20
ISSN 2303 - 0852 PRIORITAS PENDIDIKAN Edisi 5 Okt - Des 2013 Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa Fasilitasi Sekolah Lab LPTK UNTUK mengembangkan budaya baca, sekolah dan madrasah mitra USAID PRIORITAS menerapkan berbagai strategi yang membuat siswa dan guru terbiasa dengan membaca. Berbagai kegiatan mereka rancang, mulai dari program pendampingan khusus bagi siswa yang belum lancar membaca, menciptakan sudut baca, program harian membaca buku yang disukai selama 10 menit, dan masih banyak lagi. Baca selengkapnya di halaman 20. Kunjungi: www.prioritaspendidikan.org Para Rektor Mitra LPTK berkesempatan melihat dari dekat inovasi PASCA pelatihan tingkat sekolah, para fasilitator pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah (MBS) mulai melakukan rangkaian kegiatan pendampingan di sekolah mitra USAID PRIORITAS. Para fasilitator tersebut melakukan pendampingan kepada para guru, kepala sekolah, dan komite sekolah untuk membantu mereka menerapkan hasil pelatihan dan merealisasikan rencana tindak lanjut (RTL) yang telah dibuat. Kegiatan ini dimulai September 2013 lalu, dan sudah menunjukkan hasil positif. Proses pendampingan dilakukan melalui berbagai pendekatan, seperti melalui kelompok kerja guru, kegiatan penyusu nan RKS dan RKAS yang melibatkan peran serta masya rakat, dan pen dampingan secara langsung kepada guru untuk menerapkan pembelajaran aktif dan mengembangkan budaya baca di sekolah. Pendampingan PPG Program penataan dan pemerataan guru (PPG) di daerah mitra kohor 1 juga telah memasuki tahap pendampingan implementasi kebijakan. Pemangku kepentingan di daerah yang difasilitasi USAID PRIORITAS dan LPTK telah mengidentifikasi berbagai alternatif kebijakan penataan guru. Berdasarkan data-data yang telah dianalisis dalam lokakarya, mereka menyiapkan berbagai program yang relevan untuk menata pemerataan distribusi guru di daerahnya. Baca berita selengkapnya di halaman 2. (Anw) Strategi Sekolah dan Madrasah Kembangkan Budaya Baca Slamet Waluyo, S.Pd (kanan) Fasilitator Daerah Purbalingga mendampingi Supraptini, S.Pd., guru SDN 1 Bakulan, Kemangkon, Jawa Tengah pada saat menerapkan PAKEM di Kelas Satu. PELATIHAN praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah untuk guru, kepala sekolah, dan komite sekolah lab LPTK, diapresiasi para peserta karena dianggap sangat membantu mereka dalam mempersiapkan penerapan Kurikulum 2013. ”Pada saat praktik mengajar, saya melihat siswa menjadi lebih bersemangat dan menghasilkan karya yang memuaskan,” kata Galuh Vivi Indrawati, S.Pd salah seorang peserta yang mengajar di SDN Babatan 1/456 Surabaya, Pelatihan yang berlangsung sejak Oktober-Desember 2013 itu, akan dilakukan secara berkelanjutan. Tujuannya agar sekolah lab menerapkan pembelajaran aktif dan manajemen sekolah yang efektif. Dampaknya, mahasiswa yang berpraktik mengajar di sekolah tersebut akan mendapatkan pengalaman mengajar yang baik untuk dikembangkan dan dibawa saat mahasiswa lulus menjadi guru di sekolahnya. (Rep) Pendampingan untuk Realisasikan RTL Pendampingan untuk Realisasikan RTL Suasana pelatihan untuk sekolah lab Universitas Negeri Surabaya, di Jawa Timur. Dampingi siswa yang belum lancar membaca. Dampingi siswa yang belum lancar membaca.

ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

  • Upload
    haquynh

  • View
    236

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

ISSN2303 - 0852

PRIORITAS PENDIDIKANEdisi 5Okt - Des

2013 Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Dr. Sri Minda Murni, MS

Fasilitasi Sekolah Lab LPTK

UNTUK mengembangkan budaya baca, sekolah dan madrasah mitra USAID PRIORITAS menerapkan berbagai strategi yang membuat siswa dan guru terbiasa dengan membaca. Berbagai kegiatan mereka rancang, mulai dari program pendampingan khusus bagi siswa yang belum lancar membaca, menciptakan sudut baca, program harian membaca buku yang disukai selama 10 menit, dan masih banyak lagi. Baca selengkapnya di halaman 20.

Kunjungi: www.prioritaspendidikan.org

Para Rektor Mitra LPTK berkesempatan melihat dari dekat inovasi

PASCA pelatihan tingkat sekolah, para fasilitator pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah (MBS) mulai melakukan rangkaian kegiatan pendampingan di sekolah mitra USAID PRIORITAS. Para fasilitator tersebut melakukan pendampingan kepada para guru, kepala sekolah, dan komite sekolah untuk membantu mereka menerapkan hasil pelatihan dan merealisasikan rencana tindak lanjut (RTL) yang telah dibuat. Kegiatan ini dimulai September 2013 lalu, dan sudah menunjukkan hasil positif.

Proses pendampingan dilakukan melalui berbagai pendekatan, seperti melalui kelompok kerja guru, kegiatan penyusu nan RKS dan RKAS yang melibatkan peran serta masya rakat, dan pen

dampingan secara langsung kepada guru untuk menerapkan pembelajaran aktif dan mengembangkan budaya baca di sekolah.

Pendampingan PPGProgram penataan dan

pemerataan guru (PPG) di daerah mitra kohor 1 juga telah memasuki tahap pendampingan implementasi

kebijakan. Pemangku kepentingan di daerah yang difasilitasi USAID PRIORITAS dan LPTK telah mengidentifikasi berbagai alternatif kebijakan penataan guru.

Berdasarkan data-data yang telah dianalisis dalam lokakarya, mereka menyiapkan berbagai program yang relevan untuk menata pemerataan distribusi guru di daerahnya. Baca berita selengkapnya di halaman 2. (Anw)

Strategi Sekolah dan Madrasah Kembangkan Budaya Baca

Slamet Waluyo, S.Pd (kanan) Fasilitator Daerah Purbalingga mendampingi Supraptini, S.Pd., guru SDN 1 Bakulan, Kemangkon, Jawa Tengah pada saat menerapkan PAKEM di Kelas Satu.

PELATIHAN praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah untuk guru, kepala sekolah, dan komite sekolah lab LPTK, diapresiasi para peserta karena dianggap sangat membantu mereka dalam mempersiapkan penerapan Kurikulum 2013. ”Pada saat praktik mengajar, saya melihat siswa menjadi lebih bersemangat dan menghasilkan karya yang memuaskan,” kata Galuh Vivi Indrawati, S.Pd salah seorang peserta yang mengajar di SDN Babatan 1/456 Surabaya,

Pelatihan yang berlangsung sejak Oktober-Desember 2013 itu, akan dilakukan secara berkelanjutan. Tujuannya agar sekolah lab menerapkan pembelajaran aktif dan manajemen sekolah yang efektif. Dampaknya, mahasiswa yang berpraktik mengajar di sekolah tersebut akan mendapatkan pengalaman mengajar yang baik untuk dikembangkan dan dibawa saat mahasiswa lulus menjadi guru di sekolahnya. (Rep)

Pendampingan untuk Realisasikan RTLPendampingan untuk Realisasikan RTL

Suasana pelatihan untuk sekolah lab Universitas Negeri Surabaya, di Jawa Timur.

Dampingi siswa yang belum lancar membaca.Dampingi siswa yang belum lancar membaca.

Page 2: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

Pendampingan Sekolah:

Guru Lakukan Perubahan, Kepala Sekolah Mendukung Penuh

Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (62-21) 722 7978. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui Naskah email [email protected] dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 350--550. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students

Peta Kebijakan Penataan Guru Siap DiimplementasikanPROGRAM penataan dan

pemerataan guru (PPG) di 24 daerah mitra kohor 1 memasuki tahap persiapan mengimplementasikan kebijakan menata pemerataan guru. Berbagai kebijakan strategis berhasil dirumuskan setelah melalui beberapa tahapan kegiatan, mulai dari sosialisasi, pendampingan pengumpulan data, lokakarya analisis data, dan hasilnya dibawa ke lokakarya analisis kebijakan.

Uji publik dilakukan terhadap kebijakan yang direkomendasikan dengan mengundang pemangku kepentingan pendidikan di daerah, terutama untuk mendapatkan masukan dan menguatkan kebijakan tersebut. Kebijakan itu diantaranya, (1) redistribusi guru

berdasarkan data riil kebutuhan guru di sekolah, (2) penggabungan sekolah yang berdekatan dengan jumlah siswa di bawah standar pelayanan minimal, (3) penerapan kelas rangkap, (4) guru mata pelajaran mengajar di beberapa sekolah, dan kebijakan lainnya yang relevan dengan penataan guru.

Untuk memayungi kebijakan tersebut daerah akan didampingi dalam menyusun implementasi kebijakan penataan guru. Pendampingan diarahkan pada dua aspek, yaitu penguatan regulasi (peraturan/SK bupati, SK kepala dinas) dan implementasi pada sasaran langsung (penataan guru dan

penataan sekolah) pada tingkat kecamatan dan kabupaten/kota. (Anw)

EGRA Kohor 2 Libatkan 3.574 Siswa

ASESMEN kemampuan membaca kelas awal (EGRA-Early Grade Reading Assessment) untuk 20 daerah mitra kohor 2 dilaksanakan serentak pada bulan November 2013 di tujuh provinsi mitra. Asesmen tersebut dilakukan pada 3.574 siswa kelas 3 dari total populasi 7.436

siswa. Para asesor yang

dilibatkan adalah para guru dan dosen LPTK mitra USAID PRIORITAS yang telah terlibat dalam EGRA kohor 1. Sebelumnya para asesor tersebut dilatih kembali dalam menggunakan Tangerine yaitu perangkat lunak instrumen EGRA yang dipasang pada tablet

smart phone.Dalam proses EGRA, ada lima

penugasan untuk mengukur kemampuan membaca siswa kelas awal, yaitu (1) membaca huruf, (2) membaca kata bermakna, (3) membaca kata tidak

bermakna, (4) kelancaran membaca kalimat, dan membaca pemahaman berdasarkan teks yang dibacakan, serta (5) menyimak.

Acuan ProgramSaat ini tim EGRA tengah

menganalisis hasilnya. Hasil EGRA tersebut akan menjadi acuan USAID PRIORITAS dalam mengembangkan program yang membantu siswa meningkatkan kemampuan membaca.

”EGRA dapat memberikan gambaran yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa,” kata Handoko Widagdo Spesialis Pengembangan Sekolah USAID PRIORITAS yang menjadi koordinator pelaksanaan EGRA kohor 2. (Anw)

Rasdiana, S.Pd tengah mengases kemampuan membaca murid kelas III SDN 12 Parepare, Sulawesi Selatan.

PRIORITAS - NasionalPRIORITAS - Nasional

ALPEKA Dapat Diunduh melalui Situs BOS KemdikbudAPLIKASI pengelolaan dan

pelaporan keuangan sekolah (ALPEKA) dan panduan penggunaannya, yang dikembangkan Kemdikbud dan USAID PRIORITAS, sudah dapat diunduh melalui situs www.bos.kemdikbud.go.id. ALPEKA dikembangkan untuk mempermudah pihak sekolah dan masyarakat dalam melakukan pengadministrasian, pelaporan, dan peningkatan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana BOS.

“ALPEKA dapat mengadministrasikan dan melaporkan dana sekolah yang bersumber dari BOS dan semua pusat sumber keuangan sekolah,” demikian kata Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Kemdikbud, Didik Suhardi, PhD. “Artinya, semua sumber keuangan sekolah diadministrasikan dan dilaporkan secara terpadu. Dengan demikian, tranparansi meningkat karena kasus-kasus dobel bayar bisa dihindari,” imbuhnya.

”Kemdikbud dan USAID mengembangkan perangkat lunak ini untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas

dalam pengelolaan keuangan sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di kelas,” kata Direktur Program Pendidikan USAID Indonesia, Margaret Sancho.

Selama ini, banyak sekolah yang harus menyisihkan anggaran dana BOS untuk membeli perangkat lunak pembuatan pelaporan BOS dan pelatihannya seharga Rp 500 ribu - Rp 2 juta. Namun saat ini, ALPEKA dan panduan penggunaannya dapat diunduh secara gratis melalui situs bos.kemdikbud.go.id. Dengan begitu sekolah tidak perlu lagi membeli atau menghadirkan tenaga ahli untuk memanfaatkan perangkat lunak ini dan dana BOS dapat dimaksimalkan untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Perangkat lunak berbasis Microsoft Excel ini sangat informatif, mudah dijalankan, praktis, dan bermanfaat sehingga sekolah dapat mengelola dan melaporkan BOS dengan mudah. Untuk menjalankannya cukup membaca panduannya. ALPEKA dapat menghasilkan tabel BOS K-7A untuk dimasukkan ke dalam laporan penggunaan dana BOS online yang sudah disediakan melalui situs BOS Kemdikbud. (Hw/Anw)

Kegiatan Pra, Proses, dan Pasca EGRA: (1) Pemilihan sampling siswa kelas 3, sejumlah 24 siswa, (2) Sambil menunggu giliran EGRA, siswa membaca buku bacaan yang menarik. Kegiatan ini untuk membuat mereka tidak terlalu tegang, (3) Siswa mengikuti proses EGRA yang memerlukan waktu sekitar 12 menit untuk 5 sub tugas, (4) Pasca EGRA, siswa ditempatkan di kelas khusus yang diisi dengan kegiatan kreatif seperti menggambar atau mengikuti permainan yang melatih ketelitian dan kreativitas. Kegiatan ini dilakukan sampai proses EGRA selesai.Setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan, sekolah mitra USAID PRIORITAS telah menunjukkan perubahan

yang positif. Foto paling atas kondisi suasana pembelajaran tampak konvensional. Foto di bawahnya memperlihatkan suasana pembelajaran yang saat ini terjadi di SMPN 3 Panarukan, Jawa Timur dan SDN Rajamandala, Jawa Barat. Siswa difasilitasi untuk bekerja secara kooperatif, kelas dipenuhi karya siswa, dan tersedia sudut baca di kelas.

PENDAMPINGAN pembelajaran dan manajemen sekolah yang difasilitasi oleh para fasilitator daerah (Fasda) sangat efektif dalam membantu sekolah menerapkan rencana tindak lanjut pelatihan. Fasda berperan menjadi mitra guru dalam menerapkan pembelajaran aktif. Mulai tahap persiapan, pelaksanaan, dan pasca pembelajaran, Fasda dan guru bekerjasama untuk keberhasilan bersama. Kini, para guru di sekolah mitra mulai membudayakan pembelajaran aktif di sekolahnya. Mereka berperan sebagai fasilitator, lingkungan dijadikan sumber belajar, dan hasil karya siswa dipajang di kelas.

Bambang Sugianto, fasilitator MBS dari unsur pengawas yang mendampingi para guru melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG) di SDN Ciruas 2 Serang, Banten, merasa puas dengan perkembangan yang terjadi. Menurutnya, setelah para guru mengikuti pelatihan PAKEM dan kepala sekolah mengikuti pelatihan MBS, KKG telah berfungsi mendukung peningkatan mutu pembelajaran. Mereka membuat kegiatan rutin KKG sekolah yang diisi berbagai kegiatan untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan PembelajaranPendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah,

membuat kepala sekolah, guru, dan komite sekolah termotivasi untuk bekerja sama menyusun rencana kerja sekolah (RKS). Dalam lima kali pendampingan, sekolah ini dapat menyelesaikan RKS,

RKT maupun RKAS. Peran serta masyarakat juga sudah berjalan baik. Mereka aktif memfasilitasi sekolah bekerjasama dengan berbagai pihak.

Di Sulawesi Selatan, Kepala SDN 21 Sanggalea, Maros, Kaharuddin, S.Pd pasca pendampingan berkomitmen mengalokasikan dana BOS untuk mendukung penerapan PAKEM di semua kelas. ”Kami mengalokasikan dana BOS sebesar 250 ribu per kelas untuk pembelian ATK dalam pembelajaran aktif,” ujarnya. (Rep/Anw)

Pendampingan persiapan pembelajaran IPS oleh Fasda Drs. Agung Tri Nugroho, MM di SMPN 2 Tanon, Jawa Tengah, yang diikuti beberapa guru IPS di sekolah tersebut.

Dr. Mark Heyward saat mendampingi kegiatan konsultasi publik di Wajo yang dihadiri Bupati, DPRD, Dinas Pendidikan, Bappeda, BKD, Dewan Pendidikan, PGRI, dan perwakilan sekolah.

2 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 3

1 2 3 4

Page 3: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

Pendampingan Sekolah:

Guru Lakukan Perubahan, Kepala Sekolah Mendukung Penuh

Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (62-21) 722 7978. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui Naskah email [email protected] dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 350--550. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students

Peta Kebijakan Penataan Guru Siap DiimplementasikanPROGRAM penataan dan

pemerataan guru (PPG) di 24 daerah mitra kohor 1 memasuki tahap persiapan mengimplementasikan kebijakan menata pemerataan guru. Berbagai kebijakan strategis berhasil dirumuskan setelah melalui beberapa tahapan kegiatan, mulai dari sosialisasi, pendampingan pengumpulan data, lokakarya analisis data, dan hasilnya dibawa ke lokakarya analisis kebijakan.

Uji publik dilakukan terhadap kebijakan yang direkomendasikan dengan mengundang pemangku kepentingan pendidikan di daerah, terutama untuk mendapatkan masukan dan menguatkan kebijakan tersebut. Kebijakan itu diantaranya, (1) redistribusi guru

berdasarkan data riil kebutuhan guru di sekolah, (2) penggabungan sekolah yang berdekatan dengan jumlah siswa di bawah standar pelayanan minimal, (3) penerapan kelas rangkap, (4) guru mata pelajaran mengajar di beberapa sekolah, dan kebijakan lainnya yang relevan dengan penataan guru.

Untuk memayungi kebijakan tersebut daerah akan didampingi dalam menyusun implementasi kebijakan penataan guru. Pendampingan diarahkan pada dua aspek, yaitu penguatan regulasi (peraturan/SK bupati, SK kepala dinas) dan implementasi pada sasaran langsung (penataan guru dan

penataan sekolah) pada tingkat kecamatan dan kabupaten/kota. (Anw)

EGRA Kohor 2 Libatkan 3.574 Siswa

ASESMEN kemampuan membaca kelas awal (EGRA-Early Grade Reading Assessment) untuk 20 daerah mitra kohor 2 dilaksanakan serentak pada bulan November 2013 di tujuh provinsi mitra. Asesmen tersebut dilakukan pada 3.574 siswa kelas 3 dari total populasi 7.436

siswa. Para asesor yang

dilibatkan adalah para guru dan dosen LPTK mitra USAID PRIORITAS yang telah terlibat dalam EGRA kohor 1. Sebelumnya para asesor tersebut dilatih kembali dalam menggunakan Tangerine yaitu perangkat lunak instrumen EGRA yang dipasang pada tablet

smart phone.Dalam proses EGRA, ada lima

penugasan untuk mengukur kemampuan membaca siswa kelas awal, yaitu (1) membaca huruf, (2) membaca kata bermakna, (3) membaca kata tidak

bermakna, (4) kelancaran membaca kalimat, dan membaca pemahaman berdasarkan teks yang dibacakan, serta (5) menyimak.

Acuan ProgramSaat ini tim EGRA tengah

menganalisis hasilnya. Hasil EGRA tersebut akan menjadi acuan USAID PRIORITAS dalam mengembangkan program yang membantu siswa meningkatkan kemampuan membaca.

”EGRA dapat memberikan gambaran yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa,” kata Handoko Widagdo Spesialis Pengembangan Sekolah USAID PRIORITAS yang menjadi koordinator pelaksanaan EGRA kohor 2. (Anw)

Rasdiana, S.Pd tengah mengases kemampuan membaca murid kelas III SDN 12 Parepare, Sulawesi Selatan.

PRIORITAS - NasionalPRIORITAS - Nasional

ALPEKA Dapat Diunduh melalui Situs BOS KemdikbudAPLIKASI pengelolaan dan

pelaporan keuangan sekolah (ALPEKA) dan panduan penggunaannya, yang dikembangkan Kemdikbud dan USAID PRIORITAS, sudah dapat diunduh melalui situs www.bos.kemdikbud.go.id. ALPEKA dikembangkan untuk mempermudah pihak sekolah dan masyarakat dalam melakukan pengadministrasian, pelaporan, dan peningkatan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana BOS.

“ALPEKA dapat mengadministrasikan dan melaporkan dana sekolah yang bersumber dari BOS dan semua pusat sumber keuangan sekolah,” demikian kata Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Kemdikbud, Didik Suhardi, PhD. “Artinya, semua sumber keuangan sekolah diadministrasikan dan dilaporkan secara terpadu. Dengan demikian, tranparansi meningkat karena kasus-kasus dobel bayar bisa dihindari,” imbuhnya.

”Kemdikbud dan USAID mengembangkan perangkat lunak ini untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas

dalam pengelolaan keuangan sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di kelas,” kata Direktur Program Pendidikan USAID Indonesia, Margaret Sancho.

Selama ini, banyak sekolah yang harus menyisihkan anggaran dana BOS untuk membeli perangkat lunak pembuatan pelaporan BOS dan pelatihannya seharga Rp 500 ribu - Rp 2 juta. Namun saat ini, ALPEKA dan panduan penggunaannya dapat diunduh secara gratis melalui situs bos.kemdikbud.go.id. Dengan begitu sekolah tidak perlu lagi membeli atau menghadirkan tenaga ahli untuk memanfaatkan perangkat lunak ini dan dana BOS dapat dimaksimalkan untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Perangkat lunak berbasis Microsoft Excel ini sangat informatif, mudah dijalankan, praktis, dan bermanfaat sehingga sekolah dapat mengelola dan melaporkan BOS dengan mudah. Untuk menjalankannya cukup membaca panduannya. ALPEKA dapat menghasilkan tabel BOS K-7A untuk dimasukkan ke dalam laporan penggunaan dana BOS online yang sudah disediakan melalui situs BOS Kemdikbud. (Hw/Anw)

Kegiatan Pra, Proses, dan Pasca EGRA: (1) Pemilihan sampling siswa kelas 3, sejumlah 24 siswa, (2) Sambil menunggu giliran EGRA, siswa membaca buku bacaan yang menarik. Kegiatan ini untuk membuat mereka tidak terlalu tegang, (3) Siswa mengikuti proses EGRA yang memerlukan waktu sekitar 12 menit untuk 5 sub tugas, (4) Pasca EGRA, siswa ditempatkan di kelas khusus yang diisi dengan kegiatan kreatif seperti menggambar atau mengikuti permainan yang melatih ketelitian dan kreativitas. Kegiatan ini dilakukan sampai proses EGRA selesai.Setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan, sekolah mitra USAID PRIORITAS telah menunjukkan perubahan

yang positif. Foto paling atas kondisi suasana pembelajaran tampak konvensional. Foto di bawahnya memperlihatkan suasana pembelajaran yang saat ini terjadi di SMPN 3 Panarukan, Jawa Timur dan SDN Rajamandala, Jawa Barat. Siswa difasilitasi untuk bekerja secara kooperatif, kelas dipenuhi karya siswa, dan tersedia sudut baca di kelas.

PENDAMPINGAN pembelajaran dan manajemen sekolah yang difasilitasi oleh para fasilitator daerah (Fasda) sangat efektif dalam membantu sekolah menerapkan rencana tindak lanjut pelatihan. Fasda berperan menjadi mitra guru dalam menerapkan pembelajaran aktif. Mulai tahap persiapan, pelaksanaan, dan pasca pembelajaran, Fasda dan guru bekerjasama untuk keberhasilan bersama. Kini, para guru di sekolah mitra mulai membudayakan pembelajaran aktif di sekolahnya. Mereka berperan sebagai fasilitator, lingkungan dijadikan sumber belajar, dan hasil karya siswa dipajang di kelas.

Bambang Sugianto, fasilitator MBS dari unsur pengawas yang mendampingi para guru melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG) di SDN Ciruas 2 Serang, Banten, merasa puas dengan perkembangan yang terjadi. Menurutnya, setelah para guru mengikuti pelatihan PAKEM dan kepala sekolah mengikuti pelatihan MBS, KKG telah berfungsi mendukung peningkatan mutu pembelajaran. Mereka membuat kegiatan rutin KKG sekolah yang diisi berbagai kegiatan untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan PembelajaranPendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah,

membuat kepala sekolah, guru, dan komite sekolah termotivasi untuk bekerja sama menyusun rencana kerja sekolah (RKS). Dalam lima kali pendampingan, sekolah ini dapat menyelesaikan RKS,

RKT maupun RKAS. Peran serta masyarakat juga sudah berjalan baik. Mereka aktif memfasilitasi sekolah bekerjasama dengan berbagai pihak.

Di Sulawesi Selatan, Kepala SDN 21 Sanggalea, Maros, Kaharuddin, S.Pd pasca pendampingan berkomitmen mengalokasikan dana BOS untuk mendukung penerapan PAKEM di semua kelas. ”Kami mengalokasikan dana BOS sebesar 250 ribu per kelas untuk pembelian ATK dalam pembelajaran aktif,” ujarnya. (Rep/Anw)

Pendampingan persiapan pembelajaran IPS oleh Fasda Drs. Agung Tri Nugroho, MM di SMPN 2 Tanon, Jawa Tengah, yang diikuti beberapa guru IPS di sekolah tersebut.

Dr. Mark Heyward saat mendampingi kegiatan konsultasi publik di Wajo yang dihadiri Bupati, DPRD, Dinas Pendidikan, Bappeda, BKD, Dewan Pendidikan, PGRI, dan perwakilan sekolah.

2 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 3

1 2 3 4

Page 4: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan
Page 5: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

PRIORITAS - Nasional PRIORITAS - Nasional

7.502 Lembaga Diseminasi Program Pendidikan USAID

Ada kesan umum ketika sebuah proyek selesai, semua pembaharuan yang diperkenalkan juga selesai dan

berhenti. Keadaan kembali seperti dulu lagi. Untuk mengatasi hal itu,

USAID PRIORITAS merancang strategi keberlanjutan dari kegiatan

proyek pendidikan yang didanai USAID pada tahun 2005 - 2011, yakni DBE (Decentralized Basic Education) Kegiatan ini disebut

Program Diseminasi.

PROGRAM DBE dilaksanakan di tujuh provinsi yang sama dengan wilayah kerja USAID PRIORITAS – tetapi berbeda kabupaten/kota. Sasaran program diseminasi adalah lembaga pendidikan yang belum mendapatkan pelatihan dan pendampingan program DBE.

Strategi diseminasi yang dilakukan adalah USAID PRIORITAS menawarkan bantuan kepada pemerintah (dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota) untuk meneruskan program-program DBE. Yang ditawarkan adalah modul pelatihan yang dikembangkan DBE dan bantuan pembiayaan tenaga fasilitator. Sedangkan biaya pelatihan untuk peserta (seperti penginapan, perjalanan) ditanggung oleh pemerintah/sekolah.

Tawaran ini mulai disampaikan pada awal 2013 dan mendapat sambutan baik

di hampir semua kabupaten yang pernah mendapat pelatihan yang dilaksanakan oleh DBE1, DBE2 dan DBE3. Kegiatan diseminasi dimulai bulan April 2013 dan sampai dengan Desember 2013, 45 kabupaten/kota telah melakukan kegiatan diseminasi. Paket pelatihan cukup

beragam tetapi sebagian besar berisi pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Pembelajaran Aktif tingkat SD/MI dan Pembelajaran Kontekstual tingkat SMP/MTs.

Jumlah Peserta dan LembagaSampai dengan Desember 2013,

sebanyak 19,436 peserta yang sebagian besar guru telah mengikuti pelatihan program diseminasi ini di tujuh propinsi. Peserta tersebut berasal dari 7,502 lembaga, yang sebagian besar adalah SD/MI dan SMP/MTs.

Dengan demikian, satu lembaga rata-rata mengirim 2.6 peserta. Diharapkan pada masa yang akan datang, jumlah peserta per lembaga (terutama di sekolah) meningkat karena semakin besar proporsi guru di setiap sekolah yang mendapat pelatihan, semakin besar pula harapan bahwa upaya peningkatan mutu di sekolah tersebut akan terus berlanjut.

(Phg)

Ĭ ÞÖ NÑǾ GMŌM Ĩ ÑŌŘÑÕÑŌŊŊMǾMMŌ GÒŒÑÖ ÒŌMŒÒ ĂĪ ÞŐÒMOÅ

Ĩ ǾŎQÒŌŒÒ Ė Ĩ ĘGCĘÎ Ĭ Į Ĭ Ė HG

ĖŃÑO ÇĆÇBĈĎČB500 ĈĈĐBEEÐB126

Ĭ ÞÖ MPÑǾM Į PMǾM ČBĆĎĎBĆĆĆB000 ĈEĊBÇÐDB000

ĘMŌPÑŌ EEÇBDĎĎB875 ĈČČBĊĆĊB350

ĤMR M ĘMǾMP 631.033.772 ĈĈĆBČEĐB611

ĤMR M İ ÑŌŊMO 955.507.270 261.770.520

ĤMR M İ ÒÖ ÞǾ ČBĈÇĐBĆČDB100 ĈDDBĈDDB000

Ĭ ÞÕMR ÑŒÒ Ĭ ÑÕMPMŌ ĊČÐBDEÐB750 109.031000

İ ŎPMÕ ĐBDČĎBÐEÇB267 ĈBĆĐĆBĆÇĆ607

PROGRAM diseminasi ini mendapatkan dukungan dana lebih dari tujuh setengah milyar rupiah yang berasal dari pemerintah daerah, dana BOS, dan ada juga dana dari pihak swasta.

Sedangkan bantuan USAID mencapai satu milyar rupiah. Artinya kontribusi pemerintah daerah/sekolah tujuh kali lebih besar dari sumbangan USAID. Ini merupakan pertanda baik untuk keberlanjutan program.

Program diseminasi ini masih akan mendapat dukungan dana USAID selama tahun 2014.

Diharapkan untuk selanjutnya program DBE tersebut dilanjutkan dengan dukungan dana penuh dari pemerintah Indonesia.

Diseminasi Program USAID PRIORITAS

Selain diseminasi program DBE, USAID PRIORITAS juga membantu daerah mitra untuk mendiseminasikan

program pelatihan dari modul yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Terutama untuk sekolah-sekolah di daerah mitra yang selama ini belum mendapatkan pelatihan.

Seperti yang dilakukan Pemerintah Daerah Deli Serdang, Sumatra Utara. Mereka menyiapkan dana diseminasi untuk sekolah-sekolah yang belum mendapatkan pelatihan dari USAID PRIORITAS.

”Kami berharap semua sekolah di Kabupaten Deli Serdang akan mendapatkan manfaat dari program USAID PRIORITAS,” kata Hj. Sa’adah Lubis, S.Pd., M.AP Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Deli Serdang.

(Phg/Anw)

Libatkan Dana Pemerintah Rp. 7,5 Milyar

Sekolah yang melakukan diseminasi, mulai membudayakan penerapan pembelajaran aktif dan manajemen sekolah yang efektif.

GMŅPMǾ Peserta Pelatihan Diseminasi dan Lembaga Asal Peserta

Ĩ ǾŎQinsi Ĩ ÑŒÑǾPM I ÑÖNMŊM

ĖŃÑO 1,017 281

Sumatera Utara 2,739 1,363

Banten 2,611 793

Jawa Barat 1,908 755

Jawa Tengah 4,464 1,501

Jawa Timur 5,288 1,933

Sulawesi Selatan 1,409 876

Total 19,436 7,502

4 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 5

Oktober-Desember 2013, USAID PRIORITAS kedatangan tamu

penting yang mengunjungi sekolah dan LPTK mitra di Jawa Barat dan Sumatera Utara. Mereka menjadi

sangat terkesan setelah melihat proses pembelajaran di kelas.

”Masa Depan Anak Indonesia Berada di Tangan yang Tepat”

Wakil Presiden International Development Group RTI International, Aaron Williams, mengunjungi SDN Kebon Pedes 5 Bogor dan SMPN 8 Bogor, Jawa Barat (12/10):

”Melihat proses pembelajaran di kedua sekolah ini, masa depan anak-anak

Indonesia berada di tangan yang tepat.”

Wakil Presiden International Development Division, Education Development Center,

Larry Lai melihat dari dekat proses pembelajaran di SDN Utama Mandiri, Cimahi dan Jurusan PGSD Universitas

Pendidikan Indonesia (11/11).

”Kemitraan ini menjadi media yang strategis untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia.”

Larry Dolan (Deputi Direktur Pendidikan USAID Indonesia)

Melinda Taylor (Wakil Presiden Bidang Pendidikan Internasional, RTI International,

Jerry Strudwick (Spesialis Pendidikan, AusAID Indonesia), Julia Wheeler (Senior

Manajer Program, Bidang Pendidikan Dasar, AusAID Jakarta), dan Stuart Weston

(Direktur Program USAID PRIORITAS) mengunjungi sekolah dan LPTK mitra di

Binjai dan Medan, Sumatra Utara (13/11). Jerry Strudwick mengamati pembelajaran di SDN 060843 Medan Barat.

Pejabat dari USAID, AusAID, RTI, dan USAID PRIORITAS berdiskusi dengan Rektor UnimedProf Dr Ibnu Hajar Damanik MS.

Mengunjungi program membaca di perpustakaanSDN Utama Mandiri.

Belajar membatik dari siswa.Belajar membatik dari siswa.

Melihat proses perkuliahan aktif Matematika PGSD UPI yang tengah belajar menemukan konsep luas prisma dan mengkaji miskonsepsi buku pembelajaran Matematika SMP.

Ikut mengamati spesimen bawang dalam pembelajaran IPA di SMPN 8 Bogor.

Berfoto bersama siswa yang baru selesai belajar bahasa Inggris tentang anggota tubuh.

Duduk berkelompok dengan siswa kelas Vyang tengah belajar Matematika.

PERMASALAHAN gender dalam pendidikan penting untuk dituntaskan. Pemahaman gender yang baik dapat membantu warga sekolah berperan lebih baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal itu dapat dimulai dari menciptakan pembelajaran yang mendukung perlakuan partisipasi yang sama antara siswa laki-laki dan perempuan.

Gender juga bisa menjadi masalah jika terdapat sikap yang diskriminatif yang menunjukkan perlakuan berbeda antara laki-laki dan perempuan. Hasil studi USAID PRIORITAS (2012) di tujuh provinsi mitra menunjukkan banyak guru, kepala sekolah, dan pejabat di dinas pendidikan yang belum ”pas” memahami gender dalam pendidikan. Penerapan gender masih dipahami hanya dengan memisahkan tempat duduk antara siswa laki-laki dan perempuan. Selain itu, belum semua dinas kabupaten/kota menerapkan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender dan menggunakan data terpilah berdasarkan jenis kelamin untuk mengidentifikasi isu terkait gender.

Untuk itu USAID PRIORITAS menginte- grasikan program pendidikan gender dan pendidikan inklusi khususnya pada aspek memperhatikan perbedaan individual dalam pembelajaran. Program ini merupakan isu lintas sektoral yang dikembangkan melalui pelatihan dan pendampingan di sekolah mitra. (Wa/Anw)

Pentingnya Pendidikan Gender dan Inklusi

Kesetaraan gender dan memperhatikan perbedaan individu dalam pembelajaran menjadi bagian dari indikator pembelajaran yang berkualitas.

Page 6: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

6 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013

Dua Wabup Mendukung Pelatihan Sekolah

Bener Meriah. Peserta pelatihan PAKEM dan CTL di SMAN 1 Bukit Bener Meriah, Aceh (26/9) mendapat kejutan dengan kehadiran Bupati Bener

Meriah Bapak Ruslan Abdul Gani. Kunjungan tersebut membuat peserta pelatihan yang berasal dari unsur kepala sekolah dan guru termotivasi dan merasa

mendapat perhatian dari pejabat nomor satu di Bener Meriah. “Kami senang dikunjungi oleh pak bupati. Ini menandakan besarnya perhatian beliau terhadap peningkatan mutu guru,” ungkap Firdaus, S.Pd.I guru SDN Cekal.

Senada dengan Firdaus, Dra. Nulfawela Gundala menganggap penting kunjungan tersebut. “Kunjungan bupati ini sangat penting. Beliau jadi dapat mengetahui apa yang dihadapi sekolah saat ini. Kami juga berharap semua sekolah di Bener Meriah dapat dilatih seperti ini,” jelas Kepala MIN Kota Makmur.

Dalam kunjungan yang didampingi oleh Kepala Disdikpora, Bupati melihat langsung kegiatan pelatihan. Bupati juga

sempat berdiskusi dengan beberapa kelompok pelatihan dan menyaksikan bahan hasil karya peserta dan siswa yang ditempelkan di ruang pelatihan. Beliau berharap metode tersebut dapat diimplementasikan di sekolah, “Metode ini dapat melatih dan mengembangkan pengetahuan anak, terutama dalam memanfaatkan otak kanan dan kiri, sehingga anak akan lebih kreatif dan cerdas,” ungkap bupati.

Bupati juga mendukung secara penuh pelatihan yang difasilitasi oleh USAID PRIORITAS tersebut, “Pelatihan pembelajaran ini sangat penting untuk mengantisipasi perubahan paradigma dan kurikulum lebih dini,” jelas bupati. (Tmk)

Bupati sedang berdiskusi dengan salah seorang peserta Pelatihan PAKEM

PRIORITAS - Provinsi Aceh

Bupati Bener Meriah: Pelatihan Penting untuk Perubahan

DUA wakil bupati (Wabup) secara terpisah memberi perhatian khusus pada pelatihan sekolah dengan membuka acara Pelatihan Tingkat Sekolah di Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Jaya. Di Bener Meriah (18/9) Wabup Drs. Rusli M. Saleh yang didampingi oleh Kadisdikpora dan Kemenag, menegaskan pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kapasitas guru sebagai seorang pengajar. “Guru tidak akan berhenti untuk belajar hingga akhir hayatnya. Berhasil tidaknya seorang guru dalam mengajar, sangat ditentukan pada ilmu yang dimilikinya,” tegas Rusli M. Saleh.

Di Aceh Jaya (8/10) Wakil

Bupati, Tgk Maulidi didampingi oleh Disdikpora dan Kemenag menegaskan pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai seorang pendidik.

Secara khusus, Wabup mengingatkan bahwa generasi mendatang di Aceh Jaya berada di tangan para guru. “Masa depan anak-anak Aceh Jaya berada di tangan bapak dan ibu guru. Jadi implementasikan hasil pelatihan ini dengan sungguh-sungguh, tulus dan ikhlas dalam mengajar sehingga masa depan siswa lebih cerdas, unggul dan mampu bersaing,” ujar Wabup memberi motivasi.

(Tmk)

PRIORITAS - Provinsi Sumatra Utara

Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 7

Kiri-Kanan: Siswi SDN 104242 meminta Konsul AS untuk Pulau Sumatra Kathryn A. Crockart dan Kadisdikspora Deli Serdang Dra. Hj. Sa'adah Lubis, MAP mencoba alat peraga murah (APM) yang dikembangkan guru untuk mempelajari sistem pernafasan. Seorang guru menjelaskan kepada Konsul AS dan Kadisdikspora Deli Serdang tentang APM untuk pembelajaran IPA.

Wakil Bupati Aceh Jaya membuka Peserta Pelatihan Tingkat Sekolah di Aceh Jaya.

Konsul AS: Deli Serdang Contoh yang Baik

Medan. Konsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatra, Kathryn A. Crockart memuji komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar. Kathryn mengatakan kebijakan Pemkab Deli Serdang harus dicontoh banyak daerah lain di Indonesia. ”Tahun 2013 Pemkab Deli Serdang mengalokasikan dana diseminasi dari APBD sebenar Rp. 2,9 milyar untuk melatih 1.190 tenaga pendidik dengan memanfaatkan modul

USAID, AusAID dan RTI International Terkesan dengan Perkembangan Program di Sumut

Deli Serdang. Rombongan kerja United States Agency for International Development (USAID), Australian Agency for International Development (AusAID) dan RTI International terkesan dengan perkembangan Program USAID PRIORITAS di Sumatera Utara. Kesan itu disampaikan di

kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara beberapa waktu lalu. ”Kami sangat terkesan dengan perkembangan pendidikan yang terjadi di sini. Kami beruntung berkesempatan mengunjungi sekolah, berdiskusi dengan guru, pengawas, komite sekolah, kepala sekolah dan siswa,” terang Wakil Direktur Kantor Pendidikan USAID Indonesia Lawrence W. Dolan, Ph.D.

Kunjungan kerja kali ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mendukung keberhasilan Program USAID PRIORITAS. Tim berkunjung ke Kota Binjai, Kota Medan, LPTK (Universitas Negeri Medan dan IAIN Sumatera Utara) dan bertemu pemangku kepentingan pendidikan di tingkat provinsi. Di Kota Binjai, tim mengunjungi MIN Binjai, SDN 02385 Binjai dan MTs N Binjai. Tim juga bertemu dan berdiskusi dengan Wakil Walikota Binjai, DPRD dan Dinas Pendidikan. Sedangkan di Kota Medan, tim mengunjungi sekolah dan madrasah yang mengimplementasikan program USAID PRIORITAS.

“Kami sangat berterima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan sektor pendidikan di Provinsi Sumatera Utara yang telah menunjukkan komitmen yang luar biasa untuk mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan,” tutur Lawrence lebih lanjut. (Eh)

Wakil Walikota Binjai Timbas Tarigan, SH memberikan cenderamata berupa ulos kepada Tim USAID, AusAID, RTI International dan USAID PRIORITAS.

PRIORITAS - Provinsi Aceh

pelatihan dan tenaga fasilitator USAID PRIORITAS.” Jumlah ini adalah angka terbesar dari seluruh kabupaten mitra USAID PRIORITAS di Indonesia,”tukas Kathryn dalam Lokakarya Keberhasilan Program Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar Kerjasama USAID PRIORITAS dan Pemkab Deli Serdang di Garuda Plaza Hotel, Medan (18/12).

Pemkab Deli Serdang pada tahun 2013, melakukan kegiatan diseminasi yang dibagi menjadi 12 kegiatan. Diseminasi dimulai

dengan pelatihan-pelatihan bagi guru, kepala sekolah, pengawas dan komite sekolah. Setelah itu dilanjutkan dengan pendampingan dan ditutup dengan lokakarya keberhasilan. Hasil penerapan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan), CTL (Contextual Teaching and Learning) dan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang kemudian dipamerkan pada acara lokakarya tersebut. “Deli Serdang adalah contoh yang baik bagi Indonesia dalam komitmen peningkatan mutu pendidikan,” ujar Kathryn.

Kathryn juga mengagumi lokakarya keberhasilan pembelajaran dari sejumlah sekolah di Deli Serdang yang dipamerkan. Tak pelak, dalam sambutannya Kathryn berujar, “Jika hari ini siswa-siswa Deli Serdang belajar tentang pernafasan, 10 tahun ke depan mereka akan belajar tentang soal genetik, kanker dan hal-hal luar biasa. Jika hari ini siswa-siswa akan belajar berhitung, belajar menggunakan bahasa Inggris, ke depan mereka akan menjadi profesor, bahkan menjadi orang-orang hebat,” puji Kathryn.

(Eh)

Medan. Pemangku kepentingan sektor pendidikan di Provinsi Sumatera Utara sepakat membentuk forum koordinasi bernama Provincial Education Stakeholders Meeting (PESM) di Hotel Grand Kanaya, Medan (23/12). Forum PESM bertujuan meningkatkan koordinasi program untuk meningkatkan mutu pendidikan. Forum akan menggelar pertemuan setiap enam bulan.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Drs. Mohammad Zein Siregar, MSi menyambut positif kehadiran PESM. “Pada 2014 program kerja Dinas Pendidikan Provsu akan lebih fokus meningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. Karena itu forum ini diharapkan dapat memberikan masukan dan membantu program tersebut,” terangnya.

Harapan yang sama disampaikan Kasi Kesiswaan Kanwil Kemenag Provsu Dr. Azizah Nasution, M.Pd, M.Hum. Azizah Nasution mengatakan Kanwil Kemenag Provsu siap mendukung PESM. ”Melalui pertemuan rutin seperti ini, kita akan lebih mudah untuk berkoordinasi,” tukasnya.

PESM dibentuk bersama oleh Dinas Pendidikan Provsu, Bappeda Provsu, BKD Provsu, Dewan Pendidikan Provsu, LPMP Provsu, Kanwil Kemenag Provsu, Universitas Negeri Medan, IAIN Sumatera Utara dan USAID PRIORITAS.

(Eh)

Forum Pemangku Kepentingan Pendidikan

Terbentuk di Sumut

SDN 3 Calang Aceh Jaya menerapkan program peningkatan kemampuan membaca setiap hari Sabtu yang dilaksanakan setiap pagi hari sebelum jam pelajaran dimulai. Program tersebut untuk membantu siswa kelas awal yang masih belum lancar membaca dan meningkatkan minat baca siswa kelas atas. “Bila ada siswa yang belum lancar membaca maka guru akan memberikan pendampingan khusus kepada siswa tersebut,” terang Abu Royan Kepala SDN 3 Calang Aceh Jaya.

Untuk prosesnya, lanjut pak Royan, pertama siswa diperkenankan memilih buku yang ingin dibacanya. Sekitar 15-20 menit siswa membaca buku tersebut. Siswa kelas atas, secara bergantian menceritakan hasil bacaan mereka dengan mengunakan bahasa mereka

sendiri. Khusus kelas awal para siswa membaca buku bergambar yang telah disediakan. Mereka juga dilatih untuk berani tampil menceritakan hasil bacaannya. Kegiatan Sabtu ini juga menjadi ajang unjuk kebolehan para siswa untuk membiasakan berani tampil.

“Saya senang dengan program membaca setiap Sabtu karena banyak buku menarik,” kata Hilda Aprilia salah satu siswa usai menikmati kegiatan membaca pada hari Sabtu.

“Kami ingin meningkatkan budaya baca setiap Sabtu sehingga semua anak menjadi percaya diri, apalagi setiap kelompok dibimbing oleh wali kelasnya. Hal positif lainnya, jika ada perlombaan membuat sinopsis mereka sudah terbiasa dan berani tampil,” jelas Asmini S.Pd.SD salah satu guru. (Tmk)

Sabtu Membaca di SDN 3 Calang Aceh Jaya

Halaman kelas dimanfaatkan sekolah untuk program membaca.

Page 7: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

6 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013

Dua Wabup Mendukung Pelatihan Sekolah

Bener Meriah. Peserta pelatihan PAKEM dan CTL di SMAN 1 Bukit Bener Meriah, Aceh (26/9) mendapat kejutan dengan kehadiran Bupati Bener

Meriah Bapak Ruslan Abdul Gani. Kunjungan tersebut membuat peserta pelatihan yang berasal dari unsur kepala sekolah dan guru termotivasi dan merasa

mendapat perhatian dari pejabat nomor satu di Bener Meriah. “Kami senang dikunjungi oleh pak bupati. Ini menandakan besarnya perhatian beliau terhadap peningkatan mutu guru,” ungkap Firdaus, S.Pd.I guru SDN Cekal.

Senada dengan Firdaus, Dra. Nulfawela Gundala menganggap penting kunjungan tersebut. “Kunjungan bupati ini sangat penting. Beliau jadi dapat mengetahui apa yang dihadapi sekolah saat ini. Kami juga berharap semua sekolah di Bener Meriah dapat dilatih seperti ini,” jelas Kepala MIN Kota Makmur.

Dalam kunjungan yang didampingi oleh Kepala Disdikpora, Bupati melihat langsung kegiatan pelatihan. Bupati juga

sempat berdiskusi dengan beberapa kelompok pelatihan dan menyaksikan bahan hasil karya peserta dan siswa yang ditempelkan di ruang pelatihan. Beliau berharap metode tersebut dapat diimplementasikan di sekolah, “Metode ini dapat melatih dan mengembangkan pengetahuan anak, terutama dalam memanfaatkan otak kanan dan kiri, sehingga anak akan lebih kreatif dan cerdas,” ungkap bupati.

Bupati juga mendukung secara penuh pelatihan yang difasilitasi oleh USAID PRIORITAS tersebut, “Pelatihan pembelajaran ini sangat penting untuk mengantisipasi perubahan paradigma dan kurikulum lebih dini,” jelas bupati. (Tmk)

Bupati sedang berdiskusi dengan salah seorang peserta Pelatihan PAKEM

PRIORITAS - Provinsi Aceh

Bupati Bener Meriah: Pelatihan Penting untuk Perubahan

DUA wakil bupati (Wabup) secara terpisah memberi perhatian khusus pada pelatihan sekolah dengan membuka acara Pelatihan Tingkat Sekolah di Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Jaya. Di Bener Meriah (18/9) Wabup Drs. Rusli M. Saleh yang didampingi oleh Kadisdikpora dan Kemenag, menegaskan pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kapasitas guru sebagai seorang pengajar. “Guru tidak akan berhenti untuk belajar hingga akhir hayatnya. Berhasil tidaknya seorang guru dalam mengajar, sangat ditentukan pada ilmu yang dimilikinya,” tegas Rusli M. Saleh.

Di Aceh Jaya (8/10) Wakil

Bupati, Tgk Maulidi didampingi oleh Disdikpora dan Kemenag menegaskan pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai seorang pendidik.

Secara khusus, Wabup mengingatkan bahwa generasi mendatang di Aceh Jaya berada di tangan para guru. “Masa depan anak-anak Aceh Jaya berada di tangan bapak dan ibu guru. Jadi implementasikan hasil pelatihan ini dengan sungguh-sungguh, tulus dan ikhlas dalam mengajar sehingga masa depan siswa lebih cerdas, unggul dan mampu bersaing,” ujar Wabup memberi motivasi.

(Tmk)

PRIORITAS - Provinsi Sumatra Utara

Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 7

Kiri-Kanan: Siswi SDN 104242 meminta Konsul AS untuk Pulau Sumatra Kathryn A. Crockart dan Kadisdikspora Deli Serdang Dra. Hj. Sa'adah Lubis, MAP mencoba alat peraga murah (APM) yang dikembangkan guru untuk mempelajari sistem pernafasan. Seorang guru menjelaskan kepada Konsul AS dan Kadisdikspora Deli Serdang tentang APM untuk pembelajaran IPA.

Wakil Bupati Aceh Jaya membuka Peserta Pelatihan Tingkat Sekolah di Aceh Jaya.

Konsul AS: Deli Serdang Contoh yang Baik

Medan. Konsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatra, Kathryn A. Crockart memuji komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar. Kathryn mengatakan kebijakan Pemkab Deli Serdang harus dicontoh banyak daerah lain di Indonesia. ”Tahun 2013 Pemkab Deli Serdang mengalokasikan dana diseminasi dari APBD sebenar Rp. 2,9 milyar untuk melatih 1.190 tenaga pendidik dengan memanfaatkan modul

USAID, AusAID dan RTI International Terkesan dengan Perkembangan Program di Sumut

Deli Serdang. Rombongan kerja United States Agency for International Development (USAID), Australian Agency for International Development (AusAID) dan RTI International terkesan dengan perkembangan Program USAID PRIORITAS di Sumatera Utara. Kesan itu disampaikan di

kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara beberapa waktu lalu. ”Kami sangat terkesan dengan perkembangan pendidikan yang terjadi di sini. Kami beruntung berkesempatan mengunjungi sekolah, berdiskusi dengan guru, pengawas, komite sekolah, kepala sekolah dan siswa,” terang Wakil Direktur Kantor Pendidikan USAID Indonesia Lawrence W. Dolan, Ph.D.

Kunjungan kerja kali ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mendukung keberhasilan Program USAID PRIORITAS. Tim berkunjung ke Kota Binjai, Kota Medan, LPTK (Universitas Negeri Medan dan IAIN Sumatera Utara) dan bertemu pemangku kepentingan pendidikan di tingkat provinsi. Di Kota Binjai, tim mengunjungi MIN Binjai, SDN 02385 Binjai dan MTs N Binjai. Tim juga bertemu dan berdiskusi dengan Wakil Walikota Binjai, DPRD dan Dinas Pendidikan. Sedangkan di Kota Medan, tim mengunjungi sekolah dan madrasah yang mengimplementasikan program USAID PRIORITAS.

“Kami sangat berterima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan sektor pendidikan di Provinsi Sumatera Utara yang telah menunjukkan komitmen yang luar biasa untuk mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan,” tutur Lawrence lebih lanjut. (Eh)

Wakil Walikota Binjai Timbas Tarigan, SH memberikan cenderamata berupa ulos kepada Tim USAID, AusAID, RTI International dan USAID PRIORITAS.

PRIORITAS - Provinsi Aceh

pelatihan dan tenaga fasilitator USAID PRIORITAS.” Jumlah ini adalah angka terbesar dari seluruh kabupaten mitra USAID PRIORITAS di Indonesia,”tukas Kathryn dalam Lokakarya Keberhasilan Program Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar Kerjasama USAID PRIORITAS dan Pemkab Deli Serdang di Garuda Plaza Hotel, Medan (18/12).

Pemkab Deli Serdang pada tahun 2013, melakukan kegiatan diseminasi yang dibagi menjadi 12 kegiatan. Diseminasi dimulai

dengan pelatihan-pelatihan bagi guru, kepala sekolah, pengawas dan komite sekolah. Setelah itu dilanjutkan dengan pendampingan dan ditutup dengan lokakarya keberhasilan. Hasil penerapan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan), CTL (Contextual Teaching and Learning) dan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang kemudian dipamerkan pada acara lokakarya tersebut. “Deli Serdang adalah contoh yang baik bagi Indonesia dalam komitmen peningkatan mutu pendidikan,” ujar Kathryn.

Kathryn juga mengagumi lokakarya keberhasilan pembelajaran dari sejumlah sekolah di Deli Serdang yang dipamerkan. Tak pelak, dalam sambutannya Kathryn berujar, “Jika hari ini siswa-siswa Deli Serdang belajar tentang pernafasan, 10 tahun ke depan mereka akan belajar tentang soal genetik, kanker dan hal-hal luar biasa. Jika hari ini siswa-siswa akan belajar berhitung, belajar menggunakan bahasa Inggris, ke depan mereka akan menjadi profesor, bahkan menjadi orang-orang hebat,” puji Kathryn.

(Eh)

Medan. Pemangku kepentingan sektor pendidikan di Provinsi Sumatera Utara sepakat membentuk forum koordinasi bernama Provincial Education Stakeholders Meeting (PESM) di Hotel Grand Kanaya, Medan (23/12). Forum PESM bertujuan meningkatkan koordinasi program untuk meningkatkan mutu pendidikan. Forum akan menggelar pertemuan setiap enam bulan.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Drs. Mohammad Zein Siregar, MSi menyambut positif kehadiran PESM. “Pada 2014 program kerja Dinas Pendidikan Provsu akan lebih fokus meningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. Karena itu forum ini diharapkan dapat memberikan masukan dan membantu program tersebut,” terangnya.

Harapan yang sama disampaikan Kasi Kesiswaan Kanwil Kemenag Provsu Dr. Azizah Nasution, M.Pd, M.Hum. Azizah Nasution mengatakan Kanwil Kemenag Provsu siap mendukung PESM. ”Melalui pertemuan rutin seperti ini, kita akan lebih mudah untuk berkoordinasi,” tukasnya.

PESM dibentuk bersama oleh Dinas Pendidikan Provsu, Bappeda Provsu, BKD Provsu, Dewan Pendidikan Provsu, LPMP Provsu, Kanwil Kemenag Provsu, Universitas Negeri Medan, IAIN Sumatera Utara dan USAID PRIORITAS.

(Eh)

Forum Pemangku Kepentingan Pendidikan

Terbentuk di Sumut

SDN 3 Calang Aceh Jaya menerapkan program peningkatan kemampuan membaca setiap hari Sabtu yang dilaksanakan setiap pagi hari sebelum jam pelajaran dimulai. Program tersebut untuk membantu siswa kelas awal yang masih belum lancar membaca dan meningkatkan minat baca siswa kelas atas. “Bila ada siswa yang belum lancar membaca maka guru akan memberikan pendampingan khusus kepada siswa tersebut,” terang Abu Royan Kepala SDN 3 Calang Aceh Jaya.

Untuk prosesnya, lanjut pak Royan, pertama siswa diperkenankan memilih buku yang ingin dibacanya. Sekitar 15-20 menit siswa membaca buku tersebut. Siswa kelas atas, secara bergantian menceritakan hasil bacaan mereka dengan mengunakan bahasa mereka

sendiri. Khusus kelas awal para siswa membaca buku bergambar yang telah disediakan. Mereka juga dilatih untuk berani tampil menceritakan hasil bacaannya. Kegiatan Sabtu ini juga menjadi ajang unjuk kebolehan para siswa untuk membiasakan berani tampil.

“Saya senang dengan program membaca setiap Sabtu karena banyak buku menarik,” kata Hilda Aprilia salah satu siswa usai menikmati kegiatan membaca pada hari Sabtu.

“Kami ingin meningkatkan budaya baca setiap Sabtu sehingga semua anak menjadi percaya diri, apalagi setiap kelompok dibimbing oleh wali kelasnya. Hal positif lainnya, jika ada perlombaan membuat sinopsis mereka sudah terbiasa dan berani tampil,” jelas Asmini S.Pd.SD salah satu guru. (Tmk)

Sabtu Membaca di SDN 3 Calang Aceh Jaya

Halaman kelas dimanfaatkan sekolah untuk program membaca.

Page 8: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

PRIORITAS - Provinsi Banten

8 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013

Bupati Serang, Ahmad Taufik Nuriman menegaskan perlunya peningkatan kualitas guru terutama guru SD dan SMP di Kabupaten Serang jika kita ingin meningkatkan kualitas pendidikan dasar. “Kebanyakan guru berpikir bahwa mengajar adalah sekadar kewajiban. Yang penting ngajar. Dengan mindset seperti ini, hasilnya gak akan

banyak bagusnya,” ujar Bupati Taufik dalam pertemuan Konsultasi Publik Program Penataan dan Pemerataan Guru Kabupaten Serang beberapa waktu lalu.

Dari Data Pokok Pendidikan (dapodik) yang diolah bersama oleh Dinas Pendidikan Kabupaten dan USAID PRIORITAS, tampak bahwa dari seluruh SD di Kabupaten Serang yang berjumlah

659, banyak yang kekurangan guru, sementara ada juga yang kelebihan guru. SD yang jumlah gurunya sesuai jumlah rombelnya baru 78%, atau 511 SD. Sementara SD yang rasio jumlah gurunya ideal (1 guru untuk 32 murid) baru mencapai 220 SD atau 33%.

Data-data tersebut disampaikan oleh Plh. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, Asep Saepudin di depan Konsultasi Publik yang dihadiri unsur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten, Dewan Pendidikan, PGRI, Kemenag, DPRD, Bappeda, MKKS SMP, KKKS SD, Korwas SMP, LPTK, dan PMPTK Diknas Provinsi.

Asep Saepudin juga menjabarkan bahwa 81% atau Rp. 576 Milyar dari biaya belanja Dinas Pendidikan dihabiskan untuk kebutuhan gaji guru. Jumlah guru di Kabupaten Serang sendiri mencapai 6.300 orang yang bertugas di 659 SD. Ia juga menawarkan alternatif kebijakan untuk mengatasi masalah kekurangan guru adalah penguatan guru non-PNS.

Menanggapi pemaparan tersebut, Bupati Taufik mengatakan, “Kita perlu penataan yang lebih baik. Bagaimanapun hebatnya pendidikan, kalau pendidikan dasarnya sudah gak bagus, akan sulit maju. Sangat benar kita punya program ini untuk menata pendidikan dasar kita.”

(Nic)

PRIORITAS - Provinsi Jawa Barat

Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 9

Ciamis. Pelatihan MBS ini dapat mendorong kepala sekolah dan komite sekolah semakin inovatif dan solid. Mereka semakin cerdas menumbuhkan peranserta masyarakat, baik dalam bentuk dukungan terhadap sarana maupun proses pembelajaran yang berkualitas. Mereka juga merupakan tim yang solid dalam semangat kemitraan bahu-membahu memajukan sekolah.

Demikian dikatakan oleh H. Tatang, Kepala Dinas Pendidikan (Kadiknas) Kabupaten Ciamis, saat menyaksikan langsung proses pelatihan MBS yang difasilitasi USAID PRIORITAS. Didampingi Erna Irnawati, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jawa Barat, Kadiknas berbaur dengan peserta pelatihan, baik di ruang pelatihan kepala sekolah dan komite sekolah SD/MI maupun di SMP/MTs.

Beliau mengamati secara langsung setiap kelompok peserta yang sedang aktif melakukan kerja kelompok merumuskan strategi membangun peran serta masyarakat. "Saya salut dan bangga saat menyaksikan para kepala dan komite sekolah sedemikian aktif dan bekerja keras dalam pelatihan ini," ujar Tatang. "Ini sebuah harapan baru bagi manajemen sekolah yang lebih baik," tambahnya lagi. (Ds)

Kepala Dinas Pendidikan Ciamis:

MBS Majukan Sekolah

Bupati Gandeng USAID PRIORITAS Demi Kemajuan Masyarakat

Pak Tatang (Safari hitam) didampingi Erna Irnawati, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jabar, berbaur dengan peserta pelatihan MBS.

“Demi kemajuan masyarakat, saya siap bekerjasama dengan USAID PRIORITAS di daerah Tasikmalaya. Program ini penting untuk membuka peluang pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat. Kami berharap program ini berjalan seiring dengan program-program kami dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya mutu Sumber Daya Manusia,” kata

Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Tasikmalaya, seiring dengan pelaksanaan sosialisasi program USAID PRIORITAS di daerahnya (4/12).

Bupati menyatakan kegembiraannya bahwa USAID PRIORITAS dapat meringankan beban kerja pemerintah daerah dan memperkuat program-program daerah dalam peningkatan mutu pendidikan dasar di Tasikmalaya.

Menyiapkan SDM Pada tahap kedua program USAID PRIORITAS,

Kabupaten Tasikmalaya, bersama dengan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Kuningan, menyatakan komitmennya untuk bermitra dengan USAID PRIORITAS hingga tahun 2017.

Acep Purnama, Wakil Bupati Kuningan, dalam sambutannya meresmikan USAID PRIORITAS di Kabupaten Kuningan, Kamis (12/12) mengatakan, “Menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas tentu bukan perkara mudah. Perlu persiapan dan sistem yang baik. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah menyiapkan pendidikan dasar yang baik. Pendidikan dasar yang berkualitas tentu akan membawa dampak positif bagi kemajuan suatu daerah.”

”Pemerintah tentu tidak bisa sendirian dalam menyiapkan sistem pendidikan yang handal dan berkualitas. Kerjasama dengan USAID sangat dibutuhkan dalam menyokong kesuksesan pendidikan yang berkualitas,” ujar Acep.

(Ds)

Praktik Baca dengan Buku Besar

Patonah, S.Pd guru Kelas 1 SDN 7 Serang mengajak siswanya membaca bersama menggunakan media buku besar. Sesi membaca bersama itu disebut share reading atau berbagi cerita melalui membaca bersama.

Sesi ini adalah salah satu bagian dalam kegiatan meningkatkan minat dan kemampuan membaca anak, terutama bagi siswa kelas awal sekolah dasar.

Di depan kelas, Ibu Patonah memegang sebuah buku berukuran 30x50 cm berisi gambar dan teks yang berukuran cukup besar untuk dibaca seluruh siswanya. Buku tersebut bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Dino yang memiliki hobi bermain bola.

“Membaca bersama seperti ini dapat memancing semangat anak untuk belajar. Saya ingin cara ini dibuat menjadi pembiasaan. Memang membuat buku besar seperti ini tidak bisa selesai sehari-dua hari. Harus mengemas isinya supaya bisa dipakai di mata pelajaran apa saja,” katanya menceritakan kesannya setelah praktik membaca menggunakan buku besar.

Metode ini dapat mengubah pola teacher centered. Siswa yang terbiasa mengikuti gurunya dalam membaca, biasanya hanya terfokus pada buku itu saja. Setelah membaca, lalu soalnya pun hanya yang di buku itu saja. Mereka tidak bisa menjawab dengan buah pikiran mereka sendiri. “Kita harus membuat buku besar untuk topik lainnya agar siswa terlatih kreativitasnya,” katanya. (Nic)

Ibu Patonah tengah mengajar membaca para siswa kelas 1 SDN 7 Serang memanfaatkan buku besar. Penggunaan buku besar agar memancing siswa yang belum bisa membaca agar lebih berpartisipasi dalam kegiatan membaca.

Kualitas Guru Tentukan Kualitas Pendidikan

Bupati Serang, Ahmad Taufik Nuriman, didampingi Mark Heyward Penasehat Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS saat melakukan konsultasi publik program penataan dan pemerataan guru Kabupaten Serang.

Etty Mutianingsih, S.Pd, Guru IPA di SMPN 2 Cilegon, kerap melatih siswanya melakukan riset dengan cara menarik. Misalnya, untuk memahami arthropoda atau hewan berbuku-buku, siswanya di kelas VII tidak hanya diminta membawa contoh hewan, seperti udang, kepiting, jangkrik, atau semut, namun juga harus membawa sumber referensi mengenai berbagai hewan avertebrata jenis arthropoda.

Di kelas, para siswa diminta melakukan observasi langsung dan studi pustaka dalam kelompok kecil. Siswa melakukan observasi, dan sebagian lain membuka referensi yang mereka bawa mengenai arthropoda. Setiap kelompok diminta untuk menuliskan pendapat tentang hewan yang mereka amati.

Para siswa pengamat diminta untuk membuat gambar dan diagram dari hewan yang diteliti. Gambar itu diberikan keterangan dari studi pustaka yang dilakukan. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil pengamatan mereka di depan kelas. “Saya jadi tahu jenis jangkrik jantan dan betina,” ujar Septi salah seorang siswa. (Nic)

Siswa tampak serius mengamati anatomi arthropoda.

Riset di Kelas

UU Ruzhanul Ulum, Bupati Tasikmalaya.

SELEPAS mengikuti TOT pada program USAID PRIORITAS, Pak Nana Kepala SMPN 7 Banjarsari, Ciamis, langsung melakukan gebrakan. Meski sekolahnya bukan mitra USAID PRIORITAS, sebagai Fasilitator Daerah ia tertarik dan terpanggil untuk

menerapkan hasil TOT bagi kemajuan sekolahnya. Ia mengajak komite sekolah untuk menginisiasi pembentukan suatu paguyuban yang kemudian disepakati bernama Forum Konsultasi Kelas (FKK).

Setiap kelas membentuk FKK. Serangkaian pertemuan FKK dilakukan. Tumbuh semacam persaingan antarkelas yang positif. Para orangtua berpacu mengaktifkan peran FKK untuk mendukung proses pembelajaran yang baik. FKK juga turut memperhatikan pengembangan lingkungan belajar yang kondusif. Di awal memang sempat ada kesenjangan pemahaman dengan komite sekolah yang menganggap FKK sebagai tandingan. Sekarang mereka sudah sejalan dan sepaham.

Koordinasi pada Malam Towong Di sekolah ini ada yang disebut dengan 'Malam Towong,' yakni malam

H-1 kegiatan syukuran kelulusan, khususnya untuk memastikan kesiapan acara kelulusan. Anggota FKK hadir malam hari di sekolah. Atas inisiatifnya sendiri, mereka bermalam di sekolah mempersiapkan segala keperluan acara esoknya. Kini mereka merasa kegiatan semacam syukuran itu sebagai kepentingan mereka bukan lagi dianggap kepentingan sekolah belaka. Sebelumnya, gurulah yang sibuk menyelenggarakan kegiatan semacam itu.

Rapat koordinasi FKK dan komite sekolah pada Malam Towong menyepakati beberapa rencana program pokok. Misalnya, (1) Peningkatan mutu lulusan kelas IX dalam bentuk pengayaan dan pendampingan dengan dana sharing dari BOS dan orangtua yang dikelola sendiri oleh FKK. (2) Meningkatkan sarana mebeuler bagi kelas VII untuk dua lokal. FKK kelas VIII dan IX bersepakat membangun pagar lingkungan sekolah.

(Ds)

Malam Towong, Inisiatif Masyarakat Membantu di Sekolah

Pak Nana, Kepala SMPN 7 Banjarsari bersama komite sekolah dan FKK saat berkoordinasi pada kegiatan malam Towong.

Page 9: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

PRIORITAS - Provinsi Banten

8 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013

Bupati Serang, Ahmad Taufik Nuriman menegaskan perlunya peningkatan kualitas guru terutama guru SD dan SMP di Kabupaten Serang jika kita ingin meningkatkan kualitas pendidikan dasar. “Kebanyakan guru berpikir bahwa mengajar adalah sekadar kewajiban. Yang penting ngajar. Dengan mindset seperti ini, hasilnya gak akan

banyak bagusnya,” ujar Bupati Taufik dalam pertemuan Konsultasi Publik Program Penataan dan Pemerataan Guru Kabupaten Serang beberapa waktu lalu.

Dari Data Pokok Pendidikan (dapodik) yang diolah bersama oleh Dinas Pendidikan Kabupaten dan USAID PRIORITAS, tampak bahwa dari seluruh SD di Kabupaten Serang yang berjumlah

659, banyak yang kekurangan guru, sementara ada juga yang kelebihan guru. SD yang jumlah gurunya sesuai jumlah rombelnya baru 78%, atau 511 SD. Sementara SD yang rasio jumlah gurunya ideal (1 guru untuk 32 murid) baru mencapai 220 SD atau 33%.

Data-data tersebut disampaikan oleh Plh. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, Asep Saepudin di depan Konsultasi Publik yang dihadiri unsur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten, Dewan Pendidikan, PGRI, Kemenag, DPRD, Bappeda, MKKS SMP, KKKS SD, Korwas SMP, LPTK, dan PMPTK Diknas Provinsi.

Asep Saepudin juga menjabarkan bahwa 81% atau Rp. 576 Milyar dari biaya belanja Dinas Pendidikan dihabiskan untuk kebutuhan gaji guru. Jumlah guru di Kabupaten Serang sendiri mencapai 6.300 orang yang bertugas di 659 SD. Ia juga menawarkan alternatif kebijakan untuk mengatasi masalah kekurangan guru adalah penguatan guru non-PNS.

Menanggapi pemaparan tersebut, Bupati Taufik mengatakan, “Kita perlu penataan yang lebih baik. Bagaimanapun hebatnya pendidikan, kalau pendidikan dasarnya sudah gak bagus, akan sulit maju. Sangat benar kita punya program ini untuk menata pendidikan dasar kita.”

(Nic)

PRIORITAS - Provinsi Jawa Barat

Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 9

Ciamis. Pelatihan MBS ini dapat mendorong kepala sekolah dan komite sekolah semakin inovatif dan solid. Mereka semakin cerdas menumbuhkan peranserta masyarakat, baik dalam bentuk dukungan terhadap sarana maupun proses pembelajaran yang berkualitas. Mereka juga merupakan tim yang solid dalam semangat kemitraan bahu-membahu memajukan sekolah.

Demikian dikatakan oleh H. Tatang, Kepala Dinas Pendidikan (Kadiknas) Kabupaten Ciamis, saat menyaksikan langsung proses pelatihan MBS yang difasilitasi USAID PRIORITAS. Didampingi Erna Irnawati, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jawa Barat, Kadiknas berbaur dengan peserta pelatihan, baik di ruang pelatihan kepala sekolah dan komite sekolah SD/MI maupun di SMP/MTs.

Beliau mengamati secara langsung setiap kelompok peserta yang sedang aktif melakukan kerja kelompok merumuskan strategi membangun peran serta masyarakat. "Saya salut dan bangga saat menyaksikan para kepala dan komite sekolah sedemikian aktif dan bekerja keras dalam pelatihan ini," ujar Tatang. "Ini sebuah harapan baru bagi manajemen sekolah yang lebih baik," tambahnya lagi. (Ds)

Kepala Dinas Pendidikan Ciamis:

MBS Majukan Sekolah

Bupati Gandeng USAID PRIORITAS Demi Kemajuan Masyarakat

Pak Tatang (Safari hitam) didampingi Erna Irnawati, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jabar, berbaur dengan peserta pelatihan MBS.

“Demi kemajuan masyarakat, saya siap bekerjasama dengan USAID PRIORITAS di daerah Tasikmalaya. Program ini penting untuk membuka peluang pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat. Kami berharap program ini berjalan seiring dengan program-program kami dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya mutu Sumber Daya Manusia,” kata

Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Tasikmalaya, seiring dengan pelaksanaan sosialisasi program USAID PRIORITAS di daerahnya (4/12).

Bupati menyatakan kegembiraannya bahwa USAID PRIORITAS dapat meringankan beban kerja pemerintah daerah dan memperkuat program-program daerah dalam peningkatan mutu pendidikan dasar di Tasikmalaya.

Menyiapkan SDM Pada tahap kedua program USAID PRIORITAS,

Kabupaten Tasikmalaya, bersama dengan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Kuningan, menyatakan komitmennya untuk bermitra dengan USAID PRIORITAS hingga tahun 2017.

Acep Purnama, Wakil Bupati Kuningan, dalam sambutannya meresmikan USAID PRIORITAS di Kabupaten Kuningan, Kamis (12/12) mengatakan, “Menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas tentu bukan perkara mudah. Perlu persiapan dan sistem yang baik. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah menyiapkan pendidikan dasar yang baik. Pendidikan dasar yang berkualitas tentu akan membawa dampak positif bagi kemajuan suatu daerah.”

”Pemerintah tentu tidak bisa sendirian dalam menyiapkan sistem pendidikan yang handal dan berkualitas. Kerjasama dengan USAID sangat dibutuhkan dalam menyokong kesuksesan pendidikan yang berkualitas,” ujar Acep.

(Ds)

Praktik Baca dengan Buku Besar

Patonah, S.Pd guru Kelas 1 SDN 7 Serang mengajak siswanya membaca bersama menggunakan media buku besar. Sesi membaca bersama itu disebut share reading atau berbagi cerita melalui membaca bersama.

Sesi ini adalah salah satu bagian dalam kegiatan meningkatkan minat dan kemampuan membaca anak, terutama bagi siswa kelas awal sekolah dasar.

Di depan kelas, Ibu Patonah memegang sebuah buku berukuran 30x50 cm berisi gambar dan teks yang berukuran cukup besar untuk dibaca seluruh siswanya. Buku tersebut bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Dino yang memiliki hobi bermain bola.

“Membaca bersama seperti ini dapat memancing semangat anak untuk belajar. Saya ingin cara ini dibuat menjadi pembiasaan. Memang membuat buku besar seperti ini tidak bisa selesai sehari-dua hari. Harus mengemas isinya supaya bisa dipakai di mata pelajaran apa saja,” katanya menceritakan kesannya setelah praktik membaca menggunakan buku besar.

Metode ini dapat mengubah pola teacher centered. Siswa yang terbiasa mengikuti gurunya dalam membaca, biasanya hanya terfokus pada buku itu saja. Setelah membaca, lalu soalnya pun hanya yang di buku itu saja. Mereka tidak bisa menjawab dengan buah pikiran mereka sendiri. “Kita harus membuat buku besar untuk topik lainnya agar siswa terlatih kreativitasnya,” katanya. (Nic)

Ibu Patonah tengah mengajar membaca para siswa kelas 1 SDN 7 Serang memanfaatkan buku besar. Penggunaan buku besar agar memancing siswa yang belum bisa membaca agar lebih berpartisipasi dalam kegiatan membaca.

Kualitas Guru Tentukan Kualitas Pendidikan

Bupati Serang, Ahmad Taufik Nuriman, didampingi Mark Heyward Penasehat Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS saat melakukan konsultasi publik program penataan dan pemerataan guru Kabupaten Serang.

Etty Mutianingsih, S.Pd, Guru IPA di SMPN 2 Cilegon, kerap melatih siswanya melakukan riset dengan cara menarik. Misalnya, untuk memahami arthropoda atau hewan berbuku-buku, siswanya di kelas VII tidak hanya diminta membawa contoh hewan, seperti udang, kepiting, jangkrik, atau semut, namun juga harus membawa sumber referensi mengenai berbagai hewan avertebrata jenis arthropoda.

Di kelas, para siswa diminta melakukan observasi langsung dan studi pustaka dalam kelompok kecil. Siswa melakukan observasi, dan sebagian lain membuka referensi yang mereka bawa mengenai arthropoda. Setiap kelompok diminta untuk menuliskan pendapat tentang hewan yang mereka amati.

Para siswa pengamat diminta untuk membuat gambar dan diagram dari hewan yang diteliti. Gambar itu diberikan keterangan dari studi pustaka yang dilakukan. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil pengamatan mereka di depan kelas. “Saya jadi tahu jenis jangkrik jantan dan betina,” ujar Septi salah seorang siswa. (Nic)

Siswa tampak serius mengamati anatomi arthropoda.

Riset di Kelas

UU Ruzhanul Ulum, Bupati Tasikmalaya.

SELEPAS mengikuti TOT pada program USAID PRIORITAS, Pak Nana Kepala SMPN 7 Banjarsari, Ciamis, langsung melakukan gebrakan. Meski sekolahnya bukan mitra USAID PRIORITAS, sebagai Fasilitator Daerah ia tertarik dan terpanggil untuk

menerapkan hasil TOT bagi kemajuan sekolahnya. Ia mengajak komite sekolah untuk menginisiasi pembentukan suatu paguyuban yang kemudian disepakati bernama Forum Konsultasi Kelas (FKK).

Setiap kelas membentuk FKK. Serangkaian pertemuan FKK dilakukan. Tumbuh semacam persaingan antarkelas yang positif. Para orangtua berpacu mengaktifkan peran FKK untuk mendukung proses pembelajaran yang baik. FKK juga turut memperhatikan pengembangan lingkungan belajar yang kondusif. Di awal memang sempat ada kesenjangan pemahaman dengan komite sekolah yang menganggap FKK sebagai tandingan. Sekarang mereka sudah sejalan dan sepaham.

Koordinasi pada Malam Towong Di sekolah ini ada yang disebut dengan 'Malam Towong,' yakni malam

H-1 kegiatan syukuran kelulusan, khususnya untuk memastikan kesiapan acara kelulusan. Anggota FKK hadir malam hari di sekolah. Atas inisiatifnya sendiri, mereka bermalam di sekolah mempersiapkan segala keperluan acara esoknya. Kini mereka merasa kegiatan semacam syukuran itu sebagai kepentingan mereka bukan lagi dianggap kepentingan sekolah belaka. Sebelumnya, gurulah yang sibuk menyelenggarakan kegiatan semacam itu.

Rapat koordinasi FKK dan komite sekolah pada Malam Towong menyepakati beberapa rencana program pokok. Misalnya, (1) Peningkatan mutu lulusan kelas IX dalam bentuk pengayaan dan pendampingan dengan dana sharing dari BOS dan orangtua yang dikelola sendiri oleh FKK. (2) Meningkatkan sarana mebeuler bagi kelas VII untuk dua lokal. FKK kelas VIII dan IX bersepakat membangun pagar lingkungan sekolah.

(Ds)

Malam Towong, Inisiatif Masyarakat Membantu di Sekolah

Pak Nana, Kepala SMPN 7 Banjarsari bersama komite sekolah dan FKK saat berkoordinasi pada kegiatan malam Towong.

Page 10: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

PRIORITAS - Provinsi Jawa Tengah PRIORITAS - Provinsi Jawa Timur

10 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 11

Stakeholder Provinsi Sepakati FGD Rutin

Sidoarjo. Sebanyak 65 peserta terdiri dari unsur guru, pengawas dan kepala sekolah dari 11 Kabupaten di Provinsi Papua Barat melakukan magang selama 5 hari di SMP/MTs di Sidoarjo. Sekolah yang digunakan sebagai tempat magang merupakan sekolah mitra USAID PRIORITAS Jatim, yaitu SMPN 4 Sidoarjo, SMPN 3 Sidoarjo, SMPN 5 Sidoarjo, SMPN 2 Sedati dan MTs Nurul Huda Kalanganyar (11-15/11).

Rombongan dari Papua Barat ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Papua Barat, Sudjanti Kamat. Menurut Sudjanti, tujuan kegiatan ini agar para peserta magang dapat menimba ilmu tentang pembelajaran CTL dan MBS di sekolah-sekolah yang dijadikan tempat magang.

“Saya sering mendengar keberhasilan sekolah-sekolah di Sidoarjo dalam menerapkan pembelajaran yang berkualitas khususnya di pendidikan menengah. Untuk itu saya memilih Sidoarjo dengan harapan pendidik dari Papua Barat yang magang nantinya dapat memperoleh banyak ilmu dan bisa mengimplementasikan di sekolahnya

Magang di Sidoarjo, Papua Barat Terkesan Pembelajaran Aktif

masing-masing,” terangnya.

Di hari pertama kegiatan, rombongan diterima langsung oleh Sekretaris Dinas Pendididikan Kabupaten Sidoarjo Mustain dan Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Sidoarjo Tirto Adi. Selanjutnya pada hari kedua hingga keempat, rombongan magang di sekolah sesuai bidang yang digeluti didampingi oleh 10 Fasda USAID PRIORITAS Jatim dari Kabupaten Sidoarjo. Kepala sekolah dan pengawas magang dengan para kepala sekolah di Sidoarjo terkait penerapan MBS. Sedangkan untuk guru magang langsung praktik di kelas dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hingga praktik mengajar.

Julita Kinho, Guru IPS dari SMPN 1 Sausapor Kabupaten Tambraw Papua Barat sangat terkesan dengan kegiatan magang yang dilakukannya di SMPN 4

Sidoarjo.“Dalam mengajar sebelumnya saya

tidak banyak melakukan persiapan mengajar. Namun saat magang di Sidoarjo saya dituntut untuk melakukan pembelajaran aktif, membuat RPP, mempersiapkan perangkat pembelajarannya dan ternyata saya bisa. Ada kepuasan tersendiri ketika saya berhasil mengajar di SMPN 4 Sidoarjo dimana anak-anak mengikuti setiap sesi pembelajaran dari awal hingga akhir. Tentunya ilmu ini tidak akan saya sia-siakan dan akan saya implementasikan di sekolah saya sendiri,” terangnya.

(Dkd)

Kembangkan

Sekolah Efektif

Banjarnegara-Jawa Tengah. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara Drs. Muhdi dalam pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (26-28/9) di Balai Penelitian dan Pengembangan P2B2 Banjarnegara menyatakan bahwa mensinergikan sekolah dengan masyarakat secara utuh dalam pengelolaan sekolah merupakan bagian dari manajemen sekolah yang bermutu. Salah satu wujud dari sinergi tersebut adalah dengan berkerjasama dan bahu membahu dalam menyelesaikan setiap permasalahan serta berprinsip pada pengelolaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel.

“Sinergi antara sekolah dan masyarakat perlu dibangun sebagai bagian dari pengelolaan manajemen berbasis sekolah yang baik. Wujudnya bisa berupa saling bahu membahu untuk meyelesaikan masalah dengan berprinsip pada pengelolaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel,” jelasnya.

Lebih lanjut Drs. Muhdi mengatakan bahwa sekolah dan komite sebaiknya

Mensinergikan Sekolah dengan Masyarakat

Pekalongan. Kabupaten Pekalongan telah terpilih menjadi daerah mitra kohor 2 USAID PRIORITAS di Jawa

Tengah. Dalam forum sosialisasi di Aula Kabupaten Pekalongan (31/10), pemangku kepentingan Kabupaten Pekalongan berkomitmen untuk mengembangkan sekolah efektif. Komitmen tersebut disampaikan oleh Bupati Pekalongan di depan undangan yang hadir, baik dari unsur DPRD, dewan pendidikan, PGRI, badan kepegawaian daerah (BKD), Bappeda, dinas pendidikan, Kemenag, fasilitator daerah, kepala sekolah, guru, komite sekolah dan tokoh masyarakat.

Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Pekalongan melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan Drs. Sentyono, M.Si. Bupati menyampaikan sekolah efektif merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap pemerintah kabupaten dalam pengembangan pendidikan. Efektif yang dimaksud memiliki banyak variabel di antaranya kemampuan sekolah untuk menggali dan memaksimalkan potensi sekolah dalam mewujudkan sekolah yang akuntabel, transparan, dan menggiatkan partisipasi masyarakat.

“USAID PRIORITAS datang ke Pekalongan membawa banyak praktik yang baik untuk mewujudkan sekolah yang efektif. Sekolah efektif mewujudkan banyak hal di antaranya pembelajaran menjadi lebih baik, sistem manajerialnya juga semakin baik, sekolah menjadi lebih akutabel, transparan dan didukung oleh partisipasi aktif dari masyarakat,” kata Bupati Pekalongan dalam sambutannya.

Karena itu, bupati meminta para guru, kepala sekolah, pengawas, kepala UPTD, dinas pendidikan dan jajaran pendukung pendidikan di Pekalongan bisa memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. (Arz)

Banjarnegara. “Anak-anak apakah pernah menjumpai tanah yang berbeda warnanya satu dengan yang lain?” tanya Bu Nurchajati. “Pernah bu,” jawab serentak siswa. “Mengapa singkong di belakang sekolah tumbuh subur tapi kenapa di pesisir pantai tidak?” lanjut Bu Nur. ”Kondisi tanahnya berbeda bu,” jawab seorang siswa.

Begitulah Bu Nurchajati mengawali pembelajaran. Setelah siswa tampak tertarik dengan topik yang akan dibahas, Bu Nurchajati membagikan informasi bacaan terkait materi dan meminta siswa untuk membaca senyap selama 10 menit.

Selesai membaca, Bu Nur memandu diskusi dan tanya jawab untuk mematangkan pengetahuan siswa tentang pengertian tanah, jenis-jenis tanah dan pemanfaatannya sampai siswa merasa paham.

Selanjutnya Bu Nur mengkondisikan kelas dengan model pembelajaran kelompok. Kelompok yang telah terbentuk kemudian diminta ke lokasi pengamatan yang telah disediakan dengan petak-petak yang telah

dibatasi dengan tali plastik. Di kebun siswa sangat

antusias mengamati tanah, membedakannya dengan lahan lain, dan mencoba mengindentifikasi tanaman yang cocok untuk tumbuh. Selang waktu 30 menit siswa kembali ke dalam kelas, berdiskusi, dan membuka sumber referensi.

Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya untuk ditanggapi oleh kelompok lain. Setelah sesi presentasi selesai, hasil karya siswa di tempel di papan pajangan kelas.

Setelah karya dipajang, Bu Nur melanjutkan dengan memberikan penguatan, memandu diskusi, menyimpulkan kegiatan, memberikan tugas bacaan tambahan dan refleksi. (Shs)

Mengetahui Jenis-Jenis Tanah

dengan Media Kebun

Diseminasi CTL di Bojonegoro, Latih 1.233 Guru

KOMITMEN Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro untuk peningkatan mutu guru cukup tinggi. Hal itu dibuktikan pada tahun 2013 telah mengalokasikan dana APBD untuk diseminasi pelatihan CTL (Contextual Teaching and Learning) kepada 1.233 guru SMP negeri dan swasta se-Kabupaten Bojonegoro. Hal ini disampaikan oleh Rasmadji, M.Pd, M.Si Kepala Bidang Pendidikan SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro.

“Saya merasakan peran program yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS sangat membantu guru meningkatkan kualitas. Khususnya dalam pembelajaran di Kabupaten Bojonegoro. Untuk itu kami tidak segan-segan mengalokasikan dana untuk diseminasi. Fokus kegiatan di tahun 2013 ini adalah peningkatan kualitas guru SMP melalui pelatihan CTL,” ungkap Rasmadji.

Sejumlah 1.233 guru dari 49 SMP negeri dan 52 SMP swasta telah mengikuti kegiatan ini. Sebagai kelanjutan dari kegiatan ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro juga telah mengalokasikan dana untuk pendampingan. (Dkd)

Peserta pelatihan MBS sedang berdiskusi mencari alternatif solusi memecahkan masalah di sekolah.

Julita Kinho saat praktik mengajar IPS di kelas VIIIH SMPN 4 Sidoarjo.

Berbagi Ilmu melalui Supervisi Sejawat

KETERBATASAN bukanlah kendala. Keterbatasan berbuah pahala bagi Pak Subroto, Kepala SMPN 3 Geger Kabupaten Madiun. Meski hanya lima guru di sekolahnya yang mendapatkan pelatihan USAID PRIORITAS, beliau tak hilang akal. Model supervisi dan pendampingan antar guru atau rekan sejawat diterapkannya. Ilmu yang sudah didapatkan selama pelatihan harus ditularkan pada guru lain yang belum dilatih.

“Setiap guru yang sudah dilatih oleh USAID PRIORITAS wajib menularkan ilmunya ke beberapa guru lainnya melalui supervisi dan pendampingan di kelas,” terangnya.

Satu guru yang dilatih akan melakukan pendampingan dan supervisi bergilir kepada lima guru lainnya secara langsung di dalam kelas. Proses menularkan ilmu juga dilakukan pada kegiatan MGMP yang dilakukan di

sekolah ini setiap bulan. “Hasilnya sangat efektif,” katanya. Kurang dari sebulan seluruh guru di SMPN 3 Geger Madiun telah menerapkan pembelajaran CTL di kelasnya masing-masing.

Meskipun diakui masih banyak kekurangan, hasil nyata sudah mulai terlihat. Kelas-kelas sudah mulai dipenuhi dengan hasil karya siswa yang dipajang pada dinding kelas. Untuk meningkatkan minat membaca dan menulis, Subroto juga

memberlakukan 'Hari Menulis' setiap Hari Sabtu. “Setiap siswa wajib menulis apapun yang ada di benaknya pada secarik kertas. Di akhir semester kami mengumpulkan dan membukukannya. Ada buku khusus puisi, cerpen, maupun karya tulis yang lain. Semua itu adalah hasil karya siswa sendiri,” ungkapnya.

Sejak diberlakukan dua bulan lalu, minat siswa untuk menulis cukup tinggi. Hal itu berimbas pada kebutuhan membaca siswa yang ikut naik. Untuk itu Pak Subroto berencana merenovasi perpustakaan sekolah yang dinilainya sudah tidak mampu menampung kebutuhan siswa. (Dkd)

Pak Subroto sedang menceritakan perubahan di sekolahnya kepada Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston.

menyusun program kerja tahunan yang kontekstual dengan kondisi masyarakat di lingkungan sekolah. Masyarakat akan tertarik dan menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut bila kebutuhannya di penuhi. Program tilawah, pembiasaan bahasa Jawa, partisipasi dalam penyediaan alat peraga yang dimotori forum wali murid, dan penguatan sistem kewirausahaan sekolah merupakan beberapa contoh yang disampaikan kepada 47 peserta dari unsur kepala sekolah, guru, komite sekolah, pengawas, dan staf dindikpora.

Peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan. Pak Agus Komite SMPN 5 Banjarnegara menyatakan banyak permasalahan di sekolah yang selama ini masih belum menemukan solusi namun dalam pelatihan ini ternyata hal tersebut sudah di alami oleh sekolah lain sehingga bisa di cari alternatif bersama. Menurutnya

banyak yang akan diubah khususnya dalam hal kebiasaan-kebiasaan pengelolaan yang kurang baik.

“Pelatihan ini mengubah banyak kebiasaan-kebiasaan yang selama ini kami lakukan. Banyak solusi yang selama ini belum terpikirkan. Senang sekali akhirnya beberapa masalah terpecahkan dan kami akan segera tindak lanjuti setelah pelatihan ini,” katanya serius. (Nj)

Sentyono, M.Si

Siswa dalam kelompok kecil, identifikasi jenis tanah yang ada di kebun sekolah.

Page 11: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

PRIORITAS - Provinsi Jawa Tengah PRIORITAS - Provinsi Jawa Timur

10 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 11

Stakeholder Provinsi Sepakati FGD Rutin

Sidoarjo. Sebanyak 65 peserta terdiri dari unsur guru, pengawas dan kepala sekolah dari 11 Kabupaten di Provinsi Papua Barat melakukan magang selama 5 hari di SMP/MTs di Sidoarjo. Sekolah yang digunakan sebagai tempat magang merupakan sekolah mitra USAID PRIORITAS Jatim, yaitu SMPN 4 Sidoarjo, SMPN 3 Sidoarjo, SMPN 5 Sidoarjo, SMPN 2 Sedati dan MTs Nurul Huda Kalanganyar (11-15/11).

Rombongan dari Papua Barat ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Papua Barat, Sudjanti Kamat. Menurut Sudjanti, tujuan kegiatan ini agar para peserta magang dapat menimba ilmu tentang pembelajaran CTL dan MBS di sekolah-sekolah yang dijadikan tempat magang.

“Saya sering mendengar keberhasilan sekolah-sekolah di Sidoarjo dalam menerapkan pembelajaran yang berkualitas khususnya di pendidikan menengah. Untuk itu saya memilih Sidoarjo dengan harapan pendidik dari Papua Barat yang magang nantinya dapat memperoleh banyak ilmu dan bisa mengimplementasikan di sekolahnya

Magang di Sidoarjo, Papua Barat Terkesan Pembelajaran Aktif

masing-masing,” terangnya.

Di hari pertama kegiatan, rombongan diterima langsung oleh Sekretaris Dinas Pendididikan Kabupaten Sidoarjo Mustain dan Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Sidoarjo Tirto Adi. Selanjutnya pada hari kedua hingga keempat, rombongan magang di sekolah sesuai bidang yang digeluti didampingi oleh 10 Fasda USAID PRIORITAS Jatim dari Kabupaten Sidoarjo. Kepala sekolah dan pengawas magang dengan para kepala sekolah di Sidoarjo terkait penerapan MBS. Sedangkan untuk guru magang langsung praktik di kelas dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hingga praktik mengajar.

Julita Kinho, Guru IPS dari SMPN 1 Sausapor Kabupaten Tambraw Papua Barat sangat terkesan dengan kegiatan magang yang dilakukannya di SMPN 4

Sidoarjo.“Dalam mengajar sebelumnya saya

tidak banyak melakukan persiapan mengajar. Namun saat magang di Sidoarjo saya dituntut untuk melakukan pembelajaran aktif, membuat RPP, mempersiapkan perangkat pembelajarannya dan ternyata saya bisa. Ada kepuasan tersendiri ketika saya berhasil mengajar di SMPN 4 Sidoarjo dimana anak-anak mengikuti setiap sesi pembelajaran dari awal hingga akhir. Tentunya ilmu ini tidak akan saya sia-siakan dan akan saya implementasikan di sekolah saya sendiri,” terangnya.

(Dkd)

Kembangkan

Sekolah Efektif

Banjarnegara-Jawa Tengah. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara Drs. Muhdi dalam pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (26-28/9) di Balai Penelitian dan Pengembangan P2B2 Banjarnegara menyatakan bahwa mensinergikan sekolah dengan masyarakat secara utuh dalam pengelolaan sekolah merupakan bagian dari manajemen sekolah yang bermutu. Salah satu wujud dari sinergi tersebut adalah dengan berkerjasama dan bahu membahu dalam menyelesaikan setiap permasalahan serta berprinsip pada pengelolaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel.

“Sinergi antara sekolah dan masyarakat perlu dibangun sebagai bagian dari pengelolaan manajemen berbasis sekolah yang baik. Wujudnya bisa berupa saling bahu membahu untuk meyelesaikan masalah dengan berprinsip pada pengelolaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel,” jelasnya.

Lebih lanjut Drs. Muhdi mengatakan bahwa sekolah dan komite sebaiknya

Mensinergikan Sekolah dengan Masyarakat

Pekalongan. Kabupaten Pekalongan telah terpilih menjadi daerah mitra kohor 2 USAID PRIORITAS di Jawa

Tengah. Dalam forum sosialisasi di Aula Kabupaten Pekalongan (31/10), pemangku kepentingan Kabupaten Pekalongan berkomitmen untuk mengembangkan sekolah efektif. Komitmen tersebut disampaikan oleh Bupati Pekalongan di depan undangan yang hadir, baik dari unsur DPRD, dewan pendidikan, PGRI, badan kepegawaian daerah (BKD), Bappeda, dinas pendidikan, Kemenag, fasilitator daerah, kepala sekolah, guru, komite sekolah dan tokoh masyarakat.

Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Pekalongan melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan Drs. Sentyono, M.Si. Bupati menyampaikan sekolah efektif merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap pemerintah kabupaten dalam pengembangan pendidikan. Efektif yang dimaksud memiliki banyak variabel di antaranya kemampuan sekolah untuk menggali dan memaksimalkan potensi sekolah dalam mewujudkan sekolah yang akuntabel, transparan, dan menggiatkan partisipasi masyarakat.

“USAID PRIORITAS datang ke Pekalongan membawa banyak praktik yang baik untuk mewujudkan sekolah yang efektif. Sekolah efektif mewujudkan banyak hal di antaranya pembelajaran menjadi lebih baik, sistem manajerialnya juga semakin baik, sekolah menjadi lebih akutabel, transparan dan didukung oleh partisipasi aktif dari masyarakat,” kata Bupati Pekalongan dalam sambutannya.

Karena itu, bupati meminta para guru, kepala sekolah, pengawas, kepala UPTD, dinas pendidikan dan jajaran pendukung pendidikan di Pekalongan bisa memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. (Arz)

Banjarnegara. “Anak-anak apakah pernah menjumpai tanah yang berbeda warnanya satu dengan yang lain?” tanya Bu Nurchajati. “Pernah bu,” jawab serentak siswa. “Mengapa singkong di belakang sekolah tumbuh subur tapi kenapa di pesisir pantai tidak?” lanjut Bu Nur. ”Kondisi tanahnya berbeda bu,” jawab seorang siswa.

Begitulah Bu Nurchajati mengawali pembelajaran. Setelah siswa tampak tertarik dengan topik yang akan dibahas, Bu Nurchajati membagikan informasi bacaan terkait materi dan meminta siswa untuk membaca senyap selama 10 menit.

Selesai membaca, Bu Nur memandu diskusi dan tanya jawab untuk mematangkan pengetahuan siswa tentang pengertian tanah, jenis-jenis tanah dan pemanfaatannya sampai siswa merasa paham.

Selanjutnya Bu Nur mengkondisikan kelas dengan model pembelajaran kelompok. Kelompok yang telah terbentuk kemudian diminta ke lokasi pengamatan yang telah disediakan dengan petak-petak yang telah

dibatasi dengan tali plastik. Di kebun siswa sangat

antusias mengamati tanah, membedakannya dengan lahan lain, dan mencoba mengindentifikasi tanaman yang cocok untuk tumbuh. Selang waktu 30 menit siswa kembali ke dalam kelas, berdiskusi, dan membuka sumber referensi.

Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya untuk ditanggapi oleh kelompok lain. Setelah sesi presentasi selesai, hasil karya siswa di tempel di papan pajangan kelas.

Setelah karya dipajang, Bu Nur melanjutkan dengan memberikan penguatan, memandu diskusi, menyimpulkan kegiatan, memberikan tugas bacaan tambahan dan refleksi. (Shs)

Mengetahui Jenis-Jenis Tanah

dengan Media Kebun

Diseminasi CTL di Bojonegoro, Latih 1.233 Guru

KOMITMEN Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro untuk peningkatan mutu guru cukup tinggi. Hal itu dibuktikan pada tahun 2013 telah mengalokasikan dana APBD untuk diseminasi pelatihan CTL (Contextual Teaching and Learning) kepada 1.233 guru SMP negeri dan swasta se-Kabupaten Bojonegoro. Hal ini disampaikan oleh Rasmadji, M.Pd, M.Si Kepala Bidang Pendidikan SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro.

“Saya merasakan peran program yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS sangat membantu guru meningkatkan kualitas. Khususnya dalam pembelajaran di Kabupaten Bojonegoro. Untuk itu kami tidak segan-segan mengalokasikan dana untuk diseminasi. Fokus kegiatan di tahun 2013 ini adalah peningkatan kualitas guru SMP melalui pelatihan CTL,” ungkap Rasmadji.

Sejumlah 1.233 guru dari 49 SMP negeri dan 52 SMP swasta telah mengikuti kegiatan ini. Sebagai kelanjutan dari kegiatan ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro juga telah mengalokasikan dana untuk pendampingan. (Dkd)

Peserta pelatihan MBS sedang berdiskusi mencari alternatif solusi memecahkan masalah di sekolah.

Julita Kinho saat praktik mengajar IPS di kelas VIIIH SMPN 4 Sidoarjo.

Berbagi Ilmu melalui Supervisi Sejawat

KETERBATASAN bukanlah kendala. Keterbatasan berbuah pahala bagi Pak Subroto, Kepala SMPN 3 Geger Kabupaten Madiun. Meski hanya lima guru di sekolahnya yang mendapatkan pelatihan USAID PRIORITAS, beliau tak hilang akal. Model supervisi dan pendampingan antar guru atau rekan sejawat diterapkannya. Ilmu yang sudah didapatkan selama pelatihan harus ditularkan pada guru lain yang belum dilatih.

“Setiap guru yang sudah dilatih oleh USAID PRIORITAS wajib menularkan ilmunya ke beberapa guru lainnya melalui supervisi dan pendampingan di kelas,” terangnya.

Satu guru yang dilatih akan melakukan pendampingan dan supervisi bergilir kepada lima guru lainnya secara langsung di dalam kelas. Proses menularkan ilmu juga dilakukan pada kegiatan MGMP yang dilakukan di

sekolah ini setiap bulan. “Hasilnya sangat efektif,” katanya. Kurang dari sebulan seluruh guru di SMPN 3 Geger Madiun telah menerapkan pembelajaran CTL di kelasnya masing-masing.

Meskipun diakui masih banyak kekurangan, hasil nyata sudah mulai terlihat. Kelas-kelas sudah mulai dipenuhi dengan hasil karya siswa yang dipajang pada dinding kelas. Untuk meningkatkan minat membaca dan menulis, Subroto juga

memberlakukan 'Hari Menulis' setiap Hari Sabtu. “Setiap siswa wajib menulis apapun yang ada di benaknya pada secarik kertas. Di akhir semester kami mengumpulkan dan membukukannya. Ada buku khusus puisi, cerpen, maupun karya tulis yang lain. Semua itu adalah hasil karya siswa sendiri,” ungkapnya.

Sejak diberlakukan dua bulan lalu, minat siswa untuk menulis cukup tinggi. Hal itu berimbas pada kebutuhan membaca siswa yang ikut naik. Untuk itu Pak Subroto berencana merenovasi perpustakaan sekolah yang dinilainya sudah tidak mampu menampung kebutuhan siswa. (Dkd)

Pak Subroto sedang menceritakan perubahan di sekolahnya kepada Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston.

menyusun program kerja tahunan yang kontekstual dengan kondisi masyarakat di lingkungan sekolah. Masyarakat akan tertarik dan menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut bila kebutuhannya di penuhi. Program tilawah, pembiasaan bahasa Jawa, partisipasi dalam penyediaan alat peraga yang dimotori forum wali murid, dan penguatan sistem kewirausahaan sekolah merupakan beberapa contoh yang disampaikan kepada 47 peserta dari unsur kepala sekolah, guru, komite sekolah, pengawas, dan staf dindikpora.

Peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan. Pak Agus Komite SMPN 5 Banjarnegara menyatakan banyak permasalahan di sekolah yang selama ini masih belum menemukan solusi namun dalam pelatihan ini ternyata hal tersebut sudah di alami oleh sekolah lain sehingga bisa di cari alternatif bersama. Menurutnya

banyak yang akan diubah khususnya dalam hal kebiasaan-kebiasaan pengelolaan yang kurang baik.

“Pelatihan ini mengubah banyak kebiasaan-kebiasaan yang selama ini kami lakukan. Banyak solusi yang selama ini belum terpikirkan. Senang sekali akhirnya beberapa masalah terpecahkan dan kami akan segera tindak lanjuti setelah pelatihan ini,” katanya serius. (Nj)

Sentyono, M.Si

Siswa dalam kelompok kecil, identifikasi jenis tanah yang ada di kebun sekolah.

Page 12: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

PRIORITAS - Provinsi Sulawesi Selatan PRIORITAS - Praktik yang Baik

Sisa panen kentang yang tidak dimanfaatkan lagi setelah dijual pada pembeli dimanfaatkan Yeni Satriani, S.Pd, guru SDN Pondok Gajah, Kabupaten Bener Meriah sebagai media pembelajaran. “Anak-anak di sini sudah terbiasa melihat dan bermain dengan sisa kentang kecil. Saya pikir hasil pertanian tersebut sebaiknya dimanfaatkan sebagai media pembelajaran Matematika,” cerita Yeni.

Salah satu contohnya, dia membuat sudut bangun ruang persegi empat dengan memanfaatkan 12 buah tusuk sate atau ranting kayu yang lurus dan 8 buah kentang. ”Kita dapat menggunakannya untuk membentuk dan memperkenalkan kerangka sudut serta rusuk persegi kepada siswa,” urainya.

Untuk cara pembuatannya yaitu, membentuk alas segi empat dengan menyusun 4 buah tusuk sate yang di tusukan pada 4 kentang. Untuk masing-masing 2 segi empat (gambar 1).

Selanjutnya tusukkan lagi 4 tusuk sate pada 4 kentang sehingga posisi tusuk sate tegak (gambar 2). Kemudian, tusukkan kembali kentang di bagian atas tusuk sate (gambar 4) dan gabungkan kembali dengan tusuk sate (gambar 4) sehingga menjadi bangunan ruang segiempat.

Dengan mengunakan contoh ini, siswa dapat diajak untuk mengukur sudut, panjang dan luas bangun tersebut. Sate kentang juga dapat dimanfaatkan untuk membentuk sudut dan bangunan ruang lainnya.

Hasil pembelajaran dengan mengunakan media tersebut sangat signifikan. Siswa cepat mengerti konsep sudut dan ruang dan mudah menghitungnya. “Bentuk Pola Persegi tersebut dapat memperlihatkan dan menghitung jumlah rusuk, jumlah sudut serta menghitungnya. Mereka bekerja dan belajar dengan gembira,” katanya lagi.

Yeni Satriani, S.Pd, Guru SDN Pondok Gajah, Bener Meriah, Aceh.

12 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 13

Belajar Sudut dan Ruang dengan “Sate Kentang”

KETIDAKMERATAAN persebaran guru merupakan salah satu masalah yang menghambat peningkatan mutu pendidikan di Sulawesi Selatan. Guru banyak menumpuk di sekolah perkotaan di saat mereka dibutuhkan mengajar di daerah terpencil.

Selain itu, sejumlah guru juga menumpuk di sekolah-sekolah yang jumlah muridnya sedikit. Fakta-fakta

tersebut terungkap pada kegiatan Lokakarya 2: Analisis Kebijakan Penataan dan Pemerataan Guru Kabupaten Bantaeng, Maros dan Wajo yang diselenggarakan USAID PRIORITAS. Lokakarya dihadiri perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Dinas Pendidikan dan Kemenag Kabupaten Bantaeng, Maros dan Wajo (6-9/11).

“Formulasi-formulasi kebijakan untuk memecahkan masalah penataan dan pemerataan guru yang dilahirkan lokakarya ini mesti disosialisasikan dengan baik ke seluruh instansi

terkait,” kata Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston saat membuka acara.

Menurutnya Indonesia merupakan negara yang memiliki kelebihan guru. Jika guru ditata dengan baik, penggunaan anggaran pendidikan menjadi lebih efisien.

Pada proses diskusi, masalah kekurangan guru tidak melulu dijawab dengan kebijakan perekrutan guru PNS baru. Kelompok Kabupaten Maros,

misalnya, mengungkapkan bahwa di daerah-daerah terpencil masih banyak kekurangan guru. Solusi yang mereka tawarkan adalah melakukan kebijakan regrouping atau menggabungkan sekolah-sekolah kecil yang berdekatan.

Sementara kelompok Kabupaten Wajo, walaupun masalahnya sama, mengusulkan program multigrade atau menyelenggarakan pembelajaran kelas rangkap. Kelompok Wajo juga mengusulkan kebijakan mutasi sebagai salah satu alternatif pemerataan guru. Usulan-usulan kebijakan dirumuskan dalam lokakarya tersebut. Diharapkan kebijakan tersebut bisa dilanjutkan ke pemerintah daerah masing-masing.

Lokakarya ini menurut para peserta memberikan nilai positif. Mereka dapat mengidentifikasi masalah-masalah penataan dan pemerataan guru dan cara mengatasinya dengan strategi kebijakan yang sesuai dengan masalah tersebut.

(Ajb)

Kekurangan Guru Tak Mesti Dijawab dengan Perekrutan Guru Baru

Pak Aos memfasilitasi strategi kebijakan penataan guru di kelompok Wajo

MA'RANG, merupakan kecamatan di Kabupaten Pangkep yang telah melakukan diseminasi pelatihan PAKEM untuk kepala sekolah, pengawas dan guru SD. Diseminasi pelatihan CTL SMP di kabupaten ini sudah sampai sebelas angkatan, namun hanya Ma'rang yang sudah melakukan diseminasi PAKEM untuk SD/MI.

Inisiasi ini tidak lepas dari peran Kepala UPTD (Unit PelaksanaTeknis Daerah) Kecamatan Ma’rrang, Drs. H. Fachruddin M.Si, yang juga Fasilitator Daerah USAID PRIORITAS. Dia ingin kecamatan Ma'rang menjadi inspirasi diseminasi pembelajaran PAKEM di seluruh kecamatan di Pangkep. “Mari kita jadi inspirasi untuk kecamatan-kecamatan yang lain untuk melakukan pelatihan PAKEM. Kecamatan kita akan menjadi perintis karena pelatihan PAKEM ini memang sangat dibutuhkan para siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mereka,” katanya bersemangat di depan guru-guru yang ikut pelatihan PAKEM di SDN 14 Bonto-bonto.

Sejauh ini di Ma'rang, ada enam SD dan satu MI mitra program USAID DBE yang menerapkan pembelajaran PAKEM. Diharapkan setelah diseminasi ini, pembelajaran PAKEM akan diterapkan di seluruh SD/MI. Peluang keberhasilan pelaksanaan diseminasi di Ma'rang ditunjang dengan adanya PSBG (Pusat Sumber Belajar Gugus) yang berada di SDN 14 Bonto-Bonto Marrang. PSBG tersebut menjadi lokasi pusat pelatihan angkatan pertama diseminasi PAKEM. Bangunan yang mendapatkan bantuan fasilitas dari USAID ini secara konsisten dijadikan pusat pelatihan dan kegiatan guru-guru di Ma'rang.

(Ajb)

Disseminasi Pelatihan Pakem

Bergerak Menjadi Inspirasi Kecamatan Lain

Suasana kelas yang menerapkan PAKEM di SDN 14 Bonto-Bonto, Ma'rang Pangkep.

SETELAH bupati di empat daerah kohor 2 melayangkan surat resmi kesediaan menjadi mitra pada bulan Juli 2013, tim USAID PRIORITAS melakukan seleksi sekolah SD/MI dan MTS/SMP mitra.

Dinas Pendidikan dan Kemenag diminta untuk mengajukan calon gugus, masing-masing 2 gugus kota dan 2 gugus luar perkotaan. Ketua-ketua gugus yang telah diajukan diundang ke kantor dinas pendidikan untuk mempresentasikan komitmen dan kesiapan serta potensi gugus. Termasuk data-data sekolah gugus dan fasilitas pendukung yang dimiliki.

Tim juga menilai kesiapan sekolah untuk mengimbaskan praktik baik kepada sekolah lainnya. Hasil presentasi ini dinilai oleh tim, Dinas Pendidikan dan Kemenag. Sekolah yang mendapat nilai tertinggi selanjutnya diverifikasi secara faktual.

Sekolah yang lolos seleksi verifikasi faktual kemudian ditetapkan sebagai mitra resmi. Kepala sekolah yang terpilih melakukan penandatanganan letter of commitment kerjasama yang disaksikan Kepala Dinas dan Kepala Kemenag masing-masing daerah.

(Ajb)

Pemilihan Sekolah Mitra Kabupaten

Kohor 2

Guru sedang membantu siswa membuat sisi sudut pada bidang bangun.

Gambar tahapan pembuatan sudut bangun ruang persegi empat dengan tusuk sate kentang.

Medan. Untuk mewujudkan pelayanan pendidikan bermutu bagi siswa, komite SMPN 1 Sunggal membentuk komite kelas untuk memperkuat kinerja komite sekolah. Komite kelas dipilih dan diangkat oleh orangtua siswa di

setiap kelas. Tujuan dibentuknya komite kelas adalah, (1) menciptakan keakraban dan solidaritas antara wali kelas dan orang tua siswa, sehingga tidak ada lagi rasa sungkan untuk bertanya tentang berbagai hal yang menyangkut kepentingan peningkatan prestasi siswa antara orang tua murid dan wali kelas, (2) menciptakan suasana ruang kelas dan lingkungannya menjadi lebih nyaman dan asri dengan dukungan komite kelas.

Komite kelas memiliki tugas

sebagai berikut: 1) Menilai kebutuhan belajar siswa; 2) Mempresentasikan hasil penilaian kebutuhan siswa kepada orangtua, wali kelas, kepala sekolah dan komite sekolah untuk dibahas. Setelah disetujui, barulah komite kelas mempunyai program kerja dan menjalankannya; 3) Melaksanakan program yang telah disetujui bersama; 4) Menghimpun dana; 5) Mencatat kegiatan dan keuangan secara benar dan transparan; dan 6) Memberi laporan pertanggungjawaban kepada orangtua siswa secara tertulis.

Keberadaan komite sekolah dan komite kelas memberikan dampak positif pada proses pembelajaran. Siswa juga semakin kreatif dan berprestasi. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikspora) Dra. Hj. Sa'adah Lubis, MAP sangat terkesan dengan peran komite SMPN 1 Sunggal. Atas saran beliau juga, sekolah ini membentuk komite kelas di semua kelas.

(Eh)

SMPN 1 Sunggal Bentuk Komite Kelas

Keberadaan Komite Kelas SMPN 1 Sunggal membuat kebutuhan pembelajaran aktif di kelas semakin terfasilitasi.

Page 13: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

PRIORITAS - Provinsi Sulawesi Selatan PRIORITAS - Praktik yang Baik

Sisa panen kentang yang tidak dimanfaatkan lagi setelah dijual pada pembeli dimanfaatkan Yeni Satriani, S.Pd, guru SDN Pondok Gajah, Kabupaten Bener Meriah sebagai media pembelajaran. “Anak-anak di sini sudah terbiasa melihat dan bermain dengan sisa kentang kecil. Saya pikir hasil pertanian tersebut sebaiknya dimanfaatkan sebagai media pembelajaran Matematika,” cerita Yeni.

Salah satu contohnya, dia membuat sudut bangun ruang persegi empat dengan memanfaatkan 12 buah tusuk sate atau ranting kayu yang lurus dan 8 buah kentang. ”Kita dapat menggunakannya untuk membentuk dan memperkenalkan kerangka sudut serta rusuk persegi kepada siswa,” urainya.

Untuk cara pembuatannya yaitu, membentuk alas segi empat dengan menyusun 4 buah tusuk sate yang di tusukan pada 4 kentang. Untuk masing-masing 2 segi empat (gambar 1).

Selanjutnya tusukkan lagi 4 tusuk sate pada 4 kentang sehingga posisi tusuk sate tegak (gambar 2). Kemudian, tusukkan kembali kentang di bagian atas tusuk sate (gambar 4) dan gabungkan kembali dengan tusuk sate (gambar 4) sehingga menjadi bangunan ruang segiempat.

Dengan mengunakan contoh ini, siswa dapat diajak untuk mengukur sudut, panjang dan luas bangun tersebut. Sate kentang juga dapat dimanfaatkan untuk membentuk sudut dan bangunan ruang lainnya.

Hasil pembelajaran dengan mengunakan media tersebut sangat signifikan. Siswa cepat mengerti konsep sudut dan ruang dan mudah menghitungnya. “Bentuk Pola Persegi tersebut dapat memperlihatkan dan menghitung jumlah rusuk, jumlah sudut serta menghitungnya. Mereka bekerja dan belajar dengan gembira,” katanya lagi.

Yeni Satriani, S.Pd, Guru SDN Pondok Gajah, Bener Meriah, Aceh.

12 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 13

Belajar Sudut dan Ruang dengan “Sate Kentang”

KETIDAKMERATAAN persebaran guru merupakan salah satu masalah yang menghambat peningkatan mutu pendidikan di Sulawesi Selatan. Guru banyak menumpuk di sekolah perkotaan di saat mereka dibutuhkan mengajar di daerah terpencil.

Selain itu, sejumlah guru juga menumpuk di sekolah-sekolah yang jumlah muridnya sedikit. Fakta-fakta

tersebut terungkap pada kegiatan Lokakarya 2: Analisis Kebijakan Penataan dan Pemerataan Guru Kabupaten Bantaeng, Maros dan Wajo yang diselenggarakan USAID PRIORITAS. Lokakarya dihadiri perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Dinas Pendidikan dan Kemenag Kabupaten Bantaeng, Maros dan Wajo (6-9/11).

“Formulasi-formulasi kebijakan untuk memecahkan masalah penataan dan pemerataan guru yang dilahirkan lokakarya ini mesti disosialisasikan dengan baik ke seluruh instansi

terkait,” kata Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston saat membuka acara.

Menurutnya Indonesia merupakan negara yang memiliki kelebihan guru. Jika guru ditata dengan baik, penggunaan anggaran pendidikan menjadi lebih efisien.

Pada proses diskusi, masalah kekurangan guru tidak melulu dijawab dengan kebijakan perekrutan guru PNS baru. Kelompok Kabupaten Maros,

misalnya, mengungkapkan bahwa di daerah-daerah terpencil masih banyak kekurangan guru. Solusi yang mereka tawarkan adalah melakukan kebijakan regrouping atau menggabungkan sekolah-sekolah kecil yang berdekatan.

Sementara kelompok Kabupaten Wajo, walaupun masalahnya sama, mengusulkan program multigrade atau menyelenggarakan pembelajaran kelas rangkap. Kelompok Wajo juga mengusulkan kebijakan mutasi sebagai salah satu alternatif pemerataan guru. Usulan-usulan kebijakan dirumuskan dalam lokakarya tersebut. Diharapkan kebijakan tersebut bisa dilanjutkan ke pemerintah daerah masing-masing.

Lokakarya ini menurut para peserta memberikan nilai positif. Mereka dapat mengidentifikasi masalah-masalah penataan dan pemerataan guru dan cara mengatasinya dengan strategi kebijakan yang sesuai dengan masalah tersebut.

(Ajb)

Kekurangan Guru Tak Mesti Dijawab dengan Perekrutan Guru Baru

Pak Aos memfasilitasi strategi kebijakan penataan guru di kelompok Wajo

MA'RANG, merupakan kecamatan di Kabupaten Pangkep yang telah melakukan diseminasi pelatihan PAKEM untuk kepala sekolah, pengawas dan guru SD. Diseminasi pelatihan CTL SMP di kabupaten ini sudah sampai sebelas angkatan, namun hanya Ma'rang yang sudah melakukan diseminasi PAKEM untuk SD/MI.

Inisiasi ini tidak lepas dari peran Kepala UPTD (Unit PelaksanaTeknis Daerah) Kecamatan Ma’rrang, Drs. H. Fachruddin M.Si, yang juga Fasilitator Daerah USAID PRIORITAS. Dia ingin kecamatan Ma'rang menjadi inspirasi diseminasi pembelajaran PAKEM di seluruh kecamatan di Pangkep. “Mari kita jadi inspirasi untuk kecamatan-kecamatan yang lain untuk melakukan pelatihan PAKEM. Kecamatan kita akan menjadi perintis karena pelatihan PAKEM ini memang sangat dibutuhkan para siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mereka,” katanya bersemangat di depan guru-guru yang ikut pelatihan PAKEM di SDN 14 Bonto-bonto.

Sejauh ini di Ma'rang, ada enam SD dan satu MI mitra program USAID DBE yang menerapkan pembelajaran PAKEM. Diharapkan setelah diseminasi ini, pembelajaran PAKEM akan diterapkan di seluruh SD/MI. Peluang keberhasilan pelaksanaan diseminasi di Ma'rang ditunjang dengan adanya PSBG (Pusat Sumber Belajar Gugus) yang berada di SDN 14 Bonto-Bonto Marrang. PSBG tersebut menjadi lokasi pusat pelatihan angkatan pertama diseminasi PAKEM. Bangunan yang mendapatkan bantuan fasilitas dari USAID ini secara konsisten dijadikan pusat pelatihan dan kegiatan guru-guru di Ma'rang.

(Ajb)

Disseminasi Pelatihan Pakem

Bergerak Menjadi Inspirasi Kecamatan Lain

Suasana kelas yang menerapkan PAKEM di SDN 14 Bonto-Bonto, Ma'rang Pangkep.

SETELAH bupati di empat daerah kohor 2 melayangkan surat resmi kesediaan menjadi mitra pada bulan Juli 2013, tim USAID PRIORITAS melakukan seleksi sekolah SD/MI dan MTS/SMP mitra.

Dinas Pendidikan dan Kemenag diminta untuk mengajukan calon gugus, masing-masing 2 gugus kota dan 2 gugus luar perkotaan. Ketua-ketua gugus yang telah diajukan diundang ke kantor dinas pendidikan untuk mempresentasikan komitmen dan kesiapan serta potensi gugus. Termasuk data-data sekolah gugus dan fasilitas pendukung yang dimiliki.

Tim juga menilai kesiapan sekolah untuk mengimbaskan praktik baik kepada sekolah lainnya. Hasil presentasi ini dinilai oleh tim, Dinas Pendidikan dan Kemenag. Sekolah yang mendapat nilai tertinggi selanjutnya diverifikasi secara faktual.

Sekolah yang lolos seleksi verifikasi faktual kemudian ditetapkan sebagai mitra resmi. Kepala sekolah yang terpilih melakukan penandatanganan letter of commitment kerjasama yang disaksikan Kepala Dinas dan Kepala Kemenag masing-masing daerah.

(Ajb)

Pemilihan Sekolah Mitra Kabupaten

Kohor 2

Guru sedang membantu siswa membuat sisi sudut pada bidang bangun.

Gambar tahapan pembuatan sudut bangun ruang persegi empat dengan tusuk sate kentang.

Medan. Untuk mewujudkan pelayanan pendidikan bermutu bagi siswa, komite SMPN 1 Sunggal membentuk komite kelas untuk memperkuat kinerja komite sekolah. Komite kelas dipilih dan diangkat oleh orangtua siswa di

setiap kelas. Tujuan dibentuknya komite kelas adalah, (1) menciptakan keakraban dan solidaritas antara wali kelas dan orang tua siswa, sehingga tidak ada lagi rasa sungkan untuk bertanya tentang berbagai hal yang menyangkut kepentingan peningkatan prestasi siswa antara orang tua murid dan wali kelas, (2) menciptakan suasana ruang kelas dan lingkungannya menjadi lebih nyaman dan asri dengan dukungan komite kelas.

Komite kelas memiliki tugas

sebagai berikut: 1) Menilai kebutuhan belajar siswa; 2) Mempresentasikan hasil penilaian kebutuhan siswa kepada orangtua, wali kelas, kepala sekolah dan komite sekolah untuk dibahas. Setelah disetujui, barulah komite kelas mempunyai program kerja dan menjalankannya; 3) Melaksanakan program yang telah disetujui bersama; 4) Menghimpun dana; 5) Mencatat kegiatan dan keuangan secara benar dan transparan; dan 6) Memberi laporan pertanggungjawaban kepada orangtua siswa secara tertulis.

Keberadaan komite sekolah dan komite kelas memberikan dampak positif pada proses pembelajaran. Siswa juga semakin kreatif dan berprestasi. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikspora) Dra. Hj. Sa'adah Lubis, MAP sangat terkesan dengan peran komite SMPN 1 Sunggal. Atas saran beliau juga, sekolah ini membentuk komite kelas di semua kelas.

(Eh)

SMPN 1 Sunggal Bentuk Komite Kelas

Keberadaan Komite Kelas SMPN 1 Sunggal membuat kebutuhan pembelajaran aktif di kelas semakin terfasilitasi.

Page 14: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

PRIORITAS - Provinsi Jawa Timur

14 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 15

PRIORITAS - Praktik yang Baik

SAAT belajar Matematika, siswa tak jarang kebingungan ketika harus mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Apalagi apabila soal yang diberikan adalah soal cerita yang membutuhkan kemampuan literasi (membaca untuk memahami). Hal inilah yang mendorong Abdul Kamid, S.Pd Guru Kelas VI SDN Sedati Gede 2, Sidoarjo menggunakan media kertas warna warni untuk menyelesaikan

soal-soal FPB. “Kertas warna warni

diumpamakan sebagai benda-benda yang biasanya ada di soal cerita Matematika. Dasar penghitungan FPB adalah mencari bilangan prima dengan perumpamaan pasangan dari benda-benda tersebut. Melalui media kertas warna warni, siswa dapat membuat pohon faktor dengan memasangkan kertas warna A dengan B sehingga dapat terbagi dengan rata,” terang guru yang murah senyum ini.

Abdul Kamid memberi contoh soal di papan tulis dimana ada 12 apel dan 18 jeruk. Apabila ke-12 apel dan 18 jeruk tersebut dibagi rata dalam kantong-kantong plastik, maka berapa kantong plastik yang berhasil dibagi dan berapa apel dan jeruk di dalam masing-masing kantong plastik?

Setiap kelompok kemudian menggunting 12 potong kertas merah sebagai perumpamaan apel dan 18 potong kertas kuning sebagai perumpamaan jeruk. Menggunakan media lantai siswa membagi sama kertas merah dan kuning, dan memasukkannya ke dalam kantong plastik. Hasilnya terdapat 6 kantong plastik masing-masing berisi 2 apel (KPK) dan 3 jeruk FPB).

Hal ini tentu saja memudahkan siswa untuk menyelesaikan soal-soal cerita yang diberikan oleh guru. Setiap kelompok antusias menyelesaikan 6 soal yang diberikan oleh guru dalam waktu yang singkat dan dapat menjawab semua soal dengan benar.

Kesan siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika saat itu sangat menyenangkan. Matematika yang biasanya menjadi momok, diikuti siswa dengan penuh antusias. “Mengikuti pelajaran Matematika hari ini seperti sedang membuat prakarya,” celetuk salah seorang siswa sambil menggunting kertas warna warni dengan semangat.

(Dkd)

Meningkatkan Kualitas Proses Belajar-Mengajar

Siswa dalam kelompok melakukan kerja kooperatif untuk menemukan penyelesaian soal FPB dan KPK. Mereka tampak serius dan menikmati proses pembelajaran Matematika.

Belajar Matematika Semudah Membuat Prakarya

Pembelajaran Matematika Kelas VI

Kompetensi Dasar:Menggunakan sifat-sifat pengerjaan hitung termasuk pengerjaan hitung campuran FPB dan KPK

Materi Pembelajaran: Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah yang terkait dengan FPB dan KPK

Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menyelesaikan pengerjaan hitung

dengan menggunakan sifat komutatif, distributif dan campuran

Siswa dapat menentukan FPB dari dua bilangan atau lebih

Siswa menentukan KPK dari dua bilangan atau lebih

Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan FPB dan KPK

Alat dan bahan: Kertas warna warni, kantong plastik, gunting, spidol

Penilaian: Penilaian proses: Berfokus pada teknik

penyelesaian soal. Penilaian hasil: Tes tulis berfokus pada

penyelesaian soal menemukan FPB dan KPK

Lembar Kerja

Pencemaran Lingkungan

Lingkungan sekitar kita ada yang tertata dan terpelihara dengan baik. Ada pula lingkungan yang terbengkalai atau bahkan rusak. Salah satu penyebab penurunan kualitas lingkungan adalah terjadinya pencemaran. Pencemaran menurut tempat terjadinya terbagi ke dalam tiga macam, yaitu (1) pencemaran tanah, (2) pencemaran air, dan (3) pencemaran udara.

Selanjutnya, kalian akan mengamati kondisi lingkungan di luar sekolah. Di sana kalian dapat melihat, apakah lingkungan tersebut tercemar atau tidak.

1. Pilihlah lingkungan di luar sekolahmu untuk diamati!2. Amatilah dengan cermat dan hati-hati keadaan lingkungan tersebut, baik keadaan tanah, air, maupun udaranya!3. Setelah itu, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

a. Berdasarkan hasil pengamatan kalian terhadap lingkungan, apakah tanah, air, dan udaranya termasuk dalam kategori yang sehat atau tercemar? Mengapa?

b. Jika dalam pengamatan kalian terdapat lingkungan yang tercemar, sebutkan sumber-sumber pencemarnya!

c. Buatlah satu karya kreatif (surat, poster, power point atau buletin) yang ditujukan kepada warga sekolah untuk peduli terlibat mengatasi dan menghentikan pencemaran yang terjadi!

Abdul Kamid, S.Pd, Guru Kelas VI SDN Sedati Gede 2 Sidoarjo.

SAYA mengamati guru mata pelajaran PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) di kelas VII/G. Tujuan pembelajaran ada dua: (1) membedakan lingkungan (tanah, air, dan udara) yang sehat dengan lingkungan yang tercemar melalui pengamatan ada tidaknya bahan pencemar, dan (2) menyebutkan sumber pencemaran.

Setelah menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, tahap-tahap pembelajaran yang akan ditempuh, lembar kerja (LK) dan tata cara penyelesaiannya, batas waktu penyelesaian LK, format presentasi laporan, jadwal presentasi, serta pembentukan kelompok, guru mengajak siswa ke ladang, kebun, kolam, dan selokan berjalan kaki.

Sepanjang pengamatan saya, ternyata guru itu: (1) mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berbuat, (2) memberi

pertanyaan tingkat tinggi, (3) memberikan pertanyaan klasikal dalam konteks yang tepat, (4) memberikan pertanyaan secara individual, (5) mendorong siswa mencapai kecakapan sosial dan akademik, (6) memfasilitasi siswa untuk mengemukakan solusi, (7) mengatur perabot kelas yang mendukung pembelajaran kooperatif, (8) menggunakan karya siswa sebagai sumber belajar, (9) menggunakan sumber belajar yang bervariasi, dan (10) mendorong siswa menghasilkan karya.

Siswa tampak bersinergi dalam penyelesaian tugas kelompoknya. Mereka secara aktif bekerjasama memilih, menentukan, dan mengamati lingkungan. Guru pun berkeliling mengamati setiap kelompok dan memberikan bimbingan atas permintaan atau pertanyaan siswa. Pengamatan selesai sesuai estimasi waktu. Siswa kembali ke kelas untuk

mempresentasikan hasilnya.

SaranSetelah mengamati pembelajaran, saya

mendapatkan beberapa ide untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. Misalnya dalam LK (lihat di bawah), dikembangkan pertanyaan atau tugas yang memicu ide kreativitas siswa. Setelah siswa mendapatkan data, mereka ditugaskan membuat karya yang ditulis dengan kata-katanya sendiri.

Pada saat siswa kembali ke kelas, mereka perlu diberi waktu sekitar 10 menit untuk mempersiapkan presentasi. Kemudian saat presentasi, posisi duduk siswa harus menghadap ke depan kelas agar dapat fokus menyimak presentasi.

Baren Barnabas, S.PdGuru SMPN 2 Cikajang - Jawa Barat

Dalam pembelajaran, guru lebih banyak mendampingi siswa bekerja di dalam kelompok kecil.

Menyelesaikan Soal FPB dan KPK dengan Media Kertas Warna-warni

Kiri-Kanan: Para siswa menuju lokasi pengamatan; Guru memberi penegasan kembali tentang langkah-langkah yang harus dilakukan setiap kelompok; Selokan, bak, kolam, dan kebun adalah lingkungan yang akan dijadikan objek pengamatan oleh setiap kelompok siswa; Setelah memahami penjelasan serta instruksi dari guru, setiap kelompok menyebar menuju objek pengamatan yang diminatinya.

Page 15: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

PRIORITAS - Provinsi Jawa Timur

14 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 15

PRIORITAS - Praktik yang Baik

SAAT belajar Matematika, siswa tak jarang kebingungan ketika harus mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Apalagi apabila soal yang diberikan adalah soal cerita yang membutuhkan kemampuan literasi (membaca untuk memahami). Hal inilah yang mendorong Abdul Kamid, S.Pd Guru Kelas VI SDN Sedati Gede 2, Sidoarjo menggunakan media kertas warna warni untuk menyelesaikan

soal-soal FPB. “Kertas warna warni

diumpamakan sebagai benda-benda yang biasanya ada di soal cerita Matematika. Dasar penghitungan FPB adalah mencari bilangan prima dengan perumpamaan pasangan dari benda-benda tersebut. Melalui media kertas warna warni, siswa dapat membuat pohon faktor dengan memasangkan kertas warna A dengan B sehingga dapat terbagi dengan rata,” terang guru yang murah senyum ini.

Abdul Kamid memberi contoh soal di papan tulis dimana ada 12 apel dan 18 jeruk. Apabila ke-12 apel dan 18 jeruk tersebut dibagi rata dalam kantong-kantong plastik, maka berapa kantong plastik yang berhasil dibagi dan berapa apel dan jeruk di dalam masing-masing kantong plastik?

Setiap kelompok kemudian menggunting 12 potong kertas merah sebagai perumpamaan apel dan 18 potong kertas kuning sebagai perumpamaan jeruk. Menggunakan media lantai siswa membagi sama kertas merah dan kuning, dan memasukkannya ke dalam kantong plastik. Hasilnya terdapat 6 kantong plastik masing-masing berisi 2 apel (KPK) dan 3 jeruk FPB).

Hal ini tentu saja memudahkan siswa untuk menyelesaikan soal-soal cerita yang diberikan oleh guru. Setiap kelompok antusias menyelesaikan 6 soal yang diberikan oleh guru dalam waktu yang singkat dan dapat menjawab semua soal dengan benar.

Kesan siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika saat itu sangat menyenangkan. Matematika yang biasanya menjadi momok, diikuti siswa dengan penuh antusias. “Mengikuti pelajaran Matematika hari ini seperti sedang membuat prakarya,” celetuk salah seorang siswa sambil menggunting kertas warna warni dengan semangat.

(Dkd)

Meningkatkan Kualitas Proses Belajar-Mengajar

Siswa dalam kelompok melakukan kerja kooperatif untuk menemukan penyelesaian soal FPB dan KPK. Mereka tampak serius dan menikmati proses pembelajaran Matematika.

Belajar Matematika Semudah Membuat Prakarya

Pembelajaran Matematika Kelas VI

Kompetensi Dasar:Menggunakan sifat-sifat pengerjaan hitung termasuk pengerjaan hitung campuran FPB dan KPK

Materi Pembelajaran: Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah yang terkait dengan FPB dan KPK

Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menyelesaikan pengerjaan hitung

dengan menggunakan sifat komutatif, distributif dan campuran

Siswa dapat menentukan FPB dari dua bilangan atau lebih

Siswa menentukan KPK dari dua bilangan atau lebih

Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan FPB dan KPK

Alat dan bahan: Kertas warna warni, kantong plastik, gunting, spidol

Penilaian: Penilaian proses: Berfokus pada teknik

penyelesaian soal. Penilaian hasil: Tes tulis berfokus pada

penyelesaian soal menemukan FPB dan KPK

Lembar Kerja

Pencemaran Lingkungan

Lingkungan sekitar kita ada yang tertata dan terpelihara dengan baik. Ada pula lingkungan yang terbengkalai atau bahkan rusak. Salah satu penyebab penurunan kualitas lingkungan adalah terjadinya pencemaran. Pencemaran menurut tempat terjadinya terbagi ke dalam tiga macam, yaitu (1) pencemaran tanah, (2) pencemaran air, dan (3) pencemaran udara.

Selanjutnya, kalian akan mengamati kondisi lingkungan di luar sekolah. Di sana kalian dapat melihat, apakah lingkungan tersebut tercemar atau tidak.

1. Pilihlah lingkungan di luar sekolahmu untuk diamati!2. Amatilah dengan cermat dan hati-hati keadaan lingkungan tersebut, baik keadaan tanah, air, maupun udaranya!3. Setelah itu, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

a. Berdasarkan hasil pengamatan kalian terhadap lingkungan, apakah tanah, air, dan udaranya termasuk dalam kategori yang sehat atau tercemar? Mengapa?

b. Jika dalam pengamatan kalian terdapat lingkungan yang tercemar, sebutkan sumber-sumber pencemarnya!

c. Buatlah satu karya kreatif (surat, poster, power point atau buletin) yang ditujukan kepada warga sekolah untuk peduli terlibat mengatasi dan menghentikan pencemaran yang terjadi!

Abdul Kamid, S.Pd, Guru Kelas VI SDN Sedati Gede 2 Sidoarjo.

SAYA mengamati guru mata pelajaran PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) di kelas VII/G. Tujuan pembelajaran ada dua: (1) membedakan lingkungan (tanah, air, dan udara) yang sehat dengan lingkungan yang tercemar melalui pengamatan ada tidaknya bahan pencemar, dan (2) menyebutkan sumber pencemaran.

Setelah menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, tahap-tahap pembelajaran yang akan ditempuh, lembar kerja (LK) dan tata cara penyelesaiannya, batas waktu penyelesaian LK, format presentasi laporan, jadwal presentasi, serta pembentukan kelompok, guru mengajak siswa ke ladang, kebun, kolam, dan selokan berjalan kaki.

Sepanjang pengamatan saya, ternyata guru itu: (1) mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berbuat, (2) memberi

pertanyaan tingkat tinggi, (3) memberikan pertanyaan klasikal dalam konteks yang tepat, (4) memberikan pertanyaan secara individual, (5) mendorong siswa mencapai kecakapan sosial dan akademik, (6) memfasilitasi siswa untuk mengemukakan solusi, (7) mengatur perabot kelas yang mendukung pembelajaran kooperatif, (8) menggunakan karya siswa sebagai sumber belajar, (9) menggunakan sumber belajar yang bervariasi, dan (10) mendorong siswa menghasilkan karya.

Siswa tampak bersinergi dalam penyelesaian tugas kelompoknya. Mereka secara aktif bekerjasama memilih, menentukan, dan mengamati lingkungan. Guru pun berkeliling mengamati setiap kelompok dan memberikan bimbingan atas permintaan atau pertanyaan siswa. Pengamatan selesai sesuai estimasi waktu. Siswa kembali ke kelas untuk

mempresentasikan hasilnya.

SaranSetelah mengamati pembelajaran, saya

mendapatkan beberapa ide untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. Misalnya dalam LK (lihat di bawah), dikembangkan pertanyaan atau tugas yang memicu ide kreativitas siswa. Setelah siswa mendapatkan data, mereka ditugaskan membuat karya yang ditulis dengan kata-katanya sendiri.

Pada saat siswa kembali ke kelas, mereka perlu diberi waktu sekitar 10 menit untuk mempersiapkan presentasi. Kemudian saat presentasi, posisi duduk siswa harus menghadap ke depan kelas agar dapat fokus menyimak presentasi.

Baren Barnabas, S.PdGuru SMPN 2 Cikajang - Jawa Barat

Dalam pembelajaran, guru lebih banyak mendampingi siswa bekerja di dalam kelompok kecil.

Menyelesaikan Soal FPB dan KPK dengan Media Kertas Warna-warni

Kiri-Kanan: Para siswa menuju lokasi pengamatan; Guru memberi penegasan kembali tentang langkah-langkah yang harus dilakukan setiap kelompok; Selokan, bak, kolam, dan kebun adalah lingkungan yang akan dijadikan objek pengamatan oleh setiap kelompok siswa; Setelah memahami penjelasan serta instruksi dari guru, setiap kelompok menyebar menuju objek pengamatan yang diminatinya.

Page 16: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

Sengkang. SMPN 3 Sengkang adalah salah satu sekolah mitra USAID PRIORITAS di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Sekolah ini pada tahun 1990-an menjadi sekolah favorit. Siswanya mencapai lebih dari 700 orang. Namun dalam empat tahun terakhir mengalami banyak penurunan, hanya 80-100 siswa baru yang mendaftar. Sekarang jumlah siswa hanya sekitar 300-an. ”Kalah dengan SMP negeri lainnya di kota ini,” ujar Drs. Aco Karumpa, kepala sekolah yang baru menjabat pada bulan Juli 2013.

Menurutnya, banyak tamatan SD/MI tidak tertarik melanjutkan ke sekolah yang ia pimpin, karena sekolah kurang melakukan sosialisasi dan menurunnya kualitas pembelajaran.

Sebagai kepala sekolah yang baru, ia merasa tertantang merekrut kembali banyak siswa supaya ruang kelas tidak banyak yang kosong dan meningkatkan kualitas pembelajaran sekolah. Dengan slogan “SMPN 3 Sengkang Bergerak Selangkah Lebih Maju” ia mulai memancangkan program perubahan sekolah.

Keikutsertaannya dalam pelatihan USAID PRIORITAS menjadi modal awal strategi mengubah sekolah. Bersama guru-guru, ia mulai meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengubah model pembelajaran. Dari model pembelajaran guru sebagai penceramah menjadi pembelajaran kontekstual dengan murid yang aktif dan kreatif.

Kelas dibuat menjadi lebih menarik karena banyak pajangan karya siswa yang terpampang. Manajemen sekolah juga ia pacu mengikuti MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang menekankan transparansi dan akuntabilitas.

Terinspirasi dari pelatihan MBS yang ia ikuti, untuk mengembalikan jumlah murid seperti tahun-tahun sebelumnya, ia

merancang Lomba Cipta Puisi untuk siswa SD/MI se-Sengkang. Dengan lomba itu, ia berharap siswa SD/MI yang ikut lomba bisa berkunjung ke sekolah, mengenal lebih dekat dan tertarik dengan situasi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual.

Sosialisasi kegiatan dilakukan ke SD/MI di Sengkang. Para Kepala Sekolah SD/MI se-Kabupaten Wajo diundang ke sekolah. Penciptaan karya puisi anak-anak mendapat bimbingan guru di sekolah masing-masing dan anak-anak yang ikut lomba diundang ke sekolah untuk diverifikasi lebih lanjut orisinalitas karya yang yang diciptakan.

Puisi hasil lomba cipta puisi tersebut dibukukan dalam sebuah Kumpulan Puisi Anak Negeri 2013. Para pemenang menerima hadiah pada acara peluncuran buku yang diselenggarakan bertepatan upacara memperingati Hari Sumpah Pemuda Tingkat Kabupaten Wajo di Lapangan Merdeka Sengkang.

Pemenang pertama menerima piala langsung dari Bupati Wajo, dan pemenang kedua dari Kepala DPRD Wajo. Acara tersebut juga diliput secara langsung oleh televisi lokal.

Pemerintah Kabupaten Wajo sangat mengapresiasi acara ini. Bupati hadir didampingi Ketua DPRD dan MUSPIKA Kabupaten Wajo. Bupati Andi Burhanuddin Unru yang membuka tirai baliho tanda diluncurkannya buku puisi tersebut. “Katakan langsung kepada saya apa yang dibutuhkan sekolah ini untuk lebih maju lagi,” kata Bupati Wajo.

H. Yunus Panaungi, Ketua DPRD, pada sambutan buku tersebut, menyatakan buku kumpulan puisi tersebut bisa menginspirasi peningkatan kreativitas dan minat menulis anak-anak. Ia yakin bahwa SMPN 3 Sengkang telah memenuhi slogannya bergerak selangkah lebih maju.

Acara peluncuran dihadiri anggota DPRD, pejabat pemerintah daerah, komite sekolah, pengawas, kepala sekolah, guru, dan siswa SD/MI, serta masyarakat umum. Memanfaatkan acara tersebut, siswa SMPN 3 Sengkang membagi-bagi buku kumpulan puisi kepada para undangan yang menyambutnya dengan memberikan sumbangan dana untuk kegiatan sekolah. Ide kreatif ini merupakan salah satu metode MBS melibatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan kegiatan sekolah.

Ika Khaerunnisa, Juara Favorit dari SDN 1 Padduppa merasa bangga dapat tampil membacakan hasil karyanya di hadapan banyak khalayak. Namun yang paling mengesankan ia menyatakan keinginannya untuk melanjutkan sekolahnya ke SMPN 3 Sengkang. Ia terkesan dengan pajangan-pajangan karya siswa di kelas dan perpustakaannya yang memiliki banyak koleksi buku, “Pantas, perpustakaan ini meraih Juara II Tingkat Provinsi tahun ini,” ungkap Ika. (Ajb)

Buku Puisi Karya Siswa Diluncurkan Bupati

16 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 17

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Konsep Kesebangunan Segitiga untuk Menghitung Panjang Benda

Banjarnegara. Inovasi dalam pembelajaran Matematika dapat dilakukan dalam banyak model. Salah satunya yaitu pemodelan itung tinggi pohon dan lebar sungai. untuk mengh Hal itu dilakukan oleh Puji Rahayu, S.Pd Guru Matematika SMPN 1 Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Pembelajaran dimulai dengan membagi siswa dalam 5 Kelompok dilanjutkan dengan membagikan lembar kerja. Bu Puji mengajak siswa ke lapangan di depan kelas untuk melakukan pengamatan dan pengukuran.

Untuk mengukur tinggi pohon, beliau meminta salah satu siswa berdiri di depan pengamat yang bertugas untuk mengamati ujung kepala ke arah ujung pohon yang segaris. Apabila belum tepat, siswa yang berdiri bisa bergerak maju atau mundur.

Panduan langkah-langkah siswa dalam melakukan pengamatan sebagai berikut:

Semua siswa terlihat riang dan mengikuti semua langkah-langkah yang tertulis dalam panduan dan lembar kerja. Selanjutnya mengukur lebar sungai. Untuk mengukur lebar sungai siswa dipandu untuk mengumpulkan batu di seberang jalan paving sebagai model dari sebuah sungai. Kemudian batu-batu tersebut dibuat sebagai patok-patok untuk mengukur lebar sungai.

Setelah kegiatan tersebut selesai sesuai dengan panduan yang diberikan. Kemudian siswa diajak masuk ke dalam kelas

untuk mendiskusikan hasil pengamatan dan pengukuran yang telah dilakukan.

Kegiatan diskusi diawali dengan pesentasi hasil pengukuran dari kelompok untuk dijadikan sebagai contoh dalam penghitungan. Beberapa siswa yang masih belum paham menanyakan kepada presenter. Untuk pertanyaan yang belum jelas membantu guru memberikan penjelasan.

Setelah ami dan menemukan konsep kesebangunan, memahsiswa diajak menempelkan hasil pengukuran di pajangan papankelas. memandu diskusi dan menyimpulkan hasil Kemudian guru pembelajaran bersama-sama siswa. Pembelajaran diakhiri refleksi bersama sebagai penutup.

(Se)

xxx

Para pemenang lomba cipta puisi berfoto bersama bupati..

Drs. Aco Karumpa, Mpd, Kepala SMPN 3 Sengkang, Sulsel.

“Tanah Wajo”Karya : Nurul Izzah Afiqah

Inilah tanah warisan leluhurku

Tanah Wajo....

Negeri tanddangpare

puangrimaggalatung

Tanah kelahiranku tercinta

Tempat berpijak menyongsong

harapan

Bagi anak negeri

Kubangga akan dirimu

Atassekian kelebihan yang

Dikau miliki

Rumah adat atakkae yang megag

Tappareng Tempe yang memantang

luas

Kain suteramu yang diminati

banyak negara

Ataupun....

Kokohnya Bulu Alauna Tempe

Yang membujur hijau

Tenangnya arus sungai Walannae

Serta situs sejarah tosora, tempat

merangkai

Rantai sejarah “Arung Matoa”

Ini dikau...

Tanah leluhurku

Yang kian besolek menuju

kemajuan

Menata diri menuju pembaharuan

Marilah terus kita jaga

Mengembalikan arti dan makna

“Maradeka to Wajo'e Adena

Napopuang”

Jaya negeriku jaya Wajoku

Kelompok siswa sedang melakukan pengukuran kepada temannya.

Kiri: Bu Puji memberikan pengarahan kepada siswa sebelum melakukan pengamatan dan pengukuran. Kanan - Salah satu kelompok siswa mengamati jenis-jenis tanah di kebun yang dijadikan sampel untuk pengamatan.

Ukurlah tinggi temanmu dari ujung kepala ke ujung kaki untuk mengetahui tinggi AB=….m, dan jarak dari pengamat ke siswa yang berdiri (AP)=….m, tinggi pengamat dari mata ke tanah (PD)=…m.

Bila hal tersebut sudah di ketahui, hitung panjang (BC)= tinggi siswa berdiri sampai kepada tinggi pengamat =….m.

Jika tinggi pohon (TS)= t meter, maka: t/BC=PR/AP, jadi tinggi pohon sebenarnya= t + DP (tinggi pengamat).

Page 17: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

Sengkang. SMPN 3 Sengkang adalah salah satu sekolah mitra USAID PRIORITAS di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Sekolah ini pada tahun 1990-an menjadi sekolah favorit. Siswanya mencapai lebih dari 700 orang. Namun dalam empat tahun terakhir mengalami banyak penurunan, hanya 80-100 siswa baru yang mendaftar. Sekarang jumlah siswa hanya sekitar 300-an. ”Kalah dengan SMP negeri lainnya di kota ini,” ujar Drs. Aco Karumpa, kepala sekolah yang baru menjabat pada bulan Juli 2013.

Menurutnya, banyak tamatan SD/MI tidak tertarik melanjutkan ke sekolah yang ia pimpin, karena sekolah kurang melakukan sosialisasi dan menurunnya kualitas pembelajaran.

Sebagai kepala sekolah yang baru, ia merasa tertantang merekrut kembali banyak siswa supaya ruang kelas tidak banyak yang kosong dan meningkatkan kualitas pembelajaran sekolah. Dengan slogan “SMPN 3 Sengkang Bergerak Selangkah Lebih Maju” ia mulai memancangkan program perubahan sekolah.

Keikutsertaannya dalam pelatihan USAID PRIORITAS menjadi modal awal strategi mengubah sekolah. Bersama guru-guru, ia mulai meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengubah model pembelajaran. Dari model pembelajaran guru sebagai penceramah menjadi pembelajaran kontekstual dengan murid yang aktif dan kreatif.

Kelas dibuat menjadi lebih menarik karena banyak pajangan karya siswa yang terpampang. Manajemen sekolah juga ia pacu mengikuti MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang menekankan transparansi dan akuntabilitas.

Terinspirasi dari pelatihan MBS yang ia ikuti, untuk mengembalikan jumlah murid seperti tahun-tahun sebelumnya, ia

merancang Lomba Cipta Puisi untuk siswa SD/MI se-Sengkang. Dengan lomba itu, ia berharap siswa SD/MI yang ikut lomba bisa berkunjung ke sekolah, mengenal lebih dekat dan tertarik dengan situasi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual.

Sosialisasi kegiatan dilakukan ke SD/MI di Sengkang. Para Kepala Sekolah SD/MI se-Kabupaten Wajo diundang ke sekolah. Penciptaan karya puisi anak-anak mendapat bimbingan guru di sekolah masing-masing dan anak-anak yang ikut lomba diundang ke sekolah untuk diverifikasi lebih lanjut orisinalitas karya yang yang diciptakan.

Puisi hasil lomba cipta puisi tersebut dibukukan dalam sebuah Kumpulan Puisi Anak Negeri 2013. Para pemenang menerima hadiah pada acara peluncuran buku yang diselenggarakan bertepatan upacara memperingati Hari Sumpah Pemuda Tingkat Kabupaten Wajo di Lapangan Merdeka Sengkang.

Pemenang pertama menerima piala langsung dari Bupati Wajo, dan pemenang kedua dari Kepala DPRD Wajo. Acara tersebut juga diliput secara langsung oleh televisi lokal.

Pemerintah Kabupaten Wajo sangat mengapresiasi acara ini. Bupati hadir didampingi Ketua DPRD dan MUSPIKA Kabupaten Wajo. Bupati Andi Burhanuddin Unru yang membuka tirai baliho tanda diluncurkannya buku puisi tersebut. “Katakan langsung kepada saya apa yang dibutuhkan sekolah ini untuk lebih maju lagi,” kata Bupati Wajo.

H. Yunus Panaungi, Ketua DPRD, pada sambutan buku tersebut, menyatakan buku kumpulan puisi tersebut bisa menginspirasi peningkatan kreativitas dan minat menulis anak-anak. Ia yakin bahwa SMPN 3 Sengkang telah memenuhi slogannya bergerak selangkah lebih maju.

Acara peluncuran dihadiri anggota DPRD, pejabat pemerintah daerah, komite sekolah, pengawas, kepala sekolah, guru, dan siswa SD/MI, serta masyarakat umum. Memanfaatkan acara tersebut, siswa SMPN 3 Sengkang membagi-bagi buku kumpulan puisi kepada para undangan yang menyambutnya dengan memberikan sumbangan dana untuk kegiatan sekolah. Ide kreatif ini merupakan salah satu metode MBS melibatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan kegiatan sekolah.

Ika Khaerunnisa, Juara Favorit dari SDN 1 Padduppa merasa bangga dapat tampil membacakan hasil karyanya di hadapan banyak khalayak. Namun yang paling mengesankan ia menyatakan keinginannya untuk melanjutkan sekolahnya ke SMPN 3 Sengkang. Ia terkesan dengan pajangan-pajangan karya siswa di kelas dan perpustakaannya yang memiliki banyak koleksi buku, “Pantas, perpustakaan ini meraih Juara II Tingkat Provinsi tahun ini,” ungkap Ika. (Ajb)

Buku Puisi Karya Siswa Diluncurkan Bupati

16 - Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Prioritas Pendidikan: Edisi 5/ Oktober - Desember/ 2013 - 17

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Konsep Kesebangunan Segitiga untuk Menghitung Panjang Benda

Banjarnegara. Inovasi dalam pembelajaran Matematika dapat dilakukan dalam banyak model. Salah satunya yaitu pemodelan itung tinggi pohon dan lebar sungai. untuk mengh Hal itu dilakukan oleh Puji Rahayu, S.Pd Guru Matematika SMPN 1 Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Pembelajaran dimulai dengan membagi siswa dalam 5 Kelompok dilanjutkan dengan membagikan lembar kerja. Bu Puji mengajak siswa ke lapangan di depan kelas untuk melakukan pengamatan dan pengukuran.

Untuk mengukur tinggi pohon, beliau meminta salah satu siswa berdiri di depan pengamat yang bertugas untuk mengamati ujung kepala ke arah ujung pohon yang segaris. Apabila belum tepat, siswa yang berdiri bisa bergerak maju atau mundur.

Panduan langkah-langkah siswa dalam melakukan pengamatan sebagai berikut:

Semua siswa terlihat riang dan mengikuti semua langkah-langkah yang tertulis dalam panduan dan lembar kerja. Selanjutnya mengukur lebar sungai. Untuk mengukur lebar sungai siswa dipandu untuk mengumpulkan batu di seberang jalan paving sebagai model dari sebuah sungai. Kemudian batu-batu tersebut dibuat sebagai patok-patok untuk mengukur lebar sungai.

Setelah kegiatan tersebut selesai sesuai dengan panduan yang diberikan. Kemudian siswa diajak masuk ke dalam kelas

untuk mendiskusikan hasil pengamatan dan pengukuran yang telah dilakukan.

Kegiatan diskusi diawali dengan pesentasi hasil pengukuran dari kelompok untuk dijadikan sebagai contoh dalam penghitungan. Beberapa siswa yang masih belum paham menanyakan kepada presenter. Untuk pertanyaan yang belum jelas membantu guru memberikan penjelasan.

Setelah ami dan menemukan konsep kesebangunan, memahsiswa diajak menempelkan hasil pengukuran di pajangan papankelas. memandu diskusi dan menyimpulkan hasil Kemudian guru pembelajaran bersama-sama siswa. Pembelajaran diakhiri refleksi bersama sebagai penutup.

(Se)

xxx

Para pemenang lomba cipta puisi berfoto bersama bupati..

Drs. Aco Karumpa, Mpd, Kepala SMPN 3 Sengkang, Sulsel.

“Tanah Wajo”Karya : Nurul Izzah Afiqah

Inilah tanah warisan leluhurku

Tanah Wajo....

Negeri tanddangpare

puangrimaggalatung

Tanah kelahiranku tercinta

Tempat berpijak menyongsong

harapan

Bagi anak negeri

Kubangga akan dirimu

Atassekian kelebihan yang

Dikau miliki

Rumah adat atakkae yang megag

Tappareng Tempe yang memantang

luas

Kain suteramu yang diminati

banyak negara

Ataupun....

Kokohnya Bulu Alauna Tempe

Yang membujur hijau

Tenangnya arus sungai Walannae

Serta situs sejarah tosora, tempat

merangkai

Rantai sejarah “Arung Matoa”

Ini dikau...

Tanah leluhurku

Yang kian besolek menuju

kemajuan

Menata diri menuju pembaharuan

Marilah terus kita jaga

Mengembalikan arti dan makna

“Maradeka to Wajo'e Adena

Napopuang”

Jaya negeriku jaya Wajoku

Kelompok siswa sedang melakukan pengukuran kepada temannya.

Kiri: Bu Puji memberikan pengarahan kepada siswa sebelum melakukan pengamatan dan pengukuran. Kanan - Salah satu kelompok siswa mengamati jenis-jenis tanah di kebun yang dijadikan sampel untuk pengamatan.

Ukurlah tinggi temanmu dari ujung kepala ke ujung kaki untuk mengetahui tinggi AB=….m, dan jarak dari pengamat ke siswa yang berdiri (AP)=….m, tinggi pengamat dari mata ke tanah (PD)=…m.

Bila hal tersebut sudah di ketahui, hitung panjang (BC)= tinggi siswa berdiri sampai kepada tinggi pengamat =….m.

Jika tinggi pohon (TS)= t meter, maka: t/BC=PR/AP, jadi tinggi pohon sebenarnya= t + DP (tinggi pengamat).

Page 18: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

PRIORITAS - Praktik yang BaikPRIORITAS - Praktik yang Baik

Bu Andri memandu siswa menemukan Rumus Luas Pemukaan Bola dengan menggunakan kulit jeruk.

Page 19: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

PRIORITAS - Praktik yang BaikPRIORITAS - Praktik yang Baik

Bu Andri memandu siswa menemukan Rumus Luas Pemukaan Bola dengan menggunakan kulit jeruk.

Page 20: ISSN - prioritaspendidikan.org · RKS, RKAS, dan RKT untuk Keberhasilan Pembelajaran Pendampingan MBS di SMP IT Nurul Islam Tengaran, Jawa Tengah, membuat kepala sekolah, guru, dan

Sekolah dan Madrasah Bangun Budaya Baca

enciptakan budaya baca menjadi Mprogram prioritas di sekolah dan madrasah ini. SDN Kebon Dalem

Mojokerto, SD Hangtuah X Sedati, MI Asih Putra Cimahi, SMPN 4 Sidoarjo, dan MTs Nurul Huda berupaya mengoptimalkan pemanfaatan

perpustakaan sekolah dan sudut baca di kelas untuk meningkatkan kebiasaan membaca dan keterampilan mencari informasi. Dampaknya,

siswa menjadi terbiasa membaca. Kebiasaan membaca ini secara positif memperkaya

pengetahuan siswa, dan mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatifnya.

Siswa mendiskusikan proses pengerjaan tugas kelompok.

Guru SDN Kebon Dalem 2, mengelompok-kan siswa yang masih lambat membaca untuk pembimbingan khusus dan secara reguler siswa menunjukkan kemampuan membacanya.

Keterangan Foto:1 dan 2. Membuat penugasan yang mendorong siswa

menggunakan internet dan buku-buku bacaan di perpustakaan.

3. Siswa menuliskan hal-hal penting berdasarkan buku yang dibaca di dalam jurnal harian resensi siswa dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

4. Program membaca harian selama 10 menit.5. Memfasilitasi siswa mempresentasikan hasil

bacaannya.6. Memanfaatkan halaman sekolah untuk kegiatan

gemar membaca.

1

2

3

4

1

2 3

4

5

Keterangan Foto:1, Menciptakan sudut baca di

kelas dengan buku bacaan yang menarik. Siswa setiap hari dapat memilih buku bacaan yang disukainya.

2. Siswa yang pandai membantu dan mendampingi temannya yang belum lancar membaca dan menulis.

3. Program pendampingan khusus pada siswa yang masih belum lancar membaca.

4. Membuat perpustakaan sebagai tempat belajar dan membaca yang nyaman dan menyenangkan, serta secara reguler melengkapi dengan buku bacaan yang menarik dan disukai siswa.

5. Setiap bulan siswa membawa satu buku bacaan dari rumah yang diletakkan di sudut baca kelas dan setiap hari saling bertukar buku bacaan dengan temannya.

6

5