Upload
juliet-astrea
View
215
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
review jurnal
Citation preview
Topik : Briket Kulit Pisang
Jurnal 1
Biobriket juga bisa dibuat dari kulit pisang yang merupakan limbah pertanian dan
limbah hasil perkebunan. Bahan baku dalam pembuatan biobriket ini yaitu
menggunakan kulit pisang dan serbuk gergaji. Pembuatan biobriket yang menggunakan
bahan dasar kulit pisang dan serbuk gergaji ini menghasilkan biobriket yang digunakan
sebagai alternatif dari pengganti bahan bakar fosil yang lebih ramah terhadap
lingkungan dan juga berdampak menjadi prioritas bahan bakar fosil yang semakin
menipis.
Penelitian Abdurrachman Fauzi, Zein (2008) didapatkan hasil pengujian yang
mendekati baku mutu kualitas dari biobriket dengan menggunakan persentase
perbandingan 10:90, 25:75, 50:50, 75:25, dan 90:10.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mencampurkan bahan baku
dari pembuatan briket yaitu limbah kulit pisang dan serbuk gergaji yang dicampurkan
dengan perekat tetes tebu dan menggunakan komposisi perbandingan yang mengadopsi
dari penelitian di atas.
Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah biobriket yang berbahan
dasar dari limbah kulit pisang dan serbuk gergaji yang dicampur dengan tetes tebu
sebagai zat perekat.
Tabel 1. Komposisi campuran dasar biobriket
No Kulit
Pisang
Serbuk
Gergaji Bahan Perekat
Sampel % %
1 90 10
Tetes Tebu
50 gram
2 75 25
3 50 50
4 25 75
5 10 90
30 gram
Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat
dalam penelitian ini yaitu nilai kalor (heating value), kadar abu (ash content), kadar
air (water content), kerapatan (density), dan kuat tekan (compressive strength) briket.
Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu tekanan pengepresan
dari briket ini sebesar 200 bar (200,9 kg/cm2), briket dicampur dengan bahan perekat
tetes.
Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisa kadar air, kadar abu, dan
nilai kalor. Analisa kalor yang digunakan berdasarkan SNI 06-3730-1995, sedangkan
untuk analisa kadar air berdasarkan ASTM D 3174-03, dan untuk analisa kadar abu
berdasarkan ASTM D 3174-02.
Tahap Persiapan
1. Mempersiapkan alat dan bahan Alat-alat yang dibutuhkan dalam penelitian adalah
drum, ayakan, thermometer ruang, pengaduk larutan, wadah, oven, mesin press
hidrolik, cetakan, mistar, palu, timbangan digital dan alas/ nampan. Sedangkan
bahan yang dibutuhkan dalam penelitian seperti kulit pisang, serbuk gergaji, air,
dan tetes tebu.
2. Langkah-langkah dalam persiapan penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan pengeringan kulit pisang dan serbuk gergaji dibawah sinar
matahari.
b. Membakar kulit pisang dan serbuk gergaji dengan menggunakan metode
karbonisasi.
c. Menghaluskan arang kulit pisang dan serbuk gergaji dengan alat penghalus.
d. Melakukan pengayakan arang kulit pisang dan serbuk gergaji menggunakan
ayakan 10 mesh.
Tahap percobaan Tahap ini dilakukan percobaan mengenai pembuatan biobriket
yang berasal dari kulit pisang dan serbuk gergaji dengan menggunakan perekat tetes
tebu, adalah sebagai berikut:
1. Pencampuran antara tepung arang kulit pisang dan tepung arang serbuk gergaji
dengan komposisi yang sesuai dengan desain penelitian.
2. Memasukkan adonan yang telah homogeny ke dalam cetakan besi yang
berdiameter 5 cm dan tinggi 10 cm.
3. Melakukan pengepresan bahan yang telah ada di dalam cetakan dengan mesin
press dengan tekanan kurang lebih 200 bar (200,8 kg/cm3 kemudian melakukan
penimbangan berat biobriket sebelum pengovenan).
4. Mengeluarkan hasil padatan biobriket yang telah jadi, kemudian melakukan
pengovenan dengan suhu 110○C selama 3 jam.
5. Melakukan penimbangan berat briket setelah pengovenan dengan timbangan
digital.
Tahap analisa Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisa kadar air,
kadar abu, dan nilai kalor. Analisa kalor yang digunakan berdasarkan SNI 06-3730-
1995, sedangkan untuk analisa kadar air berdasarkan ASTM D 3174-03, dan untuk
analisa kadar abu berdasarkan ASTM D 3174-02.
Jurnal 2
Pada penelitian ini sedikit berbeda dengan pembuatan biobriket dari kulit pisang yang
dicampurkan dengan serbuk gergaji. Perbedaannya terletak pada variasi komposisi dan
volume bahan yang akan diolah, dan untuk perakat yang digunakan masih sama – sama
menggunakan air tetes tebu, namun dengan konsentrasi yang sedikit berbeda pula.
Metode yang digunakan pada penelitian jurnal 1 dan 2 sama.
Tabel 2. Komposisi campuran dasar biobriket
No Kulit
Pisang
Bonggol
Bambu Bahan Perekat
Sampel % %
1 100 0
Tetes Tebu
15 gram
2 75 25
3 50 50
4 25 75
5 0 100
35 gram
Jurnal 3
Size reduction of raw material, banana peel, is necessary before compaction. Thus, it
was chopped into small pieces. Only the pieces that passed through a sieve with an
opening of 2.8 mm were utilized in the experiments. Then banana peel was blended
with molasses, which performs as the binder for briquetting process, with a ratio of
1:0.2. An electrical mixer was used at this stage. The mixture was blended until mould-
condition was achieved.
Briquetting experiments were conducted by utilizing a semi-automatic laboratory
hydraulic press. The machine was also fabricated with a pressure switch component to
facilitate the pressure control. The accuracy of the pressure switch was 1% with a
maximum pressure of 34 MPa. In order to form a briquette, a 38 mm ID×100 mm
height cylindrical die, made of hardened steel, was used. For each experiment, 100-
gram of the blend, prepared by using an analytical balance with an accuracy of ±0.001
g, was filled into the die. The briquettes were produced under pressures ranging from
3-11 MPa. The dwell time was set to 10 sec for all experiments. All compaction
experiments were conducted at laboratory conditions, 50-60% humidity and 27°C.
Moreover, all samples were stored at this condition for one week before testing. Five
briquettes were prepared for each set of the experimental conditions. Then, the
arithmetic averages of the measurements were computed.
One of the most important parameter in briquetting is relaxed density. Several factors
such as the bulk density of biomass and briquetting pressure affect the density of
biomass briquettes. From the experiment, it was found that the maximum relaxation
took place within the first period after removing from the die. Then it was followed by a
gradually decrease in the rate of relaxation until almost stable at one week. The relaxed
density of the briquettes was measured at 7 days after the briquetting process.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.scribd.com/doc/227850619/PEMBUATAN-BIOBRIKET-DARI-
CAMPURAN-LIMBAH-KULIT-PISANG-DAN-SERBUK-GERGAJI-
MENGGUNAKAN-PEREKAT-TETES-TEBU#scribd
2. https://www.scribd.com/doc/266686566/PEMBUATAN-BIOBRIKET-DARI-
CAMPURAN-LIMBAH-KULIT-PISANG-DAN-BONGGOL-BAMBU-
MENGGUNAKAN-PEREKAT-TETES-TEBU-SEBAGAI-BAHAN-BAKAR-
ALTERNATIF
3. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=internasional+journal++briquettes++ban
ana+peel+in+north+thailand&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB4QFj
AAahUKEwiP28eXnZHIAhXXBo4KHVgoBak&url=http%3A%2F%2Fthescipub.c
om%2FPDF%2Fajassp.2009.167.171.pdf&usg=AFQjCNEZCeiLl6ifNFLnOsfynunb
4CftLQ&sig2=x8sd18059ivYonsbw8zBvg