Jamaah Dakwah Jamaah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gyc

Citation preview

  • JAMAAH DAN DAKWAH JAMAAH1

    Oleh: Drs.H.Anhar Anshori,M.SI

    PENGERTIAN JAMAAH DAN DAKWAH JAMAAH

    1. Secara etimologis (lughatan) Jamaaah adalah bentuk masdhar dari kata

    jamaa. Jamaa artinya mengumpulkan, menghimpun atau menyatukan.

    Jamaaah artinya kesatuan, kumpulan atau kelompok orang. Dawah

    adalah bentuk masdhar dari kata daaa artinya berdoa, memanggil,

    menyeru, mengajak, mendorong, atau mengadu. Dawatan artinya seruan,

    panggilan, ajakan, dorongan, atau pengaduan. Dengan demikian jamaaah

    dan dawah jamaaah mencakup pengertian sekelompok orang minimal 3

    orang mengajak, menyeru sekelompok orang.

    2. Secara terminologis (istilahan) Jamaah dan Dakwah Jamaah dapat

    dipahami sebagai berikut:

    a. Secara umum: Jamaah dan dakwah jamaah adalah kegiatan

    sekelompok orang yang mengajak kelompok orang lain untuk

    memahami dan mengamalkan ajaran Islam/fi sabilillah (Q.S. An-Nahl,

    ayat 125)

    b. Secara khusus:

    1) Jamaah dan dakwah jamaah adalah sekelompok kecil warga

    Persyarikatan dan atau umat Islam beserta masyarakat yang

    menyatukan diri untuk menyelesaikan berbagai permasalahan

    hidup para anggota dan kelompok secara bersama-sama

    berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam.

    2) Dakwah jamaah adalah program Persyarikatan sebagai rangkaian

    usaha untuk mengembangkan suatu tata kehidupan warga

    Persyarikatan dalam kelompok-kelompok kecil yang disebut

    jamaah.

    3) Secara bersama, anggota-anggota jamaah menyelesaikan

    berbagai macam permasalahan hidupnya dengan pimpinan salah

    1Makalah disampaikan dalam acara Baitul Arqam Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sorog di Sorong, 9-11

    November 2007.

  • 2

    seorang anggota Muhammadiyah. (Rakernas Majelis Tabligh,

    1988, Dakwah Jamaah, hal. 2)

    Dengan demikian jamaah merupakan miniatur masyarakat Islam yang

    sebenar-benarnya. Atau miniatur masyarakat Islami. Sedangkan

    dawah jamaah merupakan miniatur usaha sebagaimana tercantum

    dalam pasal 4 AD Muhammadiyah.

    TUJUAN JAMAAH DAN DAKWAH JAMAAH

    Tujuan Umum: 1. Peningkatan mutu keislaman dan kehidupan sosial ekonomi anggota

    Muhammadiyah, umat Islam dan keluarganya. 2. Peningkatan mutu anggota Muhammadiyah sehingga memiliki kemampuan

    melakukan dakwah dalam kelompok sosialnya.

    Tujuan Khusus: 1. Terbentuknya suatu kelompok yang disebut jamaah yang anggotanya terdiri

    atas anggota Muhammadiyah dan umat Islam lainnya dalam suatu

    lingkungan tempat tinggal (RT, RW, Desa) atau tempat bekerja (termasuk

    lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah).

    2. Agar warga Persyarikatan khususnya, dan umat Islam umumnya memiliki:

    a. Pengetahuan dan pemahaman Islam yang benar serta mengamalkan

    pengetahuannya tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

    b. Pengetahuan dan pemahaman permasalahan hidupnya secara benar

    dan kemampuan teknis mengatasi sendiri dan secara jamaah

    permasalahan tersebut.

    c. Jiwa kebersamaan ukhuwah, kesediaan membantu dan berkorban bagi

    anggota lainnya untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang

    dihadapi sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

    d. Kesediaan untuk bekerjasama dalam suatu jamaah di bawah pimpinan

    salah seorang anggota lainnya untuk menyelesaikan permasalahan

    hidupnya sendiri, serta anggota lainnya.

    STRATEGI PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN DAKWAH JAMAAH

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan pembentukan

    dakwah jamaah ialah:

    1. Minimal harus diusahakan agar setiap anggota suatu unit pimpinan

    Muhammadiyah dan amal usahanya bukan hanya bersatu dalam ide dan

    dalam organisasi akan tetapi diwujudkan sebagai suatu kesatuan sosial.

  • 3

    Untuk ini, tiap anggota dalam unit tersebut harus mengenal secara pribadi

    apa dan siapa masing-masing, mengetahui problem agama, pendidikan,

    sosial ekonominya dan dalam setiap pertemuan membicarakan bersama-

    sama bagaimana penyelesaian problem tersebut.

    2. Dengan demikian adalah suatu keharusan, agar setiap tingkat organisasi

    seperti ranting, cabang, serta amal usaha Muhammadiyah, seperti masjid,

    sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan pengajian-pengajian memiliki daftar

    anggota, syukur jika dapat dilengkapi dengan catatan pekerjaan, keluarga,

    dan keadaan ekonomi anggota tersebut.

    3. Subjek dakwah jamaah adalah seluruh anggota Persyarikatan

    Muhammadiyah yang koordinasinya dipegang oleh Majelis Tabligh dan

    Dakwah Khusus/Bagian Tabligh dan Dakwah Khusus bersama Pimpinan

    Persyarikatan, apabila kondisi anggota belum memungkinkan, maka

    mubaligh Muhammadiyah merupakan penggerak gerakan tersebut. Dengan

    demikian pada fase awal, yang menjadi inti jamaah adalah para mubaligh

    Muhammadiyah yang tergabung dalam Korp Mubaligh Muhammadiyah.

    Namun bila keadaan sudah memungkinkan, inti jamaah dapat saja bukan

    mubaligh.

    4. Pembentukan Korp Mubaligh baik di tingkat ranting maupun cabang.

    Untuk mewujudkan jamaah sebagai objek dakwah, maka ada 4 bentuk/

    tahapan jamaah yang harus dilakukan, yaitu:

    1. Realisasi anggota Muhammadiyah dalam suatu lingkungan menjadi jamaah

    yaitu suatu kelompok anggota yang merupakan suatu kesatuan sosial.

    2. Realisasi anggota atau karyawan suatu unit amal usaha Muhammadiyah

    seperti sekolah, rumah sakit, panti asuhan, masjid, dan lain-lain, menjadi

    satu kesatuan dalam jamaah.

    3. Realisasi pemeluk Islam dalam suatu lingkungan tempat tinggal sebagai

    jamaah atau kesatuan sosial.

    4. Mewujudkan satu lingkungan sosial tempat tinggal pemeluk Islam dan

    Muhammadiyah bersama anggota masyarakat lainnya baik Muslim atau non

    Muslim sebagai kesatuan sosial.

    LANGKAH AWAL PEMBENTUKAN JAMAAH SEBAGAI SUBJEK DAKWAH

  • 4

    1. Melaksanakan pendaftaran kembali Mubaligh Muhammadiyah di suatu

    ranting/cabang dan amal usaha setempat. Daftar Mubaligh Muhammadiyah

    tersebut dilengkapi dengan identitas pribadi dan pekerjaan, pendidikan,

    serta keahlian dan keterampilan yang dimiliki mubaligh tersebut.

    2. Menyelenggarakan penataran pemandu dakwah jamaah yang pesertanya

    terdiri dari Mubaligh Muhammadiyah yang telah terdaftar dan anggota

    Muhammadiyah yang dipandang memiliki kemampuan membina jamaah

    atau memiliki kemampuan dalam keterampilan tertentu yang berkaitan

    dengan pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.

    3. Membagi habis semua anggota Muhammadiyah beserta keluarganya dalam

    suatu ranting berdasarkan tempat tinggal atau lingkungan kerja/amal usaha.

    Beberapa anggota dikelompokkan dalam suatu wadah yang disebut jamaah.

    Untuk langkah ini maka sangat diperlukan adanya daftar anggota

    Muhammadiyah dan Ortom serta amal usaha.

    4. Jumlah anggota suatu jamaah di pedesaan terdiri dari 5 15 anggota

    besarta anggota keluarganya. Jumlah anggota jamaah di suatu amal usaha

    Muhammadiyah dapat menyesuaikan dengan jumlah tersebut sesuai

    dengan banyak sedikitnya anggota yang ada dalam amal usaha tersebut.

    5. Masing-masing jamaah dibina oleh seorang Mubaligh Muhammadiyah atau

    lebih yang disebut inti jamaah dan pamong jamaah. Hendaknya diusahakan

    agar mereka ini bertempat tinggal dalam lingkungan jamaah yang akan

    dibinanya.

    6. Apabila satu jamaah tidak dapat menyelesaikan permasalahan

    kelompoknya maka jamaah yang bersangkutan menghubungi jamaah

    lainnya untuk dapat memberikan bantuan selama itu diperlukan.

    7. Hubungan satu jamaah dengan jamaah yang lain baik yang ada dalam satu

    ranting, cabang, atau bahkan di satu daerah atau daerah lainnya di

    koordinasikan oleh Ranting, Cabang, atau Daerah setempat.

    HUBUNGAN KEORGANISASIAN JAMAAH

    1. PRM dan PCM mengatur jalannya jamaah di ranting dan cabang sekaligus

    sebagai motivator dan PDM mengatur serta mengembangkan kehidupan

    jamaah di daerahnya sebagai pemegang kebijaksanaan.

  • 5

    2. Jamaah bukan sebagai wujud organisasi, maka hubungan pimpinan dengan

    jamaah bukanlah hubungan yang bersifat struktural. Akan tetapi hanya

    bersifat fungsional. Dengan demikian maka pembinaan PRM dan PCM

    kepada jamaah dilakukan melalui anggota-anggota Muhammadiyah yang

    ada di setiap jamaah tersebut.

    USAHA-USAHA DAN GERAKAN JAMAAH

    1. Setiap anggota jamaah berusaha bersama-sama sesuai dengan

    kemampuan masing-masing meningkatkan penghasilan anggota, mengurus

    dan menyelesaikan pendidikan anak-anak dari anggota kelompok baik

    pilihan sekolah, jenis sekolah, dan biaya sekolah. Demikian pula

    terhadap kesehatan anggota dan keluarganya, baik ketika sakit maupun

    dalam usaha menjaga kesehatan.

    2. Jika ada anak dari anggota kelompok yang ingin meneruskan sekolah

    sementara biaya tidak ada sedangkan anak yang bersangkutan berminat

    dan mempunyai potensi untuk dikembangkan, masalah ini dibicarakan

    dalam pengajian atau rapat anggota lalu dipikul dan dipikirkan bersama.

    3. Apabila salah satu anggota jamaah yang mempunyai anak yang sudah

    dewasa dan sudah waktunya untuk berkeluarga, masing-masing anggota

    ikut memikirkan dan mencarikan jodohnya, kalau belum punya pekerjaan

    hendaknya masing-masing anggota secara bersama-sama memikirkan jalan

    keluar agar bisa mendapat pekerjaan dan bisa hidup mandiri.

    4. Di antara anggota Muhammadiyah yang ahli dalam pertanian, keterampilan

    mengelola hasil pertanian, perikanan, perdagangan, atau mungkin

    kesehatan dan pendidikan. Kepada mereka diminta dengan sukarela untuk

    membimbing anggota lainnya sesuai dengan keahlian masing-masing dan

    permasalahan yang dihadapi oleh setiap jamaah dan anggotanya.

    Pengaturan kegiatan ini dilakukan oleh inti jamaah dan pamong jamaah di

    bawah koordinasi ranting atau cabang.

    LANGKAH KONKRIT PELAKSANAAN JAMAAH DAN DAKWAH JAMAAH

    (Sebuah Contoh)

    1. Adakan rapat dan atau pengajian anggota setiap setengah bulan sekali

    dengan acara pengajian rutin dan pada saat itu berilah penjelasan tentang

  • 6

    jamaah dan dakwah jamaah. Dalam setiap pengajian tersebut adakan

    forum dialog tentang jamaah dan dakwah jamaah.

    2. Setelah para anggota paham tentang pengertian, tujuan, jenis kegiatan

    dakwah jamaah, maka tugaskanlah para anggota untuk membentuk jamaah

    di lingkungan masing-masing.

    3. Setiap jamaah mempunyai inti jamaah, yang terdiri atas 3 sampai 7 orang

    anggota Muhammadiyah. Tetapi anggota jamaah tidak harus semua

    orang Muhammadiyah, pimpinan jamaah juga tidak harus anggota

    Muhammadiyah.

    4. Dalam usaha membentuk jamaah mulailah dengan silaturrahmi kepada

    setiap penduduk setempat. Dengan sabar dan bijaksana ajaklah mereka

    untuk suka hidup bermasyarakat. Walaupun langkah ini akan memerlukan

    waktu yang cukup lama.

    5. Dalam kunjungan silaturrahmi mulailah berbicara tentang hal-hal yang

    bersifat sehari-hari, misalnya tentang pendidikan anak, masa depan anak,

    kesehatan atau hobi/kesenangan, problem-problem keluarga.

    6. Bila mengalami kesulitan, diskusikanlah masalah tersebut dengan sesama

    anggota dan pimpinan ranting atau cabang. Bila jamaah sudah terbentuk,

    jadikanlah masjid, mushalla sebagai pusat kegiatan. Bila ditempat itu belum

    ada tempat ibadah, maka kegiatan shalat jamaah dapat diselenggarakan

    pada salah satu rumah dari anggota atau diselenggarakan secara bergilir.

    Alternatif usaha pencarian dana untuk merealisasikan langkah-langkah

    tersebut dapat ditempuh beberapa alternatif cara sebagai berikut:

    1. Mengadakan iuran dari anggota.

    2. Mencari sumbangan dari penduduk setempat

    3. Meminta sumbangan dari pemerintah

    4. Meminta sumbangan kepada orang-orang yang mampu untuk dijadikan

    donatur dan usaha-usaha lain yang tidak mengikat.

  • 7

    Jenis

    Kegiatan Desa Subur Desa Gersang Kota Kecil Pantai

    Keagamaan

    - Kajian-kajian Islam secara berkala sesuai dengan kebutuhan

    - Kajian-kajian Islam secara berkala sesuai dengan kebutuhan

    - Kajian-kajian Islam secara berkala sesuai dengan kebutuhan

    - Kajian-kajian Islam secara berkala sesuai dengan kebutuhan

    Sosial Ekonomi - Peningkatan keterampilan dalam bertani

    - Pengelolaan hasil pertanian

    - Kegiatan teknik pema-sarannya

    - Kegiatan waktu luang untuk mendapatkan keterampilan baru

    - Peternakan

    - Pengelolaan hasil peternakan

    - Pemasaran hasil peternakan

    - Pertanian lahan kering

    - Pengadaan sumber air

    - Kursus keteram-pilan pengemba-ngan sektor informasi

    - Peningkatan keterampilan dalam perikanan

    - Pengelolaan hasil perikanan

    - Teknik pemasaran hasil perikanan

    Petunjuk Teknis Jamaah dan Dakwah Jamaah

    (Sebuah Contoh)