19
REFERAT Pemeriksaan Radiologi IVP Disusun Oleh : Jonggi Mathias Tamba 0861050042 KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI PERIODE 1 APRIL – 27 APRIL 2013

ivp

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ivp

Citation preview

Page 1: ivp

REFERAT

Pemeriksaan Radiologi IVP

Disusun Oleh :

Jonggi Mathias Tamba

0861050042

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI

PERIODE 1 APRIL – 27 APRIL 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

Page 2: ivp

DAFTAR ISI

Daftar Isi.....................................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3

1. Foto polos abdomen...........................................................................................3

2. Pielografi intravena............................................................................................4

3. Sistografi............................................................................................................9

4. Uretrografi........................................................................................................10

5. Pielografi retrograd…………….......................................................................10

6. Pielografi anterograd........................................................................................10

7. Komplikasi pemberian kontras dan penceg..........................………………....11

BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................12

Daftar Pustaka..........................................................................................................................13

1

Page 3: ivp

BAB I

PENDAHULUAN

Cara – cara pemeriksaan traktus urinarius dapat dilakukan dengan

berbagai cara, salah satunya adalah intravena pyelografi ( IVP ) dan setiap

pemeriksaan traktus urinarius harusnya dibuat terlebih dahulu foto polos abdomen.

Yang harus diperhatikan pada foto ini adalah bayangan, besar ( ukuran ), dan posisi

kedua ginjal.

Intravena pyelografi ( IVP ) merupakan pemeriksaan dasar dari

pemeriksaan radiologis traktus urinarius dengan menggunakan media kontras dan

biasanya mendahului pemeriksaan lain. Pemeriksaan ini dianggap menguntungkan

karena bisa menunjukkan atau menampakkan seluruh system traktus urinarius.

IVP digunakan untuk menemukan berbagai kelainan termasuk

frekuensi berkemih yang terlalu sering, nyeri pada punggung bagian bawah, dapat

juga mendeteksi masalah pada traktus urinarius seperti batu ginjal, pembesaran

prostate, tumor pada ginjal, ureter, dan vesica urinaria.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Foto Polos Abdomen

Foto polos abdomen atau KUB (kidney Ureter Bladder) adalah foto skrining untuk

pemeriksaan kelainan-kelainan urologi. Foto polos abdomen dapat menentukan besar, macam

dan lokasi batu radio-opaque. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat

2

Page 4: ivp

radio-opaque dan paling sering dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan batu asam urat

bersifat radiolusen.

- Batu kalsium:opak

- MAP: semiopak

- Sistin: non opak

Menurut Blandy, pembacaan foto yang sistematis harus memperhatikan “4 S” yaitu: Side

(sisi), Skeleton (tulang), Soft tissues (jaringan lunak) dan Stone (batu).

1. Side: diperiksa apakah penempatan sisi kiri dan kanan sudah benar. Sisi kiri ditandai

dengan adanya bayangan gas pada lambung sedangkan sisi kanan oleh bayangan

hepar.

2. Skeleton: perhatikan tulang-tulang vertebra, sacrum, kosta serta sendi sakroiliaka.

Adakah kelainan bentuk (kifosis, skoliosis, atau fraktur) atau perubahan densitas

tulang (hiperden atau hipodens) akibat dari suatu proses metastasis.

3. Soft tissues: perhatikan adanya pembesaran hepar, ginjal, buli-buli akibat retensi urine

atau tumor buli-buli, serta perhatikan bayangan garis psoas.

4. Stone: perhatikan adanya bayangan opak dalam system urinaria yang mulai dari

ginjal, ureter, hingga buli-buli. Bedakan dengan kalsifikasi pembuluh darah atau

flebolit dan feses yang mengeras atau fekolit.

3

Page 5: ivp

Selain itu perlu diperhatikan adanya bayangan radioopak yang lain, misalnya bayangan

jarum-jarum (susuk) yang terdapat disekitar paravertebra yang sengaja dipasang untuk

mengurangi rasa sakit pada pinggang atau punggung, atau bayangan klip yang dipasang pada

saat operasi untuk menjepit pembuluh darah.

2. Pielografi Intra Vena (PIV)

Pielografi Intra Vena (PIV) atau intravenous Pyelography (IVP) atau dikenal dengan

Intra Venous Urography atau urografi adalah foto yang dapat menggambarkan keadaan

system urinaria melalui bahan kontras radio-opak. Pencitraan ini dapat menunjukkan adanya

kelainan anatomi dan kelainan fungsi ginjal.

Bahan kontras yang dipakai:

(a) Conray (Meglumine iothalamat 60%)

(b) Hypaque sodium/sodium diatrizoate 50%

(c) Urografin76% (methyl glucamine diatrizoat)

(d) Urografin 60-70%

Saxton (1969) membagi dosis untuk orang dewasa dengan berat badan 70 kg dan

sesuai kadar ureum kreatinin menjadi 3 yaitu

(a) Dosis rendah : 12 gr lod

(b) Dosis menengah : 12-13 gr lod

(c) Dosis tinggi : 30 gr lod

Untuk medapatkan hasil yang maksimal perlu dilakukan persiapan yaitu puasa, yang

dimaksudkan agar usus besar dan kecil bersih dari fecalit dan gas sehingga tidak menutup

kontur ginjal atau kontras dalam traktus urinaria.

4

Page 6: ivp

Pada menit-menit pertama tampak kontras mengisi glomeruli dan tubuli ginjal

sehingga terlihat pencitraan dari parenkim (nefrogram) ginjal. Fase ini disebut sebagai fase

nefrogram. Selanjutnya kontras akan mengisi system pelvikalises pada fase pielogram.

Tujuan dari fase ini adalah untuk mengetahui apakah fungsi ekskresi dari ginjal masih baik

atau tidak.

Perlu diwaspadai bahwa pemberian bahan kontras secara intravena dapat

menimbulkan reaksi alergi berupa urtikaria, syok anafilaktik, sampai timbulnya

laringospasmus. Disamping itu foto PIV tidak boleh dikerjakan pada pasien gagal ginjal,

karena pada keadaan ini bahan kontras tidak dapat diekskresi oleh ginjal dan menyebabkan

kerusakan ginjal yang lebih parah karena bersifat nefrotoksik.

Syarat-syarat seseorang boleh melakukan IVP yakni,

Tidak memiliki riwayat alergi

Fungsi ginjalnya baik. Cara untuk mengetahuinya yakni dengan mengukur kadar

BUN atau kreatininnya. Karena kontras itu bersifat nefrotoksik dan dikeluarkan lewat

ginjal, jadi apabila ginjal rusak atau tidak berfungsi, akan sangat berbahaya bagi

pasien.

Indikasi dilakukannya pemeriksaan IVP yakni untuk melihat anatomi dan fungsi dari traktus

urinarius yang terdiri dari ginjal, ureter, dan bladder, yang meliputi

Kelainan congenital

Radang atau infeksi

Massa atau tumor

Trauma

Tabel : Tahapan Pembacaan Foto PIV

Menit Uraian

0 Foto Polos Perut

5

Page 7: ivp

5

15

30

60

Pasca

miksi

Melihat fungsi ekskresi ginjal. Pada ginjal normal system pelvikaliseal sudah

tampak

Kontras sudah mengisi ureter dan buli-buli

Foto dalam keadaan berdiri, dimaksudkan untuk menilai kemungkinan terdapat

perubahan posisi ginjal (ren mobilis)

Melihat keseluruhan anatomi saluran kemih, antara lain: filling

defect,hidronefrosis, double system, atau kelainan lain.

Pada buli-buli diperhatikan adanya identasi prostat, trabekulasi, penebalan otot

detrusor, dan sakulasi buli-buli.

Menilai sisa kontras (residu urine) dan divertikel pada buli-buli.

Pada menit ke-5, organ yang dinilai yaitu perginjalan, yang meliputi nefrogram dan

sistem pyelocalices (SPC). Nefrogram yaitu bayangan dari ginjal kanan dan kiri yang terisi

kontras. Warnanya semiopaque, jadi putihnya sedang-sedang saja.

6

Page 8: ivp

Yang kita cermati pada menit ke-5 ini yaitu

Letak/posisi ren. Normalnya, ren kanan lebih rendah dibanding ren kiri. Letak

keduanya yaitu setinggi V.T12 – V.L3

Ukuran ren

SPC. Normalnya berbentuk seperti mangkuk (cupping). Namun apabila terjadi

hidronefrosis, SPC akan berubah bentuk tergantung pada derajat hidronefrosisnya.

Ada 4 grade hidronefrosis,

1) Hidronefrosis derajat 1. Calices berbentuk blunting, alias tumpul.

2) Hidronefrosis derajat 2. Calices berbentuk flattening, alias mendatar.

3) Hidronefrosis derajat 3. Calices berbentuk clubbing, alias menonjol.

4) Hidronefrosis derajat 4. Calices berbentuk ballooning, alias menggembung.

Gambaran batu, baik batu lusen atau opaq. Apabila ada batu, khasnya yaitu ada filling

defek.

Pada menit ke-5, contoh penyakit yang bisa diketahui yaitu penyakit-penyakit yang

ada di ren, misalnya pyelonefritis, nefrolitiasis, hidronefrosis, massa/tumor renal, dll.

7

Page 9: ivp

Pada menit ke-15 sampai 30, yang nampak yaitu SPC, kedua ureter, dan vesika urinaria.

Tapi kita fokuskan pada pencitraan ureter dan vesika urinaria. Pada ureter, yang diamati yaitu

1) Jumlah ureter.

Terkadang, ureter bisa hanya nampak satu saja, padahal pasien tidak merasakan

keluhan apapun, dan tidak ada pembesaran di proksimal. Hal ini berarti ureternya

tetap normal. Karena pada ureter terdapat gerak peristaltic, mungkin saja saat difoto

ureter sedang kontraksi sehingga tidak nampak ketika difoto.

2) Posisi ureter

3) Kaliber ureter.

Maksudnya diameternya, ukurannya normal atau tidak, atau mengalami pembesaran.

4) Dinding ureter.

Apakah dindingnya licin atau tidak, reguler atau irreguler.

5) Ada tidaknya sumbatan/obstruksi8

Page 10: ivp

6) Ada tidaknya batu, baik lusen maupun opaque.

Kemudian nyatakan bentuk, jumlah, ukuran, dan letak batu.

Contoh penyakit pada menit ke 15-30 diantaranya: hidroureter, ureterolithiasis, ureteritis,

cystitis, pembesaran prostat, massa vesikolithiasis, dll.

3. Sistografi

Adalah pencitraan buli-buli dengan memaki kontras, dimana dapat dilakukan

beberapa cara antara lain: (1) melalui foto PIV, (2) memasukkan kontras melalui kateter

uretra langsung ke buli-buli, dan (3) memasukkan kontras melalui kateter sistostomi atau

melalui pungsi suprapubik.

Dari sistogram dapat dikenali adanya tumor atau bekuan darah didalam buli-buli yang

ditunjukkan oleh adanya filling defect, adanya robekan buli-buli yang terlihat sebagai

ekstravasasi kontras keluar dari buli-buli yang lain. Pemeriksaan ini dapat untuk menilai

adanya inkontinensia stress pada wanita dan untuk menilai adanya refluks vesiko-ureter.

4. Uretrografi

9

Page 11: ivp

Adalah pencitraan uretra dengan memakai bahan kontras. Bahan kontras dimasukkan

langsung melalui meatus uretra eksterna melalui klem Broadny yang dijepitkan pada glans

penis. Gambaran yang mungkin terjadi pada uretrogram adalah: (1) jika terdapat striktur

uretra akan tampak adanya penyempitan atau hambatan kontras pada uretra, (2) trauma uretra

tampak sebagai ekstravasasi kontras ke luar dinding uretra, atau (3) tumor uretra atau batu

non opak pada uretra tampak sebagai filling defect pada uretra.

Untuk menilai panjang striktura uretra dilakukan pengambilan foto (bipolar)

sistouretrografi yaitu dengan melakukan pengambilan foto sistografi dengan memasukkan

kontras melalui sistostomi bersama-sama dengan foto uretrografi.

5. Pielografi Retrograd

Adalah pencitraan system urinaria bagian atas (dari ginjal hingga ureter) dengan cara

memasukkan bahan kontras radio-opak langsung melalui kateter ureter yang dimasukan

transuretra. Indikasi pembuatan foto adalah: (1) jika ada kontra indikasi pembuatan foto PIV

atau (2) PIV belum bias menjelaskan keadaan ginjal maupun ureter, antara lain pada ginjal

non visualized.

6. Pielografi Antegrad

Adalah pencitraan system urinaria bagian atas dengan cara memasukkan kontras

melalui system saluran (kaliks) ginjal. Bahan kontras dimasukkan melalui kateter nefrostomi

yang sebelumnya sudah tepasang, atau dapat pula dimasukkan melalui pungsi pada kaliks

ginjal.

7. Komplikasi pemberian kontras dan pencegahannya

10

Page 12: ivp

Reaksi yang tidak menguntungkan dari pemberian kontras adalah:

1. Toxic rection berupa aritmia jantung, oedem paru, perasaan nyeri dan

panas pada lengan daerah yang disuntik.

2. Allergic reaction berupa urtikaria, konjungtivitis, rhinitis,

bronkospasme, dan angioneurotik oedem.

3. Idiosyncratic reaction berupa akut anafilaksis, reaksi vagal, mual,

muntah, perasaan tidak enak pada perut, perasaan ingin kencing atau

berak, batuk dan bersin.

Pencegahan terjadinya komplikasi dari pemeriksaan IVP adalah :

1. Anamnesa mencari riwayat alergi obat – obatan.

2. Pengobatan pendahuluan dengan derivate steroid.

3. Pengobatan pendahuluan dengan anti histamine.

4. Uji kepekaan dengan zat kontras yang akan digunakan, kalau mungkin

ganti kontras2.

Keuntungan dan kerugian IVP

Keuntungan pemeriksaan radiologis dengan menggunakan IVP adalah :

1. Kita mendapatkan informasi yang terperinci untuk membantu

mendiagnosa dan terapi pada kelainan – kelainan di organ traktus

urinarius.

2. IVP merupakan prosedur invasive yang minimal dengan jarang terjadi

komplikasi.

3. IVP merupakan proses pemeriksaan radiology yang cepat, tanpa rasa

sakit dan lebih murah.

Kerugian dari IVP adalah bila terjadi komplikasi dari bahan kontras yang

diberikan. Dan adanya efek radiology dengan adanya prosedur dari IVP

tersebut

BAB III

KESIMPULAN

11

Page 13: ivp

Dari uraian – uraian diatas diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Intravena pyelografi ( IVP ) adalah pemeriksaan foto rontgen dengan cara

memasukkan zat kontras melalui sebuah vena yang kemudian akan mengisi traktus

urinarius.

2. Indikasi dari IVP adalah bila ada kecurigaan patologis pada traktus urinarius.

3. Keuntungan dari IVP adalah kita bisa mendapatkan informasi yang terperinci

untuk membantu diagnosa dan terapi pada kelainan – kelainan traktus urinarius.

Kerugiannya adalah bila terjadi komplikasi dari bahan kontras yang diberikan dan

adanya efek radiasi.

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 14: ivp

1. Rasad, Sjahriar, Kartoleksono, Sukonto, Ekayuda, Iwan, 1999, Radiologi Diagnostik,

Balai Penerbit FK UI, Jakarta

2. Dermroredjo, Sutaryan, 1992, Pemeriksaan IVP pada Kista Ginjal Kongenital,

Laboratorium Radiologi RSUP Sardjito, Yogyakarta.

3. Radiological Society of North America, Inc. ( RSNA ), 2005,

http://www.radiologyinfo.org

4. Purnomo, Basuki. B ., 2003, Dasar – Dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta

5. Handoko, Iwan S, 2003, http://www.klinikku.com

6. Palmer, PES, Cockshott, WP, Hegedus, V, Samuel,E, 1995, Petunjuk Membaca Foto

Untuk Dokter Umum,ECG,Jakarta

13