Upload
dinhdan
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Inklusi Keuangan
Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ditandai dengan terciptanya
suatu sistem keuangan yang stabil dan memberi manfaatbagi seluruh lapisan masyarakat.
Institusi keuangan memainkan peran penting melalui fungsiintermediasinya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, pengentasan kemiskinan sertapencapaian stabilitas sistem keuangan.
Hanya saja industri keuangan yang berkembang sangatpesat belum tentu disertai dengan akses ke keuangan yang memadai.
Akses layanan jasa keuangan merupakan syarat pentingketerlibatan masyarakat luas dalam sistem perekonomian.
Data Akses ke Lembaga Keuangan Formal
Survei Bank Dunia (2010) menunjukkan hanya 49 persenrumah tangga Indonesia yang memiliki akses terhadaplembaga keuangan formal.
Bank Indonesia dalam Survei Neraca Rumah Tangga(2011) yang menunjukkan bahwa persentase rumahtangga yang menabung di lembaga keuangan formal dan non lembaga keuangan sebesar 48 persen. Dengan demikian masyarakat yang tidak memiliki
tabungan sama sekali baik di bank maupun di lembaga keuangan non bank masih relatif sangattinggi yaitu 52%.
Inklusi Keuangan dan Pembangunan Ekonomi
Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, perbankan berperan besar untuk menjadi motor penggerak kegiatan keuangan inklusif mengingatperbankan Indonesia memiliki share kegiatankeuangan sampai dengan 80%.
Keterlibatan dalam keuangan inklusif tidak hanyaterkait dengan tugas Bank Indonesia, namun juga Pemerintah dalam upaya pelayanan keuangankepada masyarakat luas.
Keuangan inklusif ini merupakan strategipembangunan nasional untuk mendorongpertumbuhan ekonomi melalui pemerataanpendapatan, pengentasan kemiskinan sertastabilitas sistem keuangan.
Melalui strategi nasional keuangan inklusifdiharapkan kolaborasi antar lembagapemerintah dan pemangku kepentingantercipta secara baik dan terstruktur.
Definisi Keuangan Inklusif
Hak setiap orang untuk memiliki akses danlayanan penuh dari lembaga keuangan secaratepat waktu, nyaman, informatif, dan terjangkau
biayanya, dengan penghormatan penuh kepadaharkat dan martabatnya. Layanan keuangan
tersedia bagi seluruh segmen masyarakat, dengan perhatian khusus kepada orang miskin,
orang miskin produktif, pekerja migrant, danpenduduk di daerah terpencil.
Visi dan Misi Keuangan Inklusif
Mewujudkan sistem keuangan yang dapatdiakses oleh seluruh lapisan masyarakat untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, penanggulangan kemiskinan, pemerataan
pendapatan dan terciptanya stabilitas sistemkeuangan di Indonesia.
Tujuan Keuangan Inklusif1. Menjadikan strategi keuangan inklusif sebagai bagian dari strategi
besar pembangunan ekonomi, penanggulangan kemiskinan, pemerataan pendapatan dan stabilitas sistem keuangan.
2. Menyediakan jasa dan produk keuangan yang sesuai dengankebutuhan masyarakat.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai layanankeuangan
4. Meningkatkan akses masyarakat ke layanan keuangan 5. Memperkuat sinergi antara bank, lembaga keuangan mikro, dan
lembaga keuangan non bank. 6. Mengoptimalkan peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
untuk memperluas cakupan layanan keuangan
Kelompok Sasaran Keuangan Inklusif
Enam Pilar Strategi Keuangan Inklusif
Indikator Keuangan Inklusif
1. Ketersediaan / akses : mengukur kemampuanpenggunaan jasa keuangan formal dalam halketerjangkauan fisik dan harga.
2. Penggunaan : mengukur kemampuan penggunaanaktual produk dan jasa keuangan (a.l. keteraturan, frekuensi dan lama penggunaan).
3. Kualitas : mengukur apakah atribut produk dan jasakeuangan telah memenuhi kebutan pelanggan.
4. Kesejahteraan : mengukur dampak layanan keuanganterhadap tingkat kehidupan pengguna jasa.
Peran Bank Indonesia1. Mengkoordinasikan kegiatan keuangan inklusif dengan
kementerian/lembaga terkait.2. Melakukan pemetaan potensi daerah sebagai dasar penetapan
program dan prioritas kegiatan keuangan inklusif.3. Menetapkan program dan prioritas kegiatan keuangan inklusif.4. Sebagai focal point untuk kegiatan tertentu yang menjadi
kewenangan Bank Indonesia dalam rangka pelaksanaan StrategiNasional Keuangan Inklusif.
5. Mensosialisasikan program keuangan inklusif.6. Membangun kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait di
luar Bank Indonesia.7. Melaksanakan kegiatan keuangan Inklusif.8. Mengevaluasi program kegiatan keuangan inklusif.