjalan dengan baik jika faktor-faktor seperti Komunikasi, Sumber daya,

Disposisi, dan Struktur Birokrasi sudah dijalankan oleh pemeirintah dengan baik

pula. Adapun penjelasan dari penelitian ini menurut faktor-faktor dari Edward III

yang mempengaruhi implementasi kebijakan, antara lain sebagai berikut:

1. Komunikasi

Komunikasi memiliki tiga faktor pendukung yaitu, transmisi, kejelasan

dan konsisten. Dari ketiga faktor pendukung komunikasi dapat disimpulkan

bahwa, komunikasi yang dilakukan oleh Pemerintah kepada masyarakat sudah

tersampaikan dengan baik, jelas dan konsisten. Hal ini dibuktikan dengan adanya

papan informasi yang terpampang di setiap BKM, dan dikeluarkannya buku

pedoman pelaksanaan yang diberikan kepada masing-masing BKM.

2. Sumber Daya

Sumber daya memiliki empat faktor pendukung yaitu, staf, wewenang,

informasi, dan fasilitas. Dari keempat faktor pendukung sumber daya dapat

122

Page 140: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

123

123

disimpulkan bahwa sumber daya untuk melakukan program GERBANG RATU di

Kecamatan Kasemen Kota Serang sudah sesuai dengan prosedur dari pemilihan

staf, pemberian informasi, pemberian wewenang, sampai kepada penyediaan

fasilitas semua sudah berjalan dengan baik.

3. Disposisi

Disposisi memiliki dua faktor pendukung yaitu pengangkatan birokrat, dan

insentif. Dari kedua faktor pendukung disposisi tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa pengangkatan birokrat dipilih berdasarkan musyawarah di BKM dan

dilakukan tahap seleksi sesuai kemampuan dan pengetahuannya sehingga dalam

implementasinya semua dapat bekerja dengan baik. Dalam penentuan insentif

semua pelaksana program tidak menerima insentif dan dana yang turun dari

pemerintah tidak ada potongan apapun selain pajak pph 22 sebesar 1,5%.

4. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi memiliki dua faktor pendukung yaitu Standart

Operating Procedures (SOPs) dan melakukan fragmentasi. Dari kedua faktor

pendukung strutur birokrasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintah

sudah melakukan Standart Operating Procedures (SOPs) dengan baik ini

dibuktikan dengan kegiatan yang dilakukan BKM sesuai dengan buku pedoman

pelaksanaan. Dalam melakukan fragmentasi pemerintah juga sudah melakukan

penyebaran tanggung jawab dengan baik, ini dibuktikan dengan koordinasi dan

tanggung jawab dari pemerintah sampai masyarakat jelas dan sesuai dengan

kemampuan masing-masing.

Page 141: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

124

124

5.2. Saran

1) Diharapkan kepada Pemerintah di Provinsi Banten dapat melanjutkan

kembali program tersebut dikarenakan program ini sangat membantu

masyarakat pedesaan dalam hal pembangunan infrastruktur,

menumbuhkan rasa gotong-royong di lingkungan masyarakat desa, dan

melatih kemampuan serta keterampilan masyarakat desa dalam hal

merencanakan, mengaplikasikan, dan bertanggung jawab atas segala hal

yang bersangkutan dengan kemajuan atau kemunduran dari desa tersebut.

2) Seharusnya dana bantuan dari Program GERBANG RATU ini tidak

dikenakan pajak karena perhitungannya sangat membebani masyarakat

dan dana yang diperoleh minim. Seperti yang diketahui oleh peneliti dana

bantuan tersebut dikenakan pajak pph 22 atau potongan sebesar 1,5% dari

jumlah dana bantuan. Pemerintah Provinsi Banten seharusnya dapat

mencontoh PNPM Mandiri karena dana bantuan dari PNPM Mandiri tidak

dikenakan pajak.

Page 142: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Abidin, S Z. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta : Salemba Humanika

Agustino, L. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

Ahadiano, A. 2011. Public Goods. Jakarta : Semesta

Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aristo, A. 2005. Public dan Private Goods. Bandung : Alfabeta

Dunn, W. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press

Islamy, I. 2004. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta :

Bumi Aksara

Imron, Ali. 2002. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Indiahono, D. 2009. Kebijakan Publik (Berbasis Dynamic Policy Analisys).

Yogyakarta: Gava Media

Margono, 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mega, K. 2012. Public Goods ( Barang Publik ). Jakarta: Sienarita

Nugroho, R. 2012. Public Policy. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Prastowo, A. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif (dalam perspektif rancangan

penelitian). Yogyakarta: Arruzz Media

Subarsono. 2013. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Page 143: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

Wahab, S A, 2012. Analisis Kebijakan (Dari Formulasi ke Penyusunan Model

Implementasi Kebijakan). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Wicaksono, K W. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta :

Graha Ilmu

DOKUMEN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN :

Peraturan Gubernur Banten Nomor 13 Tahun 2012. Tentang Pentunjuk Teknis

Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi

Banten Melalui Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten

Bersatu Dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Tahun 2012

Pedoman Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten

Bersatu (GERBANG RATU)

Data PPLS (Pendataan Perlindungan Sosial) Tahun 2011, 2012, 2013

SUMBER LAIN

Badan Pusat Statistik. Jumlah Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan di Provisi

Banten. Melalui, http://www.BPS.go.id/modules.php?na/jumlah-

pengangguran-dan-tingkat-kemiskinan-banten, (Diakses pada tanggal 28

Oktober 2014)

Skripsi Nursanti Pratiwi, Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang

Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Kecamatan Kelapa Dua.

Tahun 2010.

Skripsi Hilman Irmansyah, Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 2

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, pemberantasan, dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat di Kota Serang. Tahun 2015.

Page 144: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

MEMBER CHECK

Nama : Aan

Jabatan : Tokoh Masyarakat Kelurahan Kilasah

Waktu Wawancara : Kamis 30 April 2015 Pukul 10.00 WIB

Lokasi Wawancara : Kampung Kilasah

Hasil Wawancara :

1. Bagaimanakah penyaluran komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat

mengenai kebijakan tersebut?

Komunikasi sudah berjalan dengan baik, pihak kelurahan mengadakan

pertemuan dan sudah memberikan arahan yang cukup jelas.

2. Bagaimanakah kejelasan dalam penyaluran komunikasi yang disampaikan

oleh pemerintah kepada masyarakat?

Dari pemerintah sampai ke BKM kebetulan saya ikut sosialisasinya jadi menurut

saya jelas sekali arahan yang diberikan mengenai GERBANG RATU ini.

3. Bagaimanakah konsistensi pemerintah dalam penyaluran komunikasi yang

disampaikan mengenai kebijakan ini?

Konsisten, karena pihak PNPM Mandiri juga melakukan monitoring langsung.

4. Bagaimanakah staf yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Page 145: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

Pemilihan staf waktu itu lewat musyawarah dan hasilnya baik.

5. Bagaimanakah informasi yang diberikan pemerintah kepada pelaksana

kebijakan dan masyarakat mengenai kebijakan tersebut?

Cukup jelas dan dimengerti, kita bekerja juga berdasarkan buku pedoman

pelaksanaan yang sudah diberikan.

6. Bagaimanakah pemerintah memberikan wewenang kepada para pelaksana

kebijakan?

Sudah baik, semuanya sudah punya wewenangnya masing-masing.

7. Bagaimanakah pemerintah mecukupi fasilitas pendukung (sarana/prasarana)

untuk menunjang pelaksanaan kebijakan tersebut?

Fasilitas lengkap dan cukup membantu.

Tanda Tangan

Aan

Page 146: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

MEMBER CHECK

Nama : Ba’adrun

Jabatan : Tokoh Masyarakat Kelurahan Kasunyatan

Waktu Wawancara : Kamis 30 April 2015 Pukul 13.00 WIB

Lokasi Wawancara : Kampung Kenari

Hasil Wawancara :

1. Bagaimanakah penyaluran komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat

mengenai kebijakan tersebut?

Cukup baik, pihak pemerintah dan PNPM Mandiri sudah cukup memberikan

arahan soal GERBANG RATU jadi Insha Allah tidak ada masalah untuk Desa

Kasunyatan.

2. Bagaimanakah kejelasan dalam penyaluran komunikasi yang disampaikan

oleh pemerintah kepada masyarakat?

Jelas, dari pihak pemerintah sangat jelas, dari pihak BKM Kasunyatan juga

sangat jelas, tidak ada masalah kalau untuk informasi.

3. Bagaimanakah konsistensi pemerintah dalam penyaluran komunikasi yang

disampaikan mengenai kebijakan ini?

Tidak konsisten kalau menurut saya, sebelumnya program ini berjalan sosialisasi

pihak BKM menjelaskan bahwa program GERBANG RATU ini akan bekerja

Page 147: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

berdasarkan musrenbang kecamatan, tapi dalam implementasinya tidak sesuai

dengan musrenbang.

4. Bagaimanakah staf yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Saya dipilih waktu itu karena saya aktif di kegiatan karang taruna desa, dan saya

dipercaya sebagai pelaksana program GERBANG RATU di tingkat desa melalui

musyawarah.

5. Bagaimanakah informasi yang diberikan pemerintah kepada pelaksana

kebijakan dan masyarakat mengenai kebijakan tersebut?

Jelas sekali, Informasi yang saya dapat jelas dan ada buku pedoman pelaksanaan

juga jadi cukup jelas.

6. Bagaimanakah pemerintah memberikan wewenang kepada para pelaksana

kebijakan?

Wewenang sudah diberikan oleh masing-masing pelaksana program dengan baik.

7. Bagaimanakah pemerintah mecukupi fasilitas pendukung (sarana/prasarana)

untuk menunjang pelaksanaan kebijakan tersebut?

Fasilitas yang dibutuhkan sudah ada dan tidak ada masalah.

Tanda Tangan

Ba’adrun

Page 148: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

MEMBER CHECK

Nama : Ali Misri

Jabatan : BKM Kelurahan Kasemen

Waktu Wawancara : Selasa 28 April 2015 Pukul 13.00 WIB

Lokasi Wawancara : Kantor BKM Kelurahan Kasemen

Hasil Wawancara :

1. Bagaimanakah penyaluran komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat

mengenai kebijakan tersebut?

Komunikasinya baik sekali dan berjalan dengan lancar.

2. Bagaimanakah kejelasan dalam penyaluran komunikasi yang disampaikan

oleh pemerintah kepada masyarakat?

Informasi mengenai GERBANG RATU dari pihak pemerintah kepada kami sudah

cukup jelas, dan kami pun menginformasikan ke seluruh ketua RT/RW juga sudah

jelas.

3. Bagaimanakah konsistensi pemerintah dalam penyaluran komunikasi yang

disampaikan mengenai kebijakan ini?

Sudah, kami semua bekerja sesuai prosedur yang telah diberikan dan disepakati

Page 149: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

4. Bagaimanakah staf yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Pelaksana program semuanya dari warga desa setempat, jadi mereka yang lebih

mengerti apa yang desa mereka butuhkan yang paling penting dana tersebut

digunakan dengan sewajarnya dan bersifat pembangunan desa.

5. Bagaimanakah informasi yang diberikan pemerintah kepada pelaksana

kebijakan dan masyarakat mengenai kebijakan tersebut?

Bagus sekai tidak ada masalah, kalau masyarakat masih bingung kan bisa

menghubungi fasilitator dari PNPM Mandiri atau saya dan sudah diberikan

buku pedoman, yang jelas informasi sudah sampai dengan maksimal.

6. Bagaimanakah pemerintah memberikan wewenang kepada para pelaksana

kebijakan?

Semua wewenang sudah diberikan kepada masing-masing pelaksana program di

tingkat kelurahan, dan semuanya berjalan dengan baik.

7. Bagaimanakah pemerintah mecukupi fasilitas pendukung (sarana/prasarana)

untuk menunjang pelaksanaan kebijakan tersebut?

Fasilitas sudah ada dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dari masing-

masing kelurahan.

8. Bagaimanakah pemerintah memilih/mengangkat pelaksana kebijakan untuk

diberi wewenang menjalankan kebijakan tersebut?

Page 150: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

Lewat musyawarah yang dihadiri oleh semua perwakilan kampung setelah itu

dilakukan tahap penyeleksian mana yang sekiranya mampu itulah yang dipilih

untuk menjalankan program di wilayah masing-masing.

9. Bagaimanakah pemerintah menentukan insentif yang akan diperoleh para

pelaksana kebijakan?

Tidak ada, karena semuanya bisa melihat laporan pengeluaran dan pemasukan.

Potongan saya jamin hanya ada di pajak pph 22 saja.

10. Bagaimanakah pelaksana kebijakan melaksanakan SOPs?

Prosedurnya ada dan sudah dijelaskan dengan baik, kalau belum dijelaskan

pelaksana program di Kelurahan pasti tidak akan mengerti program ini untuk

apa dan untuk siapa.

11. Bagaimanakah pemerintah melaksanakan fragmentasi untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Pemerintah dan pelaksana program di tingkat kelurahan sudah menjalankan

program ini sesuai prosedur dan sudah bertanggung jawab sesuai dengan

wewenangnya masing-masing. Jalan yang sudah bagus merupakan bukti

konkritrnya bahwa tanggung jawab semua pelaksana program sudah baik.

Tanda tangan

Ali Misri

Page 151: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

MEMBER CHECK

Nama : Fadoli

Jabatan : BKM Kelurahan Kilasah

Waktu Wawancara : Senin 27 April 2015 Pukul 10.00 WIB

Lokasi Wawancara : Kantor BKM Kelurahan Kilasah

Hasil Wawancara :

1. Bagaimanakah penyaluran komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat

mengenai kebijakan tersebut?

Sudah berjalan dengan baik sekali, kalau menurut saya tidak ada masalah kalau

untuk masalah komunikasi mengenai program GERBANG RATU ini.

2. Bagaimanakah kejelasan dalam penyaluran komunikasi yang disampaikan

oleh pemerintah kepada masyarakat?

Jelas sekali sampai ke tingkat RT/RW juga sudah cukup jelas, sampai ke

masyarakat juga tidak ada masalah.

3. Bagaimanakah konsistensi pemerintah dalam penyaluran komunikasi yang

disampaikan mengenai kebijakan ini?

Sudah konsisten dengan adanya program ini pemerintah juga turut meninjau

implementasinya.

Page 152: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

4. Bagaimanakah staf yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Semua berasal dari desa tempat tinggal masing-masing, dipilih dari musyawarah,

setelah dicatat kemudian dipanggil ditanya bersedia atau tidak, setelah itu

langsung berjalan.

5. Bagaimanakah informasi yang diberikan pemerintah kepada pelaksana

kebijakan dan masyarakat mengenai kebijakan tersebut?

Informasi yang disalurkan sudah jelas dan dimengerti, buku pedoman

pelaksanaan juga sudah saya berikan.

6. Bagaimanakah pemerintah memberikan wewenang kepada para pelaksana

kebijakan?

Sudah dengan baik pemberian wewenangnya, masing-masing pelaksana program

yang sudah diberikan wewenang di Kelurahan Kilasah juga melakukan tugasnya

dengan baik.

7. Bagaimanakah pemerintah mecukupi fasilitas pendukung (sarana/prasarana)

untuk menunjang pelaksanaan kebijakan tersebut?

Untuk fasilitas pendukung tidak ada masalah, masyarakat juga merasa terbantu

untuk menjalankan program tersebut.

8. Bagaimanakah pemerintah memilih/mengangkat pelaksana kebijakan untuk

diberi wewenang menjalankan kebijakan tersebut?

Page 153: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

Penangakatan pelaksana program berdasarkan musyawarah dan seleksi kepada

masing-masing nama dari setiap kampung.

9. Bagaimanakah pemerintah menentukan insentif yang akan diperoleh para

pelaksana kebijakan?

Untuk insentif tidak ada, potongan hanya ada pada pajak pph 22 sebesar 1,5%

saja, untuk potongan yang lain tidak ada.

10. Bagaimanakah pelaksana kebijakan melaksanakan SOPs?

Prosedur sudah dijelaskan dengan baik dan tidak ada masalah, karena dari atas

pun sudah menjalankan semuanya sesuai prosedur yang berlaku.

11. Bagaimanakah pemerintah melaksanakan fragmentasi untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Tanggung jawab pemerintah dan pelaksana program di tingkat kelurahan sudah

bagus, karena sebelumnya sudah diberikan tanggung jawab dan wewenang

masing-masing.

Tanda Tangan

Budi Surya Ismaya

Page 154: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

MEMBER CHECK

Nama : Mihroni

Jabatan : Tokoh Masyarakat Kelurahan Kasemen

Waktu Wawancara : Kamis 30 April 2015 Pukul 16.00 WIB

Lokasi Wawancara : Kampung Angsoka Jaya

Hasil Wawancara :

1. Bagaimanakah penyaluran komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat

mengenai kebijakan tersebut?

Baik, komunikasi berjalan dengan baik. Sebelumnya pihak kecamatan

mengadakan sosialisasi di kantor BPPMD provinsi Banten dan yang kedua di

Kantor BKM Kelurahan Kasemen yang memberi arahan langsung ke kampung-

kampung.

2. Bagaimanakah kejelasan dalam penyaluran komunikasi yang disampaikan

oleh pemerintah kepada masyarakat?

Jelas, semua informasi mengenai GERBANG RATU untuk Kelurahan Kasemen

sudah tersampaikan dengan baik sampai ke RT/RW setempat.

3. Bagaimanakah konsistensi pemerintah dalam penyaluran komunikasi yang

disampaikan mengenai kebijakan ini?

Konsisten, pihak BKM Kelurahan Kasemen memberikan komunikasi yang baik.

Page 155: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

4. Bagaimanakah staf yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Kita dipilih berdasarkan musyawarah di BKM Kelurahan Kasemen, dan harus

ada persetujuan dari semua tokoh masyarakat desa.

5. Bagaimanakah informasi yang diberikan pemerintah kepada pelaksana

kebijakan dan masyarakat mengenai kebijakan tersebut?

Jelas dan sudah dimengerti, lagi pula sudah ada buku pedoman pelaksanaan jadi

yang kurang dimengerti tinggal baca disitu ada semua.

6. Bagaimanakah pemerintah memberikan wewenang kepada para pelaksana

kebijakan?

Wewenang sudah diberikan setelah hasil musyawarah pelaksana program

diberikan, setelah itu pelaksana program langsung menjalankan program dengan

wewenang yang sudah diberikan.

7. Bagaimanakah pemerintah mecukupi fasilitas pendukung (sarana/prasarana)

untuk menunjang pelaksanaan kebijakan tersebut?

Fasilitas sudah ada dari pemerintah, tinggal kita butuhnya apa tinggal bilang dan

pakai.

Tanda Tangan

Mihroni

Page 156: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

MEMBER CHECK

Nama : Budi Surya Ismaya

Jabatan : BKM Kelurahan Kasunyatan Waktu

Wawancara : Rabu 29 April 2015 10.00 WIB Lokasi

Wawancara : Kantor BKM Kelurahan Kasunyatan Hasil

Wawancara :

1. Bagaimanakah penyaluran komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat

mengenai kebijakan tersebut?

Bagus, komunikasi yang terjalin antara pelaksana program dan masyarakat

sangat berjalan dengan maksimal.

2. Bagaimanakah kejelasan dalam penyaluran komunikasi yang disampaikan

oleh pemerintah kepada masyarakat?

Sudah jelas, setelah pemerintah mengadakan sosialisasi dengan seluruh BKM di

kantor BPPMD Provinsi Banten, dan selang waktu 3 hari kami langsung

mengadakan pertemuan dengan ketua RT/RW se Kelurahan Kasunyatan guna

memberikan informasi yang sudah diperoleh.

Page 157: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

3. Bagaimanakah konsistensi pemerintah dalam penyaluran komunikasi yang

disampaikan mengenai kebijakan ini?

Jelas konsisten sekali, dalam hal ini pemerintah sudah jelas memberikan arahan

dan dorongan, pihak kami pun sudah mengikuti prosedur sehingga semua

masyarakat kasunyatan sudah mengerti mengenai program ini.

4. Bagaimanakah staf yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Orang-orangnya sesuai dengan musyawarah di BKM waktu itu, pengalamannya,

pengetahuannya juga sebagai pertimbangan untuk dipilih.

5. Bagaimanakah informasi yang diberikan pemerintah kepada pelaksana

kebijakan dan masyarakat mengenai kebijakan tersebut?

Informasi sudah jelas, kalau tidak jelas pasti mandek dan banyak masalahnya.

6. Bagaimanakah pemerintah memberikan wewenang kepada para pelaksana

kebijakan?

Pemberian wewenang kepada pelaksana program di tingkat kelurahan sudah

berjalan dengan baik dan tidak ada masalah.

7. Bagaimanakah pemerintah mecukupi fasilitas pendukung (sarana/prasarana)

untuk menunjang pelaksanaan kebijakan tersebut?

Fasilitas sudah ada tinggal pakai saja.

Page 158: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

8. Bagaimanakah pemerintah memilih/mengangkat pelaksana kebijakan untuk

diberi wewenang menjalankan kebijakan tersebut?

Lewat musyawarah dan seleksi, yang terpenting harus berasal dari

desa/kelurahan masing-masing.

9. Bagaimanakah pemerintah menentukan insentif yang akan diperoleh para

pelaksana kebijakan?

Kami dan semua masyarakat tidak mendapatkan insentif apa-apa, kami sudah

berkomitmen bahwa dana bantuan ini adalah murni untuk pengembangan jalan-

jalan kampung.

10. Bagaimanakah pelaksana kebijakan melaksanakan SOPs?

Melalui sosialisasi awal dan semua prosedurnya sudah dijelaskan dengan baik

sehingga masyarakat tahu tujuan dari program ini apa.

11. Bagaimanakah pemerintah melaksanakan fragmentasi untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Pemerintah sudah bertanggung jawab dengan baik dan tidak ada masalah..

Tanda Tangan

Budi Surya Ismaya

Page 159: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

MEMBER CHECK

Nama : Abdi Arrafi S. Kom

Jabatan : Korkot Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Kota Serang

Waktu Wawancara : Rabu 29 April 2015 Pukul 13.00 WIB

Lokasi Wawancara : Kantor PNPM Mandiri Perkotaan Kota Serang Ciceri

Hasil Wawancara :

1. Bagaimanakah penyaluran komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat

mengenai kebijakan tersebut?

Semua komunikasi sudah berjalan dengan baik dan maksimal, sudah seharusnya

komunikasi harus terjalin dengan baik agar program pemerintah bisa terlaksana.

2. Bagaimanakah kejelasan dalam penyaluran komunikasi yang disampaikan

oleh pemerintah kepada masyarakat?

Harus jelas, Sosialisasi pelaksana program di Kota Serang terutama di

Kecamatan Kasemen sudah sesuai dengan apa yang diharapkan, walaupun tidak

semua masyarakat Kasemen hanya tokoh masyarakat saja yang kami harapkan

para tokoh masyarakat dapat menyebarluaskan informasi yang sudah diperoleh

kepada masyarakat Kasemen lainnya.

Page 160: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

3. Bagaimanakah konsistensi pemerintah dalam penyaluran komunikasi yang

disampaikan mengenai kebijakan ini?

Sudah konsisten dan cukup jelas sekali.

4. Bagaimanakah staf yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Pelaksana program di tingkat kelurahan/desa dipilih berdasarkan musyawarah

dan telah disepakati oleh semua pihak.

5. Bagaimanakah informasi yang diberikan pemerintah kepada pelaksana

kebijakan dan masyarakat mengenai kebijakan tersebut?

Informasi sudah jelas dengan dikeluarkan buku pendoman pelaksanaan yang

diberikan kepada masing-masing fasilitator di desa, didalam buku pendoman

tersebut sudah sangat jelas peraturan, teknis, dan segala sesuatu mengenai

Program GERBANG RATU ada di situ.

6. Bagaimanakah pemerintah memberikan wewenang kepada para pelaksana

kebijakan?

Semua koordinator sudah menjalankan tugas dan wewenangnya dengan baik dan

dalam pelaksanaan pun berjalan dengan baik.

7. Bagaimanakah pemerintah mencukupi fasilitas pendukung (sarana/prasarana)

untuk menunjang pelaksanaan kebijakan tersebut?

Page 161: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

Fasilitas yang dibutuhkan masyarakat tersedia cukup, dan mendukung jalannya

program dengan baik.

8. Bagaimanakah pemerintah memilih/mengangkat pelaksana kebijakan untuk

diberi wewenang menjalankan kebijakan tersebut?

Lewat musyawarah di kecamatan, setiap desa mengusulkan nama nanti ada

seleksi dengan persyaratan tertentu.

9. Bagaimanakah pemerintah menentukan insentif yang akan diperoleh para

pelaksana kebijakan?

Untuk insentif kepada pelaksana program tidak ada dan tidak bisa karena semua

pelaporan dana semuanya transparan, BKM dan masyarakat sebelumnya sudah

mengetahui adanya potongan pajak didalam Program GERBANG RATU ini.

10. Bagaimanakah pelaksana kebijakan melaksanakan SOPs?

Prosedurnya sudah dijelaskan pada tahap sosialisasi awal dan masyarakat mau

tidak mau harus mengikuti prosedur demi berjalannya program ini dengan baik.

11. Bagaimanakah pemerintah melaksanakan fragmentasi untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Pemerintah maupun pelaksana program sudah menjalankan program dengan

baik, dan sangat bertanggung jawab dalam melaksanakan program ini.

Page 162: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

Pertanyaan Tambahan Untuk menanggapi pernyataan I7 Bagian Komunikasi

(Konsistensi).

Apakah Program GERBANG RATU di Kecamatan Kasemen Kota Serang harus

sesuai dengan musrenbang? Dikarenakan di Kelurahan Kasunyatan ada

pernyataan bahwa pemerintah tidak Konsisten dalam melaksanaka program ini

karena tidak sesuai dengan musrenbang.

Memang berdasarkan musrenbang tetapi dalam implementasinya kita sengaja

memberikan wewenang kepada pelaksana program di tingkat desa agar mereka

mengetahui apa yang dibutuhkan oleh desa masing-masing, jadi kalau mereka

mau bikin jalan yasudah kita bantu fasilitas dan lain-lainnya.

Tanda Tangan

Abdi Arrafi, S.Kom

Page 163: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

MEMBER CHECK

Nama : Budi Setiawan

Jabatan : Tenaga Ahli Administrasi GERBANG RATU BPPMD

Provinsi Banten

Waktu Wawancara : Senin 04 Mei 2015 Pukul 10.00 WIB

Lokasi Wawancara : Kantor BPPMD Provinsi Banten KP3B

Hasil Wawancara :

1. Bagaimanakah penyaluran komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat

mengenai kebijakan tersebut?

Komunikasi berjalan dengan baik, karena memang harus terjalin komunikasi

yang baik agar program tersebut dapat berjalan dengan semestinya. Sehingga

tidak ada hambatan-hambatan yang berarti.

2. Bagaimanakah kejelasan dalam penyaluran komunikasi yang disampaikan

oleh pemerintah kepada masyarakat?

Secara prosedural sudah jelas semua, kita melakukan sosialisasi dengan cara

memberikan pengarahan langsung dan memberikan pedoman pelaksanaan

program dari situ diharapakan dapat dimengerti.

3. Bagaimanakah konsistensi pemerintah dalam penyaluran komunikasi yang

disampaikan mengenai kebijakan ini?

Page 164: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

Sudah sangat konsisten, bahkan pemerintah ikut mendorong agar program ini

berjalan dengan baik karena dengan adanya program GERBANG RATU ini

dapat membantu masyarakat di Kecamatan se Provinsi Banten baik secara fisik

maupun ekonomi masyarakatnya.

4. Bagaimanakah staf yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Seluruh pelaksana program ini dipilih oleh kami serta mendapatkan persetujuan

dari masyarakat desa tersebut melalui musyawarah berdasarkan syarat-syarat

tertentu baik dari segi kemampuan dan pengetahuannya.

5. Bagaimanakah informasi yang diberikan pemerintah kepada pelaksana

kebijakan dan masyarakat mengenai kebijakan tersebut?

Sosialisasi dari kami sudah dari A-Z, informasi yang jelas sudah tersampaikan

dengan baik, ini dibuktikan dengan implementasi di lapangan.

6. Bagaimanakah pemerintah memberikan wewenang kepada para pelaksana

kebijakan?

Pemerintah maupun pelaksana program GERBANG RATU sudah menjalankan

tugas dan wewenangnya dengan baik ketika musyawarah maupun dalam

pelaksanaannya.

Page 165: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

7. Bagaimanakah pemerintah mecukupi fasilitas pendukung (sarana/prasarana)

untuk menunjang pelaksanaan kebijakan tersebut?

Fasilitas pastinya kita bantu dari segi pengadaan alat-alat pendukung yang

dibutuhkan masyarakat maupun prasarananya.

8. Bagaimanakah pemerintah memilih/mengangkat pelaksana kebijakan untuk

diberi wewenang menjalankan kebijakan tersebut?

Seperti yang sudah dikatakan diawal, seluruh pelaksana program ini dipilih

berdasarkan musyawarah di kecamatan berdasarkan syarat-syarat tertentu baik

dari segi kemampuan maupun pengetahuannya.

9. Bagaimanakah pemerintah menentukan insentif yang akan diperoleh para

pelaksana kebijakan?

Tidak ada, hanya saja ada potongan pajak pph 22 sebesar 1,5%. Hanya itu saja

yang dibebankan ke dana bantuan.

10. Bagaimanakah pelaksana kebijakan melaksanakan SOPs?

Melalui sosialisasi yang dilakukan pihak kami dan pihak BKM setempat dengan

menjelaskan semua prosedurnya, dan hasilnya bagus masyarakat dapat

menerima dengan baik.

Page 166: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

11. Bagaimanakah pemerintah melaksanakan fragmentasi untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

Kami maupun pelaksana program di tingkat kelurahan sudah tanggung jawab

dalam pelaksanaan kegiatan GERBANG RATU baik dari sosialisasi maupun

pelaksanaannya.

Tanda Tangan

Budi Setiawan

Page 167: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

LAMPIRAN

Page 168: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

Lampiran

Proses Pengaspalan Jalan Program GERBANG RATU di BKM Kelurahan Kasemen

Kecamatan Kasemen Kota Serang

Proses Pengaspalan Jalan Program GERBANG RATU di BKM Kelurahan Kasemen

Kecamatan Kasemen Kota Serang

Page 169: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

Jalan Coran Hasil Program GERBANG RATU di BKM Kelurahan Kasunyatan

Kecamatan Kasemen Kota Serang

Jalan Paving Block Hasil Program GERBANG RATU di BKM Kelurahan Kasunyatan

Kecamatan Kasemen Kota Serang

Page 170: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

\

Jalan Paving Block Hasil Program GERBANG RATU di BKM Kelurahan Kilasah

Kecamatan Kasemen Kota Serang

Jalan Paving Block Hasil Program GERBANG RATU di BKM Kelurahan Kilasah

Kecamatan Kasemen Kota Serang

Page 171: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

Proses Sosialisasi Program GERBANG RATU dari BKM Kelurahan Kasemen Kecamatan

Kasemen Kota Serang

Proses Sosialisasi Program GERBANG RATU dari BKM Kelurahan Kasunyatan Kecamatan

Kasemen Kota Serang

Page 172: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

Proses Sosialisasi Program GERBANG RATU dari BKM Kelurahan Kilasah Kecamatan

Kasemen Kota Serang

Wawancara dengan Bapak Budi Setiawan (Tenaga Ahli Administrasi GERBANG RATU

BPPMD Provinsi Banten)

Page 173: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

MATRIKS HASIL WAWANCARA

1. Komunikasi

1.1.Transmisi

Q

I

Bagaimanakah penyaluran komunikasi dari pemerintah kepada

masyarakat mengenai kebijakan tersebut?

I1 Komunikasi berjalan dengan baik, karena memang harus terjalin

komunikasi yang baik agar program tersebut dapat berjalan dengan

semestinya. Sehingga tidak ada hambatan-hambatan yang berarti.

I2 Semua komunikasi sudah berjalan dengan baik dan maksimal, sudah

seharusnya komunikasi harus terjalin dengan baik agar program

pemerintah bisa terlaksana.

I3 Komunikasinya baik sekali dan berjalan dengan lancar.

I4 Bagus, komunikasi yang terjalin antara pelaksana program dan

masyarakat sangat berjalan dengan maksimal.

I5 Sudah berjalan dengan baik sekali, kalau menurut saya tidak ada

masalah kalau untuk masalah komunikasi mengenai program GERBANG

RATU ini.

I6 Baik, komunikasi berjalan dengan baik. Sebelumnya pihak kecamatan

mengadakan sosialisasi di kantor BPPMD provinsi Banten dan yang

kedua di Kantor BKM Kelurahan Kasemen yang memberi arahan

langsung ke kampung-kampung.

Page 174: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

I7 Cukup baik, pihak pemerintah dan PNPM Mandiri sudah cukup

memberikan arahan soal GERBANG RATU jadi Insha Allah tidak ada

masalah untuk Desa Kasunyatan.

I8 Komunikasi sudah berjalan dengan baik, pihak kelurahan mengadakan

pertemuan dan sudah memberikan arahan yang cukup jelas.

1.2.Kejelasan

Q

I

Bagaimanakah kejelasan dalam penyaluran komunikasi yang

disampaikan oleh pemerintah kepada masyarakat?

I1 Secara prosedural sudah jelas semua, kita melakukan sosialisasi dengan

cara memberikan pengarahan langsung dan memberikan pedoman

pelaksanaan program dari situ diharapakan dapat dimengerti.

I2 Harus jelas, Sosialisasi pelaksana program di Kota Serang terutama di

Kecamatan Kasemen sudah sesuai dengan apa yang diharapkan,

walaupun tidak semua masyarakat Kasemen hanya tokoh masyarakat

saja yang kami harapkan para tokoh masyarakat dapat

menyebarluaskan informasi yang sudah diperoleh kepada masyarakat

Kasemen lainnya.

I3 Sudah, kami semua bekerja sesuai prosedur yang telah diberikan dan

disepakati

I4 Sudah jelas, setelah pemerintah mengadakan sosialisasi dengan seluruh

BKM di kantor BPPMD Provinsi Banten, dan selang waktu 3 hari kami

langsung mengadakan pertemuan dengan ketua RT/RW se Kelurahan

Page 175: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

Kasunyatan guna memberikan informasi yang sudah diperoleh.

I5 Jelas sekali sampai ke tingkat RT/RW juga sudah cukup jelas, sampai ke

masyarakat juga tidak ada masalah.

I6 Jelas, semua informasi mengenai GERBANG RATU untuk Kelurahan

Kasemen sudah tersampaikan dengan baik sampai ke RT/RW setempat.

I7 Jelas, dari pihak pemerintah sangat jelas, dari pihak BKM Kasunyatan

juga sangat jelas, tidak ada masalah kalau untuk informasi.

I8 Dari pemerintah sampai ke BKM kebetulan saya ikut sosialisasinya jadi

menurut saya jelas sekali arahan yang diberikan mengenai GERBANG

RATU ini.

1.3.Konsistensi

Q

I

Bagaimanakah konsistensi pemerintah dalam penyaluran komunikasi

yang disampaikan mengenai kebijakan ini?

I1 Sudah sangat konsisten, bahkan pemerintah ikut mendorong agar

program ini berjalan dengan baik karena dengan adanya program

GERBANG RATU ini dapat membantu masyarakat di Kecamatan se

Provinsi Banten baik secara fisik maupun ekonomi masyarakatnya.

I2 Sudah konsisten dan cukup jelas sekali.

I3 Sudah, kami semua bekerja sesuai prosedur yang telah diberikan dan

disepakati

Page 176: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

I4 Jelas konsisten sekali, dalam hal ini pemerintah sudah jelas memberikan

arahan dan dorongan, pihak kami pun sudah mengikuti prosedur

sehingga semua masyarakat kasunyatan sudah mengerti mengenai

program ini.

I5 Sudah konsisten dengan adanya program ini pemerintah juga turut

meninjau implementasinya.

I6 Konsisten, pihak BKM Kelurahan Kasemen memberikan komunikasi yang

baik..

I7 Tidak konsisten kalau menurut saya, sebelumnya program ini berjalan

sosialisasi pihak BKM menjelaskan bahwa program GERBANG RATU

ini akan bekerja berdasarkan musrenbang kecamatan, tapi dalam

implementasinya tidak sesuai dengan musrenbang.

I8 Konsisten, karena pihak PNPM Mandiri juga melakukan monitoring

langsung.

2. Sumber Daya

2.1.Staf

Q

I

Bagaimanakah staf yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan

kebijakan tersebut?

I1 Seluruh pelaksana program ini dipilih oleh kami serta mendapatkan

persetujuan dari masyarakat desa tersebut melalui musyawarah

berdasarkan syarat-syarat tertentu baik dari segi kemampuan dan

pengetahuannya.

Page 177: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

I2 Pelaksana program di tingkat kelurahan/desa dipilih berdasarkan

musyawarah dan telah disepakati oleh semua pihak.

I3 Pelaksana program semuanya dari warga desa setempat, jadi mereka

yang lebih mengerti apa yang desa mereka butuhkan yang paling penting

dana tersebut digunakan dengan sewajarnya dan bersifat pembangunan

desa.

I4 Orang-orangnya sesuai dengan musyawarah di BKM waktu itu,

pengalamannya, pengetahuannya juga sebagai pertimbangan untuk

dipilih.

I5 Semua berasal dari desa tempat tinggal masing-masing, dipilih dari

musyawarah, setelah dicatat kemudian dipanggil ditanya bersedia atau

tidak, setelah itu langsung berjalan.

I6 Kita dipilih berdasarkan musyawarah di BKM Kelurahan Kasemen, dan

harus ada persetujuan dari semua tokoh masyarakat desa.

I7 Saya dipilih waktu itu karena saya aktif di kegiatan karang taruna desa,

dan saya dipercaya sebagai pelaksana program GERBANG RATU di

tingkat desa melalui musyawarah.

I8 Pemilihan staf waktu itu lewat musyawarah dan hasilnya baik.

2.2.Informasi

Q Bagaimanakah informasi yang diberikan pemerintah kepada pelaksana

I kebijakan dan masyarakat mengenai kebijakan tersebut?

Page 178: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

I1 Sosialisasi dari kami sudah dari A-Z, informasi yang jelas sudah

tersampaikan dengan baik, ini dibuktikan dengan implementasi di

lapangan.

I2 Informasi sudah jelas dengan dikeluarkan buku pendoman pelaksanaan

yang diberikan kepada masing-masing fasilitator di desa, didalam buku

pendoman tersebut sudah sangat jelas peraturan, teknis, dan segala

sesuatu mengenai Program GERBANG RATU ada di situ.

I3 Bagus sekai tidak ada masalah, kalau masyarakat masih bingung kan

bisa menghubungi fasilitator dari PNPM Mandiri atau saya dan sudah

diberikan buku pedoman, yang jelas informasi sudah sampai dengan

maksimal.

I4 Informasi sudah jelas, kalau tidak jelas pasti mandek dan banyak

masalahnya.

I5 Informasi yang disalurkan sudah jelas dan dimengerti, buku pedoman

pelaksanaan juga sudah saya berikan.

I6 Jelas dan sudah dimengerti, lagi pula sudah ada buku pedoman

pelaksanaan jadi yang kurang dimengerti tinggal baca disitu ada semua.

I7 Jelas sekali, Informasi yang saya dapat jelas dan ada buku pedoman

pelaksanaan juga jadi cukup jelas.

I8 Cukup jelas dan dimengerti, kita bekerja juga berdasarkan buku

pedoman pelaksanaan yang sudah diberikan.

Page 179: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

2.3.Wewenang

Q

I

Bagaimanakah pemerintah memberikan wewenang kepada para

pelaksana kebijakan?

I1 Pemerintah maupun pelaksana program GERBANG RATU sudah

menjalankan tugas dan wewenangnya dengan baik ketika musyawarah

maupun dalam pelaksanaannya.

I2 Semua koordinator sudah menjalankan tugas dan wewenangnya dengan

baik dan dalam pelaksanaan pun berjalan dengan baik.

I3 Semua wewenang sudah diberikan kepada masing-masing pelaksana

program di tingkat kelurahan, dan semuanya berjalan dengan baik.

I4 Pemberian wewenang kepada pelaksana program di tingkat kelurahan

sudah berjalan dengan baik dan tidak ada masalah.

I5 Sudah dengan baik pemberian wewenangnya, masing-masing pelaksana

program yang sudah diberikan wewenang di Kelurahan Kilasah juga

melakukan tugasnya dengan baik.

I6 Wewenang sudah diberikan setelah hasil musyawarah pelaksana

program diberikan, setelah itu pelaksana program langsung menjalankan

program dengan wewenang yang sudah diberikan.

I7 Wewenang sudah diberikan oleh masing-masing pelaksana program

dengan baik.

I8 Sudah baik, semuanya sudah punya wewenangnya masing-masing.

Page 180: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

2.4.Fasilitas

Q

I

Bagaimanakah pemerintah mecukupi fasilitas pendukung

(sarana/prasarana) untuk menunjang pelaksanaan kebijakan tersebut?

I1 Fasilitas pastinya kita bantu dari segi pengadaan alat-alat pendukung

yang dibutuhkan masyarakat maupun prasarananya.

I2 Fasilitas yang dibutuhkan masyarakat tersedia cukup, dan mendukung

jalannya program dengan baik.

I3 Fasilitas sudah ada dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dari

masing-masing kelurahan.

I4 Fasilitas sudah ada tinggal pakai saja.

I5 Untuk fasilitas pendukung tidak ada masalah, masyarakat juga merasa

terbantu untuk menjalankan program tersebut.

I6 Fasilitas sudah ada dari pemerintah, tinggal kita butuhnya apa tinggal

bilang dan pakai.

I7 Fasilitas yang dibutuhkan sudah ada dan tidak ada masalah.

I8 Fasilitas lengkap dan cukup membantu.

3. Disposisi

3.1.Pengangkatan Birokrat

Q

I

Bagaimanakah pemerintah memilih/mengangkat pelaksana kebijakan

untuk diberi wewenang menjalankan kebijakan tersebut?

I1 Seperti yang sudah dikatakan diawal, seluruh pelaksana program ini

dipilih berdasarkan musyawarah di kecamatan berdasarkan syarat-

Page 181: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

syarat tertentu baik dari segi kemampuan maupun pengetahuannya.

I2 Lewat musyawarah di kecamatan, setiap desa mengusulkan nama nanti

ada seleksi dengan persyaratan tertentu.

I3 Lewat musyawarah yang dihadiri oleh semua perwakilan kampung

setelah itu dilakukan tahap penyeleksian mana yang sekiranya mampu

itulah yang dipilih untuk menjalankan program di wilayah masing-

masing.

I4 Lewat musyawarah dan seleksi, yang terpenting harus berasal dari

desa/kelurahan masing-masing.

I5 Penangangkatan pelaksana program berdasarkan musyawarah dan

seleksi kepada masing-masing nama dari setiap kampung.

I6 -

I7 -

I8 -

3.2.Insentif

Q

I

Bagaimanakah pemerintah menentukan insentif yang akan diperoleh para

pelaksana kebijakan?

I1 Tidak ada, hanya saja ada potongan pajak pph 22 sebesar 1,5%. Hanya

itu saja yang dibebankan ke dana bantuan.

I2 Untuk insentif kepada pelaksana program tidak ada dan tidak bisa

karena semua pelaporan dana semuanya transparan, BKM dan

masyarakat sebelumnya sudah mengetahui adanya potongan pajak

Page 182: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

didalam Program GERBANG RATU ini.

I3 Tidak ada, karena semuanya bisa melihat laporan pengeluaran dan

pemasukan. Potongan saya jamin hanya ada di pajak pph 22 saja.

I4 Kami dan semua masyarakat tidak mendapatkan insentif apa-apa, kami

sudah berkomitmen bahwa dana bantuan ini adalah murni untuk

pengembangan jalan-jalan kampung.

I5 Untuk insentif tidak ada, potongan hanya ada pada pajak pph 22 sebesar

1,5% saja, untuk potongan yang lain tidak ada.

I6 -

I7 -

I8 -

4. Struktur Birokrasi

4.1.Standart Operating Procedures (SOPs)

Q

I

Bagaimanakah pelaksana kebijakan melaksanakan SOPs?

I1 Melalui sosialisasi yang dilakukan pihak kami dan pihak BKM setempat

dengan menjelaskan semua prosedurnya, dan hasilnya bagus masyarakat

dapat menerima dengan baik.

I2 Prosedurnya sudah dijelaskan pada tahap sosialisasi awal dan

masyarakat mau tidak mau harus mengikuti prosedur demi berjalannya

program ini dengan baik.

Page 183: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

I3 Prosedurnya ada dan sudah dijelaskan dengan baik, kalau belum

dijelaskan pelaksana program di Kelurahan pasti tidak akan mengerti

program ini untuk apa dan untuk siapa.

I4 Melalui sosialisasi awal dan semua prosedurnya sudah dijelaskan

dengan baik sehingga masyarakat tahu tujuan dari program ini apa.

I5 Prosedur sudah dijelaskan dengan baik dan tidak ada masalah, karena

dari atas pun sudah menjalankan semuanya sesuai prosedur yang

berlaku.

I6 -

I7 -

I8 -

4.2.Melakukan Fragmentasi

Q

I

Bagaimanakah pemerintah melaksanakan fragmentasi untuk

melaksanakan kebijakan tersebut?

I1 Kami maupun pelaksana program di tingkat kelurahan sudah tanggung

jawab dalam pelaksanaan kegiatan GERBANG RATU baik dari

sosialisasi maupun pelaksanaannya.

I2 Pemerintah maupun pelaksana program sudah menjalankan program

dengan baik, dan sangat bertanggung jawab dalam melaksanakan

program ini.

I3 Pemerintah dan pelaksana program di tingkat kelurahan sudah

menjalankan program ini sesuai prosedur dan sudah bertanggung jawab

Page 184: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …

sesuai dengan wewenangnya masing-masing. Jalan yang sudah bagus

merupakan bukti konkritrnya bahwa tanggung jawab semua pelaksana

program sudah baik.

I4 Pemerintah sudah bertanggung jawab dengan baik dan tidak ada

masalah.

I5 Tanggung jawab pemerintah dan pelaksana program di tingkat

kelurahan sudah bagus, karena sebelumnya sudah diberikan tanggung

jawab dan wewenang masing-masing.

I6 -

I7 -

I8 -

Page 185: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …
Page 186: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …
Page 187: IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR …