36
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7 Kelompok 7 Desa Wiyurejo 1 BAB III INTERPRETASI HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Rumusan Masalah Pertama yaitu: Faktor apa saja yang menjadi dasar pembentukan struktur sosial masyarakat desa Wiyurejo ? Rumusan masalah yang pertama ini dapat dijelaskan dari : 1. Variabel Lembaga Sosial Hal ini dikarenakan struktur sosial di desa Wiyurejo dipengaruhi oleh keberadaan lembaga sosial yang ada di desa Wiyurejo terutama lembaga sosial yang berhubungan dengan aktivitas peternakan seperti KopSAE dan organisasi peternak yang ada di desa Wiyurejo. Selain itu masih ada organisasi lain seperti PKK dan Dasawisma. Yang dibuktikan dengan pertanayaa no. 48 dan tabel frekuensi no. 3.55.

Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 1

BAB III

INTERPRETASI HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Rumusan Masalah Pertama

yaitu: Faktor apa saja yang menjadi dasar pembentukan struktur sosial

masyarakat desa Wiyurejo ?

Rumusan masalah yang pertama ini dapat dijelaskan dari :

1. Variabel Lembaga Sosial

Hal ini dikarenakan struktur sosial di desa Wiyurejo dipengaruhi oleh keberadaan

lembaga sosial yang ada di desa Wiyurejo terutama lembaga sosial yang

berhubungan dengan aktivitas peternakan seperti KopSAE dan organisasi

peternak yang ada di desa Wiyurejo. Selain itu masih ada organisasi lain seperti

PKK dan Dasawisma. Yang dibuktikan dengan pertanayaa no. 48 dan tabel

frekuensi no. 3.55.

Page 2: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 2

Tabel 3.55 Jenis Lembaga Sosial yang ada di desa Wiyurejo

Sumber : item pertanyaan no. 48/ koding no. 130, 133, 136, 139, 142

Tabel 3.55 menjelaskan tentang jenis lembaga sosial yang ada di desa

wiyurejo, lembaga sosialnya terbagi menjadi 4 jenis yaitu Kopsae, organisasi

peternak, PKK, Dasawisma. Sebanyak 50 responden menjawab bahwa mereka

mengetahui tentang keberadaan lembaga sosial didesa wiyurejo dan hal ini berarti

pula 100% responden mengetahui tentang lembaga sosial yang ada di desa wiyurejo.

2. Hubungan Sosial :

Hal ini dikarenakan hubungan sosial di kalangan peternak masih bersifat intim dan

intens, hal ini terbukti dengan pertukaran informasi sesama peternak dalam hal

peternakan seperti kesehatan ternak, pakan sapi. Yang dibuktikan dengan pertanayaa

no. 55, 56, 57, 58, 59.

No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1.

KSSP

(Koperasi

Susu SAE

Pujon)

50 0 50 100% 0% 100%

2. Organisasi

peternak 50 0 50 100% 0% 100%

3. PKK 50 0 50 100% 0% 100%

4. Dasawisma 50 0 50 100% 0% 100%

5. Lainnya 0 50 50 0% 100% 100%

Page 3: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 3

Tabel 3.64 Interaksi yang berupa pertukaran informasi antar sesama peternak

No Keterangan Frekeunsi %

1 Pernah 45 90

2 Tidak pernah 5 10

Jumlah 50 100

Sumber : item pertanyaan no 55 / koding no. 183

Dari tabel diatas dijelaskan bahwa 90% responden pernah melakukan

pertukaran informasi dalam hal kegiatan peternakan dan 10% responden sisanya

menjawab tidak pernah melakukan pertukaran informasi dalam hal peternakan.

Page 4: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 4

Tabel 3.65 Bentuk Informasi yang diberikan antar peternak

Sumber : item pertnayaan no. 56/ koding No. 184 - 188

Dari tabel diatas dijelaskan tentang bentuk informasi yang diberikan sesama

peternak pada umumnya informasi yang diberikan berkaitan dengan kesehatan sapi

dengan persentase sebanyak 86,67% hal ini dilakukan sesama peternak agar

kesehatan sapinya tetap terjaga dan tidak terserang penyakit.

No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1

Mengenai cara

menghasilakan

susu yang

berkualitas

37 8 45

82.22

17.78 100

2

Mengenai

harga

penjualan susu

26 19 45

57.78

42.22 100

3 Mengenai

kesehatan sapi 39 6 45

86.67

13.33 100

4 Mengenai

pakan ternak 35 10 45

77.78

22.22 100

5 Lainnya 8 37 45

17.78

82.22 100

Page 5: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 5

Yang kedua adalah informasi bagaimana menghasilkan susu yang berkualitas dengan

persentase 82,22% hal ini dilakukan sesama peternak agar susu yang dihasilkan

diterima oleh pos sehingga tidak merugikan peternak.

Tabel 3.66 Ada tidaknya orang kepercayaan responden dalam hal peternakan

No Keterangan Frekeunsi %

1 Ya 28 56

2 Tidak 22 44

Jumlah 50 100%

Sumber : item pertanyaan no. 57/ koding no. 189

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa 56% responden memiliki orang

kepercayaan dalam hal perawatan hewan ternak dan 44% sisanya tidak memiliki

orang kepercayaan dalam perawatan hewan ternak.

Tabel 3.67 Orang menjadi kepercayaan responden dalam hal peternakan

Sumber : item pertanyaan no. 58/ Koding 190 – 19

No Keterangan Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1 Orang lain/

tetangga 4 24 28 14.29

85.71 100

2 Saudara 5 23 28 17.86

82.14 100

3 Orang tua 1 27 28

3.57

96.43 100

4 Keluarga inti 19 9 28 67.86

32.14 100

Page 6: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 6

Tabel diatas menjelaskan siapa yang menjadi orang kepercayaan dalam hal

membantu perawatan hewan ternak, dari jawaban responden sebesar 67.86%

mempercayakan hewan ternaknya ke keluarga inti mereka misal kepada istri dan anak

merek, 3.57% responden mempercayakan perawatan hewan ternaknya kepada orang

tua. Hal ini dikarenakan orang tua sudah tidak memiliki tenaga dalam hal perawatan

hewan ternak.

Tabel 3.68 Bentuk hubungan responden dengan orang kepercayaannya

No Keterangan Frekeunsi %

1 Sebatas kontrak kerja 3 10.71

2 Sudah seperti keluarga 25 89.29

Jumlah 28 100

Sumber : item pertanyaan no. 59/ koding 194

Dari tabel bentuk hubungan responden dengan orang kepercayaannya 89.29%

responden sudah menganggap orang kepercayaannya sudah seperti keluarga dan

10.71% responden mengatakan bahwa hubungan dengan orang kepercayaannya

adalah sebatas kontrak kerja.

Page 7: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 7

Tabel 3.56 Intensitas Responden mengikuti Lembaga Sosial

No Keterangan Intensitas Frekuensi %

1. KSSP (Koperasi

Susu SAE Pujon)

Setiap hari 0 0%

Seminggu sekali 0 0%

Sebulan sekali 0 0%

Sebulan dua kali 0 0%

Setahun sekali 50 100%

Jumlah 50 100%

2. Organisasi

peternak

Setiap hari 0 0%

Seminggu sekali 50 100%

Sebulan sekali 0 0%

Sebulan dua kali 0 0%

Setahun sekali 0 0%

Jumlah 50 100%

3. PKK

Setiap hari 0 0%

Seminggu sekali 0 0%

Sebulan sekali 0 0%

Sebulan dua kali 50 100%

Setahun sekali 0 0%

Jumlah 50 100%

Page 8: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 8

4. Dasawisma

Setiap hari 0 0%

Seminggu sekali 0 0%

Sebulan sekali 0 0%

Sebulan dua kali 50 100%

Setahun sekali 0 0%

Jumlah 50 100%

5. Lainnya

Setiap hari 0 0%

Seminggu sekali 0 0%

Sebulan sekali 0 0%

Sebulan dua kali 0 0%

Setahun sekali 0 0%

Jumlah 0 0%

Sumber : item pertanyaan no. 48/ koding no. 131, 134, 137, 140, 143

Intensitas pertemuan yang dilakukan oleh lembaga sosial yang ada di desa

wiyurejo terbagi menjadi: intensitas pertemuan yang dilakukan oleh KopSae

dilakukan tiap setahun sekali hal ini terbukti dengan jawaban 100% responden, dari

data dilapangan mengapa pertemuan ini dilakukan tiap satu tahun sekali karena dalam

agenda pertemuan tersebut ada pembagian SHU dan rapat tahunan.

Intensitas pertemuan yang dilakukan organisasi peternak khusus didesa

wiyurejo diadakan dalam waktu seminggu sekali hal ini dibuktikan dengan jawaban

Page 9: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 9

100% responden pertemuan ini terjadi karena untuk membahas kegiatan yang

berkaitan aktivitas peternakan.

Intensitas pertemuan yang dilakukan PKK di desa wiyurejo diadakan sebulan

dua kali hal ini terbukti dari 100% jawaban responden. Tujuan dari kegiatan PKK ini

adalah untuk memberdayakan keluarga-keluarga di desa wiyurejo.

Intensitas pertemuan yang dilakukan dasawisma pada umumnya dilakukan

tiap 2X dalam sebulan, hal ini terbukti dari 100% jawaban responden kegiatan

dasawisma ini dalam bentuk pengajian dan aktivitas keagamaan lainnya

3. Variabel Norma dan Tradisi

Tradisi di desa Wiyurejo juga menjadikan faktor – faktor pembentuk struktur sosial,

hal ini terbukti dengan tradisi brokoan yang masih dijalankan hingga saat ini. Hal ini

dilakukan agar sapi yang dilahirkan selamat dan sehat. Serta tradisi khusus desa

Wiyurejo yang masih dilakukan dan intensitas masyarakat untuk melakukannya

masih dilakukan secara intensif atau sering. Hal ini dibuktikan dari pertanyaan no. 65.

Tabel 3.74 Intensitas tradisi yang dilakukan responden untuk hewan ternak

No. Keterangan Intensitas Frekuensi %

1 Kelahiran sapi

(brokoan)

Sering melakukan 34 68%

Jarang melakukan 11 22%

Tidak pernah melakukan 5 10%

Jumlah 50 100%

2 Kematian sapi

Sering melakukan 0 0%

Jarang melakukan 0 0%

Tidak pernah melakukan 50 100%

Jumlah 50 100%

Sumber : item pertanyan no. 65 / koding no. 206 , 211

Page 10: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 10

Dalam tradisi masyarakat peternak Desa Wiyurejo, terdapat perayaan atau

syukuran yang dilakukan untuk menyambut kelahiran sapi mereka. Sebanyak 68%

responden menyatakan sering melakukan tradisi (brokoan) tersebut. Dan sebanyak

22% responden pernah melakukan namun jarang melakukannya.

Sementara tradisi untuk kematian sapi, seluruh responden atau sebanyak

100% responden tidak pernah melakukan tradisi tersebut, karena memang tradisi

tersebut sudah tidak ada lagi di Desa Wiyurejo.

Tabel 3.77 Tradisi yang ada di desa Wiyurejo

Sumber : item pertanyaan no. 66 / koding no. 216, 218, 220, 222, 224

Dari tabel 3.77 dapat diketahui di Desa Wiyurejo masih terdapat tradisi-tradisi

yang masih rutin dilakukan. Hampir seluruh responden mengetahui adanya tradisi-

tradisi yang masih dilakukan di Desa Wiyurejo. Pada tradisi karnaval, bantengan, dan

kuda lumping, masing-masing sebanyak 2% responden menyatakan tidak terdapat

ketiga tradisi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa responden tersebut tidak

mengetahui tentang adanya tradisi karnaval, bantengan, dan kuda lumping.

No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1 Syukuran desa 50 0 50 100% 0% 100%

2 Karnaval 49 1 50 98% 2% 100%

3 Bantengan 49 1 50 98% 2% 100%

4 Kuda lumping 49 1 50 98% 2% 100%

5 Persen

(sembako) 50 0

50 100% 0% 100%

Page 11: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 11

Tabel 3.78 Intensitas yang responden melakukan tradisi tersebut

Sumber : item pertanyaan no. 66 / koding no. 217, 219, 221, 223, 225

Pada tradisi syukuran desa, 98% responden menyatakan masih melakukan

tradisi tersebut. Pada tradisi karnaval, sebanyak 90% responden menyatakan masih

melakukan tradisi tersebut. Pada tradisi bantengan dan kuda lumping sebanyak 92%

responden masih melakukan tradisi tersebut. Pada tradisi persen (sembako) sebanyak

94% masih melakukan tradisi tersebut.

No Keterangan

Frekuensi %

Masih

melakukan

Tidak

melakukan Jumlah

Masih

melakukan

Tidak

melakukan Jumlah

1 Syukuran

desa 49 1 50 98% 2% 100%

2 Karnaval 44 5 49 90% 10% 100%

3 Bantengan 45 4 49 92% 8% 100%

4 Kuda

lumping 45 4 49 92% 8% 100%

5 Persen

(sembako) 47 3 50 94% 6% 100%

Page 12: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 12

3.2 Rumusan Masalah Kedua

yaitu: Apakah ada keterkaitan antara kepemilikan jumlah hewan ternak

dengan struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo ?

Rumusan masalah yang kedua ini dapat dijelaskan dari :

1. Variabel Status Sosial Ekonomi

Dimana dalam variabel ini terdapat item pertanyaan mengenai berapa pendapatan

rata – rata, produktifitas susu perahan yang dihasilkan perternak. Yang di

Tabel 3.12 Rata – rata Produktivitas Susu Sapi Responden Per liter

No Keterangan Frekeunsi %

1 0 -14 8 21 %

2 15 – 29 16 42 %

3 30 – 44 8 21 %

4 45 – 59 2 5 %

5 60 -74 2 5 %

6 > 75 2 5 %

Jumlah 38 100 %

Sumber : item pertanyaan no. 16 / koding no. 16 - 17

Rata-rata produktivitas susu yang dihasilkan per-hari adalah 15-29 liter

dengan total persentase 42%, yang kedua adalah 0-14 liter denagn persentase 21%

dan 15-29 liter dengan persentase 21%, dari jumlah diatas dapat diketahui bahwa

produktivitas susu sangat penting untuk kehidupan peternak, karena dengan

produktivitas susu peternak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Page 13: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 13

Serta kepemilikan hewan ternak, yang dapat dilihat dari

Tabel 3.29 Klasifikasi Kekayaan Berdasarkan Kepemilikan Hewan Ternak

Responden

No Keterangan Frekeunsi %

1 Kaya 4 8%

2 Sedang 16 32%

3 Miskin 30 60%

Jumlah 50 100%

Sumber : item pertanyaan no. 30 / koding no. 101

Dari jumlah kepemilikan hewan ternak, peternak di desa wiyurejo

digolongakan menjadi 3 kategori yaitu kategori miskin, menengah, dan kaya. Dalam

kepemilikan hewan ternak 8% peternak digolongkan dalam peternak kaya, 32%

digolongkan sebagai peternak sedang dan 60% digolongkan sebagai peternak miskin.

Dari data diatas dapat diketahui bahwa harga hewan sapi menjadi faktor penentu

kekayaan seseorang.

Page 14: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 14

Serta Tingkat Stratifikasi Sosial, dimana pada item pertanyaan no. 36

Tabel 3.44 Kepemilikan hewan ternak menjadi dasar penentuan kekayaan

Seseorang

No Keterangan Frekeunsi %

1 Ya 38 76

2 Tidak 12 24

Jumlah 50 100

Sumber : item pertanyaan no. 36 / koding no. 114

Pada variabel tingkat stratifikasi sosial, kepemilikan hewan ternak juga menjadi

salah satu tolak ukurnya hal ini terbukti dengan data di lapangan yang disajikan

dalam tabel 3.44, dari jawaban responden76% mengatakan bahwa kepemilikan hewan

ternak yang bervariasi jumlahnya menjadi salah satu tolak ukur orang itu dapat

dikatakan kaya. Sedangkan, 24% responden mengatakan tidak dimana kepemilikan

hewan ternak bukan menjadi tolak ukur seseorang dapat dikatakan kaya.

3.3 Rumusan Masalah Ketiga

yaitu: Siapa saja yang di anggap masyarakat desa Wiyurejo menempati posisi

struktur sosial pada lapisan atas dan bawah ?

Rumusan masalah yang ketiga ini dapat dijelaskan dari :

Variabel Tingkat Stratifikasi Sosial

Dari hasil analisis ini yang dianggap oleh masyarakat desa Wiyurejo

menempati posisi startifikasi atas jika memiliki hewan ternak diatas 8 ekor

sapi, sedangkan yang dianggap menempati posisi startifikasi sosial bawah jika

memiliki hewan ternak 1 – 3 ekor.

Page 15: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 15

Tabel 3.39 Jumlah hewan ternak yang dimiliki responden

No Keterangan Frekeunsi %

1 >8 ekor 6 12%

2 4-8 ekor 17 34%

3 1-3 ekor 27 54%

Jumlah 50 100%

Sumber : item pertanyaan no. 32 / koding 103

Pada variabel tingkat stratifikasi sosial tabel pertama ( tabel 3.39),

menjelaskan tentang jumlah hewan ternak yang dimiliki responden dari data di

lapangan menunjukkan bahwa ada 54% responden yang memiliki sapi dengan jumlah

1-3 ekor, ada 34% responden yang memiliki sapi dengan jumlah 4-8 ekor dan juga

ada responden yang memiliki sapi >8 ekor dengan total 12%, namun pada umumnya

peternak desa wiyurejo hanya memiliki 1-3 ekor sapi baik yang produktif maupun

yang tidak produktif.

Page 16: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 16

Selain itu jenis sapi yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi posisi

stratifikasi sosial masyarakat.

Tabel 3.42 Jenis sapi yang dimiliki responden

Sumber : item pertanyaa no. 35 / koding no. 106, 108, 110, 112

Jenis sapi yang dimiliki responden terbagi menjadi 4 kategori yaitu: pedhet, dara,

babon, dan pejantan. Pada umumnya responden memiliki jenis sapi babon sebesar

78% alasan mengapa responden memiliki jenis sapi babon adalah karena jenis sapi

babon lah yang paling produktif dan yang bisa diperah susunya.

Jenis sapi yang kedua yang dimiliki responden dengan presentase sebanyak 70%

adalah pedhet, hal ini dikarenakan pedhet dilahirkan oleh babon, karena babon

banyak dimiliki oleh responden maka begitupula dengan pedhet.

Jenis sapi yang ketiga yang dimiliki responden adalah dara dengan persentase

sebesar 44%, dara ini adalah jenis sapi dengan usia 1,5 tahun yang nantinya akan

tumbuh menjadi babon.

Jenis sapi yang keempat yang dimiliki responden adalah pejantan yang usianya

diatas 1,5 tahun hanya sekitar 4% responden yang memiliki sapi jenis pejantan ini hal

No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1 Pedhet 35 15 50 70% 30% 100%

2 Dara 22 28 50 44% 56% 100%

3 Babon 39 11 50 78% 22% 100%

4 Pejantan 2 48 50 4% 96% 100%

Page 17: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 17

ini karena pejantan tidak menghasilkan susu dan dari hasil data di lapangan

kebanyakan peternak yang memiliki pejantan pasti akan dijual.

Tabel 3.43 Jumlah sapi yang dimiliki responden diukur dari jenis hewannya

No. Jenis

sapi

Frekuensi

Jumlah

%

Jumlah

>8

ekor

4-8

ekor

1-3

ekor

>8

ekor

4-8

ekor

1-3

ekor

1 Pedhet 3 4 28 35 9% 11% 80% 100%

2 Dara 3 0 19 22 14% 0% 86% 100%

3 Babon 3 5 31 39 8% 13% 79% 100%

4 Pejantan 1 0 1 2 50% 0% 50% 100%

Sumber : item pertanyaan no. 35 / koding 107, 109, 111, 113

Pada tabel 3.43 menjelaskan tentang jenis sapi yang dimiliki responden dan

frekuensi kepemilikannya, yang pertama responden memiliki jenis sapi pedhet

dengan frekuensi 1-3 ekor dan persentase 80%. Yang kedua, responden memiliki

jenis sapi berupa dara dengan frekuensi 1-3 ekor dan persentasenya adalah 86%.

Yang ketiga responden memiliki jenis sapi babon dengan frekuensi 1-3 dan

persentasenya 79% dan yang terakhir hanya 50% yang memiliki jenis sapi pejantan

dengan frekuensi 1-3.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa memang di desa wiyurejo pada umumnya

tergolong pada peternak miskin, hal ini karena frekuensi kepemilikan hewan ternak

hanya pada interval 1-3.

Page 18: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 18

3.4 Rumusan Masalah Keempat

yaitu : Apakah ada simbol lain, selain kepemilikan ternak sapi yang menjadi

dasar pembentukan dalam stuktur sosial di Desa Wiyurejo ?

Rumusan masalah keempat ini dapat dijawab dari :

1. Variabel Tingkat Stratifikasi Sosial, yaitu berupa adanya simbol lain (jabatan)

yang digunakan oleh masyarakat sebagai dasar penetuan posisi seseorang.

Yang dapat dilihat dari pertanyaan no. 37.

Tabel 3.45 Faktor Penentu Kekayaan Selain Kepemilikan Hewan Ternak

Sumber : item pertanyaan no. 37 / koding no. 115 – 119

Terdapat faktor lain penentu kekayaan seseorang di desa wiyurejo diantaranya

jabatan, lahan, kondisi rumah, jenis pekerjaan, dan faktor lainnya. Dari data

dilapangan menunjukkan bahwa 25% responden mengatakan bahwa jabatan

No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1. Jabatan 3 9 12 25% 75% 100%

2. Lahan 6 6 12 50% 50% 100%

3. Kondisi

Rumah 0 12 12 0% 100% 100%

4. Jenis

pekerjaan 2 10 12 17% 83% 100%

5. Lainnya 2 10 12 17% 83% 100%

Page 19: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 19

merupakan faktor pembentuk kekayaan, 50% responden mengatakan bahwa lahan

merupakan salah satu faktor penentu kekayaan kekayaan seseorang dan 17%

responden bahwa jenis pekerjaan juga menentukan kekayaan seseorang di desa

wiyurejo.

Dari data yang tersaji pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa lahan

merupakan penentu kekayaan lain selain hewan ternak hal ini terbukti karena di desa

wiyurejo lahan yang bisa ditanami masih cukup luas, namun pada umumnya

masyarakat lebih memilih menjadi peternak dengan harapan resiko yang ditanggung

lebih kecil daripada menjadi seorang petani.

Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan dapat menentukan

kekayaan seseorang didesa wiyurejo, namun hanya sekitar 17% yang menjawab hal

ini dikarenakan aktivitas di desa wiyurejo masih tergolong pada aktivitas pedesaan

yang sederhana dan homogen antar satu penduduk dengan penduduk lainnya.

3.5 Rumusan Masalah Kelima

yaitu :Bagaimana implikasi yang terjadi terhadap stuktur sosial di desa

Wiyurejo ?

Rumusan masalah kelima ini dapat dijawab dari :

Implikasi dari struktur sosial tersebut akan membentuk struktur sosial yang

sederhana. Hal ini terbukti dari :

1. Variabel Status Sosial Ekonomi Peternak atau dari pertanyaan no. 25

Page 20: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 20

Tabel 3.24 Alasan Perubahan Kondisi Ekonomi Menjadi Lebih Baik

Sumber : item pertanyaan no. 25/ koding no. 81 - 85

Alasan peternak menjawab keadaan ekonominya berubah karena mereka telah

memiliki penghasilan pasti sebanyak 85%, sedangkan untuk para peternak yang

menjawab karena kebutuhannya telah terpenuhi sebanyak 80%, dan untuk para

peternak yang menjawab karena penghasilannya meningkat sebanyak 85% dari data

diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk desa wiyurejo lebih memilih jalan

aman untuk memenuhi kebutuhannya.

No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1.

Telah

memiliki

penghasilan

pasti

34 6 40 85% 15% 100%

2. Kebutuhan

terpenuhi 32 8 40 80% 20% 100%

3. Penghasilan

meningkat 34 6 40 85% 15% 100%

4. Kesejahteraan

meningkat 29 11 40 72.50% 27.50% 100%

5. Status sosial

meningkat 21 19 40 52.50% 47.50% 100%

Page 21: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 21

2. Pengeluaran responden setiap bulan juga dipengaruhi oleh pengeluaran untuk

peternakan. Hal ini dibuktikan dari pertanyaan no.21.

Tabel. 3.20 Rata – rata Pengeluaran Responden Perbulan Untuk Peternakan

No Keterangan Frekeunsi %

1 0-191 2 6

2 192-383 5 15

3 384-575 9 27

4 576-767 6 18

5 768-965 7 21

6 977 < 4 12

Jumlah 33 100

Sumber : item pertanyaan no. 21 / koding no. 69 -73

Rata – rata pengeluaran responden perbulan untuk keperluan ternak berkisar

di antara Rp. 600.000,00 sebanyak 9 responden atau sebesar 27 %, pengeluaran di

antara Rp. 800.000,00 sebanyak 7 responden atau sebesar 21 %.

3. Dampak dari struktur masyarakat peternak sapi adalah terbentuknya lembaga sosial

yang khusus untuk mengurus aktivitas peternakan, yaitu adanya lembaga KSSP

dan Organisasi peternak desa Wiyurejo yang masih sering diikuti oleh para

peternak desa Wiyurejo.

4. Dalam hubungan sosial pun masyarakat desa Wiyurejo terdapat orang kepercayaan

atau orang yang dipercaya untuk merawat sapi serta interaksi yang dilakukan

masayarakat yang masih berkaitan dengan peternakan.

Page 22: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 22

5. Norma dan tradisi di desa Wiyurejo juga dipengaruhi oleh tradisi dan kebiasaan

yang masih berkaitan dengan peternakan, seperti halnya tradisi brokoan sapi dan

tradisi life cycle yang masih dilakukan oleh masyarakat desa Wiyurejo.

Sehingga variabel diatas akan menciptakan struktur sosial pedesaan yang masih

sederhana karena dilihat dari mata pencaharian masyarakatnya serta aktivitas –

aktivitas lain yang relative homogen. Dari variabel diatas juga terlihat bahwa

pembentukan struktur sosial didesa wiyurejo juga dipengaruhi oleh kepemilikan

hewan ternak.

Page 23: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 23

3.6 ANALISIS DESKRIPTIF

Rumusan Masalah Pertama :

1. Faktor apa saja yang menjadi dasar pembentukan struktur sosial masyarakat desa

Wiyurejo ?

Indepth Interview

1. Pengepul Susu atau Tengkulak

Berikut adalah kutipan wawancara yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan

no. 1.

T : Pak, ini saya dapat informasi dari pak sugeng, kalo bapak ini pengepul susu

di desa ini.

B : Iya mbak , memang itu pekerjaan saya.

T : Bapak memang hanya bekerja sebagai pengepul susu itu ta ?

B : Tidak mbak, saya itu aslinya peternak sapi , tapi saya tidak pernah

pendapatkan pengahasilan dari susu sapi mbak .

* Peran bagi peternak

T : Menurut bapak dengan menjadi pengepul susu itu apakah akan lebih

menguntungkan atau malah merugikan peternak ?

B : Ya, kalo menurut pribadi saya mbak, dengan adanya orang yang berprofesi

menjadi pengepul susu itu lebih membantu peternak, sekarang ya mbak

semisal susu hasil perahan itu di tolak oleh SAE, ya daripada dibuang lebih

Page 24: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 24

baik dijual ke saya walaupun dengan harga yang lebih murah tapi lebih baik

daripada harus dibuang dan tidak menghasilkan uang.

2. Petugas Pos

P: “ ( mulai merekam), pak saya boleh kan merekam suara bapak, sebagai bukti kalau

saya telah wawncara bapak”

I: “ ( terlihat bingung ), masalahnya saya disini, Cuma sebagai petugas lapangan yang

tugasnya hanya menyeleksi hasil susu peternak, masalah anggota organisasi

peternak dan kesejahteraan itu bukan bidang saya”

Peran bagi peternak

P: “bukan pak makanya maaf pak kalau saya agak susah memahami, tapi saya disini

akan bertanya bukan dari segi prosesnya pak tapi dari segi manfaat dan peranan pos

ini dalam aktivitas sehari-hari peternak”

I: “ iya mbak biar lebih gampangnya gini aja, pokoknya susu yang diterima harus

mengandung susu segar minimal 12% dan kandungan airnya 88%

P: “ ooh, begitu , kalau itu saya bisa mengerti maksudnya, terus pak, bagaimana

proses verifikasi data yang biasa dilakukan”

I: “ini lo mbak, sampean foto saja ini lo ada peraturannya, nanti saya jelaskan, yang

pertama itu, uji organolistik yaitu tentang uji bau, rasa, warna. Susu yang itu yang

kualitasnya baik adalah susu yang warnanya putih kekuning-kuningan. Yang kedua

adalah uji alkoholistik untuk menguji apakah ada bakteri berbahaya atau tidak, yang

ketiga itu uji berat jenis dan yang paling terpenting adalah 25% , normalnya rata-rata

peternak BJ nya adalah berkisar segitu, setelah itu ditimbang susunya oleh alat-alat

tadi mbak, terus dicatat di buku setor untuk mengetahui jumlah susu yang disetor

waktu pagi dan siang dan yang terakhir milkingcound harus dicuci disini dulu karena

disini ada bahan kimia khusus dan abu khusus untuk mencuci milkingcound “.

Page 25: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 25

3. Organisasi peternak

H : saya mau tanya-tanya tentang bapak dan jabatan bapak sebagai ketua

komunitas peternak di sini pak. Bapak bisa ceritakan bagaimana asal

mulanya bapak terpilih menjadi ketua komunitas peternak?

S : Itu dulunya ada pilihan. Jadi ada calon-calon gitu, lalu saya di pilih sama

anggota-anggota untuk jadi calon. Ditunjuk gitu lho mbak sama anggota-

anggota.

H : Oooh, gitu ya pak. Terus tugas bapak sebagai ketua komunitas peternak itu

apa aja pak?

S : Kepanjang tanganan dari anggota. Saya itu yang menyampaikan aspirasi

dari anggota-anggota ternak kepada pengurus kopsae dan yang

menyampaikan aspirasi dari pengurus kopsae ke anggota peternak mbak.

Yang lain ada juga mbak, itu melayani anu, pakan ternak gitu lho mbak.

Rumusan Masalah Kedua :

2. Apakah ada keterkaitan antara kepemilikan jumlah hewan ternak dengan struktur

sosial yang ada di desa Wiyurejo ?

Indepth Interview

1. Peternak Kaya

Kepemilikan hewan ternak.

Pewawancara : sekarang sapi yang bapak miliki ada berapa pak?

Informan : 9 mbak, babonnya 6, daranya ada 2, sama pedhet 1

Page 26: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 26

Pewanwancara: jumlah sapi yang produktif ada berapa pak?

Informan : 6 saja mbak yang sedang produktif sekarang, itu karena setelah

melahirkan susunya baru bisa diambil, sama usia kehamilan muda,

kalau sudah hamil tua antara 7-9 bulan sudah nggak bisa diambil mbak

susunya.

Pendapatan :

Pewawancara : kemudian, dari 6 sapi tersebut menghasilkan berapa liter perharinya

pak?

Informan : 70 liter mbak Pewawancara : permisi mbak, ingin menanyakan

berapa penghasilan perbulan dari

berdagang?

Informan : wah, kurang tau mbak, kira-kira perharinya sampai 500.000, kalau

perbulan ya sekitar 10 juta an mbak

2. Peternak Menengah

Kepemilikan Jumlah hewan ternak

Pewawancara : oh begitu yah bu, kira-kira berapa sapi yang ibu miliki?

Informan : ada sekitar 7 sapi mas yang saya punya

Pewawancara : dari 7 sapi yang ibu punya berapa yang produktif bu? Yang bisa

diperah?

Informan : Yang bisa diperah itu ada 4 mas, yang udah babon. Kalo yang masih

pedhet ada 2 dan yang dara itu ada 1. Jadi total semuanya ada 7.

Page 27: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 27

3. Peternak Miskin

* Kepemilikan Hewan ternak

F : Ibu punya sapi berapa?

L : Tiga. Satu punya saya sendiri, dua punya anak-anak.

F : Anak yang mana buk? Yang kecil-kecil (laki-laki) itu buk?

L :Tidak mbak. Anak saya yang perempuan.

* Pendapatan Responden

F : kalau sehari dapat 4 liter, berapa penghasilan yang ibu terima dari kop sae

dalam sebulan?

L : 15 hari sekali ya pendapatan 130.000

F : setahun yang lalu tepatnya tahun 2010, berapa jumlah sapi yang ibu miliki?

L : Yaa 2 mbak.

Rumusan Masalah Ketiga :

3. Siapa saja yang dianggap masyarakat desa Wiyurejo menempati posisi struktur

sosial pada lapisan atas dan bawah ?

Indept Interview

Yang dianggap menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas.

1. Tokoh agama / Kyai

D : Lalu kalau kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan seorang kyai itu seperti

apa pak?

Page 28: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 28

S : Kalo masyarakat sini Alhamdulillah hampir semua mensupport kegiatan agama

yang ada disini mas, jadi kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan kyai ya cukup

tinggi.

Lalu dengan tiba-tiba ada warga sekitar yang mengunjungi rumah pak Sarwani.

Orang tadi bermaksud meminta ijin karena akan mengadakan pengajian di sekitar

rumah pak Sarwani dan mengundang pak Sarwani sebagai pemimpin pengajian.

Namun pak Sarwani meminta maaf kepada orang tadi karena tidak bisa menjadi

pemimpin pengajian dikarenakan hari itu juga setelah Maghrib beliau harus

memimpin pengajian di Desa Ngroto. Dari situlah saya bisa menyimpulkan bahwa

keberadaan pak Sarwini sebagai kyai cukup disegani. Lalu saya melanjutkan

wawancara saya.

2. Peternak Kaya

Pewawancara : penghasilan yang didapat dari kopsae setiap 15 hari sekali berapa

pak? Dari semua sapinya?

Informan : 2.200.000 mbak, soalnya ada sebagian dipotong untuk SHU yang

tiap lebaran diambil, sama sudah dipotong untuk saepro dari kopsae,

jadi ya nggak terasa

Pewawancara : lalu, gimana kepemilikan sapi setahun yang lalu pak? Ada berapa

sapi yang dimiliki hingga sekarang?

Informan : dulu tahun 1999 jual sapi mbak, soalnya nggak sanggup ramutnya,

kewalahan mbak, wong cuma anak saya yang ramut semua sapi saya.

Pewawancara : lalu sekitar tahun 2010 sampai 2011 sapinya ya tetep 11 itu pak?

Page 29: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 29

Informan : ya enggak mbak, kan udah ada tambahan pedhet satu itu mbak, jadi

awalnya 10 sekarang jadi 11 ekor sapi mbak.

Yang dianggap masyarakat desa wiyurejo menempati posisi struktur sosial

pada lapiasan bawah.

1. Peternak Miskin

kalau sehari dapat 4 liter, berapa penghasilan yang ibu terima dari kop sae dalam

sebulan?

L : 15 hari sekali ya pendapatan 130.000

F : setahun yang lalu tepatnya tahun 2010, berapa jumlah sapi yang ibu miliki?

L : Yaa 2 mbak.

2. Pencari Rumput

Pewawancara : “Oh masnya juga punya sapi pedhet di rumah, tapi gak bisa

diternakkan ya mas. Trus kalau dari penghasilannya sendiri dari

pencari rumput itu per bulannya berapa mas kalau boleh tau?”

Informan : “Ya itu Alhamdulillah juga mbak, meskipun gak banyak banget

yang penting kan harus disyukuri ya mbak. Saya perbulan itu gak

pasti mbak, kadang Rp300.000,00 Rp400.000,00 Rp500.000 juga

pernah mbak”.

Rumusan Masalah Keempat :

4. Apakah ada simbol lain, selain kepemilikan ternak sapi yang menjadi dasar

pembentukan dalam stuktur sosial di Desa Wiyurejo ?

Page 30: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 30

Indept Interview

1. Pejabat Desa

Y : berarti sering juga ya warga yang mempunyai masalah, lalu masalah itu

dibawa ke balai desa?

R : ya sering mas, seperti masalah tanah. Lalu seperti kemarin hari itu, disini kan

kaya akan sumber air mas, terus kan yang namanya sumber air itu berada

diluar wilayah kami (balai desa Wiyurejo) tapi bagaimanapun yang namanya

sumber air itu kan dikuasai Negara. Jadi siapapun yang menggunakan kan

silahkan saja asal ada ijin dari pihak terkait. Nah disini kasusnya air tersebut

diambil oleh PDAM. Padahal itu kan untuk Kop Sae kemudian masyarakat

Pujon. Ya kita tidak akan rakus, sebetulnya kita sudah cukup dengan air. Kan

PDAM air untuk dijual, mereka punya rencana untuk menambah debit air.

Tapi mereka mengatakan kepada warga untuk memperbaiki pipa paralon.

Yang ditakutkan masyarakat terutama masyarakat pengguna air irigasi itu

kekurangan air. Jadi pada saat mau dipasang, para masyarakat demo ke

PDAM, sehingga pemasangan itu tidak jadi dilakukan. Ini salah satu contoh

dari konflik=konflik yang pernah ada.

Y : lalu selama ini, apa ada hambatan bapak selama menjabat menjadi sekretaris

desa? Kan bapak sudah menjabat selama 18 tahun, apa ada warga yang iri

dengan hal ini?

R : kalau soal pergantian sekretaris desa itu para warga tidak mempersoalkan

masalah masanya. Cuman masyarakat selama ini kalau yang saya tau ya sejak

saya diangkat sebagai sekretaris desa tahun 1993 itu diawal periodenya pak

Jiwo pada saat menjabat kepala desa berjalan normal saja. Namun seiring

dengan berjalannya waktu di periode kedua ada factor-faktor yang membuat

perubahan sikap dari bapak kepala desa. Namanya korps perangkat desa kan

hanya beberapa orang, kan kita tau orang itu kan macem-macem, ada orang

Page 31: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 31

yang cari amannya saja. Ada seseorang yang tidak suka dengan jabatan saya

yang menghasut kepala desa dengan opini-opini yang negative. Pada saat itu

kepala desa menyikapinya kurang bijak, ya itu tadi namanya orang kan

macem-macem, namanya kepala desa juga manusia, ada keterbatasan, tidak

sempurna. Pada akhirnya kepala desa itu mengambil sikap yang malah

merugikan orang lain, bahkan merugikan umum juga. Ya itu kita kembali lagi,

manusia itu tidak ada yang sempurna. Walaupun toh yang namanya kepala

desa, diapun juga manusia. Ya kembali lagi ke factor manusia itu mas, kita

tidak tau jika sekarang mereka teman, besok menjadi lawan. Imbasnya pada

waktu perjalanan saya sebagai sekretaris desa memasuki periode ke-2,

masyarakat kurang percaya kepada saya, karena saya dinilai tidak bisa bekerja

sehingga ada beberapa kelompok-kelompok yang menghendaki saya turun.

Mereka juga tidak salah, memang pada waktu itu pembagian kerjanya hanya

terpusat pada kepala desa. Saya tidak diberi kewenangan apapun oleh kepala

desa. Kepala desa pada saat itu arogan mas, aku kepala desane mau opo.

Akhirnya saya bertahan, dengan prinsip saya begini, saya tidak ambil pusing

dengan semua itu, saya berpikir begini, saya tidak ada waktu bekerja di kantor

sebagai pelayan masyarakat, apalagi kantor ini pada waktu dulu kurang

berfungsi mas, jadi perangkat desa itu bekerja di rumah masing-masing. Kalau

di kantor kan sepi, gak ada pekerjaan, alat-alat kantor juga tidak ada, dan juga

pada waktu itu masyarakat masih senang ke rumah perangkat desa untuk

mengurus sesuatu. Dengan berjalannya waktu juga, saya isi jam-jam saya

daripada nganggur tidak bisa bekerja dengan efektif, saya manfaatkan waktu

untuk bertani. Jadi keseharian saya dipandang masyarakat terkesan santai, kok

nyangkul ae gak tau nang kantor. Sehingga masyarakat mempunyai persepsi

bahwa saya tidak bisa bekerja. Alasan sebenarnya ya itu tadi mas, ada

pembonsaian pembagian kerja dari kepala desa. Terus dengan berjalannya

waktu. Walaupun saya gak di kantor mas, namanya perangkat itu kan tetap

kita pelayanan dimanapun, termasuk di rumah. Jadi fungsi sebagai perangkat

Page 32: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 32

yang menjadi pelayan, saya melayani warga yang memerlukan bantuan atau

pelayanan di rumah saya.

Y : terakhir pak, bapak tadi mengakatan bahwa bapak lebih mementingkan

kepuasan dalam bekerja. Apakah itu berarti bahwa bapak mengesampingkan

pendapatan bapak?

R : kadang kan gini mas, sebagai orang yang pada waktu itu saya direkrut

menjadi sekretaris desa dengan kondisi ekonomi Wiyurejo serta kondisi

ekonomi keluarga saya. Saya anggap saya masuk kesini (balai desa sebagai

sekretaris) sebagai peluang awal lah. Karena resikonya orang kuliah di desa

seperti saya ini ya, lain dengan kota, kalau di desa ini sekolah apalagi kuliah,

wuaduh, tantangannya sudah luar biasa mas. Jangan kuliah, SMA saja, wih

dukur tenan to sekolah e, gawe opo. Masyarakat itu begitu, apalagi kuliah.

Waktu itu saya itu mungkin di Wiyurejo itu jadi sorotan mungkin karena yang

termasuk orang miskin tapi kuliah itu mungkin Cuma saya. Sehingga sorotan

masyarakat itu macem-macem, keluargane ngono ae kuliah. Tapi saya gini

mas saya punya pemikiran yang lain dari orang-orang itu, saya kuliah bukan

berarti saya mencari pekerjaan, tidak itu mas. Saya hanya ingin, istilahnya apa

ya, usia di saat saya SMA ini mau ngapain. Saya itu ingin menimba ilmu

sebisa mungkin lah, setinggi mungkin sesuai dengan kemampuan saya. Jika

perkuliahan saya diukur dari ekonomi bukan logika,rasanya gak mungkin.

Tapi saya yakin saja, saya pasti bisa. Terus gini, saya jalani kuliah sampai

terakhir, sampai KKN, kemudian saya mendapat tawaran. Kenapa saya ambil

saja tawaran menjadi sekretaris desa itu, karena persepsi masyarakat orang itu

kalau kuliah sudah pasti dapat pekerjaan yang layak. Terus apalagi kalau

sudah kuliah lalu nganggur, masyarakat lebih dingin. Jadi saya piker saya

ambil saja, tawaran tidak akan dating untuk kedua kalinya. Disamping itu kita

mempunyai penghasilan, disamping itu jika ada hal-hal yang kita dapatkan

Page 33: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 33

dari pekerjaan ini kita nikmati dan syukuri sebagai berkah dari Yang Maha

Kuasa, berapapun serta apapun bentuknya.

2. Tokoh agama / Kyai

Lalu dengan tiba-tiba ada warga sekitar yang mengunjungi rumah pak Sarwani.

Orang tadi bermaksud meminta ijin karena akan mengadakan pengajian di sekitar

rumah pak Sarwani dan mengundang pak Sarwani sebagai pemimpin pengajian.

Namun pak Sarwani meminta maaf kepada orang tadi karena tidak bisa menjadi

pemimpin pengajian dikarenakan hari itu juga setelah Maghrib beliau harus

memimpin pengajian di Desa Ngroto. Dari situlah saya bisa menyimpulkan bahwa

keberadaan pak Sarwini sebagai kyai cukup disegani. Lalu saya melanjutkan

wawancara saya.

3. PKK

R : Sejak kapan bu jadi ketua PKK ?

A : Seiring bapak menjadi kepala desa?

R : Sejak kapan itu bu?

A : Sejak tahun 2007 mas

R : Itu dipilih atau gimana bu?

A : Jadi ketua penggerak PKK-nya ngikut bapak, karena bapak jadi kepala desa

secara otomatis menjadi ketua PKK

Page 34: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 34

Rumusan Masalah Kelima :

5. Bagaimana implikasi yang terjadi terhadap stuktur sosial di desa Wiyurejo ?

Indept Interview

1. Penyuluh Ternak

X: “Kalo pengaruh penyuluhan sama peternak disini seperti apa”

X : “Orang sini ga patih paham. Orang sini ga mau kalo suruh ngumpul terus

peyuluhan jarang gitu yang mau makanya ga patih ada udah lama ga ada

penyuluhan”

Y : “Kenapa gitu itu pak?”

X : “Orang kan sendiri sendiri. Dipikir udah kasih minum makan keluar susu cukup

orang kecil pikirannya ga tinggi-tinggi”

X : “Masih standar”

Y ; “Iya sama”

X : “Penyuluh itu niatnya memberikan agar kualitas bagus?”

Y : “Iya, agar kualitasnya bagus.”

X : “Gitu itu tanpa bayar atau gimana pak?”

Y : "Engga ga bayar. Ya Cuma dkumpul2kan dari koperasi disini gituloh “

X : “Ga ada potongan apapun”

Y : “Engga ga ada “

X : “Terus caranya penyuluh disini memberikan informasinya itu seperti apa “

Page 35: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 35

Y : “Dikumpulkan gitu satu kelompok. Dirumah sat uterus orang koperasi datang.

Umpamanya sini, orang-orang kumpul disini. Terus orang koperasi kesini ngasih

penyuluhan.

2. PKK

R : Kalau keterlibatan PKK dalam pembentukan struktus masyarakat disini itu

gimana bu ya? Mungkin kegiatannya

A : Kegiatannya ? iya mas, karena kegiatan kita yang mencakup sosial itu

banyak. Karena dukungan dari masyarakat sudah banyak. Karena kegiatan

kita itu kalau ada orang meninggal kita ta’ziyah, kalau ada orang sakit kita

menggalang dana . terus untuk anak yang kurang mampu kita juga membantu

untuk saat pertama kali pendaftaran. Jadi kita bantu biayanya.

3. Ketua Organisasi Peternak

Pewawancara : Oooh, gitu ya pak. Terus tugas bapak sebagai ketua komunitas

peternak itu apa aja pak?

Informan : Kepanjang tanganan dari anggota. Saya itu yang menyampaikan

aspirasi dari anggota-anggota ternak kepada pengurus kopsae dan yang

menyampaikan aspirasi dari pengurus kopsae ke anggota peternak

mbak. Yang lain ada juga mbak, itu melayani anu, pakan ternak gitu

lho mbak.

Pewawancara : Oh iya pak. Saepro yang dari Kopsae itu ya pak?

Informan : Ya, iya mbak. Saya yang mengurusi saepronya.

Page 36: Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 36

Pewawancara : mengurusi saepronya maksudnya seperti apa ya pak?

Pendistribusiannya gitu atau apanya pak?

Informan : Naah, iya mbak.

Pewawancara : Jadi peternak itu ga langsung beli Saepronya di kopsae situ ya pak?

Harus melalui bapak kalau mau beli saepro?

Informan : Iya mbak, peternak itu belinya melalui saya. Saya yang melayani

kalau ada peternak yang mau beli saepro. Jadi saya ke kopsae baru

saya berikan kepada para peternak.