4

Click here to load reader

inactivity rehab medik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: inactivity rehab medik

Tujuan utama dari ilmu rehabilitasi adalah untuk meningkatkan fungsi fisik

danpsikososial pada individu dengan penyakit kromis dan keterbatasan sehingga

mampumencapai tingkat independensi yang optimal.

Komplikasi dari tirah baring yang lama, imobilisasi, dan inaktivitas baru mulai

dikenalsejak akhir perang dunia ke II, namun saat ini sudah diterima secara umum

bahwainaktivitas dapat menyebabkan efek samping yang buruk terhadap bermacam-

macamorgan, dan sistem organ. Awalnya, imobilisai menyebabkan penurunan

kapasitasfungsional pada satu organ yang kemudian berefek pada organ lain dan sistem

organ.Yaitu munculnya tanda dan gejala baru dari deconditioning.

Deconditioning diartikan sebagai penurunan kapasitas fungsional dari suatu

sistemtubuh, dan harus dibedakan dari proses awal yang menyebabkan penurunan

aktivitasnormal.

(bagan vicious circle of inactivity)

I. Sistem Muskuloskeletal

Salah satu manifestasi yang umum dan muncul pertama kali dari imobilisasi yang

lamaadalah pada sistem muskuloskeletal. Detoriasi dapat langsung terlihat pada fungsi

dasarsistem, yaitu: berdiri tegak, berjalan dan menggunakan ekstrimitas atas untuk

kegiatansehari-hari. Beberapa tanda yang paling terlihat adalah disuse weakness,

kontraktur,penyakit sendi degeneratif, dan osteoporosis.

A. Kelemahan dan disuse atrophy

Pada tirah baring total, otot akan kehilangan 10-15% kekuatannya tiap minggu. Dalam

2bulan, masa otot akan berkurang setengahnya, secara histologis terdapat

degenerasiserabut otot dan peningkatan proporsi lemak dan jaringan parut. Kelompok

otot yangpetama kali mengalami penurunan kekuatan adalah otot-otot ekstrimitas

bawah danbatang tubuh, dengan otot gastrocnemius-soleus mengalami penurunan

terbanyak.Penurunan kekuatan ini juga disertai dengan atrofi otot. Inaktivitas

menyebabkanpenurunan ukuran serabut otot, jumlah enzim oksidatif, kapasitas

penyimpanan bahanbakar (glikogen, creatinine, VO2 max), konten air intrasel.

Kekuatan otot bervariasi untuk tiap individu dan secara langsung bekaitan

denganaktivitas sistem neuromuskular. Latihan otot adalah satu-satunya stimulus

fisiologisyang dapat meningkatkan kapasitas fungsional dan membalikkan keadaan

disuseatrophy dan kelemahan otot.

Dengan malakukan latihan submaksimal (65-75% maksimum), seseorang

dapatmengembalikan kekuatan otot dengan laju 6% per minggu. Latihan

isometrikmeningkatkan kekuatan otot, sedangkan latihan isotonik meningkatkan

kapasitasfungsional dari sistem muskuloskeletal dan cardiovascular. Peningatan masa

otot akanterjadi beberapa minggu setelah adanya peningkatan kekuatan otot. Sebagian

besartejadi karena peningkatan ukuran serabut, sekitar 50% ukuran sebelumnya.

Kapasitas fungsional otot juga meningkat dengan meningkatnya densitas kapiler

danperedaran darah ke otot, yang, menyebabkan peningkatan absorpsi nutrisi dan

Page 2: inactivity rehab medik

oksigendi otot.

Otot sebaiknya digunakan secara reguler untuk menjaga kapasitas

fungsiomalnormalnya.

Pencegahan dan remobilisasi: kelemahan dan disuse atrophy paling baik

ditanganidengan pencegahan yang baik. Mobilisasi awal, latihan dan functional

trainingmerupakan metode paling efektif. Kontraksi otot sebanyak 20-30% dari

kekuatanmaksimum untuk beberapa detik tiap harinya dapat menjaga kekuatan otot.

Stimukuslistrik dapat digunakan untuk kasus imobilisai otot yang terisolasi.

B. Kontraktur

Kontraktur didefinisikan sebagai berkurangnya ROM pasif penuh yang disebabkan

olehketerbatasan sendi, otot ataupun jaringan ikat. Oleh karena itu kontraktur dapat

diklasifikasikan menjadi: arthrogenic, muscular (myogenic), dan connective

tissuekontraktur. Myogenic dan soft tissue contracture paling banyak diasosiasikan

denganimobilisasi, walaupun penyebab utama dan terseing dari terjadinya kontraktur

adalahimobilisasi sendi.

Tiga faktor dasar yang memegang peran penting dalam terjadinya kontraktur:

1. Posisi anggota gerak

2. Durasi imobilisasi

3. Mobilisasi

Adanya kontraktur pada sendi manapun akan menurunkan mobilitas dan

kemampuanseseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Kontraktur pada otot flexor panggul akan mengurangi ekstensi, memperpendek

langkah,dan menyebabkan pasien berjalan dengan "ball of foot", sehingga

meningkatkanlordosis tulang belakang dan konsumsi energi. Selain itu, kontraktur otot

flexor panggulmenyebabkan pemendekan otot hamstring sehingga lutut berada pada

posisi flexi. Olehkarena itu, tidak jarang pasien akan mengalami keterbatasan lutut dan

sendi pergelangankaki. Kontraktur otot ekxtensor panggul jarang terjadi.

Penyebab kontraktur sendi lutut yang tersering adalah pemendekan otot hamstring

dankekakuan jaringan ikat dibelakang lutut. Hal ini menyebabkan kerja otot

hamstring,quadriceps, dan gastrocnemius lebih berat ketika berjalan dan konsumsi

energi yanglebih banyak.

Kekakuan pada otot gastrocnemius-soleus adalah penyebab paling sering darikontraktur

plantar flexi. Kontraktur plantar flexi akan menyebabkan lutut dan sendi-sendi

metatarsal mendapat tekanan yang lebih berat ketika menahan berat tubuh,sehingga bisa

terjadi genu recurvatum dan perubahan degeneratif dari sendi lutut.Kontraktur pada

ekstrimitas atas menyebabkan impairment pada fungsi sepertiberpakaian, mengambil

barang, makan dan kerja motorik halus lainnya. Oleh karena itupenting untuk

menentukan struktur sendi, otot, atau jaringan ikat mana yang terkenakontraktur dan

mekanisme yang mendasari terbentuknya kontraktur tesebut, sehinggadapat dilakukan

penanganan yang tepat.