Upload
lekien
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
karuniaNya pubikasi ”Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura Tahun 2014”
dapat terselesaikan. Keragaman data dan informasi statistik saat ini sangat
dibutuhkan guna menunjang proses percepatan pembangunan. Informasi
mengenai besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun satu unit
bangunan/konstruksi per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota yang
diukur melalui sekelompok barang dan jasa yang digunakan menjadi salah satu
informasi yang begitu penting.
Informasi tersebut dapat diperoleh melalui Indeks Kemahalan
Konstruksi dan luas wilayah yang disebut juga sebagai indeks kewilayahan.
Indeks Kemahalan Kontruksi (IKK) Provinsi dan IKK kabupaten/kota dihitung
sejak tahun 2004 berdasarkan UU no 33 tahun 2004 yang mendasarkan kepada
Indeks Harga Bangunan (IHB).
Pada akhirnya kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini
masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritik guna penyempurnaan publikasi berikutnya. Kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi sehingga publikasi ini dapat diterbitkan diucapkan
terimakasih. Semoga publikasi ini bermanfaat.
Jayapura, Agustus 2014 KEPALA BPS Kota Jayapura
Drs. Parjan, M.Si NIP. 19660925 199203 1 001
ii
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................. i DAFTAR ISI .......................................................................... ii DAFTAR TABEL .................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ............................................................... iv DAFTAR GRAFIK................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang ............................................................... 1
I.1.1 Variabel Kebutuhan Fiskal ..................................... 7
I.1.2 Variabel Kapasitas Fiskal ....................................... 13
I.2 Tujuan ............................................................................ 13
I.3 Ruang Lingkup ............................................................... 14
BAB II KONSEP DAN DEFINISI 15
BAB III METODOLOGI 27
III.1 Paket Komoditas ............................................................ 27
III.2 Diagram Timbang .......................................................... 28
III.2.1 Diagram Timbang Kelompok Jenis
Bangunan/konstruksi ............................................ 29
III.2.2 Diagram Timbang Umum .................................... 30
III.3 Kegiatan Pengumpulan Data ......................................... 30
III.4 Identifikasi Kualitas Barang ........................................... 31
iii
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
III.5 Formula Penghitungan IKK ............................................. 32
III.5.1 Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis
Bangunan/konstruksi-j Kabupaten/Kota
(TKKkab)j ............................................................ 33
III.5.2 Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis
Bangunan/konstruksi Rata-rata Nasional
(TKKnas)j ............................................................. 34
III.5.3 Indeks Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis
Bangunan/konstruksi Kabupaten/Kota (IKKkab)j 34
III.5.4 Indeks Kemahalan Konstruksi Umum
Kabupaten/kota (IKK Umum Kab) .................... 35
BAB IV ANALISIS IKK KOTA JAYAPURA 36
IV.1 Profil Kota Jayapura ....................................................... 36
IV.2 Indeks Kemahalan Konstruksi ........................................ 40
IV.3 Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura ................. 41
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 47
iv
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Wilayah administrasi dan luas wilayah ............. 37
Tabel 2 Indeks Kemahalan Konstruksi tahun 2010-2013
............................................................................ 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Besaran Dana Alokasi Umum Berdasarkan UU
No 33 Tahun 2004 ............................................. 3
Gambar 2 Komponen Dana Alokasi Umum Berdasarkan
UU Nomor 33 Tahun 2004 ................................. 12
Gambar 3 Peta Kota Jayapura ............................................ 39
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Luas wilayah dan Jumlah Kelurahan/Kampung
............................................................................ 37
Grafik 2 Indeks Kemahalan Konstruksi tahun 2010-2013
............................................................................ 41
1
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Otonomi daerah adalah hak dan wewenang serta
kewajiban daerah otonom, untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada daerah
tersebut. Otonomi daerah dilaksanakan berdasarkan UU No. 22
tahun 1999 dan direvisi melalui UU No. 32 tahun 2004, yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai
dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan.
Sedangkan untuk membiayai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi, pemerintah mengalokasikan
dana, yang dikenal dengan Dana Alokasi Umum (DAU) yang
bersumber dari Pendapatan APBN sesuai UU Nomor 25 tahun
1999 yang direvisi melalui UU Nomor 33 tahun 2004 dan PP 55
tahun 2005.
DAU merupakan instrumen transfer yang bertujuan
untuk meminimumkan ketimpangan fiskal antar daerah, sekaligus
memeratakan kemampuan antar daerah (equalization grant).
Besaran Dana Alokasi Umum (DAU) sekurang-kurangnya adalah
2
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
25% dari total penerimaan dalam negeri netto pada APBN, untuk
periode transisi dinyatakan 25.5% dan pada tahun 2008
dinyatakan sekurang-kurangnya 26% dari pendapatan dalam
negeri netto.
Alokasi DAU murni secara efektif dilaksanakan pada
tahun anggaran 2008, dan dengan diterapkannya formula DAU
murni, ada kemungkinan suatu daerah mendapat DAU lebih
rendah atau tidak mendapatkan DAU sama sekali, sebagai contoh
apabila Celah Fiskal negatif (CF0) atau kebutuhan fiskal lebih
kecil daripada kapasitas fiskal dan nilai celah fiskal sama atau
lebih besar dari alokasi dasar, maka hasil penghitungan DAU
adalah nol atau negatif (untuk kasus DAU negatif, akan
disesuaikan menjadi nol yang berarti daerah tidak menerima
DAU).
Dengan demikian sangatlah jelas bahwa pada sistem
alokasi DAU murni, kondisi Celah Fiskal yang merupakan selisih
kebutuhan fiskal terhadap kapasitas fiskal atau potensi keuangan
daerah, sangat berpengaruh terhadap besaran DAU yang akan
diterima oleh suatu Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Untuk
itu alokasi DAU pada tahun 2008 atau alokasi DAU murni, sangat
berbeda dengan pola alokasi DAU pada tahun-tahun sebelumnya.
3
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Adapun total besar DAU secara umum dapat
digambarkan sebagai berikut: ( lihat gambar 1 )
Gambar 1. Besaran Dana Alokasi Umum Berdasarkan UU Nomor 33 Tahun
2004
Sumber: Ditjen Perimbangan Keuangan, 2007 dalam Penyelenggaraan Pemerintah dan
Pembangunan Daerah, Departemen Keuangan
Komponen Dana Alokasi Umum (DAU) berdasarkan UU
Nomor 33 tahun 2004 terdiri dari dua komponen, yaitu Alokasi
Dasar (AD) dan Celah Fiskal (CF), dapat dirumuskan sebagai
berikut:
4
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
= x
Alokasi Dasar
Pada pasal 27 ayat 4 disebutkan bahwa alokasi dasar
(AD) dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil
Daerah, berbeda dengan formula DAU berdasarkan UU Nomor 25
tahun 1999 yang terdiri dari belanja pegawai dan lumpsum.
Penghitungan Alokasi Dasar berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 74 Tahun 2005 didasarkan atas :
• Realisasi Gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah termasuk
peningkatan gaji pokok, tunjangan keluarga dan
tunjangan PPh pasal 21 dengan rata-rata 15%
• Kenaikan Tunjangan Jabatan Fungsional dan Struktural
• Tingkat Pertumbuhan (Accres) 2,5%
• Gaji Bulan ke-13
• Formasi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah
Pada UU nomor 33 tahun 2004, komponen belanja hanya
belanja pegawai sipil daerah. Komponen belanja pegawai untuk
masing-masing daerah (misal daerah A) dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Alokasi DAU dari
komponen belanja
pegawai daerah A
5
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Celah Fiskal (CF)
Celah fiskal merupakan selisih dari kebutuhan fiskal dan
kapasitas fiskal atau potensi fiskal suatu daerah. Kebutuhan fiskal
daerah secara umum menggambarkan perkiraan besarnya
kebutuhan anggaran yang diperlukan oleh daerah dalam
memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, yang diukur
dengan jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks Kemahalan
Konstruksi, Indeks Produk Domestik Regional Bruto per kapita, dan
Indeks Pembangunan Manusia.
Sedangkan kapasitas fiskal merupakan sumber
pendanaan daerah yang berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil
(DBH Pajak serta DBH SDA) yang mencerminkan kemampuan
daerah dalam memberikan pelayanan.
Pengalokasian DAU berdasarkan formula dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
CF = Celah Fiskal
6
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Kbf = Kebutuhan Fiskal
TBR = Total Belanja Rata-Rata APBD
IP = Indeks Jumlah Penduduk
IW = Indeks Luas Wilayah
IPM = Indeks Pembangunan Manusia
IKK = Indeks Kemahalan Konstruksi
IPDRB = Indeks PDRB Perkapita
= Bobot Indeks
Kpf = Kapasitas Fiskal
PAD = Pendapatan Asli Daerah
DBH Pajak = Dana Bagi Hasil Pajak
DBH SDA = Dana Bagi hHasil dari Penerimaan
Sumber Daya Alam
Sejak tahun 2008 perolehan DAU sepenuhnya
berdasarkan pada penggunaan formula penghitungan DAU murni.
Karena itu Kebijakan hold harmless atau alokasi DAU yang tidak
boleh lebih rendah dibandingkan DAU sebelumnya, sudah tidak
berlaku lagi.
Adapun untuk mengatasi kemungkinan ketimpangan
kemampuan fiskal antar daerah yang terjadi, dipergunakan
beberapa kemungkinan penghitungan celah fiskal :
7
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
1. Apabila Celah Fiskal positif (CF0) atau kebutuhan fiskal
lebih besar dari pada kapasitas fiskal, maka daerah akan
menerima DAU sebesar alokasi dasar ditambah dengan
nilai Celah Fiskal.
2. Apabila Celah Fiskal sama dengan nol (CF=0) atau
kebutuhan fiskal sama dengan kapasitas fiskal, maka
daerah akan menerima DAU sebesar alokasi dasar.
3. Apabila Celah Fiskal negatif (CF0) atau kebutuhan fiskal
lebih kecil daripada kapasitas fiskal dan nilai celah fiskal
lebih kecil dari alokasi dasar, maka daerah akan menerima
DAU sebesar alokasi dasar dikurangi dengan nilai celah
fiskal.
4. Apabila Celah Fiskal negatif (CF0) atau kebutuhan fiskal
lebih kecil daripada kapasitas fiskal dan nilai celah fiskal
sama atau lebih besar dari alokasi dasar, maka hasil
penghitungan DAU adalah nol atau negatif.
Untuk kasus DAU negatif, akan disesuaikan menjadi nol
yang berarti daerah tidak menerima DAU.
I.1.1 Variabel Kebutuhan Fiskal
Variabel kebutuhan fiskal suatu daerah hendaknya dapat
mengakomodir kebutuhan suatu daerah, yang digunakan untuk
pembiayaan program-program pembangunan fasilitas daerah
8
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan
kebutuhan pokok lainnya.
Indikator dari Variabel-variabel yang digunakan
hendaknya mampu untuk mengakomodir kebutuhan untuk
program-program pembiayaan fasilitas daerah, sehingga dapat
terbentuk suatu rumusan sederhana, mudah dihitung dan dengan
data yang mudah diperoleh.
Berikut variabel kebutuhan fiskal yang dugunakan dalam
penghitungan Dana Alokasi Umum.
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk suatu daerah mencerminkan
kebutuhan pelayanan yang diperlukan penduduk/masyarakat.
Pelayanan tersebut dapat meliputi beberapa aspek, seperti
pendidikan, kesehatan, transportasi dan lainnya.
Untuk membedakan kebutuhan satu daerah dengan
daerah lain berdasarkan jumlah penduduk, maka dibuatlah indeks
penduduk.
Indeks penduduk dihitung dengan cara:
∑
9
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
dimana:
2. Luas Wilayah
Daerah dengan cakupan wilayah yang luas
membutuhkan pembiayaan yang lebih besar, maka dibentuklah
suatu indeks untuk membedakan besaran luas wilayah tersebut.
Hal tersebut yang dijadikan alasan untuk digunakannya variabel
luas wilayah. Data luas wilayah bersumber dari Departemen
Dalam Negeri dan Bakosurtanal. Apabila terdapat perbedaan luas
daerah yang cukup besar, maka digunakan luas daerah yang
memiliki tingkat densitas yang memenuhi kewajaran.
Indeks Wilayah tersebut dihitung dengan cara:
10
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
3. Indeks Pembangunan Manusia
Pembangunan daerah dilaksanakan bertujuan untuk
mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur secara
merata. Sebagai indikator untuk mengukur variabel kemajuan
pembangunan di daerah digunakan IPM sebagai pengganti dari
Indeks Kemiskinan yang telah digunakan sebelumnya.
Komponen IPM meliputi angka harapan hidup waktu
lahir, indeks pendidikan yang terdiri dari angka melek huruf
penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah dan Indeks daya
beli. Penghitungan masing-masing indeks memperhatikan nilai
maksimum dan minimum standar UNDP.
4. Indeks Kemahalan Konstruksi
Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) merupakan
cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi, yaitu biaya yang
dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan
ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi. TKK diperoleh
melalui pendekatan terhadap harga sejumlah bahan
bangunan/konstruksi, upah tukang dan harga sewa alat berat yang
mempunyai nilai atau andil cukup besar dalam bangunan tersebut.
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka indeks
yang menggambarkan perbandingan TKK suatu kabupaten/kota
atau provinsi terhadap TKK kabupaten/kota atau provinsi lain.
11
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Sesuai dengan pengertiannya, IKK dapat dikategorikan sebagai
indeks spasial, yaitu indeks yang menggambarkan perbandingan
harga untuk daerah/wilayah yang berbeda pada periode waktu
tertentu.
Berbeda dengan pengertian indeks periodikal yang
selama ini sudah dikenal, seperti Indeks Harga Perdagangan Besar
(IHPB) atau Indeks Harga Konsumen (IHK), kedua indeks harga
tersebut menggambarkan perkembangan harga di suatu
daerah/wilayah pada periode waktu tertentu terhadap harga
periode tahun dasar.
5. Produk Domestik Regional Bruto
Dalam penghitungan DAU PDRB yang dihitung adalah
PDRB perkapita yaitu membagi PDRB atas dasar harga berlaku
dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka PDRB
perkapita merupakan ukuran untuk melihat kemajuan
pembangunan suatu daerah ditinjau dari jumlah penduduk.
12
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Gambar 2. Komponen Dana Alokasi Umum Berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 2004
Sumber: Ditjen Perimbangan Keuangan, 2007 dalam Penyelenggaraan Pemerintah dan
Pembangunan Daerah, Departemen Keuangan
Dana Alokasi
Umum
Alokasi dasar
Belanja
pegawai
Alokasi berdasarkan
celah fiskal
Kebutuhan
fiskal
Kapasitas
Fiskal
Indeks
Penduduk
Indeks
Luas
Wilayah
Indeks
Kemahalan
Konstruksi
Indeks
Pembangunan/konstruks
i Manusia
Indeks PDRB
Perkapita
Pendapatan
Asli daerah
Bagi Hasil
Pajak
Bagi hasil
SDA
13
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
I.1.2 Variabel Kapasitas Fiskal
Variabel kapasitas fiskal mengindikasikan kemampuan
daerah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kapasitas
fiskal suatu daerah diukur melalui tiga variabel yaitu pendapatan
asli daerah, dana bagi hasil pajak, dan dana bagi hasil dari
penerimaan sumber daya alam.
I.2 Tujuan
Tujuan utama penghitungan Indeks Kemahalan
Konstruksi (IKK) tahun 2013 adalah untuk menyediakan data dasar
dalam rangka kebijakan dana perimbangan 2014 dan utamanya
digunakan sebagai salah satu variabel kebutuhan fiskal dalam
penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk pengalokasian
tahun 2014.
Dalam Undang-undang No. 33 Tahun 2004 disebutkan
bahwa IKK digunakan sebagai proksi untuk menggambarkan
tingkat kesulitan geografis suatu daerah, dengan demikian
semakin sulit letak geografis daerah, maka akan semakin besar
pula angka Indeks Kemahalan Konstruksi-nya(IKK). Disamping itu
IKK juga merupakan sumber data yang bersifat spasial yang
menggambarkan perbandingan antar wilayah.
14
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
1.3 Ruang Lingkup
Terhitung mulai tahun 2010 dan selanjutnya, penentuan
tahun dasar tidak lagi mengacu pada rata-rata nasional, akan
tetapi mengacu pada kabupaten/kota yang memiliki nilai IKKnya
paling dekat dengan nilai 100. Sesuai hasil penghitungan IKK
Kabupaten/Kota pada tahun 2010 berdasarkan versi 491
kabupaten/kota, terpilih kota Samarinda sebagai kota pembanding
terhadap IKK kabupaten/kota lainnya. Oleh karena itu untuk lima
tahun kedepan, kota Samarinda akan menjadi kota pembanding
terhadap IKK kabupaten/Kota lainnya di Indonesia.
15
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
BAB II
KONSEP DAN DEFINISI
Beberapa konsep dan definisi secara umum yang
digunakan dalam proses pengumpulan data dan penghitungan
indeks kemahalan konstruksi (IKK) antara lain: konsep mengenai
harga barang konstruksi termasuk harga sewa alat berat,
pedagang besar, pedagang campuran, kegiatan konstruksi, tingkat
kemahalan konstruksi, diagram timbang, dan indeks kemahalan
konstruksi.
Harga perdagangan besar (HPB) adalah harga transaksi
penjualan bahan bangunan/konstruksi yang dilakukan oleh
pedagang besar/distributor ke pedagang besar berikutnya atau
kepada konsumen dalam jumlah besar (partai). Yang dimaksud
dengan pengertian HPB disini adalah harga lokal gudang yaitu
harga penjualan bahan bangunan/konstruksi yang dijual berada di
tempat/gudang penjual.
Harga pedagang campuran adalah harga transaksi
barang dagangan yang dilakukan secara partai besar dan sebagian
lagi dilakukan secara eceran dengan konsumen, sedangkan data
yang dicatat adalah harga untuk penjualan barang dalam partai
besar.
16
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Harga produsen adalah transaksi yang terjadi antara
produsen sebagai penjual dengan pedagang besar/distributor
sebagai pembeli secara party/grosir. Sedangkan yang dimaksud
dengan harga eceran (HE) adalah harga yang terjadi karena
transaksi penjualan bahan bangunan/konstruksi yang dilakukan
oleh pedagang eceran ke konsumen.
HPB bahan bangunan/konstruksi adalah harga berbagai
jenis bahan bangunan/konstruksi yang digunakan dalam kegiatan
konstruksi dalam jumlah besar (party) yang merupakan hasil
transaksi antara pedagang besar/distributor/supplier bahan
bangunan/konstruksi dengan pengguna bahan bangunan/
konstruksi tersebut.
Pedagang Besar (PB) adalah pedagang/distibutor yang
menjual bahan bangunan/konstruksi secara party/grosir atau
dalam jumlah besar.
Pedagang campuran adalah pedagang yang dapat
menjual barang dagangannya dalam jumlah besar maupun eceran.
Party/grosir atau jumlah besar yang dimaksud adalah
bukan eceran. Batasan ini relatif mengingat sulit menentukan
besarannya, baik kuantitas maupun nilai dari suatu komoditas. Hal
ini sangat tergantung dari karakteristik komoditas itu sendiri.
17
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Kegiatan Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil
akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan
lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat
tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Hasil kegiatan tersebut
antara lain: gedung, jalan jembatan, rel dan jembatan kereta api,
terowongan, bangunan/konstruksi air dan drainase,
bangunan/konstruksi sanitasi, landasan pesawat terbang,
dermaga, bangunan/konstruksi pembangkit listrik, transmisi,
distribusi dan bangunan/konstruksi jaringan komunikasi. Kegiatan
konstruksi meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan,
pembongkaran, dan perbaikan bangunan/konstruksi.
Berdasarkan KBLI 2005 yang disusun Badan Pusat
Statistik yang merupakan revisi KBLI 2000, secara umum jenis
bangunan/konstruksi dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu:
i. Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal,
mencakup rumah dan gedung yang digunakan untuk tempat
tinggal oleh rumah tangga. Bangunan bukan tempat tinggal
meliputi hotel, sekolah, rumah sakit, pusat pertokoan,
perkantoran dan pusat perdagangan, industri atau pabrik,
bangunan perdagangan, bangunan tempat pemeliharaan
hewan, ternak dan unggas, banguan tempat ibadat,banguan
18
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
gedung kesenian dan olahraga serta bangunan bukan tempat
tinggal lainnya.
ii. Prasarana Pertanian meliputi pembuatan kolam pemeliharaan
ikan, pintu pengendali air, bagan, percetakan tanah sawah,
pembukaan hutan, irigasi, dan sejenisnya.
iii. Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan, mencakup pembuatan sarana
jalan dan jembatan untuk angkutan jalan raya maupun kereta
api, pelabuhan laut dan udara, dermaga, landasan pesawat
terbang, tempat parkir, trotoar dan sejenisnya.
iv. Bangunan & Instalasi Listrik, Gas, Air Minum dan Komunikasi
Mencakup Bangunan/konstruksi Pengolahan Penyaluran dan
Penampungan Air Bersih/Air Limbah/Drainase,
Bangunan/konstruksi Pengolahan/Penyaluran dan
Penampungan Barang Migas, Bangunan/konstruksi Elektrikal,
Konstruksi Telekomunikasi Sarana Bantu Navigasi Laut dan
Rambu Sungai, Konstruksi Telekomunikasi Navigasi Udara,
Konstruksi Sinyal dan Telekomunikasi Kereta Api, Konstruksi
Sentral Telekomunikasi, Konstruksi Elektrikal dan
Telekomunikasi Lainnya, Pembuatan/Pengeboran Sumur Air
tanah, Instalasi Listrik Bangunan/konstruksi Sipil, Instalasi
Navigasi Laut dan Sungai, Instalasi Meteorologi dan Geofisika,
Instalasi Navigasi Udara, Instalasi Sinyal dan Telekomunikasi
19
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Kereta Api, Instalasi Sinyal dan Rambu - Rambu Jalan Raya,
Instalasi Telekomunikasi.
v. Bangunan/konstruksi Lainnya
Mencakup Bangunan/konstruksi Terowongan, Bangunan/
konstruksi Sipil Lainnya, Pemasangan Perancah, Pemasangan
Bangunan/konstruksi Kostruksi Prefab dan Pemasangan
Kerangka Baja, Pengerukan, Konstruksi Khusus Lainnya,
Instalasi Jaringan Pipa, Instalasi Bangunan/konstruksi Sipil
Lainnya, Dekorasi Eksterior,serta bangunan/konstruksi sipil
lainnya termasuk peningkatan mutu tanah melalui
pengeringan dan pengerukan.
Berdasarkan asas keterbandingan penghitungan IKK,
bahwa untuk setiap daerah harus mempunyai bobot nilai di setiap
jenis bangunan/konstruksi, sedangkan pada kenyataannnya tidak
setiap kabupaten/kota memiliki kelima jenis bangunan/konstruksi
tersebut, maka dalam penghitungan IKK jenis
bangunan/konstruksi dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:
i. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, terdiri
dari:
a. Kontruksi gedung tempat tinggal, meliputi: rumah yang
dibangun sendiri, real estate, rumah susun dan perumahan
dinas.
20
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
b. Konstruksi gedung bukan tempat tinggal, meliputi:
konstruksi gedung perkantoran, industri, kesehatan,
pendidikan, tempat hiburan, tempat ibadah, terminal,
stasiun dan bangunan/konstruksi monumental.
ii. Bangunan/konstruksi pekerjaan umum untuk jalan, jembatan
dan pelabuhan terdiri dari:
a. Bangunan/konstruksi jalan, jembatan dan landasan
meliputi: pembangunan/konstruksi jalan, jembatan,
landasan pesawat terbang, pagar/tembok, drainase jalan,
marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas.
b. Bangunan/konstruksi jalan dan jembatan kereta.
c. Bangunan/konstruksi dermaga meliputi:
pembangunan/konstruksi, pemeliharaan dan perbaikan
dermaga/pelabuhan, sarana pelabuhan dan penahan
gelombang.
iii. Bangunan/konstruksi lainnya terdiri dari:
a. Bangunan/konstruksi sipil, pembangunan/konstruksi
lapangan olah raga, lapangan parkir dan sarana lingkungan
pemukiman.
b. Bangunan/konstruksi pekerjaan umum untuk pertanian
meliputi:
21
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
- Bangunan/konstruksi pengairan diantaranya:
pembangunan/konstruksi waduk (reservoir), bendungan,
jaringan irigasi, pintu air, sipon dan drainase irigasi,
talang, check dam, tanggul pengendali banjir, tanggul
laut, krib dan vaduk.
- Bangunan/konstruksi tempat proses hasil pertanian,
diantaranya bangunan/konstruksi penggilingan dan
bangunan/konstruksi pengeringan.
c. Bangunan/konstruksi elektrikal meliputi: pembangkit
tenaga listrik, transmisi dan transmisi tegangan tinggi.
d. Konstruksi telekomunikasi udara meliputi: konstruksi
bangunan/konstruksi telekomunikasi dan navigasi udara,
bangunan/konstruksi pemancar/ penerima radar, dan
bangunan/konstruksi antenna.
e. Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api,
pembangunan/konstruksi konstruksi sinyal dan
telekomunikasi kereta api.
f. Konstruksi sentral telekomunikasi meliputi:
bangunan/konstruksi sentral telepon/telegraph, konstruksi
bangunan/konstruksi menara pemancar dan
bangunan/konstruksi stasiun kecil.
22
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
g. Instalasi air meliputi instalasi air bersih dan air limbah dan
saluran drainase pada gedung.
h. Instalasi listrik meliputi: pemasangan instalasi jaringan
listrik tegangan lemah dan pemasangan instalasi jaringan
listrik tegangan kuat.
i. Instalasi gas meliputi: pemasangan instalasi gas pada
gedung tempat tinggal dan pemasangan instalasi gas pada
gedung bukan tempat tinggal.
j. Instalasi listrik jalan
k. Instalasi jaringan pipa: jaringan pipa gas, jaringan air dan
jaringan minyak.
Harga sewa alat berat konstruksi adalah harga yang
terjadi ketika seseorang/organisasi/institusi menyewa alat-alat
berat yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dalam periode
tertentu seperti dalam waktu jam, hari, minggu, atau bulan.
Satuan/unit yang digunakan dalam harga sewa ini adalah satu
unit/jam.
Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) merupakan
cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi yang akan
dibandingkan antar daerah, yaitu besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk membangun satu unit bangunan/konstruksi per satuan
23
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi yang diukur
melalui sekelompok barang dan jasa yang digunakan.
Paket komoditas adalah sejumlah barang terpilih yang
digunakan sebagai komponen penghitungan IKK. Komoditas /jenis
barang tersebut dipilih karena memenuhi asas representativeness
dan comparibility yaitu andil yang cukup besar dan data harganya
dapat dipantau dan mempunyai tingkat keterbandingan antar
kabupaten/kota.
Diagram Timbang atau bobot yang digunakan dalam
penghitungan IKK terdiri dari diagram timbang IKK menurut
kelompok jenis bangunan/konstruksi dan diagram timbang umum.
Diagram timbang kelompok jenis bangunan/konstruksi adalah
bobot setiap jenis barang dan jasa dalam memperoleh nilai TKK
masing-masing kelompok jenis bangunan/konstruksi. Diagram
timbang umum adalah bobot setiap jenis bangunan/konstruksi
dalam memperoleh IKK umum setelah diperoleh IKK masing-
masing kelompok jenis bangunan/konstruksi.
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka indeks
yang menggambarkan perbandingan Tingkat Kemahalan
Konstruksi suatu kabupaten/kota terhadap kota acuan, yang mana
kota Samarinda terpilih sebagai kota acuan untuk periode 5(lima)
tahun kedepan terhitung sejak tahun 2010.
24
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Berbeda dengan Indeks Harga Perdagangan Besar
Konstruksi (IHPB konstruksi) yang merupakan indeks periodical,
IKK merupakan indeks spasial yang menunjukkan perbedaan harga
antar wilayah dalam waktu yang sama.
Indeks Harga Perdagangan Besar Bahan
Bangunan/Konstruksi adalah angka indeks yang menggambarkan
besarnya perubahan harga pada tingkat harga perdagangan
besar/grosir dari komoditas bahan bangunan/konstruksi di suatu
negara/daerah. Secara makro ekonomi perubahan harga bahan
bangunan/konstruksi dipengaruhi oleh faktor penawaran dan
permintaan. Namun berbagai faktor yang juga mempengaruhi
perubahan harga bahan bangunan/konstruksi adalah faktor biaya
produksi dan faktor biaya transportasi.
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Bahan
Bangunan/konstruksi yang merupakan salah satu indikator
ekonomi yang digunakan untuk keperluan perencanaan
pembangunan, dapat mengambarkan perkembangan statistik
harga bahan bangunan/konstruksi di suatu daerah. Manfaat IHPB
bahan bangunan/konstruksi semakin diperlukan terutama didalam
penghitungan eskalasi nilai kontrak sesuai dengan Keppres No. 80
Tahun 2003 dan telah direkomendasikan dalam Peraturan Menteri
Keuangan No. 105/PMK.06/2005 tanggal 9 Nopember 2005, serta
25
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
didukung oleh Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.
11/SE/M/2005 tanggal 16 Desember 2005.
Data IHPB konstruksi dibuat menjadi dua bentuk
penyajian, yaitu :
1). IHPB konstruksi menurut kelompok barang
Jumlah kelompok jenis barang yang dihitung dalam
kelompok IHPB bahan bangunan/konstruksi adalah sebanyak 33
kelompok barang, yaitu kelompok kayu gelondongan; barang
galian segala jenis; kayu gergajian dan awetan; kayu lapis dan
sejenisnya; bahan bangunan/konstruksi dari kayu; cat, vernis,
dan lak; aspal; hasil kilang minyak lainnya; barang-barang dari
plastik; kaca lembaran; bahan bangunan/konstruksi dari keramik
dan tanah liat; semen; batu split; barang-barang lainnya dari
bahan bukan logam; barang-barang dari besi dan baja dasar;
barang-barang dari logam dasar bukan besi; alat pertukangan
dari logam; bahan bangunan/konstruksi dari logam; barang-
barang logam lainnya; alat-alat berat dan perlengkapannya;
mesin listrik dan pengatur listrik; perlengkapan listrik lainnya;
dan aki.
26
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
2). IHPB konstruksi menurut kelompok bangunan/konstruksi.
IHPB konstruksi menurut kelompok bangunan/konstruksi dibagi
dalam 5 jenis bangunan/konstruksi, yaitu :
a. Bangunan/konstruksi tempat tinggal dan bukan tempat
tinggal
b. Bangunan/konstruksi pekerjaan umum untuk pertanian
c. Bangunan/konstruksi pekerjaan umum untuk jalan, jembatan,
dan pelabuhan
d. Bangunan/konstruksi dan instalasi listrik, gas, air minum dan
komunikasi
e. Bangunan/konstruksi lainnya
Selanjutnya IHPB konstruksi umum yang merupakan
indeks tertimbang dari indeks ke lima kelompok
bangunan/konstruksi di atas digunakan dalam penyesuaian IKK
secara nasional (inflator).
27
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
BAB III
METODOLOGI
III.1 Paket Komoditas
Data dasar penghitungan IKK adalah harga bahan
bangunan/konstruksi, balas jasa pekerja sektor konstruksi dan
sewa alat berat dilakukan secara triwulanan. Harga tersebut
meliputi harga 145 kualitas barang yang berasal dari 60 jenis
barang, 7 jenis balas jasa pekerja dan harga sewa 6 macam alat
berat sektor konstruksi. Selanjutnya dari barang tersebut dipilih
komoditas yang mempunyai nilai atau andil yang cukup besar
dalam membuat masing-masing kelompok jenis
bangunan/konstruksi, serta harga barang-barang tersebut
comparable atau mempunyai keterbandingan antar
kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Kualitas yang terpilih pada penghitungan IKK periode
berjalan tidak harus selalu sama dengan tahun sebelumnya. Dalam
pemilihan paket komoditas IKK, perlu diperhatikan azas pemilihan
paket komoditas sebagai berikut :
a. Comparability (keterbandingan)
- Specific product description
- Characteristic determining price
b. Representativeness (mewakili)
28
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Berdasarkan azas tersebut dan sesuai perkembangan
yang ada, paket komoditas yang digunakan dalam
penghitungan IKK 2013 yaitu terdiri dari 33 jenis barang
meliputi tanah urug, pasir, batu pondasi, batu bata, batako,
bata ringan, batu split, seng gelombang, paku, semen Portland,
besi beton, bak mandi fiber, kloset, seng plat, pipa pvc, kayu
balok, kayu papan, kayu triplek/lapis, cat, tegel/keramik,
genteng/atap, kaca, aspal, gypsum, kabel, bahan bangunan
siap pasang dari kayu, mesin pompa, rangka baja, tangki air,
lampu dan MCB.
Dan untuk balas jasa pekerja sektor konstruksi meliputi
Upah Mandor, Kepala Tukang, Tukang Kayu, Tukang,Batu,
Tukang Cat, Tukang Listrik dan pembatu tukang. Sedangkan
untuk sewa alat berat itu sendiri meliputi: excavator,
bulldozer, Skidsleer loader, tandem/vibrating roller, dump
truck, compact track loader.
III.2 Diagram Timbang
Diagram timbang atau bobot terdiri dari diagram
timbang kelompok jenis bangunan/konstruksi untuk menghitung
Tingkat Kemahalan Konstruksi, sedangkan diagram timbang
umum (dari data Bill of Quantity). digunakan untuk menghitung
Indeks Kemahalan Konstruksi.
29
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
III.2.1 Diagram Timbang Kelompok Jenis Bangunan/Konstruksi
Diagram timbang kelompok jenis bangunan/konstruksi
disusun berdasarkan besarnya andil atau nilai masing-masing jenis
bahan bangunan/konstruksi untuk membangun satu unit
bangunan/konstruksi per satuan ukuran luas dan digunakan untuk
menghitung tingkat kemahalan konstruksi.
Diagram timbang kelompok jenis bangunan/konstruksi
menggunakan data kuantitas atau volume barang-barang
konstruksi termasuk sewa alat yang dibutuhkan atau digunakan
untuk membangun 1 (satu) unit jenis bangunan/konstruksi. Jenis
bangunan/konstruksi yang dimaksud terdiri dari tiga kelompok
jenis bangunan/konstruksi, yaitu:
i) Bangunan/konstruksi tempat tinggal dan bukan tempat
tinggal;
ii) Bangunan/konstruksi jalan, jembatan, dan pelabuhan; dan
iii) Bangunan/konstruksi lainnya.
Dalam menyusun diagram timbang kelompok jenis
bangunan/konstruksi, selain data hasil studi, ditunjang pula
dengan data table Input-Output dan data yang diperoleh dari
instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum dan kontraktor.
Sesuai dengan tujuan penyusunan IKK, maka penggunaan
(kuantitas/volume) barang untuk membangun satu unit
30
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
bangunan/konstruksi per satuan ukuran luas di masing-masing
kabupaten/kota adalah sama, artinya seluruh kabupaten/kota
menggunakan satu penimbang yang berlaku secara nasional,
meskipun memiliki struktur tanah dan kondisi yang berbeda.
III.2.2 Diagram Timbang Umum
Diagram timbang umum disusun berdasarkan data Bill of
Quantity (BoQ) pembangunan/konstruksi fisik masing-masing
pemerintah kabupaten/kota, seperti pembangunan/konstruksi
gedung kantor, rumah dinas, jalan, jembatan, lapangan olah raga
dan lain-lain yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota tersebut.
Pengeluaran tersebut kemudian dikelompokkan sesuai dengan
kelompok jenis bangunan/konstruksinya, lalu dibuat persentase
total pengeluaran masing-masing kelompok jenis
bangunan/konstruksi tersebut terhadap total seluruh
pengeluaran. Selanjutnya nilai tersebut di-update setiap tahun
untuk mendapatkan nilai penimbang yang lebih representative.
III.3 Kegiatan Pengumpulan Data
Khusus untuk barang-barang bahan bangunan/konstruksi
yang menjadi paket komoditas IKK, pengumpulan data harga
dilakukan di 491 kabupaten/kota di seluruh Indonesia melalui
survei serentak. Sejak tahun 2010 pelaksanaan survei serentak
31
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
dilakukan dengan periode waktu triwulanan yaitu pada bulan
Januari, April, Juli dan oktober pada setiap tahunnya.
Responden yang menjadi sumber data pada kegiatan
survei serentak terdiri dari beberapa kategori yaitu pedagang
besar/distributor, pedagang campuran, produsen, pedagang
eceran, dan kategori lainnya seperti: kontraktor, PT. PLN dan Dinas
Pekerjaan Umum (Kimpraswil) atau instansi terkait lainnya
(khususnya untuk mengumpulkan data harga sewa alat-alat berat,
BoQ dan upah pekerja/jasa konstruksi).
Pemilihan responden dilakukan secara purposif dengan
mengutamakan pedagang besar (PB). Jika pedagang besar tidak
ada maka dipilih responden dengan urutan skala prioritas yaitu
dari pedagang campuran, produsen dan pilihan terakhir yaitu
pedagang eceran (PE). Sehingga jenis harga yang dikumpulkan
dalam survei HPB-K ini terdiri dari harga perdagangan besar (HPB),
harga produsen (HP), dan harga eceran (HE).
III.4 Identifikasi Kualitas Barang
Setelah menetapkan paket komoditas IKK 2010 dan
harga bahan bangunan/konstruksi, kegiatan selanjutnya adalah
melakukan kegiatan Survei Identifikasi Kualitas Barang (SIKB).
Kegiatan ini dimaksudkan untuk validasi data harga dengan cara
mengumpulkan data harga seluruh kualitas dari komoditas
32
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
terpilih, dan memastikan/mencocokkan bahwa jenis barang dan
harga adalah untuk jenis barang dengan kualitas yang ditetapkan
dalam paket komoditas IKK.
SIKB juga digunakan sebagai dasar justifikasi untuk
mendapatkan harga dengan kualitas barang yang setara, jika
kualitas yang tercakup dalam paket komoditas tidak terdapat di
provinsi tertentu.
III.5 Formula Penghitungan IKK
Sejak tahun 2010, penghitungan IKK tidak lagi mengacu
pada rata-rata nasional dan penggunaan inflator, tetapi
menggunakan kota acuan. Pertimbangan penggunaan salah satu
ibukota provinsi sebagai kota acuan adalah, kota acuan dapat
memberikan flexibilitas dalam penghitungan IKK apabila ada
penambahan jumlah kabupaten/kota yang akan dihitung IKKnya,
serta literatur tentang indeks spasial pada umumnya mengacu
pada satu wilayah tertentu sebagai dasar. Oleh karena itu pada
tahun 2010 telah terpilih dan ditetapkan bahwa kota Samarinda
merupakan kota pembanding dalam penghitungan IKK untuk lima
tahun kedepan.
Selain kota acuan metode penghitungan IKK juga
mengalami perubahan yaitu dari metode eksponensial berubah
33
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
ke metode Regresi Country Product Dummy (CPD). Dengan
metode CPD barang yang tidak terdapat di suatu kabupaten/kota
nilainya dikosongkan saja, tidak perlu di estimasi. Hal ini
tentunya berbeda ketika masih menggunakan metode
Eksponensial yaitu harga barang tidak boleh dikosongkan dan
harus diestimasi meskipun barang tersebut tidak terdapat
dikabupaten/kota yang bersangkutan.
III.5.1 Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis
Bangunan/konstruksi j Kabupaten/Kota (TKKkab)j
( ) ∑
i = jenis barang/bahan bangunan dan sewa alat berat
j = kelompok jenis bangunan (j=1,2,3)
Pi = harga jenis barang/bahan bangunan i
Qij = kuantitas/volume bahan bangunan i kelompok
jenis bangunan ke-j
34
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
III.5.2 Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis
Bangunan/konstruksi Rata-rata Nasional (TKKn)j
∑ ( )
n = nasional
k = kabupaten/kota (1,2,…491)
j = jenis bangunan ke-j
III.5.3 Indeks Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis
Bangunan/konstruksi Kabupaten/Kota (IKKkab)j
( )
n = nasional
k = kabupaten/kota (1,2,…491)
j = jenis bangunan ke-j
35
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
III.5.4 Indeks Kemahalan Konstruksi Umum Kabupaten/kota
(IKK Umum Kab)
( ) ∑
Qj = diagram timbang IKK umum kabupaten/kota
kelompok bangunan j
I = suatu konstanta yang menggambarkan
perkembangan harga barang-barang yang
digunakan di sektor konstruksi di Indonesia
(IHPB sektor konstruksi) Februari 2010-Juni 2013
36
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
BAB IV
ANALISIS IKK KOTA JAYAPURA
IV.1. Profil Kota Jayapura
Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2001 pemerintah
Indonesia telah melaksanakan kebijakan tentang otonomi daerah
untuk melakukan percepatan pembangunan di beberapa wilayah
potensial, termasuk Propinsi Papua, baik itu Provinsi Papua
maupun Papua Barat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Kota Jayapura yang merupakan bagian dari Wilayah
Provinsi Papua, secara kewilayah Pemerintahan Kota Jayapura
terbagi kedalam 5 Distrik dan 39 kelurahan/Kampung dengan
jumlah penduduk sebesar 272.544 jiwa dan luas wilayah 940 km2.
Dari luas wilayah Kota Jayapura tersebut, lebih dari separuh luas
Kota Jayapura (61%) berada di distrik Muaratami yang berbatasan
langsung dengan negara Papua New Guinea. Sedangkan distrik
dengan jumlah kelurahan/kampung terbanyak berada di distrik
Abepura sebanyak 11 Kelurahan/kampung terdiri dari 8 berstatus
kelurahan dan 3 berstatus Kampung, seperti terlihat pada Tabel 1
dan Grafik 1 dibawah ini :
37
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Tabel. 1. Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah Distrik
di Kota Jayapura
No Distrik/Kecamatan Ibukota Kecamatan
Luas Wilayah (Km2)
Jumlah Kel/Kamp
(1) (2) (3) (4) (5) 1 Muara Tami Skouw Mabo 626,7 8
2 Abepura Kota Baru 155,7 11
3 H e r a m Waena 63,2 5
4 Jayapura Selatan Entrop 43,4 7
5 Jayapura Utara Tanjung Ria 51 8
Sumber: BPS Kota Jayapura 2013
Sumber: BPS Kota Jayapura 2013
38
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Secara geografis Kota Jayapura terletak pada 1370.27’’-
1410.41’ Bujur Timur dan 1027’ - 3049’ Lintang Selatan,
berbatasan langsung dengan Lautan Pasifik di sebelah utara dan
Kabupaten Keerom di sebelah selatan, berbatasan dengan
Kabupaten Jayapura di sebelah barat dan Negara Papua New
Guinea di sebelah timur.
Adapun batas - batas administrasinya adalah sebagai
berikut:
Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Depapre Kabupaten
Jayapura
Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Arso Kabupaten
Keerom.
Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Papua New
Guinea.
Sebelah Utara berbatasan dengan Lautan yaitu lautan Pasifik.
39
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Gambar 3. Peta Kota Jayapura
Sumber: BPS Kota Jayapura
40
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
IV.2 Indeks Kemahalan Konstruksi
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka indeks
yang menggambarkan perbandingan Tingkat Kemahalan
Konstruksi suatu kabupaten/kota atau provinsi terhadap Tingkat
Kemahalan Konstruksi rata-rata nasional.
Pada umumnya perubahan besaran IKK dipengaruhi oleh
tiga faktor yaitu:
1) Kesulitan geografis
2) Tingkat kemahalan harga barang / bahan bangunan, sewa alat
dan balas jasa pekerja sektor konstruksi
3) Besaran realisasi anggaran (Realisasi BoQ)
Untuk itu besaran nilai IKK yang telah dicapai menunjukkan,
bahwa besaran nilai IKK tidak semata-mata dipengaruhi oleh
faktor kesulitan geografis semata, tetapi juga oleh faktor-faktor
lain yang merupakan komponen pembetuk IKK itu sendiri,
seperti Tingkat kemahalan harga barang/bahan bangunan,
Besaran sewa alat berat dan Besaran balas jasa pekerja sektor
kontruksi, serta Besaran Realisasi Anggaran pembangunan (BoQ)
itu sendiri.
41
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
IV.3 Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura
Kota Jayapura terletak di ibukota provinsi papua, jika
dilihat dari sisi sarana dan prasarana serta letak geografis, tentu
saja Pemerintah Kota Jayapura memiliki sarana dan prasarana
yang lebih baik dan lengkap dengan tingkat kesulitan geografis
yang relatif lebih mudah dibandingkan dengan kabupaten lain di
Provinsi Papua.
Terlepas dari perihal tersebut diatas capaian Indeks
Kemahalan Konstruksi (IKK) Kota Jayapura dapat dilihat pada
Grafik 2 dibawah ini.
Sumber: IKK BPS Kota Jayapura 2013
0
50
100
150
200
2010 2011 2012 2013
134.62 153,08
197,71 170,07
Grafik 2 IKK KOTA JAYAPURA TAHUN 2010 - 2013
42
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Dari Grafik 2 diatas capaian Indeks kemahalan Konstruksi
Kota Jayapura tahun 2013 sebesar 170.07 turun sebesar 0.14%
dibandingkan capaian pada pada tahun 2012 sebesar 197.71, IKK
sebagai salah satu indikator dari 5 indikator ( Penduduk, PDRB,
IPM, IKK dan Luas Wilayah) dalam pembentukan DAU, tentu saja
penurunan besaran nilai IKK pada tahun 2013, akan berdampak
pada besaran DAU 2014 yang diterima oleh Pemerintah Kota
Jayapura.
Meskipun capaian IKK Kota Jayapura tahun 2013
mengalami penurunan, capaian IKK tersebut masih menempati
rangking ke- 24 dari 29 Kabuapten/Kota se-provinsi Papua. Dengan
demikian capaian tersebut masih lebih baik dibanding 5(lima)
kabupaten lainnya, yaitu Kabupaten Waropen, Kabupaten Biak
Numfor, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Nabire dan yang terakhir
adalah Kabupaten kepulauan Yapen.
Untuk itu besaran nilai IKK Kota Jayapura yang telah
dicapai menunjukkan, bahwa besaran nilai IKK tidak semata-mata
dipengaruhi oleh faktor kesulitan geografis semata, tetapi juga
oleh faktor-faktor lain yang merupakan komponen pembetuk IKK
itu sendiri, seperti tingkat kemahalan harga barang/bahan
bangunan, besaran sewa alat berat dan besaran balas jasa pekerja
43
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
sektor kontruksi, serta besaran realisasi anggaran pembangunan
itu sendiri.
Perkembangan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kota
Jayapura dan rangking dari tahun 2010 – 2013 secara lengkap
dapat dilihat pada tabel. 2 di bawah ini:
Tabel. 2 Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura
Tahun 2010 – 2013
Sumber : Pengolahan IKK tahun 2013
Tahun IKK Peringkat Keterangan
(1) (2) (3) (4)
2010 134,62 29 Menggunakan Kota acuan
Dari 29 Kab/kota di Papua
2011 153,08 26 Dari 29 Kab/kota di Papua
2012
2013
197.71
170.07
20
24
Dari 29 kab/kota di Papua
Dari 29 kab/kota di papua
44
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Priyo Hari. 2005. Dampak Desentralisasi Fiskal terhadap
Pertumbuhan Ekonomi (Studi pada Kabupaten dan Kota Se
Jawa Bali). Salatiga : Jurnal Studi Pembangunan/konstruksi
Kritis. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Brata, Aloysius Gunadi. 2004. Komposisi Penerimaan Sektor Publik
Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional. Yogyakarta :
Lembaga Penelitian Universitas Atma Jaya.
Abimanyu, Anggito. 2005. Format Anggaran Terpadu
Menghilangkan Tumpang Tindih. Bapekki Depkeu.
Khusaini, Muhammad, SE, MSS, MA. 2006. Ekonomi Publik,
Desentralisasi Fiskal dan Pembangunan/konstruksi Daerah.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. 2005 Dana Alokasi Umum.
45
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Pusat dan
daerah, Departemen Keuangan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2005
tentang Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi dan
kabupaten/Kota.
UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
UU Nomor 25 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
______________. 2008.Kegiatan Percepatan Penyediaan Data
Statistik dalam Rangka Kebijakan Dana Perimbangan
Tahun 2008. Padang:Simposium Nasional Akuntansi IX.
______________. 2009.Kegiatan Percepatan Penyediaan Data
Statistik dalam Rangka Kebijakan Dana Perimbangan Tahun 2009.
Padang:Simposium Nasional Akuntansi IX.
46
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Daftar Kecamatan di Kota Jayapura.
http://desa-pesisir.pmd.depdagri.go.id/?bread=3209.
Kabupaten Kota Jayapura.
http://id.wikipedia.or./wiki/kabupaten_Kota Jayapura.
Lembar Negara Tentang Pembentukan Kota Jayapura.
http://id.wikisource.org/wiki/undang_undang_republik_indonesia
_nomor_3_tahun_2008.
Mendagri Resmikan Enam Kabupaten Baru.
http://www.gatra.com/artikel.php?id=115840
Republik Indonesia. Papua Tambah Lima Kabupaten.
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&t
ask=view&id=7655&itemid=684.
48
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Hargaper satuan/unit
(Rp)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Pasir Pasir Beton / Cor m3
Pasir Pasang m3
Pasir Urug m3
2 Batu Pondasi Batu Belah m3
Batu Gunung m3
Batu Kali m3
Lainnya …….………………..… (sebutkan) m3
3 Batubata Batubata Merah Biasa ( 60 buah/m2) 100 buah
Lainnya …….………………..… (sebutkan) 100 buah
4 Batako Biasa 100 buah
Lainnya …….………………..… (sebutkan) 100 buah
5 Batu Split Ukuran 1 - 2 cm m3
Ukuran 2 - 3 cm m3
Lainnya …….………………..… (sebutkan) m3
6 Semen Abu-abu Bosowa zak
isi 50 kg Gresik zak
Holcim zak
Kupang zak
Padang zak
Tiga Roda zak
Tonasa zak
Lainnya …….………………..… (sebutkan) zak
7 Pipa PVC Maspion, kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang
Maspion, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang
Vinilon, kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang
Vinilon, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang
Wavin, kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang
Wavin, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang
Winlon, kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang
Winlon, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang
Lainnya …….………………..… (sebutkan) batang
8 Seng Plat Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm m
Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm m
Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm kaki
Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm kaki
Lainnya …….………………..… (sebutkan) m/kaki *)
9 Seng Gelombang Ukuran ( 0,02 x 90 x 180 ) cm lembar
Ukuran ( 0,03 x 90 x 180 ) cm lembar
Lainnya …….………………..… (sebutkan) lembar
10 Paku Paku Kayu 5 cm kg
Paku Kayu 10 cm kg
Paku Beton 5 cm kg
Paku Beton 10 cm kg
Lainnya …….………………..… (sebutkan) kg
11 Besi Beton (Full) Ukuran Ф 6 mm Panjang 12 m batang
Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m batang
Ukuran Ф 6 mm Panjang 12 m kg
Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m kg
Lainnya …….………………..… (sebutkan) batang/kg *)
KeteranganAsal Barang
BLOK III : RESPONDEN UMUM
No Jenis Barang Kualitas Barang Satuan
49
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
12 Keramik Putih Polos Accura m2
Kualitas 1 (KW 1) Arwana m2
uk. ( 30 x 30 ) cm Asahi m2
Asiatile m2
Classic m2
Diamond m2
Hercules m2
Impresso m2
KIA m2
Masterina m2
Mulia m2
Lainnya …….………………..… (sebutkan) m2
13 Kayu Papan Kamper ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) m3
Meranti ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) m3
Lainnya …….………………..… (sebutkan) m3
14 Kayu Balok Kamper ( 6 cm x 12 cm x 4 m ) m3
Meranti ( 6 cm x 12 cm x 4 m ) m3
Lainnya …….………………..… (sebutkan) m3
15 Kayu Lapis Ukuran ( 0,3 x 122 x 244 ) cm lembar
Ukuran ( 0,4 x 122 x 244 ) cm lembar
Ukuran ( 0,5 x 122 x 244 ) cm lembar
Ukuran ( 0,6 x 122 x 244 ) cm lembar
Lainnya …….………………..… (sebutkan) lembar
16 Cat Tembok a. Isi 5 kg Avian kaleng
Belmas kaleng
Catylac kaleng
Maritex kaleng
Matex kaleng
Metrolite kaleng
Vinilex kaleng
Lainnya …….………………..… (sebutkan) kaleng
b. isi 25 kg Avian kaleng
Belmas kaleng
Catylac kaleng
Maritex kaleng
Matex kaleng
Metrolite kaleng
Vinilex kaleng
Lainnya …….………………..… (sebutkan) kaleng
17 Cat Kayu / Besi isi 1 kg Altex kaleng
Avian kaleng
Brilo kaleng
Emco kaleng
Glotex kaleng
Kuda Terbang kaleng
Lainnya …….………………..… (sebutkan) kaleng
18 Kaca Polos Bening Asahi tebal 3 mm m2
Asahi tebal 5 mm m2
Mulia tebal 3 mm m2
Mulia tebal 5 mm m2
Lainnya …….………………..… (sebutkan) m2
19 Aspal Curah Grade 60/70 Lokal ton
Curah Grade 60/70 Impor ton
Drum Grade 60/70 (155 kg) Impor drum
Drum Grade 60/70 (155 kg) Lokal drum
Lainnya …….………………..… (sebutkan) ………
50
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
………….. , ……………………….20.……
NIP.
( ………………...………….………..)
BLOK V : CATATAN
Mengetahui,
Kepala BPS Kabupaten / Kota
51
BPS Kota Jayapura
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Jayapura 2014
Provinsi / Kabupaten / Kota *) : ……………………………………..
Persentase Persentase
(%) (%)
(2) (3) (4) (5)
1. Bangunan Tempat Tinggal
dan Bukan Tempat Tinggal
2. Bangunan Pekerjaan Umum
untuk Pertanian
3. Pekerjaan Umum untuk Jalan,
Jembatan dan Pelabuhan
4. Bangunan dan Instalasi Listrik,
Gas, Air minum dan Komunikasi
5. Bangunan Lainnya
*) : coret yang tidak perlu
Keterangan :
I - Usahakan untuk mendapatkan nilai dan persentase pembangunan fisik untuk setiap jenis bangunan, apabila
mengalami kesulitan / terlalu lama untuk memperoleh data tersebut usahakan untuk mendapatkan persentasenya
terlebih dahulu.
- Tahun 2009 adalah realisasi nilai penggunaan dan tahun 2010 adalah nilai perkiraan.
II Data diperoleh dari hasil konsultasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi / Kabupaten / Kota.
III Kelompok Jenis Bangunan terdiri dari :
1. Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal meliputi bangunan perumahan, perkantoran, rumah sakit,
tempat hiburan, tempat ibadah, terminal, stasiun, dll.
2. Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian meliputi bangunan waduk, bendungan, embung, jaringan irigasi, pintu air,
drainase irigasi, talang, check dam, tanggul, pengendali banjir, tanggul laut, dsb.
3. Pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan, meliputi pembangunan jalan, jembatan, landasan pesawat
terbang, pagar / tembok, drainase jalan, marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, bangunan jalan, jembatan kereta api,
bangunan dermaga / pelabuhan, sarana pelabuhan dan penahan gelombang.
4. Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum dan komunikasi, meliputi pembangkit tenaga listrik, tranmisi dan
transmisi tegangan tinggi, bangunan telekomunikasi dan navigasi udara, instalasi air bersih dan air limbah,
pemasangan instalasi gas pada gedung, instalasi jalan raya, jaringan pipa gas, jaringan air, dan jaringan minyak.
5. Bangunan Lainnya meliputi bangunan lapangan olahraga, lapangan parkir dan sarana lingkungan dan pemukiman.
Nilai dan Persentase
Diagram Timbang Umum menurut Kelompok Jenis Bangunan
Tahun 2009 - 2010
Kelompok 2009 2010
100%
Jenis BangunanNilai Nilai
(1)
T o t a l 100%