23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan pasien dengan kanker servix 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. (Stuart, 2006) Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketekutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutkan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. (Hawari,2001). 2. Respon individu terhadap kecemasan ( Stuart, 2006 ) a. Respon fisiologis 1) Kardiovaskuler : respon: Jantung berdebar, tekanan darah meningkat,palpitasi, rasa ingin pingsan. 2) Pernafasan : respon : sesak nafas, nafas dangkal, cepat, terengah- engah, rasa seperti tercekik, tekanan pada dada 3) Neuromuskuler : respon : reaksi terkejut, insomnia, tremor, rigiditas, Mondar-mandir, wajah tegang, tungkai melemah 4) Gastrointestinal : respon : kehilangan nafsu makan, mual, nyeri abdomen, diare, nyeri ulu hati, menolak makan 5) Saluran perkemihan : respon : sering berkemih, tidak dapat menahan kencing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

  • Upload
    duongtu

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan pasien dengan kanker servix

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan

dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki

objek yang spesifik. (Stuart, 2006)

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan

perasaan ketekutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutkan, tidak

mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih utuh, perilaku dapat

terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. (Hawari,2001).

2. Respon individu terhadap kecemasan ( Stuart, 2006 )

a. Respon fisiologis

1) Kardiovaskuler : respon: Jantung berdebar, tekanan darah meningkat,palpitasi,

rasa ingin pingsan.

2) Pernafasan : respon : sesak nafas, nafas dangkal, cepat, terengah- engah, rasa

seperti tercekik, tekanan pada dada

3) Neuromuskuler : respon : reaksi terkejut, insomnia, tremor, rigiditas,

Mondar-mandir, wajah tegang, tungkai melemah

4) Gastrointestinal : respon : kehilangan nafsu makan, mual, nyeri abdomen, diare,

nyeri ulu hati, menolak makan

5) Saluran perkemihan : respon : sering berkemih, tidak dapat menahan kencing

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

6) Kulit : respon : wajah kemerahan, telapak tangan berkeringat, gatal, wajah pucat,

rasa panas dan dingin pada kulit

b. Respon perilaku : Gelisah, tremor, reaksi terkejut, bicara cepat, kurang

koordinasi, menarik diri, menghindar, sangat waspada, ketegangan fisik

c. Respon kognitif : Perhatian terganggu, pelupa, konsentrasi buruk, hambatan berfikir,

lapang persepsi menurun, kreativitas menurun, produktivitas menurun, bingung, takut

kehilangan kendali, takut cedera atau kematian, mimpi buruk

d. Respon afektif : Mudah terganggu, tidak sabar, tegang, gugup, ketakutan,

kekhawatiran,kecemasan, malu, rasa bersalah

3. Faktor predisposisi

a. Pandangan psikoanalitis

Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian : Id

dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego

mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Fungsi cemas

mengingatkan ego bahwa ada bahaya

b. Pandangan interpersonal

Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan

interpersonal. Kecemasan berhubungan dengan perkembangan trauma seperti perpisahan

dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan fisik. Orang dengan harga diri yang rendah

mudah mengalami perkembangan kecemasan yang berat.

c. Pandangan perilaku

Kecemasan adalah sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Ada hubungan timbal balik antara konflik dan kecemasan, konflik

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

menimbulkan kecemasan, dan kecemasan menimbulkan perasaan tidak berdaya sehingga

meningkatkan konflik yang dialami

d. Kajian keluarga

Kecemasan biasanya terjadi dalam keluarga karena adanya konflik.

e. Kajian biologis

Bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang

meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama aminobutirat (GAMA), yang berperan

penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan kecemasan.

Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan

kemampuan individu untuk mengatasi stressor

4. Faktor presipitasi

a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau

penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari seperti karena trauma

fisik dan penyakit (Stuart,2006)

b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial

5. Menurut Smeltzer & Bare, 2001, Faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien adalah :

a. Faktor eksternal

1) Dukungan keluarga

Sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit.Anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan

dan bantuan yang diperlukan (Friedman,1998). Jenis dukungan keluarga adalah:dukungan

informatif, emosional, penilaian, dan instrumental.

2) Dukungan sosial

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

Dukungan sosial bahwa dirinya diperhatikan dan dicintai oleh orang lain, merasa dirinya

dianggap atau dihargai, dan membuat seseorang merasa bahwa dirinya bagian dari

jaringan komunikasi oleh anggotanya.(Smeltzer&Bare,2001)

b. Faktor internal

1) Potensi stressor

Merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan stressor psikososial

perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa mengadakan

adaptasi (Smeltzer & Bare,2001)

2) Maturitas

Individu yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar mengalami gangguan

akibat kecemasan, karena individu yang matur mempunyai daya adaptasi yang lebih

besar terhadap kecemasan

3) Pendidikan dan status ekonomi

Pendidikan dan status ekonomi yang rendah pada seseorang akan menyebabkan orang

tersebut mudah mengalami kecemasan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh

terhadap kemampuan berfikir, semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah

berfikir rasional dan menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah baru

(Stuart,2006)

4) Keadaan fisik

Seseorang yang mengalami gangguan fisik, penyakit kronis, penyakit keganasan akan

mudah mengalami kelelahan fisik, sehingga akan lebih mudah mengalami kecemasan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

5) Tipe kepribadian

Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan menderita gangguan

kecemasan, hal ini juga tergantung pada struktur atau tipe kepribadian seseorang. Orang

yang berkepribadian A akan lebih mudah mengalami gangguan akibat kecemasan

daripada orang dengan kepribadian B. Ciri-ciri orang yang berkepribadian A adalah :

tidak sabar, ambisius, menginginkan kesempurnaan, merasa terburu-buru Waktu, mudah

tersinggung, mudah gelisah. Sedang tipe B adalah orang yang penyabar, tenang, teliti,

dan rutinitas ( Stuart,2006)

6) Lingkungan dan situasi

Seseorang yang berada pada lingkungan yang asing akan mudah mengalami kecemasan

dibandingkan bila ia berada di lingkungan yang biasa ditempati

7) Usia

Seseorang yang mempunyai usia lebih muda ternyata lebih mudah mengalami gangguan

kecemasan daripada orang yang lebih tua, tetapi ada yang berpendapat sebaliknya.

8) Jenis kelamin

Gangguan kecemasan lebih sering dialami perempuan dibandingkan dengan laki-laki

6. Tingkat kecemasan (Stuart, 2006)

a. Kecemasan ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari , menyebabkan individu

menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Kecemasan ringan ini dapat

memotivasi belajar, dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan

kreativitas.

b. Kecemasan sedang

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

Individu berfokus pada hal yang menjadi perhatiannya saja dan penting dengan

mengesampingkan yang lain. Kecemasan ini mempersempit lapang pandang persepsi

individu. Individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfoku pada

lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya

c.Kecemasan berat

Kecemasan ini mengurangi lapang pandang persepsi individu. Individu berfokus pada

sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku

ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan

untuk berfokus pada area lain

d.Panik

Individu mengalami kehilangan kendali, sehingga tidak mampu melakukan sesuatu

walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbul kan

peningkatkan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan

orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.

7. Sumber dan Mekanisme Koping

Individu dapat menanggulangi stres dan kecemasan dengan menggunakan sumber

koping dari lingkungan baik dari sosial, dan interpersonal. Sumber tersebut adalah aset

ekonomi, kemampuan memecahakan masalah, dukungan sosial, dan keyakinan budaya.

Dengan sumber tersebut individu dapat mengambil strategi koping yang efektif

( Stuart, 2006 )

Apabila individu sedang mengalami kecemasan ia akan mencoba menetralisasi,

mengingkari atau meniadakan kecemasan dengan mengembangkan pola koping. Pada

kecemasan ringan, mekanisme koping yang digunakan yaitu menangis, tidur, makan, tertawa,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

berkhayal, memaki, olahraga, mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri

dengan orang lain. Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan panik

ada dua yaitu:

a Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari, dan berorientasi pada

tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres denagan cara perilaku

menyerang, perilaku menarik diri, perilaku kompromi

b. Mekanisme pertahanan ego. Koping ini tidak selalu sukses dalam

mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk melindungi diri sendiri.

8. Kecemasan pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi

Diagnosis kanker serviks dapat menimbulkan bermacam-macam perasaan negatif yang

dapat menjadi sangat berat ketika sudah ditentukan stadium dari kankernya serta cara

pengobatan yang tepat untuk kankernya.(Baradero, 2006).

Perasaan cemas akan timbul karena dampak yang terjadi dari pengobatan seperti : anemia,

stomatitis, malaise, mual, muntah, lesu, lemas, perubahan kulit, berat badan menurun, nyeri,

kerontokan rontok, dan disfungsi sexual yang dapat mengancam harga diri dan perubahan

citra tubuh pasien, bahkan cemas akan kematian. (Smeltzer & Bare, 2001).

9. Pengukuran kecemasan

Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan baik kecemasan ringan,sedang,berat dan

panik digunakan alat ukur kecemasan . Yang lebih dikenal dengan Hamilton Rating Scale

For Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok. Gejala yang masing-masing

kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik .Dalam penelitian ini

dimodifikasi oleh peneliti, disesuaikan dengan kondisi pasien kanker servix yang menjalani

kemoterapi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian antara 0 – 4, yang artinya:

Nilai o = tidak ada gejala

Nilai 1 = gejala ringan, bila terdapat satu dari gejala yang ada

Nilai 2 = gejala sedang, bila terdapat separuh dari gejala yang ada

Nilai 3 = gejala berat, bila terdapat lebih dari ½ gejala yang ada

Nilai 4 = gejala berat sekali, bila terdapat semua gejala yang ada

Masing-masing nilai dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil

penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang

Bila kurang dari 14 = tidak ada kecemasan

Bila 14 - 20 = kecemasan ringan

Bila 21 - 27 = kecemasan sedang

Bila 28 - 41 = kecemasan berat.

Bila 42 - 56 = kecemasan berat sekali

B. Dukungan keluarga

1. Pengertian

Sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota

keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan yang diperlukan (Friedman,1998). Yang dimaksud keluarga

disini adalah pasangan hidup atau suami. .

2. Jenis dukungan keluarga

a. Dukungan informatif

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

Bantuan informasi yang diberikan agar dapat digunakan seseorang dalam mengatasi

permasalahan-permasalahan yang dihadapi, yang dapat menghilangkan kecemasannya

oleh salah konsepsi dan ketidakpastian.

b. Dukungan penilaian

Bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi

sebenarnya dari penderita. Penilaian yang sangat membantu penderita adalah penilaian

yang positif.

c. Dukungan instrumental

Bantuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktivitasnya berkaitan

dengan persoalan – persoalan yang dihadapinya dalam bentuk praktis dan konkrit

diantaranya menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita,

menyediakan obat-obatan yang diperlukan dan lain-lain

d. Dukungan emosional

Dukungan ini berupa bantuan afeksi dari orang lain, meliputi rasa simpati, empati,

cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian orang yang mengalami

masalah dalam dirinya, merasa tidak menanggung beban sendirian tetapi masih ada

keluarga, sahabat, dan orang lain yang mengalami kondisi serupa, yang mau

mendengarkan, memperhatikan, berempati bahkan mau membantu memecahkan

masalah yang dihadapinya.

3. Keluarga adalah suatu ikatan atas dasar suatu perkawinan antara orang dewasa yang

berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang

sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal

dalam sebuah rumah tangga (Sayekti,1994)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,

perkawinan, dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan lainnya dalam

peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1989)

Fungsi-fungsi keluarga menurut Friedman,1998 sebagai berikut :

a. Fungsi afektif

Adalah : suatu fungsi keluarga yang berkaitan dengan persepsi keluarga dan perhatian

terhadap kebutuhan-kebutuhan sosioemosional para anggota keluarga

b. Fungsi sosialisasi

Adalah :fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial

sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

c. Fungsi reproduksi

Adalah : fungsi untuk mempertahankan generasi penerus dan menjaga kelangsungan

keluarga

d. Fungsi ekonomi

Adalah: fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara finansial atau materi dan

tempat untuk mengembangkan kemampuan diri dalam meningkatkan penghasilan

keluarga

e. Fungsi perawatan dan pemeliharaan kesehatan

Adalah: fungsi dalam mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar

tetap memiliki produktivitas yang tinggi

4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan (Friedman,1998)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

a. Mengenal masalah setiap anggota keluarganya

Perubahan yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian

dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera

dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga

Upaya keluarga untuk mencari pertolongan yang sesuai dengan keadaan keluarga,

dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera mengambil tindakan

yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Jika keluarga

mempunyai keterbatasan sebaiknya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar

keluarga

c. Memberikan perawatan anggota keluarganya yang sakit

Perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dapat dilakukan dirumah apabila

keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama dan

dibawa ke tempatan layanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan pemanfaatan fasilitas

Kesehatan yang ada

5. Tugas-tugas perkembangan keluarga

Setiap tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas-tugas perkembangan yang

spesifik menyatakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga sehingga dapat

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

memenuhi kebutuhan biologis keluarga, budaya keluarga, aspirasi dan nilai-nilai

keluarga(Duvall, 1977).

Tahap-tahap tugas perkembangan keluarga adalah sebagai berikut:

Tahap I : Keluarga pemula

a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan

Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap hal yang bersifat rutinitas, saling

mendukung, berkomunikasi secara terbuka dan sopan dan melakukan pendekatan

terhadap konflik atas rasa saling menghormati

b. Menghubungkan jaringan persaudaraan yang harmonis

Pasangan saling mengupayakan berbagai hubungan dengan orangtua masing-masing,

saudara-saudara dan dengan ipar mereka

c. Keluarga berencana

Penentuan untuk memiliki anak atau tidak merupakan suatu keputusan keluarga yang

sangat penting.

Masalah-masalah kesehatan : penyesuaian sexual dan peran konseling keluarga

berencana , konseling prenatal, dan komunikasi

Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak

a. Membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke

dalam keluarga)

b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota

keluarga

c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran

orang tua dan kakek nenek

Masalah-masalah kesehatan : perawatan bayi yang baik, imunisasi,konseling,

perkembangan anak, dan masalah pengasuhan anak

Tahap III : Keluarga dengan anak usia prasekolah

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, privasi, keamanan

b. Mensosialisasikan anak

c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-bungan

anak yang lain

d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan

hubungan orang tua-anak) dan di luar keluarga (keluarga besar dan komunitas)

Masalah-masalah kesehatan : yang utama masalah kesehatan fisik seperti penyakit-

penyakit menular yang lazim pada anak, jatuh, luka bakar, keracunan, dan kecelakaan

lain yang terjadi pada usia prasekolah

Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah

a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan

mengembangkan hubungan dngan teman sebaya yang sehat

b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

Masalah-masalah kesehatan : Adanya gangguan pada penglihatan, pendengaran, kesulitan

belajar, gangguan tingkah laku, penyalahgunaan zat, penyakit menular dan penganiayaan

anak

Tahap V : Keluarga dengan anak remaja

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa

dan semakin mandiri.

Orang tua harus mengubah hubungan dari hubungan dependen menjadi hubungan

yang semakin mandiri

b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak

Orang tua dan anak-anak dapat belajar dari satu sama lain dalam masyarakat yang

majemuk dan berubah dengan cepat saat ini

Masalah-masalah kesehatan : kecelakaan,cedera, patah tulang, penyalahgunaan Obat,

alkohol, kehamilan diluar nikah, aborsi, AIDS, dan penyakit kelamin

Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda

a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang

didapatkan melalui perkawinan anak-anak

b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan

c. Membantu orang tua lanjut usia yang sakit-sakitan dari suami ataupun istri

Masalah-masalah kesehatan : kolesterol tinggi, hipertensi, menoupause, DM, dan

penyakit kronis lainnya

Tahap VII : Orang tua usia pertengahan

Tahap ini dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat

salah satu pasangan pensiun.

a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan

Mengupayakan aktivitas dan hobby diwaktu senggang, melaksanakan gaya hidup

sehat

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua

lansia dan anak-anak

c. Memperkokoh hubungan perkawinan

Masalah-masalah kesehatan : kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang cukup,

program olah raga, berhenti merokok, berhenti menggunakan alkohol, pemeriksaan

skrining kesehatan preventif

Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Dimulai ketika salah satu pasangan pensiun, terus berlangsung hingga salah satu

pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal

a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

c. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

d. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

e. Mempertahankan hubungan perkawinan

Masalah-masalah kesehatan : menurunnya fungsi dan kekuatan fisik,sumber- sumber

finansial yang tidak memadai, isolasi sosial, menderita sakit kronis mulai dari fase akut

sampai fase rehabilitas

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

C. Kanker serviks

1. Pengertian

Kanker yang terjadi pada organ reproduksi (leher rahim) perempuan yang disebabkan

oleh Infeksi human papiloma virus (HPV) terutama HPV 16 dan HPV 18 yang

diperoleh melalui kontak sexual (Novel, 2002).

2. Faktor resiko kanker serviks

a. Kegiatan sexual pada umur muda

b. Usia , semakin bertambahnya usia seseorang maka akan semakin tinggi resiko terkena

kanker serviks karena faktor gaya hidup kurang baik dan intensitas aktifitas seksual

yang tinggi

c. Perempuan produktif dan aktif melakukan hubungan sexual

d. Sering berganti- ganti pasangan sexual atau memiliki lebih dari satu pasangan sexual

e. Imunosupresi seperti HIV dan HPV

f. Melahirkan banyak anak

g. Kehamilan pertama pada usia muda

h.Sering menderita infeksi di daerah kelamin yang disebabkan oleh organisme lain

seperti Neisseria gonorrhoeae

3. Manifestasi klinis kanker serviks menurut Baradero,2006

a. Gejala dini:

1) Sedikit sekresi dari vagina berupa air

2) Bloody spotting setelah koitus

3) Metrorhagi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

4) Perdarahan pasca menoupause

5) Polimenorea

b. Gejala lanjut:

1) Sekresi dari vagina yang kehitaman dan bau

2) Nyeri daerah pelvis, abdomen, lumbal dan bokong

3) Berat badan menurun

4) Anorexia

5) Anemia

6) Edema ekstremitas bawah

7) Disuria

8) Perdarahan dari rectum

4. Patofisiologi (Novel, 2010)

Sekitar 95% dari kanker serviks adalah sel skuamosa yang berasal dari lapisan

epidermal serviks. Displasia sel (perkembangan sel yang tidak normal) menunjukkan

adanya lesi lama yang disebut neoplasia servix intra epitel (cervical intra epithelial

neoplasia,CIN) Tidak ada tanda dan gejala pada displasia dan diagnosa ditentukan

oleh pemeriksaan sitologis. Deteksi dini dapat memberi kan prognosis yang positif.

Pap smear dilakukan mulai seorang perempuan melakukan kegiatan seksual. Hasil

papsmear yang tidak normal, harus diikuti dengan kolposkopi dan biopsi.

Kanker serviks bisa menyebar melalui peredaran darah dan kelenjar limfe.

Kelenjar limfe bisa menyebar yang kemudian menghambat sirkulasi darah vena dan

menimbulkan edema pada ekstremitas bawah.Kanker yang sudah berkembang akan

menimbulkan sekresi dari vagina yang kehitaman dan bau karena kerusakan jaringan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

epitel. Rasa nyeri adalah tanda akhir yang dirasakan pasien pada bagian pelvis, lumbal

dan abdomen. Kanker yang membesar bisa menekan vesika urinaria dan rectum.

5. Klasifikasi berdasarkan histopatologi (Novel,2010) :

CIN I : displasia ringan sampai sedang

CIN II : displasia sedang sampai berat

CIN III : displasia berat sampai karsinoma in situ

6. Klasifikasi berdasarkan stadium klinis (Novel,2010) :

a. Stadium 0 : karsinoma in situ atau infeksi awal HPV

b. Stadium I : proses infeksi mendalam pada serviks

Stadium IA : kedalaman invasi tidak lebih dari 5 mm dan perluasan tidak lebih

dari 7 mm, stadium IB luka berukuran lebih kurang 4 mm

c. Stadium II : tumor menyebar ke luar servix, tetapi tidak sampai dinding Panggul atau

sepertiga bawah vagina

Stadium IIA: tidak ada invasi pada jaringan ke arah samping serviks

Stadium IIB: invasi jaringan ke arah samping serviks.

d. Stadium III : tumor menyebar ke dinding panggul dan atau sepertiga bawah vagina

yang menyebabkan hidronefrosis

stadium IIIA, sudah menyebar sepertiga di bawah vagina, tetapi tidak sampai ke

dinding panggul, stadium IIIB sudah menyebar ke dinding panggul sehingga

menyebabkan hidronefrosis

e. Stadium IV : tumor sudah menyebar lebih luas

stadium IVA : tumor menginvasi mukosa rektum dan ke luar panggul stadium IVB:

metastase sudah jauh

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

7. Tindakan kemoterapi

a..Kemoterapi adalah agen antineoplastikyang digunakan untuk membunuh sel-sel

kanker dan menghambat perkembangannya. Kemoterapi kadang dikombinasi

penggunaannya dengan pembedahannya atau radiasi atau Kedua-duanya (Smeltzer

&Bare,2001)

b Tujuan kemoterapi

Tergantung jenis kanker dan fasenya saat didiagnosa. Bisa untuk penyembuhan,

pengontrolan dan bila kanker sudah menyebar luas digunakan paliatif untuk

memberikan kualitas hidup yang lebih baik. Agen kemoterapi bekerja pada fase siklus

sel yang berbeda, paling efektif ketika sel-sel secara aktif sedang

membelah.(Gale,1999)

c. Pemberian agen kemoteraupetik

Rute pemberian dengan melalui rute topikal, oral, intravena, intramuskuler,

subkutan, arteri, intratekal, Rute pemberian biasanya tergantung pada tipe obat,

dosis yamg dibutuhkan, jenis, lokasi dan luasnya tumor yang diobati.

Dosis, didasarkan pada area permukaan tubuh total pasien, respon terhadap

kemoteraupetik, fungsi organ utama dan status kinerja fisik.

d. Toksisitas kemoterapi ( Smeltzer & Bare, 2001)

1) Sistem gastrointestinal ,mual dan muntah yang terjadi menetap

hingga 24 jam setelah pemberian obat

2) Sistem hematopoietik

Agen kemoteraupetik mendepresi fungsi sumsum tulang, yang mengakibatkan

menurunnya produksi sel-sel darah baik sel-sel darah merah (anemia), leukosit

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

(leukopeni), trombosit (trombositopenia) dan meningkatkan resiko infeksi dan

perdarahan.

3) Sistem ginjal

Agen kemoteraupetik dapat merusak ginjal karena efek langsung nya selama

ekskresi dan akumulasi produk akhir setelah lisis sel.Lisis sel tumor dengan cepat

setelah kemoterapi mengakibatkan meningkatnya ekskresi asam urat, yang dapat

menyebabkan kerusakan ginjal.

4) Sistem kardiopulmonal

Antibiotik antitumor menyebabkan toksisitas jantung kumulatif Yang irreversibel

dan efek toksik pada fungsi paru.

5) Sistem reproduksi

Fungsi testis dan ovarium dapat dipengaruhi oleh preparat kemoteraupetik, yang

mengakibatkan kemungkinan sterilitas.

Pada perempuan dapat terjadi menoupause dini, atau sterilitas permanen.Jika dilihat

dari gejala klinik kanker serviks pada stadium lanjut sepert keputihan yang gatal

dan berbau busuk, pendarahan kontak, pendarahan spontan dan nyeri yang hebat,

maka penyakit ini mengganggu fungsi seksual. Hal ini sangat ditakuti oleh kaum

perempuan karena perubahan fungsi seksual merupakan perubahan yang sangat

berarti bagi seorang perempuan dikaitkan dengan fungsi dan perannya dalam

keluarga yaitu sebagai seorang istri dan ibu.

6) Sistem neurologis

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

Dapat menyebabkan kerusakan neurologis seperti neuropati perifer, kehilangan

refleks tendon profunda. Efek samping ini bersifat reversibel, menghilang setelah

selesainya kemoterapi

D. Hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan pasien kanker serviks yang

menjalani kemoterapi

Penyakit kanker serviks yang diderita kaum perempuan dapat menimbulkan

bermacam-macam perasaan negatif yang dapat menjadi sangat berat apabila sudah

ditentukan stadium dari kankernya, serta pengobatan yang tepat yaitu dengan kemoterapi

ataupun radiasi (Baradero,2006). Beberapa reaksi negatif yang timbul antara lain,perasaan

marah, malu, hilang harapan, tidak berdaya, kecemasan, kesepian, hilangnya citra tubuh,

perubahan peran, harga diri, bahkan sampai tahap depresi. Dan cara mengekspresikan

reaksi emosional tersebut tergantung pada kepribadian dasar pasien, persepsi terhadap

situasi dan besarnya dukungan keluarga (Smeltzer & Bare,2001)

Dukungan keluarga khususnya suami dapat memberikan rasa aman, nyaman,

perasaan dihargai, diperhatikan dan dicintai. Dan besarnya dukungan keluarga diperlukan

untuk membantu menerima reaksi emosional yang terjadi pada pasien agar siap menerima

keadaan dirinya dan menghadapi kenyataan saat ini, sehingga dapat mengurangi atau

bahkan menghilangkan kecemasan pasien (Smeltzer & Bare,2001)

E.Kerangka teori

Faktor yang mempengaruhi kecemasan:

Umur

Jenis kelamin

Lingkungan

Tipe kepribadian

Keadaan fisik

Pendidikan & st.ekonomi

Tingkat kecemasan:

Cemas ringan

Cemas sedang

Cemas berat

panik

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

(Smeltzer & Bare, 2001) ( Stuart, 2006 )

F. Kerangka konsep

(Friedman,1998) (stuart,2006)

(Variabel independent) (Variabel dependent)

G. Variabel penelitian

Dukungan keluarga, Tingkat Kecemasan, Pasien kanker serviks yang kemoterapi

H. Hipotesis

Dukungan keluarga :

-Dukungan informatif

-Dukungan emosional

-Dukungan penilaian

-Dukungan instrumental

Tingkat Kecemasan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../123/jtptunimus-gdl-dhessywula-6146-2-bab2.pdf · penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari

Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien kanker

serviks yang menjalani kemoterapi.