11
Analisis Masalah 1. a. Hubungan usia jenis kelamin dengan keluhan? 1 b. Klasifikasi kejang? 2 c. Etiologi dan mekanisme terjadinya kejang? 3 d. Berat badan normal anak usia 3 tahun? 4 2. a. Mekanisme kerja obat diazepam? 5 b. Indikasi penggunaan sediaan diazepam? 6 c. Mengapa kejang tidak hilang setelah diberi diazepam? 7 d. Mekanisme kerja fenitoin? 8 e. Mengapa kejang tidak didahului atau disertai demam? 9 "Kejang tanpa demam bisa berasal dari kelainan di otak, bukan berasal dari otak, atau faktor keturunan," kata Merry yang lalu menjabarkannya satu per satu di bawah ini. * Kelainan neurologis Setiap penyakit atau kelainan yang mengganggu fungsi otak bisa menimbulkan bangkitan kejang. Contoh, akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, atau kekurangan oksigen dalam jaringan otak (hipoksia). * Bukan neurologis Bisa disebabkan gangguan elektrolit darah akibat muntah dan diare, gula darah rendah akibat sakit yang lama, kurang asupan makanan, kejang lama yang disebabkan epilepsi, gangguan metabolisme, gangguan peredaran darah, keracunan obat/zat kimia, alergi dan cacat bawaan. * Faktor keturunan Kejang akibat penyakit lain seperti epilepsi biasanya berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kejang demam sama. Orang tua

Jawaban Skenario E Blok 19 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jawaban Skenario E Blok 19 2013

Citation preview

Page 1: Jawaban  Skenario E Blok 19 2013

Analisis Masalah1. a. Hubungan usia jenis kelamin dengan keluhan? 1

b. Klasifikasi kejang? 2c. Etiologi dan mekanisme terjadinya kejang? 3 d. Berat badan normal anak usia 3 tahun? 4

2. a. Mekanisme kerja obat diazepam? 5b. Indikasi penggunaan sediaan diazepam? 6c. Mengapa kejang tidak hilang setelah diberi diazepam? 7d. Mekanisme kerja fenitoin? 8e. Mengapa kejang tidak didahului atau disertai demam? 9

"Kejang tanpa demam bisa berasal dari kelainan di otak, bukan berasal dari otak, atau faktor

keturunan," kata Merry yang lalu menjabarkannya satu per satu di bawah ini.

* Kelainan neurologis

Setiap penyakit atau kelainan yang mengganggu fungsi otak bisa menimbulkan bangkitan

kejang. Contoh, akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak,

atau kekurangan oksigen dalam jaringan otak (hipoksia).

* Bukan neurologis

Bisa disebabkan gangguan elektrolit darah akibat muntah dan diare, gula darah rendah akibat

sakit yang lama, kurang asupan makanan, kejang lama yang disebabkan epilepsi, gangguan

metabolisme, gangguan peredaran darah, keracunan obat/zat kimia, alergi dan cacat bawaan.

* Faktor keturunan

Kejang akibat penyakit lain seperti epilepsi biasanya berasal dari keluarga yang memiliki riwayat

kejang demam sama. Orang tua yang pernah mengalami kejang sewaktu kecil sebaiknya

waspada karena anaknya berisiko tinggi mengalami kejang yang sama.

Page 2: Jawaban  Skenario E Blok 19 2013

f. Mengapa pasca kejang anak tidak sadar? 10

3. a. Interpretasi dari kesadaran penderita mulai membaik, namun masih malas bicara serta tatapan seringkali kosong? 11

4. a. Etiologi dan mekanisme dari keluhan bangkitan, mata mendelik keatas, kemudian dilanjutkan kelojotan seluruh tubuh? 12

5. a. Mengapa bangkitan serupa berulang? 13b. Apakah dampak dari kejang yang berulang? 14

6. a. Mengapa lengan dan tungkai sebelah kanan Nampak lemah? 15b. Mengapa penderita sering tersedak? 16

7. a. Apa hubungan anak kejang pertama kali saat usia 9 bulan dengan keluhan sekarang?17

b. Apa hubungan pernah menderita meningitis dengan keluhan sekarang? 18c. Mengapa kejang pertama kali disertai demam tinggi? 19d. Mekanisme kerja asam valproate? 20

Mekanisme kerja asam valproat tidak diketahui. Efek obat untuk meningkatkan konsentrasi GABA (gama asam aminobutirat), suatu neurotransmiter inhibitor. Pemberian secara oral, natrium valproat akan berubah menjadi asam valproat didalam lambung, dan kemudian akan diabsobsi dalam saluran pencernaan. Konsentrasi puncak dalam darah akan tercapai dalam 1-4 jam setelah pemberian dosis tunggal baik dalam bentuk asam maupun garamnya. Asam valproat akan terdistribusi kedalam CSF ( sekitar 10 % dari konsentrasi serum), saliva (sekitar 1% dari konsentrasi dalam plasma), dan ASI (sekitar 1-10% dari konsentrasi plasma); Terdistribusi melalui plasenta. Asam valproat dieliminasi melalui ginjal, dan dilaporkan waktu paruh 5-20 jam (ratarata 10,6 jam). Asam valproat dimetabolisme terutama di hati

e. Efek samping dari penggunaan asam valproate? 21f. Indikasi pemberian asam valproate? 22g. Bagaimana dampak penghentian obat asam valproate? 23h. Kapan sebaiknya penggunaan asam valproate dihentikan penggunaannya?

24i. Bagaimana cara pemeriksaan cairan serebrospinal pada bayi? 25

8. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik?26

9. a. Bagaimana Interpretasi pemeriksaan neurologis? 27b. mekanisme mulut mengot ke sebelah kiri? 28

Page 3: Jawaban  Skenario E Blok 19 2013

c. mekanisme lidah deviasi ke kanan dan disertai tremor lidah? 29d. mekanisme pergerakan abnormal lengan dan tungkai kanan?30e. mekanisme tonus otot dan reflex fisiologis lengan dan tungkai kanan meningkat? 31

Resistensi otot karena digerakkan secara pasif secara prinsip dapat disebabkan oleh dua faktor: yaitu sifat viskoelastik otot itu sendiri dan tegangan yang diakibatkan oleh kontraksi.Kedua fkator tentu saja sama pentingnya, tetapi kontribusi mereka masing-masing jelas berbeda pada berbagai macam keadaan. Dari penelitian binatang yang dideserebrasi terbukti bahwa tonus otot terutama disebabkan oleh refleks, yang disebabkan oleh aliran impuls yang berkesinambungan dari muscle spindle, yang mengaktivasi . motoneuron. Meskipun demikian, hasil ini sulit diterapkan pada manusia pada keadaan sadar. Mereka mungkin paling relevan untuk otot yang menjaga posisi tegak, yang memperlihatkan aktivitas berkesinambungan atau intermiten pada orang yang berdiri dengan relaks (misalnya, beberapa ekstensor punggung, m. psoas major, dan m. soleus; kebanyakan otot lain tidak menunjukkan aktivitas EMG pada posisi ini).

f. mekanisme reflex Babinski di kaki sebelah kanan? 32g. bagaimana cara pemeriksaan reflex Babinski pada anak? 33h. Indikasi pemeriksaan Babinski? 34

10. DD 3511. WD 3612. How to Diagnose dan pemeriksaan penunjang 3713. Patogenesis 3814. Bagaimana tatalaksana pada kasus ini? 39

15. Bagaimana epidemiologi pada kasus ini ? 40

EpidemiologiA. Frekuensi· Amerika SerikatAntara 2% sampai 5% anak mengalami kejang demam sebelum usianya yang ke 5. Sekitar 1/3 dari mereka paling tidak mengalami 1 kali rekurensi.· InternasionalKejadian kejang demam seperti di atas serupa di Eropa. Kejadian di Negara lain berkisar antara 5 sampai 10% di India, 8.8% di Jepang, 14% di Guam, 0.35% di Hong Kong, dan 0.5-1.5% di China.

B. Mortalitas/Morbiditas· Kejang demam biasanya tidak berbahaya.· Anak dengan kejang demam memiliki resiko epilepsy sedikit lebih tinggi dibandingkan yang tidak (2% : 1%).· Faktor resiko untuk epilepsy di tahun-tahun berikutnya meliputi kejang demam kompleks, riwayat epilepsy atau kelainan neurologi dalam keluarga, dan hambatan

Page 4: Jawaban  Skenario E Blok 19 2013

pertumbuhan. Pasien dengan 2 faktor resiko tersebut mempunyai kemungkinan 10% mendapatkan kejang demam.

C. RasKejang demam terjadi pada semua ras.

D. Jenis kelaminBeberapa penelitian menunjukkan kejadian lebih tinggi pada pria.

E. UsiaKejang demam terjadi pada anak usia 3 bulan sampai 5 tahun.

16. Bagaimana etiologi dan faktor risiko pada kasus ini ? 41

17. Bagaimana manifestasi klinis 42

Kejang yang terkait dengan kenaikan suhu yang cepat dan biasanya berkembang bila suhu tubuh (dalam) mencapai 30oC atau lebih. Kejang khas menyeluruh, tonik-tonik lama beberapa detik sampai 10 menit, diikuti dengan periode mengantuk singkat pascakejang. Kejang demam yang menetap lebih lama 15 menit menunjukkan penyebab organik seperti proses infeksi atau toksik dan memerlukan pengamatan menyeluruh. Ketika demam tidak lagi ada pada saat anak sampai di rumah sakit, tanggung jawab dokter yang paling penting adalah menentukan penyebab demam dan mengesampingkan meningitis. Jika ada keragu-raguan berkenaan dengan kemungkinan meningitis, pungsi lumbal dengan pemeriksaan cairan serebrospinalis (CSS) terindikasi. Infeksi virus saluran pernapasan atas, roseola dan otitis media akut adalah penyebab kejang demam yang paling sering. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti untuk sesaat anak tidak memberikan reaksi apapun, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa ada kelainan neurologi.

18. Bagaimana pencegahan pada kasus ini? 4319. Bagaimana komplikasi pada kasus ini ? 44

Page 5: Jawaban  Skenario E Blok 19 2013

20. Bagaimana prognosis pada kasus ini ? 4521. Bagaimana SKDI pada kasus ini ? 46

LIBangkitan kejang dan bukan kejang 1UMN LMN 2Epilepsy 3Patogenesis kejang pada epilepsy 4Tatalaksana saat kejang 5

PenatalaksanaanAda 3 hal yang perlu dikerjakan, yaitu(1) pengobatan fase akut ;(2) mencari dan mengobati penyebab ; dan (3) pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam.

1. Pengobatan fase akutPenatalaksanaan saat kejang :Sering kali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang, yang perlu diperhatikan adalah ABC (Airway, Breathing,Circulation). Perhatikan juga keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air hangat dan pemberian antipiretik.Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan Intravena (IV). Dosis diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgbb/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit dalam waktu 3-5 menit dengan dosis maks 20 mg.Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atu dirumah adalah diazepam rektal (level II-2, level II-3, rekomendasi B). Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg dengan berat diatas 10 kg. dosis 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun dan dosis 7,5 mg diatas 3 tahun.Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum terhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval 5 menit. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke rumah sakit. Dirumah sakit dapat diberikan diazepam IV dengan dosis 0,3 -0,5 mg/kg.Bila kejang tetap belum berhenti berikan fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgbb IV perlahan-lahan 1 mg/kgbb/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal. Bila dengan fenitoin kejang tidak berhenti juga maka pasien harus dirawat diruang intensif. Setelah pemberian fenitoin, harus dilakukan pembilasan dengan NaCl fisiologis karena fenitoin bersifat basa dan dapat menyebabkan iritasi vena.Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis kejang demam apakah kejang demam sederhana atau kompleks dan faktor resikonya.

Pemberian Antipiretik :Pemberian antipiretik tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan obat ini mengurangi resiko terjadinya kejang demam (level I, rekomendasi D), namun para ahli di Indonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan (level III, rekomendasi B). Dosis parasetamol yang digunakan

Page 6: Jawaban  Skenario E Blok 19 2013

adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan dalam 4 kali pemberian per hari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen adalah 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari. Asam asetilsalisilat tidak dianjurkan karena kadang dapat menyebabkan sindrom Reye pada anak kurang dari 18 bulan.

Pemberian Antikonvulsan :Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulang kejang pada 30%-60% kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/ kg setiap 8 jam pada suhu > 38,5oC (level I, rekomendasi A)Fenobarbital, karbamazepin, dan fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam (level II, rekomendasi E)

Pemberian obat rumat :Pemberian obat rumat hanya diberikan dengan indikasi berikut:· Kejang lama >15 menit· Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retatdasi mental, hidrosefalus.· Kejang fokal· Pengobatan rumatan dipertimbangkan bila:o Kejang berulang 2 X atau lebih dalam 24 jamo Kejang demam 4 X atau lebih pertahunSebagian besar peneliti setuju bahwa kejang demam > 15 menit merupakan indikasi pengobatan rumat. Kelaian neurologis tidak nyata misalkan keterlambatan perkembangan ringan bukan indikasi pengobatan rumat. Kejang fokal atau fokal menjadi umum menunjukkan bahwa anak mempunyai fokus organik.

Jenis antikonvulsan untuk pengobatan rumat :Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan risiko berulang kejang (level I). berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya dan penggunaan obat dapat menyebabkan efek samping, maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus selektif dan dalam jangka pendek (rekomendasi D).Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Dosis asam valproat pada anak anak adalah 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis, dan dosis fenobarbital 3-4mg/kg per hari dalam 1-2 dosis.

Lama Pengobatan Rumat :Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian diberhentikan secara bertahap selama 1-2 tahun.

2. Mencari dan mengobati penyebab.Pemeriksaan LCS dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Walaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal hanya pada kasus yang dicurigai sebagai meningitis, misalnya bila ada gejala meningitis atau bila kejang demam berlangsung lama.

3. Pengobatan profilaksisAda 2 cara profilaksis, yaitu :

Page 7: Jawaban  Skenario E Blok 19 2013

(1) profilaksis intermiten saat demam dan(2) profilaksis terus-menerus dengan antikonvulsan setiap hariUntuk profilaksis intermiten diberikan diazepam secara oral dengan dosis 0,3-0,5mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis saat pasien demam. Diazepam dapat pula diberikan secara intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5 mg (BB<10kg)>10kg) setiap pasien menunjukan suhu >38,5oc. Efek samping diazepam adalah ataksia, mengantuk dan hipotonia.Profilaksis terus-menerus berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam berat yang dapat menyebabkan kerusakan otak tapi dapat mencegah terjadinya epilepsi di kemudian hari. Digunakan fenobarbital 4-5 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis atau obat lain seperti asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kgbb/hari. Antikonvulsan profilaksis terus-menerus diberikan selama 1-2 tahun setalah kejang terakhir dan dihentikan bertahap selama 1-2 bulan.Profilaksis terus-menerus dapat dipertimbangkan bila ada 2 kriteria (termasuk poin 1 atau 2) yaitu :1. Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan neurologis atau perkembangan (misalnya serebral palsi atau mikrosefal)2. Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal, atau diikuti kelainan neurologis sementara atau menetap3. Ada riwayat kejang tanpa demam pada orang tua atau saudara kandung.4. Bila kejang demam terjadi pada bayi berumur <12 bulan atau terjadi kejang multipel dalam satu episode demam.Bila hanya memenuhi 1 kriteria saja dan ingin memberikan pengobatan jangka panjang, maka berikan profilaksis intermiten yaitu pada waktu anak demam dengan diazepam oral atau rektal tiap 8 jam disamping antipiretik.

VAKSINASI :Sejauh ini tidak ada kontraindikasi untuk melakukan vaksinasi terhadap anak yang mengalami kejang demam. Kejang setelah demam karena vaksinasi sangat jarang. Angka kejadian pasca vaksinasi DPT asalah 6-9 kasus per 100.000 anak yang divaksinasi sedangakan setelah vaksinasi MMR 25-34 per 100.000. dianjurkan untuk memberikan diazepam oral atau MMR. Beberapa dokter maka merekomendasikan parasetamol padasaat vaksinasi hingga 3 hari kemudian.

Tatalaksana rumatam pd epilepsy 6Menjelaskan mengapa dapat terjadi deficit neurologis pada pasien ini 7

HipotesisSeorang anak laki – laki, usia 3 tahun dibawa ke RS dengan keluhan kejang diduga menderita epilepsy hemiparesis dextra tipe central serta paresis nervus 7 dan 12 tipe sentral dikarenakan status epileptikus.

Nama :Crv : 1, 12, 23, 34, 45, 10, 21, 32, 43Citra : 2, 13, 24, 35, 46, 11, 22, 33, 44Ivandra : 3, 14, 25, 36, 1, 12, 23, 34, 45Reyhan : 4, 15, 26, 37, 2, 13, 24, 35, 46Dodi : 5, 16, 27, 38, 3, 14, 25, 36, L1Ira : 6, 17, 28, 39, 4, 15, 26, 37, L2Ririn : 7, 18, 29, 40, 5, 16, 27, 38, L3

Page 8: Jawaban  Skenario E Blok 19 2013

Kristian : 8, 19, 30, 41, 6, 17, 28, 39, L4Aiman : 9, 20, 31, 42, 7, 18, 29, 40, L5Siva : 10, 21, 32, 43, 8, 19, 30, 41, L6Salsa : 11, 22, 33, 44, 9, 20, 31, 42, L7

Jawaban dikirim secepatnya ya ke : [email protected] maksimal dikumpul pas tutorial ke 2!

Tugasnya semua wajib dicari !! ( Analisis + LI )- Bukan bahan mentah- Tulis sumbernya

Font : Times New Roman Size : 12Mohon kerjasamanya..