9
Jaring-Jaring Sebab Akibat Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri, melainkan merupakan serangkaian proses sebab dan akibat. Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertamba atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. Dengan demikian, timbulnya penyakit dapat dicegah atau diatasi dengan memotong rantai pada berbagai titik. Misalnya, berdasarkan metode itu, dalam usaha memerangi masalah gizi, kita harus melakukan intervensi berdasarkan penyebab utama dari masalah gizi (root causes of malnutrition). Contohnya di negara berkembang umumnya Filipina dan Indonesia masalah gizi disebabkan oleh faktor sosial ekonomi yang rendah, di samping faktorlain. Konsep jaring-jaring sebab akibat. Model ini banyak jaga dikembangkan oleh ahli gizi. Dalam Widya Karya Nasional Parian dan Gizi (1979), digambarkan beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya masalah gizi serta kaitan satu faktor dengan faktor yang lain. Sebab-sebab yang dapat menimbulkan suatu penyakit Pencemaran makanan 1. Sisa-sisa pestisida dan pupuk pada buah-buahan, sayur- sayuran-sayuran makanan lainnya 2. Bahan tambahan. zat pewarna. dan penyedap rasa pada makanan dibekukan; 3. Zat penawar racun. hormon, dsb., pada makanan hewan;

Jaring

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jaring

Jaring-Jaring Sebab Akibat

Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri,

melainkan merupakan serangkaian proses sebab dan akibat. Menurut model ini perubahan dari

salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertamba atau

berkurangnya penyakit yang bersangkutan. Dengan demikian, timbulnya penyakit dapat dicegah

atau diatasi dengan memotong rantai pada berbagai titik.

Misalnya, berdasarkan metode itu, dalam usaha memerangi masalah gizi, kita harus melakukan

intervensi berdasarkan penyebab utama dari masalah gizi (root causes of malnutrition).

Contohnya di negara berkembang umumnya Filipina dan Indonesia masalah gizi disebabkan

oleh faktor sosial ekonomi yang rendah, di samping faktorlain. Konsep jaring-jaring sebab

akibat. Model ini banyak jaga dikembangkan oleh ahli gizi. Dalam Widya Karya Nasional Parian

dan Gizi (1979), digambarkan beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya masalah gizi serta

kaitan satu faktor dengan faktor yang lain.

Sebab-sebab yang dapat menimbulkan suatu penyakit

Pencemaran makanan

1. Sisa-sisa pestisida dan pupuk pada buah-buahan, sayur-sayuran-sayuran

makanan lainnya

2. Bahan tambahan. zat pewarna. dan penyedap rasa pada makanan dibekukan;

3. Zat penawar racun. hormon, dsb., pada makanan hewan;

4. Kerusakan bahan gizi selama proses memasak.

Pencemaran lingkungan dan udara

1. Gas limbah industri;

2. Pencemaran rumah tempat tinggal sebagai akibat dan berbagai interior;

Pencemaran sumber air

1. Air limbah industri;

2. Penimbunan mikro organisme dalam air: Pupuk. pestisida, sampah putih

Page 2: Jaring

3. Pencemaran pada proses pemanasan air ledeng : Air minum yang tidak

diproses menurut aturan.

Pencemaran yang disebabkan oleh fasilitas modern

Televisi, radio. kabel tegangan tinggi, microwave. komputer, pemantul cahaya

yang kuat, dan radiasi frekuensi rendah, semua berpengaruh.

Polusi suara

Suara yang ditimbulkan oleh mobil, mesin, sepeda motor. suara orang

seseorang menjadi cepat marah dan sukar untuk berkonsentrasi.

Standar Kesehatan

Kesehatan memerlukan diet yang seimbang. tidur yang cukup, latihan memiliki

jiwa yang sehat. Orang sehat memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Berbadan yang kuat, memiliki kemampuan untuk dengan mudah menangani

tekanan dan kehidupan sehari-hari tanpa mengalami stress, dan mampu untuk

melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan.

2. Memiliki rasa optimis dengan sikap yang positif, kebersediaan untuk

bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan, bersikap ketat terhadap

din sendiri namun lembut terhadap orang lain.

3. Kemampuan untuk menangani berbagai keadaan yang bersifat darurat dan

mampu untuk beradaptasi terhadap adanya perubahan.

4. Kemampuan untuk bertahan terhadap cuaca dingin yang normal dan penyakit

menular.

5. Memiliki berat badan yang normal dan bentuk tubuh yang sebanding terhadap

semua bagian dan tubuh ketika berada pada posisi berdiri yang layak.

6. Mata bersinar, cekatan dalam bertindak, dan tanpa adanya iritasi

Page 3: Jaring

7. Memiliki rambut yang bercahaya dengan sedikit atau tanpa adanya ketombe.

8. Memiliki gigi yang bersih tanpa adanya gigi berlubang atau yang terasa sakit,

dan dengan gusi yang sehat.

9. Kondisi otot dan kulit yang elastis. bila berjalan dengan langkah yang gesit.

10.Memiliki kemampuan untuk beristirahat dan tidur dengan baik.

Konsep dasar mengenai gizi

Gizi: dengan gizi, tubuh melakukan proses asimilasi dan mengambil manfaat

dan makanan atau bahan gizi, dan juga proses fisiologi dengan memanfaatkan

makanan untuk memenuhi kebutuhan fisiologi dan organisme.

Gizi yang layak: dengan melakukan diet yang wajar dan memasak serta

memproses makanan secara sehat dapat memberikan jumlah yang cukup berkenaan

dengan tenaga panas dan berbagai bahan gizi untuk tubuh manusia, sambil menjaga

keseimbangan antara semua bahan gizi sehingga dapat memenuhi kebutuhan fisiologi

yang normal dan tubuh dan menjaga badan tetap sehat.

Bahan gizi: Untuk menjaga fungsi phisiologi yang normal dan dapat memenuhi

kebutuhan tubuh untuk keperluan pertumbuhan, metabolisme dan bekerja. orang harus

mengkonsumsi bahan-bahan gizi yang diperlukan sehari-hari. Bahan gizi ini dapat

dibagi menjadi tujuh kategori : protein. vitamin, mineral. lemak. gula. air. dan selulosa

(senyawa karbon. hidrogen dan oksigen).

Gizi dan kesehatan

Orang menganggap bahwa makanan adalah sebagai kepentingan yang sangat

vital. Pada sepanjang kehidupan kita, gizi adalah sebagai unsur dasar yang dapat

Page 4: Jaring

mempertahankan kehidupan dan menyediakan tenaga yang dibutuhkan oleh sel-sel

sehingga berbagai jaringan dan organ-organ tubuh dapat melakukan berbagai tindakan

yang terkoordinasi. Kehidupan manusia dapat diibaratkan sebagai sebuah pohon kayu

yang kecil yang memerlukan siraman air secara terus menerus. pemupukan dan

pemeliharaan agar menjadi mampu untuk melakukan pertumbuhan secara kuat.

Demikianlah pentingnya gizi untuk kehidupan manusia. Selama masa penambahan gizi,

hanya ii yang seimbang yang dapat mencegah tubuh dan keadaan yang tidak seimbang

antara Yin dan Yang selanjutnya dapat mengarah kepada timbulnya penyakit

Pemberian tambahan gizi hendaklah secara wajar dan menurut ilmu pengetahuan

ilmiah. Bila seseorang jatuh sakit, maka diperlukan untuk memperoleh pengobatan ;bila

seseorang berada dalam keadaan sehat. maka perlu untuk melakukan penjagaan

terhadap penyakit. Oleh sebab itu, dilakukan pencegahan terhadap penyakit adalah

sebagai masalah yang sangat mendasar dalam huhungannya dengan pemeliharaan

kesehatan. Gizi yang sehat dan seimbang dan gaya hidup yang diperbaiki akan dapat

mengatur dan meningkatkan ketubuh “Buatlah hidup ini menjadi bahagia dengan

memelihara kesehatan” dengan melakukan diet secara aktif untuk perawatan

kesehatan dalam rangka melakukan pencegahan terhadap penyakit maka akan dapat

diperoleh kondisi kesehatan dan gizi.

SEBAB MAJEMUK

Telah banyak bukti empirik dan keyakinan teoritik bahwa pada umumnya

penyakit memiliki Lebih dan satu penyebab, bukan bersifat tunggal. Faktor-faktor

penyebab mi dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu :

1. Faktor Predisposisi, seperti: umur, jenis kelamin, Riwayat penyakit terdahulu,

dlL

2. Faktor Pencetus, seperti: pemaparan oleh agen penyakit yang spesifiK,

3. Faktor Pendorong, seperti: paparan yang berulang, beban kerja yang berat,

Page 5: Jaring

4. Faktor Pemberat, seperti: pendapatan rendah, status gizi, kondisi perumahan,

dlL.

Peran faktor-faktor penyebab dalam model kualitas majemuk dicontohkan pada

penyakit TBC bersifat kumulatif, di mana keadaan yang mencukupi terjadinya TBC

klinik hanya bisa diciptakan secara bersama-sama. jadi, masing-masing faktor

merupakan necessary couse, tetapi tidak sufficient (keadaan yang dibutuhkan untuk

terjadinya penyakit di sebut necessary condition sedangkan keadaan yang cukup

membuat terjadinya penyakit di sebut sufficient condition).(Heru subaris

dkk,2004,manajemen epidemiologi,Media presindo,Yogyakarta.Hal.12-13.)

Manfaat riwayat alamiah dari penyakit diperoleh beberapa informasi penting

yaitu :

1. Masa inkubasi atau masa latent, masa atau waktu yang

diperlukan selama perjalanan suatu penyakit untuk

menyebabkan seseorang jatuh sakit.

2. Kelengkapan keluhan (symptom) yang menjadi bahan

informasi dalam menegakkan diagnosis.

3. Lamanya dan beratnya keluhan dialami oleh penderita.

4. Kejadian penyakit menurut musim (season) kapan penyakit

itu Lebih frekuan kejadiannya.

5. Kecenderungan lokasi geografis serangan penyakit

sehingga dapat dengan mudah di deteksi lokasi kejadian

penyakit.

6. Sifat-sifat biologis kuman patogen sehingga menjadi bahan

informasi untuk pencegahan penyakit, khususnya untuk

pembunuhan kuman penyebab.

Page 6: Jaring

Pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit merupakan langkah awal yang

perlu dilakukan untuk mengetahui aspek-aspek lain yang terkait dengan penyakit.

Dengan mengetahui riwayat alamiah dapat ditarik beberapa manfaat seperti:

1. Untuk diagnostik : masa inkubasi dapat dipakai

sebagai pedoman penentuan jenis penyakit, misalnya

jika terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).

2. Untuk pencegahan : dengan mengetahui kuman

patogen penyebab dan rantai perjalanan penyakit

dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting

dalam upaya pencegahan penyakit. Dengan

mengetahui riwayat penyakit dapat terlihat apakah

penyakit itu perlangsungannya akut ataukah kronik.

Tentu berbeda upaya pencegahan yang diperlukan

untuk penyakit yang akut dibanding dengan kronik.

3. Untuk terapi: intervensi atau terapi hendaknya

biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap

perjalanan awal penyakit itu terapi tepat sudah perlu

diberikan. Lebih awal terapi akan lebih baik hasil yang

diharapkan. Keterlambatan diagnosa akan berkaitan

dengan keterlambatan terapi.

(Bustam,2006,Pengantar epidemiologi,Rineka

Cipta,Jakarta.Hal.41-42).

Heru subaris dkk,2004,manajemen epidemiologi,Media presindo,Yogyakarta.Hal.12-13

Bustam,2006,Pengantar epidemiologi,Rineka Cipta,Jakarta.Hal.41-42