Upload
annanta-erfrandau
View
216
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
managemen keperawatan
Citation preview
xxvi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Kesehatan
1. Pengertian pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi
dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin
secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan, pelayanan juga dapat
diartikan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain (Hasyim, 2006).
2. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan
yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Pelayanan
kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama
dimana setiap rumah sakit bertanggung jawab gugat terhadap penerima
jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan
yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa
pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada kualitas
yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya yang dapat
dipertanggung jawabkan (Ely Nurachma, 2007).
Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat
(consumer satifaction), melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi
pelayanan (provider satisfaction), pada institusi pelayanan yang
10
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxvii
diselenggarakan secara efisien (institutional satisfaction). Interaksi ketiga
pilar utama pelayanan kesehatan yang serasi, selaras, dan seimbang,
merupakan panduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan
pelayanan kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care) (Ahmad
Djojosugitjo, 2001).
3. Faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan
Menurut Nurrachmah (2001) kelancaran pelayanan keperawatan
di suatu ruang rawat baik rawat inap maupun rawat jalan dipengaruhi
oleh beberapa aspek antara lain: a) Visi, misi dan tujuan rumah sakit
yang dijabarkan secara lokal ruang rawat. b) Stuktur organisasi lokal,
mekanisme kerja ( standar – standar ) yang dilakukan di ruang rawat. c)
Sumber daya manusia keperawatan yang memadai baik kualitas maupun
kuantitas. d) Metode penugasan/pemberi asuhan dan landasan model
pendekatan kepada klien yang ditetapkan. e) Tersedianya berbagai
sumber/fasilitas yang mendukung pencapaian kualitas pelayanan yang
diberikan. f) Kesadaran dan motivasi dari seluruh tenaga keperawatan
yang ada. g) Komitmen dari pimpinan rumah sakit.
Menurut Ahmad Djojosugitjo (2001) ada 4 aspek yang
mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan antara lain :
a. Jumlah petugas
Jumlah petugas merupakan salah satu aspek yang menunjang
pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Keadaan petugas yang
kurang menyebabkan penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan tidak
11
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxviii
maksimal dan kurang memenuhi kepuasan pasien atas pelayanan
yang diberikan. Selain itu, petugas sendiri akan mengalami
kewalahan dalam menjalankan tugasnya yang pada nantinya akan
menurunkan tingkat kemampuan kerja yang diberikan petugas
kepada pasien di rumah sakit.
b. Ketanggapan petugas
Ketanggapan petugas berhubungan dengan aspek kesigapan dari
petugas dalam memenuhi kebutuhan pasien akan pelayanan yang
diinginkan. Tingkat kesigapan dari petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan merupakan salah satu aspek yang
mempengaruhi penilaian pasien atas mutu pelayanan yang
diselenggarakan.
c. Kehandalan petugas
Kehandalan berhubungan dengan tingkat kemampuan dan
ketrampilan yang dimiliki petugas dalam menyelenggarakan dan
memberikan pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Tingkat
kemampuan dan ketrampilan yang kurang dari tenaga kesehatan
tentunya akan memberikan pelayanan yang kurang memenuhi
kepuasan pasien sebagai standar penilaian terhadap mutu pelayanan.
d. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas
Fasilitas merupakan sarana bantu bagi instansi dan tenaga kesehatan
dalam menyelenggarakan pelayanan kepada pasien di rumah sakit.
12
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxix
Keadaan fasilitas yang memadai akan membantu terhadap
penyelenggaraan pelayanan kepada pasien.
Menurut Djunaidi, et. al ( 2006 ) kepuasan terhadap
pelayanan yang diberikan dapat dilihat dari lima dimensi antara lain :
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, pegawai,
dan sarana komunikasi.
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan.
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
tanggap.
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan
sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya
maupun resiko.
e. Empaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
B. Unit Gawat Darurat ( UGD )
1. Pengertian unit gawat darurat
Unit Gawat Darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit
yang memberikan pelayanan kepada penderita gawat darurat dan
13
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxx
merupakan bagian dari rangkaian yang perlu diorganisir. Tidak semua
rumah sakit harus mempunyai bagian gawat darurat yang lengkap dengan
tenaga memadai dan peralatan canggih, karena dengan demikian akan
terjadi penghamburan dana dan sarana. Oleh karena itu pengembangan
unit gawat darurat harus memperhatikan dua aspek yaitu : sistim rujukan
penderita gawat darurat dan beban kerja dalam menanggulangi penderita
gawat darurat.
Suatu unit gawat darurat ( UGD ) harus mampu memperhatikan
pelayanan dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem medis
akut. Pelayanan unit gawat darurat harus mampu mencegah kematian dan
cacat, melakukan rujukan, menanggulangi korban bencana.
2. Kriteria unit gawat darurat
Kriteria unit gawat darurat adalah : a) unit gawat darurat harus
buka 24 jam, b) unit gawat darurat juga harus melayani penderita-
penderita “false emergency” tetapi tidak boleh mengganggu/ mengurangi
mutu pelayanan penderita gawat darurat, c) unit gawat darurat sebaiknya
hanya melakukan “primary care”. Sedangkan “definitive care”
dilakukan ditempat lain dengan cara kerja sama yang baik, d) unit gawat
darurat harus meningkatkan mutu personalia maupun masyarakat
sekitarnya dalam penanggulangan penderita gawat darurat, e) unit gawat
darurat harus melakukan riset guna meningkatkan mutu/kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat sekitarnya ( Depkes RI, 1992 ).
14
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxxi
C. Peran Perawat
1. Pengertian peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap kedudukan dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil
(Ali, 2002).
Setiap peran memiliki 3 elemen, yaitu (Blais, 2006) :
a. Peran Ideal
Peran ideal mengacu pada hak dan tanggung jawab terkait peran
yang secara sosial dianjurkan atau disepakati.
b. Peran yang dipersepsikan
Peran yang mengacu pada bagaimana penerima peran (orang yang
menerima peran) percaya dirinya harus berperilaku dalam peran
tersebut.
c. Peran yang ditampilkan
Peran yang mengacu pada apa yang sebenarnya dilakukan oleh
penerima peran.
2. Pengertian perawat
Perawat adalah tenaga profesional yang mempunyai pendidikan
dalam sistem pelayanan kesehatan. Kedudukannya dalam sistem ini
adalah anggota tim kesehatan yang mempunyai wewenang dalam
penyelenggaraan pelayanan keperawatan (Kozier, Barbara, 1995).
15
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxxii
Tugas pokok perawat menurut Kep Men PAN No 94 Th 2001
tentang jabatan fungsional perawat adalah memberikan pelayanan
keperawatan berupa asuhan keperawatan/kesehatan individu, keluarga,
kelompok, masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, serta pembinaan
peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian dibidang
keperawatan/kesehatan.
3 fungsi perawat : fungsi keperawatan mandiri (independen),
fungsi keperawatan ketergantungan (dependen), dan fungsi keperawatan
kolaboratif ( interdependen ) ( Kozier, 1991 ).
3. Peran Perawat
Peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh
perawat untuk menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki ( Gaffar, 1999 ).
Perawat juga berperan sebagai advokat atau pelindung klien,
yaitu membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan
mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan yang berasal dari
pengobatan atau tindakan diagnostik tertentu. Peran inilah yang belum
tampak dikembangkan institusi kesehatan di Indonesia, perawat masih
sebatas menerima delegasi dari profesi kesehatan yang lain tanpa
mempertimbangkan akibat dari tindakan yang akan dilakukan apakah
aman atau tidak bagi kesehatan klien. Manajer kasus juga merupakan
16
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxxiii
salah satu peran yang dapat dilakoni oleh perawat, disini perawat
bertugas untuk mengatur jadwal tindakan yang akan dilakukan terhadap
klien oleh berbagai profesi kesehatan yang ada di rumah sakit untuk
meminimalisasi tindakan penyembuhan yang saling tumpang tindih dan
memaksimalkan fungsi terapeutik dari semua tindakan yang akan
dilaksanakan terhadap klien ( Potter dan Perry, 2005 ).
4. Peran Perawat di Rumah Sakit
Hasil Lokakarya Nasional 1983 dikutip oleh Ali, 2002 peran
perawat mencakup :
a. Perawat sebagai pelaksana pelayanan kesehatan.
Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang paling
kompleks, secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Ini merupakan peran
utama dari perawat, dimana perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan yang professional, menerapkan ilmu atau teori, prinsip,
konsep dan menguji kebenarannya dalam situasi nyata, apakah
kriteria profesi dapat ditampilkan dan sesuai dengan harapan
penerima jasa keperawatan. Masyarakat mengharapkan perawat
mempunyai kemampuan khusus untuk menanggulangi masalah-
masalah individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Perawat
harus menguasai konsep-konsep dalam lingkup kesehatan dan
melatih diri sehingga dapat memiliki kemampuan tersebut.
17
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxxiv
Kemampuan ini diperoleh selama masa pendidikan dan dimantapkan
saat menjalankan tugasnya di sarana pelayanan kesehatan.
b. Perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan.
Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik
di masyarakat maupun di dalam institusi dalam mengelola pelayanan
keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah atau program
pendidikan keperawatan. Sebagai administrator bukan berarti
perawat harus berperan dalam kegiatan administrasi secara umum.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam sistem
pelayanan kesehatan tetap bersatu dalam profesi lain dalam
pelayanan kesehatan. Setiap tenaga kesehatan adalah anggota
potensial dalam kelompoknya dan dapat mengatur, merencanakan,
melaksanakan dan menilai tindakan yang diberikan, mengingat
perawat merupakan anggota profesional yang paling lama bertemu
klien, maka perawat harus merencanakan, melaksanakan dan
mengatur berbagai alternatif terapi yang harus diterima oleh klien.
Tugas ini menuntut adanya kemampuan managerial yang handal dari
perawat.
c. Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan.
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran
ilmu keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga
kesehatan lainnya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam
18
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxxv
keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah
laku merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan.
Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. Perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan.
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator)
dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif,
cepat tanggap terhadap rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini
dapat diperoleh melalui kegiatan riset atau penelitian. Penelitian
pada hakikatnya adalah melakukan evaluasi, mengukur kemampuan,
menilai dan mempertimbangkan sejauh mana efektivitas tindakan
yang telah diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat dapat
menggerakkan orang lain untuk berbuat sesuatu yang baru
berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu perawat
dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan, memanfaatkan
media massa atau media informasi lain dari berbagai sumber. Selain
itu perawat perlu melakukan penelitian dalam rangka :
mengembangkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek
profesi keperawatan khususnya pelayanan keperawatan pendidikan
keperawatan dan administrasi keperawatan. Perawat juga menunjang
pengembangan di bidang kesehatan dengan berperan serta dalam
kegiatan penelitian kesehatan.
19
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxxvi
Adapun peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan
adalah sebagai berikut :
a. Pemberi perawatan langsung ( care giver ) : perawat
memberikan bantuan secara langsung pada klien dan keluarga
yang mengalami masalah terkait dengan kebutuhan keamanan.
b. Pendidik, perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan
kepada klien dan keluarga agar klien dan keluarga melakukan
program asuahan kesehatan keluarga terkait dengan kebutuhan
keamanan secara mandiri, dan bertanggung jawab terhadap
masalah keamanan keluarga.
c. Pengawas kesehatan, perawat harus melakukan “home visit”
atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau
melakukan pengkajian tentang kebutuhan keamanan klien dan
keluarga.
d. Konsultan, perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam
mengatasi masalah keamanan keluarga. Agar keluarga mau
meminta nasehat kepada perawat maka hubungan perawat-
keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap
terbuka dan dapat dipercaya.
e. Kolaborasi, perawat juga harus berkerja sama dengan lintas
program maupun secara lintas sektoral dalam pemenuhan
kebutuhan keamanan keluarga untuk mencapai kesehatan dan
keamanan keluarga yang optimal.
20
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxxvii
f. Fasilitator, perawat harus mampu menjembatani dengan baik
terhadap pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keluraga
sehingga faktor risiko dalam ketidak pemenuhan kebutuhan
keamanan dapat diatasi.
g. Penemu kasus / masalah, perawat mengidentifikasi masalah
keamanan secara dini, sehingga tidak terjadi injuri atau risiko
jatuh pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
keamanannya.
h. Modifikasi lingkungan, perawat harus dapat memodifikasi
lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta
lingkungan yang sehat dalam menunjang pemenuhan kebutuhan
keamanan.
5. Peran Perawat Secara Umum
Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1989 terdiri dari:
a. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan
perawat dengan mempertahankan keadaan kebutuhan dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan
diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan
tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Asuhan
21
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxxviii
keperawatan yang diberikan dari hal ini yang sederhana sampai
dengan yang kompleks.
b. Peran sebagai advokat ( pembela pasien )
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien, keluarga dalam
menginterprestasikan berbagi informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat
berperan mempertahankan dan melindungi hak – hak pasien yang
meliputi hak atas pelayanan yang sebaik – baiknya, hak atas
informasi tentang penyakitnya, hak privasi, hak untuk menentukan
nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
c. Peran sebagai edukator ( pendidik )
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan
yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien
setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
d. Peran sebagai koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.
22
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xxxix
e. Peran sebagai kolaborator ( kerjasama )
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari : dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lainnya dengan
berupanya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
f. Peran sebagai konsultan ( penasihat )
Yaitu sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
g. Peran sebagai pembaharu ( peneliti )
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sitematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
6. Batasan Peran Keperawatan
Lima determinan yang saat ini membentuk batasan peran keperawatan:
a. Kerangka teoritis dan konseptual mengidentifikasi konsep-konsep
keperawatan dan menyebutkan hubungan antar konsep-konsep
tersebut. Kerangka kerja konseptual memberikan perawat suatu
pemahaman mengenai penerima asuhan keperawatan, apa yang
menjadi bagian dari kesehatan dan lingkungan, dan bagaiman hal ini
mempengaruhi tujuan dan tindakan keperawatan.
23
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xl
b. Proses keperawatan, atau metode pemecahan masalah ilmiah standar
yang digunakan perawat ditatanan klinis. Proses keperawatan
menentukan tindakan keperawatan yang sesuai untuk setiap klien.
c. Standar praktik keperawatan ditetapkan oleh profesi keperawatan.
Standar praktik berisi garis besar fungsi keperawatan dan tingkat
mutu yang sangat baik yang dibutuhkan perawat. Standar ini juga
menetapkan etika dan kewajiban legal perawat kepada klien dan
orang pendukungnya, kepada pemimpin dan kepada masyarakat.
d. Undang-undang praktik keperawatan atau hukum lisensi
keperawatan mengenai yurisdiksi khusus yang secara legal
menetapkan cakupan praktik keperawatan.
e. Kode etik nasional dan internasional bagi perawat adalah landasan
untuk praktik keperawatan. Kode etik menguraikan hubungan
perawat dengan klien, orang-orang pendukung, kolega, pengusaha
dan masyarakat.
7. Macam – macam fungsi peran perawat di unit gawat darurat menurut
Aryatmo ( 1993 ) yaitu : a) Mengkaji kebutuhan perawatan penderita,
keluarga dan masyarakat, serta sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan tersebut. b) Mengevaluasi hasil pelayanan keperawatan.
c) Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari dan
melaksanakan penelitian guna meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkan ketrampilan, baik dalam praktek maupun dalam
pendidikan keperawatan. d) Mengelola pelayanan perawatan di rumah
24
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xli
sakit. e) Mengutamakan perlindungan dan keselamatan penderita dalam
melaksanakan tugas keperawatan. f) Memfasilitasi rujukan dalam rangka
menyelesaikan rujukan masalah kegawat daruratan. g) Memberi
pelayanan secara multi disiplin. h) Mendokumentasikan dan
komunikasikan informasi tentang pelayanan yang telah diberikan serta
kebutuhan untuk tindak lanjut. i) Mengatur waktu secara efisien
walaupun informasi terbatas.
8. Standar praktik keperawatan
a. Pengertian standar keperawatan
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat
profesional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien
dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan
atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya.
Menurut CHS (1983) praktik keperawatan sebagai tindakan
keperawatan profesional menggunakan pengetahuan teoritik yang
mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar ( biologi, fisika,
biomedik, perilaku, dan sosial ) dan ilmu keperawatan dasar, klinik
dan komunitas sebagai landasan untuk melakukan asuhan
keperawatan. Untuk memenuhi tuntutan dan mengikuti
perkembangan yang terjadi, maka perawat perlu memilki
pengetahuan, ketrampilan dan sikap profesional termasuk
ketrampilan teknikal dan interpersonal.
25
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xlii
ICN mendefinisikan praktik keperawatan sebagai cara untuk
membantu individu atau kelompok mempertahankan atau mencapai
kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan yang mengkaji
status kesehatan klien, menetapkan diagnosa keperawatan, rencana,
tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan dan mengevaluasi
respon klien terhadap intervensi yang diberikan.
Standar praktik keperawatan adalah norma atau penegasan
tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat
dan benar, yang dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan
keperawatan serta merupakan tolok ukur dalam penilaian
penampilan kerja seorang perawat. Standar merupakan pertanyaan
yang absah, model yang disusun berdasarkan wewenang, kebiasaan
atau kesepakatan mengenai apa yang memadai dan sesuai, dapat
diterima dan layak dalam praktik keperawatan. Standar praktik
menguraikan apa yang harus dilakukan, mengidentifikasi tanggung
jawab, dan pelaksanaan tanggung jawab tersebut (Nursalam, 2002).
b. Tujuan standar keperawatan
Tujuan standar keperawatan menurut Gillies ( 1989 ) adalah 1)
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, 2) mengurangi biaya
asuhan keperawatan, 3) melindungi perawat dari kelalaian dalam
melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak
terapeutik.
26
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xliii
c. Standar praktik keperawatan menurut Depkes RI, 1996 meliputi:
1. Standar 1, pengumpulan data tentang status kesehatan
klien/pasien dilakukan secara sistematik dan berkesinambungan.
Data dapat diperoleh, dikomunikasikan dan dicatat.
2. Standar 2, diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data
status kesehatan.
3. Standar 3, rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang
dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
4. Standar 4, rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan
pendekatan tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk
mencapai tujuan yang disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan.
5. Standar 5, tindakan keperawatan memberikan kesempatan klien
/ pasien untuk berpartisipasi dalam peningkatan, pemeliharaan,
dan pemulihan kesehatan.
6. Standar 6, tindakan keperawatan membantu klien / pasien untuk
mengoptimalkan kemampuan untuk hidup sehat.
7. Standar 7, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan
ditentukan oleh klien / pasien dan perawat.
8. Standar 8, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan
memberi arah untuk melakukan pengkajian ulang, pengaturan
kembali urutan prioritas, penetapan tujuan baru dan perbaikan
rencana asuhan keperawatan.
27
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xliv
D. Kerangka Teori
INPUT PROSES OUTPUT
Gambar 2.1 Kerangka Teori
(Nurrachmah, 2001; Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1989)
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dll). Didalam penelitian hanya
terdapat satu variabel independent (bebas) yaitu peran perawat dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan.
Pelayanan keperawatan : 1. Visi, misi & tujuan
rumah sakit 2. Struktur organisasi &
mekanisme kerja 3. Sumber daya manusia 4. Metoda penugasan 5. Sumber dan fasilitas
pendukung 6. Kesadaran & motivasi
tenaga perawat 7. Komitmen pimpinan
rumah sakit
Peran Perawat : 1. Pemberi asuhan 2. Advokat (Pembela) 3. Edukator (Pendidik) 4. Koordinator 5. Kolaborator (kerjasama) 6. Konsultan (penasehat) 7. Pembaharu (peneliti)
Peningkatan Mutu
Pelayanan Keperawatan
28
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com