4
Implementasi Public Private Partnership di Indonesia Oleh: Ishaq, Kelas 8A STAR NPM: 144060006297, No. Absen: 14 Kerja sama atau kemitraan pemerintah swasta (Public Private Partnership —PPP) bukan merupakan istilah yang baru di kenal dalam perekonomian di Indonesia. Jika sedikit mundur ke periode silam, asal mula kemunculan konsep PPP ini adalah ketika krisis moneter menerpa Indonesia dan kawasan Asia Tenggara sehingga berdampak terhadap tersendatnya pembangunan nasional. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa latar belakang lahirnya konsep PPP di Indonesia lebih condong dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya (dalam hal ini anggaran—budget constraint) dalam memenuhi kebutuhan pembangunan nasional. Melihat situasi ekonomi Indonesia yang sedang terpuruk, pemerintah melalui Presiden pada saat itu mengeluarkan produk hukum berupa Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam Pembangunan dan/atau Pengelolaan Infrastruktur. Diharapkan dengan dikeluarkannya aturan ini pemerintah Indonesia akan memiliki alternatif tambahan yang solutif untuk memenuhi kebutuhan sumber daya dalam pembangunan nasional. Akan tetapi, penerapan awal ternyata tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan karena secara global, investor ketika itu juga masih dalam tahap recovery pasca krisis dan kondisi pereekonomian nasional belum sepenuhnya stabil. Pemerintah baru mulai lebih giat dalam mengembangkan konsep PPP ketika pada awal tahun 2005 pemerintah berinisiatif menggelar acara Indonesia Infrastructure Summit I . Pada perhelatan tersebut, pemerintah Indonesia sekaligus membuka keran penawaran bagi investor swasta untuk turut serta menggarap proyek infrastruktur publik sebanyak 91 proyek. Tidak hanya sampai di situ, tahun 2006 pemerintah memutuskan untuk kembali menyelenggarakan event yang sama bertajuk Indonesia Infrastructure Conference and Exhibition dengan penawaran proyek lebih banyak dari tahun sebelumnya, yakni sebanyak 111 proyek. 1

ISHAQ Implementasi Public Private Partnership Di Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppp

Citation preview

Implementasi Public Private Partnership di IndonesiaOleh: Ishaq, Kelas 8A STARNPM: 144060006297, No. Absen: 14

Kerja sama atau kemitraan pemerintah swasta (Public Private PartnershipPPP) bukan merupakan istilah yang baru di kenal dalam perekonomian di Indonesia. Jika sedikit mundur ke periode silam, asal mula kemunculan konsep PPP ini adalah ketika krisis moneter menerpa Indonesia dan kawasan Asia Tenggara sehingga berdampak terhadap tersendatnya pembangunan nasional. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa latar belakang lahirnya konsep PPP di Indonesia lebih condong dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya (dalam hal ini anggaranbudget constraint) dalam memenuhi kebutuhan pembangunan nasional.Melihat situasi ekonomi Indonesia yang sedang terpuruk, pemerintah melalui Presiden pada saat itu mengeluarkan produk hukum berupa Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam Pembangunan dan/atau Pengelolaan Infrastruktur. Diharapkan dengan dikeluarkannya aturan ini pemerintah Indonesia akan memiliki alternatif tambahan yang solutif untuk memenuhi kebutuhan sumber daya dalam pembangunan nasional. Akan tetapi, penerapan awal ternyata tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan karena secara global, investor ketika itu juga masih dalam tahap recovery pasca krisis dan kondisi pereekonomian nasional belum sepenuhnya stabil.Pemerintah baru mulai lebih giat dalam mengembangkan konsep PPP ketika pada awal tahun 2005 pemerintah berinisiatif menggelar acara Indonesia Infrastructure Summit I. Pada perhelatan tersebut, pemerintah Indonesia sekaligus membuka keran penawaran bagi investor swasta untuk turut serta menggarap proyek infrastruktur publik sebanyak 91 proyek. Tidak hanya sampai di situ, tahun 2006 pemerintah memutuskan untuk kembali menyelenggarakan event yang sama bertajuk Indonesia Infrastructure Conference and Exhibition dengan penawaran proyek lebih banyak dari tahun sebelumnya, yakni sebanyak 111 proyek.Menindaklanjuti hal tersebut, secara internal pemerintah menyiapkan perangkat-perangkat yang ditujukan untuk mendukung efektifitas program ini. Di antaranya, pemerintah membentuk sebuah unit yang bertugas mengkoordinasikan percepatan pelaksanaan proyek infrastruktur pada pertengahan 2005 bernama Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur. Selanjutnya, pemerintah juga mengeluarkan serangkaian peraturan perundang-undangan (atau revisi peraturan yang sudah ada) yang muaranya ditujukan demi kelancaran penerapan PPP, seperti; Perpres 67 Tahun 2005 tentang tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (sebagai revisi atas Kepres Nomor 7 Tahun 1998) yang kemudian direvisi kembali pada tahun 2010 dengan Perpres Nomor 13 Tahun 2010, Perpres Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, Perpres Nomor 71 Tahun 2006 tentang Penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Batubara, Keluarnya Permenkeu Nomor 38 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Risiko atas Penyediaan Infrastruktur.

Daftar penawaran investasi proyek-proyek infrastruktur IndonesiaInfrastructure Conference & Exhibition 2006

ProyekJumlahProyekModel proyekProyek potensialNilai Investasi (US$ juta)Model proyekProyek potensial

Jalan tol202185,340.341,0374,303.34

Air minum13310 *)502.46108.40394.06

Pembangkit listrik362344,527.001,475.003,052.00

Perpipaan gas12-122,855.00-2,855.00

Transportasi29227> 1,998.82369.00> 1,998.82

Telekomunikasi**)11-1,517.001,517-

Total11110101> 16,7404,506.4012,234

Sumber: Implementasi Public-Private Partnerships dan Dampaknya ke APBN, Praptono Djunedi (2007)Keterangan:*) Termasuk proyek potensial pembangunan dam Karian**) Selain model proyek juga akan ditawarkan pemberian ijin penggunaan spektrum dengan potensi revenue sebesar Rp150 miliar/tahun dan penyelenggaraan proyek-proyek USO senilai Rp500 miliar/tahun

Melihat apa yang dicanangkan pemerintah pada periode-periode awal dari implementasi konsep PPP, nampaknya prospek terhadap efektivitas program ini akan berjalan dengan baik dan sukses. Lantas dengan melihat perkembangan penerapan PPP hingga saat ini, mengapa seolah-olah sudah tidak terdengar lagi desas desusnya? Ada beberapa hal yang menjadi faktor kendala pengembangan implementasi PPP di Indonesia, di antaranya adalah:1. Ketersediaan informasi aset yang belum andal. Laporan aset yang dimiliki pemerintah Indonesia masih belum dapat dikatakan sepenuhnya tertib. Dengan informasi yang andal, pemerintah akan memperoleh dasar yang lebih baik dalam melakukan perencanaan kebutuhan aset dan penyusunan strategi penerapan PPP yang lebih baik.2. Studi kelayakan atas proposal PPP kurang komprehensif. Hal ini sebenarnya masih berkaitan dengan minimnya ketersediaan informasi aset pemerintah Indonesia sehingga belum dapat mendukung baik pemerintah, maupun pihak swasta dalam melakukan kajian atas proyek infrastruktur yang hendak dilaksanakan, seperti malakukan risk assessment terhadap proyek, cost and benefit analysis, perhitungan IRR (bagi insvestor), maupun analisis dampak lingkungan.3. Penawaran proyek pemerintah yang belum memenuhi apa yang diinginkan investor. Dalam menggaet pihak swasta untuk ikut melaksanakan proyek infrastruktur publik, pemerintah harus bisa mengemas penawaran yang dapat memberikan keuntungan baik bagi pemerintah, maupun pihak investor swasta. Insentif pajak dan sharing profit dapat dijadikan tools bagi pemerintah untuk dimasukkan ke dalam klausul kontrak pengerjaan proyek infrastruktur. Tentu saja dalam hal ini pemerintah membutuhkan SDM yang kompeten dalam memperhitungkan seberapa besar porsi yang diberikan kepada pihak investor swasta sehingga pada akhirnya tidak merugikan pemerintah, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

4. Masalah non-teknis lainnya, seperti pembebasan lahan, faktor kondisi alam dan geografis, tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah, hingga kendala isu politik di Indonesia dapat juga menjadi penyebab tidak berkembangnya penerapan konsep PPP di Indonesia dalam pembangunan nasional.Konsep PPP pada dasarnya dibangun untuk tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakan melalui percepatan pembangaunan infrastruktur dalam sebagai sarana pelayanan publik yang lebih baik. Dengan demikian, pemerintah Indonesia ke depannya harus lebih dapat menerapkan konsep PPP dengan efektif, mengidentifikasi risiko-risiko yang menghambat implementasi PPP serta melakukan pembenahan atas kekurangan-kekurangan selama ini ada. Penerapan PPP pun dapat dikembangkan tidak hanya penyediaan infrastruktur publik, seperti pemenuhan kebutuhan kantor-kantor pemerintahan. Penggunaan konsep PPP juga dapat berkembang yang pada awalnya mengatasi budget constraint menjadi peningkatan keikutsertaan pihak swasta dalam penyediaan public goods dan penyerapan tenaga kerja.

Daftar Referensi

Djunedi, Praptono. 2007. Implementasi Public-Private Partnerships dan Dampaknya ke APBN. Direktorat Jenderal Anggaran. DKI Jakarta.E. R. Yescombe, 2007. Public Private PartnershipPrinciples of Policy and Finance. Butterworth-Heinemann. Britania Raya.Utama, Dwinata. 2010. Prinsip dan Starategi Penerapan Public Private Partnership dalam Penyediaan Infrastrukrtur Transportasi. Kementerian Koordinator Perekonomiaan RI. DKI Jakarta.

3