3
Indikasi Dan Kontraindikasi Kelahiran Plasenta Tanpa Pengkleman Tali Pusat 1. Pada persalinan gemelli, setelah anak pertama lahir pada talipusat harus dipasang klem agar tidak berdarah. Pada kembar identik dengan satu plasenta (plasenta monokorionik), janin kedua akan mati bila tidak dilakukan pemasangan klem talipusat setelah anak pertama lahir. 2. Pada persalinan kehamilan tunggal dengan ibu golongan darah Rhesus Negatif (Rh negatif), talipusat dibiarkan tanpa dipasang klem setelah anak lahir. Tindakan ini dapat menurunkan resiko masuknya darah plasenta kedalam sirkulasi ibu sehingga terjadi sensitisasi, sebagai alternatif dapat diberikan anti D imunoglobulin pada ibu. 3. Membiarkan talipusat tanpa pemasangan klem pada persalinan kala III dapat menurunkan volume plasma sehingga separasi plasenta dapat berlangsung lebih cepat. Umumnya disarankan agar tidak memasang klem talipusat pada kehamilan tunggal. Keuntungan dan kerugian Kelahiran Plasenta Dengan atau Tanpa Pengkleman Tali Pusat Pengkleman dini dilakukan pada 1-3 menit pertama segera setelah kelahiran tanpa memeriksa apakah pulsasinya sudah berhenti atau belum. Berikut ini efek dilakukannya pengkleman dini tersebut: a) Tindakan ini dapat mengurangi volume darah yang kembali ke janin sebanyak 75-125mL, terutama jika pengkleman dilakukan dalam menit-menit pertama. Hal ini pada akhirnya dapat menurunkan kadar hemoglobin neonatal dalam jangka pendek tetapi dalam satu-satunya studi yang dipublikasikan untuk mengkaji prognosis jangka panjang, dalam enam minggu

Indikasi Dan Kontraindikasi Kelahiran Plasenta Tanpa Pengkleman Tali Pusat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

plasenta

Citation preview

Indikasi Dan Kontraindikasi Kelahiran Plasenta Tanpa Pengkleman Tali Pusat1. Pada persalinan gemelli, setelah anak pertama lahir pada talipusat harus dipasang klem agar tidak berdarah. Pada kembar identik dengan satu plasenta (plasenta monokorionik), janin kedua akan mati bila tidak dilakukan pemasangan klem talipusat setelah anak pertama lahir.2. Pada persalinan kehamilan tunggal dengan ibu golongan darah Rhesus Negatif (Rh negatif), talipusat dibiarkan tanpa dipasang klem setelah anak lahir. Tindakan ini dapat menurunkan resiko masuknya darah plasenta kedalam sirkulasi ibu sehingga terjadi sensitisasi, sebagai alternatif dapat diberikan anti D imunoglobulin pada ibu.3. Membiarkan talipusat tanpa pemasangan klem pada persalinan kala III dapat menurunkan volume plasma sehingga separasi plasenta dapat berlangsung lebih cepat. Umumnya disarankan agar tidak memasang klem talipusat pada kehamilan tunggal.Keuntungan dan kerugian Kelahiran Plasenta Dengan atau Tanpa Pengkleman Tali PusatPengkleman dini dilakukan pada 1-3 menit pertama segera setelah kelahiran tanpa memeriksa apakah pulsasinya sudah berhenti atau belum. Berikut ini efek dilakukannya pengkleman dini tersebut:a) Tindakan ini dapat mengurangi volume darah yang kembali ke janin sebanyak 75-125mL, terutama jika pengkleman dilakukan dalam menit-menit pertama. Hal ini pada akhirnya dapat menurunkan kadar hemoglobin neonatal dalam jangka pendek tetapi dalam satu-satunya studi yang dipublikasikan untuk mengkaji prognosis jangka panjang, dalam enam minggu setelah kelahiran, kadar hemoglobin pada bayi ini sudah kembali seperti semula.b) Tindakan ini dapat secara premature mengganggu fungsi pernapasan dalam mempertahankan kadar O2dan melawan asidosis di masa awal kehidupan. Hal ini terutama penting bagi bayi yang lambat bernapas.c) Tindakan ini dapat menyebabkan turunnya kadar bilirubin neonatal, meskipun efeknya terhadap insiden ikterik klinis masih belum jelas.d) Tindakan ini dapat meningkatkan kecenderungan transfuse fetomaternal karena volume darah yang lebih besar tertahan dalam plasenta. Tekanan vena semakin meningkat dan retraksi terus berlanjut; tekanan ini dapat cukup tinggi untuk menyebabkan rupturnya pembuluh darah pada permukaan plasenta sehingga memfasilitasi transfer sel janin ke system maternal; hal ini merupakan faktor kritis jika golongan darah ibu adalah Rhesus negative.e) Tindakan ini dapat menyebabkan pembuluh darah yang terpotong berisi sejumlah bekuan darah, yang merupakan media ideal pertumbuhan bakteri. Plasenta yang semakin berat juga berkaitan dengan pengkleman tali pusat yang terlalu dini .

Penggagas dilakukannya pengkleman akhir menganjurkan agar sebaiknya tidak dilakukan tindakan apapun sampai pulsasi tali pusat berhenti atau plasenta sudah dilahirkan secara lengkap, sehingga proses fisiologis dapat terjadi tanpa intervensi. Manfaat pengkleman akhir yang dikemukakan meliputi:a) Rute sirkulasi plasenta yang memiliki tahanan rendah tetap dalam keadaan paten, yang menjadi katup pengaman yang melindungi bayi baru lahir dari peningkatan tekanan darah sistemik. Hal ini dapat bersifat kritis jika bayi prematur atau asfiksia, karena peningkatan tekanan pulmoner dan vena sentral dapat memperberat kesulitan bernapas dan adaptasi sirkulasi yang menyertainya.b) Lamanya waktu terpisahnya tali pusat pada periode pasca natal semakin pendek.c) Terdapat transfusi penuh kuota darah plasenta ke bayi baru lahir. Transfusi ini dapat berisi 40% volume darah yang bersirkulasi bergantung pada kapan tali pusat diklem dan setinggi apa bayi digendong sebelum pengklema. Oleh karena itu, hal ini penting untuk mempertahankan kadar hematokrit. Efek neonatal yang berkaitan dengan peningkatan insiden ikterik.