Upload
vankhue
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MESKI masa mudik sudah tiba, ibadah puasa harus
tetap dilaksanakan sehingga menjaga kesehatan diri sangat diperlukan. Apalagi, masyarakat juga dihadapkan dengan pancaroba yang diwarnai perubahan ekstrim pada kesehatan. Terbukti, di poli umum masih banyak ditemui beberapa keluhan kesehatan.
Dokter Poliklinik Umum Rumah Sakit Adi Husada dr. Lili Sutjipto mengungkapkan, banyak keluhan pasien yang sering terjadi, terlebih setelah puasa berjalan separuh bulan. “Salah satu keluhan yang sering ialah pada gangguan pencernaan,” ujarnya.
Banyak pasien keliru memilih menu buka puasanya. Dalam kondisi perut kosong, tidak boleh langsung dijejali makanan berat. Lambung bisa infeksi dan menyebabkan diare. “Lebih baik buka dengan air putih hangat dan makanan yang mudah dicerna. Setelah salat magrib sekitar 10 menit baru bisa makan berat
dengan kandungan gizi
secukupnya,” ujar Lili.Menurut Lili, masyarakat
juga harus mewaspadai kondisi cuaca terakhir yang dianggap kurang bersahabat. Siang hari misalnya, bisa sangat panas terik yang membuat berkeringat dan dahaga, tetapi sore hari tiba-tiba berubah mendung dan hujan.
Musim pancaroba ini bisa memicu timbulnya infeksi yang mengganggu sistem imun tubuh. Kasus yang banyak dijumpai misalnya, bisa menyebabkan panas tinggi atau demam selama satu hingga dua hari. Demam tanpa selalu disertai batuk pilek.
Maka ketika kondisi imun tubuh melemah apalagi cuaca panas yang membutuhkan asupan air, dianjurkan bagi seseorang untuk tidak dipaksakan puasa. “Demi mengembalikan kondisi tubuh yang fit dianjurkan untuk tidak berpuasa sementara,” imbuh Lili.
Selain keluhan tersebut, Lili mengungkapan adanya infeksi virus lain seperti cacar air. “Tidak disangka sangka munculnya infeksi virus pada
cacar air lantaran sistem imun lemah. Sebenarnya infeksi virus ini lazim terjadi pada saat pancaroba dan cuaca yang sering berubah ubah secara berkepanjangan,” ungkapnya.
Untuk menghindari kondisi tersebut, Lili menganjurkan untuk tidur atau istirahat yang cukup. Dengan tidur lebih cepat sehingga jam sahur bisa tepat waktu. “Sahur diusahakan tidak terlambat, khawatir tidak sahur bisa mengganggu kebutuhan sistem imun tubuh. Maka harus mengatur diri istirahat lebih awal sehingga bisa sahur tepat waktu,” ujarnya.
Selanjutnya, aktivitas harus disesuaikan dalam kondisi badan yang dalam jangka beberapa jam tidak makan dan minum. “Saat mempersiapkan lebaran kadang kadang kita diforsir pergi kemana mana. Belanja atau persiapan apapun. Nah ini harus dimanajemen dengan baik,” tukasnya. (psy/nug)
SURABAYA – Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMA Muhammadiyah 10 (SMAMX) Surabaya kembali membuat gebrakan baru. Usai mendeklarasikan Ge rakan Pelajar Subuh Berjamaah (GPSB) di Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya pada 19 Maret lalu, kali ini mereka menggunakan teknologi sebagai media pantau GPSB. Nantinya melalui salah satu aplikasi perpesanan instan yakni telegram, para pelajar yang telah tergabung di GPSB dapat me laporkan presensi salat subuhnya.
Ada tiga pilihan ketika awal membuka telegram yaitu salat subuh di masjid, salat su buh di rumah, dan tidak salat. Adanya campur tangan teknologi sebagai me dia dakwah dianggap mam pu lebih mengenalkan GPSB ke kalangan pelajar. Apalagi, menurut Ketua Pelaksana GPSB Azmi Izuddin, menumbuhkan sema ngat salat subuh berjamaah terutama di masjid memang tidak mudah.
Banyak kendala di awal ber dirinya gerakan yang dilatarbelakangi oleh sepinya mas jid maupun musala saat salat subuh tiba tersebut. “Awalnya kami memulai dari in ternal sekolah dulu. Berhubung banyak mendapat dukungan dari para wali murid,
IST
RAMADANOLOGI: Para siswa SMAMX Surabaya tampak khusyuk mengikuti rangkaian acara Ramadanologi yang diadakan selama dua hari (16-17 Juni 2017) di Masjid Jendral Sudirman Surabaya.
akhirnya tercetuslah membuat gerakan seperti itu. Mes ki hanya dilakukan dua pe kan sekali namun hingga pelaksanaan kali kesepuluh ini, antusiasmenya cukup bagus dan istiqomah,” ujarnya.
Murid kelas XI IPA 1 SMAMX Surabaya itu mengung kapkan dukungan dari para stakeholder juga dianggap sebagai pemacu GPSB untuk terus menggelorakan se mangat salat subuh berjamaah di masjid. Memulai kegiatan di Masjid Dakwah Embong Malang, deklarasi GPSB sen diri akhirnya diresmikan pada pertemuan keempat.
“Waktu itu hadir Kepala Di nas Pendidikan Surabaya Ikh san, perwakilan Majelis Ula ma Indonesia (MUI) Jawa Timur, MUI Kota Surabaya, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota
Surabaya,” bebernya. Selain itu para takmir mas
jid maupun musala juga memiliki peran penting untuk meramaikan salat subuh berjamaah.
Seiring berjalannya waktu, GPSB banyak mendapat apre siasi dari masjid maupun musala yang ada di Surabaya. Bahkan ada beberapa masjid yang meminta GPSB kembali hadir di masjid mereka. Melalui GPSB, IPM SMAMX Surabaya sekaligus ingin menyebarkan pesan jika generasi muda terutama kalangan pelajar harus dibekali nilai spiritual yang tinggi.
“Karena berhubungan dengan anak muda yang gemar main gadget, kami berinisiatif untuk mengoptimalkan salat su buh berjamaah di masjid melalui telegram. Selain itu, para anggota juga aktif melakukan pendekatan, saling mengingatkan melalui chat ke temantemannya,” ungkap
Azmi. Sering nongkrong bareng
un tuk merangkul kalangan pelajar yang belum mengikuti GPSB juga menjadi aktivitas rutin. “Bagi kami, salat subuh itu penting. Karena merupakan kunci dari permulaan mengawali kegiatan. Oleh karenanya kami ingin agar generasi muda dapat mengimplementasikan ke gia tan positif ini,” tambahnya.
Sementara itu, pada Rama dan tahun ini, SMAMX Su rabaya memiliki kegiatan yang dinamakan Ramada nologi. Selama dua hari (16–17 Juni 2017), kegiatan berte makan ‘Saatnya Pelajar Kem bali ke Masjid’ tersebut me ngajak para siswa untuk lebih mengenal Islam.
Pada ke giatan yang diadakan di Masjid Jendral Sudirman Su rabaya tersebut juga dilaunching penggunaan tele gram sebagai media dakwah GPSB. (rul/nin)
IPM SMAMX SurAbAyA
Gunakan Aplikasi Telegram untuk Media Dakwah
layouter: dony
RADAR SURABAYA l JUMAT, 23 JUNI 2017 HALAMAN 29
Mudik Jalur Darat, Persiapan Harus Matang
SURABAYA-Pilihan transportasi mudik yang tersedia cukup beragam. Namun, mudik jalur darat yang panjang memberikan tantangan bagi pemudik untuk mempersiapkan diri secara matang. Hal ini demi kenyamanan perjalanan silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri mendatang. Kesiapan fisik harus diutamakan. Pemudik harus memperhitungkan dengan matang antara kondisi tubuh dan lama perjalanan yang akan dijalani. Bila perlu cek kesehatan ringan seperti tekanan darah, gula ataupun kolesterol.
“Kondisi fisik yang prima salah satunya diperoleh dengan istirahat atau tidur yang cukup sebelum keberangkatan Mudik. Terutama bagi anda yang menjadi pengemudi kendaraan roda dua ataupun roda empat. Bila sudah lelah tidak perlu ngoyo atau memaksakan diri daripada sampai di tujuan teler dan terkapar karena kecapean,” kata Lili menambahkan.
Perjalanan darat rawan terjadi macet. Tak jarang pemudik terjebak di tengah kemacetan panjang yang jauh dari fasilitas kesehatan ataupun warung makan. Oleh karenanya perlu menyiapkan kebutuhan medis memadai dan bekal makanan yang cukup. Setidaknya, sediakan kotak P3K di dalam kendaraan, ditambah obat penting seperti penurun panas, sakit kepala, anti mual, obat maag, obat pusing dan anti alergi. “Bagi penderita penyakit kronis tertentu agar tidak lupa membawa obatnya selama perjalanan,” ujarnya.
Selain itu, pemudik bisa membawa bekal makan secukupnya, tidak hanya snack atau makanan ringan. Bisa membawa nasi dan lauk yang tidak mengandung minyak. Persediaan ini untuk menghindari rasa lapar atau berbuka di tengah perjalanan, sehingga bila terjebak macet bisa menghindari jajan sembarangan. Pemudik juga tidak dianjurkan untuk mengonsumsi minuman berenergi dan mengutamakan air putih atau air mineral. “Kadang beberapa orang alergi dengan makanan sembarangan. Maka lebih baik menyiapkan bekal sendiri sekaligus lebih irit. Disarankan bawa lauk yang kukus dan jenis makanan yang banyak mengandung energi,” ujar Lili.
Bagi pemudik yang menghadapi perjalanan bersama buah hati juga harus jeli mempersiapkan kebutuhan si kecil selama perjalanan. “Untuk balita jangan sampai lupa diganti pokoknya dalam beberapa jam. Meskipun tidak merengek, si kecil harus tetap diberi makan dan minum susu secara teratur,”tegas Lili. (psy/nug)
ANDI SATRIA / RADAR SURABAYA