202
MODUL AJAR Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasis ETNOSAINS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Dr. Hj. Atiek Winarti, M.Pd., M.Sc. Almubarak, M.Pd. Khairiatul Muna, M.Pd.

Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

MODUL AJAR

Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasis

ETNOSAINS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Dr. Hj. Atiek Winarti, M.Pd., M.Sc.

Almubarak, M.Pd.

Khairiatul Muna, M.Pd.

Page 2: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

i

MODUL AJAR

INOVASI PEMBELAJARAN

KIMIA BERBASIS

ETNOSAINS

Dr. Hj. Atiek Winarti, M.Pd., M.Sc.

Almubarak, M.Pd.

Khairiatul Muna, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Page 3: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

ii

Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasis ETNOSAINS.

Penyunting : Dr. Hj. Atiek Winarti, M.Pd., M.Sc.

Penata Letak : Almubarak, M.Pd. & Khairiatul Muna, M.Pd.

Perancang Kover : Almubarak, M.Pd.

Cetakan I, Maret 2018

Penerbit:

Program Studi Pendidikan Kimia FKIP ULM

Jl. Brigjen H. Hasan Basri No.3, RW.02, Pangeran, Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin,

Kalimantan Selatan 70124.

[email protected]

Page 4: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas selesainya Modul Inovasi

Pembelajaran Berbasis ETNOSAINS untuk mahasiswa Program

Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Modul ini merupakan salah satu sumber referensi dan

membawa manfaat dalam implementasinya di kelas. Selain buku

rujukan, modul ini merupakan bahan kajian yang tidak hanya

sekedar mempelajari bagaimana suatu inovasi secara konten, tetapi

bagaimana inovasi-inovasi dibuat dengan tidak meninggalkan

budaya atau nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Inovasi

pendidikan yang tercipta melalui modul ini, diharapkan mampu

memperbaiki kualitas pembelajaran sehingga menghasilkan

lulusan yang unggul dan berkarakter.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah banyak membantu dan memberikan masukan, serta

arahan dalam penyusunan bahan ajar (modul) ini.

Semoga segala hal yang tertuang dalam modul ini dapat

membawa kebermanfaatan. Amin.

Banjarmasin, Februari 2018

Penulis

Page 5: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................... i

Balik Halaman Judul ........................................................... ii

Kata Pengantar ................................................................... iii

Daftar Isi ............................................................................. iv

Tinjauan Inovasi Pembelajaran Kimia ................................. v

A. Deskripsi Mata Kuliah ................................................ v

B. Manfaat Mata Kuliah .................................................. vi

C. Luaran Mata Kuliah ................................................... vii

D. Susunan Modul Ajar ................................................... vii

E. Petunjuk Penggunaan Modul ...................................... viii

BAB I KONSEP DASAR INOVASI ......................................... 1

BAB II ADOPSI INOVASI ...................................................... 22

BAB III KEPUTUSAN INOVASI ............................................. 54

BAB IV INOVASI KURIKULUM ............................................. 80

BAB V INOVASI PEMBELAJARAN ........................................ 182

BAB VI ETNOSAINS ............................................................. 223

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 245

Page 6: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

v

A. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA merupakan matakuliah landasan keahlian wajib bagi seluruh mahasiswa

program studi pendidikan kimia. Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memperoleh pemahaman dalam

menganalisis permasalahan dalam pembelajaran kimia, menemukan atau mengadopsi objek (ide/gagasan/media/dll), merancang difusi atau adopsi suatu pembaharuan (inovasi) serta

menganalisis dampak inovasi yang diadopsi.

Materi perkuliahan yang disajikan meliputi pentingnya

pengertian inovasi, pentingnya inovasi dalam bidang pendidikan (khusunya pendidikan kimia), mengkaji permasalahan-

permasalahan dalam bidang pendidikan, upaya atau inovasi yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah serta pengembangan inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains

(kimia) melalui pembaharuan (inovasi) yang dikembangkan sebagai wujud habituasi nilai-nilai budaya untuk mengahsilkan sumber

daya manusia yang unggul, kreatif, inovatif, profesional, dan berkarakter di lahan basah.

Pada perkulihaan ini secara umum dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama, mahasiswa mengkaji secara teoritis tentang inovasi, difusi inovasi, dan diseminasi. Kemudian tahap kedua,

mahasiswa menganalisis berbagai kajian inovasi dalam dunia pendidikan (system pendidikan, kurikulum, model dan stretgi

pembelajaran, evaluasi, serta lainnya), serta diharapkan mampu menyusun/memodifikasi ide untuk menyelesaikan salah satu

masalah pembelajaran kimia. Analisis yang dilakukan tidak hanya seputar dunia pendidikan, namun kajian inovasi yang berhubungan dengan nilai-nilai kearifan lokal sehingga eksplorasi ilmu

pengetahuan tidak hanya terbatas pada pendidikan tetapi bagaimana mengangkat budaya lokal sebagai literasi sains agar

penyelesaian masalah tidak hanya datang dari satu perspektif keilmuan. Dan, tahap tiga, mahasiswa memiliki kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk bisa menghasilkan suatu ide/gagasan (inovasi) yang bisa digunakan dalam belajar sains (kimia) seperti mengembangkan modul/bahan ajar, media

pembelajaran, mendesain suatu model pembelajaran berbasis

TINJAUAN INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA

Page 7: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

vi

ETNOSAINS yang mengangkat tentang kedaerahan, dan penelitian sebagai media penyebarluasan ilmu pengetahuan terhadap generasi

berikutnya serta wujud keberlanjutan inovasi yang telah dibuat.

Pendekatan pembelajaran pada mata kuliah ini

menggunakan pendekatan konstruksivisme yang bertujuan supaya mahasiswa memiliki kesempatan untuk menggali pengetahuan

secara mandiri berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya, sehingga mampu menyusun mengembangkan ide-ide baru dan mampu merancang difusinya. Adapun metode

pembelajarannya adalah pemecahan masalah, ekspositori, inkuiri, penugasan, diskusi. Media pembelajaran yang digunakan pada

mata kuliah ini adalah disuksi online melalui Padlet App, Pembelajarn melalui e-learning Schoology, mendesain Platrform

berbasis awan, pemanfaatan berbagai aplikasi sebagai bahan refleksi dan evaluasi pembelajaran, Pembuatan bahan ajar berbasis

Flipbook, Pengoptimalan bahan presentasi melalui Prezi App, dan media lainnya yang berhubungan dengan pengembangan dan peningkatan kompetensi lulusan yang inovatif.

B. MANFAAT MATA KULIAH

Adapun manfaat mata kuliah INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA,

yaitu mahasiswa:

Memperoleh pemahaman bagaimana teori dan implikasi

mengenai inovasi pembelajaran secara benar sesuai pedoman dan sumber belajar yang tepat.

Memperoleh pengetahuan mengenai inovasi dari berbagai

rujukan dan sumber belajar sebagai foundation of knowledge dalam membentuk pola pikir yang benar dalam menganalisis

permasalahan yang terjadi saat ini.

Mengenali nilai-nilai kearifan lokal yang berada di sekitar

mereka yang mengantar mereka bukan hanya pemahaman bagaimana belajar kimia, namun mengaitkannya dengan

kultur yang berlaku di masyarakat seperti pembelajaran berbasis ETNOSAINS, implementasi Scientific Approach dalam belajar kimia, dan pemanfaatan lahan basah dalam

melakukan riset dan pengabdian masyarakat.

Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam

mengembangkan dan mencipta suatu karya kreatif dan inovatif yang bermuara pada penyelesaian masalah-masalah

yang dialami dalam dunia pendidikan (pembelajaran kimia).

Page 8: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

vii

Memiliki potensi dalam mengeksplorasi kemampuan mereka secara bebas, tetapi tidak meninggalkan nilai-nilai dan norma

yang berlaku di masyarakat sebagai wujud kepedulian sebagai manusia terhadap alam dan manusia itu sendiri.

Memperbaiki pola pikir dan mental lulusan sebagai generasi masa depan dalam menghadapi berbagai tantangan teknologi

yang bersifat dinamis dan tanpa batas.

C. LUARAN MATA KULIAH (Learning Outcomes)

Melalui mata kuliah INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA ini

mahasiswa diharapkan mampu:

Memahami teori dan implikasi Inovasi, Difusi Inovasi, dan

Diseminasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam belajar kimia.

Menganalisis berbagai macam kajian inovasi pendidikan dari berbagai sumber seperti jurnal nasional dan internasional, modul, hasil penelitian, dan kajian budaya lokal seperti untuk

mengangkat nilai-nilai kearifan lokal sebagai bentuk kepedulian terhadap alam dan masyarakat.

Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan nilai-nilai budaya Kalimantan Selatan yang berdampak pada pola pikir

dalam belajar.

Mencipta atau menghasilkan suatu ide/gagasan yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran kimia yang bertujuan tidak

hanya untuk menyelesaikan masalah pembelajaran kimia, namun juga mengaitkannya dengan nilai-nilai kearifan lokal.

Menunjukkan dan mendemonstrasikan hasil karya kreatif dan inovatif dalam forum atau diskusi terbatas sebagai proses

difusi inovasi dan proses keberlanjutan inovasi melalui proses diseminasi yang dibuat.

Mengevaluasi inovasi sebagai bentuk penilaian terhadap

kebermanfaatan inovasi tanpa meninggalkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Menunjukkan sikap dan perilaku sopan, bertanggung jawab, religius, disiplin, kerja sama, nasionalisme, dan anti korupsi

selama proses kreasi inovasi.

D. SUSUNAN BAHAN AJAR

Modul Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasis ETNOSAINS

terdiri dari 6 Bab dinataranya:

Page 9: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

viii

Gambar 1. Susunan Bahan Ajar (Modul Inovasi

Pembelajaran Kimia).

E. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul Inovasi Pembelajaran Kimia ini memiliki petunjuk penggunaan agar memudahkan pembaca memahami konten

dan bentuk evaluasi yang terdapat dalam modul yakni:

1 - Modul ini berisi 6 Bab yang didalamnya berhubungan

dengan kajian-kajian mengenai teori inovasi dan kaitannya dengan dunia pendidikan.

2 - Setiap Bab dalam modul ini memuat pengetahuan yang

berhubungan dengan inovasi dan implikasinya pada dunia pendidikan, dimana setiap babnya telah dibagi

menjadi beberapa bagian sehingga pembaca menjadi mudah mengikuti alur konten modul yang disajikan.

3 – Di akhir bacaan setiap bab, terdapat penugasan yaitu membuat resume terhadap setiap materi yang telah dipelajari. Resume ini bertujuan untuk melatih retension

(daya ingat) pembaca sehingga mendukung penguatan konten materi dan memudahkan proses konstruksi

pengetahuan terkait proses pengembangan karya kreatif dan inovatif pembaca.

4 - Kemudian, setelah proses resume terdapat tes formatif disetiap bab yang berisi sebanyak delapan nomor beserta

kunci jawabannya. Tujuannya, untuk menilai sejauh

Susu

nan

Bah

an A

jar

BAB I - Konsep Dasar Inovasi

BAB II - Adopsi Inovasi

BAB III - Keputusan Inovasi

BAB IV - Inovasi Kurikulum

BAB V - Inovasi Pembelajaran

BAB VI - Etnosains

Page 10: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

ix

mana kontribusi modul dalam membentuk pemahaman pembaca mengenai pentingnya suatu inovasi.

5 – Di akhir bab, terdapat penugasan (tindak lanjut) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada

pembaca mengeksplorasi pemahaman mereka dalam mengembangkan ide/gagasan kreatif dan sebagai bentuk

evaluasi terhadap modul yang dikembangkan.

6 – Di akhir bab, juga terdapat upman balik yang bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan

terhadap materi yang disajikan.

7 - Daftar Pustaka terdapat disetiap akhir bab dalam

modul ini untuk memudahkan pembaca dalam mendeteksi sumber referensi dan sebagai rujukan dalam

mengembangkan karya kreatif dan inovatif.

Page 11: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 1

BAB I

KONSEP DASAR INOVASI

PENDAHULUAN

Bab ini berisi pembahasan tentang pengertian inovasi,

karakteristik inovasi, pentingnya inovasi serta difusi dan diseminasi

inovasi

Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa

diharapkan dapat:

1. menjelaskan pengertian inovasi;

2. menyebutkan karakteristik inovasi;

3. menjelaskan pentingnya suatu inovasi, serta dapat

menunjukkan bukti pentingnya suatu inovasi melalui telusur

berita baik di majalah ataupun koran (fisik ataupun elektronik);

dan

4. menjelaskan difusi dan diseminasi inovasi

1.1 Pengertian Inovasi

Inovasi dan praktik inovasi menjadi hal yang lebih penting

dalam masyarakat modern (Mota, 2009, 2011). Konsep dan praktik

telah berubah seiring berjalannya waktu. Pada pertengahan abad,

istilah inovasi lebih sering dikaitkan dengan kebaruan yang timbul

dari kreativitas manusia. Seperti konsep yang sekarang dipahami,

inovasi ternyata jauh lebih luas daripada sekedar inovasi teknologi,

walaupun teknologi terus menjadi pendorong perubahan yang

signifikan, terutama dalam dua abad terakhir.

Godin (2008) memahami inovasi secara dialektik, sehingga

peristiwa dan kejadian-kejadian di dunia memunculkan kategori

baru. Hal tersebut pada gilirannya berkontribusi, dan

memungkinkan perubahan material dan sosial di dunia, yang dapat

menghasilkan makna baru yang diberikan pada konsep seperti

Page 12: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 2

inovasi. Selama Renaisans, pengrajin menyetujui bahwa imitasi

(peniruan) adalah praktik yang menguntungkan, terkait erat

dengan gagasan inovasi baru, dan sangat penting bagi gagasan

penemuan itu sendiri. Bagi Newman (2011), inovasi adalah seni

meniru alam, seperti yang dinyatakan para ahli kimia. Imitasi

(peniruan) dianggap membutuhkan suatu kerja, eksperimen,

penilaian dan juga imajinasi. Pada awal revolusi industri di Inggris,

imitasi (peniruan) dikaitkan dengan penemuan karena

menghasilkan produksi komoditas baru, memperkenalkan tidak

hanya kemungkinan nyata untuk memenuhi permintaan melalui

difusi, namun juga meningkatkan kualitas dan desain. Akibatnya,

inovasi dengan meniru, meski tidak utama, menjadi terkait dengan

inovasi turunan dan inovasi tambahan. Konsep dan praktik inovasi

selanjutnya berkembang dari sekadar penyalinan.

Perbedaan antara diskoveri (discovery) dan invensi (invention)

selalu menjadi inti gagasan yang berarti bahwa masyarakat yang

memberikan ide inovasi. Diskoveri biasanya mengarah pada proses

menemukan sesuatu, sementara invensi lebih sering dikaitkan

dengan sintesis, penggabungan atau membuat sesuatu yang baru,

seperti benda, proses atau teori baru. Selama abad ke 18 dan 19,

invensi awalnya terkait dengan ilmu pengetahuan, tapi juga terkait

dengan imajinasi dalam sastra dan seni visual, dan kemudian

menjadi semakin teridentifikasi dengan penemuan mekanis atau

teknologi (Engell, 1981). Namun, selama abad ke-20, terdapat

penekanan pada komodifikasi, kepemilikan dan penilaian

utilitarian, sehingga inovasi teknologi telah menjadi sinonim dari

invensi, yang selanjutnya sering disebut sebagai inovasi

(innovation).

Guna memahami lebih lanjut mengenai definisi inovasi,

berikut disajikan definisi inovasi dari beberapa ahli, diantaranya:

Page 13: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 3

1. An innovation is an idea for accomplishing some recognition social

and in a new way or for a means of accomplishing some social

(Donald, 1982).

2. An innovation is any idea, practice or mate artifac perceived to be

new by the relevant unit of adopt (Zaltman, 1977).

3. Innovation is....the creative selection, organization and unilization

of human and material resources in new and unique ways which

will result in the attainment of a higher level of achievement for

the defined goals and objectives (Huberman, 1973).

4. An innovation is an idea, practice, or object that is perceived as

new by an individual or other unit of adoption. The perceived

newness of the idea for the individual determines his or ger

reaction to it. If the idea seems new to the individual, it is an

innovation (M. Rogers, 1983).

Gambar 1.1 Definisi inovasi

Berdasarkan beberapa definisi inovasi yang dikemukakan oleh

para ahli tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan

mendasar tentang pengertian inovasi antara satu dengan lain.

Perbedaan mendasar tersebut terlihat dari susunan kalimat atau

penekanan maksud, tetapi pada dasarnya pengertiannya sama.

Semua definisi yang ada tersebut menyatakan bahwa inovasi

Page 14: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 4

merupakan sesuatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang

(masyarakat). Hal baru tersebut dapat berupa hasil invensi atau

diskoveri yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau

untuk memecahkan masalah.

Inovasi memiliki beberapa fitur sebagai berikut (Mota & Scott,

2014):

1. merupakan sesuatu yang disengaja, pengenduran sementara

dari suatu aturan, norma dan pengaturan sumber daya yang

disengaja untuk mengeksplorasi kemungkinan alternatif;

2. merupakan suatu eksperimen dan oleh karena itu

memungkinkan adanya kegagalan dalam eksperimen tersebut;

3. terdiri dari visualisasi ulang, pemodelan ulang, representasi

ulang dan pembentukan kembali objek dan praktik sehari-hari;

4. mendorong dan melegitimasi eksplorasi melintasi batas-batas

epistemis, etis, disiplin dan praktek;

5. memiliki potensi untuk memperluas pemahaman tentang diri

sendiri dan orang lain, dan membiarkan representasi diri

terhadap kemungkinan masa lalu, masa depan dan kontra-

taktis;

6. memungkinkan pengembangan dunia fiktif dan pemahaman

tentang bagaimana hal tersebut dapat berdampak pada dunia

dan jalur kehidupan;

7. merupakan produksi kegiatan pengetahuan trans-disiplin,

pemecahan masalah, heterarkis;

8. memiliki potensi untuk memperluas pemahaman tentang

kemungkinan fungsi dan penggunaan suatu objek; serta

9. suatu bentuk keberhasilan dalam penerapan gagasan.

Saat kita membayangkan sesuatu, kita pertama-tama

membentuk citra atau representasi mental dari apa yang kita

Page 15: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 5

bayangkan. Kreativitas atau inovasi kemudian merupakan tindakan

imajinatif, yang melibatkan generasi produk baru atau ide serta

transformasi dari yang sudah ada. Chavez (2004) dalam kaitannya

dengan inovasi, telah mengembangkan sebuah asosiasi-elaborasi-

komunikasi yang merupakan model kreativitas fenomologis. Tahap

pertama dari proses ini adalah asosiasi dimana pengalaman batin

dan luar yang sebelumnya tidak terkait secara sadar digabungkan

membentuk asosiasi baru di antara sensasi, pemikiran, ingatan,

gagasan dan emosi. Langkah-langkah tersebut adalah tahap

integrasi asosiasi, yang kemudian digambarkan sebagai proses

inkubasi, melibatkan kombinasi elemen yang sadar dan

menyenangkan (Torrance dan Safter, 1999).

Tahap kedua adalah tahap penjabaran, dan disinilah

penggabungan elemen imajinatif kemudian berubah menjadi karya

nyata dan produk nyata. Dengan kata lain, asosiasi dibuat nyata

pada tahap penjabaran (elaborasi). Tahap terakhir adalah tahap

diseminasi dimana pekerjaan atau produk dibagi, dan selama

proses ini, disesuaikan, diubah dan dijabarkan agar sesuai dengan

kondisi aktual dunia. Gaya berpikir divergen dibutuhkan dalam

ketiga tahapan tersebut. Meskipun sifat pedagogis atau elemen

pembelajaran tersirat dalam tahapan-tahapan yang dilaksanakan,

tetapi tetap dibutuhkan suatu cara bagaimana mengoperasikan

asosiasi-elaborasi-komunikasi dari model kreativitas

fenomenologis. Kebutuhan-kebutuhan ini selanjutnya ditambah

dengan meluasnya penggunaan teknologi digital termasuk di

lingkungan belajar, proses rekonstruksi imajinatif, pemecahan

masalah masa depan, bermain peran kreatif dan elaborasi dari

hubungan antara ide-ide dimediasi melalui sistem yang

memungkinkan portabilitas, fleksibilitas, kemampuan transfer,

inter-changeability, peningkatan kemampuan otonomi siswa,

Page 16: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 6

hiperteksualitas, kesadaran metakognitif, dan informasi

penyimpanan dan pengambilan keputusan.

1.2 Karakteristik Inovasi

Inovasi sebagai suatu keterbaruan memiliki karakteristik yang

dapat mempengaruhi tingkat adopsi seseorang terhadap inovasi.

Rogers (1971) menyatakan terdapat lima karakteristik dari inovasi,

yaitu:

1. Keunggulan relatif (relative advantage)

2. Kompatibilitas (compatibilty: keterhubungan Inovasi dengan

Situasi Klien)

3. Kerumitan (complexity)

4. Kemampuan diuji cobakan (trialability)

5. Kemampuan diamati (observability)

Pembahasan lebih lanjut terkait karakteristik inovasi dapat dibaca

dan dipelajari pada Bab II Adopsi Inovasi.

1.3 Pentingnya Inovasi

Selama dekade 1980-an, terjadi luapan laporan tentang

pendidikan yang mengungkapkan kekecewaan besar atas janji yang

tak terpenuhi dan meminta perubahan yang serius dalam

pendidikan . Luapan laporan ini terlihat jelas tidak hanya di negara-

negara industri tetapi juga di seluruh dunia. Laporan ini tidak

hanya mengungkapkan kekecewaan pada hasil pendidikan, namun

juga menimbulkan momok kemungkinan kegagalan dalam

pendidikan. "A Nation at Risk" dalam laporannya memperingatkan

bahwa terus menurunnya kualitas pendidikan akan menyebabkan

stagnasi ekonomi dan angkatan kerja yang tidak memiliki

keterampilan yang diperlukan untuk bersaing dalam ekonomi

global (National Commission on Excellence in Education, 1983).

Page 17: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 7

Keyakinan bahwa pendidikan bisa menjadi wahana perubahan

sosial telah terkikis, dan euforia tahun 1960an telah lenyap (Husen,

1980). Hal terpenting dari beberapa laporan ini menunjukkan

adanya kekhawatiran tentang terbatasnya kemampuan untuk

perubahan nyata dalam pendidikan. Seseorang menggunakan

metafor dari sebuah kapal tanker besar yang sedang menyusuri

tengah kanal "rocking a bit side to side as it attends to one slight

current and then to the other" (Kaestle, 1985), yang menyiratkan

bahwa reformasi pendidikan seperti arus, memindahkan sistem dari

satu sisi ke sisi yang lain sampai benar-benar bergerak maju.

Pengembangan sistem pendidikan sering dilakukan dalam

berbagai tahap pembentukan dan memungkinkan terlibat dalam

situasi yang berbeda sama sekali dengan apa yang dikembangkan,

mengatasi berbagai masalah dan tantangan yang berbeda.

Pertanyaan yang muncul sebagai bagian dalam pengembangan

sistem pendidikan adalah “bagaimana mengembangkan

pendekatan yang unik, menggunakan gagasan kreatif dan inovatif

untuk meningkatkan laju pengembangan, dan secara inovatif

menerjemahkan pengalaman orang lain untuk menanggapi

keadaan lokal dan budaya yang unik. Terakhir, bagaimana rencana-

rencana semacam itu bisa terhindar dan tidak mengimpor masalah

ke dalam sistem “pengembangan”?

Pendidikan terjebak dalam paradok konstan: guru, kurikulum

dan muatan materi, dipersiapkan dan dirumuskan di masa lalu,

terlibat dan bekerja pada saat ini dalam mengajar dan mendidik

siswa yang akan menjalani kehidupan mereka di masa depan

(Inbar, 1996). Pendidikan terlibat dalam upaya tanpa henti untuk

menjembatani kesenjangan antara masa sekarang dan masa depan.

Untuk mencapai hal tersebut pendidikan harus beradaptasi dengan

Page 18: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 8

perubahan situasi, kebutuhan baru, harapan yang muncul, dan

mempersiapkan lulusan yang bisa melakukan hal yang sama.

Perubahan dalam pendidikan dapat ditemukan pada struktur

populasi sekolah, tujuan, organisasi, kurikulum yang disusun, cara

pengajaran yang dilakukan, dan penyelesaian cara belajar.

Perubahan ini tidak akan cukup untuk mendorong sistem

pendidikan ke arah yang cukup baru untuk memenuhi persyaratan

abad kedua puluh satu. Perubahan mendasar memerlukan

penekanan lebih pada jalur inovatif, dimana kreativitas dan

spontanitas terjadi (Lewin; Stuart, 1991). Inovasi harus dianggap

sebagai proses penting dalam pendidikan yang tidak bisa dibiarkan

"terjadi" begitu saja. Hal ini memerlukan pendekatan sistematis,

upaya perencanaan terus menerus untuk menghadapi perubahan,

promosi inovasi, pengembangan gagasan, metode, struktur, proses,

dan memastikan penerapannya (Inbar, 1996).

1.4 Difusi dan Diseminasi Inovasi

1.4.1 Pengertian Difusi dan Diseminasi Inovasi

Difusi (diffusion) adalah proses dimana sebuah inovasi

dikomunikasikan melalui saluran tertentu dari waktu ke waktu di

antara anggota sistem sosial (Rogers, 1971). Hal tersebut

merupakan jenis komunikasi khusus, karena pesan-pesan dalam

komunikasi tersebut berkaitan dengan gagasan baru.

Komunikasi adalah proses dimana peserta menciptakan

berbagi informasi satu sama lain untuk tercapainya suatu

pengertian. Definisi ini menyiratkan bahwa komunikasi adalah

proses konvergensi (atau divergensi) karena dua atau lebih individu

saling bertukar informasi untuk bergerak ke arah satu sama lain

(atau terpisah) dalam suatu kejadian tertentu. Komunikasi sebagai

proses dua arah dari konvergensi, dan bukan sebagai tindakan

Page 19: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 9

linier satu arah, di mana satu individu berusaha untuk mentransfer

pesan ke pesan yang lain (Rogers dan Kincaid, 1981). Konsepsi

sederhana komunikasi manusia yang secara akurat

menggambarkan tindakan atau kejadian komunikasi tertentu yang

terlibat dalam difusi, seperti ketika agen perubahan berusaha

meyakinkan klien untuk mengadopsi sebuah inovasi. Jadi, difusi

adalah jenis komunikasi khusus, di mana pesan yang

dikomunikasikan berkaitan dengan ide baru. Hal tersebutlah yang

menjadi karakter dari difusi.

Proses difusi inovasi terdiri atas lima tahap menurut Everett M.

Rogers, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Bagan Model Proses Difusi Inovasi Menurut Everett M. Rogers

1. Tahap pengetahuan (knowledge)

Tahap pengetahuan merupakan tahap penyebaran informasi

tentang inovasi baru, dengan saluran komunikasi yang

digunakan berupa media massa sebagai saluran yang paling

Page 20: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 10

efektif. Terdapat tiga macam pengetahuan yang dicari

masyarakat dalam tahap ini, yaitu:

a. kesadaran bahwa inovasi itu ada;

b. pengetahuan akan penggunaan inovasi tersebut; dan

c. pengetahuan yang mendasari bagaimana fungsi inovasi

tersebut bekerja.

2. Tahap persuasi (persuasion)

Tahap persuasi ini menuntut individu dalam hal ini adalah

masyarakat untuk membentuk sikap atau memiliki sifat yang

menyetujui atau tidak menyetujui inovasi tersebut. Perbedaan

dengan tahap pengetahuan adalah pada tahap persuasi ini

aktifitas mental mempengaruhi afektif individu.

3. Tahap pengambilan keputusan (decision)

Tahap ini melibatkan individu dalam aktifitas yang membawa

pada suatu pilihan untuk mengadopsi suatu inovasi atau tidak

sama sekali. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses

keputusan inovasi, yaitu praktik sebelumnya, perasaan akan

kebutuhan, keinovatifan, norma dalam sistem sosial.

Pembahasan lebih lanjut terkait keputusan inovasi dapat dilihat

dan dibaca pada Bab III Keputusan Inovasi.

4. Tahap pelaksanaan (implementation)

Tahap pelaksanaan ini akan ada jika individu atau masyarakat

pada tahap sebelumnya memilih untuk mengadopsi suatu

inovasi baru. Pada tahap ini proses yang terjadi adalah ke arah

perubahan tingkah laku sebagai bentuk dari penggunaan ide

baru tersebut.

Page 21: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 11

5. Tahap konfirmasi (confirmation)

Tahap konfirmasi merupakan tahap terakhir, dimana individu

atau masyarakat akan melakukan evaluasi dan memutuskan

untuk terus menggunakan inovasi baru tersebut atau

menyudahinya. Apabila individu tersebut menghentikan

penggunaan inovasi, hal itu dikarenakan oleh hal yang disebut

disenchantment discontinuance dan atau replacement

discontinuance. Disenchantment discontinuance disebabkan oleh

ketidakpuasan pengguna inovasi, sedangkan replacement

discontinuance disebabkan oleh adanya inovasi lain yang lebih

baik.

Terkait dengan sistem difusi, Rogers (1971) membedakan

sistem difusi menjadi sistem difusi sentralisasi dan sistem difusi

desentralisasi. Pada sistem difusi sentralisasi, penentuan tentang

berbagai hal seperti: kapan dimulainya difusi inovasi, dengan

saluran apa, siapa yang akan menilai hasilnya, dan sebagainya,

dilakukan oleh sekelompok kecil orang tertentu atau pimpinan agen

pembaharu. Sedangkan dalam sistem difusi desentralisasi,

penentuan itu dilakukan oleh klien (warga masyarakat) bekerja

sama dengan beberapa orang yang telah menerima inovasi. Dalam

pelaksanaan sistem difusi desentralisasi yang secara ekstrim tidak

perlu ada agen pembaharu. Warga masyarakat itu sendiri yang

bertanggungjawab terhadap terjadinya difusi inovasi.

Beragam difusi inovasi telah terjadi di masyarakat, seperti yang

dituliskan pada www. kompasiana.com tertanggal 5 Desember

2009, yaitu keberhasilan Pemerintah Orde Baru dalam

melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Dalam program

tersebut, suatu inovasi yang bernama Keluarga Berencana,

dikomunikasikan melalui berbagai saluran komunikasi baik

Page 22: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 12

saluran interpersonal maupun saluran komunikasi yang berupa

media massa kepada suatu sistem sosial yaitu seluruh masyarakat

Indonesia. Komunikasi tersebut terjadi dalam kurun waktu tertentu

agar inovasi yang bernama Keluarga Berencana dapat dimengerti,

dipahami, diterima, dan diimplementasikan (diadopsi) oleh

masyarakat Indonesia.

Program Keluarga Berencana di Indonesia dilaksanakan

dengan menerapkan prinsip difusi inovasi. Ini adalah contoh difusi

inovasi, dimana inovasinya adalah suatu ide atau program kegiatan,

bukan produk. Hampir semua inovasi, apakah berupa ide atau

produk, memerlukan proses difusi agar bisa diadopsi. Contoh lain

seperti, pembuatan traktor agar petani bisa berpindah dari pola

tradisional ke pola pertanian modern; metode pembelajaran aktif

agar guru berpindah dari metode pembelajaran tradisional ke

metode pembelajaran modern; dibuatnya kompor gas agar para ibu

rumah tangga, bahkan di pedesaan dapat berpindah dari pola

kompor minyak atau kayu ke kompor gas.

Semua contoh difusi inovasi yang telah disebutkan di atas

melibatkan teknik komunikasi tertentu agar dapat diterima oleh

suatu sistem sosial tertentu. Semua inovasi, memiliki karakteristik

yang berbeda baik dari sisi inovasi itu sendiri maupun sistem sosial

dimana inovasi tersebut akan diberlakukan. Sehingga, pendekatan

komunikasi yang harus digunakan juga akan berbeda satu sama

lain.

Pembahasan selanjutnya dalam konsep dasar inovasi adalah

diseminasi. Diseminasi merupakan proses penyebaran inovasi yang

direncanakan, diarahkan, dan dikelola. Jadi, kalau difusi terjadi

secara spontan, maka diseminasi dengan perencanaan. Dalam

perencanaan ini dapat juga terjadinya difusi. Misalnya dalam

penyebaran inovasi penggunaan pendekatan keterampilan proses

Page 23: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 13

dalam belajar mengajar. Setelah diadakan percobaan, ternyata

dengan pendekatan keterampilan proses, belajar mengajar dapat

berlangsung secara efektif dan siswa aktif belajar. Sehingga hasil

percobaan itu perlu didesiminasikan. Penyebarluasan dapat

dilakukan dengan cara menatar beberapa guru dengan harapan

akan terjadi juga difusi inovasi antar guru di sekolah masing-

masing. Terjadi saling tukar informasi dan akhirnya terjadi

kesaman pendapat antara guru tentang inovasi tersebut.

1.4.2 Elemen Difusi Inovasi

Rogers (1971) menyatakan bahwa terdapat empat elemen

pokok difusi inovasi, yaitu: (1) inovasi; (2) komunikasi dengan

saluran tertentu, (3) waktu, dan (4) warga masyarakat (anggota

sistem sosial).

1. Inovasi

Inovasi adalah gagasan, praktik, atau objek yang dianggap baru

oleh individu sekelompok masyarakat. Jika suatu ide atau

gagasan nampak baru bagi individu, maka hal itu adalah

sebuah inovasi. Aspek "kebaruan" sebuah inovasi diartikan

mengandung ketidaktentuan (uncertainty), artinya sesuatu yang

mengandung berbagai alternatif serta dapat diungkapkan dalam

bentuk pengetahuan, persuasi, atau keputusan untuk

mengadopsi. Adanya informasi berarti mengurangi

ketidaktentuan tersebut, karena dengan informasi berarti

memperjelas arah pada satu alternatif tertentu.

Rogers membedakan dua macam informasi, pertama informasi

yang berkaitan dengan pertanyaan “Apa inovasi (hal yang baru)

itu?”, “Bagaimana menggunakannya?”, “Mengapa perlu itu?”.

Informasi yang kedua berkaitan dengan penilaian inovasi atau

Page 24: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 14

berkaitan dengan pertanyaan “Apa manfaat menerapkan

inovasi?, “Apa konsekuensi menggunakan inovasi?”

Jika anggota sistem sosial yang menjadi sasaran inovasi dapat

memperoleh informasi yang dapat menjawab berbagai

pertanyaan tersebut dengan jelas, maka akan hilanglah

ketidaktentuan terhadap inovasi.

2. Komunikasi dengan saluran tertentu

Komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang

mencipta dan berbagi informasi satu sama lain untuk

tercapainya suatu pengertian. Difusi adalah jenis komunikasi

tertentu dimana informasi yang dipertukarkan berkaitan

dengan gagasan baru. Inti dari proses difusi adalah pertukaran

informasi dimana seseorang mengkomunikasikan ide baru ke

satu atau beberapa lainnya. Kegiatan komunikasi dalam proses

difusi mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) suatu inovasi, (2)

individu atau kelompok yang telah memilliki pengetahuan dan

pengalaman tentang inovasi, (3) individu atau kelompok yang

belum mengenal tentang inovasi, dan (4) saluran komunikasi

yang menghubungkan kedua pihak tersebut.

Saluran komunikasi adalah sarana yang memungkinkan

tersampainya pesan dari satu orang ke orang lain. Kondisi ke

dua pihak yang berkomunikasi akan mempengaruhi pemilihan

atau penggunaan saluran yang tepat utuk mengefektifkan

proses komunikasi. Saluran media massa digunakan untuk

menyampaikan informasi dari seseorang atau sekelompok orang

kepada orang banyak (massa), sedangkan saluran interpersonal

(hubungan secaara langsung antar individu) lebih efektif untuk

Page 25: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 15

mempengaruji atau membujuk seseorang agar mau menerima

inovasi. Dalam penggunaan saluran interpersonal dapat juga

terjadi hubungan untuk beberapa orang, dengan kata lain

saluran interpersonal dapat dilakukan dalam suatu kelompok.

Proses komunikasi interpersonal akan efektif jika sesuai dengan

prinsip homophily (Kesamaan), yaitu: komunikasi akan lebih

efektif jika dua orang yang berkomunikasi itu memiliki

kesamaan seperti asal daerah, bahasa, kepercayaan, tingkat

pendidikan, dan sebagainya.

3. Waktu

Waktu adalah elemen penting dalam proses difusi. Waktu

adalah aspek yang jelas dari setiap proses komunikasi. Waktu

tidak secara nyata berdiri sendiri terlepas dari suatu kejadian,

tetapi waktu merupakan aspek dari setiap kegiatan.

Keterlibatan elemen waktu dalam proses difusi dapat dilihat

pada tiga hal berikut: (1) proses keputusan inovasi, (2) kepekaan

seseorang terhadap inovasi, dan (3) tingkat adopsi inovasi dalam

sebuah sistem, biasanya diukur sebagau jumlah anggota sistem

yang mengadopsi inovasi ada waktu tertentu

4. Warga masyarakat (anggota sistem sosial)

Sistem sosial didefinisikan sebagai seperangkat unit yang saling

terkait dan terlibat dalam pemecahan masalah untuk mencapai

tujuan bersama. Anggota atau unit sistem sosial dapat berupa

individu, kelompok informal, organisasi, dan/ atau subsistem.

Contohnya: petani di pedesaan, dosen, dan pegawai di

perguruan tinggi, kelompok dokter di rumah sakit, dan

sebagainya. Proses difusi melibatkan hubungan antar individu

Page 26: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 16

RANGKUMAN

EVALUASI

dalam sistem sosial, maka jelaslah bahwa individu akan

terpengaruh oleh sistem sosial dalam menghadapi suatu

inovasi. Berbeda sistem sosial akan berbeda pula proses difusi

inovasi, walaupun mungkin dikenalkan dan diberi fasilitas

dengan cara dan perlengkapan yang sama.

Pembahasan lebih lanjut terkait dengan difusi inovasi dapat dibaca

dan dipelajari pada Bab II Adopsi Inovasi.

Tulislah rangkuman berkenaan dengan materi yang telah

dijabarkan dalam bab 1 modul ini!

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan memilih jawaban yang

paling tepat!

1. An innovation is an idea for assomplishing some recognition social

and in a bew way or for a means of accomplishing some social,

adalah definisi inovasi menurut ....

a. Zaltman, 1977

b. Donald, 1982

c. Huberman , 1973

d. Rogers, 1983

2. Berikut adalah fitur-fitur inovasi, kecuali ....

a. terdiri dari visualisasi ulang, pemodelan ulang, representasi

ulang

Page 27: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 17

b. tidak meluasnya pemahaman tentang diri sendiri dan orang

lain

c. suatu eksperimen yang memungkinkan adanya kegagalan

d. memungkinkan pengembangan dunia fiktif

3. Termasuk dalam karakteristik inovasi, kecuali ....

a. objektif

b. keuntungan relatif

c. kompleksitas

d. trialabilitas

4. Rogers (1971) membedakan sistem difusi menjadi 2 jenis

yaitu....

a. difusi terbuka dan difusi tertutup

b. difusi up-down dan difusi down-up

c. difusi bebas dan difusi tidak bebas

d. difusi sentralisasi dan difusi desentralisasi

5. Termasuk perbedaan difusi dan diseminasi adalah....

a. difusi terjadi secara terencana, diseminasi terjadi secara

spontan

b. difusi terjadi secara spontan, diseminasi terjadi secara

terencana

c. difusi dilakukan secara mandiri, diseminasi dilakukan

secara bersama-sama

d. difusi dilakukan secara bersama-sama, diseminasi

dilakukan secara mandiri

6. Termasuk dalam elemen difusi inovasi, kecuali ....

a. anggaran dana

Page 28: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 18

KUNCI JAWABAN EVALUASI

b. komunikasi dengan saluran tertentu

c. waktu

d. warga masyarakat (sistem sosial)

7. Termasuk cakupan hal dalam kegiatan komunikasi proses

difusi adalah....

a. individu atau kelompok yang memiliki pengetahuan atau

pengalaman tentang inovasi

b. ketersediaan waktu

c. ketersediaan anggaran

d. sarana dan prasarana yang memadai

8. Proses komunikasi interpersonal akan efektif jika sesuai dengan

prinsip ....

a. togetherness

b. homophily

c. heterophily

d. individualization

Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan evaluasi yang telah

disusun:

1. B

2. B

3. A

4. D

5. B

6. A

Page 29: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 19

TINDAK LANJUT

UMPAN BALIK

7. A

8. B

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi dan

hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Gunakanlah rumus-di

bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam

materi kegiatan belajar di atas.

Rumus:

Jumlah Jawaban Yang Benar

Tingkat Penguasaan = x 100%

8

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = Baik Sekali

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Sedang

< 70% = Kurang

Carilah minimal 3 berita baik dari majalah ataupun koran (fisik

dan/atau elektronik) berkenaan dengan inovasi dalam kehidupan,

khususnya dalam dunia pendidikan. Kemudian dari berita tersebut

analisislah “mengapa penting untuk dilakukan suatu inovasi,

khususnya dalam dunia pendidikan”

Page 30: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 20

DAFTAR PUSTAKA

Chavez, R. A. (n.d.). On the Neurobiology of Creative Process. Bull.

Psychol, Arts 5, 29-35. National Commission on Excellence in Education. (1983). A Nation

at Risk. Washington D.C: U.S. Government Printing Office.

Engell, J. (1981). The Creative Imagination: Enlightenment to

Romanticism. Cambridge (Mass.): Harvard University Press.

Godin, B. (2008). Innovation, the History of a Category. Project on the

Intellectual History of Imitation. Quebec: Working Paper No. 1, INRS.

Huberman, A. M. (1973). Understanding Change in Education. New York: IBE.

Husen, T. (1980). Foreword. In J. Simmons, The Education Dilemma. Policy Issues for Developing Countries in the 1980s. Oxford:

Pergamon Press.

Inbar, D. E. (1996). Planning for Innovation in Education. Paris:

UNESCO: International Institute for Educational Planning.

Kaestle, C. F. (1985). Education Reform and the Swinging Pendulum. Phi Delta Kappan, 66, 422-423.

Lewin, K. M., & Stuart, J. S. (1991). Educational Innovation in Developing Countries. Case Studies of Changemakers. London:

Macmillan.

Lia, R. M. (n.d.). Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia

Berorientasi Etnosains pada Materi Larutan Elektrolit dan Non

Elektrolit Kelas X MA Salafiyah Simbang Kulon Pekalongan.

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri

Walisongo. Semarang: Unpublished.

Mota, R. (2009). Inovação Tecnológica: Desafios e Perspectivas.

Educação Brasileira, 31, 61-80.

Mota, R. (2011). Papel da Inovação na Sociedade e na Educação. In:

Colombo, Sonia, Rodrigues, Gabriel M. (Eds.), Desafios da Sociedade Contemporânea. Porto Alegre: ARTMED.

Mota, R., & Scott, D. (2014). Eduvation for Innovation and Independent Learning. Rio de Janeiro, Brazil: Elsevier Inc.

Newman, W. (2011). Technology and Alchemical Debate in the Late Middle Ages. ISIS, 80(3), 425-445.

Page 31: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 21

Rogers, E. M. (1971). Diffusion of Innovation, Rev. Ed. of: Communication on Innovations. 2nd Ed. New York: The Free

Press, A Division of Macmillan Publishing Co., Inc.

Rogers, E. M. (1983). Diffusion on Innovation. New York: The Free

Press.

Rogers, E. M., & Kincaid, D. L. (1981). Communication Nerwors:

Toward a New paradigm for Research. New York: Free Press.

Ryan, B., & Gross, N. C. (1943). The Diffusion of Hybrid Seed Corn

in Two Iowa Communities. Rural Sociology, 8, 15-24.

Sudarmin. (2015). Pendidikan Karakter, Etnosains dan Kearifan

Lokal (Konsep dan Penerapannya dalam Penelitian dan

Pembelajaran Sains). Semarang: FMIPA, Unnes.

Torrance, E. P., & Safter, H. P. (1999). Making the Creative Leap

Beyond. New York: Creative Education Foundation Press, Buffalo.

Zaltman, G., Florio, D. H., & Sikorski, L. A. (1977). Dynamic Educational Change. New York: The Free Press A Division of

Macmillan Publishing Co. Inc.

Page 32: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 22

BAB II

ADOPSI INOVASI

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini merupakan perkembangan

yang sangat dirasakan oleh masyarakat. Bahkan teknologi hampir

mempengaruhi segala aspek, tak terkecuali dunia pendidikan.

Pesatnya perkembangan teknologi membuat dunia pendidikan mau

tidak mau harus menyesuaikan perkembangan tersebut. Hal ini

karena pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan dunia,

selain ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecerdasan, sikap dan

perilaku para generasi mudalah yang akan menentukan, membuka,

dan meneruskan perkembangan zaman yang sedang terjadi saat ini.

Sehingga, melalui sebuah pembaharuan (inovasi), generasi muda

mampu bereksplorasi dengan apa yang mereka miliki dan

dampaknya terhadap dunia, khususnya kehadiran teknologi yang

bisa berdampak banyak terhadap eksplorasi yang dilakukan

generasi muda.

Gambar 2.1 Burj Khalifa in Dubai merupakan salah satu bukti kecanggihan sains dan

teknologi (https://www.khaleejtimes.com/nation/dubai/Dubais-Burj-

Khalifa-turns-8:-50-facts-you-didnt-know-).

Page 33: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 23

Bab ini berisi pembahasan tentang proses inovasi pendidikan,

model proses inovasi pendidikan, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan inovasi.

Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa

diharapkan dapat:

1. menjelaskan proses inovasi pendidikan;

2. menjelaskan model proses inovasi pendidikan; dan

3. menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

inovasi.

2.1 Proses Inovasi Pendidikan

Proses inovasi pendidikan merupakan serangkaian kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi, yang dimulai dari

mengetahui, menyadari tentang inovasi dan kemudian menerapkan

inovasi pendidikan (implementasi). Kata proses diartikan bahwa

kegiatan yang dilakukan membutuhkan waktu yang tidak sedikit

dan pada kondisi tertetntu akan mengalami perubahan. Kepekaan

yang dimiliki oleh seseorang atau organisasi yang mengadopsi suatu

inovasi akan berbeda dalam hal waktu. Artinya, waktu yang

digunakan dalam proses inovasi yang dilakukan setiap organisasi

akan berbeda dan diikuti oleh perubahan-perubahan yang hadir

sampai akhirnya proses itu dinyatakan berakhir.

Inovasi pendidikan selain dipahami sebagai suatu ide,

pemikiran atau berupa praktik-praktik yang kemudian di terapkan

melalui tahapan tertentu, kehadiran inovasi pendidikan ini juga

dinilai sebagai suatu cara bagiaman mengatasi dan memperbaiki

permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam masyarakat.

sedangkan, difusi inovasi pendidikan dipahami sebagai bentuk

penyebarluasan suatu inovasi melalui proses komunikasi.

Komunikasi yang terjadi menggunakan saluran tertentu dengan

Page 34: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 24

waktu tertentu pula yang berada ditengah sistem sosial

masyarakat. kesimpulannya bahwa, difusi inovasi pendidikan

merupakan proses penyebarluasan informasi melalui komunikasi

antar sistem sosial yang berperan di dalamnya membahas terkait

inovasi pada bidang pendidikan dan dengan waktu tertentu.

2.2 Model Proses Inovasi Pendidikan

Para ahli mencoba mengidentifikasi kegiatan apa saja yang

dilakukan individu selama proses inovasi tersebut berlangsung

serta perubahannya yang terjadi. Berikut adalah pentahapan

proses inovasi dari berbagai model.

1. Model proses inovasi yang berorinetasi pada individual antara

lain:

a. Levidge & Steiner (1961):

Menyadari

Mengetahui

Menyuka

Memilih

Mempercayai

Membeli

b. Colley (1961):

Belum menyadari

Menyadari

Memahami

Mempercayai

Mengambil tindakan

c. Rogers (1962):

Menyadari

Menaruh perhatian

Menilai

Page 35: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 25

Mencoba

Menerima (Adoption)

d. Robertson (1971):

Persepsi tentang masalah

Menyadari

Memahami

Menyikapi

Mengesahkan

Mencoba

Menerima

Disonansi

e. Rogers & Shoemakers (1971):

f. Klonglan & Coward (1970)

1. Pengetahuan

2. Persuasi (Sikap)

3. Keputusan

#(Menerima/

Menolak)

Konfirmasi

Page 36: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 26

g. Zaltman & Brooker (1971):

2. Model proses inovasi yang berorientasi pada organisasi, antara

lain:

a. Milo (1971):

Konseptualisasi

Tentatif adopsi

Penerimaan sumber

Implementasi

1. Menyadari

2. Informasi

3. Evaluasi (Menerima/Menolak

Simbolik)

4. Mencoba (Percobaan Diterima/Ditolak)

5. Menggunakan

Page 37: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 27

Institusionalisasi

b. Shepard (1967):

Penemuan ide

Adopsi

Implementasi

c. Hage & Aiken (1970):

Evaluasi

Inisasi

Implementasi

Routinisasi

d. Wilson (1966):

Konsepsi perubahan

Pengusulan perubahan

Adopsi dan implementasi

e. Rogers (1983):

Tahap-tahap Proses

Inovasi

Kegiatan pokok pada tiap

tahap proses inovasi

I. Inisiasi (Permulaan)

1. Agenda Setting

2. Penyesuaian

(Matching)

Kegiatan pengumpulan informasi, konseptualisasi, dan perencanaan untuk menerima

inovasi, semuanya diarahkan untuk membuat keputusan

menerima inovasi.

Semua permasalahan umum organisasi dirumuskan dnegan tujuan untuk menentukan

kebutuhan inovasi yang kemudian dilakukan studi

lapangan. Studi lapangan ini untuk menilai potensial inovasi

bagi organisasi pengadopsi. Diadakan penyesuaian antara maslaah yang dialami

organisasi dengan inovasi yang akan diadopsi. Kemudian,

dibuat rencana dan desain yang

Page 38: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 28

Tahap-tahap Proses

Inovasi

Kegiatan pokok pada tiap

tahap proses inovasi

sesuai dengan permasalahan yang dialami organisasi.

Keputusan untuk menerima inovasi

II. Implementasi

3. Re-defenisi/Re-strukturisasi

4. Klarifikasi

5. Rutinisasi

Anggota atau pengguna inovasi

dilibatkan dalam semua rangkaian kegiatan, kejadian dan keputusan.

a. Inovasi dimodifikasi dan re-invensi yang

disesuaikan dengan permasalahan dan

kondisi organisasi b. Struktur organisasi

disesuaikan dengan

inovasi yang telah dimodifikasi agar

menunjang inovasi.

Hubungan antara inovasi dan organisasi dirumuskan dengan jelas sehingga inovasi yang

diadopsi dapat mengatasi permasalahan organisasi.

Kegiatan rutin organisasi

akibat inovasi yang diadopsi, kemungkinan akan menyebabkan inovasi tersebut

kehilangan identitasnya karena dinilai sudah tidak baru lagi.

f. Zaltman, Duncan & Holbek (1973):

Tahap Permulaan (Inisiasi), 1) langkah pengetahuan dan

kesadaran, dan 2) langkah pembentyukan sikap

terhadap inovasi.

Tahap implementasi, 1) langkah awal implementasi, dan

2) langkah kelanjutan pembinaan.

Page 39: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 29

Poin berikutnya akan dibahas secara spesifik mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan adopsi inovasi berdasarkan

model Rogers (1983).

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan

Inovasi.

Proses difusi inovasi pendidikan menjadi tidak mudah ketika

melihat dari sisi pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan terdapat hal

pemisah antara produk difusi inovasi dengan memungkinkannya

suatu inovasi tersebut dapat diadopsi. Karena, pengadopsian

inovasi menjadi hal yang cukup sulit baik pemahaman masyarakat

mengenai inovasi itu sendiri, juga aspek implenetasinya di

lapangan. Sehingga, difusi inovasi membutuhkan waktu yang tak

tentu (Unpredictable).

Proses difusi merupakan tujuan utama dari teradopsinya

suatu inovasi. Namun, dalam proses difusi terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi proses keputusan dalam adopsi ini dan disebut

proses keputusan inovasi. Di bawah ini merupakan faktor-faktor

yang mempengaruhi proses keputusan inovasi (Rogers, 1983).

a. Esensi Inovasi

Inovasi pendidikan merupakan bagian dari makna inovasi yang

dijelaskan sebelumnya yaitu suatu ide, gagasan, praktik atau obyek

yang disadari dan diterima sebagai sesuatu hal yang dianggap baru

oleh seseorang atau kelompok/golongan yang kemudian mampu

diadopsi. Faktanya, proses pengadopsian oleh masyarakata tidak

terjadi begitu saja. Sehubungan dengan Innovation Essential

terdapat tiga hal yang berkaitan erat yakni, 1) teknologi, 2) informasi

& pertimbangan ketidakpastian, dan 3) reinovasi.

Inovasi terkadang di dientikan dengan teknologi. Kata teknologi

diartikan sebagai “a design for instrumental action that reduces the

Page 40: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 30

uncertainty in the cause effect relationship involved in achieving in

desired outcomes”. Teknologi adalah suatu Sebuah desain untuk

tindakan instrumental yang mengurangi ketidakpastian dalam

hubungan sebab akibat yang terlibat dalam pencapaian hasil yang

diinginkan. Teknologi beradsarkan kamus Merriam-Webster yakni

diartikan sebagai the practical application of knowledge especially in

a particular area and a capability given by the practical application of

knowledge. Artinya, penerapan prakris suatu pengetahuan,

khususnya dalam ruang lingkup tertentu dan kemampuan yang

diberikan oleh penerapan praktis pengetahuan. Istilah teknologi

mulai berubah arti setelah abad ke-20 yang sebelumnya diartikan

sebagai pengkajian seni terapan.

Gambar 2.2 ScienceAdvances merupakan platform yang memiliki berbagai

macam informasi tentang inovasi sains dan teknologi (http://advances.sciencemag.org/)

Tahun 1930-an teknologi tidak hanya merujuk pada

“pengkajian” seni-seni industri, tapi pada seni industri itu sendiri

lalu sosiolog Amerika Read Bain (1937) menulis bahwa technologi

includes all tools, machines, utensils, weapon, instrumens, housing,

clothing, communicating and transporting devices and yhe skills by

which we produce and use them. Bahwa, teknologi semua alat,

mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, alat

Page 41: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 31

transportasi dan komunikasi, dan keterampilan yang

memungkinkan kita meghasilkan semua itu. Saat ini selain secara

makna yang luas, teknologi juga diidentikan dengan perangkat

keras dan perangkat lunak.

Kehadiran teknologi termasuk pemanfaatan teknologi

informasi dalam proses difusi inovasi dimana, pemanfaatannya

adalah mejawab persoalan yang bersifat tidak pasti di masa depan.

Misalnya, hadirnya proses pembelajaran berbasis online atau

belajar jarak jauh melalui komunikasi internet, sehingga proses

yang terjadi hanya mengikuti mekanisme yang ditentukan melalui

pembelajaran yang diberlakukan yang efektif dan akuntabel.

Gambar 2.3 Google Classroom by Google merupakan Learning Management

System terkait proses pembelajaran berbasis online.

Gambar diatas merupakan salah satu contoh pembelajaran

berbasis online. Seperti dilansir oleh wikipedia bahwa Google

Classroom adalah sistem pengelolaan pembelajaran yang

dikembangkan oleh Google dengan untuk sekolah yang bertujuan

membuat proses pendidikan lebih mudah dan proses penugasan

yang sederhana yang dikenal dengan istilah paperless. Program ini

bagian dari produk yang dikeluarkan oleh Google sebagai inovasi

baru yang hadir untuk mempermudah proses pendidikan.

Page 42: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 32

Google Classroom ini diperkenalkan sebagai fitur G Suite for

Education pada tanggal 6 Mei 2014, diikuti oleh rilis publiknya pada

tanggal 12 Agustus 2014. Pada bulan Maret 2017, Google membuka

Kelas untuk mengizinkan pengguna Google pribadi masuk kelas

tanpa persyaratan memiliki akun G Suite for Education, dan pada

bulan April, menjadi mungkin bagi pengguna Google pribadi untuk

membuat kelas pengajaran sendiri sebagai pengajar.

Contoh lain pembelajaran berbasis e-learning yakni SCHOOLOGY

seperti gambar di bawah. Schoology merupakan e-learning yang

juga banyak digunakan oleh pengajar untuk membuat suatu kelas

online karena tampilannya yang unik dan sistem pengelolaannya

yang mudah.

Gambar 2.4 Visualisasi konten e-learning SCHOOLOGY (Founder: Jeremy

Friedman, Bill Kindler, Ryan Hwang, Timothy Trinidad, Tim

Trinidad).

Page 43: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 33

b. Karakteristik Inovasi

Roger (1983) mengemukakan terdapat lima karakteristik

inovasi yakni:

1) Keunggulan Relatif (Relative Advantage)

Keunggulan relatif adalah tingkatan atau derajat suatu inovasi

yang dinilai jauh lebih unggul/baik dari yang pernah ada

sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa aspek seperti aspek

ekonomi, prestis sosial, kenyamanan, kepuasaan, efisiensi,

keefektifan dsb. Semakin besar keunggulan relatif yang ada pada

produk inovasi atau yang dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat

pula inovasi tersebut diadopsi.

Keuntungan relatif juga merupakan suatu ide baru yang

mungkin lebih terlihat dengan adanya suatu kondisi seperti

penyelidikan yang dilakukan oleh Fathul Zannah dkk (2016)

tentang “pemanfaatan tumbuhan obat tradisional oleh masyarakat

suku dayak di lingkungan lahan basah Kalimantan Tengah”.

Berdasarkan penjelasana bahwa Indonesia memiliki sumber adya

alam yang melimpah dna diperkirakan 9.600 spesis tanaman yang

telah dimanfaatkan oleh 400 etnis untuk pengobatan berbagai

macam penyakit (Wiwaha, et al, 2012).

Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa di

Kalimantan Tengah memiliki 66 jenis tanaman yang berpotensi

sebagai obat seperti sapapulut, bajei, sirih, dan cocor bebek yang

mana berada disekitar tempat mereka tinggal. Masyarakat di sana

telah lama menggunakan tanaman tersebut sebagai obat

tradisional, hal ini digunakan masyarakat karena alasan sejarah

dan budaya meski obat kimia banyak tersedia (Coady & Boylan,

2014).

Page 44: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 34

Gambar 2.5 Bukit Rawi Kab. Pulang Pisau, Kalimantan Tengah

Penemuan jenis tanaman ini sebagai obat merupakan bentuk

inovasi dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil

penelitian ini berpotensi sebagai media penyebarluasan knowledge

kepada masyarakat bahwa menjaga dan mempertahankan

kelestarian keanekaragaman hayati di Kalimantan Tengah perlu

dilakukan. Atau, penelitian ini memotivasi peneliti lainnya untuk

menemukan suatu kajian berbasis keunggulan lokal yang

bermanfaat bagi masyarakat. Sesuatu yang bersifat lokal konten

dengan sentuhan inovasi dan teknologi akan menambah nilai

tersendiri dalam kehidupan masyarakat.

Page 45: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 35

Gambar 2.6 Masyarakat Kab.Katingan, Kalteng.

Contoh lain pada aspek pembelajaran yakni, saat suatu

institusi memperkenalkan pembelajaran Blended Learning atau

penerapan E-Learning, maka penerapan tersebut memiliki

keunggulan dan keuntungan dibandingkan pola pembelajaran di

kelas sebelumnya. Jika benar hal ini, maka inovasi yang ditawarkan

akan cepat mendapat respon dari institusi lainnya untuk segera

mengimplementasikan. Blended Learning merupakan pembelajaran

yang mengkombinasikan berbagai macam metode dalam suatu

tatap muka dengan online.

Blended learning secara estimologi terdiri dari dua kata yaitu

blended dan learning. Kata blended artinya campuran, penyelarasan

kombinasi atau perpaduan (Oxford English Dictionary) (Heinze &

Procter, 2006 dalam Rusman, 2011). Kemudian, learning memiliki

makna yaitu belajar, jadi bisa dikatakan bahwa Blended Learning

memiliki makna suatu pola pembelajaran dengan unsur campuran,

perpaduan atau penggabungan suatu pola dengan pola lainnya.

Page 46: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 36

Perpaduan yang dimaksud tertuju pada fokus pembelajaran di kelas

dengan online learning (Elenena, 2006 dalam Rusman, 2011).

Perpaduan seperti penggunaan media belajar online di kelas

(diskusi online dengan aplikasi), penerapan e-learning, buku

panduan dalam bentuk buku elektronik (e-book), video audio-

visual, penggunaan berbagai metode, pendekatan, strategi dan

evaluasi dengan menggunakan paltform seperti google form. Unsur-

unsur yang disebutkan tersebut menjadi unsur pendukung dalam

mengatur pola blended learning yang dimaksud.

Gambar 2.7 Visualisasi Penerapan Blended Learning

(https://en.wikipedia.org/wiki/Blended_learning).

Pemaparan Blended Learning di atas memberikan gambaran

khususnya bagi pengajar bagimana pembelajaran ini bisa

diterapkan. Jika, Blended Learning ini dalam penerapan

memberikan kontribusi dan meningkatkan hasil belajar, motivasi

dan kualitas generasi muda (siswa), maka Blended Learning ini

berpotensi untuk bisa diadopsi oleh para pengajar karena dianggap

unggul dan dinilai lebih baik dari pola pembelajaran yang sudah

ada.

Page 47: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 37

2) Kompatibilitas (Compatibilty: Kesesuaian Inovasi dengan Situasi

Klien)

Kompatibiltas adalah tingkatan atau derajat kesesuaian

inovasi terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Inovasi

atau ide baru yang kemudian tidak sesuai dengan nilai dan norma

yang berlaku, maka proses adopsi terhadap inovasi tersebut

menjadi tidak mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang

sesuai (compatible). Kompetibel memberi jaminan lebih besar dan

resiko kecil bagi pengadopsi dan membuat ide tersebut lebih berarti

bagi pengadopsi. Suatu inovasi mungkin kompetibel dengan 1) nilai-

nilai dan kepercayaan sosiokultur, 2) ide-ide yang telah

diperkenalkan lebih dulu, 3) kebutuhan klien terhadap inovasi.

Inovasi yang kompetibel seperti sejauh mana inovasi tersebut

konsisten terhadap nilai yang ada dalam lingkungan masyarakat

dan memenuhi kebutuhan mereka (klien). Salah satu strategi bagi

agen peubah yaitu menganalisis nilai-nilai yang berlaku di

masyarakat dan menentukan kebutuhan klien (masyarakat)

beradasarkan analisa tersebut. Kebutuhan yang dimaksud yakni

bagaimana inovasi bisa menjadi sebuah pembaharuan tanpa

meninggalkan nilai-nilai di masyarakat. Kesulitan yang akan

ditemui oleh agen peubah adalah bagaimana mengetahui

kebutuhan-kebutuhan klien yang terdapat di lingkungan klien.

Maka, agen tersebut harus memiliki tingkat empati yang tinggi dan

dekat atau akrab dengan klien mereka secara tepat. Kontak-kontak

interpersonal secara informal merupakan tekni-teknik yang bisa

digunakan dalam penyelidikan untuk menentukan kebutuhan

mereka terhadap inovasi yang direncanakan.

Kasus terkait karakteristik ini seperti penelitian yang

dilakukan oleh Syarifuddin, dkk (2017) yang meneliti tentang

“Penggunaan Lahan Berdasarkan Kemampuan untuk Pengendalian

Page 48: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 38

Banjir di SUB-DAS Martapura, Kabupaten Banjar”. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui kelas kemampuan lahan dan

menentukan arahan penggunaan lahan untuk

pengendaliankerawanan banjir. Sedangkan, manfaat yang

diharapkan agar dapat menjadi acuan pengendalian kerawanan

banjir untuk jangka pendek dan jangka panjang.

Peneliti menilai bahwa penggunaan lahan yang dilakukan tidak

sesuai dengan kemampuan dan peruntukannya dapat

meningkatkan resiko bencana banjir. Artinya, peneliti telah

melakukan observasi dan diskusi dengan masyarakat setempat,

sehingga penenliti ingin melakukan suatu inovasi terhadap kondisi

lingkungan masyarakat di sana. Analisis yang dilakukan meliputi

unit lahan, tekstur tanah, kelerengan, drainase, kedalaman tanah,

erosi, ancaman banjir dll. Hasil penelitian menyarankan bahwa

tindakan konservasi perlu dilakukan pada unit lahan yang

memerlukan, sehingga tingkat bahaya erosi (TBE) dapat diperkecil.

Dan, hasil research ini bisa dijadikan acuan dalam melaksanakan

regabilitasi hutan dan lahan di sub-DAS Riam Kiwa Martapura.

Sentuhan inovasi yang dilakukan oleh peneliti di atas dinilai

tidak mengganggu nilai dan norma yang ada pada masyarakat.

Karena, analisis lahan yang dilakukan justru membantu

masyarakat untuk memiliki pengetahuan tenatng rehabilitasi lahan

yang baik dan sesuai aturan. Analisis yang telah dilakukan ini

menunjukkan kesediaan masyarakat terkait perbaikan lahan

lingkungan mereka. Situasi klien dengan inovasi yang dibawa

memiliki kesesuaian, sehingga research ini telah sesuai dengan

karakteristik inovasi yakni Compatibility.

Page 49: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 39

Gambar 2.8 Banjarmasin ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan yang juga

dijuluki kota serbu sungai dan pasar terapung adalah salah satu kearifan lokal yang dimiliki (https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Banjarmasin).

3) Kerumitan (Complexity)

Kerumitan adalah suatu inovasi yang muncul dan dinilai

menjadi sulit untuk dipahami serta sulit diimplementasikan.

Beberapa inovasi bersifat sangat mudah dipahami dan digunakan

oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Jadi, semakin

mudah dipahami oleh pengadopsi terhadap inovasi yang muncul

maka semakin cepat suatu inovasi tersebut dapat diadopsi.

Sebagai contoh, melakukan program analisis terhadap jenis

kecerdasan siswa sebelum belajar, katakanlah “Kecerdasan

Majemuk atau Multiple Intelligences”. Selain mengetahui jenis

kecerdasan siswa berdasarkan konsep kecerdasan majemuk, hasil

analisis ini juga membantu pengajar dalam mendesain

pembelajaran yang cocok sesuai kecerdasan siswa. Hasil analisis

kecerdasan juga membantu siswa dalam mengenali dirinya dalam

belajar sehingga siswa berpotensi dalam mengembangkan dirinya.

Tingkat kesulitan dan kompleksitas program ini akan menjadi

acuan dalam proses adopsi, jika program ini bisa dipahami atau

Page 50: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 40

tidak begitu sulit, maka program ini akan mendapat perhatian dan

kemudian diadopsi.

Berhubungan dengan pembelajaran, seorang guru di tingkat

menengah wajib mengenali karakter siswa mereka. Menurut

Gadner berdasarkan konsep multple intelligence bahwa, setiap anak

memiliki jenis kecerdasannya masing-masing namun terdapat

kecerdasan yang dominan. Artinya, setiap siswa memiliki cara

pandang sendiri dalam belajar. Sehingga, dengan mengetahui jenis

kecerdasan siswa di sekolah, guru akan mudah mendesain suatu

pembelajaran yang cocok dan guru mampu mengoptimalkan

potensi para siswa. Kerumitan konsep kecerdasan ganda ini mampu

dipelajari oleh guru dengan mudah karena multiple intelligence ini

juga telah dijadikan sebagai dasar dalam mendesain pembelajaran.

Gambar 2.9 Komponen-komponen kecerdasan ganda

(http://alumnaspimm.wixsite.com/learnme/multiple-intelligences).

4) Kemampuan diujicobakan (Trialability)

Kemampuan untuk diujicobakan adalah derajat dimana suatu

inovasi bisa diujicoba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat

diujicobakan dalam aturan, prosedur dan visual yang real,

umumnya akan jauh lebih cepat diadopsi. Kesimpulannya adalah

suatu inovasi sebaiknya harus mampu ditunjukkan baik konsep

ataupun penggunaannya (keunggulan).

Page 51: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 41

Dalam bidang pendidikan misalnya, pengenalan sains (materi

kimia) dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis

Contextual Teaching and Learning (CTL). Jika CTL ini diadopsi, maka

CTL ini akan dilakukan dalam proses pengajaran di kelas. Mudah

atau tidak penerapan CTL di kelas tergantung mudah atau tidak

dalam mengujicobakannya di kelas. Belajar kimia dengan CTL ini

membantu siswa dalam mengenali sains secara dekat sehingga

knowledge yang diperoleh tidak hanya sekedar menjadi konsep di

otak, tetapi siswa mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-

hari.

5) Kemampuan diamati (observability)

Kemampuan diamati adalah derajat di mana suatu inovasi

dapat disaksikan atau dilihat orang lain yaitu hasil yang kemudian

dibawa oleh suatu inovasi tersebut. Jadi semakin mudah hasil dari

suatu inovasi tersebut dilihat maka besar kemungkinan orang

ataupun kelompok mengadospinya.

Berdasarkan pemaparan karakter inovasi di atas, dapat

disimpulkan bahwa jika karakteristik-karakteristik tersebut dapat

terpenuhi dalam suatu inovasi yang akan diimplementasikan di

masyarakat, akan mudah juga bagi masyarakat untuk bisa

mengadoopsi inovasi yang dimaksud. Misalnya, program Moving

Class di mana masing-masing siswa dalam satu kelas akan

berpindah kelas dari satu kelas ke kelas yang lain berdasarkan

jadwal mata pelajaran. Kelas yang dituju merupakan kelas mata

pelajaran seperti kelas “Biologi” pada pukul 10.30, maka pelajaran

berikutnya siswa harus menuju ke kelas Biologi. Moving Class

dengan tujuan ingin melihat efektifitas dan efisiensi pengelolaan

pembelajaran, sehingga semakin mudah suatu inovasi diamati,

semakin tinggi peluang inovasi tersebut diadopsi.

Page 52: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 42

c. Saluran Komunikasi

Rogers (1983) mengungkapkan bahwa saluran komunikasi

adalah media yang dapat dimanfaatkan oleh setiap individu atau

kelompok yang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan.

Sedangkan, Berlo (1960) mengartikan dalam beragam pengertian

yaitu, a) sebagai alat pembawa pesan, b) media/wahana yang

memungkinkan alat pembawa pesan itu melalui jalan atau saluran

yang harus diulaluinya, dan c) media/wahana yang dapat dijadikan

sarana untuk berkomunikasi dalam satu kelompok/golongan

tertentu.

Tujuan komunikasi adalah tecapainya suatu pemahaman

bersama dalam suatu sistem dua atau lebih partisipan terhadap

pesan yang disampaikan (dalam hal ini adalah ide baru), proses ini

disebut dengan istilah mutual understanding. Pernyataan tersebut

menunjukkan bahwa agar suatu ide baru (inovasi) dapat diadopsi,

maka mutual understanding secara langsung dipengaruhi oleh, 1)

partisipan komunikasi, dan 2) saluran komunikasi itu sendiri. Dari

sisi partisipan komunikasi, Rogers mengungkapkan bahwa

terwujudnya derajat kesamaan atribut (kepercayaan, pendidikan,

status, sosial, dan lain-lain) antara individu yang melakukan

interaksi akan berpengaruh terhadap proses difusi inovasi.

Semakin besar derajat kesamaan atribut partisipan komunikasi,

akan semakin efektif komunikasi yang terjadi atau disebut

homophily. Hal ini dikarenakan bahwa dalam satu komunikasi

(yakni membahas mengenai ide yang akan disebarluaskan), penting

memiliki satu pemahaman utuh tentang tujuan pembicaraan.

Kemudian. Kesamaan tersebut dinilai sebagai jalan yang mampu

memudahkan suatu pemahaman tersebut terorganisir dan

terwujud sesuai yang diinginkan sistem dalam saluran komunikasi

Page 53: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 43

yang terjadi. Jadi, kesamaan atribut yang dominan akan

mempermudah proses komunikasi dalam saluran komunikasi

inovasi.

Heterophily sendiri merupakan kebalikan dari homophily yakni

perbedaan atau derajat perbedaan atribut partisipan. Konsep

heterophily menilai bahwa proses komunikasi akan semakin tidak

efektif jika atribut perbedaan partisipan semakin besar pula.

Artinya, jika dalam suatu sistem membahas sebuah ide (inovasi)

yang kemudian pada prosesnya mengalami berbagai halangan

karena banyaknya perbedaan disetiap anggotan sistem. Perbedaan

ini yang kemudian akan membawa pembicaraan menjadi tidak

terarah karena tidak bertemunya pemikiran yang sama, sehingga

komunikasi yang terjadi dalam saluran komunikasi dinilai tidak

efektif. Konsep yang terdapat dalam salauran komunikasi yaitu

homophily dan heterophily memberikan pemahaman bahwa

karakteristik dan sifat adopter merupakan hal yang mesti mejadi

perhatian besar. Perhatian besar tersebut sebagai bentuk potensi

suatu ide (inovasi) dapat berjalan dan teradopsi dengan berbagai

pertimbangan antar partisipan.

Terkait saluran komunikasi, dalam tahap-tahap tertentu dari

proses pengambilan keputusan inovasi, suatu jenis saluran

komunikasi tertentu memainkan peran lebih penting dibandingkan

dengan jenis saluran komunikasi lain. Hasil penelitian berkaitan

dengan saluran komunikasi menunjukkan beberapa prinsip

sebagai berikut:

1) Saluran komunikasi masa relatif lebih penting pada tahap

pengetahuan dan saluran antar pribadi (interpersonal) relatif

lebih penting pada tahap persuasi;

2) Saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan

saluran lokal relatif lebih penting pada tahap persuasi;

Page 54: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 44

3) Saluran media relatif lebih penting dibandingkan dengan

saluran antar pribadi bagi adoper awal (early adopter)

dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter);

4) Saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan dengan

saluran lokal bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan

adopter akhir (late adopter).

d. Karakteristik Sistem Sosial

Sistem sosial merupakan suatu perkumpulan yang terkait

kerja sama dalam memecahkan masalah untuk mencapai tujuan

bersama (Rogers, 1983). Partisipan yang tergabung dalam sistem

sosial akan memiliki hubungan yang saling timbal balik dan relatif

konstan yang kemudian berlangsung terus menerus terkait

kegiatannya. Perilaku manusia akan dipengaruhi oleh sistem sosial

karena suatu sistem sosial akan diatur oleh norma-norma di

dalamnya terkait aturan bagi anggota sistem sosial. Setiap sistem

sosial pada tingkat-tingkat tertentu akan mempertahankan batasan

yang memisahkan dan membedakan antar sistem satu dan lainnya.

Kemudian, dalam sistem sosial juga terdapat mekanisme-

mekanisme yang mampu mempertahankan sistem sosial yang

dianutnya (Widjajati, 2010).

Proses difusi inovasi yang dikemukakan sebelumnya

merupakan bagian dari sistem sosial. Sistem sosial adalah tempat

di mana difusi inovasi tersebut terjadi. Sistem sosial terdiri dari

struktur sosial, individu atau kelompok dengan membawa norma-

norma tertentu. Rogers (1983) mengemukakan empat faktor yang

mempengaruhi proses keputusan inovasi yakni 1) struktur sosial

(social structure), 2) norma sistem (system norms), 3) pemimpin opini

(opinion leader), dan 4) agen perubah (change agent).

Page 55: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 45

Struktur sosial (social structure) adalah susunan unit sistem

yang memiliki bentuk dan pola tertentu. Pola yang dibentuk oleh

suatu sistem sosial akan berfungsi dalam menjaga kestabilan dan

keteraturan sistem sosial yang dibentuk, pola tersebut khususnya

buat anggota yang termasuk di dalam sistem sosial tersebut.

Anggota sistem sosial yakni individu yang dibagi atas kelompok

berdasarkan norma sistem yakni kelompok adopter (penerima

inovasi) yang sesuai dengan tingkat keinovatifannya. Tingkat

keinovatifan anggota bisa menjadi rujukan atau bahan kajian dalam

menentukan kelompok berdasarkan kurva adopsi (Rogers, 1983).

Kemudian, interaksi antar anggota sistem merupakan bagian dari

struktur sosial ini. Struktur sosial bisa menjadi fasilitas ataupun

unsur yang menghambat difusi inovasi dalam suatu sistem.

Rogers mengungkapkan individu dinilai kurang cermat ketika

mendifusikan suatu inovasi tanpa mengetahui struktur sosial dari

adopter potensialnya. Hal ini sama dengan meneliti sirkulasi darah

tanpa menganalisa secara mendalam pengetahuan yang cukup

tentang struktur pembuluh nadi dan arteri. Penelitian yang

dilakukan oleh Rogers dan Kincaid (1981) di Korea menunjukkan

bahwa adopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh karakteristik individu

itu sendiri dan sistem sosial di mana individu tersebut berada.

Norma sistem (system norms) adalah suatu pola perilaku

standar yang diberlakukan oleh sistem sosial yang kemudian

menjadi pedoman atau panduan terhadap setiap anggotanya.

Norma-norma yang diberlakukan dalam sistem sosial tertentu juga

akan menjadi faktor penghambat dalam proses penerimaan suatu

ide baru. Pernyataan ini berkaitan dengan derajat kesesuaian

(compatibility) inovasi dengan nilai atau kepercayaan masyarakat

dalam suatu sistem sosial. Jadi, besarnya derajat ketidaksesuaian

suatu ide baru (inovasi) dengan kepercayaan atau nilai-nilai yang

Page 56: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 46

berlaku dalam sistem sosial berpengaruh terhadap penerimaan

suatu inovasi. Norma itu sendiri bisa bercirikan budaya lokal,

bernafas keagamaan, ataupun ciri khusus dari masyarakat tersebut

yang memberi warna dalam budaya masyarakat. Disisi lain, norma

ini bisa menjadi penghalang (barries) suatu perubahan seperti yang

dikemukakan sebelumnya. Contohnya adalah beberapa provinsi di

Negara India bahwa sapi peliharaan dianggap suci sehingga muncul

hal tabu masyarakat untuk menyembelihnya, padahal masyarakat

setempat rawan gizi dan rawan protein hewani.

Terkait norma sistem, pada aspek pendidikan menilai bahwa

inovasi yang dilakukan dalam bidang pendidikan jauh lebih baik

ketika direncanakan dan diorganisasikan dengan baik dan seksama

sehingga sesuai dengan sistem sosial yang dianut oleh masyarakat.

Sistem sosial pendidikan misalnya, 1) lembaga sekolah (dasar,

menengah, pendidikan tinggi), dan 2)masyarakat pendidikan, dan

atau mencakup layanan pendidikan seperti dewan pendidikan di

tingkat kabupaten/kota, dewan sekolah, organisasi profesi guru

PGRI, dsb.

Peran pemimpin (opinion leaders) adalah sosok atau figur yang

memiliki pengaruh besar terhadap anggota yang terlibat dalam

suatu sistem sosial. Individu yang memiliki posisi sebagai pemimpin

dalam suatu sistem sosial akan menjadi pendukung dalam proses

keputusan inovasi ataupun sebaliknya. Figur tersebut berperan di

mana perilakunya (mendukung atau tidak mendukung) diikuti oleh

anggota sistem.

Agen perubahan (change agent) adalah suatu bagian yang

berpengaruh terhadap sistem sosialnya. Mereka adalah bagian yang

bisa mempengarui sikap orang lain agar menerima ide (inovasi) yang

ditawarkan. Kemudian, change agent ini merupakan agen yang

bersifat resmi atau formal. Artinya, ia memperoleh tugas untuk

Page 57: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 47

RANGKUMAN

menyebarluaskan informasi mengenai inovasi yang dibuat

kemudian agen tersebut mempengaruhi orang lain yang berada di

sistem sosial mereka. Penerimaan atau penolakan yang terjadi pada

inovasi yang dibawa oleh agen tertumpu pada kemampuan dan

keterampilan agen perubahan tersebut dalam melakukan

pengaruh. Misalnya, dalam suatu institusi pendidikan,

memungkinkan ditolaknya suatu inovasi dalam sistem sosial yang

ada didalamnya walaupun secara ilmiah inovasi terbukti lebih

unggul dibandingkan yang telah berjalan saat itu. Konkritnya yakni,

pengaruh teknologi dalam proses pembelajaran, implementasi e-

learning diberbagai lembaga pendidikan dan non pendidikan telah

mencapai pada tingkat yang tinggi seperti, Malaysia, Singapura dan

Australia bahkan Amerika telah mengintegrasi e-learning dalam

proses pengajaran.

Disisi lain, Negara Indonesia menurut lembaga riset pasar

eMarketter bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 112

juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk indonesia harus

akan akses informasi yang cepat, efektif dan mudah. Namun, e-

learning masih dinilai sesuatu hal yang baru di Negara Indonesia

dan masih kurang efektif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran, serta belum 100% mengadopsi e-learning dalam

pengajaran secara utuh.

Tulislah rangkuman berkenaan dengan materi yang telah

dijabarkan dalam bab 2 modul ini!

Page 58: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 48

EVALUASI

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan memilih jawaban yang

paling tepat!

1. Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

organisasi, yang dimulai dari mengetahui, menyadari tentang

inovasi dan kemudian menerapkan inovasi pendidikan

(implementasi). Pernyataan ini merupakan pengertian dari...

a. Inovasi

b. Inovasi pendidikan

c. Proses inovasi pendidikan

d. Perubahan inovasi

2. Tahap akhir yang dilakukan dalam proses keputusan inovasi

menurut Colley (1961) adalah...

a. Membeli

b. Mengambil tindakan

c. Menerima (adoption)

d. Disonansi

3. Tahapan proses keputusan inovasi menurut Milo (1971)

adalah...

a. Konseptualisasi, tentatif adopsi, penerimaan sumber,

implementasi, institusionalisasi

b. Konseptualisasi, penerimaan sumber, tentatif adopsi,

implementasi, institusionalisasi

c. Konseptualisasi, tentatif adopsi, penerimaan sumber,

implementasi, institusionalisasi

d. Konseptualisasi, penerimaan sumber, tentatif adopsi,

implementasi, institusionalisasi

Page 59: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 49

4. Di bawah ini yang termasuk model proses inovasi berorientasi

pada organisasi adalah, kecuali...

a. Shepard (1967)

b. Milo (1971)

c. Wilson (1966)

d. Rogers & Shoemakers (1971)

5. Routinisasi merupakan tahap akhir proses keputusan inovasi

menurut...

a. Shepard (1971)

b. Hage & Aiken (1970)

c. Wilson (1966)

d. Rogers (1983)

6. Karakteristik inovasi yang menekankan pada tingkatan atau

derajat di mana inovasi yang ada konsisten terhadap nilai-nilai

yang berlaku dimasyarakat adalah...

a. Kompabilitas (Compability)

b. Keunggulan relatif (Relative Advantages)

c. Kerumitan (Complexity)

d. Kemampuan diuji cobakan (Trialibility)

7. Ahli yang mejadikan “Persepsi tentang masalah” menjadi tahap

pertama dalam proses keputusan inovasi adalah...

a. Rogers & Shoemakers (1971)

b. Robertson (1971)

c. Klonglan & Coward (1970)

d. Zaltman & Brooker (1971)

Page 60: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 50

KUNCI JAWABAN EVALUASI

UMPAN BALIK

EVALUASI

8. Media yang dapat dimanfaatkan oleh setiap individu atau

kelompok yang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan-

pesan merupakan pengertian dari...

a. Inovasi

b. Saluran komunikasi

c. Sistem sosial

d. Agen perubah

Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan evaluasi yang telah

disusun:

1. C

2. B

3. A

4. D

5. B

6. A

7. B

8. B

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi dan

hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Gunakanlah rumus-di

bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam

materi kegiatan belajar di atas.

Page 61: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 51

TINDAK LANJUT

Rumus:

Jumlah Jawaban Yang Benar

Tingkat Penguasaan = x 100%

8

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = Baik Sekali

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Sedang

< 70% = Kurang

Worsheet #1: Analisis Jurnal

Jurnal di atas merupakan jurnal terkait penerapan

Pembelajaran dengan Brainstorming. Berdasarkan jurnal di atas

Kompatibilitas

Kerumitan

Kemampuan Diuji Cobakan

Kemampuan Diobservasi

Keunggulan Relatif

advantage)

Page 62: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 52

DAFTAR PUSTAKA

maka (1) lakukanlah analisis dengan tujuan mengetahui apakah

terdapat inovasi atau tidak. Analisis yang dilakukan dengan melihat

karakteristik inovasi yaitu: a. Keunggulan Relatif (Relative

advantage), b. Kemampuan Diobservasi (Observability), c.

Kemampuan Diuji Cobakan (Trialibility), d. Kerumitan (Complexity),

e. Kompatibilitas (Compatibility). (2) Carilah jurnal International

khususnya Jurnal yang berkaitan dengan Sains, Teknologi,

Pendidikan dan Pembelajaran. Kemudian, analisis Jurnal Tersebut

berdasarkan karakteristik inovasi yang disebutkan sebelumnya.

REKOMENDASI AKSES JURNAL

http://www.sciencedirect.com/

http://emeraldinsight.com/ https://eric.ed.gov/?journals

advances.sciencemag.org

Abraham, F. (1980). Perspective on Modernization toward General Theory of Third World Development. Washington: University

Press of America.

Havelock, R. G., & Huberman, A. M. (1978). Solving Educational

Problems. New York: Praegar Publisher, A Division of Holt, Rinehart and Winston, CBS, Inc.

Hawkins, H. S., & Van den Ban, A. W. (2012). Penyuluhan Pertanian.

Yogyakarta: Kanisus.

Miles, M. B. (1964). Innovation in Education. New York: Columbia

University.

Miles, M. B. (1973). Innovation in Education. New York: Teacher

College, Columbia University.

Nicholls, A. (1993). Managing Educational Innovations. London:

Geogre Allen & Unwin.

Plomp, T., & Ely, D. P. (1996). International Ecyclopedia of

Educational Technology. Cambridge, UK: Elsevier Science Ltd.

Page 63: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 53

Rogers, E. M. (1983). Diffusion on Innovation. New York: The Free Press.

Rogers, E. M., & Floyd, S. F. (1971). Communication of Innovation. New York: Macmillan Publishing.

Rusman, d. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi dan Komunikasi. Bandung: PT. Rajagrafindo Persada.

Sallisbury, D. F. (2001). Five Technology for Educational Change. New Jersey: Educational Technology Publication.

Udin, S. S. (2013). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Zaltman, G., Duncan, R., & Holbek, J. (1973). Innovation and

Organization. London, Sydney, Toronto: A Wiley-Interscience Publication John Wiley & Sons.

Zaltman, G., Florio, D. H., & Sikorski, L. A. (1977). Dynamic Eduvcational Change. New York: The Free Press A Division of

Macmillan Publishing Co. Inc.

Zaltman, G., Kolter, P., & Kaufman, I. (1977). Creating Social

Change. New York: Holt Rinegart & Winston.

Page 64: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 54

BAB III

TAHAP PENGAMBILAN

KEPUTUSAN INOVASI

PENDAHULUAN

Bab ini berisi pembahasan tentang tahapan pengambilan

keputusan inovasi, yang terdiri dari tahap keputusan inovasi, tipe

keputusan inovasi, serta hambatan inovasi.

Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa

diharapkan dapat:

1. memahami dan menjelaskan tahapan pengambilan keputusan

inovasi;

2. membedakan tipe-tipe keputusan inovasi;

3. memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan inovasi.

Gambar 3.1 Penerapan “Lesson Study” merupakan salah satu keputusan inovasi untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, “Lesson Study for Teaching Development” (http://www.achievementnetwork.org/anetblog/teaching-

study).

Page 65: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 55

3.1 Tahap Keputusan Inovasi

Tahap keputusan inovasi dinilai sebagai suatu kegiatan

individu dengan tujuan mencari kemudian menganalisis mengenai

suatu inovasi. Tujuannya, memotivasi diri individu dalam

memahami keunggulan dan kelemahan dari suatu inovasi sehingga

mampu mengambil keputusan untuk mengadopsi atau tidak suatu

inovasi. Berikut merupakan tahapan dalam proses keputusan

inovasi:

Gambar 3.2 Tahap Keputusan Inovasi Menurut Rogers & Shoemakers (1971)

Gambar di atas merupakan ilustrasi tahapan seseorang dalam

mengambil keputusan terkait pengadopsian suatu inovasi. Dimana

tahapan pertama yakni tahap pengetahuan (Knowledge).

1. Pengetahuan (Knowledge)

Knowledge Stage atau pengetahuan merupakan tahapan

pertama dalam pengambilan suatu inovasi. Tahapan ini seseorang

belajar mengenai keberadaan dan informasin mengenai suatu

inovasi. Pencarian informasi dan keberadaan inovasi itu

berhubungan dengan apa, bagaimana dan mengapa. Hal tersebut

merupakan dasar penting pada tahap Knowledge Stage ini.

1

Pengetahuan

Knowledge

2

Bujukan

Persuation

3

Pengambilan Keputusan

Decision Making

4

Implementasi

Implementatio

5

Conformation

Konfirmasi

Page 66: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 56

Tahapan ini akan menuntun individu menemukan suatu

pemahaman yang komprehensif dan terpadu berkaitan dengan apa

inovasi itu, mengapa inovasi itu harus diadopsi, dan bagaimana

inovasi itu berproses. Sehingga, pada tahapan ini akan memperjelas

pemahaman individu tersebut terkait inovasi yang terjadi. Rogers

berpendapat bahwa pertanyaan tersebut akan membentuk tiga

jenis pengetahuan yaitu:

a. Awareness Knowledge

Awareness Knowledge merupakan pengetahuan

mengenai keberadaan suatu inovasi. Pengetahuan ini akan

memotivasi individu mencari tahu secara mendalam tentang

seperti apa inovasi tersebut dan proses pengadopsiannya.

Pengetahuan pada kondisi ini bahwa, inovasi yang hadir

ditengah-tengah masyarakat belum membawa banyak informasi

sehingga inovasi tersebut dinilai masih kurang efektif.

Dampaknya, masyarakat menilai bahwa inovasi tersebut tidak

diperlukan sebagai alternatif pemecahan masalah, sehingga

inovasi ini akan menghilang dengan sendirinya karena tidak ada

proses adopsi.

Rogers menyatakan bahwa untuk menyampaikan

keberadaan suatu inovasi akan lebih efektif disampaikan

melalui media massa seperti radio, televisi, koran, majalah atau

berbagai media online yang mampu memberikan informasi

secara sistematis, efektif, dan cepat. Hasilnya, masyarakat akan

lebih mudah mengetahui dna memperoleh informasi akan

keberadaan suatu inovasi.

b. How to Knowledge

Istilah How to Knowledge merupakan pengetahuan tentang

bagiamana cara menggunakan inovasi dengan baik dan benar.

Page 67: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 57

Hal ini sangat penting khususnya dalam proses pengambilan

keputusan terhadap suatu inovasi. Individu yang memiliki

pengetahuan ini secara memadai maka akan meningkatkan

peluang atau potensi dalam menggunakan dan

mengimplementasi suau inovasi yang ada. How to knowledge

secara tidak langsung membimbing seseorang untuk tidak

hanya sekedar paham mengenai inovasi yang hadir, namum

tahu bagaimana menggunakan inovasi tersebut.

Gambar 3.3 Digital Learning Project merupakan program inovatif yang

dikeluarkan oleh Australian National University sebagai

penyelerasan dunia pendidikan dengan perkembangan

teknologi. Program ini bisa menjadi pengetahuan awal bagi seseorang terkait pengadopsian suatu inovasi.

c. Principle Knowledge

Istilah Principle Knowledge adalah prinsip-prinsip keberfungsian

suatu pengetahuan yang menadasari suatu inovasi khususnya

mengenai bagaimana dan mengapa suatu inovasi dapat bekerja.

Contohnya adalah teori kuman, teori tersebut yang mendasari

penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

dan kampanye kesehatan.

Page 68: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 58

2. Tahap persuasi (Persuation Stage)

Tahap persuasi merupakan tahap di mana seseorang memiliki

sikap yang positif atau negatif terhadap inovasi yang terjadi. Sikap

yang timbul pada diri seseorang tidak secara langsung

mempengaruhi seseorang secara penuh untuk menerima ataupun

menolak suatu inovasi. Maka, pembentukan sikap diri sesorang

dilakukan setelah melalui tahap pengetahuan (knowledge)

sebelumnya dengan berbagai pengetahuan yang diperoleh. Rogers

menyatakan bahwa tahap pengetahuan dinilai sebagai sesuatu

yang bersifat kognitif (pengetahuan), sedangkan persuasi

(Persuation stage) bersifat afektif. Afektif ini yang akan membawa

seseorang terlibat lebih mendalam terhadap suatu inovasi karena

menyangkut sikap dan perasaan. Perasaan yang dialami seseorang

bisa berdampak pada keyakinan setiap individu terhadap fungsi

inovasi dan dukungan sosial. Tingkat ketidakyakinan pada fungsi-

fungsi inovasi dan dukungan sosial akan mempengaruhi opini dan

kepercayaan seseorang terhadap suatu inovasi.

3. Tahap keputusan (decision stage)

Tahapan ini, individu membuat suatu keputusan mengenai

apakah ia menerima atau menolak suatu inovasi. Menurut Rogers

bahwa jika seseorang menerima suatu inovasi maka ia akan

menerapkan inovasi tersebut secara penuh, namun jika seseorang

menolak suatu inovasi berarti, “No to adopt an innovation” atau tidak

akan mengadopsi suatu inovasi itu. Kajadian yang sering terjadi

adalah seseorang menerima suatu inovasi setelah ia melakukan uji

coba terhadap inovasi tersebut. Uji coba yang dilakukan bisa

melalui tahap uji sebagian kecil, kemudian menerapkan suatu

inovasi tersebut secara keseluruhan. Inovasi yang memiliki potensi

untuk bisa diuji cobakan dari bagian per bagiannya, maka akan

Page 69: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 59

lebih mudah untuk diterima atau diadopsi. Namun, tidak semua

inovasi bisa diimplementasikan atau diujicobakan seperti yang

dijelaskan yakni uji coba bagian per bagian.

Uji coba terhadap suatu inovasi juga bisa dilakukan pada

kelompok kecil untuk memastikan keputusan seseorang dalam

mengadopsi suatu inovasi. Berhubungan dengan hal tersebut,

bahwa penolakan suatu inovasi tidak hanya terjadi pada tahapan

ini, namun bisa saja suatu inovasi itu bisa mengalami penolakan

pada tahap pengetahuan (Knowledge), karena memiliki pemahaman

yang mendalam terhadap inovasi yang ada. Kemudian, mungkin

penolakan tersebut juga bisa terjadi pada tahap persuasi, sehingga

tahap ini (Decision Stage) tidak menjadi dasar utama seseorang

mengalami proses penolakan terhadap suatu inovasi. Penolakan

terhadap suatu inovasi terdapat dua macam yaitu, 1) Penolakan

Aktif yaitu penolakan terhadap suatu inovasi karena inovasi

tersebut telah diujicobakan berdasarkan pertimbangan (mencoba

terlebih dahulu), namun keputusan akhirnya memutuskan untuk

menolak inovasi yang telah diterapkan sebelumnya, dan 2)

Penolakan Pasif yaitu melakukan penolakan terhadap inovasi tanpa

mengalami pertimbagan apapun atau menolak inovasi secara

langsung dan bersifat pasti.

Berdasarkan penjelasan di atas, tahap pengetahuan, persuasi

dan tahapan pengambilan keputusan memiliki keterkaitan yang

kuat. Sehingga, pada jenis inovasi dan kondisi tertentu urutan di

atas bisa saja mengalami pertukaran, mislanya tahap pengetahuan,

lalu tahap pengambilan keputusan, baru mengalami tahapan

persuasi.

Page 70: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 60

4. Tahap implementasi (implementation stage)

Tahapan implementasi ini terjadi apabila seseorang

memutuskan untuk menerapkan inovasi. Keterlibatan mental

ataupun perbuatan sangat dibutuhkan pada tahap ini agar proses

penerapan inovasi terlaksana secara konkrit. Tahapan

implementasi menandai bahwa, seseorang telah menerima dan

mengadopsi suatu gagasan inovasi dengan menerapkan atau

mempraktikkan. Adapun seseorang menerima suatu inovasi tapi

tidak mengimplementasikannya, hal ini dikarenakan

ketidaktersediaan fasilitas penerapan terhadap praktik inovasi yang

dilakukan.

Faktor lain seperti ketidakpastian suatu hasil inovasi yang

kemudian menjadi masalah, maka pengguna memerlukan teknis

dari agen perubahan agar penerapan inovasi berjalan sesuai aturan.

Implementasi ini akan terdapat masalah jika pengadopsi

merupakan organisasi (komunitas), karena dalam implementasi

yang dilakukan perlu keputusan bersama, waktu yang panjang, dan

penyatuan visi. Hal ini disebabkan bahwa, dalam suatu komunitas

atau organisasi memiliki banyak karakter yang berbeda-beda pada

setiap anggota organisasi tersebut, sehingga keputusan yang

diambil mengalami beberapa proses.

Inovasi kemudian dianggap berakhir apabila penerapannya

sudah bersifat melembaga atau telah menjadi hal-hal yang rutin,

sehingga inovasi tidak dianggap baru lagi. Kondisi tersebut bahwa

suatu inovasi telah berlangsung lama, tergantung kondisi dari

inovasi yang ada sehingga akhir suatu inovasi ditandai berdasarkan

pernyataan sebelumnya. Istilah re-invensi juga dibahas dalam

tahapan ini, yaitu kondisi inovasi yang mampu memecahkan

masalah. Anggapan ini muncul karena pemahaman bahwa inovasi

yang yang hadir dinilai kompleks dan sukar dimengerti. Kemudian,

Page 71: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 61

penerima (pengadopsi) inovasi menjadi sulit untuk menemui agen

pembaharu sebagai teknis dalam memecahkan masalah.

Pemecahan masalah oleh suatu inovasi pada daerah tertentu

akan menimbulkan kebanggaan terhadap inovasi yang diadopsi.

Rogers berpendapat bahwa penemuan (Invention) dan pembaharuan

(Innovation) merupakan dua hal yang berbeda, dimana invention

merupakan proses dimana ide-ide baru ditemukan atau diciptakan.

Sedangkan, inovasi merupakan proses penggunaan ide yang sudah

ada sehingga disimpulkan bahwa semakin banyak terjadi suatu

penemuan maka akan semakin cepat suatu inovasi dilaksanakan.

5. Tahap konfirmasi (confirmation stage)

Tahap konfirmasi ini berarti keputusan telah dibuat oleh

pengadopsi sehingga seseorang mencari dukungan atas keputusan

yang dibuat. Dengan kata lain, seseorang mencari penguatan

terhadap keputusan yang diambil dan kemudian keputusan

tersebut bisa ditarik kembali jika informasi yang diperoleh

bertentangan dengan informasi sebelumnya. Tahapan ini telah

terjadi suatu keputusan bahwa inovasi diterima atau ditolak oleh

pengadopsi. Maka, tahapan ini sebenarnya telah berlangsung

secara berkelanjutan sejak inovasi diputuskan dengan waktu yang

tak terbatas. Selama tahapan konformasi, seseorang akan

menghindari terjadinya disonansi dan berusaha menguranginya.

Disonansi merupakan proses terjaidnya perubahan tingkah

laku seseorang yang disebabkan ketidakseimbangan internal dalam

dirinya. Seseorang tersebut merasa adanya hal-hal yang tidak

sesuai atau tidak selaras sehingga merasa tidak enak. Jika

disonansi ini terjadi pada diri seseorang, maka seseorang tersebut

akan melakukan upaya untuk menghilangkan atau paling tidak

mengurangi dengan cara mengubah pengetahuannya, sikap dan

Page 72: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 62

perilakunya. Disonansi berhubungan dengan difusi inovasi dimana

usahan mengurangi disonansi dapat terjadi:

Apabila seseorang menyadari akan suatu kebutuhan dan

berusaha memenuhi kebutuhan tersebut, misalnya mencari

suatu inovasi yang cocok bagi kebutuhannya. Hal ini terjadi

pada tahap pengetahuan dalam proses keputusan inovasi.

Seseorang telah menerima dan menyenangi suatu inovasi, tetapi

belum melakukan penerapan terhadap inovasi tersebut.

Sehingga, ia akan betusaha untuk menerimanya, tujuannya

yakni mengurangi disonansi antara apa yang disenangi dan

diyakini dengan apa yang dilakukan. Hal ini terjadi pada tahap

keputusan inovasi dan tahap implementasi dalam proses

keputusan inovasi.

Seseorang telah melakukan keputusan bahwa ia menerima dan

ingin menerapkan suatu inovasi, kemudian diajak untuk

menolaknya. Sehingga, untuk mengurangi disonansi adalah

seseorang tidak menerapkan inovasi tersebut (discontinuing).

Kemudian, terdapat kondisi dimana seseorang menetapkan

menolak suatu inovasi, tetapi diajak unutk menerimanya. Maka,

disonansi dikurangi dengan menerima innovasi tersebut dan

menerapkannya (mengubah keputusan awal). Perubahan yang

terjadi pada diri seseorang yakni menerima dan menolak inovasi

terjadi di tahap konformasi dalam proses keputusan inovasi.

Pernyataan di atas merupakan cara untuk mengurangi

disonansi yang terjadi. Sehingga antara sikap, perilaku, dan pikiran

memiliki hubungan yang erat atau tak terpisahkan. Hal ini

dikarenakan antara unsur satu dengan yang lainnya saling

mempengaruhi. Kemudian, jika terjadi disonansi maka seseorang

akan mencari penguatan terhadap apa yang diyakininya dengan

tujuan memperkuat keputusan yang telah diambil. Hal ini disebut

Page 73: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 63

sebagai Selective Exposure yaitu, adanya proses seleksi informasi

yang dilakukan orang yang mengalami disonansi. Disonansi akan

terjadi jika peran agen pembaharu (Monitoring) tidak dominan

sehingga pengaruh negatif akan mudah masuk dalam proses

penerimaan suatu inovasi.

3.2 Tipe Keputusan Inovasi

Inovasi yang diterima atau ditolak oleh seseorang sebagai

sistem sosial, atau keseluruhan anggota sosial dilakukan secara

bersama atau kekuasaan. Berikut merupakan tipe keputusan

inovasi:

1. Keputusan inovasi opsional, penetapan menerima atau menolak

suatu inovasi berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh

individu itu sendiri. Hal ini disebut keputusan secara mandiri

karena dilakukan tanpa melihat anggota sistem sosial yang lain.

Keputusan yang diambil oleh individu ini telah sesuai dengan

norma yang diberlakukan oleh sistem soial dan disertai hasil

komunikasi interpersonal dengan anggota lainnya. Jadi,

hakekatnya adalah individu memiliki peran yang dominan

dalam menetapkan suatu keputusan terhadap suatu inovasi.

2. Keputusan inovasi kolektif, yaitu melakukan suatu keputusan

menerima atau menolak suatu inovasi berdasarkan keputusan

bersama (anggota sistem sosial) secara keselutuhan, sehingga

ini dinilai sebagai keputusan yang pasti. Implementasi suatu

model pembelajaran di kelas dengan berpedoman pada sintaks

model tersebut. Meskipun, pengajar bisa melakukan inovasi

dalam pembelajaran tetapi ada hal-hal yang mejadi aturan

tersendiri dalam pelaksanaan dengan model tersebut. Sehingga,

semua anggota yang terlibat melakukan keputusan dengan

Page 74: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 64

mentaati aturan yang diberlaukan selama proses pembelajaran

berlangsung.

3. Keputusan inovasi otoritas, keputusan yang dibuat oleh

individu atau sekelompok orang yang memiliki kedudukan,

wewenang, dan kuasa terhadap sesuatu. Seseorang tersebut

juga memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan anggota sistem sosial lainnya yang terlibat dalam

pengambilan keputusan. Anggota pada sistem sosial tertentu

hanya berperan dalam melaksanakan apa yang mejadi aturan

dan mereka tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan.

Tipe-tipe keputusan inovasi di atas merupakan rentangan

keputusan inovasi yang dilakukan oleh setiap individu atau

kelompok sistem sosial. Keputusan kolektif dan otoritas banyak

digunakan dalam suatu organisasi formal, seperti sekolah,

pergutuan tinggi, organisasi pemerintahan, perusahaan dan

sebagainya. Sedangkan, keputusan inovasi opsional memiliki target

masyarakat seperti petani, konsumen, dan anggota masyarakat

sebagi individu bukan sebagai anggota sosial.

Tipe keputusan inovasi ini digunakan untuk menyebarluaskan

suatu inovasi yang bersifat dinamis, yaitu mudah berubah setiap

waktu. Misalnya, implementasi kurikulum di lingkungan sekolah

ataupun di oerguruan tinggi. Katakanlah implementasi kurikulum

mulanya digunakan “Rencana Pelajaran 1947” yang merupakan

kurikulum pertama yang lahir pada zaman kemerdekaan dengan

istilah leer plan. Namun, kurikulum ini baru diberlakukan pada

tahun 1950 sehingga kalangan masyarakat menyebut sejarah

perkembangan kurikulum di awali dari kurikulum 1950. Pada

tahun 1952 kurikulum kemudian dibuat lagi dengan nama

“Rencana Pelajaran Terurai 1952”, dimana kurikulum ini dinilai

Page 75: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 65

lebih merinci dengan istilah bahwa setiap mata pelajaran disebut

rencana pelajaran terurai, kata Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar

Depdiknas periode 1991-1995. Kemduian di penghujung era

presiden Soekarno, muncul kurikulum “Rencana Pendidikan 1964

atau Kurikulum 1964” dengan fokus pada peengembangan daya

cipta, rasa, karya, karsa, dan moral (Pancawardhana).

Kurikulum 1968 menjadi kurikulum yang lahir setelah

Kurikulum 1964 dengan tujuan membentuk manusia pancasila.

Kemudian, mengalami perubahan dengan membuat kembali

kurikulum 1975, kurikulum 1984 (CBSA: Cara Belajar Siswa Aktif),

kurikulum 1998 dengan penambahan suplemen kurikulum 1999

sebagai bentuk kombinasi antara kurikulum 1975 dan 1984 saat

kurikulum 1994 bergulir lebih kepada upaya memadukan

kurikulum-kurikulum sebelumnya. Hasilnya, pembaharuan

(inovasi) kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu memberlakukan

satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.

Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus

dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan

lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.

Kurikulum 2004 merupakan bagian pembaharuan kurikulum

di Indonesia setelah kurikulum 1994. Kurikulum 2004 dengan

menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara

individual ataupun klasikal dan berorientasi hasil belajar.

Kurangnya manusia yang potensial dalam menjabarkan KBK

(Kurikulum 2004) karena adanya tuntutan bagi pengajar untuk

kreatif dalam menjalankan pendidikan. Pernyataan tersebut

didasari bahwa masih rendahnya kualitas pengajar terkait tujuan

pengimpelementasian KBK dalam pembelajaran. Awal 2006, uji

coba KBK dihentikan dan kemudian muncul kurikulum tingkat

satuan pendidikan. Dibandingkan dengan Kurikulum 2004,

Page 76: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 66

Kurikulum KTSP tidak memiliki banyak perbedaan dengan KBK

yakni ditinjau dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi

pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi. Namun, minimnya

sosialisasi dan kesiapan sarana dan prasarana pendukung

pendidikan, khsuusnya kesiapan guru dan sekolah untuk

menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.

Setelah KTSP, maka hadirlah kurikulum yang sampai saat ini

digunakan meskipun masih ada ebberapa sekolah yang

menggunakan KTSP. Kurikulum yang dimaksud adalah K13 atau

Kurikulum 2013, dimana siswa dituntut untuk aktif, kreatif, dan

inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di

sekolah. K13 juga melakukan sistem penilaian bagi siswa bukan

hanya diperoleh dari nilai ujian saja tetapi didapat dari nilai

kesopanan, religi, praktek, sikap dan sebagainya. Disamping

keunggulan dari K13, kesiapan dan belum meratanya implementasi

K13 merupakan salah satu kelemahan dari kurikulum ini. Alasan

lain yaitu, penerapan model pembelajaran yang dinilai sulit seperti

discovery learning, inquiry learning, dan problem based learning

sehingga beberapa sekolah masih menerapkan pembelajaran

dengan model pembelajaran langsung. Namun, K13 merupakan

bentuk inovasi yang dibuat untuk meningkatkan kualitas manusia

pada bidang pendidikan.

Mantan Rektor Universitas Paramadina, Anis Baswedan

menambahkan bahwa secara ide, K13 sangatlah bagus. Namun,

karena langsung diterapkan tanpa uji terlebih dahulu serta

diterapkan sebagai kurikulum nasional, maka mendatangkan

banyak persoalan dan banyak sekolah yang menolak penerapan

kurikulum itu. Ide atau gagasan yang muncul di setiap

pembaharuan kurikulum tentunya mengalami diskusi yang

panjang dari pihak pemerintah. Kemudian, perubahan-perubahan

Page 77: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 67

yang terjadi dari penerapan kurikulum termasuk dalam keputusan

opsional. Analoginya, Pemerintah mengeluarkan suatu ide atau

gagasan (kurikulum) yang kemudian diusulkan untuk diterapkan,

namun berdasarkan penjelasan di atas bahwa perubahan yang

terjadi pada kurikulum, ada yang mengalami uji coba dan ada yang

tidak dalam implementasinya. Sehingga, Pemerintah mengeluarkan

keputusan bahwa Kurikulum tersebut harus diterapkan di sekolah.

Fakta di lapangan, dimana masyarakat baik yang menerima

ataupun menolak kurikulum yang diberlakukan merupakan reaksi

mereka terhadap peraturan yang ada. Misalnya, Kurikulum 2013

atau K13 mendapat reaksi negatif (menolak) terhadap inovasi yang

diberikan K13, maka pemerintah mengambil kebijakan untuk

kembali kepada peraturan sebelumnya atau pengimplementasian

kurikulum sebelumnya, katakanlah Kurikulum KTSP (Keputusan

Opsional).

4. Keputusan inovasi kontingensi (Contingent), yaitu pemilihan

menerima atau menolak suatu inovasi yang kemduian baru

dapat diterapkan hanya setelah adanya keputusan inovasi yang

mendahuluinya. Contohnya, di sebuah perguruan tinggi,

seorang Dosen tidak mungkin memutuskan secara opsional

bahwa, setiap Dosen harus menggunakan pembelajaran

berbasis e-Learning sebelum didahului keputusan oleh

pimpinan fakultas atau pada tingkat universitas untuk

memperkuat sinyal wifi atau server yang akan mendukung

terlaksananya pembelajaran e-Learning. Jadi, ciri pokok dari

keputusan inovasi kontingen adalah digunakannya satu atau

dua keputusan inovasi secara bergantian untuk menangani

suatu difusi inovasi, tergantung keputusan yang mana yang

akan digunakan opsional, kolektif, atau otoritas. Sistem sosial

Page 78: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 68

terlibat langsung dalam proses keputusan kolektif, otoritas dan

kontingen, tetapi mungkin tidak dilibatkan dalam proses

keputusan inovasi opsional.

3.3 Hambatan Inovasi

Penerapan suau inovasi di lingkungan masyarakat tidak begitu

saja terjadi. Dalam penerapannya, mungkin saja menimbulkan

ketidakcocokan dan tidak menyatunya suatu prinsip inovasi yang

diterapkan terhadap prinsip yang berlaku pada masyarakat.

Penerimaan atau penolakan terhadap suatu inovasi tidak hanya

datang dari faktor apa yang dibawa oleh inovasi itu sendiri, tapi

kesesuaian dengan nilai-nilai atau norma yang berlaku pada

masyarakat. Sehingga, inovasi yang diterapkan menjadi sebuah

solusi tanpa mengabaikan prinsip dan sistem yang sedang berlaku

di masyarakat. Penolakan atau hambatan akan selalu hadir dalam

setiap perubahan yang dibawa oleh suatu inovasi. Anggota-anggota

sistem sosial baik secara internal ataupun eksternal tidak bisa

mengalami ketidaksukaan penerapan inovasi yanga ada, sehingga

mereka akan melakukan perlawanan, sabotase, bahkan upaya

mencegah perubahan yang terjadi. Di bawah ini merupakan

hambatan dalam konteks inovasi yang dibagi menjadi empat

kategori yaitu:

1. Hambatan psikologis

Hambatan ini bisa mejadi suatu pemicu seorang individu

melakukan penolakan terhadap suatu inovasi yang terjadi di

lingkungannya. Hambatan secara psikologis masyarakat telah

dan masih menjadi kunci munculnya suatu penolakan terhadap

upaya pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan oleh

sekelompok sistem. Contohnya, maraknya penerapan

pembelajaran dengan menggunakan e-learning, dimana peserta

Page 79: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 69

didik tidak hanya sekedar belajar dalam bentuk tatap muka di

kelas, tapi bisa melakukan tatap muka secara online dengan

rekan-rekannya. Namun, disisi lain penerapan e-learning yang

menjadi suatu hal yang tak biasa dikerjakan khsuusnya bagi

pengajar, terlebih penerapan e-learning ini sedikit banyak

pengajar mesti menguasai beberapa teknik dan pengetahuan

tentang teknologi. Karena berangkat dari ketidakbiasaan

pengajar dengan unsur-unsur (internet, emailing, diskusi

online, dan aplikasi pendukung e-learning) yang ditawarkan

oleh e-learning, maka secara tidak langsung inovasi ini tidak

akan diadopsi oleh masyarakat.

Kaitannya dengan hambatan psikologi, bahwa penolakan

yang trejadi terhadap penerapan e-learning ini disebabkan

karena rasa enggan dan merasa sudah cukup dengan

penerapan pembelajaran yang telah digunakan sebelumnya,

mempermasalahkan kerumitan inovasi yang ditawarkan, dan

tidak adanya pengetahuan mengenai penerapan e-learning itu

sendiri.

Berdasarkan pemaparan di atas, kita dapat berasumsi

bahwa dalam suatu sistem sosial, organisasi, atau kelompok,

beberapa anggotan yang terhimpun didalamnya ada yang

memiliki pengalaman masa lalunya yang negatif. Dampaknya,

hal ini mempengaruhi keberaniannya untuk bisa menghadapi

dan menerima perubahan yang terjadi. Kemudian, secara

psikologi akan terbawa yang akhirnya mempengaruhi anggota

sistem sosial yang lain dan ini juga berpengaruh terhadap

rencana sistem sosial atau organisasi tersebut kedepannya.

Page 80: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 70

2. Hambatan praktis

Hambatan praktis secara eksplisit dideskripsikan mejadi tiga

faktor yaitu.

a) Waktu

Mencegah dan memperlambat suatu perubahan dalam

organisasi atau sistem sosial merupakan faktor yang sering

ditunjukkan dari sisi hambatan praktis (waktu). Seperti

program-program pengembangan kompetensi pengajar

atau pelatihan terhadap pengajar (guru) dan proses

pengajaran yang sering dialami banyak orang, dimana hal-

hal yang dinilai bersifat praktis akan menghambat

perkembangan dan pembaharuan praktek. Pernyataan ini

didasari oleh alasan ketidakcukupan sumber daya

ekonomi, teknis, dan materi pun masuk dalam alasan

tersebut. Dampaknya, mucnul tanggapan bahwa semakin

praktis sifat suatu bidang maka semakin mudah orang

meminta penjelasan tentang penolakan praktis tersebut.

b) Sumber Daya

Rencana terkait pengimplementasian suatu inovasi

memerlukan banyak pertimbangan khususnya tingkat

pengetahuan dan jumlah dana. Hal ini berkaitan erat

dengan suatu inovasi yang akan dilakukan dan inovasi

tersebut jauh berbeda dengan praktek inovasi di masa lalu.

Sehingga, hal ini dinilai sebagai perubahan besar yang

kemudian mendatangkan banyak pemikiran,

pertimbangan, dan rencana dalam mengimplementasi

inovasi tersebut. Sumber daya dalam bentuk keahlian dan

keuangan menjadi pendukung utama terlaksananya suatu

inovasi. Awal penyebarluasan suatu gagasan inovasi akan

Page 81: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 71

membutuhkan banyak sumber daya seperti dana.

Terkadang dan menjadi hal ini yang tidak dianggarkan dan

direncanakan karena proses cipta inovasi berfokus pada

projek gagasan itu sendiri tanpa mempertimbangakn

kecukupan dana dan berbagai kemungkinan bantuan yang

datang, sehingga hal ini bisa menjadi suatu hambatan

khsuusnya dalam fase awal penyebarluasan inovasi.

c) Sistem

Peran sistem disini menggambarkan bahwa dana yang

didiskusikan sebelumnya bahwa, kecukupan dana tidak

menjamin terlaksananya gagasan inovasi yang

dikembangkan. Artinya, kecerdasan suatu sistem sosial

untuk bisa menggunakan sumber daya keahlian seperti

pengetahuan dan keterampilan anggota-anggota yang

terlibat dalam suatu proyek inovasi mejadi faktor penting.

Dengan kata lain, kurangnya dan tidak cermatnya dalam

pemilihan sumber daya terkait implementasi inovasi yang

dibuat akan menjadi hambatan. Sehingga sistem yang

dibuat haruslah terencana dan berpotensi memprediski

keterlaksanaan inovasi tersebut.

d) Hambatan Kekuasaan dan Nilai

Nilai merupakan bagian yang sering terseret dalam menilai

sutau inovasi yang pada akhirnya berkaitan dengan

hambatan. Sehingga, hambatan nilai menjadi hal yang

esensi dalam proses penerimaan atau penolakan terhadap

suatu inovasi. Jika suatu inovasi selaras dengan nilai dan

norma-norma yang dianut oleh masyarakat maka besar

peluang inovasi tersebut diadopsi. Namun, sebaliknya jika

Page 82: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 72

RANGKUMAN

EVALUASI

bertentangan terhadap nilai-nilai yang dianut,

kemungkinan besar terjadi penolakan terhadap

pembaharuan yang hadir. Pada beberapa kasus juga

menunjukkan bahwa inovator banyak mengalami konflik

terhadap suatu sistem sosial tempat dimana pembaharuan

akan dilakukan. Namun, proses eksplorasi yang mendalam

terhadap hal yang terjadi melalui suatu kesepakatan dan

aliansi. Kesepakatan dan aliansi ini dinilai penting dalam

pengimplementasian suatu inovasi, khususnya untuk

mengatasi konflik. Sehingga, prosesnya bisa saja

memperbaharui inovasi yang sudah ada agar jauh lebih

bersinergi terhadap nilai dan norma-norma yang berlaku

dimasyarakat, meskipun terkadang aliansi yang terjadi

kurang menoleh dengan nilai itu sendiri.

Tulislah rangkuman berkenaan dengan materi yang telah

dijabarkan dalam bab 3 modul ini!

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan memilih jawaban yang

paling tepat!

1. Seseorang belajar mengenai keberadaan suatu inovasi yang

kemudian mencari berbagai informasi terkait suatu inovasi

merupakan tahapan proses keputusan inovasi yaitu...

a. Pengetahuan

b. Persuasi

Page 83: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 73

c. Pengambil Keputusan

d. Implementasi

2. Penolakan terhadap suatu inovasi terdapat dua macam, salah

satunya adalah melakukan penolakan terhadap inovasi tanpa

mengalami pertimbagan apapun atau secara langsung menolak

inovasi tersebut secara pasti. Pernyataan ini pengertian dari

penolakan...

a. Aktif

b. Pasif

c. Pengetahuan

d. Konkrit

3. Tahap implementasi terjadi apabila...

a. Penolakan terhadap suatu inovasi karena inovasi tersebut

telah diujicobakan berdasarkan pertimbangan (mencoba

terlebih dahulu), namun keputusan akhirnya memutuskan

untuk menolak inovasi yang telah diterapkan sebelumnya

b. Seseorang mencari dukungan atas keputusan yang dibuat

c. Seseorang telah menerima dan mengadopsi suatu gagasan

inovasi dengan menerapkan atau mempraktikkan

d. Seseorang menyadari akan suatu kebutuhan dan berusaha

memenuhi kebutuhan tersebut

4. Proses terjaidnya perubahan tingkah laku seseorang yang

disebabkan ketidakseimbangan internal dalam dirinya.

Seseorang tersebut merasa adanya hal-hal yang tidak sesuai

atau tidak selaras sehingga merasa tidak enak. Pernyataan ini

adalah pengertian dari...

a. Disonansi

Page 84: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 74

b. Konfirmasi

c. Pengadopsi

d. Informasi

5. Suatu keputusan menerima atau menolak suatu inovasi

berdasarkan keputusan bersama anggota sistem sosial secara

keselutuhan sehingga ini dinilai sebagai keputusan yang pasti.

Pernyataan ini merupakan pengertian dari...

a. Keputusan inovasi opsional

b. Keputusan inovasi kolektif

c. Keputusan inovasi otoritas

d. Keputusan inovasi kontingensi

6. Keputusan inovasi Otoritas adalah...

a. Penolakan terhadap inovasi tanpa mengalami pertimbagan

apapun atau secara langsung menolak inovasi tersebut

secara pasti

b. Proses terjaidnya perubahan tingkah laku seseorang yang

disebabkan ketidakseimbangan internal dalam dirinya

c. Penetapan menerima atau menolak suatu inovasi

berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh indivodu itu

sendiri

d. Keputusan yang dibuat oleh individu atau sekelompok orang

yang memiliki kedudukan, wewenang, dan kuasa terhadap

sesuatu dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan anggota sistem sosial lainnya yang

terlibat dalam pengambilan keputusan

7. Pemilihan menerima atau menolak suatu inovasi yang

kemduian baru dapat diterapkan hanya setelah adanya

Page 85: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 75

KUNCI JAWABAN EVALUASI

keputusan inovasi yang mendahuluinya merupakan pengertian

dari...

a. Keputusan inovasi opsional

b. Keputusan inovasi kolektif

c. Keputusan inovasi otoritas

d. Keputusan inovasi kontingensi

8. Arti dari pernyataan “No to adopt an innovation” adalah...

a. Menerima inovasi

b. Menerapkan inovasi

c. Memperbaiki inovasi

d. Tidak mengadopsi inovasi

Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan evaluasi yang telah

disusun:

1. A

2. B

3. C

4. A

5. B

6. D

7. D

8. D

Page 86: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 76

UMPAN BALIK

EVALUASI

TINDAK LANJUT

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi dan

hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Gunakanlah rumus-di

bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam

materi kegiatan belajar di atas.

Rumus:

Jumlah Jawaban Yang Benar

Tingkat Penguasaan = x 100%

8

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = Baik Sekali

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Sedang

< 70% = Kurang

Mendesain Model Pembelajaran Inovatif

1. Pikirkanlah suatu ide atau gagasan mengenai inovasi dalam

pengajaran di sekolah.

2. Bentuklah kelompok 4-5 orang perkelompok

3. Buatlah suatu desain pembelajaran berdasarkan Kurikulum

2013 yang saat ini sedang berlaku. Kemudian, integrasikan ke

dalam desain pembelajaran tersebut seperti strategi, metode,

model, teknis atau teori belajar yang anda nilai mampu

mengubah pemahaman peserta didik dalam belajar sains

Page 87: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 77

(khususnya kimia). Konten kimia yang menjadi materi bisa

dihubungan dengan kearifan lokal seperti “tingkat keasaman

sungai Banjarmasin”, sehingga ilmu kimia memiliki perspektif

lain secara keilmuan.

4. Pengenalan nilai kearifan lokal ke dalam pembelajaran sains

merupakan hal yang akan sangat berkontribusi terhadap

pengetahuan peserta didik ke depan dan menjadi suatu

pembaharuan (inovasi). Selain berdaya saing, peserta didik bisa

menjadi unggul khususnya dalam kajian kearifan lokal yang

diangkat dalam belajar sains.

5. Lakukanlah proses-proses 1 sampai 4 berdasarkan tahapan

inovasi yang telah dijelaskan di atas. Tahapan yang dilalui akan

menentukan desain seperti apa dan inovasi apa yang akan

terlihat berdasarkan ide yang kita bawa sebagai pondasinya.

6. Lakukan validasi dan konsultasi dengan pakar, kemudian

evaluasi proses yang anda lakukan secara keseluruhan dan

interpretasikan hasil ide atau gagasan anda sebagai bentuk

difusi dan diseminasi terhadap ide (inovasi) yang anda buat.

7. Berikut contoh kajian terkait pembaharuan (inovasi) yang

diterapkan dalam pembelajaran.

Page 88: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 78

DAFTAR PUSTAKA

Gambar 3.4 Kajian Pembelajaran Inovatif berbasis Reasearch.

Abraham, F. (1980). Perspective on Modernization toward General

Theory of Third World Development. Washington: University

Press of America.

Havelock, R. G., & Huberman, A. M. (1978). Solving Educational

Problems. New York: Praegar Publisher, A Division of Holt,

Rinehart and Winston, CBS, Inc.

Hawkins, H. S., & Van den Ban, A. W. (2012). Penyuluhan Pertanian.

Yogyakarta: Kanisus.

Miles, M. B. (1964). Innovation in Education. New York: Columbia

University.

Miles, M. B. (1973). Innovation in Education. New York: Teacher

College, Columbia University.

Nicholls, A. (1993). Managing Educational Innovations. London:

Geogre Allen & Unwin.

Plomp, T., & Ely, D. P. (1996). International Ecyclopedia of

Educational Technology. Cambridge, UK: Elsevier Science Ltd.

Page 89: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 79

Rogers, E. M. (1983). Diffusion on Innovation. New York: The Free

Press.

Rogers, E. M., & Floyd, S. F. (1971). Communication of Innovation.

New York: Macmillan Publishing.

Rusman, D. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi dan

Komunikasi. Bandung: PT. Rajagrafindo Persada.

Sallisbury, D. F. (2001). Five Technology for Educational Change.

New Jersey: Educational Technology Publication.

Udin, S. S. (2013). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Zaltman, G., Duncan, R., & Holbek, J. (1973). Innovation and

Organization. London, Sydney, Toronto: A Wiley-Interscience

Publication John Wiley & Sons.

Zaltman, G., Florio, D. H., & Sikorski, L. A. (1977). Dynamic

Eduvcational Change. New York: The Free Press A Division of

Macmillan Publishing Co. Inc.

Zaltman, G., Kolter, P., & Kaufman, I. (1977). Creating Social

Change. New York: Holt Rinegart & Winston.

Page 90: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 80

BAB IV

INOVASI KURIKULUM

PENDAHULUAN

Bab ini berisi pembahasan tentang inovasi kurikulum. Pada

bagian ini akan dijelaskan tentang hakikat dan ciri-ciri inovasi

kurikulum, berbagai macam inovasi kurikulum seperti Kurikulum

berbasis kompetensi, Kurikulum berbasis masyarakat, dan

Kurikulum terpadu beserta berbagai jenis dan contohnya.

Pemahaman tentang inovasi kurikulum sangat penting bagi seorang

guru atau calon guru, karena dapat membantu guru dalam

melaksanakan tugasnya

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat

menjelaskan:

1. pengertian inovasi kurikulum;

2. hambatan-hambatan yang terdapat dalam penerapan inovasi

kurikulum;

3. perbedaan karakteristik berbagai macam inovasi kurikulum,

Kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum berbasis

masyarakat, dan kurikulum berbasis keterpaduan; dan

4. berbagai jenis inovasi kurikulum dengan memberikan contoh-

contoh implementasinya.

4.1 Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran

Kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses

belajar mengajar. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum merupakan

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan

Page 91: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 81

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Merujuk pada definisi inovasi dan kurikulum di atas, maka

inovasi kurikulum dapat diartikan sebagai ide, gagasan atau

tindakan dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang

dianggap baru untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi

dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Dalam bidang pendidikan, inovasi biasanya muncul dari

adanya keresahan pihak-pihak tertentu tentang penyelenggaraan

pendidikan. Misalnya, keresahan guru tentang pelaksanaan proses

belajar-mengajar yang dianggap kurang berhasil. Upaya untuk

memecahkan masalah tersebut memunculkan gagasan dan ide-ide

baru sebagai suatu inovasi.

Kurikulum bersifat dinamis sehingga selalu disesuaikan

dengan berbagai aspek perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dinamika masyarakat, serta teori-teori belajar yang terus

berkembang. Pembaharuan kurikulum biasanya dilakukan jika

kondisi pembelajaran di kelas dianggap tidak sesuai lagi dengan

tuntutan masyarakat dan dunia kerja. Sebagai contoh peluncuran

pesawat ulang alik Sputnik oleh Soviet pada bulan Oktober 1957

menjadi salah satu pemicu pembaharuan kurikulum di Amerika

Serikat. Merasa tertinggal dengan saingat terberatnya kala itu, Uni

Soviet, Amerika Serikat berusaha mengejar ketertinggalan tersebut

dengan melakukan inovasi kurikulum yang memperkuat

pengajaran sains dan matematika melalui proyek inovasi kurikulum

yang dikenal sebagai “the course content improvement projects”

(Tyler, 1981).

Indonesia melakukan hal yang sama dengan memperbaharui

kurikulum yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesia (KKNI) pada tahun 2011. Keberadaan Kurikulum

Page 92: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 82

mengacu KKNI dirasa perlu ketika output yang dihasilkan dari

dunia pendidikan dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan

tuntutan dunia kerja yang semakin mengglobal. Dengan demikian,

inovasi kurikulum menjadi suatu keharusan ketika keadaan sudah

tidak sesuai lagi dengan harapan. Aspek pembelajaran menjadi

salah satu komponen pendidikan yang mendapat imbas paling

besar dalam inovasi kurikulum. Salah satu inovasi kurikulum yang

mempengaruhi aspek pembelajaran di Indonesia adalah penerapan

pendekatan saintifik pada Kurikulu 2013 yang melatih

keetrampilan 5 M (mengamati, menanya, mengeksplore, mengkaji,

mengkomunikasikan).

4.2 Hambatan-Hambatan dalam Penerapan Inovasi Kurikulum

Inovasi pendidikan dalam bidang kurikulum tidak berhenti

hanya dalam permasalahan di atas saja. Dengan melihat konsep

dan kerangka kurikulum, dapat diketahui mengenai arah atau

tujuan pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum harus senantiasa

menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, agar peserta

didik juga dapat dengan mudah menyesuaikan dengan

perkembangan yang ada. Namun demikian perkembangan

kurikulum sering kali menemukan banyak masalah yang

memerlukan pertimbangan dan pemecahan tersendiri. Semua

masalah tersebut disebabkan oleh berbagai kondisi yang ada,

disesuaikan pula dengan tuntutan dan prinsip kebutuhan yang

perlu dipenuhi.

Pada umumnya, faktor penghambat inovasi di lapangan

muncul dalam bentuk penolakan atau resistensi dari calon adopter.

Sebagai contoh penerapan Kurikulum 2013 di lapangan ternyata

mengalami penolakan dari para guru akibat ketidaksiapan guru

Page 93: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 83

menerapkan metode pembelajaran dan teknik evaluasinya,

sehingga harus ditunda masa berlakunya.

Penolakan (resistance) dapat diartikan sebagai upaya melawan

sesuatu atau seseorang untuk tidak berubah atau diubah, atau

tidak mau menerima perubahan tersebut. Ditolaknya inovasi oleh

para pelaksana inovasi di lapangan atau di sekolah biasanya

disebabkan oleh beberapa hal berikut:

a) Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam proses perencanaan,

penciptaan dan bahkan pelaksanaan inovasi tersebut, sehingga

ide baru atau inovasi tersebut dianggap oleh guru atau sekolah

bukan miliknya, dan merupakan kepunyaan orang lain yang

tidak perlu dilaksanakan, karena tidak sesuai dengan keinginan

atau kondisi sekolah mereka.

b) Guru ingin mempertahankan sistem atau metode yang biasa

mereka lakukan, karena sistem atau metode tersebut sudah

mereka laksanakan selama bertahun-tahun. Di samping itu

sistem yang berlaku selama ini dianggap sudah baik,

memberikan rasa aman dan kepuasan sesuai pikiran mereka

(Day dkk, 1987).

c) Inovasi yang dibuat pihak lain (seperti Depdiknas) belum

sepenuhnya melihat kebutuhan dan kondisi yang dialami oleh

guru dan siswa. Hal ini juga diungkapkan oleh Munro (1987:36)

yang mengatakan bahwa "mismatch between teacher's intention

and practice is important barrier to the success of the innovatory

program".

d) Inovasi yang berasal dari pusat cenderung berbasis proyek,

dimana segala sesuatunya ditentukan oleh pencipta inovasi

tersebut. Inovasi seperti ini bisa berhenti jika proyek selesai atau

keuangannya sudah tidak tersedia lagi. Dengan demikian pihak

sekolah atau guru terpaksa melakukan perubahan sesuai

Page 94: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 84

dengan kehendak para inovator tanpa memiliki wewenang

untuk mengubahnya.

Untuk menghindari penolakan seperti yang disebutkan di atas,

maka guru, sebagai komponen penting dalam inovasi pendidikan

perlu mendapatkan perhatian. Sebagai ujung tombak pelaksanaan

pendidikan, guru merupakan pihak yang sangat berpengaruh

dalam proses belajar mengajar. Karakter guru sangat menentukan

kelangsungan proses belajar mengajar di kelas serta dampaknya di

luar kelas. Guru yang memiliki self efikasi tinggi membuat siswa

termotivasi untuk belajar (Maguire, 2011; Eberlee, 2011). Agar

inovasi pendidikan dapat diterima, guru harus diberikan

pemahaman yang benar dan menyeluruh tentang inovasi yang akan

dilakukan. Selain sosialisasi, diperlukan juga pelatihan dan

simulasi untuk mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang mungkin

terjadi terkait inovasi yang akan diterapkan.

Selain guru, keberhasilan belajar juga tergantung pada faktor

siswa. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah

pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa

sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama

teman, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh karena itu, dalam

memperkenalkan inovasi pendidikan dan penerapannya, siswa

perlu dilibatkan sehingga mereka bukan saja mau menerima dan

melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga dapat mengurangi

resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.

4.3 Beberapa Inovasi Kurikulum di Indonesia

Dalam perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia, sudah

beberapa kali dilakukan perubahan dan perbaikan kurikulum.

Semua itu bertujuan tidak lain adalah untuk menyesuaikannya

dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil

Page 95: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 85

yang maksimal. Tentu saja kurikulum tidak bisa dirubah secara

serta merta. Perubahan kurikulum membutuhkan proses yang

cukup panjang dan pemikiran yang matang.

Sebelum mengubah kurikulum hendaknya diadakan penilaian

tentang kurikulum yang sedang dijalankan. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan-tujuan yang

tercantum dalam kurikulum tersebut. Dalam menilai kurikulum

harus dilakukan penilaian terhadap komponen-komponennya,

yaitu : (1) tujuan kurikulum, (2) pengalaman-pengalaman belajar

untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan

murid, (3) organisasi pengalaman belajar, urutan pengalaman dan

hubungannya dengan pengalaman lain, (4) cara-cara mengevaluasi

hasil belajar murid. Berdasarkan penilaian tersebut, dilakukanlah

perubahan dan inovasi terhadap kurikulum yang berlaku. Berikut

ini adalah beberapa inovasi kurikulum yang pernah diterapkan di

Indonesia.

1. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Latar Belakang

Munculnya inovasi kurikulum di Indonesia dilatarbelakangi

oleh tantangan untuk menjawab berbagai masalah krusial

dalam pendidikan. Keresahan guru akan pelaksanaan

kurikulum yang dianggap menyulitkan, serta keresahan

masyarakat tentang kualitas pendidikan yang semakin

merosot, merupakan contoh permasalahan yang menjadi

alasan lahirnya inovasi kurikulum. Selain menjawab keresahan

masyarakat, inovasi kurikulum dapat pula lahir ketika sistem

yang lama dianggap tidak lagi relevan dengan kondisi

masyarakat saat itu, sehingga perlu dicari metode lain yang

lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Page 96: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 86

Salah satu bentuk inovasi kurikulum yang diterapkan di

Indonesia adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Kurikulum ini hadir seiring munculnya semangat reformasi

pendidikan, yang diawali dengan munculnya kebijakan otonomi

daerah (Undang-Undang Nomor 22 tahun l999). Kelahiran

kebijakan pemerintah ini didorong oleh perubahan dan

tuntutan kebutuhan masyarakat dalam dimensi globalisasi

yang ditandai pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang mengakibatkan terjadinya persaingan dalam

segala bidang. Hanya individu yang mampu bersainglah

yang akan dapat berbicara dalam era globalisasi ini. Untuk itu,

setiap individu harus memiliki kompetensi yang handal dalam

berbagai bidang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan

nyata (Sanjaya, 2008).

Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan untuk

membekali peserta didik dengan keahlian dan keterampilan

sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan untuk

meningkatkan daya saing di tengah persaingan global. Adanya

kurikulum berbasis kompetensi memungkinkan hasil

lulusan menjadi lebih terampil dan kompeten sesuai tuntutan

masyarakat sekitarnya.

Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan mengerjakan sesuatu

yang berbeda dengan sekedar mengetahui sesuatu.

Kompetensi harus didemonstrasikan sesuai dengan standar

yang ada di lapangan kerja ( Hamalik, 2009). Rumusan lain

tentang kompetensi menurut McAshan (l979) adalah suatu

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau

Page 97: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 87

kapabilitas yang dimiliki seseorang yang telah menjadi bagian

dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan

psikomotornya. Ini berarti bahwa kompetensi bukan

hanya ada dalam tataran pengetahuan akan tetapi sebuah

kompetensi harus tergambarkan dalam pola perilaku, artinya

bagaimana implementasi pengetahuan itu diwujudkan dalam

pola tindakan yang dilakukan siswa sehari-hari. Jadi,

kompetensi pada hakekatnya merupakan perpaduan dari

pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap yang direfleksikan

dalam bentuk kebiasaan berfikir dan bertindak.

Kompetensi dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan

nilai-nilai dasar yang merefleksikan kebiasaan berfikir dan

bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten

setiap saat akan memungkinkan bagi seseorang untuk

berkompeten, artinya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan

nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Kompetensi juga

dapat diartikan suatu kemampuan untuk menstrasfer dan

menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki

seseorang pada situasi yang baru.

Menurut Depdiknas (Mulyasa, 2004) Kurikulum Berbasis

Komptensi (KBK) merupakan seperangkat rencana dan

pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus

dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan

pemberdayaan sumber daya pendidikan dan mengembangkan

sekolah. Dari rumusan tersebut, KBK lebih menekankan

pada kompetensi atau kemampuan apa yang harus dimiliki

siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu,

sedangkan masalah bagaimana cara mencapainya, secara

Page 98: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 88

teknis operasional diserahkan kepada guru di lapangan.

D alam KBK apa yang harus dilakukan guru untuk mencapai

kompetensi tertentu tidak dijelaskan secara detail. KBK hanya

memberikan petunjuk secara universal tentang bagaimana

seharusnya pola pembelajaran diterapkan oleh setiap guru.

Menurut KBK pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

bukan hanya untuk mengembangkan kemampuan intelektual,

tetapi juga untuk mewarnai perilaku yang ditampilkan sehari-

hari.

Kompetensi yang harus dicapai oleh KBK dijelaskan

Sanjaya (2008) sebagai berikut:

1. Kompetensi akademik, yaitu peserta didik harus

memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam

mengatasi tantangan dan persoalan hidup.

2. Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus

memiliki kesiapan dan mampu beradaptasi terhadap dunia

kerja.

3. Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus mampu

menempatkan diri sebaik- baiknya dalam sistem budaya

dan tata nilai masyarakat.

4. Kompetensi temporal, yaitu peserta didik tetap eksis dalam

menjalani kehidupannya sesuai dengan tuntutan

perkembangan zaman.

Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi memiliki ciri utama sebagai

berikut; Pertama, memuat sejumlah kompetensi dasar sebagai

kemampuan standar minimal yang harus dikuasai dan

dicapai siswa. Kedua, implementasi pembelajaran dalam KBK

Page 99: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 89

menekankan pada proses pengalaman dengan memperhatikan

keberagaman setiap individu. Ketiga, evaluasi dalam KBK

menekankan pada evaluasi dan proses belajar.

Karakteristik KBK secara lebih rinci dijabarkan Depdiknas

(Mulyasa, 2004) sebagai berikut:

1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara

individual maupun klasikal, artinya isi KBK intinya

sejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa, dan

kompetensi inilah sebagai standar minimal atau

kemampuan dasar.

2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, artinya

keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh

indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan

acuan kompetensi yang diharapkan. Proses pencapaian

tentu saja bergantung pada kemampuan dan kecepatan

yang berbeda setiap siswa.

3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan

pendekatan dan metode yang bervariasi sesuai dengan

keberagaman siswa

4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber

belajar lain yang memenuhi unsur edukatif, sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

Guru berperan sebagai fasilitator untuk mempermudah

siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.

5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar

dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu

kompetensi. KBK menempatkan hasil dan proses belajar

sebagai dua sisi yang sama pentingnya.

Page 100: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 90

Penerapan KBK yang memberikan serangkaian pengalaman

belajar bermakna diharapkan memberi dampak positif pada

diri peserta didik. KBK memberikan peluang sesuai dengan

keberagaman yang dimiliki masing-masing individu. Dalam

KBK, siswa tidak sekedar dituntut untuk memahami

sejumlah konsep, tetapi juga bagaimana a ga r konsep yang

dipelajari t e rsebu t berdampak t e rhadap perilaku dan

pola pikir mereka sehari-hari. KBK menghargai bahwa setiap

siswa memiliki kemampuan, minat, dan bakat yang berbeda

sehingga diberikan peluang kepada siswa tersebut untuk

belajar sesuai dengan keberagaman dan kecepatan masing-

masing. Oleh karena itu dalam KBK, proses pembelajaran

harus didesain agar dapat melayani setiap keberagaman

tersebut.

Yang ingin dicapai dalam implementasi kurikulum berbasis

kompetensi adalah mengembangkan peserta didik untuk

menghadapi perannya di masa mendatang dengan cara

mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill). Life

skill merupakan kecakapan yang harus dimiliki seseorang

untuk terbiasa berani menghadapi masalah kehidupan

secara wajar kemudian secara kreatif mencari solusi

untuk mengatasinya. Adapun tujuan kecakapan hidup

adalah mengaktualisasikan potensi peserta didik

sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah

yang dihadapi; memberikan kesempatan kepada sekolah

untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai

dengan prinsip pendidikan berbasis luas (broad based

education), serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya

lingkungan sekolahz dengan memberikan peluang

Page 101: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 91

pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat, sesuai

dengan manajemen berbasis sekolah (School Based

Management)

Sasaran KBK adalah pada penguasaan kompetensi bidang-

bidang praktis terutama pekerjaan keahlian baik kompetensi

teknis, vokasional maupun profesional. Suatu bidang pekerjaan

yang tugas utamanya berkenaan dengan kompetensi

perbuatan, perilaku, performans yang menunjukan

kecakapan, kebisaan, keterampilan melakukan tugas, atau

peranan secara standar seperti yang dituntut oleh suatu

okupasi (Sukmadinata, 2009).

Implikasi KBK terhadap Aspek Pembelajaran

1. Pengembangan rancangan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dalam KBK diarahkan untuk

menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak

didik. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus beroreantasi

pada siswa sebagai subjek bukan sebagai objek pembelajaran.

Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

merancang kegiatan pembelajaran. Pertama, rancangan

kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan peluang bagi

siswa untuk mencari, mengolah, menemukan sendiri

pengetahuan. Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang

agar siswa dapat mengembangkan keterampilan dasar mata

pelajaran yang bersangkutan. Kedua, Rancangan

pembelajaran harus disesuaikan dengan ragam sumber

belajar dan sarana pembelajaran yang tersedia. Ketiga,

Pembelajaran harus dirancang dengan mengordinasikan

berbagai pendekatan belajar. Keempat, Pembelajaran harus

Page 102: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 92

dapat memberikan pelayanan terhadap kebutuhan

individual siswa seperti bakat, minat, kemampuan, latar

belakang sosial ekonomi dll.

2. Pengembangan proses pembelajaran

KBK sebagai sebuah kurikulum yang menekankan

kepada pencapaian kompetensi memiliki implikasi terhadap

proses pembelajaran. Konteks pembelajaran yang diinginkan

KBK mengharapkan agar guru bertindak dan berusaha

menyediakan waktu dan tempat agar siswa belajar. Belajar

bukan aktivitas mengumpulkan ilmu pengetahuan, tetapi

merupakan proses perubahan perilaku melalui pengalaman

belajar yang dapat mengembangkan berbagai aspek dalam

individu masing-masing pembelajar.

Implikasi terhadap proses pembelajaran menurut KBK

ini sangat penting sebab akan mempengaruhi berbagai

tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, baik dalam

pengembangan strategi pembelajaran maupun dalam

menggunakan berbagai sumber belajar. Dengan demikian,

proses pembelajaran tidak diarahkan semata-mata agar

siswa mampu menguasai sejumlah materi pembelajaran akan

tetapi pembelajaran lebih diarahkan kepada penguasaan

kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum.

3. Pengembangan evaluasi

Evaluasi merupakan suatu proses memberikan

pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang

dipertimbangkan seperti orang, benda, kegiatan, keadaan

kesatuan tertentu. Karakteristik evaluasi meliputi, pertama

evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan, kedua proses

Page 103: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 93

tersebut dilakukan untuk memberi makna atau nilai. Sebagai

suatu proses, evaluasi terdiri atas serangkaian kegiatan

seperti pengumpulan data dan informasi tentang pencapaian

hasil belajar siswa, s e r t a pembuatan keputusan tentang

hasil belajar siswa berdasarkan informasi yang telah diperoleh.

Menurut Bloom (Krathwohl, 2002) kriteria keberhasilan

belajar siswa hendaknya meliputi ketiga aspek; kognitif,

afektif dan psikomotor. Sebagai bentuk kurikulum yang

menghendaki ketercapaian kompetensi, maka alat dan

bentuk penilaian harus seimbang baik dari aspek bentuk

tes maupun non tes, maupun dari aspek fungsi sebagai

fungsi formatif maupun sumatif.

Melalui pelaksanaan KBK, guru bertindak memfasilitasi

bagaimana peserta didik belajar, sehingga perencanaan,

pelaksanaan hingga penilaian harus berorientasi pada

aktivitas peserta didik yang beragam dalam rangka

memperoleh banyak pengalaman belajar.

2. Kurikulum Berbasis Masyarakat

Pendidikan berkembang seiring dengan berkembangnya

dinamika masyarakat. Pengaruh perkembangan teknologi,

komunikasi dan telekomunikasi menyebabkan lahirnya

beberapa kelompok masyarakat, baik kelompok masyarakat

yang berkembang sangat cepat, maupun masyarakat yang

lambat berkembang. Efek perubahan di masyarakat ini akan

berimbas pada setiap individu warga masyarakat, baik

pengetahuan, kecakapan, sikap, kebiasaan bahkan pola-pola

kehidupan.

Page 104: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 94

Dalam konteks global, kurikulum yang diadopsi di suatu

Negara akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

falsafah yang dianut, kondisi sosial ekonomi, tingkat

pendidikan, budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Pengertian

Kurikulum berbasis masyarakat disebut juga sebagai

kurikulum berbasis wilayah. Kurikulum berbasis masyarakat,

yang bahan dan objek kajiannya a d a l a h kebijakan dan

ketetapan yang dilakukan di daerah, haruslah disesuaikan

dengan kondisi lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya dan

kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dipelajari oleh

siswa di daerah tersebut. Bagi siswa, hal ini berguna untuk

menumbuhkan keakraban dengan lingkungan dimana mereka

tinggal, mencegah dari keterasingan lingkungan, membiasakan

diri dengan budaya dan adat istiadat setempat, serta

menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan hidup.

Secara umum kurikulum berbasis masyarakat bertujuan

untuk:

1. Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut

melestarikan budaya termasuk kerajinan dan keterampilan

yang bernilai ekonomi tinggi di daerah tersebut.

2. Membekali siswa dengan kemampuan dan keterampilan

yang dapat menjadi bekal hidup di masyarakat jika

mereka tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

3. Membekali siswa untuk hidup mandiri dan membantu

orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Page 105: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 95

Kurikulum berbasis masyarakat memiliki beberapa

keunggulan/kelebihan antara lain: (1) Sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat; (2)

Dapat disesuaikan dengan tingkat dan kemampuan sekolah,

baik kemampuan finansial, profesional maupun manajerial;

(3) Mudah dilaksanakan karena disusun sendiri oleh guru-

guru di daerah tersebut; (4) Menumbuhkan kompetisi dalam

pengembangannya karena sekolah dan guru t e rmo t i vas i

untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan

kurikulum yang sebaik-baiknya.

Karakteristik Kurikulum Berbasis Masyarakat

Model pengajaran yang berpusat pada masyarakat adalah

suatu bentuk kurikulum yang memadukan antara sekolah

dan masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam

masyarakat atau membawa masyarakat ke dalam sekolah guna

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hamalik

(2009) merinci karakteristik kurikulum berbasis pada

masyarakat yang meliputi:

1. Pembelajaran berorientasi pada masyarakat, dengan

kegiatan belajar bersumber pada buku teks

2. Disiplin kelas berdasarkan tanggungjawab bersama bukan

berdasarkan paksaan atau kebebasan.

3. Metode mengajar terutama dititikberatkan pada

pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan

perorangan dan kebutuhan sosial atau kelompok.

4. Bentuk hubungan atau kerjasama sekolah dan

masyarakat adalah mempelajari sumber-sumber terkait

aspek masyarakat dan menggunakannya untuk

memperbaiki masyarakat.

Page 106: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 96

5. Strategi pembelajaran meliputi karyawisata, survei

masyarakat, berkemah, kerja lapangan, pengabdian

masyarakat, kuliah kerja nyata, proyek perbaikan

masyarakat dan sekolah pusat masyarakat dengan

menggunakan manusia sebagai nara sumber.

Agar penjabaran dan penyesuaian dengan tuntutan

kewilayahan tidak meluas dan melebar, maka ada beberapa

kriteria materi yang perlu diajarkan, yaitu (1) valid, artinya

materi tersebut telah teruji kebenaran dan kesahihannya; (2)

memiliki tingkat kepentingan tinggi, artinya benar-benar

diperlukan oleh siswa; (3) bermanfaat, baik secara akademik

maupun non akademik untuk pengembangan kecakapan

hidup (life skill) dan kemandirian; (4) layak dipelajari, dengan

bahan ajar yang layak dan sesuai dengan tuntutan kondisi

masyarakat sekitar; (5) menarik minat,

menumbuhkembangkan rasa ingin tahu dan dapat memotivasi

siswa untuk mempelajari lebih lanjut; (6) alokasi waktu

terkait dengan keleluasan dan kedalaman materi logis; serta

(7) memiliki sarana dan sumber belajar (media atau alat

peraga) yang mendukung dan memberikan kemudahan

terjadinya proses pembelajaran.

Pengembangan Kurikulum Berbasis Masyarakat

Berdasarkan komponen-komponen kurikulum berbasis

masyarakat, maka langkah-langkah pengembangan

kurikulum ini terdiri atas:

1. Penentuan tujuan pendidikan berdasarkan filsafat dan

psikologi pendidikan juga berdasarkan spesifikasi

kebutuhan masyarakat dan kebutuhan siswa.

Page 107: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 97

2. Analisis kebutuhan masyarakat sekitar, siswa dan

mata ajar.

3. Spesifikasi tujuan kurikulum baik tujuan umum

maupun tujuan khusus.

4. Pengorganisasian dan implementasi kurikulum dan

struktur program.

5. Spesifikasi kompetensi, indicator dan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

6. Seleksi strategi pembelajaran meliputi kegiatan,

model, dan metode pembelajaran yang akan

digunakan.

7. Seleksi awal teknik evaluasi.

8. Seleksi akhir teknik evaluasi.

9. Implementasi strategi pembelajaran secara aktual.

10. Evaluasi pengajaran untuk menilai keberhasilan

siswa dan efektivitas pembelajaran dan perbaikan

evaluasi.

11. Evaluasi program kurikulum

3. Kurikulum Berbasis Keterpaduan

Ada kecenderungan bahwa selama ini pengalaman belajar siswa

diperoleh melalui kegiatan belajar yang terpisah-pisah antara

satu bidang studi dengan bidang studi yang lain. Biologi -

Bahasa Indonesia – Kimia – Matematika diajarkan dalam

ranahnya ilmunya masing-masing Pembelajaran yang

memisahkan penyajian mata-mata pelajaran semacam ini akan

mengakibatkan kesulitan belajar siswa karena pengalaman

belajar siswa menjadi bersifat artifisial. Padahal teori Gestalt

(Hergenhahn, 2009) percaya bahwa pengetahuan yang dipelajari

siswa dimulai dari keseluruhan baru kemudian menuju bagian-

Page 108: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 98

bagian. Dengan kata lain siswa melihat dirinya sebagai pusat

lingkungan yang merupakan keseluruhan yang belum jelas

unsur-unsurnya dengan pemaknaan secara holistik yang

berangkat dari sesuatu yang bersifat konkrit. Sukmadinata

(2009) menjelaskan bahwa kurikulum merupakan bagian yang

tidak dapat dipisahkan dari pendidikan dan pengajaran. Oleh

karena itu guru harus mampu memilih model pembelajaran

yang dapat digunakan sesuai dengan karakteristik siswa dan

tuntutan kurikulum.

Kurikulum terpadu diperkenalkan oleh Robin Fogarty dalam

bukunya yang berjudul “How To Integrate the Curricula”.

Kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang

memungkinkan siswa baik secara individual maupun klasikal

aktif menggali dan menemukan konsep dan prinsip secara

holistik bermakna dan otentik (Fogarty, 2009). Melalui

pertimbangan itu, maka terdapat banyak pandangan dan

pendapat tentang pembelajaran terpadu, tapi semuanya

menekankan pada cara menyampaikan pelajaran yang

bermakna dengan melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu diharapkan siswa

memperoleh pengetahuan secara menyeluruh dengan cara

mengaitkan satu pelajaran dengan pelajaran lain.

Page 109: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 99

Gambar 4.1 Model Kurikulum Terpadu (Fogarty,2009)

Pengertian

Konsep keterpaduan pada hakekatnya menunjuk pada

keseluruhan, kesatuan, kebulatan, kelengkapan, kompleks,

yang ditandai oleh interaksi dan interpendensi antara

komponen-komponennya.

Ini berarti organisasi kurikulum secara terpadu merupakan

suatu bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara

berbagai mata pelajaran menyajikan bahan pelajaran dalam

bentuk unit atau keseluruhan (integrated curriculum). Dengan

demikian, kurikulum terpadu mengintegrasikan komponen-

komponen mata pelajaran sehingga batas-batas mata pelajaran

tersebut sudah tidak nampak lagi, dikarenakan telah

dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit.

Kurikulum yang dirancang berdasarkan sistem keterpaduan

mempertimbangkan komponen-komponen masukan, proses

dan produk secara seimbang. Pada komponen masukan,

kurikulum dititikberatkan pada mata pelajaran logis dan

sistematis agar siswa menguasai struktur pengetahuan

Page 110: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 100

tertentu. Pada komponen proses, kurikulum dititikberatkan

pada pembentukan konsp berfikir dan cara belajar yang

diarahkan kepada pengembangan peta kognitif. Pada komponen

produk, kurikulum dititikberatkan pada pembentukan tingkah

laku spesifik. Ketiga komponen tersebut berinteraksi dalam

kurikulum secara terpadu, sehingga tujuan kurikulum terpadu

untuk mengembangkan kemampuan yang merupakan gejala

tingkah laku berkat pengalaman belajar.

Untuk mencapai perubahan-perubahan perilaku, sistem

keterpaduan dikembangkan berdasarkan prisip-prinsip sebagai

berikut: suasana lapangan (field setting) yang memungkinkan

siswa menampilkan kemampuannya di dalam kelas,

pengembangan diri sendiri (self development), pengembangan

potensi yang dimiliki masing-masing individu (self actualization),

proses belajar secara kelompok (social learning), pengulangan

dan penguatan (reinforcement), pemecahan masalah-masalah

(heuristik learning), dan sikap percaya diri (self confidence)

(Fogarty, 2009).

Komponen-Komponen Kurikulum Berbasis Keterpaduan

Kurikulum Berbasis Keterpaduan meliputi berbagai komponen

yang saling berkaitan. Sub sistem masukan terdiri atas

komponen siswa, subsistem proses terdiri atas komponen

metode, materi dan masyarakat, sub sistem produk yakni

lulusan yang dikaitkan dengan komponen evaluasi dan umpan

balik. Masing-masing komponen saling berkaitan dan

mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai tujuan.

Komponen lulusan adalah produk sistem kurikulum yang

memenuhi harapan kuantitas yakni jumlah lulusan sesuai

Page 111: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 101

dengan kebutuhan dan harapan kualitas yakni mutu lulusan

ditinjau dari segi tujuan instrinsik dan tujuan ekstrinsik.

Tujuan instrinsik berorientasi pada dihasilkannya lulusan

menjadi insan-insan terdidik, berbudaya dan

berahlakulkarimah. Tujuan ekstrinsik, berorientasi pada

terpenuhinya kompetensi lulusan sesuai tuntutan lapangan

pekerjaan.

Komponen metode terdiri dari program pembelajaran, metode

penyajian, bahan dan media pendidikan. Sedangkan komponen

materi terdiri dari fasilitas, sarana dan prasarana,

perlengkapan, dan biaya. Komponen ini disediakan dalam

jumlah dan kualitas yang memadai dan berfungsi sebagai unsur

penunjang proses pendidikan. Khusus media pendidikan adalah

bagaimana media tersebut menggunakan lingkungan sekolah

tempat belajar dan selalu memudahkan dan menyederhanakan

materi sehingga menyenangkan situasi belajar siswa.

Komponen evaluasi dilaksanakan untuk menilai keberhasilan

proses kurikulum dan ketercapaian tujuan kurikulum. Evaluasi

dilaksanakan dalam bentuk evaluasi formatif dan evaluasi

summatif. Hasil evaluasi memberikan informasi untuk

membuat keputusan tentang tingkat produktivitas kurikulum

dan derajat performansi yang dicapai oleh siswa. Komponen

balikan berguna untuk memberikan informasi dalam rangka

umpan balik demi perbaikan sistem kurikulum. Sumber

informasi diperoleh dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan

sekolah dan lembaga tempat para lulusan bekerja. Komponen

masyarakat merupakan masukan eksternal dalam bidang sosial

Page 112: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 102

dan budaya, yang berfungsi sebagai faktor penunjang dan turut

mewarnai pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.

Karakteristik Kurikulum Berbasis Keterpaduan

Ciri-ciri bentuk organisasi kurikulum terpadu (Integrated

Curriculum) diantaranya adalah: (a) berbasis psikologi belajar

Gestalt dan field theory (b) berdasarkan landasan sosiologis dan

sosiokultural, (c) berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat

perkembangan pertumbuhan peserta didik, (d) ditunjang oleh

semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada, (e) sistem

penyampaiannya dengan menggunakan sistem pengajaran unit

yakni unit pengalaman dan unit mata pelajaran dan (f) peran

guru sama aktifnya dengan peran peserta didik, bahkan peran

siswa lebih menonjol dan guru cenderung berperan sebagai

pembimbing atau fasilitator.

Keunggulan atau manfaat kurikulum terpadu di antaranya,

adalah: (a) segala sesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian

erat, (b) kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat

modern tentang belajar, (c) memungkinkan hubungan yang erat

kaitannya antara sekolah dengan masyarakat, (d) sesuai dengan

faham domakratis, (e) mudah disesuaikan dengan

minat,kesanggupan, dan kematangan pesera didik.

Untuk melaksanakan bentuk organisasi kurikulum terpadu,

Fogarty (2009), memperkenalkan sepuluh model pembelajaran

terpadu yang dikelompokan menjadi tiga tipe, ketiga tipe

tersebut adalah: Pertama, tipe pembelajaran terpadu dalam satu

disiplin ilmu yakni fragmented, connected dan nested. Kedua,

tipe pembelajaran terpadu antar disiplin ilmu yakni squenced,

Page 113: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 103

shared, webbed, threaded dan integrated. Ketiga, tipe

pembelajaran terpadu yang mengutamakan keterpaduan faktor

peserta didiknya yakni immersed dan networked. Kurikulum

terpadu yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah

model connected, webbed, dan integrated. Kurikulum ini

dipandang sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas

pendidikan di tingkat dasar, terutama dalam rangka

mengimbangi gejala penjejalan kurikulum yang sering terjadi

dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.

1. Model Connected

Model connected atau model keterhubungan pada

prinsipnya mengupayakan adanya keterkaitan antara konsep,

keterampilan, topik, ide, kegiatan dalam satu bidang studi. Pada

penerapan model ini siswa dilatih untuk melihat suatu fakta

dari satu sudut pandang saja, karena pada model ini

keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang studi.

Gambar 4.2 Model Connected

Model connected mengupayakan adanya hubungan antara

satu topik dengan topik yang lain, antara satu konsep dengan

konsep yang lain, antara satu skill dengan skill lain yang

relevan, atau antara tugas satu dengan tugas yang lain dalam

suatu bidang studi. Melalui cara saling menghubungkan antara

satu hal dengan hal yang lain ini, diharapkan siswa dapat

memandang satu bidang studi dengan wawasan yang lebih luas.

Page 114: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 104

Meskipun demikian, karena model connected hanya diterapkan

dalam sutu bidang studi saja, maka kelemahan model ini adalah

tidak mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap

keterkaitan antar bidang studi.

Contoh Penerapan Model Connected

Contoh connected bisa dilihat pada pembelajaran materi Ilmu

Kimia, di mana dalam menjelaskan materi Ikatan Kimia guru

menghubungkannya dengan konfigurasi elektron dan system

periodik unsur. Tugas-tugas yang dibuat guru untuk materi

Konfigurasi elektron dan SPU sudah dipersiapkan untuk

mempelajari materi Ikatan Kimia yang akan dipelajari

kemudian.

2. Model Webbed

Model webbed atau model jaring laba-laba merupakan

model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai

dasar pembelajaran. Model webbed memadukan multi disiplin

ilmu atau berbagai mata pelajaran yang diikat oleh satu tema

(Fogarty, 2009). Webbed diterapkan dengan menggunakan

pendekatan tematik yang dimulai dengan tema pokok kemudian

dikembangkan menjadi sub-sub tema dengan memperhatikan

kaitannya dengan bidang-bidang studi terkait. Tema pokok

digunakan sebagai tema yang mendasari semua mata pelajaran

terkait yang berbeda satu sama lain. Setelah tema telah

disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema

dengan memperhatikan kaitannya dengan matapelajaran yang

lain. Dari sub-sub tema ini direncanakan aktivitas belajar yang

harus dilakukan siswa.

Page 115: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 105

Gambar 4.3 Hubungan antara tema dan mata pelajaran dalam model

Webbed

Model Webbed memiliki karakteristik khusus yaitu (1)

Berpusat pada siswa. Pendekatan ini lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru

lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu dengan

memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk

melakuakan aktivitas belajar. (2) Memberi pengalaman

langsung, di mana dengan pengalaman langsung, siswa

dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar

untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. (3) Pemisahan

mata pelajaran yang tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran

diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat

berkaitan dengan kehidupan siswa. (4) Menyajikan konsep dari

berbagai mata pelajaran. (5) Menyajikan konsep-konsep dari

berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.

Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep

tersebut secara utuh untuk membantu siswa dalam

memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari. (6) Bersifat

Fleksibel. Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata

pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan

mata pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan

lingkungan sekolah dimana mereka berada.

Page 116: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 106

Penerapan model webbed memiliki beberapa kelebihan,

sepeti misalnya penyeleksian tema sesuai dengan minat akan

memotivasi anak untuk belajar, mudah dilakukan oleh guru

yang belum berpenga-laman, memudahkan perencanaan kerja

tim untuk mengembangkan tema kesemua bidang isi pelajaran,

pendekatan tematik dapat memotivasi siswa, memberikan

kemudahan bagi anak didik dalam kegiatan-kegiatan dan ide-

ide berbeda yang terkait.

Adapun kelemahan model webbed yaitu sulit dalam

menyeleksi tema yang beragam, cenderung untuk merumuskan

tema yang dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa.

Selain itu dalam pembelajaran guru lebih memusatkan

perhatian pada kegiatan dari pada pengembangan konsep. Oleh

karena itu penerapan model webbed memerlukan

keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi

pelajaran. Penerapan pembelajaran terpadu model webbed yang

menggunakan pendekatan tematik di sekolah dasar akan sangat

membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan

siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan

(holistik).

Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran

terpadu dengan model webbed yaitu:

1. Mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator

setiap bidang pengembangan untuk masing-masing

kelompok usia.

2. Mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya

dalam jaring tema.

3. Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang

pengembangan melalui tema dan subtema.

Page 117: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 107

4. Menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan

dengan menga-cu pada indikator yang akan dicapai dan

subtema yang dipilih.

5. Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana

Kegiatan Harian.

Contoh Penerapan Model Webbed

Contoh penerapan model webbed dimulai dengan menentukan

tema, misalnya tema “Sungai Bersih”. Dari tema ini

dikembangkan dan dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada

pada beberapa mata pelajaran, misalnya mata pelajaran IPA,

IPS, Matematika, PKn dan Bahasa Indonesia. Pembahasan

tentang sungai, ciri-ciri sungai yang bersih, perbedaan sungai

bersih dan tercemar, kehidupan dan kebiasaan masyarakat

yang hidup di sekitar sungai, menghitung luas dan volume air

sungai, baik sungai yang masih bersih maupun sungai yang

dipenuhi sampah untuk menentukan pengaruh sampah

terhadap debit air sungai, mengidentifikasi dan

mengembangkan karakter positif siswa dalam menjaga

kebersihan dan kelestarian sungai, merupakan sub tema pada

masing-masing mata pelajaran yang dapat dipadukan sehingga

mendukung tema yang sudah ditetapkan.

3. Model Immersed

Immersed dapat diartikan sebagai tercelup atau terbenam.

Pembelajaran terpadu model immersed dirancang agar setiap

individu dapat memadukan semua data dari beberapa bidang

ilmu untuk menghasilkan pemikiran yang sesuai bidang

minatnya. Pembelajaran immersed ini memerlukan kemampuan

berpikir tingkat tinggi, di mana siswa diharapkan mampu

Page 118: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 108

menyaring sendiri seluruh konsep yang dipelajari menurut

sudut pandang mereka sendiri, kemudian meleburkan atau

membenamkan diri mereka dalam pengalaman melalui kegiatan

yang dijalaninya. Pembelajaran ini tidak lagi berfokus pada mata

pelajaran, tetapi berfokus pada para siswa sebagai individu-

individu yang mempunyai kemampuan dan pengalaman yang

berbeda-beda serta sebagai individu yang membentuk jaringan

kerja sama.

Gambar 4.4 Ilustrasi Model Immersed

Pembelajaran terpadu model Immersed memiliki kelebihan

sebagai berikut:

a. Dampak positif dari membenamkan ide-ide dari beberapa

bidang studi adalah siswa dapat memadukan semua data

dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai

dengan minatnya.

b. Siswa mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus

menerus sehingga terjadi proses internalisasi.

c. Membenamkan ide-ide beberapa bidang studi

memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi,

memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus

menerus sehingga memudahkan terjadinya proses transfer

ide-ide bidang studi tersebut.

Page 119: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 109

Adapun beberapa kelemahan yang mungkin dijumpai pada

pembelajaran terpadu tipe immersed diantaranya adalah:

a. Penyaringan semua gagasan melalui cara pandang tunggal

yang sempit dapat menimbulkan terlalu prematur atau

terlalu tajamnya sebuah fokus.

b. Agar dimensi sudut pandang siswa menjadi lebih dalam,

diperlukan pengalaman dan pengetahuan yang luas.

Keadaan ini tentu cukup sulit dipenuhi oleh siswa pada

jenjang pendidikan dasar.

c. Model pembelajaran terpadu tipe immersed, menekankan

pada penggabungan pengetahuan pada beberapa bidang

studi berbeda untuk membahas suatu masalah khusus.

Keadaan ini berpotensi untuk mempersempit cakupan

pemikiran siswa terhadap bidang-bidang studi tertentu.

d. Pada jenjang pendidikan dasar, keluasan wawasan

pemikiran siswa merupakan hal semestinya ditekankan,

tidak perlu terburu-buru untuk mengkhususkannya.

Contoh Penerapan Model Immersed

Pembelajaran menggunakan model immersed dapat dilakukan

dengan cara menggali tema yang tidak terlalu luas, namun

dapat digunakan dengan mudah untuk memadukan beberapa

mata pelajaran. Misalkan seorang anak memiliki minat besar

terhadap cara kerja kapal, maka tema yang dapat dibuat adalah

tentang: “Mempelajari cara kerja Kapal Motor untuk Menyusuri

Sungai Martapura”. Langkah pembelajaran terpadu dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan jenis mata pelajaran yang dipadukan: misalkan

yang sesuai untuk tema tersebut mata pelajaran yang cocok

Page 120: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 110

adalah adalah pelajaran Geografi, Fisika, Matematika, dan

Bahasa Inggris.

b. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi

dasar dan indikator. Langkah ini akan mengarahkan guru

untuk menentukan sub-keterampilan dari masing-masing

keterampilan dalam satu unit pelajaran.

c. Menentukan sub-keterampilan yang dipadukan. Secara

umum, keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai

meliputi keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan

sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisasi

(organizing skill) yang masing-masing terdiri atas sub-sub

keterampilan.

d. Berdasarkan kompetensi dasar dan sub-keterampilan yang

telah dipilih, dirumuskan sejumlah indikator.

e. Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah ini

diperlukan sebagai strategi guru untuk memadukan setiap

sub-keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah

pembelajaran.

4. Model Networked

Tidak seperti model-model sebelumnya, pada

model networked (jaringan), siswa mengarahkan proses

integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang mereka

butuhkan. Hanya pembelajar sendiri yang mengetahui seluk-

beluk dan dimensi bidang mereka serta dapat menargetkan

sumber daya yang diperlukan. Model ini, seperti model yang

lain, berkembang dan tumbuh sebagai kebutuhan tambahan

yang dapat mendorong peserta didik ke arah yang baru.

Model networked merupakan suatu model kurikulum

terpadu yang mengandalkan kemungkinan pengubahan

Page 121: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 111

konsep, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk

keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan

dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda – beda.

Belajar disikapi sebagi proses yang berlangsung secara terus –

menerus karena adanya hubungan timbal balik antara

pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.

Pada model networked terjadi kerjasama antara siswa

dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau

lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya

atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung

mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku

bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak,

orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa

memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa

termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam

dirinya.

Gambar 4.5 Ilustrasi Model Networked

Page 122: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 112

Penerapan model ini dalam pembelajaran akan

memberikan bekal kepada siswa untuk mampu memfilter

(memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian

dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu

memandu ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di lapangan

atau bidang-bidang terkait. Sebagai contoh yaitu seorang arsitek

ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama dengan

ahli teknik pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja

secara lintas bidang dan bekerjasama dengan keahlian pelajar

lain untuk memperoleh keterampilan yang sempurna. Seorang

peserta didik membuat jaringan dengan orang lain baik dalam

bidang yang mereka tekuni maupun di luar bidang tersebut dan

mereka menghubungkan ide-ide baru ke dalam ide-ide lama

secara kontinu atau terus-menerus. Peserta didik menyaring

semua yang mereka pelajari melalui kajian para ahli dan

membuat koneksi internal yang mengarah ke jaringan eksternal

ahli di bidang terkait.

Implementasi model networked bertujuan untuk

memperluas cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif

yang diperlukan. Sebagai jaringan berkembang, koneksi atau

suatu hubungan terkadang muncul secara kebetulan di

sepanjang proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal

ini mendorong peserta didik menemukan kedalaman

pengetahuan baru di suatu bidang atau sebenarnya mengarah

kepenciptaan bidang yang lebih khusus. Salah satu contoh,

bidang genetika telah mengembangkan sebuah penemuan baru

yang dikenal sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung dari

lapangan yang merupakan hasil dari pengembangan model

jaringan seorang pelajar yang berbakat dengan pelajar lainnya

yang mendalami keahliannya tersebut.

Page 123: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 113

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu Tipe

Networked

Langkah-langkah pengembangan model networked adalah

sebagai berikut.

1. Analisis perkembangan anak. Tentukan konten kurikulum

berdasarkan perkembangan anak dengan membuat standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan hasil belajar.

Buat rancangan kegiatan mingguan (RKM). Tentukan tema

dan subtemanya, kaitkan dengan aspek-aspek

perkembangan anak. Kemudian tentukan indikator yang

akan dikembangkan disetiap aspek kemampuan.

2. Desain model networked, lalu masukkan minat-minat anak

sesuai dengan aspek perkembangan anak. Hasil dari

rancangan model networked dimasukkan dalam Rancangan

Kegiatan Harian dengan berpijak pada tema dan subtema.

3. Tentukan media, fasilitas, strategi, pendekatan maupun

metode langkah- langkah kegiatan dalam pelaksanaan

(pembukaan, kegiatan inti, dan penutup). Langkah evaluasi

terhadap kegiatan tersebut dengan menggunakan RKH yang

telah dibuat.

Kelebihan dari model networked ini sangat beragam.

1. Model pembelajaran ini sangat pro-aktif dan alami, dengan

model ini peserta didik memulai pencarian dan mengikuti

jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya sendiri.

Peserta didik dirangsang dengan informasi yang relevan,

keterampilan, atau konsep yang diberikan di sepanjang

proses pembelajaran.

Page 124: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 114

2. Nilai tambahan dari model ini bagaimanapun tidak bisa

dipaksakan pada peserta didik melainkan harus muncul

dari dalam diri masing-masing peserta didik.

3. Pada model networked ini peserta didik terstimulasi oleh

informasi, ketrampilan atau konsep-konsep baru.

Kelemahan model networked adalah motivasi anak akan

berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal

secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam

mencari sumber.

Contoh Penerapan Model Networked

Seorang anak yang tertarik dengan keunikan rumah lanting

yang berada di daerah pinggiran sungai, memiliki minat yang

besar terhadap kehidupan penghuni rumah lanting tersebut.

Minat itu membuat dia senang bertanya-tanya tentang

kehidupan rumah lanting, melihat-lihat daerah sekitar rumah

lanting, serta membaca buku-buku yag berkaitan dengan hal

tersebut. Sadar dengan ketertarikan anaknya, keluarganya

kemudian mengajak anak tersebut mengunjungi rumah lanting

untuk merasakan langsung kehidupan di rumah lanting serta

menggali pengalaman penghuni rumah lanting tersebut.

Dengan ditemani keluarganya, anak tersebut kemudian

menjumpai para pakar di sejumlah bidang seperti arsitek, ahli

lingkungan, petugas kebersihan, dan petugas kesehatan untuk

mencari informasi tentang rumah lanting agar dapat membuat

disain rumah lanting yang lebih baik. Jaringan yang dimiliki

peserta didik ini sudah mulai terbentuk. Ketertarikan secara

alami yang dimilikinya telah menyebabkan dia belajar dari orang

Page 125: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 115

RANGKUMAN

lain di bidang yang menawarkan berbagai tingkat pengetahuan

dan wawasan yang memperluas jangkauan belajarnya.

Gambar 4.6 Rumah Lanting

Sebagai jaringan yang berkembang, koneksi atau suatu

hubungan terkadang muncul secara kebetulan di sepanjang

proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal ini

mendorong peserta didik menemukan kedalaman pengetahuan

baru di suatu bidang atau sebenarnya mengarah ke penciptaan

bidang yang lebih khusus. Contoh penerapan model networked

pada siswa SMA yang bermaksud memperlihatkan jalannya

sinar pada lensa serta menyelesaikan persoalannya

menggunakan program power point dan flash. Pelajar tersebut

harus mendalami serta menguasai materi yang ia senangi

misalnya fisika mengenai lensa tapi juga harus mencari

tambahan informasi lain yang mendukung tercapainya tujuan

tersebut dari para ahli computer dan matematika.

Tulislah rangkuman berkenaan dengan materi yang telah

dijabarkan dalam bab 4 modul ini!

Page 126: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 116

EVALUASI

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan memilih jawaban yang

paling tepat.

1. Suatu gagasan atau ide dikatakan inovatif jika….

a. Jauh berbeda dari gagasan sebelumnya yang pernah ada

b. Jauh berbeda dengan pengalaman sebelumnya dengan si

penerima inovasi

c. Terlihat rumit, semakin rumit semakin inovatif

d. Dapat diujicoba dalam setting sesungguhnya

2. Penggunaan media teknologi informasi merupakan bentuk

inovasi yang mudah diterima masyarakat karena…

a. Masyarakat sudah pernah memiliki pengalaman

sebelumnya yang berhubungan dengan teknologi

b. Diiklankan secara luas di media massa

c. Memberikan keuntungan relative yang jelas bagi

penggunanya

d. Penggunanya merasa modern jika menggunakan teknologi

informasi

3. Di bawah ini merupakan alasan ditolaknya inovasi kurikulum,

kecuali….

a. Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam proses

penyusunan hingga pelaksanaan inovasi tersebut.

b. Inovasi yang ditawarkan tidak berbasis proyek

c. Tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan

d. Guru sudah merasa puas dengan kurikulum yang berlaku

saat ini

Page 127: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 117

4. Ciri khas Kurikulum berbasis Kompetensi adalah, kecuali….

a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara

individual maupun klasikal.

b. Berorientasi pada proses pembelajaran dan perkembangan

individual siswa.

c. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber

belajar lain yang memenuhi unsur edukatif.

d. Kompetensi merupakan sebagai standar minimal atau

kemampuan dasar.

5. Karakteristik Kurikulum Berbasis Masyarakat, kecuali….

a. Pembelajaran berorientasi pada masyarakat, dengan

kegiatan belajar bersumber pada buku teks

b. Disiplin kelas berdasarkan tanggungjawab bersama bukan

berdasarkan paksaan atau kebebasan.

c. Metode mengajar dititikberatkan pada pemecahan

masalah

d. Keberhasilan belajar siswa dinilai oleh masyarakat

6. Manakah pernyataan yang benar tentang Model Kurikulum

berbasis Keterpaduan?

a. Kurikulum yang memadukan sub kompetensi beberapa

mata pelajaran untuk mempelajari suatu konsep.

b. Kurikulum terpadu dilakukan untuk mengintegrasikan

beberapa mata pelajaran dalam mempelajari suatu tema

atau konsep.

c. Kurikulum terpadu selalu digunakan untuk memadukan

banyak mata pelajaran, tidak bias hanya satu mata

pelajaran saja.

Page 128: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 118

d. Penerapan model webbed dapat membuat motivasi siswa

akan berubah sehingga materi pelajaran menjadi dangkal

karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.

7. Manakah yang merupakan contoh penerapan model

pembelajaran terpadu tipe webbed?

a. Siswa belajar pelajaran olah raga, matematika dan biologi

dengan tema”Tubuh yang sehat”.

b. Siswa belajar tentang air sejak SD sampai perguruan tinggi

dari pembahasan yang sederhana hingga semakin komleks

c. Siswa menyelidiki tentang tejadinya musibah banjir di

suatu daerah dengan melibatkan petugas kesehatan,

lingkungan hidup, dan meteorology dan geofisika.

d. Sekelompok guru SMA menyusun ulang urutan materi

pelajaran dalam rumpun IPA (Fisika, Biologi, Kimia) agar

penjelasannya dapat menunjang satu sama lain.

8. Manakah yang merupakan contoh penerapan model

pembelajaran terpadu tipe immersed?

a. Siswa belajar tentang air sejak SD sampai perguruan tinggi

dengan pembahasan yang semakin mendalam.

b. Siswa belajar pelajaran olah raga, matematika dan biologi

dengan tema”Tubuh yang sehat”.

c. Siswa belajar tentang cara kerja kapal selam dengan

mengaitkan beberapa konsep dalam mata pelajaran Fisika,

Matematika, dan Biologi serta memadukan keterampilan

berpikir kritis, keterampilan sosial, dan keterampilan

mengorganisasi.

Page 129: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 119

UMPAN BALIK

EVALUASI

KUNCI JAWABAN EVALUASI

d. Sekelompok guru SMA menyusun ulang urutan materi

pelajaran dalam rumpun IPA (Fisika, Biologi, Kimia) agar

penjelasannya dapat menunjang satu sama lain

Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan evaluasi yang telah

disusun:

1. D

2. C

3. B

4. B

5. D

6. C

7. A

8. D

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi dan

hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Gunakanlah rumus-di

bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam

materi kegiatan belajar di atas.

Rumus:

Jumlah Jawaban Yang Benar

Tingkat Penguasaan = x 100%

8

Page 130: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 120

TINDAK LANJUT

DAFTAR PUSTAKA

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = Baik Sekali

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Sedang

< 70% = Kurang

Setelah anda membaca modul ini, diskusikan dengan teman anda

beberapa kegiatan latihan di bawah ini untuk memperdalam

pemahaman materi yang telah dipelajari!

1. Coba diskusikan dengan teman anda, pengertian, tujuan dan

manfaat dari Kurikulum Berbasis Keterpaduan bagi

pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

2. Buatkan rencana pembelajaran dengan tema pencemaran air.

Pilih salah satu tipe model pembelajara terpadu yang sudah

anda pelajari sebagai model untui materi tersebut.

Day, C.P., Whitaker, and D. Wren. (1987). Appraisal and

Professional Development in the Primary Schools. Philadelphia : Open University Press.

Eberlee, W. M. (2011). "Teacher Self-Efficacy and Student Achievement as Measured by North Carolina Reading and Math

End-Of-GradeTests.". Electronic dissertation. Accessed in http://dc.etsu.edu/cgi/viewcontent.

cgi?article=2433&context=etd

Fogarty, R. (2009). How To Integrate the Curricula 3rd Edition.

California: Corwin A Sage Company.

Page 131: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 121

Hamalik, O. (2009). Psikologi Belajar dan Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hergenhahn, B. R. and Olson, M.H. (2009). Theories of Learning (Teori Belajar). Dialihbahasakan oleh Tri Wibowo. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Krathwohl, D. R. (2002). A Revision of Bloom Taxonomy: An

overview. Theory into Practice. 41(4). 212-218.

Maguire, K. (2011). The Role of Teacher Efficacy in Student Academic

Achievement in Mathematics. ProQuest LLC, Ed.D. Dissertation, Walden University.

McAshan,H.(1979). Competency-based education and Behavior objectives. Englewood Cliffs, New Jersey: Educational

Technology Publishing,Inc.

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik,

dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003

Munro. R.G. (1987) Innovation Success or Failure?. Bristol: J.W.

Sanjaya,W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kharisma Putra Utama.

Sukmadinata, N. S. (2009). Pengembangan Kurikulum Teori dan

Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Tyler, R. W. (1981). Curriculum Development Since 1900.

Educational Leadership. The Association for Supervision and Curriculum Development. 599-601.

Page 132: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 182

BAB V

INOVASI PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN

Bab ini berisi pembahasan tentang pentingnya inovasi

pembelajaran, strategi pembelajaran inovatif, dan building blocks

untuk lingkungan pembelajaran inovatif.

Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa

diharapkan dapat:

1. menjelaskan pentingnya inovasi dalam pembelajaran;

2. merancang pembelajaran yang inovatif berdasarkan strategi-

strategi pembelajaran yang telah dijelaskan; serta

3. menjelaskan building blocks untuk lingkungan pembelajaran

inovatif.

5.1 Inovasi Pembelajaran

Pembelajaran merupakan inti dari pendidikan. Perwujudan

pendidikan bermutu tidak hanya dilihat dari hasil belajar peserta

didik, namun proses pembelajaran juga menjadi bagian penting

untuk menjadikan generasi yang kreatif dan kompetitif.

PP No. 19 tahun 2005 pasal 19 ayat (1) menyatakan: proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik. Ayat (2) menyatakan: setiap satuan pendidikan

melakukan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan

Page 133: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 183

pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang

efektif dan efisien.

Kualitas pembelajaran yang baik menghendaki seluruh

komponen pembelajaran terintegrasi dalam suatu sistem, serta

adanya perubahan paradigma pembelajaran dari berpusat pada

guru menjadi berpusat pada siswa. Pencarian pendekatan atau

strategi baru yang tepat dalam pembelajaran menghasilkan

berbagai macam inovasi dalam pembelajaran. Inovasi dalam

pembelajaran memiliki tujuan umum yaitu terwujudnya suatu

proses pembelajaran yang berkualitas sehingga dapat

meningkatkan kompetensi, kemampuan, keterampilan, serta daya

saing lulusan. Inovasi pembelajaran dapat digambarkan melalui

pembelajaran dengan menerapkan strategi-strategi tertentu dalam

pembelajaran. Berkut dijelaskan beberapa strategi pembelajaran

yang dapat diadopsi atau diadaptasi dan dimodifikasi sesyai dengan

lingkungan belajar peserta didik

5.2 Strategi Pembelajaran Inovatif

5.2.1 Strategi Pembelajaran

Strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu untuk

digunakan, kerena dapat mempermudah proses pembelajaran yang

berlangsung, sehingga mencapai hasil yang optimal. Berikut adalah

definsi strategi pembelajaran oleh para ahli yang disajikan

Burhanuddin (2012) dalam tulisannya tentang Pembelajaran

Inovatif:

1. suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

efektif dan efisien (Kemp, 1995)

2. setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan

fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya

tujuan pembelajaran tententu (Kazma dalam Sanjaya, 2007)

Page 134: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 184

3. merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi

pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.

Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa startegi

pembelajaran dimaksud meliputi sifat, lingkup dan urutan

kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman

belajar kepada peserta didik (Gerlach dan Ely, 1980)

4. seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau

tahapan kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam

rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran

tertentu. Bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan

belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau

paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada

peseta didik (Dick dan Carey, 1990)

5. merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapau. Setiap

tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik

dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan (Cropper

dalam Wiryawan dan Noorhadi, 1990).

Bagi guru strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan

bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi

siswa, pengguna strategi pembelajaran dapat mempermudah

belajar (mempermudah dan mempercepat memaham isi

pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk

mempermudah proses belajar siswa. Hubungan strategi

pembelajaran guru-siswa-hasil belajar dapat dilihat pada Gambar

5.1.

Page 135: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 185

Gambar 5.1 Hubungan strategi pembelajaran guru-siswa-hasil belajar (Wena, 2014)

5.3.2 Penerapan Strategi Pembelajaran

Keberhasilan guru dalam menerapkan suatu strategi

pembelajaran, sangat tergantung dari kemampuan guru dalam

menganalisis kondisi pembelajaran yang ada, seperti tujuan

pembelajaran, karakteristik siswa, kendala sumber belajar, dan

karakteristik bidang studi. Hasil analisis tersebut selanjutnya dapat

menjadi acuan bagi guru dalam menentukan dan menerapkan

strategi pembelajaran.

1. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang berbeda-beda akan berimplikasi

pada adanya perbedaan strategi pembelajaran yang harus

diterapkan dalam pembelajaran. Menurut taksonomi Bloom,

secara teoretis tujuan pembelajaran dibagi atas tiga kategori,

yaitu (1) tujuan pembelajaran ranah kognitif, (2) tujuan

pembelajaran ranah afektif, dan (3) tujuan pembelajaran ranah

psikomotorik. Pada kurikulum 2013, ketiga tujuan

pembelajaran tersebut disebut dengan istilah sikap,

pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan ketiga tujuan

pembelajaran tersebut, maka jelas dalam penerapan suatu

strategi pembelajaran tidak dapat mengabaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

Strategi Pembelajaran

Bagi guru

Bagi siswa

Peningkatan hasil belajar siswa

Page 136: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 186

2. Karakteristik siswa

Karakteristik siswa amat kompleks dan berhubungan dengan

aspek-aspek yang melekat pada diri siswa, seperti motivasi,

bakat, minat, kemampuan awal, gaya belajar, kepribadian dan

sebagainya. Penerapan strategi pembelajaran tertentu tidak

akan bisa mencapai hasil belajar secara maksimal jika tidak

mempertimbangkan karakteristik siswa. Oleh karena itu,

seseorang guru hendaknya harus dapat memahami secara

benar karakteristik siswa yang mengikuti proses pembelajaran.

3. Kendala sumber/media belajar

Ketersediaan sumber/media belajar, baik berupa manusia

maupun nonmanusia (hardware dan software), sangat

mempengaruhi proses pembelajaran (Wina, 2014). Penyampaian

pembelajaran dalam kelas besar menuntut penggunaan jenis

media yang berbeda dari kelas kecil, demikian juga untuk

pembelajaran perseorangan dan belajar mandiri. Mengingat

pentingnya keberadaan sumber belajar, maka setiap guru

sudah seharusnya memiliki kemampuan dalam

mengembangkan sumber belajar/media pembelajaran. Guna

membuat dan mengembangkan produk media pembelajaran,

maka dapat digunakan model pengembangan media

pembelajaran yang diajukan Sadiman (1990) seperti yang dapat

dilihat pada Gambar 5.2.

Page 137: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 187

Gambar 5.2 Model Pengeembangan Media Pembelajaran (Sadiman, 1990)

4. Karakteristik/struktur bidang studi

Karakteristik/struktur bidang studi terkait dengan hubungan-

hubungan di antara bagian-bagian suatu bidang studi.

Karakteristik bidang studi mata pelajaran matematika tentu

berbeda dengan bidang studi kimia. Karakteristik mata

pelajaran kimia sama dengan IPA, yang meliputi objek kimia,

cara memperoleh, serta kegunaanya. Berdasarkan

Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, mata

pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik (siswa)

memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari

keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan

kebesaran Tuhan Yang Maha Esa;

2. memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet,

kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain;

Identifikasi

kebutuhan

Perumusan

tujuan

Perumusan butir-butir materi

Perumusan alat

pengukur

keberhasilan

Penulisan naskah

media

Tes/uji coba

Revisi

Naskah siap

produksi

Page 138: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 188

3. memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah

melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik

melakukan pengujian hipotesis dengan merancang

percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan,

pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil

percobaan secara lisan dan tertulis;

4. meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat

bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat,

dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan

melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat;

dan

5. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta

saling keterkaitannya dan penerapannya untuk

menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan

teknologi.

Perbedaan karakteristik/struktur antar bidang studi

menyebabkan dibutuhkannya strategi pembelajaran yang

berbeda pula, sehingga pemahaman seorang guru terhadap

karaktersitik/struktur bidang studi yang diajar sangat penting

dalam penetapan strategi pembelajaran yang digunakan.

5.3.3 Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah

Pada dasarnya tujuan akhir dari pembelajaran adalah

meghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan kemampuan

dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat.

Kemampuan pemecahan masalah sangat benting artinya bagi siswa

dan masa depannya. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa

kemampuan pemecahan masalah dalam batas-batas tertentu dapat

dibentuk melalui bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan

(Suharsono, 1991).

Page 139: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 189

Idealnya, aktivitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pada

upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan

juga bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat

untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan maslah-masalah

khhusus yang ada kaitannya dengan bidang studi yang dipelajari.

Beragam strategi pemecahan masalah dapat digunakan dalam

pembelajaran, guna tercapainya tujuan dan agar siswa memiliki

pengetahuan dan kemampuan memecahkan masalah yang

dihadapi. Diantara strategi pembelajaran pemecahan masalah

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Strategi pemecahan masalah Soslo

Soslo (dalam Wankat & Oreovocz, 1995) mengemukakan enam

tahap dalam pemecahan masalah. Berikut dijabarkan secara

umum kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran

menggunakan strategi pemecahan masalah Soslo (Wena, 2014):

Tabel 5.1 Kegiatan Guru dan Siswa dengan Strategi Pemecahan Masalah Soslo

No.

Tahap Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Identifikasi

permasalahan (identification the

problem)

Memberi

permasalahan pada siswa

Memahami

permasalahan

Membimbing

siswa dalam melakukan identifikasi

permasalahan

Melakukan

identifikasi terhadap masalah yang

dihadapi

2 Representasi/penyajian

permaslahan (representation of

the problem)

Membantu siswa untuk

merumuskan dan memahami

masalah secara benar

Merumuskan dan pengenalan

permasalahan

3 Perencanaan pemecahan

masalah (planning the solution)

Membimbing siswa melakukan

perencanaan

Melakukan perencanaan

pemecahan masalah

Page 140: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 190

No

.

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

pemecahan masalah

4 Menerapkan/men

gim-plementasikan

perencanaan (execute the plan)

Membimbing

siswa menerapkan

perencanaan yang telah dibuat

Menerapkan

rencana pemecahan

masalah

5 Menilai perencanaan

(evaluate the plan)

Membimbing siswa dalam

melakukan penilaian

terhadap perencanaan

pemecahan masalah

Melakukan penilaian

terhadap perencanaan

pemecahan masalah

6 Menilai hasil pemecahan

(evaluate the solution)

Membimbing siswa melakukan

penilaian terhadap hasil

pemecahan masalah

Melakukan penilaian

terhadap hasil pemecahan

masalah

2. Strategi pemecahan masalah Wankat dan Oreovocz

Strategi pemecahan masalah Wankat dan Orevocz (1995) terdiri

dari tujuh tahapan. Secara operasional dan ringkas, kegiatan

guru dan siswa selama pembelajaran dengan strategi

pemecahan masalah Wankar dan Oreovocz dapat dijabarkan

sebagai berikut:

Tabel 5.2 Kegiatan Guru dan Siswa dengan Strategi

Pemecahan Masalah Wankat dan Oreovocz

No.

Tahap Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Saya

mampu/bisa (I can)

Membangkitkan

motivasi dan membangun keyakinan diri

siswa

Menumbuh-

kembangkan motivasi belajar dan keyakikan

diri dalam menyelesaikan

permasalahan

Page 141: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 191

No

.

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

2 Mendefinisikan (define)

Membimbing membuat daftar

hal yang diketahui dan

tidak diketahui dalam suatu permasalahan

Menganalisis dan membuat

daftar hal yang diketahui dan

tidak diketahui dalam suatu permasalahan

3 Mengeksplorasi

(explore)

Merangsang siswa

untuk mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan

membimbing untuk menganalisis

dimendi-dimensi permasalahan

yang dihadapi

Mengajukan

pertanyaan-pertanyaan pada

guru, untuk melakukan

pengkajian lebih dalam terhadap permasalahan-

permasalahanyang dibahas

4 Merencanakan (plan)

Membimbing mengembangkan cara berpikir logis

siswa untuk menganalisis

masalah

Berlatih mengembangkan cara berpikir

logis untuk menganalisis

masalah yang dihadapi

5 Mengerjakan (do it)

Membimbing

siswa secara sistematis untuk memprediksi

jawaban yang mungkin untuk

memecahkan masalah yang

dihadapi

Mencari berbagai

alternatif pemecahan masalah

6 Mengoreksi

kembali (check)

Membimbing

siswa untuk mengecek kembali

jawaban yang dibuat

Mengecek

tingkat kebenaran

jawaban yang ada

7 Generalisasi

(generalize)

Membimbing

siswa untuk mengajukan pertanyaan:

Memilih/menent

ukan jawaban yang paling tepat

Page 142: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 192

No

.

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

- Apa yang telah saya pelajari

dalam pokok bahasan ini?

- Bagaimanakah agar pemecahan

masalah yang dilakukan bisa

lebih efisien? - Jika

pemecahan masalah yang dilakukan

masih kurang benar, apa

yang harus saya lakukan?

Dalam hal ini dorong siswa untuk

melakukan umpan

balik/refleksi dan mengoreksi

kembali kesalahan yang mungkin ada

3. Strategi pemecahan masalah sistematis (systemmatic approach

to problem solving)

Pemecahan masalah sistematis secara umum terdiri dari empat

fase utama, yaitu (1) analisis soal, (2) perencanaan proses

penyelesaian soal, (3) operasi perhitungan, dan (3) pengecekan

jawaban serta interpretasi hasil.

Page 143: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 193

Penggunaan strategi pemecahan masalah sistematis pada

dasarnya untuk membantu sswa dalam belajar memecahkan

masalah secara bertahap. Gagne dalam Wena (2014)

menyatakan bahwa cara terbaik yag dapat membantu siswa

dalam pemecahan masalah adalah memecahkan masalah

selangkah demi selangkah dengan menggunakan aturan

tertentu. Penggunaan strategi pemecahan masalah sistematis

dalam menyelesaikan suatu masalah dilengkapi dengan Key

Relation Chart (KR Chart), yaitu lembaran yang berisi catatan

tentang persamaan, rumus, dan hukum dari materi yang

dipelajari.

Tahap-tahap pemecahan masalah dengan strategi pemecahan

masalah sistematis dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut:

Tabel 5.3 Operasional Tahap-Tahap Pemecahan Masalah

dengan Strategi Pemecahan Masalah Sistematis

No

.

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Analisis soal/masalah

Membimbing siswa secara

bertahap untuk melakukan

analisis soal

Membaca seluruh soal yang

diberikan secara seksama

Mentransformasi

soal ke bentuk skema yang menggambarkan

situasi soal

Menulis hal-hal yang ditanyakan

Memperkirakan

jawaban

2 Transformasi

soal

Membimbing

siswa melakukan

transformasi soal

Mengecek,

apakah soalnya sudah berbentuk

standar? Jika ya siswa

melanjutkan ke fase 3, jika tidak

Page 144: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 194

No

.

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

siswa mengikuti langkah

selanjutnya

Menulis rumus/hubungan

antar variabel dari soal: - Menulis

hubungan antar variabel

yang bersumber dari

KR-chart - Mengecek

apakah

hubungan yang ditulis relevan

dengan soal yang sedang

dihadapi

Mengubah soal ke

bentuk standar: - Menulis rumus

yang berhubungan

dengan soal - Menyederhana

kan soal

dengan asumsi-asumsi atau

dengan meninjau soal

dari titik pandang yang berbeda

3 Operasi

perhitungan

Membimbing

siswa melakukan

operasi hitungan

Mensubstitusikan

data yang diketahui ke

dalam bentuk standar yang

telah diperoleh, kemudian

Page 145: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 195

No

.

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

melakukan perhitungan

Mengecek apakah

tanda dan satuan sudah sesuai

4 Pengecekkan dan interpretasi

Membimbing siswa

melakukan pengecekan

terhadap hasil penyelesaian

soal

Mengecek jawaban dengan

cara membandingkan

dengan perkiraan jawaban yang

dibuat pada fase 1

Mengecek apakah jawaban sudah sesuai dengan

yang ditanyakan

Menelusuri kesalahan-

kesalahan apa yang telah dilakukan

4. Strategi pemecahan masalah IDEAL

Strategi pembelajaran pemecahan masalah IDEAL terdiri dari

lima tahap pembelajaran, yaitu identify the problem, define the

problem, explore solution, act on the strategy, lock back and

evaluate the effect. Secara operasional kegiatan proses

pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah IDEAL,

dapat dijelaskan seperti pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Operasional Tahap-Tahap Pemecahan Masalah dengan Strategi Pemecahan Masalah IDEAL

No. Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Identifikasi

masalah (identify the

problem)

Memberikan

permasalahan

Memahami

permasalahan secara umum

Membimbing

siswa memahami

Mencermati

aspek-aspek yang

Page 146: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 196

No. Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

aspek-aspek permasalahan

terkait dengan permasalahan

Membimbing

isiswa mengembangkan

/menganalisis permasalahan

Mengembangkan/

menganalisis permasalahan

Membimbing siswa mengkaji

hubungan antardata

Melakukan pengkajian

hubungan antar data

Membimbing

siswa dalam memetakan masalah

Melakukan

pemetaan permasalahan

Membimbing

siswa mengembangkan

hipotesis

Mengembangkan

hipotesis

2 Mendefinisikan masalah (define the problem)

Membimbing siswa melihat data/variabel

yang sudah diketahui

maupun belum diketahui

Mencermati data/variabel yang sudah

diketahui

Membimbing siswa mencari

dan menelusuri berbagai

informasi dari berbagai sumber

Mencari dan menelusuri

berbagai informasi dari

berbagai sumber

Membimbing

siswa melakukan penyaringan berbagai

informasi yang telah terkumpul

Melakukan

penyaringan berbagai informasi yang

telah terkumpul

Membimbing

siswa melakukan perumusan masalah

Merumuskan

masalah

Page 147: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 197

No. Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

3 Mencari solusi (explore

solution)

Membimbing siswa mencari

berbagai alternatif

Mencari berbagai alternatif

pemecahan masalah

Membimbing

siswa mengkaji setiap alternatid pemecahan

masalah dari berbagai sudut

pandang

Melakukan

pengkajian terhadap setiap alternatif

pemecahan masalah dari

berbagai sudut pandang

Membimbing siswa mengambil

keputusan untuk memilih

satu alternatif pemecahan

masalah yang paling tepat

Memutuskan memilih satu

alternatif pemecahan

masalah yang paling tepat

4 Melaksanakan strategi (act on

the strategy)

Membimbing siswa

melaksanakan pemecahan

masalah secara bertahap

Melakukan pemecahan

masalah secara bertahap

5 Mengkaji kembali dan

mengevaluasi pengaruhnya

(lock back and evaluate the

effect)

Membimbing siswa

melihat/mengoreksi kembali cara-

cara pemecahan masalah

Melihat/mengo-reksi kembali

cara-cara pemecahan

masalah

Membimbing

siswa melihat/mengka-ji pengaruh

strategi yang digunakan

dalam memecahkan

masalah

Melihat/mengkaji

pengaruh strategi yang digunakan dalam

memecahkan masalah

Page 148: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 198

5. Strategi belajar berbasis masalah

Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses

pembelajaran dengan strategi belajar berbasis masalah, dapat

dijabarkan seperti pada Tabel 5.5

Tabel 5.5 Operasional Tahap-Tahap Pembelajaran dengan Strategi Berbasis Masalah

No.

Tahap Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Menemukan

masalah

Memberikan

permasalhan yang diangkat

dari latar kehiduppan sehari0hari

siswa. Berikan masalah yang

bersifat tidak terdefinisikan

dengan jelas (illdefined)

Berusaha

menemukan permasalahan

dengan cara melakukan kajian dan analiss secara

cermat terhadap permasalahan

yang diberikan

Memberikan sedikit fakta di

seputar konteks permasalahan

Melakukan analisis terhadap

fakta sebagai dasar dalam

menemukan permasalahan

2 Mendefinisikan

masalah

Mendorong dan

membimbing siswa untuk menggunakan

kecerdasan intrapersonal

dan kemampuan awal (prior

knowledge) untuk

memahami masalah

Dengan

menggunakan kecerdasan intrapersonal dan

kemampuan awal (prior knowledge)

berusaha memahami

masalah

Membimbing siswa secara

bertahap untuk mendefinisikan

masalah

Berusaha mendefinisikan

permasalahan dengan

menggunakan

Page 149: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 199

No

.

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

parameter yang jelas

3 Mengumpulkan

fakta

Membimbing

siswa untuk melakukan

pengumpulan fakta

Melakukan

pengumpulan fakta dengan

menggunakan pengalaman-pengalaman yang

suudah diperolehnya.

Membimbing

siswa melakukan pencarian informasi dnegan

berbagai cara/metode

Melakukan

pencarian informasi dengan berbagai cara

serta dengan menggunakan

kecerdasan majemuk yang

dimiliki

Membimbing siswa melakukan pengelolaan

informasi

Melakukan pengelolaan/pengatur-an informasi

(information management) yang

telah diperoleh, dengan

berpatokan pada: a. know, yaitu

informasi apa yang diketahui b. need to

know, yaitu informasi apa

yang dibutuhkan c. need to do,

apa yang akan dilakukan dengan

informasi yang ada

4 Menyusun hipotesis

(dugaan sementara)

Membimbing siswa untuk

menyusun jawaban/hipote-

Membuat hubungan-

hubungan

Page 150: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 200

No

.

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

sis (dugaan sementara)

terhadap permasalahan

yang dihadapi

antarberbagai fakta yang ada

Membimbing siswa untuk menggunakan

kecerdasan majemuk dalam

menyusun hipotesis

Menggunakan berbagai kecerdasan

majemuk untuk menyusun

hipotesis

Membimbing siswa untuk

menggunakan kecerdasan

interpersonal dalam

mengungkapkan pemikirannya

Menggunakan kecerdasan

interpersonal untuk

mengungkapkan pemikirannya

Membimbing siswa untuk

menyusun alternatif

jawaban sementara

Berusaha menyusun

beberapa jawaban sementara

5 Melakukan penyelidikan

Membimbing siswa untuk

melakukan penyeidikkan

terhadap informasi dan

data yang telah diperolehnya

Melakukan penyelidikan

terhadap data dan informasi yang

telah diperoleh

Dalam membimbing

siswa melakukan penyelidikan,

guru membuat struktur belajar

yang memungkinkan siswa dapat

Dalam melakukan penyelidikan

siswa menggunakan

kecerdasan majemuk yang

dimilikinya untuk memahami dan memberi makna

Page 151: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 201

No

.

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

menggunakan berbagai cara

untuk mengetahui dam

memahami dunianya

data dan informasi yang

ada

6 Menyempurna-kan

permasalahan yang telah

didefinisikan

Membimbing siswa melakukan

penyempurnaan terrhadap

masalah yang didefinisikan

Melakukan penyempurnaan

masalah yang telah dirumuskan

7 Menyimpulkan alternatif

pemecahan masalaj secara

kolaboratif

Membimbing siswa untuk

menyimpulkan alternati

pemecahan masalah secara

koaboratif

Membuat kesimpulan

alternatif pemecahan

maslah secara kolaboratif

8 Melakukan pengujian hasil (solusi)

pemecahan masalah

Membibing siswa melakukan pengujian hasil

(sokusi) pemecahan

masalah

Melakukan pengujian hasil (solusi)

pemecahan masalah

Pembelajaran berbasis masalah memberikan peluang bagi

siswa untuk melibatkan kecerdasan majemuk siswa (Gardner,

1999)

5.3.4 Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif, Pembelajaran

Berbasis Proyek dan Pembelajaran Kuantum

Bagi guru penting untuk menciptakan pembelajaran yang

efektif dan efisian. Terdapat tiga strategi pembelajaran yang dapat

diterapkan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan

efisien, serta dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa.

Selain itu, tiga strategi pembelajaran yang akan dijabarkan berikut

Page 152: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 202

ini juga dapat meningkatkan rasa senang dan keseriusan siswa

dalam mengikuti pembelajaran.

1. Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif

Strategi pembelajaran kreatif-produktif diasumsikan mampu

memotivasi siswa dalam melaksanakan berbagai kegiatan,

sehingga siswa merasa tertantang dalam menyelesaikan tugas-

tugasnya (Wena, 2014).

Beberapa karakteristik yang membedakan strategi

pembelajaran kreatif-produktif dengan strategi pembelajaran

lainnya, antara lain:

a. Siswa terlibat secara intelektual dan emosional dalam

pembelajaran;

b. Siswa didorong untuk menemukan/mengkonstruksi sendiri

konsep yang sedang dikaji;

c. Siswa mendapatkan kesempatan untuk bertanggung jawab

terhadap penyelesaian tugas bersama; dan

d. Siswa menjadi bekerja keras, berdedikasi tinggi, antusias

serta percaya diri.

Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses

pembelajaran dengan strategi pembelajaran kreatif-produktif

dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Operasional Tahap-Tahap Pembelajaran dengan

Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif

No.

Tahap Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Orientasi Mengkomunikasikan tujuan,

materi, waktu, langkah-langkah

pembelajaran, hasil yang diharapkan dan

penilaian

Menanggapi/mendiskusikan

langkah-langkah pembelajaran,

hasil yang diharapkan dan penilaian

Page 153: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 20

3

No

.

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

2 Eksplorasi Fasilitator, motivator,

mengarahkan dan memberi

bimbingan belajar

Membaca, melakukan

observasi, wawancara,

melakukan percobaan, browsing lewat

internet, dan sebagainya

3 Interpretasi Membimbing,

fasilitator, mengarahkan

Analisis, diskusi,

tanya jawab, atau berupa percobaan

kembali

4 Re-kreasi Membimbing, mengarahkan, memberi

dorongan, menumbuhkemb

angkan daya cipta

Mengambil kesimpulan, menghasilkan

sesuatu/produk yang baru

5 Evaluasi Melakukan evaluasi,

memberi balikan

Mendiskusikan hasil evaluasi

2. Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah strategi

pembelajaran yang inovatif dan lebih menekankan pada belajar

kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (CORD,

2001; Thomas, Mergendoller & Michhaelson, 1999); Moss, Van-

Duze, Carol, 1998). Pembelajaran berbasis proyek memiliki

karakteristik sebagai berikut (Buck Institute for Education,

1999):

a. Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja;

b. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan

sebelumnya;

c. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil;

Page 154: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 204

d. Siswa bertanggungjawab untuk mendapatkan dan

mengelola informasi yang dikumpulkan;

e. Siswa melakukan evaluasi secara kontinu;

f. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka

kerjakan;

g. Hasil akhir berupa produk dan dievakuasi kualitasnya; dan

h. Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan

dan perubahan.

Moursund (1977) menyebutkan beberapa keuntungan dari

pembelajaran berbasis proyek antara lain sebagai berikut:

a. Increased motivation

b. Increased problem-solving ability

c. Improved library research skills

d. Increases collaboration

e. Increased resource-management skills

Terdapat enam langkah/tahap dalam menerapkan

pembelajaran berbasis proyek (Steinberg, 1997), yaitu: (1)

authenticity (keautentikan), (2) academic rigor (ketaatan

terhadap nilai akademik), (3) applied learning (belajar pada

dunia nyata), (4) active exploration (aktif meneliti), (5) adultd

relationship (hubungan dengan ahli) dan (6) assessment

(penilaian).

Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses

pembelajaran dengan strategi pembelajaran berbasis proyek

dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 155: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 205

Tabel 5.7 Operasional Tahap-Tahap Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek

No

.

Prinsip Pengertian Aplikasi

1 Keautentikan - Proyek yang dikerjakan siswa

harus mengacu pada permasalahan

yang bermakna bagi siswa

- Proyek/masalah tersebut harus secara nyata

dapat digunakan oleh siswa

- Dari kegiatan

proyek tersebut,

siswa harus dapat menciptakan atau

menghasilkan sesuatu, baik

sebagai pribadi maupun kelompok di luar

lingkungan sekolah

- Proyek yang dikerjakan

harus berguna baik secara praktis

maupun teoretis bagi

siswa

- Proyek tersebut harus dapat dikerjakan oleh

siswa dalam rentang waktu

yang ditentukan (1

semester) - Proyek harus

menghasilkan

produk (pengetahuan/

keterampilan baru)

2 Ketaatan

terhadap nilai-nilai

akademik

- Kegiatan proyek

harus dapat membantu atau

mengarahkan siswa untuk memperoleh dan

menerapkan pokok

pengetahuan dalam satu atau

lebih disiplin ilmu - Proyek tersebut

harus

- Dalam kegiatan

proyek siswa dapat

mengaplikasi-kan pengetahuan

bidang studi pokok yang

dipelajari

Page 156: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 206

No

.

Prinsip Pengertian Aplikasi

dapat/mampu memberi

tantangan pada siswa untuk

menggunakan metode-metode penemuan

(ilmiah) dalam satu atau lebih

disiplin ilmu (contoh: berpikir

dan bekerja seperti ilmuwan)

- Proyek harus

mampu mendorong siswa

mengembangkan keterampilan dan

kebiasaan berpikir tingkat tinggi (contoh:

pencarian fakta, memandang

sesuatu masalah dari berbagai

sudut)

- Kegiatan proyek tersebut

harus dapat merangsang

siswa menggunakan metode-metode

penemuan (ilmiah) dalam

satu atau lebih disiplin ilmu

yang dipelajari

- Kegiatan

proyek tersebut harus dapat

merangkasng siswa menggunakan

keterampilan dan kebiasaan

berpikir tingkat tinggi

3 Belajar pada dunia nyata

- Apakah kegiatan belajar yang dilakukan siswa

berada dalam konteks

permasalahan semi terstruktur,

mengacu pada kehidupan nyata, dan bekerja/

berada pada dunia lingkungan

luar sekolah? - Apakah proyek

dapat mengarahkan untuk menguasai

- Proyek harus mengacu pada kehidupan

nyata/permasalahan yang ada

di masyarakat

- Proyek harus

merangsang siswa untuk bekerja secara

Page 157: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 207

No

.

Prinsip Pengertian Aplikasi

dan menggunakan

unjuk kerja yang dipersyaratkan

dalam organisasi kerja yang menuntut

persyaratan tinggi? (contoh:

kerja tim, menggunakan

tekhnologi yang tepat, pemecahan masalah dan

komunikasi) - Apakah pekerjaan

tersebtu mempersyaratkan

siswa mampu untuk melakukan pengembangan

organisasi dan mengelola

keterampilan pribadi?

tim, menggunakan

tekhnologi yang tepat

- Proyek tersebut

mampu merangsang

siswa untuk melakukan pengembangan

organisasi dan mengelola

keterampilan pribadi

4 Aktif meneliti - Apakah siswa menggunakan sejumlah waktu

secara signifikan untuk

mengerjakan bidang utama

pekerjaannya? - Apakah proyek

tersebut

mempersyaratkan siswa untuk

mampu melakukan

penelitian nyata, dan menggunakan

- Proyek harus diselesaikan tepat waktu

- Proyek harus

merangsang

siswa untuk mampu

melakukan penelitian

nyata, dan menggunakan berbagai

Page 158: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 208

No

.

Prinsip Pengertian Aplikasi

berbagai macam metode, media

dan berbagai sumber lainnya?

- Apakah siswa

diharapkan dapat

mampu untuk berkomunikasi

tentang apa yang dipelajari, baik

melalui presentasi maupun unjuk kerja?

macam metode, media dan

berbagai sumber lainnya

- Siswa harus

mampu untuk

berkomunikasi tentang apa

yang dipelajari baikmelalui

presentasi maupun unjuk kerja

5 Hubungan dengan ahli

- Apakah siswa menemui dan

mengamati (belajar dari)

teman/ orang sebaya (dewasa) yang memiliki

pengalaman dan kecakapan yang

relevan?

- Apakah siswa dapat kesempatan untuk

bekerja/berdiskusi secara teliti

dengan paling tidak seorang

teman? - Apakah orang

dewasa (di luar

siswa) dapat bekerja sama

dalam merancang dan menilai hasil

kerja siswa?

- Siswa harus mampu belajar

dari teman/orang

sebaya (dewasa) yang memiliki

pengalaman dan kecakapan

yang relevan

- Siswa harus dapat bekerja/berdis

kusi secara teliti dengan

paling tidak seorang teman

- Siswa harus

dapat bekerja sama dalam

merancang dan menilai hasil

kerja siswa

Page 159: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 209

No

.

Prinsip Pengertian Aplikasi

6 Penilaian - Apakah siswa dapat merefleksi

secara berkala proses belajar

yang dilakukannya dengan

menggunakan kriteria proyek

yang jelas, yang kiranya dapat

membantu dalam menentukan kinerjanya

- Apakah orang luar dapat

membantu siswa mengembangkan

pengertian tentang standar kerja dunia nyata

dalam suatu jenis pekerjaan?

- Apakah ada kesempatan

secara reguler untuk menilai kerja siswa,

terkait dengan metode yang

digunakan, termasuk melalui

pameran dan portofolio

- Siswa harus mampu menilai

unjuk kerjanya

- Siswa harus mampu bekerja

sama dengan orang luar

(ahli/praktisi yang sebidang dengan

kegiatan proyek)

- Ada sistem penilaian

reguler untuk menilai kerja siswa, terkait

dengan metode yang

digunakan, termasuk

melalui pameran dan portofolio

3. Strategi Pembelajaran Kuantum

Pembelajaran kuantum dibagi atas dua kategori, yaitu konteks

dan isi (DePorter, Reardon & Nourie, 2001). Konteks meliputi (1)

lingkungan, (2) suasana, (3) landasan, dan (4) rancangan.

Page 160: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 210

Sedangkan isi mencakup masalah penyajian dan fasilitas

(mempermudah proses belajar).

Pelaksanaan pembelajaran kuantum dikenal dengan singkatan

“TANDUR” yang merupakan kepanjangan dari: Tumbuhkan,

Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan (DePorter

Reardon & Nourie, 2001). Pembelajaran kuantum dengan

unsur-unsur pelaksanaan “TANDUR” tadi dapat dijelaskan

seperti pada Tabel 5.8 (Wena, 2014).

Tabel 5.8 Pembelajaran Kuantum dengan Unsur Pelaksanaan

TANDUR

No.

Rancangan Penerapan dalam PBM

1 Tumbuhkan Tumbuhkan mengandung makna

bahwa pada awal kegiatan pembelajaran pengajar harus berusaha

menumbuhkan/mengembangkan minat siswa untuk belajar

2 Alami Alami mengandung makna bahwa

proses pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mengalami

secara langsung atau nyata materi yang diajarkan

3 Namai Namai mengandung makna bahwa penamaan adalah saatnya untuk

mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar.

Penamaan mampu memuaskan hasrat alami otak untuk memberi identitas, mengurutkan, dan

mendefinisikan

4 Demonstrasi Demonstrasi berarti bahwa memberi peluang kepada siswa

untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka

ke dalam pembelajaran lain atau ke dalam kehidupan mereka. Kegiatan

Page 161: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 211

No

.

Rancangan Penerapan dalam PBM

ini akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

5 Ulangi Ulangi berarti bahwa proses

pengulangan dalam kegiatan pembelajaran dapat memperkuat

koneksi saraf dan menumbuhkan rasa tahu atau yakin terhadap kemampuan siswa. Pengulangan

harus dilakukan secara multimodalitas dan

multikecerdasan

6 Rayakan Rayakan mengandung makna pemberian peghormataan pada siswa atas usaha, ketekunan, dan

kesuksesannya. Dengan kata lain perayaan berarti pemberian umpan

balik yang positif pada siswa atas keberhasilannya, baik berupa

puian, pemberian hasiah atau bentuk lainnya

5.3.5 Strategi Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara

sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber

belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga

sesama siswa (Nurhadi dan Senduk, 2003). Pembelajaran kooperatif

adalah sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman

sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar, di samping guru dan

sumber belajar yang lainnya.

Nurhadi & Senduk (2003), serta Lie (2002) menyatakan ada

berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam

pembelajaran kooperatif, yaitu: (a) saling ketergantungan positif

(positive interdependence); (b) interaksi tatap muka (face to face

interaction); (c) akuntabilitas individual (individual accountability),

dan (d) keterampilan untuk menjalin hubungan antarprobadi atau

Page 162: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 212

keterampilan sosial yang secara sengaja doajarkan (use of

collaboration/ social skill).

Terdapat beberapa model dalam pembelajaran kooperatif,

diantaranya:

1. Model STAD (Student Team Achievement Division)

2. Model Jigsaw

3. Model GI (Group Investigation)

4. Model TAI (Team Accelereted Instruction)

5. Model kooperatif tipe TSTS

5.3.6 Strategi Pembelajaran Berbasis Elektronik (E-Learning)

Pembelajaran e-learning telah diterapkan sejak tahun 1970-an.

Terdapat beberapa hal penting sebagai persyaratan umum dalam

pelaksanaan e-learning , yaitu sebagai berikut (Wena, 2014):

a. Kegiatan proses pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan

jaringan;

b. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu

siswa apabila mengalami kesulitan belajar;

c. Adanya lembaga penyelenggara/pengelola e-learning;

d. Adanya sikap positif dari siswa dan tenaga pendidik terhadap

tekhnologi komputer dan internet;

e. Tersedianya rancangan sistem pembelajaran yang dpaat

dipelajari/diketahui oleh setiap siswa; serta

f. Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa dan

mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga

penyelenggara.

Terdapat beberapa manfaat terkait pembelajaran elektronik (e-

learning), diantaranya:

Page 163: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 213

a. Bagi siswa memungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar

yang optimal;

b. Bagi guru memudahkan untuk melakukan pemutakhiran

bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai

dengan perkembangan kurikulum;

c. Bagi sekolah mendorong menumbuhkan sikap kerjasama

antara guru dengan guru dan guru dengan siswa dalam

memecahkan masalah pembelajaran.

Pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) pada umumnya

dilakukan dengan menggunakan aplikasi web. Berbagai aplikasi

web yang dapat digunakan untuk e-learning diantaranya (Hafidah,

2015):

a. Edmodo;

b. Chamilo (E-Learning & Collaboration Software);

c. Claroline;

d. E-front;

e. Moodle;

f. Docebo LMS;

g. TCExam;

h. ATutor;

i. Dokeos;

j. Omeka; dan

k. Schology

5.4 Building Blocks untuk Lingkungan Belajar Inovatif

Inovasi dalam pembelajaran dapat tercipta jika didukung

dengan adanya lingkungan pembelajaran yang inovatif. Building

blocks (unsur-unsur penting) untuk membangun lingkungan

pembelajaran inovatif, diantaranya (OECD, 2012):

Page 164: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 214

1. Layanan pembelajaran

Pendidikan menggerakkan siswa dalam komunitas layanan

yang terintegrasi dengan materi pembelajaran dari kurikulum

inti akademik. Pendekatan pengalaman dapat diterapkan dalam

layanan pembelajaran ini dan didasarkan pada penyediaan

pengalaman belajar kontekstual kepada siswa berdasarkan

situasi nyata dalam komunitas siswa.

2. Pembelajaran kooperatif

Siswa bekerja bersama-sama dan bertanggung jawab satu

dengan yang lain terhadap pembelajaran sebagaimana siswa

belajar mandiri. Pembelajaran kooperatif menekankan pada

pemikiran dan pembelajaran tingkat tinggi. Pembelajaran

kooperatif membawa manfaat dalam pendidikan, termasuk

diantaranya adalah kemampuan dalam pengelompokkan dan

sebagai cara untuk mempersiapkan siswa dalam lingkungan

kerja yang semakin kolaboratif.

3. Pembelajaran dengan tekhnologi

Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa serta

berbasis teknologi dapat memberdayakan siswa dan

memberikan pengalaman belajar yang belum pernah diperoleh

siswa. Pembelajaran dnegan tekhlonogi juga memberikan

manfaat berharga terhadap unsur-unsur penting lainnya dalam

lingkungan belajar, termasuk personalisasi, pembelajaran

kooperatif, pengelolaan penilaian formatif dan banyak metode

berbasis inkuiri.

Page 165: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 215

4. Kemitraan rumah-sekolah

Rumah adalah lingkungan belajar pertama dan memberikan

pengaruh yang tinggi, sehingga membangun hubungan antara

rumah dan sekolah sangat penting bagi kesuksesan pelajar

(siswa). Membangun hubungan antara rumah dan sekolah

dapat dilakukan dengan cara proaktif melibatkan keluarga

dalam permasalahan berkenaan dengan siswa, memperluas

pelaporan hasil personalisasi kepada orang tua siswa,

melibatkan orang tua siswa dalam program sekolah dan

kegiatan ekstra kurikuler, serta menawarkan cara untuk

berhubungan dengan keluarga dan memberikan hubungan

yang lebih baik antara rumah dan sekolah.

5. Pendekatan inkuiri

Siswa membutuhkan kesempatan untuk mengembangkan

keterampilan kognitif tingkat tinggi. Konteks penting untuk

mencapai tujuan ini adalah dengan menggunakan pendekatan

inkuiri secara kompleks, proyek-proyek yang bermanfaat yang

disusun (dirancang) secara berkelanjutan, kolaborasi,

penelitian, manajement sumber-sumber serta pengembangan

kinerja atau produk yang ambisius. Pendekatan-pendekatan

yang relevan dengan pendekatan inkuiri ini meliputi:

PjBL (Project Based Learing)

PBL (Problem Bases Learning)

Pembelajaran melalui desain

6. penilaian formatif

Evaluasi formatif mengarahkan siswa untuk mendapatkan

luaran yang lebih baik melalui penyediaan umpan balik kepada

Page 166: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 216

RANGKUMAN

EVALUASI

siswa, guru, dan proses pembelajaran itu sendiri. Evaluasi

formatif mengarah kepada tiga pertanyaan kunci, yaitu:

Where are the learners in their learning?

Where are the learners going?

What needs to be done to get them there?

Tulislah rangkuman berkenaan dengan materi yang telah

dijabarkan dalam bab 5 modul ini!

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan memilih jawaban yang

paling tepat!

1. Berikut adalah definisi strategi pembelajaran dari para ahli,

diantara definisi tersebut yang merupakan definisi strategi

pembelajaran menurut Gerlach dan Ely (1980) adalah ....

a. suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru

dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

secara efektif dan efisien

b. setiap kegiatan yang dipilih untuk mencapai tujuan

pembelajaran

c. merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan

materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran

tertentu, meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan

pembelajaran

d. seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau

tahapan kegiatan belajar

Page 167: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 217

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam

menerapkan suatu strategi pembelajaran adalah....

a. tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, kendala

sumber/media belajar, dan karakteristik/struktur bidang

studi

b. anggaran dana, kendala sumber/media belajar, kesiapan

guru dan waktu

c. karakteristik/struktur bidang studi, kesiapan siswa,

kesiapan guru, waktu

d. tujuan pembelajaran, materi, media pembelajaran, dan

waktu

3. Berikut adalah tahapan dalam strategi pemecahan masalah,

yaitu:

Identification the problem

Representation of the problem

Planning the solution

Execute the plan

Evaluate the plan

Evaluate the solution

Tahapan yang disebutkan tersebut adalah tahapan dari strategi

pemecahan masalah menurut ....

a. Wankat

b. Soslo

c. Wena

d. Polya

4. Termasuk dalam tahapan pemecahan masalah IDEAL adalah....

a. identify the problem, execute the problem, evaluate the

solution

Page 168: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 218

b. define the problem, plan the solution, execute the solution,

evaluate the solution

c. identify the problem, define the problem, explore solution, act

on the strategy, lock back and evaluate the effect

d. identify the problem, define the problem, execute the solution,

evaluate the solution

5. Yang termasuk ke dalam karakteristik pembelajaran berbasis

proyek adalah....

a. Terdapat masalah yang pemecahannya telah ditentukan

sebelumnya

b. Siswa tidak melakukan evaluasi secara kontinu

c. Hasil akhir proyek bukannlah suatu produk

d. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil

6. Istilah yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran

kuantum adalah....

a. TANUR

b. TANDUR

c. TERATUR

d. TRILOGI

7. Salah satu elemen dalam pembelajaran kooperatif, yaitu....

a. interaksi individual

b. akuntabilitas individual

c. tidak ada ketergantungan

d. persaingan kelompok

8. Syarat dalam pelaksanaan e-learning, diantaranya adalah....

a. Meniadakan evaluasi kemajuan belajar

Page 169: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 219

KUNCI JAWABAN EVALUASI

UMPAN BALIK

b. Siswa tidak harus melek tekhnologi

c. Adanya lembaga penyelenggara/pengelola e-learning

d. Jaringan internet yang stabil

Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan evaluasi yang telah

disusun:

1. C

2. A

3. B

4. C

5. D

6. B

7. B

8. C

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi dan

hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Gunakanlah rumus-di

bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam

materi kegiatan belajar di atas.

Rumus:

Jumlah Jawaban Yang Benar

Tingkat Penguasaan = x 100%

8

Page 170: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 220

TINDAK LANJUT

DAFTAR PUSTAKA

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = Baik Sekali

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Sedang

< 70% = Kurang

Guna lebih memahami mengenai inovasi pembelajaran yang

berhubungan dengan penggunaan strategi-strategi pembelajaran

pada materi kimia khususnya, dan IPA pada umumnya, maka:

1. Carilah minimal 3 jurnal penelitian (baik nasional maupun

internasional) yang membahas tentang penggunaan strategi-

strategi pembelajaran inovatif! Analisislah kelebihan dan

kekurangan dari penggunaan strategi-strategi tersebut dalam

pembelajaran!

2. Rancanglah langkah-langkah pembelajaran untuk materi kimia

kelas X, XI atau XII sesuai dengan strategi pembelajaran inovatif

yang telah Anda pilih (minimal 3 strategi pembelajaran, dan

dengan materi yang berbeda)! Hubungkan materi kimia yang

akan Anda bahas dengan kearifan lokal dan/atau kebudayaan

yang ada di daerah Anda!

Burhanuddin, A. (2012). Pembelajaran Inovatif. Diambil kembali dari

https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/11/pembelajaran-inovatif.pdf

Page 171: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 221

CORD. (2001). Contextual Learning Resource. Diambil kembali dari http://www.cord.org/lev2.cfm/65

DePorter, B., Reardon, M., & Nourie, S. (2001). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum LEarning di Ruang-Ruang Kelas.

Penerjemah: Ary Nolandari. Bandung: Kaifa.

Education, B. I. (2001). Project Base Learning Overview: Differences

from Traditional Instruction. Diambil kembali dari http://www.bie.org/pbl/everview/diffstraditional..html

Gardner, E. (1999). Intelligence Refarmed: Multiple Intelligences for the 21th Century. New York: Masic Books.

Hafidah, S. (2015). Aplikasi-Aplikasi yang Bisa Digunakan Selain Edmodo. Diambil kembali dari

http://sitihafidah258.blogspot.co.id/2015/01/aplikasi-aplikasi-yang-bisa-digunakan.html

Lie, A. (2002). Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Moss, D., & Van-Duzer, C. (1998). Project Base Learning for Adult

English Language Learner. ERIC Gigest, ED427556. Diambil kembali dari http://www/ed.gov/database/ERIC-

Digest/Ed427556/html

Moursund, D. (1997). Project: Road a Head (Project Based Learning).

Diambil kembali dari http://www.iste.org/research/roadhead/pbl.html

Nurhadi, & Senduk, A. G. (2003). Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya

dalam KBK. Malang: Penerbit UM.

OECD. (2012). The Nature of Learning, Using Reserach to Inspire

Practice, Innovative Learning Environtment Project. OECD.

Sadiman, A. (1990). Media Pendidikaan: Pengertian, Pengembangan,

dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.

Suharsono, N. (1991). Pengembangan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah di Bidang Akutansi. Malang: Disertasi S3

IKIP Malang.

Thomas, J. W., Mergendoller, J. R., & Michaelson, A. (1999). Project

Base Learning: A Handbook of Middle and High School Teacher. Novato, CA: The BUck Institute for Education.

Wankat, P. C., & Oreovocz, F. Z. (1995). Teaching Engineering. New York: McGraw-Hill, Inc,.

Page 172: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 222

Wena, M. (2014). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Widodo, A. T. (2011). Pembelajaran Inovatif Bidang Sains. Semarang: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang.

Page 173: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 223

BAB VI

ETNOSAINS

PENDAHULUAN

Bab ini berisi pembahasan tentang hakikat etnosains, dimensi

etnosains, sains asli masyarakat dan sains ilmiah, etnosains dalam

pembelajaran, etnosains masyarakat Kalimantan Selatan dan

kaitannya dengan pembelajaran kimia, model pembelajaran sains

berbasis etnosains.

Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa

diharapkan dapat:

1. menjelaskan hakikat etnosains;

2. menjelaskan dimensi etnosains;

3. membedakan sains asli masyarakat dan sains asli ilmiah;

4. menjelaskan etnosains dalam pembelajaran;

5. menjelaskan etnosains masyarakat Kalimantan Selatan dan

kaitannya dengan pembelajaran kimia; serta

6. menerapkan model pembelajaran sains berbasis etnosains dan

merancang pembelajaran sains khususnya kimia berbasis

etnosains

6.1 Hakikat Etnosains

Etnosains telah dirasakan dari berbagai perspektif, termasuk

kaitannya dengan sistem rakyat (Roberts, 1990), sistem klasifikasi

budaya (Hunter & Whiter, 1990), persepsi budaya tentang dunia

fisik (Ogumbunmi & Olaitan, 1988) dan waktu tradisional untuk

mengeksplorasi dan menggabungkan pengetahuan dan nilai

masyarakat (Carrasio, 2006).

Perehonock dan Werner (1969) menganggap etnosains sebagai

ilmu yang berfokus pada penemuan dan deskripsi sistem rakyat.

Menurut Perehonock dan Werner, etnosains hanya terkait dengan

Page 174: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 224

prinsip klasifikasi seperti yang dinyatakan oleh penutur asli bahasa,

tidak seperti yang ditentukan melalui pengamatan antropologis.

Sebagian besar peneliti percaya bahwa etnosains merupakan

pengekspresian fakta ilmiah dalam bahasa asli atau bahasa ibu.

Penggunaan bahasa asing dalam penyampaian fakta-fakta ilmiah

merupakan suatu bentuk penyimpangan dari prinsip-prinsip

etnosains.

Etnosains (ethnoscience) berasal dari kata ethnos dari bahasa

Yunani yang berarti bangsa dan kata scientia dari bahasa Latin yang

berarti pengetahuan. Etnosains kurang lebih berarti pengetahuan

yang dimiliki oleh suatu bangsa atau lebih tepat lagi suatu suku

bangsa atau kelompok sosial tertentu (Sudarmin, 2015).

Sturtevant (Ahimsa, 1998) mendefinisikan etnosains sebagai

system of knowledge and cognition typical of a given culture.

Penekanannya disini adalah pada sistem atau perangkat

pengetahuan, yang merupakan pengetahuan yang khas dari suatu

masyarakat (kearifan lokal), karena berbeda dengan pengetahuan

masyarakat lain. Sebagai sebuah paradigma etnosains

menggunakan definisi kebudayaan yang berbeda dengan paradigma

lain dalam antropologi budaya. Menurut Goodenough (1964) bahwa

kebudayaan merupakan salah satu buah pikiran baik berupa benda

maupun tindakan yang mana senantiasa perlu kita lestarikan guna

menjaga sejarah yang telah ada.

Berdasarkan serangkaian pengertian dari etnosains di atas,

Sudarmin dkk. (2014) berpendapat bahwa etnosains dapat

didefinisikan sebagai perangkat ilmu pengetahuan yang dimiliki

oleh suatu masyarakat/suku bangsa yang diperoleh dengan

menggunakan metode tertentu serta mengikuti prosedur tertentu

yang merupakan bagian dari tradisi masyarakat tertentu, dan

kebenarannya dapat diuji secara empiris.

Page 175: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 225

Lloyed dalam Abonyi (1999) selanjutnya menyebutkan alasan

penggunaan etnosains. Lloyed mencatat bahwa etnosains

membantu untuk menghapus anggapan bahwa sains adalah ilmu

pengetahuan modern dan metodologi yang percaya dengan apa

yang mereka jalankan. Studi dalam etnosains membantu

merefleksikan tradisi intelektual yang berbeda dari berbagai budaya

serta masalah ilmiah yang masyarakat ingin pecahkan. Dengan

demikian, penerapan etnosains dalam pengajaran dan

pembelajaran mungkin dapat melindungi dampak dari keterasingan

dan konflik yang sering menyertai pengenalan sains konvensional

kepada anak-anak muda kita yang telah diperoleh dan disesuaikan

dengan pendidikan non-formal budaya kita.

Baker, dkk. (1995) menyatakan, bahwa jika pembelajaran

sains di sekolah tidak memperhatikan budaya anak, maka

konsekuensinya siswa akan menolak atau menerima hanya

sebagian konsep-konsep sains yang dikembangkan dalam

pcmbelajaran. Stanley & Brickhouse (2001) menyarankan agar

pembelajaran sains di sekolah menyeimbangkan antara sains Barat

(sains normal, sains yang dipelajari dalam kelas) dengan sains asli

(sains tradisional) dengan menggunakan pendekatan lintas budaya

(cross-culture). Pendapat senada juga dikemukakan oleh Cobern dan

Aikenhead (1996), yang menyatakan jika subkultur sains modern

yang diajarkan di sekolah harmonis dengan subkultur kehidupan

sehari-hari siswa, pengajaran sains akan berkecenderungan

memperkuat pandangan siswa tentang alam semesta, dan hasilnya

adalah enkulturasi. Jika enkulturasi terjadi, maka berpikir ilmiah

siswa tentang kehidupan sehari-hari akan meningkat.

Sebaliknya, jika subkultur sains yang diajarkan di sekolah

berbeda atau bahkan bertentangan dengan subkultur keseharian

siswa tentang alam semesta, seperti yang terjadi pada kebanyakan

Page 176: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 226

siswa (Costa, 1995; Ogawa, 2002), maka pengajaran sains akan

berkecenderungan menghancurkan atau memisahkan pandangan

siswa tentang alam semesta, sehingga mereka meninggalkan atau

meminggirkan cara asli mereka untuk mengetahui dan

rekonstruksi terjadi menuju cara mengetahui menurut ilmuwan

(scientist). Hasilnya adalah asimilasi (Cobern & Aikenhead; 1996;

MacIvor, 1995) dan dianggap sebagai “hegemoni pendidikan” atau

“imperialisme budaya”. Pada umumnya siswa menghambat

asimilasi, misalnya dengan cara kurang memperhatikan pelajaran.

Jika hal ini terjadi, tentu hasil belajar sains tidak akan sesuai

dengan yang diharapkan.

6.2 Dimensi Etnosains

Etnosains mencakup sejumlah disiplin ilmu yaitu etnobiologi,

etnokimia, etnofisika, etnomatematika, etnomedisin, dan

serangkaian praktik pertanian dan teknologi pengolahan makanan.

Prinsip dasar dalam aspek sistem pengetahuan asli masyarakat ini

adalah bahwa konsep dan praktik dasar diabadikan melalui

pengetahuan, mitos, dan supernatural yang bergantung pada

lingkungan dan budaya (Abonyi, 1999).

Meskipun konsep etnosains tidak berjalan beriringan dengan

metode konseptual Barat, namun memiliki hubungan yang sama,

yang telah digunakan secara bertahap dalam kelas sains

konvensional untuk mencapai konsep sains dan hibridisasi

berkelanjutan yang lebih baik (Abonyi, 1999). Manifestasi penuh

dari sistem pengetahuan asli masyarakat terungkap dalam

sejumlah program terpadu internasional seperti:

1. Taman Obat Keluarga (TOGA): obat tradisional Indonesia untuk

kemandirian;

2. Eksperimen On-Farm Filipina;

Page 177: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 227

3. Pembuatan baja Kpelle;

4. Teknologi sabun hitam Igbo;

5. Konsep CTTA dan studi Niger.

Kelas sains berbasis etnosains melibatkan perancangan model

praktis yang terintegrasi dengan sistem pengetahuan asli dan

modern serta melihat proses pembangunan dan perubahan yang

lebih seimbang. Warren dkk. (1995) menyatakan bahwa, studi

tentang etnosains telah mencakup setidaknya lima aspek utama:

1. penilaian historis terhadap komunitas atau masyarakat tertentu

dalam lingkungan alam dan budayanya;

2. referensi istilah dari kebudayaan spesifik atau kebudayaan

terikat;

3. pendekatan holistik terhadap masuknya berbagai subsistem

pengetahuan dan teknologi di sektor seperti kedokteran,

pertanian, lingkungan, pendidikan dll;

4. penilaian konsep budaya yang lebih dinamis dalam kaitannya

dengan konfigurasi dari interaksi sistem pengetahuan barat dan

non-barat;

5. komparatif bukan orientasi normatif, inspirasi Barat dan Non-

Barat, serta orientasi terhadap proses pembangunan di wilayah

atau budaya tertentu.

6.3 Sains Asli Masyarakat dan Sains Ilmiah

Pengetahuan sains asli masyarakat yang terdapat di

lingkungan masyarakat tradisional berbentuk pesan simbol,

budaya dan adat istiadat, upacara keagamaan, dan sosial yang

kesemuanya terkandung konsep-konsep sains ilmiah yang belum

terformulakan (Duitt, 2007). Pengetahuan sains asli ini diturunkan

secara terus menerus antara generasi, tidak terstruktur dan tidak

sistematik dalam suatu kurikulum, dan umumnya merupakan

Page 178: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 228

pengetahuan persepsi masyarakat terhadap suatu fenomena alam

tertentu (Battiste, 2005; Porsanger, 1999). Sedangkan pengetahuan

sains ilmiah hanya dapat dipahami secara ilmiah dan berbasis pada

kerja ilmiah serta cara pemerolehannya yang menggunakan metode

ilmiah, sehingga bersifat objektif, universal, dan proses bebas nilai

dan dapat dipertanggungjawabkan.

Karakteristik pengetahuan sains asli masyarakat terletak pada

belum terformalkan sebagai sumber belajar, bersifat pengetahuan

berdasarkan pengalaman, dan pengetahuan belum pernah dikaji

secara ilmiah untuk menemukan hubungan fakta konkrit dengan

penyebabnya (Snively & Corsiglia, 2000; Ogawa, 2002).

Pembelajaran yang memadukan pengetahuan sains asli

masyarakat dan sains ilmiah mampu meningkatkan pemahaman

siswa terhadap konsep-konsep sains ilmiah dan pembelajaran

menjadi lebih bermakna (Okebukola, 1986). Transformasi

pengetauan sains asli masyarakat menjadi sains asli ilmiah

diperlukan untuk mengubah citra dan persepsi masyarakat

terhadap sains asli yang terkesan sebagai pengetahuan mitos,

takhayul, dan berbagai persepsi negatif menjadi pengetahuan

fruitful dan dapat dipertanggungjawabkan (Sudarmin, 2015).

6.4 Etnosains dalam Pembelajaran

Beragam penelitian terdahulu telah menggunakan etnosains

sebagai basis (dasar) dalam inovasi pembelajaran. Berikut adalah

hasil yang diperoleh dari penggunaan etnosains sebagai dasar

dalam pembelajaran, yaitu:

1. penerapan model pembelajaran kimia berbasis etnosains

(MPKBE) dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan berpikir

kritis karena model pembelajaran mengkaitkan pembelajaran di

kelas dengan apa yang siswa temui dalam kehidupan sehati-hari

Page 179: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 229

dan juga mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses

belajarnya (Arfianawati, dkk. 2016);

2. pengembangan model, metode dan perangkat pembelajaran

yang berbasis etnosains diperlukan untuk mendukung

terbentuknya minat siswa terhadap sains (Shidiq, 2016);

3. penggabungan praktik etnokimia dalam pembelajaran kimia

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

sikap siswa terhadap kimia. Sikap siswa sekolah menengah

terhadap kimia menjadi sangat meningkat dan umumnya

menjadi postif (Singh dan Chibuye, 2016);

4. pendekatan etnosains dalam modul dengan tema zat aditif

efektif meningkatkan hasil belajar dan jiwa kewirausahaan

siswa (Sudarmin dkk. 2016).

5. model pembelajaran berbasis etnosains lebih unggul dari pada

metode ceramah dalam menumbuhkan minat dan prestasi di

kalangan siswa (Ugwuanyi, 2015).

6. modul pembelajaran berorientasi etnosains pada materi larutan

elektrolit dan non elektrolit layak digunakan sebagai sarana

belajar mandiri siswa (Lia, 2016). Berikut adalah contoh dari

modul pembelajaran berorientasi etnosains yang dikembangkan

oleh Lia (2016):

Page 180: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 230

PENDAHULUAN

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang Harus Dikuasai Peserta Didik

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator

1. Menghargai dan

menghayati ajaran agama

yang dianutnya

1.1 Menyadari adanya

keteraturan struktur partikel

materi sebagai wujud kebesaran

Tuhan YME dan

pengetahuan tentang struktur

partikel materi sebagai hasil

pemikiran kreatif manusia yang

kebenarannya

bersifat tentatif yang diwujudkan

dengan belajar berpendekatan

budaya.

a. Mengakui

kebesaran Allah atas keteratiuran

struktur partikel materi.

b. Mensyukuri

anugerah Tuhan Yang Maha Esa

berupa kekayaan khazanah budaya

Indonesia, dan mensyukuri karena

dapat belajar 2 hal

dalam sekaligus, yakni belajar kimia

dan budaya khas dimana peserta

didik tinggal.

2. Menghayati dan mengamalkan

perilaku jujur,

disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif, dan

pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai

bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan

dalam berinteraksi

secara efektif

dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah

(memiliki rasa ingin

tahu, disiplin, jujur, objektif,

terbuka, mampu membedakan fakta

dan opini, ulet, teliti,

bertanggungjawab, kritis, kreatif,

inovatif,

demokratis, komunikatif) dalam

merancang dan melakukan

percobaan serta berdiskusi yang

diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.2 Menunjukkan

erilaku kerjasama, santun, toleransi,

cinta damai dan peduli lingkungan

serta hemat dalam

a. Memiliki rasa ingin taji terhadp materi

larutan elektrolit

dan non-elektrolit dengan mengikuti

pembelajaran secara atusias dan

penuh semangat. b. Mengubah pola

pikir peserta didik untuk bersikap

terbuka dalam

merancang dan melakukan

percobaan larutan elektrolit dan non-

elektrolit serta komunikatif dalam

kunjungan batik. c. Menunjukkan

perilaku kerjasama

dalam kunjungan batik dan dalam

praktikum percobaan larutan

elektrolit dan non-elektrolit.

Page 181: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 231

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator

cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

memanfaatkan sumber daya alam.

3. Memahami, menerapkan,

menganalisis pengetahuan

faktual,

konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni,

budaya dan

humaniora denngan

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban

terkait penyebab

fenomena dan kejadian, sera

menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian

yang spesifik

sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan

masalah

3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit

dan larutan non-elektrolit

berdasarkan daya

hantar listriknya.

a. Mengakaji literatur tentang larutan

elektrolit dan non-elektrolit.

b. Mengelompokkan

larutan berdasarkan jenis

ikatan dan menjelaskannya.

c. Menyimpukan bahwa larutan

elektrolit dapat berupa senyawa

ion atau senyawa

kovalen polar. d. Menganalisis

penyebab larutan elektrolit dapat

menghantarkan arus listrik.

e. Mengelompokkan

larutan elektrolit dan non-elektrolit

serta larutan elektrolit kuat dan

elektrolit lemah berdasarkan data

percobaan.

4. Mengolah, menalar, dan

menyaji dalam

ranah konkret dan ranah

abstak terkait dengan

pengembangan dari yang

dipelajarinya di

4.8 Merancang, melakukan dan

menyimpulkan

serta menyajikan hasil percobaan

untuk mengetahuo sifat larutan

elektrolit dan larutan non

elektrolit serta

a. Terampil dalam melakukan

percobaan untuk

mengetahui sifat larutan elektrolit

dan non-elektrolit. b. Terampil dalam

membuat laporan percobaan dan

kunjungan batik.

Page 182: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 232

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator

sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan

terampil dalam merancang

kunjungan kerja pembuatan batik.

c. Mempresentasikan hasil kunjungan

batik.

Page 183: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 233

Gambar di atas merupakan deskripsi tentang “Sejarah Batik

Pekalongan”, agar mengenal dekat budaya batik pekalongan,

karena selain belajar kimia tujuan model ini juga bagian dari

pelestarian batik di kota Pekalongan

Page 184: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 234

Gambar di atas adalah pembuka Materi yakni mengamati

kasus: Kaitan materi (Larutan Elektrolit & Non Eleltrolit) dan

hubungannya dengan Batik. Dan, gambar di bawah adalah

“Renungan” agar peserta didik bersyukur kepada Allah dan

implementasi dari KI.

Page 185: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 235

Gambar di atas merupakan contoh bagian dari pembelajaran dengan

Etnosains. Kemudian, gambar di bawah menunjukkan contoh aktivitas

etnosains pada modul.

Page 186: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 236

Page 187: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 237

PETA KONTENS

Page 188: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 238

Page 189: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 239

Langkah-langkah tepat yang harus dilakukan secara

berkelanjutan untuk inovasi pembelajaran sains dan teknologi

berbasis etnosains, diantaranya (Abonyi dkk., 2014):

1. merancang jaringan konsep hibrid dengan integrasi dan

keterkaitan yang tepat melintasi batas-batas.

Transfer harus dilihat sebagai seperangkat komunikasi/

informasi/ proses pendidikan yang saling terkait dan bukan

sebagai kegiatan eksklusif beberapa struktur formal atau entitas

(Constance dkk., 1995). Program sains sekolah harus dirancang

untuk memastikan hibridisasi konsep dan proses lintas batas

budaya. Pengembangan modul instruksional pendidikan sains

masyarakat berdasarkan konsep, praktik dan produk asli.

Hubungan antara sekolah dan badan-badan tertentu akan

memastikan arus informasi, dokumentasi pengetahuan asli

lintas budaya dan mendorong penelitian tentang hibridisasi

dengan pengetahuan ilmiah maju lainnya. Dengan demikian,

kelas sains akan menjadi inkubator teknologi dan inovasi

perintis untuk pembangunan berkelanjutan.

2. pengembangan modul instruksional pembelajaran sains

masyarakat berdasarkan konsep, praktik dan produk asli.

Berdasarkan hasil jaringan global dan keterkaitan antara pusat

lokal dan internasional mengenai pengetahuan asli, sebuah

modul kelas baru akan dihasilkan. Sistem pengetahuan yang

lebih terpadu akan muncul. Ini akan mengelompokkan dan

memperluas kelompok pelajar sains yang cenderung diisolasi

oleh hambatan institusional dan sektoral (Guus, Liebenstein,

Slikkerveer dan Warren, 1995).

3. pembangunan ruang kelas sains dengan fokus khusus pada

kewirausahaan lokal dengan tujuan meningkatkan dan

Page 190: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 240

menginternasionalisasikan. Inovasi dalam sains harus

mengarah pada kewirausahaan.

4. pengenalan modul multibahasa pembelajaran sains untuk

memfasilitasi akses dan pemanfaatan pengetahuan asli

masyarakat lintas budaya dan memastikan kemitraan antar

benua.

6.5 Etnosains Masyarakat Kalimantan Selatan dan Kaitannya

dengan Pembelajaran Kimia

Berikut disajikan pada Tabel 6.1 hasil analisis studi literatur

tentang beberapa etnosains masyarakat Kalimantan Selatan dan

kaitannya dengan pembelajaran Kimia. Bentuk hasil analisis yang

disajikan mengadaptasi dengan modifikasi dari penelitian yang

dilakukan Sudarmin dkk. (2009).

Tabel 6.1 Etnosains Masyarakat Kalimantan Selatan dan

Kaitannya dengan Sains Ilmiah dalam Pembelajaran

Kimia

No. Etnosains Konten dan Konteks Sains Ilmiah pada Pembelajaran

Kimia

1. Pembuatan hintalu jaruk, telur asin versi masyarakat banjar.

(Fathilal, Y. 2015)

Kimia larutan: asam, basa, dan garam serta pemanfaatannya

dalam kehidupan.

2. Mandai sebagai produk

biokimia Kalimantan Selatan. (Fatma, L. 2014)

Biokimia: fermentasi.

3. Wadi, fermentasi ikan ala

Dayak dan Banjar.

(Agung, Y. 2013)

Biokimia: fermentasi.

4. Tradisi manginang masyarakat Banjar.

(Yoes, 2014)

Kimia bahan alam dan manfaatnya dalam

kehidupan/kesehatan.

5. Pemanfaatan tumbuhan obat tradisional oleh masyarakat

etnis Banjar Pesisir.

(Fithria, A. dkk. 2014)

Kimia bahan alam dan manfaatnya dalam

kehidupan/kesehatan.

Kimia larutan: pemisahan dan

pemurnian zat/larutan,

Page 191: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 241

No. Etnosains Konten dan Konteks Sains

Ilmiah pada Pembelajaran

Kimia

evaporasi, filtrasi, rekristalisasi, dan aktivitas zat.

6. Pembuatan dendeng itik oleh

masyarakat Kab. Hulu Sungai Utara.

Biokimia: fermentasi

Teknologi pangan: pengasapan

7. Penggunaan jeruk nipis dan

abu gosok untuk mencuci piring berminyak yang biasa

dilakukan oleh masyarakat Kalimantan Selatan.

Klasifikasi zat/materi, atau

larutan.

Kimia larutan: asam, basa, dan garam serta pemanfaatannya

dalam kehidupan.

8. Pemanasan gula pasir atau gula jawa untuk pembuatan dodol

Kandangan.

Sifat dalam perubahan fisika dan kimia melalui percobaan

sederhana.

9. Pembuatan gula aren (gula

habang) di Kec. Lampihong.

Sifat dalam perubahan fisika

dan kimia melalui percobaan sederhana.

10. Pembuatan kain sasirangan

khas Kalimantan Selatan.

Kimia larutan.

Fiksasi pada kain sasirangan

untuk mengikat warna

digunakan tawas Al2(SO4)3, kapur tohor (CaCO3) dan

tunjung (FeSO4). Penggunaan larutan fiksasi dalam proses

pewarnaan kain akan membuat warna menjari tidak

mudah pudar serta tahan terhadap gosokan. Hasil dari

penggunaan bahan fiksasi

yang berbeda memberikan warna akhir yang dihasilkan

juga berbeda.

11. Pemilihan lahan atau tanah oleh petani lahan gambut

setempat di Kalimantan (termasuk Kalimantan Selatan)

berdasarkan kedalaman

lumpur, bau tanah, dan jenis gulma.

(Noor, M. 2011)

Kimia lingkungan: pencemaran lingkungan.

Kimia gambut dan batu bara.

Kimia larutan.

12 Pembuatan tahu di wilayah Guntung Payung, Banjarbaru

Biokimia: terjadi reaksi kimia yaitu reaksi pemecahan

glukosa (C6H12O6) menjadi etanol (2C2H5OH) dan karbon

Page 192: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 242

No. Etnosains Konten dan Konteks Sains

Ilmiah pada Pembelajaran

Kimia

diosida (CO2) yang bertujuan untuk melunakkan kedelai.

Kimia bahan makanan dan

kimia terapan: dasar pembuatan tahu adalah

melarutkan protein yang

terkandung dalam kedelai dengan menggunakan air

sebagai pelarutnya. Setelah protein tersebut larut,

diusahakan untuk diendapkan kembali dengan penambahan

bahan pengendap (koagulan)

sampai terbentuk gumpalan-gumpalan protein yang akan

menjadi tahu.

Beberapa contoh koagulan yang dapat digunakan, yaitu:

Asam sitrat (C6H8O7), asam cuka/asam asetat, batu

tahu/sioko, biang tahu/whey,

kalsium fosfat murni (CaSO4), glucono delta lacton (GDL).

Pelarut yang biasa digunakan adalah air dan zat tambahan

berupa garam.

6.6 Model Pembelajaran Sains Berbasis Etnosains (MPSBE)

Model pembelajaran sains berbasis etnosains (MPSBE)

dikembangkan oleh Sudarmin (2015) dengan tujuan agar

pembelajaran sains dalam hal ini adalah kimia dapat sesuai dengan

kebutuhan lapangan dan untuk memanfaatkan budaya sebagai

sumber belajar sains. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru

berkenaan dengan pengimplementasian pembelajaran sains

berbasis etnosains di sekolah (Sudarmin, 2015), yaitu:

1. guru perlu mengidentifikasi pengetahuan awal siswa tentang

sains asli. Identifikasi ini bertujuan untuk menggali pikiran-

Page 193: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 243

pikiran siswa dalam rangka mengakomodasi konsep-konsep,

prinsip-prinsip atau keyakinan yang dimiliki siswa yang berakar

pada budaya masyarakat di mana mereka berada;

2. pembelajaran dalam kelompok. Pembelajaran dan belajar dalam

bentuk kelompok merupakan satuan pendidikan yang bersifat

indigenous (asli), yang timbul sebagai kesepakatan bersama

para warga belajar untuk saling membeajarkan secara sendiri

maupun dengan mengundang narasumber dari luar kelompok.

3. guru berperan sebagai penegosiasi yang cerdas dan arif, seperti

memberi kesempatan kepada siswa untuk untuk

mengekspresikan pikiran-pikirannya, untuk mengakomodasi

konsep-konsep atau keyakinan yang dimiliki siswa yang beraar

pada sains asli (budaya), mendorong siswa untuk aktif bertanya

dan memotivasi siswa agar menyadari pengaruh positif dan

negatif sains Barat dan tekhnologi bagi kehidupan.

Model pembelajaran sains berbasis etnosains yang

dikembangkan Sudarmin (2015) dapat dilihat pada Gambar 6.1

Gambar 6.1 Pengembangan Model Pembelajaran Sains Berbasis Etnosains

Page 194: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 244

RANGKUMAN

EVALUASI

Tulislah rangkuman berkenaan dengan materi yang telah

dijabarkan dalam bab 6 modul ini!

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan memilih jawaban yang

paling tepat!

1. Etnosains menurut Perehonock & Werner (1969) merupakan

ilmu yang berfokus kepada ....

a. sistem teknologi

b. sistem kebudayaan

c. penemuan dan deskripsi sistem rakyat

d. penemuan dan teknologi sistem teknologi

2. Etnosains berasal dari kata ethnos dari bahasa Yunani yang

berarti .....

a. bangsa

b. budaya

c. etos

d. ilmu

3. Diantara aspek cakupan dari studi tentang etnosains, kecuali

....

a. penilaian historis

b. referensi istilah dari kebudaayan spesifik dan kebudayaan

terikat

c. pendekatan holistik terhadap masuknya berbagai subsistem

pengetahuan dan teknologi

Page 195: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 245

d. berorientasi normatif

4. Termasuk dalam karakteristik pengetahuan sains asli

masyarakat, kecuali ....

a. bersifat pengetahuan tetapi tidak berdasarkan pengalaman

b. bersifat pengetahuan berdasarkan pengalaman

c. belum terformalkan sebagai sumber belajar

d. pengetahuan belum pernah dikaji secara ilmiah

5. Diantara manfaat menggunakan etnosains sebagai basis (dasar)

dalam inovasi pembelajaran, kecuali ....

a. penurunan kemampuan berpikir kritis siswa

b. peningkatan kemampuan kognitif dan berpikir kritis siswa

c. mendukung terbentuknya minat siswa terhadap sains

d. peningkatan jiwa kewirausahaan siswa

6. Termasuk ke dalam langkah-langkah yang tepat diberlakukan

untuk keberlanjutan dari inovasi pembelajaran berbasis

etnosains, yaitu ....

a. merancang jaringan konsep non hibrid dengan integrasi dan

keterkaitan yang tepat melitasi batas-batas

b. pengembangan modul instruksional pembelajaran sains

masyarakat berdasarkan konsep, praktik dan produk asli

c. inovasi yang dikembangkan baik dalam modul instruksional

ataupun dalam suasana kelas tidak mengarah pada

kewirausahaan

d. modul instruksional yang dikembangkan disusun dalam

satu bahasa

Page 196: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 246

KUNCI JAWABAN EVALUASI

7. Contoh keterkaitan etnosains masyarakat dengan pembelajaran

kimia, kecuali ....

a. mandai sebagai produk biokimia Kalimantan Selatan terkait

dengan materi proses fermentasi

b. tradisi manginang masyarakat Banjar, terkait dengan materi

kimia bahan alam dan manfaatnya dalam

kehidupan/kesehatan

c. pembuatan kain sasirangan khas Kalimantan Selatan

terkait dengan materi kimia larutan dan ikatan kimia

tentang fiksasi

d. pemilihan lahan atau tanah oleh petani lahan gambut

setempat di Kalimantan (termasuk Kalimantan Selatan)

berdasarkan kedalaman lumpur, bau tanah, dan jenis

gulma, hal tersebut terkait dengan materi biokimia

8. Termasuk ke dalam hal yang dapat dilakukan guru berkenaan

dengan pengimplementasian pembelajaran sains berbasis

etnosains di sekolah adalah ....

a. mengidentifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli

b. membangun pembelajaran secara individual

c. bertindak sebagai pusat pembelajaran

d. menutup kesempatan siswa untuk mengekspresikan

pikiran-pikirannya

Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan evaluasi yang telah

disusun:

1. C

2. A

Page 197: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 247

UMPAN BALIK

3. D

4. A

5. A

6. B

7. D

8. A

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi dan

hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Gunakanlah rumus-di

bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam

materi kegiatan belajar di atas.

Rumus:

Jumlah Jawaban Yang Benar

Tingkat Penguasaan = x 100%

8

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = Baik Sekali

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Sedang

< 70% = Kurang

Page 198: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 248

TINDAK LANJUT

DAFTAR PUSTAKA

1. Amatilah kehidupan masyarakat di daerah Anda yang meliputi

tradisi dan kebudayaan, kemudian hubungkan kehidupan

masyarakat (tradisi dan kebudayaan) tersebut dengan materi

IPA dan/atau Kimia yang Anda pelajari (perkuat dengan telusur

kepustakaan)!

2. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis Anda pada point (1),

rancanglah pembelajaran berbasis etnosains lengkap dengan

perangkat pembelajaran (misalnya lembar kerja siswa) untuk

materi IPA dan/atau Kimia kelas X/XI/XII. Guna memudahkan

pembuatan rancangan pembelajaran, bacalah kembali

pembahasan pada bab V!

Abonyi, O. S. (1999). Effects of An Ethnoscience-Based Instructional Package on Students' Conception of Scientifix Phenomena and

Interest in Science. Unpublished Ph.D Thesis, University of Nigeria.

Agung, Y. (2013). Wadi, Fermentasi Ikan ala Dayak dan Banjar. Retrieved Juni 12, 2017, from www.kompos.com

Ahimsa-Putra, H. S. (n.d.). Antropologi Ekologi: Beberapa Teori dan Perkembangannya. Jurnal Antropologi, 1(1 ).

Arfianawati, S., Sudarmin, & Sumarni, W. (2016). Model Pembelajaran Kimia Berbasis Etnosains untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pengajaran MIPA,

21(1), 46-51.

Baker, D., & al., e. (1995). The Effect of Culture on the Learning of

Science in non-Western Countries: The Results of a Integrated Reserach Review. International Journal Science Education,

17(6).

Page 199: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 249

Battiste, M. (2002). Indegenous Knowledge: Foundation for First Nations. Canada: University of Saskatchewan.

Carrasio, R. L., & Riegelhanpt, F. (2006). Language Culture, SCience and the Sacred: Issues and Concerns in Curriculum

Development for Indigenous American. Journal of Educatin Sociology, 60(3), 511-523.

Cobern, W. W., & Aikenhead, G. S. (1996). Cultural Aspect of Learning Science. SLCSP Working Paper #121.

Costa, V. B. (1995). When Science is "Another World": Relationships between Worlds of Family, Friends, School, and Science.

Journal Science Education, 79(3), 313-333.

Duitt. (2007). Science Education Research Internationally: Conception, Research Methods, Domains of Research.

Eurasia.

Fathilal, Y. (2015). Hintalu Jaruk, Telur Asin Versi Orang Banjar.

Retrieved Juni 12, 2017, from www.kompas.com

Fatma, L. (2014). Mandai Sebagai Produk Biokimia Kalimantan

Selatan. Retrieved Juni 12, 2017, from http://fatmaisme21.blogspot.com

Fithria, M., Sari, N. M., & Nisa, K. (2014). Pengetahuan Lokal Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional oleh Masyarakat

Etnis Banjar Pesisir. Prosiding Seminar Nasional Agroforestri Ke-5, Pengelolaan Lanskap Agroforestri Wilayah Kepulauan Menghadapi Efek Perubahan Iklim. Ambon: Ambon, 21

November 2014.

Goodenough, W. H. (1964). Cultural Anthropology and Linguistic. In

L. i. Society, & D. Hymes (Ed.). New York: Harper and Row.

Hunter, D. E., & Whitter, P. (1990). Encyclopedia of Anthropology.

Oxford: Oxford University Press.

Lia, R. M. (n.d.). Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia

Berorientasi Etnosains pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Kelas X MA Salafiyah Simbang Kulon Pekalongan.

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Walisongo. Semarang: Unpublished.

Noor, M. (2011). Kearrifan Lokal dalam Pengelolaan Lahan Gambut.

Makalah yang disampaikan pada Workshop Monitorin Teknologi Mitigasi dan Adaptasi Terkait Perubahan Iklim.

Surakarta, 8 Desember 2011, Surakarta.

Page 200: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 250

Ogawa, M. (2002). Science as the Culture of Scientist: How to Cope with.

Ogumbunmi, S., & Olaitan, H. (1988). Elements of Physics in Yoruba Culture. Jornal of African Philosophy and Studies, 5(8), 716-

823.

Okebukola, P. A. (1989). Influence of Social-Cultural Factor on

Secondary Student' Attitude toward Science. Research in Science Education, 19, 155-164.

Perchonock, N., & Werner, O. (1979). Naraho Systems of Classification. Some Implications for Ethnoscience

(Ethnobiology).

Porsanger, J. (1999). An Essay about Indegeneous Methodology. Article.

Shidiq, A. S. (2016). Pembelajaran Sains Kimia Berbasis Etnosains untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa. FKIP,

UNS. Surakarta: Unpublished.

Singh, I. S., & Chibuye, B. (2016). Effect of Ethnochemistry Practise

on Secondary School Students' Attitude toward Chemistry. Journal of Education and Practice, 7(17), 44-56.

Snively, G., & Corsiglia, J. (2000). Discovering Indegenous Science: Implication for Science Education. USA: John Wiley & Sons,

Inc.

Stanley, W. B., & Brickhouse, N. W. (2001). The Multicultural

Question Revisited. Journal Science Education, 85(1), 35-48.

Sudarmin. (2015). Pendidikan Karakter, Etnosains dan Kearifan

Lokal (Konsep dan Penerapannya dalam Penelitian dan Pembelajaran Sains). Semarang: FMIPA, Unnes.

Sudarmin. (2015). Pendidikan Karakter, Etnosains dan Kearifan

Lokal (Konsep dan Penerapannya dalam Penelitian dan Pembelajaran Sains). Semarang: CV. Swadaya Manunggal.

Sudarmin, Febu, R., Nuswowati, M., & Sumarni, W. (2017). Development of Ethnoscience Approach in the Module Theme

Substance Additive to Improve the Cognitive Learning Outcome and Student's Entrepreneurship. IOP Conf. Sereis:

Journal of Physics: Cof. Series 824 (2017) 012024.

Sudarmin, Hartono, & Sumarni, W. (2009). Merekonstruksi

Pengetauan Sains (Etnosains) Berbasis Budaya Jawa dalam

Page 201: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)

INOVASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS 251

Upaya Memperkaya Pengetahuan Sains dan Meningkatkan Sumber Belajar Sains. Semarang: Unpublished.

Sudarmin, Subekti, N., & Priyono, A. (2014). Model Pembelajaran Sains Berbasis Etnosains (MPSBE) untuk Menanamkan Nilai

Karakter Konservasi dan Literasi Sains bagi Siswa Sekolah Menengah. Semarang: Laporan Penelitian Hibah PPs Unnes.

Ugwuanyi, E. C. (2015). Effects of Ethnoscience Based Instructional Model on Students' Academic Achievement and Interest in

Senior Secondary School Boilogy. A Project Submitted to the Departement of Science Education, University of Nigeria,

Nsukka.

Yoes. (2014). Tradisi Manginang yang Mulai Pudar. Retrieved Juni

12, 2017, from http://tropsinborneoind.blogspot.co.id

Page 202: Inovasi Pembelajaran Kimia Berbasiseprints.ulm.ac.id/9233/1/1. Inovasi Pembelajaran Kimia... · 2020. 6. 2. · inovasi baru, dan menonjolkan kearifan lokal dalam belajar sains (kimia)