19
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teorikeperawatan digunakanuntuk menyusun suatu model yang berhubungan dengan konsep keperawatan. Teori keperawatanjuga mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori keperawatan didasarkan kenyataan-kenyataan yang ada di alam dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Selain itu teori keperawatan harus konsisten sebagai dasar-dasar mengembangkan model konsep keperawatan. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi peraw untuk memahami berbagai pengetahuandalam pemberian asuhan keperawatan dalam penyelesaian masalah keperawatan sehingga berb masalah dapat teratasi. Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutu dasar manusia berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah y jelas dalam pelayanan keperawatan. Dalam keperawatan terdapat b model konsep keperawatan berdasarkan pandanganahlidalam bidang keperawatan, yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tuju yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada. Teorikeperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan peraw untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerj dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Pelaksanaan asuhan keperawatan disebagian besar rumah sakit ndones umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan tersebut merupakan aplikasi unsur dan konsep dari beberapa teori dan model keperawatan yang di adopsi, digab dikembangkan serta dilaksankan. !emungkinan diantaranya teori dan mode yang mewarnai asuhan keperawatan yaitu teori yang dikemukakan oleh da

ISI Makalah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jjjj

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangTeori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan dengan konsep keperawatan. Teori keperawatan juga mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Selain itu teori keperawatan harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep keperawatan. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawatan untuk memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam penyelesaian masalah keperawatan sehingga berbagai masalah dapat teratasi.Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan. Dalam keperawatan terdapat beberapa model konsep keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada.Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat.

1Pelaksanaan asuhan keperawatan disebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan tersebut merupakan aplikasi unsur dan konsep dari beberapa teori dan model keperawatan yang di adopsi, digabung, dikembangkan serta dilaksankan. Kemungkinan diantaranya teori dan model yang mewarnai asuhan keperawatan yaitu teori yang dikemukakan oleh Ida Jean Orlando yang dikenal dengan teori proses keperawatan atau disiplin keperawatan.Dalam teorinya Orlando mengemukakan tentang konsep utama, diantaranya adalah konsep disiplin proses keperawatan (nursing process disipline) yang juga dikenal dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin proses keperawatan meliputi komunikasi perawata pada pasiennya yang sifatnya segera, mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan untuk validasi atau perbaiakan (Tomey, 2006).Orlando juga menggambarkan mengenai disiplin nursing proses sebagai interaksi total (totality interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, prilaku pasien, reaksi perawat terhadap prilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membbantunya serta untuk melakukan tindakan yang tepat (George, 1995).

B. Tujuan Mampu memahami dan menjelaskan teori dan model keperawatan menurut Ida Jean Orlando.

C. Sistematika Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. BAB I Pendahuluan 2. BAB II Tinjauan Teoritis 3. BAB III Aplikasi Teori Ida Jean Orlando 4. BAB IV Pembahasan Terhadap Aplikasi Menurut Ida Jean Orlando 5. BAB V Simpulan 6. Daftar Pustaka

BAB IITINJAUAN TEORITIS

A. Sejarah dan Latar BelakangIda Jean Orlando Pellitier lahir pada tanggal 12 Agustud 1926 di New Jersey. Ia telah aktif berkarir sebagai pelaksana, pendidik, peneliti dan konsultan dalam bidang keperawatan. Pada awal karirnya ia bekerja sebagai staf keperawatan diberbagai bidang seperti obsetri, perawatan penyakit dalam dan bedah, serta di ruang emergency. Ia juga telah menjabat sebagai supervisor dan menjabat sebagai asisten dua direktur keperawatan. Ia diterima di Diploma Keperawatan di New York tahun 1947, mendapat gelar Bachelor of nursing pada tahun 1951 dari Universitas di Brooklyn New York, pada tahun 1954 menerima gelar MA di mental Helath Consultation dari Universitas Colombia. Buku pertamanya yang dipublikasikan pada tahun 1961 dan di print ulang pada tahun 1990 yaitu hubungan dinamis perawat-pasien : fungsi, prinsip dan proses. Ia juga menjabat sebagai pimpinan Graduate program dalam kesehatan mental dan psikiatri nursing di Yale. Orlando juga aktif diberbagai organisasi seperti pada Massachusetts Nurses Associations dan di Zharvard Community Health Plan. Ia juga sebagai dosen dan konsultan pada berbagai institusi keperawatan.

B. Paradigma Keperawatan 1. Perawat

3Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera, itu merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu prilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien.2. Manusia Manusia bertindak atau berprilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang dalam situasi tertentu mausia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan pertolongan dan akan mengalami distres jika mereka tidak dapat melakukannya. Hal ini dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat profesional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhannya.3. SehatOrlando tidak mendefenisikan sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas dari ketidaknyamanan fisik dan mental merasa adekuat dan sejahtera berkontribusi terhadap sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memenuhi kebutuhannya berkontribusi terhadap sehat.4. LingkunganOrlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan yang terjadi ketika perawat dan pasien berinteraksi dan keduanya mempersepsikan, berpikir, merasakan dan bertindak dalam situasi yang bersifat segera. Pasien dapat mengalami distres terhadap lingkungan terapeutik dalam mencapai tujuannya, perawat perlu mengobservasi prilaku pasien untuk mengetahui tanda-tanda stres.

C. Kerangka Teori Menurut Orlando 1. Fungis Keperawatan Profesional-Prinsip Pengorganisasian Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa aman ketika dalam mendapatkan pengobatan atau dalam pemantauan), perawat harus mengetahui kebutuhan pasien untuk membantu memenuhinya. Dari penelitian Orlando di konseptualisasi fungsi perawat yang unik mencari tahu dan memenuhi kebutuhan pasien langsung untuk bantuan, yang merupakan prinsip teori pengorganisasia. Orlando menyatakan, keperawatan harus responsif terhadap individu yang menderita atau mengantisipasi rasa ketidakberdayaan, itu difokuskan pada prosesperawatan untuk tujuan menghindar, menghilangkan, mengurangi atau menyembuhkan ketidakberdayaan individu (Orlando, 1972).Tanggung jawab perawat untuk memenuhi kebutuhan pasien, dengan membantu yang baik dengan menyediakan secara langsung atau memuulai hubungan dengan pelayanan terhadap orang lain. Inti pusat dari praktik perawat adalah untuk memahami apa yang terjadi antara pasien dan perawat yang menyediakan kerangka kerja perawat dalam memberikan bantuan pasien.Pertama konttak antara pasien dengan perawat, perawat tidak mengetahui apakah pasien membutuhkan bantuan. Namun, dengan memberikan informasi dengan mengeksplorasi pikiran pasien untuk mencapai pemahaman yang akurat dari prilaku pasien dan memberitahu apa yang dibutuhkan pasien. Orlando menyatakan, pertama , perawat harus mengambil inisiatif untuk membantu pasien mengungkapkan pikirannya dari prilaku pasien untuk memastikan bantuan yang diperlukan untuk (segera) kebutuhannya yang harus dipenuhi.Jika pasien membutuhkan dan kebutuhannya terpenuhi, fungsi keperawatan telah terpenuhi. Orlando menyatakan adalah produk untuk memenuhi kebutuhan yang segera untuk pasien dengan membantu perbaikan dalam prilaku verbal dan noverbal pasien. Perubahan pengamatan perawat memungkinkan untuk percaya atau tidak percaya bahwa aktivitasnya dapat mencegah atau mengurangi rasa penderitaan pasien.Sehingga konsep ini menetapkan akuntabilitas perawat kepada pasien dan menyediakan kerangka kerja evaluatif untuk tindakan perawat. Penekan Orlando adalah pentingnya pengalaman kontak langsung dengan pasien sehingga dapat memahami prilaku terhadap pasien.2. Tingkah Laku Yang Ditunjukkan Pasien Selama Proses KeperawatanOrlando hampir secara khusus pada pemahaman situasi permasalahan yang kompleks. Dalam praktik keperawatan terdiri dari kontak perawat pasien sering di mana pasien memanifestasikan prilaku verbal dan noverbal. Dari penelitiannya, Orlando merumuskan pernyataan berikut untuk memandu pengamatan perawat : prilaku yang ditunjukkan pasien merupakan bentuk yang muncul, permohonanan untuk bantuan. Namun perlunya bantuan mungkin tampak daro prilaku. Menurut Orlando pasien dan perawat berpartisipasi dalam proses eksplorasi untuk mengidentiifikasi masalah serta solusinya. Oleh karena itu situasi pasien perawat adalah keseluruhan yang dinamis, masing-masing dipengaruhi oleh prilaku lainnya, interaksi adalah unik untuk setiap situasi.3. Respon Langsung atau Respon Internal Yang Diberikan Oleh PerawatReaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien. Reaksi segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi individu pasien, berfikir dan merasakan. Dimana perawat memicu reaksi langsung secara otomastis baik secara kognitif dan afektif. Reaksi ini terdiri dari persepsi perawat, ide, prilaku pasien. Perasaan dibangkitkan dari pikiran, hal ini terjadi secara berurutan dan seketika.Hal ini merupakan satu-satunya sumber untuk memahami arti dari prilaku pasien. Interaksi dari item-item ini disebut proses keperawatan. Fungsi perawat menurut Orlando yaitudalam menyelidiki atau mengeksplorasi prilaku pasien. Teori Orlando terdiri dari kerangka konsep bagi profesi keperawatan. Tiga elemen, yaitu prilaku klien,reaksi perawat dan tidakan perawat akan membentuk situasi keperawatan.Setelah perawat melakukan kebutuhan klien, mereka mendapatkan dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan klien dan akan bertindak secara otomatis atau direncanakan untuk memenuhi kebutuhan yang pada akhirnya untuk menurunkan tekanan atau stres yang dialami oleh klien.4. Disiplin Dari Proses KeperawatanMenurut (George, 1995), mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai interaksi total (totality interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, prilaku pasien, reaksi perawat terhadap prilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tindakan yang tepat.5. Peningkatan dan PerbaikanMenurut Orlando, apabila kebutuhan pasien untuk bantuan segera telah ditentukan dan dilaksanakan, sehingga ada perbaikan. Perubahan ini dapat diamati pada pasien baik secara verbal dan prilaku nonverbal, ini memungkinkan perawat untuk menyimpiulkan bahwa pasien dengan perasaan tak berdaya telah lega, dicegah atau dikurangi. Jika prilaku pasien tidak berubah, fungsi dari keperawatan belum terpenuhi dan perawat harus terus dengan melaksanakan keperawatan sampai ada perbaikan. Menurut Orlando, itu bukan kegiatan perawat yang dievaluasi, itu adalah hasilnya yaitu apakah tindakan perawat membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya untuk bantuan dan apakah kebutuhannya terpenuhi. Schmieding (1993) menjelaskan : disiplin proses keperawatan Orlando bukan la proses linear...bukan proses musyawarah namun perawat berusaha untuk memahami prilaku pasien dan apa yang membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya agar perawat dapat membantu.Disiplin proses keperawatan Orlando merupakan bagian integral dari teorinya. Berlatih dengan persepsi yang terpisah, pikiran dan perasaan memungkinkan perawat untuk menganalisis praktik mereka. Jika hal ini dilakukan, perawat akan mencakup pasien sebagai mitra timbal balik dalam menentukan baik kebutuhan bantuan segera dan apa yang terbaik akan memenuhi kebutuhan pasien sehingga mengurangi penderitaan pasien.Prilaku perawat adalah alat utama untuk mebantu pasien....Orlando enganggap pikiran perawat sebagai alat utama untuk proses mengkonversi dilihat dari situasi segera kedalam tindakan....pikiran perawat, oleh karena itu adalah variabel menginventarisisi antara persepsi perawat yang unik dan itu adalah konversi kedalam tindakan.D. Disiplin Proses Keperawatan Dalam Teori Proses KeperawatanSeperti yang telah diuraikan di atas bahwa disiplin proses keperawatan dalam nursing process theory dikenal dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin proses keperawatan meliputi komunikai perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera, mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan untuk validasi atau perbaikan. Disiplin proses keperawatan didasarkan pada proses bagaimana seorang bertindak. Tujuan dari proses disiplin ketika digunakan antara perawat dan pasien adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan pasien. Peningkatan prilaku pasien merupakan indikasi dari pemenuhan kebutuhan sebagai hasil yang diharapkan.1. Prilaku Paien Disiplin proses keperawatan dilaksanakan sesuai deengan prilaku pasien. Seluruh prilaku pasien yang tidak sesuai dengan permasalahan dapat dianggap sebagai ekspresi yang membutuhkan pertolongan, ini sangat berarti pada pasie-pasien tertentu dalam kondisi gawat harus dipahami. Orlando menekankan hal ini pada prinsip pertamanya dengan diketahuinya prilaku pasien atau tidak diketahuinya yang seharusnya ada hal tersebut menunjukkan pasien membutuhkan suatu bantuan.Prilaku pasien dapat verbal dan noverbal. Inkonsistensi antara dua prilaku ini dapat dijadikan faktor kesiapan perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien. Prilaku verbal yang menunjukkan perlunya pertolongan seperti keluhan, permintaan, pertanyaan, kebutuhan dan lain sebagainya. Sedangkan prilaku noverbal misalnya heart rate, edema, aktivitas motorik : senyum, berjalan, menghindar kontak mata dan lain sebagainya. Walaupun seluruh prilaku pasien dapat menjadi indikasi perlunya bantuan tetapi jika hal itu tidak dikomunikasikan dapat menimbulkan masalah dalam interaksi perawat-pasien. Tidak efektifnya prilaku pasien merupakan indikasi dalam memelihara hubungan perawat-pasien, ketidak akuratan dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien yang diperlukan perawat atau reaksi negatif pasien terhadap tindakan perawat. Penyelesaian masalah tidak efektifnya prilaku pasien layak diprioritaskan. Reaksi dan tindakan perawat harus dirancang untuk menyelesaikan prilaku seperti halnya memeneuhi kebutuhan yang emergency.2. Reaksi Perawat Prilaku pasien menjadi stimulus bagi perawat, reaksi ini terdiri dari 3 bagian yaitu pertama perawat merasakan melalui indranya, kedua yaitu perawat berfikir secara otomatis dan ketiga adanya hasil pemikiran sebagai suatu yang dirasakan. Contoh perawat melihat pasien merintih, perawat berfikir bahwa pasien mengalami nyeri kemudian memberikan perhatian.Persepsi, berfikir dan merasakan terjadi secara otomatis dan hampir simultan. Oleh karena itu perawat harus belajar mengidentifikasi setiap bagian dari interaksi. Hal ini akan membantu dalam menganalisis reaksi yang menentukan bagaimana ia berespon demikian. Perawat harus dapat menggunakan reaksinya untuk tujuan membantu pasien.Disiplin proses keperawatan menentukan bagaimana perawat membagi reaksinya dengan pasien. Orlando menawarkan prinsip untuk menjelaskan penggunaan dalam hal berbagi beberapa observasi dilakukan dan dieksplorasikan dengan pasien adalah penting untuk memastikan dan memenuhi kebutuhannya atau mengenal yang tidak dapat dipenuhi oleh pasien pada waktu itu. Orlando menyampaikan 3 kriteria untuk memastikan keberhasilan perawat dalam mengeksplor dan bereaksi dengan pasien, yaitu : a. Perawat harus menemuinya dan konsisten terhadap apa yang dikatakannya dan mengatakan prilaku nonverbalnya kepada pasienb. Perawat harus dapat mengkomunikasikannya dengan jelas terhadap apa yang akan diekspresikannyac. Perawat harus menanyakan kembali kepada pasien langsung untuk perbaikan atau klarifikasi

3. Tindakan PerawatSetelah memvalidasi dan memperbaiki reaksi perawat terhadap prilaku pasien, perawat dapat melengkapi proses disiplin dengan tindakan keperawatan, Orlando menyatakan bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan oleh perawat dengan atau untuk kebaikan pasien adalah merupakan suatu tindakan profesional perawatan.Perawat harus menentukan tindakan yang sesuai untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien. Prinsip yang menjadi petunjuk tindakan menurut Orlando yaitu perawat harus mengawali dengan mengeksplorasi untuk memastikan bagaimana mempengaruhi pasien melalui tindakan atau kat-katanya.Perawat dapat bertindak dengan 2 cara, yaitu : tindakan otomatis dan tindakan terencana. Hanya tindakan terencana yang memenuhi fungsi profesional perawat. Sedangkan tindakan otomatis dilakukan bila kebutuhan pasien yang mendesak, misalnya tindakan pemberian obat atas instruksi medis. Dibawah ini merupakan kriteria tindakan keperawatan yang terencana ; a. Tindakan merupakan hasil dari identifikasi kebutuhan pasien dengan memvalidasi reaksi perawat terhadap prilaku pasienb. Perawat menjelaskan maksud tindakan kepada pasien dan sesuai untuk memenuhi kebutuhan pasien c. Perawat memvalidasi efektivitas tindakan, segera setelah dilakukan secara lengkapd. Perawat membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan dengan kebutuhan pasien ketika melakukan tindakanTindakan otomatis tidak akann memenuhi kriteria tersebut. Beberapa contoh tindakan otomastis tindakan rutinitas, melaksanakan instruksi dokter, tindakan perlindungan kesehtan secara umum. Semua ini tidak membutuhkan validasi reaksi perawat.

4. Fungsi ProfesionalTindakan yang profesional dapat menghambat perawat dalam menyelesaikan fungsi profesionalnya dan dapat menyebabkan tidak adekuatnya perawatan pasien. Perawat harus tetap menyadari bahwa aktivitas termasuk profesional jika aktivitas tersebut direncanakan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan pasien. Disiplin proses keperawatan adalah serangkaian tindakan dengan suatu prilaku pasien yang membutuhkan bantuan. Perawat harus bereaksi terhadap prilaku pasien dengan mempersepsikan, berfikir dan merasakan. Perawat membagi aspek reaksinya dengan pasien, menyakinkan bahwa tindakan verbal dan nonverbal adalah konsisten dengan reaksinya dan mengidentifikasi reaksi sebagai dirinya sendiri dan perawat mengunjungi pasien untuk memvalidasi reaksinya.

E. Berfikir Kritis Dalam Praktik Keperawatan Dengan Teori OrlandoPenilaian pasien dengan menggunakan teori Orlando sebagai panduan untuk proses keperawatan.Catatan ; perawat mewawancari pasien dengan biodata yang terdiri dari nama, alamat dan posisinya.1.Membimbing prinsip mencaritahu untuk memenuhi kebutuhan bantuan segera untuk pasien (mengeksplor pasien dengan mencari tahu untuk memenuhi kebutuhan bantuan segera pasien).

Fokus perawat adalah pada pasien. Pikiran perawat bebas dari pikiran yang mengganggu.

2.Permasalahan situasi dan reaksi langsungPara perawat mengakui isyarat bahwa masalah pasien mungkin ada sebelum langkah berikutnya dalam proses. Perawat mengidentifikasi persepsi langsungnya, pikiran dan perasaan

3.Permintaan penentuan masalahPerawat menggunakan istilah pasien dapat memahami dan mengeksplorasi reaksi langsung dengan pasien untuk menemukan masalah fisik/nonfisik. Sebagai masalah diidentifikasi, perawat meminta pasien untuk mengkonfirmasi atau menyangkal keakuratan. Para perawat mengeksplorasi ketidaksepakatan menentukan dasarnya

4.Mengidentifikasi rencana spesifik untuk setiap masalah Dengan pasien, perawat menentukan tindakan yang diperlukan dan mengembangkan rencana untuk setiap masalah.Para perawat mengeksplorasikan apakah pasien setuju dengan atau tidak rencana tersebut. Dengan ekspresi perawat dan menyelesaikan dasar perselisihan. Pasien secara verbal dan noverbal atau setuju

5.ImplementasiJika pasien tidak mampu, perawat mengimplementasikan rencana dan apakah tindakan itu membantu. Jika tidak, perawat mengeksplorasi penyebabnya.Para perawat membantu pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri dan mengeksplorasi apakah pasien dibantu dan apa hasilnya

6.Perbaikan Perawat menanyakan pasien apakah tindakan membantu mengamati pasien prilaku verbal dan nonverbal. Jika ia telah membaik, perlunya bantuan. Jika tidak perawat terus menggunakan konten dari reaksi langsung untuk mengeksplorasi dengan pasien sampai perubahan positif

13

F. SKEMA TEORI ORLANDO

PERSON APERSON B

ActionActionReactionReaction

EksplisitEksplisit

PerceptionPerception

ThoughtThought

ReactionReaction

FeelingFeeling

The action process in aperson to person contact functioning by open disclosure, toughts and feelings of each individual are directly available to the perception of the other individual through the observable action (From Orlando, 1972).

BAB IIIAPLIKASI TEORI ORLANDO

Debbie perempuan berusia 29 Tahun, ia mengakui baru-baru ini masuk ke unit perawatan onkologi untuk di periksa setelah merasakan nyeri pada pelvis dan keputihan berair yang berbau busuk. Hasil pap smear menyatakan kanker serviks tingkat 5. Ia ditemukan memiliki karsinoma sel skuamosa serviks tahap II dan ia menjalani operasi histerektomi radikal dengan ooforektomi bilateral salsalpingo.Riwayat kesehatan masa lalu mengungkapkan bahwa jarang memeriksakan fisiknya. Ia juga tidak melakukan pemeriksaan payudaranya sendiri. Ia tinggi 5 kaki dan 4 inchi dan berat badan 89 pounds, biasanya berat badannya 100 pounds. Ia merokok 2 sigaret 2 pak perhari dalam 16 tahun yang lalu. Ia hamil 2 kali. Ia melahirkan anak pertamanya usia 16 tahun dan melahirkan yang kedua usia 18 tahun, sejak saat itu ia minum kontrasepsi oral secara rutin.Debbie menyelesaikan tingkatan ke-8. Ia menikah dan tinggal dengan suaminya dan ia memiliki 2 orang anak dan tinggal dirumah ibunya. Lingkungannya kurang sanitasi. Suaminya pengangguran. Ia merasakan bahwa ia saat ini sangat emosional dan kasar. Ia melakukan operasi berikutnya karena ia dapat mengosongkan kandung kemihnya. Setelah post operasi ia merasakan nyeri dan mual, diperlukan bagi Debbie untuk dilakukan pemasangan kateter secara intermiten di rumahnya. Pengobatan Debbie yaitu antibiotik, anakgesik untuk nyeri dan antiemetik untuk mualnya. Tambahannya lagi ia akan menerima terapi radias secara rawat jalan. Debbie sangat takut. Ia mengungkapkan prihatin atas nama depannya dan masa depan kedua anaknya. Ia percaya bahwa penyakit ini merupakan hukuman bagi kehidupan masa lalunya.

14BAB IVPEMBAHASAN

Pada kasus Debbie tersebut diatas maka perawat harus segera bereaksi terhadap prilaku pasien baik secara verbal ataupun noverbal, melakukan validasi, membagi bereaksi terhadap prilaku pasien dengan mempersiapkan, berfikir dan merasakan. Perawat membantu pasien untuk mengurangi ketidak nyamanan baik fisik maupun psikologis, ketidakmampuan pasien dalam menolong dirinya serta mengevaluasi tindakan perawatan yang sudah dilakukannya. Semua itu dapat diterapkan melalui pendekatan disiplin proses keperawatan Orlando sebagai berikut : A. Fase Reaksi PerawatMenurut George (1995), bahwa reaksi perawat dimana terjadi berbagai reaksi perawat dan prilaku pasien dalam disiplin proses keperawatan teori Orlando identik dengan fase pengkajian pada proses keperawatan. Pengkajian difokuskan terhadap data-data yang relatif menunjukkan kondisi yang emergency dan membahayakan bagi kehidupan pasien, data yang perlu dikaji pada kasus di atas selain nyeri pada panggul, keputihan berair yang berbau busuk yang khas pada kanker serviks, dalam kasus ini Debbie juga mempunyai riwayat merokok sigaret 2 pak perhari selama 16 tahun dan riwayat melahirkan pada usia dibawah 20 tahun, hal ini yang dapat memicu terjadinya kanker serviks. Selain data di atas Debbie juga mengalami mual sejak ia post operasi dan harus menggunakan kateter secara intermitan.Perawat perlu mengkaji prilaku pasien nonverbal yang menunjukkan bahwa pasien memerlukan pertolongan segera seperti : berat badan Debbie yang menurun dari 100 pounds menjadi 89 pounds.. pasien tampak gelisah, selanjutnya perawat perlu mengetahui data-data lain seperti catatan dari tim kesehatan lainnya. Hasil dai papsmear menunjukkan ditemukannya sel skuomosa kanker serviks.

15B. Tindakan Perawat Fase pencernaan pada proses keperawatan, sesuai dengan fase nursing action pada disiplin proses keperawatan mencakup sharing action (analisa data), diagnosa keperawatan, perencanaan dan tindakan keperawatan atau implementasi. Tujuan adalah selalu mengurangi akan kebutuhan pasien terhadap bantuan serta berhubungan dengan peningkatan prilaku kesehatan. Setelah mendapatkan data-data yang menunjukkan prilaku pasien, menurut Orlando perawat perlu melakukan sharing reaction yang identik dengan analisa data sehingga dapat ditentukan diagnosa keperawatan.

C. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan difokuskan terhadap masalah ketidak mampuan pasien untuk memenuhi kebutuhannya sehingga perlu pertolongan perawat. Dari data yang didapatkan pada kasus Debbie ditemukan masalah : 1. Ketidakmampuan mengatasi nyeri 2. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi 3. Resiko terjadinya infeksi dikarenakan pemasangan kateter yang intermiten

D. Rencana Keperawatan Setelah masalah keperawatan pasien ditentukan dan disusun rencana keperawatan, fokus perencanaan pada pasien Debbie yaitu dengan merumuskan tujuan yang saling menguntungkan baik bagi pasien maupun perawat sehingga terjadi peningkatan prilaku Debbie kearah yang lebih baik. adapun tujuan yang diharapkan dalam meberikan asuhan keperawatan pada Debbie yaitu pasien mampu menolong dirinya sendiri untuk mengatasi nyeri, pasien mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dan mampu mencegah untuk terjadinya interaksi.

E. Implementasi KeperawatanFokus implementasi adalah efektivitas tindakan untuk menanggulangi yang sifatnya mendesak, terdiri dari tindakan-tindakan otomatis seperti melaksanakan tindakan pengobatan atas instruksi medis dan tindakan terencana yang dianggap sebagai peran perawat profesional sesungguhnya. Adapun implementasi keperawatan yang perlu dilakuakn pada Debbie yaitu : 1. Membantu pasien menghilangkan rasa nyeri a. Tindakan otomatis : berikan analgestikb. Tindakan terencana :1) Kaji skala nyeri klien 2) Ajarkan teknik relaksasi 3) Atur posisi nyaman klien 2. Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisia. Tindakan otomatis : berikan terapi antiemetikb. Tindakan terencana :1) Kaji toleransi nutrisi yang dapat masuk2) Sajikan makanan dalam keadaan hangat 3) Hindari makanan yang dapat merangsang mual 4) Timbang berat badan3. Mencegah pasien untuk terjadinya infeksia. Tindakan otomatis : berikan antibiotik b. Tindakan terencana :1) Observasi tanda-tanda infeksi 2) Observasi TTV3) Lakukan perawatan kateter dan perawatan luka post operasi secara septik4) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

F. Evaluasi Pada fase tindakan proses disiplin merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Tindakan-tindakan yang terencana, setelah tindakan lengkap dilaksanakan, perawat harus mengevaluasi keberhasilannya. Evaluasi asuhan keperawatan pada Debbie difokuskan terhadap perubahan prilaku terhadap kemampuan menolong dirinya untuk mengattasi ketidakmampuannya. Evaluasi dilakukan setelah tindakan keperawatan dilaksanakan. Adapun hasil yang diharapkan adalah : 1. Rasa nyaman terpenuhi, nyeri berkurang ditandai dengan skala nyeri menurun, ekspresi wajah klien tidak meringis kesakitan, tanda-tanda vital dalam batas normal, keluhan nyeri menurun2. Kebutuhan klien terpenuhi ditandai dengan klien mengungkapkan perasaan tidak mual, porsi makanan habis, nafsu makan meningkat, berat badan menunjukkan adanya kenaikan3. Infeksi tidak terjadi ditandai dengan TTV dalam batas normal, tidak ditemukan tanda-tanda infeksi, luka kering dan bersih

BAB VSIMPULAN

Proses keperawatan dan proses disiplin Orlando keduanya menggambarkan rangkaian tahapan. Setiap tahapan sama-sama tidak terpisah. Pada proses disiplin Orlando hampir secara berkesinambungan saling mempengaruhi dimana prilaku pasien menjadi tujuan reaksi perawat, mengarahkan prilaku perawat, mengarahkan reaksi pasien. Kedua proses tersebut merupakan proses dinamis dan responsif terhadap perubahan kondisi pasien.Proses keperawatan dan proses disiplin Orlando mempunyai banyak kenyamanan. Proses keperawatan panjang dan lebih formal dan fasenya mendetail dibandingkan proses disiplin Orlando dan membutuhkan perawattan untuk menggunakan pengetahuan dan prinsip keilmuan dan teori keperawatan. Orlando hanya membutuhkan bahwa perawat harus mengikuti prinsip-prinsip yang ditetapkan.

19DAFTAR PUSTAKA

Doengoes. 2002. Nursing Care Plane : Guidelines For Planning And Documenting Patient Care, 3rd edition, FA. Davis.

Hidayat. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Tomey Ann Marriner, Alligood. 2006. Nursing Theorists And Their Work. Ed. USA : Mosby Inc.

http://www.sandiego.edu//acamics/nursing//theory/Orlando.