Istilah Amerikanisasi Ataupun Westernisasi Sudah Tidak Asing Lagi Di Telinga Kita

Embed Size (px)

Citation preview

Istilah Amerikanisasi ataupun Westernisasi sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dulu kala, kira-kira 20an tahun yang lalu orang-orang heboh dengan sesuatu yang disebut Amerikanisasi ataupun Westernisasi. Yang dimaksud dengan Amerikanisasi adalah masuknya paham-paham berbau Amerika ke Asia. Proses Amerikanisasi pada saat itu muncul di televisi yang memuat lebih banyak tayangan yang berasal dari Amerika, baik dalam opera sabun, bahkan berita lokal dengan menggunakan bahasa Inggris. Sekarang istilah Amerikanisasi ini sudah memudar. Masuknya millennium baru, munculah fenomena baru yang dikenal dengan globalisasi. Ada tiga hal utama yang berkaitan dengan globalisasi1: circulation of capital (kapitalisme) Demokrasi liberal Perkembangan media komunikasi (Dunlop: 2001). Ada satu persamaan antara Amerikanisasi dan Globalisasi terutama dalam perkembangan media komunikasi, yaitu peran Amerika yang paling menonjol di antara semua Negara-negara dunia. Kebudayaan di dunia ini akan menyatu menjadi kebudayaan yang universal. Sehingga kebudayaan lokal sedikit demi sedikit akan sirna. Misalnya kebudayaan dalam hal seni musik. Seni musik yang bersifat internasional lebih mudah diterima oleh masyarakat dan menyatu dengan masyarakat dunia daripada musik lokal , seperti keroncong. Seni musik keroncong dewasa ini lambat-laun mulai ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia lebih cenderung pada jenis musik Rock, Jazz, dan sebagainya. Kekuatan utama sebuah radio lokal dan nasional berkaitan erat dengan kemampuannya untuk menyajikkan musik lokal maupun nasional dari seluruh dunia. Menurut Straubhaar, musikmusik yang dianggap sebagai musik global saat ini menjadi favorit dan merupakan musik bagi kaum anak muda yang berasal dari kelas ekonomi mengengah ke atas, sedangkan musik-musik lokal lebih cenderung didengarkan oleh kaum pekerja dari kelas menengah hingga ke bawah. Musik lebih sering digunakan oleh Negara-negara dominan sebagai media perluasan dirinya, selain film, disebabkan memproduksi musik lebih murah dibandingkan film. Namun, masalah terbesar yang harus dihadapi oleh industri musik saat ini adalah pembajakan baik CD maupun kaset.2 Musik pun tidak hanya bisa dinikmati dengan cara mendengar saja, kita pun bisa1 http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=699&Itemid=43 2 http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=699&Itemid=43

menikmati hibuaran musik melalui Televisi, dengan munculnya yang disebut Video Music. Video music pertama diperkenalkan oleh MTV (Music Television). MTV pertama kali dilucurkan sebagai salah satu jaringan televisi kabel di Amerika Serikat pada tanggal 1 Agustus 1981 dengan tujuan awal menayangkan video music3, lalu Video Music pun menjadi hal yang baru, menjadi hal yang paling dinikmati oleh penikmat entertainment di seluruh dunia, termasuk di Asia. Melalui TV kabel orang-orang mampu menikmati ratusan channel dari Negara-negara lain, orang-orang di Asia pun mulai termakan oleh westernisasi yang dibuat oleh Amerika Serikat tersebut melalui Video Music yang di adaptasi dari MTV, khususnya anak muda, mereka bergaya seperti artis kesukaan mereka yang mereka liat di TV. Namun sayangnya, bukan hanya pakaian dan gaya rambut yang mereka tiru. Lifestyle para artis itu pun mulai ditiru oleh para fans nya. Mulai dari cara hidup mereka yang bar-bar, hura-hura, bermain judi, bermain perempuan dan masih segudang keburukan-keburukan mereka yang ditiru oleh anak muda di asia karena hanya melihat tayangan di Televisi. MTV merupakan suatu tayangan populer mengenai musik dan gaya hidup, bahkan MTV disebut sebagai bagian dari pop culture atau budaya pop juga sebagai counter culture. Budaya tanding atau counter culture adalah budaya yang dikembangkan oleh generasi muda sebagai ajang perjuangan melawan pengawasan kelompok dominan (orang tua, kalangan elite masyarakat, norma sosial yang ketat, dan sebagainya). Perjuangan yang ditunjukkan antara lain dalam bentuk pakaian, sikap, bahasa, musik, hingga gaya (Olong, 2006:27) Mungkin terlihat sepele apabila melihat suatu Westernisasi dari sebuah acara Musik di Televisi, namun hal ini dapat berdampak buruk bagi masyarakat asia. Sekarang, di Negaranegara asia, yang mempunyai fans lokal atau dari negaranya sendiri, terasa sangat jarang. Yang dipuja-puja oleh mereka yaitu artis dari barat. Karena itu kebanggaan atau identitas dari musik Asia itu sendiri akan pudar sejalannya waktu.

3 http://phadli23.multiply.com/journal/item/271