16
INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU Lia Widyawati Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Winny Retna Melani Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH Tri Apriadi Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH ABSTRAK Kecamatan Bukit Bestari merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang cukup padat di Kota Tanjungpinang. Padatnya jumlah penduduk dan aktivitas yang tinggi tentunya akan berdampak pada perubahan lingkungan khususnya perubahan kondisi perairan pesisir Kecamatan Bukit Bestari. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan kondisi perairan pesisir di Kecamatan Bukit Bestari yang terjadi dengan mengetahui nilai indeks kualitas perairan pesisir menurut metode CWQI (Canadian Water Quality Indeks). Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dengan memilih tujuh stasiun yang mewakili. Perhitungan indeks kualitas perairan pesisir ini dapat dilakukan dengan membandingkan parameter uji seperti pH, Suhu, Kekeruhan, nitrat, ortofosfat, TSS, Coliforrm, DO, BOD dengan baku mutu menurut Kepmen LH no. 51 Tahun 2004 tentang biota air laut. Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks kualitas perairan pesisir di Kecamatan Bukit Bestari memiliki nilai indeks 36 untuk kehidupan biota air laut dengan kategori jelek. Kata Kunci: indeks kualitas air, pesisir, tanjungpinang

INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR

KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Lia Widyawati

Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Winny Retna Melani Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH

Tri Apriadi Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH

ABSTRAK

Kecamatan Bukit Bestari merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk

yang cukup padat di Kota Tanjungpinang. Padatnya jumlah penduduk dan aktivitas yang

tinggi tentunya akan berdampak pada perubahan lingkungan khususnya perubahan kondisi

perairan pesisir Kecamatan Bukit Bestari. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan

kondisi perairan pesisir di Kecamatan Bukit Bestari yang terjadi dengan mengetahui nilai

indeks kualitas perairan pesisir menurut metode CWQI (Canadian Water Quality Indeks).

Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dengan memilih tujuh stasiun

yang mewakili. Perhitungan indeks kualitas perairan pesisir ini dapat dilakukan dengan

membandingkan parameter uji seperti pH, Suhu, Kekeruhan, nitrat, ortofosfat, TSS,

Coliforrm, DO, BOD dengan baku mutu menurut Kepmen LH no. 51 Tahun 2004 tentang

biota air laut. Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks kualitas perairan pesisir di

Kecamatan Bukit Bestari memiliki nilai indeks 36 untuk kehidupan biota air laut dengan

kategori jelek.

Kata Kunci: indeks kualitas air, pesisir, tanjungpinang

Page 2: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

INDEX COASTAL WATER QUALITY

DISTRICT OF SUBDISTRICT OF BUKIT BESTARI

OF RIAU ISLANDS PROVINCE

Lia Widyawati

Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Winny Retna Melani Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH

Tri Apriadi Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH

ABSTRACT

Subdistrict of Bukit Bestari is a district which has a population dense enough in

Tanjungpinang City. Dense population and high activity certainly will hedge the changes in

the environment, especially changes in the condition of coastal waters in Subdistrict of Bukit

Bestari. This research was held to see the changes in conditions of Bukit Bestari that occur in

coastal waters by knowing the value of coastal water quality index according to the method

CWQI ( Canadian Water Quality Index ). The method was used purposive sampling with

seven sites who represent it. Coastal water quality index calculation can be done by

comparing the test parameters such as pH,temperature, turbidity, nitrate, orthophosphate,

TSS, Coliform, DO, BOD with quality standards according to Environment Decree No. 51 of

2004 on the biota of sea water . Based on the results of the calculation of the index value the

quality of coastal waters in the Subdistrict of Bukit Bestari has an index value of 36 for

marine aquatic life with ugly category .

Keywords : index of water quality , coastal area, tanjungpinang

Page 3: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

PENDAHULUAN

Pemerintah Kota Tanjungpinang

Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah

satu Pemerintah Daerah yang mengalami

peningkatan status di era otonomi daerah.

Pemerintah Kota Tanjungpinang terbentuk

berdasarkan Undang-undang Nomor 5

Tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001 tentang

Pembentukan Kota Tanjungpinang. Saat

ini Tanjungpinang menjadi ibukota

Provinsi Kepulauan Riau dengan

membawahi 4 kecamatan yaitu:

Kecamatan Bukit Bestari, Kecamatan

Tanjungpinang Timur, Kecamatan

Tanjungpinang Kota, dan Kecamatan

Tanjungpinang Barat. Luas wilayah secara

keseluruhan mencapai 239,5 km2 (23.950

Ha) yang terdiri dari 131,54 km2 daratan

dan 107,96 km2 lautan (BPS, 2014).

Tanjungpinang merupakan salah

satu kota berkembang yang setiap

tahunnya mengalami peningkatan jumlah

penduduk. Jumlah penduduk Kota

Tanjungpinang dalam 2 tahun terakhir

meningkat 1,4% dari tahun 2013 sampai

2014. Sedangkan jumlah penduduk di

Kecamatan Bukit Bestari meningkat

sebesar 0,9% dari tahun 2013 sampai

2014. Kecamatan Bukit Bestari terdiri atas

Kelurahan Tanjung Ayun Sakti,

Kelurahan Sei Jang, Kelurahan Tanjung

Unggat, Kelurahan Dompak, dan

Kelurahan Tanjungpinang Timur. Jumlah

penduduk tertinggi di Kecamatan Bukit

Bestari adalah 17.992 jiwa dan jumlah

penduduk terendah adalah 2.530 jiwa

(BPS, 2014).

Pertumbuhan jumlah penduduk

tentunya akan meningkatkan jumlah

aktivitas di Kecamatan Bukit Bestari.

Beberapa aktivitas yang terdapat di sekitar

perairan pesisir di Kecamatan Bukit

Bestari ini antara lain: aktivitas

permukiman pesisir, khususnya di daerah

Kelurahan Sei Jang, aktivitas pelayaran

seperti di pelabuhan pertamina Kelurahan

Tanjung Unggat, dan aktivitas pariwisata

seperti pantai Tanjung Siambang.

Pertumbuhan jumlah penduduk dan

peningkatan aktivitas ini akan berdampak

terhadap perubahan/ penggunaan lahan

khususnya perubahan pada kualitas

perairan pesisir sehingga mempengaruhi

kualitas perairan di Kecamatan Bukit

Bestari. Terjadinya perubahan kualitas

perairan ini diduga oleh limbah

antropogenik yang disebabkan oleh

kegiatan manusia, seperti penggunaan

sumberdaya alam yang merusak

lingkungan pesisir, pembuangan limbah

tanpa perawatan, kecelakaan kapal tanker,

dan sebagainya.

Page 4: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

Berdasarkan hal tersebut, maka

dilakukan kajian mengenai indeks kualitas

perairan pesisir di Kecamatan Bukit

Bestari. Parameter yang diukur

berdasarkan Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004

yang dapat diamati melalui parameter

fisika, kimia dan biologi. Penelitian ini

dilakukan sebagai salah satu upaya untuk

mengetahui kondisi perairan melalui

indeks kualitas perairan pesisir di

Kecamatan Bukit Bestari berdasarkan

kriteria perhitungan yang telah ditetapkan

oleh CWQI (Canadian Water Quality

Index).

Penelitian ini dilakukan agar

dapat menjadi sumber informasi bagi

Pemerintah Kota Tanjungpinang terutama

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Kepulauan Riau serta instansi lainnya

yang terkait, sehingga dapat menjadi data

pendukung atau acuan dalam pengelolaan

lingkungan.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan November 2015 sampai dengan

bulan Mei 2016 dengan mengambil lokasi

penelitian di perairan Pesisir Kecamatan

Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang,

Provinsi Kepulauan Riau. Penentuan

tempat penelitian tersebut dilakukan

dengan menetapkan 7 stasiun yang

dianggap sesuai dan mewakili lokasi

penelitian.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan meliputi:

alat transportasi, peralatan sampling, serta

instrumen untuk mengukur parameter

kualitas air. Sedangkan bahan yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi

sampel air laut yang diambil dari lokasi

penelitian. Secara rinci, alat dan bahan

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Alat dan Bahan No. Alat Kegunaan

1. Transportasi

- Perahu motor

- Survei lokasi penelitian

2. Peralatan Sampling

- Van Dorn Water Sampler

- Botol Sampel

- Mengambil sampel air laut

- Menyimpan sampel air laut

3. Alat Instrumen

- Multitester YK.2005WA

- Turbidi meter

- Spektrofotometer UV 1800

- Mengukur suhu, pH, dan DO perairan

- Mengukur kekeruhan perairan

- Mengukur Ortofosfat dan nilai nitrat perairan

Page 5: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

Prosedur Penelitian

1. Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi pengambilan sampel

(stasiun) ditetapkan berdasarkan metode

purposive sampling, yaitu penentuan

lokasi berdasarkan adanya tujuan tertentu

dan sesuai dengan pertimbangan peneliti

sendiri sehingga dapat mewakili lokasi

penelitian (Arikunto, 2006 dalam

Kurniati, 2013). Penentuan lokasi stasiun

berdasarkan pertimbangan aktivitas atau

kegiatan yang ada di Kecamatan Bukit

Bestari. Aktivitas yang ada di Kecamatan

Bukit bestari dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Aktivitas di Kecamatan Bukit Bestari

No. Kelurahan Aktivitas

1. Kelurahan Tanjung Ayun Sakti Pembangunan jembatan

2. Kelurahan Sei jang Pemukiman penduduk

3. Kelurahan Sei jang Restoran seafood dan pelabuhan bongkar

barang

4. Kelurahan Dompak Wilayah ekosistem mangrove

5. Kelurahan Dompak Alur pelayaran kapal roro

6. Kelurahan Dompak Wisata kuliner dan pantai

7. Kelurahan Tanjung Unggat Perumahan dan pelabuhan pertamina

Berdasarkan wilayah administrasi di

Kecamatan Bukit Bestari (Lampiran 3),

stasiun pengambilan sampel terdiri atas 7

stasiun yaitu:

- Stasiun 1 berada di daerah reklamasi

yang bertempat di Kelurahan

Tanjung Ayun Sakti dengan titik

koordinat 00˚89894 N dan

104˚456.27 E. Stasiun 1

merupakan daerah reklamasi dan

terdapat daerah pembangunan

jembatan dari Tanjungpinang ke

Dompak di seberang lokasi tersebut.

- Stasiun 2 berada di daerah

pemukiman pesisir Kelurahan Sei

Jang dengan titik koordinat 00˚

89532 N dan 104˚ 45938 E.

Stasiun 2 terdapat resotran seafood

dan aktivitas dari masyarakat pesisir

Kelurahan Sei jang.

- Stasiun 3 berada di daerah perairan

pelabuhan bongkar muat barang di

Kelurahan Sei Jang dengan titik

koordinat 00˚89457 N dan

104˚46936 E. Stasiun 3 terdapat

restoran seafood dan pelabuhan

bongkar muat barang.

- Stasiun 4 berada di daerah jembatan

I Kelurahan Dompak dengan titik

koordinat 00˚87125 N dan

104˚48622 E. Stasiun 4

merupakan wilayah ekosistem

mangrove.

Page 6: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

- Stasiun 5 berada di daerah

pelabuhan roro di Kelurahan

Dompak dengan titik koordinat

00°86810 N dan 104°48392 E.

Stasiun 5 merupakan daerah alur

pelayaran kapal roro dari

Tanjungpinang – Dabo.

- Stasiun 6 berada di daerah Tanjung

Siambang dengan titik koordinat

00°84571 N dan 104°46756 E.

Daerah ini merupakan tempat wisata

kuliner dan wisata pantai.

- Stasiun 7 berada Tanjung Unggat

dengan titik koordinat 00°55556 N

dan 104°27540 E. Daerah ini

terdapat perumahan dan pelabuhan

pertamina.

2. Prosedur Penyamplingan

Sampel air diambil pada lapisan

permukaan dengan menggunakan Van

Dorn water sampler dengan kedalaman

0,5 m – 1 m. Sampel air yang didapat

kemudian dimasukkan ke dalam botol

steril untuk pengukuran coliform dan botol

yang telah diberikan pengawet H2SO4

(asam sulfat) sesuai dengan Standar

Nasional Indonesia (SNI) untuk

pengukuran nitrat dan fosfat. Pengukuran

BOD5 menggunakan botol terang dan

botol gelap yang langsung dicelupkan ke

dalam permukaan air hingga penuh dan

tidak ada udara yang tersisa.

Kemudian botol sampel disimpan

dan dimasukkan kedalam cool box hingga

sampai ke laboratorium Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan Universitas

Maritim Raja Ali Haji. Sedangkan untuk

pengukuran sampel nitrat dan fosfat akan

dilakukan analisis laboratorium yang

bekerja sama dengan Balai Teknik

Kesehatan Lingkungan dan

Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL

PPM) Kelas I Batam. Parameter kualitas

perairan yang diuji secara insitu atau di

lapangan seperti suhu, pH, dan Oksigen

terlarut (DO). Prosedurnya

penyamplingannya dilakukan pengukuran

langsung pada saat pengambilan sampel di

perairan Kecamatan Bukit Bestari.

Pengukuran sampel air dilakukan 3 kali

pengulangan untuk setiap parameter yang

diuji.

Page 7: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

3. Prosedur Analisis Sampel

No Parameter Satuan Alat Metode Uji Keterangan

1 Fisika :

1. Suhu

2. Kekeruhan

3. TSS

°C

NTU

mg/L

Multitester

YK.2005WA

Turbidi meter

Timbangan analitik,

kertas saring, oven

Digital

Digital

Gravimetri

Insitu

Insitu

Insitu

2

Kimia :

1. BOD5

2. pH

3. DO

4.Orthophosfat

5. Nitrat

mg/L

-

mg/L

mg/L

mg/L

Botol BOD,

Multitester,Aquades

Multitester

YK.2005WA

Multitester

YK.2005WA

Spektrofometer UV

1800, kertas saring,

gelas piala, pipet

tetes, Amonium

Molybdate, SnCl2,

Aquades,

Spektrofometer UV

1800, kertas saring,

gelas piala, pipet

tetes, Brusin,

Sodium, Arsenit,

H2SO4

Titrimetrik

Digital

Digital

Spektrofotometrik

Spektrofotometrik

Laboratorium

Insitu

Insitu

Laboratorium

Laboratorium

3 Biologi

1. Coliform

MPN/

100mL

Inkubator Trawas,

Vacuum Pump,

Vacuum flask,

sterifil filter holder,

penyumpit,

Pembakar Bunsen,

kaca Pembesar,

media agar M-Endo

Membran Filter

Laboratorium

Page 8: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

Analisis Data

Data hasil pengukuran parameter

fisika, kimia dan biologi hasil penelitian

akan dianalisis dengan menggunakan

perhitungan Microsoft Excell 2007

kemudian dilanjutkan menghitung nilai

indeks kualitas air menggunakan Software

CWQI 1.0 (Canadian Water Quality

Index). Tahapan perhitungan kalkulasi

CWQI 1.0 sebagai berikut (CCME, 2001

dan Iriansyah, 2010 dalam Kurniati,

2013):

1. Menghitung Scope

F1 = Vf

Vt x 100………… (1)

Vf = banyak nya variabel kualitas

air yang tidak memenuhi baku

mutu air

Vt = banyaknya variabel kualitas

air

2. Menghitung Frequency

F2 = Nf

Nt x 100………… (2)

Nf = banyaknya hasil uji yang

tidak memenuhi baku mutu air

Nt = banyaknya hasil uji

3. Menghitung Amplitude

F3=nse

0,01 nse +0,01x100…….. (3)

Kemudian indeks kualitas air

CWQI 1.0 dihitung dengan persamaan :

CCMEWQI = 100 – 𝐹12+𝐹22+𝐹32

1,732

Perhitungan indeks kualitas air

dengan software CWQI 1.0 menghasilkan

nilai indeks antara 0 (kualitas air terburuk)

– 100 (kualitas air terbaik). Kriteria

Kualitas Perairan menurut CWQI 1.0

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kriteria Kualitas Perairan menurut CWQI 1.0

No Kisaran Kualitas Perairan

1 95-100 Sangat Baik

2 80-94 Baik

3 65-79 Sedang

4 45-64 Jelek

5 0-44 Sangat Jelek

Sumber: Canadian Council of Ministers of The Environment Water Quality Index (2001)

Selanjutnya data juga dianalisis secara diskriptif untuk melihat karakter dan distribusi

sebaran data, kemudian dilanjutkan dengan uji multivariate analysis of variance (MANOVA)

untuk menguji perbedaan antar lokasi dengan menggunakan software SPSS Ver 17 dan

Microsoft excel 2007.

Page 9: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

HASIL PENELITIAN

Hasil pengukuran kualitas perairan pesisir Kecamatan Bukit Bestari pada setiap

stasiun dapat dilihat pada Tabel 11. Data hasil pengukuran yang telah diperoleh lalu

dibandingkan dengan baku mutu air laut menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

Nomor 51 Tahun 2004 untuk biota air laut.

No Parameter Satuan

Baku

Mutu

Biota Air

Laut*

Stasiun

I II III IV V VI VII

1. Suhu ˚C Alami

Mangrove

28-32

Lamun 28-

30

29,8 ±0,3

30,9 ± 0,96

29,9 ±0,26

30,4 ±0,25

30,6 ±0,9

30,7 ±0,92

30,4 ±0,75

2. Kekeruhan NTU

<5 5,13

±0,37

3,16

±0,34

2,69

±0,68 2,92 ±0,4

3,12

±0,77

1,93

±0,45 3,72 ±0,45

3. TSS mg/L Mangrove

80

Lamun 20

1,61

±0,2

0,89

±0,17

0,72

±0,32

0,54

±0,15

0,61

±0,18

0,37

±0,12 1,20 ±0,2

Page 10: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

Keterangan : Tulisan Tebal = nilai tidak memenuhi baku mutu

* Baku Mutu Biota Air laut Kep-51/MENLH/IV/2004

Sumber : Data Primer, 2016

Perhitungan indeks kualitas

perairan pesisir Kecamatan Bukit Bestari

pada 7 stasiun yang mewakili dilakukan

menggunakan analisis indeks kualitas

perairan pesisir Kecamatan Bukit Bestari

dengan membandingkan data hasil

pengukuran kualitas perairan di

Kecamatan Bukit Bestari dan baku mutu

untuk biota air laut menurut Keputusan

menteri Lingkungan Hidup Nomor 51

Tahun 2004.

Hasil olahan data indeks dengan

metode CWQI 1.0 kategori biota air laut

di perairan pesisir Kecamatan Bukit

Bestari menunjukkan nilai 36 dengan

kategori buruk (jelek) untuk kualitas

perairan pesisir di kawasan tersebut yang

dapat dilihat pada Tabel 12 dan Gambar

14.

Tabel 12. Data Olahan Indeks Kualitas Perairan Pesisir Kecamatan Bukit Bestari

Kategori Biota Laut dengan metode Canadian Water Quality Indeks 1.0

(CWQI 1.0)

Ringkasan Data Stasiun

CWQI I II III IV V VI VII

CWQI 34 38 36 38 38 36 38 36

Kategori Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek

F1 (Scope) 44 33 44 33 33 44 33 44

F2 (Frequency) 44 33 37 36 33 35 33 35

F3 (Amplitude) 95 96 96 96 97 96 96 96

4. Ph -

7-8.5 9,16

±0,15

9,06

±0,28 9,10 ±0,2

9,13

±0,15

9,03

±0,25

8,96

±0,11 9,03 ±0,3

5. DO mg/L

>5 8,43

±0,11

8,10

±0,2

8,26

±0,41

8,33

±0,45

8,13

±0,37

8,03

±0,25 8,36 ±0,2

6. BOD mg/L

20 8,50

±0,98

9,20

±1,4

8,66

±1,05

9,83

±0,55

11,16

±1,45

10,23

±0,55 7,90 ±0,55

7. Nitrat mg/L

0.008 1,200

±0,4

1,500

±0,36

1,400

±0,17

1,500

±0,3

1,800

±0,1

1,700

±0,17 1,400 ±0,28

8. Orthofosfat mg/L

0.015 0,110

±0,02

0,180

±0,02

0,740

±0,02

0,170

±0,04

0,750

±0,11

0,240

±0,01 0,850 ±0,01

9. Coliform MPN/

100 mL

1000

28

±8,62 69 ±19 49 ±9,07 35 ±7,37

38

±11,7

46

±8,02 55 ±2,51

Page 11: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

Minimal Dataset

Requirement of 4

Variables

Met Met Met Met Met Met Met Met

Contaminant Analysis

of Last Sample

Not

Tested

Not

Tested

Not

Tested

Not

Tested

Not

Tested

Not

Tested

Not

Tested

Not

Tested

Sumber : Data Primer, CWQI (2016)

Berdasarkan olahan data indeks

dengan metode CWQI 1.0 kategori biota

air laut dapat dilihat bahwa F1 yang

merupakan jumlah variabel yang tidak

memenuhi baku mutu yang telah

ditetapkan memiliki nilai sebesar 44 untuk

kategori biota air laut. Sedangkan F2 yang

merupakan ukuran berapa banyak

kejadian tidak terpenuhinya baku mutu

pada setiap variabel memiliki jumlah nilai

sebesar 35 dan F3 yang merupakan jumlah

objek baku mutu yang tidak terpenuhi

memiliki nilai sebesar 96 untuk biota air

laut. Untuk pengukuran nilai F1 dan F2

untuk keperluan biota air laut relatif sama,

hal ini dikarenakan parameter uji yang

tidak memenuhi baku mutu terdapat pada

parameter yang sama yaitu parameter pH,

nitrat, dan ortofosfat. Nilai nse (the

normalized sum of excursion) tertinggi

untuk biota air laut terdapat pada variabel

nitrat. Nilai nse menunjukkan bahwa nitrat

merupakan variabel dengan nilai total

kegagalan dalam memenuhi kriteria yang

ditetapkan paling tinggi dibandingkan 8

parameter lainnya.

Stasiun 1 memiliki nilai indeks

kualitas perairan sebesar 34 dengan

kategori jelek. Pada stasiun 1 terdapat 4

parameter yang telah melebihi batas baku

mutu yaitu kekeruhan, pH, nitrat dan

ortofosfat (Tabel 12). Tingginya nilai

kekeruhan diduga diakibatkan oleh

aktivitas transportasi laut. Stasiun 1

merupakan daerah reklamasi yang

terdapat pembangunan jembatan di daerah

tersebut sehingga tanah yang berada

didaerah timbunan diduga masuk kedalam

perairan dan akan menyebabkan

kekeruhan di lokasi ini meningkat.

Sedangkan tingginya nilai pH, nitrat, dan

ortofosfat diduga dipengaruhi oleh limbah

domestik yang masuk kedalam perairan

melalui saluran drainase yang berasal dari

daratan yang langsung mengarah ke laut.

Stasiun 2 memiliki nilai indeks

kualitas perairan sebesar 38 dengan

kategori jelek. Pada stasiun ini terdapat 3

parameter yang telah melebihi batas baku

mutu yaitu pH, nitrat, dan ortofosfat.

Page 12: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

Stasiun 2 merupakan daerah permukiman

masyarakat pesisir yang pada umumnya

masyarakat didaerah pesisir sering

membuang limbah langsung ke badan air.

Tururaja dan Mogea (2010) dalam

Kurniati (2013), mengemukakan bahwa

pemusatan penduduk di wilayah pesisir

merupakan penghasil limbah rumah

tangga (limbah domestik). Limbah

domestik umumnya terdiri atas tinja/feses,

air kemih, buangan air limbah lain (kamar

mandi, cucian, dan dapur). Tingginya nilai

pH, nitrat, dan ortofosfat diduga

dipengaruhi oleh limbah domestik yang

masuk kedalam perairan, seperti air bekas

cucian dan aktivitas lain yang dihasilkan

oleh masyarakat pesisir Kelurahan Sei

Jang dan sekitarnya.

Stasiun 3 memiliki nilai indeks

kualitas perairan sebesar 36 dengan

kategori jelek. Stasiun 3 merupakan

daerah perdagangan baik berupa restoran,

pasar, dan sarana sejenis dimana aktivitas

masyarakat sehari-hari menghasilkan

limbah padat maupun limbah cair lainnya.

Limbah padat dapat mempengaruhi nilai

kekeruhan pada perairan, sedangkan

limbah cair seperti sabun dan detergen

dapat mengakibatkan pH pada perairan

menjadi basa. Pada stasiun 3 terdapat

saluran drainase dari daratan yang

mengarah ke laut. Drainase yang berasal

dari stasiun 2 yaitu daerah pemukiman

pesisir yang umumnya berasal dari

masyarakat yang tinggal di sekitar daerah

Kelurahan Sei Jang. Sehingga limbah

domestik yang mengalir kearah laut tidak

hanya berasal dari restoran seafood saja,

tetapi juga dari permukiman yang ada di

sepanjang aliran drainase sehingga dapat

menyebabkan tingginya nilai konsentrasi

nitrat dan ortofosfat pada perairan

bertambah.

Stasiun 4 yang berada di

Kelurahan Dompak memiliki indeks

kualitas perairan sebesar 38 dengan

kategori jelek (Tabel 12). Stasiun 4

merupakan daerah yang terdapat

ekosistem mangrove. Jika dibandingkan

dengan stasiun lainnya, daerah ini tidak

memiliki tingkat aktivitas yang cukup

tinggi. Namun meningkatnya nilai pH,

nitrat, dan fosfat yang berada pada stasiun

ini diduga berasal limpahan limbah

domestik dari pesisir pantai yang dan

buangan limbah rumah tangga yang

terdapat pada lokasi penelitian yang

mengalir ke laut. Limbah pembuangan

tidak hanya berasal dari masyarakat

pesisir saja, tetapi dapat berasal dari

kegiatan yang berada di lokasi penelitian

seperti aktivitas pada pemukiman

Page 13: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

penduduk, pelabuhan kapal, dan kegiatan

pasar yang limbahnya mengalir ke

perairan sehingga diduga dapat

menyebabkan tingginya nilai nitrat dan

fosfat pada perairan meningkat.

Stasiun 5 memiliki nilai indeks

kualitas perairan sebesar 38 dengan

kategori jelek. Stasiun 5 merupakan

daerah pelabuhan roro di Kelurahan

Dompak. Rendahnya nilai kategori ini

diduga akibat gelombang yang

diakibatkan oleh kapal roro yang dapat

menyebabkan sedimen pada dasar

perairan terangkat naik ke permukaan

sehingga dapat

mempengaruhi nilai kekeruhan pada

perairan. Selain itu, limbah dari daratan

yang langsung dibuang keperairan juga

dapat mempengaruhi nilai pH, nitrat, dan

ortofosfat.

Stasiun 6 memiliki nilai indeks

kualitas perairan sebesar 36 dengan

kategori jelek. Stasiun 6 merupakan

daerah pariwisata, rendahnya nilai

kategori ini diduga akibat aktivitas

wisatawan yang mengunjungi pantai

Tanjung Siambang. Menurut Soemarwoto

(2004) dalam Meynar (2014), pencemaran

merupakan musuh utama industri

pariwisata, akan tetapi ironisnya

pariwisata merupakan sumber pencemar

yang besar pula. Pencemaran yang paling

tampak ialah sampah padat, seperti

plastik, kertas, dan sisa makanan.

Pencemaran lain yang yang kurang

nampak adalah yang disebabkan oleh

limbah cair yang berasal dari kamar

mandi. Efek pencemarannya berupa

naiknya populasi bakteri dan tingkat

kesuburan badan air yang menerima

limbah itu. Berdasarkan pernyataan

tersebut, salah satu efek pencemaran

limbah domestik dapat meningkatkan

kesuburan badan air yang menerima

limbah itu. Peningkatan kesuburan

perairan pada stasiun 6 dapat dilihat dari

tingginya nilai nitrat dan fosfat yang

sudah melebihi ambang baku mutu untuk

biota air laut.

Stasiun 7 memiliki nilai indeks

kualitas perairan sebesar 38 dengan

kategori jelek. Stasiun ini merupakan

daerah limpasan limbah domestik yang

berasal dari kompleks perumahan

pertamina karena terdapat saluran drainase

yang mengalir kearah laut, sehingga dapat

menyebabkan tingginya nilai konsentrasi

nitrat dan ortofosfat pada perairan

bertambah.

Secara keseluruhan, nilai indeks

kualitas perairan pesisir Kecamatan Bukit

Bestari menunjukkan nilai 36 dengan

Page 14: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

kategori jelek, rendahnya nilai indeks ini

diduga diakibatkan oleh limbah domestik

yang berasal dari aktivitas masyarakat

pesisir. Rendahnya nilai indeks ini dapat

dilihat pada Tabel 12 melalui nilai

parameter fisika, kimia, dan biologi. Hasil

ini seperti penelitian yang telah dilakukan

oleh Melani, dkk (2011), Kurniati (2013),

Meynar (2014), dan Fajriani (2014) bahwa

hasil olahan data indeks dengan metode

CWQI 1,0 kategori biota air laut adalah

jelek (Poor).

Berdasarkan hasil pengukuran

parameter fisika, kimia, dan biologi di

perairan Kecamatan Bukit Bestari seperti

suhu, kekeruhan, TSS, pH, DO, BOD5,

nitrat, ortofosfat, dan coliform terdapat 3

parameter yang telah melebihi baku mutu

untuk biota air laut menurut Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51

Tahun 2004. Parameter yang telah

melebihi baku mutu yaitu parameter pH,

nitrat, dan ortofosfat.

Tingginya nilai nitrat dan

ortofosfat di perairan diduga diakibatkan

oleh limbah domestik masyarakat pesisir

Kecamatan Bukit Bestari. Nitrat dan

ortofosfat merupakan bahan organik yang

dapat langsung diserap oleh fitoplankton

atau tumbuhan laut lainnya. Sehingga

dapat dikatakan tingginya nilai nitrat dan

ortofosfat pada perairan pesisir

Kecamatan Bukit Bestari tidak terlalu

berpengaruh terhadap kehidupan biota air

laut. Tetapi hal ini sangat perlu

diperhatikan agar tidak terjadi ledakan

populasi alga hingga menyebabkan

blooming dalam perairan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

indeks kualitas perairan pesisir Kecamatan

Bukit Bestari diperoleh kesimpulan

bahwa:

1. Indeks kualitas perairan pesisir di

Kecamatan Bukit Bestari

tergolong kualitas jelek (Poor).

2. Secara keseluruhan nilai indeks

kualitas perairan adalah jelek

(poor), namun tidak untuk semua

kondisi parameter perairan yang

terukur jelek, hanya ada beberapa

parameter yaitu pH, nitrat, dan

fosfat.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, maka perlu adanya kesadaran

dari masyarakat sekitar untuk tidak

membuang limbah langsung ke laut,

memberikan sosialisasi kepada

masyarakat tentang dampak pembuangan

Page 15: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

limbah melalui media sosial atau

komunikasi serta pentingnya menjaga

ekosistem perairan laut seperti ekosistem

mangrove, lamun, dan terumbu karang.

DAFTAR PUSTAKA

(BPS) Badan Pusat Statistik. 2014.

Tanjungpinang Dalam Angka.

Kota

Tanjungpinang.

(CCME) Canadian Council of Ministers of

the Environment. 2001. Canadian water

quality guidelines for the

protection of aquatic life: CCME

Water Quality Index 1.0, User’s

Manual. In: Canadian

environmental quality guidelines,

1999, Canadian Council of

Ministers of the Environment,

Winnipeg.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air .

Kanisius . Yogyakarta

Fajriani, R. 2014. Indeks Kualitas

Perairan Pesisir Kecamatan Bintan Utara

Kabupaten Bintan Provinsi

Kepulauan Riau. Skripsi,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang

Ghufran, M dan Baso, A. 2007.

Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya

Perairan. PT.Rineka Cipta. Jakarta

Hidayat, T dan Istiadah, N. 2011. SPSS

19 untuk Mengolah Data Statistik

penelitian. Mediakita. Jakarta Selatan

Hariyadi, S. et al., 1992. Limnologi

Metoda Analisa Kualitas Air.

Laboratorium Limnologi. Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan.IPB

Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Tentang

Baku Mutu Air Laut.

Kurniati, I. 2013. Indeks Kualitas

Perairan Pesisir Kecamatan

Tanjungpinang Barat

Kota Tanjungpinang Provinsi

Kepulauan Riau. Skripsi,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang

Melani, Winny,R. et al., 2013. Indeks

Kualitas Perairan Pesisir Kota

Tanjungpinang

Provinsi Kepulauan Riau.

Dinamika Maritim Volume III.

PPSPL Universitas Maritim Raja

Ali haji

Meynar, W. 2014. Indeks Kualitas

Perairan Pesisir Kecamatan

Tanjungpinang Kota

Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang

MS, Supriharyono. 2009. Konservasi

Ekosistem Sumberdaya Hayati. Pustaka

Pelajar. Yogyakarta

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 82 Tahun 2001 Tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air.

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990.

tentang Pengendalian Pencemaran Air

http://www.slideshare.net/perenca

nakota/peraturan-pemerintah-no-

20-tahun-1990-tentang-

pengendalian-pencemaran-air, 8

Desember 2015.

Page 16: INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (asam sulfat) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

Santoso,S. 2014. Statistik Parametrik.

Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.

Gramedia. Jakarta

Undang-Undang No.27 Tahun 2007

tentang pengelolaan wilayah pesisir dan

pulau-pulau kecil.

Widodo, J dan Suadi. 2006. Pengelolaan

Sumberdaya Perikanan Laut. Gajah Mada

University. Yogyakarta