45
INFANTICIDE TUTORIAL 1 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANEGARA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

INFANTICIDE.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INFANTICIDE.pptx

INFANTICIDETUTORIAL 1

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANEGARA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

Page 2: INFANTICIDE.pptx

KELOMPOK A

Ahmad Farid H 406137021 (Ketua)

Ruth Mercylia 406138164

Giovanni Budianto 406147030 (Sekertaris)

Ade Rudiono Tria

Izka P Rahmania 406138158 Andrinaldy Adhireza 109170003

Ruth Mellissa Gouw 406148111 Aprilyan Laras C 109170004

Antony Salim 406148156 Nelli Nur Indah S 109170017

Page 3: INFANTICIDE.pptx

Unfamiliar Term:

1.Cutis Anserina :

Ereksi folikel rambut pada kulit anterior tubuh terutama pada ekstremitas ,akibat kontraksi otot erector pili yang menyebabkan reflex saraf simpatis seperti yang terjadi pada keadaan dingin dan syok.

2.Plasenta :

Organ yang khas pada mammalia saat kehamilan,yang menghubungkan induk dan embrio atau fetus.

Page 4: INFANTICIDE.pptx

3.Pembekapan :

Salah satu bentuk mati lemas dimana terjadi obstruksi mekanik aliran udara dari lingkungan sekitar ke dalam mulut dan atau rongga hidung,yang menghambat pemasukan udara ke paru-paru dengan cara menutup mulut dan hidung.

4.Penguguran Kandungan (Aborsi)

Tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu melahirkan tanpa melihat usia kandungan.

Page 5: INFANTICIDE.pptx

PEMECAHAN MASALAH

1.Apa penyebab kematian pada bayi ini?

Penyebab kematian pada bayi ini berdasarkan pemeriksaan luar jenazah ditemukan Cutis anserine pada bayi yang sesuai dengan ciri korban tenggelam dan juga terdapat buih-buih halus yang keluar dari hidung dan mulut disebabkan oleh afiksia.

2.Apakah bayi ini lahir hidup atau mati?

Bayi ini lahir hidup dilihat dengan adanya buih-buih halus yang keluar pada hidung dan mulut yang menunjukan bayi sudah bernapas.

3.Apakah Bayi ini sudah cukup bulan untuk dilahirkan?

Berdasarkan fakta-fakta yang di temukan bayi sudah cukup bulan untuk lahir dengan perkiraan panjang badan 49cm

Page 6: INFANTICIDE.pptx

4.Aspek medikolegal apa yang terdapat pada kasus ini?

Pasal 341 KUHP

Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 342 KUHP

Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

 

Page 7: INFANTICIDE.pptx

INFANTICIDE

Page 8: INFANTICIDE.pptx

Definisi

Infanticide atau infantisida adalah pembunuhan bayi yang dilakukan oleh ibu kandungnya

sendiri, segera atau beberapa saat setelah dilahiran, karena takut diketahui bahwa ia telah

melahirkan anak.

Page 9: INFANTICIDE.pptx

Di Indonesia terdapat pengkhususan bagi pembunuhan bayi oleh ibu kandungnya yaitu

Kinderdoodslag dan Kindermoord.

Adapun perbedaan antara Kinderdoodslag ( Pasal 341 KUHP) dan Kindermoord (Pasal 342 KUHP) adalah apabila Kinderdoodslag dilakukan

tanpa rencana sedangkan Kindermoord dilakukan dengan rencana

Page 10: INFANTICIDE.pptx

Syarat Infanticide

Suatu tindak pidana yang merampas nyawa bayi yang bersifat khusus (Kinderdoodslag dan Kindermoord) harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

Pelaku harus ibu kandung

Korban harus bayi anak kandung sendiri

Pembunuhan harus dilakukan pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian

Motif pembunuhan karena takut ketahuan telah melahirkan anak.

Untuk memenuhi kriteria tersebut harus dilahirkan hidup setelah seluruh tubuhnya keluar dari tubuh ibu (separate existence).

Page 11: INFANTICIDE.pptx

UNDANG-UNDANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN INFANTICIDE

Pasal 304 KUHP

Barangsiapa dengan sengaja menempatkan atau membiarkan seorang dalam keadaan sengsara, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan dia wajib memberi kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang itu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 305 KUHP

Barang siapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun untuk ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.

Page 12: INFANTICIDE.pptx

UNDANG-UNDANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN INFANTICIDE

Pasal 306 KUHP

(1)    Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancamdengan pidana penjara paling lama tujuh tahun enam bulan.

(2)    Jika mengakibatkan kematian pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 307 KUHP

Jika yang melakukan kejahatan berdasarkan pasal 305 adalah bapak atau ibu dari anak itu, maka pidana yang ditentukan dalam pasal 305 dan 306 dapat ditambah dengan sepertiga.rencana

Page 13: INFANTICIDE.pptx

Pasal 308 KUHP

Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran anaknya, tidak lama sesudah melahirkan, menempatkan anaknya untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, maka maksimum pidana tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi separuh.

Pasal 341 KUHP

Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

UNDANG-UNDANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN INFANTICIDE

Page 14: INFANTICIDE.pptx

Pasal 342 KUHP

Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 343 KUHP

Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan anak dengan rencana

UNDANG-UNDANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN INFANTICIDE

Page 15: INFANTICIDE.pptx

Faktor Yang Melatarbelakangi Infanticide

Kondisi mental pada saat hamil, melahirkan dan menyusui sangat labil dan mudah tergoncang akibat gangguan keseimbangan hormon.

Kultur indonesia yang masih menganggap thabu seorang wanita yang melahirkan anak tanpa suami,

Page 16: INFANTICIDE.pptx

PENYEBAB KEMATIAN

Kematian wajar (Kematian secara alami) Imaturitas

Penyakit kongenital

Perdarahan

Malformasi

Penyakit plasenta

Spasme laring

Eritroblastosis fetalis

Kematian akibat kelalaian Pada peristiwa kelahiran sering dijumpai kelalaian,

baik itu disengaja atau tidak disengaja.

Inhalasi cairan ketuban/darah atau terbenam di dalam WC mati akibat asfiksia

Perdarahan dari tali pusat, karena setelah bayi lahir, tali pusat tidak diikat dengan baik.

Suffocation, misalnya terjadi kelahiran dibawah selimut

Lalai membuat hangat (tidak dapat dibuktikan post mortem) atau tidak memberi ASI. Sehingga kematian bayi secara pasif (kedinginan dan starvasi)

Page 17: INFANTICIDE.pptx

PENYEBAB KEMATIAN

Kematian akibat kecelakaan Akibat persalinan yang lama

Jeratan tali pusat

Trauma

Kematian dari ibu

Kematian akibat pembunuhan Pembekapan (Sufokasi)

Penjeratan (strangulasi)

Penenggelaman (drowning)

Pencekikan

Penyumbatan

Kekerasan benda tumpul

Kekerasan benda tajam

Keracunan

Page 18: INFANTICIDE.pptx

PEMERIKSAAN POST MORTEM

Bayi viabel atau tidak Bayi lahir hidup atau lahir mati Lama hidup diluar kandungan

Sebab kematian

Page 19: INFANTICIDE.pptx

Viability Bayi

Bayi dapat hidup diluar kandungan tanpa alat bantu khusus atau canggih

Page 20: INFANTICIDE.pptx

Kriteria Terukur :

Umur kehamilan lebih dari 28 minggu

Panjang badan ( kepala – tumit ) lebih dari 35cm

Panjang badan ( kepala – tungging ) lebih dari 23 cm

Berat badan lebih dari 1000 gram

Lingkar kepala oksipitofrontal 23 cm atau lebi

Tidak ada cacat bawaan yang fatal. Cacat bawaan yang dapat dianggap fatal adalah severe spina bifida, anencephali, dan abdominal ectropion.

Page 21: INFANTICIDE.pptx

TANDA VIABEL

1.TANDA TERUKUR

Menentukan Umur Bayi Intra dan Ekstra Uterin.UMUR HAASE (CM)

123456789

10

1X1=12X2=43X3=9

4X4=165X5=256X5=307X5=358X5=409X5=45

10X5=50

5 bln pertama di kuadrat kan

5 bln berikutnya di

kali 5

Page 22: INFANTICIDE.pptx

Perkiraan umur janin melihat pusat penulangan (ossification centers) sebagai berikut:

Pusat penulangan pada: Umur (bulan)

Klavikula 1.5

Tulang panjang (diafisis) 2

Iskium 3

Pubis 4

Kalkaneus 5 – 6

Manubrium sterni 6

Talus Akhir 7

Sternum bawah Akhir 8

Distal femur Akhir 9 / setelah lahir

Proksimal tibia Akhir 9 / setelah lahir

Kuboid Akhir 9/ setelah lahir

Bayi wanita lebih cepat

Page 23: INFANTICIDE.pptx

RUMUS FINSTROM ( ukur lingkar kepala )

Bayi laki & Perempuan (umur dlm hari) = 11,03 + 7,75 X

Bayi laki (umur dlm hari) = 21,6 + 21,46 + 8,57 x Bayi perempuan (umur dlm hari) = 52,54 + 6,65 X

X = Lingkar kepala (sentimeter)

Page 24: INFANTICIDE.pptx

RUMUS AREY (Menggunakan panjang kepala, tumit dan bokong)

Bulan = Jarak kepala s/d tumit x 0,2 , atau

Bulan = Jarak kepala s/d bokong x 0,3

Page 25: INFANTICIDE.pptx

2.Tidak terukur

Jenis kelamis sudah dapat dibedakan meskipun testis pada laki-laki belum tentu turun ke dalam skrotum.

Bulu badan,alis dan bulu mata sudah tumbuh.

Tulang rawan daun telinga sudah tumbuh,dan ketika dilipat akan kembali keposisi awal

Kuku sudah melewati ujung jari.

Puting susu menonjol

Inti penulangan sudah terbentuk pada tulang kalkaneus atau talus

Pertumbuhan gigi sudah sampai pada tingkat klasifikasi.

Page 26: INFANTICIDE.pptx

LAHIR HIDUP (LIVE-BIRTH)

Keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang lengkap, yang setelah pemisahan, bernapas atau menunjukkan tanda kehidupan lain, tanpa mempersoalkan usia gestasi, sudah atau belumnya tali

pusat dipotong dan plasenta dilahirkan .

Page 27: INFANTICIDE.pptx

CIRI BAYI SUDAH PERNAH BERNAFAS

Dada telah mengembang Diafragma telah turun ke sela iga 4 – 5 atau 5 – 6 Tepi paru menumpul, berat 1/ 35 berat badan akibat padatnya

vaskularisasi paru (paru lahir mati 1/70 berat badan ) Gambaran paru-paru mozaik (bercak merah tidak homogen pada

dasar merah tua) Derik udara paru (krepitasi), perabaan spons Uji apung paru positif Uji apung usus (Berslau’s second life test) positif

Page 28: INFANTICIDE.pptx

LAHIR MATI (STILL-BIRTH)

Kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan dari ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan

Page 29: INFANTICIDE.pptx

Tanda Bayi Lahir Mati

Tanda-tanda maserasi (aseptic decomposition) : proses pembusukan intrauterin yang berlangsung dari dalam ke luar. Tanda maserasi dapat dilihat setelah 8-10 hari kematian in utero.

Dada belum mengembang, iga masih datar, dan diafragma setinggi iga 3-4

Pemeriksaan makroskopik paru akan menunjukkan paru telah mengisi rongga dada, berwarna kelabu ungu dan berkonsistensi padat, tidak teraba derik udara, dan pleura yang longgar. Berat paru sekitar 1/70 berat badan bayi

Uji apung paru akan memberikan hasil

Page 30: INFANTICIDE.pptx

Pemeriksaan mikroskop paru akan menunjukkan struktur menyerupai kelenjar,

adanya tonjolan (projection)

seperti bantal (cushion-like),

bertambah tinggi seperti gada (club-like).

Serabut elastin pada dinding alveoli belm terwarnai dengan jelas, belum membentuk lapisan yang mengelilingi alveoli

Sering dijumpai cairan amnion disertai sel-sel skuamosa dan mekonium dalam alveoli

Page 31: INFANTICIDE.pptx

Penentuan Lama Hidup diLuar Kandungan

Kondisi bayi masih kotor atau sudah dirawat Tali Pusat Verniks Caseosa Pakaian

Mekonium 24 jam setelah kelahiran

Tingkat proses pengeringan tali pusat waktu 6-8 hari Ikterus yang akan tampak pada hari ke 4-10

Tanda udara pada usus kecil (1 jam setelah lahir ),duodenum (6-12 jam pasca lahir) dan usus besar (12-24 jam pasca lahir)

Page 32: INFANTICIDE.pptx

TANDA – TANDA PERAWATAN

Tubuh masih berlumuran darah. Ari-ari (plasenta) masih melekat dengan tali pusat dan masih berhubungan

dengan pusat (umbilikus). Bila ari-ari tidak ada, maka ujung tali pusat tampak tidak beraturan, hal ini dapat

diketahui dengan meletakkan ujung tali pusat tersebut ke permukaan air. Adanya lemak bayi (vernix caseosa), pada daerah dahi serta di daerah yang

mengandung lipatan-lipatan kulit, seperti daerah lipat ketiak, lipat paha dan bagian belakang bokong.

Ditemukan 1 tanda saja diatas sudah cukup membuktikan adanya tanda perawatan.

Page 33: INFANTICIDE.pptx

PEMERIKSAAN

Pada bayi, karena jaringan lebih elastis dibandingkan dengan orang dewasa maka tanda-tanda kekerasan tersebut lebih jarang terdapat. Perhatikan apakah terdapat benda asing dalam jalan napas.

Mulut, apakah terdapat benda asing dan perhatikan palatum molle apakah terdapat robekan.

Rongga dada, pengeluaran organ rongga mulut, leher, dan dada dilakukan dengan teknik tanpa sentuhan.

Page 34: INFANTICIDE.pptx

Hasil baik, bila belum ada pembusukan Uji pengapungan mulai dilakukan pada alat dalam leher (diikat

dulu) dan alat dalam dada Berturut - turut diuji apung : kedua paru dipisahkan dari trakea,

tiap lobus paru, dan kemudian dipotong kecil - tipis jaringan perifer paru

Bila potongan kecil – tipis mengapung diletakan dalam karton lalu diinjak tanpa diputar dan dimasukan kedalam air lagi.

Tujuan diinjak untuk mengeluarkan udara/gas selain residu udara.

UJI APUNG PARU

Page 35: INFANTICIDE.pptx

Volume residu hanya keluar bila alveoli rusak. Terapung berarti terdapat udara volume residu atau dikatakan sebagai uji apung

paru positif Positip berarti : pernah bernafas = lahir hidup Negatip berarti :

Mungkin belum pernah bernafas = lahir mati sudah bernapas: resorbsi pd asfiksia / apnoe lama dan pembusukan lanjut

Pemeriksaan Mikroskopis HARUS dilakukan membuat kesimpulan akhir terutama bila hasil negatif

Page 36: INFANTICIDE.pptx

GAMBARAN MIKROSKOPIS PARU – PARU

Pada bayi yang sudah bernafas ada gambaran aerasi : Struktur dinding alveoli berbentuk epitel gepeng Tidak terlihat projections Alveoli dengan lumen lebar, dinding membundar atau

melengkung Amnioctic debris dapat ditemukan di lumen

Page 37: INFANTICIDE.pptx

GAMBARAN MIKROSKOPIS PARU – PARU

Bayi yang belum bernafas gambaran khas :

Struktur dinding alveoli berbentuk kuboid

Dukti alveolaris dan alveolus mengembang oleh cairan dengan dinding berliku dan banyak projections yang menonjol ke lumen

Alveoli seperti saku kumal (crumpled sac alveoli)

Bayi yang sudah bernafas ada gambaran khas:

Struktur dinding alveoli berbentuk epitel gepeng

Tidak terlihat projections

Alveoli dengan lumen lebar, dinding membundar atau melengkung

Amnioctic debris dapat ditemukan di lumen

Page 38: INFANTICIDE.pptx

UJI LAMBUNG – USUS (UJI BRESLAU)

Bila bayi telah bernafas lambung dan usus berisi udara yang tertelan

Page 39: INFANTICIDE.pptx

CARA PEMERIKSAAN

Doudenum di dekat Pilorus, Usus halus di daerah valvula Bauhini dan Usus besar di daerah rekto – sigmoid diikat dengan tali rami

Seluruh alat pencernaan dimasukan kedalam air Alat pencernaan terapung POSITIF Alat pencernaan tidak terapung NEGATIF NOTE : bila tidak seluruhnya terapung perhatikan mana yang tidak

terapung, di uji sendiri – sendiri dg cara sama dengan diatas

Page 40: INFANTICIDE.pptx

HUBUNGAN IBU DENGAN ANAK

Upaya pembuktian seorang tersangka ibu sebagai ibu dari anak yang kita periksa adalah suatu hal yang paling sukar

Ada beberapa cara dapat kita gunakan1. Mencocokan waktu partus ibu dan waktu lahir anak2. Mencari data antrophologi yang khas pada ibu dan anak3. Memeriksa golongan darah ibu dan anak4. Sidik jari DNA

Page 41: INFANTICIDE.pptx

Pemeriksaan Diatome korban tengelam

Bila orang masih hidup pada waktu tenggelam, maka akan terjadi aspirasi, dan karena terjadi adanya usaha untuk tetap bernafas maka terjadi kerusakan bronkioli/bronkus sehingga terdapat jalan dari diatome untuk masuk tadi ke dalam tubuh.

Page 42: INFANTICIDE.pptx

Cara untuk melakukan pemeriksaan diatom dilakukan pada getah paru, yaitu:

1. Paru-paru dilepaskan satu persatu yang harus dilakukan semenjak penemuan jenazah, secara tersendiri dengan memotong hilus.2. Paru-paru yang sudah dilepas langsung disimpan dalam tempat steril dengan suhu 4°C, dan air bersih (bebas diatom dan alga).3. Permukaan paru dibersihkan dengan cara dikerik/dikerok 2-3 kali, lalu pisau dibersihkan dengan air yang mengalir.4. Dengan mata pisau yang tegak lurus, paru diiris sedangkal subpleura, lalu pisau kembali dibersihkan di bawah air yang mengalir, lalu dikibaskan sampai kering.5. Dengan ujung pisau, getah paru pada irisan diambil kemudian diteteskan pada objek glass lalu ditutup cover glass dan diperiksa di bawah mikroskop

Page 43: INFANTICIDE.pptx

Pemeriksaan kepala bayi baru lahir

1. Kulit kepala disayat dan dilepaskan seperti orang dewasa.

2. Tulang tengkorak dibuka dengan gunting, dangan cara menusuk fontanel mayor 0,5-1 cm dari garis pertengahan dan dilakukan pengguntingan pada tulang dahi dan ubun-ubun ke depan dan ke belakang pada sisi kiri dan sisi kanan. Ke depan sampai kira-kira 1 cm di atas lengkung atas rongga mata (margo superior orbita) dan ke belakang sampai perbatasan dengan tulang belakang.

3. Kemudian dilakukan pengguntingan ke arah lateral sampai 1 cm di atas basis mastoid dengan menyisakan tulang pelipis di atas telinga kira-kira sepanjang 2 cm.

4. Kedua keping tulang atap tengkorak dipatahkan ke arah lateral. Biasanya duramater ikut tergunting karena melekat erat pada tulang. Perhatikan apakah terdapat perdarahan subdural atau subaraknoid.

Page 44: INFANTICIDE.pptx

Kesimpulan

Dari fakta-fakta yang ditemukan pada bayi tersebut bayi masih tehubung dengan tali pusat dan plasentanya yang menunjukan tidak adanya tanda perawatan ,dengan panjang tubuh 49 cm yang menunjukan bayi lahir cukup bulan,terdapat luka-luka lecet disekujur tubuh korban,terutama lutut,kepala,dan siku ,jika ditemukan busa halus pada hidung dn mulut serta cutis anserine yang menunjukan keadaan afiksia dan korban tengelam.Merupakan kasus pembunuhan Anak Sendiri.

Page 45: INFANTICIDE.pptx

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama, cetakan kedua. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997.

Idries, A.M. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara, 1997.

Dahlan,S.,2004,Ilmu Kedokteran Forensik,Badan Penerbit Universita Diponegoro,Semarang.

Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Cetakkan Kedua. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia