Isi Referat Anestesi Umum

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    1/21

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang

    1. Definisi

    Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthtos,

    "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa

    sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit

    pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun

    1846.

    Anastesi Umumadalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya

    kesadaran dan bersifat irreversible. Anestesi umum yang sempurna menghasilkan ketidak

    sadaran, analgesia, relaxasi otot tanpa menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari pasien.

    2. Sejarah Anestesi

    Awal mula penemuan dan perkembangan Anestesiologi terjadi pada tahun 1846. Ketika

    itu seorang dokter gigi yang bernama William Thomas Green Morton memperagakan

    penggunaan dietil eter untuk menghilangkan kesdaran dan rasa nyeri pada pasien yang sedang

    ditanganinya. WTG Morton bekerja sama dengan Dokter Ahli Bedah kenamaan pada waktu itu

    yang bernama Dr John Collins Warren di Massachusetts General Hospital berhasil melakukan

    pembedahan tumor rahang pada seorang pasien tanpa memperlihatkan gejala kesakitan.

    Telah diakui bahwa jarang sekali ada penemuan dalam ilmu kedokteran diterima begitu

    cepat dan secara universal. Namun kehadiran eter dalam waktu singkat (tiga minggu) setelah

    peragaan tersebut sudah bias diterima oleh masyarakat kedokteran dan digunakan di beberapa

    Rumah Sakit di London.

    Hasil temuan Morton tersebut sangat wajar kalau disebut sebagai The most humane

    discovery in mankind karena kemudian pembedahan dapat dilakukan tanpa siksaan dan bebas

    nyeri.

    Selanjutnya, sejarah perkembangan anestesi sejak tahun 1846 sampai dengan tahun 1900

    tidak menunjukkan kemajuan yang berarti. Eter yang ditemukan tersebut ternyata merupakan

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    2/21

    2

    obat yang cukup aman, memenuhi kebutuhan, mudah digunakan dan tidak memerlukan obat-

    obat lain, cara membuatnya juga mudah dan harganya pun murah. Oleh karena itu eter terus

    dipakai, tanpa ada usaha untuk mencari obat lain yang lebih baik, apalagi untuk mempelajari

    aspek ilmunya dan mengembangkannya sebagaiscience and clinical art.

    Setelah mengalami stagnansi dalam perkembangannya lebih kurang selama 100 tahun

    setelah penemuan Morton, barulah kemudian banyak dokter mulai tertarik untuk mempelajari

    bidang anestesiologi dan menjadikannya sebagai pilihan karier dan profesi, seperti bidang ilmu

    kedokteran yang lain.

    Di Indonesia, khususnya di ibukota Jakarta, Anestesiologi lahir pada tahun 1954. Pada

    saat itu baru ada satu orang Dokter Spesialis Anestesiologi yaitu (Alm) Dokter Mohammad

    Kelan, yang pada mulanya seorang asisten dalam Ilmu Bedah, telah menyelessaikan pendidikan

    Anestesiologi di Amerika Serikat. Sebagai perbandingan, kalau di Indonesia pada tahun 1954

    baru ada satu Dokter Spesialis Anestesiologi, di Amerika Serikat ketika itu sudah ada lebih dari

    1000 orang Dokter Spesialis Anestesiologi.

    Anestesi umum adalah suatu tindakan yang membuat pasien tidak sadar selama prosedur

    medis, sehingga pasien tidak merasakan atau mengingat apa pun yang terjadi. Anestesi umum

    biasanya dihasilkan oleh kombinasi obat intravena dan gas yang dihirup (anestesi). "Tidur"

    pasien yang mengalami anestesi umum berbeda dari tidur seperti biasa. Otak yang dibius tidak

    merespon sinyal rasa sakit atau manipulasi bedah.

    Praktek anestesi umum juga termasuk mengendalikan pernapasan pasien dan memantau

    fungsi vital tubuh pasien selama prosedur anestesi berlangsung. Anestesi umum diberikan oleh

    dokter yang terlatih khusus, yang disebut ahli anestesi, ataupun bisa juga dilakukan oleh perawat

    anestesi yang berkompeten.

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    3/21

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    ANESTESI UMUM

    DefinisiAnestesi umum adalah suatu keadaan meniadakan nyeri secara sentral yang dihasilkan ketika

    pasien diberikan obat-obatan untuk amnesia, analgesia, kelumpuhan otot, dan sedasi. Pada pasien

    yang dilakukan anestesi dapat dianggap berada dalam keadaan ketidaksadaran yang terkontrol

    dan reversibel. Anestesi memungkinkan pasien untuk mentolerir tindakan pembedahan yang

    dapat menimbulkan rasa sakit tak tertahankan, yang berpotensi menyebabkan perubahan

    fisiologis tubuh yang ekstrim, dan menghasilkan kenangan yang tidak menyenangkan.

    Komponen anestesi yang ideal terdiri dari: 1. Hipnotik, 2. Analgetik, 3. Relaksasi otot

    Anestesi umum menggunakan cara melalui intravena dan secara inhalasi untuk

    memungkinkan akses bedah yang memadai ke tempat dimana akan dilakukan operasi. Satu hal

    yang perlu dicatat adalah bahwa anestesi umum mungkin tidak selalu menjadi pilihan terbaik,

    tergantung pada presentasi klinis pasien, anestesi lokal atau regional mungkin lebih tepat.

    Metode pemberian anestesi umum dapat dulihat dari cara pemberian obat, terdapat 3 cara

    pemberian obat pada anestesi umum:

    1. ParenteralAnestesi umum yang diberikan secara parentral baik intravena maupun intramuskuler

    biasanya digunakan untuk tindakan operasi yang singkat atau untuk induksi anestesi.

    Obat anestesi yang sering digunakan adalah:

    Pentothal

    Dipergunakan dalam larutan 2,5% atau 5% dengan dosis permulaan 4-6 mg/kg BB

    danselanjutnya dapat ditambah sampai 1 gram.

    Penggunaan:

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    4/21

    4

    - Untuk induksi, selanjutnya diteruskan dengan inhalasi.- Operasi-operasi yang singkat seperti: curettage, reposisi, insisi abses.Cara Pemberian:

    Larutan 2,5% dimasukkan IV pelan-pelan 4-8 CC sampai penderita tidur,

    pernapasan lambat dan dalam. Apabila penderita dicubit tidak bereaksi, operasi dapat

    dimulai. Selanjutnya suntikan dapat ditambah secukupnya apabila perlu sampai 1 gram.

    Kontra Indikasi:

    1.Anak-anak di bawah 4 tahun

    2.Shock , anemia, uremia dan penderita-penderita yang lemah

    3.Gangguan pernafasan: asthma, sesak nafas, infeksi mulut dan saluran nafas

    4.Penyakit jantung

    5.Penyakit hati

    6.Penderita yang terlalu gemuk sehingga sukar untuk menemukan vena yang baik.

    Ketalar (Ketamine)Diberikan IV atau IM berbentuk larutan 10 mg/cc dan 50 mg/cc.Dosis: IV 1-3

    mg/kgBB,IM 8-13 mg/kgBB1-3 menit setelah penyuntikan operasi dapat dimulai.

    Penggunaan:

    1. Operasi-operasi yang singkat2. Untuk indikasi penderita tekanan darah rendahKontra Indikasi:

    Penyakit jantung, kelainan pembuluh darah otak dan hypertensi.

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    5/21

    5

    Oleh karena komplikasi utama dari anestesi secara parenteral adalah menekan

    pusat pernafasan, maka kita harus siap dengan peralatan dan tindakan pernafasan buatan

    terutama bila ada sianosis.

    2. PerektalObat anestesi diserap lewat mukosa rectum kedalam darah dan selanjutnya sampai

    ke otak. Dipergunakan untuk tindakan diagnostic (katerisasi jantung, roentgen foto,

    pemeriksaanmata, telinga, oesophagoscopi, penyinaran dsb) terutama pada bayi-bayi dan

    anak kecil. Juga dipakai sebagai induksi narkose dengan inhalasi pada bayi dan anak-

    anak. Syaratnya adalah:

    1.Rectum betul-betul kosong

    2.Tak ada infeksi di dalam rectum. Lama narkose 20-30 menit.

    Obat-obat yang digunakan:

    - Pentothal 10% dosis 40 mg/kgBB

    - Tribromentothal (avertin) 80 mg/kgBB

    3. PerinhalasiObat anesthesia dihirup bersama udara pernafasan ke dalam paru-paru, masuk ke darah

    dan sampai di jaringan otak mengakibatkan narkose.

    Obat-obat yang dipakai:

    1. Induksi halotanInduksi halotan memerlukan gas pendorong O2 atau campuran N2O dan O2.

    Induksidimulai dengan aliran O2 > 4 ltr/mnt atau campuran N2O:O2 = 3:1. Aliran > 4

    ltr/mnt.Kalau pasien batuk konsentrasi halotan diturunkan, untuk kemudian kalau

    sudah tenang dinaikan lagi sampai konsentrasi yang diperlukan.

    2. Induksi sevofluran

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    6/21

    6

    Induksi dengan sevofluran lebih disenangi karena pasien jarang batuk walaupun

    langsung diberikan dengan konsentrasi tinggi sampai 8 vol %. Seperti dengan

    halotankonsentrasi dipertahankan sesuai kebutuhan.

    3. Induksi dengan enfluran (ethran), isofluran ( foran, aeran ) atau desfluran jarangdilakukan karena pasien sering batuk dan waktu induksi menjadi lama.

    Apabila obat anestesi inhalasi, dihirup bersama-sama udara inspirasi masuk ke dalam

    saluran pernafasan, di dalam alveoli paru akan berdifusi masuk ke dalam sirkulasi darah.

    Demikian pula yang disuntikkan secara intramuskuler, obat tersebut akan diabsorbsi masuk ke

    dalam sirkulasi darah. Setelah masuk ke dalam sirkulasi darah obat tersebut akan menyebar

    kedalam jaringan. Dengan sendirinya jaringan yang kaya pembuluh darah seperti otak atau organ

    vital akan menerima obat lebih banyak dibandingkan jaringan yang pembuluh darahnya sedikit

    seperti tulang atau jaringan lemak. Tergantung obatnya, di dalam jaringan sebagian akan

    mengalami metabolisme, ada yang terjadi di hepar, ginjal atau jaringan lain.

    Ekskresi bisa melalui ginjal, hepar, kulit atau paruparu. Ekskresi bisa dalam bentuk asli

    atau hasil metabolismenya. N2O diekskresi dalam bentuk asli lewat paru. Faktor yang

    mempengaruhi anestesi antara lain:

    - Faktor respirasi (untuk obat inhalasi).

    - Faktor sirkulasi

    - Faktor jaringan.

    - Faktor obat anestesi.

    Faktor respirasi

    Sesudah obat anestesi inhalasi sampai di alveoli, maka akan mencapai tekanan parsiel

    tertentu, makin tinggi konsentrasi zat yang dihirup tekanan parsielnya makin tinggi. Perbedaan

    tekanan parsiel zat anestesi dalam alveoli dan di dalam darah menyebabkan terjadinya difusi.

    Bila tekanan di dalam alveoli lebih tinggi maka difusi terjadi dari alveoli ke dalam sirkulasi dan

    sebaliknya difusi terjadi dari sirkulasi ke dalam alveoli bila tekanan parsiel di dalam alveoli lebih

    rendah (keadaan ini terjadi bila pemberian obat anestesi dihentikan.

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    7/21

    7

    Makin tinggi perbedaan tekanan parsiel makin cepat terjadinya difusi. Proses difusi akan

    terganggu bila terdapat penghalang antara alveoli dan sirkulasi darah misalnya pada udem paru

    dan fibrosis paru. Pada keadaan ventilasi alveoler meningkat atau keadaan ventilasi yang

    menurun misalnya pada depresi respirasi atau obstruksi respirasi.

    Faktor sirkulasi

    Aliran darah paru menentukan pengangkutan gas anestesi dari paru ke jaringan dan

    sebaliknya. Pada gangguan pembuluh darah paru makin sedikit obat yang dapat diangkut

    demikian juga pada keadaan cardiac output yang menurun.

    Blood gas partition coefisienadalah rasio konsentrasi zat anestesi dalam darah dan dalam

    gas bila keduanya dalam keadaan keseimbangan. Bila kelarutan zat anestesi dalam darah

    tinggi/BG koefisien tinggi maka obat yang berdifusi cepat larut di dalam darah, sebaliknya obat

    dengan BG koefisien rendah, maka cepat terjadi keseimbangan antara alveoli dan sirkulasi darah,

    akibatnya penderita mudah tertidur waktu induksi dan mudah bangun waktu anestesi diakhiri.

    Faktor jaringan

    Yang menentukan antara lain:

    - Perbedaan tekanan parsiel obat anestesi di dalam sirkulasi darah dan di dalam jaringan.

    - Kecepatan metabolisme obat.

    - Aliran darah dalam jaringan.

    - Tissue/blood partition coefisien

    .Faktor zat anestesi

    Tiap-tiap zat anestesi mempunyai potensi yang berbeda. Untuk mengukur potensi obat

    anestesi inhalasi dikenal adanya MAC (minimal alveolar concentration). Menurut Merkel dan

    Eger (1963), MAC adalah konsentrasi obat anestesi inhalasi minimal pada tekanan udara 1 atm

    yang dapat mencegah gerakan otot skelet sebagai respon rangsang sakit supramaksimal pada

    50% pasien. Makin rendah MAC makin tinggi potensi obat anestesi tersebut.

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    8/21

    8

    Stadium anestesiKedalaman anestesi harus dimonitor terus menerus oleh pemberi anestesi, agar tidak terlalu

    dalam sehingga membahayakan jiwa penderita, tetapi cukup adekuat untuk melakukan operasi.

    Kedalaman anestesi dinilai berdasarkan tanda klinik yang didapat. Guedel membagi kedalaman

    anestesi menjadi 4 stadium dengan melihat pernafasan, gerakan bola mata, tanda pada pupil,

    tonus otot dan refleks pada penderita yang mendapat anestesi ether.

    1. Stadium IDisebut juga stadium analgesi atau stadium disorientasi. Dimulai sejak diberikan anestesi

    sampai hilangnya kesadaran. Pada stadium ini operasi kecil bisa dilakukan.

    2. Stadium IIDisebut juga stadium delirium atau stadium exitasi. Dimulai dari hilangnya kesadaran

    sampai nafas teratur. Dalam stadium ini penderita bisa meronta ronta, pernafasan

    irregular, pupil melebar, refleks cahaya positif gerakan bola mata tidak teratur, lakrimasi

    (+), tonus otot meninggi, reflex fisiologi masih ada, dapat terjadi batuk atau muntah,

    kadang-kadang kencing atau defekasi. Stadium ini diakhiri dengan hilangnya refleks

    menelan dan kelopak mata dan selanjutnya nafas menjadi teratur. Stadium ini

    membahayakan penderita, karena itu harus segera diakhiri. Keadaan ini bisa dikurangi

    dengan memberikan premedikasi yang adekuat, persiapan psikologi penderita dan induksi

    yang halus dan tepat. Keadaan emergency delirium juga dapat terjadi pada fase

    pemulihan dari anestesi.

    3. Stadium IIIDisebut juga stadium operasi. Dimulai dari nafas teratur sampai paralise otot nafas.

    Dibagi menjadi 4 plane:

    - Plane I: Dari nafas teratur sampai berhentinya gerakan bola mata. Ditandai dengannafas teratur, nafas torakal sama dengan abdominal. Gerakan bola mata berhenti,

    pupil mengecil, refleks cahaya (+), lakrimasi meningkat, reflex faring dan muntah

    menghilang, tonus otot menurun.

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    9/21

    9

    - Plane II: Dari berhentinya gerakan bola mata sampai permulaan paralisa ototinterkostal. Ditandai dengan pernafasan teratur, volume tidak menurun dan frekuensi

    nafas meningkat, mulai terjadi depresi nafas torakal, bola mata berhenti, pupil mulai

    melebar dan refleks cahaya menurun, refleks kornea menghilang dan tonus otot

    makin menurun.

    - Plane III: Dari permulaan paralise otot interkostal sampai paralise seluruh ototInterkostal. Ditandai dengan pernafasan abdominal lebih dorninan dari torakal karena

    terjadi paralisis otot interkostal, pupil makin melebar dan reflex cahaya menjadi

    hilang, lakrimasi negafif, reflex laring dan peritoneal menghilang, tonus otot makin

    menurun.

    - Plane IV: Dari paralise semua otot interkostal sampai paralise diafragma. Ditandaidengan paralise otot interkostal, pernafasan lambat, iregular dan tidak adekuat, terjadi

    jerky karena terjadi paralise diafragma. Tonus otot makin menurun sehingga terjadi

    flaccid, pupil melebar, refleks cahaya negatif refleks spincter ani negative.

    4. Stadium IVDari paralisis diafragma sampai apneu dan kematian. Juga disebut stadium over dosis

    atau stadium paralysis. Ditandai dengan hilangnya semua refleks, pupil dilatasi, terjadi

    respiratory failuredan dikuti dengan circulatory failure.

    Induksi Anestesi

    Merupakan tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga

    memungkinkan dimulainya anestesi dan pembedahan. Induksi dapat dikerjakan secara intravena,

    inhalasi, intramuscular atau rectal. Setelah pasien tidur akibat induksi anestesia langsung

    dilanjutkan dengan pemeliharaan anestesia sampai tindakan pembedahan selesai.

    Untuk persiapan induksi anestesi diperlukan STATICS:

    S : Scope. Stetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung. Laringo-Scope, pilih bilah

    atau daun (blade) yang sesuai dengan usia pasien. Lampu harus cukup terang.

    T : Tube. Pipa trakea.pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed) dan > 5 tahun dengan

    balon (cuffed).

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    10/21

    10

    A : Airway. Pipa mulut faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-faring (naso-

    tracheal airway). Pipa ini untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya

    lidah tidak menyumbat jalan napas.

    T : Tape.Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.

    I :Introducer.Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastic (kabel) yang mudah dibengkokan

    untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.

    C : Connector.Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia

    S : Suction.penyedot lender, ludah danlain-lainnya.

    Persiapan Anestesia Umum:Praktek anesesi yang aman dan efisien memerlukan personil bersertifikat, obat-obatan

    dan peralatan yang tepat, serta keadaan pasien yang optimal.

    Persyaratan minimum untuk anestesi umumKebutuhan infrastruktur minimum untuk anestesi umum termasuk ruang yang cukup

    terang dengan ukuran yang memadai, sebuah sumber oksigen bertekanan (paling sering di

    pipa); perangkat hisap yang efektif; monitor yang sesuai dengan standar ASA (American

    Society of Anesthesiologist) , termasuk denyut jantung, tekanan darah, EKG, denyut nadi

    oksimetri, kapnografi, suhu, dan konsentrasi oksigen terinspirasi dan dihembuskan dan zat

    anestesi yang diaplikasikan.

    Selain ini, beberapa peralatan dibutuhkan untuk memasukkan zat anestesi. Alat yang

    sederhana seperti jarum dan jarum suntik, jika obat harus diberikan sepenuhnya intravena.

    Dalam sebagian besar keadaan, ini berarti membutuhkan tersedianya sebuah mesin yang

    memungkinkan untuk mengetahui pemasukkan gas dan memelihara anestesi tetap berjalan

    Menyiapkan pasienKondisi pasien harus cukup dipersiapkan. Metode yang paling efisien adalah pasien

    ditinjau oleh orang yang bertanggung jawab untuk memberikan anestesi dengan baiksebelum tanggal operasi.

    Evaluasi praoperasi memungkinkan pemantauan laboratorium yang tepat, perhatian

    terhadap kondisi medis pasien yang terbaru atau yang sedang berlangsung, diskusi dari setiap

    reaksi sebelumnya yang merugikan pribadi atau keluarga untuk anestesi umum, penilaian

    status fungsional jantung dan paru, dan rencana anestesi yang efektif dan aman. Hal ini juga

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    11/21

    11

    berfungsi untuk meredakan kecemasan dari pembedahan yang tidak diketahui oleh pasien

    dan keluarga mereka. Secara keseluruhan, proses ini memungkinkan untuk optimasi pasien

    pada waktu perioperatif.

    Pemeriksaan fisik yang terkait dengan evaluasi praoperasi memungkinkan pelaksana

    anestesi untuk fokus secara khusus pada kondisi saluran napas yang diharapkan, termasuk

    membuka mulut, gigi longgar atau bermasalah, keterbatasan dalam rentang gerak leher,

    anatomi leher, dan presentasi Mallampati (lihat di bawah). Dengan menggabungkan semua

    faktor, rencana yang sesuai untuk intubasi dapat diuraikan dan langkah tambahan, jika perlu,

    dapat diambil untuk mempersiapkan bronkoskopi serat optik, laringoskopi video, atau

    berbagai intervensi sulit terhadap saluran napas lainnya.

    Manajemen jalan napasKesulitan yang mungkin dihadaapi dalam manajemen jalan napas, meliputi kondisi

    dibawah ini:

    Rahang yang kecil atau mundur

    Gigi rahang atas yang menonjol

    Leher yang pendek

    Ekstensi leher terbatas

    Pertumbuhan gigi yang buruk

    Tumor di wajah, mulut, leher, atau tenggorokan

    Trauma pada wajah

    Fiksasi antar-gigi

    Penggunaan cervical collaryang keras

    Berbagai sistem penilaian telah dibuat menggunakan pengukuran orofacial untuk

    memprediksi intubasi sulit. Yang paling banyak digunakan adalah skor Mallampati, yang

    mengidentifikasi pasien dengan faring yang kurang jelas divisualisasikan melalui mulut

    terbuka.

    Penilaian Mallampati idealnya dilakukan saat pasien duduk dengan mulut terbuka dan

    lidah yang menonjol tanpa phonating. Pada banyak pasien yang diintubasi karena indikasi

    emergensi, jenis penilaian seperti ini tidak mungkin. Sebuah penilaian sederhana dapat

    dilakukan pada pasien dalam posisi terlentang untuk mendapatkan gambaran dari ukuran

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    12/21

    12

    bukaan mulut dan perkiraan lidah dan orofaring sebagai faktor dalam keberhasilan intubasi

    (lihat gambar di bawah)

    Skor Mallampati yang tinggi telah terbukti menjadi prediksi intubasi sulit. Namun, tidak

    ada sistem penilaian yang sensitive 100% atau spesifik 100% . Akibatnya, praktisi

    mengandalkan beberapa kriteria dan pengalaman mereka untuk menilai jalan napas.

    Pelaksana anestesi bertanggung jawab untuk menilai semua faktor yang mempengaruhi

    kondisi medis pasien dan memilih teknik anestesi yang optimal sesuai kondisi pasien. Beberapa

    pertimbangan dalam melakukan anestesi umum meliputi:

    Keuntungan- Menurunkan kesadaran dan ingatan pasien selama operasi- Memungkinkan relaksasi otot yang tepat untuk jangka waktu yang lama- Memfasilitasi kontrol penuh terhadap jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi- Dapat digunakan dalam kasus-kasus yang sensitif terhadap zat anestesi local- Dapat diberikan tanpa memindahkan pasien dari posisi terlentang- Dapat disesuaikan dengan mudah untuk prosedur operasi dengan durasi waktu yang

    tak dapat diprediksi atau pada keadaan penambahan waktu operasi

    - Dapat diberikan dengan cepat dan reversibel

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    13/21

    13

    Kekurangan- Membutuhkan peningkatan kompleksitas perawatan dan biaya yang terkait- Membutuhkan persiapan pasien praoperasi- Dapat menyebabkan fluktuasi perubahan fisiologis yang memerlukan intervensi

    aktif

    - Terkait dengan komplikasi kurang serius seperti mual atau muntah, sakittenggorokan, sakit kepala, menggigil, dan dibutuhkan waktu dalam pengembalian

    fungsi mental yang normal

    - Terkait dengan kondisi hipertermia yang gawat, sebuah kondisi yang jarang, terkaitdengan kondisi otot yang terkena paparan beberapa (tidak semua) zat anestesi

    umum yang dapat menyebabkan kenaikan suhu akut dan berpotensi mematikan,

    hiperkarbia, asidosis metabolik, dan hyperkalemia.

    Cara memberikan anestesiPemberian anestesi dimulai dengan induksi yaitu memberikan obat sehingga

    penderita tidur. Tergantung lama operasinya, untuk operasi yang waktunya pendek

    mungkin cukup dengan induksi saja. Tetapi untuk operasi yang lama, kedalaman anestesi

    perlu dipertahankan dengan memberikan obat terus menerus dengan dosis tertentu, hal ini

    disebut maintenance atau pemeliharaan.

    Kedaaan ini dapat diatasi dengan cara mendalamkan anestesi. Pada operasi-

    operasi yang memerlukan relaksasi otot, bila relaksasinya kurang maka ahli bedah akan

    mengeluh karena tidak bisa bekerja dengan baik, untuk operasi yang membuka abdomen

    maka usus akan bergerak dan menyembul keluar, operasi yang memerlukan penarikan

    otot juga sukar dilakukan. Keadaan relaksasi bisa terjadi pada anestesi yang dalam,

    sehingga bila kurang relaksasi salah satu usaha untuk membuat lebih relaksasi adalah

    dengan mendalamkan anestesi, yaitu dengan cara menambah dosis obat.

    Pada umumnya keadaan relaksasi dapat tercapai setelah dosis obat anestesi yang

    diberikan sedemikian tinggi, sehingga menimbulkan gangguan pada organ vital. Dengan

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    14/21

    14

    demikian keadaan ini akan mengancam jiwa penderita, lebih-lebih pada penderita yang

    sensitif atau memang sudah ada gangguan pada organ vital sebelumnya. Untuk mengatasi

    hal ini maka ada tehnik tertentu agar tercapai trias anestesi pada kedalaman yang ringan,

    yaitu penderita dibuat tidur dengan obat hipnotik, analgesinya menggunakan analgetik

    kuat, relaksasinya menggunakan pelemas otot (muscle relaxant) tehnik ini disebut

    balance anestesi.

    Pada balance anestesi karena menggunakan muscle relaxant, maka otot

    mengalami relaksasi, jadi tidak bisa berkontraksi atau mengalami kelumpuhan, termasuk

    otot respirasi, jadi penderita tidak dapat bernafas. Karena itu harus dilakukan nafas

    buatan (dipompa), tanpa dilakukan nafas buatan, penderita akan mengalami kematian,

    karena hipoksia. Jadi nafas penderita sepenuhnya tergantung dari pengendalian pelaksana

    anestesi, karena itu balance anestesi juga disebut dengan tehnik respirasi kendali atau

    control respiration.

    Untuk mempermudah respirasi kendali penderita harus dalam keadaan terintubasi.

    Dengan menggunakan balance anestesi maka ada beberapa keuntungan antara lain:

    - Dosis obatnya minimal, sehingga gangguan pada organ vital dapat dikurangi. Polusi

    kamar operasi yang ditimbulkan obat anestesi inhalasi dapat dikurangi. Selesai operasi

    penderita cepat bangun sehingga mengurangi resiko yang ditimbulkan oleh penderita

    yang tidak sadar.

    - Dengan dapat diaturnya pernafasan maka dengan mudah kita bisa melakukan

    hiperventilasi, untuk menurunkan kadar CO2 dalam darah sampai pada titik tertentu

    misalnya pada operasi otak. Dengan hiperventilasi kita juga dapat menurunkan tekanan

    darah untuk operasi yang memerlukan tehnik hipotensi kendali.

    - Karena pernafasan bisa dilumpuhkan secara total maka mempermudah tindakan operasipada rongga dada (thoracotomy) tanpa terganggu oleh gerakan pernafasan. Kita juga

    dapat mengembangkan dan mengempiskan paru dengan sekehendak kita tergantung

    keperluan. Dengan demikian berdasar respirasinya, anestesi umum dibedakan dalam 3

    macam yaitu:

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    15/21

    15

    - Respirasi spontan yaitu penderita bernafas sendiri secara spontan.

    - Respirasi kendali/respirasi terkontrol /balance anestesi: pernafasanpenderita

    sepenuhnya tergantung bantuan kita.

    - Assisted Respirasi: penderita bernafas spontan tetapi masih kita berikan sedikit

    bantuan.

    Berdasar sistim aliran udara pernapasan dalam rangkaian alat anestesi, anestesi

    dibedakan menjadi 4 sistem, yaitu : Open, semi open, closed, dan semi closed.

    1. Sistem open adalah sistem yang paling sederhana. Di sini tidak ada hubunganfisik secara langsung antara jalan napas penderita dengan alat anestesi. Karena itu

    tidak menimbulkan peningkatan tahanan respirasi. Di sini udara ekspirasi babas

    keluar menuju udara bebas. Kekurangan sistem ini adalah boros obat anestesi,

    menimbulkan polusi obat anestesi di kamar operasi, bila memakai obat yang

    mudah terbakar maka akan meningkatkan resiko terjadinya kebakaran di kamar

    operasi, hilangnya kelembaban respirasi, kedalaman anestesi tidak stabil dan tidak

    dapat dilakukan respirasi kendali.

    2. Dalam system semi open alat anestesi dilengkapi dengan reservoir bag selainreservoir bag, ada pula yang masih ditambah dengan klep 1 arah, yang

    mengarahkan udara ekspirasi keluar, klep ini disebut non rebreating valve. Dalam

    sistem ini tingkat keborosan dan polusi kamar operasi lebih rendah dibanding

    system open.

    3. Dalam sistem semi closed, udara ekspirasi yang mengandung gas anestesi danoksigen lebih sedikit dibanding udara inspirasi, tetapi mengandung CO2 yang

    lebih tinggi, dialirkan menuju tabung yang berisi sodalime, disini CO2akan diikat

    oleh sodalime. Selanjutnya udara ini digabungkan dengan campuran gas anestesi

    dan oksigen dari sumber gas ( FGF /Fresh Gas Flow) untuk diinspirasi kembali.

    Kelebihan aliran gas dikeluarkan melalui klep overflow. Karena udara ekspirasi

    diinspirasi lagi, maka pemakaian obat anestesi dan oksigen dapat dihemat dan

    kurang menimbulkan polusi kamar operasi.

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    16/21

    16

    4. Dalam system closed prinsip sama dengan semi closed, tetapi disini tidak adaudara yang keluar dari sistem anestesi menuju udara bebas. Penambahan oksigen

    dan gas anestesi harus diperhitungkan, agar tidak kurang sehingga menimbulkan

    hipoksia dan anestesi kurang adekuat, tetapi juga tidak berlebihan, karena

    pemberian yang berlebihan bisa berakibat tekanan makin meninggi sehingga.

    menimbulkan pecahnya alveoli paru. Sistem ini adalah sistem yang paling hemat

    obat anestesi dan tidak menimbulkan polusi. Pada system closed dan semiclosed

    juga disebut system rebreathing, karena udara ekspirasi diinspirasi kembali,

    sistem ini juga perlu sodalime untuk membersihkan CO2. Pada system open dan

    semi open juga disebut system nonrebreathing karena tidak ada udara ekspirasi

    yang diinspirasi kembali, system ini tidak perlu sodalime. Untuk menjaga agar

    pada system semi open tidak terjadi rebreathing, aliran campuran gas anestesi dan

    oksigen harus cepat, biasanya diberikan antara 2 3 kali menit volume respirasi

    penderita.

    System Rebreathing Reservoir

    bag

    Sodalime Tingkat polusi

    kamar operasi

    Tingkat

    keborosan

    obat

    Open - - - ++++ +++

    Semi open - + + +++ ++

    Semi closed + + + ++ +

    Closed + + + + -

    Bila obat anestesi seluruhnya menggunakan obat intravena, maka disebut anestesi

    intravena total (total intravenous anesthesia/TIVA). Bila induksi dan maintenance anestesi

    menggunakan obat inhalasi maka disebut VIMA (Volatile Inhalation and Maintenance

    Anesthesia)

    Pemulihan anestesi

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    17/21

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    18/21

    18

    mempercepat pulihnya penderita dari pengaruh muscle relaxant maka dilakukan reverse, yaitu

    memberikan obat antikolinesterase.

    Sebagian ahli anestesi tetap memberikan reverse walaupun napas sudah adekuat bagi

    penderita yang sebelumnya mendapat muscle relaxant. Sebagian ahli anestesi melakukan

    ekstubasi setelah penderita sadar, bisa diperintah menarik napas dalam, batuk, menggelengkan

    kepala dan menggerakkan ekstremitas. Penilaian yang lebih obyektif tentang seberapa besar

    pengaruh muscle relaxant adalah dengan menggunakan alat nerve stimulator.

    Adapun setelah prosedur diatas selesai, pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan terus

    diobservasi dengan cara menilai Aldrettes score nya, nilai 8-10 bisa dipindahkan ke ruang

    perawatan, 5-8 observasi secara ketat, kurang dari 5 pindahkan ke ICU, penilaian meliputi:

    Hal yang dinilai Nilai

    1. Kesadaran:Sadar penuh

    Bangun bila dipanggil

    Tidak ada respon

    2

    1

    0

    2.

    Respirasi:Dapat melakukan nafas dalam, bebas, dan dapat batuk

    Sesak nafas, nafas dangkal atau ada hambatan

    Apnoe

    2

    1

    0

    3. Sirkulasi: perbedaan dengan tekanan preanestesiPerbedaan +- 20

    Perbedaan +- 50

    Perbedaan lebih dari 50

    2

    1

    0

    4. Aktivitas: dapat menggerakkan ekstremitas atas perintah:4 ekstremitas

    2 ekstremitas

    Tidak dapat

    2

    1

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    19/21

    19

    0

    5. Warna kulitNormal

    Pucat, gelap, kuning atau berbintik-bintik

    Cyanotic

    2

    1

    0

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    20/21

    20

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Anestesi umum Stadium anestesi umum meliputi analgesia, amnesia, hilangnya

    kesadaran, terhambatnya sensorik dan reflex otonom, dan relaksasi otot rangka. Untuk

    menimbulkan efek ini, setiap obat anestesi mempunyai variasi tersendiri bergantung pada jenis

    obat, dosis yang diberikan, dan keadaan secara klinis. Komponen anestesi yang ideal terdiri dari:

    1. Hipnotik, 2. Analgetik, 3. Relaksasi otot.

    Anestetik yang ideal akan bekerja secara tepat dan baik serta mengembalikan kesadaran

    dengan cepat segera sesudah pemberian dihentikan. Jenis obat anestesi umum Umumnya obat

    anestesi umum diberikan secara inhalasi atau suntikan intravena.

    Pemberian anestesi dimulai dengan induksi yaitu memberikan obat sehingga penderita

    tidur. Tergantung lama operasinya, untuk operasi yang waktunya pendek mungkin cukup dengan

    induksi saja. Tetapi untuk operasi yang lama, kedalaman anestesi perlu dipertahankan dengan

    memberikan obat terus menerus dengan dosis tertentu, hal ini disebut maintenance atau

    pemeliharaan.

    Tanda dan stadium anestesi Gambaran tradisional tanda dan stadium anestesi (tanda

    guedel) berasal terutama dari penilitian efek diatil eter, yang mempunyai mula kerja sentral yang

    lambat karena kelarutannya yang tinggi didalam darah. Stadium dan tanda ini mungkin tidak

    mudah terlihat pada pemakaian anestetik modern dan anestetik intravena yang bekerja cepat.

  • 8/13/2019 Isi Referat Anestesi Umum

    21/21

    21

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi kedua.Jakarta: FKUI.2011

    2. Wiryana IM, Sujana IBG, Sinardja K, Budiarta IG. Buku Ajar Ilmu Anestesia danReanimasi. Jakarta: Indeks. 2010

    3. Desai AM, General Anesthesia. Accessed on June 18 2012. Available at http://emedicine.medscape.com/article/1271543-overview#showall.

    4. General Anesthesia. Accessed on June 18 2012. Available athttp://www.mayoclinic.com/health/anesthesia/MY00100

    5. Muhiman M, Latief SA, Basuki G. Anestesiologi. Jakarta: Bagian Anestesiologi danterapi Intensif FKUI.

    http://emedicine.medscape.com/article/1271543-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/1271543-overview#showallhttp://www.mayoclinic.com/health/anesthesia/MY00100http://www.mayoclinic.com/health/anesthesia/MY00100http://www.mayoclinic.com/health/anesthesia/MY00100http://emedicine.medscape.com/article/1271543-overview#showall