Upload
sania-wahyuanafi-arstiara
View
234
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan fisio
Citation preview
BAB 1
DASAR TEORI
Pada kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa. Mekanisme sensoris
pada reseptor-reseptor tersebut dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan
philogenesis, jalur-jalur syaraf spinal, dan daerah korteks serebri tempat
mekanisme ini diintergrasikan.
Golongan Pertama, yakni paleo-sensibilities, meliputi rasa-rasa primitif
atau rasa-rasa vital, antara lain rasa raba, rasa tekan, nyeri, dingin, dan panas.
Syaraf-syaraf afferen dari rasa-rasa ini bersinap dengan interneuron-interneuron
yang bersinap lagi dengan motor-motor neuron dari medulla spinalis dan juga
dengan thalamus dan korteks cerebri melalui traktusspinotalamus. Indra somatik
dapat digolongkan menjadi tiga jenis fisiologis yaitu indera somatik
mekanoreseptor yang dirangsang oleh pemindahan mekanisme sejumlah jaringan
tubuh, indera termoreseptor yang mendeteksi panas dan dingin, dan indera nyeri
yang digiatkan oleh faktor apa saja yang merusak jaringan.
Golongan Kedua, yakni gnostic atau neo-sensibilities yang meliputi rasa-
rasa yang sangat diferensiasikan, antara lain sensasi rada yang membutuhkan
rangsangan dengan derajat lokalisasi tinggi, sensasi getaran, sensasi posisi tubuh,
sensasi tekan yang berkaitan dengan derajat penentuan intensitas tekanan. Syaraf-
syaraf afferen dari rasa-rasa ini mengahantarkan impuls-impuls yang terutama
dialirkan melalui traktus dorso-spinal sensoris di dalam korteks serebri setelah
diintergrasikan seperlunya.
Temperatur reseptor / thermoreseptor merupakan free nerve ending yang
terletak pada dermis,otot skeletal, liver, hipotalamus. Reseptor dingin tiga/ empat
kali lebih banyak daripada reseptorpanas. Tidak ada strukur yang membedakan
reseptor dingin dan panas.Sensasi temperature diteruskan pada jalur yang sama
dengan sensasi nyeri. Mereka dikirim ke formation retikularis, thalamus dan
1
korteks primer sensoris. Thermoreseptor merupakan phasicreseptor, aktif bila
temperature berubah, tetapi cepat beradaptasi menjadi temperature yang stabil.
Reseptor nyeri / nosiseptor terletak pada daerah superficial kulit, kapsul
sendi, dalam periostestulang sekitar dinding pembuluh darah. Jaringan dalam dan
organ visceral mempunyaibeberapa nosiseptor. Reseptor nyeri merupakan free
nerve ending dengan daerah reseptifyang luas, sebagai hasilnya sering kali sulit
membedakan sumber rasa nyeri yang tepat. Nosiseptor sensitive terhadap
temperature yang ekstrim, kerusakan mekanis dan kimiaseperti mediator kimia
yang dilepaskan sel yang rusak. Bagaimanapun juga rangsangan yangkuat akan
diterima oleh ketiga tipe reseptor. Untuk itu lah kita bisa merasakan sensasi rasa
nyeriyang disebabkan oleh asam, panas, luka yang dalam. Rangsangan pada
dendrite dinosiseptor menimbulkan depolarisasi, bila segmen akson mencapai
batas ambang danterjadi potensial aksi di susunan saraf pusat.
Temperatur reseptor / thermoreseptor merupakan free nerve ending yang
terletak padadermis, otot skeletal, liver, hipotalamus. Reseptor dingin tiga / empat
kali lebih banyakdaripada reseptor panas. Tidak ada strukur yang membedakan
reseptor dingin dan panas.Sensasi temperature diteruskan pada jalur yang sama
dengan sensasi nyeri. Mereka dikirimke formation retikularis, thalamus dan
korteks primer sensoris. Thermoreseptor merupakanphasic reseptor, aktif bila
temperature berubah, tetapi cepat beradaptasi menjadi temperatureyang stabil.
Mechanoreseptor sangat sensitif terhadap rangsangan yang terjadi pada
membrane sel.Membran sel memiliki regulasi mekanis ion channel dimana bisa
terbuka ataupun tertutup bilaada respon terhadap tegangan, tekanan dan yang bisa
menimbulkan kelainan padamembrane. Terdapat tiga jenis mechanoreseptor
antara lain :
a) Tactile reseptor memberikan sensasi sentuhan, tekanan dan getaran.
Sensasi sentuhanmemberikan inforamsi tentang bentuk atau tekstur,
dimana tekanan memberikan sensasiderajat kelainan mekanis. Sensasi
getaran memberikan sensasi denyutan / debaran.
2
b) Baroreseptor untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan pada dinding
pembuluhdarah dan pada tractus digestivus, urinarius dan system
reproduksi.
c) Proprioseptor untuk memonitor posisi sendi dan otot, hal ini merupakan
struktur danfungsi yang kompleks pada reseptor sensoris.
Spesialisasi pada neuron Chemoreseptor dapat dideteksi dari perubahan
kecil dari konsentrasi kimia. Umumnya chemoreseptor berespon terhadap
substansi water-soluble danlipid soluble yang larut dalam cairan. Chemoreseptor
tidak mengirim informasi pada korteks primer sensoris, jadi kita tidak tahuadanya
sensasi yang diberikan kepada reseptor tersebut. Saat informasi datang
laluditeruskan menuju batang otak yang merupakan pusat otonomik yang
mengatur pusatrespirasi dan fungsi cardiovascular.
Reflek mempunyai waktu reaksi yang terukur, waktu yang dibutuhkan dari
saat perangsangansampai timbulnya respon tersebut disebut waktu refelks. Respon
dari aksi reflex yang sederhanaakan lebih cepat ketimbang respons dari aksi reflex
yang kompleks. Waktu reaksi dipengaruhioleh intensitas rangsangan dan
kompleksitas aksi reflex. Pada umumnya makin kuat intensitasrangsangan maka
waktu reaksi makin pendek sedangkan makin komleks aksi reflex maka
waktureaksi makin lama.
Reseptor taktil adalah Mekanoreseptor, Mekanoreseptor berespons
terhadap perubahanbentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi
dan menghasilkan potensial aksi.Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat
saraf yang melekat ke reseptor akanmelepaskan potensial aksi dan menyalurkan
informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki
kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula. Kemampuan
membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut
diskriminasi dua titik. Tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik
pada tingkatderajat pemisaha bervariasi. Normalnya dua titik terpisah 2-4mm.
Dapat dibedakan pada ujung jari tangan, 30-40 mm dapat dibedakan pada dorsum
3
pedis. Sensasi taktil dibawa ke korda-spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron
sensorik, yaitu : serat tipe A beta yang besar, serat tipe A deltayang kecil, dan
serat tipe C yang paling kecil. Kedua jenis serat tipe A mengandung mielin dan
menyalurkan potensial aksi dengan sangat cepat; semakin besar serat semakin
cepattransmisinya dibanding serat yang lebih kecil. Informasi taktil yang dibawa
dalam serat Abiasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak mengandung mielin
dan menyalurkan potensialaksi ke korda-spinalis jauh lebih lambat daripada serat
A. Hampir semua informasi mengenaisentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke
korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah bersinap di
spina, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yangmelepaskan
potensial aksi dengan cepat (beta dan delta) di kirim ke otak melalui sistem
lemniskus kolumna dorsalis . Serat-serat saraf dalam sisitem ini menyebrang dari
kiri ke kanan dibatang otak sebelum bersinaps di talamus . Informasi mengenai
suhu dan sentuhan yanglokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui
serat-serat C yang melepaskan potensialaksi secara lambat. Info tersebut dikirim
ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian kepusat-pusat yang lebih tinggi
melalui serat di sistem anterolateral.
Indera raba (taktil): reseptor taktil adalah alat indera yang paling luas,
terletak diseluruhpermukaan kulit dan beberapa selaput lendir. Ada dua fungsi
penting yaitu untuk survival; denganmengidentifikasi sentuhan ringan secara
umum, temperatur, dan rasa nyeri. Sedangkan fungsidiskriminasi yang
berkembang kemudian, penting untuk mengenal tekstur, bentuk, lokasi akuratdari
suatu sentuhan dan berperan penting dalam perkembangan persepsi tubuh,
keterampilanmotorik halus dan praksis.Reseptor indera taktil terletak pada kulit
dan beberapa lokasi selaput lendir. Inderataktil memberikan informasi tentang
kualitas benda-benda yang diraba (keras, halus, dsb), arahgerak dari input taktil
dan lokasi dari input tersebut (= fungsi diskriminatif). Selain itu system taktil juga
menerima rasa raba halus, nyeri dan temperatur (=fungsi protektif). Reseptor
taktil, terdapat paling sedikit 6 jenis reseptor, tapi sebenrnya masih banyak
reseptortaktil yang serupa.
4
1. Beberapa ujung saraf bebas, yang terdapat di jumpai di semua bagian
kulit dan jaringan- jaringan lain,dapat mendeteksi rabaan dan tekanan.
2. Reseptor raba dengan sensitivitas khusus, yakni badan meisner, yang
meupakan juluran sarafbermeilin dari sensorik besar meilin jenis
(A&B). Reseptor ini terutama peka terhadappergerakkan objek di atas
permukaan kulit seperti juga terhadap getaran berfrekuensirendah.
3. Ujung jari dan daerah-daerah lainnya yang mengandung banyak sekali
badan meissnerbiasanya juga mengandung reseptor taktil yang ujung
nya meluas, yang salah satu jenisnyadiskus Merkel. Berperan penting
dalam melokalisasi sensasi raba di daerah permukaan tubuhyang
spesifik dan menentukan bentuk apa yang dirasakan.
4. Pergerakkan sedikit saja pada setiap rambut tubuh akan merangsang
serabut saraf yangpangkalnya melilit. Jadi setiap rambut, dan bagian
dasar serabut saraf yang disebut organujung rambut. Reseptor ini dapat
mendeteksi, pergerakkan objek pada permukaan tubuh ataukontak awal
dengan tubuh.
5. Ruffini reseptor ini berguna untuk menjalarkan sinyal perubahan
bentuk jaringan yang terus-menerus, misalnya sinyal raba dan tekan
yang besar dan berkepanjangan.
6. Badan paccini. Reseptor ini hanya dapat dirangsang oleh penekanan
lokal jaringan yangcepat karena reseptor ini beradaptasi dalam waktu
sepersekian detik.
Kemampuan panca indra untuk membedakan keberadaan 2 titik yang
mendapat rangsangansangat dipengaruhi oleh mekanismeinhibisi lateralyang
meningkatkan derajat kontras padapola spasial yang disadari.Setiap jaras sensorik
bila dirangsang, secara simultan akan menghasilkan sinyal inhibitoriklateral;
sinyal ini menyebar ke sisi sinyal eksitatorik dan menghambat neuron yang
berdekatan.Sebagai contoh, ingat lah neuron yang dirangsang di nukleus kolumna
dorsalis. Selain dari pusatsinyal eksitatorik, jaras lateral pendek juga menjalarkan
sinyal inhibitorik ke neuron di sekitarnya.Jadi, sinyal ini lewat melelui interneuron
5
tambahan yang mensekresi transmitter inhibitorik.Pentingnya inhibisi lateral
adalah bahwa inhibisi ini menghambat penyebaran sinyal eksitatorik kelateral
sehingga meningkatkan derajat kontras dalam pola sensorik yang dirasakan di
korteksserebralis.
6
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
1. Bak
2. Stempel
3. Saputangan besar (penutup mata)
4. Kerucut kuningan
5. Jangka
6. Penggaris
7. Jarum
8. Anak timbangan
9. Kertas gosok dengan berbagai ukuran
10. Benda-benda kecil dengan berbagai bentuk (bulat, lonjong, kotak,
segitiga, persegi panjang, silinder dan benda dengan bentuk tidak
beraturan).
11. Air hangat (suhu 50̊C, 40̊C dan 30̊C)
12. Air es (suhu 5̊C)
13. Alkohol
14. Aesthesiometer rambut dari Frey
2.2 Persiapan Sebelum Bekerja
2.2.1Paleo-sensibilitas
2.2.1.1 Rasa Panas dan Dingin
Rasa panas dan dingin tidak ditentukan oleh suhu suatu
benda yang sebenarnya, melainkan oleh kecepatan
7
memperoleh panas/dingin dan kecepatan hilangnya
panas/dingin di kulit.
A. Pada Jari Tangan
1. Sediakan 3 buah bak yang masing-masing berisi :
a. Air es (5̊C)
b. Air hangat (40̊C)
c. Air dengan suhu kamar (30̊C)
2. Masukkan jari telunjuk kanan kedalam air es dan jari
telunjuk kiri kedalam air hangat. Catat perasaan yang
saudara alami.
3. Kemudian segera masukkan kedua telunjuk saudara
kedalam bak ke-3. Catat juga apa yang saudara alami.
B. Pada Telapak Tangan
1. Tempatkan punggung tangan saudara lebih kurang
10cm didepan mulut dan tiuplah kulit punggung
saudara perlahan-lahan. Catatlah rasa yang saudara
alami.
2. Basahilah punggung tangan saudara dengan alkohol
lebih dahulu, kemudian tiuplah seperti pada butir 1.
Catat rasa yang saudara alami.
3. Oleskan punggung tangan saudara dengan alkohol lebih
dahulu, kemudian tiuplah seperti pada butir 1. Catat
rasa bagaimana yang saudara alami.
2.2.2 Reaksi-reaksi di Kulit
Rasa panas, dingin, raba, tekan dan nyeri dihantarkan
oleh serat-serat saraf yang terpisah, yang menghubungkan
titik-titik di kulit. Kepadatan titik-titik rasa (reseptor) untuk
rasa-rasa diatas, pada berbagai tempat di kulit tidak sama.
8
1. Letakkan telapak tangan kiri diatas meja dan tandai suatu
daerah di telapak tangan 3x3 cm dengan stempel yang telah
tersedia. Tutuplah mata orang coba.
2. Selidiki secara teratur mengikuti garis-garis sejajar titik-
titik panas dengan menggunakan kerucut kuningan yang
telah direndam dalam air panas yang bersuhu 50̊C
(sebelum diletakkan pada telapak tangan, keringkan dahulu
kerucut itu dengan handuk). Berilah tanda pada titik-titik
itu dengan tinta. Tentukan letak titik-titik hangat.
3. Lakukan percobaan diatas untuk menentukan titik-titik
dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah
direndam dalam air es. Tentukan letak titik-titik dingin.
4. Lakukan percobaan tersebut diatas untuk menentukan titik
tekan dengan menggunakan aesthesiometer rambut dari
Frey. Tentukan letak titik tekan.
5. Lakukan percobaan tersebut diatas untuk menentukan titik
nyeri dengan menggunakan jarum. Tentukan letak titik
nyeri.
6. Buatlah gambar tangan diatas kertas putih dan tuliskan titik
rasa yang anda rasakan itu diatas gambar tangan tersebut.
7. Lakukan percobaan tersebut (no. 2 s/d 5) untuk daerah
lengan bawah, kuduk dan pipi.
2.3 Neo-sensibilities
2.3.1 Lokalisasi Rasa Tekan
1. Tutup mata orang coba, kemudian tekanlah ujung pensil
dengan kuat pada ujungnya.
2. Suruh orang coba menunjukkan dengan tepat letak bagian
tubuh yang dirangsang tersebut. Tentukan jarak antara titik
tunjuk dalam mm.
9
3. Ulangi percobaan tersebut 3 kali dan tentukan jarak rata-
ratanya.
4. Lakukan percobaan tersebut untuk daerah-daerah telapak
tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi dan kuduk.
2.3.2 Diskriminasi Rasa Tekan
1. Tutup mata orang coba, kemudian tekanlah kedua ujung
dengan sebuah jangka secara serentak (stimultan) pada
ujung jarinya.
2. Ambillah mula-mula jarak 2 ujung jangka yang kecil
sehingga orang coba belum dapat membedakan dua titik,
kemudian perbesar jarak ujung jangka setiap 2mm, sampai
dapat dibedakan dua titik oleh orang coba.
3. Ulangi percobaan ini dengan jarak ujung jangka yang besar
dahulu, kemudian dikecilkan setiap 2mm sampai ambang
diskriminasi.
4. Lakukan percobaan no. 1 s/d no. 3, tetapi sekarang dengan
menekankan kedua ujung jangka secara berturut-turut
(successif).
5. Tentukan dengan cara-cara tersebut diatas ambang
diskriminasi dua titik untuk daerah-daerah kuduk, bibir,
pipi dan lidah.
6. Ambillah sekarang jarak terbesar dari ujung-ujung jangka
yang masih dirasakan sebagai satu titik oleh kulit depan
telinga.
7. Gerakkan sekarang jangka tersebut mulai dar kulit depan
telinga kearah pipi, bibir atas dan bibir bawah. Catat apa
yang saudara rasakan.
2.4 Diskriminasi Kekuatan Rangsang atau Hukum Weber-Frechner
10
Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsangan rasa-rasa,
pada umumnnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari
rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya.
1. Tutup mata orang coba dan letakkan tangannya diatas meja
dengan telapak tangan menghadap keatas.
2. Letakkan alas dari kertas diatas jari tangan, kemudian letakkan
beban 5 gr diatasnya.
3. Tambahkan setiap kali kedalam kotak timbangan suatu beban,
sampai orang coba tepat dapat membedakan tambahan berat.
Catatlah selisih berat yang dapat dirasakan (berat akhir - berat
awal).
4. Lakukan percobaan no. 2 dan no. 3 dengan beban mula-mula
diatas kertas berturut-turut 10 gr, 50 gr dan 100 gr.
5. Catat selisih berat yang dapat dibedakan.
2.5 Kemampuan Diskriminasi
Dalam melakukan praktikum ini seringkali timbul kesukaran,
karena yang dipakai adalah orang-orang sehat dan normal kemampuan
diskriminasinya. Oleh sebab itu sebaiknya dilakukan perbandingan
kemampuan diskriminasi antara tangan yang normal dengan lengan
bawah atau kuduk.
2.5.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
1. Tutuplah mata orang coba.
2. Suruhlah orang coba meraba-raba kertas gosok yang
berbeda-beda derajat kekasarannya dengan ujung jari
secara berganti-ganti, dengan urutan acak.
3. Catatlah kemampuan orang coba mengenali perbedaan
kekasaran kertas gosok.
4. Ulangi percobaan diatas (butir 1-3) dengan lengan bawah.
11
2.5.2 Kemampuan Diskriminasi Ukuran
1. Tutuplah mata orang coba.
2. Tekan telapak tangan orang coba dengan cincin logam dari
bermacam-macam ukuran.
3. Catatlah kemampuan orang coba mengenali perbedaan
ukuran cincin logam.
4. Ulangi percobaan diatas (butir 1-3) dengan lengan bawah.
2.5.3 Kemampuan Diskriminasi Bentuk
1. Tutuplah mata orang coba.
2. Suruhlah orang coba memegang benda-benda kecil yang
tersedia, dan suruhlah menyebutkan benda-benda tersebut
(lingkaran-lingkaran, persegi panjang, segitiga, bulat,
lonjong).
3. Catatlah kemampuan orang coba mengenali bentuk.
4. Ulangi percobaan ini dengan lengan bawahnya.
12
BAB III
HASIL DAN JAWABAN PERTANYAAN
3.1 Hasil Praktikum3.1.1 Paleo-sensibilitas
Telapak Tangan
Lengan Bawah
Kuduk
13
Pipi
No. Perlakuan Jumlah Reseptor Rasa-rasa KulitTelapak Tangan
Lengan Bawah
Kuduk Pipi
1. Nyeri 9 17 3 102. Tekan 13 12 5 53. Suhu Dingin 7 9 3 64. Suhu Panas 3 8 7 3
3.1.2 Neo-sensibilitasA. Diskriminasi Rasa Tekan 2 Titik Stimultan
No. Perlakuan
Dari Kecil ke Besar Dari Besar ke KecilJarak 2 Titik
RerataJarak 2 Titik
Rerata(mm) (mm)I II III I II III
1 Telapak Tangan 6 5 6 5,7 6 4 3 4,32 Lengan Bawah 10 8 13 10,3 6 5 5 5,33 Lengan Atas 26 19 12 22,7 10 10 13 114 Pipi 20 11 14 15 11 10 6 95 Kuduk 20 19 23 20,7 9 5 6 6,76 Bibir 7 6 7 6,7 4 5 5 4,77 Lidah 6 5 4 5,3 3 3 4 3,38 Depan Telinga 15 20 20 18,3 10 15 15 13,3
B. Diskriminasi Rasa Tekan 2 Titik Berurutan
No. Perlakuan
Dari Kecil ke Besar Dari Besar ke KecilJarak 2 Titik
RerataJarak 2 Titik
Rerata(mm) (mm)I II III I II III
1 Telapak Tangan 7 10 5 7,3 4 4 4 4
14
2 Lengan Bawah 12 21 29 20,6 16 19 19 183 Lengan Atas 13 17 18 16 6 8 6 7,34 Pipi 12 14 12 12,7 5 6 6 5,75 Kuduk 24 22 19 21,7 11 12 11 11,36 Bibir 4 4 5 4,3 5 4 6 57 Lidah 5 6 5 5,3 6 7 5 68 Depan Telinga 20 15 20 18,3 10 15 12 12,3
C. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan – Hukum Weber Frechner
No. Beban Awal (gram)
Selisih (gram) RerataI II III1 5 22 23 30 252 10 15 20 28 213 50 13 33 38 284 100 47 57 67 515 200 18 28 48 31,3
Hubungan Antara beban awal terhadap beban yang dirasakan
D. Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
No.
Kertas Gosok
Jari Tangan Telapak Tangan Lengan Bawah KudukUlangan Ulangan Ulangan Ulangan
I II III I II III I II III I II III1 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √2 1 √ √ √ √ - - - √ √ - √ -3 2 √ √ √ - - - √ √ √ √ √ √4 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
E. Kemampuan Diskriminasi Ukuran
No.
Kertas Gosok
Telapak Tangan Lengan BawahUlangan Ulangan
I II III I II III1 Besar ++ ++ ++ + + +2 Kecil ++ ++ ++ + + +
F. Kemampuan Diskriminasi Bentuk
No.
Kertas Gosok
Jari Tangan Telapak Tangan Lengan Bawah KudukUlangan Ulangan Ulangan Ulangan
I II III I II III I II III I II III
15
1 Kubus √ √ - - √ √ - - √ √ √ √2 Balok √ √ √ - - √ √ - - √ √ -3 Limas √ √ √ - √ √ √ √ - √ - -
4 Lingkaran √ √ √ √ √ √ √ - √ - √ √
G. Rasa Tekan (Pensil)
Perlakuan I II III RerataJari Tangan 6 4 5 5Telapak Tangan 10 7 13 10Lengan Atas 15 5 9 9,7Lengan Bawah 20 14 10 14,7Pipi 10 5 10 8,3Kuduk 7 3 3 4,3
3.2 Pertanyaan dan Jawaban
1. Diskriminasi rasa dingin mana yang paling sensitif? Jelaskan mengapa
demikian.
Jawaban: Lengan bawah
2. Diskriminasi bentuk yang terpeka dibagian tubuh mana? Dan jelaskan
mengapa?
Jawaban: Jari tangan
3. Apakah diskriminasi bentuk juga dapat dikenali di rongga mulut?
Jawaban: Tidak
4. Apakah diskriminasi ukuran juga dapat dikenali di rongga mulut?
Jawaban: Tidak
16
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Paleo-sensibilitas
Dari percobaan yang telah dilakukan, dibuktikan bahwa tubuh memiliki
tingkat kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya. Hal ini disebabkan oleh
titik-titik reseptor tiap bagian tubuh tidaklah sama. Pada hasil percobaan kami,
dapat dilihan bahwa daerah yang memiliki kepekaan paling tinggi adalah lengan
bawah, diikuti dengan telapak tangan, kemudian pipi, dan yang terakhir adalah
kuduk. Pada pemberian rangsangan nyeri, lengan bawah terdapat 17 reseptor,
dengan kata lain rangsangan nyeri paling dirasakan oleh lengan bawah pada
percobaan ini. Selain rangsangan nyeri, rangsangan suhu panas dan dingin paling
banyak juga dirasakan pada lengan bawah, yaitu suhu panas 8 reseptor dan suhu
dingin 9 reseptor. Sedangkan pemberian rangsangan tekan, reseptor paling banyak
adalah di telapak tangan.
Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni
pada titik-titik yang berbeda dan terpisah-pisah, dengan diameter perangsangan
kira-kira 1mm. Pada sebagian besar daerah tubuh jumlah reseptor bervariasi, 3-5
titik dingin pada jari-jari, dan kurang dari satu titik dingin persentimeter persegi
pada daerah permukaan dada yang luas. Sedangkan jumlah titik hangatnya lebih
sedikit. Alat indera untuk nyeri adalah ujung saraf telanjang yang terdapat di
hampir semua jaringan tubuh.
4.2 Neo-sensibilitas
Dari percobaan yang terlah dilakukan, diskriminasi rasa tekan 2 titik
stimultas, bagian tubuh yang paling peka dalam membedakan 2 titik adalah lidah,
dapat dilihat dari jaraknya yang pendek. Sedangkan untuk diskriminasi rasa tekan
2 titik berurutan, bagian tubuh yang paling peka adalah bibir. Untuk diskriminasi
17
kekasaran dan bentuk, bagian yang paling peka adalah jari tangan, dan
diskriminasi ukuran, bagian yang paling peka adalah telapak tangan.
Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang
sama. Satu-satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah sensasi raba
umumnya disebabkan oleh perangsang reseptor taktil di dalam kulit, sensasi
tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam,
dan sensasi getaran disebabkan oleh isyarat sensoris yang berulang dengan cepat,
tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan
untuk raba dan tekanan, terutama jenis reseptor yang cepat beradaptasi.
18
BAB V
KESIMPULAN
Pada kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa. Mekanisme sensoris
pada reseptor-reseptor tersebut dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan
philogenesis, jalur-jalur syaraf spinal, dan daerah korteks serebri tempat
mekanisme ini diintergrasikan yaitu paleosensibilitas dan neosensibilitas. Setiap
bagian tubuh memiliki kepekaan dan diskriminasi yang berbeda terhadap setiap
rangsangan yang diberikan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, F. William. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed. 20. Jakarta : EGC
Kimball, John W.1990. Biologi jilid 1. Jakarta : Gramedia
Sloane, Ethel. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
20