38
1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Keadaan Fisik Daerah Penelitian Secara geografis Kecamatan Cilengkrang sebagian besar berbatasan langsung dengan Kecamatan Ujungberung sebagai salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kota Bandung. Terdapat tiga desa yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Ujungberung yakni Desa Girimekar, Desa Jatiendah dan Desa Cilengkrang. Kedudukan Kecamatan Cilengkrang cukup strategis karena menjadi wilayah penyangga Kota Bandung, yaitu kawasan pertanian dan konservasi. Kecamatan Cilengkrang merupakan daerah pinggiran Kota Bandung, mayoritas penduduknya mengalami peningkatan aktivitas kekotaan. Salah satu aktivitas kekotaan yang dimaksud antara lain aktivitas sosial ekonomi. Wilayah ini merupakan daerah resapan air. Kondisi alamnya sejuk dan mendukung terhadap usaha pertanian, perkebunan serta peternakan. Tabel 1. Tataguna Lahan Desa Cilengkrang Kegunaan Lahan Ha % Ladang / Tegalan 61,00 19,23 Perkampungan 6,90 2,17 Hutan Negara 242,50 76,47 Sawah 6,00 1,89 Kolam 0,70 0,22 Total 317,1 100,00 Sumber : Desa Cilengkrang, 2015

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

1

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Keadaan Fisik Daerah Penelitian

Secara geografis Kecamatan Cilengkrang sebagian besar berbatasan

langsung dengan Kecamatan Ujungberung sebagai salah satu kecamatan yang

berada di wilayah Kota Bandung. Terdapat tiga desa yang berbatasan langsung

dengan Kecamatan Ujungberung yakni Desa Girimekar, Desa Jatiendah dan Desa

Cilengkrang. Kedudukan Kecamatan Cilengkrang cukup strategis karena menjadi

wilayah penyangga Kota Bandung, yaitu kawasan pertanian dan konservasi.

Kecamatan Cilengkrang merupakan daerah pinggiran Kota Bandung, mayoritas

penduduknya mengalami peningkatan aktivitas kekotaan. Salah satu aktivitas

kekotaan yang dimaksud antara lain aktivitas sosial ekonomi. Wilayah ini

merupakan daerah resapan air. Kondisi alamnya sejuk dan mendukung terhadap

usaha pertanian, perkebunan serta peternakan.

Tabel 1. Tataguna Lahan Desa Cilengkrang

Kegunaan Lahan Ha %

Ladang / Tegalan 61,00 19,23

Perkampungan 6,90 2,17

Hutan Negara 242,50 76,47

Sawah 6,00 1,89

Kolam 0,70 0,22

Total 317,1 100,00

Sumber : Desa Cilengkrang, 2015

Page 2: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

2

Desa Cilengkrang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Cilengkrang. Letak geografis Desa Cilengkrang berada pada ketinggian antara

750 - 1200 mdpl dengan luas wilayah 317,1 Hektar. Adapun tataguna lahan di

Desa Cilengkrang adalah seperti yang disajikan pada Tabel 1.

Desa Cilengkrang masih dikelilingi oleh hutan negara. Rata-rata curah

hujan di Desa Cilengkrang 2600 milimeter per tahun dengan suhu antara 20ºC -

30ºC dan tingkat kelembaban sedang berkisar antara 60 - 98 persen. Jenis tanah

di Desa Cilengkrang tergolong latosol. Tanah latosol merupakan suatu jenis tanah

yang terbentuk pada daerah yang bercurah hujan sekitar 2000 - 4000 milimeter

per tahun (Soepardi, 1983). Sifat tanah secara fisik yaitu berwarna merah hingga

coklat. Kandungan dalam sifat kimia tanah latosol mengandung unsur hara yang

rendah serta berkadar organik rendah hingga sedang 3 - 10 persen, tingkat

kejenuhan basa antara rendah dan sedang 20 - 65 persen, semakin kebawah

semakin rendah (Soepraptohardjo, 1961). Tanaman yang dapat ditanam di

daerahr ini adalah padi, sayur-sayuran dan buah-buahan, palawija, kelapa sawit,

karet, cengkeh, kopi dan lada.

Penduduk wilayah Desa Cilengkrang berjumlah 3.752 orang terdiri dari

1.844 orang laki – laki dan 1.908 orang wanita. Mayoritas penduduknya adalah

islam dengan jumlah 3.747 orang dan khatolik 5 orang. Tingkat pendidikan di

Desa Cilengkrang masih tergolong rendah terbukti dari Tabel 2 :

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Cilengkrang

Tingkat Pendidikan Jumlah

Page 3: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

3

...Orang... ...%...

Belum Sekolah 110 2,93

Tidak Tamat Sekolah 1025 27,32

Tamat Sekolah Dasar 2017 53,76

Tamat SMP 150 4,00

Tamat SMA 435 11,59

Tamat Akademi -

Tamat Perguruan Negeri 15 0,13

Total 3752 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Cilengkrang (2015)

Tingkat pendidikan yang rendah di Desa Cilengkrang disebabkan oleh

anggapan masyarakat yang tidak terlalu mementingkan pendidikan dan keadaan

dengan tingkat ekonomi yang rendah. Seiring berjalannya waktu masyarakat

mulai menyadari bahwa pendidikan merupakan hal yang penting bagi generasi

penerus, terbukti dari adanya lulusan perguruan tinggi sebanyak 15 orang.

Mata pencaharian di Desa Cilengkrang berasal dari sektor pertanian. Hal

tersebut didukung oleh lahan yang tersedia serta kontur tanah yang berbukit.

Berikut adalah penggolongan mata pencaharian yang ada di Desa Cilengkrang.

Tabel 3. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Cilengkrang

Mata Pencaharian Jumlah

Page 4: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

4

...Orang... ...%...

Petani 1.260 61,70

Pengusaha Besar/ Kecil 4 0,20

Buruh Industri 220 10,77

Buruh Bangunan 60 2,94

Buruh Perkebunan 30 1,47

Pedagang 55 2,69

Pegawai Negeri Sipil 4 0,20

Pensiunan 15 0,73

Peternak 392 19,19

Total 2042 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Cilengkrang (2015)

Sebagian besar wilayah Desa Cilengkrang merupakan daerah perbukitan

yang dijadikan lahan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Mayoritas penduduk

Desa Cilengkrang yaitu petani sebanyak 1.260 orang, peternak sebanyak 389

orang, dan buruh industri sebanyak 220 orang. Peternak di Desa Cilengkrang

tergolong banyak karena suhu di daerah tersebut mendukung terhadap

keberlangsungan aktivitas peternakan.

4.1.2 Keadaan Peternakan Kambing Perah di Daerah Penelitian

Potensi peternakan kambing perah di Desa Cilengkrang cukup tinggi,

mengingat hampir 60 persen penduduknya merupakan petani dan peternak. Di

Desa Cilengkrang domba dan kambing sudah lama menyatu dengan sistem usaha

tani. Pada dasarnya Kampung Garung merupakan daerah lahan kering dengan

kondisi tanah latosol, sehingga hanya beberapa tanaman saja yang dapat tumbuh

Page 5: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

5

di daerah tersebut. Jenis tanaman yang tumbuh dan berkembang dengan baik di

antaranya suren, sobsis, albazia, mahoni, eucalyptus dan manglid, alpukat,

nangka, sukun, mangga, jagung, kacang tanah, kacang merah dan padi. Tanaman

tersebut tidak mendukung terhadap peternakan sapi perah karena kebutuhan pakan

sapi perah adalah rumput-rumputan, sedangkan kambing perah merupakan ternak

yang dapat mengkonsumsi daun-daunan sehingga secara tidak langsung terjadi

integrasi antara pertanian dan peternakan kambing perah. Di samping itu

kambing perah memproduksi susu yang diyakini masyarakat memiliki manfaat

yang lebih baik dibandingkan dengan susu sapi. Selain itu kambing menghasilkan

ikutan yang di dalamnya terdapat kandungan yang sangat baik untuk dijadikan

sebagai pupuk organik bagi tanaman, sehingga menarik minat masyarakat untuk

memelihara kambing.

Desa Cilengkrang merupakan salah satu sentra peternakan kambing perah.

Peternakan kambing perah tersebar dibeberapa wilayah Desa Cilengkrang salah

satunya di Kampung Garung. Terdapat beberapa peternak kambing perah yang

tergabung dalam sebuah kelompok tani ternak. Kelompok ini bertujuan untuk

mengintegrasikan antara pertanian, kehutanan dan peternakan. Kelompok tani

ternak ini berdiri pada tanggal 6 Juli 2008 dengan jumlah peternak kambing yang

tergabung sebanyak 10 orang. Kambing yang diperoleh berasal dari bantuan

pemerintah Kabupaten Bandung sebanyak 45 ekor dengan jenis Peranakan

Ettawa.

Awal mula didirikan Kelompok Tani Mekar Harapan adalah untuk

memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat sekitar. Kampung Garung merupakan

daerah dengan mayoritas penduduk yang memiliki mata pencaharian bertani dan

beternak. Sudah sejak lama masyarakat di Kampung Garung beternak domba,

sapi pedaging dan sapi perah. Seiring berjalannya waktu, peternakan tersebut

mengalami kerugian dari harga pakan yang semakin meningkat dan harga susu

Page 6: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

6

yang semakin menurun. Dengan demikian usaha tersebut dihentikan dan

kemudian beralih pada komoditas kambing perah. Saat ini peternakan kambing

perah sedang dirintis sedemikian rupa sehingga dapat berkembang biak dengan

baik. Peternakan kambing perah yang diawali dengan jenis Peranakan Ettawa saat

ini telah disilangkan dengan pejantan Saanen dan Alpin. Hal tersebut disebabkan

oleh produksi susu yang dihasilkan Saanen dan Alpin lebih banyak dibandingkan

dengan Peranakan Ettawa.

4.2 Identitas Informan

Identitas informan digunakan sebagai gambaran keadaan anggota

Kelompok Tani Mekar Harapan. Identitas informan terdiri dari umur, pendidikan

terakhir, lama bergabung dengan kelompok serta jumlah populasi. Informan yang

dipilih sebanyak 5 orang. Dalam penelitian kualitatif jumlah informan tidak

ditentukan melainkan disesuaikan dengan kebutuhan dan kelengkapan data. Agar

tidak terjadi bias pada saat penarikan kesimpulan maka dibutuhkan triangulasi

data. Triangulasi merupakan uji keabsahan, data dapat dilakukan dengan cara

mencari informan tambahan dari luar informan pokok sebagai informan yang

netral. Informan yang diambil yaitu kepala dusun Kampung Garung, serta

masyarakat sekitar. Adapun tabel mengenai identitas informan adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. Identitas Informan

Kategori Kisaran Banyaknya Persentasi

Umur Informan (tahun) 15 sampai 64

Diatas 64

4

1

80,00

20,00

Lama Beternak 5 sampai 10 5 100,00

Page 7: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

7

Pendidikan Formal Sekolah Dasar 5 100,00

4.2.1 Umur Informan

Umur merupakan salah satu tolak ukur yang berpengaruh terhadap

kemampuan fisik seseorang. Semakin tua umur seseorang maka tenaga yang

dikeluarkan akan semakin berkurang. Umur informan berada pada kisaran 39 -

70 tahun. Umur penduduk dikelompokan menjadi 3, di antaranya umur < 15

tahun termasuk golongan belum produktif atau muda, umur 15 – 64 tahun

termasuk golongan umur produktif, dan umur > 64 tahun termasuk golongan umur

tidak produktif atau tua (Badan Pusat Statistik, 2009).

Pada Tabel 4, menunjukan bahwa beberapa anggota Kelompok Tani

Mekar Harapan masuk kedalam kategori penduduk yang produktif yaitu berada

dikisaran 39 - 64 tahun, di antaranya Pak UR berumur 64 tahun, Pak I berumur 52

tahun, Pak B berumur 60 tahun dan Pak Y berumur 50 tahun, namun terdapat satu

anggota yang usianya telah memasuki masa tidak produktif yaitu Pak HA yang

telah berusia 70 tahun. Dalam menjalankan suatu usaha peternakan

membutuhkan kondisi fisik yang kuat dan prima, maka dari itu faktor umur

informan menjadi salah penunjang dalam menjalankan usaha peternakan.

4.2.2 Pengalaman Beternak

Pengetahuan serta keterampilan beternak didapat dari pengalaman

beternak. Semakin lama beternak, maka semakin terasah keterampilan serta

keluwesan dalam beternak. Semakin lama seseorang beternak semakin banyak

ilmu yang didapat dari kegagalan dan keberhasilan yang dialami yang akan

menjadi cambuk pemicu usaha peternak dalam beternak di mana yang akan

Page 8: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

8

datang (Sarwono, 1990). Pengalaman beternak dapat dijadikan sebagai

pembelajaran di masa yang akan datang.

Berdasarkan Tabel 4, seluruh anggota Kelompok Tani Mekar Harapan

memiliki pengalaman beternak kambing perah dikisaran 5 - 10 tahun. Kelompok

Tani Mekar Harapan sudah mengalami dua kali periode. Periode I berjalan pada

tahun 2002 - 2007 yang diketuai oleh Pak Nandang. Kelompok ini sempat

terhenti pada tahun 2007 - 2008 diakibatkan kerugian yang disebabkan oleh harga

susu sapi menurun dan harga pakan meningkat. Akhirnya pada tahun 2008

dibentuk kembali kepengurusan baru yang diketuai oleh Pak Didin Muhidin.

Anggota kelompok pada saat itu berjumlah 10 orang, dan yang bertahan hingga

saat ini adalah 6 orang.

4.2.3 Pendidikan

Pendidikan merupakan hal mendasar yang akan melekat pada diri

seseorang sampai kapanpun. Pendidikan dapat membuat akses pekerjaan menjadi

lebih luas orang yang berpendidikan memiliki informasi yang lebih dibandingan

orang yang tidak mengenyam bangku pendidikan. Pendidikan akan berpengaruh

terhadap pola pikir dalam menunjang suatu usaha.

Berdasarkan Tabel 4, rata-rata tingkat pendidikan anggota adalah SD

(Sekolah Dasar). Pada masa tersebut mayoritas orang tua di daerah pedesaan

tidak terlalu memperdulikan masalah pendidikan, mereka lebih mengarahkan anak

– anaknya untuk membantu pekerjaan orang tuanya yaitu bertani, berkebun atau

beternak. Pekerjaan orang tua di pedesaan memang sangat berat karena pekerjaan

mereka melibatkan kekuatan tenaga. Namun sedikit demi sedikit masyarakat

sudah mulai sadar akan pentingnya pendidikan. Terbukti Pak Didin yang pada

saat ini menjabat sebagai ketua Kelompok Tani Mekar Harapan mampu

mengenyam pendidikan hingga diploma III. Hal tersebut tidak lepas dari

Page 9: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

9

kesadaran yang muncul akan pentingnya pendidikan bagi masa depan dan mampu

membuka lapangan pekerjaan.

4.3 Keadaan Usaha Informan

Usaha ternak kambing perah yang dijalani Kelompok Tani Mekar Harapan

pada mulanya berjenis Peranakan Ettawa (PE). Peranakan ettawa memang sudah

sangat dikenal luas oleh peternak kambing perah di Indonesia, dengan nama besar

tersebut Kelompok Tani Mekar Harapan memulai usaha kambing perah jenis PE.

Namun performa produksi Peranakan Ettawa belum sebaik kambing perah

Saanen. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sodiq, dkk (2008) menyatakan

bahwa Kambing Saanen memiliki produksi rata-rata tertinggi dibandingkan

dengan bangsa-bangsa kambing lainnya. Menurut Sarwono (2005) Kambing

Saanen dapat menghasilkan susu 800 kilogram per ekor per masa laktasi yang

berlangsung selama 250 hari. Kambing PE hanya menghasilkan rata-rata

produksi susu antara 2 - 3 liter per hari dengan masa laktasi 7 - 10 bulan. Namun

jika dilihat dari kualitasnya dan kandungan susu Kambing PE memang lebih

unggul dibandingkan Kambing Saanen, oleh karena itu ketua mencoba

menyilangkan antara betina PE dengan penjantan Saanen yang dinamakan Sapera.

Perawatan kambing perah lebih mudah jika dibandingkan dengan perawatan sapi

perah dan sapi potong. Pada dasarnya kambing perah mampu mengkonsumsi

daun-daunan yang mampu mendukung usaha di bidang pertanian dan

perkebunan.

Penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja.

Curahan tenaga kerja merupakan seberapa efektif tenaga yang dipakai. Besarnya

skala usaha peternakan tentunya mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan. Usaha peternakan dengan skala kecil tidak membutuhkan tenaga

kerja dari luar dan hanya mengandalkan tenaga kerja keluarga (Soetriono, 2003).

Page 10: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

10

Pemeliharaan ternak yang dilakukan oleh anggota Kelompok Tani Mekar Harapan

masih tergolong dalam kategori skala kecil. Seluruh anggota kelompok

menggunakan tenaga kerja keluarga bahkan ada yang mampu menanganinya

sendiri. Berikut adalah data kepemilikan kambing perah milik anggota :

Tabel 5. Jumlah Kepemilikan Kambing Perah Informan

Informan Induk Dara Cempe Jumlah

BT KS BT KS J B

....ekor...

HA (70 tahun) - 2 - - - - 2

I (52 tahun) 3 - 1 - 2 5 11

UR (64 tahun) 23 7 2 1 3 14 50

B (60 tahun) 4 - 1 - - 3 8

Y (50 tahun) 5 - 6 - 2 7 20

Total 121

Kelompok Tani Mekar Harapan memiliki jumlah kambing sebanyak 121

ekor yang tersebar di lima orang anggota dan satu orang ketua. Pada awalnya

usaha ini dirintis oleh Pak Didin dan Pak UR, seiring berjalannya waktu,

Kelompok Tani Mekar Harapan mendapat bantuan dari pemerintah sebanyak 45

ekor bibit Peranakan Ettawa. Berawal dari itu pak Didin selaku ketua Kelompok

Tani Mekar Harapan mulai menawarkan kepada anggota yang mau memulai

usaha di komoditas kambing perah. Awal mula adanya pembagian bibit dari

kelompok, jumlah anggota mencapai 10 orang, namun anggota yang tidak mampu

merawat kambing perah satu per satu mulai mengembalikan ternaknya kepada

kelompok. Sisa anggota yang bertahan sampai saat ini berjumlah 5 orang.

Page 11: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

11

Pak Didin memiliki populasi kambing perah sebanyak 30 ekor, terdiri dari

28 ekor betina dan 2 ekor pejantan. Kedua pejantan tersebut yaitu saanen dan

alpin. Menurut ketua, produksi susu Kambing Saanen dan Alpin lebih banyak

dibandingkan dengan Peranakan Ettawa, sehingga dijadikan sebagai pejantan

unggul yang digunakan anggota untuk mengawinkan betinanya. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan Sodik, dkk (2008) bahwa produksi susu Kambing

Saanen mampu mencapai 3 sampai 5 liter per ekor per hari sedangkan kambing

Peranakan Ettawa hanya mampu menghasilkan susu sebanyak 2 - 3 liter per ekor

per hari. Selain itu menurut Sarwono (2005) produksi kambing perah Alpin

mampu mencapai 4,5 liter per ekor per hari pada masa laktasi kedua dan ketiga.

Oleh karena itu Kelompok Tani Mekar Harapan mencoba menyilangkan Kambing

Peranakan Ettawa dengan Kambing perah Saanen, atau Kambing Peranakan

Ettawa disilangkan dengan Kambing perah Alpin. Alasan ketua masih

mempertahankan Peranakan Ettawa karena kandungan air susu pada Kambing

Peranakan Ettawa lebih baik dibandingkan dengan bangsa lainnya. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan Sodiq, dkk (2008) bahwa kandungan susu Kambing

Peranakan Ettawa lebih baik dibandingkan Kambing perah Saanen.

Usaha kambing perah milik ketua dirasa sudah sangat baik. Saat ini ketua

memiliki 24 ekor kambing produktif dan 6 ekor kambing yang belum produktif

yaitu 1 ekor cempe jantan dan 5 ekor cempe betina. Sistem perawatan yang

dilakukan ketua menggunakan cara beternak tradisional tanpa adanya campuran

bahan kimia. Ketua mendapatkan informasi beternak tersebut berasal dari diskusi

dengan para praktisi dan mencari informasi melalui internet.

Pak HA merupakan anggota Kelompok Tani Mekar Harapan yang telah

memasuki usia non produktif. Usia Pak HA telah menginjak 70 tahun. Pak HA

hanya memiliki 2 ekor induk betina kosong yang sudah lama tidak bunting.

Kondisi susu kambing pak HA sudah tidak layak untuk diperah, semakin lama

produksi susunya semakin menurun. Produksi susu kambing perah Pak HA saat

ini hanya mampu 1 liter per hari dari dua ekor kambing indukan kosong.

Pak I merupakan anggota yang memiliki mata pencaharian selain beternak.

Mata pencaharian Pak I adalah buruh angkut. Aktivitas beternak Pak I diserahkan

sepenuhnya kepada istrinya. Istri Pak I mampu meningkatkan populasi kambing

Page 12: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

12

dengan awal populasi 4 ekor menjadi 11 ekor, terdiri dari 3 ekor indukan bunting,

1 ekor dara bunting, 2 ekor cempe jantan dan 5 ekor cempe betina. Produksi susu

kambing perah Pak I adalah 1 liter per ekor per hari, dengan total produksi susu

per hari yaitu 4 liter. Kebutuhan konsumsi pakan kambing perah Pak I tercukupi

dari hasil mengarit setiap harinya sebanyak 40 kilogram per hari. Hijauan yang

diberikan oleh Pak I cenderung bebas. Untuk mendapatkan hijauan tersebut istri

Pak I mencari sampai ke daerah Kota Bandung. Selain pemberian pakan hijauan

istri Pak I memberikan ternaknya dengan pakan penguat (konsentrat) yang diracik

sendiri dengan menggunakan ampas tahu, dengan total kebutuhan konsentrat

untuk 4 ekor kambing sebanyak 5 kilogran per hari. Selain itu, Pak I memiliki 7

ekor cempe, yang diberi pakan susu sapi. Untuk memenuhi kebutuhan pakan

cempe istri Pak I membeli susu sapi sebanyak 4 liter per hari dengan harga 5.000

rupiah per liter.

Pak UR merupakan salah satu peternak yang cukup berhasil. Hal tersebut

terlihat dari populasinya yang terus berkembang. Jumlah populasi peternakan Pak

UR mencapai 50 ekor, terdiri dari 23 ekor kambing induk betina bunting, 7 ekor

kambing induk betina kosong, 2 ekor kambing dara bunting, 1 ekor kambing dara

kosong, 3 ekor cempe jantan dan 14 ekor cempe betina. Kebutuhan pakan hijauan

peternakan milik Pak UR mencapai 2,5 kwintal per hari. Kebutuhan tersebut

terpenuhi dari kebun pastura milik pribadi, dan apabila pada musim kemarau

beliau membeli hijauan dengan harga 300 rupiah per kilogram basah. Selain

pakan hijauan Pak UR memberikan pakan penguat (konsentrat) pada kambingnya

sebanyak 50 kilogram per hari, pakan konsentrat diperoleh dari hasil racikannya

sendiri dengan menggunakan ampas tahu dan ampas kelapa. Untuk pemenuhan

kebutuhan pakan cempe Pak UR mengambil susu sapi dari peternakan miliknya

sebanyak 17 liter per hari.

Pak B memiliki 8 ekor kambing perah, terdiri dari 4 ekor kambing betina

induk bunting, 1 ekor kambing dara bunting dan 3 ekor kambing cempe betina.

Kondisi peternakan Pak B sudah cukup baik, terlihat dari semakin

berkembangnya populasi kambing perah saat ini. Kebutuhan pakan hijauan yang

dibutuhkan sebanyak 35 kilogram per hari. Pakan hijauan tersebut terpenuhi dari

hasil menyabit. Selain pemberian pakan hijauan Pak B memberikan pakan

Page 13: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

13

penguat sebanyak 4 kilogram per hari agar produksi susunya tidak menurun.

Selain itu, kebutuhan pakan cempe yang dibutuhkan sebanyak 3 liter susu sapi per

hari dengan harga 5.000 rupiah per liter. Aktivitas beternak Pak B diserahkan

seluruhnya kepada istrinya.

Pak Y merupakan salah satu anggota Kelompok Tani Mekar Harapan yang

direkomendasikan kelompok untuk menjadi inseminator kabupaten. Pak Y

memiliki populasi kambing perah sebanyak 20 ekor, terdiri dari 5 ekor kambing

induk bunting, 6 ekor kambing dara bunting, 2 ekor kambing cempe jantan dan 7

ekor cempe betina. Kebutuhan pakan hijauan yang diperlukan Pak Y berasal dari

hasil menyabit hijauan sebanyak 80 kilogram per hari. Selain pakan hijauan Pak

Y memberi pakan penguat sebanyak 12 kilogram. Pemenuhan pakan untuk

cempe yaitu pemberian susu sapi sebanyak 1 liter per ekor, dengan total 9 ekor

cempe. Pak Y termasuk salah satu anggota yang melakukan tata cara beternak

secara modern. Oleh karena itu, kondisi peternakan Pak Y terus berkembang dan

semakin baik.

4.4 Peran Kepemimpinan Ketua Kelompok

Peran kepemimpinan merupakan aspek vital dalam berjalannya sebuah

kelompok. Segala keputusan dan rencana kelompok bergantung pada kebijakan

seorang pemimpin. Hal ini senada dengan pernyataan Soekanto (2002), yang

menyatakan bahwa apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, maka ia sedang menjalankan suatu peranan. Berdasarkan

pernyataan diatas peran juga dapat diartikan bahwa tidak hanya menjalankan hak

dan kewajiban saja namun peran merupakan suatu kewajiban untuk menjalankan

tugas dan wewenang pada anggota. Adapun beberapa poin mengenai peran

kepemimpinan antara lain sebagai berikut:

Tabel 6. Indikator Peran Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani Mekar Harapan

Page 14: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

14

No Indikator Hasil Penelitian

1. Menganalisis dan

mengidentifikasi

kebutuhan dan

permasalahan beserta

tujuannya

Ketua mampu menganalisis dan

mengidentifikasi kebutuhan anggota dengan

cara membuat forum diskusi yang diadakan di

kelompok. Selain itu ketua mendatangi

langsung ke kandang kambing milik anggota.

Ketua hanya mampu membantu dalam hal

budidaya saja seperti membuat selembaran tata

cara perawatan yang baik, pembuatan

konsentrat dengan bahan dasar limbah industri,

membuat jamu ternak herbal serta obat-obatan

alternatif yang ditempelkan di kandang

anggota. Selain itu ketua membebaskan

kepada anggota untuk mencari swadaya

masing-masing.

2. Membangun struktur

organisasi

Pemilihan ketua pada periode dua dilakukan

secara terbuka dengan sistem musyawarah

mufakat. Jumlah amggota yang hadir

sebanyak 53 orang. Struktur kepanitiaan

dipilih sesuai dengan potensi yang dimiliki

anggota. Saat ini, struktur yang dibentuk

diawal kepengurusan sudah tidak berjalan

efektif. Terbukti dengan banyaknya tugas

kepengurusan yang diambil alih oleh ketua.

Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya

konsistensi anggota serta kurangnya rasa

memiliki anggota terhadap kelompok.

3. Memiliki inisiatif Ketua memiliki inisiatif serta daya kreatif dan

inovatif yang tinggi, dilihat dari hasil karyanya

membuat inovasi olahan susu kambing, pupuk

Page 15: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

15

cair, pestisida, jamuan ternak herbal dan obat

alternatif alami yang dibuatnya sendiri.

Semuanya didapat dari hasil diskusi dengan

para praktisi serta hasil membacanya dari

internet.

Ketua membuat tata tertib yang dibagikan

kepada anggota agar ditempel di kandangnya

masing-masing berisi tentang tata cara

beternak, tata cara pengobatan ternak sakit

serta tata cara pengolahan pakan.

4. Mempermudah

komunikasi

Ketua memiliki sifat disiplin yang sangat

tinggi. Segala kegiatan yang dilakukan

dimasukan kedalam berita acara. Ketua

membagikan informasi dengan mengirim surat

pada anggota. Selain itu, ketua menyampaikan

informasi secara langsung ketika para anggota

menyetorkan susu kambingnya pada

kelompok. Ketua pun menggunakan telepon

seluler untuk mempermudah komunikasi

kepada anggota.

5. Menciptakan

kesatupaduan dan

suasana

menyenangkan dalam

organisasi

Ketua sudah berupaya menciptakan

kesatupaduan dalam kelompok, dengan cara

membuat forum rapat rutin anggota yaitu

sebulan sekali pada tanggal 17. Pertemuan

tersebut dipersiapkan secara mandiri oleh

ketua, seperti biaya, tempat, penyebaran surat,

dan notulensi. Hal tersebut belum cukup

untuk menyatupadukan anggota dengan

kelompok disebabkan oleh terkendalanya

konsistensi anggota. Selain itu, kurangnya

rasa memiliki anggota terhadap kelompok

Page 16: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

16

merupakan salah satu hal yang menghambat

kesatupaduan anggota dengan anggota dan

anggota dengan kelompok.

4.4.1 Analisis dan Identifikasi Kebutuhan dan Permasalahan Beserta Tujuannya

Menganalisa dan mengidentifikasi kebutuhan kelompok merupakan salah

satu peran pemimpin. Pemimpin harus mempunyai pemikiran jauh kedepan dan

mampu mengidentifikasi kebutuhan anggotanya, baik kebutuhan on farm maupun

kebutuhan off farm. Kebutuhan on farm di antaranya adalah bibit, lahan, pakan,

kandang, obat-obatan dan vitamin. Kebutuhan tersebut telah dianalisis oleh ketua,

namun tidak disediakan secara langsung kecuali bibit cempe. Kebutuhan on farm

bagi anggota telah diserahkan sepenuhnya kepada anggota, dengan tujuan untuk

mengasah kemampuan anggota dalam mencari swadaya secara mandiri.

Kelompok hanya menyediakan bahan-bahan dasar pendukung budidaya, seperti

bahan dasar konsentrat, bahan dasar pembuatan obat-obatan herbal, bahan dasar

pembuatan vitamin. Selain itu kelompok juga menanamkan softskill pada anggota

untuk budidaya kambing perah yang baik dan benar.

Kebutuhan off farm yang sedang dijalankan oleh Kelompok Tani Mekar

Harapan adalah kebutuhan pemasaran. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan

utama kelompok dalam memasarkan susu kambing yang dihasilkan oleh para

anggotanya. Pemasaran susu kambing diambil alih oleh ketua. Semua bentuk

pengemasan, olahan dan pemasaran dilakukan oleh ketua. Tugas anggota hanya

sebatas menyetorkan susu kambing pada kelompok. Pemasaran susu kambing

Kelompok Tani Mekar Harapan tergolong maju. Hampir dari beberapa daerah di

Indonesia memesan susu kambing pada kelompok ini. Inovasi yang diciptakan

Page 17: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

17

oleh ketua dalam pengolahan susu kambing pun sudah banyak mendapatkan

pujian serta penghargaan. Maka dari itu ketua Kelompok Tani Mekar Harapan

sudah mampu menganalisis dan mengidentifikasi kebutuhan on farm dan off farm

bagi keberlanjutan usaha anggotanya.

4.4.2 Membangun Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan langkah awal terbentuknya suatu wadah

atau perkumpulan. Fungsi dari struktur organisasi adalah sebagai langkah yang

terencana dalam menjalankan fungsi perencanaan, pengarahan, dan pengawasan.

Adanya struktur organisasi dalam kelompok, pembagian tugas dan fungsi dalam

menjalankan wewenang dan kewajiban akan memberikan stabilitas dan

kontinuitas yang memungkinkan kelompok tetap hidup serta menghindari

kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas (Hasibuan, 2004).

Kelompok dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu formal dan informal. Ciri

kelompok formal adalah dibentuk melalui prosedur resmi, berstatus resmi dan

didukung dengan peraturan-peraturan tertulis, struktur dan norma-norma

kelompok dirumuskan secara tegas, tujuannya dijabarkan secara tertulis, interaksi

antar anggota kelompok lebih bersifat resmi, bukan kekeluargaan. Sedangkan

kelompok informal adalah sebaliknya, yang dicirikan dengan pembentukan

struktur tidak perlu melalui prosedur resmi, anggotanya mempunyai ikatan

emosional yang kuat, dirumuskan secara tegas dan interaksi para anggota lebih

bersifat kekeluargaan (Rogers, 1960).

Kelompok Tani Mekar Harapan merupakan kelompok informal yang telah

berjalan dua periode. Periode I diketuai oleh Pak Nandang, dengan masa

kepemimpinan tujuh tahun, terhitung sejak tahun 2000 hingga tahun 2007. Pada

periode pertama nama kelompok ini adalah Kelompok Tani Penghijauan Mekar

Harapan. Pada saat itu komoditas yang diternakan adalah sapi perah. Tidak

hanya fokus dibidang peternakan, kelompok tani ternak ini berjalan dibidang

Page 18: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

18

pertanian, perkebuhan dan kehutanan. Pada tahun 2007 terjadi penurunan harga

susu yang signifikan serta harga pakan yang melambung tinggi. Pada tahun 2007

sampai tahun 2008 kelompok tani ternak ini vacum. Pada tahun 2008 diadakan

kembali musyawarah bersama, kemudian terpilih salah satu ketua untuk

memimpin kelompok tani ternak ini. Pemilihan dilakukan dengan sistem terbuka

dengan cara mufakat. Terpilihnya ketua baru di Kelompok Tani Mekar Harapan

pada periode II atas nama Didin Muhidin.

Pemilihan ketua berdasarkan atas potensi yang dimiliki. Menurut salah

satu anggota alasan terpilihnya Pak Didin sebagai ketua adalah karena tidak ada

lagi masyarakat yang kemampuan serta ilmunya melebihi Pak Didin. Pak Didin

merupakan lulusan Diploma tingkat III, dengan berbagai pengalaman organisasi

seperti : ketua GAPOKTAN Cilengkrang Jaya, Ketua Lembaga Keuangan Mikro

Syariah (LKSM) Al-Hidayah, Ketua koperasi Mekar Harapan, Koordinator

pemuda peternak Jawa Barat, Ketua Kelompok Tani Ternak Al-Isti’anah

Indonesia, Ketua Yayasan Al-Isti’anah Indonesia, Kepala MDA Ad-dien dan

sekarang menjabat sebagai Kelompok Tani Mekar Harapan.

Pada masa kepemimpinan Pak Didin Muhidin, beliau mulai mengangkat

beberapa anggota untuk dijadikan sebagai pengurus dalam kelompok. Pemilihan

tersebut diadakan secara terbuka. Ketua memilih pengurus kelompok sesuai

dengan potensinya. Masa kepengurusan yang diketuai oleh Pak Didin telah

berjalan selama delapan tahun. Ketua memilih pak Yayat sebagai sekretaris pada

saat itu karena beliau memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan dengan

anggota lainnya. Beliau memiliki keahlian dibidang inseminator. Sehingga

beberapa tahun setelah berjalannya kelompok, pak Yayat di rekomedasikan oleh

kelompok kepada pemerintahan kabupaten untuk menjadi inseminator tingkat

kabupaten. Selain sekretaris, ketua memilih bendahara yang pada saat itu

dipegang oleh pak Asep Hidayat, beliau dipercaya ketua mampu memegang

Page 19: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

19

keuangan kelompok. Namun lambat laun usaha kambing perah pak Asep Hidayat

semakin menurun sehingga pak Asep Hidayat tidak melanjutkan beternak

kambing perah dan mengembalikannya kepada kelompok.

Setelah terbentuk struktur kepengurusan, kelompok kemudian membuat

visi dan misi yang direncanakan dan telah disetujui oleh seluruh anggota

Kelompok Tani Mekar Harapan. Berikut adalah bagan struktur Kelompok Tani

Mekar Harapan periode II :

Gambar 1. Bagan Struktur Kepengurusan Kelompok Tani Mekar Harapan Periode

II

Salah satu pengurus Kelompok Tani Mekar Harapan telah berhenti

memelihara kambing perah. Kambing yang dipelihara sebelumnya telah banyak

yang mati dan sakit sehingga beliau mengembalikan kambing tersebut kepada

kelompok. Meskipun beliau sudah tidak memelihara kambing perah, beliau masih

menjabat sebagai bendahara Kelompok Tani Mekar Harapan.

Kepengurusan kelompok tani ternak berjalan tidak efektif. Segala urusan

mengenai kelompok di tangani oleh ketua. Hal tersebut disebabkan oleh

kesibukan anggota yang berbeda. Dalam pembuatan berita acara, notulensi,

Ketua

Didin Muhidin

Sekretaris

Yayat

Bendahara

Asep Hidayat

Ujang Rohmat H. Adang Lili Barna

Page 20: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

20

pembuatan surat hingga penyebaran surat di lakukan secara mandiri oleh ketua.

Prinsip ketua adalah tidak akan memberikan perintah untuk yang kedua kalinya.

Jika sudah tidak dilakukan akan beliau lakukan sendiri. Maka dari itu

terbentuknya struktur kelompok dirasa belum berjalan secara maksimal,

dikarenakan kurangnya rasa memiliki dan kepedulian dari para anggotanya.

4.4.3 Memiliki Inisiatif

Salah satu faktor keberhasilan adalah inisiatif. Seorang ketua yang

memiliki inisiatif tidak akan menunggu sesuatu hingga terjadi. Ketua yang

memiliki jiwa inisiatif tinggi tidak akan tinggal diam, melainkan melakukan suatu

kegiatan. Inisiatif penting dimiliki oleh seorang ketua, karena kepercayaan diri

anggota telah sepenuhnya diserahkan kepada ketua. Ketua merupakan bagian

terpenting dalam sebuah kelompok. Menurut Suryana (2006), bahwa inisiatif

merupakan kemampuan mengembangkan dan menemukan ide-ide dan cara baru

dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (thingking new things).

Adapun ciri-ciri pemimpin yang inisiatif adalah hasrat keingintahuannya

besar, bersikap terbuka dalam pengalaman baru, panjang akal, keinginan untuk

menemukan dan meneliti, cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan,

memiliki dedikasi bergairah secara aktif dalam melaksanakan tugas, berfikir

fleksibel, menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi

jawaban yang lebih banyak (Sund dalam Slameto, 2003).

Ketua telah membuat tata laksana yang dituliskan dalam selembar kertas

yang berisi mengenai tata cara beternak yang baik dan benar tanpa campuran

bahan kimia, di antaranya tata cara pembuatan jamu ternak herbal, obat ternak

alternatif, pupuk cair organik, pestisida, pembuatan pakan penguat (konsentrat),

cara membersihkan kandang, mendeteksi birahi, waktu yang tepat untuk

penyapihan dan waktu yang tepat untuk dikawinkan. Saat ini, kertas tersebut

sudah tidak ada dimasing-masing kandang miliki anggota.

Page 21: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

21

“Dulu saya pernah memasang tata laksana perawatan budidaya yang baik

dan benar hasil diskusi saya dengan praktisi peternakan dan penyuluh,

namun setelah beberapa lama tata laksana tersebut sudah tidak ada di

kandang anggota. tata laksana tersebut terdiri dari cara penanganan

kambing yang sakit, cara pembuatan konsentrat, pengawetan pakan,

jamuan ternak herbal dan obat-obatan alternatif”(D, 39 tahun).

Inisiatif ketua tidak digunakan dengan baik oleh sebagian anggota.

Sampai saat ini ketua masih terus meneliti dan menemukan hal baru. Hasil

tersebut kemudian dilombakan pada tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.

Pada tahun 2014 Kelompok Tani Mekar Harapan meraih juara 2 tingkat

Kabupaten, juara 1 tingkat Provinsi dan juara 2 tingkat Nasional. Penghargaan

tersebut diraih secara berturut-turut pada tahun yang sama. Ketelatenan ketua

dalam mempertahankan kelompok membuahkan hasil yang membanggakan.

Penghargaan tersebut didapatkan oleh Kelompok Tani Mekar Harapan karena

telah memenuhi seluruh kategori penilaian yaitu tertib administrasi, tingkat

inovasi serta pemasaran yang luar biasa.

Inisiatif yang tinggi yang dimiliki ketua tidak akan membuahkan hasil

yang maksimal jika tidak adanya dukungan dari anggota. inisiatif tersebut

berguna untuk memajukan usaha kelompok dan menunjang terhadap usaha

anggota.

4.4.4 Mempermudah Komunikasi

Menurut Rakhmat (1998) komunikasi merupakan suatu proses sosial yang

sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Setiap manusia, baik

primitif maupun modern memiliki keinginan untuk mempertahankan aturan sosial

melalui komunikasi. Setiap manusia dapat berkomunikasi satu sama lain karena

manusia selain makhluk hidup juga makhluk sosial. Dalam kehidupan

Page 22: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

22

berkelompok, komunikasi sangat dibutuhkan untuk kelancaran koordinasi satu

sama lain.

Ketua Kelompok Tani Mekar Harapan melakukan komunikasi internal

dengan para anggotanya secara langsung dan tertulis. Salah satu komunikasi

tertulis yang dilakukan ketua dengan anggota adalah dengan menggunakan surat.

Selain sebagai media informasi antara ketua dan anggota, surat dijadikan sebagai

bukti adanya kegiatan di kelompok. Segala kegiatan pertemuan, rapat, dan

penyuluhan dimasukan kedalam berita acara. Maka dari itu administrasi di

kelompok Tani Mekar Harapan berjalan dengan lancar.

Selain komunikasi internal, ketua melakukan komunikasi eksternal.

Komunikasi eksternal bertujuan untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat,

kepercayaan, bantuan, dan kerjasama dengan masyarakat. Kelompok Tani Mekar

Harapan sudah mulai mengenalkan produknya melewati publikasi media online,

promosi dengan menggunakan brosur, konferensi pers hingga masuk kedalam

salah satu stasiun televisi. Produknya sudah mulai dikenal di berbagai wilayah di

Indonesia. Kegiatan tersebut tidak hanya memiliki dampak positif melainkan

memunculkan dampak negatif bagi kelompok. Setelah produknya diliput oleh

salah satu stasiun televisi, produk yang dibuat oleh kelompok mendapat ancaman

tegas dari oknum aparat. Produk yang dihasilkan oleh kelompok belum terdaftar

kedalam BPOM Dinas Kesehatan. Oleh karena itu produk Kelompok Tani Mekar

Harapan di tarik oleh kepolisian setempat. Ketua masih mengusahakan agar

produknya dapat legal dengan meminta banyak bantuan kepada institusi-institusi

terkait.

Ketua Kelompok Tani Mekar Harapan dirasa sudah menjalankan aktivitas

komunikasi dengan baik dan benar. Namun masih perlu adanya evaluasi agar

permasalahan yang terjadi pada komunikasi eksternal tidak terulang kembali.

4.4.5 Menciptakan Kesatupaduan dan Suasana Menyenangkan Dalam Kelompok

Page 23: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

23

Suatu kelompok yang sedang dalam proses membangun usaha

memungkinkan terjadi adanya benturan-benturan konflik. Dalam menyelesaikan

konflik tersebut dibutuhkan kerjasama yang baik, tanggung jawab, rasa

kepemilikan bersama dari para anggota serta adanya peran kepemimpinan ketua.

Dengan demikian kesatupaduan dalam kelompok akan terbina dengan baik.

Selain itu, menjalankan aktivitas kelompok memerlukan adanya suasana yang

menyenangkan di dalamnya. Suasana menyenangkan dalam kelompok menjadi

salah satu faktor dinamika kelompok yang memegang peranan penting dalam

menimbulkan reaksi anggota dalam kelompoknya. Kelompok yang baik adalah

kelompok yang para anggotanya merasa saling diterima dan dihargai serta penuh

persaudaraan.

Kelompok Tani Mekar belum mampu menjalankan ketersatupaduan dan

suasana yang menyenangkan dalam kelompok. Hal tersebut disebabkan oleh

kurangnya konsistensi anggota dan kurangnya rasa memiliki anggota terhadap

kelompok. Sehingga anggota lebih pasif dibandingkan dengan ketua. Kurangnya

rasa solidaritas antar anggota dan kelompok membuat hubungan di antaranya

semakin renggang.

4.5 Keberlanjutan Usaha Anggota

4.5.1 Capabilities

Capabilities merupakan kemampuan mempertahankan usaha dalam hal

modal, teknis, dan tekanan. Salah satu cara dalam mempertahankan usaha adalah

dengan saling berdiskusi dan saling membantu dalam pemecahan masalah,

misalnya terdapat anggota yang memiliki permasalahan dalam hal modal usaha.

Banyak tindakan yang dapat diambil oleh anggota, namun dengan tingkat resiko

yang berbeda-beda. Anggota dapat meminjam dari bank dengan resiko membayar

cicilannya setiap bulan, jika masih belum sanggup anggota dapat berdiskusi

Page 24: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

24

dengan ketua, apakah kelompok menyediakan pinjaman kredit kepada anggota

atau tidak. Dengan langkah tersebut permasalahan yang terjadi dalam hal modal

usaha dapat dijalankan dengan baik dan solutif. Selain itu mempertahankan usaha

dalam hal teknis beternak sudah berjalan dengan baik, namun masih terdapat

beberapa anggota yang kesulitan dalam hal beternak seperti seringnya terjadi

kegagalan reproduksi, dan sulitnya mencari pakan hijauan. Solusi yang dapat

diambil yaitu memulai pencatatan dengan baik seperti jadwal kambing birahi,

masa kering kandang, masa laktasi dan waktu yang tepat kambing untuk

dikawinkan kembali, dengan demikian kegagalan reproduksi dapat diminimalisir.

Permasalahan lainnya seperti sulitnya mencari pakan hijauan dapat diatasi dengan

membuat gudang pakan untuk mengawetkan pakan ketika musim kemarau dengan

cara hay atau silase.

Beberapa alasan anggota mempertahankan usaha kambing perah di

antaranya : (1) Usaha kambing perah merupakan usaha yang lebih menjanjikan

dibandingkan dengan usaha sapi perah, (2) Beternak kambing perah tidak serumit

beternak sapi perah atau sapi potong, (3) Kambing perah merupakan hewan yang

mampu mengkonsumsi daun-daunan sehingga kebutuhan pakan kambing perah

dapat diintegrasikan dengan usaha pertanian di wilayah sekitar, serta (4)

Kebutuhan pakan, lahan dan perawatan lainnya kambing perah lebih ringan jika

dibandingkan beternak sapi. Adapun beberapa poin penting mengenai

capabillities antara lain sebagai berikut:

4.5.1.1 Mampu Mengambil Keputusan

Mampu mengambil keputusan dalam menjalankan usaha salah satunya

adalah mampu mengambil jalan keluar dalam setiap resiko yang dihadapi. Resiko

yang dihadapi anggota dalam usaha kelompok fokus pada permasalahan budidaya

atau on farm. Tugas anggota hanya sebatas menyetorkan susu kambing setiap

hari pada kelompok dengan sistem pembayaran satu bulan satu kali. Semakin

Page 25: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

25

banyak produksi yang dihasilkan maka penerimaan yang diberikan pun semakin

banyak, begitu pun sebaliknya. Resiko yang sering terjadi di Kelompok Tani

Mekar Harapan adalah penurunan produksi susu, kegagalan reproduksi, kambing

sakit, dan kekurangan pakan hijauan.

Pak UR merupakan salah satu anggota Kelompok Tani Mekar Harapan

yang mampu mengawinkan ternaknya hingga mencapai populasi 50 ekor, bahkan

saat ini 25 indukan dalam kondisi bunting. Hal tersebut dapat terlaksana jika

peternak berani mengambil resiko yang tinggi. Resiko yang mungkin terjadi

adalah kekurangan pakan hijauan. Salah satu keputusan yang diambil oleh Pak

UR adalah mengawetkan hijauan yang dibeli ketika musim penghujan.

Keputusan yang diambil untuk jangka panjang adalah membangun sebuah gudang

pakan yang akan dijadikan sebagai tempat pengolahan hijauan dengan metode hay

dan silase dengan kapasitas yang lebih besar.

“Bapak tidak perlu membeli bibit lagi, karena sebentar lagi 25 indukan

ini akan melahirkan, kalau satu kambing melahirkan raa-rata dua anak

populasinya sudah menjadi seratus, yang pusing sekarang adalah buat

kandang dan persediaan pakannya”) (UR, 64 tahun).

Pak HA termasuk anggota Kelompok Tani Mekar Harapan yang belum

mampu mengembangkan usahanya. Saat ini populasi kambingnya hanya terdiri

dari 2 ekor indukan. Usaha yang sedang dijalankannya belum dapat berkembang

karena kondisi indukan yang dimiliki sulit bereproduksi, sehingga susu yang

dihasilkan pun sudah tidak sebaik susu segar dari kambing – kambing lainnya.

Sampai saat ini Pak HA belum mampu membeli bibit kambing perah yang baru

karena kondisi ekonomi yang rendah. Maka dari itu perlu adanya bantuan dari

pihak kelompok untuk membantu peminjaman dana agar usaha Pak HA dapat

terus berlanjut.

Page 26: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

26

“Bapak juga pernah mencoba mengawinkan kambing dengan bantuan

Inseminasi buatan. Ditunggu sama bapak kambing ini bunting atau tidak?

Sama bapak diberhentiin memerah susunya, dan ternyata tidak jadi

bunting, dan susunya berhenti karena tidak pernah diperas, Ib nya juga

gagal”) (HA, 70 tahun).

Pak I merupakan salah satu anggota yang menyerahkan aktivitas beternak

kepada istrinya. Populasi yang dimiliki Pak I saat ini berjumlah 11 ekor, terdiri

dari 3 ekor indukan betina bunting, 1 ekor dara bunting, 2 ekor cempe jantan dan

5 ekor cempe betina. Istri Pak I belum mampu mengawinkan ternaknya secara

alami, sehingga beliau lebih sering meminta bantuan kepada inseminator untuk

menginseminasikan ternaknya. Selain itu, istri Pak I pun belum mampu

mendeteksi ternaknya yang sakit sehingga jika terdapat ternak sakit beliau lebih

sering menghubungi tenaga medis untuk mengobatinya. Keputusan dalam

menghadapi resiko beternak yang dilakukan istri Pak I adalah keputusan yang

memiliki tingkat resiko yang rendah, sehingga memerlukan biaya yang lebih

tinggi dalam menghadapi suatu resiko beternak.

Pak B merupakan anggota yang menyerahkan aktivitas beternak kepada

istrinya. Tidak berbeda jauh dengan Pak I, Pak B pun lebih sering menghubungi

tenaga medis jika terdapat ternaknya yang sakit dan meminta inseminator untuk

mengawinkan ternaknya. Keputusan tersebut diambil karena istri Pak B tidak

mampu jika melakukan hal tersebut sendiri.

Pak Y merupakan salah satu tenaga medis di Kelompok Tani Mekar

Harapan. Beberapa anggota telah mempercayainya sebagai dokter hewan bagi

ternaknya. Pak Y memiliki keahlian khusus yaitu sebagai inseminator, tidak lama

setelah kelompok dibentuk, ketua merekomendasikan Pak Y untuk menjadi

inseminator tingkat kabupaten. Selain beternak kambing perah Pak Y pun sedang

mendirikan kelompok dibidang sapi perah. Beberapa keputusan yang diambil Pak

Y memiliki tingkat resiko yang tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa Pak Y

mampu mengambil keputusan dalam beternak.

Page 27: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

27

4.5.1.2 Dapat Menghadapi Resiko Usaha

Resiko usaha beternak kambing perah tidak seperti beternak sapi.

Penggunaan lahan, pakan, kandang yang dibutuhkan kambing perah lebih sedikit

dibandingkan kebutuhan sapi. Semakin besar jumlah populasi yang diternakan

semakin besar juga resiko usaha yang terjadi. Selain itu, persiapan dalam

beternak harus disusun secara matang, seperti manajemen pakan, manajemen

kesehatan, dan manajemen cash flow.

Dalam menangani resiko usaha, anggota harus berusaha mencari solusi

yang paling efektif. Resiko yang mungkin terjadi dapat diatasi dengan

penanganan tradisional maupun modern. Penanganan resiko dengan cara

tradisional telah diberikan oleh kelompok, seperti penanganan resiko ternak sakit,

pembuatan pakan penguat secara tradisional, pembuatan jamuan ternak herbal dan

sebagainya. Setelah diberikan pengarahan, kelompok membebaskan kepada

anggota untuk membuatnya secara mandiri. Ketua membentuk karakter agar

anggota mampu mandiri dan dapat menyelesaikan permasalahan sendiri tanpa

bergantung pada pihak manapun. Membentuk karakter yang mandiri dapat

menjadikan anggota lebih siap dalam menjalankan usahanya. Beberapa resiko

usaha yang terjadi di Kelompok Tani Mekar Harapan berserta solusinya.

Tabel 7. Resiko Kekurangan Pakan

Nama

Informan

Permasalahan Solusi

UR Kekurangan

Pakan

Memberikan pakan penguat seperti konsentrat.

Pembuatan konsentrat dibuat secara mandiri.

Bahan dasar pembuatan konsentrat dibeli di

kelompok. Kebutuhan hijauan ternak sebanyak

2.5 kwintal per hari dan kebutuhan konsentrat

sebanyak 50 kilogram per hari. Hijauan

diperoleh dari lahan kebun milik sendiri. Sudah

Page 28: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

28

memiliki cita-cita untuk membuat gudang pakan

yang akan dijadikan sebagai tempat pengawetan

pakan. Mengantisipasi kekurangan pakan

dikemudian hari.

HA Tidak pernah kekurangan pakan. Bahkan hasil

menyabit rumput tiap harinya dapat dijual

kepada peternak lainnya. Pakan yang diberikan

hanya hijauan saja, tidak menggunakan pakan

penguat.

I Menambahkan dengan pakan konsentrat.

Konsentrat dibuat secara mandiri. Kebutuhan

hijauan peternakan pak I sebanyak 40 kilogram

per hari, dan kebutuhan konsentrat sebanyak 5

kilogram per hari.

B Menambahkan dengan pakan konsentrat yang

dibuat secara mandiri. Kebutuhan pakan hijauan

sebanyak 35 kilogram per hari dan konsentrat

sebanyak 4 kilogram per hari.

Y Menambah dengan pakan konsentrat yang

dibuat secara mandiri. Kebutuhan hijauan

sebanyak 40 kilogram per hari dan kebutuhan

konsentrat sebanyak 6 kilogram.

Dilihat dari tabel 5 permasalahan yang sering muncul dalam sebuah

peternakan adalah kekurangan pakan. Kekurangan pakan merupakan

permasalahan yang rentan terjadi dari masa ke masa. Hal tersebut disebabkan

oleh semakin berkurangnya lahan pastura yang telah dialihfungsikan sebagai

lahan industri atau lahan perumahan.

“Untuk persediaan pakan pada musim kemarau biasanya Bapak membeli

hijauan yang banyak pada musim hujan, kemudian Bapak simpan untuk

persediaan musim kemarau, tahun 2015 hijauan sudah mulai sulit bahkan

bapak sampai membeli hijauan”(UR, 64 tahun).

Kendala dari permasalahan tersebut adalah untuk mengolah pakan hijauan

yang diawetkan membutuhkan gudang yang cukup luas serta sarana prasarana

Page 29: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

29

yang mendukung, seperti pembuatan hay dan silase. Pak UR telah mencoba cara

pengawetan hijauan dengan cara hay, yaitu hijauan dikeringkan dengan kadar air

12 - 30 persen. Hijauan yang diawetkan disimpan untuk persediaan musim

kemarau.

Kebutuhan pakan hijauan dan pakan konsentrat yang dibutuhkan anggota

berbeda-beda, bergantung kepada banyaknya populasi ternak kambing yang

dimiliki. Semakin banyak ternak yang dimiliki maka kebutuhan pakan semakin

meningkat.

Tabel 8. Resiko Kondisi Kambing Sakit

Nama

Anggota

Permasalahan Solusi

UR, B Kondisi

Kambing

Sakit

Membuat ramuan jamu ternak herbal dan

obat alternatif ternak. Bahan dasarnya telah

tersedia di kelompok.

HA, I Membutuhkan bantuan tenaga medis untuk

menangani ternaknya yang sakit.

Y Menangani sendiri dengan keahliannya

sebagai tenaga medis.

Faktor resiko lainnya yang mungkin seperti yang diungkapkan oleh bapak

UR berikut ini :

“Resiko beternak itu ya rawan penyakit, kalo terkena penyakit akan cepat

mati”(UR, 64 tahun).

Salah satu penyebab kambing sakit adalah manajemen pakan yang kurang

baik. Asupan nutrisi yang kurang baik akan mempengaruhi kondisi fisik serta

produktivitas kambing perah. Pakan yang diberikan oleh anggota berupa hijauan

dan konsetrat yang diracik sendiri dengan bahan dasar ampas tahu dan ampas

Page 30: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

30

kelapa yang telah ditambahkan jamu herbal alami. Saat ini suplier ampas tahu

sudah tidak jujur, kandungan ampas tahu sudah banyak ditambahkan dengan pasir

dan onggok. Ditambahkannya bahan tersebut pada campuran ampas tahu

membuat kondisi kambing menjadi rusak.

Tabel 9. Resiko Produksi Susu Menurun

Nama

Anggota

Permasalahan Solusi

UR Produksi

Susu

Menurun

Mencegah terjadinya inbreeding dengan

mendisiplinkan pencatatan (recording). Serta

memperhatikan asupan nutrisi pakan.

HA Sebaiknya memperhatikan asupan nutrisi

pakan yang diberikan.

I, B Sebaiknya melakukan pencatatan dengan baik

sehingga memungkinkan untuk terjadi in

breeding. Asupan nutrisi yang diberikan cukup

baik.

Y Sebaiknya melakukan pencatatan (Recording),

dan memperhatikan asupan nutrisi pada pakan.

Salah satu faktor penyebab produksi susu menurun adalah, terjadinya

kawin satu garis keturunan (in breeding). Hal tersebut berpengaruh terhadap

produksi susu yang dihasilkan. Maka dari itu pentingnya pencatatan dengan baik

adalah untuk meminimalisi terjadinya in breeding. Selain faktor in breeding salah

memilih pakan atau tidak terpantaunya kandungan nutrisi yang diberikan kepada

ternak dapat mempengaruhi terhadap produksi susu yang dihasilkan. Selain

hijauan, peternak lebih senang menambahkannya dengan pakan penguat

(konsentrat). Kelompok telah menyediakan bahan dasar pembuatan konsentrat

dari hasil limbah industri seperi ampas tahu, ampas kelapa, dan sebagainya.

Tabel 10. Resiko Kegagalan Reproduksi

Nama Anggota Permasalahan Solusi

Page 31: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

31

UR, B Kegagalan

reproduksi

Mengawinkan ternak dengan cara

kawin alam. Tujuannya agar alat

reproduksi betina tidak cepat rusak

dan tingkat keberhasilan tinggi.

HA, Y, I Mengawinkan ternak dengan cara

inseminasi buatan, meminimalisir

resiko yang terjadi.

Permasalahan lainnya adalah kegagalan reproduksi. Hal ini terjadi karena

kurangya pencatatan waktu-waktu penting dalam siklus reproduksi seperti kapan

kambing birahi. Mengawinkan kambing dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

dengan kawin alam, dan inseminasi buatan. Namun ketua meyakini bahwa kawin

alam lebih akurat dibandingkan dengan inseminasi buatan serta dapat menjaga

kondisi alat reproduksi betina agar tidak cepat rusak.

4.5.1.3 Sikap Inovatif

Sikap inovatif anggota dalam budidaya maupun pengolahan masih

membutuhkan bimbingan ketua. Ketua hanya mengizinkan anggota untuk

berinovasi dalam hal on farm ( budidaya) saja, seperti pembuatan pupuk cair,

vitamin, obat-obatan, pengolahan pakan dan sebagainya. Selebihnya mengenai

pengolahan susu dan pemasaran diambil alih oleh ketua. Anggota tidak diberi

keleluasaan berinovasi dalam pengolahan susu sehingga pemasukan yang di

hasilkan anggota hanya bersumber dari penjualan susu segar pada kelompok.

Sehingga memicu anggota untuk mencoba menjual susu kambing segar ke

konsumen langsung karena harga yang akan diterima jauh lebih tinggi. Hal

tersebut juga memicu permasalahan antara anggota dan ketua. Ketua tidak ingin

susu segar yang diterima kelompok merupakan sisa dari penjualan anggota pada

konsumen lain. Sehingga anggota disebut tidak solidaritas pada kelompok dan

Page 32: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

32

membuat harga jual yang diterima anggota menjadi berkurang. Dengan demikian,

inovasi yang dimiliki anggota masih dibatasi oleh kebijakan kelompok.

4.5.1.4 Dapat Bekerja sama Serta Evaluasi Terhadap Jalannya Usaha

Menurut Soekanto (1990) bahwa kerjasama merupakan suatu usaha

bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau

beberapa tujuan bersama. Adapun bentuk kerjasama dapat dibedakan menjadi 4

macam yaitu, kerjasama spontan, kerjasama langsung, kerjasama kontrak dan

kerjasama tradisional. Beberapa faktor yang memperngaruhi kerjasama di

antaranya yaitu timbal balik, orientasi individu dan komunikasi.

Kerjasama dalam sebuah kelompok merupakan salah satu kekuatan yang

harus dimiliki. Kerjasama yang baik dapat mempertahankan suatu usaha bersama.

Kerjasama harus dilakukan oleh seluruh anggota dan ketua. Di Kelompok Tani

Mekar Harapan dirasa belum mampu untuk bekerja sama dengan baik antara

sesama anggota maupun anggota dengan ketua. Selain itu, terdapat beberapa

oknum anggota yang mencoba menyaingi produk kelompok. Sehingga membuat

kelompok mengambil tindakan untuk menurunkan harga susu yang dijual oleh

anggota pada kelompok. Hal tersebut sangat merugikan terhadap keberlanjutan

usaha anggota.

Menjalankan usaha ternak kambing perah merupakan usaha yang tidak

terlalu sulit. Namun disisi lain agar usaha ini tetap berlanjut dibutuhkan adanya

evaluasi secara rutin. Evaluasi dapat dilakukan di akhir bulan atau akhir tahun.

Tujuannya agar usaha ditahun mendatang dapat lebih baik lagi. Evaluasi yang

dilakukan oleh Kelompok Tani Mekar Harapan dinyatakan belum sepenuhnya

berjalan lancar. Ketua masih mendominasi kegiatan kelompok, sehingga evaluasi

yang dilaksanakan secara rutin pun masih sepenuhnya ditanggung oleh ketua.

Keberadaan anggota dirasa belum mendatangkan hasil yang signifikan, karena

kurangnya keaktifan anggota selama evaluasi.

Page 33: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

33

4.5.2 Equility

4.5.2.1 Persepsi Anggota Terhadap Penerimaan

Keuntungan merupakan salah satu dari tujuan usaha. Keuntungan dari

hasil beternak kambing perah di dapat dari penjualan susu, pupuk, dan bibit.

Anggota hanya mendapatkan keuntungan dari penjualan susu segar pada

kelompok dan penjualan dari hasil budidaya seperti penjualan kambing, dan hasil

buangan ternak. Sementara untuk penjualan hasil olahan susu diambil alih

sepenuhnya oleh ketua.

Keuntungan pokok yang didapat oleh anggota berasal dari kelompok.

Anggota menyetorkan hasil perahan susu kambing pada kelompok setiap hari.

Pembayaran yang dilakukan kelompok dilakukan setiap satu bulan satu kali. Pada

umumnya susu kambing dihargai 15.000 rupiah per liter.

Tabel 11. Total Penerimaan Hasil Penjualan Susu Kambing Perah Milik Anggota

Per Bulan

Nama

Informan

Produksi

susu per

hari

Harga

susu per

liter

Produksi

per bulan

Jumlah

Penerimaan

per bulan

Keterangan

...liter... ...Rp... ...liter... ...Rp...

UR 37,5 25.000 1.125 28.125.000

HA 1 15.000 30 450.000

I 4 15.000 120 1.800.000

B 5 15.000 150 2.250.000

Y 16,5 15.000 495 7.425.000

Total 64 1.920

Pak UR merupakan salah satu anggota yang memiliki keterikatan

kekeluargaan dengan ketua. Pak UR merupakan ayah kandung dari ketua. Usaha

Page 34: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

34

Kelompok Tani Mekar Harapan dirintis pertama kali oleh ketua dan pak UR

sebelum datangnya bantuan dari pemerintah. Pak UR memiliki 25 ekor kambing

yang produktif. Susu kambing perah pak UR dihargai oleh ketua sebesar 25.000

rupiah per liter. Harga tersebut berbeda dengan harga yang diberikan ketua

kepada anggota lainnya. Menurut ketua pak UR merupakan anggota yang solid

dan tidak menjual susu kambingnya kepada konsumen lain. Maka dari itu susu

kambing pak UR dihargai lebih tinggi dari harga susu kambing anggota lainnya.

Pak HA merupakan anggota yang memiliki kambing paling sedikit. Pak

HA hanya mampu menghasilkan susu kambing sebanyak 1 liter per hari. Menurut

pak HA usaha kambing perah ini tidak mencukupi kebutuhannya sehari-hari,

sehingga pak HA harus mencari pekerjaan lainnya.

Pak I memiliki 11 ekor kambing, dengan jumlah kambing produktif

sebanyak 4 ekor. Dari satu ekor kambing mampu menghasilkan 1 liter susu.

Keuntungan tersebut masih keuntungan kotor. Menurutnya hasil dari beternak

hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi keluarganya. Untuk

keperluan lainnya dibantu oleh Pak I dengan pekerjaan tambahan yaitu sebagai

buruh angkut.

Pak B memiliki 8 ekor kambing, dengan jumlah kambing produktif

sebanyak 5 ekor, dengan produksi susu 1 liter per keor per hari. Pak B sudah

merasa cukup dengan penghasilannya sebagai peternak. Kebutuhan pangan

keluarganya sudah cukup terpenuhi dengan aktivitas beternak.

Pak Y memiliki 20 ekor kambing, dengan jumlah kambing produktif

sebanyak 11 ekor. Produksi susu yang dihasilkan sebanyak 1,5 liter per ekor per

hari. Menurut pak Y hasil dari beternak kambing sudah cukup untuk kebutuhan

sehari-hari namun di samping itu pak Y memiliki pekerjaan lain selain beternak

yaitu sebagai tenaga medis kabupaten.

Page 35: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

35

Dengan demikian, terdapat empat orang anggota yang merasa beternak

kambing perah sudah cukup untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Namun satu

orang anggota masih merasa belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

4.5.3 Sustainability

Menurut Chambers dan Conway (1992), keberlanjutan usaha merupakan

upaya seseorang atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

dengan memanfaatkan segala kemampuan, pengetahuan, akses, dan tuntutan serta

kekayaan yang dimiliki. Keberlanjutan juga merupakan kemampuan dirinya

dalam bekerja sama dengan orang lain, berinovasi, berkompetisi, agar dapat

bertahan dalam kondisi berbagai perubahan dan tercapai suatu pemerataan.

Keberlanjutan anggota tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh ketua. Anggota

harus berusaha untuk memajukan usahanya sendiri dengan kemampuan dan

swadaya secara mandiri. Ketua tidak membantu sepenuhnya dalam keberlanjutan

usaha anggotanya namun memberi jalan agar usahanya tetap berlanjut.

4.5.3.1 Kepercayaan Diri Peternak

Menurut Shauger dalam Mahrita (1997), kepercayaan diri merupakan

anggapan seseorang mengenai kompetensi dan keterampilan yang dimiliki serta

kesanggupan untuk menangani berbagai macam situasi. Kepercayaan diri

individu akan dapat mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya dengan yakin.

Kepercayaan diri anggota dalam berusaha dinilai sangat perlu dalam proses

keberlanjutan usaha.

Kepercayaan diri anggota dirasa masih perlu banyak bimbingan lagi.

Terlihat dari belum meratanya rasa kepercayaan diri yang melekat pada anggota,

hanya sebagian anggota yang percaya diri bahwa usaha peternakan ini akan

menjadikan usaha pokok bagi dirinya. Kepercayaan diri akan muncul jika

seseorang mampu memanfaatkan kemampuan dirinya secara maksimal dan dapat

mengaktualisasikan dirinya dengan baik.

Page 36: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

36

”Niat bapak mau menjadikan usaha ini menjadi usaha pokok, hasilnya juga

bisa lebih banyak dibandingkan dengan bapak harus kerja jadi pegawai”

(UR, 64 tahun).

Pak UR telah memiliki populasi 50 ekor kambing. Saat ini 25 ekor

kambingnya sedang dalam kondisi bunting. Telah diprediksikan beberapa bulan

lagi populasi kambingnya bertambah hingga 100 ekor. Pak UR yakin bahwa

usaha ini akan menjadi usaha pokok. Selain itu, pak UR telah menerapkan

beberapa ilmu yang diberikan oleh kelompok mengenai tata cara beternak yang

baik, membuat vitamin serta obat ternak herbal sendiri, membuat pupuk kandang

organik yang kemudian diberikan ke lahan pastura. Pak UR pun berencana akan

membuat gudang pakan untuk persediaan di musim kemarau. Di samping itu,

terdapat beberapa anggota yang belum percaya diri bahwa usaha ini akan menjadi

usaha pokok bagi dirinya. Hal tersebut disebabkan oleh belum memenuhinya

standar kepemilikan kambing perah yang ada. Populasi yang dimiliki belum

mampu menjadikan usaha ini sebagai usaha pokok. Rata-rata kepemilikan

kambing perah hanya berkisar antara 2 - 11 ekor. Hasilnya pun belum mencukupi

kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu adanya motivasi untuk

meningkatkan rasa kepercayaan diri anggota untuk dapat melanjutkan usaha

beternak kambing perah ini.

4.5.3.2 Pemanfaatan Sumber Daya Manusia

Menjalankan usaha peternakan dengan skala kecil, sedang atau besar

membutuhkan adanya bantuan tenaga kerja dalam memproduksi usaha kambing

perah. Tenaga kerja dipilih sesuai kebutuhan dan kepercayaan. Pemilihan tenaga

kerja dapat berdasakan kedekatan seperti keluarga inti, keluarga dekat, tetangga

maupun umum.

Pak UR memanfaatkan tenaga kerja tambahan dari bantuan keluarga inti

dan keluarga dekat. Pemanfaatan tenaga kerja dari keluarga inti dan keluarga

dekat membuat biaya yang dikeluarkan menjadi lebih ringan. Selain itu, alam

Page 37: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

37

mengontrol dan mengatur usahanya Pak UR melakukannya sendiri. Sehingga

hasil yang dicapai sesuai dengan keinginannya.

Pak HA tidak membutuhkan tenaga kerja tambahan. Populasi yang

dimiliki Pak HA tidak terlalu banyak sehingga mampu untuk dikerjakan sendiri.

Pak I dan Pak B menyerahkan semua aktivitas beternaknya pada istri.

Sehingga segala sesuatu hal tentang beternak dikelola oleh istrinya. Pak I dan Pak

B mencari pekerjaan tambahan selain beternak.

Usaha yang dijalankan Pak Y dibantu oleh keluarga inti. Pak Y memiliki

pekerjaan selain beternak yaitu sebagai inseminator kabupaten. Sehingga waktu

yang dibutuhkan untuk beternak tidak terpenuhi. Oleh karena itu, Pak Y

menyerahkan aktivitas beternaknya kepada keluarga inti.

4.5.3.3 Mempertahankan Usaha

Mempertahankan usaha peternakan salah satunya adalah dengan

merencanakan skala usaha. Memiliki jiwa optimis dapat membangun

kepercayaan diri peternak untuk dapat melanjutkan usahanya. Secara keseluruhan

anggota Kelompok Tani Mekar Harapan berusaha mempertahankan usahanya

dengan cara meningkatkan skala usahanya.

Usaha yang sedang dijalankan Pak UR tergolong berkembang.

Kemampuan yang dimilikinya mampu membawa usahanya menjadi lebih baik.

Terbukti dari jumlah populasinya yang terus bertambah serta produksi susu

kambing perahnya mencapai 2 liter per ekor per hari. Hal tersebut ditunjang oleh

keberanian Pak UR dalam menghadapi segala resiko yang akan dihadapinya,

sehingga keuntungannya pun dapat terus meningkat. Pak UR akan terus

mempertahankan usaha peternakannya dan menjadi usaha pokok bagi dirinya dan

keluarganya.

Usaha peternakan yang sedang dijalankan Pak HA belum begitu baik.

Terlihat dari jumlah populasinya yang stagnan. Kemampuan beternak Pak HA

Page 38: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah

38

masih tergolong standar dan belum mampu mencoba hal - hal baru dalam inovasi

budidaya. Pak HA termasuk anggota yang tidak mau menanggung resiko tinggi

sehingga membuat usahanya sulit untuk berkembang. Keinginan untuk

mempertahankan usaha dari Pak HA memang tinggi namun tidak di dukung

dengan swadaya dan keadaannya saat ini.

Pak I dan Pak B merupakan anggota yang sama, seluruh kegiatan

beternaknya diserahkan kepada istrinya. Kedua anggota ini optimis terhadap

usaha yang sedang dijalankannya. Hasil yang di dapat mampu mencukupi

kebutuhan pangan keluarga. Selain itu, beternak kambing perah sangat

menjanjikan bagi usaha sambilan kedua anggota ini jika dibandingkan dengan

usaha sapi perah. Usaha kambing perah dapat dikerjakan oleh istri dan anak,

lebih mudah dalam perawatan dan harga jual susu kambing yang tinggi. Sehingga

membuat kedua anggota ini tetap mempertahankan usahanya.

Pak Y merupakan anggota yang memiliki keahlian khusus. Beliau

merupakan salah satu tenaga medis di kabupaten yang direkomendasikan oleh

kelompok. Memiliki jiwa optimis memang sangat dibutuhkan bagi anggota yang

ingin tetap mempertahankan usahanya. Terbukti dari kegiatan Pak Y saat ini,

selain beternak kambing perah beliau pun mulai merintis usaha sapi perah dan

mulai mendirikan kelompok baru. Segala resiko yang mungkin terjadi sudah

dipersiapkan oleh Pak Y.

Mempertahankan usaha bagi anggota harus membutuhkan jiwa yang kuat,

tahan banting serta optimisme yang tinggi. Peran ketua dalam menunjang

keberlanjutan usaha anggotanya sudah cukup baik, segala urusan budidaya

diserahkan kepada masing-masing anggota agar mampu berkreativitas dalam hal

budidaya. Dengan demikian peran kepemimpinan ketua kelompok dirasa sudah

cukup baik dalam keberlanjutan usaha anggota.