24
WESTERNISASI DALAM PENDANGAN ISLAM OLEH: SYUKRI ABA Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Orientalisme FAKULTAS USHULUDDIN IAIN AR-RANIRY

Westernisasi Dalam Pandangan Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

WESTERNISASI DALAM PENDANGAN

ISLAM

OLEH:

SYUKRI ABADiajukan Untuk Memenuhi

Mata Kuliah Orientalisme

FAKULTAS USHULUDDIN

IAIN AR-RANIRY

BANDA ACEH

2011

Page 2: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

B A B I

P E N D A H U L U A N

Tahun 1924, Khilafah Turki Utsmaniyah runtuh meninggalkan peradaban

yang pernah menguasai sepertiga bumi di bawah panji keislaman. Kejayaan Islam

lenyap begitu saja bagaikan terkubur bersama reruntuhan istana Istambul. Hegemoni

pemikiran Barat muncul dan berkembang di negara-negara yang dulunya bersatu di

bawah aqidah yang pernah dibawakan oleh seorang laki-laki padang pasir Hijaz,

Muhammad Saw.

Sejak itu negara-negara Islam dijajah dan dibodohi dalam segala bidang, baik

dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan. Berbagai pemikiran

dan sistem yang memiliki pengaruh negatif terhadap agama Islam ditanamkan

terhadap umat Islam sendiri. Telah jelas bahwa mereka tidak akan puas sampai umat

Islam itu hancur atau masuk ke dalam agama mereka (Yahudi-Nashrani) sebagaimana

firman Allah Swt:

Artinya: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga

kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah

Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti

kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak

lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Q.S. Al-Baqarah (2): 120)

Berbagai daya upaya terus diusahakan untuk menghancurkan Agama Islam

diakibatkan kedengkian dan kebencian mereka terhadapnya. Salah satu upaya itu

ialah dengan Westernisasi.

B A B II

Page 3: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

P E M B A H A S A N

A. Definisi dan Tujuan Westernisasi

Westernisasi adalah sebuah arus besar yang mempunyai jangkauan politik,

sosial, kultural dan teknologi. Arus ini bertujuan mewarnai kehidupan bangsa-bangsa,

terutama kaum Muslimin, dengan gaya Barat. Dengan cara menggusur kepribadian

Muslim yang merdeka dan karakteristiknya yang unik. Kemudian kaum Muslimin

dijadikan tawanan budaya yang meniru secara total peradaban Barat.1

Gerakan ini secara mendasar telah melakukan upaya pengubahan berbagai

pemahaman Islam di dunia, memisahkan umat Islam dengan sejarah masa lampau

dan kejayaan mereka, bahwa mereka berusaha melenyapkan sisa-siasa kejayaan

tersebut dengan melakukan penanaman keragu-raguan, menyebarkan syubhat seputar

masalah agama, bahasa, sejarah, alam pemikiran, pemahaman, dan keyakinan secara

menyeluruh.2

Kolonialisme, Orientalisme, Komunisme, Free Mansory dengan seluruh

cabang-cabangnya, Zionisme dan para propagandis pluralisme, semuanya bersatu

mendukung gerakan westernisasi.3 Salah satu tujuannya ialah untuk menghancurkan

kesatuan kaum muslimin sehingga mudah untuk ditundukkan. Lauren Browen

menyatakan dalam bukunya al-Islam wal Irsaliyat, “Kalau kaum muslimin di

empirium Arab ini bersatu, mereka bisa jadi momok dan bencana berbahaya bagi

dunia (barat). Kalau mereka berpecah belah, mereka akan menjadi manusia tanpa

kekuatan dan pengaruh lagi.”4

Westernisasi pada hakikatnya merupakan perwujudan dari konspirasi Kristen-

Zionis-Kolonialis terhadap Islam. Mereka bersatu untuk mencapai tujuan bersama,

yaitu membaratkan dunia Islam agar kepribadian Islam yang unik terhapus dari muka

bumi ini.5

1 ? Lembaga Pengkajian dan Penelitian Lembaga WAMY Mesir. Gerakan Keagamaan dan Pemikiran. Jakarta: Al-I’tishom. (2002), hal. 952 ? Muhammad Hamid An-Nashir. Menjawab Modernisasi Islam. Jakarta: Darul Haq. (2004), hal. 943 ? Lembaga Pengkajian dan Penelitian Lembaga WAMY Mesir. Gerakan Keagamaan……, hal. 1034 ? Muhammad Hamid An-Nashir. Menjawab......, hal. 975 ? Lembaga Pengkajian dan Penelitian Lembaga WAMY Mesir. Gerakan Keagamaan……, hal. 106

Page 4: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

B. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Westernisasi

Kekalahan demi kekalahan yang dialami oleh Barat pada Perang Salib,

memunculkan rasa dendam yang mendalam pada bangsa Barat dan berupaya untuk

menebus kekalahan tersebut. Louis IX, seorang Raja Prancis yang ditawan pada masa

Perang Salib menulis dalam catatannya bahwa peperangan melawan kaum muslimin

harus dimulai dengan merusak akidah mereka yang sudah berurat berakar sehingga

membentuk kekuatan jihad dan perlawanan. Harus segera dipisahkan antara akidah

dan syariat.6

Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 orang-orang yang berpandangan

Timur, di dunia Islam, mulai memodernisasi dan memperkuat tentara mereka dengan

cara mengirimkan kader-kadernya ke negara-negara Eropa, atau dengan

mendatangkan para ahli dari barat untuk mengajar dan membuat perencanaan bagi

kebangkitan modern.

Westernisasi di dunia Islam berkembang pesat setelah jatuhnya kekhalifahan

Ustmaniyah. Negara-negara Islam menjadi hancur dan terpecah belah. Di Turki

sendiri, yang penah menjadi ibu kota Utsmaniyah, pemerintahan yang dipimpin oleh

Kemal Attaturk berusaha untuk menghapus nilai-nilai keislaman dan menjadikan

Turki sebagai negara sekuler.

Selanjutnya ada pula beberapa tokoh muslim yang pernah belajar di Barat

membawa pengaruh westernisasi ke dalam budaya Islam. Disebutkan dalam buku

Gerakan Keagamaan dan Pemikiran yang disusun oleh Lembaga Pengkajian dan

Penelitian WAMY Mesir beberapa di antara tokoh-tokoh tersebut ialah Ismail

Mazhhar, Zaki Mubarak, dan Muhammad Husein Haikal. Akan tetapi tokoh-tokoh

yang disebutkan tadi pada akhirnya menyanggah dan mengakui kesalahan-kesalahan

westernisasi.

Pemikiran westernisasi yang banyak timbul dari kalangan cendikiawan

muslim berdalih bahwa dengan westernisasilah umat Islam dapat mengejar

6 ? Muhammad Hamid An-Nashir. Menjawab......, hal. 95

Page 5: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

ketertinggalan dari dunia Barat. Namun, pendapat seperti ini tidak mempunyai dasar

yang kuat dan mendapat penentangan yang keras dari ulama-ulama muslim lainnya.

C. Usaha-Usaha Westernisasi di Pentas Dunia Islam

Anwar Jundi, dalam buku Al-Mu’ashirah fii Ithaaril Ashaalah yang telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Islam dan Dunia

Kontemporer menyebutkan beberapa upaya yang dilakukan dalam gerakan

westernisasi untuk menghancurkan Islam. Penulis merumuskannya sebagai berikut:

1. Mengosongkan nilai-nilai Al-Qur’an, hadits, budaya, serta peninggalan

sejarah pemikiran Islam dari dalam diri umat Islam sehingga umat Islam akan

mudah menerima pemikiran-pemikiran yang diberikan Barat seperti pahan

Demokrasi, Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, Sekularisme dan sebagainya.

2. Menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran ekstrim yang pernah timbul

seperti paham mendewakan akal di atas wahyu (mirip dengan paham

mu’tazilah).

3. Menebarkan pemikiran-pemikiran syubhat yang menjadikan umat Islam ragu-

ragu terhadap kebenaran Islam dan sumbernya (Al-Quran dan Sunnah).

Seperti muncunlnya gerakan Ingkar Sunnah yang meragukan ontentitas hadits

Rasulullah Saw serta usaha para orientalis Barat yang juga meragukan

kebenaran Al-Quran dengan berbagai macam alasan yang secara sepintas

tampak logis.

4. Menulis kembali sejarah Islam dengan pena-pena beracun. Yakni

membohongi sejarah dengan banyak menceritakan peristiwa-peristiwa yang

dapat memunculkan kontradiksi di antara umat Islam dengan riwayat-riwayat

yang sulit dibuktikan kebenarannya.

5. Menghujat pribadi-pribadi dalam sejarah pemikiran Islam. Seperti

penghujatan terhadap para sahabat, ilmuwan dan para pemikir Islam.

6. Menginterpretasikan sejarah secara materialistik dan menutup-nutupi

peninggalan Islam yang asli. Maksudnya ialah oleh orang-orang Barat

Page 6: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

berusaha untuk menyembunyikan peninggalan kaum muslimin dan

menonjolkan penemuan-penemuan non-muslim.

7. Memasukkan hasil pemikiran para orientalis ke dalam pemikiran Islam.

8. Memasukkan cara hidup Barat secara halus kepada umat Islam dengan

menguasai berbagai media massa, baik media cetak maupun audiovisual.

D. Beberapa Paham yang Dimunculkan oleh Gerakan Westernisasi

1. Liberalisme

Liberalisme berkaitan dengan kata Libertas (bahasa latin) yang artinya

kebebasan, dan Liberalisme mencakup banyak aliran yang berbeda artinya di bidang

politik, ekonomi dan keagamaan, yang berpangkal tolak pada kebebasan orang-

perorangan terhadap kekuasaan apapun.7

Ditilik dari sejarahnya, paham liberalisme muncul dari masyarakat Barat yang

berusaha membebaskan diri dari kekangan doktrin-doktrin Gereja pada abad

Pertengahan. Paham ini sangat mengutamakan kebebasan individu di atas segalanya.

Liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal

ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang

menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam

pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.8 Ini adalah pemikiran terpenting yang

disebarluaskan di kalangan umat Islam masa kini untuk menjauhkan kaum muslimin

dari agamanya.

Orang-orang yang mengikuti paham liberalisme cenderung mengikuti hawa

nafsu semata. Tidak ada kebenaran yang mutlak dalam paham ini. Semuanya tidak

statis dan dapat berubah. Maka tidak heran dalam sebuah kelompok yang dikenal

dengan nama Jaringan Islam Liberal (JIL) pernah menyatakan bahwa Al-Quran dan

Hadits tidak relevan lagi di masa sekarang, zaman telah berubah maka hukum pun

harus berubah.

7 ? Herlianto. http://artikel.sabda.org/liberalisme. (diakses pada tanggal 1 Juni 2011)8 ? http://id.wikipedia.org/wiki/Liberalisme (diakses pada tanggal 1 Juni 2011)

Page 7: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

Pendapat JIL di atas pada dasarnya tidak dapat dibenarkan oleh akal sama

sekali, dasar pernyataan mereka hanyalah berdasarkan kepada dugaan semata.

Padahal telah jelas berdasarkan pengalaman sejarah, umat Islam mundur dikarenakan

meninggalkan ajaran agamanya. Islam adalah agama yang begitu lengkap mengatur

kehidupan manusia dan menjamin hak-hak perseorang dan sosial. Ketika aturan

agama mulai dilanggar, maka timbullah kekacauan hampir di segala bidang, dari segi

politik, ekonomi, bahkan moral.

Artinya: Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi

perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan

suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan

mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka

sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata. (Q.S. Al-Ahzab (33): 36)

Demikianlah paham liberalisme mengembangkan pemikirannya sehingga

memunculkan sekularisme, kapitalisme, pluralisme, dan sebagainya.

2. Sekularisme

Sekularisme adalah sebuah gerakan yang menyeru kepada kehidupan duniawi

tanpa campur tangan agama.9 Paham ini menyerukan agar segala aspek dalam bidang

kehidupan yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dipisahkan dari agama. Jadi,

ruang lingkup agama hanya terbatas dalam masalah aqidah dan ibadah saja. Agama

tidak boleh campur tangan terhadap masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan

budaya.

Adapun Islam tidak dapat membenarkan paham tersebut. Islam adalah agama

yang totalitas, yaitu agama yang mencakup dalam segala aspek kehidupan. Sejarah

membuktikan bahwa kejayaan dan kemajuan yang dialami oleh umat Islam terjadi

9 ? Lembaga Pengkajian dan Penelitian Lembaga WAMY Mesir. Gerakan……., hal. 281

Page 8: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

ketika umat Islam mempraktekkan ajaran agamanya di dalam semua bidang

kehidupan. Allah berfirman dalam Al-Quran:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan

janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh

yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah (2): 208)

3. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan suatu ikatan untuk sekelompok manusia berdasarkan

kesamaan identitas sebagai sebuah “bangsa”. Pengertian “bangsa” ini, pada

praktiknya sangat luas dan kadang malah bersifat imajiner. Kesamaan “bangsa”

kadang bisa berarti kesamaan ras, budaya, bahasa, sejarah, dan sebagainya. Dalam

wacana ilmu politik mutakhir,  pengertian “bangsa” lebih bersifat imajinatif (Benedict

Anderson, 1999). Penduduk pesisir timur Sumatera (yang ber”bangsa” Indonesia)

sebenarnya bukan hanya dekat secara fisik dengan penduduk di Semenanjung

Malaysia sebelah barat (yang ber”bangsa” Malaysia), yang hanya dipisahkan oleh

Selat Malaka. Merekapun satu suku, sehingga mereka bisa saling memahami ucapan

dan adat masing-masing. Tetapi, mereka “mengimajinasi” sebagai bangsa yang

berbeda, dan saling menganggap sebagai bangsa asing. Sebaliknya penduduk

Sumatera, yang sama sekali tidak memiliki kesamaan bahasa ibu dan kesukuan

dengan orang Ambon, ternyata telah “mengimajinasi” sebagai satu “bangsa” dengan

orang Ambon. Di sinilah letak absurdnya (kerancuan –pen) nasionalisme. Yang

“sama” bisa menjadi “bangsa” yang berbeda, sementara yang “tidak sama” bisa

menjadi satu “bangsa”.10

Karena itulah, nasionalisme sesungguhnya tidak mengandung suatu hakikat

pengertian yang pasti. Nasionalisme adalah ide yang kosong dari makna-makna yang

konkrit. Nasionalisme lebih mengandalkan sentimen atau emosi yang semu. Tidak

bertolak dari ide yang lahir melalui proses berpikir yang benar dan sadar.11

10 ? Muhammad Shiddiq Al-Jawi. Nasionalisme dan Islam. http://www.gaulislam.com/nasionalisme-dan-islam/comment-page-1#comment-13405 (diakses pada tanggal 2 Juni 2011)11 ? Muhammad Shiddiq Al-Jawi. Nasionalisme………

Page 9: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

Satu hal yang mungkin tidak disadari banyak orang, temasuk umat Islam,

adalah kenyataan bahwa nasionalisme sebenarnya adalah ide yang diperalat oleh

Barat untuk menjajah dan mendominasi dunia (Abdus Sami’ Hamid, 1998). Negara-

negara Kapitalis seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, telah menggariskan

langkah politik untuk memperkokoh atau mempertahankan eksistensi dan

pengaruhnya dengan cara memecah belah sebuah kekuatan politik dan merekayasa

berbagai konflik dan kekacauan di antara kelompok-kelompok masyarakat.12

Nasionalisme telah dimanfaatkan Barat untuk menjajah dan mendominasi

dunia, adalah tercerai berainya umat Islam menjadi lebih dari 50 negara berdasarkan

nasionalisme. Benih-benih perpecahan umat ini sebenarnya sudah mulai muncul sejak

imperialis Barat menginfiltrasikan racun nasionalisme ke dalam tubuh umat Islam

melalui kegiatan kristenisasi dan missi/zending  –yang sebagian besar berasal dari

Amerika, Inggris, dan Perancis– pada pertengahan abad ke-19 di Siria dan Libanon.13

Menurut penulis sendiri, pada dasarnya rasa nasionalisme merupakan hal yang

fitrah bagi manusia dikarenakan Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan

berbangsa-bangsa sebagaiman firman-Nya dalam surat Al-Hujurat ayat 13

menyebutkan:

Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat (49): 13)

Ditilik dari ayat di atas, walaupun nasionalisme merupakan hal yang fitrah

namun Islam tidak menganjurkan agar umatnya fanatik terhadap rasa kebangsaan

atau kesukuan tersebut. Semuanya sama di sisi Allah kecuali orang-orang yang

12 ? Muhammad Shiddiq Al-Jawi. Nasionalisme………13 ? Muhammad Shiddiq Al-Jawi. Nasionalisme………

Page 10: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

bertakwa. Di poin ini dapat kita pahami bahwasanya semua umat Islam yang tunduk

dan patuh terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya tidak dibeda-bedakan berdasarkan

kebangsaan, akan tetapi pada komitmennya terhadap agamanya.

Kaum muslimin adalah satu kesatuan yang diikat oleh kesamaan aqidah

(iman), bukan kesamaan bangsa. Allah SWT  berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara.” (Al Hujurat (49): 10)

Rasulullah SAW juga bersabda :

“Tidak tergolong umatku orang yang menyerukan ashabiyah (fanatisme golongan).

(HR. Abu Dawud)

Akan tetapi paham nasionalisme yang diciptakan oleh Barat dalam upaya

westernisasi menempatkan agama di bawah nasionalisme itu sendiri. Sehingga rasa

cinta terhadap bangsa atau negara mengalahkan rasa persaudaraan sesama muslim.

Maka tidak heran orang-orang yang fanatik terhadap paham nasionalisme Barat tidak

segan-segan menghina, menjelek-jelekkan, bahkan memerangi saudaranya sesama

muslim hanya karena alasan membela bangsa masing-masing. Na’uzubillahi min

dzalik.

4. Darwinisme

Darwinisme adalah sebuah gerakan pemikiran yang dinisbatkan kepada

seorang pemikir Inggris Charles Darwin yang telah menyebarkan bukunya berjudul

The Origin pada tahun 1859. Dalam buku ini ia melontarkan teori tentang proses

perkembangan dan pertumbuhan yang telah menggoncang nilai-nilai agama dan

meninggalkan pengaruh negatif terhadap pemikiran manusia.14

Teori evolusi Darwin menyatakan bahwa semua makhluk hidup berasal dari

satu sel dari dalam air yang kemudian berkembang dan berubah bentuk secara

bertahap untuk dapat bertahan hidup sehingga menjelma menjadi makhluk yang kita

14 ? Lembaga Pengkajian dan Penelitian Lembaga WAMY Mesir. Gerakan……., hal. 154

Page 11: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

kenali sekarang ini. Dalam teori ini misalnya dikatakan bahwa manusia berevolusi

dari kera.

Baik agama Islam, yahudi, maupun kristen menolak teori tersebut, karena

dalam kepercayaan agama baik Islam, yahudi maupun kristen manusia itu diciptakan

langsung dari tanah dan manusia pertama ialah Nabi Adam a.s. Kebanyakan pengikut

darwinisme adalah orang-orang yang atheis (tidak punya agama/Tuhan), dan mereka

melakukan berbagai propaganda di seluruh dunia agar teori Darwin dapat diterima.

Mereka juga berhasil memasukkan teori ini ke dalam kurikulum sekolah negara-

negara muslim.

Seorang ilmuwan muslim Turki, Adnan Oktar, yang lebih dikenal dengan

nama pena Harun Yahya, telah menerbitkan banyak buku yang membantah teori

Darwin disertai dengan bukti-bukti yang Ilmiah baik dari segi sains maupun agama.

Salah satunya berjudul New Research Demolishes Evolution (Keruntuhan Teori

Evolusi). Harun Yahya membongkar kebohongan teori Darwin dan para pengikut

fanatiknya serta membungkam seluruh pendapat mereka melalui hasil penyelidikan

dan penelitian yang dilakukannya secara mendalam.

5. Materialisme

Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat dipahami

sebagai bahan; benda; segala sesuatu yang tampak. Materialisme adalah pandangan

hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam

alam kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang

mengatasi alam indra. Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada

materi disebut sebagai materialis. Orang-orang ini adalah para pengusung paham

(ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata

(harta,uang,dsb).15

15 ? http://id.wikipedia.org/wiki/Materialisme (diakses pada tanggal 24 Mei 2011)

Page 12: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

Dalam paham ini agama dikesampingkan dikarenakan menghalangi manusia

untuk mencapai kebendaan secara mutlak. Paham ini memisahkan agama dan

keduniawian harta benda, orang yang menganut paham ini akan menjadikan

pengumpulan harta benda sebagai tujuan hidupnya. Tidak jarang pula kaum

materialis menafikkan akan adanya Tuhan. Liberalisme dan sekulerisme tampak jelas

dalam materialisme.

Materialisme adalah virus yang merusak kehidupan umat manusia, khususnya

umat Islam, karena mengajarkan semua standar kesuksesan hidup di dunia selalu

diukur dengan materi dan berbagai standar palsu lainnya, seperti jabatan, status

sosial, harga diri, tanah air, kesombongan pada Tuhan Pencipta, yakni Allah Ta’ala.

Padahal, dalam kenyataan hidup ini tidak sedikit yang memiliki materi berlimpah,

pangkat dan kedudukan yang tinggi dan sebagainya, malah hidupnya tersiksa dan

menderita. Kesuksesan hanya sebatas dalam pencapaian keduniaan berupa pangkat,

kedudukan, status sosial dan harta. Lupa, bahwa di atas segala kesuksesan di dunia ini

adalah kesuksesan di Akhirat kelak.

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka

tentang (kehidupan) Akhirat adalah lalai”. (Q.S. Ar-Rum (30): 7)

Agar kita tidak tertipu oleh faham dan ideologi materialisme yang sudah

menggurita akal, fikiran, perasaan dan hati kebanyakan umat manusia hari ini, ada

empat hal yang harus kita jadikan pegangan dalam hidup ini :

1. Ingat selalu kematian. Setiap yang bernyawa pasti merasakan kematian. Ini adalah

sunnatullah (ketetapan Allah) yang mustahil dapat kita rubah atau kita hindarkan.

Setiap hari kita melihat kematian di mana-mana. Cukuplah peristiwa kematian itu

bagi kita sebagai pelajaran.

2. Bangun orientasi hidup akhirat, karena akhirat itulah yang abadi. Harus disadari

betul bahwa kehidupan dunia ini sementara dan sebagai ladang kita bercocok

tanam atau berinvestasi akhirat. Gunakan semua potensi akal, ilmu, harta, fisik dan

apa saja yang kita miliki di jalan Allah Ta’ala. Buang jauh-jauh angan-angan

duniawi dari dalam diri kita, jauhkan hidup yang berlebihan, dan hiduplah dengan

Page 13: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

sederhana, karena kehidupan yang berlebihan itu hanya akan melalaikan kita dari

konsentrasi menuju kehidupan sejati, yakni kehidupan akhirat.

3. Evaluasi pengertian sukses yang selama ini menggurita pikiran kita. Orang yang

sukses bukanlah yang banyak hartanya, akan tetapi yang menginfakkan

kebanyakan hartanya di jalan Allah. Orang yang sukses bukanlah yang tinggi

pangkatnya di dunia, akan tetapi yang paling baik kualitas taqwanya di sisi Allah.

Orang yang sukses bukanlah yang paling banyak ilmunya, akan tetapi yang paling

takut kepada Allah. Orang yang sukses bukanlah yang paling berkuasa di dunia,

akan tetapi yang paling taat dan tunduk kepada Allah semasa hidup di dunia.

Sukses bukanlah ditentukan dan dinilai di dunia, akan tetapi ditentukan dan dinilai

di akhirat nanti.

4. Hati-hati terhadap kehidupan dunia dan jangan sampai tertipu, karena kehidupan

dunia ini di mata Allah hanyalah kenikmatan yang sedikit dan menipu. Harta,

tahta, anak dan istri adalah bunga-bunga dunia dan menjadi ujian dalam kehidupan

dunia. Jika kita tidak pandai memenej dan mensyukurinya, semua itu akan menjadi

beban dan bencana bagi kita, jika tidak di dunia pasti di akhirat kelak akan kita

rasakan musibahnya. 16

Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 185 :

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat

sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan

dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu

tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Q.S. Ali Imran (3) : 185)

16 ? Fathuddin Ja’far. Bahaya Virus Materialisme. http://www.eramuslim.com/khutbah-jumat/virus-materialisme.htm (diakses pada tanggal 24 Mei 2011)

Page 14: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

B A B III

P E N U T U P

Pandangan Islam sendiri terhadap westernisasi ialah betapa berbahayanya

upaya-upaya yang dilakukan Barat untuk mewujudkan westernisasi di dunia Islam.

Paham-paham yang disebarkan dalam upaya westernisasi ini benar-benar merusak

tatanan atau sistem kehidupan dalam masyarakat Islam.

Kondisi umat Islam pada saat ini

Mengupayakan untuk kembali kepada tiga dimensi ajaran pokok Islam adalah

solusi utama dalam memerangi pemikiran Barat. Tiga dimensi itu ialah Aqidah,

Syari’at, dan Akhlak.

Aqidah yang kokoh dan benar akan membawa kaum muslimin menjalani

aturan syari’at Islam dengan mantap dan sempurna. Jika aturan syari’at telah

dijalankan, maka kondisi yang pernah terjadi pada masa-masa kejayaan Islam tidak

mustahil akan kembali terulang. Aqidah dan syari’at membentuk watak atau prilaku

Page 15: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

yang mulia, dikarenakan aqidah dan syari’at Islam selalu menunjukkan kebenaran

dan kebaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Pengkajian dan Penelitian Lembaga WAMY Mesir. Gerakan Keagamaan

dan Pemikiran. Jakarta: Al-I’tishom. (2002)

Muhammad Hamid An-Nashir. Menjawab Modernisasi Islam. Jakarta: Darul Haq.

(2004),

Anwar Jundi. Islam dan Dunia Kontemporer. Jakarta: Gema Insani Press. (1994)

http://id.wikipedia.org/wiki/Materialisme (diakses pada tanggal 24 Mei 2011)

Page 16: Westernisasi Dalam Pandangan Islam

Muhammad Shiddiq Al-Jawi. Nasionalisme dan Islam.

http://www.gaulislam.com/nasionalisme-dan-islam/comment-page-1#comment-

13405 (diakses pada tanggal 2 Juni 2011)

Fathuddin Ja’far. Bahaya virus materialisme

http://www.eramuslim.com/khutbah-jumat/virus-materialisme.htm (diakses

pada tanggal 24 Mei 2011)