jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

  • Upload
    eky

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    1/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 5

    BAB II

    TEORI DASAR

    2.1Teori Dasar

    Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengonversikan energi listrik

    menjadi dingin atau panas (pendingin atau pemanas termoelektrik), dan energi

    panas menjadi listrik secara langsung (generator termoelektrik), atau sebaliknya.

    Untuk menghasilkan listrik, material termoelektrik cukup diletakkan sedemikian

    rupa dalam rangkaian yang menghubungkan sumber panas dan dingin. Dari

    rangkaian itu akan dihasilkan sejumlah listrik sesuai dengan jenis bahan yang

    dipakai.

    2.2Sejarah Singkat Termoelektrik

    Pada tahun 1821 fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan oleh

    ilmuwan Prussia, Thomas Johann Seebeck (Gambar 2.1). Ia menghubungkan

    tembaga dan bismuth dalam sebuah rangkaian tertutup. Di antara kedua logam

    tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan,

    jarum kompas ternyata bergerak. Belakangan diketahui, hal ini terjadi karena

    aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet

    inilah yang menggerakkan jarum kompas. Fenomena tersebut kemudian dikenal

    dengan efek Seebeck.

    Gambar 2.1 Thomas Johann Seebeck

  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    2/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 6

    Penemuan Seebeck ini memberikan inspirasi pada Jean Charles Peltier

    (Gambar 2.2) untuk melihat kebalikan dari fenomena tersebut. Dia mengalirkan

    listrik pada dua buah logam yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus

    listrik dialirkan, terjadi penyerapan kalor pada sambungan kedua logam tersebut

    dan pelepasan kalor pada sambungan yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan

    panas ini saling berbalik begitu arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada

    tahun 1834 ini kemudian dikenal dengan efek Peltier. Efek Seebeck dan Peltier

    inilah yang kemudian menjadi dasar pengembangan teknologi termoelektrik.

    Gambar 2.2 Jean Charles Peltier

    2.3Prinsip Dasar Secara Umum

    Prinsip dasar dari termoelektrik dapat ditentukan oleh beberapa efek

    seperti yang telah dibahas sedikit pada sejarah singkat termoelektrik, antara lain

    yaitu efek Seebeck dan efek Peltier.

    2.3.1 Efek Seebeck

    Efek ini menjelaskan bahwa jika dua kawat logam dengan material yang

    berbeda dihubungkan dalam suatu rangkaian tertutup dan kedua sambungannya

    (junction) dipertahankan pada temperatur yang berbeda maka arus listrik akan

    mengalir dalam rangkaian tersebut dan ketika salah satu kawatnya diputuskan lalu

    disambung dengan sebuah galvanometer, maka akan terlihat perbedaan tegangan

    dari kedua ujung tersebut. Sehingga dengan demikian depat dikatakan bahwa

  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    3/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 7

    perbedaan temperatur dapat mengakibatkan perbedaan tegangan atau akan

    menghasilkan gaya gerak listrik.

    Saat ini efek Seebeck dipergunakan luas sebagai prinsip kerja termokopel.

    Gambar 2.3 menjelaskan prinsip kerja termokopel untuk mengukur temperatur

    dengan menggunakan efek Seebeck. Dalam penarapan pengukuran temperatur,

    sambungan termokopel pada titik A digunakan sebgai titik referensi dan dijaga

    pada temperatur dingin relatif Tc. Sedangkan sambungan termokopel B diletakkan

    pada titik yang ingin diketahui temperaturnya Th. Dimana dalam contoh ini

    nilainya lebih tinggi dari temperatur Tc. Dengan adanya energi termal yang

    berpindah dari titik B ke titik A, maka timbul tegangan dan arus listrik akan

    mengalir nekewati terminal T1 dan T2.

    Gambar 2.3 Fenomena efek Seebeck

    Berikut ini persamaan dari efek Seebeck :

    )

    Keterangan :

    E = Gaya gerak listrik (GGL) (V)

    = Daya termoelektrik (koefisien seebeck) (V/K)

    T1 = hot junction = sambungan panas (K)

    To = cold junction= sambungan dingin (K)

    Dengan sifat yang tidak dapat dibalik (irreversible). Persamaan efek Joule

    dapat ditulis sebagai berikut:

    Q = I2. R

    Keterangan :

    Q = Kalor Joule (W)

    I = Arus listrik (V/K)

  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    4/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 8

    R = Hambatan ()

    Kalor yang timbul akan merambat secara konduksi dari permukaan panas

    ke permukaan dingin. Proses perambatan ini bersifat tidak dapat dibalik

    (irreversible) yang disebut juga dengan efek konduksi dengan persamaan:

    qc= U (T1-T0)

    Keterangan :

    qc= Laju aliran kalor konduksi (W)

    U = Konduktansi thermal total keseluruhan (W/K)

    T1 = Temperatur permukaan panas (K)

    T0= Temperatur permukaan dingin (K)

    2.3.2 Efek Peltier

    Penemuan Seebeck ini memberikan inspirasi pada Jean Charles Peltier

    untuk melihat kebalikan dari fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua

    buah logam yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan,

    terjadi penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan

    panas pada sambungan yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini saling

    berbalik begitu arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun 1834 ini

    kemudian dikenal dengan efek Peltier. Efek Seebeck dan Peltier inilah yang

    kemudian menjadi dasar pengembangan teknologi termoelektrik.

    Perhitungan nilai COP cascade (Gambar 2.4) (sumber : Thermoelektric

    Technical Reference)

    Gambar 2.4 Cascade Stage

  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    5/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 9

    Mula mula hitung temperatur antara modul 1 dan 2 dengan persamaan,

    T m 12 = (0.5 x I2) x (Rm2 + Rm1) + (Km1x Th) + (Km2 x Tc)

    I x (m 1 m 2) + Km 1 + Km 2

    Setelah mendapatkan temperatur modul 1 dan 2, lanjutkan dengan

    menghitung kalor yang diserap oleh sisi dingin,

    Qc = ( m2x Tc x I) - (0.5 x I2x Rm2 ) (K m2 x (T m12- Tc))

    Untuk mendapatkan nilai daya input, sebelumnya harus diketahui nilai Vin

    dengan persamaan dibawah ini,

    Vin= ( m2 x (T m12 - Tc)) + (I x Rm2) + ( m1 x (Th - T m12)) + (I x Rm1)

    Nilai Vin yang telah diperoleh diolah sehingga mendapatkan nilai Pin,

    P in= V inx I

    Maka COP cascade dapat diperoleh dari persamaan,

    COP cascade = Qc/Pin

    Keterangan :

    Tm12 = Temperatur modul antara temperatur modul 1 dan 2 (K)

    I = Arus (A)

    Rm1 = Hambatan pada modul 1 ()

    Rm2 = Hambatan pada modul 2 ()

    Km1 = Konduktivitas termal modul 1 (W/m.K)

    Km2 = Konduktivitas termal modul 2 (W/m.K)

    Th = Temperatur sisi panas (K)

    Tc = Temperatur sisi dingin (K)

    m 1 = Koefisien Seebeck modul 1 (V/K)

    m 2 = Koefisien Seebeck modul 2 (V/K)

    Qc = Kalor yang diserap (Watt)Pin = Daya input (Watt)

    2.4Pendinginan Termoelektrik

    Sebuah modul termoelektrik tersusun dari pasangan-pasangan balok

    semikonduktor (thermocouple) berbahan Bismuth Telluride yang telah diberi

    impurities (doped). Semikonduktor Tipe-N telah diberi impurities oleh bahan-

  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    6/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 10

    bahan yang memberikan elektron tambahan, sehingga jumlah elektronnya menjadi

    berlebih. Sebaliknya pada semikonduktor Tipe-P yang telah diberi impurities

    bahan-bahan yang mengurangi jumlah elektron, sehingga terdapat lubang-lubang

    (holes) yang nantinya akan menerima elektron dari Tipe-N. Ketika terjadi beda

    potensial, elektron-elektron yang mengalir dari semikonduktor tipe-P ke tipe-N

    akan menyerap energi kalor dari sisi dingin. Ketika elektron-elektron mengalir

    dari semikonduktor tipe-N ke tipe-P akan dilepaskan energi kalor ke sisi panas.

    Sehingga daerah di sekitar sambungan dingin akan menjadi dingin dan daerah di

    sekitar sambungan panas harus diberikan alat penukar kalor agar modul tidak

    rusak akibat overheating. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.5.

    Gambar 2.5 Sistem Pendingin Termoelektrik

    Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka pendingin termoelektrik

    sangat sesuai digunakan pada alat cool box sebagai tempat penyimpanan darah

    sementara yang mudah dibawa kemana-mana karena merupakan alat pompa kalor

    yang berbentuk solid (solid-state heat pump). Berbentuk solid artinya alat ini tidak

    menggunakan refrigeran sebagai media perpindahan kalor, oleh karena itu

    termoelektrik memiliki bentuk yang ringkas dan ramah lingkungan. Prinsip kerjatermoelektrik ini adalah berdasarkan pada efek Peltier. Pada efek ini disebutkan

    bahwa dari dua kawat material berbeda (kawat termokopel) di mana masing-

    masing ujung kawat material membentuk sambungan satu sama lainnya yang

    apabila diberi perbedaan tegangan, akan menghasilkan perbedaan temperatur.

    Perbedaan temperatur yang dihasilkan ini sebanding dengan jumlah arus searah

  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    7/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 11

    yang dialirkan sehingga nantinya akan ada sambungan yang menyerap kalor dan

    ada sambungan yang melepaskan kalor.

    2.5Pemasangan Rangkaian Termoelektrik

    Dalam pemasangan termoelektrik, terdapat dua cara pemasangan. Yang

    pertama dengan cara single yaitu pemasangan secara terpisah dan yang kedua

    yaitu dengan cara cascade yaitu pemasangan dengan cara menumpuk.

    Gambar 2.6 Pemasangan secara single

    Gambar 2.6 adalah pemasangan termoelektrik secara singleatau terpisah.

    Jika menggunakan dua buah termoelektik juga dapat dilakukan secara single

    dengan memasang secara berdampingan antara modul termelektrik satu dengan

    modul termoelektrik yang lainnya.

    Gambar 2.7 Pemasangan secara cascade

  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    8/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 12

    Gambar 2.7 adalah pemasangan secara bertumpuk atau cascade.

    Pemasangannya yaitu dengan menumpuk dua atau lebih modul termoelektrik

    dengan sejajar.

    Dalam pemakaian termoelektrik secara cascadeterdapat 2 rangkaian yang

    dapat digunakan, yaitu rangkaian seri dan rangkaian pararel.

    Modul 1 Modul 2

    +

    -

    Gambar 2.8 Rangkaian 2 buah termoelektrik secara seri

    Gambar 2.8 adalah merangkai dua buah termoelektrik secara seri. Untuk

    merangkainya yaitu dari sumber tenaga bagian positif (+), dihubungkan dengan

    bagian positif (+) termoelektrik. Untuk bagian negatif (-) termoelektrik

    dihubungkan dengan bagian positif (+) termoelektrik satunya. Sedangkan untuk

    bagian negatifnya (-), langsung dihubingkan menuju sumber tenaga bagian negatif

    (-).

    Modul 1 Modul 2

    +

    -

    Gambar 2.9 Rangkaian 2 buah termoelektrik secara pararel

    Gambar 2.9 adalah merangkai dua buah termoelektrik secara paralel.

    Untuk merangkainya yaitu dari sumber tenaga bagian positif (+), dihubungkan

    dengan bagian positif (+) termoelektrik. Untuk bagian negatif (-) termoelektrik

    dihubungkan dengan bagian negatif (-) sumber tenaga. Untuk modul termoelektrik

  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    9/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 13

    yang satunya, juga sama dihubungkan antara bagian positif (+) dengan sumber

    tenaga bagian positif (+), dan bagian negatif (-) dihubungkan dengan sumber

    tenaga bagian negatif (-). Antara modul termoelektrik satu dan lainnya saling

    terhubung.

    2.6Keuntungan dan kekurangan sistem termoelektrik

    Kelebihan dari sistem termoelektrik ini adalah :

    1. Sederhana dan sedikit komponen yang dibutuhkan

    2. Mampu untuk mengubah menjadi pemanas atau pendingin

    3. Tidak menggunakan komponen yang bergerak, tidak berisik, dan tidak ada

    kebocoran

    4. Sistem dapat bekerja pada tiap posisi. Karena tidak dipengaruhi oleh

    gravitasi

    5.

    Sistem dapat dibuat kecil untuk kapasitas refrigerasi yang kecil

    6. Umur lebih panjang, karena tidak ada bagian yang bergerak pada sistem

    Sedangkan kekurangan dari sistem termoelektrik adalah :

    1.

    Kapasitas pendinginan yang kecil

    2.

    Untuk menghasilkan kapasitas pendinginan yang sama seperti pada sistem

    kompresi uap, dibutuhkan daya yang lebih besar

    3. Jika patrian/sambungan antara bahan termoelektrik dengan tembaga (Cu)

    sebagai konduktor listrik, kurang baik. Maka sistem tidak bekerja dengan

    baik/wajar.

    2.7Dasar Teori Mengenai Darah

    2.7.1

    Pengertian Darah

    Darah (Gambar 2.10) adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk

    hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan

    oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia

    hasilmetabolisme,dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadapvirus ataubakteri.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Cairanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jaringanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Metabolismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Metabolismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jaringanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cairan
  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    10/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 14

    Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau

    hemato- yang berasal daribahasa Yunani haima yang berarti darah.

    Gambar 2.10 Darah

    Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah

    mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga

    menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,

    dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan

    mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem

    endokrinjuga diedarkan melalui darah.

    Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen

    sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah

    disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang

    mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya

    molekul-molekul oksigen.

    2.7.2 Trombosit

    Trombosit (Gambar 2.11) itu merupakan salah satu jenis sel darah yang

    berfungsi untuk pembekuan darah agar tidak terjadi pendarahan yang

    berkepanjangan apabila kita mengalami luka.

    Nama lain trombosit adalah platelet atau bahasa Indonesianya keping

    darah. Apabila jumlahnya menurun maka akan terjadi pendarahan pada tubuh

    kita, misalnya pada orang demam berdarah. Pendarahan tersebut terlihat di kulit

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jaringan_tubuh&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_imunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protein_pernapasan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Besihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemehttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemehttp://id.wikipedia.org/wiki/Besihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protein_pernapasan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_imunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jaringan_tubuh&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani
  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    11/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 15

    seperti bintik-bintik merah kecil dibawah kulit. Nilai normal trombosit adalah

    150000-400000/ mikro liter.

    Gambar 2.11 Trombosit

    Trombosit Pekat (Plattelets Consentrate) isi utamanya adalah trombosit,

    meskipun pada proses pembuatannya mungkin masih tertinggal beberapa leukosit,

    eritrosit dan sedikit sekali plasma. Tetapi hal ini tidaklah dalam jumlah yang

    bermakna. Sediaan produk ini bisa sebanyak 150-400 ml jika diambil dengan cara

    trombaferesis (menggunakan mesin pemisah komponen), namun jika diambil dari

    pemrosesan darah lengkap maka paling banyak volume yang didapat hanya 50 ml

    saja.

    Trombosit pekat yang diproses dari darah lengkap kisaran konsentrasi

    trombositnya adalah sebanyak 5 X 1010 trombosit. Jika diproses dari

    trombaferesis kisaran konsentrasinya adalah sebanyak 3 X 1011.

    2.7.3 Kegiatan Unit Transfusi Darah

    Kegiatan transfusi darah tidak dilakukan dengan sembarangan, ada alur

    alur yang harus dilalui meliputi Seleksi Donor, Pengambilan Darah, Pemeriksaan

    Serologi, Pengolahan Komponen Darah, Penyimpanan Darah dan Pendistribusian

    Darah.

  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    12/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 16

    1. Seleksi Donor

    Seleksi donor darah bertujuan untuk menjamin kesehatan dan

    keselamatan donor (pemberi), resipien (penerima) dan petugas.

    Untuk pendonor harus memenuhi persyaratan berupa beberapa kriteria

    kondisi fisik yang disebutkan dibawah ini:

    Keadaan umum : pendonor tidak dalam keadaan sakit, minum

    alkohol dan tidak menderita penyakit seperti: penyakit jantung,

    paru paru, hati, ginjal, kencing manis dan penyakit darah.

    Umur donor : Berumur antara 17 - 60 tahun

    Suhu tubuh : Suhu tubuh tidak melebihi 37oC

    Nadi : Denyut nadi berkisar antara 60-100 kali per menit.

    Tekanan darah : Tekanan darah antara 100-160 mmHg

    Haid, kehamilan dan menyusui : Setelah selesai haid, 6 bulan

    melahirkan dan 3 bulan setelah tidak menyusui diperkenankan

    menyumbangkan darahnya.

    Pendonor harus terhindar dari penyakit kulit dan penyakit infeksi.

    2.

    Pengambilan Darah

    Pengambilan darah dilakukan pada donor yang telah lolos seleksi.

    Penyadapan (pengambilan) darah harus menggunakan alat alat yang

    steril. Segera setelah penyadapan, darah harus disimpan pada lemari

    pendingin dengan suhu 1-6oC, kecuali darah yang akan diolah menjadi

    trombosit pekat harus disimpan dengan suhu antara 20-24oC.

    Untuk pengamanan darah, pemeriksaan serologi harus dilakukan

    terhadap semua darah sebelum ditranfusikan. Pemeriksaan serologi

    meliputi uji saring darah, uji konfirmasi golongan darah dan uji saring

    alloantibodi.

  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    13/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 17

    3. Pengolahan Komponen Darah

    Pengolahan komponen darah adalah tindakan memisahkan komponen

    darah donor dengan prosedur tertentu menjadi komponen darah yang

    siap dipakai. Dalam proses tersebut aspek kualitas dan keamanan harus

    terjamin untuk mendapatkan produk akhir yang diharapkan.

    Ketentuan umum pengolahan darah :

    Sterilitas harus diperhatikan sewaktu menyimpan komponen

    darah.

    Darah untuk pembuatan komponen darah disimnpan pada suhu

    yang sesuai kemudian diolah menjadi komponen maksimal

    dalam waktu 8 jam sesudah pengambilan darah.

    Unit datah yang akan diolah menjadi trombosit harus disimpan

    pada suhu 20-24oC.

    4. Penyimpanan Darah

    Darah terbagi menjadi 4 jenis komponen yaitu whole blood (darah

    campuran), PRC (pure red cell) atau sel darah merah murni, sel darah

    putih dan trombosit yang masing-masing memiliki temperatur

    penyimpanan yang berbeda-beda. Untuk menyimpan darah berupa

    whole blood dan sel darah merah dipakai blood refrigerator yang

    bersuhu 1-6oC. Sedangkan untuk menyimpan trombosit pekat

    dibutuhkan suhu antara 20-24oC.

    Lama penyimpanan trombosit pekat tergantung pada beberapa hal :

    a. Jumlah trombosit : Semakin banyak jumlah trombositnya maka

    antar trombosit semakin cepat terjadinya agregasi sehingga mudah

    rusak.

    b. Volume plasma : Plasma berguna sebagai media hidup trombosit

    sehingga proporsi yang tepat akan memperlama usia trombositnya.

  • 7/25/2019 jbptppolban-gdl-murtiferdi-4766-3-bab2--6

    14/14

    BAB II TEORI DASAR

    Tugas Akhir

    Politeknik Negeri Bandung 18

    c. Suhu simpan : Dulu penyimpanan trombosit mengikuti suhu simpan

    darah lengkap saat ini diketahui bahwa suhu ideal untuk penyimpanan

    trombosit pekat adalah berkisar antara 20-24 derajat celcius. Sehingga

    ketepatan kisaran suhu simpan bisa memperlambat kerusakan

    trombosit.

    d. Goyangan : Berbeda dengan komponen lainnya, maka trombosit

    yang tersimpan dalam kantong darah perlu selalu bergerak untuk

    menghindari agregasi.

    e. Permeabilitas kantong darah : Trombosit adalah bagian darah yang

    memerlukan asupan oksigen yang adekuat sehingga permeabilitas

    kantong darah yang baik akan mempengaruhi sirkulasi oksigen ke

    dalamnya.

    Bila faktor-faktor tersebut dapat diatur dengan baik, maka trombosit

    pekat dapat disimpan selama 5 hari jika menggunakan lemari khusus

    ber agitator pada suhu kisaran 22 derajat celcius dan menjadi hanya

    3 hari jika disimpan pada lemari pendingin biasa bersuhu kisaran 4

    derajat celcius tanpa goyangan.

    Darah tidak boleh beku, karena darah beku dapat

    menyebabkan hemoli sis dan menimbulkan reaksi transfusi hebat.

    5. Pendistribusian Darah

    Pendistribusian darah adalah penyampaian darah dari UTD ke Rumah

    Sakit melalui Bank Darah Rumah Sakit atau institut kesehatan yang

    berwenang.

    Proses pendistribusian juga sangat penting dalam menjaga kualitas

    suatu darah. Alat yang digunakan harus mampu menjaga temperatur

    darah sesuai temperatur yang diijinkan.