29
TUJUAN PEMBELAJARAN TUGAS MATA KULIAH INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR YANG DIAMPUH OLEH PROF.DR.HJ.MULYANI SUMANTRI, M.SC DI SUSUN OLEH : NURUDIN NIM : 1006998 PROGRAM S.3 PENGEMBANGAN KURIKULUM 1

Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUGAS MATA KULIAH INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR YANG DIAMPUH OLEH PROF.DR.HJ.MULYANI SUMANTRI, M.SC

DI SUSUN OLEH :

NURUDINNIM : 1006998

PROGRAM S.3 PENGEMBANGAN KURIKULUMSEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIABANDUNG

2010DAFTAR ISI

1

Page 2: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

A. KONSEP TUJUAN PENDIDIKAN DAN

KLASIFIKASI TUJUAN PENDIDIKAN……………………………………..………………………… 1

A.1. KONSEP TUJUAN PENDIDIKAN …………………………………….……………………….. 2

A.2. KLASIFIKASI TUJUAN PENDIDIKAN ………………………………………………………... 5

B. PENGERTIAN , TEORI-TEORI, DAN

CIRI CIRI PEMBELAJARAN ……………………………………………………..………………………… 6

B.1. PENGERTIAN PEMBELAJARAN ……………………………………….………………………… 6

B.2. TEORI-TEORI PEMBELAJARAN ………………………………………………………………… 10

B.3. CIRI CIRI PEMBELAJARAN ………………………………………………………………..……... 11

C. TUJUAN PEMBELAJARAN ………………………………………………………………………………. 14

C.1. RUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN ……………………………………………………… 14

C.2. BAGAIMANA MERUMUSKAN

TUJUAN PEMBELAJARAN ……………………………………………………………….………. 15

KESIMPULAN ………………………………………………………………………..…………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA

TUJUAN PEMBELAJARAN

2

Page 3: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

A. KONSEP TUJUAN PENDIDIKAN DAN KLASIFIKASI TUJUAN PENDIDIKAN

Secara filosofis tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup. Pentingnya tujuan dalam

proses pendidikan sama hal pentingnya pendidikan dalam proses kehidupan. Mungkin

tidak ada tujuan pendidikan bagi orang yang tidak memiliki tujuan hidup. Tanpa adanya

tujuan yang jelas seperti dikatakan Davies (1976:73) semua perencanaan itu bagaikan

mimpi yang tak mungkin dilakukan.

Tujuan pendidikan menggambarkan tentang idealisme, cita-cita keadaan individu atau

masyarakat yang dikehendaki. Karenanya tujuan merupakan salah satu hal yang penting

dalam kegiatan pendidikan, sebab tidak saja memberikan arah kemana harus dituju,

tetapi juga memberikan arah ketentuan yang pasti dalam memilih materi, metode,

alat/media, evaluasi dalam kegiatan yang dilakukan.

Dengan sebuah rumusan tujuan pendidikan, maka proses pendidikan akan dengan mudah

dinilai/diukur tingkat kebehasilannya. Keberhasilan pendidikan akan dengan mudah dan

cepat dapat dilihat dari segi pecapai tujuan. Dengan tujuan juga mempermudah

menyusun/menetapkan materi, metode dan alat atau media yang digunakan dalam

proses pendidikan.

A.1. KONSEP TUJUAN PENDIDIKAN

3

Page 4: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

Menurut Zais (1976:439) komponen kurikulum adalah:

Tujuan adalah merupakan komponen utama yang harus diperhatikan dalam

pengembangan kurikulum. Zais (1976:297) menegaskan bahwa sebagai komponen

dalam kurikulum, tujuan merupakan bagian yang paling sensitif, sebab tujuan bukan

hanya akan mempengaruhi bentuk kurikulum tetapi juga secara langsung merupakan

fokus dari suatu program pendidikan.

Dalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan

seperti purposes, aims, goals dan objectives untuk menunjukkan harapan pendidikan.

Oliva menggunakan beberapa istilah seperti “out come, aim, end, purpose, function,

goal dan objective”. Meskipun istilah-istilah ini dalam bahasa umum mempunyai

persamaan, tetapi dalam bahasa pendidikan mempunyai perbedaan yang bermakna.

Out come mengarah kepada harapan akhir secara umum. Sedangkan “aims” sama

dengan “end”, purpose, function dan univesal goal”.

Tujuan pendidikan ini sangat luas. Biasanya merupakan pernyataan tujuan pendidikan

umum, yang dapat dipakai sebagai petunjuk pendidikan seluruh negara tersebut.

4

Aims, Goals,Objectives

Content LearningAktivities

Evaluasi

Page 5: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

Beberapa istilah tujuan yang menggambarkan pada tingkat yang berbeda-beda,

seperti: Aims yang menunjukkan arah umum pendidikan. Secara ideal, aims

merefleksikan suatu tingkat tujuan pendidikan berdasarkan pemikiran filosofis dan

psikologis masyarakat (Miller dan Seller, 1985: 175 dalam Mohammad Ansyar 1989:

93). Dengan perkataan lain aims adalah statemen tentang hasil kehidupan yang

diharapkan (expected life outcomes) berdasarkan skema nilai filsafat hidup (Boudy,

1971:13). Menurut Zais, (1976:298) aims untuk tujuan pendidikan jangka panjang yang

digali dari nilai-nilai filsafat suatu Bangsa.

Zais menjelaskan tujuan kurikulum (aim) merupakan pernyataan yang melukiskan

keidupan yang diharapkan, tujuan atau hasil yang didasarkan pada pandangan filsafat

dan tidak langsung berhubungan dengan dengan tujuan sekolah. Tujuan ini mungkin

dapat dicapai setelah seseorang menyelesaikan pendidikan. Barangkali aims ini dapat

disamakan dengan “tujuan pendidikan nasional” di Indonesia, karena pada tujuan

pendidikan nasional ini dinyatakan keinginan bangsa Indonesia untuk mencapai suatu

hasil pendidikan yang berlandasakan filsafat hidup bangsa Indonesia yang bernama

Pancasila. Tujuan jenis ini tidak berkaitan langsung dengan hasil pendidikan di sekolah

atau hasil proses belajar mengajar dalam ruang-ruang kelas.

Aim merupakan target yang pencapaiannya jauh dari situasi sekolah dan hasilnya

mungkin jauh setelah proses belajar-mengajar di sekolah selesai. Contohnya untuk

menjadikan manusia yang memiliki rasa tanggung jawab pada negara, atau manusia

yang sehat jasmani dan rohani, berbudi pekerti luhur, mandiri dan lain-lain. Dan ini

hanya mungkin dapat dicapai setelah anak menyelesaikan beberapa tingkatan

pendidikan formal, informal dan bahkan mungkin non formal. Untuk mencapai tujuan

umum “aims” perlu ditentukan pula yang lebih spesifik dari aims tersebut yang biasa

dinamakan dengan goals.

5

Page 6: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

Goals merupakan tujuan antara yang terletak antara aims dan objectives. Yang

tersebut terakhir adalah tujuan yang dicapai sebagai hasil belajar dalam ruang-ruang

kelas sekolah (Miller dan Seller, 1985: 179) dengan perkataan lain, goals adalah hasil

proses belajar menurut suatu sistem sekolah (Zais, 1976:306). Goals lebih umum dari

objectives dan bukan merupakan hasil langsung proses belajar dalam ruang kelas dan

untuk mencapainya memerlukan seperangkat objectives. Contohnya antara lain

adalah kemampuan berpikir analitik dan berpikir kritis, mengapresiasi dan

mengamalkan ajaran agama Islam dan lain sebagainya. Barangkali di Indonesia goals

ini dapat disamakan dengan tujuan kurikulum sekolah atau tujuan institusional.

Tingkat tujuan yang lebih rendah dari goals adalah objectives yaitu tujuan suatu unit

atau pokok bahasan yang lebih spesifik yang merupakan hasil belajar dalam ruang-

ruang kelas sekolah. Pada tingkat ini, kita berbicara tentang kemungkinan pemakaian

objectives tingkah laku (behavioral objectives) yang menunjukkan tingkah laku yang

eksplisit yang dimiliki siswa setelah mengikuti suatu pelajaran. Dengan perkataan lain

objective adalah hasil belajar siswa dalam kelas, yaitu hasil proses belajar mengajar

dalam kelas atau kegiatan belajar mengajar setiap haris sebagai hasil implentasi

kurikulum. Contohnya: siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia, siswa dapat

menyelesaikan 4 soal dari 5 soal persamaan kuadrat dan lain-lain.

Menurut Muhammad Ansyar (1989: 94) Marger (1962) adalah salah seorang yang

paling gigih menekankan penting ditetapkan tujuan tingkah laku ini. Dia

mengemukakan bahwa tujuan tingkah laku harus mencakup tiga komponen: (1)

tingkah laku yang diinginkan, (2) kondisi tertentu tempat tingkah laku itu terjadi, dan

(3) tingkat untuk kerja tingkah laku itu.

6

Page 7: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

Di Indonesia kita kenal tingkatan/hirarkis tujuan itu dalam beberapa istilah seperti

Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Institusional, Tujuan Kurikuler, dan Tujuan

Instruksional Umum dan Khusus. (Depdikbud, 1984/1985:5)

A.2. KLASIFIKASI TUJUAN PENDIDIKAN

Broudy (dalam Zais, 1976: 307) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan dapat

diklasifikasikan menjadi empat kategori yang saling berkaitan. Pertama, tujuan

pendidikan diarahkan pada pencapaian pola nilai utama. Nilai ini merupakan refleksi

dari pandangan filsafat, yang berfungsi sebagai mekanisme kontrol terhadap ketiga

ciri tujuan pendidikan lainnya.

Kedua tujuan pendidikan menurut Broudy, adalah organisasi sosial yang lebih disukai.

Ketiga peranan sosial yang lebih diinginkan, dan keempat gaya hidup yang lebih

disenangi. (Zais, 1976:308)

Schubert (1986, 202-206) mengajukan empat tujuan pendidikan yaitu; (1)sosialisasi,

(2)pencapaian, (3) pertumbuhan, dan (4)perubahan sosial. Sosialisasi merupakan

tujuan yang harus dicapai anak didik agar mereka dapat hidup dengan baik di

masyarakat, dan dengan kebudayaannya.

Pencapaian atau prestasi perorangan biasanya diperlukan bagi anak-anak di negara

industri dan post-industri, tempat prestasi merupakan gaya kehidupan yang hidup

dimasyarakat.

7

Page 8: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

Pertumbuhan personal anak bermula pada masa pendidikan progresive yang

dipelopori John Dewey. Pendidikan dengan tujuan pertumbuhan muncul dalam

beberapa versi, nama seperti pendidikan terbuka pada tahun 1960-an dan awal 70-

an, pendidikan humanistik, 1950-an dan 1980-an. Tujuan pendidikan pertumbuhan

personal memerlukan penyesuai kurikulum yang mengakomodir kebutuhan pribadi,

bakat, minat, dan kemapuan anak yang berbeda-beda. Perubahan sosial, menurut

aliran ini sekolah dapat dan harus mengusahakan perbaikan sosial (Muhammad

Ansyar, 1989:102).

B. PENGERTIAN , TEORI-TEORI, DAN CIRI CIRI PEMBELAJARAN

B.1. PENGERTIAN PEMBELAJARAN

Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua

situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses

berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami

sesuatu yang dipelajari.

Sedangkan mengajar sendiri memiliki pengertian :

1. Upaya guru untuk “membangkitkan” yang berarti menyebabkan atau mendorong

seseorang (siswa) belajar. (Rochman Nata Wijaya,1992)

2. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjdinya proses belajar.

(Hasibuan J.J,1992)

3. Suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya

perubahan tingkah laku. (Gagne)

8

Page 9: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

Dan Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar

“ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)

ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti

proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.

(KBBI)

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan

kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik. (Wikipedia.com)

Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di

manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan

pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,

guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga

mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi

perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta

didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan

guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru

dengan peserta didik.

Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu

proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun

sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa

yang bersifat internal. Gagne dan Briggs (1979:3)

9

Page 10: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20)

Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaran

mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan

demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar

(oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang

searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan

sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.

Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk

membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang

belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku

dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan

yang melibatkan beberapa komponen :

1. Siswa

Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2. Guru

Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang

memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

3. Tujuan

Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan

terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

10

Page 11: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

4. Isi Pelajaran

Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai

tujuan.

5. Metode

Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat

informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.

6. Media

Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan

informasi kepada siswa.

7. Evaluasi

Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

11

Page 12: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

B.2. TEORI-TEORI PEMBELAJARAN

Teori-teori pembelajaran yang kita kenal, diantaranya ;

1. Berhavioristik

Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang

tepat seperti yang kita inginkan. Hubungan stimulus dan respons ini bila diulang kan

menjadi sebuah kebiasaan. selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau msalah,

guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya

diperoleh hasil.

2. Kognitivisme

Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memeperoleh pemahaman

sedangkan pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat

Bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya

menggunakan banyak metode.

3. Humanistic

Dalam pembelajran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat

mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan

potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan sendiri

berdasarkan inisisatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun

intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh hasil.

4. Sosial/Pemerhatian/permodelan

Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan. Bandura (1986)

mengenal pasti empat unsur utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian

atau pemodelan, yaitu perhatian (attention), mengingat (retention), reproduksi

(reproduction), dan penguatan (reinforcement), motivasi (motivion).

12

Page 13: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

Implikasi daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai

melalui beberapa cara yang berikut:

• Penyampaian harus interaktif dan menarik

• Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat

• Contoh-contoh yang ditunjukkan guru hendaklah mempunyai mutu yang tinggi.

B.3. CIRI CIRI PEMBELAJARAN

Menurut Eggen & Kauchak (1998) Menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang

efektif, yaitu:

1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,

membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta

membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang

ditemukan,

2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,

3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,

4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam

menganalisis informasi,

5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan

berpikir, serta

6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya

mengajar guru.

Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar

siswa sebagai berikut :

1. Motivasi belajar

Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaina usaha untuk menyediakan kondisi kondisi

tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila ia tidak

13

Page 14: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

suka, maka ia akan berusaha mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi dapat

dirangsang dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan

belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan

memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat dicapai

oleh siswa (Sardiman, A.M. 1992)

2. Bahan belajar

Yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu

diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta agar menumbuhkan dorongan

pada diri siswa untuk memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup.

3.Alat Bantu belajar

Semua alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk

menyampaikan pesan (informasi)) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada

penerima (siswa). Inforamsi yang disampaikan melalui media harus dapat diterima oleh

siswa, dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberaapa alat indera mereka.

Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan gambar-gambar, foto, grafik,

dan sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang, meraba, atau

mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk mengerti pengajaran tersebut.

4. Suasana belajar

Suasana yang dapat menimbulkan aktivitas atau gairah pada siswa adalah apabila terjadi :

a. Adanya komunikasi dua arah (antara guru-siswa maupun sebaliknya) yang intim dan

hangat, sehingga hubungan guru-siswa yang secara hakiki setara dan dapat berbuat

bersama.

14

Page 15: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

b. Adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini dapat terjadi apabila isi pelajaran

yang disediakan berkesusaian dengan karakteristik siswa.

Kegairahan dan kegembiraan belajar juga dapat ditimbulkan dari media, selain isi

pelajaran yang disesuaiakan dengan karakteristik siswa, juga didukung oleh faktor

intern siswa yang belajar yaitu sehat jasmani, ada minat, perhatian, motivasi, dan lain

sebagainya.

5. Kondisi siswa yang belajar

Mengenai kondisi siswa, adapat dikemukakan di sini sebagai berikut :

a. Siswa memilki sifat yang unik, artinya anatara anak yang satu dengan yang lainnya

berbeda.

b. Kesamaan siwa, yaitu memiliki langkah-langkah perkenbangan, dan memiliki potensi

yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran.

Kondisi siswa sendiri sangat dipengaruhi oleh faktor intern dan juga factor luar, yaitu

segala sesuatau yang ada di luar diri siswa, termasuk situasi pembelajaran yang diciptakan

guru. Oleh Karena itu kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada peranan dan

partisipasi siswa, bukan peran guru yang dominant, tetapi lebih berperan sebagai

fasilitaor, motivator, dan pembimbing.

15

Page 16: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

C.1. RUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Salah satu sumbangan terbesar dari aliran psikologi behaviorisme terhadap pembelajaran

bahwa pembelajaran seyogyanya memiliki tujuan. Gagasan perlunya tujuan dalam

pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian

diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang

berjudul Preparing Instruction Objective. Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang

penerapannya semakin meluas hampir di seluruh lembaga pendidikan di dunia,

termasuk di Indonesia.

Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa

pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan

bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat

dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp (1977) dan

David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang

spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk

tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984)

bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai

hasil belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan

pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai

oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran .

Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi

semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : (1) tujuan pembelajaran adalah

tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang

16

Page 17: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

spesifik. Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel

bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini

mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat

secara tertulis (written plan).

Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi

guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat)

manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan

maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan

perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan

menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar

dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian.

Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa

tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata

urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu

pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk

mengukur prestasi belajar siswa.

C.2. BAGAIMANA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran, saat ini telah

terjadi pergeseran dalam perumusan tujuan pembelajaran. W. James Popham dan Eva L.

Baker (2005) mengemukakan pada masa lampau guru diharuskan menuliskan tujuan

pembelajarannya dalam bentuk bahan yang akan dibahas dalam pelajaran, dengan

menguraikan topik-topik atau konsep-konsep yang akan dibahas selama berlangsungnya

kegiatan pembelajaran.

17

Page 18: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

Tujuan pembelajaran pada masa lalu ini tampak lebih mengutamakan pada pentingnya

penguasaan bahan bagi siswa dan pada umumnya yang dikembangkan melalui

pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered). Namun seiring

dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran

yang semula lebih memusatkan pada penguasaan bahan, selanjutnya bergeser menjadi

penguasaan kemampuan siswa atau biasa dikenal dengan sebutan penguasaan

kompetensi atau performansi. Dalam praktik pendidikan di Indonesia, pergeseran tujuan

pembelajaran ini terasa lebih mengemuka sejalan dengan munculnya gagasan penerapan

Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Selanjutnya, W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) menegaskan bahwa seorang guru

profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku siswa

yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut

sesudah mengikuti pelajaran.

Berbicara tentang perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada umumnya

sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan

pembelajaran. Bloom mengklasifikasikan perilaku individu ke dalam tiga ranah atau

kawasan, yaitu: (1) kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek

intelektual atau berfikir/nalar, di dakamnya mencakup: pengetahuan (knowledge),

pemahaman (comprehension), penerapan (application), penguraian (analysis),

memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation); (2) kawasan afektif yaitu kawasan

yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan

terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup: penerimaan

(receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian

(organization), dan karakterisasi (characterization); dan (3) kawasan psikomotor yaitu

kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem

syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari :

18

Page 19: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

kesiapan (set), peniruan (imitation, membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation)

dan menciptakan (origination). Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan

oleh guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya.

Dalam sebuah perencanaan pembelajaran tertulis (written plan/RPP), untuk merumuskan

tujuan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memenuhi

beberapa kaidah atau kriteria tertentu. W. James Popham dan Eva L. Baker (2005)

menyarankan dua kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan pembelajaran,

yaitu: (1) preferensi nilai guruyaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa yang

penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara membelajarkannya;

dan (2) analisis taksonomi perilaku sebagaimana dikemukakan oleh Bloom di atas.

Dengan menganalisis taksonomi perilaku ini, guru akan dapat menentukan dan

menitikberatkan bentuk dan jenis pembelajaran yang akan dikembangkan, apakah

seorang guru hendak menitikberatkan pada pembelajaran kognitif, afektif ataukah

psikomotor.

Menurut Oemar Hamalik (2005) bahwa komponen-komponen yang harus terkandung

dalam tujuan pembelajaran, yaitu (1) perilaku terminal, (2) kondisi-kondisi dan (3) standar

ukuran. Hal senada dikemukakan Mager (Hamzah B. Uno, 2008) bahwa tujuan

pembelajaran sebaiknya mencakup tiga komponen utama, yaitu: (1) menyatakan apa

yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa yang harus

dikuasainya pada akhir pelajaran; (2) perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada

pada saat mendemonstrasikan perilaku tersebut; dan (3) perlu ada petunjuk yang jelas

tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima.

Berkenaan dengan perumusan tujuan performansi, Dick dan Carey (Hamzah Uno, 2008)

menyatakan bahwa tujuan pembelajaran terdiri atas: (1) tujuan harus menguraikan apa

yang akan dapat dikerjakan atau diperbuat oleh anak didik; (2) menyebutkan tujuan,

19

Page 20: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat yang hadir pada waktu anak didik

berbuat; dan (3) menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan

anak didik yang dimaksudkan pada tujuan

Telah dikemukakan di atas bahwa tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas.

Dalam hal ini Hamzah B. Uno (2008) menekankan pentingnya penguasaan guru tentang

tata bahasa, karena dari rumusan tujuan pembelajaran itulah dapat tergambarkan konsep

dan proses berfikir guru yang bersangkutan dalam menuangkan idenya tentang

pembelajaran.

Pada bagian lain, Hamzah B. Uno (2008) mengemukakan tentang teknis penyusunan

tujuan pembelajaran dalam format ABCD. A=Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid

dan sasaran didik lainnya), B=Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil

belajar), C=Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan

dapat tercapai, dan D=Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)

20

Page 21: Web viewDalam beberapa literatur pendidikan/kurikulum memakai beberapa istilah tujuan seperti . purposes, ... siswa menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu kimia,

KESIMPULAN

1. Tujuan pendidikan merupakan suatu elemen penting dalam pengembangan kurikulum.

Tujuan pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam merancang kurikulum,

terutama dalam memilih dan menetapkan materi, metode/proses dan menetapkan

alat evaluasi. Tujuan juga sebagai alat untuk mengukur keberhasilan sebuah rancangan

kurikulum

2. Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan

tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.

3. Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru

maupun siswa

4. Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari

penguasaan bahan ke penguasan performansi.

5. Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam

perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk

menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.

6. Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang didalamnya mencakup

komponen: Audience, Behavior, Condition danDegree

21