Upload
intan-permana
View
477
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perjalanan sejarah, kurikulum pendidikan nasional kita telah
mengalami perubahan, dimulai dari kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum
1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994,
kurikulum 2004, dan kurikulum 2006. Perubahan tersebut merupakan
konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,
ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Hal ini
disebabkan oleh kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu
dikembangkan secara dinamis disertai berbagai inovasi sesuai dengan tuntutan
dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Semua perubahan kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang
sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari
tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Perubahan
kurikulum tersebut tentu disertai dengan tujuan pendidikan yang berbeda-beda,
karena dalam setiap perubahan tersebut ada suatu tujuan tertentu yang ingin
dicapai untuk memajukan pendidikan nasional kita.
Semua oknum yang terlibat langsung dalam pengelolaan sistem pendidikan
harus melakukan berbagai inovasi dalam melakspeserta didikan tugas dan
tanggung jawabnya. Inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara,
barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai suatu yang
baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat). Hal yang baru tersebut
dapat berupa hasil invensi atau discoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu atau untuk memecahkan masalah (Udin Syaefudin Sa’ud, 2009).
Pendidik sebagai salah oknum yang dibebani tugas dan tanggung jawab
utama untuk melaksanankan pembelajaran hendaknya mampu melakukan
berbagai inovasi pada setiap dimensi pembelajaran (dimensi perencanaan
pembelajaran, dimensi pelaksanaan pembelajaran, dan dimensi penilaian
1
pembelajaran). Papa dimensi perencanaan pembelajaran sesungguhnya sudah
tergambar aspek-aspek yang tercakup pada dimensi pelaksanaan pembelajaran
dan dimensi penilaian pembelajaran. Oleh karena itu , dalam makalah akan
membahas inovasi pada kurikulum dan pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis akan memberikan rumusan dan
pembatasan masalah sebagai berikut :
1.2.1 Menjelaskan hakikat dan batas waktu sebuah inovasi ?
1.2.2 Mengidentifikasi unsur dan ciri inovasi pendidikan ?
1.2.3 Menganalisis adopsi dan pelaksanaan inovasi pendidikan ?
1.2.4 Menganalisis kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia ?
1.2.5 Menganalisis beberapa temuan inovasi dalam kurikulum dan
pembelajaran ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunan
1.3.1 Mengetahui hakikat dan batas waktu sebuah inovasi
1.3.2 Mengetahui unsur dan ciri inovasi pendidikan
1.3.3 Dapat menganalisis adopsi dan pelaksanaan inovasi pendidikan
1.3.4 Dapat menganalisis kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia
1.3.5 Dapat menganalisis beberapa temuan inovasi dalam kurikulum dan
pembelajaran
1.4 Metode Penyusunan
Adapun metode penulisan yang digunakan untuk menyusun karya tulis ini
adalah dengan cara:
a. Internet Link/ Download file
Metode dengan pengumpulan data dengan melakukan pengambilan data
dari situs web (Internet)
2
b. Studi Pustaka
Metode pengumpulan data dan informasi dengan mengambil bahasan
dari beberapa buku sumber untuk mendukung karya tulis ini.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah
C. Maksud dan Tujuan Penyusunan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II ISI
A. Definisi Inovasi
B. Hakikat, Unsur dan Ciri Inovasi Pendidikan
C. Adopsi dan Pelaksanaan Inovasi Pendidikan
D. Kontribusi Inovasi dalam Pendidikan
E. Beberapa Hasil Inovasi Kurikulum dan pembelajaran
BAB III KESIMPULAN
3
BAB II
ISI
2.1 Definisi Inovasi
Secara sederhana, inovasi dimaknai sebagai pembaharuan atau perubahan
dengan ditandai oleh adanya hal yang baru. Inovasi pada dasarnya merupakan
hasil pemikiran yang bercirikan hal baru, baik berupa praktik-praktik tertentu,
atau berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan olah-teknologi yang
diterapkan malalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk
memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan menjadi
lebih baik. Dalam bidang pendidikan antara lain : usaha pemerataan pendidikan,
peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan
relevansi pendidikan.
Beberapa contoh inovasi, antara lain : program belajar jarak jauh,
manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap, pembelajaran
konstektual, pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).
Sedangkan, difusi inovasi dimaknai sebagai penyebarluasan dari gagasan
inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu diantara
anggota sistem sosial masyarakat. Ada keterkaitan erat antara difusi, inovasi
dan komunikasi.
Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan
yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan tersebut
antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media,
sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, pembelajaran dan
sebagainya. Dalam kajian unsur inovasi, paling tidak ada empat unsur inovasi
yang akan dibahas yaitu: inovasi, saluran komunikasi, waktu dan proses inovasi,
serta sistem sosial.
Satu hal yang tidak diharapkan muncul dalam pikiran-pikiran seseorang
untuk melakukan inovasi yaitu: salah persepsi atau asumsi (a) cenderung
berpikir negatif; (b) dihantui kecemasan dan kegagalan; (c) tidak mau
4
mengambil resiko terlalu dalam; (d) malas; (e) saat ini berada pada daerah
“nyaman” dan aman; (f) cenderung resisten/menolak terhadap setiap perubahan.
2.2 Hakikat, Unsur dan Ciri Inovasi Pendidikan
2.2.1 Hakikat, dan Batasan Inovasi
Difusi inovasi dimaknai sebagai penyebarluasan dari gagasan inovasi
tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan
mengguanakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu
diantara anggota sistem sosial masyarakat. Aspek batasan waktu
merupakan suatu indikator penting dalam membicarakan suatu hasil
inovasi tertentu. Artinya bahwa suatu hasil olah pikir, olah ide, dan olah
teknologi yang menghasilkan sesuatu yang inovatif, maka salah satunya
harus memenuhi syarat batas waktu.
Everett M. Rogers (1983) menyebut inovasi adalah suatu ide,
gagasan, praktik, atau obyek/benda yang disadari, dan diterima sebagai
suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Dengan
demikian, kata kunci inovasi adalah gagasan, benda atau proses adopsi
yang dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok masyarakat terhadap
inovasi yang ditawarkan, termasuk di bidang pendidikan.
Ahli lain, seperti Stephen Robbins (1994) menyebut inovasi sebagai
suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakasai atau memperbaiki
suatu produk atau proses, dan jasa. Robbins lebih memfokuskan pada tiga
hal utama, pertama adalah adanya gagasan baru (new ideas) dari suatu
olah pikir dalam mengamati suatu fenomena yang sedang terjadi, termasuk
dalamm bidang pendidikan. Hal yang kedua adalah produk dan jasa, yaitu
hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang ditindak lanjuti
dengan berbagai aktivitas, kajian, penelitian, dan percobaan sehingga
melahirkan konsep yang lebih kongkrit, dalam bentuk produk dan jasa
yang siap dikembangkan dan diimplementasikan, termasuk hasil inovasi
dalam dunia pendidikan. Hal yang ketiga adalah usaha sistematis untuk
melakukan penyempurnaan dan melakukan perbaikian (improvement) yang
5
terus-menerus sehingga buah inovasi itu bisa dirasakan manfaatnya dan
berguna.
2.2.2 Inovasi Pendidikan
Santoso S. Hamidjojo menyatakan bahwa inovasi pendidikan sebagai
suau perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal (yang
ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan
guna mencapai tujuan tertentu, termasuk dalam bidang pendidikan.
Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perubahan
ataupun pemikiran cemerlang di bidang pendidikan yang bercirikan hal
baru, atau berupa praktik-praktik pendidikan tertentu, atau berupa produk
dari suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui
tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan
persoalan pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan
pendidikan, atau proses pendidikan tertentu yang terjadi di masyarakat.
Mattew B. Milles (1973) inovasi yaitu suatu perubahan yang sifatnya
khusus, memiliki nuansa kebaruan, dan sengaja melalui suatu program
yang jelas dan diremcanakan terlebih dahulu, serta direncanakan terlebih
dahulu, serta dirancang untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu
sistem tertentu. Namun demikian, miles menyarankan agar inovasi bisa
dilaksanakan dengan berhasil, diperlukan adanya strategi atau alat yang
jitu dengan tahapan dan makanisme advokasi yang benar.
2.2.3 Difusi Inovasi Pendidikan
Everett M. Rogers (1983), menyebut difusi sebagai proses untuk
mengkomunikasikan suatu inovasi kepada anggota suatu sistem sosial
melalui saluran komunikasi tertentu dan berlangsung sepanjang waktu.
Sedangkan difusi inovasi dimaknakan sebagai penyebarluasan gagasan
inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu diantara
anggota sistem sosial masyarakat.
6
Ada keterkaitan erat antara difusi, inovasi, dan komunikasi. Oleh
karena difusi adalah proses komunikasi untuk menyebarluaskan gagasan,
ide, karya dan sebagainya, sebagai suatu produk inovasi, maka aspek
komunikasi menjadi sangat penting dalam menyebarluaskan gagasan, ide,
ataupun produk tersebut. Komunikasi adalah suatu proses dimana
partisipan melakukan tukar-menukar informasi satu sama lain, sehingga
menghasilkan saling pengertian. Shanon dan Weaver menyebut
komunikasi adalah semua prosedur dimana pemikiran seseorang bisa
mempengaruhi yang lain.
Salah satu ciri komunikasi linier atau sering juga disebut sebagai
komunikasi satu arah atau “one way communication” , adalah adanya
penyandian yang dilakukan pengirim pesan dan interpretasi oleh penerima,
serta antisipsi kemungkinan adanya gangguan (noises) dalam proses
komunikasi yang berlangsung. Komunikasi linier sangat berpengaruh pada
kegiatan sehari-hari, sehingga peristiwa komunikasi itu ditunjukkan
dengan proses penyampaian pesan yang berupa bahan oleh pengirim
kepada penerima melalui saluran yang digunakan. Deskripsi di atas,
menghubungkan betapa erat hubungan antara difusi inovasi sebagai proses
penyebarluasan ide, dengan proses kominiaksi dimana suatu ide
disampaikan kepada pihak lain.
Dalam kadar tertentu, ada kesan seolah ada persamaan antara
pembaharuan dengan perubahan. Namun tak semua perubahan bisa
dikatakan pembaharuan atau inovasi. Suatu perubahan dikatakan sebagai
bentuk inovasi apabila perubahan tersebut dilakukan dengan sengaja,
untuk memperbaiki keadaan sebelumnya agar lebih menguntungkan demi
upaya meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Perubahan itu diawali
dengan adanya suatu ide, gagasan ataupun praktik untuk memperbaiki
suatu keadaan atau untuk memecahkan masalah yang ada, kemudian
melalui berbagai usaha dan penelitian, dihasilkan suatu produk atau hasil
baru yang berbeda dengan keadaan sebelumnya.
7
Inovasi dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai upaya sengaja
untuk memperbaiki suatu keadaan atau kondisi tertentu dalam bidang
pendidikan, baik dalam bentuk ide, praktik, ataupun produk baru untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien.
2.2.4 Ciri Inovasi Pendidikan
Dalam proses difusi inovasi, dibutuhkan waktu yang cukup lama,
bulanan atau bahkan mungkin tahunan, untuk menjadikan produk inovasi
dapat diadopsi oleh seseorang atau kelompok masyarakat. Dalam
kaitannya dengan proses difusi inovasi itu, Rogers (1983)
mengemukakanempat ciri penting yang mempengaruhi difusi inovasi,
termasuk inovasi pendidikan, yaitu:
1. Esensi Inovasi itu sendiri
Proses adopsi inovasi tak datang dengan sereantak tiba-tiba. Dalam
kaitannya dengan esensi inovasi , paling tidak ada tiga hal yang
berkaitan erat, yaitu: teknologi, informasi dan pertimbangan
ketidakpastian, dan reinovasi. Dalam kadar tertentu, makna inovasi
sering identik dengan teknologi yang digunakan.
Teknologi adalah suatu desain aksi kegiatan yang ditempuh guna
mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dari hasil yang
ingin dicapai. Adanya teknologi, termasuk pemanfaatan teknologi
informasi dalam difusi inovasi antara lain untuk menjawab persoalan
dalam hal mengurangi ketidakpastian masa depan.
2. Saluran Komunikasi
Komunikasi adalah sesuatu yang berkaitan dengan “siapa
mengatakan atau mengemukakan apa, dengan saluran komunikasi apa,
kepada siapa, dan dengan dampak apa (hasil yang dicapai)”. Pada tahun
1979, Lawrence Kincaid mengembangkan model komunikasi konvergen,
yang bercirikan adanya beberapa komponen utama, yaitu: informasi,
ketidak menentuan, konvergen, saling pengertian, saling menyetujui,
8
kegiatan bersama, dan hubunga jalinan. Melalui proses komunikasi
tersebut, akan sangat mempengaruhi proses difusi inovasi yang
dilakukan. Dalam telaah lain, saluran komunikasi dapat diklasifikasikan
pada dua hal, yaitu:
a. Komunikasi Homofil
Komunikasi homofil adalah proses komunikasi yang dilakukan
oleh dua individu atau kelompok yang dikategorikan memiliki
kesamaan satu sama lain. Lazarsfeld dalam Rogers menyebut
komunikasi homofil sebagai suatu proses komuniaksi yang
berlangsung antara dua pasangan atau kelompok individu, dimana
keduanya memiliki ciri yang sama satu sama lain. Ciri itu diantaranya:
kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan sejenisnya. Secara umum,
komunikasi homofil ini akan efektif karena kedua individu atau
kelompok memiliki kesamaan karakteristik ataupun latar belakang
sosial budaya, yang memudahkan komunikasi bisa dilaksanakan secara
akrab, dari hati ke hati.
Difusi inovasi yang dilakukan pada masyarakat yang homogen
atau bersifat homofil, akan menghasilkan hasil komunikasi homofil
yang jauh lebih efektif ketimbang dilakukan denagan komunikasi yang
lain pada masyarakat yang heterogen atau beragam latar belakang
budaya ataupun ciri lainnya.
b. Komunikasi Heterofil
Komunikasi heterofil yaitu proses komunikasi yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih, dimana pengirim pesan dan penerima pesan,
memiliki latar belakang yang berbeda, baik dilihat dari sosial budaya,
pendidikan, agama, atau karakteristik sosial lainnya. Oleh karena
proses komunikasi yang dilakukan bersifat heterofil, maka proses
difusi inovasi tak senantiasa berjalan mulus, karena perbedaan latar
belakang diatas.
9
3. Faktor Waktu dan Proses Pengambilan Keputusan
Proses keputusan inovasi pada hakekatnya adalah suatu proses yang
dilalui individu atau kelompok , mulai dari pertama kali adanya inovasi,
dilanjutkan dengan keputusan sikap terhadap inovasi, penetapan
keputsan untuk menerima atau menolak, implementasi inovasi, dan
keputusan inovasi yang dipilihnya.
4. Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan berbagai unit yang slaing berhubungan
satu sama lain dalam tatanan masyarakat, dalam mencapai tujuan yang
diharapkan.
a. Struktur sosial
Struktur sosial pada dasarnya merupakan penyusunan yang
terpola dari berbagai unit dalam suatu sistem. Adanya struktur
sosial, menghasilkan beberapa keuntungan dalam perkembangan
menghadapi dinamika sosial kemasyarakatan.
b. Norma sosial dan difusi
Norma merupakan hal yang penting dalam proses difusin
inovasi. Norma bisa bercirikan budaya lokal, bernafas keagamaan,
ataupun ciri khusus suatu masyarakat tertentu yang memberi warna
tersendiri terhadap sosila budaya masyarakat yang bersangkutan.
Disisi lain norma suatu sistem juga bisa berperan sebagai
penghalanga atau barrirers suatu perubahan. Berikut ini adalah
kegiatan inovasi pendidikan yang melibatkan sistem sosial tertentu:
a) Batasan pelaksanaan inovasi (boundary maintenance operation) ,
yaitu suatu sistem sosial dalam garapan pendidikan yang secara
nyata membatasi (melalui in dan out) pelaksanaan suatu
perubahan pendidikan yang dilakukan.
b) Ukuran dan kewilayahan (size and territoriality) , yaitu suatu
sistem sosial yang secara jelas mempersyaratkan kelompok
orang ataupun geografis untuk melaksanakan suatu inovasi yang
akan dilakukan.
10
c) Kelengkapan fasilitas (physical facilities) , yaitu sistem sosial
yang mengaitkan berbagai fasilitas dan teknologi termasuk
sumber daya manusia yang akan terlibat untuk melaksanakan
suatu proyek inovasi pendidikan yang dilakukan.
d) Pengguanaan durasi waktu (time use), yaitu suatu sistem sosial
yang mempersyaratkan faktor waktu sebagai ciri dominan suatu
inovasi pendidikan.
e) Tujuan yang ingin dicapai (goals), yaitu suatu sistem sosial yang
mempersyaratkan faktor tujuan sebagai ciri dominan.
f) Prosedur yang digunakan (procedure), yaitu suatu sistem sosial
yang mengaitkan berbagai prosedur dan teknologi untuk
melaksanakan suatu proyek inovasi pendidikan yang dilakukan.
g) Definisi peran (role definition) , yaitu suatu sistem sosial yang
mengkaitkan berbagai peran sosial, seperti peran guru, peran
kepala sekolah sesuai dengan tugas da kewenangannya untuk
melaksanakan sesuai proyek inovasi.
h) Kondisi normatif (normative believe) , yaitu sistem sosial yang
mengaitkan/mempersyaratkan perlnya norma da ciri normatif
lainnya untuk melaksanakan suatu proyek inovasi.
i) Sistem struktur sosial (structure), yaitu sistem sosial yang
mengaitkan berbagai struktur dan hubungan antar manusia dalam
organisasi atau sistem sosial lainnya untuk melaksanakan suatu
proyek inovasi.
j) Metode sosialisasi (socialization method) , yaitu suatu sistem
sosial yang menghubungkan berbagai metode sosialisasi atau
prosedur tertentu untuk melaksanakan suatu proyek inovasi.
k) Keterkaitan dengan sistem/instansi lain (linkage with other
system), yaitu suatu kondisi sistem sosial dalam inovasi yang
mengaitkan berbagai sistem lain atau instansi lain dalam
implementasi inovasi yang akan dilakukan.
11
2.3 Adopsi dan Pelaksanaan Inovasi Pendidikan
Menurut Mattew B. Miles, ciri-ciri inovasi, termasuk inovasi dalam
pendidikan terdiri dari empat hal utama, yaitu:
1. memiliki kekhasan/khusus, artinya suatu inovasi akan memiliki ciri yang
khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil
yang diharapkan.
2. Memiliki ciri atau unsurkebaruan. Suatu inovasi memiliki karakteristik
sebagai buah karya dan buah pikir yang memiliki kadar orisinalitas dan
kebaruan.
3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana. Suatu
inovasi akan dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesa-gesa, namun
kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan
terencana terlebih dahulu.
4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, yaitu bahwa program inovasi yang
dilakukan harus memiliki apa yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi
yang bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut dicapai dari sistem inovasi
yang dilakukan.
2.3.1 Tahap Pelaksanaan Inovasi
Ada beberapa tahapan proses keputusan inovasi, yaitu:
1. Tahap pengetahuan (knowledge)
Tahap ini berlangsung apabila individu/kelompok, membuka diri
terhadap adanya suatun inovasi serta ingin mengetahui bagapman
fungsi dan peran inovasi tersebut memberi konstribusi perbaikan di
masa mendatang.
2. Tahap bujukan (persuation)
Tahap ini berlangsung manakala individu atau kelompok, mulai
membentuk sikap menyenangi atau bahkan tida menyenangi terhadap
inovasi.
12
3. Tahap pengambilan keputusan (decision making)
Tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan aktivitas yang
mengarah kepada keputusan untuk menerima atau menolak inovasi
tersebut.
4. Tahap implementasi (implementation)
Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok menerapkan
atau menggunakan inovasi iti dalam kegiatan organisasinya.
5. Tahap konfirmasi (confirmation)
Tahap dimana sesorang atau kelompok mencari pengguatan terhadap
keputusan inovasi yang dilakukan.
Organisasi atau tatanan kemasyarakatan yang baik dan stabil akan
mengadopsi suatu inovasi dengan mempertimbangkan syarat-syarat
sebagaik berikut :
1) Memiliki tujuan yang jelas
2) Memiliki pembagian tugas yang dideskripsikan secara jelas
3) Memiliki kejelasan struktur otoritas satu kewenangan
4) Memiliki peraturan dasar dan peraturan umum
5) Memiliki pola hubungan informasi yang teruji.
2.3.2 Peran Agen Perubahan
Dalam sistem sosial, salah satu komponen penting adalah pemimpin
pendapat (opinion leaders) dan agen perubahan. Pendapat adalah suatu
tingkat dimana seorang individu dapat mempengaruhi individu yang
lainnya atau mengatur perilaku individu lainnya secara tidak formal ke
arah kondisi yang diharapkan, sesuai dengan norma yang berlaku.
Sedangkan agen perubahan (agent of change) merupakan individu yang
bisa mempengaruhi pengambilan inovasi klien ke arah yang diharapkan
para agent perubahan.
13
2.3.3 Percepatan Adopsi Inovasi
Derajat adopsi sangat bergantung pada karakteristik atau ciri dari
inovasi itu sendiri. Karakteristik inovasi, yang sangat mempengaruhi
derajat adopsi tersebut akan sangat bergantung pada :
1. Adanya keuntungan relatif (relative advantage) , artinya sampai
sejauhmana suatu inovasi yang diperkenalkan memberi manfaat dan
keuntungan bagi perorangan atau masyarakat yang akan mengadopsinya.
2. Memiliki kekompakan dan kesepahaman (compatibility) , artinya sampai
sejauhmana suatu inovasi bisa sejalan dan kompak dengan sistem nilai
yang ada, ataupun sejalan dengan pengalaman masa lalu masyarakat
yang akan mengadopsinya.
3. Memiliki derajat kompleksitas (complexity), artinya sampai sejauhmana
derajat kompleksitas, kesukaran, dan kerumitan suatu produk inovasi
dirasakan oleh masyarakat.
4. Dapat dicobakan (triability) , artinya sampai sejauhmana suatu inovasi
dapat dicobakan keandalan dan manfaatnya.
5. Dapat diamati (observability) , artinya sampai sejauhmana suatu hasil
inovasi dapat diamati. Semakin gampang suatu hasil inovasi diamati,
maka akan semakin tinggi peluang hasil inovasi dapat diadopsi.
2.3.4 Penemuan Kembali (Re-Invention)
Re-invention adalah penemuan kembali, setelah melalui proses
modifikasi. Rogers menulis re-invention adalah tingkat dimana inovasi
berubah atau dimodifikasi oleh penggunanya selama dalam proses adopsi
dan implementasi. Itulah sisi lain dari difusi, yaitu proses penyebarluasan
inovasi, namun dalam perkembangan dan proses implementasinya
mengalami berbagai perubahan, penyesuaian, dan modifikasi, sehingga
seolah menghasilkan temuan baru.
2.4 Kontribusi Inovasi dalam Pendidikan
14
Dalam kaitan dengan kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia, telah
banyak dilakukan berbagai inovasi pendidikan dalam skala luas dengan biaya
yang cukup besar ataupun inovasi pada skala kecil dengan biaya yang sederhana
dan hanya dilakukan pada kelompok terbatas. Namun demikian, dalam adopsi
inovasi, paling tidak ada lima kategori perbedaan individu atau kelompok yang
harus diperhatikan. Kelima kelompok tersebut adalah :
1. Para pembaharu atau pioner/perintis (inovators), yaitu mereka yang paling
cepat mengadopsi inovasi dalam masyarakat.
2. Para adopter awal (early adopter), yaitu orang-orang yang tergolong cepat
mengikuti kelompok inovator.
3. Para kelompok mayoritas awal (early majority) , yaitu mereka termasuk
kelompok kebanyakan yang mau meniru cara baru apabila hal tersebut benar-
benar berhasil.
4. Kelompok mayoritas akhir (late majority), yaitu kelompok massal yang
umumnya ragu-ragu terhadap pengetahuan baru.
5. Adopter akhir (late adopter), yaitu kelompok yang sangat skeptis, dan
senantiasa resisiten terhadap perubahan.
Poensoen mengungkapkan tentang tiga kecenderungan kontribusi dan misi
difusi inovasi, khususnya dalam bidang pendidikan, yaitu :
1. Difusi inovasi pendidikan cenderung mengembangkan dimensi demokratis,
artinya difusi inovasi yang dilaksanakan mengemban misi atau
kecenderungan untuk meninggalkan konsepsi pendidikan yang terbatas bagi
kepentingan elite tertentu, menuju pada konsepsi pendidikan yang lebih
demokratis.
2. Inovasi pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi
pendidikan yang berat sebelah dalam peningkatan kemampuan pribadi
diantara pengetahuan, sikap, dan keterampilan, menuju pada konsepsi
pendidikan yang mengemban pola dan isi yang lebih komprehensif dalam
rangka pengembangan semuruh potensi manusia secara menyeluruh dan utuh.
3. Pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi
pendidikan yang bersifat individual perorangan, menuju kearah konsepsi
15
pendidikan yang mengguanakan pendekatan yang lebih kooperatif. Dari
konsepsi pendidikan yang boros menuju pada konsepsi yang lebih efektif,
efisien, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.
Dalam inovasi pendidikan, unsur strategi merupakan suatu hal penting.
Salah satu dimensi strategi yang digunakan adalah Tipologi strategi inovasi
pendidikan yang pada dasarnya membedakan antara target system, yaitu sistem
target yang menjadi sasaran inovasi dilaksanakan. Pada tahapan yang dilakukan
dalam mengadopsi inovasi, termasuk dalam inovasi pendidikan, ada empat
tahapan yang bisa dipertimbangkan yaitu:
1) Design, yaitu tahap perencanaan dan perancangan
2) Awareness-interest, yaitu tahap komunikasi untuk penyadaran terhadap
masyarakat yang diharapkan dapat mengadopsi inovasi yang ditawarkan.
3) Evaluation, yaitu melakukan kajian evaluasi terhadap kemungkinan pro
kontra , ataupun kajian terhadap masyarakat yang menerima atau menolak.
4) Trial, yaitu ujicoba atas produk inovasi tersebut, untuk melihat sejauh mana
kemungkinan diterima atau ditolaknya inovasi kepada target sistem.
Sedangkan pada sisi lain, target sistem atauoun sistem lain dalam
penyebarluasan inovasi, dikenal dua ciri struktur sosial, yaitu:
1. Existing structure, yaitu struktur sosial ataupun struktur organisasi
kemasyarakatan yang sudah ada.
2. New structure, yaitu struktur kemasyarakatan yang baru sebagai konsekuensi
atas adanya inovasi.
Dalam kaitannya dengan kontribusi inovasi pendidikan, Huberman seperti
dikutip Ishak Abdulhak membagi sifat perubahan dalam inovasi ke dalam enam
kelompok, yaitu ;
a. Penggantian (substitution) , misalnya inovasi dalam penggantian jenis
sekolah, penggantian bentuk perabot, alat-alat, atau sistem ujianyang lam
diganti dengan yang baru.
b. Perubahan (alternation), misalnya upaya mengubah tugas guru yang tadinya
hanya bertugas mengajar, juga harus bertugas menjadi guru bimbingan dan
penyuluhan, atau mengubah kurikulum sekolah menengahn umum yang
16
bercorak teoritis akademis, juga harus memasukkan orientasi kurikulum dan
mata pelajaran yang bernuansa keterampilan hidup praktis.
c. Penambahan (addition), dalam inovasi yang bersifat penambahan ini tidak
ada penggantian atau perubahan. Kalaupun ada yang berubah, maka
perubahan itu hanya berupa perubahan dalam hubungan antar-komponen
yang terdapat dalam sistem yang masih perlu dipertahankan.
d. Penyusunan kembali (restructuring) , yaitu upaya penyusunan kembali
berbagai komponen yang ada dalam sistem dengan maksud agar mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan.
e. Penghapusan (elimination), upaya pembaharuan dengan cara menghilangkan
aspek-aspek tertentu dalam pendidikan, atau pengurangan komponen-
komponen tertentu dalam pendidikan, atau penghapusan pola atau cara-cara
lama.
f. Penguatan (reinforcement) , yaitu upaya peningkatan untuk memperkokoh
atau memantapkan kemampuan atau pola dan cara-cara yang sebelumnya
terasa lemah.
Proses adopsi inovasi bisa juga terhambat oleh berbagai faktor. Ada tiga
faktor hambata utama, yaitu:
1. Mental block barriers, yaitu hambatan yang lebih disebabkan oleh sikap
mental
2. Hambatab yang sifatnya culture block (hambatam budaya)
3. Hambatan social block (hambatan sosial), yaitu hambatan inovasi sebagai
akibat dari faktor sosial dan pranata masyarakat sekitar.
2.5 Beberapa Hasil Inovasi Kurikulum dan pembelajaran
Perubahan-perubahan kurikulum sejak tahun 60-an hingga tahun 2007 yang
lalu telah banyak dirasakan. Inovasi kurikulum terjadi dan dilakukan pada setiap
jenjang pendidikan bahkan untuk tingkat inovasi satuan pembelajaran sangat
banyak inovasi yang dilakukan. Berikut adalah beberapa hasil inovasi yaitu :
a. KTSP
b. KBK
17
c. Kurikulum 2007
d. Broad Based Curriculum
e. Kurikulum Sistem Ganda (PSG)
f. Kurikulum Muatan Lokal
Ada beberapa hasil inovasi dari pembelajaran antara lain :
1) Model pembelajaran Brain Based Learning
Model ini merupakan model suplementterhadap model pembelajaran yang
menggunakan landasan psikologis perkembangan, psikologi pembelajaran,
dan teori-teori belajar.aspek yang ditelaah dari inovasi ini yaitu aspek
keunggulan otak manusia.
2) Model pembelajaran LCBT
Model pembelajaran Lateral Computer Based Tutorial, ini pada dasarnya
mnerapkan prinsip model latihan dan tutorial melalui penerapan berpikir
lateral atau loncatan berpikir yang didukung kemampuan visual dalam
memahami informasi pembelajaran dari layar komputer.
3) Model pembelajaran ICARE
Pembelajaran ini merupakan singkatan dari 5 kata, yaitu: (1) introduction
(pengenalan); (2) Connect (menghubungkan); (3) Apply (menerapkan dan
mempraktikan); (4) Reflect (merefleksikan), dan (5) Extend (memperluas
dan evaluasi).
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inovasi dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai upaya sengaja untuk
memperbaiki suatu keadaan atau kondisi tertentu dalam bidang pendidikan, baik
dalam bentuk ide, praktik, ataupun produk baru untuk meningkatkan kemapuan
guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Terdapat empat ciri utama dalm inovasi pendidikan, yaitu memiliki
kekhasan/khusus, memiliki ciri atau unsur kebaruan, program inovasi
dilaksanakan melalui program yang terencana, dan inovasi yang digulirkan
memiliki tujuan.
Hubungan antara inovasi, proses difusi inovasi, dan komunikasi, ketiganya
berhubungan erat satu sama lain. Inovasi bisa disebarluaskan bila ada proses
difusi inovasi yang menyebarluaskan gagasan, ide, praktik suatu inovasi.
Sedangkan dalam proses difusi inovasi ada komponen komunikasi, yang lebih
merupakan “medium” atau saluran bagaimana suatu proses difusi inovasi
dilaksanakan dengan mengguanakan saluran komunikasi tertentu.
Perhatian utama pembaharuan pendidikan yang dilaksanakan di negara
Indonesia tertuju pada upaya mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik
dalam arti meningkatkan pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan
pemerataan pelayanan pendidikan, meningkatkan mutu, proses dan hasil
pendidikan, meningkatkan efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan
dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan, serta meningkatkan
kesadaran dan kegemaran masyarakat untuk senantiasa belajar sepanjang hayat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ruhimat Toto. (2009).Kurikulum & Pembelajaran , MKDP Kurikulum dan
Pembelajaran UPI Bandung.
http://data.tp.ac.id/dokumen/makalah+inovasi+kurikulum
20