Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ISSN : 2355 – 7524
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI ENERGI NUKLIR 2015
Bali, 15-16 Oktober 2015
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir
Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir
2015
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2015 ISSN : 2355-7524 Bali, 15-16 Oktober 2015
i
DEWAN EDITOR / PENILAI
KARYA TULIS ILMIAH :
KETUA :
Dr. Ir. P. Made Udiyani, M.Si (BATAN)
WAKIL KETUA :
Ir. Djati Hoesen Salimy, M.Eng (BATAN)
SEKRETARIS I :
Drs. Ign. Djoko Irianto, M.Eng (BATAN)
SEKRETARIS II :
Dra. Heni Susiati, M.Si (BATAN)
ANGGOTA :
Dr. Ir. Hendro Tjahjono (BATAN)
Prof. Drs. Surian Pinem, M.Si (BATAN)
Dr. Jupiter Sitoms Pane, M.Sc (BATAN)
Drs. Tukiran (BATAN)
Dr. Camelia Panatarani, S.Si, M.Eng (UNPAD)
Dr. Sidik Permana, M.Eng (ITB)
Dr. Sihana (UGM)
Prof. Dr. June Mellawati, S.Si (BATAN)
Ir. Sriyana, MT (BATAN)
Drs. Sahala Mamli Lumban Raja (BATAN)
Ir. Erlan Dewita, M.Eng (BATAN)
Dr. Wayan Nata Septiadi, ST, MT (UNUD)
Dr. Ir. Ketut Gede Sugita, MT (UNUD)
Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS (UNUD)
Dr. I Wayan Gede Suharta (UNUD)
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2015 ISSN : 2355-7524 Bali, 15-16 Oktober 2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir II dapat diselesaikan. Prosiding ini memuat makalah-makalah yang dipresentasikan pada Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir II, dengan tema Kontribusi Teknologi Energi Nuklir bagi Kemandirian dan Keberlanjutan Pembanguan Nasional, yang diselenggarakan pada hari Kamis – Jumat, 15 – 16 Oktober 2015 di Gedung Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar. Seminar tersebut terselenggara atas kerjasama Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN-BATAN) dengan Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN-BATAN) didukung oleh Fakultas Teknik dan Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam, Universitas Udayana.
Penerbitan Prosiding ini dimaksudkan untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitian dan pengembangan iptek energy nuklir. Diharapkan dengan terbitnya prosiding ini dapat menggalang kesinambungan komunikasi di antara para peneliti, akademisi, dan pemerhati terkait dengan iptek energy nuklir di Indonesia, dalam rangka mengantisipasi pesatnya perkembangan iptek energy nuklir di dunia.
Panitia menerima sebanyak 83 makalah teknis dari berbagai instansi. Setelah melalui seleksi dan evaluasi oleh Dewan Editor, Panitia memutuskan 77 makalah dapat diterima untuk dipresentasikan dalam Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir II. Hasil seleksi ulang dan evaluasi oleh Dewan Editor terhadap makalah-makalah yang dipresentasikan, memutuskan sebanyak 74 makalah dapat diterbitkan dalam Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir II. Ke 47 makalah tersebut terdiri dari : 67 makalah dari BATAN, masing-masing 2 makalah dari BAPETEN dan Universitas Udayana, dan masing-masing 1 makalah dari Universitas Sriwijaya, ATK Kemenperin Yogyakarta, dan STKIP Sumedang.
Kami menyadari bahwa prosiding ini tentu saja tidak luput dari kekurangan, untuk itu segala saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan prosiding pada terbitan tahun yang akan datang. Akhirnya kami berharap semoga prosiding ini bermanfaat bagi yang memerlukan.
Jakarta, Maret 2016
Dewan Editor
batan
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
NOMOR: 77/KA/III/2015
TENTANG
PERUBAHAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BATAN NOMOR 41/KA/II/2015TENTANG PENYELENGGARAAN SEMINAR NASIONALTEKNOLOGI
ENERGI NUKLIR 2015 DAN PEMBENTUKAN PANITIA
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
Menimbang: a. bahwa dengan Keputusan Kepala BATAN Nomor
41/KA/II/2015 telah ditetapkan Penyelenggaraan Seminar
Nasional Teknologi Energi Nuklir 2015 dan Pembentukan
Panitia;
b. bahwa untuk kepentingan dinas, maka perlu mengubah
Lampiran Keputusan sebagaimana dimaksud pada huruf a;
Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan
Tenaga Nuklir Nasional;
2. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012;
3. Peraturan Kepala BATAN Nomor 14 Tahun 2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BATAN
Nomor 16 Tahun 2014;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
TENTANG PERUBAHAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
BATAN NOMOR 41/KA/II/2015 TENTANG
PENYELENGGARAAN SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI
ENERGI NUKLIR 2015 DAN PEMBENTUKAN PANITIA.
KESATU
KEDUA
batan
- 2 -
Mengubah Lampiran Keputusan Kepala BATAN Nomor
41/KA/II/2015 tentang Penyelenggaraan Seminar Nasional
Teknologi Energi Nuklir 2015 dan Pembentukan Panitia
menjadi sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25Maret2015
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
-ttd-
DJAROT SULISTIO WISNUBROTO
Salinan sesuai dengan aslinya,
g^^U^^^PALA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI,
I SUSILO ^
^LtkX^^
batan
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
NOMOR : 77/KA/III/2015
TANGGAL : 25 MARET 2015
SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARA SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI ENERGI NUKLIR 2015
1. Pelindung
11. Pengarah
III. Penanggung Jawab
IV. Penyelenggara
Ketua Umum
Ketua Pelaksana
Wakil Ketua I
Wakil Ketua II
Sekretaris I
Sekretaris II
Bendahara I
Bendahara II
: Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto -BATAN
1. Dr. Taswanda Taiyo, M.Sc.Eng -BATAN
2. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD KEMD -UNUD
1. Dr. Geni Rina Sunaiyo, M.Sc -BATAN
2. Ir. Yarianto Sugeng Budi Susilo, M.Si - BATAN
3. Drs. A. A. Raka Dalem, M.Sc (Hons) -UNUD
4. Prof. Ir. I Wayan Redana, M.A.Sc, Ph.D -UNUD
Syaiful Bakhri, ST
Mulya Juarsa, M.Sc
Drs. Sahala Maruli Lumban Raja
Dr. Ir. Sudi Ariyanto, M.Eng
Topan Setiadipura, S.Si, M.Si
Rr. Arum Puni Rijanti S., ST, MT
Marini Landina, SE
Waris Juniarsih
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-BATAN
Seksi-seksi :
a. Acara dan Persidangan:
1. Dr. Julwan Hendry Purba
2. Made Widyarta, ST, M.Sc, Ph.D
3. Gusti Ngurah Sutapa, S.Si, M.Si
-BATAN
-UNUD
-UNUD
4. Dr. Suparman
5. Sofia Loren Butar-Butar, ST
6. Yuliastuti, M.Si
7. Syamsul All Ikhsan
b. Humas, Perizinan dan Informasi {Website):
1. Anik Purwaningsih, S.Si
2. Drs. I Made Satriya Wibawa, M.Si
3. Ainul Guhri, Ph.D
4. Yeni Supriyati
5. Mudjiono, S.Si
c. Presiding dan Distribusi Reviewer.
1. Dr. R. Mohammad Subekti
2. Dr. Ni Made Suwatini, MS
3. I Dewa Gede Aiy Subagia, Ph.D
4. Ir. Suwoto
5. Wiku Lulus Widodo, M.Engd. Perlengkapan dan Dokumentasi:
1. Ir. Sriyono
2. Sunarto
3. Kusnaedi Manguto Puasora
4. I Ketut Putra, S.Si, M.Si
5. I Ketut Astawa, ST, MT
e. Konsumsi : 1. Restu Maerani, ST
2. Meity Purwantini
3. Dra. Ni Nyoman Ratini, M.Si
4. Putu Lokantara, ST, MT
5. Detty Setiawati S
f. Umum dan Transportasi:
1. Nurul Huda, S.Si
2. Imam Hamzah
3. I Wayan Supardi, S.Si, M.Si
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-UNUD
-UNUD
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-UNUD
-UNUD
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-UNUD
-UNUD
-BATAN
-BATAN
-UNUD
-UNUD
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-UNUD
g. Protokoler
h. Eksebisi
- 3 -
4. Ir. Made Suarda, M.Eng
5. Dian Koliana Kamal
1. Helmi Setiawan, S.Sos
2. Rahayu Kusumastuti, MT
1. Drs. Hem Santosa
2. Sungkono
-UNUD
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-BATAN
-BATAN
V. Dewan Editor :
a. Sesi Bahasa Indonesia:
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris I
Sekretaris II
Anggota
Dr. Ir. P. Made Udiyani, M.Si -BATAN
Ir. Djati Hoesen Salimy, M.Eng -BATAN
Drs. Ign. Djoko Irianto, M.Eng -BATAN
Dra. Heni Susiati, M.Si -BATAN
1. Dr. Ir. Hendro Tjahjono -BATAN
2. Prof. Drs. Surian Pinem, M.Si -BATAN
3. Dr. Jupiter Sitoms Pane, M.Sc -BATAN
4. Drs. Tukiran -BATAN
5. Dr. Camelia Panatarani, S.Si, M.Eng - UNPAD
6. Dr. Sidik Permana, M.Eng -ITB
7. Dr. Sihana -UGM
8. Prof. Dr. June Mellawati, S.Si -BATAN
9. Ir. Sriyana, MT -BATAN
10. Drs. Sahala Mamli Lumban Raja - BATAN
11. Ir. Erlan Dewita, M.Eng - BATAN
12. Dr. Wayan Nata Septiadi, ST, MT - UNUD
13. Dr. Ir. Ketut Gede Sugita, MT - UNUD
14. Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS - UNUD
15. Dr. I Wayan Gede Suharta - UNUD
b. Sesi Bahasa Inggris:
Ketua : Dr. Geni Rina Sunaryo, M.Sc - BATAN
Sekretaris : Dr. Julwan Hendiy Purba - BATAN
Anggota : 1. Ir. Tagor Malem Sembiring -BATAN
2. Dr. Deendarlianto, ST, M.Eng -UGM
ISSN : 2355-7524 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2015 Bali, 15-16 Oktober 2015
i
DAFTAR ISI
Judul
Editor Penilai / Karya Tulis i
Kata Pengantar ii
Salinan Lampiran SK. Kepala BATAN Tentang Pelaksanaan Seminar Nasional Teknologi
Energi Nuklir 2015 iii
Daftar Isi v
KELOMPOK-A : Aspek Manajemen, Ekonomi, Kebijakan, dan Infrastruktur
1. Outlook dan Kebijakan Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir Bidang Industri di Indonesia
Bambang Riyono, Dwi Susanti
1
2. Kajian Aspek Organisasi Pembangunan Reaktor Daya Eksperimen
Sriyana, Imam Bastori, Suparman, Yarianto SBS
8
3. Profil dan Tren Permintaan Energi di Indonesia
Edwaren Liun
16
4. Metoda Pemeringkatan dalam Pemilihan Lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Bansyah Kironi, Sudi Ariyanto
25
5. Manajemen Kontrak untuk Konstruksi RDE di Indonesia
Rr. Arum Puni Rijanti, Sahala Maruli Lumbanraja
32
6. Analisis sesitivitas biaya investasi PLTN dalam Perencanaan Kelistrikan Kalimantan Barat
Rizki Firmansyah Setya Budi, Wiku Lulus Widodo
40
KELOMPOK-B : Aspek Pengembangan Tapak, Lingkungan dan Pengelolaan Limbah
7. Evaluasi laju dosis pada storage cask bahan bakar bekas reaktor PWR berdaya 1000 MWe dengan MCNP dan QAD-CGGP
Anis Rohanda, Amir Hamzah
51
8. Proteksi radiasi pada batako ringan aerasi citicon dengan metode surveymeter
Ni Nyoman Ratini, I Gusti Sutapa, Wahyulianti
59
9. Survei calon stasiun gempa Legok dan Parung menggunakan sinyal short period (sp) untuk pemantauan gempa di tapak RDE Serpong
Hadi Suntoko, Ajat Sudrajat, Kurnia A.
69
10. Implementasi PLTN lepas pantai di Indonesia
Sahala Maruli Lumbanraja, Citra Candranurani, Rr. Arum Puni Rijanti
79
11. Pemetaan tata guna lahan dalam rangka persiapan pembangunan rde di kawasan Puspiptek
Heni Susiati, Habib Subagio
90
12. Kondisi demografi di area calon tapak reaktor daya eksperimental (RDE) di serpong, Banten
June Melawati, Siti Alimah, Hadi Suntoko
101
13. Analisis limbah aktinida reaktor berbasis thorium dan uranium
Siti Alimah, Djati H. Salimy
110
14. Analisis sifat sensing sensor kelembaban resistif menggunakan polivinil alcohol 119
ISSN : 2355-7524 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2015 Bali, 15-16 Oktober 2015
ii
Nurlaila, Yuliastuti
15. Seismotectonic Considerations On Bangka Island Npp Siting
Yarianto SB Susilo, Kurnia Anzhar, Sarwiyana Sastratenaya, Antonio R Godoy, Leonello Serva
130
16. Geology and Radionuclide Ratio Mapping for Radioactive Mineral Exploration in Mamuju, West Sulawesi
I G. Sukadana, F.D. Indrastomo and H. Syaeful
140
KELOMPOK-C : Aspek Teknologi Material dan Bahan Bakar Nuklir
17. Penentuan burn up mutlak pelat elmen bakar U3Si2-Al tingkat muat uranium
Aslina Br. Ginting, Yanlinastuti, Noviarty, Sungkono, Dian A, Boybul, Arif N, Rosika K.
149
18. Pembuatan material cast austenitic stainless steels (cass) untuk komponen light Water reactor (LWR)
Gunawan Refiandi
160
19. Pengembangan sistem kontrol dan akuisisi data difraktometer neutron serbuk DN3
Fahrurrozi A, Bharoto, Rifai M, Hari M.
169
20. Analisis kelayakan pabrik elemen bahan bakar berdasarkan aspek kebutuhan uranium diperkaya
Wiku Lulus Widodo, Rizki Firmansyah Setya Budi
177
21. Pengaruh serbuk U-Mo hasil proses mekanik dan hydride – dehydride –grinding mill terhadap pelat elemen bakar
Supardjo, Agoeng Kadarjono
185
22. Pengaruh kadar unsur nb pada paduan U-Zr-Nb terhadap sifat mekanik, mikrostruktur dan pembentukan fasa
Masrukan, M. Husna Al Hasa, Jan Setiawan, Slamet P.
194
23. Pengaruh komposisi bahan bakar u-7%mo dan matriks al-si terhadap tebal kelongsong
Agoeng Kadarjono, Supardjo
202
24. Penumbuhan lapisan tipis keramik pada baja feritik dengan teknik deposisi laser Terpulsa (PLD) 188
Mardiyanto, Agusutrisno, Edi Suharyadi, Abu Khalid Rival
208
25. Bahan bakar berbasis thorium dalam reaktor HTGR tipe pebble dan tingkat kesiapan teknologi
Erlan Dewinta, Meniek Rahmawati
215
26. The Use of Morinda Citrifolia as a Green Corrosion Inhibitor for Low Carbon Steel In Nacl Solution
R.Kusumastuti, R.I.Pramana,Sriyono, Geni R.Sunaryo, Johny W.Soedarsono
226
27. Effect of reflector on neutronic performance of the high density U9MoAl fuel mtr type research reactor
Tukiran Surbakti and Lily Suparlina
234
28. Li4Ti5O12 Synthesis as a battery anode materials with solid state reaction method
Yustinus Purwamargapratala dan Jadigia Ginting
243
29. Transmission electron microscopy specimen preparations of isothermally oxidized fecral alloy by using focused ion beam system
Mohammad Dani, Arbi Dimyati, Pudji Untoro, Joachim Mayer, Teguh Yulius Surya Panca Putra and Parikin
248
30. Study on pzt piezoelectric sensor material developtment with addition of sio2 by using solid state reaction
257
ISSN : 2355-7524 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2015 Bali, 15-16 Oktober 2015
iii
Syahfandi Ahda and Mardiyanto
31. Thermal stress analysis in pwr type npp pressurizer
Abdul Hafid, Elfrida Saragi, Mike Susmikanti
263
32. Analysis weld defect of ss 304 on tube with x-rays radiograph method
Zaenal Abidin, Nasyeh Taufiq, Djoko Marjanto
270
KELOMPOK-D : Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir
33. Studi awal desain konseptual reaktor cepat tipe GFR dengan uranium metal sebagai input bahan bakar
Ninis Monita, Meniek Ariani, Fiber Monado
275
34. Kajian aspek termohidrolika pada bulk sheilding reaktor Kartini
Helen Raflis
282
35. Pengaruh fraksi packing terhadap distribusi temperatur bahan bakar triso di dalam teras HTGR
Hery Adrial, Sudarmono
291
36. Pengaruh nikel terhadap perubahan temperatur transisi baja feritik sebagai material bejana tekan PLTN
Mudi Haryanto, Sri Nitiswati
300
37. Pemrograman plc untuk control rod drive mechanism berbasis elektromagnet pada reaktor tipe PWR
Sudamo, Kussigit Santosa
306
38. Justifikasi persyaratan desain sistem instrumentasi dan kendali RDE 10 mw dengan simulator PCTRAN HTR
Khairul Handono, Agus Cahyono, Kristedjo Kurnianto
315
39. Evaluation on the utilization of kartini research reactor for education and training programs
Syarip, Puradwi Ismu Wahyono, Tegas Sutondo
323
40. Fuel density effect on xenon reactivity of mtr type research reactor core design
Lily Suparlina, Anis Rohanda, Jati Susilo
328
41. Neutron energy-spectrum analysis in the irradiation facilities of the conceptual rri-50 reactor
A. Hamzah
336
42. Optimization of core configuration for the innovative research reactor
Iman Kuntoro, Tukiran Surbakti, Surian Pinem, TM Sembiring
342
43. The prediction of center measured distribution residual stress in welding using fuzzy neural network
M. Susmikanti, A. Hafid, R. Himawan
349
44. Modification and validation of gamset computer code for gamma heating analysis of innovative research reactor core
Pudjijanto MS and Setiyanto
357
45. Performance analysis on rgtt200k cogeneration system for changes in the reactor coolant mass flow rate Ign. Djoko Irianto, Sri Sudadiyo, Sukmanto Dibyo
365
46. The pressure drop effect on cyclone separation performance in helium purification system of RGTT200K
Sriyono, Sumijanto, Nurul Huda, Rahayu Kusumastuti
374
47. Graphite oxidation rate estimation during air ingress accident in RGTT200K
Sumijanto, Jupiter Sitorus Pane, Elfrida Saragi
383
ISSN : 2355-7524 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2015 Bali, 15-16 Oktober 2015
iv
48. Analysis on the calculation of power and thermal neutron flux distribution for RGTT200K reactor
Suwoto and Zuhair
389
49. Supply chain of cement industries to support the nuclear power plant construction in Indonesia
Dharu Dewi, Nurlaila, Sriyana, Moch. Djoko Birmano, Sahala Lumbanradja
397
50. Preliminary design of plate fin recuperator with counter flow for RGTT200K
Piping Supriatna, Ignatius Djoko Irianto, Sri Sudadiyo
406
51. Analysis of temperature profile of the PBMR 400 MWt during anticipated transient without scram accidents
Elfrida Saragi, Jupiter Sitorus, Sumijanto
413
52. Analysis on the axial turbine blade using fluent for high temperature helium-cooled reactor (RGTT200K)
Sri Sudadiyo, Ign. Djoko Irianto, Piping Supriatna
425
53. Permeability characteristics of subsurface material in experimental power reactor site, Puspiptek-Serpong
Heri Syaeful, Dhatu Kamajati, Adi Gunawan M., Nunik Madyaningarum
435
54. Preliminary studies on developing psa framework for htgrs: relevant events to be considered
Julwan Hendry Purba
446
55. Path analysis of BATAN’s safety culture characteristics
Johnny Situmorang, Imam Kuntoro, Sigit Santoso
453
56. Comparative study on the safety culture and security culture assessment at the nuclear facility
S. Santoso, Khairul
461
KELOMPOK-E : Komputasi dan Instrumentasi Nuklir
57. Post-processor untuk data output termohidraulika VSOP’94
Anik Purwaningsih, Surip Widodo
471
58. Perancangan program perhitungan laju aliran massa air berdasarkan perubahan system ture menggunakan Lab View
G. Bambang Heru K, Mulya Juarsa, Ainur Rosidi
481
59. Perancangan viystem heat-sink untai fassip-01 menggunakaan software Cycle Tempo
Giarno, Mulya Juarsa, Joko Prasetio Witoko
489
60. Analisis tegangan mekanik dan translational displacement pada struktur experiment kanal
Dedy Haryanto, Kussigit Santosa
496
61. Optimasi laju konversi molekuler co pada system pemurnian helium pendingin 288
RGTT200K
Sumijanto, Nurul Huda, Sriyono
504
62. Metode mcsa berbasis labview untuk pemantauan kondisi motor pompa untai uji beta
Restu Maerani, Tulis Jojok Suryono, Edy Sumarno
510
63. Analisis ketidakpastian untuk fatigue crack growth pipa primer PLTN
Entin Hartini, Roziq Himawan
519
64. Validasi kecepatan putaran pompa sentrifugal secara visual menggunakan high speed camera (HSC)
527
ISSN : 2355-7524 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2015 Bali, 15-16 Oktober 2015
v
Ainur Rosidi, Joko Prasetio W, Bambang Heru
65. Evaluasi ketidakpastian hasil pengukuran flowmeter menggunakan sistem akuisisi Data
Khairina Natsir, G. Bambang Heru K, Nursinta Adi Wahanani, Mulya Juarsa
534
KELOMPOK-F : Kogenerasi dan Teknologi Nuklir Non Energy
66. Konsep disain foto reaktor berbasis irradiator uv-led untuk pra-vulkanisasi latek karet alam
Cahya Widiyati, Herry Poernomo
543
67. Nuklir sebagai basis keenergian markas komando utama armada angkatan laut sorong
I Wayan Ngarayana, Sigit Santosa
556
68. Pola biodistribusi nanomaterial 99mtc-m41s-nh2 melalui penandaan langsung menggunakan tikus putih stok sprague dawley untuk aplikasi radiosinovektomi
Isti Daruwati, Sarah Nuraini, Iswahyudi, Mia Lestari A, Maria Christina P, Aang Hanafiah Wa
566
69. Teknik pengawetan bawang merah (allium ascalonicum l) dengan radiasi gamma Co-60
Gusti Ngurah Sutapa, Ni Luh Putu Trisnawati, Titik Purwati
574
70. Penentuan uptake candida albicans terhadap 99mtc-dtpa-ketokonazol sebagai kit diagnostik penyakit infeksi fungi
Maula Eka Sriyani, Desty Eltiana Ibrahim, Rizky Juwita S, Aang Hanafiah Wa
582
71. Sintesis dan karakterisasi kompleks 46skandium 375
Yanuar Setiadi, Duyeh Setiawan, Isti Daruwati, Iwan Hastiawan, Asri Nurul Bashiroh
591
72. Penilaian teknologi pembuatan zirkonia dari pasir zirkon secara proses basah dan kering
Herry Poernomo, Endang Susiantini
601
73. Produksi bahan bakar alternatif amonia dengan energi nuklir sebagai sumber energi 399
Djati H Salimy, Siti Alimah
615
74. Evaluasi karakteristik fisikokimia 409
Eva Maria Widyasari, Ritta Solihaty
625
Daftar Indeks Penulis Makalah
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2015 ISSN: 2355-7524
Bali, 15-16 Oktober 2015
574
TEKNIK PENGAWETAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) DENGAN RADIASI GAMMA Co-60
Gusti Ngurah Sutapa, Ni Luh Putu Trisnawati, Titiik Purwati
Fisika FMIPA Unud, Kampus Bukit Jimbaran, Badung Bali (80361) Email: [email protected]
ABSTRAK TEKNIK PENGAWETAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) DENGAN RADIASI GAMMA Co-60. Pengawetan pada bahan makanan dikenal sebagaiupaya yang dilakukan untuk memperpanjang masasimpan dari bahan makanan, sehingga makananyang disimpan dapat dikomsumsi dalam waktu yanglebih lama. Berbagai teknik pengawetan bahanmakanan seperti pengeringan, pembekuan, danpenambahan bahan kimia telah dilakukan. Teknik-teknik pengawetan bahan makanan tersebut tidakdikatakan jelek namun dianggap masih bisadisempurnakan. Sejak saat ini teknologi pengawetan makanan masih terus dikembangkan salah satunya dengan menggunakan teknik radiasdengan radiasi mempunyai berbagai kelebihan, antara lain penghematan energi, mui. Pengawetan dah dikontrol, dapat dilakukan pada makanan yang dikemas rapi. Selain itu sifat sinar gamma yang digunakan dalam proses ini memiliki daya tembus besar, serta merupakan proses yang tidak menimbulkan perubahan suhu pada bahan pangan yang diradiasi. Pada penelitian ini telah dilakukan pengawetan bawang merah sebanyak 650 biji dengan 50 biji sebagai kontrol dan perlakuan dosis radiasi gamma Co-60 mulai dari 50 Gy, 100 Gy, 150 Gy dan 200 Gy. Hasilnya menunjukan bahwa dosis optimum untuk menghambat pertumbuhan tunas bawang merah adalah pada dosis 150 Gy. Respon pada masing-masing perlakuan dosis radiasi juga dapat dilihat dari perhitungan nilai LD (lethal dose). Nilai LD yang terkecil pada dosis 150 Gy, menunjukan radiosenstivitasnya tinggi untuk menghambat pertumbuhan tunas bawang merah. Kata kunci: pengawetan, radiasi, nilai LD, radiosenstivitas.
ABSTRACT PRESERVATION TECHNIQUESOFONION(Allium ascalonicumL)
WITHGAMMARADIATIONCo-60.Preserving the foodstuff known as the efforts made to
extend ithin a longer time . Various food preservation techniques such as drthe shelf life of foodstuffs , so that the stored food can be consumed wying , freezing , and the addition of chemicals was carried out . The techniques of food preservation is not said to be ugly but is considered still be perfected . Since the current food preservation technology is still being developed either by using radiation radiasdengan technique has many advantages , such as saving energy , mui . Pickling dah controlled , can be carried out on food packaged neatly . In addition the nature of gamma rays that are used in this process has a great penetrating power , and is a process that does not lead to changes in the temperature of irradiated foodstuffs . This study has been carried out pickling onion seeds as much as 650 to 50 seeds as control and dosage of Co - 60 gamma radiation ranging from 50 Gy , 100 Gy , 150 Gy and 200 Gy . The result showed that the optimum dose to inhibit the growth of shoots onion is at a dose of 150 Gy . The response to each dose radiation treatment can also be seen from the calculation of the value of LD (lethal dose) . LD value the smallest in a dose of 150 Gy , showed high radiosensitivitas to inhibit the growth of shoots of onion . Keyword: preservation, radiation, LDvalue, radiosensitivitas. PENDAHULUAN
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupanmanusia. Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki interelasi terhadap pemenuhan gizi masyarakat, maka tidak mengherankan jika semua negara baik negara maju maupun berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan bergizi. Salah satunya dengan melakukan berbagai cara pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat memberikan perlindungan terhadap bahan pangan yang akan dikonsumsi [1].
Teknik Pengawetan Bawang Merah… ISSN: 2355-7524
Gusti Ngurah Sutapa, dkk
575
Sebenarnya pengawetan pada bawang merah memang bukan suatu hal yang baru. Sejak dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal berbagai teknik pengawetan baik secara tradisional maupu secara non-tradisional. Pengawetan secara tradisional antara lain pengeringan dengan sinar matahari, pengasapan, serta pemanasan. Teknik-teknik pengawetan seperti ini memiliki berbagai kendala seperti pada teknik pengeringan yang mengandalkan matahari, dan pemanasan yang memerlukan biaya tinggi [5]. Selain itu teknik pengawetan menggunakan pemanasan merupakan suatu cara pengawetan dengan perlakuan suhu tinggi, sehingga berakibat pada turunnya nilai nutrisi dari suatu bahan makanan. Sedangkan teknik pengawetan non-tradisional adalah menggunakan bahan kimia. Pengawetan menggunakan bahan kimia adalah dengan cara pemberian bahan pengawet dan fumigasi. Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan pada bahan pangan seperti bawang merah akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi secara terus menerus. Selain itu pengawetan bahan pangan menggunakan bahan kimia dapat meninggalkan residu toksik pada bahan makanan yang diawetkan, sehingga diperlukan karantina selama beberapa waktu untuk menurunkan kadar toksik sampai bahan pangan aman untuk dikonsumsi [11].
Pengawetan pada bahan makanan dikenal sebagaiupaya yang dilakukan untuk memperpanjang masasimpan dari bahan makanan, sehingga makananyang disimpan dapat dikomsumsi dalam waktu yanglebih lama. Berbagai teknik pengawetan bahanmakanan seperti pengeringan, pembekuan, danpenambahan bahan kimia telah dilakukan. Teknikteknik pengawetan bahan makanan tersebut tidakdikatakan jelek namun dianggap masih biasdisempurnakan. Sejak saat ini teknologi pengawetan makanan masih terus dikembangkan salah satunya dengan menggunakan teknik radiasi [8].
Radiasi merupakan salah satu jenis pengawetan bahan makanan yang menggunakan gelombang elektromagnetik. Radiasi bertujuan menghilangkan mikroba pembusuk serta membasmi mikroba dan organisme lain yang menimbulkan penyakit terbawa pada makanan. Selain itu radiasi dapat menghambat pertumbuhan tunas baru pada umbi tanaman. Tetapi pada prinsip pengolahan, dosis, teknik penyinaran dan peralatan, persyaratan kesehatan keselamatan serta pengaruh radiasi terhadap pangan harus diperhatikan. Berdasarkan data tentang pengelohan bahan pangan yang ada, FAO (Organisasi Pangan Sedunia), IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional) dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menyimpulkan, bahwa makanan yang diradiasi hingga dosis 10 kGy aman untuk dikonsumsi sehingga sampai saat ini penelitian dan pengembangan teknik ini untuk industri terus dilakukan [12]. Pengawetan dengan radiasi mempunyai berbagai kelebihan, antara lain penghematan energi, mudah dikontrol, dapat dilakukan pada makanan yang dikemas rapi. Selain itu sifat sinar gamma yang digunakan dalam proses ini memiliki daya tembus besar, serta merupakan proses yang tidak menimbulkan perubahan suhu pada bahan pangan yang diradiasi. Disamping itu, mutu dan kesegaran bahan pangan tidak berubah karena suhu tetap, dan tidak menimbulkan residu zat kimia pada bahan pangan atau polusi pada lingkungan [7].
Dosis radiasi yang telah ditetapkan oleh Pemenkes digunakan dan disesuaikan dengan tujuan pengawetan, misalnya untuk menghambat pertumbuhan tunas umbi-umbian adalah 0,15 kGy [8]. Dosis radiasi ini sangat kecil sehingga akan cenderung aman bila diterapkan pada makanan. Oleh karena itu, perlu mengetahui bagaimana teknik radiasi itu sendiri dan dosis radiasi optimum yang dapat menghambat pertunasan serta pengaruhnya secara morfologis (pertumbuhan tunas) terhadap umbi bawang merah. TEORI Sumber Radiasi
Dua jenis pengion yang umum digunakan untuk pengawetan makanan adalah sinar gamma yang dipancarkan oleh radionuklida seperti Co-60 (Cobalt-60), Cs-137 (Cesium-137) dan berkas elektron dari partikel-partikel bermuatan listrik. Kedua jenis radiasi pengion ini memiliki pengaruh yang sama terhadap makanan yaitu makanan yang disinari suhunya tidak berubah atau tidak terjadi kenaikan suhu yang nyata suhunya sekitar 40
oC. Perbedaan
keduanya adalah pada daya tembusnya. Sinar gamma mengeluarkan energi sebesar 1 MeV untuk dapat menembus air dengan kedalamam 20-30 cm sedangkan berkas elektron mengeluarkan energy sebesar 10 MeV untuk dapat menembus air sedalam 3,5 cm [4].
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2015 ISSN: 2355-7524
Bali, 15-16 Oktober 2015
576
1. Dosis radiasi Dosis radiasi adalah jumlah energi radiasi yang diserap kedalam material dan
merupakan faktor utama pada iradiasi makanan sering kali untuk tiap jenis makanan diperlukan dosis khusus untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Kalau jumlah radiasi yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan, efek yang diinginkan tidak akan tercapai. Sebaliknya jika dosis berlebihan, makanan mungkin akan rusak sehingga tidak dapat diterima konsumen. Besarnya dosis radiasi yang dipakai dalam pengawetan makanan tergantung dari jenis bahan makanan dan tujuan iradiasi. Dari Komisi Codex Alimentarius Gabungan FAO/WHO belum menyetujui penggunaan dosis ini. Pengukuran dosis agar bahan pangan dapat menerima dosis irradiasi secara tepat dilakukan dengan menggunakan suatu sistem dosimetri merupakan suatu metode pengukuran dosis serap (absorbsi) radiasi terhadap produk dengan teknik pengukuran yang didasarkan pada pengukuran ionisasi yang disebabkan oleh radiasi menggunakan dosimetri [6].
2. Dosis serap
Dosis serap merupakan jumlah energi yang diserahkan radiasi atau banyaknya energi yang diserap oleh bahan permassa bahan itu jadi dosis serap merupakan banyaknya energi yang diberikan oleh radiasi pengion kepada medium [3]. Secara matematis dosis serap dituliskan dalam rumus:
dm
dED ……………………………………………………………..…………………….(1)
keterangan : D : Dosis serap (J/kg) dE : Energi yang diserap oleh medium (Joule) dm : Massa (kg)
Turunan dosis serap terhadap waktu disebut laju dosis serap dan dirumuskan dengan persamaan:
dt
dDD
………………………………………………………….………………(2)
keterangan:
𝐷 : Laju dosis serap (Gy s-1
)
dD : Dosis Serap (Gy) dt : Waktu pada saat penyerapan (s)
Seringkali untuk tiap jenis pangan diperlukan dosis khusus untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Kalau jumlah radiasi yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan, efek yang diinginkan tidak akan tercapai. Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan mungkin akan rusak sehingga tidak dapat diterima konsumen, seperti ditunjukan pada Tabel 1 [2].
Tabel 1. Penerapan dosis dalam berbagai penerapan radiasi pangan.
Tujuan Dosis (kGy)
Produk Pangan
Dosis rendah (s/d 1 KGy) Pencegahan pertunasan Pembasmian serangga dan parasit Perlambatan proses fisiologis
0,05 – 0,15 0,15 – 0,50 0,50 – 1,00
Kentang, bawang putih, bawang bombay, jahe,Serealia, kacang-kacangan, buah segar dan kering, ikan, daging kering, buah dan sayur segar
Dosis sedang (1- 10 kGy) Perpanjangan masa simpan Pembasmian mikroorganisme perusak dan patogen Perbaikan sifat teknologi pangan
1,00 – 3,00 1,00 – 7,00 2,00 – 7,00
Ikan, arbei segar Hasil laut segar dan beku, daging unggas segar/beku Anggur(meningkatkan sari), sayuran kering (mengurangi waktu pemasakan)
Teknik Pengawetan Bawang Merah… ISSN: 2355-7524
Gusti Ngurah Sutapa, dkk
577
Dosis tinggi1 (10 – 50 kGy) Pensterilan industri Pensterilan bahan tambahan makanan tertentu dan komponennya
10 – 50
Daging, daging unggas, hasil laut, makanan siap hidang, makanan steril
3.Efek radiasi pada produk makanan
Interaksi sumber radiasi (sinar x, sinar gamma dan berkas elektron) mengenai bahan pangan. maka akan menimbulkan eksitasi, ionisasi dan perubahan komponen yang ada pada bahan pangan tersebut. Apabila perubahan terjadi pada sel hidup, maka akan menghambat sintesis DNA yang menyebabkan proses terganggu dan terjadi efek biologis. Efek inilah yang digunakan sebagai dasar untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan [8].Hasil penelitian mengenai efek radiasi pada berbagai macam bahan pangan hasil radiasi (1 – 5 kGy) belum pernah ditemukan adanya senyawa yang toksik. Pengawetan makanan dengan menggunakan radiasi sudah terjamin keamanannya jika tidak melebihi dosis yang sudah ditetapkan, sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh FAO-WHO-IAEA pada bulan november 1980. Rekomendasi tersebut menyatakan bahwa semua bahan yang diradiasi tidak melebihi dosis 10 kGy aman untuk dikonsumsi manusia. METODOLOGI Iradiasi umbi bawang merah dilakukan di PTKRM BATAN, Pasar Jum’at Jakarta. Sedangkan pengambilan data pertumbuhan tunas umbi bawang merah dan suhu ruang dilakukan di Rumah Dinas PTKRM BATAN, Jakarta Selatan. Alat utama dalam penelitian ini adalah Iradiator IRPASENA dan Hygrometer. Sedangkan bahan yang diperlukan adalah bawang merah 650 biji dan wadah kotak plastik sebanyak 13 buah dengan kapasitas umbi bawang merah masing-masing 50 biji. Langkah-langkah penelitian dari dimulai mempersiapkan bawang merah sebanyak 650 biji, yaitu masing-masing 50 biji untuk kontrol, perlakuan dosis 50 Gy, 100 Gy, 150 Gy dan 200 Gy dan setiap dosis diulangi sebanyak tiga kali .Penyinaran dilakukan menggunakan irradiator IRPASENA dengan sumber Co-60 pada SSD konstan 80 cm. Setelah diradiasi bawang merah ditempatkan pada masing-masing wadah kotak plastik dengan kapasitas 50 biji umbi bawang merah untuk setiap perlakuan dosis. Kemudian diletakkan pada ruangan dengan suhu antara 25
oC – 30
oC dan kelembaban antara 65%-80%. Pengamatan dilakukan
dalam jangka waktu 2 bulan. Data yang diambil adalah suhu ruang dan kelembaban udara dicatat setiap hari. Sedangkan pengukuran panjang tunas umbi bawang merah rata–rata dicatat 1 minggu sekali selama 8 minggu. Alur penelitian selengkapnya dapat ditunjukan pada diagram blok penelitian sebagai berikut.
Gambar 1. Diagram blok penelitian.
Kontrol
Umbi bawang merah diteliti pada wadah plastik dalam
ruangan terkontrol
Iradiator IRPASENA (Co-60)
50 Gy
Pengukuran suhu dan kelembaban
(setiap hari)
Pengukuran pertumbuhan tunas
bawang merah (Setiap minggu)
100 Gy
150 Gy
200 Gy
Analisis Data
Hasil
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2015 ISSN: 2355-7524
Bali, 15-16 Oktober 2015
578
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengawetan umbi bawang merah (Allium ascalonicum L) 650 biji dengan 600 biji yang di radiasi gamma Co-60 pada dosis 50 Gy; 100 Gy; 150 Gy dan 200 Gy serta sisanya 50 biji sebagai kontrol. Selanjutnya umbi bawang merah ditempatkan pada wadah sesuai dengan dosisnya yaitu masing 50 biji. Data yang diamati adalah perbedaan secara morfologis pada masing-masing dosis iradiasi yakni berupa pertumbuhan tunas yang dicatat setiap 1 minggu sekali, kemudian suhu dan kelembaban yang dicatat setiap hari. Setelah pengamatan dilakukan selama 2 bulan, suhu rata-rata 28
oC dan kelembaban rata-rata 76%,
yang merupakan rentang suhu dan kelembaban untuk pertumbuhan umbi bawang merah. Hasil pengukuran diketahui bahwa pertumbuhan panjang tunas umbi bawang merah sampai minggu kedelapan (selama 2 bulan) dapat ditunjukan pada tabel 1.
Tabel 1. Pertumbuhan panjang tunas umbi bawang merah sampai minggu kedelapan (selama 2 bulan).
No Perlakuan Panjang tunas (cm) 1 Kontrol 10.6532 2 Dosis 50 Gy 1.7945 3 Dosis 100 Gy 1.9915 4 Dosis 150 Gy 1.7649 5 Dosis 200 Gy 2.0013
Dari data diatas terlihat bahwa pada dosis 150 Gy panjag tunas pada minggu kedelapan mencapai 1.7649 cm. Pertumbuhan pada dosis ini merupakan yang paling pendek atau paling lambat dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini sesuai dengan dosis yang ditetapkan oleh Pemenkes bahwa batas dosis maksimal 0.15 kGy (150 Gy) merupakan dosis yang dapat menghambat pertumbuhan tunas [10]. Kemudian, jika prosentase pertumbuhan tunas pada masing-masing perlakuan dosis diplot dalam bentuk grafik maka akan terlihat pada Gambar 2. berikut ini,
Gambar 2. Diagram batang prosentase pertumbuhan panjang tunas umbi bawang merah pada minggu ke-8 terhadap perlakuan dosis iradiasi.
Jika diamati, radiasi pada dosis 50 Gy - 200 Gy yang diberikan pada umbi bawang
merah memiliki respon yang berbeda. Hal ini terlihat pada pertumbuhan tunas umbi bawang merah yang tidak sebanding dengan besarnya dosis radiasi yang diberikan. Terhambatnya pertumbuhan tunas disebabkan oleh munculnya efek umum radiasi gamma yaitu kerusakan secara fisiologi sehingga apabila radiasi tersebut mengenai suatu tanaman maka, dapat menimbulkan perubahan pada struktur dan komposisi materi genetik. Untuk mengetahui perbedaan respon pada masing-masing perlakuan dosis radiasi juga dapat dilihat dari perhitungan nilai LD (lethal dose), LD merupakan informasi yang menunjukkan bahwa pada dosis tersebut ada beberapa persen tanaman yang akan mati atau tidak bertunas [5]. Nilai LD dapat dihitung melalui persamaan garis linier y = ax + b dari grafik panjang tunas pada masing-masing perlakuan dosis, dengan y = % kematian dan x = nilai LD [9].
pan
jan
g tu
nas
perlakuan dosis iradiasi
50 Gy
100 Gy
150 Gy
200 Gy
Teknik Pengawetan Bawang Merah… ISSN: 2355-7524
Gusti Ngurah Sutapa, dkk
579
Persamaan garis terlihat seperti pada Gambar 3 berikut.
Gambar 3. Grafik prosentase pertumbuhan tunas umbi bawang merah pada dosis radiasi sebesar 150 Gy.
Perhitungan nilai LD pada dosis 150 Gy terdapat 13 kematian umbi bawang merah pada minggu ke-8, sehingga :
00
00
00 26100
150
13kematian
y = 0,761x + 12 26 = 0,761x + 12 x = 18
Dengan perhitungan yang sama maka diperoleh nilai LD mulai dari dosis 50-200 Gy seperti ditunjukan pada Tabel 2.
Tabel 2. Persamaan garis dan perhitungan nilai LD.
Dosis radiasi
Persamaan Garis 2R
Kematian Umbi bawang Merah minggu ke-8
% kematian minggu ke-8
Lethal Dose
50 Gy y = 0.919x + 11.16 0.697 18 Biji 36% 27 Gy
100 Gy y = 0.810x + 13.83 0.681 20 Biji 40% 32 Gy
150 Gy y = 0.761x + 12 0.705 13 Biji 26% 18 Gy
200 Gy y = 0.843x + 13.82 0.667 23 Biji 46% 38 Gy
Dari tabel diketahui bahwa nilai LD yang terkecil adalah pada dosis 150 Gy sedangkan nilai LD yang paling tinggi adalah pada dosis 200 Gy. Lethal dose merupakan parameter untuk mengukur tingkat sensitivitas terhadap radiasi, atau lebih dikenal dengan radiosensitivitas. Setiap tanaman memiliki radiosensitivitas yang berbeda, sehingga tingkat radiosensitivitas dapat sangat menentukan terhadap dosis radiasi yang harus diberikan sehingga, akan menghasilkan efek yang diinginkan [5]. Nilai LD yang tinggi menunjukkan bahwa nilai radiosensitivitasnya rendah [11]. Sehingga pada dosis 150 Gy pada umbi bawang merah merupakan dosis yang paling optimum untuk menghambat pertunasan pada umbi karena memiliki nilai LD yang paling kecil diantara perlakuan dosis lainnya. Selain itu pengujian dengan analisis statistik ANOVA memperoleh hasil bahwa data pengamatan pertumbuhan panjang tunas umbi bawang merah tidak homogen dan memiliki perbedaan yang signifikan. Tidak homogen data diperlihatkan pada Tabel 3. berikut :
Tabel 3. Uji homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.142 4 35 .026
y = 0.761x + 12R² = 0.705
pan
jan
g tu
nas
minggu ke-
Dosis 150 Gy
Series1
Linear (Series1)
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2015 ISSN: 2355-7524
Bali, 15-16 Oktober 2015
580
Pada kolom sig menunjukkan nilai sebesar 0.026 nilai tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai α = 0.05. Dalam kaidah pengujian ANOVA jika diperoleh nilai α lebih besar dibandingkan dengan nilai sig maka data tersebut dikatakan tidak homogen. Setelah data terbukti tidak homogen, selanjutnya digunakan uji F pada kepercayaan (α=0.05) untuk menunjukkan bahwa data berbeda secara signifikan atau tidak, seperti terlihat pada Tabel 4. berikut ini :
Tabel 4. Uji ANOVA.
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 388.346 4 97.086 236.444 .000
Within Groups 14.371 35 .411
Total 402.717 39
Untuk melihat data signifikan atau tidak dapat menggunakan kolom F yang akan
dihubungkan dengan nilai Fhitung dengan FTabel . Nilai Fhitung dapat diketahui dari Tabel 4.
yakni sebesar 236.444 sedangkan FTabel dapat dihitung melalui rumus berikut [16] :
Ftabel = F 1−α dk pembilang =m . dk penyebut =n−m−1
Ftabel = F 1−0.05 dk pembilang =4 . dk penyebut =40−4−1
Ftabel = F 0.95 4 . 35
Ftabel = 3.89 (Dari tabel statistik untuk uji F)
Dari hasil tersebut diperoleh FTabel sebesar 3.89, sehingga Fhitung > FTabel atau
236.444> 3.89, hal ini berarti data berbeda secara signifikan. Sehingga data pengamatan
pada pertumbuhan panjang tunas kontrol berbeda secara signifikan dengan pertumbuhan panjang tunas umbi bawang merah yang mendapat perlakuan radiasi. KESIMPULAN
Pengawetan dengan radiasi mempunyai berbagai kelebihan, antara lain penghematan energi, mudah dikontrol, dapat dilakukan pada makanan yang dikemas rapi serta memperpanjang masa simpan. Pengawetan bawang merah dengan dosis radiasi 150 Gy pada minggu kedelapan panjang tunas mencapai 1.7649 cm, adalah panjang tunas terpendek dibandingkan perlakuan lainya. Pada dosis ini juga memiliki nilai LD terkecil yakni 18 Gy yang menunjukan radiosenstivitas tertinggi dan optimum untuk menghambat pertumbuhan tunas bawang merah. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih disampaikan dengan hormat kepada Ketua LPPM Universitas Udayana, Direktur PTKRM BATAN, Kepala rumah Dinas PTKRM, BATAN Pasar Jum’at Jakartayang telah membantu baik dalam bentuk fasilitas, dana maupun peralatan bagi keberhasilan dan kelancaran kegiatan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA 1. ALIGHOURCHI M, BARZEGAR S, ABBASI, “Effect of gamma irradiation on the stability
of anthocyanins and shelf-life of various pomegranate juices”, Food Chemistry110 1036–1040 (2008).
2. ANONIM, “Peraturan Menteri Pertanian No.18 Tahun 2008 tentang persyaratan dan tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan hasil tumbuhan hidup berupa sayuran umbi lapis segar ke dalam wilayah negara Republik Indonesia”, Departemen Pertanian. Jakarta (2008).
3. AKHDI M., ”Dasar- dasar Proteksi Radiasi. Rineka Cipta”, Jakarta, Edisi I (2000). 4. ANON, “Irradiation of Poultry Prouducts”, Dept. of Agriculture Food Safetyand Inspection
Service 9 CFR part 381finalrule ; Fed, Regist, 57; 435888-43600 (1992). 5. AISYAH, S. I., H. ASWIDINOOR, A. SAEFUDDIN, B. MARWOTO, dan S.
SASTROSUMARJO.”Induksi mutasi pada stek pucuk anyelir (Dianthus caryophyllus Linn.) melalui iradiasi sinar gamma”. J. Agron. Indonesia. 37 (1) : 62 – 70 ( 2009)
Teknik Pengawetan Bawang Merah… ISSN: 2355-7524
Gusti Ngurah Sutapa, dkk
581
6. BRYUN R.D.H, CHUN D.A.E, EHLERMANN P, LOAHARANU I, MATIN W.L, McLAUGHLIN K, MEHTA and P. THOMAS, “Dosimetery for Food Irradiation”, International Atomic Energy Agency Technical Report Series no.409 (2002).
7. FELIX HENRIQUE J.E, MANZOLI M, PADULA M, MONTEIRO, “Effects of gammairradiation on caprolactam level from multilayer PA-6films for food packaging”, Development and validation of a gas chromatographic method, Radiation Physics and Chemistry77, 913– 917 (2008).
8. IAEA,. “Dosimetry for Food Irra-diation”, Technical Report Series No. 409, IAEA, Vienna ( 2002).
9. IRAWATI, ZUBAIDA, “Aplikasi Mesin Berkas Elektron Pada Industri Bahan Pangan”, PATIR-BATAN, Jakarta (2006).
10. SUMARNI N dan HIDAYAT A, “Budidaya Bawang Merah”, Panduan Teknis PTT Bawang Merah No. 3. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2005).
11. SUPARI, “Peraturan Menteri Kesehatan No.701/ Menkes/Per/ VIII/ 2009 tentang Pangan iradiasi”, Departemen Kesehatan. Jakarta (2009).
12. RIDWAN, M.,. “Pemanfaatan Tek-nologi Iradiasi untuk Pengawetan Makanan”, Pengawetan Makanan dengan Iradiasi (Risalah Seminar Nasional, Jakarta 1983), Batan, Jakarta. hal. 59 (1984).
DISKUSI/TANYA JAWAB: 1. PERTANYAAN: Giarno (PTKRN – BATAN)
Bagaimana aplikasi teknik pengawetan bawang merah di Bali? JAWABAN: Gusti Ngurah Sutapa (UNUD - Bali) Aplikasi dapat dilakukan karena tidak terdapat alat teleterapi Co-60 di Bali (RS. LP. Sanglah).
2. PERTANYAAN: I Wayan Ngayarana (PSMN – BATAN)
- Apakah telah dilakukan perubahan variable suhu dan kelembaban di samping variasi dosis radiasi pada pengawetan bawang ini?.
- Bagaimana kalau bawang diiradiasi tanpa dikemas? JAWABAN: Gusti Ngurah Sutapa (UNUD - Bali)
- Dalam penelitian ini telah dilakukan pada suhu ruang 25oC – 30
oC ,kelembaban
65%-80%.
- Dapat dilakukan karena suhu yang ditetapkan dalam panelitian ini telah disesuaikan dengan suhu dan kelembaban ruang yang dibutuhkan oleh bawanh merah.