3
BADAN PENGAIVAS PEIIIILII{AN UTUM REPUBLIK INDONESIA SURAT EDARAN NoMoR octt' TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN KETERANGAN DALAM PERSIDANGAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN DI MAHKAMAH KONSTITUSI A. LATAR BELAKANG Perselisihan hasil pemilihan di Mahkamah Konstitusi merupakan upaya hukum terakhir bagi peserta untuk menyelesaikan sengketa hasil pemilihan Gubernur oan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota aras penetapan yang telah dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa dan mengadili Hasil Pemilihan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota. Dalam memeriksa dan mengadili hasil pemilihan, Mahkamah Konstitusi menindaklanjuti dengan menyusun hukum acara persidangan Perselisihan Hasil Pemilihan di Mahkamah Konstitusi dengan menetapkan Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. Kedudukan Badan Pengawas Pemilu dan/atau jajarannya sesuai dengan ketentuan Pasal 38 peraturan Mahkamah Konstitusi tersebut adalah sebagai "Pemberi Keterangan". Pemberian Keterangan dalam Persidangan Perselisihan Hasil Pemilihan di Mahkamah Konstitusi yang dilakukan oleh Pengawas Pemilu dilaksanakan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku diantaranya Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum dan petunjuk teknis yang akan kembali ditegaskan dalam Surat Edaran tentang Prosedur Pemberian Keterangan Dalam Persidangan Perselisihan Hasil Pemilihan di Mahkamah Konstitusi. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan Tujuan Surat Edaran ini antara lain: 1. sebagai pedoman bagi jajaran Pengawas Pemilu dalam memberikan keterangan di Mahkamah Konstitusi; 2. sarana kontrol dan koordinasi Bawaslu dengan jajaran dibawahnya dalam mempersiapkan pemberian keterangan perselisihan hasil di Mahkamah Konstitusi. C. RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Sural Edaran ini meliputi: 1. Dasar hukum kewenangan bagi jajaran Pengawas Pemilu keterangan di Mahkamah Konstitusi: Pengawas Pemilu dalam persidangan dalam memberikan

jdih.bawaslu.go.idjdih.bawaslu.go.id/files/koleksi_dokumen... · Created Date: 1/7/2016 3:29:24 PM

  • Upload
    ngotruc

  • View
    217

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: jdih.bawaslu.go.idjdih.bawaslu.go.id/files/koleksi_dokumen... · Created Date: 1/7/2016 3:29:24 PM

BADAN PENGAIVAS PEIIIILII{AN UTUMREPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARANNoMoR octt' TAHUN 2015

TENTANGPROSEDUR PEMBERIAN KETERANGAN

DALAM PERSIDANGAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHANDI MAHKAMAH KONSTITUSI

A. LATAR BELAKANG

Perselisihan hasil pemilihan di Mahkamah Konstitusi merupakan upaya hukumterakhir bagi peserta untuk menyelesaikan sengketa hasil pemilihan Gubernur oanWakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota araspenetapan yang telah dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi, danKabupaten/Kota. Kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa danmengadili Hasil Pemilihan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-UndangNomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota.Dalam memeriksa dan mengadili hasil pemilihan, Mahkamah Konstitusimenindaklanjuti dengan menyusun hukum acara persidangan Perselisihan HasilPemilihan di Mahkamah Konstitusi dengan menetapkan Peraturan MahkamahKonstitusi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara Perselisihan Hasil PemilihanGubernur, Bupati, dan Walikota.Kedudukan Badan Pengawas Pemilu dan/atau jajarannya sesuai dengan ketentuanPasal 38 peraturan Mahkamah Konstitusi tersebut adalah sebagai "PemberiKeterangan". Pemberian Keterangan dalam Persidangan Perselisihan HasilPemilihan di Mahkamah Konstitusi yang dilakukan oleh Pengawas Pemiludilaksanakan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yangberlaku diantaranya Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum dan petunjukteknis yang akan kembali ditegaskan dalam Surat Edaran tentang ProsedurPemberian Keterangan Dalam Persidangan Perselisihan Hasil Pemilihan diMahkamah Konstitusi.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan Surat Edaran ini antara lain:1. sebagai pedoman bagi jajaran Pengawas Pemilu dalam memberikan keterangan

di Mahkamah Konstitusi;2. sarana kontrol dan koordinasi Bawaslu dengan jajaran

dibawahnya dalam mempersiapkan pemberian keteranganperselisihan hasil di Mahkamah Konstitusi.

C. RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Sural Edaran ini meliputi:1. Dasar hukum kewenangan bagi jajaran Pengawas Pemilu

keterangan di Mahkamah Konstitusi:

Pengawas Pemiludalam persidangan

dalam memberikan

Page 2: jdih.bawaslu.go.idjdih.bawaslu.go.id/files/koleksi_dokumen... · Created Date: 1/7/2016 3:29:24 PM

2. Prosedur dan Mekanisme pemberian keterangan dalam pemitihan serentakGubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan

^ Wakil Walikota tahun 201S yang dilakukan oleh jajaran pengawas pemilu ; dan3. K€patuhan jajaran Pengawas pemilu dalam pemberian keteianqan di Mahkamah

Konstitusi. harus dengan seizin dan sepengetahuan Bawaslu Ri

D, DASAR HUKUM

1.

2.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia j 945;Undang-Undang Nomor '15 Tahun 2011 tentang penyelenggara pemilihanumuml

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2O'15 tentang penetapan peraturan pemerintahPengganti Undang-Undang Nomor l Tahun 20.14 tentang pemilihan Gubernur,Bupati dan Walikota sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor gTahun 2015 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentangPenetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota;

4. Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2015 tentang pedomanBeracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, danWalikota;

5. Peraturan l\ilahkamah Konstitusi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tahapan,Kegiatan, dan Jadwal Penanganan Perkara Perselisihan Hasil pemilihanGubernur, Bupati, dan Walikota;

6. Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 3 Tahun 2015 tentangPenyusunan Permohonan Pemohon, Jawaban Termohon. danPihak Terkait;_

7. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 13 Tahun 2013 tentangPemberian Keterangan di Mahkamah Konstitusi.

PedomanKeterangan

Tata Cara

E. PROSEDUR DAN MEKANISME

1. Pemberi Keterangan di Mahkamah Konsljtusi adalah Bawaslu dan/ataujajarannya secara berjenjang yang dapat disampaikan oleh:a. Bawaslu:b. Bawaslu Provinsit dan/ata-c. PanwasluKabupaten/Kot.

2. Keterangan Pengawas Pemilu di Mahkamah Konstitusi merupakan keteranganLembaga Pengawas Pemilu berdasarkan hasil Pleno dan bukan merupakanketerangan personal/perorangan.

3. Pengawas Pemilu melakukan konsultasi kepada Pengawas Pemilu satu tingkatdi atasnya untuk mendapatkan rekomendasi dalam memberikan keterangan diMahkamah Konstitusi.

F. REKOI\4ENDASI

Jajaran Pengawas Pemilu sebelum memberikan keterangan dalam PersidanganPerselisihan Hasil Pemilihan di lvlahkamah Konstitusi terlebih dahulu harus seizindan sepengetahuan Bawaslu sehingga perlu mendapatkan Surat Tugas dariBawaslu yang memuat rekomendasi sebagai berikut:1. Memberikan Keterangan Lisan dan Keterangan Tertulis; atau2. Memberikan Keterangan Tertulis.Jajaran Pengawas Pemilu yang memberikan keterangan di Mahkamah Konstitusitanpa Surat Tugas dari Bawaslu akan mendapatkan sanksi dari Bawaslu.Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi antara Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi,keterangan Pengawas Pemilu tanpa surat tugas dari Bawaslu Rl tidak akan menjadipertimbangan Nilajelis Hakim Mahkamah Konstitusi.

2

Page 3: jdih.bawaslu.go.idjdih.bawaslu.go.id/files/koleksi_dokumen... · Created Date: 1/7/2016 3:29:24 PM

Demikian untuk menjadidisampaikan terima kasih.

perhatian dan untuk dipatuhi, atas kerjasamanya

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal * V"t"]uvlV* LasBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

, s.tP., M.si.