4
Topik : Briket Kulit Pisang Jurnal 1 Biobriket juga bisa dibuat dari kulit pisang yang merupakan limbah pertanian dan limbah hasil perkebunan. Bahan baku dalam pembuatan biobriket ini yaitu menggunakan kulit pisang dan serbuk gergaji. Pembuatan biobriket yang menggunakan bahan dasar kulit pisang dan serbuk gergaji ini menghasilkan biobriket yang digunakan sebagai alternatif dari pengganti bahan bakar fosil yang lebih ramah terhadap lingkungan dan juga berdampak menjadi prioritas bahan bakar fosil yang semakin menipis. Penelitian Abdurrachman Fauzi, Zein (2008) didapatkan hasil pengujian yang mendekati baku mutu kualitas dari biobriket dengan menggunakan persentase perbandingan 10:90, 25:75, 50:50, 75:25, dan 90:10. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mencampurkan bahan baku dari pembuatan briket yaitu limbah kulit pisang dan serbuk gergaji yang dicampurkan dengan perekat tetes tebu dan menggunakan komposisi perbandingan yang mengadopsi dari penelitian di atas. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah biobriket yang berbahan dasar dari limbah kulit pisang dan serbuk gergaji yang dicampur dengan tetes tebu sebagai zat perekat. Tabel 1. Komposisi campuran dasar biobriket No Kulit Pisang Serbuk Gergaji Bahan Perekat Sampel % % 1 90 10 Tetes Tebu 50 gram 2 75 25 3 50 50 4 25 75 5 10 90 30 gram Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu nilai kalor (heating value), kadar abu (ash content), kadar air (water content), kerapatan (density), dan kuat tekan (compressive strength) briket. Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu tekanan pengepresan dari briket ini sebesar 200 bar (200,9 kg/cm2), briket dicampur dengan bahan perekat tetes.

Juliet Astrea 1209045013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

review jurnal

Citation preview

Page 1: Juliet Astrea 1209045013

Topik : Briket Kulit Pisang

Jurnal 1

Biobriket juga bisa dibuat dari kulit pisang yang merupakan limbah pertanian dan

limbah hasil perkebunan. Bahan baku dalam pembuatan biobriket ini yaitu

menggunakan kulit pisang dan serbuk gergaji. Pembuatan biobriket yang menggunakan

bahan dasar kulit pisang dan serbuk gergaji ini menghasilkan biobriket yang digunakan

sebagai alternatif dari pengganti bahan bakar fosil yang lebih ramah terhadap

lingkungan dan juga berdampak menjadi prioritas bahan bakar fosil yang semakin

menipis.

Penelitian Abdurrachman Fauzi, Zein (2008) didapatkan hasil pengujian yang

mendekati baku mutu kualitas dari biobriket dengan menggunakan persentase

perbandingan 10:90, 25:75, 50:50, 75:25, dan 90:10.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mencampurkan bahan baku

dari pembuatan briket yaitu limbah kulit pisang dan serbuk gergaji yang dicampurkan

dengan perekat tetes tebu dan menggunakan komposisi perbandingan yang mengadopsi

dari penelitian di atas.

Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah biobriket yang berbahan

dasar dari limbah kulit pisang dan serbuk gergaji yang dicampur dengan tetes tebu

sebagai zat perekat.

Tabel 1. Komposisi campuran dasar biobriket

No Kulit

Pisang

Serbuk

Gergaji Bahan Perekat

Sampel % %

1 90 10

Tetes Tebu

50 gram

2 75 25

3 50 50

4 25 75

5 10 90

30 gram

Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat

dalam penelitian ini yaitu nilai kalor (heating value), kadar abu (ash content), kadar

air (water content), kerapatan (density), dan kuat tekan (compressive strength) briket.

Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu tekanan pengepresan

dari briket ini sebesar 200 bar (200,9 kg/cm2), briket dicampur dengan bahan perekat

tetes.

Page 2: Juliet Astrea 1209045013

Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisa kadar air, kadar abu, dan

nilai kalor. Analisa kalor yang digunakan berdasarkan SNI 06-3730-1995, sedangkan

untuk analisa kadar air berdasarkan ASTM D 3174-03, dan untuk analisa kadar abu

berdasarkan ASTM D 3174-02.

Tahap Persiapan

1. Mempersiapkan alat dan bahan Alat-alat yang dibutuhkan dalam penelitian adalah

drum, ayakan, thermometer ruang, pengaduk larutan, wadah, oven, mesin press

hidrolik, cetakan, mistar, palu, timbangan digital dan alas/ nampan. Sedangkan

bahan yang dibutuhkan dalam penelitian seperti kulit pisang, serbuk gergaji, air,

dan tetes tebu.

2. Langkah-langkah dalam persiapan penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan pengeringan kulit pisang dan serbuk gergaji dibawah sinar

matahari.

b. Membakar kulit pisang dan serbuk gergaji dengan menggunakan metode

karbonisasi.

c. Menghaluskan arang kulit pisang dan serbuk gergaji dengan alat penghalus.

d. Melakukan pengayakan arang kulit pisang dan serbuk gergaji menggunakan

ayakan 10 mesh.

Tahap percobaan Tahap ini dilakukan percobaan mengenai pembuatan biobriket

yang berasal dari kulit pisang dan serbuk gergaji dengan menggunakan perekat tetes

tebu, adalah sebagai berikut:

1. Pencampuran antara tepung arang kulit pisang dan tepung arang serbuk gergaji

dengan komposisi yang sesuai dengan desain penelitian.

2. Memasukkan adonan yang telah homogeny ke dalam cetakan besi yang

berdiameter 5 cm dan tinggi 10 cm.

3. Melakukan pengepresan bahan yang telah ada di dalam cetakan dengan mesin

press dengan tekanan kurang lebih 200 bar (200,8 kg/cm3 kemudian melakukan

penimbangan berat biobriket sebelum pengovenan).

4. Mengeluarkan hasil padatan biobriket yang telah jadi, kemudian melakukan

pengovenan dengan suhu 110○C selama 3 jam.

Page 3: Juliet Astrea 1209045013

5. Melakukan penimbangan berat briket setelah pengovenan dengan timbangan

digital.

Tahap analisa Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisa kadar air,

kadar abu, dan nilai kalor. Analisa kalor yang digunakan berdasarkan SNI 06-3730-

1995, sedangkan untuk analisa kadar air berdasarkan ASTM D 3174-03, dan untuk

analisa kadar abu berdasarkan ASTM D 3174-02.

Jurnal 2

Pada penelitian ini sedikit berbeda dengan pembuatan biobriket dari kulit pisang yang

dicampurkan dengan serbuk gergaji. Perbedaannya terletak pada variasi komposisi dan

volume bahan yang akan diolah, dan untuk perakat yang digunakan masih sama – sama

menggunakan air tetes tebu, namun dengan konsentrasi yang sedikit berbeda pula.

Metode yang digunakan pada penelitian jurnal 1 dan 2 sama.

Tabel 2. Komposisi campuran dasar biobriket

No Kulit

Pisang

Bonggol

Bambu Bahan Perekat

Sampel % %

1 100 0

Tetes Tebu

15 gram

2 75 25

3 50 50

4 25 75

5 0 100

35 gram

Jurnal 3

Size reduction of raw material, banana peel, is necessary before compaction. Thus, it

was chopped into small pieces. Only the pieces that passed through a sieve with an

opening of 2.8 mm were utilized in the experiments. Then banana peel was blended

with molasses, which performs as the binder for briquetting process, with a ratio of

1:0.2. An electrical mixer was used at this stage. The mixture was blended until mould-

condition was achieved.

Briquetting experiments were conducted by utilizing a semi-automatic laboratory

hydraulic press. The machine was also fabricated with a pressure switch component to

Page 4: Juliet Astrea 1209045013

facilitate the pressure control. The accuracy of the pressure switch was 1% with a

maximum pressure of 34 MPa. In order to form a briquette, a 38 mm ID×100 mm

height cylindrical die, made of hardened steel, was used. For each experiment, 100-

gram of the blend, prepared by using an analytical balance with an accuracy of ±0.001

g, was filled into the die. The briquettes were produced under pressures ranging from

3-11 MPa. The dwell time was set to 10 sec for all experiments. All compaction

experiments were conducted at laboratory conditions, 50-60% humidity and 27°C.

Moreover, all samples were stored at this condition for one week before testing. Five

briquettes were prepared for each set of the experimental conditions. Then, the

arithmetic averages of the measurements were computed.

One of the most important parameter in briquetting is relaxed density. Several factors

such as the bulk density of biomass and briquetting pressure affect the density of

biomass briquettes. From the experiment, it was found that the maximum relaxation

took place within the first period after removing from the die. Then it was followed by a

gradually decrease in the rate of relaxation until almost stable at one week. The relaxed

density of the briquettes was measured at 7 days after the briquetting process.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.scribd.com/doc/227850619/PEMBUATAN-BIOBRIKET-DARI-

CAMPURAN-LIMBAH-KULIT-PISANG-DAN-SERBUK-GERGAJI-

MENGGUNAKAN-PEREKAT-TETES-TEBU#scribd

2. https://www.scribd.com/doc/266686566/PEMBUATAN-BIOBRIKET-DARI-

CAMPURAN-LIMBAH-KULIT-PISANG-DAN-BONGGOL-BAMBU-

MENGGUNAKAN-PEREKAT-TETES-TEBU-SEBAGAI-BAHAN-BAKAR-

ALTERNATIF

3. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=internasional+journal++briquettes++ban

ana+peel+in+north+thailand&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB4QFj

AAahUKEwiP28eXnZHIAhXXBo4KHVgoBak&url=http%3A%2F%2Fthescipub.c

om%2FPDF%2Fajassp.2009.167.171.pdf&usg=AFQjCNEZCeiLl6ifNFLnOsfynunb

4CftLQ&sig2=x8sd18059ivYonsbw8zBvg