48
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI Alamat Jl. Arya Banjar Getas –Lingkar Selatan Kota Mataram Telp (0370) 641155-641655 LAPORAN INVENTARISASI TANAMAN OBAT DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI

Invent Tanaman Obat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Invent Tanaman Obat

Citation preview

Page 1: Invent Tanaman Obat

DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) BA 029 BTNGR

TAHUN 2012

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANIAlamat Jl. Arya Banjar Getas –Lingkar Selatan Kota Mataram Telp (0370) 641155-641655

email:[email protected]

LAPORAN

INVENTARISASI TANAMAN OBAT

DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI

Page 2: Invent Tanaman Obat

LEMBAR PEGESAHAN

LAPORAN

INVENTARISASI TANAMAN OBAT

DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI

SPTN WILAYAH I RESORT SANTONG

1. Dasar Pelaksanaan : Surat Perintah Tugas Kepala Balai Taman

Nasional Gunung Rinjani PT. 338/BTNGR-

1/2012, tanggal 04 April 2012

2. Waktu Pelaksanaan : 7 (tujuh) hari, terhitung mulai tanggal 10 s/d 16

April 2012

Menyetujui,

Kepala Seksi PTN Wilayah I

PURWANTONO, S.Hut

NIP. 19731107 199803 1 001

Mataram, April 2012

Ketua Tim Pelaksana Kegiatan,

Alfian Johansyah, S.Hut

NIP. 19800502 199903 1 001

Mengetahui/ Mengesahkan :

Kepala Balai TNGR

Ir. Agus Budiono, M.Sc

NIP. 19590318 198603 1 002

3. Lokasi Kegiatan : Resort Santong, SPTN Wil. I, Taman Nasional

Gunung Rinjani.

4. Sumber Dana : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BA.

029 Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Tahun

2012

KATA PENGANTAR

Inventarisasi Tanaman Obat i

Page 3: Invent Tanaman Obat

Inventarisasi Tanaman Obat di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani

dilaksanakan hamper serempak di seluruh kawasan Taman Nasional Gunung

Rinjani di SPTN I & II. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui dan

memperbarui data mengenai jenis-jenis tanaman obat yang ada di Kawasan

Taman Nasional Gunung Rinjani sehingga didapatkan data terbaru mengenai tan

jenis-jenis tanaman pemanfaatan air serta mengetahui pendapat masyarakat

mengenai pentingnya keberadaan Taman Nasional Gunung Rinjani bagi

masyarakat.

Kegiatan identifikasi pemanfaatan air di kawasan Taman Nasional Gunung

Rinjani adalah merupakan salah satu kegiatan yang terdapat didalam Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Bagian Anggaran 029 Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani Tahun 2011.

Disadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan

saran untuk perbaikan sangat diharapkan. Kami ucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini. Semoga

laporan ini dapat memberikan manfaat berupa bahan informasi dan data dalam

rangka pengelolaan pada masa yang akan datang Taman Nasional Gunung

Rinjani, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Mataram, April 2012

Tim Penyusun,

Inventarisasi Tanaman Obat ii

Page 4: Invent Tanaman Obat

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

DAFTAR TABEL................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... v

I. PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Tujuan.......................................................................................... 2

C. Sasaran ....................................................................................... 2

II. GAMBARAN UMUM KEADAAN LOKASI................................ 3

A. Letak, Luas dan Status Kawasan................................................ 3

B. Kondisi Fisik Lapangan.............................................................. 4

C. Kondisi Sosekbud Masyarakat................................................... 5

D. Aksesibilitas............................................................................... 7

III. METODOLOGI PELAKSANAAN................................................. 8

A. Dasar Pelaksanaan...................................................................... 8

B. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan.................................................. 8

C. Tim Pelaksana............................................................................. 8

D. Alat dan Bahan........................................................................... 8

E. Metode Pelaksanaan.................................................................... 9

F. Analisis Data................................................................................ 10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 11

A. Hasil............................................................................................ 11

B. Pembahasan ............................................................................... 20

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................... 23

A. Kesimpulan ................................................................................ 23

B. Rekomendasi .............................................................................. 23

VI. PENUTUP ....................................................................................... 24

Inventarisasi Tanaman Obat iii

Page 5: Invent Tanaman Obat

LAMPIRAN............................................................................................ 25

Inventarisasi Tanaman Obat iv

Page 6: Invent Tanaman Obat

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kondisi Umum Desa di Resort Santong..................................... 6

Tabel 2 Jenis Tumbuhan obat yang ditemukan di resort santong........... 20

Inventarisasi Tanaman Obat v

Page 7: Invent Tanaman Obat

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Surat Perintah Tugas............................................................ 26

Lampiran I Foto Kegiatan...................................................................... 27

Inventarisasi Tanaman Obat vi

Page 8: Invent Tanaman Obat

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa mempunyai posisi

yang strategis dalam heterogenitas plasma nutfah yang ada. Hal ini telah

terbukti berabad-abad yang lalu dengan datangnya bangsa asing yang

menjajah bangsa Indonesia untuk diambil sumber daya alamnya berupa

rempah-rempah. Sumber daya inilah yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.

Seiring berjalannya waktu, dengan kemajuan teknologi saat ini,

bukan hal yang sulit lagi untuk membuat penemuan obat baru yang berasal

dari ekstraksi tanaman obat yang dahulu diolah secara tradisional. Selain

itu obat sintetis juga bisa dibuat dengan mudah dengan adanya teknologi

yang mendukung tersebut.

Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia memiliki

kerentanan terhadap kesehatan. Suplai obat untuk orang yang sakit juga

sangat besar , dan hampir sebagian besarnya berupa obat sintetis. Obat

sintetis ini memiliki manfaat dan juga kelemahan yang dapat memicu

penyakit lainnya. Hal tersebut tidak ubahnya seperti siklus daur yang tiada

henti. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah gerakan

menyadarkan masyarakat untuk hidup back to nature.

Penelitian para ahli botani dan tumbuhan obat saat ini sudah mulai

banyak dipublikasikan. Penelitian ini tentunya menjadi bukti bahwa

tanaman obat memiliki peranan penting dalam penemuan-penemuan baru

mengenai keberagaman manfaat yang bisa dihasilkan dari tanaman yang

ada di sekitar kita.

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani sebagai salah satu kawasan

konservasi mempunyai peranan dan manfaat yang penting bagi masyarakat

terutama masyarakat di kawasan pulau Lombok. Selain itu Taman

Nasional Gunung Rinjani merupakan gudang ilmu bagi para peneliti untuk

mempelajari segala sesuatu yang ada di dalam kawasan yang bertujuan

untuk memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.

Inventarisasi Tanaman Obat 1

Page 9: Invent Tanaman Obat

Karena bertipe hutan hujan tropis, maka keanekaragaman yang

terkandung didalam gunung rinjani sangat heterogen. Heterogenitas ini

berupa flora dan fauna. Flora yang ada di dalam kawasan Taman Nasional

Gunung Rinjani mempunyai manfaat sebagai bahan pengan dan juga

sebagai tumbuhan obat. Oleh karena itulah perlu diadakan kegiatan

inventarisasi dan identifikasi tanaman obat didalam kawasan Taman

Nasional gunung Rinjani agar memberikan gambaran betapa banyaknya

tanaman obat yang terdapat didalamnya.

B. Tujuan

1. Mengetahui jenis tumbuhan obat yang terdapat di dalam kawasan

Taman Nasional Gunung Rinjani terutama di Resort Santong.

2. Mengetahui pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat sekitar

hutan.

3. Mengetahui permasalahan dalam pemanfaatan tanaman obat di

kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani

C. Sasaran

1. Dapat menginventarisasi jenis tanaman obat

2. Memperoleh data yang akurat untuk pembentukan sistem database

Taman Nasional Gunung Rinjani.

Inventarisasi Tanaman Obat 2

Page 10: Invent Tanaman Obat

II. GAMBARAN UMUM KEADAAN LOKASI

A. Letak, Luas dan Status Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani

Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani terletak di Pulau Lombok

secara geografis terletak antara 116°21’30” - 116°34’15” Bujur Timur dan

8°18’18” - 8°321’9” Lintang Selatan merupakan daerah bergunung-gunung

dengan ketinggian mulai 500 — 3726 m dpl (Puncak Rinjani) dengan variasi

kemiringan lahan bervariasi datar, bergelombang, berbukit sampai bergunung.

Gunung-gunung yang ada disekitar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani

diantaranya Gunung Pelawangan (± 2.658 m dpl), Gunung Daya (± 2.914 m

dpl), Gunung Sangkareang (± 2.588 m dpl), Gunung Buah Mangge (± 2.895 m

dpl) dan Gunung Kondo (± 2.947 m dpl).

Pada awalnya Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan kawasan

Suaka Marga Satwa yang ditetapkan Gubernur Hindia Belanda pada tahun

1941 berdasarkan Surat Keputusan No. 15 Staatblaat Nomor 77 tanggal 12

Maret 1941,

Kemudian diumumkan melalui Surat Pernyataan Menteri Kehutanan

No. 448/Menhut.VI/ 1990, pada acara Puncak Pekan Konservasi Alam

Nasional ke-3 di Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat dan ditetapkan

sebagai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan Surat Keputusan Menhut

No. 280/Kpts.VI/ 1997 tanggal 23 Mei 1997 dengan luas definitif ± 41.330

Ha, yang terletak di tiga wilayah Kabupaten di Pulau Lombok dengan

organisasi pengelolaannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Menhut No.

185/Kpts/97 tanggal 27 Mel 1997, dengan nama Unit Taman Nasional

Gunung Rinjani setingkat eselon IV.a.

Selanjutnya pada tahun 2002 berubah menjadi Balai Taman Nasional

Gunung Rinjani setingkat eselon III.a dengan Surat Keputusan Menhut No.

6186/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

Kemudian diperbarui kembali melalui Peraturan Menteri Kehutanan

nomor : P. 03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Pebruari 2007 tentang Organisasi dan

Inventarisasi Tanaman Obat 3

Page 11: Invent Tanaman Obat

Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, dimana dalam peraturan

ini Balai Taman Nasional Gunung Rinjani termasuk Balai Taman Nasional

tipe B yang memiliki 2 Seksi Pengelolaan Taman Nasional yaitu :

1. Seksi Pengelolaan Taman Nasional I Wilayah Lombok Utara

Menangani wilayah Taman Nasional yang berada di Kabupaten Lombok

Utara dengan luas areal ± 12.357,67 Ha (30%) yang dibagi dalam 3 (tiga)

Resort dengan 3 (tiga) Pos jaga.

2. Seksi Pengelolaan Taman Nasional II Wilayah Lornbok Tirnur

Menangani wilayah Taman Nasional yang berada di 2 (dua) Kabupaten di

Kabupaten Lombok Timur seluas ± 22.152,88 Ha (53%), sementara wilayah

Tarnan Nasional yang berada di Kabupaten Lornbok Tengah seluas ±6.819,45

Ha (17%) yang terbagi ke dalam 6 (enam) Resort dengan 6 (enam) Pos jaga.

B. Kondisi Fisik Lapangan

TNGR memiliki jenis-jenis tanah Regosol, Litosol, Andosol dan

Mediteran dengan bentuk wilayah vulkan. Jenis tanah Regosol kelabu dan

Litosol menyebar luas di bagian puncak dan sekitar Danau Segara Anak. Pada

bagian kaki Gunung Rinjani dikelilingi oleh jenis tanah “Brown Forest Soil”

(Andosol) dan Regosol coklat. Demikian juga erosi dan longsoran terlihat

pada Puncak Gunung Rinjani. Di Kecamatan Pringgabaya ditemui jenis tanah

mediteran coklat. Bahan induk tanah-tanah tersebut adalah abu dan pasir

volkan yang sangat mudah tererosi (gully erosion) dengan kedalaman > 50

cm.

Menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson, kawasan TNGR mempunyai

iklim tropis, yaitu tipe iklim C dan D di sebelah Barat dan Tengah, dan tipe

iklim E disebelah Timur, dengan 3 – 4 bulan basah dan selama 8 bulan

kering. Musim hujan biasanya terjadi antara bulan November sampai dengan

Maret (Muson Barat Laut). Intensitas hujan bervariasi menurut ketinggian dan

letak geografis. Makin tinggi lokasi dari permukaan laut, curah hujan

cenderung makin tinggi pula. Daerah pantai utara serta timur relatif lebih

kering dibandingkan daerah pantai barat dan selatan. Suhu rata-rata di

Inventarisasi Tanaman Obat 4

Page 12: Invent Tanaman Obat

Lombok (Mataram) 22C dengan variasi 30 - 32C (maksimum) dan 20 -

24C (minimum). Kelembaban nisbi antara 75 – 85%. Temperatur di Puncak

Gunung Rinjani diperkirakan berkisar antara 10 dan 11C terutama di musim

kemarau dan di saat bertiup angin kencang.

Kawasan Gunung Rinjani merupakan daerah tangkapan air yang sangat

penting bagi daerah di sekitarnya. Sekitar 90% mata air di Pulau Lombok

berhulu di TNGR. Danau Segara Anak juga salah satu sumber air potensial

bagi daerah di sekitarnya. Salah satu sumber air penting adalah mata air Putih,

mengalir ke arah Utara, sebagai pertemuan air panas berbelerang dan air yang

berasal dari danau. Sumber-sumber air panas dimaksud berada pada jarak ±

100 meter di sebelah utara danau. Mata air-mata air lainnya: mata air Amor-

amor, mata air Lekok Reak, mata air Jurit semuanya bermuara ke Laut Bali.

Mata air-mata air yang bermuara ke Samudra Hindia antara lain : mata air

Lenek dan mata air Teratak (hulu DAS Dodokan) dan mata air Marongge.

Sedangkan mata air Jaga, mata air Belek, mata air Terutuk dan mata air

Grenggengan bermuara ke Selat Alas. Di Lombok terdapat 3 DAS prioritas

yang harus dibina, yaitu DAS Putih, DAS Dodokan dan DAS Marongge.

C. Kondisi Sosekbud Masyarakat Sekitar

Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang masuk dalam wilayah

administratif 3 kabupaten dengan 14 kecamatan dengan 28 desa. Dengan

demikian, maka keberadaan TNGR tidak dapat dipisahkan dari dinamika

masyarakat disekitar kawasan.

Hasil survei yang dilakukan WWF Nusa Tenggara (2005) menunjukkan

bahwa penduduk disekitar kawasan hutan Rinjani berjumlah 600 ribu jiwa, 70

% diantaranya tergolong miskin. Kemiskinan ini disebabkan berbagai hal yang

saling berkaitan mulai dari tingkat pendidikan yang rendah, sumberdaya alam

yang semakin berkurang akibat terjadi perambahan hutan, infrastruktur

ekonomi yang terbatas disebabkan oleh faktor geografis, dan tingkat kesehatan

yang rendah. Kondisi ini diperparah oleh meningkatnya laju kerusakan setiap

tahun sehingga tanah kritis di dalam kawasan semakin meluas. Kondisi ini

Inventarisasi Tanaman Obat 5

Page 13: Invent Tanaman Obat

juga berpengaruh terhadap menurunnya jumlah titik mata air. Jumlah titik

mata air di NTB pada tahun 1985 sebanyak 702 menurun menjadi 262 pada

tahun 2000. Penurunan jumlah titik mata air juga diikuti dengan penurunan

debit air.

Selain itu, infrastruktur sosial dan ekonomi yang ada di kawasan Taman

Nasional Gunung Rinjani relatif rendah. Sarana dan Prasarana pendidikan

relatif cukup tersedia tetapi sebagian besar penduduknya hanya dapat

mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah dasar. Pendidikan lanjutan

(sekolah menengah) masih bisa dilakukan dikota-kota kecamatan disekitar

kawasan.

Sarana kesehatan juga cukup tersedia disekitar kawasan Taman Nasional

Gunung Rinjani. Fasilitas kesehatan yang tersedia terdiri dari rumah sakit,

puskesmas dimasing-masing kecamatan, rumah bersalin, puskesmas

pembantu, balai pengobatan, tempat praktek dokter, polindes (pos persalinan

desa), apotik dan toko obat. Tenaga kesahatan yang tersedia adalah dokter,

paramedik, bidan dan dukun bayi.

Berbagai fasilitas dan infrastruktur perekonomian juga tersedia

dikawasan Taman Nasional Gunung Rinjani seperti pasar, toko,kios/warung,

koperasi, bank dan LKP (lembaga kredit pedesaan). Fasilitas ini sebagian

besar berasa di kota-kota kecamatan dan desa.

Secara lebih terperinci, kawasan yang akan diinventarisasi pada kegiatan

ini meliputi adalah Desa Santong yang kondisi umumnya dapat dilihat di

bawah ini :

Tabel 1 Kondisi Umum Desa di Resort Santong

No. Kondisi umum Desa Bayan

1. Kondisi Fisik

-Tipologi Desa sekitar hutan

-Ketinggian 400-700 m dpl

-Curah hujan 2000 mm

-Jumlah bulan hujan 6

2. Potensi Biotik

-Tanaman Potensial padi

Inventarisasi Tanaman Obat 6

Page 14: Invent Tanaman Obat

-Ternak potensial sapi

3. Potensi Wisata Air terjun

4. Sosek

-Mata Pencaharian Petani

5. Aksesiblitas 8 Km dari Kecamatan

Sumber : Profil Kecamatan Kayangan

Inventarisasi Tanaman Obat 7

Page 15: Invent Tanaman Obat

III. METODOLOGI PELAKSANAAN

A. Dasar Pelaksanaan

Surat Perintah Tugas Kepala Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani Nomor : PT. 338/BTNGR-1/2012, tanggal 4 April 2012

tentang kegiatan Inventarisasi Tanaman Obat di wilayah kerja Resort

Santong, SPTN Wilayah I Lombok Utara.

B. Waktu dan lokasi

Kegiatan Inventarisasi Tanaman Obat dilaksanakan pada tanggal

10 s/d 16 April 2012 di Desa Santong yang termasuk dalam wilayah

kerja Resort Santong dilingkup Seksi Pengelolaan Taman Nasional

Wilayah I Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

C. Tim Pelaksana

Kegiatan Inventarisasi Tanaman Obat di kawasan Taman Nasional

Gunung Rinjani ini dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari 5 orang

staff Balai Taman Nasional Gunung Rinjani :

1. Alfian Johansyah, S.Hut

2. Munaji

3. Setya Kurniawan, S.Hut

4. Rony Kristiawan, A.Md

5. Isnan Laila Surahmat

D. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam Kegiatan Inventarisasi

Obat di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani adalah sebagai

berikut:

1. Alat :

- Alat tulis yang digunakan sebagai pencatatan data

- Kamera yang digunakan sebagai dokumentasi

- Meteran tali yang digunakan untuk luas lokasi

- Parang untuk pembersihan lahan

Inventarisasi Tanaman Obat 8

Page 16: Invent Tanaman Obat

2. Bahan :

- Buku pengenalalan Tanaman Obat sebagai data

pendukung

- Tanaman Obat di kawasan Santong

E. Metode Pelaksanaan

Metode kegiatan Inventarisasi Tanaman Obat di Taman Nasional

Gunung Rinjani meliputi :

1. Pengumpulan data primer dari peninjauan langsung dan wawancara.

2. Pengumpulan data sekunder dari menelaah laporan dan dokumen lain

terkait dengan Kegiatan Inventarisasi Tanaman Obat di Kawasan Taman

Nasional Gunung Rinjani.

Inventarisasi tumbuhan obat dilakukan dengan menggunakan metode

transek atau jalur. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

Menentukan lokasi pengambilan sampel dengan luasan 20 ha (200 m x

1000 m);

Membuat garis transek sepanjang 1000 m dan memotong kontur;

Membuat garis tegak lurus dan memotong transek dengan jarak antar garis

100 m;

Menentukan titik pengamatan di sebelah kiri dan kanan transek pada garis

tegak lurus dengan jarak antar titik 50 m;

Membuat petak contoh dengan ukuran 10 m x 10 m pada tiap titik

pengamatan;

Mencatat jenis tumbuhan obat, bagian yang dimanfaatkan, kegunaannya

dan jumlah jenis yang terdapat dalam petak contoh.

Keterangan

Inventarisasi Tanaman Obat 9

50 m50 m

1000 m

200 m

100 m

: petak contoh Sketsa penempatan petak contoh.

Page 17: Invent Tanaman Obat

F. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan melakukan perhitungan besarnya

kerapatan jenis tumbuhan obat. Perhitungan besarnya kerapatan dihitung

dengan menggunakan persamaan :

kerapatan= jumlahindividu suatu jenisluas petak contoh

kerapatan relatif = kerapatan suatu jeniskerapatan seluruh jenis

×100 %

Inventarisasi Tanaman Obat 10

Page 18: Invent Tanaman Obat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari kegiatan Inventarisasi Tumbuhan Obat yang telah dilakukan,

ditemukan beberapa jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai obat dan

merupakan bagian dari kearifan lokal masyrakat Desa Santong. Tumbuhan

tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. Nama Lokal : LempuiNama Ilmiah : Amomum coccineumFamily : ZingiberaceaeHabitus : SemakBagian yang dimanfaatkan : bunga, rimpangEfek farmakologis : flu, gejala polip,

sinus ; bunga berkhasiat sebagai peluruh air susu ibu, sedangkan rimpangnya untuk bahan kosmetika

Cara penggunaan : Untuk flu, gejala polip dan sinus ambil satu tunas dan ambil dalamnya dikuyah dan ditelan cukup satu tunas untuk 2 kali. Untuk peluruh air susu ibu dipakai ± 10 gram kuncup bunga tepus sigung, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus

2. Nama Lokal : Paku sayurNama Ilmiah : Diplazium esculentumFamily : PteridophytaHabitus : SemakBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : daun mengandung vitamin cCara penggunaan : Untuk flu, gejala polip dan

sinus ambil satu tunas dan ambil dalamnya dikuyah dan ditelan cukup satu tunas untuk 2 kali. Untuk peluruh air susu ibu dipakai ± 10 gram kuncup bunga tepus sigung, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus

Inventarisasi Tanaman Obat 11

Page 19: Invent Tanaman Obat

3. Nama Lokal : LemutungNama Ilmiah : Rubus moluccanaFamily : RosaceaeHabitus : semakBagian yang dimanfaatkan : bunga, buahEfek farmakologis : sariawanCara penggunaan : Bunganya di

tumbuk lalu tempelkan pada bagian yang sariawan. Bunga dan tangkainya dihaluskan. Lalu dicampur dengan air satu gelas. air hasil ekstraksi disaring dan diminum. Denga dosis 3-4 kali sehari.

4. Nama Lokal : sembali kateNama Ilmiah : Cissus discolorFamily : VitaceaeHabitus : MerambatBagian yang dimanfaatkan : daun, batangEfek farmakologis : Daun Cissus discolor berkhasiat

sebagai obat bengkak, sakit perut dan untuk peluruh haid, sedangkan batangnya untuk obat asma dan sebagai penambah nafsu makan.

Cara penggunaan : Untuk obat sakit bengkak dipakai 5 gram daun Cissus discolor, dicuci dan ditumbuk halus lalu ditempelkan pada bagian yang bengkak dan dibatut dengan kain bersih

5. Nama Lokal : banitanNama Ilmiah : Polythia glaucaFamily : AnnonaceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : daun muda obat diareCara penggunaan : untuk sakit diare, ambil

daun muda lalu dimakan langsung agar diare berkurang. Intensitas digunakan adalah setelah diare. Jika diare sudah mulai berkurang, maka berhenti makan daunnya.

Inventarisasi Tanaman Obat 12

Page 20: Invent Tanaman Obat

6. Nama Lokal : LempanasNama Ilmiah : Zingiber spFamily : ZingiberaceaeHabitus : semakBagian yang dimanfaatkan : umbi/akarEfek farmakologis : umbi untuk ibu baru

melahirkanCara penggunaan : Umbi lempanas yang

sudah diambil, dimemarkan agar air darii umbi tersebut dapat keluar. Setelah itu, umbi diperas untuk diminumkan pada ibu yang baru melahirkan agar menghangatkan badan dan memulihkan stamina pasca melahirkan.

7. Nama Lokal : pinang hutanNama Ilmiah : Pinanga kuhliiFamily : ArecaceaeHabitus : MerambatBagian yang dimanfaatkan : buah, bijiEfek farmakologis : buah untuk mengobati kencing

manis, peningkat libido, rabun, disentri. Biji digunakan sebagai obat cacing, obat eksim, obat gigi.

Cara penggunaan :Buaha. Buah pinang muda dikunyah untuk mengobati

kencing manis.b. Obat gigi.c. Obat luka.d. menyembuhkan kudis, difteri, banyak darah ketika

haid, hidung berdarah atau sariawan, mencret, koreng dan borok.

e.  Konon, buah pinang sirih muda dapat meningkatkan gairah seksual sehingga tidak mengherankan kalau buah ini biasa dipakai pada saat ritual.

f. Jus pinang muda digunakan sebagai obat luar untuk rabun bila dititik pada kornea.ditelan untuk demam, histeria, disenteri dan pirai.

BIJIa. Digunakan sebagai obat cacing.b.  Obat eksimc. Obat gigi.

AKAR DAN SABUT PINANGa. Untuk disentri.b. Akar untuk membanyakkan urine dan mengobati

sakit perut

Inventarisasi Tanaman Obat 13

Page 21: Invent Tanaman Obat

8. Nama Lokal : pulus/jelatengNama Ilmiah : Laportea stimulansFamily : AnnonaceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : kulitEfek farmakologis : kulit sebagai pereda

gatalCara penggunaan : getah digunakan untuk

mengantisipasi gatal yang disebabkan oleh bulu tipis yang terdapat dibawah daun jelateng. Caranya adalah dengan mengoleskan getah ke bagian tubuh yang gatal

9. Nama Lokal : Apok-apokNama Ilmiah : Mikania cordataFamily : AsteraceaeHabitus : MerambatBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : lukaCara penggunaan : daun apok-apok dikunyah

terlebih dahulu, lalu kemudian ditempelkan pada bagian yang mengalami luka. Ulang perlakuan ini sampai dengan luka mengering

10. Nama Lokal : pria gawahNama Ilmiah : Rhamnus nepalensisFamily : AnnonaceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : kulit tebalCara penggunaan : daun digiling atau

dikunyah untuk selanjutnya dioleskan pada kulit yang mengalami penebalan. Hal ini dilakukan berulang kali sampai gejala kulit tebal menghilang.

Inventarisasi Tanaman Obat 14

Page 22: Invent Tanaman Obat

11. Nama Lokal : sisik nagaNama Ilmiah : Drymoglossum piloselloidesFamily : polypodiaceaeHabitus : ternaBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : Daun sisik naga obat

penyakit gondongan (parotitis), TBC kulit dengan pembesaran kelenjar getah bening (skrofuloderma), sakit kuning (jaundice), sukar buang air besar (sembelit), sakit perut, disentri, kencing nanah (gonore), batuk, abses paru-paru, TB paru disertai batuk darah, pendarahan, seperti luka berdarah, mimisan, berak darah, muntah darah, perdarahan pada perempuan, rematik, keputihan (leukore), dan kanker payudara.

Cara penggunaan :a. Radang gusi (gingivitis)

Cuci daun sisik naga secukupnya sampai bersih, lalu kunyah. Biarkan kunyahan tersebut cukup lama di bagian gusi yang meradang. Selanjutnya, buang ampasnya. Lakukan 3-4 kali sehari, sampai sembuh.

b. Rematik jaringan lunak (nonartikuler)Cuci 15-30 g daun sisik naga segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

c. Sakit kuning (jaundice)Cuci 15-30 g daun sisik naga segar sampai bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai airnya tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.

d. SariawanCuci 1 genggam daun sisik naga sampai bersih, lalu rebus dalam 2 gelas air sampai mendidih (selama 15 menit). Gunakan air saringannya untuk berkumur selagi hangat.

e. Menghentikan perdarahanCuci 30 g daun sisik naga segar, lalu giling sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring, lalu air saringannya diminum. Lakukan 3 kali sehari sampai sembuh.

12. Nama Lokal : bajurNama Ilmiah : Pterospermum javanicumFamily : sterculiaceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : kulitEfek farmakologis : Pepagan kayu

dapat digunakan sebagai obat sakit perut, disentri, bisul, sakit gigi, pendarahan, keseleo dan kulit melepuh. Daun dan kulit batang yang banyak mengandung tannin dapat berkhasiat mengobati gatal-gatal dan disentri.

Cara penggunaan : pepagan kayu ditumbuk ± 10 gram, lalu dicampur dengan air sebanyak 2 gelas. Lalu air direbus sampai berkurang menjadi 1 gelas dan diminumkan.

Inventarisasi Tanaman Obat 15

Page 23: Invent Tanaman Obat

13. Nama Lokal : tandan geleNama Ilmiah : Cissus verticillataFamily : VitaceaeHabitus : MerambatBagian yang dimanfaatkan : daun, batangEfek farmakologis : Daun Cissus discolor berkhasiat

sebagai obat bengkak, sakrt perut dan untuk peluruh haid, sedangkan batangnya untuk obat asma dan sebagai penambah nafsu makan.

Cara penggunaan : Untuk obat sakit bengkak dipakai 5 gram daun Cissus discolor, dicuci dan ditumbuk halus lalu ditempelkan pada bagian yang bengkak dan dibatut dengan kain bersih

14. Nama Lokal : banitanNama Ilmiah : Polythia glaucaFamily : AnnonaceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : daun muda obat diareCara penggunaan : untuk sakit diare, ambil

daun muda lalu dimakan langsung agar diare berkurang. Intensitas digunakan adalah setelah diare. Jika diare sudah mulai berkurang, maka berhenti makan daunnya.

2. Mata gatal dan mata merah.Bahan: 7 lembar daun sirih muda segarCara membuat: bahan dicuci bersih,

15. Nama Lokal : Sirih hutanNama Ilmiah : Piper caducibracteumFamily : PiperaceaeHabitus : ternaBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : Batuk, Sariawan,

Bronchitis, Jerawat, Keputihan, Sakit gigi karena berlubang (daunnya), Demam berdarah, Bau mulut9.Haid tidak teratur, Asma, Radang tenggorokan (daun dan minyaknya), Gusi bengkak (getahnya), Membersihkan Mata. Eksim,, Luka bakar, Koreng (pyodermi), Kurap kaki, Bisul, Mimisan, Sakit mata, Perdarahan gusi, Mengurangi produksi ASI yang berlebihan, Menghilangkan gatal.

Cara penggunaan :1. BisulBahan: daun sirih secukupnyaCara membuat: bahan dicuci bersih, ditumbuk halus.Cara menggunakan: dibalurkan pada bisul dan sekelilingnya,lalu balut dengan kain bersih. Ganti ramuan 2 kali sehari.

Inventarisasi Tanaman Obat 16

Page 24: Invent Tanaman Obat

rebus bahan dengan 1 gelas air hingga mendidih. Dinginkan, lalu saring.Cara menggunakan: digunakan untuk cuci mata dengan memakai gelas cuci mata. Lakukan 3 kali sehari sampai sembuh.

4. Mengurangi produk ASI yang berlebihan Bahan: 4 lembar daun sirih dan minyak kelapa secukupnya. Cara membuat: daun sirih diolesi dengan minyak kelapa, Kemudian dipanggang dengan api. Cara menggunakan: dalam keadaan masih hangat ditempelkan di seputar buah dada. 

6. Keputihan Bahan: 7 – 10 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2,5 liter air sampai mendidih. Cara menggunakan: air rebusan daun sirih tersebut dalam keadaan masih hangat dipakai untuk membasuh/membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang. 

3. Menghilangkan bau badan dan keringat berlebihanBahan: 17 lembar daun sirih segarCara membuat: bahan dicuci bersih, direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Tambahkan 1 sendok teh garam. Dinginkan lalu saring.Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore bersama 1 sendok makan madu.

5. Luka bakarBahan: daun sirih secukupnyaCara membuat: bahan dicuci bersih, ditumbuk halus. Peras hasil tumbukan hingga diperoleh airnya. Tambahkan sedikit madu pada air perasan.Cara menggunakan: oleskan pada tempat luka bakar

7. MimisanBahan: daun sirih yang agak mudaCara membuat: bahan dicuci bersih, diremas-remas lalu gulung daun.Cara menggunakan: gunakan untuk menyumbat hidung berdarah

16. Nama Lokal : lada hutanNama Ilmiah : Piper nigrumFamily : PiperaceaeHabitus : ternaBagian yang dimanfaatkan : daun, buahEfek farmakologis :

Buah:Disentri.Kolera. Kaki bengkak. Nyeri haid.Rematik (nyeri otot). Selesma.Sakit kepala (obat luar).

Daun: Batu ginjal.Cara penggunaan :

Kaki Bengkak (pada wanita hamil)Ramuan:Buah Lada hitam 10 butirRimpang Lempuyang Emprit segar 1 JariDaun Sirih segar 2 helaiArak sedikit

Cara pembuatan: Dipipis hingga halus dan ditambah

sedikit arak.Cara pemakaian: Dibalurkan pada kaki pada waktu malam

sebelum tidur. Lama pengobatan:Diulang sampai sembuh

Inventarisasi Tanaman Obat 17

Page 25: Invent Tanaman Obat

17. Nama Lokal : LanteNama Ilmiah : Clerodendrum speciosissimumFamily : verbenaceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : seluruh bagianEfek farmakologis : Analgesik dan diureticCara penggunaan : Seluruh tumbuhan

sebanyak 10 – 15 g direbus atau digiling menjadi bubuk dan diseduh, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar ditumbuk sampai lumat lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau daun segar direbus, airnya untuk mencuci muka.

18. Nama Lokal : nenasi putihNama Ilmiah : Chlorantus spicatusFamily : ChloranaceaeHabitus : ternaBagian yang dimanfaatkan : buah,daun dan akarEfek farmakologis : CacarCara penggunaan : daun atau akarnya

direbus dari 2 gelas menjadi satu gelas lalu airnya diminum (cara dalam). Cara luar: daun dan sekur dikunyah bersamaan lalu ampasnya disemprotun pada kulit yang terkena cacar

19. Nama Lokal : kumbiNama Ilmiah : Tabernaemontana macrocarpaFamily : ApocynaceaeHabitus : PohonBagian yang dimanfaatkan : GetahEfek farmakologis : radang gigiCara penggunaan : getah kumbi dicampur dengan

sedikit garam, Lalu tempatkan pada lubang gigi yang sakit. Apabila gigi mau copot supaya tidak terasa sakit, gunakan kapas yang telah ditetesi campuran getah kumbi dan garam. Gigit dengan gigi yang mau copot

20. Nama Lokal : bayam hutanNama Ilmiah : alternanthera strigosaFamily : amaranthaceaeHabitus : ternaBagian yang dimanfaatkan : Daun atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.Efek farmakologis :Peluruh air seni, anti diare, dan anti nyeri.Cara penggunaan :

Obat sakit kepala : daun bayem ungu segar sebanyak 60 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus.

Obat diare : daun bayem hutan

segar sebanyak 50 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus. Dianjurkan untuk diminum setelah buang air besar.

Inventarisasi Tanaman Obat 18

Page 26: Invent Tanaman Obat

21. Nama Lokal : kondangNama Ilmiah : Ficus VariagataFamily : MoraceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : buahEfek farmakologis : Buah kondang bermanfaat untuk obat

luka bernanah, disentri, berak darah, pektay dan eksim.

Cara penggunaan :

a. Untuk luka bernanah, diambil getah dari batang lalu dioleskan disekitar luka untuk melindungi infeksi atau hinggapan lalat.

b. Untuk disentri, ambil 3-5 buah daun yang muda ditumbuk dan diperas airnya diminum 2 kali sehari

c. Untuk berak darah, ambil secukupnya kulit batang atau pohon dan diseduh didalam gelas

d. Untuk pektay, cukup dengan mengkonsumsi daun muda sebagai lalap.

22. Nama Lokal : kadakaNama Ilmiah : Asplenium nidusFamily : AspleniaceaeHabitus : semakBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : pegel linu, sakit kepalaCara penggunaan : daun dicuci sampai

bersih, lalu ditumbuk sampai halus. Tumbukan yang halus tersebut airnya disaring lalu diminumkan kepada penderita sakit pegel linu atau sakit kepala.

23. Nama Lokal : begoniaNama Ilmiah : begonia hirtellaFamily :BegoniaceaeHabitus : TernaBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : Pemecah bisul,Obat pusing

Cara penggunaan :1. Pemecah bisul, ambil beberapa lembar

daun, diremas dan tempelkan pada bagian bisul. Ulangi hingga beberapa kali.

2. Untuk obat pusing, ambil beberapa lembar daun, kemudian ditumbuk dan diborehkan pada kening.

Inventarisasi Tanaman Obat 19

Page 27: Invent Tanaman Obat

B. Pembahasan

Dari kegiatan inventarisasi tumbuhan obat yang telah dilakukan,

ditemukan sebanyak 23 jenis tumbuhan obat yang telah teridentifikasi. Dari

keseluruhan jumlah tersebut terdiri dari jenis pohon, semak, dan tumbuhan

merambat. Terdapat 10 jenis semak, 5 jenis tumbuhan merambat, dan 7 jenis

pohon.

Dari kegiatan inventarisasi ini terdapat jenis-jenis tumbuhan obat yang

mempunyai sebaran yang luas yaitu Bajur (Pterospermum javanicum), pulus

(laportea stimulans), Sisik naga (Drymoglossum piloselloides). Selain itu

terdapat pula tumbuhan obat yang hanya dijumpai pada petak ukur tertentu

dan jumlahnyapun terbatas, antara lain :Kadaka (Asplenium nidus), begonia

(Begonia hirtella), Kondang (Ficus variagata) dibawah ini adalah daftar jenis

tumbuhan obat yang ditemukan di resort santong

Tabel 2. Jenis Tumbuhan obat yang ditemukan di resort santong

No Nama /SpesiesJumla

h

Jumlah petak

ditemukankerapatan

kerapatan relatif

frekwensi

frekwensi relatif

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Amomum coccineum 9 40.00225

0.025139665 0.375

0.083798883

2 Diplazium esculentum 90 150.0225

0.251396648 0.1

0.022346369

3 Rubus moluccana 22 40.0055

0.061452514 0.075

0.016759777

4 Cissus discolor 6 30.0015

0.016759777 0.375

0.083798883

5 Polythia glauca 23 150.00575 0.06424581 0.125

0.027932961

6 Zingiber sp 13 50.00325

0.036312849 0.075

0.016759777

7 Pinanga kuhlii 3 30.00075

0.008379888 0.5

0.111731844

8 Laportea stimulans 35 200.00875

0.097765363 0.275

0.061452514

9 Mikania cordata 17 110.00425

0.047486034 0.175

0.039106145

10 Rhamnus nepalensis 13 70.00325

0.036312849 0.2

0.044692737

11 Drymoglossum piloselloides 49 80.01225

0.136871508 0.75

0.167597765

12 Pterospermum javanicum 38 300.0095

0.106145251 0.1

0.022346369

13 Cissus verticillata 4 40.001

0.011173184 0.1

0.022346369

Inventarisasi Tanaman Obat 20

Page 28: Invent Tanaman Obat

14 Polythia glauca 4 40.001

0.011173184 0.075

0.016759777

15 Piper caducibracteum 6 30.0015

0.016759777 0.075

0.016759777

16 Piper nigrum 6 30.0015

0.016759777 0.075

0.016759777

17Clerodendrum speciosissimum

4 30.001

0.011173184 0.05

0.011173184

18 Chlorantus spicatus 6 20.0015

0.016759777 0.05

0.011173184

19Tabernaemontana macrocarpa

2 20.0005

0.005586592 0.05

0.011173184

20 alternanthera strigosa 2 20.0005

0.005586592 0.025

0.005586592

21 Ficus Variagata 2 10.0005

0.005586592 0.025

0.005586592

22 Asplenium nidus 2 10.0005

0.005586592 0.025

0.005586592

23 begonia hirtella 2 10.0005

0.005586592 0.8 0.17877095

Jumlah 361 32 0.0895 1 4.475 1Terlihat dari data hitungan, kerapatan setiap vegetasi berbeda-beda.

Terlihat dari data yang dihitung bahwa kerapatan tertinggi adalah pada Diplazeum

esculantum (pakis) sebesar 0.0225, kemudian diikuti oleh Drymoglossum

piloselloides (sisik naga) , dengan kerapatan sebesar 0.01225, serta berbagai jenis

vegetasi dengan kerapatan rendah sebesar 0.0005 pada jenis begonia hirtella ,

Asplenium nidus, Ficus Variagata, alternanthera strigosa, Tabernaemontana

macrocarpa.

Kerapatan suatu spesies menunjukkan jumlah individu spesies dengan

satuan luas tertentu, maka nilai kerapatan merupakan gambaran mengenai jumlah

spesies tersebut pada lokasi pengamatan. Nilai kerapatan belum dapat

memberikan gambaran tentang bagaimana distribusi dan pola penyebarannya.

Gambaran mengenai distribusi individu pada suatu jenis tertentu dapat dilihat dari

nilai frekwensinya sedangkan pola penyebaran dapat ditentukan dengan

membandingkan nilai tengah spesies tertentu dengan varians populasi secara

keseluruhan (Arrijani.2006).

Frekuensi terbesar ditemukan pada Diplazeum esculantum sebesar 0.1 dari

40 plot yang diamati. Jenis ini merupakan jenis yang nilai kerapatan dan

frekuensinya tertinggi sehingga dapat dianggap sebagai jenis yang rapat serta

tersebar luas pada hampir seluruh lokasi pengamatan.

Inventarisasi Tanaman Obat 21

Page 29: Invent Tanaman Obat

Menurut Greig-Smith (1983) nilai frekuensi suatu jenis dipengaruhi secara

langsung oleh densitas dan pola distribusinya. Nilai distribusi dapat memberikan

informasi tentang keberadaan tumbuhan tertentu dalam suatu plot dan belum

dapat memberikan gambaran tentang jumlah individu pada masing-masing plot.

Dapat terlihat disini bahwa jenis yang memiliki kerapatan dan frekwensi

yang tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya adalah pakis. Pakis merupakan

salah satu HHBK yang paling sering dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Santong

sebagai bahan baku sayur dan telah dijualbelikan oleh masyarakat Desa Santong.

Selain itu, dari jenis-jenis tumbuhan obat yang ditemukan dapat diketahui sebesar

mana manfaat kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani sebagai penunjang

kesejahteraan masyarakat sekitar kasawan Taman Nasional Gunung Rinjani.

Inventarisasi Tanaman Obat 22

Page 30: Invent Tanaman Obat

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan inventarisasi tubuhan obat di

wilayah Resort Santong didapat hal-hal sebagai berikut:

1. Dari kegiatan inventarisasi tumbuhan obat yang telah dilakukan,

ditemukan sebanyak 23 jenis tumbuhan obat yang telah teridentifikasi.

Dari keseluruhan jumlah tersebut terdiri dari jenis pohon, semak, dan

tumbuhan merambat. Terdapat 10 jenis semak, 5 jenis tumbuhan

merambat, dan 7 jenis pohon.

2. Dari kegiatan inventarisasi ini terdapat jenis-jenis tumbuhan obat yang

mempunyai sebaran yang luas yaitu Bajur (Pterospermum javanicum),

pulus (laportea stimulans), Sisik naga (Drymoglossum piloselloides).

Selain itu terdapat pula tumbuhan obat yang hanya dijumpai pada petak

ukur tertentu dan jumlahnyapun terbatas, antara lain :Kadaka (Asplenium

nidus), begonia (Begonia hirtella), Kondang (Ficus variagata)

B. Rekomendasi

Dari hasil kegiatan inventarisasi dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi tumbuhan obat

2. Perlu dilakukan inventarisasi tubuhan obat di wilayah-wilayah lainnya, agar

dapat ditentukan langkah-langkah penanganannya.

3. Perlunya penyuluhan yang lebih intensif kepada masyarakat sekitar hutan

untuk menjaga kelestarian kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani

Inventarisasi Tanaman Obat 23

Page 31: Invent Tanaman Obat

VI. PENUTUP

Paradigma baru yang berkembang di sektor kehutanan bahwa pemanfaatan

hutan tidak lagi timber oriented membuat pengelola hutan terlebih pengelola

hutan konservasi berlomba untuk mamanfaatkan hutan secara lebih baik dan

tidak bersifat merusak yang bermuara pada konsep pemanfaatan jasa lingkungan.

Kegiatan Inventarisasi Tanaman Obat di kawasan Taman Nasional

Gunung Rinjani bertujuan untuk menentukan tingkat pemakaian dan kepuasan

masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Dari kegiatan

ini diharapkan output yang memberikan nilai lebih dan memberikan manfaat

yang nyata dalam pengembangan jasa lingkungan yang mungkin diterapkan oleh

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

Keberpihakan terhadap masyarakat merupakan tujuan pengelolaan dari

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani untuk mewujudkan Sustainable Forest

Management yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat yang diikuti

dengan terciptanya hutan yang lestari.

Inventarisasi Tanaman Obat 24

Page 32: Invent Tanaman Obat

Inventarisasi Tanaman Obat 25

LAMPIRAN

Page 33: Invent Tanaman Obat

KEMENTERIAN KEHUTANANDIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANIJALAN ARYA BANJAR GETAS - LINGKAR SELATAN

MATARAM TELP. (0370) 641155-641504 April 2012

SURAT PERINTAH TUGASNomor : PT. 338/BTNGR-I/2012

Dasar : 1. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 280/Kpts-VI/1997 tanggal 21 Mei 1997Tentang Penetapan Taman Nasional Gunung Rinjani

2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Pebruari 2007Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional

3. Pengesahan DIPA BA.029 Balai Taman Nasional Gunung Rinjani tahun 2012 Nomor :0372/029-05.2/21/2012 tanggal 09 Desember 2011.

MEMERINTAHKAN :Kepada : 1. Nama / NIP : Alfian Johansyah, S.Hut/19820620 200801 1 014

Pangkat/Gol : Penata Muda/III.aJabatan : PEH Pertama Pada SPTN Wil. I Balai TNGR

2 Nama / NIP : Munaji/19601216 198603 1 005Pangkat/Gol : Penata Muda Tk.I/III.bJabatan : Penyusun Data Informasi dan Pemroses Administrasi Pegawai

Pada Balai TNGR3. Nama / NIP : Setya Kurniawan, S.Hut/19860525 200912 1 007

Pangkat/Gol : Penata Muda/III.aJabatan : Calon Penyuluh Kehutanan Pada SPTN Wil. I BTNGR

4. Nama / NIP : Rony Kristiawan, A.Md/19840518 200801 1 001Pangkat/Gol : Pengatur/II.cJabatan : Calon Penyuluh Kehutanan Pada SPTN Wil. I BTNGR

5. Nama / NIP : Isnan Laila Surahmat/19791028 199803 1 001Pangkat/Gol : Pengatur/II.dJabatan : PEH Pelaksana pada SPTN Wil. I Balai TNGR

Untuk : 1. Melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka Inventarisasi Tanaman Obat di WilayahKerja Resort Santong, SPTN Wilayah I BTNGR

2. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah melaksanakan tugas, agar membuat danmenyampaikan laporan secara tertulis kepada Kepala balai

Waktu : Perjalan Dinas dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari, terhitung mulai tanggal 10 s.d. 16 April 2012Biaya : Pelaksanaan kegiatan dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Bagian

Anggaran 029 Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Tahun 2012Demikian untuk dilaksanan dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab

Kepala balai,

Ir. Agus Budiono, M.ScNIP 19590318 198603 1 002

Inventarisasi Tanaman Obat 26

Page 34: Invent Tanaman Obat

Inventarisasi Tanaman Obat 27

Page 35: Invent Tanaman Obat

Lampiran 2 Foto Kegiatan

Inventarisasi Tanaman Obat 28

Page 36: Invent Tanaman Obat

Inventarisasi Tanaman Obat 29