Upload
musafak1637
View
248
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sifat dan Hakikat Masyarakat Desa dan Kota
Citation preview
TUGAS KE-TUJUH
MATA KULIAH ILMU SOSIAL DASAR
HAKIKAT MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Disusun Oleh :
Nama : Musafak
NPM : 35412164
Kelas : 2 ID 08
Mata kuliah : ILMU SOSIAL DASAR
Dosen : Ida Sanjaya
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2013
SIFAT DAN HAKIKAT MASYARAKAT PEDESAAN DAN
PERKOTAAN
1.1 Pengertian Masyarakat
Beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :
1. R.Linton : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup
lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat
mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial
dengan batas-batas tertentu
2. MJ.Herkovits : masyarakat adalah kelompok individu yang
diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
3. J.L.Gilian : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil
4. S.R.Steinmetz : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang
meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang
mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
5. Hasan Sadily : masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa
manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan
mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas
masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan
tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain
kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit
masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu,
misalnya teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :
1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan
pengumpulan binatang
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah
tertentu
3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka
untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1. Masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan
lain-lain
2. Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
a. Masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya,
seperti gerombolan, suku, yagn bertalian dengan hubungan darah atau
keturunan
b. Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan
keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian,
dan sabagainya
1.2 Pengertian Masyarakat Pedesaan
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal usul dan adat
istiadat yang diakui dalam Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah
Kabupaten.
Desa menurut Widjaja (2003) dalam bukunya Otonomi Desa menyatakan
bahwa Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa. Landasan
pemikiran dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman,
partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Desa juga
merupakan suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan tersendiri. Desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi,
sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah),
dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintah Daerah,
desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai
kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah,
langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa desa ialah suatu
wilayah yang merupakan satu kesatuan masyarakat hukum pada batas-batas
wilayah yang mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat yang dimana corak masyarakatnya ditandai dengan
kebersamaan dan keramahtamahan. Selain itu bisa disimpulkan juga bahwa
pedesaan adalah sebuah lingkungan yang khas memiliki otonomi dan kewenangan
dalam mengatur kepentingan masyarakat yang memiliki kultur serta berbagai
kearifan lokal yang khas serta lingkungan yang masih alami dan kondusif yang
banyak berpengaruh terhadap karakter masyarakat di pedesaan.
1. Ciri-ciri Desa dan Karakteristik Masyarakat Pedesaan
Menurut Rahardjo (1999), Desa atau lingkungan pedesaan adalah sebuah
komunitas yang selalu dikaitkan dengan kebersahajaan (simplicity),
keterbelakangan, tradisionalisme, subsistensi, dan keterisolasian. Beratha
(1984), berpendapat bahwa masyarakat desa dalam kehidupan sehari-harinya
menggantungkan pada alam. Alam merupakan segalanya bagi penduduk desa,
karena alam memberikan apa yang dibutuhkan manusia bagi kehidupannya.
Mereka mengolah alam dengan peralatan yang sederhana untuk dipetik
hasilnya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alam juga digunakan untuk
tempat tinggal.
Menurut Bintarto dalam Daljoeni (2003), ada tiga unsur yang membentuk
sistem yang bergerak secara berhubungan dan saling terkait dari sebuah desa,
yaitu :
a. Daerah tanah yang produktif, lokasi, luas dan batas yang merupakan
lingkungan geografis,
b. Penduduk, jumlah penduduk, pertambahan penduduk, persebaran
penduduk dan mata pencaharian penduduk,
c. Tata Kehidupan, pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan warga desa
termasuk seluk beluk kehidupan masyarakat desa.
Koentjaraningrat (2005), berpendapat bahwa masyarakat di pedesaaan
merupakan sebuah komunitas kecil yang memiliki ciri-ciri yang khusus dalam
pola tata kehidupan, ikatan pergaulan dan seluk-beluk masyarakat pedesaan,
yaitu ; 1) para warganya saling mengenal dan bergaul secara intensif, 2)
karena kecil, maka setiap bagian dan kelompok khusus yang ada di dalamnya
tidak terlalu berbeda antara satu dan lainnya, 3) para warganya dapat
menghayati lapangan kehidupan mereka dengan baik. Selain itu masyarakat
pedesaan memiliki sifat solidaritas yang tinggi, kebersamaan dan gotong
royong yang muncul dari prinsip timbal balik. Artinya sikap tolong menolong
yang muncul pada masyarakat desa lebih dikarenakan hutang jasa atau
kebaikan.
Menurut Anshoriy (2008), dalam penelitiannya tentang kearifan lingkungan di
tanah jawa, bahwa kehidupan sosiokultural masyarakat di pedusunan
(pedesaan) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menjunjung kebersamaan dalam bentuk gotong royong, gugur gunung dan
lain sebagainya,
b. Suka kemitraan dengan menganggap siapa saja sebagai saudara dan wajib
dijamu bila berkunjung ke rumah,
c. Mementingkan kesopanan dalam wujud unggah-ungguh, tata krama, tata
susila dan lain sebagainya yang berhubungan dengan etika sopan santun.
d. Memahami pergantian musim (pranata mangsa) yang berkaitan dengan
masa panen dan masa tanam,
e. Memiliki pertimbangan dan perhitungan relijius (hari baik dan hari buruk)
dalam setiap agenda dan kegiatannya,
f. Memiliki toleransi yang tinggi dalam memaafkan dan memaklumi setiap
kesalahan orang lain terutama pemimpin atau tokoh masyarakat,
g. Mencintai seni dan dekat dengan alam.
Menurut Shahab (2007), secara umum ciri-ciri kehidupan masyarakat
pedesaan dapat diidentifikasi sebagai berikut ;
a. Mempunyai sifat homogen dalam mata pencaharian, nilai-nilai dalam
kebudayaan serta dalam sikap dan tingkah laku,
b. Kehidupan desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi
yang berarti semua anggota keluarga turut bersama-sama memenuhi
kebutuhan ekonomi keluarga,
c. Faktor geografi sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada. Misalnya,
keterikatan anggota keluarga dengan tanah atau desa kelahirannya,
d. Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet dari pada
kota.
Menurut dirjen Bangdes (pembangunan desa) dalam Daljoeni (2003), bahwa
ciri – ciri wilayah desa antara lain;
a. Perbandingan lahan dengan manusia cukup besar (lahan desa lebih luas
dari jumlah penduduknya, kepadatan rendah).
b. Lapangan kerja yang dominan adalah agraris (pertanian)
c. Hubungan antar warga amat akrab
d. Tradisi lama masih berlaku.
Pedesaan dan masyarakat desa merupakan sebuah komunitas unik yang
berbeda dengan masyarakat di perkotaan. Sementara segala kebijakan dan
perundangan-undangan adalah produk para pemangku kebijakan yang notabene
adalah masyarakat perkotaan, maka masyarakat desa memiliki kekhasan dalam
mengatur berbagai kearifan-kearifan lokal.
Secara sosial, corak kehidupan masyarakat di desa dapat dikatakan masih
homogen dan pola interaksinya horizontal, banyak dipengaruhi oleh sistem
kekeluargaan. Semua pasangan berinteraksi dianggap sebagai anggota keluarga
dan hal yang sangat berperan dalam interaksi dan hubungan sosialnya adalah
motif-motif sosial. Interaksi sosial selalu diusahakan supaya kesatuan sosial
(social unity) tidak terganggu, konflik atau pertentangan sosial sedapat mungkin
dihindarkan jangan sampai terjadi. Prinsip kerukunan inilah yang menjiwai
hubungan sosial pada masyarakat pedesaan. Kekuatan yang mempersatukan
masyarakat pedesaan itu timbul karena adanya kesamaaan-kesamaan
kemasyarakatan seperti kesamaan adat kebiasaan, kesamaan tujuan dan kesamaan
pengalaman( (Soetardjo, 2002).
Berbagai karakteristik masyarakat pedesaan di atas seperti potensi alam,
homogenitas, sifat kekeluargaan dan lain sebagainya menjadikan masyarakat desa
sebuah komunitas yang khusus dan unik.
1.3 Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Masyarakat kota
adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang mungkin
bisa dikatakan lebih maju dan lebih modern dan mudah untuk mendapatkan suatu
hal yang dicita-citakan. Karena masyarakat kota memiliki tingkat kegengsian
yang sangat tinggi sehingga sulit untuk menemukan rasa solidaritas yang tinggi
maka dari itu masyarakat kota lebih cenderung individualis, serta tingkat
pemikiran, pergaulan dan pekerjaan yang hampir dapat dipastikan berbeda dengan
masyarakat didesa.
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta
ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa
ciri-ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah
manusia perorangan atau individu
3. Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga
lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
5. Interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor
kepentingan daripada faktor pribadi
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat
mengejar kebutuhan individu
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota,
sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
1.4 Perbedaan Desa dan Kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan
(rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Perbedaan
tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat
sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa,
pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan. Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan
masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-
masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta
proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan
“berlawanan”.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk
membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang
ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah
suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat
perkotaan. Ciri ciri tersebut antara lain :
1. Jumlah dan kepadatan penduduk
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
4. Corak kehidupan sosial
5. Stratifikasi sosial
6. Mobilitas sosial
7. Pola interaksi sosial
8. Solidaritas sosial
9. Kedudukan dalam hierarki administrasi nasional
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya
terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka
saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan
warganya akan bahan-bahan pangan sperti beras, sayur mayor, daging, ikan. Desa
juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota
misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek
pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah
pekerja-pekerja musiman.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yagn juga diperlukan oleh orang
desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian,
minyak tanah, obat-obatn untuk memelihara kesehatan dan transportasi. Dalam
kenyataannya hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya
beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di
pedesaan. Padahal luas lahan pertanian dan tanah sulit bertambah, terutama
didaerah yang seudah lama berkembang seperti pulau jawa. Peningkatan jumlah
penduduk tanpa diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya
berakibat bahwa di pedesaan terdapat banyak orang yangtidak mempunyai mata
pencaharian tetap. Mereka merupakan pengangguran, baik sebagai pengangguran
penuh maupun setengah penuh.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial,
ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-
komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal
bahwa suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang
meliputi :
1. Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk
tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan
kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur wisma ini menghadapkan
a. dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai
dengan pertambahan kebutuhan penduduk untuk masa mendatang
b. memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar
dapat mencapai standar mutu kehidupan yang layak, dan
memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
2. Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota,
karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk
menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di
dalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah
lainnya.
4. Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan
dan kesenian
5. Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota,
tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas
pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan
utilitas kota.
Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan
integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah.
Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu
pengembangan yang tidak seimbang antara ketiganya, akan menimbulkan kondisi
kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup
masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah
pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan
kegiatan usaha masyarakat kota
Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh
fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang
dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional.
Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan
1.5 Kesimpulan
Masyarakat pedeasaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan
bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang
hampir sama (homogen) di suatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata
pencaharian dari sektor pertanian (agraris). Sikap hubungan batinnya lebih
kuatdan biasanya hidup berkelompok bersarkan hubungan kekeluargaan.
Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang tinggal di tengah-tengah kota,
gaya hidup individual, jalan pikiran yang rasional dan tidak terikat oleh norma
tertentu
Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota,
namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan,
artinya kehidupan perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan baik apabila
tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa, begitu juga sebaliknya.
SUMBER REFERENSI
suci_k.staff.gunadarma.ac.id/.../masyarakat-pekotaan-...
file.upi.edu/...DESAKOTA/Rural_Comunity.pdf
udin.staff.umm.ac.id/files/2011/02/SOSIOLOGI