13
JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. MATERI INTI Program bimbingan dan konseling di sekolah mengandung empat macam komponen pelayanan yakni layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem. (Departemen Pendidikan Nasional.2008:207) Setiap komponen pelayanan mempunyai strategi pelayanan masing-masing. Keempat komponen pelayanan tersebut akan diuraikan sebagai berikut. 1) Layanan dasar Layanan dasar bimbingan merupakan layanan bantuan bagi peserta didik (siswa) melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal. Layanan bimbingan dan konseling ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat tugas-tugas perkembangannya, maka layanan yang diberikan adalah pelayanan dasar. (Yusuf, Syamsu. 2008 : 26) Menurut Syamsu Yusuf (2008:26-27) untuk mencapai tujuan tersebut maka kepada para siswa (yang berusia remaja, SLTP, dan SLTA) disajikan materi layanan yang menyangkut aspek- aspek pribadi, sosial, belajar dan karier, yang kesemuanya terkait dengan pencapaian tugas-tugas perkembangan. Secara rinci materi aspek-aspek tugas-tugas perkembangan itu dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Pengembangan kemandirian emosional. 3. Pengembangan kemampuan individual (problem solving/ decision making) 4. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang positif atau keterampilan belajar yang efektif.

Jenis Layanan BK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

22

Citation preview

Page 1: Jenis Layanan BK

JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. MATERI INTI

Program bimbingan dan konseling di sekolah mengandung empat macam komponen pelayanan yakni layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem. (Departemen Pendidikan Nasional.2008:207) Setiap komponen pelayanan mempunyai strategi pelayanan masing-masing. Keempat komponen pelayanan tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

1) Layanan dasar

Layanan dasar bimbingan merupakan layanan bantuan bagi peserta didik (siswa) melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal.

Layanan bimbingan dan konseling ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat tugas-tugas perkembangannya, maka layanan yang diberikan adalah pelayanan dasar. (Yusuf, Syamsu. 2008 : 26)

Menurut Syamsu Yusuf (2008:26-27) untuk mencapai tujuan tersebut maka kepada para siswa (yang berusia remaja, SLTP, dan SLTA) disajikan materi layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karier, yang kesemuanya terkait dengan pencapaian tugas-tugas perkembangan. Secara rinci materi aspek-aspek tugas-tugas perkembangan itu dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.2. Pengembangan kemandirian emosional.3. Pengembangan kemampuan individual (problem solving/ decision making)4. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang positif atau keterampilan belajar

yang efektif.5. Pengembangan perilaku sosial yang bertanggung jawab (sikap altruis, sikap toleran

dalam suasana kehidupan yang heterogen: multi budaya, etnis, ras dan agama.6. Pengembangan upaya pencapaian peran sosial sebagai pria atau wanita.7. Pengembangan sikap penerimaan diri secara objektif dan pengembangan secara tepat.8. Pengembangan sikap dan kemampuan mempersiapkan karier di masa depan.9. Pengembangan upaya pencapaian hubungan baru yang lebih matang dengan teman

sebaya, baik pria maupun wanita10. Pengembangan sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga.

Sasaran dalam layanan dasar adalah semua siswa. Strategi yang digunakan dalam layanan dasar ini antara lain:

a) Bimbingan kelas / Klasikal

Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak

Page 2: Jenis Layanan BK

langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan bimbingan kelas ini dapat berupa diskusi kelas atau brain storming.( Departemen Pendidikan Nasional.2008: 224)

b) Pelayanan orientasi

Pelayanan orientasi adalah sebuah layanan bimbingan yang dilaksankan oleh konselor kepada siswa untuk memperkenalkan lingkungan yang baru dimasukinya atau yang baru diketahuinya terutama hal-hal yang terdapat disekitar lingkungan sekolah maupun madrasah agar memperlancar iklim pendidikan.(Prayitno & erman Amti. 2009:. 255-257)

c) Pelayanan informasi

Pelayanan informasi adalah layanan yang berupa pemberian pemahaman kepada siswa tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani tugas dan kegiatan di Sekolah untuk menentukan dan mengarahkan hidup.

d) Bimbingan kelompok

Bimbingan kelompok yang dimaksud adalah sebuah bentuk pelayanan untuk menyediakan pelayanan-pelayanan yang berfokus pada penyediaan informasi dan pengalaman melalui sebuah aktivitas kelompok yang terencana dan teroganisir. (Gibson, Robert L.2010:52)

e) Pelayanan pengumpulan data

Pelayanan ini merupakan usaha untuk memperoleh data dan atau informasi tentang siswa dengan berbagai teknik, metode, dan alat baik yang berupa tes maupun non-tes yang berupaya untuk assessment. Layanan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang informasi individual siswa dengan menghubungkan satu aspek dengan yang lainnya. (W.S. Winkel.1997: 257)

Alat tes dan non tes yang dapat digunakan untuk memahami kebutuhan dan masalah konseli yakni Inventori Tugas-tugas Perkembangan (ITP), angket konseli, wawancara, observasi, sosiometri, daftar hadir siswa, psikotes, dan alat ungkap masalah (AUM). (Departemen Pendidikan Nasional.2008: 210)

Pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling adalah layanan berkesinambungan dan tersistematis, sehingga data yang diperoleh harus dapat terintegrasi. Terintegrasi berarti, pengumpulan data dilakukan sebagai bentuk assessment sebagai pola perencanaan program.

2) Layanan Responsif

Layanan responsif merupakan “layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan (pertolongan) dengan segera”. Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhannya yang dirasakan saat ini, atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu berupa ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri atau perilaku bermasalah, atau malasuai (maladjustment). (Yusuf,Syamsu. 2008:28)

Apabila pelayanan diberikan kepada siswa yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, maka layanan yang diberikan adalah layanan

Page 3: Jenis Layanan BK

responsif, sebab jika tidak dengan segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Masalah (gejala perilaku bermasalah) yang mungkin dialami konseli diantaranya: merasa cemas tentang masa depan, merasa rendah diri, berperilaku impulsif, kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan-nya secara matang, membolos dari sekolah/madrasah, malas belajar, kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif, beribadah, kurang bisa bergaul, prestasi belajar rendah, malas masalah pergaulan bebas (free sex), masalah tawuran, manajemen stress, dan masalah dalam keluarga. (Departemen Pendidikan Nasional.2008: 210)

Adapun strategi yang digunakan mencakup:

a) Konseling individual

Konseling individual ialah suatu pelayanan berupa dialog tatap muka antara konselor dan klien untuk memecahkan berbagai masalah dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki. (Rahman, Hibana S., 2003: 58)

Konseling individual juga dapat dikatakan sebagai bantuan oleh seorang konselor (guru BK) yang dilakukan secara face to face kepada klien (siswa) untuk membantu mengatasi masalah sehingga klien (siswa) mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Pelaksanaan konseling individual menempuh beberapa tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut dan laporan. (Tohirin.2011:169)

Konseling individual memiliki beberapa teknik yakni:

(1) Konseling Direktif

Konseling direktif artinya konseling yang dilakukan secara langsung. Cara pendekatan ini mengikat konselor untuk selalu memegang inisiatif dan bertanggung jawab untuk memberikan diagnosis dan pemecahan masalah. Atau dengan kata lain dalam prosesnya konselor yang paling berperan dan dalam prakteknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya.

(2) Konseling Non Direktif

Konseling non direktif merupakan upaya bantuan pemecahan masalah yang berpusat pada klien dalam hal ini adalah siswa. Cara pendekatan ini memberikan kesempatan dan tanggung jawab kepada klien untuk mencapai tujuan konseling. Pendekatan ini berasumsi dasar bahwa seorang yang mempunyai masalah pada dasarnya tetap memiliki potensi dan mampu mengatasi masalahnya sendiri.

Jadi dengan cara pendekatan ini fungsi konselor hanya sebagai pendengar yang aktif (dengan penuh pengertian dan perhatian) dan dapat memantulkan kembali pikiran dan perasaan klien, dengan disertai perasaan konselor, yang menunjukkan sikap menerima dan penuh pengertian. (Yusuf, Munawir. 1992:120)

(3) Konseling Eklektik

Page 4: Jenis Layanan BK

Adalah Penggabungan metode konseling direktif dan non direktif. (Tohirin.2011:300) Pendekatan ini merupakan pendekatan konseling yang sesuai dan selaras dengan orientasi, style of life dari konselor.

Pendekatan ini disesuaikan dengan masalah yang dialami oleh klien, keadan klien sendiri dan lingkungannya serta tujuan konseling.

b) Konseling Kelompok

Merupakan Istilah Konseling kelompok mengacu kepada penyesuaian rutin atau pengalaman perkembangan dalam lingkup kelompok. Konseling kelompok difokuskan untuk membantu konseli mengatasi problem lewat penyesuaian diri dan perkembangan kepribadian dari hari ke hari. (Gibson, Robert L.2010: 275)

Konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok. Di sana ada konselor dan ada konseli. Di dalam nya terjalin hubungan konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan, yaitu hangat, terbuka, permisif, dan penuh keakraban. Terdapat juga pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut. Konseling kelompok menempuh beberapa tahapan, yakni: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut dan laporan. (Tohirin. 2011: 185)

c) Referal (rujukan atau alih tangan kasus)

Pelayanan yang baik adalah usaha yang dilaksanakan dan diselenggarakan bagi mereka yang benar-benar ahli. Begitu pula dalam bentuk pelayan bimbingan dan konseling tidak semua hal dapat diatasi oleh diri konselor pribadi, Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Pada umumnya, alih tangan (referal)dilakukan untuk kasus-kasus tertentu seperti, depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.

d) Kolaborasi dengan wali kelas

Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta didik (baik masalah pribadi,sosial, belajar dan karir), membantu memecahkan masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.

Aspek-aspek itu diantaranya: (1) menciptakan iklim sosio- emosional kelas yang kondusif bagi belajar siswa, (2) memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam, (3) menandai siswa yang diduga bermasalah, (4) membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, (5) mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan BK kepada guru BK, (6) memberikan informasi yang up to date tentang mata pelajaran dengan bidang yang diminati siswa, (7) memahami perkembangan dunia industry dan pekerjaan sehingga dapat memberikan informasi kepada siswa, (8) menampilakan pribadi yang matang, baik dalam

Page 5: Jenis Layanan BK

aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual, dan (9) memberikan informasi tentang cara mempelajari pelajaran secara efektif. (Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. 2012: 87)

e) Kolaborasi dengan orang tua

Upaya kerjasama antara Konselor dengan para orang tua peserta didik untuk mengembangkan perkembangan siswa. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta didik. (Departemen Pendidikan Naional.2008: 22)

f) Kolaborasi dengan pihak yang terkait

Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah ; yaitu berkaitan dengan upaya sekolah/madrasah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), (4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater, dan dokter, (5) MGP (Musyawarah Guru Pembimbing).

g) Konsultasi

Merupakan sebuah upaya untuk memperoleh informasi baik yang dilakukan oleh konselor atau pihak terkait tentang kondisi konseli atau siswa. Menurut Gibson, konsultasi dapat dibagi menjadi dua, Pertama, Konsultasi Triadik atau konsulasi pihak ketiga seperti guru-guru yang menghadapi siswa-siswa yang bermasalah. Kedua, Konsultasi Proses, adalah sebuah upaya untuk menjalankan bimbingan. (Gibson, Robert L.2010:52)

h) Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)

Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. (W.S. Winkel.1997:283)

i) Konferensi Kasus

Adapun yang dimaksud dari konferensi kasus adalah sebuah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup karena hanya dihadiri oleh pihak-pihak terkait saja yang berkomitmen untuk memecahkan permasalahan. (Departemen Pendidikan Nasiona.2008:228)

j) Kunjungan Rumah (Home Visit)

Dalam menangani siswa sering sekali akurasi informasi dan pengetahuan tentang suasana dan kondisi kehidupan siswa di rumah atau keluarga. (W.S. Winkel.1997: 283)

Page 6: Jenis Layanan BK

Untuk itu, agar konselor mempunyai pemahaman yang komperhensif maka kunjungan rumah baiknya dilakukan. Akan tetapi kunjungan rumah tidak perlu dilakukan konselor kepada seluruh siswa yang ditanganinya melainkan cukup bagi siswa yang memiliki kadar permasalahan yang besar dalam rumah tangga.

3) Perencanaan Individual

Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada siswa / konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktifitas yang yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.(Departemen Pendidikan Naisonal.2008:210)

Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu individu membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir, dan sosial pribadinya. Membantu individu memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangan sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplemantsikan rencanana-rencanannya sesuai dengan pemantauan dan pemahamannya. (Yusuf, Syamsu. 2008:30)

Adapun kegiatan layanannya menurut Syamsu Yusuf (2008:31) adalah sebagai berikut :

1) Siswa menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangannya, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar atau karier.

2) Merumuskan tujuan, dan perencenaan kegiatan (alternative kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya.

3) Melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan.

4) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.

4) Dukungan Sistem

Thomas (Yusuf, Syamsu.2008:31) Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan professional; hubungan masyarakat dan staf; konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajemen program; penelitian dan pengembangan.

Syamsu Yusuf (2008:31) menyatakan bahwa program ini memberikan dukungan kepada guru pembimbingan dalam rangka memperlancar penyelenggaraan ketiga layanan program diatas. Sedangkan, bagai personel pendidikan lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan sistem ini meliputi dua aspek yaitu:

(1) Pemberian Layanan, menyangkut kegiatan guru pembimbing yang meliputi:a) Konsultasi dengan guru-gurub) Menyelenggarakan program kerjasama dengan organisasi masyarakat/orang

tuac) Berpasrtisipasi dalam merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah

Page 7: Jenis Layanan BK

d) Bekerjasama dengan personel sekolah lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa.

e) Melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling.

(2) Kegiatan manajemen Kegiatan manajemen ini merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan pengembangan program, pengembangan staf, pemanfaatan sumber daya, dan pengembangan penataan kebijaksanaan.

a) Pengembangan program Pengembangan program hendaknya diselaraskan dengan hasil kajian atau analisis tentang tujuan dan program sekolah; kondisi objektif pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa; kondisi objektif lingkungan perkembangan siswa; implementasi actual layanan BK di SMK; dan perkembangan masyarakat (sosial budaya, dan dunia industry atau perusahaan).

b) Pengembangan stafAgar para pembimbing atau personel sekolah lainnya mampu memberikan layanan bimbingan secara bermutu, maka kepada mereka perlu diberikan penambahan, perluasan, atau pendalaman tentang konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan tertentu tentang bimbingan, sesuai dengan deskripsi pekerjaan (kinerja) masing-masing. Bentuk pengembangan staf itu bisa dilaksanakan melalui seminar, penataran atau lokakarya oleh (1) kepala sekolah; (2) guru mata pelajaran, dan (3) guru pembimbing sehingga diharapkan para personel sekolah memiliki kompetensi atau kemampuan sesuai dengan deskripsi kerja (kinerja) masing-masing.

c) Pemanfaatan Sumber Daya MasyarakatAspek ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan.

d) Pengembangan atau Penentuan KebijakanPelaksanaan layanan BK di sekolah perlu didukung oleh kebijakan kepala sekolah secara jelas. Kebijakan yang diluncurkan itu hendaknya dapat memfasilitasi (member kemudahan dan peluang) bagi kelancaraan implementasi program. Kebijakan yang perlu ditata itu, diantaranya menyangkut aspek-aspek (1) stuktur organisasi, (2) rekrutment dan pengembangan staf bimbingan; (3) penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, (4) pengalokasiaan biaya operasional BK, dan (5) penjadwalan waktu khusus untuk masuk kelas bagi guru pembimbing, sebagai wahana untuk pelaksaan program yang bersifat klasikal, (6) menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait.

B. ANALISIS

Bimbingan dan konseling adalah suatu bentuk layanan untuk peserta didik di sekolah. Bimbingan dan konseling ini merupakan suatu ilmu yang bergerak dalam bidang pelayanan. Dengan memberikan bantuan psikologis yang diberikan kepada klien (individu yang membutuhkan bimbingan) dengan maksud agar individu tersebut dapat mengembangkan potensi dirinya atau menyelesaikan tugas-tugas perkembangan. Cara yang digunakan oleh konselor (orang yang memberikan bimbingan) dan klien untuk dapat membantu psikologis

Page 8: Jenis Layanan BK

individu tersebut dilakukan dengan cara memberikan program layanan bimbingan dan konseling.

Bentuk layanan bimbingan dan konseling ini menggunakan program layanan komprehensif sehingga memiliki beberapa kelebihan yaitu diantaranya bersifat sistemik. Program bimbingan dan konseling yang sistematis adalah program pelaksanaannya sesuai dengan rencana, tertata baik sejak perencanaan, pendataan, implementasi dan evaluasi sehingga program layanan komprehensif ini didasarkan pada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh konseli (peserta didik).

Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa program layanan komprehensif terdiri dari layanan dasar, layanan responsive, layanan perencanaan individual, dan dukungan sistem.

Layanan dasar ini merupakan suatu bentuk pemberian bantuan yang diberikan konselor kepada konseli (peserta didik). Layanan ini bertujuan untuk dapat memberikan peningkatan tahap keterampilan sesuai dengan tahap perkembangannya atau tugas-tugas perkembangannya sehingga pada tahap ini diharapkan peserta didik dapat memilih dan mengambil keputusan sendiri dalam kehidupannya namun dalam memilih tindakan yang tepat tersebut tentunya layanan bimbingan dan konseling diarahkan ke pencapaian yang ideal dan positif sehingga layanan dasar ini juga merupakan suatu bentuk layanan yang bersifat preventif (mencegah).

Layanan responsif ini merupakan suatu bentuk pemberian bantuan yang diberikan konselor kepada konseli (peserta didik) dengan tujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan menanggulangi permasalahan yang sedang dihadapi oleh peserta didik dan apabila tidak segera diatasi maka akan menyebabkan terjadinya hambatan pada tugas-tugas perkembangan peserta didik tersebut sehingga layanan responsif ini merupakan suatu bentuk layanan kuratif (mengobati).

Layanan perencanaan individual merupakan suatu bentuk pemberian bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli dengan tujuan agar konseli (peserta didik) yang diberikan bantuan tersebut dapat memilih dan menentukan perencaan masa depan yang akan dijalani yang disesuaikan dengan potensi diri yang ada pada konseli tersebut sehingga potensi yang ada pada diri konseli tersebut dapat berkembang secara optimal.

Dukungan sistem ini merupakan suatu bentuk dukungan kepada konselor yang diberikan dengan tujuan memperlancar penyelenggaran program layanan sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap konseli (peserta didik).

Ketiga jenis layanan yang telah disebutkan diatas yaitu layanan dasar, layanan responsif, dan layanan perencanaan individual memerlukan strategi yang berbeda-beda dalam penyelenggaraan nya hal ini tergantung kepada kebutuhan, tantangan dan juga kesulitan. Karena masalah yang sama pun belum tentu dapat diselesaikan dengan satu strategi yang sama karena masalah yang sama belum tentu disebabkan oleh faktor yang sama. Sehingga dengan menggunakan layanan bimbingan dan konseling konselor dapat menggunakan beberapa strategi alternatif yang tepat sehingga dapat membantu konseli (peserta didik) dalam memenuhi kebutuhannya dan juga untuk membantu menyelesaikan masalah atau tantangan yang sedang dihadapi oleh konseli (peserta didik).

Page 9: Jenis Layanan BK

C. REFERENSI

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). “Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal”. Bandung: Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia.

Gibson, Robert L. dan Mitchell, Marianne H., (2010) “Bimbingan dan Konseling (terjemahan)”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Materi Bimbingan Teknis Pengembangan karir Guru BK Dikmen, Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan PTK Dikmen Tahun 2012.

Rahman, Hibana S., (2003). “Bimbingan & Konseling Pola 17”, Yogyakarta: UCY Press

Prayitno dan Erman Amti. (2004). “Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling”. Jakarta: Rineka Cipta

Tohirin. (2011). “Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah; Berbasis Integrasi”.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,.

W.S.Winkel. (1997). “Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan”. Jakarta: Grasindo

Yusuf, Syamsu. (2008). “Landasan Bimbingan dan Konseling”. PT. Remaja Rosdakarya: UPI Bandung