13
LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS UTILITAS UMKM DI PADANG Rika Desiyanti Abstrak: Pemahaman dan melek keuangan sangat dibutuhkan dalam dunia usaha. Begitu juga dengan pemahaman terhadap produk-produk keuangan usaha yang dibutuhkan oleh masyarakat dan UMKM/usaha mikro kecil menengah dalam menjalankan dunia bisnisnya. Literasi keuangan, perencanaan keuangan, produk-produk keuangan dan pembiayaan usaha /inklusi keuangan sangat penting dan dibutuhkan oleh UMKM untuk meningkatkan usahanya, yang pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian Indonesia. Sampel penelitian ini adalah 100 orang yang diambilkan dari populasi UMKM Padang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literasi keuangan yang terdiri dari perencanaan keuangan dan tujuan keuangan UMKM. Juga meneliti inklusi keuangan beserta indeks utilitas (produk keuangan perbankan, asuransi, pembiayaan, pegadaian, pasar modal dan dana pensiun). Kata Kunci: Literasi dan Inklusi keuangan, Indeks Utilitas, UMKM. Desiyanti, Adalah Dosen Universitas Bung Hatta Padang, Fakultas. Ekonomi 122 PENDAHULUAN Keuangan suatu Negara yang tumbuh ber- kembang akan berdampak positif terhadap peningkatan perekonomian. Pemahaman dan pengetahuan tentang literasi dan inklusi keuangan sangat penting dilakukan pada masya- rakat terutama pada UMKM/usaha mikro kecil menengah. Peran jasa keuangan juga penting dilakukan untuk pengentasan kemiskinan. Perluasan penggunaan jasa keuangan diyakini berpengaruh terhadap penurunan tingkat kemis- kinan disuatu daerah. Literasi keuangan merupakan kemampuan untuk mengelola keuangan secara bijak dan tepat. Literasi keuangan merupakan kesadaran dan pengeta- huan tentang produk-produk keuangan, lembaga keuangan,dan konsep mengenai keterampilan dalam mengelola keuangan (Xu danZia, 2012). Pengelolaan keuangan mempunyai peran yang sangat signifikan dalam menentukan tingkat kesuksesan UMKM. Pemahaman dan kemampuan pengelolaan keuangan menjadi sangat pen-ting untuk diterapkan pada keuangan usaha. Pentingnya pengetahuan yang mendalam tentang literasi keuangan membuat pendidikan literasi keuangan sangat diperlukan.Peran Universitas beserta dosen-dosen sebagai agen edukasi dan penggiat kegiatan literasi dan keuangan yang berkelanjutan sangat dibutuhkan bagi masyarakat UMKM. Begitu juga dengan peran pemerintah dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Dengan meningkatnya keterlibatan seluruh lapisan masyarakat terhadap jasa keuangan dan saling bersinergi maka tingkat kemiskinan akan menurun dan peningkatan keuangan akan terjadi, pada akhirnya akan bermuara pada perkembangan perekonomian suatu daerah dan negara. Semakin hangatnya topik tentang literasi dan inklusi keuangan dan gencarnya OJK mela- kukan kegiatan literasi dan inklusi keuangan ditengah masyarakat, diharapkan masyarakat dan UMKM mengetahui dan memahami lem- baga jasa keuangan serta produk dan jasa brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk provided by Portal Jurnal Politeknik Negeri Kupang (PNK)

LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKSUTILITAS UMKM DI PADANG

Rika Desiyanti

Abstrak:Pemahaman dan melek keuangan sangat dibutuhkan dalam dunia usaha. Begitu juga dengan

pemahaman terhadap produk-produk keuangan usaha yang dibutuhkan oleh masyarakat danUMKM/usaha mikro kecil menengah dalam menjalankan dunia bisnisnya. Literasi keuangan,perencanaan keuangan, produk-produk keuangan dan pembiayaan usaha /inklusi keuangan sangatpenting dan dibutuhkan oleh UMKM untuk meningkatkan usahanya, yang pada akhirnya akanmeningkatkan perekonomian Indonesia. Sampel penelitian ini adalah 100 orang yang diambilkandari populasi UMKM Padang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui literasi keuangan yang terdiri dari perencanaan keuangan dan tujuankeuangan UMKM. Juga meneliti inklusi keuangan beserta indeks utilitas (produk keuanganperbankan, asuransi, pembiayaan, pegadaian, pasar modal dan dana pensiun).

Kata Kunci: Literasi dan Inklusi keuangan, Indeks Utilitas, UMKM.

Desiyanti, Adalah Dosen Universitas Bung Hatta Padang, Fakultas. Ekonomi122

PENDAHULUANKeuangan suatu Negara yang tumbuh ber-

kembang akan berdampak positif terhadappeningkatan perekonomian. Pemahaman danpengetahuan tentang literasi dan inklusikeuangan sangat penting dilakukan pada masya-rakat terutama pada UMKM/usaha mikro kecilmenengah. Peran jasa keuangan juga pentingdilakukan untuk pengentasan kemiskinan.Perluasan penggunaan jasa keuangan diyakiniberpengaruh terhadap penurunan tingkat kemis-kinan disuatu daerah. Literasi keuanganmerupakan kemampuan untuk mengelolakeuangan secara bijak dan tepat. Literasikeuangan merupakan kesadaran dan pengeta-huan tentang produk-produk keuangan, lembagakeuangan,dan konsep mengenai keterampilandalam mengelola keuangan (Xu danZia, 2012).

Pengelolaan keuangan mempunyai peranyang sangat signifikan dalam menentukantingkat kesuksesan UMKM. Pemahaman dankemampuan pengelolaan keuangan menjadi

sangat pen-ting untuk diterapkan pada keuanganusaha. Pentingnya pengetahuan yang mendalamtentang literasi keuangan membuat pendidikanliterasi keuangan sangat diperlukan.PeranUniversitas beserta dosen-dosen sebagai agenedukasi dan penggiat kegiatan literasi dankeuangan yang berkelanjutan sangat dibutuhkanbagi masyarakat UMKM. Begitu juga denganperan pemerintah dan OJK (Otoritas JasaKeuangan). Dengan meningkatnya keterlibatanseluruh lapisan masyarakat terhadap jasakeuangan dan saling bersinergi maka tingkatkemiskinan akan menurun dan peningkatankeuangan akan terjadi, pada akhirnya akanbermuara pada perkembangan perekonomiansuatu daerah dan negara.

Semakin hangatnya topik tentang literasidan inklusi keuangan dan gencarnya OJK mela-kukan kegiatan literasi dan inklusi keuanganditengah masyarakat, diharapkan masyarakatdan UMKM mengetahui dan memahami lem-baga jasa keuangan serta produk dan jasa

brought to you by COREView metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by Portal Jurnal Politeknik Negeri Kupang (PNK)

Page 2: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

keuangan. Juga dapat mengubah atau memper-baiki perilaku masyarakat dalam pengelolaankeuangan sehingga mampu meningkatkankesejahteraan mereka. Untuk itu diperlukanedukasi literasi dan inklusi keuangan padaUMKM. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui apakah UMKM melakukanperencanaan keuangan dengan baik.Untukmengetahui inklusi keuangan dan seberapabesar UMKM memanfaatkan produk-produkkeuangan.

Pemerintah dan OJK berusaha memberikanpendidikan keuangan pada masyarakat, karenahal ini sangat penting.OJK memandang perlumenjadikan Literasi Keuangan menjadi suatuprogram strategis yang bersifat nasional. Selainedukasi, yang penting juga bagi UMKM adalahkondisi seperti kemudahan memperoleh kreditjuga harus diperhatikan karena adanya peraturanyang ketat dari lembaga keuangan (Beal danDelpachitra, 2003) dan agresivitas kegiatanpemasaran serta pertumbuhan produk-produkkeuangan dan jasa (Marcolin dan Abraham,2006) memperkuat asumsi bahwa melekfinansial adalah suatu keharusan. Masy-arakatyang mempunyai tingkat Literasi Keuanganyang rendah akan mudah dibohongi dalammenggunakan uangnya, seperti contoh investasibodong, ataupun penipuan-penipuan yangdilakukan ketika mereka tidak melek keuangan.Literasi keuangan yang rendah juga membuatmasyarakat tidak mampu mengelolakeuangannya dengan baik.Sebaliknya masyara-kat yang mempunyai tingkat Literasi Keuanganyang tinggi akan mampu memilih dan meman-faatkan produk dan jasa keuangan, memilikikemampuan dalam melakukan perencanaankeuangan dengan lebih baik, mempunyai tujuankeuangan yang sesuai, mampu mengelolakeuangannya dengan baik. Memahami tentangmanfaat dan risiko produk dan jasa keuangan.

Penelitian terdahulu tentang topik ini dilaku-kan terhadap masyarakat secara umum untukmengkaji literasi keuangan dalam upayameningkatkan kesejahteraan masyarakat secaraumum. Penelitian-penelitian tersebut dilakukanoleh Shafi dan Medabes (2012), Lusardi and

Mitchell (2008), Lestari (2015). Penelitianterdahulu dengan Penelitian-penelitian dengantopik literasi dan inklusi keuangan pada pelakuUMKM sangat penting untuk dilakukan dalamupaya mengembangkan UMKM di Indonesia.Hal ini disebabkan UMKM mempunyai peranyang strategis dan sebagai ujung tombak dalamperekonomian Indonesia.

LANDASAN TEORILiterasi Keuangan

Literasi keuangan dapat merupakanpemahaman yang komprehensif serta mendalamtentang pengelolaan keuangan personal ataukeluarga yang membuat seseorang mempunyaikuasa, pemahaman dan keyakinan penuhterhadap keputusan keuangan yang diambil.Seperti yang diungkapkan oleh Vitt et al (2000)mengatakan pendidikan literasi keuangansebagai kemampuan membaca, menganalisis,mengelola, dan berkomunikasi tentang kondisikeuangan yang mempengaruhi kesejahteraan.Literasi keuangan mencakup kemampuan untukmemilah kebutuhan keuangan, perencanaankeuangan untuk masa depan. Mampu mema-hami peristiwa yang mempengaruhi keputusankeuangan sehari-hari, termasuk peristiwa dalamperekonomian secara umum. Pendidikan literasikeuangan sangat bermanfaat bagi kehidupanmanusia, dalam berbagai kasus menunjukkanbahwa ketepatan dalam pengambilan keputusankeuangan sangat menentukan pada kesejah-teraan manusia di masa yang akan datang.Manusia perlu dibekali dengan pendidikanliterasi keuangan yang baik dan terencana.

Pemahaman tentang literasi keuangan seba-gai proses membangun kemampuan tentang pro-duk-produk serta konsep keuangan melaluiinformasi, instruksi dan nasihat untuk mengem-bangkan keahlian serta kepercayaan diri dankesadaran terhadap risiko keuangan. Mampumengatasi dengan perlindungan asuransi sertameningkatkan peluang membuat keputusankeuangan yang cerdas. Mengetahui tentangproduk-produk keuangan, dan mampu membuattindakan alternatif untuk meningkat kesejah-

123Desiyanti, Literasi Dan Inklusi Keuangan Serta Indeks Utilitas UMKM Di Padang

Page 3: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

teraan. Literasi keuangan dapat dikatakan seba-gai sebuah pemahaman yang komprehensif ten-tang berbagai resiko yang akan terjadi ketikasebuah keputusan keuangan diambil. Sehinggaseseorang dengan pengetahuan keuangan yangbaik akan dapat mengambil keputusan yangberkaitan dengan keuangan secara bijak. Hal itusejalan dengan pendapat Wilson, (2003) yangmenyatakan literasi keuangan adalah kemam-puan seseorang untuk mendapatkan, memahami,dan mengevaluasi informasi yang relevan untukpengambilan keputusan dengan memahamikonsekuensi finansial yang ditimbulkannya.

Pengetahuan literasi keuangan merupakanbagian dari pengetahuan keuangan itu sendiri.Literasi keuangan mempunyai esensi yang lebihmendetail dibandingkan dengan pengetahuankeuangan secara umum. Huston (2010) menya-takan bahwa pengetahuan keuangan merupakandimensi yang tidak terpisahkan dari literasikeuangan, namun belum dapat menggambarkanliterasi keuangan seseorang. Literasi keuanganmemiliki dimensi aplikasi tambahan yangmenyiratkan bahwa seseorang harus memilikikemampuan dan kepercayaan diri untukmenggunakan pengetahuan finansialnya untukmembuat keputusan. Dalam hal ini pembuatankeputusan yang baik merupakan hal pokok dariliterasi keuangan itu. Pendidikan literasikeuangan sudah menjadi sebuah kebutuhan bagisebuah negera. Pada penelitian Rapih (2016)malah menyarankan agar menerapkan pendi-dikan literasi keuangan lebih dini dimana akansangat berpengaruh terhadap tingkat kesejah-teraan di masa yang akan datang.

Menurut OJK 2013, bahwa tingkat literasikeuangan penduduk Indonesia dibagi menjadiempat bagian, yakni:1.Well literate, yakni memiliki pengetahuan dan

keyakinan tentang lembaga jasa keuanganserta produk jasa keuangan, termasuk fitur,manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkaitproduk dan jasa keuangan, serta memilikiketerampilan dalam menggunakan produk danjasa keuangan.

2.Sufficient literate , memiliki pengetahuan dankeyakinan tentang lembaga jasa keuangan

serta produk dan jasa keuangan, termasukfitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajibanterkait produk dan jasa keuangan.

3.Less literate, hanya memiliki pengetahuantentang lembaga jasa keuangan, produk danjasa keuangan.

4.Not literate, tidak memiliki pengetahuan dankeyakinan terhadap lembaga jasa keuanganserta produk dan jasa keuangan, serta tidakmemiliki keterampilan dalam menggunakanproduk dan jasa keuangan.

Selanjutnya literasi Keuangan memilikitujuan jangka panjang bagi seluruh golonganmasyarakat, yaitu: a.Meningkatkan literasi seseorang yang sebe-

lumnya less literate atau not literate menjadiwell literate

b.Meningkatkan jumlah pengguna produk danlayanan jasa keuangan.

Agar masyarakat luas dapat menentukanproduk dan layanan jasa keuangan yang sesuaidengan kebutuhan, masyarakat harus memahamidengan benar manfaat dan risiko, mengetahuihak dan kewajiban serta meyakini bahwa produkdan layanan jasa keuangan yang dipilih dapatmeningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagimasyarakat, literasi Keuangan memberikanmanfaat yang besar, seperti: mampu memilih danmemanfaatkan produk dan layanan jasakeuangan yang sesuai kebutuhan, memilikikemampuan dalam melakukan perencanaankeuangan dengan lebih baik, terhindar dariaktivitas investasi pada instrumen keuanganyang tidak jelas, mendapatkan pemahamanmengenai manfaat dan risiko produk danlayanan jasa keuangan. Literasi Keuangan jugamemberikan manfaat yang besar bagi sektor jasakeuangan. Lembaga keuangan dan masyarakatsaling membutuhkan satu sama lain sehinggasemakin tinggi tingkat Literasi Keuanganmasyarakat, maka semakin banyak masyarakatyang akan memanfaatkan produk dan layananjasa keuangan. Pengambilan keputusanmerupakan suatu hal yang sangat vital dalampengelolaan ekonomi khususnya pengelolaankeuangan.

124 BISMAN Jurnal Bisnis & Manajemen Volume 2 Nomor 2 Desember 2016

Page 4: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

Inklusi KeuanganSarma (2012) mendefinisikan inklusi

keuangan sebagai sebuah proses yang memu-dahkan akses, ketersediaan, dan manfaat darisistem keuangan formal bagi seluruh pelakuekonomi. Bank Indonesia (2013) mendefinisi-kan inklusi keuangan sebagai seluruh upayayang bertujuan meniadakan segala bentukhambatan yang bersifat harga maupun nonharga, terhadap akses masyarakat dalam meman-faatkan layanan jasa keuangan. Indikator yangdapat dijadikan ukuran dari keuangan yanginklusif sebuah negara adalah ketersediaan/akses untuk mengukur kemampuan penggunaanjasa keuangan formal dalam hal keterjangkauanfisik dan harga, penggunaan untuk mengukurkemampuan penggunaan produk-produkkeuangan. Beck et al. (2007) mengatakan bahwakonsep akses jasa keuangan dengan penggunaanjasa keuangan adalah konsep yang berbeda.Pelaku ekonomi memiliki akses terhadap jasakeuangan namun belum tentu menggunakannyasecara baik.

Indeks UtilitasIndeks utilitas Produk dan Jasa Keuangan

merupakan parameter atau indikator untukmengukur seberapa banyak indikator peman-faatan/ penggunaan produk dan jasa keuanganoleh masyarakat. Dimana dengan Indeks Utilitasini kita dapat melihat persentase/jumlahmasyarakat yang menggunakan produk dan jasakeuangan tertentu yang memanfaatkan produkdan jasa keuangan. Survei Literasi Keuanganterhadap mahasiswa Fakultas Ekonomi BisnisUniversitas Soedirman menunjukan bahwaIndeks Utilitas Produk dan Jasa Keuangan padamahasiswa FEB sebesar 95,24%. Hal ini berartisebanyak 93 mahasiswa dari 100 mahasiswayang menjadi sampel memanfaatkan produk danjasa lembaga keuangan. Dari bukti ini diketahuibahwa mahasiswa memanfaatkan produk danjasa lembaga keuangan (Lestari, 2015).

METODE PENELITIANPopulasi penelitian ini adalah seluruh

UMKM yang terdapat di Kota Padang, Sampeldiambil secara purposive sampling dengankriteria UMKM berdomisili di Kota Padang.Mempunyai usaha yang berkesinambungan.UMKM yang sudah mengikuti edukasi literasidan inklusi keuangan. Penelitian dilakukandengan menggunakan 100 UMKM orangsebagai sampel.

Pengumpulan data primer dilakukan dengankuesioner dan tatap muka secara langsungdengan responden. Kuesioner terdiri kuesionerterbuka dan kuesioner tertutup. Penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif denganteknik pengumpulan data melalui in-depthinterview, kuesioner dan teknik analisismenggunakan analisis deskriptif kualitatif.Analisis deskriptif kualitatif yaitu denganmemberikan ulasan atau interpretasi terhadapdata yang diperoleh sehingga menjadi lebih jelasdan bermakna dibandingkan dengan sekedarangka-angka. Langkah-langkahnya adalahreduksi data, penyajian data dengan bagan danteks, kemudian penarikan kesimpulan.(Lestari2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN1.UMKM melakukan perencanaan keuangan

dengan baik

a.Perilaku keuanganPerilaku keuangan UMKM apakah telahmelakukan pencatatan atau belum, ditun-jukkan oleh gambar 1 berikut:

Gambar 1. Pencatatan Keuangan

Untuk pencatatan keuangan 70% UMKMmelakukan pencatatan dengan baik.UMKM

125Desiyanti, Literasi Dan Inklusi Keuangan Serta Indeks Utilitas UMKM Di Padang

Page 5: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

ini menyadari pentingnya mencatat pembu-kuan dengan baik agar mereka dapat menja-lankan usahanya dengan baik.Sementara30% tidak melakukan pencatatan keuangandengan berbagai alasan antara lain merekakesulitan membuat laporan sebab belummengerti dengan pencatatan pembukuan,menghitung harga pokok produksi, meng-hitung laporan laba rugi. Tidak adanyawaktu yang cukup untuk membuat laporankarena tidak ada karyawan, semuanyamereka yang kerjakan sendiri. Pencatatankeuangan masih belum konsisten. UMKMtidak bisa mengelompokkan akun danmemisahkan antara uang usaha dengankebutuhan uang rumah tangga. UMKMmengalami keraguan dalam memisahkanakun-akun yang termasuk ke dalam laporankeuangan. Sulit untuk menyisihkan uanguntuk ditabung dengan alasan pendapatanpas-pasan. Walau mereka sudah mendapa-tkan edukasi literasi dan keuangansebelumnya.

b.Tujuan keuanganPerilaku keuangan selanjutnya adalah apa-kah rencana keuangan sesuai dengan tujuan,hal ini dapat dilihat pada gambar 2 berikut :

Hasil survey menunjukkan bahwa 64%UMKM menyatakan rencana keuangannyasesuai dengan tujuan. Mereka disiplindengan apa yang menjadi tujuan keuanganmereka. Sisanya 36 % menyatakan rencanakeuangan mereka tidak sesuai dengantujuan. Supaya rencana mereka sesuaidengan tujuan selayaknya mereka menge-

lompokkan atau membuat pos-pos keuangansesuai dengan tujuan, seperti adanya posdana pendidikan anak, rumah, listrik, air,usaha dan lain sebagainya.

c.Alokasi anggaran yang idealPerilaku UMKM yang diteliti berikutnyaadalah apakah UMKM menyusun anggaransecara ideal, artinya apakah sesuai denganprosedur akuntansi dan manajemenkeuangan yang baik. Untuk alokasi ang-garan yang ideal dapat dilihat pada gambar3 berikut:

Gambar 3. Menyusun alokasi anggaran secaraideal

Kebanyakan dari UMKM tidak menyusunanggaran secara ideal, yakni sebesar 71persen. Dari hasil survei yang dilakukanterhadap 100 responden diketahui bahwahanya sebesar29 % saja UMKM menyusunalokasi anggaran secara ideal.

d.Perbandingan uang masuk dengan uangkeluarPerilaku UMKM lainnya yang disurveyadalah perbandingan antara uang masuk danuang keluar, pada gambar 4 berikut:

Gambar 4. Uang masuk lebih besar dari uangkeluar

126 BISMAN Jurnal Bisnis & Manajemen Volume 2 Nomor 2 Desember 2016

Gambar 2. Rencana Keuangan sesuai dengantujuan

Page 6: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

UMKM menjawab 76% uang masuknyalebih besar dibanding keluar. Hanya 24%UMKM yang menyatakan uang masuknyalebih kecil dibanding uang keluar. Keba-nyakan UMKM menyadari mereka harusmenjaga jangan sampai menderita kerugiankarena kemampuan mereka mengelolakeuangan tidaklah efektif dan efisien. Kare-nanya diperlukan literasi atau pengetahuantentang keuangan yang berkesinambungantermasuk bagaimana cara mengelolakeuangan itu sendiri.

e.Apakah cicilan utang lebih kecil daripemasukanUntuk mengetahui apakah cicilan utangUMKM lebih kecil dibanding pemasukandapat dilihat pada gambar 5 berikut ini:

Gambar 5. Cicilan utang lebih kecil daripemasukan

Dari hasil survey terhadap 100 UMKMterlihat bahwa 78% mengatakan bahwacicilan hutangnya lebih kecil dari pema-sukan. Hanya 22% saja yang mengatakanutangnya lebih besar dari pemasukansehingga mereka harus mengambilkansumber dana dari sumber lain.Walau sudahdiberi edukasi tentang literasi dan inklusikeuangan UMKM tetap tidak melakukanhutang dikarenakan takut membayar cicilanbunga yang menurut mereka besar.

f. Apakah menghitung barang dan utangSelanjutnya untuk mengetahui apakahUMKM mencatat /menghitung barangdagangnya dan hutangnya ditunjukan olehgambar 6 berikut:

Pada gambar 6 hanya 56% yang melakukanpencatatan/ menghitung barang dan hutang-nya. Sisanya 44% tidak melakukan penca-tatan barang/persediannya dan hutangnyadengan baik. Dari hasil wawancara bagiyang tidak mencatat barang dan hutang ber-alasan mereka sudah hafal diluar kepala.UMKM hanya mengingat saja tanpa perludicatat. Sementara bagi yang melakukanpencatatan keuangan walau mereka hafaldengan barang dan hutang namun merekamembuat pembukuan yang baik.

g.Mempunyai uang tunai untuk penge-luaran yang mendadakUntuk mengetahui apakah UMKM memilikidana tunai untuk pengeluaran yangmendadak, pengeluaran yang tidak terdugadapat dilihat pada gambar 7 berikut ini:

Gambar 6. Mencatat/menghitung barang danhutang

Gambar 7. Memiliki dana tunai untukpengeluaran

Jawaban dari responden adalah hanya 48%yang punya dana tunai untuk pengeluaranyang mendadak, sisanya 52% tidak memilikiuang tunai yang disimpan karena semuadana tunai dipakai dan diperputarkan untukusahanya.

127Desiyanti, Literasi Dan Inklusi Keuangan Serta Indeks Utilitas UMKM Di Padang

Page 7: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

h.Menyisihkan uang setiap bulannyaKegiatan menyisihkan uang setiap bulannyadapat dilihat pada gambar 8 berikut:

Dari survey kepada 100 responden hanya41% yang menyisihkannya setiap bulan.Sisanya 59% tidak menyisihkan uang setiapbulannya. Ketika diwawancara jawabannyaadalah uang tersebut tidak ada disisihkan,semuanya digunakan untuk kebutuhan uangusaha dan juga untuk keperluan rumahtangga.

i. Bagaimana cara menyisihkan uang setiapbulannya

Gambar 8. Menyisihkan uang setiap bulannya

Gambar 9. Cara menyisihkan uang setiap bulan

Keterangan gambarA). Memasukkan uang kedalam amplopyang berbeda 20%; B). Menabung uang kedalam bank 48%; C).Cara Lain 32%Cara mereka menyisihkan dana adalah 20%dengan memasukan amplop yang berbeda,48% menabung di bank dan cara lain adalah32% antara lain dengan cara menabungdirumah dan mengikuti arisan.

j. Apakah memisahkan uang usaha denganuang keluargaSelanjutnya untuk mengetahui apakahUMKM memisahkan penggunaan uangusaha dengan uang keluarga dapat dilihatpada gambar 10 berikut ini:

Gambar 10. Memisahkan uang usaha denganuang keluarga

Pada gambar 10 ada 57% UMKM yangmemisahkan uang usaha dengan uangkeluarga, sisanya sebesar 43% menyatakantidak memisahkan antara uang usaha denganuang keluarganya. Ketika mereka tidakmemisahkan uang usaha dan uang keluargamaka UMKM akan kesulitan dalam menen-tukan penggunaan modal/dana bagi kegiatanusahanya.

2. UMKM dengan tujuan keuangana.Apakah tujuan uang saudara?

Pertanyaan untuk mengetahui tujuan penge-lolaan keuangan dari UMKM dapat dilihatpada gambar 11 berikut ini:

Gambar 11. Tujuan uang UMKM

128 BISMAN Jurnal Bisnis & Manajemen Volume 2 Nomor 2 Desember 2016

Page 8: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

Keterangan gambar:A). Pendidikan Anak 11%; B). M o d a lUsaha 11%; C).Ibadah 18%; D).MembayarHutang 14%; E). Hewan Ternak 8%; F).Sawah, Kebun 8%; G). Tempat Tinggal;10%; H). Kendaraan 15%; I).Lainnya 5%.Tujuan penggunaan UMKM merata untukseluruh tujuan, antara lain Pendidikan Anak11%, Modal Usaha 11%, Ibadah 18%,Membayar Hutang 14%, Hewan Ternak,8%, Sawah, Kebun 8%, Tempat Tinggal10%, Kendaraan 15%, Lainnya 5%. Peng-gunaan tujuan keuangan merata untuk selu-ruh kebutuhan dana.

b.Aktivitas apa yang dilakukan untukmencapai tujuan keuanganAktivitas yang dilakukan untuk mencapaitujuan keuangan dapat dilihat pada gambar12 sebagai berikut:

Keterangan gambar:A). Menyisihkan Uang Secara Rutin 47%;B). Meminjam uang 14%; C). M e n c a r iMata Pencaharian baru untuk menambahpemasukan 39%; D). Lainnya 0%Aktivitas mencapai tujuan keuangan adalahmenyisihkan uang secara rutin sebesar 47%,meminjam uang 14% dan mencari matapencarian baru untuk menambahpemasukan 39%. UMKM yang menyisihkanuangnya secara rutin menyadari bahwamereka suatu saat akan membutuhkan uangitu untuk kepentingan mereka sendiri.

3.Inklusi keuangana.Menggunakan produk dan jasa keuangan

untuk perencanaan keuanganUMKM yang menggunakan produk dan jasakeuangan dapat dilihat pada gambar 13berikut ini:

Gambar 12. Aktivitas mencapai tujuankeuangan

Kegiatan inklusi keuangan dan pembiayaanusaha hanya 53% UMKM yang mengguna-kan produk dan jasa keuangan, 47% tidakmenggunakan jasa keuangan. KendalaUMKM yang belum menggunakan produk& jasa keuangan. Bagi yang tidak menggu-nakan jasa keuangan karena UMKM tidakmemiliki jaminan, tidak menggunakan asu-ransi karena merasa belum butuh, Belumpernah mencoba jasa perbankan, Tidak bisa/mampu membuat proposal pemimjaman.Meghana et all (2005) menemukan beberapakendala dalam masalah pendanaankeuangan, bunga yang tinggi akanmenghambat pertumbuhan usaha.

b.Produk keuangan perbankan yangdigunakanProduk perbankan yang digunakan olehUMKM dapat dilihat pada gambar 14berikut:

129Desiyanti, Literasi Dan Inklusi Keuangan Serta Indeks Utilitas UMKM Di Padang

Gambar 13. UMKM yang menggunakanproduk dan jasa keuangan

Page 9: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

Keterangan gambarA). Tabungan 54%; B).Deposito 1%; C).Kredit 15%; D). Giro 0%; E). L a i n n y a4%; F). Tidak Menggunakan 26%;Produk perbankan yang digunakan olehUMKM adalah Tabungan 54%, Deposito1%, Kredit 15%, Giro 0%, Lainnya 4%,Tidak Menggunakan 26%. UMKM yangmenggunakan produk perbankan total 74%.Peranan perbankan nasional perlu ditingkat-kan sesuai fungsinya dalam menghimpundan menyalurkan dana masyarakat denganlebih memperhatikan pembiayaan kegiatansektor perekonomian nasional terutamapada pengusaha kecil dan menengah, sertaberbagai lapisan masyarakat. (Kasmir,2004). Selanjutnya Kerr dan Nanda (2009)mengatakan bahwa perbankan membawapertumbuhan yang luar biasa padapertumbuhan kewirausahaan dan bisnis.

c.Produk keuangan asuransi yangdigunakanProduk keuangan asuransi yang digunakanoleh UMKM dapat dilihat pada gambar 15berikut ini:

Gambar 14. Produk keuangan perbankan yangdigunakan A). Asuransi Kesehatan 24%; B). Asuransi

Jiwa 4%; C). Asuransi Kendaraan 2%; D).Asuransi Pendidikan 4%; E). A s u r a n s iKerugian 1%; F). Lainnya, Sebutkan 3%;G). Tidak menggunakan 62%;Sebanyak 62% UMKM tidak menggunakanproduk keuangan asuransi. Sisanya hanya38% yang menggunakan produk keuanganasuransi. Itupun menyebar dibeberapa jeniskegiatan asuransi. Sepatutnya UMKMmenyadari risiko yang bersifat tidak pastiterhadap masa depan usahanya. Perlu perlin-dungan untuk memproteksi usaha mereka,yaitu asuransi.

d.Produk keuangan pembiayaan yangdigunakanProduk keuangan pembiayaan yangdilakukan oleh UMKM dapat dilihat padagambar 16 berikut:

Gambar 15. Produk asuransi yang digunakan

Gambar 16. Produk keuangan pembiayaanyang digunakan

130 BISMAN Jurnal Bisnis & Manajemen Volume 2 Nomor 2 Desember 2016

Page 10: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

Keterangan gambarA). Kredit Usaha 42%; B). Kredit Kenda-raan 4%; C). Kredit Multiguna 0%;D). Lainnya, Sebutkan 0%; E).T i d a kmenggunakan 54%;Dari survey terlihat bahwa UMKM meng-gunakan produk keuangan pembiayaandengan data-data sebagai berikut: KreditUsaha 42%, Kredit Kendaraan 4%, KreditMultiguna 0%, Lainnya 0%, Tidak meng-gunakan 54%. Hampir lebih dari setengahUMKM tidak menggunakan produkkeuangan pembiayaan manapun. Keba-nyakan UMKM yang tidak menggunakankredit karena mereka takut berhutang. Selainitu mereka juga kuatir kalau mereka tidakmampu membayar bunga beserta pokokpinjaman.

e.Produk keuangan pegadaian yangdigunakanDalam penggunaan keuangan pegadaianUMKM, maka dapat dilihat pada gambar 17berikut:

Keterangan gambarA). Gadai 10%; B).Arisan Emas 2%;C). Tabungan Emas 1%; D). L a i n n y a ,sebutkan 4%; E). Tidak menggunakan83%;Untuk produk pegadaian UMKM meng-gunakannya dengan rincian sebagai berikutGadai 10%, Arisan Emas 2%, TabunganEmas 1%, Lainnya 4%, Tidak menggunakan83%. Banyak dari UMKM tidak

Gambar 17. Produk pegadaian yang digunakan

menggunakan produk pegadaian yaitusebanyak 83%. Sisanya hanya 17% sajaUMKM yang menggunakan produkkeuangan pegadaian.

f. Produk keuangan pasar modal yangdigunakanPertanyaan tentang produk keuangan pasarmodal yang digunakan oleh UMKM dapatdilihat pada gambar 18 berikut ini

Gambar 18. Produk keuangan pasar modaldigunakan

Keterangan gambar:A). Reksadana 0%; B). Obligasi 0%;C). ORI 0%; D). Saham 0%; E). Lainnya3%; F). Tidak Menggunakan 97%;Dari produk pasar modal yang digunakanoleh UMKM hanya 3% saja selain darireksadana, obligasi, ORI, dan saham.Sebanyak 97% UMKM tidak menggunakanproduk keuangan pasar modal. Produk pasarmodal masih awam bagi masyarakatUMKM. Diperlukan sosialisasi pasar modalbaik oleh akademisi maupun dari peme-rintah dan OJK untuk mensosialisasi pasarmodal tersebut.

g.Produk keuangan dana pensiun yangdigunakanPenggunaan produk keuangan danapensiunan dapat dilihat pada gambar 19berikut ini:

131Desiyanti, Literasi Dan Inklusi Keuangan Serta Indeks Utilitas UMKM Di Padang

Page 11: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

Keterangan gambarA). Dana Pensiun lembaga keuangan(DPLK) 3%; B). Dana Pensiun PemberiKerja (DPPK) 5%; C). Tidak Menggu-nakan 92%;Sebanyak 92% UMKM tidak menggunakandana pensiun untuk masa di hari tuanya.Hanya 3% memakai dana pensiun lembagakeuangan dan 5% menggunakan danapensiun pemberi kerja.

Indeks UtilitasDari gambar 14-19 bisa dibuat grafik indeksutilitas dari produk-produk keuangan sepertigrafik 1 dibawah ini:

Gambar 19. Dana Pensiun yang digunakan

Grafik 1. Indeks utilitas produk keuangan

Indeks utilitas keuangan merupakan para-meter atau indikator untuk mengukur sebe-

rapa banyak UMKM yang memanfaatkanproduk dan jasa keuangan. Dari grafik 1dapat dilihat bahwa pemanfaatan produkkeuangan perbankan (74%) lebih besardibandingkan produk keuangan lainnya.Sebaliknya indeks utilitas atau pemanfaatanproduk keuangan untuk pasar modal sedikitsekali, hanya 3% saja.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Dalam penelitian yang dilakukan terhadapUMKM maka hal yang dapat disimpulkanterkait dengan literasi dan inklusi keuangan diKota Padang adalah sebagai berikut:1. UMKM yang telah melakukan pencatatan

keuangan 70%.2. UMKM yang telah menyusun rencana

keuangan sesuai tujuan 64%.3. UMKM yang telah menyusun alokasi

anggaran secara ideal 29%.4. UMKM yang mempunyai uang masuk lebih

besar dari uang keluar 76%.5. UMKM yang mempunyai cicilan utang

lebih kecil dari pemasukan 78% .6. UMKM yang telah mencatat/menghitung

barang dan utang 56%.7. UMKM yang memiliki dana tunai untuk

pengeluaran mendadak 48%.8. UMKM yang menyisihkan uang setiap

bulannya 41%.9. UMKM Memisahkan uang usaha dengan

uang keluarga 57%.10. UMKM menggunakan produk dan jasa

keuangan 53%.11. Produk keuangan yang paling tinggi nilai

Indeks Utilitasnya adalah produk keuanganperbankan (dominan menabung), dan yangpaling rendah adalah produk keuangan pasarmodal.

12. Walaupun sudah dilakukan edukasi, perluupaya keras untuk melakukan edukasi lite-rasi dan inklusi keuangan yang berkesinam-bungan pada UMKM.

132 BISMAN Jurnal Bisnis & Manajemen Volume 2 Nomor 2 Desember 2016

Page 12: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

13. Diperlukan disiplin yang besar bagi UMKMdalam literasi dan inklusi keuangan, meng-ubah atau memperbaiki perilaku UMKMdalam pengelolaan keuangan sehinggamampu meningkatkan kesejahteraanmereka.

Sarana.Bagi penelitian yang akan datang

1.Untuk penelitian selanjutnya disarankanuntuk melakukan analisis secara kuantitatifdan menggunakan alat analisis statistik

2.Untuk penelitian selanjutnya agar menam-bah jumlah sampel yang lebih banyak lagiagar penelitian dapat mencapai hasil yanglebih akurat.

b.Bagi praktisi dan pelaku UMKM1.Perlunya memberi pelatihan, workshop,

keterampilan dan edukasi literasi dan Inklusikeuangan pada UMKM secara berkesinam-bungan.

2.Pemerintah mendukung peningkatan literasikeuangan dengan mengeluarkan sejumlahkebijakan-kebijakan di bidang keuangandan produk-produk keuangan

3.Bagi Otoritas jasa keuangan perlu lebihintensif lagi dalam mempropagandakan pro-gram literasi dan inklusi keuangan kepadamasyarakat umumnya, UMKM khususnya.

4.Pihak yang menjalankan produk-produkkeuangan (bank, asuransi, pegadaian, pem-biayaan, pasar modal dan dana pensiun)lebih mensosialisasikan peranan dan fungsimereka ditengah masyarakat dan UMKM.

5.Pihak akademisi membantu masyarakat danUMKM agar melek dan paham dengankeuangan beserta produk-produknya denganmelakukan pengajaran, penelitian danpengabdian yang terkait dengan bidangliterasi dan Inklusi Keuangan.

DAFTAR PUTAKA

Bank Indonesia, 2013, Statistik PerbankanIndonesia.

Beal, D. J., & Delpachitra, S. B. (2003).Financialliteracy among Australian universitystudents. Economic Papers: A journal ofappliedeconomics and policy, 22 (1), 65-78.

Beck, T. Demirguc-Kunt A, Levine R.(2007).Finance, inequality and the poor.Journal of Economic Growth.12:27-49.

Huston, S.J. 2010. Measuring financial literacy.Journal of Consumer Affairs 44 (2).

Kasmir. (2004). Dasar-dasar perbankan, EdisiPertama, Cetakan Kedua, Jakarta: PenerbitPT.Raja Grafindo Persada.

Kerr, William, and Ramana Nanda (2009)Democratizing Entry: Banking Dere-gulations, Financing Constraints, and Entre-preneurship, Journal of Financial Econo-mics 94 , 124–149.

Lestari, Sri., 2015, Literasi Keuangan SertaPenggunaan Produk Dan Jasa LembagaKeuangan, Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14,No 02, bulan Desember.

Lusardi, Annamaria, and Olivia S. Mitchell2008. Planning and Financial Literacy: HowDo Women Fare? American EconomicReview, 98 (2): 413–417.

Marcolin, S., & Abraham, A. (2006).Financialliteracy research: Current literature andfuture opportunities. Paper presented at the3rdInternational Conference on Contem-porary Business, Leura NSW.

Meghana, Ayyagari, Asli Demirgüç-Kuntand-Vojislav Maksimovic (2005) How ImportantAre Financing Constraints? The Role ofFinance in the Business Environment,seminar participants at GeorgeWashingtonUniversity.

133Desiyanti, Literasi Dan Inklusi Keuangan Serta Indeks Utilitas UMKM Di Padang

Page 13: LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SERTA INDEKS …

Rapih, R, 2016, Pendidikan Literasi KeuanganPada Anak: Mengapa Dan Bagaimana?,Scholaria, Vol. 6 No. 2, Mei 2016: 14 - 28.

Vitt, L. A., Anderson, C., Kent, J., Lyter, D. M.,Siegenthaler, J. K., & Ward, J. 2000.Personal Finance And The Rush To Compe-tence: Financial Literacy Education In TheU.S . Middleburg, VA: Fannie MaeFoundation.

Wilson, S. D. 2003. Factors influencing levelsof credit-card debt in college students.Journal of Applied Social Psychology, 33:935 – 947.

w w w. o j k . go . i d / id /ka n a l / e d u ka s i -d a n -perlindungan-konsumen/Pages/Literasi-Keuangan.aspx, upload 30 september 2016.

Sarma Mandira, Jesim Pais. (2011). Financialinclusion and development.Journal ofInternational Development. 23:613-628.

Shafi, Mohammad.,& Ali Hawi Medabesh,2012, Financial Inclusion in DevelopingCountries: Evidences from an Indian State.Canadian Center of Science and Education.

Xu, Lisa., dan Bilal Zia. (2012). FinancialLiteracy around the World – An Overviewof the Evidence with Practical Suggestionsfor the Way Forward. The World Bank:Finance and Private Sector Development.

134 BISMAN Jurnal Bisnis & Manajemen Volume 2 Nomor 2 Desember 2016