36
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BK adalah salah satu komponen sekolah yang bertugas membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi komponen sekolah yang lain. Khususnya para siswa atau anak didik baik permasalahan pribadi, keluarga maupun sosisl masyarakat sehingga tercapai tujuan pendidikan. Secara formal kedudukan BK dalam sistem pendidikan di Indonesia ada didalan undang – undang No. 20 / 2003 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan pemerintahanya. Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan dinyatakan bahwa pendidikannasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan dua batasan di atas, maka pendidikan di Indonesia ini tidak hanya memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan pesertadidik, namun juga tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh. Oleh karena setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan 1

MAKALAH JENIS LAYANAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

layanan orientasi dan layanan informasi

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGBK adalah salah satu komponen sekolah yang bertugas membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi komponen sekolah yang lain. Khususnya para siswa atau anak didik baik permasalahan pribadi, keluarga maupun sosisl masyarakat sehingga tercapai tujuan pendidikan.Secara formal kedudukan BK dalam sistem pendidikan di Indonesia ada didalan undang undang No. 20 / 2003 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan pemerintahanya. Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan dinyatakan bahwa pendidikannasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan dua batasan di atas, maka pendidikan di Indonesia ini tidak hanya memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan pesertadidik, namun juga tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh.Oleh karena setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dalam konsepsi tentang tugas perkembangan (developmental task) dikatakan bahwa setiap periode tertentu terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan.Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian dirinya di dalam masyarakat. Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan komponen pendidikan yang dapat membantu para siswa dalam proses perkembangannya. Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas kaitannya dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu aspek sosial- kultural, pedagogis, dan psikologis.Latar belakang sosial-kultural berhubungan dengan masalah perkembangan sosial yang juga erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut mempengaruhi sekolah sebagai lembaga pendidikan dan juga mempengaruhi siswa sebagai individu. Latar belakang pedagogis berhubungan dengan masalah hakikat pendidikan sebagai usaha mengembangkan kepribadian, dinamika dan perkembangan kepribadian, dan hakikat peranan guru sebagai pendidik. Hal itu berkaitan erat dengan perlunya layanan pribadi para siswa dalam upaya mencapai perkembangan optimal. Latar belakang psikologis, berhubungan dengan hakikat siswa sebagai pribadi yang unik, dinamik dan berkembang, dalam upaya mencapai perwujudan diri. Secara psikologis setiap siswa memerlukan adanya layanan yang bertitik tolak dari kondisi keunikan masing-masing. Dari ketiga alasan tersebut, adanya layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu unsur penting dalam keseluruhan pendidikan di sekolah untuk membantu mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia.Pelaksanaan bimbingan dan konseling memiliki berbagai jenis layanan yang merupakan salah satu cara untuk memfasilitasi dalam tumbuh kembang siswa secara optimal. Berbagai macam jenis layanan dalam bimbingan dan konseling meliputi layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data, konferensi kasus / rapat, layanan alih tangan, kunjungan rumah, layanan konsultasi, layanan advokasi, serta layanan mediasi.Situasi atau lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang asing. Dalam kondisi keterasingan individu akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi. Dengan kata lain individu akan sulit melakukan hal-hal yang sesuai dengan tuntunan lingkungan. Ketidakmampuan bersosialisasi juga bisa menimbulkan perilaku maladaptif (perilaku menyimpang) bagi individu. Layanan orientasi berusaha menjembatani kesenjangan antara individu dengan suasana ataupun objek-objek baru. Layanan ini juga akan mengantarkan individu (siswa) memasuki suasana ataupun objek baru agar dapat mengambil manfaat berkenaan dengan situasi atau objek yang baru tersebut.Dalam menjalankan kehidupan dan perkembangan dirinya, individu memerlukan berbagai informasi baik untuk keperluan kehidupannya sehari-hari, sekarang maupun untuk perencanaan kehidupannya ke depan. Individu bisa mengalami masalah dalam kehidupannya sehari-hari maupun dalam memenuhi kebutuhannya di masa depan, akibat tidak menguasai dan tidak mampu mengakses informasi. Melalui layanan bimbingan dan konseling individu dibantu memperoleh atau mengakses informasi.Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Jenis layanan dan kegiatan tersebut perlu terselenggara sesuai dengan keempat bidang bimbingan yang telah diuraikan terdahulu.Selain itu dalam menjalani kehidupannya, juga perkembangan dirinya, individu memerlukan berbagai informasi, baik untuk kehidupan sehari- hari sekarang maupun untuk perencanaan kehidupannya ke depan. Informasi ini dapat diperoleh dari berbagai sumber dari media lisan melalui perorangan,media tertulis dan grafis, melalui sumber formal dan informal sampai dengan media elektronik melalui sumber teknologi tinggi ( high technology ). Diperlukan informasi bagi individu semakin penting mengingat kegunaan informasi sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari- hari sebagai pertimbangan bagi arah pengembangan diri dan sebagai dasar pengambilan keputusan.

B. RUMUSAN MASALAH1. Layanan orientasia) Apakah pengertian dari layanan orientasi ?b) Apakah tujuan dari adanya layanan orientasi ?c) Apakah fungsi dari adanya layanan orientasi ?d) Bagaimana pelaksanaan dari layanan orientasi ?2. Layanan informasia) Apakah makna dan tujuan dari layanan informasi?b) Apa saja komponen dalam layanan informasi?c) Apa saja tipe- tipe informasi yang disajikan dalam layanan informasi?d) Bagaimana langkah-langkah penyajian informasi?e) Bagaimanakah pendekatan dan teknik dalam layanan informasi?

C. TUJUAN1. Layanan orientasia) Mengetahui pengertian layanan orientasi b) Mengetahui tujuan dari layanan orientasi c) Mengetahui fungsi dari adanya layanan orientasid) Mengetahui pelaksanaan dari layanan orientasi2. Layanan informasia) Mengetahui pengertian dan tujuan dari layanan informasib) Mengetahui komponen dalam layanan informasic) Mengetahui tipe- tipe informasi yang disajikan dalam layanan informasid) Mengetahui langkah-langkah penyajian informasie) Mengetahui pendekatan dan teknik dalam layanan informasi

BAB IIPEMBAHASANA. LAYANAN ORIENTASI1. Pengertian Layanan Orientasi Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu. (Hallen, 2005: 76)Jadi secara umum layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dikoordinir guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas, dengan tujuan membantu mengorientasi (mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa (juga pihak lain yang dapat memberi pengaruh terutama orang tuanya) dari situasi lama kepada situasi yang baru seperti pada masa orientasi siswa baru (MOS).Pelayanan orientasi biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru yang mencakup organisasi sekolah, staf dan guru, kurikulum, program BK, Program ekstrakulikuler, fasilitas atau sarana pra sarana dan tata tertib sekolah.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian layanan orientasi adalah: Program orientasi yang efektif mempercepat proses adapatasi, dan memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang berhasil disekolah. Anak-anak dari lelas sosial ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri, dari pada anaak-anak dari kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi.Ada baiknya layanan orientasi juga diberkan kepada orang tua siswa juga, hal ini dikarenakan pemahaman orang tua terhadap berbagai materi orientasi akan membantu mereka dalam memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anak-anaknya untuk dapat mengikuti pendidikan di sekolah dengan sebaik-baiknya.

2. Tujuan Layanan OrientasiTujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai. Sehingga peserta didik akan lebih mudah dalam mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah guna mencapai keberhasilan belajarnya.

Tujuan program orientasi ialah untuk memberikan pengenalan kepada murid-murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya.(Djumhur I. & Drs. Moh. Surya ; 47 ; 1975) Selain itu layanan orientasi diharapkan dapat mencegah timbulnya permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar dan kegiatan lain di sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa. Begitu juga bagi orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah sehingga dapat mendukung keberhasilan anaknya.Pada bidang bimbingan ini layanan orientasi berperan dalam pemberian pengenalan diantaranya: Memberikan kemudahan penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial Penyesuaian kehidupan belajar serta kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siawa. Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa mengenai kondisisituasi dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya.

3. Fungsi Layanan OrientasiLayanan orientasi di sekolah berfungsi untuk pemahaman dan pencegahan. Secara rinci pengertiannya menurut SK MENDIKBUD nomor 025/0/1995 jo SK Menpan nomor 84/1993 tentang Guru dan Angka Kreditnya adalah sebagai berikut: Fungsi PemahamanYaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. Fungsi PreventifYaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex). Fungsi PengembanganYaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata. Fungsi AdaptasiYaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan siswa. Fungsi PenyesuaianYaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.Menurut Hallen (Bimbingan & Konseling, 2005: 76) layanan orientasi ini ditujukan kepada siswa baru dan untuk pihak-pihak lain (terutama orang tua/ wali siswa) guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terutama penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan (sekolah) yang baru dimasukinya.

4. Pelaksanaan Program Layanan OrientasiStrategi pelaksanaan program layanan orientasi biasa dilakukan sebagai program tahunan yang diadakan satu tahun sekali dalam rangka pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru atau biasa disebut sebagai masa orientasi siswa (MOS). Pelaksanaan program layanan orientasi dalam suatu intansi sekolah memiliki beberapa komponen yang meliputi berbagai aspek sebagai berikut :4.1. Materi Layanan Orientasi4.1.1. Materi umum layanan orientasiMateri yang diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam yaitu : Orientasi umum sekolah yang baru Orientasi kelas baru dan semester baru Orientasi kelas terakhir dan semester akhir, UAN, dan ijazah.Dalam penulisan makalah ini penulis hanya akan mengangkat materi umum tentang orientasi lingkungan sekolah dan struktur organisasi dalam sekolah tersebut. Kegiatan layanan orientasi terhadap lingkungan sekolah meliputi pengenalan terhadap aspek fisik sekolah tersebut, yaitu berupa pengenalan pada tata letak bangunan sekolah. Selain itu dapat juga mengenalkan struktur organisasi yang ada pada sekolah tersebut. Struktur organisasi yang akan dijelaskan meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, dan lain-lain. 4.1.2. Materi layanan orientasi dalam bidang-bidang bimbingan1. Layanan orientasi dalam bimbingan pribadi meliputi : Fasilitas penunjang ibadah keagamaan (mushola, tempat ibadah dan sejenisnya) yang ada disekolah Acara keagamaan yang menunjang pengembangan kegiatan peribadatan (wiritremaja dan sejenisnya) Hak dan kewajiban siswa (termasuk pakaian seragam) Bentuk pelayanan BK dalam membantu siswa mengenal kemampuan, bakat, minat dan cita-citanya serta usaha mengatasi berbagai permasalahan pribadi yang ditemui (dirumah, sekolah, dan di masyarakat). Fasilitas pelayanan kesehatan2. Layanan Orientasi dalam bimbingan sosial meliputi : Suasana kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial di sekolah, baik dengan sesama teman, guru, wali kelas maupun staf sekolah lainnya. Peraturan dan tata tertib memasuki atau menggunakan kantor, kelas, perpustakaan, mushola, labolatorium dan fasilitas sekolah lainnya. Lingkungan sosial masyarakat sekitar sekolah dengan berbagai bentuk tuntutan pergaulan dan kebiasaan masyarakatnya. Wadah yang ada di sekolah, yang dapat membantu dan meningkatkan serta mengembangkan hubungan sosial siswa seperti OSIS, Pramuka, UKS, PMR, Kesenian dan sejenisnya. Organisasi orang tua siswa dan guru. Adanya pelayanan bimbingan sosial bagi para siswa.3. Layanan orientasi dalam bimbingan belajar meliputi : Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar jadwal pelajaran, dan guru-guru setiap mata pelajaran. Linkungan dan fasilitas sekolah yang menunjang kegiatan dan belajar seperti riang kela, work shop, labolatorium, perpustakaan, ruang diskusi, ruang BK dan sebagainya. Kurikulum yaitu berkenaan dengan : Tujuan pendidikan sekolah; Mata pelajaran dan program belajar; Sistem dan pendekatan proses belajar mengajar; Tugas-tugas(kegatan ekstrakulikuler); Sistem ujian, penilaiann, kenaikan kelas, UAN, ijazah; Jenis dan sistem penetapan pilihan kegiatan ekstrakulikuler; Pelayanan BK sebagai bagian dari kurikulum. Suasan belajar di sekolah pada umumnya yang perlu dikembangkan. Kegiatan belajar yang dituntut dari siswa. Adanya pelayanan bimbingan belajar bagi para siswa.4. Layanan orientasi dalam bimbingan karir meliputi: Peranan BK serta pelacakan karir di sekolah. Pelaksanaan bimbingan karir untuk siswa sesuai dengan jenjang pendidikannya. Kegiatan yang diharapkan dari siswa dalam pelaksanaan bimbingan karir.

4.2. Metode Pelaksanaan Program Layanan OrientasiMetode yang dapat digunakan dalam pemberian layanan orientasi kepada siswa dapat dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, program home room dan kunjungan lapangan. Dari berbagai metode yang telah ada dalam pemberian layanan orientasi ini, maka dalam pelaksanaan layanan orientasi ini penulis memilih metode yang sesuai dengan pelaksanaannya yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab, dan kunjungan lapangan.Layanan orientasi bisa dilaksanakan dengan teknik-teknik :i. Penyajian, yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi.Dalam kegiatan ceramah ini guru BK atau pun penyaji dapat memberikan informasi atau ceramah tentang sejarah pembangunan sekolah, struktur organisasi, fasilitas yang tersedia, peraturan yang harus diapatuhi oleh siswa, kegiatan atau acara rutin yang biasa diselengggarakan dan lain-lain. Pada saat pemberian ceramah ini dapat pula diselingi dengan interaksi dengan siswa dengan menggunakan metode tanya jawab, sehingga siswa dapat menanyakan hal-hal yang ingin diketahui ataupun hal yang belum jelas.ii. Pengamatan yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.Pada kegiatan pengamatan ini siswa dapat mengunjungi atau mengelilingi lingkungan sekolah untuk mengetahui tata letak sekolah, ruangan kelas yang akan dipakai dalam kegaiatan belajar mengajar, perpustakaan, kantin, ruang guru dan lain-lain.iii. Partisipasi, yaitu dengan melibatkan diri secara langsung dalam suasana kegiatan, mencoba, dan mengalami sendiri.Siswa dituntut untuk berpatisipasi aktif dalam kegiatan pelaksanaan program layanan orientasi ini, dimana siswa dapat aktif bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan masa orientasi lingkungan baru tersebut. Siswa juga dapat berkenalan langsung dengan guru-guru saat berkunjung ke ruang guru.iv. Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai dokumen yang terkait.Dokumentasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini dapat berupa dokumentasi struktur organisasi pada sekolah tersebut, berbagai prestasi yang pernah diraih, dan lain-lain.Teknik-teknik tersebut di atas dilakukan oleh konselor, penyaji, nara sumber, dan para peserta layanan sesuai dengan peran masing-masing.4.3. Langkah Pelaksanaan Program Layanan OrientasiProses atau tahap pelaksanaan layanan orientasi adalah sebagai berikut1. Perencanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah: Menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan. Menetapkan peserta layanan, Menetapkan jenis kegiatan, termasuk format kegiatan, Menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media, Menyiapkan kelengkapan administrasi.2. Pelaksanaan Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah: Mengorganisasikan kegiatan layanan, Mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi format layanan dan penggunaan media.3. Evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah: Menetapkan materi evaluasi, Menetapkan prosedur evaluasi, Menyusun instrumen evaluasi, Mengaplikasikan instrumen evaluasi, Mengolah hasil aplikasi instrumen.4. Analisis hasil evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah: Menetapkan standar analisis, Melakukan analisis, Menafsirkan hasil analisis.5. Tindak lanjut. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah: Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait, Melaksanakan rencana tindak lanjut.6. Laporan, meliputi: Menyusun laporan layanan orientasi, Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala sekolah atau madrasah), Mendokumentasikan laporan layanan.4.4. Pelaksana dan Peserta Program Layanan OrientasiPersonalia bimbingan dan konseling merupakan orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang meliputi kepala sekolah, konselor, wali kelas, guru dan petugas administrasi bimbingan. Tugas masing-masing personel adalah, sebagai berikut :Pelaksana 1) Kepala sekolahPada pelaksanaan kegiatan program layanan orientasi kepala sekolah memiliki tugas atau peranan sebagai barikut : Menyusun program sekolah secara keseluruhan, termasuk menyusun secara kolektif program bimbingan yang bersifat komprehensif. Mengusahakan bentuk-bentuk pembinaan intern yang intensif melalui rapat rutin, incidental, konfrensi kasus, dsb. Mengkoordinasikan bentuk kegiatan bimbingan konseling dengan kegiatan guru bidang studi. Mengusahakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh bimbingan konseling. Mendorong para petugas bimbingan konseling untuk melaksanakan tugasnya, serta menciptakan situasi yang menggairahkan kerja petugas bimbingan dan konseling. Menggali berbagai sumber informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan bimbingan konseling. Mengawasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling.2) KonselorDalam sekolah konselor atau biasa disebut sebagai guru BK memiliki berbagai tugas atau peranan guna mendukung pelaksanaan kegiatan layanan dalam bimbingan dan konseling, sehingga dalam pelaksaan kegiatan berbagai jenis layanan dapat berjalan lancar. Berikut tugas guru BK : Mengkoordinasikan penyusunan program bimbingan dan konseling. Memberikan garis-garis kebijakan umum kegiatan bimbingan konseling. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program bimbingan konseling. Memberikan laporan kegiatan kepada kepala sekolah. Membantu para siswa dalam memahami dan menyesuaiakan diri sendiri, lingkungan sekolah, dan lingkungan social. Menyelenggarakan prtemuan dan mengadakan konsultasi dengan guru, wali kelas, dan staf sekolah. Melaksanakan bimbingan kolompok dan konseling individual Mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menafsirkan data,serta dipergunakan untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Memberikan berbagai informasi kepada siswa sehubungan dengan pendidikan dan pekerjaan. Mengadakan kerjasama dengan instansi lain berkaita dengan penyelenggaraan program bimbingan konseling. Memilih dan mempergunakan instrument sesuai kewenangannya untuk kepentingan bantuan siswa. Bersama guru membantu siswa memilih pengalaman kegiatan kurikulum yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Mengadakan evaluasi dan studi tindak lanjut berkaitan dengan perbaikan program bimbingan konseling3) GuruSebagai personalia pendukung sekaligus pembantu dalam pelaksanaan program layanan orientasi, guru memiliki peranan sebagai berikut : Memberikan informasi mengenai mata pelajaran yang akan diampu. Memperkenalkan diri dan jabatan Memberikan informasi tentang siswa kepada konselor Memberikan layanan pengajaran Membantu pemecahan masalah siswa sesuai kewenangannya4) Petugas Administrasi BK Mengisi kartu pribadi siswa dengan data-data siswa baik tentang pribadi, sekolah maupun lingkungan siswa. Membantu mempersiapan berbagai hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan layanan orientasi Mengelola data pada tempat yang telah disediakan. Membantu proses pengumpulan data dan mempersiapkan laporan bimbingan konseling. Menyelenggarakan surat menyurat dan pembukuan berkaitan dengan program bimbingan konseling. Menyiapkan alat-alat pengumpulan data siswa. Menata serta memalihara ruanagan bimbingan konseling.5) Organisasi Intra Sekolah (OSIS)Saat pelaksanaan program layanan orientasi ini OSIS juga memiliki peran dalam pelaksanaan acara sehingga kegiatan dapat terlaksana. Berikut peran OSIS dalam pelaksanaan kegiatan : Membimbing dan memberikan informasi terkait hal hal yang belum disampaikan oleh siswa Sebagai mediator apabila ada siswa yang membutuh informasi tetapi tidak berani menghadap pada guru BK. Mempermudah guru BK pada saat kegiatan kunjungan atau mengelilingi area sekolah, karena OSIS biasanya akan mendamping pada saat kegiatan tersebut. Menyusun acara atau kegiatan tambahan yang dapat meningkatkan kemenarikan dan kemeriahan kegaiatan.Peserta Pada pelaksanaan kegiatan program layanan orientasi ini sebagai sasaran utamanya, yaitu siswa baru yang menjalankan program orientasi siswa pada sekolah tersebut. Jumlah pesertanya yang berpatisipasi dalam pelaksanaan kegiatan layanan orientasi ini secara keseluruhan berjumlah 300 siswa. Namun untuk mempermudah dalam pelaksanaannya siswa dapat dibagi menjadi 10 kelompok kecil, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam kegiatan mengelilingi bangunan sekolah. Setiap kelompok nantinya akan didampingi oleh anggota dari OSIS. 4.5. Alokasi Waktu Pelaksanaan Program Layanan OrientasiSecara umum kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam suasana (a) kontak langsung dengan siswa (kegiatan kontak) dan (b) tanpa kontak langsung dengan siswa (kegiatan non- kontak). Kegiatan tersebut perlu dijadwalkan.Kegiatan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan diluar jam pelajaran sekolah ini dapat mencapai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah (SK Mendikbud No.25/O/1995). Pelaksanaan kegiatan program layanan orientasi ini dilaksanakan pada :Waktu: Senin s/d Selasa, 10 11 Agustus 2015Tempat: SMA Negeri 7 SurakartaPukul: 8.00 s/d selesaiPeserta: siswa baru tahun ajaran 2015/2016

4.6. Fasilitas Pendukung Program Pelaksanaan Layanan OrientasiFasilitas (perlengkapan administrasi) pendukung program pelaksanaan layanan orientasi meliputi :a) Instrument pengumpul data, meliputi daftar isian angket, kartu pemeriksaan kesehatan, alat-alat tes psikologis, angket kesan dan pesan mengikuti program layanan orientasi.b) Perlengkapan penyimpan dataData siswa yang telah terkumpul, perlu disimpan dengan baik dan sistematik agar mempermudah kjika sewaktu-waktu diperlukan. Alat penyimpan data ini dapat bersifat individual (setiap siswa), dan dapat bersifat kelompok (missal, menurut kelas). Alat penyimpan data dapat berupa : kartu, folders, booklets, cumulative atau buku prbadi, map, dan komputer.c) Alat pelaksanaan teknis bimbingan konselingAlat-alat teknis pelaksanaan bimbingan konseling merupakan media yang diperlukan dalam layanan bimbingan konseling terutama dalam pelaksanaan program layanan orientasi. Beberapa diantaranya adalah LCD, laptop, mikrofon, dan lain-lain.Selain itu tata laksana dan perlengkapan fisik bimbingan konseling meliputi perlengkapan parabot, alat-alat elektronik, dan ruang bimbigan konseling. Perabot ini antara lain meja tamu, meja-kursi bimbingan-konseling kelompok, kursi konseling, meja-kursi kerja konselor, lemari penyimpan data, meja-kursi konfresi kasus, papan program, papan mekanisme layanan konseling, gambar-gambar dekoratif, dll. Sedang ruang bimbingan konseling setidaknya meliputi ruang tamu, ruang administrasi, ruang kerja konselo, ruang bimbingan / konseling kelompok, ruang baca/perpusatakaan, ruang penyimpan data, ruang konfrensi kasus, dan ruang-ruang lain jika memungkinkan. Sedang seting tata ruang dikonstruksikan sesuai kondisi sekolah yang ada.4.7. Cara Mengevaluasi Program Pelaksanaan Layanan OrientasiPenilaian merupakan kegiatan menentukan atau mempertimbangkan nilai sesuatu berdasar kriteria atau tujuan sehingga diperoleh informasi guna pengambilan keputusan. (Purwoko, 2008 : 37)Menurut Flurentin (1991) Tujuan diadakannya penilaian program bimbingan dan konseling adalah : Untuk meneliti secara periodik hasil pelaksanaan program bimbingan konseling agar dapat diketahui bagian program mana yang perlu di perbaiki. Untuk memperkuat perkiraan-perkiraan yang mendasari pelaksanaan program bimbingan konseling. Salah satu perkiraan itu adalah nyata tidaknya bimbingan tersebut dalam membantu siswa. Untuk melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan guna memberi bantuan pada siswa Untuk mendapatkan dasar yang sehat bagi kelancaran pelaksanaan hubungan masyarakat.Evaluasi Bimbingan dan Konselinga) Aspek yang dinilai/ dievaluasi proses dan hasil yaitu kesesuaian antara program dan pelaksanaan, keselarasan program, hambatan-hambatan yang dijumpai, dampak kegiatan bimbingan terhadap kegaiatan belajar mengajar, respon siswa, personel sekolah orang tua dan masyarakat terhadap layanan bimbingan, dan perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan.b) Penilaian proses yaitu mengatasi partisipasi dan aktifitas dalam kegiatan layanan bimbingan, mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan, mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa sebagai kasih dari partisipasi atau aktifitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan, mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan bimbingan lebih lanjut, mengamati perkembangan siswa sari waktu ke waktu, mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan alat seperti wawancara, observasi, studi dokumentasi, angket, tes, analisa hasil kerja siswa. Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu, kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dan tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat maka diperoleh data atau informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban, akuntabilitas, pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.

B. LAYANAN INFORMASI1. Pengertian dan Tujuan Layanan InformasiLayanan informasi ialah kegiatan bimbingan yang bermaksud membantu siswa untuk mengenal lingkungannya yang sekirannya dapat dimanfaatkan untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Layanan informasi mempunyai tujuan yaitu :a) Tujuan umumTujuan umum layanan informasi adalah dikuasainya informasi tertentu oleh peserta layanan informasi tersebut selanjutnya digunakan oleh perserta untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya.b) Tujuan khusus layanan informasi terkait dengan fungsi-fungsi konseling. Fungsi pemahaman paling dominan dan paling langsung diemban oleh layanan informasi. Penguasaan informasi tersebut dapat digunakan untuk pemecahan masalah (apabila peserta yang bersangkutan mengalaminya) untuk mencegah timbulnya masalah, untuk mengembangkan dan memelihara potensi yang ada, dan untuk memungkinkan peserta yang bersangkutan membuka diri dalam mengaktualisasikan hak-hak nya.

2. Pelaksanaan Program Layanan InformasiDalam layanan informasi terlibat tiga komponen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yaitu :a) KonselorKonselor, ahli dalam pelayanan konseling adalah penyelenggara layanan informasi. Konselor menguasai sepenuhnya informasi yang menjadi isi layanan, mengenal dengan baik peserta layanan dan kebutuhannya akan informasi dan menggunakan cara-cara yang efektif untuk melangsanakan layanan.b) PesertaPeserta layanan informasi dapat berasal dari berbagai kalangan, siswa di sekolah , mahasiswa, anggota organisasi pemuda dan sosial politik, karyawan instansi dan dunia usaha/industri serta anggota-anggota masyarakat lainnya, baik secara perorangan maupun kelompok. Bahkan narapidana dan mereka yang berada dalam kondisi khusus tertentupun dapat menjadi peserta layanan asal suasana dan ketentuan yang berlaku memungkinkannya.Pada dasarnya peserta layanan informasi pertama-tama menyangkut pentingnya isi layanan bagi (calon) peserta yang bersangkutan. Apabila seseorang tidak memerlukan informasi yang menjadi isi layanan informasi, ia tidak perlu menjadi peserta layanan.c) InformasiJenis, luas dan keadaan informasi yang menjadi isi layanan informasi sangan bervariasi tergantung pada kebutuhan para peserta layanan. Dalam hal ini identifikasi keperluan akan penguasaan informasi tertentu oleh para ( calon ) peserta sendiri, konselor maupun pihak menjadi sangat penting. Pada dasarnya informasi yang dimaksud mengacu pada seluruh bidang layanan pelayanan konseling yaitu pengembangan pribadi, sosial, kegiatan belajar, perencanaan karir, kehidupan berkeluarga dan beragama. Lebih rinci berbagai informasi tersebut dapat digolongkan ke dalam : Informasi perkembangan diri. Informasi hubungan antar pribadi, sosial, nilai dan moral. Informasi pendidikan, kegiatan belajar dan keilmuan teknologi. Informasi pekerjaan/karir dan ekonomi. Informasi sosial budaya, politik, dan kewarganegaraan. Informasi kehidupan berkeluarga. Informasi kehidupan beragama.Untuk keperluan layanan informasi, informasi yang menjadi isi layanan harus spesifik dan dikemas secara jelas dan rinci sehingga dapat disajikan secara efektif dan dipahami dengan baikoleh para peserta layanan. Informasi dimaksudkan ini sesuai dengan kebutuhan aktual para peserta layanan sehingga tingkat kemanfaatan layanan tinggi.

3. Tipe-tipe InformasiData yang digunakan dalam layanan informasi acapkali digolongkan dalam empat bagian utama yaitu :a. Informasi pendidikan/ belajarDepdikbud ( 1996 ) menyatakan materi informasi belajar meliputi : Tugas-tugas perkembangan masa remaja berkenaan dengan pengembangan diri, keterampilan, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Perlunya pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dan aktif terprogram baik belajar mandiri maupun berkelompok. Cara belajar di perpustakaan, meringkas buku, membuat catatan dan mengulang pelajaran. Kemungkinan timbulnya berbagai masalah belajar dan upaya pengentasannya. Pengajaran perbaikan dan pengayaan. Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya meningkatkan kegiatan dan hasil belajar siswa. Kursus dan sekolah yang mungkin dimasuki setelah tamat.b. Informasi pekerjaan/karirDepdikbud ( 1996 ) menyatakan materi informasi karor meliputi : Tugas-tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan perkembangan karir. Perkembangan karir di masyarakat. Sekolah menengah, kursus-kursus, beserta program pilihannya, baik umum maupun kejuruan dalam rangkka pengembangan karir. Jenis, tuntutan dan syarat-syarat jabatan yang dapat dimasuki setelah tamat, seperti kemapuan, pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki. Kemungkinan permasalahan dalam pilihan pekerjaan, karir dan tuntutan pendidikan yang lebih tinggi serta berbagai akibatnya. Pelaksanaan pelayanan bimbingan karir bagi siswa.c. Informasi pribadiInformasi pribadi ini dapat meliputi : Tugas-tugas perkembangan masa remaja, khususnya tentang kemampuan dan perkembangan pribadi. Perlunya pengembangan kebiasaan dan sikap dalam keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha esa. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat serta bentuk-bentuk pembinaan dan pengembangan serta penyalurannya. Usaha yang dapat dilakukan melalui bimbingan dan konseling dalam membantu siswa menghadapi masa peralihan dari masa remaja awal ke masa remaja yang penuh tantangan.d. Informasi sosialInformasi sosial berkaitan dengan pemahaman diri dan pemahaman orang lainnya. Informasi sosial ini meliputi : Tugas-tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan pengembangan hubungan sosial. Cara bertingkah laku, tata krama, sopan santun dan disiplin di sekolah. Tata krama pergaulan dengan teman sebaya baik di sekolah sendiri maupun di sekolah lain, siswa dengan guru, siswa dengan staf lainnya dalam rangka kehidupan yang harmonis di lingkungan sekolah. Suasana dan tata krama kehidupan dalam dalam keluarga. Nilai-nilai sosial, agama, adat istiadat, kebiasaandan tata krama yang berlaku di lingkungan masyarakat. Hak dan kewajiban warga negara.4. Pelaksanaan Layanan Informasi4.1. Metode Pelaksanaan Program Layanan OrientasiMetode yang dapat digunakan dalam pemberian layanan informasi kepada siswa dapat dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, program home room dan kunjungan lapangan. Dari berbagai metode yang telah ada dalam pemberian layanan informasi ini, maka dalam pelaksanaan layanan informasi ini penulis memilih metode yang sesuai dengan pelaksanaannya yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi.4.2. Langkah-langkah Penyajian Informasi1. Langkah Persiapana) Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasannya Menetapkan sasaran penerima informasi yang disiapkan Menetapkan informasi yang dibutuhkan siswa Menilai apakah informasi yang diberikan cukup akurat dan up to date. Ada hubungannya dengan hal-hal diketahui siswa.b) Mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi yang meliputi jumlah peserta dan karakteristik pesertac) Mengetahui sumber-sumber informasi yang pasti.d) Menetapkan teknik penyampaian informasi dengan mempertimbangkan beberapa hal : Cocok dengan tujuan, isi dan sumber; dapat menarik perhatian siswa; konsekuensi waktu, biaya, dan pengorganisasiannya.e) Menetapkan jadwal dan waktu kegiatanf) Menetapkan cara mengevaluasi pelaksanaan program layanan informasi2. Langkah pelaksanaan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan layanan informasi : Usaha menarik minat dan perhatian siswa. Siapan peran siswa secara sistematis dan sederhana sehingga jelas isi dan manfaatnya. Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Bila menggunakan teknik karya wisata dan pemberian tugas, persiapan sebaik-baiknya sehingga setiap siswa mengetahui apa yang harus diperhatikan apa yang harus dicatat dan apa yang harus dilakukan. Penyajian informasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan siswa. Pemberi informasi hendaknya disesuaikan dengan kualifikasi personil staf bimbingan.3. Langkah EvaluasiGuru pembimbing hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan layanan informasi. Langkah evaluasi ini seringkali dilupakan sehingga tidak diketahui sejauh mana siswa mampu menagkap informasi.Kriteria keberhasilan layanan informasi sebagai berikut : Jika para siswa telah dapat menyesuiakan diri sebaik-baiknya dengan lingkungannya. Jika para siswa telah memperoleh sebanyak-banyaknya sumber informasi.4.3. Pelaksana dan Peserta Program Layanan InformasiPelaksana 1) Kepala sekolahPada pelaksanaan kegiatan program layanan informasi kepala sekolah memiliki tugas atau peranan sebagai barikut : Menyusun program sekolah secara keseluruhan, termasuk menyusun secara kolektif program bimbingan yang bersifat komprehensif. Mengusahakan bentuk-bentuk pembinaan intern yang intensif melalui rapat rutin, incidental, konfrensi kasus, dsb. Mengkoordinasikan bentuk kegiatan bimbingan konseling dengan kegiatan guru bidang studi. Mengusahakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh bimbingan konseling. Mendorong para petugas bimbingan konseling untuk melaksanakan tugasnya, serta menciptakan situasi yang menggairahkan kerja petugas bimbingan dan konseling. Menggali berbagai sumber informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan bimbingan konseling. Mengawasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling.2) KonselorDalam sekolah konselor atau biasa disebut sebagai guru BK memiliki berbagai tugas atau peranan guna mendukung pelaksanaan kegiatan layanan dalam bimbingan dan konseling, sehingga dalam pelaksaan kegiatan berbagai jenis layanan dapat berjalan lancar. Berikut tugas guru BK : Mengkoordinasikan penyusunan program bimbingan dan konseling. Memberikan garis-garis kebijakan umum kegiatan bimbingan konseling. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program bimbingan konseling. Memberikan laporan kegiatan kepada kepala sekolah. Membantu para siswa dalam memahami dan menyesuaiakan diri sendiri, lingkungan sekolah, dan lingkungan social. Menyelenggarakan prtemuan dan mengadakan konsultasi dengan guru, wali kelas, dan staf sekolah. Melaksanakan bimbingan kolompok dan konseling individual Mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menafsirkan data,serta dipergunakan untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Memberikan berbagai informasi kepada siswa sehubungan dengan pendidikan dan pekerjaan. Mengadakan kerjasama dengan instansi lain berkaita dengan penyelenggaraan program bimbingan konseling. Memilih dan mempergunakan instrument sesuai kewenangannya untuk kepentingan bantuan siswa. Bersama guru membantu siswa memilih pengalaman kegiatan kurikulum yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Mengadakan evaluasi dan studi tindak lanjut berkaitan dengan perbaikan program bimbingan konseling3) GuruSebagai personalia pendukung sekaligus pembantu dalam pelaksanaan program layanan informasi, guru memiliki peranan sebagai berikut : Memberikan informasi mengenai mata pelajaran yang akan diampu. Memberikan informasi tentang siswa kepada konselor Memberikan layanan pengajaran Membantu pemecahan masalah siswa sesuai kewenangannyaPesertaDalam pelaksanaan program layanan infomasi ini peserta sasarannya adalah seluruh siswa yang membutuhkan berbagai informasi. Di dalam semua jenis layanan konseling dapat terungkap perlunya klien menguasai informasi tertentu, khususnya dalam kaitannya dengan permasalahan yang sedang dialami. Untuk memenuhi keperluan itu, konselor biasanya mengupayakan agar informasi itu dapat diperoleh klien. Dengan cara seperti itu layanan informasi telah terintegrasikan ke dalam jenis-jenis layanan konseling lainnya

4.4. Alokasi Waktu Pelaksanaan Program Layanan OrientasiKegiatan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan diluar jam pelajaran sekolah ini dapat mencapai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah (SK Mendikbud No.25/O/1995). Pelaksanaan kegiatan program layanan informasi ini dilaksanakan diluarkan jam pelajaran, misalnya bisa saja siswa datang ke ruang BK saat jam istirahat ataupun setelah jam pelajaran selesai. Tempat pelaksanaan layanan informasi ini yaitu SMA Negeri 7 Surakarta. Peserta dari layanan informasi ini adalah seluruh siswa sekolah yang ingin memperoleh suatu informasi yang dibutuhkan. Waktu dan tempat penyelenggaraan layanan informasi sangat tergantung pada format dan isi layanan. Format klasikal dan isi layanan yang terbatas untuk para siswa dapat diselenggarakan di kelas-kelas menurut jadwal pembelajaran sekolah. Layanan informasi dengan acara khusus memerlukan waktu dan tempat tersendiri yang perlu diatur secara khusus.4.5. Cara Mengevaluasi Program Pelaksanaan Layanan OrientasiSesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, penilaian hasil layanan informasi difokuskan kepada pemahaman para peserta terhadap informasi yang menjadi isi layanan. Unsur U ( Understanding ) sangat dominan. Pemahaman para peserta layanan itu lebih jauh dapat dikaitkan dengan kegunaan bagi peserta dan apa yang akan dilakukan peserta berkenaan dengan informasi yang diperolehnya itu.4.6. Pendekatan dan Teknik dalam Layanan InformasiLayanan informasi diselenggarakan secara langsung dan terbuka dari konselor kepada pada para pesertanya. Berbagai teknik dan media yang bervariasi dan luwes dapat digunakan dalam forum dengan format klasikal dan kelompok. Format individual dapat diselenggarakan untuk peserta khusus dengan, informasi khusus dan biasanya terkait dengan layanan konseling lainnya.1. Ceramah, Tanya Jawab dan DiskusiCara penyampaian informasi yang paling biasa dipakai adalah ceramah yang diikuti dengan tanya jawab. Untuk mndalami informasi tersebut dapat dilakukan diskusi diantara para peserta.2. Mediaa) Dalam penyampaian informasi dapat digunakan media pembantu berupa alat peraga, media tulis dan grafis serta perangkat dan program elektronik (seperti radio, televisi, rekaman, komputer, OHP, LCD ). Selain itu papan informasi merupaka media yang cukup efektif apabila dikelola dengan baik dan baahn sajinya aktual.b) Informasi dikemas dalam rekaman dengan perangkat kerasnya (rekaman audio, video, komputer) digunakan dalam layanan informasi yang bersifat mandiri dalam arti peserta layanan atau klien sendiri dapat memperoleh dan mengolah informasi yang diperlukan.3. Acara KhususMelalui acara khusus di sekolah misalnya dapat digelar Hari Kartini, Hari Anti Narkoba, Hari KB, Hari Keberhasilan Lingkungan yang didalam nya ditampilkan informasi tentang karir dalm spektrum yang luas. Berbagai kegiatan sebagaimana tersebut di atas diselenggarakan dalam waktu yang lebih lama, satu hari atau lebih.4. NarasumberPenyelenggaraan layanan informasi tidak dimonopoli oleh konselor, pihak-pihak lain dapat diikutsertakan. Dalam hal ini peranan nara sumber sangat dominan. Sesuai dengan isi informasi dan para pesertanya, nara sumber diundang untuk menyajikan informasi yang dimaksudkan.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULAN Layanan orientasi merupakan layanan bimbingan yang dikoordinir guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas, dengan tujuan membantu mengorientasi (mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa (juga pihak lain yang dapat memberi pengaruh terutama orang tuanya) dari situasi lama kepada situasi yang baru seperti pada masa orientasi siswa baru (MOS).Langkah-langkah dalam penyajian informasi meliputi langkah persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pendekatan dan teknik dalam layanan informasi meliputi ceramah,tanya jawabdan diskusi, media, acara khusus, nara sumber, waktu dan tempat, penilaian dan keterkaitan.Layanan informasi ialah kegiatan bimbingan yang bermaksud membantu siswa untuk mengenal lingkungannya yang sekirannya dapat dimanfaatkan untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Dalam layanan informasi terlibat tiga komponen pokok yaitu konselor, peserta dan informasi. Data yang digunakan dalam layanan informasi digolongkan dalam empat bagian utama yaitu informasi pendidikan /belajar, informasi pekerjaan/ karir, informasi sosial, dan informasi pribadi.Langkah-langkah dalam penyajian informasi meliputi langkah persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pendekatan dan teknik dalam layanan informasi meliputi ceramah,tanya jawabdan diskusi, media, acara khusus, nara sumber, waktu dan tempat, penilaian dan keterkaitan.B. SARANLayanan orientasi diharapkan menghantar siswa untuk mengenal lingkungan sekolah yang baru serta mampu beradaptasi dengan baik dilingkungan yang baru. Dalam pelaksanaan program pelayanan ini acara orientasi dapat dikemas semenarik mungkin agar dapat berkesan bagi siswa. Layanan orientasi diselenggarakn oleh konselor atau guru BK dan bantuan siswa OSIS serta diikuti oleh seluruh siswa baru.Layanan informasi diharapkan memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Informasi itu harusnya diolah dan digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya. Layanan informasi diselenggarakan oleh konselor dan diikuti oleh seseorang atau lebih peserta.

DAFTAR PUSTAKARidwan.1998. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:Pustaka BelajarWinkel.1981. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta:GramediaHariastuti, Retno Tri. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University Press.Nursalim, Mochamad dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University Press.Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang.file:///G:/BK/Catatan-ku%20%20Makalah%20Layanan%20Informasi.html

23