Upload
ridhayanti-fajir-asysyam
View
73
Download
34
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pkm jongaya
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan dari pembangunan nasional khususnya bidang kesehatan
adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Pembangunan
kesehatan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan
manusia, dan sebagai sumber daya pembangunan. Derajat kesehatan yang
tinggi akan meningkatkan produktivitas dan memperkuat daya saing bangsa
yang semakin ketat di dunia.
Salah satu pelayanan kesehatan yang paling mudah dijangkau oleh
masyarakat yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).Puskesmas
merupakan sarana kesehatan masyarakat terdepan yang memberi layanan
kesehatan kepada masyarakat diseluruh pelosok tanah air.Puskesmas
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah
dan masyarakat.Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.
Dalam sarana kesehatan puskesmas, farmasi merupakan salah satu
faktor penting dalam menunjang pelayanan kesehatan.Profesi farmasi saat ini
1
telah mengalami perkembangan yaitu dari orientasi pada obat berubah menjadi
orientasi pada pasien dengan berdasarkan pada asas pharmaceutical care,
yaitu bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi farmasis dalam
pekerjaan kefarmasian untuk mencapai tujuan akhir yaitu peningkatan kualitas
hidup pasien.Dengan bertambahnya kesadaran mengenai kesehatan dan
berkembangnya keinginan untuk ikut memikul tanggung jawab bagi kesehatan
pasien tersebut.
Pengalaman belajar merupakan hal yang sangat penting bagi peserta
didik untuk mencapai keberhasilan dalam tujuan pendidikan, yang dapat
diperoleh melalui pendidikan di kelas, laboratorium maupun lapangan.Untuk
mencapai pengalaman belajar pada tatanan yang nyata dan komprehensif
sehingga mahasiswa dapat lebih siap dan mandiri, maka dilaksanakan Praktik
Kerja Lapangan pada mahasiswa D3 Farmasi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Makassar. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan
para mahasiswa dapat mengetahui langsung kondisi dan situasi pada dunia
kerja, sehingga mampu belajar menghadapi berbagai tantangan dalam dunia
kerja dan belajar untuk menganalsis suatu gejala dan masalah yang timbul
agar kelak dapat diaplikasikan langsung pada pasien dengan diberi bimbingan
dan pengarahan.
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu proses belajar mengajar
yang dilaksanakan pada sarana kesehatan pemerintah atau swasta, untuk
2
mencapai tujuan pendidikan secara menyeluruh. Program PKL dilaksanakan
dengan tujuan:
1. Memberikan bentuk pengalaman nyata serta permasalahan yang dihadapi
di lahan praktek kerja dan menumbuhkan rasa tanggung jawab .
2. Memberikan kesempatan untuk dapat menyatukan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki dengan wawasan kegiatan pada suatu bidang
yang dilaksanakan agar lebih dapat percaya diri dan selalu mandiri dalam
perkembangan karir di masa yang datang.
3. Menambahkan pengertianakan lingkungan organisasi pada sarana
pelayanan kefarmasian dengan berbagai kegiatan di dalamnya.
4. Melatih dan mengembangkan sumber daya manusia melalui sarana dan
fasilitas guna memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja professional di masa
yang akan datang.
C. Tujuan Pembuatan Laporan
Salah satu tugas yang harus dilakukan peserta PKL setelah kegiatan
dilokasi adalah membuat laporan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama
melaksanakan PKL. Adapun tujuan pembuatan laporan pelaksanaan antara
lain:
1. Peserta Praktek Kerja Lapangan akan mampu memahami, memantapkan
dan mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh dikampus dan
diterapkan di lapangan kerja.
3
2. Peserta Praktek Kerja Lapangan akan mampu mencari alternative
pemecahan masalah yang ditemukan di lapangan kerja.
3. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan maupun
mahasiswa yang bersangkutan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarkat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes RI, 2006).
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota sesuai dengan
kemampuannya (Depkes RI, 2006).
Pelayanan yang diberikan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi:
1. Pelayanan pengobatan (kuratif) yaitu merupakan suatu rangkaian dari
pengelolaan obat yang merupakan tahapan akhir dari suatu pelayanan
kesehatan yang akan ikut menentukan efektifitas upaya pengobatan oleh
tenaga medis kepada pasien.
5
2. Upaya pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yaitu merupakan suatu kegiatan
dalam upaya pemulihan kesehatan.
3. Upaya pencegahan (preventif) yaitu merupakan rangkaian kegiatan dalam
rangka pencegahan suatu penyakit dengan memelihara kesehatan
lingkungan maupun perorangan.
4. Upaya peningkatan kesehatan (promotif) yaitu suatu upaya kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan
merupakan konsep kesatuan upaya kesehatan.
Hal tersebut menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas
kesehatan termasuk Puskesmas yang merupakan unit pelaksana kesehatan
tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok yang sangat dibutuhkan
oleh sebagian besar masyarakat termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian
di Puskesmas ditunjukan kepada semua penduduk dan tidak membedakan
jenis kelamin dan golongan umur (Depkes RI, 2006).
Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah suatu
kecamatan, dengan beberapa faktor yaitu: kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografi, dan keadaan infrastruktur lainnya yang merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah
kerja dibagi antar Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep
wilayah yaitu desa atau kelurahan, dusun atau rukun warga (Depkes RI, 2006).
6
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas
perlu ditunjang dengan unit pelayanan yang lebih sederhana diantaranya,
yaitu:
1. Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan tempat pelayanan pengobatan
dibawah Puskesmas Induk yang pelayanannya dilakukan oleh seorang
perawat yang bertempat di suatu desa jauh dari Puskesmas Induk.
2. Puskesmas Keliling (Pusling) kegiatannya sama seperti Puskesmas hanya
saja Puskesmas Keliling dilakukan oleh seorang dokter, bidan, perawat,
gizi, dan Asisten Apoteker (AA).
3. Posyandu terbagi 2 yaitu:
a. Posyandu untuk kesehatan ibu dan balita, terutama pelayanan
imunisasi dan gizi terhadap ibu hamil, bayi dan balita.
b. Posyandu lansia (lanjut usia) untuk pelayanan pengobatan bagi usia
lanjut.
4. Posyandu Kesehatan Desa (Poskesdes) disediakan untuk pelayanan
kesehatan yang sifatnya mendasar.
5. Pondok Bersalin Desa (Polindes) yaitu suatu pelayanan yang dilakukan
oleh seorang bidan yang ditempatkan di suatu desa jauh dari Puskesmas
Induk (Depkes RI, 2003).
B. Organisasi Personalia Puskesmas
Adapun kewajiban dan wewenang dari setiap petugas Puskesmas
adalah sebagai berikut:
7
1. Kepala Puskesmas
a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan obat dan pencatatan
pelaporan di Puskesmas.
b. Mengawasi dan membina pelaksanaan pengelolaan obat dan
pencatatan pelaporan.
c. Mengajukan permintaan obat kepada Kepala Dinas Kesehatan, GFK
(Gudang Farmasi Kotamadya) setempat.
d. Menyampaikan laporan bulanan pemakaian obat kepada Kepala Dinas
Kesehatan setempat.
e. Melaporkan semua obat yang hilang, rusak, kadaluarsa dan obat yang
tidak dibutuhkan kepada Kepala Dinas Kesehatan, GFK (Gudang
Farmasi Kotamadya) setempat.
f. Mengembalikan obat-obat yang tidak dibutuhkan, rusak, dan
kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan, GFK (Gudang Farmasi
Kotamadya). (Depkes RI, 1994)
2. Petugas Gudang Obat Puskesmas
a. Menerima, menyimpan, memelihara obat yang ada di gudang dan
membuat catatan mutasi obat yang keluar maupun yang masuk gudang
obat Puskesmas dalam kartu stok.
b. Mempersiapkan data penerimaan dan pemakaian obat.
c. Mengkompilasi data pemakaian dan sisa obat dari masing-masing sub-
unit.
8
d. Mempersiapkan laporan pemakaian dan permintaan obat kepada
Kepala Dinas Kesehatan, GFK (Gudang Farmasi Kotamadya).
e. Menerima, menyimpan dan memelihara LPLPO (Laporan Pemakaian
dan Laporan Permintaan Obat) yang sudah diisi.
f. Melayani permintaan oleh kamar obat dan Puskesmas Pembantu.
g. Menerima dan mengumpulkan obat rusak/kadaluarsa dari gudang
simpanannya, kamar obat dan Puskesmas Pembantu.
h. Mempersiapkan laporan obat hilang, rusak dan kadaluarsa.
i. Melaporkan obat yang tidak dipakai, hilang, rusak dan kadaluarsa
kepada Kepala Puskesmas.
j. Menyimpan kartu stok selama 10 tahun. (Depkes RI, 1994).
3. Petugas Kamar Obat Puskesmas
a. Menyimpan, memelihara dan membuat catatan mutasi obat yang
diterima maupun yang dipakai oleh kamar obat Puskesmas dalam
bentuk Buku Harian Penerimaan dan Pemakaian Obat.
b. Memelihara dan menyimpan resep obat secara tertib (untuk bukti
pengeluaran obat kepada pasien).
c. Setiap awal bulan mempersiapkan data pemakaian obat dan jumlah
penerimaan resep (umum, Askes, dan gratis).
d. Membuat laporan dan secara berkala mengajukan permintaan obat
kepada Kepala Puskesmas/petugas gudang obat.
e. Melayani permintaan obat untuk keperluan Kamar Suntik, Puskesmas
Keliling dan Posyandu.
9
f. Menyimpan dan memelihara obat yang ada di kamar obat.
g. Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluarsa kepada petugas gudang
obat. (Depkes RI, 1994).
4. Petugas Kamar Suntik
a. Menyimpan, memelihara dan membuat catatan mutasi obat yang
diterima maupun yang dipakai oleh kamar obat Puskesmas dalam
bentuk Buku Harian Penerimaan dan Pemakaian Obat.
b. Setiap awal bulan (jika stok hampir habis) mempersiapkan obat kepada
Kepala Puskesmas/petugas kamar obat.
c. Menyimpan obat yang ada di kamar suntik dengan baik/pada tempat
yang sesuai.
d. Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluarsa kepada Kepala
Puskesmas atau petugas kamar obat. (Depkes RI, 1994).
5. Petugas Obat Puskesmas Pembantu
a. Menyimpan, memelihara dan membuat catatan mutasi obat yang
diterima maupun yang dipakai oleh kamar obat Puskesmas dalam
bentuk Buku Harian Penerimaan dan Pemakaian Obat.
b. Setiap awal bulan mempersiapkan data pemakaian obat, sisa stok dan
melaporkan serta mengajukan permintaan obat kepada Kepala
Puskesmas/petugas gudang obat.
c. Menyimpan resep-resep obat sebagai bukti penggunaan obat.
d. Menyerahkan kembali obat/kadaluarsa kepada Kepala
Puskesmas/petugas gudang obat. (Depkes RI, 1994).
10
6. Petugas Lapangan Puskesmas Keliling/Posyandu
a. Setiap kali melaksanakan kegiatan lapangan, mengajukan permintaan
obat yang diperlukan kepada Kepala Puskesmas/petugas kamar obat.
b. Mencatat pemakaian dan sisa obat.
c. Menyimpan resep-resep obat sebagai bukti penggunaan obat.
d. Setelah selesai dengan kegiatan lapangan, segera mengembalikan sisa
obat kepada Kepala Puskesmas. (Depkes RI, 1994).
C. Fungsi Puskesmas
Adapun fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraaan pembangunan oleh sektor lain, masyarakat dan dunia
usaha wilayah kerjanya, serta secara aktif melaporkan dampak dari
penyelenggaraan pembangunan di wilayah kerjanya terhadap kesehatan.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang di lakukan Puskesmas
adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdaya masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha untuk memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
11
sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan,
meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan (private goods) adalah pelayanan
yang bersifat pribadi, dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
kesehatan perorangan mencakup rawat jalan dan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat (publik goods) adalah pelayanan yang
bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan publik, mencegah penyakit tanpa mengabaikan upaya
penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Contoh pelayanan publik
adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya (Depkes RI, 2003).
12
D. Tujuan Puskesmas
Beberapa tujuan Puskesmas itu sendiri yaitu:
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang merata, bermutu dan
terjangkau didukung oleh sumber daya dan manajemen kesehatan yang
handal. Dengan sasaran yang hendak dicapai sebagai berikut:
a. Meningkatkan ketersediaan obat dan perbekalan serta alat kesehatan
dalam jenis dan jumlah sesuai standar di Puskesmas dan jaringannya.
b. Meningkatkan mutu dan askes pelayanan kesehatan di Puskesmas,
Rumah Sakit (RS) dan sarana kesehatan swasta.
c. Meningkatkan ketersediaan dan pendayagunaan SDM (Sumber Daya
Manusia) kesehatan.
d. Meningkatkan kualitas perencanaan dan pembangunan kesehatan.
e. Meningkatkan pemerataan dan fasilitas pelayanan kesehatan
f. Meningkatkan perbaikan gizi masyarakat
Meningkatkan status gizi masyarakat melalui program perbaikan gizi
seperti penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi
Besi, Kurang Vitamin A dan Pemberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.Kegiatan program ini dilakukan harian, bulanan,
semesteran maupun tahunan.
2. Melindungi masyarakat dari penggunaan sediaan farmasi, pangan, alat
kesehatan dan pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi standar, dengan
sasaran yang akan dicapai sebagai berikut:
a. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
13
b. Meningkatkan pengawasan penggunaan sediaan farmasi, pangan dan
alat kesehatan.
3. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
dan tidak menular. Dengan sasaran yang akan dicapai yakni menurunnya
kejadian kematian atau kecacatan akibat penyakit.
4. Meningkatkan upaya pencegahan, penanggulangan kejadian luar biasa
(KLB) dan bencana secara terpadu dengan melibatkan peran aktif
masyarakat. Dengan sasaran yang akan dicapai yakni meningkatkan
deteksi dini, respon cepat penanggulangan KLB dan bencana.
5. Meningkatkan kemandirian individu, keluarga dan masyarakat untuk
hidup bersih dan sehat.
6. Meningkatkan peran pemegang kepentingan terhadap pembangunan
kesehatan. Dengan sasaran yang akan dicapai yakni meningkatkan
kegiatan-kegiatan di bidang kesehatan yang akan dilaksanakan oleh
organisasi non pemerintah dan institusi lain.
7. Meningkatkan jejaring dengan pemegang kepentingan di bidang
kesehatan. Dengan sasaran yang akan dicapai yakni meningkatkannya
organisasi non pemerintah dan institusi lain yang akan berkonstribusi
dalam pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya dapat dicapai
melalui pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan serta pemantapan fungsi-
fungsi administrasi kesehatan.Selain itu juga didukung oleh informasi
kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan serta hukum
14
kesehatan.Fungsi-fungsi kesehatan tersebut, terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian serta pertanggungjawaban penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
E. Pelayanan Farmasi di Puskesmas
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada apoteker untuk menyediakan obat dan menyerahkan bagi pasien sesuai
peraturan perundangan yang berlaku. Pelayanan resap adalah proses kegiatan
yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari
penerimaan resep, peracikan obat sampai dengan penyerahan obat kepada
pasien. Pelayanan terhadap resep merupakan salah satu pelayanan farmasi di
Puskesmas, selain itu penyediaan sediaan farmasi dan perbekalan farmasi
untuk Puskesmas.Pelayanan obat bertujuan agar pasien mendapat obat sesuai
dengan resep dokter dan dapat informasi bagaimana menggunakannya.
Pelayanan obat adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non
teknis yang harus dikerjakan mulai dari menerima resep dokter sampai
penyerahan obat kepada pasien (Anief,2007).
Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan adalah suatu
proses yang merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyerahan. Tujuannya adalah
tersedianya perbekalan farmasi yang bermutu serta jumlah, jenis dan waktu
yang tepat (Depkes RI, 2006).
15
BAB III
URAIAN KHUSUS
A. Sejarah Puskesmas Jongaya
Dasar pemikiran dan perkembangan bahwa untuk memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat utamanya yang
berpenghasilan di wilayah kerja pada:
1. Kelurahan Pa’baeng-baeng
2. Kelurahan Jongaya
3. Kelurahan Bungaya
Maka dengan kerjasama dari berbagai pihak pada tahun 1976 di Jalan
Andi Tonro No. 70 didirikan sebuah Puskesmas yang dengan kesempatan
diberi nama “Puskesmas Jongaya”.
Pada awal berdirinya Puskesmas Jongaya telah dikepalai oleh beberapa
dokter, yaitu:
1. Dr. Nursiah Ba’be (1976 – 1980)
2. Dr. Nurjannah (1980 – 1985)
3. Dr. Sonny Tunggal (1985 – 1988)
4. Dr. Misdat (1988 – 1990)
5. Dr. Nurjannah (1990 – 1992)
6. Dr. Margaretha, P. (1992 – 1996)
7. Dr. Gilbert Kouwagam (1996 – 1998)
8. Dr. Elviera Rostan (1998 – 2004)
9. Dr. Nurhasijati Ningsih (2004 – 2006)
16
10. Dr. Margaretha (2006 – 2007)
11. Dr. Hj. Syamsiah Densi, R. Mars (2007 – 2011)
12. Drg. Asniawaty Idris MARS. (2011)
Dalam proses kegiatannya dapat dibuktikan bahwa keberadaan
Puskesmas Jongaya ini dinyatakan berhasil dilihat dari jumlah pasien yang
dating berobat kurang lebih 100-150 orang perhari yang sebagian besar dari
tingkatan masyarakat pra sejahtera. Dan merupakan salah satu puskesmas
yang telah mendapat sertifikat ISO 9001:2008 sebagai tanda penerapan
pelayanan kesehatan bertaraf Internasional.Mendapat CCP (Citra Pelayanan
Prima) untuk Pelayanan Manula yaitu di atas umur 61 tahun. Dan mendapat
gelar Adipura sebagai Puskesmas terbersih kota Makassar.
B. Visi dan Misi Puskesmas Jongaya
1. Visi
Mampu menjadi pusat pelayanan terbaik dan sehat di Selatan Kota
Makassar.
2. Misi
a. Setiap saat bisa memberikan pelayanan kesehatan yang prima pada
masyarakat.
b. Setiap saat dan selalu meningkatkan upaya preventif dan promotif.
c. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan
kesehatan serta menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat.
17
d. Berupaya tetap meningkatkan pengembangan SDM perubahan
perilaku dan disiplin kerja petugas.
C. Motto Puskesmas Jongaya
Kesehatan adalah segalanya, investasi dan harta yang sangat bernilai
“KASIH”
1. Keshatan, suatu hal mendasar dan hak bagi manusia yang hidup sehat dan
selalu diidamkan bagi orang sehat khususnya orang sakit karena kesehatan
2. Adalah suatu tujuan hidup manusia
3. Segalanya akan terwujud bila kesehatan selalu dijaga, dipelihara dan
diobati bila sakit
4. Investasi kita dihari tua untuk hidup lebih bahagia bersama keluarga.
Kesehatan bias disejajarkan bersama
5. Harta yang sangat bernilai.
18
UNIT KESEHATAN MASYARAKATUPAYA PROMOSI KESEHATAN
Desi Rosmalah Sari, SKMUPAYA KIA & KBMatlina, A. Md Keb
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKATHj. Rusdiana, SKM
UPAYA KESEHATAN USIA LANJUTBongko Opu, S.Kep
UPAYA KESEHATAN SEKOLAHMusriah
UPAYA P2M/PTMMurniati, S.Kep
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGANKhaerunnisya, AMKL
UPAYA KESEHATAN GIGI DAN MULUTdrg. A. Nunu Appa Sinrang
UPAYA PERKESMASAisyah, AMK
UPAYA KESEHATAN JIWAZainal Abidin, AMK
UPAYA KESEHATAN MATABertha Ellum Mallo, S.Kep
UPAYA KESEHATAN KERJABertha Ellum Mallo, S.Kep
UPAYA PEMBINAAN BATTRANi Nyoman Darminiasih, S.Farm, Apt
UNIT KESEHATAN PERORANGANUPAYA PENGOBATAN
RAWAT JALAN
dr. Hj. Roslyna Abu Bakar
KEPALA PUSKESMASdrg. Asniwaty Idris, MARS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
UNIT PELAYANAN TEKNIS FUNGSIONAL PUSKESMAS
KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHAHj. Nurdiana
KEPEGAWAIAN
Hj. NurdianaKEUANGAN
Saenab, A.Md.KebPERLENGKAPANKamasiah, S.ST
JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS
UNIT PUSKESMAS KELILINGDian Trindiana, AMK
UNIT BIDAN/POSKESKELHetty Kusumawardani, A.Md.Keb
D. Struktur Organisasi Puskesmas Jongaya
19
E. Kegiatan Pokok Puskesmas Jongaya
1. Dokter Umum
2. Dokter Gigi
3. P3K/KIA
4. Imunisasi
5. Klinik VCT/HIV – Narkoba
6. Klinik Manula
7. Laboratorium
8. Obat
F. Pelayanan Kefarmasian Puskesmas Jongaya
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan salah satu unit
terpenting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Adapun
pelayanan kefarmasian di Puskesmas Jongaya meliputi:
1. Penerimaan Resep
Resep yang diperoleh dari loket kartu berupa resep dari pasien
ASKES yang berwarna merah muda, pasien Pra Sejahtera (Pra) yang
berwarna hijau, resep manula berwarna biru dan resep dari pasien umum
berwarna kuning.
Resep yang telah dicatat dan dimasukkan dalam catatan harian
untuk digunakan dalam LPLPO (Lembar Permintaan dan Laporan
Pemakaian Obat) tiap bulan.Resep tersebut disimpan berdasarkan tanggal
resep selama kurang lebih tiga tahun.
20
2. Penyelenggaraan Resep dan Penerimaan Obat
Selama melakukan penyiapan obat maka petugas dari kamar obat
harus memahami isi permintaan resep lalu menyiapkan sesuai dengan
permintaan. Untuk obat tablet tertentu petugas di kamar obat sebelumnya
telah menyiapkan dalam bungkusan sak obat sesuai jumlah dan aturan
pakainya. Misalnya 3x1 sebanyak 9 tablet dan untuk 2x1/2 sebanyak 5
tablet.
Untuk mempercepat pelayanan pada umumnya di Puskesmas
dibuat beberapa macam obat racikan sebanyak 100-200 bungkus dalam
bentuk puyer.Racikan puyer ini diberikan pada balita dimana dosisnya
yang diserahkan berdasarkan umur pasien.
Obat yang diberikan di Puskesmas Jongaya pada umumnya untuk
pemakaian selama tiga hari.Apabila obat habis tapi belum juga sembuh
maka pasien dapat berkonsultasi kembali dengan dokter.
3. Penyerahan Obat
Sebelum dilakukan penyerahan obat, harus diperhatikan dan
diperiksa kembali kebenarannya yaitu mengenai:
a. Jenis obat
b. Nama pasien
c. Umur
d. Aturan pemakaian
e. Pemberian informasi
21
Informasi yang diberikan meliputi:
1) Cara Pemakaian Obat
Seperti pada antasida harus diberikan penjelasan yang cukup jelas
tentang cara pemakaian dengan alasan yang jelas.
2) Efek Samping
Diberikan penjelasan yang baik kepada pasien tentang efek
samping yang ditimbulkan oleh obat..
3) Aturan Pakai
Diberikan penjelasan yang baik kepada pasien tentang aturan pakai
obat misalnya 3x1 sehari (pagi 1, siang 1, dan malam 1) dan lain-
lain.
G. Tugas dan Peranan Farmasis di Puskesmas Jongaya
Tugas Pokok Apoteker
1. Menerima resep, meracik, dan mempersiapkan obat sesuai dengan
kebutuhan.
2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang pemakaian obat.
3. Membuat pencatatan dan pelaporan harian obat.
4. Menyusun dan menyimpan arsip obat.
Tugas Tambahan
1. Membuat perencanaan obat dan laporan tahunan.
2. Menghadiri pertemuan, seminar atau lokakarya dan pelatihan.
3. Penuluhan tentang penggunaan obat yang baik dan benar.
22
Pasien Datang Membawa Resep
Asisten Apoteker
Cek / Pemeriksaan
Siapkan Obat
Jelaskan Aturan Pakai
Obat Diserahkan
Pulang
Wewenang
1. Bertanggungjawab atas keluar masuknya resep obat dan harus sesuai
prosedur.
Tugas Pokok Asisten Apoteker
1. Menerima resep, meracik, dan mempersiapkan obat sesuai dengan
kebutuhan.
2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang pemakaian obat.
3. Membuat list permintaan obat ke gudang farmasi.
4. Mengelola pemasukan dan pengeluaran obat.
Tugas Tambahan
1. Membuat laporan bulanan gudang obat.
2. Menghadiri pertemuan, seminar atau lokakarya dan pelatihan.
3. Penyuluhan tentang penggunaan obat yang baik dan benar.
Wewenang
1. Bertanggungjawab atas keluar masuknya resep obat dan harus sesuai
prosedur.
2. Bertanggungjawab atas pemasukan dan pengeluaran obat dari gudang obat
Puskesmas.
H. Alur Pelayanan Pasien Ruang Obat Puskesmas Jongaya
23
Tidak Kadaluarsa
Kadaluarsa
Gudang Farmasi Dinkes
Gudang Obat PKM
Unit Pelayanan
Pasien
I. Alur Pemantauan Obat Kadaluarsa/Alkes Puskesmas Jongaya
Keterangan:
Unit Pelayanan
1. Ruang Obat 6. Imunisasi
2. Laboratorium 7. Puskesmas Keliling
3. Ruang Gigi 8. P3K
4. KIA 9. P2M
5. Ruang Tindakan
24
BAB IV
PEMBAHASAN
Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarkat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan
hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Puskesmas merupakan unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan di puskesmas Jongaya meliputi
pelayanan resep, pembuatan puyer standar serta pencatatan dan pelaporan.Resep
yang dilayani setiap harinya merupakan resep yang terdiri dari pasien umum,
pasien pra sejahtera, pasien askes, dan pasien manula.
Pembuatan puyer standar di Puskesmas Jongaya terdiri atas Puyer I, Puyer
II, Puyer III, Puyer Flu, dan Puyer Dermatitis. Puyer I, II, dan III memiliki
indikasi yang sama yaitu sebagai obat demam, flu disertai batuk yang berlangsung
beberapa hari, perbedaannya terletak pada dosisnya yang berdasarkan pada berat
badan yang ditujukan untuk masing-masing puyer yaitu berturut-turut ≤ 5 kg, 6 –
10 kg, 11 - 15 kg. Puyer flu diindikasikan untuk batuk flu pada anak dengan berat
10 kg.Puyer dermatitis diindikasikan untuk keluhan gatal pada tubuh anak dengan
berat badan 7 – 10 kg.Untuk anak dengan berat badan yang tidak tercantum pada
dosis puyer maka diberikan penyesuaian dosis pada aturan pakai.Seorang farmasis
25
harus berhati-hati dalam mengerjakan resep agar dapat terhindar dari kesalahan
karena dapat berakibat fatal bagi pasien.
Kegiatan lain yang dilakukan di Puskesmas Jongaya adalah pencatatan dan
pelaporan. Pemakaian obat melalui resep-resep yang diterima harus dicatat setiap
hari pada buku catatan agar diketahui berapa banyak pemakaian obat setiap
harinya.Dari pencatatan harian tersebut selanjutnya dibuat laporan bulanan yang
digunakan untuk membuat perencanaan permintaan obat-obatan bulan selanjutnya
yang dirangkum dalam Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO). LPLPO selanjutnya dilaporkan ke Gudang Farmasi Kota yang telah
berganti nama menjadi UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) pegelola obat.
Ruang lingkup pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek Puskesmas
Jongaya yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan
kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan
obat di Puskesmas. Seleksi adalah proses pemilihan dengan rasional sejumlah
obat di Puskesmas, dengan tujuan untuk menghasilkan sediaan obat yang baik.
Perencanaan, pengadaan dan pemilihan obat dilakukan oleh
Apoteker.Perencanaan tersebut disusun berdasarkan penyakit yang sering
ditemukan (epidemiologi), jumlah keperluan obat (Pola konsumsi) dan
keadaan stok obat.
Perencanaan tersebut disusun dengan tujuan:
a. Untuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang tepat sesuai kebutuhan.
26
b. Untuk menghindari terjadinya kekosongan stok obat di Puskesmas.
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Perencanaan obat dan alat kesehatan di Puskesmas Jongaya dilakukan
dengan mengisi lembar perencanaan (LPLPO) yang formatnya telah
ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Untuk mengetahui
pemakaian obat perbulan dapat dilihat dari buku register harian yang biasa
disebut rekapitulasi resep harian. LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat) dibuat oleh petugas Apotek biasanya pada akhir bulan, dan
ditanda tangani oleh kepala Puskesmas Jongaya. LPLPO dibuat sebanyak 5
rangkap, 1 rangkap untuk Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, 2 rangkap untuk
Gudang Farmasi, 1 rangkap untuk Arsip Puskesmas dan 1 rangkap untuk
Arsip Apotek Puskesmas.
2. Permintaan atau Pengadaan
Permintaan atau pengadaan obat di Puskesmas dilakukan untuk
memperoleh jenis dan jumlah obat dengan mutu yang baik, menjamin
tersedianya obat, dengan cepat dan tepat waktu.Oleh karena itu, pengadaan
atau permintaan obat harus memperhatikan dan mempertimbangkan bahwa
obat yang diminta atau diadakan sesuai dengan jenis dan jumlah obat yang
direncanakan.
Permintaan obat dari Puskesmas Jongaya menggunakan Format
LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat).Permintaan
dilakukan oleh Apoteker penanggung jawab Apotek yang telah ditanda
tangani oleh Kepala Puskesmas.Permintaan dari Puskesmas dilakukan dengan
27
memperhitungkan pemakaian obat dan sisa stok.Jumlah permintaan obat yang
dibuat oleh pihak puskesmas didalam LPLPO biasanya tidak langsung
disetujui oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas kesehatan akan
melakukan analisa terlebih dahulu terhadap poin-poin yang tertulis dalam
LPLPO, setelah itu diputuskan berapa jumlah obat yang akan diberikan
kepada Puskesmas yang bersangkutan. Jumlahnya biasanya sama persis
dengan permintaan Puskesmas dalam LPLPO, tetapi juga bisa kurang.
3. Penerimaan
Penyerahan obat-obatan dari Dinas kesehatan Kabupaten/Kota kepada
Puskesmas Jongaya.Barang akan diperiksa kesesuaiannya dengan permintaan
obat dan alat kesehatan sesuai dengan LPLPO. Pengecekan yang dilakukan
meliputi:
a. Jumlah Dan Jenis Obat
b. Bentuk Obat Yang Diminta Sesuai Dengan LPLPO
c. Tanggal Kadaluarsa Dan Nomor Bacth
Pengecekan dilakukan oleh Apoteker, kemudian barang akan disusun
sesuai dengan ketentuan dan cara penyimpanan. Setiap barang yang masuk
akan ditulis pada kartu stok baik Jumlahnya, Tanggal Kadaluarsa, Nomor
Batch, Nomor Faktur dari Gudang Farmasi dan Tanggal Masuk Barang.
Setelah selesai memeriksa, LPLPO ditanda tangani oleh penerima
obat/tenaga kefarmasiaan dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
4. Penyimpanan
28
Sediaan farmasi dan alat kesehatan disimpan di dalam gudang obat
Puskesmas yang berada tidak jauh dari apotek Puskesmas.Penyimpanan obat-
obat Narkotika dan Psikotropika disimpan dalam lemari yang terkunci.Untuk
obat yang lainnya disusun pada rak-rak yang tersedia pada gudang obat secara
Alfabetis dan menurut sediaan perbekalan farmasi.Rotasi obat atau
pengeluaran obat dari gudang obat Puskesmas Jongaya menggunakan sistem
FIFO dan FEFO.Dengan diberlakukannya sistem FIFO dan FEFO ini,
diharapkan dapat menjamin kualitas perbekalan farmasi yang diberikan dalam
pelayanan terhadap masyarakat.
5. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas Jongaya meliputi
pencatatan harian (pencatatan rutin) yang dilakukan setiap hari oleh petugas
Puskesmas menyangkut penerimaan dan pelayanan obat ke sub unit pelayanan
pada kartu stok. Pencatatan berkala dilakukan menyangkut laporan
penerimaan bulanan dan rekapitulasi pemakaian harian obat pada buku
penerimaan dan pemakaian obat bulanan (Buku Rekapan Bulanan).Buku ini
dapat dimanfaatkan untuk membantu petugas unit pelayanan dalam
mengendalikan persediaan obat, terutama jika persediaan telah mencapai
jumlah minimum, maka unit pelayanan dapat mengajukan permintaan obat
tambahan. Pada Pelaporan bulanan dilakukan untuk laporan pemakaian obat
setiap bulan dengan menggunakan format LPLPO. Laporan ini digunakan
sebagai sarana pertanggung jawaban oleh Puskesmas kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melalui gudang farmasi.Laporan tahunan LPLPO dibuat
29
berdasarkan laporan bulanan dengan merekap data yang ada pada tiap laporan
bulanan yang berupa LPLPO mulai dari awal tahun.
6. Pelayanan Resep
Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, petugas apotek yang
mengerjakan resep tersebut harus memeriksa kembali kesesuaian antara jenis,
jumlah serta aturan pakai dengan yang tertulis pada resep. Setelah memastikan
kesesuaian resep kemudian petugas akan menyiapkan obat yang sesuai dengan
resep, apabila obat yang tertera pada resep tidak tersedia di apotek puskesmas
maka petugas mengkonsultasikan dan menyerahkan kembali resep kepada
dokter untuk mengganti obat tersebut. Setelah selesai diganti petugas
menyiapkan obat dan memanggil nama pasien kemudian menyerahkan obat
kepada pasien dengan menanyakan kembali identitas pasien baik Nama
maupun Umur Pasien apakah sudah sesuai dengan yang tertulis pada resep,
hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan penyerahan
obat terhadap pasien dengan Nama yang sama, sehingga tidak berakibat fatal
terhadap kondisi pasien.
Pada saat petugas apotek harus menyerahkan obat disertai dengan
pemberian informasi obat yang jelas dan memastikan bahwa pasien telah
memahami betul cara penggunaan obat, juga memberitahukan kepada pasien
untuk menyimpan obat ditempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-
anak.
30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat,
salah satunya adalah Puskesmas Jongaya. Dalam sarana kesehatan Puskesmas,
farmasi merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang pelayanan
kesehatan juga dalam proses manajemen perbekalan farmasi.
Maka dengan adanya Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, sehingga pembangunan nasional
di bidang kesehatan dapat terwujud dengan adanya sarana kesehatan yang
mudah dijangkau oleh masyarakat.
B. Saran
1. Agar Puskesmas Jongaya tetap mempertahankan dan lebih meningkatkan
manajemen pengelolaan obat dan alat kesehatan serta pelayanan
kefarmasian yang sudah ada.
2. Sebaiknya Gudang Farmasi dan ruang obat yang ada di Puskesmas bisa
dibuat lebih luas sehingga obat dan alat kesehatan dapat tersusun dengan
lebih baik.
31
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Mohammad, 2007, PedomanPelayananKefarmasian di Puskesmas,
DepatemenKesehatanRepublik Indonesia, Jakarta
Depkes RI, 1994, PedomanKerjaPuskesmasJilid I,
DepartemenKesehatanRepublik Indonesia, Jakarta
Depkes RI, 2003, PedomanPengelolaanObatPublikdanPerbekalanKesehatan di
Puskesmas, DepartemenKesehatanRepublik Indonesia, Jakarta
Depkes RI, 2006, PedomanPelayananKefarmasian di Puskesmas,
DepartemenKesehatanRepublik Indonesia, Jakarta
32