86
i ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS Ni/Al-HIDROTALSIT DENGAN RADIASI GELOMBANG MIKRO Disusun oleh: ENI KISWATI M0304007 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

  • Upload
    lemien

  • View
    241

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

i

ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN

KATALIS Ni/Al-HIDROTALSIT DENGAN

RADIASI GELOMBANG MIKRO

Disusun oleh:

ENI KISWATI

M0304007

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

Page 2: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini dibimbing oleh:

Pembimbing I

I.F. Nurcahyo, M.Si.

NIP. 19780617 200501 1001

Pembimbing II

Soerya Dewi Marliyana, M.Si.

NIP. 19690313 199702 2001

Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi pada:

Hari : Senin

Tanggal : 4 Januari 2010

Anggota Tim Penguji:

1. Dr.rer.nat.Fajar Rakhman Wibowo, M.Si. 1. ……………………..

NIP. 19730605 200003 1001

2. Sri Hastuti, M.Si. 2. ……………………..

NIP. 19710408 199702 2001

Disahkan oleh

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ketua Jurusan Kimia,

Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D

NIP. 19560507 198601 1001

Page 3: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul

“ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS Ni/Al-

HIDROTALSIT DENGAN RADIASI GELOMBANG MIKRO” adalah benar-

benar hasil penelitian sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat kerja atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Januari 2010

ENI KISWATI

Page 4: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

iv

ABSTRAK

Eni Kiswati, 2010. ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS Ni/Al-HIDROTALSIT DENGAN RADIASI GELOMBANG MIKRO. Skripsi. Jurusan Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret.

Telah dilakukan penelitian tentang isomerisasi eugenol menggunakan katalis Ni/Al-hidrotalsit dengan radiasi gelombang mikro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol menggunakan radiasi gelombang mikro. Pengaruh daya gelombang mikro dan lama waktu reaksi terhadap hasil reaksi isomerisasi eugenol juga dipelajari.

Ni/Al-hidrotalsit disintesis dengan perbandingan mol Ni/Al 4/1 menggunakan metode kopresipitasi. Reaksi dilakukan pada kondisi tanpa pelarut. Daya gelombang mikro divariasi 300, 400, dan 500 W. Variasi waktu reaksi 30, 40, 50, dan 60 menit. Ni/Al-hidrotalsit hasil sintesis dikarakterisasi dengan XRD. Hasil reaksi isomerisasi dianalisa dengan GC.

Difraktogram menunjukan bahwa Ni/Al-hidrotalsit hasil sintesis sesuai dengan JCPDS. Kenaikan daya dan waktu reaksi pada reaksi isomerisasi cenderung mengarah trans-isoeugenol.

Kata kunci : isomerisasi eugenol, Ni/Al-hidrotalsit, gelombang mikro

Page 5: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

v

Abstract Eni Kiswati, 2010. ISOMERIZATION OF EUGENOL USING Ni/Al-HYDROTALCITE AS CATALYST UNDER MICROWAVE IRRADIATION. Thesis. Departement of Chemistry. Mathematic and Science Faculty. Sebelas Maret University

The research of eugenol isomerization using Ni/Al-hydrotalcite as catalyst under microwave irradiation has been carried out. The purpose of this research was to know application of Ni/Al-hydrotalcite as catalyst in eugenol isomerization under microwave irradiation. The effect of microwave power and reaction time toward the yield of eugenol isomerization also studied.

Ni/Al-hydrotalcite was synthesized with Ni/Al molar ratio of 4/1 by coprecipitation. The reaction has been done in solvent-free condition. Power of microwave was variated 300, 400, and 500 W. Variation of reaction time was 30, 40, 50, and 60 min. The synthesize of Ni/Al-hydritalcite was characterized by XRD. The yield of eugenol isomerization analyzed by GC.

Difractogram showed that the Ni/Al-hydritalcite synthesized similar to JCPDS. Both microwave power and reaction time increasing of the eugenol isomerization tend to trans-isoeugenol.

Key word : eugenol isomerization, Ni/Al-hydrotalcite, microwave

Page 6: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

vi

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan . Maka apabila engkau telah

selesai (dari suatu urusan), kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain

(Q.S. Al-Insyirah: 6-7)

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama

orang-orang yang sabar (Q.S. Al Baqarah : 153)

Masalah adalah pupuk kehidupan, yang membuat manusia kuat, tumbuh, dan

berjalan ke tempat cahaya.

Masalah hadir dalam setiap kehidupan sebagai pembimbing.

Ikuti, syukuri seperti layaknya air.

(Gede prama)

Jangan pernah mengatakan esok harus lebih baik dari hari ini,

katakanlah hari ini harus lebih baik dari kemarin,

karena esok belum tentu ada.

Page 7: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:

...Allah SWT sebagai rasa syukurku,

Ibu, Bapak (alm), Ayah

yang mendidikku dengan cara “luar biasa”,

Kakak-kakakku,

Keponakkan-keponakkanku,

Semua orang di dekatku,

Yang menyemangatiku untuk tak pernah berhenti berjuang.

Page 8: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia

yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga pada akihrnya penulis berhasil

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Isomerisasi Eugenol

Menggunakan Katalis Ni/Al-hidrotalsit dengan Radiasi Gelombang Mikro”.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNS.

2. Bapak Prof. Drs. Sentot Budi Raharjo, Ph.D selaku Ketua Jurusan Kimia

FMIPA UNS beserta seluruh stafnya.

3. Bapak I.F. Nurcahyo, M.Si selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi

serta selaku Ketua Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS beserta seluruh

stafnya.

4. Ibu Soerya Dewi Marliyana, M.Si., selaku Pembimbing II yang juga telah

memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran , terima kasih atas waktu,

tenaga, dan pikiran demi keberhasilan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Nestri Handayani, M.Si.,Apt., selaku Pembimbing Akademik.

6. Bapak Dr. rer. nat. Atmanto. Heru Wibowo, M.Si selaku Ketua Sub

Laboratorium Kimia Pusat UNS beserta seluruh stafnya.

7. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Kimia, FMIPA, UNS, atas ilmu dan pengetahuan

yang diberikan.

8. Ida Saptiwi Setyarini, sahabat dan rekan penelitian yang selalu memberi

bantuan, saran, kritik dan motivasi, terima kasih atas persahabatan yang indah

ini.

9. Lia, Syifa, Indah, Ade, Anis, Dennies, dan rekan-rekan jurusan Kimia

angkatan 2004 lainnya, atas kebersamaan dan bantuannya.

10. Sari, Wiwit, Siwi, Aam, Retno, dan teman-teman kos Dian Astri lainnya,

terima kasih telah menjadi keluargaku di kota perantauan ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

semua bantuan, doa, dan restunya.

Page 9: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

ix

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik yang bersifat

membangun demi hasil yang lebih baik lagi. Meskipun demikian, penulis

berharap semoga sebuah karya kecil ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

perkembangan ilmu pengetahuan. Amin

Surakarta, Januari 2010

Eni Kiswati

Page 10: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………........…………………………i

HALAMAN PENGESAHAN.…………………………………….......……...…..ii

HALAMAN PERNYATAAN................................................................................iii

HALAMAN ABSTRAK.........................................................................................iv

HALAMAN ABSTRACT.......................................................................................v

HALAMAN MOTTO.............................................................................................vi

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................vii

KATA PENGANTAR……………………..……...……………......……….…..viii

DAFTAR ISI………………………………...……..……………………..........….x

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv

BAB I. PENDAHULUAN…………..……………………..……….…………......1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………...……….1

B. Perumusan Masalah…………………………………………...……....3

1. Identifikasi Masalah........................................................................3

2. Batasan Masalah..............................................................................4

3. Rumusan Masalah...........................................................................4

C. Tujuan Penelitian………………………………………….…..……....4

D. Manfaat Penelitian………………….………………………...……….5

BAB II. LANDASAN TEORI………………………….………...……………….6

A. Tinjauan Pustaka………………………………………………………6

1. Hidrotalsit………...…………....………………………..……….6

2. Struktur dan Sifat Hidrotalsit………...…………...….………….7

a. Struktur Hidrotalsit…………………………...………………7

b. Sifat Hidrotalsit………...……………………………………..9

c. M (II) dan M (III) pada Hydrotalcite-like………………....….9

3. Sintesis Hidrotalsit………………..….…..…………….……....10

a. Metode Sintesis…...………..………………………………..10

b. Perlakuan Hidrotelmal……………………...……………….10

Page 11: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

xi

4. Isomerisasi Eugenol………………..………………….……….11

5. Gelombang Mikro (Mikrowave)……………………….……....14

6. X-Ray Diffractomer (XRD)……………………………….…...17

a. Identifikasi Material Hidrotalsit……………………..……....18

b. Penentuan Kristalinitas……………………………………....19

7. Kromatografi Gas……………………………………………....19

8. Spektrofotometer Infra Merah……………………………….....20

B. Kerangka Pemikiran……………………………...…………..…...…21

C. Hipotesis..…………………..………………………………….….…22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………………….23

A. Metode Penelitian……………………………………………………23

B. Waktu dan Tempat Penelitian ………………………..……………..23

C. Alat dan Bahan……………………………………...……………….23

1. Alat-alat…………………………………………...……….…...23

2. Bahan……………………………………………...………....…24

D. Prosedur Penelitian……………………………………………...…...24

1. Pembuatan larutan.......................................................................24

2. Sintesis Katalis Ni/Al-hidrotalsit................................................25

3. Karakterisasi Katalis Ni/Al-hidrotalsit........................................26

4. Analisis Senyawa reaktan...........................................................26

5. Aplikasi Katalis Ni/Al-hidrotalsit dalam reaksi

Isomerisasi Eugenol....................................................................26

6. Analisis Produk Isomerisasi Eugenol..........................................26

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................27

F. Teknik Analisis Data...........................................................................27

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................28

A. Reaksi Isomerisasi Eugenol Menggunakan Pemanasan Gelombang

Mikro....................................................................................................30

B. Pengaruh Variasi Daya Terhadap Reaksi Isomerisasi Eugenol...........35

C. Pengaruh Waktu Reaksi Terhadap Reaksi Isomerisasi Eugenol..........37

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................43

A. Kesimpulan .......................................................................................43

Page 12: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

xii

B. Saran .................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44

LAMPIRAN .........................................................................................................49

Page 13: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur (a) Brucite dan (b) Hydrotalcite...............................................7

Gambar 2. Struktur Lapisan Kristal Senyawa Hidrotalsit........................................8

Gambar 3. Reaksi Isomerisasi Eugenol Menjadi Isoeugenol.................................13

Gambar 4. Spektrum Gelombang Mikro................................................................14

Gambar 5. (a) Pemanasan Larutan Secara Konvensional dan

(b) dengan Gelombang Mikro...............................................................15

Gambar 6. Mikrowave Multimode..........................................................................16

Gambar 7. Mikrowave Monomode.........................................................................16

Gambar 8. Skema Pemantulan Sinar X oleh Bidang Kristal.................................17

Gambar 9. Rangkaian Alat Reaksi Isomerisasi......................................................24

Gambar 10. Serbuk Hasil Sintesis..........................................................................28

Gambar 11. Difraktogram Serbuk Hasil Sintesis ..................................................28

Gambar 12. Kromatogram Reaktan.......................................................................29

Gambar 13. (a) Spektra FTIR Reaktan

(b) Spektra FTIR eugenol referensi....................................................29

Gambar 14. (a) Kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol

(b) Kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol yang

di-spiking dengan isoeugenol standar, puncak

keempat cis-isoeugenol dan puncak kelima adalah

trans-isoeugenol

(c) Kromatogram isoeugenol standar.................................................30

Gambar 15. (a) Kromatogram hasil isomerisasi tanpa katalis Ni/Al-

Hidrotalsit, diduga puncak (2) eugenol.

(b) Kromatogram hasil isomerisasi dengan katalis Ni/Al-

Hidrotalsit, diduga (2) puncak eugenol, (4) puncak cis

isoeugenol, (5) puncak trans-isoeugenol.................................... 32

Gambar 16. Struktur eugenol, cis-isoeugenol dan trans-isoeugenol.....................33

Gambar 17. Kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol selama 60 menit

Page 14: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

xiv

dengan variasi daya (a) 300 watt, (b) 400 Watt, (c) 500 Watt...........35

Gambar 18. Kandungan cis-isoeugenol dan trans-isoeugenol pada variasi

daya menunjukkan bahwa kandungan cis- isoeugenol

mengalami penurunan, lalu kenaikan. Akan tetapi,

penurunan dan kenaikan kandungan cis- isoeugenol tidak

signifikan. Sedangkan kandungan trans-isoeugenol

mengalami kenaikan dengan peningkatan daya. ...........................36

Gambar 19. Kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol pada daya

500 watt dengan variasi waktu reaksi (a) 30 menit, (b) 40 menit,

(c) 50 menit, (d) 60 menit.................................................................37

Gambar 20. Kandungan cis-isoeugenol pada variasi waktu reaksi

menunjukkan bahwa dengan bertambahnya waktu reaksi,

konsentrasi cis-isoeugenol bertambah hingga waktu reaksi 50

menit, dan terjadi penurunan pada waktu reaksi 60 menit. Akan

tetapi, penurunan dan kenaikan kandungan cis- isoeugenol tidak

signifikan. Sedangkan kandungan trans-isoeugenol mengalami

kenaikan dengan peningkatan waktu reaksi.....................................38

Gambar 21. Struktur cis-isoeugenol dan trans-isoeugenol...................................39

Kandungan trans-isoeugenol pada variasi waktu reaksi

menunjukkan bahwa dengan bertambahnya waktu reaksi,

maka konsentrasi trans-isoeugenol semakin bertambah...................40

Page 15: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Desain Penelitian...............................................................................40

Lampiran 2. Skema Pembuatan Katalis Ni/Al-hidrotalsit......................................50

Lampiran 3. Perhitungan Pembuatan Larutan........................................................51

Lampiran 4. Data X-Ray Diffraction (XRD) Ni/Al-hidrotalsit Hasil

Sintesis Tanpa Kalsinasi...................................................................52

Lampiran 5. Data JCPDS Ni/Al-hidrotalsit (Takovite)..........................................53

Lampiran 6. Perbandingan Harga d Sampel dengan Standar.................................54

Lampiran 7. Perhitungan persentase kandungan Ni/Al-hidrotalsit (Takovite)…..55

Lampiran 8. Data Hasil FTIR Senyawa Reaktan...................................................56

Lampiran 9. Data IR dari SDBS............................................................................57

Lampiran 10. Kondisi Kromatografi Gas Hewlett Pacard 5890 Series II.............58

Lampiran 11. Data Kromatografi Gas Senyawa Reaktan......................................59

Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol.................................................60

Lampiran 13. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 500 watt,

Waktu Reaksi 30 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit ................61

Lampiran 14. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 500 watt,

Waktu Reaksi 40 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit................62

Lampiran 15. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 500 watt,

Waktu Reaksi 50 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit.................63

Lampiran 16. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 500 watt,

Waktu Reaksi 60 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit................64

Lampiran 17. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 400 watt,

Waktu Reaksi 60 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit................65

Lampiran 18. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 300 watt,

Waktu Reaksi 60 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit................66

Lampiran 19. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 500 watt,

Waktu Reaksi 60 menit, Tanpa Katalis Ni/Al-hirotalsit..................67

Lampiran 20. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 400 watt,

Waktu Reaksi 60 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit,

dengan Teknik Spiking.....................................................................68

Page 16: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minyak cengkeh merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Di lain

pihak, harga minyak cengkeh di pasar dunia relatif rendah sehingga nilai tambah

yang diperoleh dari proses penyulingan minyak cengkeh relatif rendah pula. Salah

satu cara meningkatkan nilai tambah tersebut adalah dengan mengisolasi eugenol

dan mengolahnya menjadi senyawa turunannya, isoeugenol, yang kegunaannya

lebih luas sehingga nilai jualnya menjadi lebih tinggi.

Isoeugenol komersial terdiri atas campuran isomer cis dan trans (Indesso,

2006). Trans-isoeugenol lebih stabil dan lebih banyak aplikasinya dibandingkan

cis-isoeugenol. Trans-isoeugenol banyak digunakan dalam industri parfum,

sebagai stabilisator, antioksidan dalam industri plastik dan karet, obat antiseptik

dan analgesik, dan bahan utama produksi vanilin (Sharma et al., 2006).

Pengubahan eugenol menjadi isoeugenol didasarkan pada proses

isomerisasi; yaitu ikatan rangkap pada gugus alkenil pindah ke posisi yang

terkonjugasi dengan ikatan rangkap pada cincin benzena (Sharma et al., 2006).

Proses isomerisasi eugenol dapat berlangsung dengan baik dengan bantuan katalis

dan panas.

Thach and Strauss (2000) telah meneliti penggunaan katalis asam dan basa

dalam reaksi isomerisasi eugenol, menunjukkan bahwa katalis basa lebih optimal

dibandingkan katalis asam. Reaksi isomerisasi eugenol diawali oleh terlepasnya

proton pada karbon metilen menghasilkan karbokation yang distabilkan oleh

resonansi, lalu bergabung dengan karbon pada kedudukan terminal memberikan

olefin terkonjugasi yang lebih stabil (Sastrohamidjojo, 2004). Untuk melepaskan

proton pada karbon metilen diperlukan basa (gugus hidroksi) yang menarik

proton. Kishore and Kannan (2004) juga menyatakan bahwa isomerisasi eugenol

tidak efektif pada situs basa Lewis (pemberi elektron) tetapi membutuhkan situs

basa Brönsted (penerima proton) dari Ni/Al-hidrotalsit.

1

Page 17: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

2

Kishore and Kannan (2002) telah meneliti aplikasi katalis basa berupa

padatan Mg/Al-hidrotalsit dengan variasi perbandingan mol Mg/Al 2/1, 3/1, 4/1,

6/1, 8/1, dan 10/1 dalam reaksi isomerisasi eugenol dengan pemanasan

konvensional pada temperatur 200°C selama 6 jam. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa perbandingan mol Mg/Al 4/1 menghasilkan produk paling optimum karena

sifat kebasaannya yang tinggi. Penggunaan katalis basa berupa padatan Ni/Al-

hidrotalsit dengan rasio Ni/Al 4/1 dalam reaksi isomerisasi eugenol juga telah

dilakukan oleh Kishore and Kannan (2004). Proses isomerisasi eugenol tersebut

dilakukan dengan pemanasan konvensional pada suhu 200 °C selama 6 jam

menghasilkan isoeugenol dengan kemurnian 75 %.

Proses pemanasan yang cukup lama tersebut kurang baik bagi zat

didalamnya karena dapat menyebabkan overheating (pemanasan berlebih) yang

berakibat terurainya bahan dan produk, misalnya terbentuk polimer yang akan

mengurangi rendemen. Givaudan (1977) menyatakan bahwa produk polimer

yang terbentuk pada isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol menggunakan katalis

RhCl3.3H2O mencapai 6-9 %.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan isomerisasi dengan

pemanasan gelombang mikro. Hasil penelitian Soesanto (2006) menunjukkan

bahwa isomerisasi eugenol dengan katalis RhCl3.3H2O menggunakan pemanasan

gelombang mikro mampu mereduksi waktu reaksi dari 7 jam (dengan pemanasan

konvensional) menjadi 15 menit.

Pemanasan dengan gelombang mikro juga membuat reaksi lebih efektif

tanpa melibatkan pelarut, yang biasa disebut dengan kondisi media kering.

Kelebihan penerapan kondisi media kering ini disamping reaksi berjalan lebih

cepat, lebih ekonomis juga lebih ramah lingkungan (Chemat-Djenni et al., 2007).

Disamping itu, telah dilaporkan bahwa kontrol yang kurang pada reaksi dalam

mikrowave domestik menyebabkan ledakan. Hal ini dapat dicegah dengan reaksi

tanpa pelarut (Lidström et al., 2001). Oleh Karena itu, penelitian kali ini

dilakukan isomerisasi eugenol dengan katalis Ni/Al-hidrotalsit melalui pemanasan

gelombang mikro.

Page 18: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

3

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Proses isomerisasi eugenol dapat berlangsung dengan baik dengan bantuan

katalis dan panas. Menurut Thach and Strauss (2000) katalis basa lebih efektif

untuk isomerisasi eugenol dibandingkan katalis asam. Kishore and Kannan,

(2004) telah melakukan isomerisasi eugenol menggunakan katalis Ni/Al-

hidrotalsit dengan perbandingan mol Ni/Al 4/1 dengan pemanasan konvensional

pada suhu 200 °C selama 6 jam menghasilkan isoeugenol dengan kemurnian 75

%. Pemilihan perbandingan mol M(II)/ M(III)-hidrotalsit harus tepat agar efektif

untuk reaksi isomerisasi eugenol. Kishore and Kannan (2002) menyatakan bahwa

perbandingan mol M(II)/ M(III) 4/1 menghasilkan isoeugenol paling optimum.

Sintesis katalis hidrotalsit dapat dilakukan dengan beberapa metode,

diantaranya melalui metode pengendapan berurutan, pengendapan bersama

(kopresipitasi), penambahan bolak-balik, penambahan langsung, dan ultrasonik

(Kishore and Kannan, 2004). Pemilihan metode sintesis katalis hidrotalsit harus

tepat agar diperoleh katalis yang efektif untuk reaksi isomerisasi eugenol.

Menurut Kishore and Kannan (2004) sintesis hidrotalsit dengan metode

kopresipitasi menunjukkan aktivitas paling optimum untuk reaksi isomerisasi

eugenol.

Berdasarkan penelitian terdahulu untuk mendapatkan tingkat konversi yang

tinggi, isomerisasi eugenol dilakukan secara konvensional pada suhu yang tinggi

(150-190 oC) selama 5-7 jam. Kondisi ini kurang efisien karena terjadi

pemborosan energi dan waktu. Pemanasan gelombang mikro dapat meningkatkan

kecepatan reaksi kimia. Hasil penelitian Soesanto (2006) menunjukkan bahwa

isomerisasi eugenol dengan katalis RhCl3.3H2O menggunakan pemanasan

gelombang mikro mampu mereduksi waktu reaksi dari 7 jam (dengan pemanasan

konvensional) menjadi 15 menit. Korelasi antara variasi daya dan waktu reaksi

dalam pemanasan gelombang mikro terhadap perubahan suhu perlu dipelajari.

Penggunaan perlakuan gelombang mikro pada penelitian ini diharapkan dapat

mempercepat proses isomerisasi eugenol.

Page 19: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

4

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan diatas perlu diberikan

batasan-batasan masalah agar menjadi lebih terarah. Batasan-batasan tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Katalis yang digunakan dalam isomerisasi eugenol adalah Ni/Al-hidrotalsit

yang disintesis dengan perbandingan mol Ni/Al 4/1 melalui metode

kopresipitasi.

b. Proses isomerisasi eugenol dilakukan menggunakan gelombang mikro, dengan

variasi daya 300 , 400, dan 500 Watt dan waktu reaksi 30, 40, 50, dan 60

menit.

c. Perbandingan eugenol : katalis adalah 4 : 1

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, rumusan

masalah penelitian adalah sebagai berikut :

a. Apakah Ni/Al-hidrotalsit dapat diaplikasikan sebagai katalis dalam reaksi

isomerisasi eugenol dalam gelombang mikro?

b. Bagaimana pengaruh gelombang mikro (variasi daya) terhadap hasil

isomerisasi eugenol ?

c. Bagaimana pengaruh waktu reaksi terhadap hasil isomerisasi eugenol ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui aplikasi Ni/Al-hidrotalsit sebagai katalis dalam reaksi isomerisasi

eugenol menggunakan pemanasan gelombang mikro.

2. Mengetahui pengaruh gelombang mikro (variasi daya) terhadap hasil

isomerisasi eugenol.

3. Mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap hasil isomerisasi eugenol.

Page 20: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

5

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi mengenai aplikasi hidrotalsit sebagai katalis.

2. Memberikan informasi tentang pengaruh gelombang mikro (variasi daya) dan

waktu reaksi terhadap hasil isomerisasi.

3. Memberikan alternatif penggunaan gelombang mikro dalam proses isomerisasi

eugenol.

Page 21: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hidrotalsit

Lempung merupakan salah satu mineral yang banyak dijumpai pada

permukaan bumi dan telah digunakan oleh manusia selama berabad-abad.

Lempung merupakan material serbaguna yang penggunaannya tersebar dalam

berbagai bidang, seperti keramik, material bangunan, katalis, dan adsorben

(Wright, 2002).

Lempung bisa sebagai kationik maupun anionik dengan sifat masing-masing

yang sangat berbeda. Lempung kationik lebih banyak ditemukan di alam dan

memiliki struktur muatan yang berlawanan dengan struktur muatan lempung

anionik atau layered Double Hydroxide (LDH).

Lempung kationik terdiri dari lapisan-lapisan alumino silikat atau magnesio

silikat yang bermuatan negatif dan ion positif yang terinterkalasi dalam daerah

interlayer, biasanya logam-logam alkali. Muatan negatif dinetralkan dengan ion-

ion positif dalam daerah interlayer sehingga material ini disebut kationik. Material

ini memiliki sejumlah sifat diantaranya difusi kationik dan keasaman permukaan

sehingga dengan sifat ini lempung kationik dapat digunakan sebagai penukar

kation, sorben maupun katalis (Rajamathi et al., 2001).

Secara matematis, lempung anionik berkebalikan dengan lempung kationik.

Material ini terdiri dari lapisan bermuatan positif dengan anion interkalat dan

molekul air dalam daerah interlayer. Lempung anionik yang paling dikenal adalah

Hydrotalcite-like (Rajamathi et al., 2001). Hydrotalcite-like atau layered Double

Hydroxide (LDH) jarang ditemukan di alam tetapi mudah disintesis dan tidak

memerlukan biaya yang mahal untuk sintesis. Layered Double Hydroxide

memiliki kemampuan menangkap anion pada struktur lapisannya dan memiliki

ukuran yang lebih lebar daripada lempung kationik (Wright, 2002).

6

Page 22: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

7

2. Struktur dan Sifat Hidrotalsit

a. Struktur Hidrotalsit

Hidrotalsit dalam bentuk naturalnya adalah suatu hidroksikarbonat dari

magnesium dan aluminium dengan formula [Mg6Al2(OH)16]2+ CO3

2-.4H2O.

Semua kelompok senyawa yang hampir sama dengan hidrotalsit baik yang

natural maupun sintetis disebut dengan senyawa yang serupa hidrotalsit

(hidrotalcite-like/ HTL) (Jing He et al., 2005).

Hidroksida ganda berlapiskan (layered double hydroxides : LDH) yang

dikenal sebagai senyawa hydrotalcite-like atau seperti lempung anionik,

diselidiki sebagai materi yang berpotensi untuk adsorben (Wright, 2002),

penukar ion (Miyata, 1983) dan sebagai katalis (Kishore and Kannan, 2002;

2004). Rumus umum hydrotalcite-like adalah:

M(II)1-xM(III)x(OH)2x+ (Ax/n n-).mH2O

dimana M II adalah kation logam divalen (bervalensi dua), seperti Mg2+, Fe2+,

Ni2+, Cu2+, Co2+, Mn2+, Zn2+ atau Cd2+ sedangkan M III adalah kation logam

trivalen (bervalensi tiga), seperti Al3+, Cr3+, Ga3+, atau Fe3+, An- adalah CO32-,

SO42-, Cl-, NO3

-, atau anion organik dan m menunjukkan kandungan air dalam

daerah interlayer (Zhiqiang Yang et al., 2007).

Hidrotalsit mempunyai struktur mirip brucite, Mg(OH)2, dengan ion

Mg2+ dikelilingi 6 ion OH- secara oktahedral (Kloprongge, 2001). Ion Mg2+

dalam hydrotalcite diganti dengan alumunium yang merupakan kation dengan

muatan lebih besar tetapi jari-jarinya tidak jauh berbeda. Hal ini menjadikan

brucite tersebut sebagai jaringan muatan positif. Struktur brucite dan

hydrotalcite ditunjukkan pada Gambar 1 (a) dan (b).

Mg

O

O

H

Mg

O

O

H

H

Mg

O

H

Mg

H

O

H

Mg

O

O

H

Al

O

O

H

H

Mg

O

H

Mg

H

O

H

(a) (b)

Gambar 1. (a) Struktur brucite; (b) Struktur hydrotalcite (Wright, 2002)

Page 23: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

8

Struktur layered Single Hydroxide (LDS) seperti Mg(OH)2 (brucite)

memiliki lapisan hidroksida dengan ikatan yang sama kuat sehingga dapat

dipisahkan dan diinterkalasi dengan molekul polar yang tidak bermuatan.

Adapun struktur LDH terbentuk dengan menggantikan sepertiga bagian dari

kation divalen pada lapisan hidroksida logam dengan ion trivalen.

Penggantian ini menyebabkan kelebihan muatan positif pada lapisan

hidroksida logam. Daerah antarlapisan hidroksida logam yang satu dengan

yang lain akan dipisahkan oleh suatu interlayer yang merupakan gabungan

antara anion dengan empat molekul H2O yang terikat lemah pada sisi muatan

positif yang berlebih (Arrhenius, 2003).

Berdasarkan senyawa brucite ini, beberapa ion Mg2+ pada senyawa

hidrotalsit digantikan oleh aluminium yang bermuatan positif lebih besar

tetapi jari-jarinya tidak jauh berbeda. Hal ini menjadikan brucite sebagai

jaringan muatan positif.

Hidrotalsit terdiri dari tumpukan lapisan-lapisan hidroksida dari

magnesium dan aluminium yang bermuatan positif sehingga membutuhkan

anion diantara lapisan tersebut (anion interlayer) untuk menyeimbangkan

muatannya (Orthman et al., 2000). Struktur dengan anion interlayer

ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur lapisan kristal senyawa hidrotalsit (Ahn, 2006)

Pada material hidrotalsit rasio Mg2+/Al3+ menentukan jumlah dan

susunan anion penyeimbang (Newman et al., 1998). Rasio ini berkisar antara

1/1 sampai 4/1.

Page 24: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

9

b. Sifat Hidrotalsit

Senyawa hidrotalsit sekarang ini telah banyak dikembangkan karena

potensi yang dimilikinya baik untuk adsorben (Wright, 2002), penukar ion

(Miyata, 1983) dan sebagai katalis (Kishore and Kannan, 2002; 2004).

Wright (2002) menyebutkan bahwa hidrotalsit memiliki sejumlah sifat yang

membuatnya berpotensi seperti tersebut di atas, diantaranya adalah:

1. Luas permukaan yang cukup besar (100-300 m2/gram).

2. Padatan pendukung yang dapat disisipi oleh logam katalis dengan dispersi

logam pada struktur hidrotalsit yang cukup tinggi.

3. Memiliki efek sinergis antar lapisan.

4. Memiliki memory effect (dapat diregenerasi).

Hidrotalsit sebagai katalis mempunyai beberapa keuntungan diantaanya

proses penanganannya mudah, mudah dipisahkan dengan produk, ramah

lingkungan dan menghasilkan produk yang bagus (Kishore and Kannan,

2002). Perannya sebagai katalis, senyawa hidrotalsit banyak digunakan dalam

berbagai reaksi yang berkataliskan basa seperti, kondensasi aldol, isomerisasi

ikatan rangkap pada alkena, dan dehidrogenasi 2-propanol (Kishore and

Kannan, 2004).

c. M(II) dan M(III) pada Hydrotalcite-like

Senyawa hydrotalcite-like yang mengandung logam bivalen Ni dan

trivalen Al pada lapisan rangkap hidroksida yang dipisahkan ion karbonat dan

air, disebut takovite (Titulaer, 1994).

Nikel merupakan logam transisi dengan massa atom 58,69 gram/mol

dan memiliki bilangan oksidasi 2+, berlaku sebagai logam bervalensi 2+.

Pada bilangan koordinasi enam, Ni 2+ mempunyai jari-jari ionik 0,0699 nm

(Braterman et al., 2004).

Sedangkan aluminium merupakan unsur golongan 3A dalam tabel

sistem periodik unsur, bertindak sebagai logam bervalensi 3+ pada semua

senyawa kecuali untuk temperatur gas tinggi aluminium mungkin sebagai

Page 25: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

10

monovalen atau divalen. Jari-jari ion Al 3+ adalah 0,0535 nm dan jari-jari

logamnya 0,1430 nm (Lee, 1991).

3. Sintesis Hidrotalsit

a. Metode Sintesis

Jing He et al. (2005) menyatakan ada beberapa metode yang digunakan

untuk sintesis hidrotalsit, antara lain sintesis hidrotermal, elektrokimia,

pertukaran anion, dan sintesis langsung dengan kopresipitasi. Metode yang

paling sering digunakan untuk sintesis hidrotalsit adalah metode sintesis

kopresipitasi secara langsung. Metode ini juga disebut sebagai metode

pengendapan. Metode kopresipitasi secara langsung dipilih dan disukai karena

tidak ditemui kesulitan dalam pencegahan kontaminasi dari karbon dioksida

pada daerah interlayer (Newman et al., 1998).

Pada metode kopresipitasi, logam nitrat dan presipitan dicampur secara

pelan dan serentak pada pH yang sesuai disertai pengadukkan, lalu dilakukan

hidrotermal untuk untuk meningkatkan kristalinitas (Kannan and Jasra, 2000).

Menurut Kloprongge (2004) pH menentukan tingkat kristalinitas hidrotalsit.

Pengendapan pada pH rendah tidak membentuk hidrotalsit. Pembentukkan

hidrotalsit dengan kristalinitas tinggi diperoleh pada pH pengendapan tinggi.

b. Perlakuan Hidrotermal

Wright (2002) menyatakan bahwa dengan adanya perlakuan hidrotermal

menunjukkan peningkatan kristalinitas hidrotalsit yang terbentuk. Proses ini

dilakukan dengan menempatkan endapan hidrotalsit pada suhu sedang selama

beberapa jam, dilakukan dengan tujuan untuk aging (pemeraman/ penuaan).

Hidrotalsit yang diperam lama dalam air menghasilkan tingkat kristalinitas

yang lebih tinggi dibandingkan dengan hidrotalsit yang diperam dalam larutan

induk.

Waktu dan suhu dari perlakuan hidrotermal juga menentukan morfologi

kristal dan luas permukaan hidrotalsit. Wright (2002) menyatakan bahwa

pemanasan selama 18 jam pada suhu 65°C dan 200°C menghasilkan bentuk

Page 26: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

11

kristal dan luas permukaan yang berbeda. Pemanasan pada 65°C

menghasilkan lembaran kristal yang bagus dengan luas permukaan 120 m2/g,

sedangkan pada pemanasan 200°C didapatkan kristal heksagonal dengan luas

permukaan hanya 12 m2/g.

4. Isomerisasi Eugenol

Isomerisasi diartikan sebagai perubahan senyawa hidrokarbon atau senyawa

organik lain yang mempunyai rumus molekul dan struktur tertentu menjadi

senyawa dengan rumus molekul sama tapi susunan atomnya berbeda. Isomerisasi

merupakan reaksi stereoselektif dengan pembentukkan isomer cis- yang lebih

disukai walaupun secara termodinamika mempunyai isomer yang kurang stabil.

Reaksi stereoselektif merupakan reaksi yang membentuk satu produk terseleksi

atau reaksi yang menghasilkan salah satu produk dalam keadaan dominan (March,

1968).

Isomer merupakan dua senyawa atau lebih yang berbeda tetapi memiliki

rumus molekul yang sama. Isomer dibagi menjadi dua macam, yaitu isomer

struktur dan ruang. Isomer struktur merupakan senyawa dengan rumus molekul

sama tetapi dengan urutan penataan atom yang berbeda-beda. Isomer struktur ini

dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Isomer kerangka, terjadi jika 2 senyawa atau lebih mempunyai rumus molekul

yang sama tetapi mempunyai kerangka karbon yang berbeda.

2. Isomer posisi, yang berbeda adalah posisi substituennya,

3. Isomer fungsional, yang berbeda adalah gugus fungsinya.

Sedangkan isomer ruang berkaitan dengan molekul-molekul yang ikatan

antaratomnya sama tetapi susunannya dalam ruang berbeda. Isomer geometri

dibedakan menjadi isomer cis dan trans (Solomons, 1988).

Menurut Egloff et al. (1942) pembentukkan isomer dalam reaksi isomerisasi

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Bentuk fisik substrat (gas, cair atau padat),

konsentrasi awal dan akhir substrat, konsentrasi dan jenis katalis, konsentrasi dan

jenis pereaksi, laju reaksi (waktu kontak), suhu, tekanan, pengadukkan, irradiasi,

Page 27: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

12

kalor pengaktifan, kalor isomerisasi, serta perubahan energi bebas merupakan

beberapa diantaranya.

Menurut Sastrohamidjojo (2004) eugenol merupakan komponen utama

penyusun minyak cengkeh (80% dari volume total minyak cengkeh adalah

eugenol). Eugenol pada suhu kamar berwujud cairan, tidak berwarna atau agak

kekuningan, berbau tajam, sedikit larut dalam air serta larut baik dalam alkohol,

kloroform dan asam asetat (Bolvin, 2007). Eugenol memiliki berat molekul 164,2

g/mol, dengan titik didih 253,2 oC, titik leleh -7,5 °C dan berat jenis 1,055 g/mL

(Sciencelab.com Inc., 2008). Eugenol merupakan merupakan turunan guaiakol

yang mendapat tambahan rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-

(2-propenil)fenol. Ia dapat dikelompokkan dalam keluarga alilbenzena dari

senyawa-senyawa fenol.

Eugenol dapat dikonversi menjadi isoeugenol melalui proses isomerisasi.

Proses konversi eugenol menjadi isoeugenol ini dapat meningkatkan nilai

ekonomis dan nilai guna dari produk. Isoeugenol [2-metoksi-4-(1-propenil)fenol]

merupakan isomer dari eugenol dengan rumus molekul C10H12O2. Secara fisik,

isoeugenol berupa cairan tidak berwarna sampai kekuning-kuningan, agak encer,

dan beraroma floral dengan rasa seperti cengkeh. Isoeugenol titik didih

266 - 268 oC, titik leleh -10 °C dan berat jenis 1,09 g/mL (pada 20 °C)

(Physical and Theoretical Chemistry Lab., 2007).

Isoeugenol komersial terdiri atas campuran isomer cis dan trans (Indesso,

2006). Isoeugenol banyak digunakan sebagai bahan campuran dalam produk

wewangian dan produk-produk konsumsi harian seperti parfum, produk perawatan

kulit, deodoran, sabun, sampo, dan bahan baku vanilin sintetik (Anonim, 2005),

juga sebagai antioksidan (Aini, 2006).

Pengubahan eugenol menjadi isoeugenol didasarkan pada proses

isomerisasi: ikatan rangkap pada gugus alkenil pindah ke posisi yang terkonjugasi

dengan ikatan rangkap pada cincin benzena (Sharma et al., 2006). Berikut reaksi

isomerisasi eugenol :

Page 28: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

13

OH

OCH3

OH

OCH3

OH

OCH3

+

trans-isoeugenol cis-isoeugenoleugenol

Gambar 3. Reaksi isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol

Proses isomerisasi tersebut dapat berlangsung dengan baik dengan bantuan

katalis dan panas. Katalis yang digunakan ialah basa berlebih, seperti NaOH

(Thach and Strauss, 2000) dan KOH (Baby,1997). Penggunaan basa berlebih

sebagai katalis dapat digantikan oleh logam transisi (Givaudan, 1977; Soesanto,

2006; Sharma et al., 2006).

Isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol dengan pemanasan konvensional

umumnya menggunakan suhu sangat tinggi (120−190 oC) selama 5–7 jam.

Kondisi ini dapat menyebabkan overheating yang berakibat terurainya bahan dan

produk, misalnya terbentuknya polimer yang akan mengurangi rendemen.

Givaudan (1977) mencatat bahwa produk polimer yang terbentuk pada

isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol menggunakan katalis RhCl3·3H2O

mencapai 6–9%.

Penelitian yang menggunakan panas gelombang mikro dalam isomerisasi

eugenol menjadi isoeugenol belum banyak dilakukan. Berbagai penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan panas gelombang mikro menghasilkan

isoeugenol dengan kemurnian dan efisiensi proses yang tinggi. Sampai saat ini,

aplikasi teknologi tersebut masih terbatas pada skala laboratorium dan belum

diperluas dalam skala produksi, karena kapasitas reaktornya masih terbatas.

Namun, metode ini dapat dijadikan alternatif dalam proses pengubahan eugenol

menjadi isoeugenol.

Page 29: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

14

5. Gelombang Mikro

Gelombang mikro merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang

gelombang antara 0,01 m hingga 1m, atau frekuensi antara 0,3 gigahertz hingga

30 gigahertz (Taylor and Atri, 2005).

Gambar 4. Spektrum gelombang mikro (Ramtohul, 2003)

Mikrowave dapat berubah secara langsung saat melalui satu materi dielektrik

ke materi dielektrik lainnya seperti cahaya yang dibelokkan saat melewati udara

ke air. Mikrowave berjalan seperti gelombang cahaya, yang akan dibelokkan oleh

benda logam, diserap oleh beberapa materi dielektrik, dan diteruskan ke materi

dielektrik lainnya. Air, karbon, dan makanan dengan kandungan air tinggi

merupakan absorben mikrowave yang baik dibandingkan keramik, dan materi

termoplastik hanya menyerap sedikit microwave (Stuerga, 2006).

Meskipun gelombang mikro beroperasi pada frekuensi 0,3 hingga 30 GHz,

untuk kepentingan reaksi laboratorium dianjurkan pada frekuensi 2,45 GHz. Hal

ini disebabkan karena frekuensi ini mampu menembus kedalam kondisi reaksi di

laboratorium. Pada frekuensi lebih dari 30 GHz frekuensi gelombang mikro akan

overlap (bertumpang tindih) dengan frekuensi radio (Taylor and Atri, 2005).

Sintesis senyawa organik dengan bantuan gelombang mikro mulai mendapat

perhatian dari kalangan ilmuwan. Akan tetapi tidak semua senyawa dapat

disintesis dengan bantuan gelombang mikro. Hanya senyawa yang dapat

mengabsorb radiasi gelombang mikro saja yang bisa disintesis dengan bantuan

gelombang mikro.

Page 30: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

15

Mekanisme dasar pemanasan dengan gelombang mikro adalah agitasi

molekul-molekul polar atau ion-ion yang bergerak karena adanya gerakan medan

magnet atau listrik. Gerakan medan tersebut menyebabkan partikel-partikel

mencoba berorientasi sejajar dengan medan tersebut. Pergerakan partikel-partikel

ini dibatasi oleh gaya pembatas (interaksi antarpartikel dan ketahanan listrik) yang

menahan gerakan partikel dan membangkitkan gerakan acak sehingga

menghasilkan panas (Taylor and Atri, 2005).

Pengaruh energi gelombang mikro dalam reaksi kimia hanya sebatas suhu

(panas) dan tidak terjadi pengaktifan langsung oleh energi gelombang mikro

terhadap reaksi. Energi foton dari gelombang mikro (0,037 kkal/mol) relatif kecil

dibandingkan energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan molekul (80-120

kkal/mol). Oleh karena itu eksitasi molekul gelombang mikro tidak memberikan

efek terhadap struktur molekul organik, hanya interaksi kinetikanya saja (Taylor

and Atri, 2005).

Pemanasan oleh radiasi gelombang mikro berbeda dengan pemanasan

konvensional. Perpindahan energi pada pemanasan konvensional melibatkan

peristiwa konduksi dari sumber panas. Wadah yang digunakan memiliki sifat

konduktor panas dari sumber energi ke bahan yang kurang baik. Saat penguapan

di permukaan tercapai, kesetimbangan termal oleh arus konveksi menyebabkan

hanya sebagian kecil larutan yang berada pada suhu yang diaplikasikan oleh

sumber energi di luar wadah. Oleh karena itu, diperlukan waktu yang lama untuk

mencapai reaksi sempurna.

Gambar 5. Pemanasan larutan secara konvensional (a) dan dengan gelombang mikro (b) (Hidayat dan Mulyana, 2006)

Page 31: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

16

Pada pemanasan dengan gelombang mikro, hanya pelarut dan partikel

larutan saja yang dipanaskan sehingga terjadi pemanasan yang merata pada

pelarut (Taylor and Atri, 2005). Pemanasan terjadi pada semua bagian bahan atau

larutan reaksi, karena energi langsung diserap oleh bahan yang akan dipanaskan

tanpa melibatkan wadah yang ada sehingga mempercepat tercapainya reaksi

sempurna (Perreux, 2001).

Gelombang mikro dibangkitkan oleh tabung vakum, magnetron, multimode

atau monomode. Gelombang mikro komersial menggunakan multimode, dimana

distribusi medan listrik tidak homogen.

Gambar 6. Microwave multimode (Ramtohul, 2003)

Microwave dengan monomode paling sesuai untuk sintesis senyawa organik

tetapi harganya yang mahal menjadi pertimbangan sendiri. Pada microwave

dengan monomode ini dilengkapi dengan penunjuk gelombang (waveguide) untuk

memfokuskan gelombang elektromagnetik sehingga distribusi energi menjadi

homogen.

Gambar 7. Microwave monomode (Ramtohul, 2003)

Page 32: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

17

6. X-Ray Diffractometer (XRD)

Metode yang digunakan untuk menganalisis zat padat berupa kristal secara

kualitatif dan kuantitatif adalah XRD atau difraksi sinar X. Analisis secara

kualitatif bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa utama dalam sampel,

sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui persentase kandungan

senyawa utama tersebut dalam sampel.

Dasar penggunaan sinar X adalah pemantulan sinar X oleh susunan

sistematik atom-atom atau ion-ion dalam bidang kristal yang menghasilkan pola-

pola difraktogram khas bila direkam. Pola ini digunakan sebagai sidik jari dalam

identifikasi spesies mineral (Tan, 1982).

Pola difraksi dapat diperoleh apabila sinar X yang dipantulkan mengalami

penguatan pada arah tertentu. Penguatan ini hanya terjadi apabila hukum Bragg

dipenuhi. Hukum Bragg didefinisikan sbb:

nλ = 2dsin θ (1)

d = jarak antar bidang atom dalam kristal

n = tingkat difraksi

λ = panjang gelombang sinar X

θ = sudut difraksi

Gambar skematik dari berkas sinar X yang dipantulkan bidang kristal

ditunjukkan oleh Gambar 4. Hukum Bragg mengasumsikan bahwa semua bidang-

bidang dalam suatu kristal memantulkan sinar X bila kristal dimiringkan dengan

sudut kemiringan (θ) tertentu terhadap sinar datang. Sudut tergantung pada

panjang gelombang sinar X dan harga d (Tan, 1982).

Gambar 8. Skema pemantulan sinar X oleh bidang kristal

Page 33: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

18

Penggunaan pola difraktogram untuk identifikasi memperhatikan kesesuaian

harga d dan kadang-kadang juga intensitasnya. Referensi harga d dan intensitas

suatu senyawa dapat diperoleh dari data Joint Committee on Powder Diffraction

Standars (JCPDS) yang bersumber dari International Centre for Difraction Data

(West, 1992). Hidrotalsit dengan anion antar lapisan berupa CO32- dicirikan oleh

harga d sekitar 7,80 Å. Pencirian ini disebutkan pula dalam hasil penelitian yang

dilakukan oleh Kloprogge et al. (2002).

Persentase kandungan senyawa dalam sampel diketahui dengan

membandingkan intensitas puncak difraksi karena intensitas tersebut sebanding

dengan fraksi senyawa dalam sampel (Willard et al., 1988). Persentase kandungan

senyawa dalam sampel dihitung dengan rumus:

% kandungan = ( )( )

100/

/

1

1 ×

t

s

II

II

(2)

(I/I1)s : jumlah intensitas relatif puncak senyawa dalam sampel.

(I/I1)t : jumlah intensitas relatif total sampel

a. Identifikasi Material Hidrotalsit

Identifikasi sampel padat dapat dilakukan berdasarkan posisi

(berhubungan dengan nilai sudut difraksi atau 2θ) dan intensitas garis. Sudut

difraksi ditentukan oleh jarak antara bidang kristal (d). Harga d dihitung dengan

menggunakan hukum Bragg, berdasarkan nilai panjang gelombang yang

diperoleh dari hasil pengukuran. Intensitas garis tergantung pada nomor dan

jenis fraksi atom pusat yang terdapat pada masing-masing bidang kristal.

Harga d dapat digunakan untuk mengidentifikasi sistem kristal dengan

cara membandingkan harga d (Å) dan data intensitas serapan maksimum sampel

dengan senyawa yang sudah diketahui. Referensi harga d (Å) dan intensitas

serapan senyawa yang sudah diketahui tersebut, berasal dari data Joint

Commitee on Difraction Standards (JCPDS) yang bersumber dari International

Centre for Difraction Data, Swarch More, PA (Skoog et al., 1985).

Page 34: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

19

Indeks Miller suatu bidang adalah perbandingan terbalik dari intersep

bidang kristal dengan sumbu x, y, z secara berurutan, kemudian dikenal sebagai

(hkl)( Smith, 1993). Material Zn/Al-LDH diantaranya dicirikan dengan hkl

(003), (006), (012), (015), dan (018) yang masing-masing puncaknya memiliki

intensitas yang tinggi (JCPDS).

b. Penentuan Kristalinitas

Kristal adalah padatan yang terdiri dari atom-atom, ion-ion, atau molekul-

molekul yang tersusun secara berulang dalam ukuran tiga dimensi (Smith,

1993). Kristalinitas dikiaskan sebagai kestabilan struktur lempung dan tingkat

kristalinitas yang tinggi lebih memudahkan untuk karakterisasi sampel (Wright,

2002).

Kristalinitas relatif dapat ditentukan dengan perbandingan kristalinitas

pada sampel yang memiliki puncak difraksi tinggi (003), kristalinitasnya

dianggap 100 % (Xie et al., 2003). Kristalinitas yang rendah ditandai dengan

pengurangan beberapa cerminan hkl, pelebaran garis-garis puncak difraksi XRD

dan penentuan intensitas (Lakraimi et al., 2000). Rendahnya kristalinitas dapat

disebabkan karena efek mekanik dari pengadukkan.

7. Kromatografi Gas

Kromatografi merupakan cara pemisahan yang berdasarkan partisi cuplikan

antara fase gerak dan fase diam. Pada dasarnya kromatografi ini, adalah proses

migrasi diferensial dimana komponen-komponen cuplikan ditahan secara selektif

oleh fase diam (Sastrohamidjojo, 2005).

Kromatografi gas atau yang lebih dikenal dengan GC (Gas

Chromatography) merupakan suatu instrumen yang memungkinkan untuk

memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran, dimana hal ini tidak mungkin

dipisahkan dengan cara-cara lain. Karena sensitivitasnya yang tinggi maka hanya

diperlukan sejumlah kecil cuplikan (mikroliter). Kromatografi gas merupakan

kromatografi dengan fase gerak berupa gas.

Page 35: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

20

Kromatografi gas banyak digunakan sebagai analisa kuantitatif. Dimana

konsentrasi dapat ditentukan dengan penghitungan luas puncak. Kromatografi gas

tidak banyak digunakan sebagai alat analisa secara kualitatif dalam arti untuk

menentukan struktur dari senyawa organik. Meskipun demikian, kromatografi gas

banyak digunakan sebagai pembanding dua senyawa atau lebih untuk

memperoleh identitas dari struktur senyawa. Pembandingan ini dapat dilihat dari

waktu retensinya (waktu yang diperlukan untuk mengelusi senyawa setelah

diinjeksi). Akan tetapi waktu retensi yang tidak terkoreksi jarang digunakan

karena ia bergantung pada :

1. Panjang dan diameter kolom

2. Fase cair (jenis dan jumlah)

3. Suhu kolom

4. Kecepatan alir

5. Jenis dari gas pengangkut

6. Dead volume dari peralatan.

Oleh karena itu, dapat dilakukan teknik spiking dengan menambahkan

senyawa referensi standar pada cuplikan yang akan diinjeksikan ke kromatografi

gas (Sastrohamidjojo, 2005).

8. Spektrofotometer Infra Merah

Spektrofotometer infra merah biasanya merupakan spektrofotometer berkas

ganda dan terdiri dari lima bagian utama yaitu, sumber radiasi, daerah cuplikan,

kisi difraksi (monokromator), dan detektor. Penggunaan spektrum infra merah

untuk penentuan struktur senyawa organik biasanya antara 650 – 4.000 cm-1.

Daerah di bawah frekuensi 650 cm-1 dinamakan infra merah jauh dan daerah

diatas frekuensi 4.000 cm-1 dinamakan infra merah dekat (Sudjadi, 1985).

Jika suatu molekul menyerap sinar infra merah, maka di dalam molekul itu

terjadi perubahan energi vibrasi dan perubahan tingkat energi rotasi. Syarat

molekul dapat menyerap energi sinar infra merah adalah momen dwikutub harus

tergetar (sebab dari vibrasi molekul) berinteraksi dengan vektor listrik tergetar

Page 36: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

21

dari berkas infra merah menyebabkan perubahan netto momen dwikutub dari

gerakan vibrasi dan atau gerakan rotasi (Sudjadi, 1985).

Ada dua macam getaran molekul, yaitu getaran ulur dan getaran tekuk.

Getaran ulur adalah suatu gerakan berirama di sepanjang sumbu ikatan sehingga

jarak antar atom bertambah atau berkurang. Sedangkan getaran tekuk dapat terjadi

karena perubahan sudut-sudut ikatan antara ikatan-ikatan pada sebuah atom atau

karena gerakan sebuah gugus atom terhadap sisa molekul tanpa gerakan nisbi

atom-atom di dalam gugus. Hanya getaran yang menghasilkan perubahan momen

dwikutub secara berirama saja yang teramati di dalam infra merah (Silverstein, et

al, 1986).

B. Kerangka Pemikiran

Pengubahan eugenol menjadi isoeugenol didasarkan pada proses isomerisasi

yaitu ikatan rangkap pada gugus alkenil pindah ke posisi yang terkonjugasi

dengan ikatan rangkap pada cincin benzena (Sharma et al., 2006). Proses

isomerisasi tersebut dapat berlangsung dengan baik dengan bantuan katalis dan

panas. Hidrotalsit merupakan katalis heterogen basa sehingga dapat digunakan

untuk mengkatalisis reaksi isomerisasi eugenol. Menurut Kishore and Kannan

(2004), Ni/Al-hidrotalsit 4/1 mampu mengkatalisis reaksi isomerisasi eugenol

dengan pemanasan konvensional pada suhu 200 °C selama 6 jam yang

menghasilkan isoeugenol dengan kemurnian 75 %.

Proses isomerisasi eugenol memerlukan suhu tinggi (150 -190 oC) selama 5-

7 jam guna mendapatkan tingkat konversi yang tinggi. Kondisi ini kurang efisien

di samping terjadinya pemborosan energi dan waktu juga dapat menyebabkan

overheating (pemanasan berlebih).

Interaksi gelombang mikro dengan reaktan mampu meningkatkan suhu

reaktan. Adanya pengaruh gelombang mikro terhadap suhu reaktan tersebut, maka

gelombang mikro dapat digunakan dalam proses isomerisasi eugenol. Pemanasan

oleh radiasi gelombang mikro berbeda dengan pemanasan konvensional.

Perpindahan energi pada pemanasan gelombang mikro langsung diserap oleh

reaktan tanpa melibatkan wadah yang ada sehingga memerlukan waktu yang

Page 37: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

22

relatif lebih singkat dibandingkan pemanasan dengan konvensional. Kekuatan

daya gelombang mikro akan mempengaruhi proses isomerisasi. Lamanya waktu

kontak antara substrat dan katalis dalam gelombang mikro juga akan

mempengaruhi produk isomerisasi yang terbentuk. Dari variasi daya dan waktu

reaksi dapat diketahui kondisi optimumnya.

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

a. Ni/Al-hidrotalsit dapat mengkatalisis reaksi isomerisasi eugenol dalam

pemanasan gelombang mikro.

b. Perubahan daya gelombang mikro akan mempengaruhi hasil isomerisasi.

c. Lama waktu reaksi akan mempengaruhi hasil isomerisasi.

Page 38: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental laboratorium.

Penelitian meliputi dua tahapan. Tahapan pertama adalah sintesis katalis Ni/Al-

hidrotalsit yang dilakukan dengan metode kopresipitasi dan dikarakterisasi dengan

X-Ray Diffaraction (XRD). Tahapan kedua adalah aplikasi katalis dalam reaksi

isomerisasi eugenol dalam gelombang mikro dan hasil isomerisasi dianalisa

dengan GC.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2009 sampai Agustus 2009 di

Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS, Sub Laboratorium Kimia Pusat UNS,

dan Laboratorium FMIPA UGM.

.

C. Alat dan Bahan

1. Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Peralatan gelas pyrek, Merck.

b. Neraca analitis, Mettler Toledo AT400

c. pH meter

d. Pengaduk Magnetik Heidolph 35011

e. Penyaring vakum

f. Cawan porselin

g. Microwave Sanyo EM-S10555

h. GC Hewlett Pacard 5890 Series II, kondisi alat pada Lampiran 11

i. X-Ray Diffractometer (XRD) Shimadzu-6000

23

Page 39: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

24

Gambar 9. Rangkaian alat reaksi isomerisasi

2. Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. NiCl2.6H20

b. AlCl3.9H2O

c. NaOH, Merck

d. Na2CO3, Merck

e. AgNO3, Merck

f. Akuades, Sub Laboratorium Biologi UNS.

g. Eugenol murni, PT.INDESO AROMA PURWOKERTA

h. Isoeugenol murni, PT.INDESO AROMA PURWOKERTA

i. Kertas Saring Whatman No. 42, Merck

D. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Larutan

a. Larutan 200 mmol NiCl2.6H2O dan 50 mmol AlCl3.6H2O sebanyak 200 mL.

Sebanyak 47,541 gram NiCl2.6H2O dan 12,072 gram AlCl3.6H2O

dilarutkan ke dalam 200 mL akuades sambil diaduk.

b. Larutan 400 mmol Na2CO3 sebanyak 400 mL.

Sebanyak 42,395 gram Na2CO3 dilarutkan ke dalam 400 mL akuades

sambil diaduk.

c. Larutan NaOH 1 M sebanyak 400 mL.

Sebanyak 15,999 gram NaOH dilarutkan ke dalam 400 mL akuades.

d. Larutan AgNO3 0,1 M

Page 40: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

25

Sebanyak 0,170 gram AgNO3 dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

kemudian diencerkan dengan akuades sampai tanda batas.

2. Sintesis Katalis Ni/Al-hidrotalsit

Kishore and Kannan (2004) telah melakukan aplikasi katalis Ni/Al-

hidrotalsit dengan perbandingan mol Ni/Al 4/1 pada reaksi isomerisasi eugenol

dengan pemanasan konvensional pada temperatur 200°C selama 6 jam

menghasilkan isoeugenol 75%. Hidrotalsit dengan perbandingan mol logam

bivalen dan trivalen (M(II)/M(III)) 4/1 menunjukkan aktivitas yang optimum

sebagai katalis dalam reaksi isomerisasi eugenol karena sifat kebasaannya yang

tinggi (Kishore and Kannan, 2002). Sintesa hidrotalsit dengan metode

kopresipitasi menunjukkan aktivitas optimum untuk reaksi isomerisasi eugenol

Kishore and Kannan (2004). Hal ini disebabkan kritalinitas tinggi pada hidrotalsit

yang disintesis dengan kopresipitasi. Oleh karena itu, dalam penelitian kali ini

digunakan katalis Ni/Al-hidrotalsit yang disintesis dengan perbandingan mol

Ni/Al 4/1melalui metode kopresipitasi.

Sama halnya dengan yang telah dilakukan Wright (2002), dimana dua atau

lebih elemen dicampur bersama, metode ini dilakukan dengan mereaksikan

NiCl2.6H2O dan AlCl3.6H2O dengan Na2CO3 dalam suasana basa. Sebanyak 200

mmol NiCl2.6H2O dan 50 mmol AlCl3.6H2O dilarutkan 200 mL akuades sambil

diaduk. Kemudian ditambahkan 400 mL Na2CO3 400 mmol tetes per tetes dengan

kecepatan 5 mL/menit ke dalam larutan tersebut. Selama penambahan Na2CO3,

larutan diaduk dengan magnet stirer dan kondisi larutan dijaga pada pH 10 dengan

penambahan NaOH 1 M. Kondisi larutan dijaga pada pH 10, karena kebanyakan

logam akan berikatan membentuk hidrotalsit pada pH antara 8 sampai 10

(Kloprogge et al, 2002) sehingga dapat diperoleh hasil hidrotalsit yang optimum.

Setelah penambahan selesai, suspensi yang dihasilkan diaduk pada suhu 60-63 °C

selama 1 jam. Kemudian larutan didiamkan selama 18 jam tanpa pengadukkan

pada suhu yang sama.

Endapan yang diperoleh dicuci dengan akuades sampai bebas dari ion Cl-.

Keberadaan ion Cl- diketahui dengan menguji filtrat pencucian dengan AgNO3.

Page 41: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

26

filtrat pencucian yang bebas ion Cl- tidak menghasilkan endapan atau keruh

apabila ditetesi AgNO3.

Endapan yang bebas ion Cl- disaring dengan penyaring vakum, lalu dioven

pada suhu 80 oC selama 16 jam.

3. Karakterisasi Katalis Ni/Al-hidrotalsit

Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi Ni/Al-hidrotalsit secara

kualitatif dan kuantitatif adalah XRD. Difraktogram hasil sintesis dibandingkan

dengan data referensi. Data puncak dengan intensitas tertinggi dibandingkan

dengan data puncak dari Ni/Al-hidrotalsit standar dari Joint Committee on Powder

Diffraction Standards (JCPDS).

4. Analisis Senyawa Reaktan

Senyawa reaktan dari PT. Aroma Indesso, Purwokerta, sebelum

diaplikasikan pada reaksi isomerisasi dengan katalis Ni/Al-hidrotalsit dianalisis

dengan GC untuk menentukan kemurniannya dan spektrofotometer infra merah

untuk menentukan gugus fungsinya.

5. Aplikasi Katalis Ni/Al-hidrotalsit dalam Reaksi Isomerisasi Eugenol

Isomerisasi eugenol dilakukan pada reaktor (50 mL) dalam gelombang

mikro. Substrat (eugenol) sebanyak 4 gram dan 1 gram katalis Ni/Al-hidrotalsit

dimasukkan kedalam reaktor dalam gelombang mikro. Reaksi dilakukan dengan

variasi waktu reaksi 30, 40, 50 dan 60 menit. Pada waktu reaksi optimum

dilakukan variasi daya 300 watt, 400 watt, dan 500 watt.

6. Analisis Produk Isomerisasi Eugenol

Produk isomerisasi dikarakterisasi dengan GC. Dari luas puncak

kromatogram dapat diketahui persentase produk isomerisasi yang terbentuk.

Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan menambahkan senyawa standar pada

senyawa produk dengan teknik spiking.

Page 42: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

27

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian reaksi

isomerisasi eugenol mengunakan katalis Ni/Al-hidrotalsit dengan pemanasan

gelombang mikro secara eksperimen laboratorium yang meliputi karakterisasi

katalis Ni/Al-hidrotalsi, senyawa reaktan dan senyawa produk reaksi antara lain :

1. Kristalinitas senyawa hasil sintesis dianalisis dengan menggunakan XRD,

secara kualitatif dapat diperoleh informasi senyawa utama dalam senyawa

hasil sintesis. Selain itu, secara kuantitatif juga dapat diperoleh informasi

tentang persentase kandungan senyawa utama dalam senyawa hasil sintesis

tersebut dengan cara membandingkan dengan data sekunder dari literatur.

2. Senyawa reaktan dianalisis dengan GC untuk menentukan kemurniannya dan

IR untuk menentukan gugus fungsinya.

3. Produk hasil reaksi dianalisis dengan GC. Data kromatogram hasil analisis

kromatografi gas memberikan informasi mengenai jumlah senyawa dan waktu

retensi. Analisis kualitatif senyawa dapat dilakukan dengan menambahkan

senyawa standar dengan teknik spiking.

F.Teknik Analisis Data

Data puncak difraktogram dari hasil analisa XRD senyawa hasil sintesis

dengan intensitas tertinggi dibandingkan dengan data puncak dari Ni/Al-

hidrotalsit standar dari Joint Committee on Powder Diffraction Standards

(JCPDS). Pembandingan ini untuk memastikan bahwa senyawa utama hasil

sintesis adalah Ni/Al-hidrotalsit. Selain itu juga dapat diketahui persentase

kandungan Ni/Al-hidrotalsit dalam senyawa hasil sintesis tersebut.

Sebelum diaplikasikan, senyawa reaktan dianalisa dengan GC dan IR. Data

kromatogram dari analisa GC digunakan untuk menentukan kemurnian senyawa

reaktan. Sedangkan spektra IR untuk menentukan gugus fungsi dalam senyawa

reaktan. Data kromatogram senyawa hasil reaksi isomerisasi memberikan

informasi mengenai jumlah senyawa dan waktu retensi. Analisa kualitatif

senyawa dapat dilakukan dengan menambahkan senyawa standar dengan teknik

spiking.

Page 43: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Katalis Ni/Al-hidrotalsit disintesis dengan perbandingan mol Ni/Al 4/1

melalui metode kopresipitasi. Senyawa hasil sintesis berupa bongkahan kecil dan

berwarna hijau muda yang ditampilkan pada Gambar 10. Selanjutnya bongkahan

tersebut digerus hingga menjadi serbuk halus guna memperluas bidang

permukaan. Serbuk hasil sintesis tersebut kemudian dikarakterisasi dengan XRD.

Gambar 10. Serbuk hasil sintesis

Identifikasi serbuk hasil sintesis dilakukan dengan X-Ray Diffractometer

(XRD) Shimadzu-6000. Analisis ini bertujuan untuk memastikan bahwa senyawa

utama serbuk hasil sintesis adalah Ni/Al-hidrotalsit. Difraktogram serbuk hasil

sintesis disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11. Difraktogram serbuk hasil sintesis

Analisis kualitatif difraktogram tersebut dilakukan dengan

membandingkan harga d puncak-puncak difraktogram dengan data Ni/Al-

hidrotalsit standar dari JCPDS nomor 15-0087. Puncak-puncak tertinggi sampel

sebagai penciri senyawa mempunyai harga d yang sesuai data Ni/Al-hidrotalsit

standar, sehingga senyawa utama yang dicirikan pada difraktogram sampel

28

Page 44: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

29

tersebut adalah Ni/Al-hidrotalsit. Hasil perhitungan pada Lampiran 7 memberikan

data kandungan mineral Ni/Al-hidrotalsit dalam sampel, yaitu 75,172 %.

Reaktan yang berasal dari PT.INDESSO AROMA Purwokerto, dianalisis

dengan GC dan FTIR guna menentukan kandungan di dalamnya. Hasil analisis

reaktan dengan GC ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 12. Kromatogram reaktan

Data kromatogram reaktan pada Gambar 12 memperlihatkan muncul satu

puncak. Hal ini menunjukkan bahwa reaktan merupakan senyawa murni..

Selanjutnya, penentuan jenis senyawa murni tersebut dilakukan dengan analisis

FTIR. Spektra senyawa reaktan dan eugenol referensi disajikan pada Gambar 13.

Gambar 13. (a) Spektra FTIR reaktan (b) Spektra FTIR eugenol referensi Spektra FTIR reaktan dibandingkan dengan spektra IR eugenol dari

referensi yang ditampilkan pada Gambar 13. Ternyata spektra FTIR reaktan

Page 45: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

30

menunjukkan pola yang sama dengan spektra IR dari referensi, yang berupa

senyawa eugenol.

Berdasarkan data kromatogram dan gugus fungsional pada spektra FTIR

yang ditunjukkan diatas, dapat disimpulkan bahwa reaktan merupakan senyawa

eugenol murni.

A. Reaksi Isomerisasi Eugenol Menggunakan Pemanasan Gelombang Mikro

Reaksi isomerisasi eugenol dilakukan pada reaktor dalam gelombang

mikro tanpa dan dengan katalis Ni/Al-hidrotalsit dalam kondisi media kering

(tanpa pelarut). Pada reaksi isomerisasi eugenol menggunakan katalis Ni/Al-

hidrotalsit dilakukan dengan perbandingan eugenol : katalis Ni/Al-hidrotalsit

adalah 4 : 1. Produk isomerisasi eugenol dianalisis dengan kromatografi gas

(GC : Gas Chromatography). Kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol

tanpa dan dengan katalis Ni/Al-hidrotalsit ditunjukkan pada Gambar 14.

Gambar 14. (a) Kromatogram hasil isomerisasi tanpa katalis Ni/Al- Hidrotalsit, diduga puncak (2) eugenol

(b) Kromatogram hasil isomerisasi dengan katalis Ni/Al- Hidrotalsit, diduga puncak (2) eugenol, (4) cis-isoeugenol, dan (5) trans-isoeugenol

Page 46: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

31

Gambar 14 (a) memperlihatkan bahwa hasil reaksi isomerisasi

eugenol tanpa penggunaan Ni/Al-hidrotalsit tidak menghasilkan produk

(hanya muncul satu puncak pada kromatogram yang diduga eugenol).

Berbeda dengan kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol pada Gambar

14 (b) yang muncul lebih dari satu puncak. Hal ini menunjukkan bahwa

isomerisasi eugenol dalam gelombang mikro tidak dapat berjalan tanpa

bantuan Ni/Al-hidrotalsit sebagai katalis. Penggunaan katalis Ni/Al-

hidrotalsit dalam reaksi isomerisasi eugenol berfungsi menurunkan energi

aktivasi reaksi tersebut sehingga menghasilkan produk, yaitu isoeugenol. Jadi

dapat disimpulkan bahwa reaksi isomerisasi eugenol dapat berlangsung

dengan baik selain dengan pemanasan yang tinggi juga perlu bantuan katalis

yang tepat.

Reaksi isomerisasi eugenol menggunakan katalis Ni/Al-hidrotalsit.

Ni/Al-hidrotalsit merupakan katalis basa, dimana situs basa brönsted

(penerima proton) yang berperan penting bagi berlangsungnya reaksi

isomerisasi eugenol. Reaksi isomerisasi eugenol diawali oleh terlepasnya

proton pada karbon metilen menghasilkan karbokation yang distabilkan oleh

resonansi, lalu bergabung dengan karbon pada kedudukan terminal

memberikan olefin terkonjugasi yang lebih stabil (Sastrohamidjojo, 2004).

Untuk melepaskan proton pada karbon metilen diperlukan basa brönsted

(penerima proton) yang menarik proton.

Penentuan senyawa hasil reaksi isomerisasi dilakukan dengan

kromatografi gas menggunakan metode spiking. Pada metode spiking ini,

ditambahkan senyawa isoeugenol standar untuk membuktikan bahwa

senyawa hasil reaksi isomerisasi eugenol merupakan isoeugenol.

Perbandingan kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol dengan hasil

spiking ditunjukan pada Gambar 15 (a) dan (b). Sedangkan kromatogram

isoeugenol standar ditunjukan pada Gambar 15 (c).

Page 47: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

32

Gambar 15. (a) Kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol,

(b) Kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol yang di-spiking dengan isoeugenol standar,

(c) Kromatogram isoeugenol standar, puncak (2) eugenol, (4) cis-isoeugenol, (5) trans-isoeugenol.

Perbandingan kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol dengan

hasil spiking pada Gambar 15 (a) dan (b) menunjukan bahwa puncak kedua

tidak mengalami perubahan, sedangkan puncak keempat dan kelima

mengalami kenaikan intensitas puncak. Data kromatogram isoeugenol standar

yang berasal dari PT.INDESSO AROMA, Purwokerto pada Gambar 15 (c)

juga menampilkan dua puncak tertinggi (puncak keempat dan kelima). Oleh

Page 48: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

33

karena itu dapat disimpulkan bahwa puncak kedua adalah eugenol, sedangkan

puncak keempat dan kelima merupakan senyawa isoeugenol.

Data kromatogram menunjukkan bahwa puncak eugenol muncul

mendahului isoeugenol. Hal ini dapat dijelaskan dari prinsip kromatografi gas

adalah pemisahan senyawa antara fase diam dan fase geraknya. Alat

kromatografi gas yang digunakan adalah GC dengan jenis kolom (fase

diamnya) HP 5 ( (5 %-phenyl)-methyl polysiloxane). Kolom ini bersifat

nonpolar, sehingga senyawa yang kurang polar akan lebih lama tertahan di

kolom. Sedangkan senyawa yang lebih polar akan keluar lebih dulu bersama

fase geraknya yang bersifat polar. Struktur molekul eugenol dan isoeugenol

ditunjukkan pada Gambar 16.

OH

H3CO

H2C

CH

CH2

Eugenol

ikatan rangkap terisolasi

cis-isoeugenol

OH

H3CO

C

C

CH3H

H

ikatan rangkap terkonjugasi

trans-isoeugenol

OH

H3CO

C

C

HH

CH3

ikatan rangkap terkonjugasi

Gambar 16. Struktur eugenol, cis-isoeugenol dan trans-isoeugenol.

Berdasarkan struktur eugenol dan isoeugenol pada Gambar 16,

eugenol lebih polar dibandingkan isoeugenol. Hal ini dijelaskan dari adanya

ikatan rangkap gugus propenil pada eugenol yang terisolasi. Ikatan rangkap

terisolasi merupakan ikatan rangkap yang menggabungkan atom yang tidak

berdampingan. Ikatan rangkap ini mempunyai sistem elektron terlokalisasi,

yaitu distribusi elektronnya terbatas pada dua inti saja (Fessenden and

Fessenden, 1986) sehingga ada pemusatan elektron. Pemusatan elektron di

satu bagian ini menyebabkan ketidakstabilan resonansinya sehingga eugenol

bersifat lebih polar. Berbeda dengan isoeugenol yang ikatan rangkap pada

Page 49: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

34

gugus propenil terkonjugasi dengan ikatan rangkap benzen. Ikatan rangkap

terkonjugasi adalah dua ikatan rangkap yang bersumber pada atom yang

berdampingan. Ikatan rangkap jenis ini mempunyai sistem elektron

terdelokalisasi, yaitu rapat elektronnya terdistribusi melalui daerah yang agak

besar dalam molekul (Fessenden and Fessenden, 1986). Hal ini menyebabkan

terjadi resonansi yang stabil dan pemerataan penyebaran elektron sehingga

isoeugenol bersifat kurang polar dibandingan eugenol.

Pemisahan senyawa pada kromatografi gas, selain dari tingkat

kepolaran juga dapat ditinjau dari perbedaan titik didih untuk menentukan

puncak mana yang keluar lebih dulu dari kolom. Eugenol mempunyai titik

didih (253,2 °C) lebih rendah daripada isoeugenol (266-268 °C), sehingga

untuk menguapkan isoeugenol diperlukan suhu yang lebih tinggi

dibandingkan pada eugenol. Berdasarkan tingkat kepolaran dan titik didih,

maka eugenol akan muncul lebih dulu (puncak kedua) daripada isoeugenol

(puncak keempat dan kelima) pada kromatogram.

Hasil spiking GC dari senyawa produk dengan senyawa standar

isoeugenol menunjukkan bahwa isoeugenol muncul pada dua puncak, yaitu

puncak keempat dan kelima. Hal ini menunjukkan bahwa isoeugenol berada

dalam bentuk cis-isoeugenol dan trans-isoeugenol. Penentuan cis-isoeugenol

atau trans-isoeugenol yang muncul pada puncak keempat atau kelima dapat

ditinjau dari perbedaan titik didihnya. Titik didih cis-isoeugenol (133 °C pada

tekanan 11 mmHg) lebih rendah daripada trans-isoeugenol (140 °C pada

tekanan 12 mmHg) ( Windholhz, 1976). Oleh karena itu, untuk menguapkan

trans-isoeugenol memerlukan waktu lebih lama dibandingkan cis-isoeugenol.

Analog dengan penjelasan tentang eugenol dan isoeugenol di atas, maka cis-

isoeugenol akan muncul lebih dulu (puncak keempat) daripada trans-

isoeugenol (puncak kelima) pada kromatogram.

Berdasarkan penjelasan di atas, eugenol, cis-isoeugenol, dan trans-

isoeugenol berturut-turut ditunjukkan oleh puncak kedua, keempat dan kelima

pada kromatogram. Sedangkan, analisa kuantitatif dilakukan dengan

penghitungan luas puncak yang dihasilkan.

Page 50: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

35

B. Pengaruh Variasi Daya Terhadap Reaksi Isomerisasi Eugenol

Reaksi isomerisasi eugenol dengan katalis Ni/Al-hidrotalsit

menggunakan pemanasan gelombang mikro dilakukan dengan memvariasi

daya 300, 400, dan 500 Watt. Kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol

yang dilakukan dengan variasi daya 300, 400, dan 500 Watt selama 60 menit

ditampilkan pada Gambar 17.

Gambar 17. Kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol selama 60 menit dengan variasi daya (a) 300 watt, (b) 400 Watt, (c) 500 Watt.

Page 51: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

36

Hasil reaksi isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol yang dilakukan

selama 60 menit dengan variasi daya ditampilkan pada Gambar 18.

15,75

24,03

29,27

4,18 4,09 4,67

0

5

10

15

20

25

30

35

300 400 500

Daya (Watt)

Kan

du

ng

an (

%)

cis-isoeugenol

trans-isoeugenol

Gambar 18. Kandungan cis-isoeugenol dan trans-isoeugenol pada variasi daya menunjukkan bahwa kandungan cis-

isoeugenol mengalami penurunan, lalu kenaikan. Akan tetapi, penurunan dan kenaikan kandungan cis-

isoeugenol tidak signifikan. Sedangkan kandungan trans-isoeugenol mengalami kenaikan dengan pe- peningkatan daya.

Gambar 18 menunjukan bahwa efek daya microwave terhadap

pembentukan cis-isoeugenol tidak signifikan. Awalnya terjadi penurunan

pembentukan cis-isoeugenol. Lalu, dengan meningkatnya daya, pembentukan

cis-isoeugenol mengalami kenaikan. Meskipun demikian, kenaikan dan

penurunan kandungan cis-isoeugenol oleh pengaruh daya microwave tidak

menunjukkan perubahan harga yang signifikan. Berbeda dengan kandungan

trans-isoeugenol yang mengalami kenaikan dengan bertambahnya daya.

Kandungan trans-isoeugenol tertinggi diperoleh pada daya 500 watt. Akan

tetapi, pola kenaikan kandungan trans-isoeugenol masih menunjukkan

Page 52: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

37

kecenderungan terjadi peningkatan pembentukkan trans-isoeugenol pada

daya lebih dari 500 Watt. Reaktor untuk reaksi isomerisasi eugenol tidak kuat

menahan efek dari gelombang mikro (labu meleleh) sehingga variasi daya

yang lebih tinggi dari 500 Watt tidak dapat dilakukan.

C. Pengaruh Waktu Reaksi Terhadap Reaksi Isomerisasi Eugenol

Data kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol yang dilakukan

pada daya 500 watt dengan variasi waktu reaksi ditampilkan pada Gambar

19.

Gambar 19. Kromatogram hasil reaksi isomerisasi eugenol pada daya 500 watt dengan variasi waktu reaksi (a) 30 menit, (b) 40 menit, (c) 50 menit, (d) 60 menit

Hasil reaksi isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol yang dilakukan

pada daya 500 watt dengan variasi waktu reaksi ditampilkan pada Gambar 20.

Page 53: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

38

.

11,8113,96

19,21

29,27

4,674,974,824,32

0

5

10

15

20

25

30

35

30 40 50 60

Waktu reaksi (menit)

Kan

du

ng

an (

%)

cis-isoeugenol

trans-isoeugenol

Gambar 20. Kandungan cis-isoeugenol pada variasi waktu reaksi menunjukkan bahwa dengan bertambahnya waktu reaksi, konsentrasi cis-isoeugenol bertambah hingga waktu reaksi 50 menit, dan terjadi penurunan pada waktu reaksi 60 menit. Akan tetapi, penurunan dan kenaikan kandungan cis- isoeugenol tidak signifikan. Sedangkan kandungan trans-isoeugenol mengalami kenaikan dengan peningkatan waktu reaksi.

Gambar 20 menunjukkan bahwa dengan bertambahnya waktu reaksi,

kandungan cis-isoeugenol yang dihasilkan semakin bertambah. Akan tetapi,

kandungan cis-isoeugenol mulai menunjukkan penurunan pada waktu reaksi

60 menit. Hal ini disebabkan karena dengan bertambahnya waktu reaksi, cis-

isoeugenol akan diubah ke bentuk isomer yang lebih stabil, yaitu trans-

isoeugenol. Kenaikan dan penurunan kandungan cis-isoeugenol tidak

signifikan. Berbeda dengan kandungan trans-isoeugenol menunjukkan

peningkatan dengan bertambahnya waktu reaksi. Kandungan trans-

isoeugenol tertinggi diperoleh pada isomerisasi eugenol selama 60 menit.

Akan tetapi, pola kenaikan kandungan trans-isoeugenol masih menunjukkan

kecenderungan terjadi peningkatan pembentukkan trans-isoeugenol dalam

Page 54: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

39

waktu reaksi lebih lama dari 60 menit. Microwave yang digunakan dalam

penelitian mempunyai waktu maksimum 60 menit sehingga variasi waktu

reaksi yang lebih tinggi dari 60 menit tidak dapat dilakukan.

Mekanisme pemanasan dengan gelombang mikro adalah agitasi

molekul-molekul polar atau ion-ion yang bergerak karena adanya gerakan

medan magnet atau listrik. Gerakan medan tersebut menyebabkan partikel-

partikel mencoba berorientasi sejajar dengan medan magnet tersebut.

Pergerakan partikel-partikel ini dibatasi oleh gaya pembatas (interaksi antar

partikel dan ketahanan listrik) yang menahan gerakan partikel dan

membangkitkan gerakan acak sehingga menghasilkan panas (Taylor and Atri,

2005). Jadi pengaruh energi gelombang mikro dalam reaksi isomerisasi

eugenol hanya sebatas pemanasan (suhu) dan tidak terjadi pengaktifan

langsung oleh energi gelombang mikro terhadap reaksi. Energi foton dari

gelombang mikro (0,037 kkal/mol) relatif kecil dibandingkan energi yang

dibutuhkan untuk memutuskan ikatan molekul (80-120 kkal/mol) (Taylor and

Atri, 2005). Oleh karena itu, eksitasi molekul gelombang mikro tidak

memberikan efek terhadap struktur molekul organik, hanya interaksi

kinetiknya saja.

Menurut Kadarohman dan Muchalal (2003) isomerisasi eugenol

merupakan reaksi konsekutif, dimana reaksi eugenol menjadi cis-isoeugenol

merupakan reaksi satu arah, sedangkan reaksi cis-isoegenol menjadi trans-

isoeugenol merupakan reaksi kesetimbangan. Berikut mekanisme reaksi

isomerisasi yang diberikan (Kadarohman dan Muchalal, 2003) :

Eugenol cis-isoeugenol trans-isoeugenolk1 k2

k3

dengan harga tetapan laju reaksi k2 > k3 > k1. Harga tetapan laju reaksi

selanjutnya digunakan untuk menentukan harga energi aktivasi (Ea) pada

masing-masing tahap reaksi dengan persamaan Arhennius : K = A.e –Ea/RT

sehingga diperoleh energi aktivasi reaksi eugenol menjadi cis-isoeugenol, cis-

isoeugenol menjadi trans-isoeugenol, dan trans-isoeugenol menjadi cis-

Page 55: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

40

isoeugenol berturut-turut adalah 38,3689; 14,0940; dan 10,9664 kkal/mol

Kadarohman dan Muchalal (2003).

Produk yang terbentuk dengan melewati energi aktivasi yang lebih

rendah lebih dominan dibawah kontrol kinetik (Juaristi, 1991). Berdasarkan

data dari Kadarohman dan Muchalal (2003), pada reaksi kesetimbangan

energi aktivasi pembentukan cis-isoeugenol lebih rendah daripada trans-

isoeugenol sehingga dibawah kontrol kinetik cis-isoeugenol lebih mudah

terbentuk. Akan tetapi, pada kenaikan daya gelombang mikro dan waktu

reaksi menyebabkan peningkatan temperatur. Oleh karena itu, semakin

banyak molekul yang mampu mencapai keadaan transisi yang lebih tinggi

dan kedua produk berada pada kesetimbangan sehingga akan dipilih produk

yang lebih stabil. Hal ini sesuai dengan teori Juaristi (1991) bahwa kontrol

termodinamik mengarah pada pembentukan produk yang lebih stabil.

Isomer trans menunjukkan bentuk yang lebih stabil daripada cis

(Fessenden and Fessenden, 1986). Hal ini dapat ditinjau dari perbedaan

struktur cis-isoeugenol dengan trans-isoeugenol. Perbedaan cis-isoeugenol

dengan trans-isoeugenol hanya terdapat pada posisi gugus-gugus yang

terdapat pada karbon berikatan rangkap dari gugus propenil. Struktur cis-

isoeugenol dan trans-isoeugenol ditunjukkan pada Gambar 21.

cis-isoeugenol trans-isoeugenol

OH

H3CO

C

C

CH3H

H

OH

H3CO

C

C

HH

CH3

gugus propenil gugus propenil

π

σπ

σ

Gambar 21. Struktur cis-isoeugenol dan trans-isoeugenol

Berdasarkan struktur cis-isoeugenol dan trans-isoeugenol pada

Gambar 23 menunjukkan bahwa posisi gugus-gugus besar pada gugus

Page 56: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

41

propenil cis-isoeugenol berada pada sisi yang sama sehingga menimbulkan

interaksi sterik yang lebih besar daripada trans-isoeugenol. Sedangkan trans-

isoeugenol posisi gugus-gugus besar pada gugus propenil berada pada sisi

yang berseberangan sehingga interaksi sterik berkurang. Interaksi sterik ini

menyebabkan tolakan antar gugus pada cis-isoeugenol lebih besar daripada

tolakan antar gugus pada trans-isoeugenol sehingga cis-isoeugenol kurang

stabil dibandingkan trans-isoeugenol.

Pembentukan trans-isoeugenol lebih lambat daripada pembentukan

cis-isoeugenol, tetapi reaksi pembentukan trans-isoeugenol cenderung

memberikan efek terhadap gelombang mikro yang lebih besar. Hal ini

disebabkan karena pada reaksi kesetimbangan energi aktivasi reaksi

pembentukan trans-isoeugenol relatif lebih besar daripada pembentukkan cis-

isoeugenol. Akibatnya, kepolaran dari keadaan dasar menuju keadaan transisi

dapat meningkat secara signifikan dan waktu untuk mencapai keadaan transisi

lebih lama. Efek gelombang mikro lebih besar pada keadaan transisi yang

lebih lama ini. Berbeda dengan reaksi pembentukan cis-isoeugenol yang

mempunyai energi aktivasi lebih kecil, sehingga keadaan transisi mirip

dengan keadaan dasar (groundstate). Akibatnya, perbedaan tingkat kepolaran

pada keadaan dasar dan keadaan transisi kecil sehingga efek gelombang

mikro terhadap reaksi ini relatif lebih kecil (Perreux and Loupy, 2001). Oleh

karena itu, produk dari reaksi isomerisasi eugenol dalam gelombang mikro

lebih banyak berupa trans-isoeugenol.

Perubahan cis-isoeugenol menjadi trans-isoeugenol juga dapat

ditinjau dari keberadaan ikatan π dan ikatan σ pada ikatan rangkap gugus

propenil. Ikatan ikatan π mempunyai energi ikat lebih kecil daripada ikatan σ.

Temperatur yang tinggi menyebabkan gerakan elektron π bertambah. Pada

temperatur tertentu, dengan besar energi diatas energi ikatan π, maka ikatan π

akan terputus. Putusnya ikatan π menyebabkan gugus yang terikat padanya

hanya mempunyai ikatan σ yang dapat berotasi bebas. Adanya rotasi bebas ini

memungkinkan molekul menata dirinya pada keadaan yang lebih stabil

sehingga perubahan dari bentuk cis-isoeugenol ke trans-isoeugenol dapat

Page 57: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

42

terjadi. Hal inilah yang menyebabkan persentase trans-isoeugenol lebih besar

daripada cis-isoeugenol. Kesimpulan yang dapat diambil dari kenaikan daya

dan waktu reaksi adalah persentase hasil akhir dari bentuk trans semakin

bertambah.

Trans-isoeugenol lebih stabil dan lebih banyak aplikasinya

dibandingkan cis-isoeugenol. Trans-isoeugenol banyak digunakan dalam

industri parfum, sebagai stabilisator, antioksidan dalam industri plastik dan

karet, obat antiseptik dan analgesik, serta bahan baku produksi vanilin.

Sebaliknya, isomer cis-isoeugenol tidak disukai karena tidak stabil dan

rasanya yang tajam dan tidak enak. Lebih dari 1 % kandungan cis-isoeugenol

dalam makanan dapat menyebabkan keracunan (Sharma et al., 2006). Oleh

karena itu, kondisi reaksi isomerisasi eugenol yang efektif untuk

meningkatkan trans-isoeugenol dan menurunkan cis-isoeugenol lebih

diharapkan. Reaksi isomerisasi eugenol menggunakan pemanasan gelombang

mikro ini dapat meningkatkan pembentukan trans-isoeugenol.

Berdasarkan hasil reaksi isomerisasi eugenol dengan variasi daya dan

waktu reaksi yang telah dilakukan, diperoleh kondisi reaksi isomerisasi

eugenol yang optimum dilakukan pada daya 500 watt dengan waktu reaksi 60

menit. Pada kondisi ini katalis Ni/Al-hidrotalsit mampu mengkonversi

eugenol menjadi cis-isoeugenol dan trans-isoeugenol berturut-turut adalah

4,67 % dan 29,27 %. Akan tetapi, pola kenaikan pembentukan produk trans-

isoeugenol masih memungkinkan terjadi kenaikan pada daya dan waktu

reaksi yang lebih besar dari 500 Watt dan waktu reaksi 60 menit. Oleh karena

keterbatasan alat sehingga variasi daya dan waktu reaksi yang lebih besar dari

500 Watt dan 50 menit tidak dapat dilakukan.

Page 58: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

43

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Ni/Al-hidrotalsit dapat diaplikasikan sebagai katalis dalam reaksi isomerisasi

eugenol menggunakan pemanasan gelombang mikro.

2. Kenaikan daya gelombang mikro meningkatkan pembentukkan trans-

isoeugenol tetapi tidak pada pembentukkan cis-isoeugenol.

3. Kenaikan waktu reaksi isomerisasi meningkatkan pembentukkan trans-

isoeugenol tetapi tidak pada pembentukkan cis-isoeugenol.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis memberikan saran,

perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pemurnian isoeugenol hasil reaksi

isomerisasi eugenol dengan katalis Ni/Al-hidrotalsit menggunakan pemanasan

gelombang mikro.

43

Page 59: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

44

DAFTAR PUSTAKA Ahn, 2006, Hydrotalcite, Departement of Chemical Engineering, Inha University,

(http://www.cheric.org/ippage/p/pdata/2006/11/file/p200611/801.pdf), diakses 24 Agustus 2009.

Aini, N., B. Purwono, dan I. Tahir, 2007, Analisis Hubungan Struktur-Aktivitas

Antioksidan dari Isoeugenol, Eugenol, Vanilin, dan Turunannya, Indo. J. Chem., Vol. 7 (1), hlm. 61-66.

Arrhenius, G.O. , 2003, “Crystal & Life”, Helv Chim Acta, Vol. 86, p. 1569-1584. Baby,C., 1997, “Isomerization of Safrole and Eugenol”, Syn. Comm, Vol. 27 (24),

p. 4335-4340. Bish, D., and Brindley, 1977, “Joint Committee on Powder Difraction Standar

(JCPDS)”, Am. Mineral, Vol. 62, No.15-0087, p. 458. Bonvin, N., 2007, Material Safety Data Sheet NT 0039, (http:// www.pdsa.ch.pdf),

diakses tanggal 26 Oktober 2009. Braterman, P. S., Z. Ping Xu, and F. Yarberry, 2004, Layered Double Hydroxides

(LDHs), Texas, U.S.A. : Marcel Dekker, Inc. Chemat-Djenni, Z., B. Hamada, and F. Chemat, 2007, “Atmospheric Pressure

Microwave Assisted Heterogeneous Catalytic Reactions”, Molecules, Vol.12, p. 1399-1409.

Egloff, G., G.Hulla, and Komasewsky VI, 1942, Isomerization of Pure

Hydrocarbons, New York : Reinhold. Fessenden, R.J. and , J.S. Fessenden., 1986, Organic Chemistry, Third Edition,

California : Wadsworth Inc, Alih Bahasa: Kimia Organik, A.H. Pudjaatmaka, Jakarta : Erlangga, hlm. 67-69.

Givaudan, L., 1977, Process for The Preparation of Isoeugenol, Patent

Specification 1 489 451, London : The Patent Office. He, Jing, Ming Wei, Bo Li, Yu Kang, David G. Evan, and Xue Daun, 2005,

“Preparation of Layered Double Hydrixides”. Struct Bond, (Online), Vol. 119, p. 89-119.

Hidayat, T.,dan Edy Mulyono, 2006, “Konversi Eugenol dari Minyak daun

Cengkeh menjadi Isoeugenol dengan Pemanasan Gelombang Mikro”, Dalam Budi Arifin, Tuti Wukirsari, Steven Gunawan, dan Wulan Tri Wahyuni (Eds), Prosiding Seminar Nasional Himpunan Kimia Indonesia

Page 60: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

45

(hlm 312-322), Bogor: Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogor.

Huheey, J.E.,1978, Inorganic Chemistry : principle of Structure and Reactivity,

Second Edition ,New York : Harper & R Publishing Inc. Indesso, 2006, Eugenol and Isoeugenol Specification, Jakarta : Indesso Aroma. Juaristi, E., 1991, Introduction to Stereochemistry and Conformation Analysis,

New York : Wiley-Interscience, page 115-116. Kadarohman, A., 1994, Mempelajari Mekanisme dan Kontrol Reaksi Isomerisasi

Eugenol Menjadi Isoeugenol, Tesis, Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta

Kadarohman, A. dan M. Muchalal, 2003, Kinetika Reaksi Isomerisasi Eugenol,

(http://edupreneur.upi.edu/media.php?module=abs&ki_id=68), diakses 19 Januari 2010.

Kishore, D., and S. Kannan, 2002, “Isomerization of Eugenol and Safrol Over Mg-Al Hydrotalcite, A Solid Base Catalist”, Green Chem., Vol. 4, p. 607-610.

Kishore, D., and S. Kannan, 2004. “Double Bond Migration of Eugenol to

Isoeugenol Over as-Synthesized Hydrotalcites and Their Modification Form”. Appl. Catal. A-gen, Vol. 270, p. 227-235.

Kloprongge, J.T., L. Hickey, and R.L. Frost, 2004, “The Effects of Synthesis PH

and Hydrothermal Treatment on The Formation of Zink Aluminium Hydrotalcites, J. Solid State Chem, 177, 4047

Kloprongge, J.T., J. Kristof, and R.L. Frost, 2001, “Thermogravimetric Analysis-

mass spectrometry (TGA-MS) of Hydrotalcite Containing CO3 2-, NO3 -

, Cl -, SO4 2-, or ClO4 –“, Dalam E. Dominguez, G. Mas and F. Cravero (Eds), A Clay Odyssey, Proceedings of The 12th International Clay Conference, Argentina : Bahai-Blanca.

Lakraimi, M., A. Legrouri, A. Barroung, A. De Roy, and J.P. Besse, 2000,

“Preparation of A New Stable Hybrid Material by Chloride-2,4-dichlorophenoxyacetate Ion Exchange into The Zinc-aluminium-chloride Layered Double Hydroxyde”, J. Mater. Chem, 10, p. 1007-1011.

Lee, J.D., 1991, Concise Inorganic Chemistry, 4 th Edition, London : Chapman

and Hall.

Page 61: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

46

Lidström P., J. Tierney, B. Wathey, and J. Westman, 2001, “Microwave Assisted Organic Synthesis-a Review”, Tetrahedron, Vol. 57, p. 9225-9232.

March, J., 1968, Advanced Organic Chemistry : Reaction, Mechanism, and

Structure, Tokyo : McGrow-Hill Kogakusha, Ltd, p. 94-97. Miyata, S.,1983, “Anion-Exchange Properties of Hydrotalcite Compounds”. Clay

Clay Miner, vol. 31, No. 4, p. 305-311. Newman, S.P. and W. Jones, 1998, “Synthesis, Characterization and Aplication of

Layered Double Hydroxides Containing Organic Guests”, New J. Chem, p. 105-115.

Orthman, J., Zhu, H. Y. And Lu, G. Q., 2000, Use of Anion Clay Hydrotalcite to

Remove Coloured Organics from Aqueous Solutions, Brisbane : University of Quennsland

Perreux, L., and A. Loupy, 2001, “A tentative Rationalization of Microwave

Effects in Organic Synthesis According to The Reaction medium, and mechanistic Considerations”, Tentrahedron, Vol. 57, p. 9199-9223.

Physical & Theoretical Chemistry Lab., 2007, Safety Data for Isoeugenol,

(http://msds.chem.ox.ac.uk/IS/isoeugenol.html), diakses 12 November 2009.

Ramtohul, Y. K., 2003, “Microwave in Organic Chemistry”, (Online),

http://stoltz.caltech.edu/itmtg/2003/yeeman_lit/6_11_03.pdf, diakses tanggal 6 September 2008.

Rajamathi, M., G. Thomas and P.V. Kamathi, 2001, “The Many Ways of Making

Anionic Clays”, Chem Sci, Vol. 113, No. 5 & 6, p. 671-680. Sastrohamidjojo, H, 2004, Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press. Sastrohamidjojo, H, 2005, Kromatografi. Edisi Kedua, Cetakan Ketiga.

Yogyakarta : Liberty. Sciencelab.com, Inc., Material Safety Data Sheet Eugenol, 2008,

(http://www.sciencelab.com/xMSDS/Eugenol/9924007.pdf), diakses tanggal 2 Agustus 2009.

Sharma SK, Srivastava V.K., Jasra R.V., 2006, “Selective Double Bond

Isomerization of Allyl Phenyl Ethers Catalyzed by Ruthenium Metal Complexes”, J.Mol. Catal .A-Chem. Vol. 245, p. 200-209.

Page 62: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

47

Silverstein R.M., 1981, Spectrometric Identification of Organic Compound, Fourth Edition, California : Hohn Wiley & Sons Inc., Alih bahasa : Penyelidikan Spektroskopi Senyawa Organik, A.J. Hartomo dan A.V. Purba, Edisi IV, Jakarta : Erlangga, hlm. 95-105; 181-212.

Skoog, D.A. , F.J. Holler and T.A. Nieman, 1985, Principle of Instrumental

Analysis, 5 th Edition, New York : Sounders Collage Publishing. Soesanto, H, 2006, Pembuatan Isoeugenol dari Eugenol Menggunakan

Pemanasan Gelombang Mikro, Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian , Institut Pertanian Bogor. Skripsi tidak dipublikasikan.

Solomon, T.W.G., 1988, Organic Chemistry, Fourth Edition, New York : John

Wiley & Sons, p.150-151. Stuerga, D., 2006, Microwave–Material Interactions and Dielectric Properties,

Key Ingredients for Mastery of Chemical Microwave Processes, Dalam A. Loupy (Ed), Microwaves in Organic Synthesis, Second edition, Weinheim : WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA.

Sudjadi, 1985, Penentuan Struktur Senyawa Organik, Jakarta : Ghalia Indonesia. Tan, K. H., 1982, Principles of Soil Chemistry, New York : Marchel Decker Inc.,

Alih Bahasa: Dasar-dasar Kimia Tanah, D.H. Goenadi. 1991, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada,

Taylor, M., and B.S. Atri, 2005, Developments in Microwave Chemistry, India :

Evalueserve. P. 5-11. Thach, L.N. and C.R. Strauss, 2000, “Isomerization of Some Allylbenzenes in A

Microwave Batch Reactor”, J. Chem., Vol. 38, No. 1, p. 76-79. Titulaer, M.K., J.B.H. Jansen, and J.W. Geus, 1994, “The Quantity of Reduced

Nickel in Synthetic Takovite : Effect of Prepartion Condition and Calcination Temperature”, Clay Clay Miner., Vol. 42, No. 3, p. 249-258.

West, A. R., 1992, Solid State Chemistry and Its Applications, New York : John

Willey and Sons Willard, Merritt, Dean, and Settle, 1988, Instrumental Method of Analysis, 7th

Edition, California : Wadsworth Pub. Co. Windholhz, 1976, The Merck Index, ninth edition, USA : Merck & Co.Inc,

Ranway, N.J., 511, 678.

Page 63: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

48

Wright, J, 2002, Removal of Organic Colours From Row Water Using Hydrotalcite, Brisbane : University of Queensland.

Xie, X., An, X., Wang, X., and Wang, Z., 2003, “Preparation, Characterization

ang Application of ZnAlLa-Hydrotalcite-Like Compounds”, J. Nat. Gas. Chem, Vol.12, No. 4, 259-263

Yang, Zhiqiang, Kwang-Min Choi, Nanzhe Jiang, and Sang-Eon Park, 2007, “Microwave Synthesis of Hydrotalcite by Urea Hydrolysis”, Bull. Korean Chem. Soc, Vol. 28, No. 11, p. 2029-2033.

Page 64: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

49

LAMPIRAN 1. Desain Penelitian

Sintesis Katalis Ni/Al-Hidrotalsit

Karakterisai Katalis ( XRD)

Aplikasi Katalis dalam Reaksi Isomerisasi Eugenol

Variasi Daya (300, 400, 500 watt)

Variasi Waktu Kontak ( 30, 40, 50, 60 menit)

Penentuan Daya Optimum Penentuan Waktu Kontak Optimum

Analisa GC

Senyawa Reaktan

Analisa GC dan FTIR

Page 65: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

50

LAMPIRAN 2. Skema Pembuatan Katalis Ni/Al-hidrotalsit

200 mmol NiCl2.6H2O 50 mmol AlCl3.6H2O

400 mL Na2CO3

400 mmol 200 mL akuades

diaduk dengan magnet stirer

Dilarutkan

tetes per tetes dengan kecepatan 5 mL/menit

Dijaga pH 10

NaOH 1 M

Suspensi

Larutan

T 60-63 °C , 1 jam

didiamkan

diaduk dengan magnet stirer

T 60-63 °C , 18 jam

Endapan terpisah

disaring

Endapan akuades

Sampai bebas ion Cl-

Endapan bebas ion Cl-

Tidak terbentuk AgCl AgNO3 1 M

dioven pada T 80 oC ,16 jam

Endapan kering

dikalsinasi pada T 263 °C,1 jam

Katalis Ni/Al-hidrotalsit

dihaluskan

Page 66: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

51

LAMPIRAN 3. Perhitungan Pembuatan Larutan 1. NiCl2.6H2O 200 mmol: Mr NiCl2.6H2O = 58,710 + (2 X 35,453) + (6 X 18,015) = 237,706 g/mol Massa NiCl2.6H2O = mol NiCl2.6H2O X Mr NiCl2.6H2O = 0,2 mol X 237,706 g/mol = 47,541 g 2. AlCl3.6H2O 50 mmol : Mr AlCl3.6H2O = 26,982 + (3 X 35,453) + (6 X 18,015) = 241,431 g/mol Massa AlCl3.6H2O = mol AlCl3.6H2O X Mr AlCl3.6H2O = 0,05 mol X 241,431 g/mol = 12,072 g 3. Na2CO3 400 mmol : Mr Na2CO3 = (2 X 22,990) + 12,011 + (3 X 15,999) = 105,988 g/mol Massa Na2CO3 = mol Na2CO3 + Mr Na2CO3

= 0,4 mol X 105,988 g/mol = 42,395 g 4. NaOH 1 M sebanyak 400 mL : Mr NaOH = 22,990 + 15,999 + 1,008 = 39,997 Massa NaOH = V NaOH X M NaOH X Mr NaOH = 0,4 L X 1 mol/L X 39,997 g/mol = 15,999 g 5. AgNO3 0,1 M : Mr AgNO3 = 107,870 + 14,007 + (3 X 15,999) = 169,874 g/mol Massa AgNO3 = V AgNO3 X M AgNO3 X Mr AgNO3

= 0,01 L X 0,1 mol/L X 169,874 g/mol = 0,170 g

Page 67: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

52

LAMPIRAN 4. Data X-Ray Diffraction (XRD) Ni/Al-hidrotalsit Hasil Sintesis

Peak Search Report (17 Peaks, Max P/N = 7.3)

[Ni-Al Hidrotalsite-sebelum.raw] Ni-Al Hidrotalsite PEAK: 47-pts/Parabolic Filter, Threshold=3.0, Cutoff=0.1%, BG=3/1.0, Peak-Top=Summit

2-Theta d(Å) BG Height I% Area I% FWHM

4,989 17,6986 68 8 2,6 16 0,1 0,1

10,011 8,8281 75 107 34,3 1980 9,8 0,296

11,48 7,7017 140 312 100 20128 100 1,097 15,012 5,8967 29 6 1,9 12 0,1 0,1

19,96 4,4447 34 3 1 6 0 0,1

22,78 3,9005 101 111 35,6 5096 25,3 0,78

24,98 3,5617 38 5 1,6 10 0 0,1

29,98 2,9781 27 3 1 6 0 0,1

34,191 2,6203 42 101 32,4 2474 12,3 0,416

34,86 2,5716 115 84 26,9 4334 21,5 0,877

35,001 2,5615 127 63 20,2 3130 15,6 0,795

39,038 2,3054 84 29 9,3 1369 6,8 0,755

39,98 2,2532 91 3 1 6 0 0,1

44,98 2,0137 61 2 0,6 4 0 0,1 46,306 1,9591 68 19 6,1 612 3 0,515

50,009 1,8223 46 7 2,2 14 0,1 0,1

55 1,6682 26 7 2,2 14 0,1 0,1

Page 68: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

53

LAMPIRAN 5. Data JCPDS Ni/Al-hidrotalsit (Takovite) PDF#15-0087: QM=Indexed(I); d=Debye-Scherrer(114.6mm); I=Film/Visual Takovite Ni6 Al2 ( O H )16 ( C O3 , O H ) !4 H2 O Blue-green Radiation=CuKa Lambda=1.5418 Filter= Calibration= 2T=11.727-149.602 I/Ic(RIR)= Ref: Bish, D., Brindley. Am. Mineral., v62 p458 (1977) Rhombohedral - Powder Diffraction, R-3m (166) Z=0.375 mp= CELL: 3.025 x 3.025 x 22.595 <90.0 x 90.0 x 120.0> P.S=hR7 (?) Density(c)=2.790 Density(m)=2.700 Mwt=810.35 Vol=179.06 F(30)=11.2(0.064,42/1) Ref: Ibid. Strong Lines: 7.54/X 2.55/8 3.77/7 2.27/7 1.92/6 1.51/5 1.48/5 1.40/3 1.26/3 1.71/3 NOTE: Specimen from Takovo, Serbia, Yugoslavia. 2-Theta d(Å) I(f) ( h k l) Theta 1/(2d) 2pi/d n^2 11.727 7.5400 100.0 ( 0 0 3) 5.864 0.0663 0.8333 23.579 3.7700 70.0 ( 0 0 6) 11.790 0.1326 1.6666 34.385 2.6060 5.0 ( 1 0 1) 17.192 0.1919 2.4110 35.121 2.5530 80.0 ( 0 1 2) 17.561 0.1958 2.4611 37.817 2.3770 15.0 ( 1 0 4) 18.908 0.2103 2.6433 39.709 2.2680 70.0 ( 0 1 5) 19.854 0.2205 2.7704 44.438 2.0370 10.0 ( 1 0 7) 22.219 0.2455 3.0845 47.279 1.9210 60.0 ( 0 1 8) 23.639 0.2603 3.2708 48.157 1.8880 1.0 ( 0 0 12) 24.078 0.2648 3.3280 53.512 1.7110 25.0 ( 1 0 10) 26.756 0.2922 3.6722 56.896 1.6170 20.0 ( 0 1 11) 28.448 0.3092 3.8857 61.209 1.5130 50.0 ( 1 1 0) 30.604 0.3305 4.1528 62.585 1.4830 50.0 ( 1 1 3) 31.292 0.3372 4.2368 64.276 1.4480 20.0 ( 1 0 13) 32.138 0.3453 4.3392 66.546 1.4040 30.0 ( 1 1 6) 33.273 0.3561 4.4752 68.196 1.3740 15.0 ( 0 1 14) 34.098 0.3639 4.5729 72.608 1.3010 25.0 ( 2 0 2) 36.304 0.3843 4.8295 73.460 1.2880 3.0 ( 1 1 9) 36.730 0.3882 4.8783 75.442 1.2590 30.0 ( 2 0 5) 37.721 0.3971 4.9906 76.588 1.2430 20.0 ( 1 0 16) 38.294 0.4023 5.0549 78.765 1.2140 5.0 ( 0 2 7) 39.383 0.4119 5.1756 80.676 1.1900 15.0 ( 2 0 8) 40.338 0.4202 5.2800 85.665 1.1330 5.0 ( 0 2 10) 42.833 0.4413 5.5456 88.387 1.1050 10.0 ( 2 0 11) 44.194 0.4525 5.6861 90.673 1.0830 2.0 ( 1 0 19) 45.336 0.4617 5.8016 92.763 1.0640 1.0 ( 1 1 15) 46.381 0.4699 5.9053 94.972 1.0450 5.0 ( 0 2 13) 47.486 0.4785 6.0126 98.472 1.0170 2.0 ( 2 0 14) 49.236 0.4916 6.1782 102.701 0.9863 10.0 ( 1 2 2) 51.350 0.5069 6.3705 105.685 0.9665 15.0 ( 1 2 5) 52.843 0.5173 6.5010 109.026 0.9460 2.0 ( 2 1 7) 54.513 0.5285 6.6418 111.208 0.9335 10.0 ( 1 2 8) 55.604 0.5356 6.7308 116.446 0.9061 5.0 ( 2 1 10) 58.223 0.5518 6.9343 119.610 0.8912 5.0 ( 1 2 11) 59.805 0.5610 7.0503 123.777 0.8733 3.0 ( 3 0 0) 61.889 0.5725 7.1948 125.356 0.8670 5.0 ( 3 0 3) 62.678 0.5767 7.2470 127.271 0.8597 3.0 ( 2 1 13) 63.635 0.5816 7.3086 129.801 0.8506 2.0 ( 3 0 6) 64.900 0.5878 7.3868 131.448 0.8450 1.0 ( 1 2 14) 65.724 0.5917 7.4357 138.247 0.8244 2.0 ( 3 0 9) 69.124 0.6065 7.6215 144.315 0.8092 2.0 ( 0 2 22) 72.158 0.6179 7.7647 149.602 0.7982 2.0 74.801 0.6264 7.8717

Page 69: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

54

LAMPIRAN 6. Perbandingan Harga d Sample dengan Standar

Ni/Al-HT Sample standar

d(Å) Height d(Å) Height selisih

d 17,6986 8 8,8281 107 7,7017 312 7,54 100 0,1617 5,8967 6 4,4447 3 3,9005 111 3,77 70 0,1305 3,5617 5 2,9781 3 2,6203 101 2,606 5 0,0143 2,5716 84 2,5615 63 2,553 80 0,0085 2,3054 29 2,377 15 -0,0716 2,2532 3 2,268 70 -0,0148 2,0137 2 2,037 10 -0,0233 1,9591 19 1,921 60 0,0381 1,8223 7 1,888 1 -0,0657 1,6682 7 1,711 25 -0,0428

Page 70: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

55

LAMPIRAN 7. Perhitungan Persentase Kandungan Ni/Al-hidrotalsit (Takovite) 1. Kemurnian Ni/Al-hidrotalsit (takovite) dalam Sampel

Kemurnian takovite = I takovite dalam sampel X 100 % I total sampel = 654 X 100 % 870 = 75,172 %

Page 71: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

56

LAMPIRAN 8. Data Hasil FTIR Senyawa Reaktan

Page 72: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

57

LAMPIRAN 9. Data Hasil IR dari SDBS

Welcome to Spectral Database for Organic

Compounds, SDBS.

This is a free site organized by National Institute of Advanced Industrial Science and

Technology (AIST), Japan.

SDBS Information SDBS No.: 91 Compound Name: eugenol Molecular Formula: C10H12O2

Molecular Weight: 164.2 CAS Registry No.: 97-53-0

sumber : http://riodb01.ibase.aist.go.jp/sdbs/cgi-bin/direct_frame_top.cgi

Page 73: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

58

LAMPIRAN 10. Kondisi Kromatografi Gas Hewlett Pacard 5890 Series II

Kromatografi gas yang digunakan adalah kromatografi gas Hewlett Pacard

5890 Series II, dengan kondisi analisa sebagai berikut :

Jenis Kolom : HP 5

Suhu Kolom

Suhu Awal : 120 °C

Suhu Akhir : 280 °C

Waktu Awal : 2 menit

Kenaikan Suhu : 10°C / menit

Jenis Detektor : FID

Suhu detektor : 300 °C

Suhu Injektor : 280 °C

Gas pembawa : Helium

Total Flow : 80

Split (Kpa) : 60

Jumlah Injeksi : 0,06 μL

Page 74: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

59

Lampiran 11. Data Kromatografi Gas Senyawa Reaktan

Page 75: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

60

LAMPIRAN 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

Page 76: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

61

LAMPIRAN 13. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 500 watt, Waktu Reaksi 30 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit

Page 77: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

62

LAMPIRAN 14. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 500 watt,

Waktu Reaksi 40 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit

Page 78: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

63

LAMPIRAN 15. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 500 watt, Waktu Reaksi 50 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit

Page 79: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

64

LAMPIRAN 16. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 500 watt, Waktu Reaksi 60 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit

Page 80: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

65

LAMPIRAN 17. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 400 watt, Waktu Reaksi 60 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit

Page 81: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

66

LAMPIRAN 18. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 300 watt, Waktu Reaksi 60 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit

Page 82: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

67

LAMPIRAN 19. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 500 watt, Waktu Reaksi 60 menit, Tanpa Katalis Ni/Al-hirotalsit

Page 83: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

68

LAMPIRAN 20. Data Kromatografi Gas Hasil Reaksi pada Daya 400 watt, Waktu Reaksi 60 menit, dengan Katalis Ni/Al-hirotalsit,

dengan Teknik Spiking

Page 84: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

69

Page 85: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

70

Page 86: ISOMERISASI EUGENOL MENGGUNAKAN KATALIS …/ISOMERI… · mengetahui aplikasi Ni/Al-hdrotalsit sebagai katalis reaksi isomerisasi eugenol ... Lampiran 12. Data Kromatografi Gas Isoeugenol

1