jiwa

Embed Size (px)

Citation preview

JUDUL: Terapi Rehabilitasi pada Pasien dengan Gangguan SkizoafektifABSTRAK: Gangguan Skizoafektif merupakan sebuah gangguan yang yang dicirikan dengan adanya gejala definitif skizofrenia dan gangguan afektif yang sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama. Penggunaan farmakoterapi saja dalam pengobatan pasien dengan skizofrenia maupun skizoafektif diketahui masih belum memberikan hasil yang maksimal, sehingga pendekatan secara psikososial dengan cara rahabilitasi psikososial sangat direkomendasikan, karena akan memberikan hasil penyembuhan yang lebih maksimal. Rehabilitasi psikososial yang diberikan bisa berupa edukasi keluarga, terapi kerja dan terapi sosial. ISI: Seorang pasien wanita, 35 tahun, datang ke poli Jiwa untuk kontrol rutin dan mengambil obat. Pasien mengeluh masih merasa kesulitan tidur. Bisikan-bisikan suara yang menghina, menyuruh, dan mengancam masih sering didengar hampir setiap hari. Kadang-kadang pasien melihat bayangan hitam dengan bentuk tidak jelas yang berusaha melukai. Dari hasil pemeriksaan dokter, pasien memiliki mood yang elevasi, selalu terkikik-kikik tiap menjawab pertanyaan, dengan halusinasi yang tidak kongruen mood. Pasien memiliki riwayat menderita Gangguan Skizoafektif Tipe Manik sejak 7 tahun yang lalu.DIAGNOSIS: F25.0 (Gangguan Skizoafektif Tipe Manik)TERAPI: Depakote 3x250mg, Risperidone 1x2mg (initial dose)DISKUSI: Seorang wanita, 35 tahun, dengan riwayat Gangguan Skizoafektif Tipe Manik sejak 7 tahun yang lalu. Pedoman Diagnostik PPDGJ III untuk F20 Skizofrenia:Harus ada sedikitnya satu gejala berikut yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):thought eco, thought insertion or withdrawal, atau thought broadcastingdelusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, atau delusion of perceptionHalusinasi auditorikWaham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggaptidak wajar dan sesuatu yang mustahilAtau paling sedikit ada dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ole hide-ide berlebihan (over valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerusArus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologismePerilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stuporGejala-gejala negatuf yang jelas tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptikaGejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan lebihHarus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tidak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.Pedoman Diagnostik PPDGJ III untuk Gangguan Afektif/MoodKelainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya ke arah depresi (dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya), atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas, dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu, atau mudah dipahami hubungannya dengan perubahan tersebut.F30 Episode ManikKesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu episode manik tunggal. Jika ada episode afektif (depresif, manik, hipomanik) sebelumnya atau sesudahnya, termasuk gangguan afektif bipolar (F31.-)Pedoman Diagnostik PPDGJ III untuk F25 Gangguan SkizoafektifDiagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitive adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda.Beberapa pasien dapat megalami episode skizoafektif berulang, baikberjenis manik (F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua episode skizoafektif terselip di antara episode manik atau depresif (F30-F33).F 25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe ManikPedoman Diagnostik:Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manikAfek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tidak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncakDalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (pedoman diagnostic skizofrenia a sampai d)Pada pasien ini, diagnosis inilah yang paling memenuhi kriteria sesua dengan gejala yang ada, seperti: Peningkatan afek ke arah elevasi mood bersamaan dengan adanya halusinasi tidak kongruen mood, dimana kedua-duanya sangat menonjol pada waktu yang bersamaan.F 30.2 Mania dengan Gejala PsikotikBentuk klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari F30.1 (mania tanpa gejala psikotik)Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham kebesaran (delusion of grandeur), iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar (delusion of persecution). Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut (mood-congruent).Diagnosis ini bisa disingkirkan mengingat bahwa pada pasien ini halusinasi nya sangat menonjol berupa halusinasi tidak kongruen mood, yang tentu saja tidak sesuai dengan butir kedua. Dalam PPDGJ III juga telah disebutkan bahwa perlu dipertimbangkan diagnosis banding dari gangguan ini yaitu: F25.0 Skizoafektif tipe manik bila terdapat ketidaksesuaian gejala afek denfan waham dan halusinasi/mood incongruent, sangat menonjol.Berdasarkan penelitian berjudul An Evaluation of the Shanghai Mental Health Service Schizophrenia Rehabilitation Program yang dilakukan oleh LingYi Pan dkk. di tahun 2008, didapatkan hasil bahwa pasien skizofrenia akan mendapatkan hasil perbaikan kualitas hidup apabila farmakoterapi mereka dikombinasikan juga dengan psikoterapi. Penggunaan farmakoterapi saja dalam pengobatan pasien dengan skizofrenia diketahui masih belum memberikan hasil yang maksimal, sehingga pendekatan secara psikososial dengan cara rahabilitasi psikososial sangat direkomendasikan, karena akan memberikan hasil penyembuhan yang lebih maksimal.Psikoterapi yang dilakukan bisa berfokus pada beberapa hal, diantaranya adalah:Edukasi keluargaKeluarga harus diedukasi tentang penyakit pasien. Meskipun pada pasien ini keluarga sudah paham bahwa Os sakit dan Os harus minum obat rutin, butuh perhatian lebih dari kedua orang tua, mereka juga harus paham bahwa Os perlu dilatih. Mereka harus mengerti bahwa penyakit Os sulit untuk disembuhkan seperti pada saat sebelum sakit dan juga mereka harus tahu bahwa Os perlu dilatih lagi agar bisa mandiri, bukan hanya melakukan pekerjaan rumah. Apalagi Os hanya tinggal bertiga dengan kedua orangtuanya yang sudah berusia lanjut.Terapi kerjaOs memiliki ketrampilan sebagai seorang penjahit. Dengan terapi kerja, kita bisa memberikan solusi agar Os kembali membuka jasa menjahit. Atau jika menjahit masih terlalu sulit, kita bisa memberi solusi agar Os diajak untuk bertani di sawah bersama dengan kedua orangtuanya. Sehingga Os akan memiliki aktivitas yang lebih bermanfaat, bukan hanya pekerjaan sederhana di rumah. Dengan terapi kerja juga bisa membangun self-esteem dari Os sendiri, sehingga bisa mengurangi kekambuhan Os.Terapi sosialEdukasi kepada lingkungan sekitar tentang penyakit Os dan bahwa mereka harus memperlakukan Os seperti biasa, tidak menjauhi atau menghinanya karena itu akan menghambat penyembuhan Os dan menimbulkan stressor baru bagi Os yang bisa membuatnya kambuh. Kita bisa melakukan edukasi pada teman dekat Os dulu, lalu kita mengajak teman dekat Os itu untuk menginformasikannya pada tetangga yang lain.KESIMPULAN: Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan psikiatri, didapatkan diagnosis F25.0 (Gangguan Skizoafektif Tipe Manik). Hal ini sesuai dengan butir diagnosis dari PPDGJ III yaitu perlu dipertimbangkan diagnosis F25.0 (Skizoafektif tipe manik) bila terdapat ketidaksesuaian gejala afek denfan waham dan halusinasi/mood incongruent, sangat menonjol seperti yang ditemukan pada pasien ini. Terapi rehabilitasi sebaiknya diberikan kepada pasien dengan Gangguan Skizoafektif disamping terapi farmakologi. Karena penelitian membuktikan terapi rehabilitasi dapat memberikan hasil penyembuhan yang lebih maksimal.DAFTAR PUSTAKAKaplan dan Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi Ketujuh Jilid Dua. Binarupa Aksara. JakartaLingYi et.al. 2011. An Evaluation of the Shanghai Mental Health Service Schizophrenia Rehabilitation Program. American Journal of Psychiatric Rehabilitation edisi 14 hlm 287-306Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. PT Nuh-Jaya. JakartaPENULIS: Lisa Nilamsari, Bagian Psikiatri, RSUD Panembahan Senopati, Kab. Bantul, Yogyakarta.