Isi Skripsi, Pustaka Dan Lampiran

  • Upload
    abdee

  • View
    246

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skripsi

Citation preview

PENDEKATAN KONTRUKTIVISTIS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS III SD NEGERI KARANGKERTA 2 PADA KOMPETENSI MEMBACA KALIMAT DALAM AL QURAN

PAGE 57

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan sesuatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran agama bagi kehidupan umat manusia yang begitu besar maka penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keharusan yang harus ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan agama dimaksudkan untuk meningkatkan potensi rohani dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt dan berakhlak mulia serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.

Supaya siswa mengenal lebih jauh bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) selain terdapat pada kurikulum pendidikan seperti pelajaran yang lainnya, juga menjadi kewajiban setiap manusia untuk mempelajarinya sebagai bentuk keimannan dan taqwa kepada Allah Swt, hal tersebut dapat diwujudkan dengan cara memberikan motivasi kepada siswa untuk :1. Hadir tepat waktu setiap hari khususnya pada mata pelajaran PAI.

2. Mempelajari kembali pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

3. Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik.

4. Menanyakan kepada guru tentang materi yang belum dipahami. 5. Adanya persiapan dari diri siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran.6. Memiliki motivasi untuk memperdalam pelajaran pendidikan agama Islam.Keberhasilan tercapainya proses pembelajaran dengan baik tidaklah mudah, disamping keuletan guru dalam menyampaikan materi dan minat siswa untuk mempelajarinya dirasa masih belum cukup, tapi harus ada pemupukan semangat belajar secara rutin kepada diri siswa. Dalam dunia pendidikan sering kali kita menemukan bahwa hasil belajar dan penguasaan terhadap materi pembelajaran terutama pada pelajaran pendidikan agama Islam khususnya dalam kompetensi membaca dan menulis kalimat Alquran belum memuaskan. Hal tersebut terjadi diantaranya karena kurangnya minat siswa dalam belajar, siswa menganggap pendidikan agama merupakan mata pelajaran yang menakutkan dan sulit terutama dalam melafalkan huruf-huruf hijaiyah yang sesuai dengan makhrajnya, susahnya mempelajari ilmu tajwid karena di samping harus dipahami juga harus di terapkan ketika membaca dan menulis kalimat dalam Alquran.Untuk membaca dan menulis kalimat dalam Alquran memerlukan latihan penulisan dan pengucapan secara berulang-ulang karena huruf Alquran atau yang disebut huruf hijaiyah memiliki tanda baca dan makharijul huruf atau tempat keluarnya huruf yang berbeda-beda, tidak sama dengan pengucapan huruf abjad dalam bahasa Indonesia yang penting suaranya atau intonasinya benar dianggap sudah cukup. Dari fakta-fakta di atas, akibatnya sekarang banyak generasi Islam yang mengaku orang Islam, tetapi tidak memahami ajaran-ajaran dalam agama Islam apalagi dapat membaca Alquran dengan fasih. Permasalahan tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan serta kurangnya motivasi baik dari diri sendiri maupun dorongan orang lain. Hal lain yang sangat menyedihkan apabila anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) sudah tidak mau lagi belajar pendidikan agama apalagi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran, akibatnya mereka tidak mengenal ilmu agama Islam secara mendalam, sementara ilmu agama Islam adalah pokok ajaran dan tuntunan dalam kehidupan manusia baik di dunia maupun di akherat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peran guru sangatlah penting dalam merencanakan dan melaksanakan suatu proses pembelajaran dengan tepat, guru juga dituntut untuk mampu memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Maka, untuk mencapai kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan, perlu memilih metode pembelajaran yang tepat dan materi yang diajarkan sesuai dengan kondisi siswa serta lingkungan. Sebaliknya apabila masalah ini tidak segera diatasi maka dalam proses pembelajaran tidak akan membuahkan hasil apa-apa kecuali rasa lelah.Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba mengangkat permasalahan tersebut sebagai bahan penelitian dengan judul "Pendekatan Kontruktivistis untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas III SDN Kerticala III Kabupaten Indramayu pada Kompetensi Membaca dan Menulis Kalimat dalam Alquran" dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa pada pendidikan agama Islam khususnya pada kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran yang sesuai baik penulisannya maupun makharijul hurufnya.

Dengan penggunaan pendekatan kontruktivistis diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih ketika mempelajari materi pelajaran, karena sangat mungkin siswa memanfaatkan pengetahuan yang sebelumnya pernah dipelajari. Landasan pendekatan konstruktivistis sendiri adalah teori konstruktivistik, yaitu suatu pandangan yang berpendapat bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat akan tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan tersebut dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Pengetahuan yang dikonstruksi tersebut tergantung atas informasi yang diketahui, jenis pengalaman belajar yang dilalui, serta bagaimana informasi dan pengalaman itu diorganisasikan kedalam struktur pengetahuan, untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan:

1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.2. Memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri.3. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, muncul permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas III SDN Kerticala III Kabupaten Indramayu pada pendidikan agama Islam dalam kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran ?

2. Bagaimana penerapan metode kontruktivistis pada pelajaran PAI di kelas III SDN Kerticala III Kabupaten Indramayu dalam kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran ?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa kelas III SDN Kerticala III Kabupaten Indramayu pada pendidikan agama Islam terutama dalam kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran.2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode kontruktivistis pada pelajaran PAI di kelas III SDN Kerticala III Kabupaten Indramayu terutama dalam kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran.D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat yang positif bagi berbagai pihak.

1. Manfaat bagi siswa

a. Meningkatkan minat belajar siswa.

b. Meningkatkan motivasi diri siswa dalam belajar.c. Meningkatkan keterampilan membaca dan menulis kalimat dalam Alquran dengan memperhatikan prosedur penulisan dan makarijul huruf.2. Manfaat bagi guru

a. Meningkatkan gairah dalam pelaksanaan pembelajaran.

b. Merupakan umpan balik mengetahui kesulitan siswa dalam belajar.

c. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontruktivistis pada kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran.

3. Manfaat bagi sekolah

a. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan perbaikan mutu pembelajaran PAI di kelas III SDN Kerticala III kaitannya dalam keterampilan membaca dan menulis kalimat dalam Alquran.

b. Kepala sekolah dapat menganjurkan kepada semua guru kelas untuk menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa.

4. Manfaat bagi penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi awal bagi peneliti lain yang mengangkat tema sejenis.

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PUSTAKA

A. Landasan Teori1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan merupakan penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Selaras dengan pengertian pendidikan di atas, pendidikan agama Islam merupakan suatu bimbingan dari sisi pendidik kepada peserta didik atau guru kepada muridnya dan orang tua kepada anaknya atau juga dari seseorang yang telah memiliki pengalaman pendidikan terhadap orang lain yang membutuhkannya, agar setelah memperoleh pendidikan agama Islam tersebut diharapkan tidak saja menjadikan pengetahuan itu sebagai hiasan dirinya tetapi juga dapat dipahami dan diamalkannya dalam wujud kehidupan sehari-hari. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Abdurrahman Saleh (1969:10), bahwa yang dimaksud pendidikan agama Islam yaitu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan. Sedangkan menurut Timur Djaelani, dkk (1986:9), mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam adalah segala usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak atau masyarakat agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial kemasyarakatan.Dengan demikian, diperoleh suatu gambaran dari pendidikan agama Islam yang lebih luas, yakni pendidikan itu tidak hanya bersifat menyampaiakan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga memiliki peranan yang besar dalam membina rohani sesuai dengan ajaran agama dan pemberianya bisa dengan sengaja dan juga bisa berlangsung secara pengalaman yang dibawa anak sejak lahir, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.Adapun tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam menurut Undang-Undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (2008:45) adalah sebagai berikut:1) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt;2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.Sedangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan agama Islam pada tingkat Sekolah Dasar (SD) adalah mencakup materi-materi berikut: 1) Materi Alquran Pembelajaran Alquran di SD bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari Alquran serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Alquran untuk mendorong, membina dan membimbing aklaq dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayatayat Alquran dengan ruang lingkup pengajaran meliputi pengetahuan dasar membaca dan menulis Alquran, hafalan surat-surat pendek, dan pemahaman kandungan surat-surat pendek.2) Materi Akhlak MuliaMateri akhlak mulia bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang akidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah Swt, serta beraklak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan ruang lingkup pengajaran meliputi aspek keimanan, aspek akhlak, dan aspek keteladanan.

3) Materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)Materi pembelajaran SKI di SD bertujuan untuk pemberian pengetahuan tentang sejarah kebudayaan Islam, mengambil nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah, menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk berklak mulia berdasarkan cermatan atas fakta sejarah yang ada, membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya berdasarkan tokoh-tokoh teleladanan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur, dengan ruang lingkup pengajaran meliputi sejarah nabi, sahabat, dan khalifah.

4) Materi FikihMateri pembelajaran fikih di SD bertujuan untuk mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam, melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dengan ruang lingkup fikih yang terfokus pada aspek fikih ibadah dan fikih muamalah. b. Dasar Pendidikan Agama IslamBagi pendidikan agama Islam, dasar pokoknya adalah Alquran dan Hadist, Alquran sebagai sumber ajaran agama Islam yang pertama bagi setiap umat Islam, pola hidup dan kehidupan diberbagai aspek yang menyangkut tuntutan kebutuhan dirinya senantiasa mengacu kepada kebenaran Alquran yang selalu menjadi petunjuk bagi jalan hidupnya. Allah berfirman di dalam Alquran surat Al-baqoroh ayat 2 yang artinya sebagi berikut:

"Inilah Kitab Alquran, tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa".(Hasbi Ashshiddiqi, dkk, 1979:8).Allah juga berfirman dalam surat Al-nahl ayat 89 sebagai berikut:

Artinya: Dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Hamdan Rasyid, tt:20).Begitupun dijelaskan dalam salah satu sabda Nabi Muhammad Saw, sebagai berikut:

( )Artinya : "Sesungguhnya telah aku tinggalkan untukmu dua perkara, tidak sekali-kali kamu sesat selama kamu berpegang kepada keduanya, yakni kitabullah dan sunah rasulnya", Hadist riwayat Hakim (Hasbi Ashshiddiqi, dkk, 1997:25).

Berdasarkan firman Allah Swt dan sabda Nabi diatas, bahwa pokok atau dasar dari pendidikan agama Islam itu adalah Alquran dan sunah Rasul. Kedua sumber tersebut menjamin manusia terhindar dari kesesatan dunia dan akhirat, apabila ajaran yang terkandung dari keduanya dilaksanakan sesuai dengan tuntunan ajaran itu sendiri.c. Kompetensi Membaca dan Menulis Kalimat dalam Alquran 1) Pengertian Alquran Ditinjau dari segi etimologi atau bahasa, Alquran berasal dari bahasa Arab Alquran yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Alquran adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai dalam Alquran surat Al-qiyamah ayat 17 dan 18, sebagai berikut:Artinya: "Sesungguhnya mengumpulkan Alquran (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu), jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti (amalkan) bacaannya". (Nogarsyah Moede Gayo, tt:53)Sedangkan dari segi terminologi pengertian Alquran menurut Nogarsyah Moede Gayo (tt:52), mendefinisikan sebagai berikut: "Kalam (firman) Allah Swt yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan membacanya termasuk ibadah". Sedangkan Ahmad Azhar Basyir (1998:21) mendefinisikan Alquran sebagai: "Kitab Allah yang terakhir dan diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, guna memberikan pedoman hidup kepada umat manusia sepanjang masa. Alquran memberikan pedoman hidup dalam bidang aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat ".2) Huruf Hijaiyah

Alquran merupakan mukjizat terbesar nabi Muhammad Saw. Alquran berisi firman-firman Allah yang disampaikan untuk umat manusia di dunia. Alquran terdiri dari 30 zud, 114 surat, dan 6666 ayat. Dalam alquran jumlah huruf hijaiyah ada 28, sebagai berikut:

Tabel 1

Huruf Hijaiyah

khohajimtsatabaalif

shodsyinsinzayrodzaldal

qoffaghoinainzhothodhod

lam-alifHhawaununmimlamkaf

yahamzah

Sumbe : (http:www.belajarbaca-alquran.com).3) Makharijul HurufSecara bahasa makharijul huruf ( ) artinya tempat keluar huruf. Sedangkan secara istilah, makharijul huruf adalah :( )Artinya : "Tempat keluar huruf hijaiyyah yang menyebabkan perbedaan bunyi antara satu huruf dengan huruf yang lainnya". Berikut adalah gambar dan pembagian makharijul huruf. (BAQIUPI, 2010) Tabel 2Makharijul HurufMakharijul HurufHurufJumlah Huruf

1

Rongga Mulut 3

2Tenggorokan

6

3Lidah

18

4Dua Bibir 4

5

Rongga HidungGhunnah1

Sumber : (http:www.kumpulaninformasi.com/info/mahkarijul-huruf-hijaiyah/html).

Gambar 1Tempat-tempat Keluar Huruf

(http:www.kumpulaninformasi.com/info/mahkarijul-huruf-hijaiyah/html).

Secara global makharijul huruf terdapat pada 5 (lima) tempat, namun bila dirinci ada pada tujuh belas tempat, yaitu sebagai berikut:a) Rongga mulut () dari tempat ini keluar tiga huruf mad: , dan yang bersukun. Alif sukun sebelumnya didahului huruf berharakat fathah. Misal: , - Ya sukun sebelumnya didahului huruf berharakat kasrah. Misal: , .- Wawu sukun sebelumnya didahului huruf berharakat dhammah. Misal: , .b) Tenggorokan ( ) muncul tiga makhraj yaitu:

- Pangkal tenggorokan ( ), keluar dari tempat ini huruf dan Tengah tenggorokan ( ), keluar dari tempat ini huruf dan . Ujung tenggorokan ( ), keluar dari tempat ini huruf dan .c) Lidah () terbagi atas lima makhraj (makhraj al-lisan) tersebut adalah:

Pangkal lidah ( ) dan pangkal lidah ini terbagi kepada dua macam: Pertama, pangkal lidah (paling belakang) dengan mengangkat ke atas langit-langit mulut bagian belakang, keluar dari tempat ini huruf . Kedua, pangkal lidah (sedikit ke depan) bertemu dengan langit-langit bagian atas dan menurunkan pangkal lidah, keluar dari tempat ini huruf .

Tengah lidah ( ), tengah lidah berhadapan dengan langit-langit tengah, keluar dari tempat ini huruf , dan . Dua sisi lidah ( ), dua sisi lidah bersentuhan dengan geraham kanan atau kiri, bagian yang atas. Huruf yang keluar dari tempat ini . Lidah terdekat ( ), dari makhraj ini keluar tiga huruf, yaitu: Lidah terdekat bertemu dengan langit-langit depan, keluar dari tempat ini huruf . Lidah terdekat setelah lam, keluar dari tempat ini huruf . Lidah terdekat setelah nun dengan memasukkan punggung lidah, keluar dari tempat ini huruf . Ujung lidah ( ), pada makhraj ini terbagi tiga bagian yaitu: Ujung lidah atas yaitu ujung lidah menempel dengan gusi dua gigi seri atas, keluar dari tempat ini huruf dan . Ujung lidah tengah yaitu ujung lidah bertemu dengan dua gigi seri atas, keluar dari tempat ini huruf dan . Ujung lidah bawah yaitu ujung lidah bertemu dengan ujung gigi seri bawah, keluar dari tempat ini huruf , dan .d) Dua bibir (), huruf yang keluar dari makhraj ini ada empat huruf, yaitu:

Merapatkan dua bibir, menghasilkan huruf dan . Mengumpulkan dua bibir, menghasilkan huruf . Bibir bawah bagian dalam bertemu dengan ujung dua gigi seri atas, menghasilkan huruf .e) Rongga hidung (), dari makhraj ini keluar ghunnah (sengau atau dengung). Setidaknya ada empat tempat yang padanya terjadi bunyi sengau, yaitu:

Pada bacaan ghunnah ( dan ). Pada bacaan Idgham bi ghunnah. Pada bacaan ikhfa. Pada bacaan iqlab.(BAQIUPI, 2010)2. Pengertian Pendekatan KontrustruktivistisRevolusi konstruktivistik menawarkan visi baru tentang pembelajar sebagai pengkonstruksi atau penyusun pemahaman yang aktif serta mengusulkan pembelajaran dan penilaian yang memberikan tekanan pada aktivitas kognitif siswa. Pengkonstruksian pengetahuan merupakan proses pembentukan yang difasilitasi pada saat siswa secara aktif membentuk pengetahuan. Siswa menjadi desainer pengetahuan ketika ia memfokuskan pada tujuan untuk membangun pengetahuan, struktur yang mendasarinya, mengembangkan model, serta menggunakan argumen-argumen yang diperlukan oleh masalah pokok bagi penyesuaian bentuknya.Dengan mengkonstruksi siswa akan memperoleh pengetahuan yang serba lebih, karena pembelajaran merupakan proses pengkonstruksian pengetahuan, maka penilaian mestinya didesain agar mampu mengoptimalisasikan serta merefleksikan interaksi antara siswa dengan pengalaman belajar yang yang dikonstruksinya tersebut. Pandangan konstruktivisme berpendapat bahwa dalam belajar sangat mungkin siswa memanfaatkan pengetahuan yang sebelumnya telah dipelajarinya, meskipun sebelumnya hal tersebut belum pernah terungkapkan. Pengetahuan yang dikonstruksi tersebut tergantung atas informasi yang diketahui, jenis pengalaman belajar yang dilalui, serta bagaimana informasi dan pengalaman itu diorganisasikan ke dalam struktur pengetahuan. Landasan pendekatan konstruktivistis ialah teori konstruktivistik yaitu suatu pandangan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak secara tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat akan tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan tersebut dan memberi makna melalui pengalaman nyata.Menurut teori konstruktivistik, pengetahuan adalah non-objektif, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu. Belajar merupakan penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, serta refleksi dan interpretasi, sedangkan mengajar adalah menata lingkungan agar siswa termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidak menentuan. Untuk itu, siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. (Dede, 1996).Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Karena itu, siswa dikondisi agar mampu mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Esensi dari teori konstruktivistik adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar tersebut, pembelajaran mestinya dikemas menjadi proses 'mengkonstruksi' bukan 'menerima' pengetahuan, dan dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru sebagai pusat kegiatan.Untuk itu, dalam pembelajaran yang berbasiskan konstruktivistik, tugas guru adalah menfasilitasi proses pembelajaran dengan; a) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, b) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan c) mengkondisikan siswa agar mereka menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.Penilaian yang menggunakan landasan konstruktivisme menekankan pada penyusunan makna secara aktif yang melibatkan keterampilan terintergrasi, dengan menggunakan masalah dalam konteks nyata. Penilaian merupakan bagian utuh dari belajar, dengan cara memberikan tugas-tugas yang menuntut kegiatan belajar yang bermakna serta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata. Penilaian ini lebih menekankan pada keterampilan proses. Karena pengetahuan dibangun oleh siswa dengan dan melalui proses pemberian makna secara unik dan spesifik, bukan diterima begitu saja secara instant, maka penilaian dilakukan dengan mengindahkan siswa sebagai subjek belajar dan pembelajaran. Model pendekatan konstruktivistis memberikan ruang yang luas untuk penerapan prinsip-prinsip penilaian yang berbasiskan teori konstruktivistik, dengan cara memberikan tugas-tugas yang menuntut aktivitas belajar bermakna serta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata. Selain itu, penilaian menekankan pada keterampilan proses dalam kelompok dan melibatkan siswa. Pelibatan siswa dalam penilaian tersebut merupakan bentuk pemberdayaan dan pengakuan terhadap siswa sebagai subjek.

3. Pengertian Motivasi

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya.Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000). Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 58) yang menyatakan bahwa motif yang kuat sangatlah diperlukan dalam belajar, sebab motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu disadari atau tidak, untuk mencapai tujuan perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut. a. Aspek-Aspek Motivasi Belajar 1) Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian. 2) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:

a) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka. b) Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siwa, yaitu: 1) Harapan guru 2) Instruksi langsung 3) Umpan balik (feedback) yang tepat 4) Penguatan dan hadiah 5) Hukuman Bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah sebagai berikut :

1) Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik. 2) Persaingan/kompetisi 3) Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri. 4) Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. 5) Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan. 6) Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif. B. Penelitian yang RelevanMengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan siswa itu menjadi lebih analitik dalam mengambil keputusan di dalam kehidupan sehari-hari (Herman Hudoyo 2001:167), dengan kata lain, jika seorang siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah, maka siswa itu akan mampu mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, menganalisis informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya. Permasalahan utama yang terjadi pada siswa kelas III di SDN Kerticala III Kabupaten Indramayu pada pembelajaran PAI adalah masih rendahnya motivasi siswa dalam membaca dan menulis kalimat dalam Alquran, menuliskan huruf hijaiyah, membunyikan huruf sesuai dengan tempat keluar (maharijul huruf)-nya dan cara bagaimana huruf itu dikeluarkan dengan baik (shifatul huruf) dari makharaj-nya. Dari jumlah siswa kelas III di SDN Kerticala III yang berjumlah 13 siswa baru 6 siswa yang sudah mampu membaca kalimat dalam Alquran dengan baik. Penyebab utama kurangnya motivasi belajar pada diri siswa dalam membaca Alquran disebabkan guru pengajarnya tidak tegas dalam mendidik para siswa. Kesalahan siswa dibiarkan sehingga siswa menganggap penulisan dan bacaan Alqurannya sudah baik, padahal belum. Karena itu, untuk dapat membaca dan menuliskan kalimat dalam Alquran yang baik harus dimulai yaitu dengan mampu menghafalkan, menuliskan dan membunyikan huruf dengan baik. Yang tidak kalah penting dari tata cara, membaca Alquran adalah bagaimana memulai (ibtida') baca Alquran dan menghentikannya (waqaf), cara waqaf terbaik adalah dengan berhenti pada akhir ayat. Alasannya karena dengan cara seperti itulah Allah Swt menjaga keindahan bacaan Alquran. Bahkan dalam beberapa ayat, Allah Swt menambahkan huruf-huruf tertentu demi keindahan bunyi Alquran (Zainuddin Ma'shum Ali, 2005).Materi pembelajaran PAI yang diberikan kepada siswa dalam bentuk kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran akan memberi motivasi kepada mereka untuk mempelajari pelajaran tersebut, berikut beberapa butir rumusan dalam pengajaran membaca Alquran :1. Pembelajaran dimulai dengan surat Al-Fatihah dan pengulangan surat-surat pendek (dari An-Nas sampai dengan Al-Dhuha), Tahiyyat, dan Juz 'Amma.

2. Siswa menggunakan Alquran standar Nasional Indonesia

3. Siswa diwajibkan mempunyai buku Juz 'Amma kecil bersama terjemahnya.

4. Metode pembelajaran menggunakan metode tahqieq

5. Pembelajaran Waqaf dan ibtida diserahkan pada kemampuan guru pengajar.Bagi siswa kelas III yang merupakan pembaca Alquran pemula perlu dilatih dengan metode baca Alquran yang menekankan aspek kefasihan siswa dalam membunyikan huruf sesuai dengan tempat keluar (maharijul huruf)-nya dan cara bagaimana huruf itu dikeluarkan dengan baik (shifatul huruf) dari makharij-nya. Metode membaca Alquran dengan cara seperti ini disebut metode tahqieq. Metode ini menekankan pada pendekatan kontruktivistis yaitu pembelajaran yang dilakukan sedikit demi sedikit dan berurutan sehingga siswa menjadi paham, terbiasa dan fasih dalam melafalkannya. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan :

1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.

2. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri.

3. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas bahwa pendekatan kontruktivistis dalam pengajaran PAI perlu dikembangkan dan merupakan metode yang tepat untuk memudahkan siswa membaca dan menulis kalimat dalam Alquran. Metode kontruktivistis adalah pendekatan pembelajaran yang sangat essensial sebab mempunyai dampak positif antara lain :

1. Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan, kemudian menganalisis dan akhirnya mampu meneliti kembali hasil yang telah dicapai.2. Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam diri siswa dan dapat digunakan sebagai hadiah instrinsik bagi siswa.3. Potensi intelektual siswa meningkat.4. Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan proses penemuan yang dianggap tepat dalam mempelajari Alquran.C. Kerangka BerpikirLangkah-langkah kontruktivistis menuntun siswa dalam memahami dan menerapkan materi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran sesuai dengan makarijul huruf secara sistematis dan dengan proses yang benar. Langkah-langkah tersebut akan memudahkan siswa untuk mengetahui huruf-huruf hijaiyah, makarijul hurufnya, dan bagaimana menuliskan dan mengucapkannya. Disamping itu, keterampilan guru dalam menjelaskan materi merupakan salah satu yang harus dikuasai guru. Penguasaan keterampilan menjelaskan akan sangat mewarnai pembelajaran yang diselenggarakan, yang pada akhirnya akan menentukan kualitas hasil belajar yang dicapainya. Seorang guru yang baik tidak cukup hanya menguasai materi (secara benar), tetapi harus dilengkapi berbagai keterampilan termasuk keterampilan menjelaskan sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan sempurna serta memperhatikan sikap perkembangan dan kemampuan siswa dalam belajar.Di dalam menjelaskan bagaimana membaca dan menulis kalimat dalam Alquran yang sesuai baik penulisan maupun makarijul hurufnya seorang guru harus menyadari bahwa kemampuan siswa dalam mencerna keterangan yang diberikan masih sangat terbatas sehingga guru tidak perlu menggunakan kalimat yang berbelit-belit, meragukan, dan berlebihan. Seorang guru hanya memberikan penekanan kepada kalimat di anggap penting. Langkah dalam mengorganisasikan materi, guru harus menunjukkan secara pola atau struktur dari mulai memperkenalkan huruf-huruf hijaiyah, dari mana makarijul hurufnya, dan bagaimana mengucapkan dan menuliskannya dengan menggunakan bantuan gambar-gambar atau alat peraga yang memudahkan siswa dalam memahami materi tersebut. Adapun skema kerangka berpikir yang dapat peneliti gambarkan dari variabel penelitian ini adalah:Gambar 2

Krangka Berpikir

D. Hipotesis Tidakan

Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah "Melalui penerapan pendekatan kontruktivistis, motivasi belajar siswa kelas III SDN Kerticala III Kabupaten Indramayu pada kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran dapat meningkat". BAB III

METODE PENELITIAN1. Seting Penelitian

Komplek SDN Kerticala III yang terletak di desa Kerticala Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu merupakan lokasi sekolah yang ideal yaitu berada di pusat aktivitas pemerintahan desa, dekat dengan sarana ibadah, mudah dijangkau oleh kendaraan dan memiliki kondisi lingkungan yang kondusif untuk dijadikan tempat belajar dalam arti tidak terkontaminasi oleh kebisingan dari aktivitas penduduk dan dunia usaha. Dengan kondisi tersebut, aktivitas kegiatan belajar mengajar yang berkarakter dan berwawasan lingkungan di SDN Kerticala III diharapkan menjadi lebih optimal. SDN Kerticala III dengan jumlah siswa sebanyak 102 siswa memiliki fasilitas sarana yang cukup memadai terdiri dari enam ruang belajar, satu ruang guru dan satu ruang gudang dengan kondisi pada umumnya masih baik serta dilengkapi dengan areal lapangan yang cukup luas. Dengan kondisi demikian memudahkan guru dan siswa dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan dan bakat siswa.2. Subjek Penelitian

Subyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas III sebanyak 13 orang, guru peneliti 1 orang dan 2 orang guru pengamat.

3. Sumber Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi siswa kelas III, guru peneliti dan guru mitra.

2. Jenis Data

Data yang didapatkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, yang terdiri dari:

a) Hasil belajar siswa.b) Data situasi pembelajaran.c) Data pelaksanaan pembelajaran oleh guru.d) Jurnal penelitian.e) Rencana pembelajaran.

3. Cara Pengambilan

a) Data Hasil belajar diambil melalui tes setiap akhir siklus.b) Data situasi kondisi kegiatan pembelajaran diambil melalui observasi kelas.c) Data refleksi dan perubahan-perubahan yang terjadi di kelas diambil melalui jurnal keberhasilan yang dibuat guru.d) Data pelaksanaan pembelajaran diambil melalui observasi guru peneliti oleh guru mitra.e) Rencana pembelajaran disusun guru peneliti.D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data (Gulo, 2004 :110-111). Teknik yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah mertode angket atau kuesioner dan metode dokumentasi.

1. Metode Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:128). Metode ini digunakan untuk mencari dan mengenal faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mata pelajaran PAI pada siswa kelas III SDN Kerticala III Kabupaten Indramayu. Jenis kuesioner yang digunakan penulis adalah kuesioner tertutup dimana kuesioner yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih. Untuk tiap pertanyaan terdiri atas empat alternatif jawaban dengan skor berikut:

a. Jawaban a diberi skor 4b. Jawaban b diberi skor 3c. Jawaban c diberi skor 2d. Jawaban d diberi skor 12. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengutip sumber catatan yang telah ada. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2002:135). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

E. Validasi Data

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sejauhmana test tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Penentuan validitas dapat ditentukan dengan rumus :

Nxy (x)(y)

rny =

(Nx2 (x)2 (Ny2 (x)2)

Besarnya koefisien kaorelasi dapat dikategorikan sebagai berikut :

Antara 0,800 1,00= sangat tinggi

Antara 0,600 0,800= tinggi

Antara 0,400 0,600= cukup

Antara 0,200 0,400= rendah

Antara 0,00 0,200= sangat rendah

F. Analisis DataDalam menganalisis data, penulis melakukan pendekatan logika untuk dokumentasi, sedangkan untuk angket dilakukan secara pendekatan skala presentase yang rumusnya sebagai berikut :

Pengklasifikasiannya sebagai berikut

Dari hasil presentase diatas kemudian hasilnya di analisis berdasarkan Nasrun Harahap (1997), yaitu :

G. Indikator KinerjaIndikator keberhasilan tiap siklus adalah jika siswa dalam kelas telah mencapai nilai 75 ke atas sebanyak 75 %, maka dikatakan pembelajaran telah berhasil tuntas dan jika sebaliknya yaitu secara klasikal siswa yang mendapat nilai 75 ke atas kurang dari 75 %, maka dikatakan pembelajaran belum tuntas belajar.H. Prosedur Penelitian

Melalui penggunaan pendekatan metode kontruktivistis dimaksudkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pokok kompetensi membaca kalimat Alquran. Adapun pelaksanaannya telah direncanakan sebanyak tiga siklus dan masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Alur tiap siklus dalam penelitian ini sebagaimana dilukiskan dalam skema berikut ini.

Gambar 4Skema Penelitian

Keterangan:

Skema siklus di atas tidak hanya untuk satu siklus, tetapi untuk dua siklus tindakan. Setiap siklus kegiatannya sebagaimana skema di atas. Prosedur tersebut secara garis besar dapat dijelaskan skema berikut:1. Siklus Ia. Perencanaan

1) Dokumentasi kondisional meliputi data hasil ulangan pada pokok kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran dan data hasil pengamatan guru dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.2) Identifikasi masalahIdentifikasi dan klarifikasi semua masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar.3) Menerapkan pendekatan metode kontruktivistis sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran PAI pada kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran.

b. Tindakan

1) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.2) Guru memberikan soal-soal pada siswa.3) Guru mengevaluasi tingkat daya serap siswa terhadap proses pembelajaran.

c. Pengamatan

Sesuai dengan apa yang diinginkan guru, maka rencana penelitian ini berupa prosedur kerja dalam penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas. Pelaksanaan atau tindakan siklus I sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan, sebagai berikut:1) Permasalahan diidentifikasi dan masalah dirumuskan. Dalam hal ini guru atau peneliti memilih model pembelajaran melalui pendekatan metode kontruktivistis.2) Merencanakan pembelajaran dengan menerangkan pokok kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran.3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran seperti bertanya, mengungkapkan pendapat, diskusi dan lain sebaginya.4) Guru memberikan soal-soal latihan setiap sub pokok bahasan selesai.5) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus I.

Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data pembelajaran yang diperoleh dari guru maupun data pembelajaran yang diperoleh dari siswa. Peneliti menyiapkan alat pengamatan yang dilakukan dengan data pengukur.

d. Refleksi

Data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh peneliti. Refleksi dilakukan dengan cara mengukur baik cara kuantitatif maupun kualitatif sedangkan data yang diperoleh dikumpulkan kemudian disimpulkan bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana hasil pembelajaran guru dan kemudian direfleksikan berupa hasil analisis yang telah dikerjakan.

1) Apakah terjadi peningkatan motivasi belajar sebelum diterapkan pembelajaran dengan pendekatan metode kontruktivistis ?2) Apakah pendekatan metode kontruktivistis yang dilakukan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?3) Berapakah jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar setelah dilakukan pembelajaran ?4) Sudahkah mencapai target yang diinginkan guru ?5) Sudahkah guru menerapkan struktur pengajaran PAI yang baik ?6) Sudahkah guru mengadakan pendekatan pada siswa dengan baik dan menggunakan metode kontruktivistis dalam pembelajaran secara tepat ?

2. Siklus IIa. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka diadakan perencanaan yang meliputi:

1) Identifikasi masalah

Masalah siklus I yang belum berhasil pada kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran.2) Rencana tindakan

Penerapan pendekatan keterampilan proses harus lebih ditekankan lagi terutama keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

b. Tindakan

1) Guru melakukan semua tindakan pada siklus I.2) Guru memberikan soal latihanlatihan.2) Menjelasskan materi lanjutan.3) Mengadakan Tes akhir siklus II.c. Pengamatan

Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan perencaan yang diprogramkan yaitu:

1) Atas dasar hasil siklus I, maka permasalahan dapat diidentifikasi dan dirumuskan.2) Mengontrol siswa yang kurang aktif dengan cara pendekatan dan bimbingan khusus.3) Guru menerangkan kembali materi yang kurang paham dengan contoh-contoh soalnya.4) Merencanakan kembali pembelajaran dengan menggunakan metode kontruktivistis beserta langkah-langkahnya dalam pembelajaran serta mengembangkan soal-soal latihan.5) Siswa diberi soal-soal latihan untuk dibahas kembali.6) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus II.

Observasi yang peneliti lakukan berupa tindakan ulang pada siklus I untuk diketahui hasilnya.

d. Refleksi

Peneliti menganalisis semua tindakan pada siklus I dan siklus II, kemudian melakukan refleksi terhadap tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Analisis terhadap keberhasilan siklus I dan II, kemudian tindakan apa yang perlu dilakukan pada siklus III.

3. Siklus IIIa. Perencanaan ulang

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, maka diadakan perencanaan ulang yang meliputi sebagai berikut:a) Identifikasi masalah

Masalah siklus II yang belum berhasil pada pokok bahasan tersebut. kesulitan yang dihadapi siswa dan kegairahan siswa dalam pembelajaran.

b) Rencana tindakan

Penerapan metode kontruktivistis harus lebih ditekankan lagi terutama keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

b. Tindakan

1) Guru melakukan semua tindakan pada siklus II.2) Guru memberikan soal latihanlatihan.3) Menjelaskan materi lanjutan dengan alat peraga yang lebih banyak dan variatif terutama soal latihan pada siklus II yang dianggap paling sulit oleh siswa.4) Mengadakan Tes akhir siklus ke-III.

c. Pengamatan

Pelaksanaan atau tindakan siklus III sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan yaitu:

1) Atas dasar hasil siklus II, maka permasalahan dapat diidentifikasi dan dirumuskan.2) Mengontrol siswa yang kurang aktif dengan cara pendekatan dan bimbingan khusus, dan yang pandai diberikan pengayaan materi dalam pemeblajaran.3) Guru menerangkan kembali materi yang kurang paham dengan contoh-contoh soalnya.4) Memastikan keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran membaca dan menulis kalimat dalam Alquran.5) Siswa diberi soal-soal latihan untuk dibahas kembali.6) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus III.

d. Refleksi

Peneliti melakukan analisis semua tindakan pada siklus I dan siklus II, kemudian melakukan refleksi dengan adanya pendekatan yang dilakukan dalam tindakan kelas. Analisis terhadap keberhasilan siklus I, II dan III, kemudian tindakan apa yang perlu dilakukan dan penelitian tindakan ini sendiri dibatasi sampai siklus III.BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi AwalPermasalahan utama yang terjadi pada siswa kelas III di SDN Kerticala III Kabupaten Indramayu pada pembelajaran PAI adalah masih rendahnya motivasi siswa dalam membaca dan menulis kalimat dalam Alquran, menuliskan huruf hijaiyah, membunyikan huruf sesuai dengan tempat keluar (maharijul huruf)-nya dan cara bagaimana huruf itu dikeluarkan dengan baik (shifatul huruf) dari makharaj-nya. Dari jumlah siswa kelas III di SDN Kerticala III yang berjumlah 13 siswa baru 6 siswa yang sudah mampu membaca kalimat dalam Alquran dengan baik.

Penyebab utama kurangnya motivasi belajar pada diri siswa dalam membaca dan menulis kalimat dalam Alquran disebabkan guru pengajarnya tidak tegas dalam mendidik para siswa. Kesalahan siswa dibiarkan sehingga siswa menganggap penulisan dan bacaan Alqurannya sudah baik, padahal belum. Karena itu, untuk dapat membaca dan menuliskan kalimat dalam Alquran yang baik harus dimulai yaitu dengan mampu menghafalkan, menuliskan dan membunyikan huruf dengan baik. B. Deskripsi siklus ISiklus I

Hasil penelitian dalam siklus I dapat dipaparkan secara terperinci sebagaimana pemaparan berikut ini.

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut:1) Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas (PTK).2) Meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru yang akan menjadi pengamat.3) Mengadakan orientasi pra siklus kepada siswa untuk menginformasikan maksud dan tujuan penelitian ini.4) Menyusun rencana pembelajaran.5) Menyusun lembar kerja siswa.

6) Membuat alat evaluasi dan kunci jawaban.

7) Menyusun instrumen observasi dan daftar siswa.2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan yang direncanakan, adapun kegiatannya meliputi:

a) Jumlah pertemuan empat kali yaitu pertemuan pertama untuk orientasi, pertemuan kedua, ketiga, dan keempat untuk kegiatan pembelajaran.b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan.c) Mengadakan evaluasi akhir siklus.d) Mengkoreksi hasil pekerjaan siswa.e) Memberi tugas sebagai pekerjaan rumah (PR).

Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru dapat melaksanakan kegiatan dengan baik meskipun masih terdapat kekurangan-kekurangan seperti kondisi pelaksanaan pembelajaran belum optimal, siswa masih kurang berminat, motivasi belajar yang diberikan guru belum optimal dan langkah-langkah pendekatan metode kontruktivistik yang dipergunakan belum optimal.

Tabel 3Partisipasi Siswa dalam Proses Belajar Mengajar

PartisipasiSiswaSiklus I

Jumlah SiswaPersen

Acuh323 %

Sedang431 %

Aktif646 %

Jumlah13100 %

Sumber : SDN Kerticala IIIMencermati gambar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan tabel partisipasi siswa tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pada siklus I, siswa yang acuh tak acuh sebanyak 3 siswa (23 %) sedangkan pada siklus II berkurang menjadi 2 siswa (15 %). Sikap acuh tak acuh tersebut karena ada faktor lain.Siswa yang sangat aktif pada siklus I sebanyak 6 siswa (46 %) menjadi 9 siswa (70 %) pada siklus II, dan hal tersebut merupakan peningkatan yang menggembirakan. Dalam kegiatan penelitian ini, kesulitan yang dihadapi siswa yaitu sikap antipati terhadap pelajaran pendidikan agama Islam karena pada saat pembelajaran PAI, guru kelas III sering memberi hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan PR dan memarahinya di depan siswa lain, hal ini menurut pengamatan peneliti merupakan sikap yang harus diubah oleh guru itu sendiri.Hasil observasi yang dilakukan guru peneliti, diperoleh informasi bahwa pada saat pembelajaran siklus I, guru belum melakukan pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP). Penggunaan pendekatan metode kontruktivistik yang dijelaskan guru perlu ditingkatkan kembali dan seharusnya guru menjelaskan secara urut langkah-langkah kontruktivistik pada kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran. Hasil pengamatan guru peneliti di peroleh data berupa saran yaitu peneliti agar memperbanyak Lembar Kerja Siswa (LKS), membimbing siswa yang masih kesulitan membaca dan menulis kalimat dalam Alquran dan mengelola kelas agar lebih kondusif.Pada tahap ini guru peneliti telah menyusun perencanaan pembelajaran dengan baik, alat peraga yang digunakan cukup baik, dan penguasaan materi pelajaran sangat bagus. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dapat dikatakan cukup baik, hanya saja kemampuan siswa perlu ditingkatkan sehingga lebih menguasai materi yang diberikan.

3. Refleksi

Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa baru mencapai 5.8. Adapun secara rinci perolehan hasil belajar siswa yang memperoleh nilai keberhasilan atau mencapai nilai diatas Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) 7.5 dapat dirangkum pada tabel berikut ini.Tabel 4Prestasi Belajar Siswa Siklus I

Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 7.5

Partisipasi SiswaSiklus I

Jumlah SiswaPersen

Nilai < 751077 %

Nilai > 75323 %

Partisipasi Siswa 13

Jumlah SiswaPersen

Tuntas Belajar

323 %

Belum Tuntas Belajar

1077 %

Nilai Rata-rata 5.8

Tarap Serap 5.8 x 100 % = 58 %

Sumber : SDN Kerticala IIIAspek tingkat kesalahan siswa dalam memahami soal cerita di kelas III SD

Negeri Kerticala 2 adalah sebagai berikut:Tabel 5Aspek Tingkat Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan SoalTingkat pemahaman soal PAI pada Kompetensi Membaca dan Menulis Kalimat dalam AlquranSiklus I

1) Tidak dapat menjawab apa yang diketahui dan ditanyakan.

2) Tidak dapat membaca atau menulis kalimat dalam Alquran.

3) Tidak dapat melakukan pengembangan jawaban.

4) Tidak dapat memecahkan antara jawaban dengan soal.86 %

80.3 %

83.3 %

90 %

Keberhasilan yang dicapai pada akhir siklus10 %

Kriteria KetuntasanBelum

Sumber : SDN Kerticala IIIHasil pengamatan terhadap guru peneliti dalam pembelajaran di kelas.Tabel 6Hasil Pengamatan terhadap Guru PenelitiItem yang diamatiSiklus I

1. Pendahuluan

2. Pengembangan Materi Pembelajaran3. Penerapan Metode Kontruktivistik

4. Penutup2

3

2

2

Rata-rata2.1

KriteriaCukup

Sumber : SDN Kerticala IIIHasil penelitian berikut dilaksanakan pada peningkatan prestasi atau kemampuan belajar siswa dalam menyelesaikan soal kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran pada siklus I di kelas III, sebagaimana hasil tes akhir pada siklus I terhadap 13 siswa yang dipaparkan sebagaimana tabel berikut ini.Tabel 7Analisis Kemampuan Siswa dalam Mengerjakan Soal

No.NomorSoalJmlSiswaJumlah Siswa Yang

Menjawab BetulSisa Siswa yang belum Mampu menyelesaikan

1

2

3

4

51

2

3

4

51313

13

13

139

7

5

4

646897

Sumber : SDN Kerticala IIIBerdasarkan hasil analisis pada siklus I tersebut di atas, diketahui bahwa siswa yang mesih belum mampu mengerjakan soal lebih dari 80 %, hal ini menjadi dasar bagi peneliti untuk merefleksi kembali apa yang perlu dilakukan pada siklus II.C. Deskripsi Siklus IISiklus II

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini meliputi sebagai berikut:a) Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas.b) Menyusun rencana pembelajaran siklus II.c) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode kontruktivistik untuk menyelesaikan soal kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran.d) Menyusun Lembar Kerja Siswa.

e) Membuat alat evaluasi dan kunci jawaban.

f) Menyusun instrumen observasi dan daftar siswa.2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan yang direncanakan, adapun kegiatannya meliputi:

a) Jumlah pertemuan 3 kali yaitu pertemuan pertama untuk kegiatan pembelajaran dan evaluasi akhir siklus.b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan.c) Mengadakan evaluasi akhir siklus.d) Mengkoreksi hasil pekerjaan siswa.e) Memberi tugas sebagai pekerjaan rumah (PR).

Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru dapat melaksanakan kegiatan dengan baik meskipun masih terdapat kekurangan-kekurangan seperti kondisi pelaksanaan pembelajaran belum optimal, siswa masih kurang berminat, motivasi belajar yang diberikan guru belum optimal dan langkah-langkah kontruktivistik yang dipergunakan mendekati optimal.

3. Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa oleh guru peneliti tampaknya ada perubahan partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yaitu adanya peningkatan-peningkatan yang dapat mendukung keberhasilan pembelajaran. Tabel 8Partisipasi Siswa dalam Proses Belajar Mengajar

Partisipasi SiswaSiklus ISiklus II

Jumlah SiswaPersenJumlah SiswaPersen

Acuh323 %215 %

Sedang4 31 %215 %

Aktif6 46 %970 %

Jumlah13 100 %13100 %

Sumber : SDN Kerticala IIIHasil pengamatan yang dilakukan guru pengamat terhadap guru penelitian diketahui bahwa pada siklus II, pembelajaran berlangsung dengan baik, dimana penyajian materi pelajaran dengan menggunakan metode kontruktivistik dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam rencana pembelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan metode kontruktivistik dikatakan cukup baik dimana guru kelas menguasi materi pelajaran, mampu dan dapat membimbing siswa yang mengalami kesulitan serta memiliki kemampuan dalam memberikan contoh pengerjaan soal dengan menerapkan pendekatan metode kontruktivistik.4. Refleksi siklus II

Sebelum melakukan refleksi berikut dipaparkan nilai akhir siklus II pada tabel berikut ini.Tabel 9Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Tes

No.Nomor

SoalJumlah Siswa Yang

Menjawab BetulSisa Siswa yang belum Mampu menyelesaikan

1

2

3

4

51

2

3

4

5111098923454

Jumlah Skor4718

Sumber : SDN Kerticala IIIPeningkatan kemampuan menyelesaikan soal kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran tersebut, diatas dapat menjadi ukuran keberhasilan dalam penelitian ini. kemudian secara prestasi belajar di mana pada siklus I rata-rata 5.8 dan pada siklus II meningkat rata-rata menjadi 6.9. Dilihat dari indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam bab III yaitu standar nilai KKM 7.5, maka dapat dikatakan pada siklus II terjadi peningkatan terhadap prestasi belajar akan tetapi masih belum berhasil mencapai nilai KKM seperti digambarkan dalam gambar dan tabel berikut ini.Tabel 10Prestasi Belajar Siswa Siklus II

Keriteria Ketuntasan Minimal = 7.5

Partisipasi SiswaSiklus II

Jumlah SiswaPersen

Nilai < 75431 %

Nilai > 75969 %

Partisipasi Siswa 6.9 %

Jumlah SiswaPersen

Tuntas Belajar

969 %

Belum Tuntas Belajar

431 %

Nilai Rata-rata 6.9

Tarap Serap 6.9 x 100 % = 69 %

Sumber : SDN Kerticala IIIBerdasarkan hasil refleksi siklus II maka dapat dikatakan masih belum tuntas belajar namun terjadi peningkatan dalam prestasi belajarnya hal ini menunjukkan keberhasilan dalam penggunaan metode kontruktivistik yang dilaksanakan dalam pembelajaran.D. Deskripsi Siklus III

Siklus III

1. Perencanaan

a) Identifikasi masalah

a) Masalah siklus II yang belum berhasil pada pokok kompetensi tersebut. kesulitan yang dihadapi siswa dan kegairahan siswa dalam pembelajaran.b) Menyusun Rencana Pembelajaran.

c) Menyusun LKS lebih banyak.d) Menyusun alat evaluasi.

b) Tindakan

a) Guru melakukan pembelajaran seperti yang telah dilakukan pada siklus II. Penerapan metode kontruktivistik harus lebih ditekankan lagi terutama keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.b) Guru memberikan soal latihanlatihan.c) Menjelaskan materi lanjutan dengan alat peraga yang lebih banyak dan variatif terutama soal latihan pada siklus II yang dianggap paling sulit.d) Mengadakan Tes akhir siklus ke-III.

Tabel 11Partisipasi Siswa dalam Proses Belajar Mengajar

Partisipasi SiswaSiklus IISiklus III

Jumlah SiswaPersenJumlah SiswaPersen

Acuh215 %17.5 %

Sedang215 %17.5 %

Aktif970 %1185 %

Jumlah13100 %13100 %

Sumber : SDN Kerticala IIIMencermati tabel partisipasi siswa tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pada siklus II, siswa yang acuh tak acuh sebanyak 2 siswa (15 %), pada siklus III sikap acuh tak acuh tersebut dapat ditekan sehingga berkurang jumlahnya. Siswa yang sangat aktif pada siklus II sebanyak 9 siswa (69 %), pada siklus III meningkat menjadi 11 siswa (85 %). Hal tersebut merupakan peningkatan yang menggembirakan. Dalam kegiatan penelitian ini, kesulitan yang dihadapi siswa yaitu kurangnya pemahaman terhadap maksud soal, prosedur penyelesaian soal dan adanya sikap tergantung terhadap hasil pekerjaan teman.Kesulitan dapat ditekan dan diatasi melalui pemberian latihan soal dengan bimbingan guru, ternyata hasil yang dicapai sangat menggembirakan karena bertambahnya peningkatan motivasi menjadikan bertambah baiknya hasil belajar yang dicapai. Penguasaan materi pelajaran dalam bentuk soal kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran dengan langkah-langkah metode kontruktivistik terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena hasil belajar bertambah baik.

2. Refleksi

Sebelum melakukan refleksi, terlebih dahulu disajikan nilai hasil belajar siswa siklus III dan hasil pengamatan yang telah dilakukan pengamat dalam kegiatan pembelajaran pada siklus III Tabel 12Prestasi Belajar Siswa Siklus III

Keriteria Ketuntasan Minimal = 7.5

Partisipasi SiswaSiklus III

Jumlah SiswaPersen

Nilai < 75215 %

Nilai > 75118.5 %

Partisipasi Siswa8.5 %

Jumlah SiswaPersen

Tuntas Belajar128.5 %

Belum Tuntas Belajar115 %

Nilai Rata-rata 13100%

Tarap Serap8.5 %

Sumber : SDN Kerticala IIITabel 13Aspek Tingkat Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan SoalTingkat Pemahaman Soal Kompetensi Membaca dan Menulis Kalimat dalam AlquranSiklus III

5) Tidak dapat menjawab apa yang diketahui dan ditanyakan.

6) Tidak dapat membaca atau menulis kalimat dalam Alquran.

7) Tidak dapat melakukan pengembangan jawaban.

8) Tidak dapat memecahkan antara jawaban dengan soal.5 %

5 %

5 %

5 %

Keberhasilan yang dicapai pada akhir siklus92 %

Kriteria KetuntasanBelum

Keberhasilan yang dicapai pada akhir siklus 92 % Kriteria Ketuntasan Belum 100 %.Tabel 14Hasil Pengamatan terhadap Guru Peneliti

Item yang diamatiSiklus III

1. Pendahuluan/Appersepsi

2. Pengembangan Materi Pelajaran3. Penerapan Metode Kontruktivistik4. Penutup4

4

4

4

Rata-rata41

KriteriaSangat Baik

Sumber : SDN Kerticala IIIHasil penelitian dari dua siklus yang dilaksanakan peningkatan prestasi belajar siswa. Peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran pada siklus I di kelas III, sebagaimana hasil tes akhir pada siklus III terhadap 13 siswa yang dipaparkan sebagaimana tabel berikut ini.Tabel 15Analisis Kemampuan Siswa dalam Mengerjakan Soal

Pada Akhir Siklus III

No.Nomor

SoalJumlah Siswa Yang

Menjawab BetulSisa Anak yang belum Mampu menyelesaikan

1

2

3

4

51

2

3

4

513101313100

2

0

0

2

Berdasarkan hasil analisis pada siklus III tersebut di atas, diketahui bahwa siswa yang masih belum mampu mengerjakan seluruh soal sebanyak 2 orang siswa. Keduanya baru dapat menyelesaikan 3 soal, secara normatik keduanya telah dapat dikatakan lulus karena mendapat nilai 6, namun dalam penelitian ini belum dikatakan tuntas.Meskipun demikian perlu kiranya diketahui bahwa penggunaan metode kontruktivistik telah mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan kepada siswa baik dalam hal motivasi belajarnya, sikap dalam menyelesaikan soal, disiplin dalam penggunaan waktu yang tersedia.E. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar SiklusHasil penelitian berdasarkan melihat tabel tersebut di atas, maka peneliti jelaskan bahwa:

1. Siklus Pertama

Hasil penelitian menunjukkan bawa dari 13 siswa ternyata ada 7 siswa yang kurang aktif atau acuh dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena siswa tidak memiliki prasyarat dalam mengikuti pembelajaran pada kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran, maka siswa ini harus diberi motivasi agar lebih semangat dalam proses belajar mengajar yaitu dengan diberi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan materi yang disampaikan. Bila jawaban siswa benar, guru memberi penguatan agar siswa merasa senang.Melihat hasil prestasi siswa, ternyata dari 13 siswa terdapat 10 orang siswa (77 %) yang dapat dikategorikan belum tuntas belajar yaitu yang mendapat nilai 75.c. Dengan melihat tabel pengamatan oleh guru lain dalam KBM dapat dijelaskan bahwa dalam siklus pertama penguasaan guru terhadap materi pelajaran sudah baik, tetapi perhatian guru kurang merata diseluruh kelas sehingga ada beberapa siswa yang pasif dan sibuk bermain sendiri. Pada siklus kedua kegiatan guru dalam KBM sudah mendekati sempurna. Perhatianya sudah merata seluruh kelas dan siswa kelihatan aktif mencapai 85 %.

Melihat hasil penelitian di kelas III tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa:

a. Siswa kurang dapat menjawab soal kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran, sehingga jika salah dalam penulisannya maka secara langsung siswa akan mengalami kesalahan.

b. Siswa tidak mampu menjawab soal kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran karena tidak memahaminya.c. Siswa tidak dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan apa yang di kehendaki oleh soal, sebab siswa acuh dalam memberikan jawaban. Tindakan yang harus dilakukan pada siswa yang mengalami kesulitan adalah sebagai berikut:

a. Siswa yang tidak dapat memahami soal diberikan soal-soal yang lebih sederhana.b. Siswa yang belum dapat memahami membaca dan menulis kalimat dalam Alquran diberi PR untuk menghafal huruf hijaiyah beserta maharijul hurufnya.c. Siswa yang kurang dapat mengerjakan soal kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran dibimbing dan dibantu dengan diberi bimbingan dalam menjawab sehingga siswa lebih mudah mengerjakannya.d. Siswa yang memahami membaca kalimat dalam Alquran dibimbing dalam hal penulisannya serta sering diberi latihan soal yang lebih sederhana dengan diberikan harokat atau tanda baca yang lebih jelas.Kriteria keberhasilan siswa dalam mempelajari materi suatu pokok bahasan adalah sebagai berikut:a. Secara individu bila mereka sudah dapat mencapai 7.5 atau lebih berarti sudah menyerap materi yang telah diajarkan sebesar 75 % atau lebih dikatakan tuntas belajar.b. Jumlah siswa dalam kelas dapat menyerap materi 75 % dari jumlah siswa keseluruhan dengan nilai rata-rata kelas mencapai > 75.c. Dengan melihat tabel pengamatan oleh guru lain dalam KBM dapat dijelaskan bahwa dalam siklus pertama penguasaan guru terhadap materi pelajaran sudah baik, tetapi perhatian guru kurang merata diseluruh kelas sehingga ada beberapa siswa yang pasif dan sibuk bermain sendiri. Pada siklus kedua kegiatan guru dalam KBM sudah mendekati sempurna. Perhatianya sudah merata seluruh kelas dan siswa kelihatan aktif mencapai 85 %.F. Hasil PenelitianBerdasarkan hasil penelitian siklus I, II dan siklus III, maka tindakan yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut:

a. Merubah sikap mental siswa atau persepsi siswa terhadap pelajaran PAI yang dianggap menakutkan oleh sebagian siswa kelas III SDN Kerticala III.b. Merubah cara cara guru dalam pembelajaran, yaitu sikap menghukum, mengancam dan menakut-nakuti siswa yang lemah dalam belajar PAI atau tidak mengerjakan PR.c. Memberikan masukan kepada guru kelas III dalam hal pembelajaran PAI yang menyenangkan dan efektif.d. Menuntun siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan apa saja dengan cara menerapkan metode kontruktivistik, sehingga siswa mampu dan mau untuk melakukan peningkatan kemampuannya dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka hipotesis yang diajukan dalam bab II skripsi ini dikatakan dapat diterima karena terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pokok bahasan membaca dan menulis kalimat dalam Alquran di kelas III SDN Kerticala 2 Tahun Pelajaran 2010/2011.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian pada penggunaan pendekatan kontruktivistis untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SDN Kerticala III Kabupaten Indramayu pada kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Motivasi belajar siswa kelas III SDN Kerticala III Kabupaten Indramayu pada pelajaran PAI dalam kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran cukup baik, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil pada siklus I siswa aktif sebanyak 6 siswa, meningkat pada siklus II menjadi 9 siswa, begitupun pada siklus III meningkat menjadi 11 siswa. Dan hal ini dapat dibuktikan juga dengan meningkatnya motivasi belajar siswa pada gambar tiap siklus, yaitu : gambar pada siklus I, gambar 6 dan 7 pada siklus II, gambar 8 dan 9 pada siklus III.

2. Penerapan metode kontruktivistis cukup efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI di kelas III SDN Kerticala 2 pada pelajaran PAI dalam kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya : Keberanian siswa tampil di depan kelas.

Meningkatnya perolehan nilai rata-rata tiap siklus. Pada siklus I siswa memperoleh 5.8, terjadi peningkatan pada siklus II menjadi rata-rata 6.9, begitupun pada siklus III mengalami peningkatan menjadi rata-rata 8.0.

Meningkatnya perolehan nilai diatas KKM yaitu 7.5. pada siklus I hanya 46%, pada siklus II meningkat menjadi 69%, begitupun pada siklus III meningkat sebesar 80%. Maka siswa dinyatakan tuntas belajar.

B. Saran

Berkenaan dengan hasil penelitian ini maka saran yang perlu disampaikan penelitih adalah sebagai berikut:1. Sebaiknya guru dalam melakukan pembelajaran pada kompetensi membaca dan menulis kalimat dalam Alquran guru disarankan untuk menggunakan metode kontruktivistis.2. Sebaiknya siswa melakukan latihan membaca dan menulis kalimat dalam Alquran dengan metode kontruktivistik, karena mempermudah dan mempercepat pemahaman.

DAFTAR PUSTAKAAli, Zainuddin Ma'shum. 2005. Al-Qur'an Basis Standar Kompetensi Bagi Santri Al-Hamidiyah, (Online) Tersedia: (http://www.alhamidiyah.com/info). hotml: 28 November 2005.Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta : Rineka Cipta------------------------, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Ashshiddiqi, Hasbi. dkk. 1977. Al Quran dan Terjemahannya. Jakarta : Pennyelenggara Penterjemah Al Quran Departemen Agama.

Basyir, Ahmad Azhar. 1998. Al-Quran dan Tantangan Modernitas. Bandung : Mizan.

Baqi UPI. Makharijul Huruf (http://www.baqiupi.blogspot.com/info/mahkarijul-huruf-1/html). hotml: 10 Maret 2010.

Depdikbud, 1994. Kurikulum Sekolah Dasar/GBPP . Jakarta

--------------, 1994. Pedoman Analisis Hasil Evaluasi belajar. Jakarta.

--------------, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Hasil Penilaian di SD. Jakarta.

--------------, 1995/1996. Petunjuk Pelaksanaan KBM, Jakarta

Djaelani, Anton Timur. dkk. 1986. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Proyek Pembinaan Pendidikan pada Sekolah Umum. Gayo, Nogarsyah Moede. t.t. Buku Pintar Islam dalam Baihaqi A.K (ed). Jakarta : Ladang Pustaka dan Intimedia.

Gulo, W. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Hudoyo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Malang: Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang.Huruf Hijaiyah (http://www. Belajarmembaca-alquran.com). hotml: 2 Maret 2008.Makharijul Huruf Hijaiyah (http://www. kumpulaninformasi.com/info/mahkarijul-huruf-hijaiyah/html). hotml: 22 Maret 1996.Nur Kencana, Wayan dan Sumartana, P.P.N. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya. Usaha Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2008. Undang-Undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Rasyid, Hamdan. tt. Konsep Dzikir Menurut Alquran dan Urgensinya Bagi Masyarakat Modern. Jakarta : Insan Cemerlang.Shaleh, Abdurahman. 1997. Didaktik Pendidikan Agama. Bandung : CV. Toha Putra. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.Usman, Moh. Uzer. 1999. Menjadi Guru Profesiona. Bandung: Remaja Rosdakarya.Lampiran: 1RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : III/1

Pertemuan Ke- : 1 sampai dengan 6

Alokasi Waktu : 12 jam pelajaran (12 x 35 menit)

Standar Kompetensi : Mengenal kalimat dalam Al-QuranI. Kompetensi Dasar

Membaca kalimat dalam Al-Quran Menulis kalimat dalam Al-QuranII. Indikator

Melafalkan kalimat dalam Al-Quran dengan benar Menyebutkan tanda-tanda baca yang terdapat dalam kalimat Al-Quran Membaca kalimat dalam Al-Quran sesuai dengan tanda bacanya Menulis kalimat dalam Al-Quran dengan benar

III. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa diharapkan dapat membaca kalimat dalam Al-Quran dengan baik dan benar.2. Siswa diharapkan dapat menulis kalimat dalam Al-Quran dengan benar.IV. Materi Ajar

Kalimat dalam Al-QuranV. Uraian Materi

1. Siswa diarahkan untuk mengetahui cara membaca kalimat dalam Al-Quran.2. Siswa mengenali tanda-tanda baca yang terdapat dalam kalimat Al-Quran.3. Siswa memahami cara membaca kalimat Al-Quran sesuai dengan tanda bacanya.4. Siswa menulis kalimat dalam Al-Quran.

1. VI. Metode Belajar

2. Informasi3. Tanya jawab4. Demonstrasi

5. Diskusi6. ElisitasiVII. Sumber Belajar

1. Buku Teladan Mulia Pendidikan Agama Islam SD Kelas III terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri2. Al-Quran3. Buku tajwid4. Buku-buku lain yang relevanVIII. Langkah-Langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal (Apersepsi)

1. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan berdoa bersama.2. Guru memimpin tadarus bersama selama 510 menit dengan membuka Al-Quran atau halaman iftitah pada buku Teladan Mulia Pendidikan Agama Islam SD Kelas III terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.3. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dengan kompetensi dasarnya.4. Guru menjelaskan secara singkat langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.B. Kegiatan Inti

1. Guru menuliskan, memasang paparan atau tayangan VCD/LCD mengenai bacaan atau kalimat yang diambil dari ayat-ayat Al-Quran.2. Guru membacakan tulisan, paparan atau tayangan bacaan/kalimat tersebut dengan suara yang jelas dan perlahan-lahan kata demi kata. Siswa diminta supaya menirukan bacaan guru kata demi kata dengan menekankan pada makhrajnya.3. Guru menunjuk beberapa orang siswa untuk diminta membaca kalimat tersebut. Pada saat yang sama guru memperhatikan bacaan siswa, khususnya dari segi panjang pendeknya serta ketepatan bacaan huruf-hurufnya.4. Guru memberi tanda-tanda khusus pada setiap kalimat yang dibaca, yaitu pada tanda baca yang harus dibaca panjang (mad), tanda wau, dan ya sukun.5. Guru menuliskan atau menayangkan di papan tulis macam-macam tanda mad, baik yang fathah, kasrah, maupun damah.6. Guru menjelaskan satu per satu tanda mad tersebut dan menjelaskan bagaimana cara membacanya secara benar.7. Guru membuat beberapa contoh kalimat Al-Quran, baik yang mengandung tanda mad maupun yang tidak. Guru meminta siswa membacanya secara berulang-ulang.8. Guru meminta siswa menulis kalimat-kalimat Al-Quran. Guru terlebih dahulu menulis hurufnya secara terpisah dan meminta siswa menulisnya secara bersambung dalam bentuk kalimat.9. Guru meminta siswa untuk rajin berlatih menulis kalimat Al-Quran, baik di sekolah maupun di rumah.IX. Penutup (Tindak Lanjut)

Siswa membuat kesimpulan tentang membaca kalimat Al-Quran sesuai dengan tanda bacanya dan penulisannya secara benar.X. Penilaian

Pembahasan mengenai penilaian meliputi dua hal, yaitu penilaian proses dan alat penilaian.A. Penilaian Proses

1. Guru menuliskan beberapa kalimat Al-Quran dan meminta para siswa membacanya.2. Guru menulis beberapa huruf hijaiah yang membentuk kalimat, kemudian meminta siswa menuliskannya menjadi kalimat Al-Quran.3. Guru menuliskan kalimat Al-Quran yang bertanda mad dan meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana cara membacanya.4. Guru menawarkan kepada siswa siapa yang dapat menyebutkan macam-macam tanda mad.5. Guru menawarkan kepada siswa siapa yang dapat membedakan antara bacaan ya sukun dan wau sukun.

6. Guru membacakan sebuah kalimat, kemudian meminta siswa menuliskannya dengan benar.7. Guru menawarkan kepada siswa siapa di antara mereka yang sanggup menulis kalimat Al-Quran secara benar.B. Alat Penilaian

Menjawab pertanyaan

1. Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan (11)2. Tes perbuatan untuk membaca kalimat dalam Al-Quran3. Tes perbuatan untuk menulis kalimat dalam Al-Quran Membuat simpulan

Setiap siswa disuruh berpikir mengenai dirinya sendiri. Kemudian, membuat simpulan yang menunjukkan bahwa dirinya sudah atau belum dapat membaca dan menulis kalimat dalam Al-Quran. Presentasi penilaian

1. Ketepatan menjawab pertanyaan2. Kebenaran membaca kalimat dalam Al-Quran3. Kebenaran menulis kalimat dalam Al-Quran4. Ketepatan membuat simpulanTukdana, Juli 20Mengetahui,

Kepala Sekolah

Peneliti

S a d i y a h, S. Pd.I

W a r j o

NIP. 131 543 232

NO.POKOK: B.271.0096

KBM

METODE PENDEKATAN

KONTRUKTIVISTIS

Kemampuan siswa dalam

membaca kalimat dalam Alquran sesuai dengan makarijul hurufnya

belum menunjukkan hasil

yang optimal, maka perlu

upaya yang dapat

meningkatkan kemampuan

tersebut melalui

pembelajaran PAI di

kelas III

Motivasi Belajar Siswa Meningkat

P = x 100 %

(Ahmad Subardi, dkk, 1984 ; 52)

f

n

100 % : Seluruhnya

90 % - 99 %: Hampir seluruhnya

60 % - 80 %: Sebagian besar

51 % - 59 % : Lebih dari setengahnya

50 %: Setengahnya

40 % - 49 % : Hampir setengahnya

10 % - 39 % : Sebagian kecil

1 % - 9 %: Sedikit sekali

0 %: Tidak ada sama sekali

A= Baik sekali( berkisar antara 81 100 % )

B= Baik ( berkisar antara 61 80 % )

C= Cukup( berkisar antara 41 60 % )

D= Kurang ( berkisar antara 21 40 % )

E= Kurang sekali ( berkisar antara 0 10 % )

PENGAMATAN

TINDAKAN

PERENCANAAN

REFLEKSI

PAGE