12

Interaktif WIHDAH

Embed Size (px)

Citation preview

  • Edisi: Interaktif WIHDAH

    Editorial

    2

    B erbicara tentang suatu dinamika masyarakat so-sial, tak akan luput dari

    sebuah kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan hasil dari dinamika sebuah kelompok atau organisasi. Kepemimpinan mampu merubah dan mempengaruhi seki-tar dalam pencapaian sebuah tujuan. Maka hasil dari sebuah dinamika, diten-tukan sepenuhnya dalam sebuah kepem-impinan. Munculnya seorang pemimpin merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan. Sebagaimana akan butuhnya sebuah ke-lompok penggerak dan penggagas dengan pemikiran pemimpin yang kreatif, seperti Juga akan ada masa di dalamnya sebuah disintegrasi. Disini peran seorang pem-impin dibutuhkan, dimana ia sosok yang akan mampu menjadi suri tauladan. Memiliki persepsi sosial, adalah salah satu kecakapan terpenting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Di-mana ia mampu menjadi pemegang ken-dali dan perasaan bawahannya. Dengann-ya ia akan mampu memahami situasi dan keadaan. Sehingga ia akan mampu men-jadi titik kendali dalam sebuah problemat-ika. Dalam beberapa titik kecakapan seorang pemimpin, ia akan benar-benar bisa menghadirkan se-buah perubahan sosial. Perubahan ke arah yang gemilang tentunya. Namun, hal-hal ini tidak bisa dengan sekejap muncul dalam dirinya. Bu-tuh asahan, latihan, dan pembiasaan. Meskipun terka-dang, beberapa diantaranya lahir dari sebuah kema-hiran.

    Terkadang, sebuah karismatik justru menjadi pemicu terbesar terpilihnya seorang pemimpin. Meskipun sebenarnya tidak semua mempunyai jiwa-jiwa kepem-impinan. Dalam salah satu sisi, justru tipe ini yang lebih banyak diterapkan dalam masyarakat sosial. Sebenarnya, ia bisa menjadi jalan utama untuk beberapa langkah selanjutnya. Penerapan kepemimpinan dalam dinamika Masisir sudah sangatlah gam-blang. Terbukti dari banyaknya kelompok-kelompok yang berdiri. Dan pergerakann-ya tentu tak akan lepas dari peranan seorang pemimpin. Maka rangkaian SPA Wihda da-lam rangka mewujudkan pemimpin baru mereka untuk satu tahun kedepan, meru-pakan contoh kongkrit bahwa dinamika kepemimpinan dalam ruang lingkup Masisir umumnya dan Masisirwati khusunya masih sangat dibutuhkan. Dem-okrasi yang sehat akan memunculkan pemimpin-pemimpin yang hebat. Maka kami mengharapkan bahwa ajang ini se-bagai jalan dan latihan untuk menjadi de-wasa dalam berdemokrasi. Tidak ada kampanye hitam merupakan salah satu bukti nyata.

    Pada edisi kali ini, informatika khusus mengangkat tema WIHDAH, mengingat telah satu periode ber-jalan dan akan ada pemilihan ketua yang baru untuk satu periode tahun mendatang.

    Akhirnya, selamat berjuang untuk seluruh kandidat, dan tunjukkan bahwa wanita dapat menjadi contoh bagaimana berdemo-krasi dengan baik dan

    santun.

    Memilih Pemimpin

    Email: [email protected]

    Telp / Mobile: 01157926958/01128872152

    Alamat Redaksi: Wisma Nusantara, 8 Wahran St. Rabea el-Adawea , Nasr City, Cairo, Egypt.

    Web Master: Lukmanul Hakim

    Distributor dan Periklanan: Khoirun Nisa: +201158328145 Fatimah NK: +201128016755

    Layouter & Ilustrator: Al-Khawarizmi

    Editor: Achmad Fawatih, Fakhry Emil Habib, Fitra Yuzarni, Nisak Ul Mujahidah

    Reporter: Moch Hammam, Maulana Abdul Aziz, Irfan Muhammad Ali, Muhammad Fahmi, Nawa Syarif, Laela Nurhidayah, Shofuriya, Nurul Aini Azizah, Wasliyah J, Rifatud Darojah.

    Redaktur Ahli: Ahmad Satriawan Hariadi, Fajar Pradika, Lc., Hilmy Mubarok, Sayyid Zuhdi, S.S., Nurul Azizah, Ayu Rizki Amalia

    Penanggungjawab: Koordinator Departemen Media dan Komunikasi ICMI Orsat Kairo

    Pengarah: Drs. Ahmad Isrona Bitoh Purnomo, Lc. Indra Gunawan, Lc.

    Pelindung: Ketua Umum ICMI Orsat Kairo

    Informatika

    Dewan Redaksi: Raidah Sekar Harani, Suhardi Junaidi, Nur Fitria Qurrotu Aini, Nashirat Zimam al-Husna, Abdi Zakaria, Rabbani Rizki Fadhi-la, Pangeran Arsyad, Assadullah Rouf, Miftakhudin

    Sekretaris Redaksi: Aisyah Ummu Fadhilah, Ikhwan Hakim Rangkuti, Durratul Azkiya

    Pemimpin Redaksi: Miftah Firdaus

    Pemimpin Usaha: Fatimah Nurul Khoiriyah

    Pemimpin Umum: Hielya Abdurrahman

  • Edisi: Interaktif WIHDAH 3

    Selengkapnya...Hal 8

    Suara Mayoritas

    M enyelesaikan Satu tahun kepengurusan merupakan salah momen istimewa un-tuk kalangan organisatoris Masisir, tak terkecuali untuk Ikrima dan punggawa kabi-net melodi WIHDAH 2014-2015 lainnya. Lantas Sebenarnya apa yang ter-jadi satu tahun ini? Program apa saja yang telah mereka laksanakan, dan bagaimana perasaan mereka menjelang akhir masa jabatan?

    Ikrima menjelaskan bahwa ada empat program unggulan WIHDAH tahun 2014-2015, yaitu Training For Translator atau kerap biasa disingkat menjadi TFT, kemudian ada Ruwaq WIHDAH yang pengajarnya sendiri didatangkan dari dukturoh syariah wa al-qanun dan dukturoh usul fiqh, begitu juga bekerjasa-ma dengan PPMI menda-tangkan ruwaq belajar ber-sama Syekh Hisyam Kamil. Dua program unggulan lainnya adalah Silaturahmi Akbar dan program WIFI.

    Ikrimah yang merupakan ketua WIHDAH juga menga-takan bahwa program silatu-rahmi akbar ini sebenarnya adalah acara Konferensi Muslimah Indonesia di Me-sir, namun karena banyak tamu besar yang datang pada acara tersebut, seperti rektor dari universitas terna-ma di Indonesia dan dihadiri juga oleh KEMENAG, maka acara itu dimanfaatkan WIHDAH untuk menggelar acara Silaturahmi Akbar, bukan hanya acara mus-limah saja.

    Pada awal kepen-gurusan bulan April, WIHDAH juga mengadakan pertemuan dengan Rabithah yaitu ikatan alumni Azhar asing, acara tersebut diada-kan di Komplek asrama Buust dan dihadiri oleh per-wakilan dari 5 negara, yaitu Thailand, Malaysia, Singa-pura, Mesir, dan Indonesia. Selain itu, untuk mengek-siskan agar WIHDAH lebih menonjol dalam PPI dunia, WIHDAH juga mengadakan teleconference dengan

    negara lain pada bulan Ramadhan, saat itu WIHDAH mengontak teman-teman putri di Yukei, Korea, Taiwan, Japan, dan Jerman. Ikrimah selaku ketua WIHDAH juga menghadiri simposium PPI dunia di Je-pang pada bulan Septem-ber 2014 lalu bersama wakil Presiden PPMI, Ahmad Hu-jaj Nurrohim.

    Selain program kerja unggulan dan program kerja bersama PPI sedunia, WIHDAH juga bekerja sama dengan DPP PPMI dalam menyelenggarakan salat ied, ormaba, wisuda, serta juga saat aksi solidaritas Gaza, selain itu WIHDAH juga bekerja sama dengan ibu-ibu DPP KBRI dalam program gerakan maha-siswa mandiri atau sering disebut dengan GEMA, juga bekerja sama dengan kepu-trian nusantara.

    Ikrimah menya-takan bahwa ternyata me-mang masih ada program yang belum terlaksana. Sep-

    Sorot

    P erbincangan mengenai sosok wanita memang tidak ada habisnya. Selalu

    ada hal yang menarik untuk sekedar men-jadi obrolan santai atau dikaji secara men-dalam untuk sebuah penelitian. Wanita adalah saksi mata sejarah, dan merupakan sumber inspirasi banyak profesi. Maka ada sebuah humor ringan tentang definisi sosok wanita. Menurut ahli kandungan: sumber ilmu pengetahuan, menurut ahli komestika: sumber penghasilan, menurut seniman: karya seni yang agung, menurut astronom: lembut seperti Venus dan miste-rius seperti Pluto, menurut ahli hukum: pendorong untuk melakukan tindak pidana korupsi, Menurut suami: mahluk

    pencemburu nomor satu, dan menurut para jomblo: nah! Ini dia calon istri saya!. Sedikit menghibur bukan. Sebagaimana alam menemukan caranya untuk bertahan, begitupun wanita akan mendapatkan jalan atas sejarah kelamnya. Pada masa peradaban Yunani dan Romawi kuno wanita dianggap se-bagai barang dagangan, begitupun pada masa Arab sebelum Islam yang mengang-gap wanita sebagai aib, tidak berhak mendapatkan warisan, bahkan orang tua mereka tidak segan-segan untuk men-guburnya hidup-hidup ketika mendapatkan anak perempuan. Dalam pandangan masyarakat hindu di Cina, wanita yang ditinggal mati oleh suaminya, maka mere-ka juga harus ikut dibakar bersama jasad sang suami. Hal-hal tersebut merupakan contoh nyata masa kelam seorang wanita. Ketika Islam datang dan menya-takan bahwa tidak perbedaan antara pria dan wanita di sisi Allah SWT kecuali kadar ketakwaan, dan statemen Rasulullah yang mengatakan bahwa wanita merupakan saudara kandung pria, Ini merupakan sua-tu penghormatan yang sangat luar biasa bagi wanita yang belum pernah ada sebe-lumnya. Maka, kita mengenal Al-Syifa se-bagai perempuan yang ditunjuk Khalifah

    Umar bin Khatab sebagai manajer di Pasar Madinah, atau mengenal Aisyah sang Ibu kaum mukminin. Islam sangat menyadari urgensi seseorang wanita dalam membangun dan memperkokoh umat. Sebagaimana umat ini lahir rahimya, begitupun wanita merupa-kan madrasah pertama bagi calon penerus umat, dan oleh sebab itu seorang wanita harus berpendidikan dan terhormat. Maka Islam sangat peduli dengan wanita dan menaruh rambu-rambu khusus agar ke-hormatan seorang wanita tidak menjadi sia-sia, seperti syariat hijab. Namun, Islam tidak pernah melarang wanita untuk berkarir, selama karir tersebut tidak menghalanginya untuk berperilaku sesuai kodratnya sebagai wanita yang kelak akan menjadi seorang ibu. Kebebasan Islam terhadap wanita pun harus diiringi dengan semangat mengasuh, mendidik, dan, menyayangi. Akhirnya, wanita adalah wanita, hatinya halus seperti kaca, cintanya kuat laksana baja, berkarir apapun dia nanti, namun menjadi ibu tercinta adalah tujuan

    yang utama.

    W aktu terasa bergulir be-gitu cepat, tidak terasa sudah satu tahun WIHDAH berada di bawah kepemimpinan Ikrima dengan kabinet Melodinya. Banyak lika-liku yang sudah mereka jalani. Program-program unggulan mereka sudah mencuat dikalangan Masisir, Namun, tentu itu semua tidak terlepas dari be-berapa kekurangan yang masih dirasa-kan. Mau tahu testimoni Masisir tentang

    WIHDAH tahun ini. Simak baik-baik

    komentar mereka:

    Saya tidak tahu banyak ten-tang Wihdah, tapi yang saya tahu bah-wasanya WIHDAH tahun ini mencoba untuk keluar dari eksklusifnya Wihdah. Semoga bisa dilanjutkan oleh pengurus Wihdah yang akan datang. Nasrullah, Ketua KMKM. Saya memandang WIHDAH merupakan salah satu ruh utama dalam dinamika Masisir. Ketika dibawahI oleh

    Gerbang

    Selengkapnya... Hal 4 Selengkapnya... Hal 5

    Masisir Tentang

    WIHDAH

    WANITA Oleh: Miftah Firdaus*

    Melodi Satu Tahun

    Entah akan berkarir atau menjadi Ibu

    rumah tangga, seorang wanita wajib ber-

    pendidikan tinggi karena ia akan menjadi

    ibu. Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan

    anak-anak yang cerdas. Dian Sastro-

    wardoyo

    * Pemred Informatika

  • Edisi: Interaktif WIHDAH

    erti kunjungan TFT ke salah satu stasiun televisi atau stasiun radio di Mesir. Sebenarnya pihak WIHDAH sudah membuat surat dan mempersiapkan semuanya, namun belum ada jawaban dari stasiun televisi tersebut sehingga program tersebut tidak dapat terlaksana di periodenya. tuturnya.

    Ikrimah mengakui bahwa dirinya sangat menikmati menjadi ketua WIHDAH tahun ini, Gak ada WIHDAH gak ada Ikrimah, karena dengan organ-isasi kita bisa sedikit mengaplikasikan khairunnas anfauhum linnas ungkap-nya. Ketua WIHDAH melodi ini juga berpesan, Untuk teman teman WIHDAH harus sedikit lebih peduli untuk WIHDAH, kepedulian dan partisipasi mereka sangat membantu dan dibutuh-kan WIHDAH, dan untuk ketua WIHDAH selanjutnya kenali WIHDAH sebagaima-na kamu mengenali dirimu sendiri. tutupnya mengakhiri perbincangan.

    Lina Nabilah, sang bendahara menyatakan bahwa banyak suka dan duka dalam satu tahun kepengurusan ini. Kayaknya gak seru kalau gak ada hal semacam itu, jawabnya. Ia juga menga-takan bahwa setiap organisasi pasti mem-iliki masa suka dan duka, dan itu fitrah ke-hidupan. Sebagai manusia kita jalani dengan tetap bersyukur.

    Bendahara WIHDAH yang mem-iliki nama lengkap Lina Nabilah Masilaini juga menjelaskan kendala selama satu tahunya itu adalah mengatur keuangan, agar semua program WIHDAH satu tahun kedepan bisa terlaksana meski dengan saldo yang tidak memungkinkan.

    Usaha catering dan koperasi WIHDAH, lanjutnya ketika kami menan-yakan bagaimana solusi atas kendala ter-sebut. Ia juga mengatakan bahwa dengan semangat Melodi (nama Kabinet tahun ini) dan menjalankan usaha catering yang cukup melelahkan, hasilnya mereka bisa menghidupkan kegiatan WIHDAH dengan maksimal.

    Melihat kendala ini, mahasiswi yang sempat menjabat sebagai Penus Informatika ini memberikan pesan untuk kepengurusan yang akan datang, bahwa dengan kendala Bendahara tersebut WIHDAH kedepan harus tetap semangat, karena tidak ada gunung yang tidak dapat didaki. Sebanyak apapun kerikil yang menghampiri jangan jadikan beban, jalani dan syukuri, tutupnya.

    Ayu Qurratul Aini sang Sekretaris 1 WIHDAH ini mengatakan bahwa program-program unggulan diantaranya seperti TFT, Silaturahmi Akbar, BWC, WIFI, dan MAHABAH memiliki kelebihan dan keku-rangan. Ia juga menjelaskan bahwa kesu-litan mencari pemateri dalam acara TFT (training for translator) dan peserta yang mayoritas Mahasiswi tingkat 4 menyebab-kan acara kurang semarak dan kurang

    maksimal. Waktu itu memang pesertanya hanya tingkat 4, jadi selepas wisuda kita tidak bisa melanjutkan karena kebanyakan sudah pulang padahal acara TFT ini perlu untuk konsisten, ungkapnya. Selain kendala tersebut, maha-siswa tingkat III ushuluddin ini juga menga-takan bahwa kendala yang terjadi TFT ini adalah ketiadaan pengajarnya. Pak Syadid sebagai pengajar harus pulang ke Indone-sia, sedangkan pak Sugeng yang mahir dalam mengartikan buku turast harus pin-dah ke Thanta. Sehingga program TFT ini belum berjalan dengan maksimal.

    Sekertaris 1 WIHDAH ini juga menjelaskan program yang tidak terlaksa-na diantaranya Hari Kartini dan Itikaf (waktu Ramadan) karena waktu itu keadaan di Mesir tidak aman dan waktu yang berbarengan dengan kegiatan lain. Padahal waktu itu kepanitiaan sudah dibentuk, tutupnya.

    Zakiyah Mahdiah sebagai Sekreta-ris 2 WIHDAH mengatakan bahwa tidak ada kendala yang benar- benar mengga-galkan acara, yang ada hanya program yang kurang sempurna. Seperti dalam pro-gram Silaturahmi Akbar yang dilakukan di shalah kamil tetap memiliki kendala namun itu bukan menjadi alasan untuk gagalnya suatu acara. Meskipun ketua WIHDAH sedang berada di Jepang namun itu bukan menjadi kendala besar, kita tetap bisa mengatasi, jelas mahasiswi Syariah Islam-iyah ini.

    Para Dewan Permusyawaratan Anggota (DPA) yang bertugas mengawasi kinerja WIHDAH, turut memberi apresiasi terhadap WIHDAH yang dinahkodai oleh ikrima. Muharikah selaku ketua DPA mem-beri apresiasi baik kepada WIHDAH tahun ini dengan adanya kegiatan Silaturahmi Akbar dan WIFI. Acara tersebut merupa-kan acara besar yang menjadi kebanggaan saya sebagai DPA, ungkapnya. Dia melihat bahwa WIHDAH memiliki dua faktor

    kendala utama, yaitu dari faktor internal dan eksternal. Untuk internal ada beberapa DP yang kurang maksimal dalam bekerja dan dari faktor eksternal kurangnya ketertarikan orang-orang dalam acara yang diadakan WIHDAH. Dari prosentase data yang in-formatika terima dari hasil survey internal kami. Masisirwati yang mengatakan bahwa kinerja WIHDAH sangat baik sebanyak 7%, baik 44%, kurang baik 10%, dan tidak tahu 39%. Alasan masisirwati menilai kiner-ja WIHDAH sangat baik karena kegiatan-kegiatan yang diadakan sangat bermanfaat dan mayoritas terlaksana. Mayoritas jawa-ban masisirwati ketika ditanya alasannya baik karena WIHDAH dan jajarannya sudah berusaha dengan maksimal dan kegiatan yang bervariatif, namun Masisirwati kerap memberi kata tapi pada kalimat selanjut-nya, seperti alasan-alasan yang tertuang pada prosentase kurang baik dan tidak tahu. Pada prosentase baik dan tidak tahu mayoritas mereka mengatakan bahwa pub-likasi kegiatan yang kurang merata dan kurang merangkul semua pihak .

    Ketua DPA juga mengakui bahwa publikasi yang kurang merata di Masisir setelah dimintai tanggapan tentang alasan Masisir yang kurang tahu tentang kegiatan WIHDAH, sehingga beliau berpendapat untuk publikasi kedepannya bisa dengan orang yang stay di media dan yang memiliki sosialisasi yang bagus. Ketua DPA ber-pesan sesuai moto SPA tahun ini Realisasi aktivis WIHDAH, loyal dan professional, maknanya tidak sekedar aktif di organisasi tetapi ketika menjadi aktivis WIHDAH itu loyal, amanah dan menyelesaikan program kerja dari awal hingga akhir sehingga yang menjadi prioritas adalah WIHDAH. Kemudi-an profesional, tidak asal dan harus efektif dalam menjalankan aturan dan undang-undang yang telah dibuat tutupnya.

    (Wasliyah Jauhariyah, Laela Nurhidayati)

    4

    Melodi Halaman 3

    Doc. Wihdah-Ppmi Mesir Kabinet Melodi

  • Edisi: Interaktif WIHDAH

    saudari Ikrimah. Yang paling berkesan ada-lah kesolidan mereka dalam merangkul seluruh elemen, khususnya pelajar putri saat penggalangan dana untuk rakyat Pal-estina. Mereka berkerja dengan efektif, amanah dan berprinsip. Hal itu meng-ingatkan bahwa, Sifat kesatria tidak mutlak bagi laki-laki saja.-Abdurrahman, Aktivis SINAI Mesir. Alhamdulillah WIHDAH tahun ini baik, kerjanya optimal, kegiatannya yang diadakan beragam, dan banyak program-program baru yang terlaksana dengan baik. Harapan selanjutnya, Wihdah dapat mem-pertahankan yang baik-baik dan mengopti-malkan yang masih kurang.- Feby Chintya, Ketua Keputrian KMKM. Keberanian WIHDAH tahun ini dalam mendobrak dengan gagasan-gagasan baru adalah hal yang patut diapre-

    siasikan. Terutama dengan melebarnya ruang khidmat mereka agar mampu diresa-pi oleh segenap Masisir. Semoga Wihdah dibawah pemimpin barunya bisa berkontri-busi lebih dan semakin men-sholihah-kan para anggotanya. Selamat berproses.- M.Yusuf Ibrahim, Aktivis FLP Mesir. Alhamdulillah, Wihdah tahun ini sudah berperan sebagaimana layaknya WIHDAH. Pesan kedepannya untuk Wihdah, supaya lebih meningkatkan lagi kinerja di tahun yang akan datang. Supaya bisa merangkul semua lapisan Masisir, terkhusus Masisirwati. Salam Semangat untuk Wihdah.- Siti Nur Hamidah, Ketua Keputrian KPMJB. Sudah baik wihdah tahun ini, ka-rena WIHDAH berhasil menjadi wadah un-tuk meningkatkan potensi kreativitas Maisisir yang mana tidak didapatkan di bangku kuliah formal. Terutama, fungsinya dapat mempererat tali silaturahmi Masisir

    khususnya sesama banat. Namun, perlu ditingkatkan kembali dalam visi dan misi terlebih dahulu untuk program kerjanya, agar WIHDAH bisa menjadi wadah yang mempunyai pengaruh besar dalam mening-katkan intelektual Masisir juga.- Susanti Nur Pratiwi, Aktivis kajian LBMNU. Menurut saya peranan WIHDAH

    selama ini sangat jelas, itu terbukti dari

    banyaknya kegiatan-kegiatan yang

    diselenggarakan wihdah dan keberadaan

    Wihdah sangat penting untuk Masisir, teru-

    tama yang banat. Walaupun sudah ada

    PPMI, tapi ada masalah-masalah yang ber-

    sifat prinsip yang mengharuskan adanya

    organisasi khusus banat seperti Wihdah.-

    Hasbullah, Direktur Wisma Nusantara

    2013-2014.

    WIHDAH ... Sambungan hal. 3

    5

    Adil Terhadap Tasawuf

    Oleh: Fakhry Emil Habib*

    Keislaman

    M endengar tasawuf, terkadang nalar liar tak bisa ditahan-tahan.

    Sosok lelaki menari berputar tanpa merasa mual bisa jadi muncul dalam bayangan. Boleh jadi, yang muncul malah ritual ziarah kubur dengan hiasan kepulan asap kemenyan. Ada lagi yang membayangkan tasawuf sebatas zikir dan salawatan. Lebih ekstrim, malah tasawuf dikaitkan dengan ilmu kebal serta kanuragan. Mamangnya apa sih, tasawuf itu? Sejatinya, tasawuf adalah satu dari tiga komponen agama yang dijelaskan Nabi Muhammad Saw dalam sebuah hadits yang cukup panjang. Iman, Islam dan Ihsan. Iman mencakup aspek akidah keyakinan. Islam adalah perbuatan lahir, terangkum dalam fikih. Ihsan, ini yang termanifestasi dalam tasawuf serta akhlak. Satu saja dari tiga aspek ini luput, tujuan beragama tidak akan terwujud. Tak heran banyak yang salah tanggap saat mendengar tasawuf. Batasannya yang masih tidak jelas terkadang malah membuat sebagian orang menganggap hal yang bukan tasawuf pun menjadi tasawuf. Jika hal nontasawuf ditasawufkan, saat itulah tasawuf menjadi keruh, ternoda, dan mempelajarinya dianggap sesat. Keadaan bertambah runyam karena kurikulum pendidikan tidak memberikan

    ruang yang cukup untuk pengajaran dan pembelajaran tasawuf serta akhlak, di pesantren sekalipun. Berbeda dengan Iman (akidah) dan Islam (fikih), aspek Ihsan (tasawuf) masih jauh dari harapan. Syaikh Hasanain Muhammad Makhluf, mantan Mufti Republik Arab Mesir menulis gambaran umum tasawuf serta klarifikasi tentang pemahaman tasawuf yang salah di pembukaan buku Risalatul Mustarsyidin karya Syaikh Abu Abdillah Al Harits bin Asad Al-Muhasibi yang ditahkik oleh Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah. Beliau menjelaskan bahwa tasawuf murni merupakan kombinasi antara ilmu dan amal untuk melatih jiwa seorang muslim. Tasawuf merupakan obat segala penyakit hati, yang mencabut segala bentuk kenistaan diri, mengekang buruknya

    dorongan nafsu, melatih kesabaran, kerelaan, serta ketaatan. Ia merupakan aspek penting dalam jiwa seorang muslim. Jika Iman merupakan pondasi awal yang menjadi dasar setiap tindakan, maka Islam (fikih) serta Ihsan (tasawuf) merupakan sayap, yang jika salah satunya tidak ada, seorang muslim tidak akan bisa terbang menuju kebenaran hakiki. Begitu kira-kira perumpamaan para ahli sufi. Secara garis besar, Syaikh Hasanain membagi tasawuf yang ada saat ini menjadi tiga. Pertama, adalah tasawuf murni, yang amalannya berdasarkan sumber-sumber yang jelas. Terbebas dari segala bidah dan ajaran di luar batas. Ini adalah tasawuf yang dijelaskan di atas.

    Kedua, adalah tasawuf palsu, yang dianut oleh sekelompok orang yang mengaku-ngaku sufi. Mereka menjadikan hulul (paham bahwa Allah bisa menitis ke wujud manusia) sebagai patokan amalan nurani. Ini bukanlah tasawuf, namun hanya memakai kedok tasawuf untuk menarik simpati. Penganut tasawuf sejati menolak keras aliran tasawuf sesat ini. Bahkan, konon, sebab dinamakan tasawuf, karena untuk membedakan antara yang sesat, dan yang suci (shafi -> tashawwuf : murni)

    Selengkapnya... Hal 8 Doc. Google

  • Edisi: Interaktif WIHDAH

    Apa pentingnya

    WIHDAH?

    Pertama, jika

    WIHDAH ini tidak penting,

    maka WIHDAH tidak mungkin

    didirikan. Yang kedua, menurut

    saya bahwa WIHDAH ini meru-

    pakan tempat berkumpul se-

    luruh keputrian nusantara yang

    ada di Masisir. Kita mengerti

    bahwa seperti organisasi bi-

    asanya ada keputriannya, na-

    mun siapa yang menaungi itu

    semua? Siapa dari itu semua

    yang mampu untuk mengada-

    kan acara yang besar dan

    menjadi tempat berkumpulnya

    semua keputrian? Maka

    WIHDAH adalah organisasi yang paling

    tepat untuk itu semua.

    Menurut Anda apakah kontri-

    busi WIHDAH selama ini sudah signif-

    ikan?

    Untuk kontribusi WIHDAH selama

    ini sudah sangat bagus, bagaimana mereka

    mempersiapkan acara demi kepentingan

    Masisirwati sendiri. Namun memang ka-

    dang kurang maksimal, seperti minimnya

    peminat atau kurang matangnya persiapan.

    Maka saya maju juga salah satunya untuk

    berusaha memperbaiki dan meningkatkan

    itu semua.

    Untuk kontribusi nyata WIHDAH

    itu sendiri?

    Bagi saya, kontribusi nyata

    WIHDAH untuk keputrian Masisir ada dua.

    Pertama, sebuah kebersamaan atas nama

    keputrian nusantara. Kedua, sebagai tem-

    pat untuk menjalin kerjasama dengan ruang

    lingkup organisasi yang lebih luas lagi. Sep-

    erti kerjasama dengan Negara-Negara

    serumpun, atau dengan Negara-Negara

    yang lainnya, dimana hal tersebut akan sulit

    dilakukan kecuali atas nama WIHDAH.

    Apa yang membuat Anda maju

    sebagai calon ketua WIHDAH?

    Pertama, Dengan jujur saya

    mengatakan bahwa pencalonan ini merupa-

    kan keinginan pribadi sesuai dengan kapa-

    bilitas saya sendiri. Dimana saya sudah

    bertahun-tahun berkecimpung dalam dunia

    organisasi, baik ketika di Indonesia ataupun

    di sini. Maka ketika saya memutuskan un-

    tuk mengikuti pencalonan, saya sadar betul

    bahwa saya juga banyak target akdemis.

    Tapi jika ini tidak saya ambil, menurut saya

    itu sebuah kerugian, karena didalamnya

    saya akan lebih banyak belajar. Kedua,

    setiap saya lewat atau bertemu dengan

    orang, banyak yang bilang ke saya

    Kenapa gak nyalon Rise? atau dengan

    nada serupa dengan redaksi yang berbeda.

    Namun intinya bahwa mereka percaya bah-

    wa saya bisa. Ini merupakan sebuah ke-

    hormatan bagi saya untuk membalas ke-

    percayaan itu, dan saya yakin kalau saya

    mampu untuk menjadi ketua WIHDAH ini.

    Program apa yang Anda tawar-

    kan kepada Masisirwati?

    Pertama, Saya ingin membentuk

    klub intelektual dan skill. Untuk klub intel-

    ektual saya ingin yang secara khusus

    membahas isu-isu kontemporer dan bisa

    merangkul semua keputrian

    yang ada. Untuk klub skill,

    wujudnya adalah dengan

    pelatihan. Misalanya dalam

    pembuatan bros, dan hasil-

    nya bisa untuk di-

    wirausahakan, dan orang

    tersebut mampu melatih

    kembali yang lain, dan itu

    juga dapat bermanfaat jika

    telah kembali ke Indonesia.

    Kedua, Merutinkan silatu-

    rahmi dengan masyayikh

    atau dukturah al-Azhar,

    dengan silaturahmi ke ru-

    mah beliau misalnya atau

    dengan mengadakan ha-

    lakah keilmuan. Ketiga, me-

    mantap manhaj al-Azhar kepada Masisir-

    wati seluruhnya.

    Menurut Anda, sebenarnya apa

    yang paling dibutuhkan oleh Masisirwati

    itu sendiri?

    Kebersamaan dan kebersamaan,

    itu yang paling terpenting.

    Apa modal Anda untuk me-

    nang?

    Saya berpedoman bahwa amanat

    itu tidak diminta, tapi diberikan. Jika saya

    kebetulan diberikan amanat ini, maka saya

    akan menjalankannya dengan sebaik

    mungkin. Maka, tidak ada istilah untuk

    menang atau apa bagi saya, tapi saya be-

    rusaha melakukan yang terbaik untuk

    Wihdah.

    Jika Anda tidak terpilih?

    Tidak masalah, karena ketika saya

    memutuskan untuk mengikuti pencalonan

    ini, saya sudah punya dua rencana. Ketika

    saya tidak terpilih, saya akan berpaling ke

    rencana yang kedua, karena di Mesir ini

    banyak target yang harus dicapai.

    R ise, begitu ia sering disapa. Mahasiswi jurusan syariah islamiyah tingkat tiga ini dikenal sebagai sosok yang sudah banyak merasakan asam garam keorganisasian, baik di Indonesia ataupun di Mesir. Kepribadian yang bersahaja sekaligus dewasa, membuatnya sering dijadikan ketua. Maka baginya, pencalonan ini merupakan sebuah upaya untuk belajar lebih dalam dunia organisasi. Lantas apa yang di ta-warkan untuk Masisirwati agar memilihnya? Bagaimana jika dia tidak terpilih? Simak liputan wawancara ekslu-sif kami bersama calon urut nomor satu, Rise Rosita.

    Wawancara

    Rise Rosita

    6

    Salah satu poster kampanye

    Doc. Timses

  • Edisi: Interaktif WIHDAH

    Apa sih sebenarnya kepanjan-gan dari WIHDAH sendiri? Istilah WIHDAH itu bukan akronim atau kepanjangan kalimat atau yang lainnya. WIHDAH sendiri didirikan pada tahun 1989 oleh Ibu Emil Wati, karena keinginan yang kuat dari beliau untuk menghadirkan peranan mahasiswi di Masisir ini. Apa kontribusi nyata WIHDAH di Masisirwati? Sebenarnya sudah saya ulang berulang kali, kalau di Masisir ini terdapat beberapa golongan mahasiswa , contohnya yang telah kita ketahui, seperti mahasiswa yang hanya suka talaqqi saja, atau maha-siswa yang suka kuliah saja dan juga ada yang suka berorganisasi saja. Dan WIHDAH ini tugasnya mengayomi maha-siswi yang sukanya berkecimpung dalam dunia organisasi. Kita ini tidak bisa semba-rang tarik-menarik orang-orang yang sukanya talaqqi untuk organisasi. Istilahnya kita tidak bisa memaksakan keinginan mereka, pun kita juga tidak bisa memaksa-kan semua orang untuk merasakan WIHDAH itu gimana kecuali mereka sendiri yang ingin berkontribusi dengan WIHDAH. Menarik dari perkataan Anda tadi tentang peranan WIHDAH dalam mengayomi mahasiswi yang khususnya suka dalam hal organisasi, apakah anda sudah pesimis untuk menyatukan Masisir yang beragam ini? Sebenarnya bukan pesimis sih ya, cuma disini saya ingin menghadirkan sesuatu yang baru seperti Azhari Back-packer, apakah dengan program ini bisa menyatukan Masisir yang beragam ini atau tidak? Bagaimana dia bisa mendaftar men-jadi Azhari Backpacker kalau dia jarang kuliah? Bagaimana dia bisa mendaftar jika dia jarang talaqqi? Emang dia bisa percaya diri? Nah, makanya disini nih, pengen narik orang orang talaqqi untuk ikut dalam acara yang bukan hanya sekedar acara biasa. Apa sih yang memotivasi Anda untuk mencalonkan diri sebagai ketua WIHDAH? Ketua WIHDAH ini bukan suatu capaian ,citacita ataupun suatu kekuasaan yang harus di raih atau dimiliki. Hanya saja

    saya tergerak dari pengalamanpengalaman saya yang sudah dua tahun ini berkecimpung dalam organisasi WIHDAH, pertama saya berada di bidang intelektual dan yang kedua PEMRED Citra. Saya

    sendiri merasa sayang sekali jika kesem-patan ini saya buang. Karena saya pribadi dekat dan akrab dengan kak Tsaqofina juga kak Ikrima, jadi saya sangat tahu persis bagaimana usaha dan jerih payah mereka dalam menjalankan peran sebagai ketua WIHDAH. Selain itu juga dari dorongan teman-teman , jadi majulah , untuk memba-wa WIHDAH lebih baik. Karena membawa WIHDAH lebih baik itu tidak mengenal ba-tas waktu. Kemudian siapa saja yang men-dukung Anda untuk maju menjadi calon Ketua WIHDAH? Pertama KPMJB, karena saya sendiri dari Bandung, lalu Almamater saya, kemudian setelah konsolidasi ke keputrian keputrian kekeluargaan, Alhamdulillah respon mereka sangat baik. Dan InsyaAllah saya yakinlah sekitar 50% mahasiswi akan mendukung saya.

    Adakah partai yang mendukung Anda dalam pencalonan ini? Jadi, kalau kita masuk WIHDAH kita harus melepas bendera-bendera kita, karena kita satu, kita WIHDAH. Dan In-syaAllah saya tidak membawa partai apa-pun dalam pencalonan ini. Dan juga Al-mamater semua satu di WIHDAH. Sejak kapan persiapan Anda menyiapkan segalanya untuk men-calonkan sebagai ketua WIHDAH? Lalu sejak kapan sih ada niat yang terbesit untuk menjadi ketua WUHDAH? Jadi, menjadi ketua itu bukan sua-tu hal yang bisa dikerjakan secara tiba- tiba ya, bukan ketika kita tahu tanggal sekian ada pencalonan ketua WIHDAH langsung kita daftar, kalau pesiapan saya pribadi kurang lebihnya setelah survei dan sedikit pengamatan saya selama dua tahun di WIHDAH, jadi saya tidak asal mencalonkan diri. Ya kalau ditanya persiapan ya dari dua tahun lalu. Kemudian tentang pamflet, Alhamdulillah ketika kita meminta dukungan dari KPMJB mereka sangat menerima dengan pintu terbuka, dan pamflet pun su-dah ada yang mengerjakan, jadi ketika waktunya kampanye semuanya sudah ada. Sudah sejauh mana nih kampa-nye Anda sampai detik ini? Saya kalau sudah melakukan sesuatu tidak ingin yang setengah seten-gah jadi sebisa mungkin saya kerahkan tenaga saya untuk melakukannya dengan sepenuh hati. Kalau sudah ada di satu jalur ya selesaikan sampai akhir. Jadi kita mulai kampanye pada 26 Februari pukul 00.03 dan persiapan kampanye untuk saya sih lebih ke media sosial. Persiapan mental anda sendiri untuk menjadi ketua WIHDAH, apakah anda pernah merasa down atau se-bagainya? Seseorang yang profesional dalam berorganisasi apapun yang dia rasakan pada hari itu atau segalau apapun dirinya jika dia harus berhadapan ke muka umum dan kembali ke dunia organisasinya bagaimana pun ia harus memasang senyum dan muka cerah. Jadi tidak men-campuradukan urusan pribadi dengan uru-san keorganisasian. Dan InsyaAllah, nanti

    Z akiah Rahmah, mahasiswi asal Bandung ini kerap disapa Zeky. Perawakannya yang cantik dan lembut ini sudah aktif di WIHDAH 2 tahun kebelakang. Menjadi bagian Intelektual dan Pemred buletin Citra san-gat membantunya menjadi karakter yang loyal. Di sisi lain, dibalik karakter lembutnya khas seorang wanita, ia bisa berubah menjadi sosok seorang pemimpin yang berwibawa. Ternyata, ia telah mempersiapkan dirinya selama dua tahun terakhir. Menjadi ketua itu bukan hal yang bisa dilakukan begitu saja, tapi ia butuh waktu yang lama untuk mempersiapkannya, bukan hanya dengan asal-asalan. tuturnya. Bagaimana sih sosok calon ketua WIHDAH yang sudah mempersiapkan dirinya matang matang dalam mengarungi bahtera keWIHDAH-annya ini? Simak wawancara eksklusif kami.

    Wawancara

    7

    Zakiah Rahmah

    Doc. Timses

  • Edisi: Interaktif WIHDAH

    jika hal tersebut terjadi kepada saya, saya akan melakukan seperti yang saya sebut-kan. Kemudian apa sih bentuk real-isasi dari visi misi Anda sendiri? Jadi dalam satu visi ini ada tiga poin, mandiri, peduli, dan berdedikasi untuk bumi pertiwi. Mandiri ini bisa di realisasikan dalam program sekolah calon ibu dan Azhari Backpacker. Lalu peduli, peduli disini bukan hanya peduli terhadap diri kita, karena kebanyakan Masisir hanya menuntut diri nya untuk belajar ini belajar itu, tapi kita akan mendorong Masisir untuk lebih peduli terhadap generasi selanjutnya, bagimana merubah yang semula orang beranggapan bagaimana saya bisa ini, bisa itu menjadi bagaimana kita bisa. Di dalam program Unggulan Anda, ada program Azhari Backpaker, apakah itu? Jadi, Azhari Backpaker ini meru-pakan perwujudan dari visi dan misi kita, yang mana merupakan perwujudan dari mahasiswi yang mandiri ,peduli dan berdedikasi untuk bumi pertiwi, maka dari itu diadakannya program Azhari Backpaker ini. Yang mana nantinya akan diadakan seleksi yang sangat ketat untuk memuncul-kan satu perwakilan Mahasiswa Indonesia Mesir untuk menjadi Daiah yang mempu-nyai kapabilitas tinggi dalam menyam-paikan dakwah, selanjutnya perwakilan mahasiswa tersebut akan dikirim ke Indo-nesia untuk ditugaskan dalam syiar dakwah. Ini yang kami sebut dengan peduli dan berdedikasi untuk bumi pertiwi, dimana disini peran terbesar mahasiswa adalah

    menyiarkan ilmu-ilmu yang telah didapat-kan selama mengenyam pendidikan di bumi kinanah ini. Membentuk iklim qurani, apa yang lebih Anda angkat dari iklim qurani ini ? Seorang syeikh Azhar pernah ber-kata, , jadi disini kita akan membentuk kelompok murajaah al-Quran, dan hafalan al Quran sesuai muqarrar, jika nanti peserta ingin melanjut-kan untuk menghafal tinggal meneruskan ke markaz-markaz yang sudah ada di Kairo. Kemudian, seperti yang anda katakan bahwa anda sudah berkecimpung dalam WIHDAH selama dua tahun ini, apa sih beda nya antara kepengurusannya kak Tsaqofina dengan kak Ikrima ? Kalau dilihat dari kabinet sih sama kompaknya ya, tapi kalau pribadi, kak Tsaqofina itu lebih dewasa dan ke- ibu-an. Dan kalau kak Ikrima itu sesosok yang ce-ria, semangat dan yang paling ingin saya contoh dari kak Ikrima itu adalah beliau sangat irit dalam mengatur keuangan WIHDAH. Kemudian dari kepengurusan kedua nya, apakah ada program yang belum terjalankan? Kalau kak Tsaqofina saya tidak ikut dari awal ya, jadi saya kurang tau, tapi dulu ketika ada acara Tabarak itu, itu ada-lah acara yang mendapatkan tingkat kesuksesan yang besar, karena bisa mendatangkan banyak peserta. Kalau kak

    Ikrima, ada juga program translate, tapi itu berhenti karena pembimbingnya pulang ke Indonesia. Tapi sudah terbentuk club translater. Jika nanti semisal ada dari pro-gram Anda yang belum terlaksana apa yang akan anda lakukan, apakah anda akan membiarkannya dan menga-baikannya atau anda akan menerus-kannya ke pengurus selanjutnya? Jadi program-program yang diben-tuk itu bukan asal asalan, tapi sudah dipikir-kan matang-matang. Ya sebisa mungkin dan semaksimal mungkin akan saya usahakan untuk merealisasikan semua program. Dan jika ternyata belum bisa, ya kalau bisa dilanjutkanlah oleh pengu-rus yang selanjutnya. Jika posisi sebagai ketua WIHDAH belum tercapai, apakah Anda akan lapang dada? Lapang dada tidak ya, hehe kan saya

    survei sudah dua tahun nih, kalau bisa dibi-

    lang persiapan untuk kesana pun juga su-

    dah dua tahun, dan tidak mudah

    menemukan seseorang yang sudah

    mengetahui baik buruknya WIHDAH, kare-

    na WIHDAH tidak bisa dinilai sehari duahari

    butuh waktu yang lama dan proses yang

    cukup panjang untuk mengenal WIHDAH

    lebih dalam, jadi kalaupun nanti saya belum

    kepilih menjadi ketua WIHDAH, InsyaAllah

    saya bersedia dan siap menjadi wakil ketua

    WIHDAH. (Rifatud Darojah, Nurul Aini Ai-

    zah)

    8

    Ketiga, adalah tasawuf melenceng dari riwayat asalnya. Tasawuf ini pada dasarnya memiliki sumber jelas dari Quran, hadits dan ijtihad ulama. Namun seiring berjalannya waktu, pengikutnya mulai mencampuradukkan ajaran guru dengan amalan lain yang tidak jelas asal-usulnya. Inilah yang ujung-ujungnya menyebabkan adanya alirang tasawuf yang merasa berhak menentukan awal bulan puasa, ataupun kapan hari raya. Padahal kita tahu, tasawuf adalah ilmu penyucian diri, bukan ilmu astronomi. Meskipun tasawuf telah terbagi dalam 3 klasifikasi, di dunia nyata, membedakan mana yang murni dan mana yang terkontaminasi tetap menjadi masalah tersendiri. Karena manusia hanya bisa menilai dari penampilan, dan penampilan dari 3 kelompok tasawuf di atas sulit untuk dibedakan. Imam Asy-Syathibi memberi solusi untuk memecahkan masalah ini. Beliau menukilkan sebuah kisah di dalam kitab beliau, Al-Itisham, bahwa suatu ketika, Abu Yazid Al-Bisthami diajak untuk menemui seorang lelaki yang terkenal sebagai sufi

    karena kezuhudannya. Beliau dan kawannya pun berjalan, hingga dari jauh melihat lelaki sufi yang dimaksud. Saat hendak memasuki masjid, lelaki yang dianggap sufi tadi meludah ke arah kiblat, terkejutlah Abu Yazid saat menyaksikannya. Ia pun berbalik, pulang, tak jadi menemuinya. Kemudian ia berkata, Lelaki ini tidak bisa mempraktekkan adab yang diajarkan Nabi Saw, lalu bagaimana mungkin ia mengaku-ngaku sebagai seorang sufi? Bijak sekali, bahwa tidak mungkin seorang yang tidak beradab akan menjadi seorang sufi. Menjalankan ibadah wajib saja tidak cukup. Seorang sufi adalah mereka yang malu saat meninggalkan yang sunnah. Meninggalkan perbuatan haram saja tidak cukup, seorang sufi adalah mereka yang meninggalkan perihal makruh, juga perkara yang musytabiht (dikeragui hukumnya). Lebih dari itu, seorang sufi adalah mereka yang juga menjaga adab serta akhlak islami, dapat dilihat dari kebersihan, kerapian, juga kesopanan. Jika Abu Yazid Al-Bisthami menafikan sifat sufi dari seorang yang hanya meludah ke arah kiblat, bagaimana

    mungkin seseorang yang melakukan hal yang lebih berat dari itu mengaku sebagai pimpinan tarikat? Makanya, sudah saatnya kita bersikap adil terhadap tasawuf, juga kepada para sufi. Karena jika fikih menjamin keselamatan beribadah, maka tasawuf akan memberi kedamaian hati. Tasawuf melatih jiwa, mengingatkan diri bahwa dimanapun, kapanpun, segala perbuatan kita selalu Allah amati. Tasawuf bukanlah aliran yang mengajarkan untuk bisa berjalan di atas api. Tasawuf bukanlah ajaran kebal dari tusukan belati. Tasawuf bukanlah ilmu untuk menentukan awal ramadan yang seharusnya diurus oleh ilmu falak dan astronomi. Tasawuf adalah kombinasi ilmu dan amal untuk mengekang nafsu manusiawi, dengan berkomitmen menjalankan fikih, pun juga konsisten menjaga adab-adab Islami. Tasawuf adalah satu dari tiga

    pokok beragama, yang membuat seorang

    muslim menjadi seorang muslim. Wallhu

    alam.

    Tasawuf Halaman 5

    * Editor Informatika

  • Edisi: Interaktif WIHDAH 9

    Ukhuwah Islamiah Keislaman

    Oleh: Irfan Muhammad Ali*

    U khwah Islamiah merupa-kan keterikatan hati dan jiwa antara sesama

    muslim dengan adanya persamaan keyakinan dan aqidah. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. (QS.Al-Hujarat :10). Islam sangat memperhatikan dan menjaga persaudaraan diantara sesama pemeluknya. Buktinya, ibadah-ibadah yang disyariatkan di dalam agama Islam bukan hanya sebatas ritual-ritual yang tidak jelas dan kosong dari manfaat, tapi itu merupakan sebuah proses pelatihan yang berulang-ulang agar seseorang berperilaku dan berakhlak baik, sedangkan akhlak yang baik akan menciptakan sebuah persaudaraan yang erat dan begitu pula sebaliknya. Puasa yang kita lakukan bukan hanya sekedar menahan dari lapar dan haus semata, tapi mempunyai sebuah hikmah dan tujuan yang agung, yaitu agar kita bisa merasakan kesusahan dan kelaparan yang biasa dirasakan oleh kaum fakir miskin, agar kita menjadi peka terhadap penderitaan mereka dan tidak hanya memperdulikan diri sendiri saja. Sama halnya dengan ibadah haji yang kita laksanakan tidak akan berguna jika kita masih saja berkata kotor, berbuat maksiat dan saling bertengkar ketika melaksanakannya, Allah SWT berfirman, Siapa yang melaksanakan ibadah haji, maka janganlah ia berkata kotor, berbuat maksiat, dan bertengkar ketika (melaksanakan ibadah ) haji, (QS.Al-Baqarah: 197). Begitu pula dengan shalat dan ibadah-ibadah lainnya, semuanya selain berfungsi sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, juga bertujuan untuk menjaga diri kita dari melakukan hal-hal yang dapat merusak ukhwah islamiah di antara sesama. Lihatlah bagaimana Islam mengapresiasi setiap perbuatan yang bisa mempererat persaudaraan bahkan menjadikannya sebagai sebuah ibadah mulia yang bernilai pahala di sisi Allah Swt, walaupun itu hanya merupakan sebuah perbuatan yang sepele dan ringan untuk dikerjakan. Rasulallah SAW bersabda: Sebuah senyuman yang kamu berikan kepada saudaramu adalah shadaqah, amar maruf nahi munkar yang kamu lakukan adalah shadaqah, menunjukkan jalan bagi orang yang sedang tersesat adalah shadaqah, menuntun orang yang rabun adalah shadaqah, menyingkirkan batu, duri

    dan tulang dari jalan adalah shadaqah, menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu adalah shadaqah. (HR.Tirmizi) Di samping itu semua, agama Islam tidak lupa mewanti-wanti kepada para pemeluknya agar jangan melakukan suatu perbuatan yang dapat merusak hubungan persaudaraan, Rasulallah SAW bersabda dalam sebuah hadist shahih: Janganlah kalian saling membenci, saling hasud, saling membelakangi dan saling memutuskan tali persaudaraan, tetapi jadilah kalian hamba yang Allah yang bersaudara, seorang muslim tidak

    diperbolehkan mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, (HR.Bukhari dan Muslim). Bahkan Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa tidak dikatakan beriman seseorang yang tetangganya tidak aman dari kejahatanya walaupun ia rajin melaksanakan ibadah-ibadah yang lain. Oleh karenanya, di dalam Islam ada dua hubungan sentral yang menjadi tonggak dasar yang saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, sandaran vertikal yang berkaitan dengan seorang hamba dengan penciptanya (Allah SWT), dan hubungan horizontal yang berkaitan dengan seorang hamba dengan manusia lainnya. Keislaman seseorang belum bisa dikatakan sempurna jika salah satu dari keduanya belum terlaksana, percuma jika seorang hamba mempunyai hubungan yang baik dengan Sang khaliq, tapi tidak pernah akur dengan sesama makhluk. Itu semua menunjukkan bahwa Islam begitu menjunjung tinggi sebuah persaudaraan, dan Nabi Muhammad SAW adalah contoh terdepan dalam

    menegakkannya. Sejarah merekam bagaimana beliau mempersatukan dua suku yang saling bertolak berlakang dan bermusuhan disebabkan api dendam yang tak pernah padam diantara keduanya, bahkan di dalam pandangan orang mustahil untuk disatukan, yaitu suku aus dan hazraj di Madinah. Tetapi ketika Rasulallah SAW hijrah ke Madinah, beliau satukan mereka dengan tali persaudaraan Islam yang kokoh, sebuah persudaraan yang takkan sirna di terjang fitnah dan takkan binasa di telan masa, sehingga seseorang tidak akan bisa lagi

    membedakan diantara kedua suku tersebut, mereka saling menyatu dan bersatu padu dalam sebuah naungan yang telah menjadi lem perekat diantara mereka yang kita sebut dengan Ukhwah Islamiah. Perbedaan etnis dan suku yang begitu kental di semenanjung arab sehingga segala sesuatu diukur dengan keturunan dan nasab di kikis habis dengan kedatangan agama Islam melalui tangan Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya hal itu tergambar jelas dari tata letak rumah penduduk Mekah yang di atur berdasarkan suku dan keturunan, suku yang dianggap paling mulia akan menempati rumah yang paling dekat dengan kabah yang menjadi pusat kota Mekah, sedangkan rumah para budak dan orang-orang rendahan berada di pinggiran kota,

    titik terjauh dari kabah. Lalu kemudian melalui agama Islam terciptalah sebuah dimensi baru yang jauh lebih baik dan menghilangkan segala bentuk keangkuhan yang ada, yaitu sebuah persaudaraan yang tidak lagi mengenal sekat-sekat tertentu, tidak lagi di bedakan oleh nasab dan suku dan tidak pandang bulu, tapi lahir atas asas keyakinan yang sama, tujuan yang sama dan agama yang sama, yaitu Islam. Tidak ada hal yang membedakan

    diantara sesama pemeluknya kecuali

    dalam kadar ketaqwaan kepada Allah Swt,

    sehingga seorang budak seperti Bilal Bin

    Rabah dan Salim maula Abi Huzaifah, atas

    dasar Islam, dapat duduk berkumpul dalam

    satu jamuan dengan Abdurrahman bin Auf

    dan Usman bin Affan yang notabene

    adalah para pembesar Quraisy, suku

    termulia di tanah Arab kala itu.

    * Kru Informatika

    Doc. Google

  • Edisi: Interaktif WIHDAH 10

    S emesta ini adalah panggung pagelaran, di mana manusia sebagai

    wayang dan Tuhan jadi dalang. Keniscayaan, bahwa sedih dan gembira adalah dua peran yang kerap manusia lakoni di panggung pagelaran kehidupan, sebagai wayangnya Tuhan. Manusia total berada dalam lingkup takdir Tuhan yang jadi dalang. Ia tak diberi-Nya sebuah teks atau pun naskah untuk jadi apa ia, dan harus bagaimana ia. Karna sungguh, manusia adalah boneka yang mutlak berpasrah dimainkan sesuai yang Tuhan ingin atasnya, dan Tuhan kehendaki padanya. Dalam Sastra Islam di Iran, Horten mengutip teks sebagai berikut : Lingkungan dunia ini, tempat kita hidup tanpa kesadaran digambarkan dalam lampu-lampu di panggung. Matahari yang bersinar serta dunia adalah lampu-lampu, sedang kita adalah boneka-boneka yang hidup dalam cahaya lampu ini tanpa kita mengetahuinya. Dalam bayangan-bayangan yang bergerak di layar, orang bijak melihat mak-na lebih dalam, yakni bahwa gambaran kehidupan lewat dan lenyap dan bahwa hanya sang dalang yang menggerakan

    panggung dunia yang tetap ada. Sebagaimana kalimat yang telah dikumandangkan di atas, sekali-kali kau tak perlu takut bahkan malu atas apa pun lakonmu dari-Nya. Mainkan saja peranmu sebaik-bainya, kenali lakonmu dan ikuti mau-Nya. Karna dalam suatu pagelaran, gelak tawa atau senang gembira tak akan selalu kau lakoni, kebanyakan menangis akan sering jadi lakonmu dalam pagelaran, tapi jangan khawatir, Tuhan memang kerap kali mengajari manusia dari kepedihan dan luka-luka. Selalu akan ada yang tertawa saat lakonmu menjatuhkan air mata, mereka ialah manusia-manusia yang masih bocah, yang tak menyadari di mana akan ada ma-sa yang sama menimpanya suatu kala, dan orang lain akan balik menertawainya. Tetapi akan ada juga yang ber-belas kasihan apabila kau melakoni sebuah kesulitan atau kesusahan, ialah mereka yang faham dan telah berada di level ke-bijaksanaan. Mereka mengerti, bahwa kesedihan akan dilakoni seluruh penduduk bumi tanpa kecuali, dan Tuhan sudah buat porsi untuk masing-masing diri. Telah melukiskan Ibnu al-Arabi, sebuah gagasan dalam Futuhat : Barang siapa yang ingin tahu arti

    sejati, bahwa Tuhan lah yang berkarya di belakang layar alam ciptaan, hendaknya ia memandang pertunjukan bayangan (khayal) dan bayangan-bayangan (suwar) yang ditampilkan (sitara) pada layar, lalu memperhatikan siapakah yang berbicara dalam bayangan-bayangan itu menurut hemat anak-anak kecil yang duduk agak jauh dari layar, yang dibentangkan antara mereka dan para boneka. Demikian pula bentuk-bentuk dunia ini: kebanyakan orang masih seperti anak-anak. Di sini kita dapat belajar, dari mana asalnya peristiwa-peristiwa yang dibeberkan (di layar). Anak-anak kecil terta-wa dan merasa gembira, sedangkan orang-orang dungu memandang hal itu sebagai banyolan dan senda gurau, akan tetapi orang-orang bijak akan berpikir dan menge-tahui bahwa itu semu, oleh Tuhan hanya diatur sebagai suatu perumpamaan, agar manusia tahu bahwa hubungan antara dunia ini dan Tuhannya seperti antara bon-eka dan dalangnya, lagi pula layar itu meru-pakan tirai al-Kadar, yakni takdir. Tak bisa

    disingkirkan oleh siapa pun.

    Tawa Bocah Ketika Tuhan Main Wayang

    Oleh: Jihan Divie Rampuginantaka*

    Sastra

    * Kru Informatika

    *Sastrawati Masisir

    Doc. Ezhpe

  • Edisi: Interaktif WIHDAH

    M ahasiswa Indonesia Mesir atau biasa disebut Masisir memiliki dinamika yang beragam, salah satunya adalah keorganisasian yang mulai dari kekeluargaan, senat fakultas, dan komunitas-komunitas yang memiliki tujuan khusus. Sebagai organisasi induk resmi Mahasiswa Indonesia Mesir, PPMI (Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia) bertanggung jawab penuh dalam menaungi lembaga-lembaga tersebut. Tidak hanya itu, PPMI pun menaungi WIHDAH yang berfungsi sebagai penggerak seluruh lembaga keputrian yang ada di Masisir.

    Sebagai seorang wanita, bukan menjadi hambatan untuk terus berkiprah dan berkreasi demi berkembangnya kualitas Mahasiswi dimata Masisir, dari segi akademis maupun non akademis (skill). Melihat banyaknya organisasi di kalangan Masisir, Ibu Elliwati beserta rekan-rekannya berinisiatif untuk membentuk suatu komunitas resmi yang dapat mewadahi kreativitas para mahasiswi, agar terlihat integritasnya dihadapan Masisir, dan menunjukkan bahwa para wanita pun bisa mandiri dengan bakat-bakat yang dimilikinya. Proses yang panjang dan banyaknya hambatan yang muncul tidak mengurangi tekad Ibu Elliwati dan teman-teman dalam memperjuangkan inisiatif mereka, maka pada tanggal 23 Januari 1989 secara resmi terbentuklah WIHDAH.

    WIHDAH bukan merupakan akronim, melainkan kutipan dari bahasa arab yang bermakna Persatuan. Dari arti yang bisa dipahami dari kata Wihdah, bisa langsung diterka bahwa tujuan wujudnya lembaga ini adalah merangkul dan menyatukan barisan seluruh lapisan mahasiswi yang memiliki watak, kebiasaan dan komunitas yang berbeda, untuk menuju suatu idealisme yang satu. Badan otonom dibawah komando PPMI yang sejajar dengan kekeluargaan ini, merupakan organisasi induk resmi yang memiliki idealisme tinggi untuk menunjang para mahasiswi dalam mengembangkan akademis, minat dan bakat yang terpendam dalam diri mereka.

    Terkadang Masisir masih sering salah kaprah, khususnya anak baru banyak yang beranggapan bahwa mahasiswa dikomandoi oleh PPMI, sedangkan mahasiswi oleh WIHDAH. Semua lembaga-lembaga yang berkaitan dengan mahasiswa dan mahasiswi Indonesia Mesir dibawah naungan PPMI, termasuk WIHDAH. Karena PPMI tidak selalu bisa memantau acara-acara yang

    berhubungan dengan para mahasiswi, maka sepenuhnya PPMI menyerahkannya kepada WIHDAH.

    Gebrakan-gebrakan baru yang muncul tiap tahunnya dari visi-misi, program unggulan dan acara-acara sangat bervariasi, menarik dan meyakinkan bagi tiap pembaca dan pengamatnya, tetapi realitanya tidak semua mahasiswi dapat mengikuti dan merasakan kontribusi nyata yang telah dipersiapkan matang-matang tersebut. Banyak faktor yang menjadi penyebab masalah ini.

    Terkadang mahasiswa memandang organisasi hanya sebelah mata, khusunya para wanita. Minimnya minat dalam berorganisasi mungkin menjadi salah satu sebab mereka tak merasakan fungsi WIHDAH yang sesungguhnya. Banyaknya kegiatan dari setiap lembaga yang mewarnai dinamika Masisir, perbedaan cara pandang dalam memilah-milah kegiatan yang menjadi prioritas utama dan kegiatan yang ditekuni masing-masing individu pun berbeda. Tak jarang jika acara yang yang berkualitas sepi peminat, meski acara tersebut telah dipersiapkan dengan matang oleh panitianya.

    Meski begitu, kontribusi WIHDAH pada mahasiswi tetaplah sangat penting dan dibutuhkan, pantauan serta bimbingan juga sangat diperlukan, karena tujuan utamanya adalah sebagai wadah penyalur kreatifitas bagi seluruh Mahasiswi bukan kelompok semata.

    Pesta demokrasi WIHDAH akan segera tiba, ramainya kampanye di dunia maya dan nyata sangat menarik antusias para mahasiswi, tim sukses dari setiap

    kubu saling berlomba-lomba memperkenalkan para jagoannya. Para mahasiswi pun sibuk mengamati setiap gerak-gerik yang dilakukan para kandidat, mulai dari konsolidasi antar keputrian kekeluargaan dan debat kandidat yang diadakan pada tanggal 28 Februari lalu. Siapakah yang pantas menduduki kursi WIHDAH periode 2015-2016? Siapakah yang mampu merangkul seluruh Mahasiswi Mesir?

    Yang dapat menarik massa dengan kuantitas terbesar, ialah yang akan ditetapkan menjadi penerus estafet selanjutnya, yang akan mengemban amanah para pemilihnya. Itu semua tidak akan terjadi tanpa adanya visi-misi yang berkualitas, program unggulan yang bisa menarik antusias dari semua kalangan, dan kompeten dalam berbagai bidang, ialah yang akan menjadi ketua sekaligus teladan bagi anggotanya.

    Mahasiswa dan mahasiswi di Mesir bukan anti partai, tetapi ketika masuk dalam organisasi yang berkhitah untuk merangkul semua kalangan Masisir tanpa terkecuali, hendaknya melepas jas kepartaian yang dikenakannya. Karena dampaknya akan merusak nama baik individual maupun kelompok, maka akan terjadi saling berprasangka buruk dan tuduh menuduh, bahkan bisa meradang karena terdoktrin ideologi yang mungkin masih spekulasi- dari masing-masing kelompok. Jika seperti ini maka ukhuwah antar Masisir pun bisa pecah dan visi-misi untuk menyatukan Masisir tidak akan pernah terjalankan.

    Maka pelepasan jas kepartaian ini sangatlah penting bagi siapa saja yang

    ingin berorganisasi dalam suatu lembaga, agar tetap pada tujuan awal, dapat merangkul semua kalangan. Bersatu dan menyatukan agar terciptanya kerjasama yang harmonis.

    Harapan yang akan terus menjadi impian, bersatunya mahasiswi dibawah naungan WIHDAH dan bisa mengembangkan ketrampilan, kreatifitas, skill, dan intelektual demi terwujudnya muslimah berakhlak mulia, berprinsip dan serba bisa atau sittilkul (sayyidatu kullin). Karena wanita memiliki andil besar dalam memperbaiki kualitas generasi dari masa ke masa, menjadi ibu sekaligus guru dalam rumah bagi anak-

    anaknya.

    11

    WIHDAH dan Persatuan

    Oleh: Rifatud Darojah*

    Dinamika

    * Kru Informatika