10
Jurnal 50510 EKONOMIKA (JOURNAL OF SOCIO ECONOMICS) . Volume 15 Nomor 2 Desember 2009 1. Adaptasi dan Antisipasi Petani Serta Strategi Penerapan Sistem Usahatani dalam Mengatasi Fenomena Perubahan Iklim di Provinsi Nusa Tenggara Timur 2. Analisis Produktivitas dan Penghematan Akibat Klasterisasi Sektor Agroindustri di Provinsi Lampung 3. Analisis Perilaku dan Strategi Pengelolaan Risiko Petani Cabai Merah Pada Lahan Kering Dataran Tinggi di Jawa Tengah 4. Perspektif Rantai Pasar Bawang Merah di Kabupaten Brebes Jawa Tengah 5. Preferensi Konsumen Terhadap Bihun di Kota Bandar Lampung dan Metro Tjetjep Nurasa Muhammad Iqbal M. Irfan Affandi Saptana Arief Daryanto Heny K. Daryanto Kuntjoro Valeriana Darwis Henny Mayrowani Wuryaningsih Dwi Sayekti Yaktiworo Indriani 6. Ketahanan Pangan dan Konsumsi Gizi Keluarga Petani Padi Penerima Dana Bantuan Langsung Masyarakat Bergulir (BLMB) 7. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Gizi Ibu Reni Zuraida Faisal Anwar Hadi Riyadi v Jurna1 H1m Bandar Lampunq, ISSN ; SOS10 EKONOM1KA Vol. 15 No.2 67-139 Desember 2009 0853-1293 ,

Jurnal 50510 EKONOMIKA - IPB Repository

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal 50510 EKONOMIKA - IPB Repository

Jurnal

50510 EKONOMIKA(JOURNAL OF SOCIO ECONOMICS)

. Volume 15 • Nomor 2 • Desember 2009

1. Adaptasi dan Antisipasi Petani Serta Strategi Penerapan SistemUsahatani dalam Mengatasi Fenomena Perubahan Iklim di ProvinsiNusa Tenggara Timur

2. Analisis Produktivitas dan Penghematan Akibat KlasterisasiSektor Agroindustri di Provinsi Lampung

3. Analisis Perilaku dan Strategi Pengelolaan Risiko Petani CabaiMerah Pada Lahan Kering Dataran Tinggi di Jawa Tengah

4. Perspektif Rantai Pasar Bawang Merah di Kabupaten BrebesJawa Tengah

5. Preferensi Konsumen Terhadap Bihun di Kota Bandar Lampungdan Metro

• Tjetjep NurasaMuhammad Iqbal

• M. Irfan Affandi

• SaptanaArief DaryantoHeny K. DaryantoKuntjoro

• Valeriana DarwisHenny Mayrowani

• Wuryaningsih Dwi Sayekti

• Yaktiworo Indriani6. Ketahanan Pangan dan Konsumsi Gizi Keluarga Petani Padi

Penerima Dana Bantuan Langsung Masyarakat Bergulir (BLMB)

7. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikapdan Perilaku Gizi Ibu • Reni Zuraida

Faisal AnwarHadi Riyadi v

~ Jurna1 H1m Bandar Lampunq, ISSN; SOS10 EKONOM1KA Vol. 15 No.2 67-139 Desember 2009 0853-1293,

Page 2: Jurnal 50510 EKONOMIKA - IPB Repository

DAFTARISI

Halaman

.-\daptasi dan Antisipasi Petani Serta Strategi Penerapan Sistem Usahatani dalam

. fengatasi Fenomena Perubahan Iklim di Provinsi Nusa Tenggara Timur .

Analisis Produktiv itas dan Penghematan Akibat Aglomerasi Sektor Agroindustri diProvi nsi Lampung ..

Analisis Perilaku dan Strategi Pengelolaan Risiko Petani Cabai Merah Pada LahanKering Dataran Tinggi di Jawa Tengah .

67-81

82-91

92-105

-:. PerspektifRantai Pasar Bawang Merah di Kabupaten Brebes Jawa Tengah 106-114

Preferensi Konsllmen Terhadap Bihlln di Kota Bandar Lampling dan Metro 115-123

Ketahanan Pangan dan Konsumsi Gizi Kelliarga Petani Padi Penerima Dana BantllanLangslin g Masyarakat Berglilir (BLMB) 124-131

I Pengamh Penyllluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Gizi Ibu132-135

Page 3: Jurnal 50510 EKONOMIKA - IPB Repository

Reni Zuraida, Faisal Anwar, Hadi Riyadi : Pengaruh penyulullan gizi terlladap tingkat pengetalluan, sikap dan peri/aku gizi ibu

PENGARUHPENYULUHANGIZITERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAPDAN PERILAKU GIZI IBU

Reni Zuraida1) Faisal Anwar) Hadi RiyadF)

I)Dosen pada Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung.

2)Dosen pada Program Studi Gizi Masyarakat, Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

ABSTRACT

The objectives ofthis research is to analyze the effect ofnutrition education on the nutrition knowledge,attitude and practice (KAP) ofmother. This research was experimentally conducted by the randomizedblock design in two sub-districts ofBogor: Ciomas and Dramaga. The research samples are 16 posyanduwhich were chosen from both areas and randomly assigned to either control or intervention group. Basedon the General Linear Model (GLM) analysis, the effect ofnutrition education and intervention weresignificantly influenced by the nutrition knowledge and attitude and nutrition practice ofthe mother onpreschool consumption manangement (P<0.05). It was not significantly influenced by the nutrition practiceof the mother on daily familiy consumption habits and nutritional status of preschool children. It isrecommended that nutrition education should be held continuously in all posyandu so the mothers alwaysaware and improve the nutritional status oftheir preschool children.

Keywords: nutrition education, nutrition knowledge, attitude and practice, nutritional status, preschoolchildren

DiterimaDisetujui

: 10 Agustus 2009: 20 Oktober 2009

PENDAHULUAN

Status gizi masyarakat dipengaruhi oleh banyakfaktor yang kompleks dan satu sarna lain salingterkait. Pada level rumah tangga, status gizidipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga untukmenyediakan pangan yang cukup baik secarakuantitas maupun kualitasnya, pola pengasuhan ibu,pengetahuan gizi dan faktor-faktor sosial budaya.Terdapat hubungan yang erat antara ketahananpangan dengan status gizi dan kesehatan masyarakat.Oleh karena itu, usaha-usaha memperbaikiketahanan pangan dan kesehatan masyarakat hamsmenjadi komitmen global. Pada konferensi giziintemasional 1991 dan pertemuan pangan dunia2002, dinyatakan adalah menjadi pentinglkebutuhan

oleh setiap negara termasuk Indonesia agarberkomitmen untuk meningkatkan ketahananpangan, mengurangi kemiskinan dan malnutrisi(Azwar2004).

Banyaknyaanak berstatus gizi kurang mencerrninkanmasalah yang besar pada sumberdaya manusiaIndonesia. Depkes (2007) mengemukakan selamaperiode 1998-2000 persentase balita gizi buruk dangizi kurang menurun (dari 29,51 % ke 24,66%).Namun mulai tahun 2001 hingga 2005 pesentasebalita gizi burukdan gizi kurangmeningkatyaitu dari26,1 % ke28,04%). Hal inimenunjukkan masalahyang serius terhadap nasib generasi selanjutnyadikarenakan periode kritis masa anak adalah usia 5tahun pertarna. Jika tumbuh kembang pada periode

Konlak: Reni Zuraida, Faisal Anwar, Hadi Riyadi; Alama!: Program Sludi Pendidikan Doklel; Universitas

Lampung, Jl. Sumantri Brodjonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145.

Page 4: Jurnal 50510 EKONOMIKA - IPB Repository

ini optimal. "-anak ini akan menjadiberikualli·tas. Oleh karena itu, target

utama PO~_""Gu.lu.u adalah anak-anak bawah limatahoo (balita. ibu hamil dan ibu menyusui.

Menurut ubardjo 1996), masalah gizi disebabkanoleh rendahn."a pengetahuan gizi atau kurangnyakernampuan untukmeningkatkan pengetahuan gizimasyarakaL .-\nali is beberapa data penelitianmenunjukan bahwa terdapat sedikit kelemahandalam hal penyuluhan gizi karena adanyaketerbatasan kualitas kader penyuluh gizi danketersediaan dana Hal ini menjadikan transferpengetahuan gizi yang baik yang dibutuhkan olehseorang ibu menjadi sangat rendah kualitasnya,padahal sikap dan pengetahuan gizi ibu sangatdibutuhkan agar kecukupan gizi anak terpenuhi, dandengan cara ini mereka dapat tumbuh danberkembang dengan baik. Pengetahuan gizi ibu yangdipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari memilikipengaruh yang besar terhadap kondisi gizi keluarga(Suhardjo 1989).Kemiskinan padakenyataannya merupakan akar daripermasalahan gizi. Tetapi hal ini menjadi lebih burukdengan rendahnya pengetahuan gizi dan minimnyausaha untuk dalam menerapkan pengetahuantersebut dalam kehidupan sehari-hari (Khomsan etal. 2009). Melalui penyuluhan gizi, diharapkan ibu­ibuakan menerapkan pengetahuan gizi merekaapada rurnahtangganya untuk meningkatkan danmemperbaiki polakonsumsi keluarganya terutamabalitanya. Sehingga dengan cara ini diharapkangenerasi yang sehat akan terbentuk.

Usia balita merupakan periode emas (golden age)dimana 90% kapasitas pertumbuhan otak terbentukdisini, sehingga periode ini merupakan window ofopportunity bagi balita untuk tumbuh danberkembang menjadi manusia yang berkualitas.Makanan yang sehat dan bergizi menjadi syaratmutlak untuk mencapai hal ini, sementarapada usiaini anak belum dapat melayani kebutuhannya sendiridan sangat bergantung pada peran seorang ibu.Rendahnyapengetahuan gizi ibu mengenai kebutuhangizi balita akan menyebabkan kebutuhan gizi balitatidak dapat terpenuhi sehingga tumbuh kembangnyaakan terganggu. Untuk itu diperlukan suatu upayaintelvensi untuk meningkatkan pengetal1uan gizi ibubalita. Menurut WHO, salah salah satu bentuk

intervensi yang menghasilkan cost eJJektiveness

Jurnal SOSIO EKO OMIKA, Vo1.l5, o. 2. Desember 2009

yang tinggi dalam penanganan masalah gizi adalahmelalui pendidikan gizi, dimana salah satu bentukpendidikan gizi yang menyentuh langsung padamasyarakat adalah penyuluhan gizi. Berdasarkanuraian di atas, maka timbul pertanyaan seberapabesar pengaruh penyuluhan gizi terhadap tingkatpengetahuan, sikap dan perilaku gizi ibu.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruhpenyuluhan gizi dan pemanfaatan pekaranganterhadap pengetahuan, sikap dan perilaku gizi ibu.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimentaldengan disain rancangan acak kelompok, dimanayang menjadi unit eksperirnental adalah posyandu.Penelitian dilakukan di dua kecamatan di KabupatenBogar, yaitu Kecamatan Ciomas dan KecamatanDramaga. Ciomas dipilih sebagai perwakilankecarnatan dengan status sosial ekonomi lebih tinggidianggap sebagai blok pertama, sedangkanDramagadipilih dengan pertimbangan status sosial ekonomidisini lebih rendah dan dianggap sebagai blok keduaPenelitian dilakukan selama 12 bulan yaitudari bulanDesember 2007 sampai November 2008 mulai darisurvei lokasi, perizinan, pengembangan kuesioner,uji coba kuesioner, seleksi sampel penelitian,pengambilan data, intervensi selama 5 bulan sertaanalisis data hingga pelaporan.

Tahapan Disain Eksperimental

Menentukan variabel respon

Variabel-variabel respon : pengetahuan, sikap danperilaku gizi ibu. Pengetahuan, sikap dan perilakugizi ibu diukur berdasarkan jawaban ibu ataspertanyaan-pertanyaan dengan dipandu dengankuesioner yang telah dirancang sebelurnnya.

Menentukan Faktor dan perlakuan

Ada 1 faktor yaitu penyuluhan gizi dengan 2perlakuan yaitu dengan perlakuan dan tanpaperlakuan (kontrol). Penyuluhan gizi dilakukan di

masing-masing posyandu selama 5 bulan denganfrekuensi 2 kali sebulan. Masing-masing pertemuansekitar 90-120 menit. Setiap kali pertemuan

133

Page 5: Jurnal 50510 EKONOMIKA - IPB Repository

Reni Zuraida, Faisal Anwar, Hadi Riyadi : Pengaru" penyulu"an gizi ter"adap tingkat pengeta"uan, sikap dan perilaku gizi ibu

dilakukan penyuluhan 1 topik pangan dan gizisehingga selama 5 bulan terdapat 10 topikpenyuluhan. Topik-topik penyuluhangizi antaralain:

1. Gizi ibu dan anak

a. Pedoman dan asupan gizib. Masalahgizi seperti KEP. KVA,AGB,

GAKYc. Pemantauan pertumbuhan anak dan berat

badan pada ibu hamild. Gizi ibu hamil dan menyusuie. Makanan PendampingASI

2. Pangan dan pemanfaatan pekarangana. Komposisi makananb. Pengolahanmakananc. Penyiapan makanand. Keamanan pangane. Pemanfaatan pekarangan

Catatan: Dasar sanitasi dan higiene (kesehatan)melekat pada setiap topik diatas.

Untuk mendukung intervensi penyuluhan gizi,beberapa sarana promosi gizi digunakan sepertileaflet, brosur dan poster. Materi ini dibagikankepada peserta (ibu-ibu dan kader) dan bagiposyandu.

1. Menentukan Unit eksperimentalPosyandu dijadikan sebagai unit eksperimental.Masing-masing unit ini terdiri atas i 5 ibu-ibu balitadan 5 kader posyandu, dimana mereka ini akanmendapatkan penyuluhan gizi, sehingga tiap-tiapkelas pertemuan terdapat 20 peserta. Jumlah inidipertimbangkan akan efektifdan diharapkanberhasil karena transferpengetahuan dan interaksiantara peserta akan berjalan lancar.

2. Pemblokkan unit ekperimert dan identifikasivariabel Covariate.Posyandu diklasifikasikan menjadi 2, yaituposyandu dengan status sosio ekonomipendidikan rendah dianggap sebagai blokpertama (Kecamatan Dramaga) dan posyandudengan sosio ekonomi pendidikan lebih tinggidianggap sebagai blok kedua (KecamatanCiomas). Faktor lain yang dianggap sebagaiCovariate adalah tingkat pengetahuan, sikap danperilaku gizi awal ibu.

3. JumlahPengulangan

134

Jumlah pengulangan didasarkan pada hipotesisnol (HO) dan hipotesis altematif(H1). Jumlahulangan ditentukan sebagai berikut (Walpole1982):

(Za +Zp)22a2

n = 2 ••••••••••••••••••••••••••••••• (1)<5

Dengan menentukan galat jenis pertama a =0.05, power test I-P = 0,95 dan 0 = 3 dan cr =1.2 (0 dan cr didapatkan dari penelitian Sukandar(2006)), maka dari persamaan diatas didapatkan: n = 4. Berarti ulangan dilakukan 4X untukkedua kelompok perlakuan dan kontrol sehinggajumlah unit eksperimen yang dibutuhkan adalah:

I unit eksperimental = I blok x I pedakuan xulangan

=2x2x4 = 16

Karena masing-masing unit terdapat 15 ibu-ibudan 5 kader, maka total ibu-ibll dan kader yangdibutuhkan adalah sebanyak 240 ibu-ibu dan 80kader.

Tahap Pemilihan Unit Eksperimental

Langkah-langkah pemilihan 16 unit eksperimental(posyandu) adalah sebagai berikut:1. Memilih 8 desa di Kecamatan Dramaga dan 8

desa di Kecarnatan Ciomas yang dilakukansecara purposif.

2. Memilih posyandu dari tiap-tiap desa yangtetpilihPemilihan posyandu berdasarkan jumlahpeserta posyandu yang paling banyak.

3. Memilih rumah tangga

Dari setiap posyandu yang terpilih, didaftarkan ibu­ibu dengan kriteria :

a. Ibu-ibu yang memiliki balita dengan statusgizi anaknya antara -2 < Z-skor < 1.

b. Memiliki pendidikan formal minimal SD.

Kemudian dari daftar tersebut dipilih 15 ibu-ibu,sehinggadidapatkan untuk satu rumah tanggaadalah1 ibu-ibu dan 1 balita. Ringkasan dari pemilihandiatas dapat dilihat padaalur penelitian seperti terlihatpada gambar 1.

Page 6: Jurnal 50510 EKONOMIKA - IPB Repository

Intervensi

Posyan-<lu7

Kontrol

Posyan-du6

Jurnal SOSIO EKONOMIKA, Vol. 15, No.2, Desember 2009

PengetahuanGizi Ibu

Posyan-du 5

Setelah lima bulan intervensi, pada ibu-ibu di desakontrol terjadi peningkatan rata-rata skorpengetahuan sebesar 2.0 (p=0.093), sementara didesa intervensi terjadi peningkatan rata-rata skorpengetahuan gizi sebesar 10.9 (p=0.000). Sebagaipenyebab tidak langslUlg yang mempengaruhi statusgizi anak balita (Unicef 1990), perbaikanpengetahuan gizi ibu balita ini diharapkan pula dapatmemperbaiki perilaku ibu sehari-hari dalampenanganan konsumsi pangan balita sebagaipenyebab langslUlg yang mempengaruhi status gizi.

Tabell Rata-rata skor nilai pengetahuan gizi ibu

desa intervensi secara umum masih rendah yaitukurang dari 60 (Tabell). Rendahnya pengetahuangizi cendeflUlg akan membuat seseorang bersikapdan berperilaku gizi yang salah serta menumbuhkanbudaya terkait gizi yang tidak tepat sehingga dapatmenyebabkan ketidakcukupan gizi meskipunsumber-sumber pangan tersedia (WHO 1998;Allen2001).

KECAMATAN

Posyan-du4

Posyan-du3

Posyan-<lu2

Posyan-<lu I

Catatan:1 posyandu terdiri atas :15 ibu (dengan bayinya) + 5 kader

Gambar 1. Alur penelitian.

Pengolahan danAnalisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh selama penelitian diolah dandianalisis menggunakan Excel dan SPSS versi 13.Analisis ini lUltuk menguj i dampak penyuluhan gizisebagai faktor pada variabel respon pengetahuan,sikap dan perilaku gizi ibu balita. Kemudian"General Linear Moder' dilakukan lUltuk menguj ihipotesis penelitian dan persamaan matematikaantara variabel covariate pada tiap-tiap blok.Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yangsignifikan pada keduadesa perlakuan (kontrol danintervensi) dilakukan uji beda terhadap rata-ratasetiap peubah yang diuji dengan menggunakananalisis uji bedarata-rataIndependent-Samples TTest bila data menyebar normal atau ujiNonparametric Test 2 Independent Samples (UjiMann-Whiney) bila data tidak menyebar normal.Untukmengetahui adatidaknya perbedaandari awalke akhir penelitian dilakukan uji rata-rata PairedSamples T Test bila data menyebar normal atau uj iNonparametric Two Relates Samples Test (UjiWilcoxon) bila data tidak menyebar normal.

Pengetahuan Gizi Ibu

Pada penelitian ini didapatkan bahwa rata-ratapengetahuan gizi ibu baik pada desa kontrol mauplUl

Awal

Akhir

Delta

p

36.0±23.6

38.0±26.4

2.0±9.9

0.093

45.5±25.6

56.4±32.0

10.9±12.0

0.000

135

c

Page 7: Jurnal 50510 EKONOMIKA - IPB Repository

Reni ZuraMa, Faisa! Anwar, Hadi Riyadi : PengaruIJ penyu!uIJan gizi terIJadap tingkat pengetaIJuan, sikap dan peri/aku gizi ibu

Pada penelitian ini, faktor yang mempengaruhipengetahuan gizi akhir ibu adalah intervensipenyuluhan gizi (p=().002) dan tingkat pengetahuanawal ibu (p=0.000), sementara blok atau lokasitempat tinggal ibu tidak berpengaruh terhadappengetahuan gizi akhir ibu (p=O.207).

Sikap Gizi Ibn

Sikap gizi merupakan kecenderungan seseoranguntuk menyetujui atau tidak menyetujui terhadapsuatu pemyataan terkait pangan dan gizi. Sepertiterlihat padaTabe12, pada awal sebelum intervensirata-rata skor nilai sikap gizi ibu sebelum intervensiadalah dalam kategori sedang (skor nilai 60 - 79).Bila ditelaah keterkaitan antara pengetahuan dansikap gizi ibu balita didapatkan bahwa pengetahuangizi ibubalita rata-rataadalah dalam kategori kurang,sementara rata-rata sikap gizi ibu berada dalamkategori sedang hingga baik.Hal ini menunjukkan bahwa sikap gizi seseorangdalam hal ini ibu balita tidak didasarkan ataspengetahuan gizi. Hal lain yang mempengaruhifenomena ini adalah bahwa masyarakat telahmemiliki kebiasaan atau perilaku gizi yang lumayanbaik walaupun tidak didasarkan atas nilai-nilaikeilmuan atau dapat dikatakan lebih atas dasartradisi.

Tabel2 Rata-rata skor nilai sikap gizi ibu

Sikap Gizi Ibu Kontrol Intervensi

Awal 74.0±18.8 72.8±19.2

Akhir 78.2±15.9 81.1±15.0

Delta 42±15.8 8.2±15.2

p 0.007 0.000

Tabel3. Rata-rata skor nilai sikap gizi ibu

Setelah 5 bulan intervensi terlihat teIjadi peningkatansignifikan rata-rata sikap gizi ibu di kedua desaperlakuan yakni sebesar 8.2 di desa intervensi dan4.2 di desa kontrol (Tabel 2). Bila dilihat darikenaikan rata-rata sikap gizi ibu, baik ibu di desaintervensi maupun di desa kontrol mengalamikenaikan (perubahan) sikap gizi yang tidakjauhberbedadan basil uji statistikmenunjukkan kenaikanrata-rata sikap gizi ibu di kedua desa intervensiadalah sarna signifikannya Hal ini dapat dikaitkan .dengan teori yang menempatkan sikap sebagaiaspek yang tidak statis atau dengan kata lain dinamisdan terbuka terhadap kemungkinan perubahandikarenakan interaksi seseorang dengan lingkungansekitamya di suatu saat dan suatu tempat tidaksemata-mata dari pengetahuan saja (Azwar 1988).Dalarnhal ini interaksi ibu-ibudengan lingkungannyajelas memberikan perubahan terhadap sikap gizi ibu.Interaksi ibu-ibu di desa intervensi dengan penyuluhgizi selama5 bulanmenambahbesarperubahansikapgizi ibu dibandingkan ibu di desa kontrol yang tidakberinteraksi dengan petugas penyuluh gizi.

Pada Tabel 3 dapat dilihat pada desa intervensijumlah ibu dengan skor sikap gizi kategori baikmeningkat 21.1 % dibandingkan pada desa kontrolyang hanya meningkat 4.5%. Artinya setelahintervensi 5 bulan teIjadi peningkatan ibu-ibudengankategori baik sebanyak 4 kali pada desa intervensidibandingkan desa kontrol.

Sarnahalnya dengan pengetahuan gizi, maka faktoryang mempengaruhi sikap gizi akhir ibu adalahintervensi penyuluhan gizi (p=0.036) dan tingkatpengetahuan awal ibu (p=O.OOO), sementara blokatau lokasi tempat tinggal ibu tidak berpengaruhterhadap pengetahuan gizi akhir ibu (p=O.148).

SkorNilai

<60

60 -79

> 80

Kategori

Kurang

Sedang

Baik

Awal (%)

14.5

29.1

56.4

Kontrol

Akhir (%)

8.2

30.9

60.9

Delta (%)

-6.4

1.8

4.5

Intervensi

Awal(%) Akh ir (%)

15.8 7.0

36.0 23.7

48.2 69.3

Delta(%)

-8.8

-12.3

21.1

Page 8: Jurnal 50510 EKONOMIKA - IPB Repository

Jurnal SOSIO EKONOMIKA, Vol. 15, No.2, Desember 2009

Dari sepuluh pemyataan yang diajukan (Tabel4), seseorang seringkali dipengaruhi oleh faktor yang

maka pada desa intervensi dijurnpai peningkatan lebih kompleks, rnisalnya faktor sosial budaya (tabu

signifikan pacta enam item pemyataan sikap gizi. makanan), akses pangan, selera dan daya beli. Oleh

Sementara pada desa kontrol hanya dijurnpai dua karena itu, intervensi penyuluhan gizi yang dapat

peningkatan signifikan. Perubahan sikap gizi akan mengubah pengetahuan dan sikap seseorang,

sangat berperan untuk mengubah praktek atau mungkin akan berdampak positifterhadap perilaku

perilaku gizi. Hanya saja, perilaku konsumsi pangan konsumsi pangan untuk jangka waktu yang lebihlama

Tabe14. Persentase ibu yang memberikanjawaban benar atas sikap gizi

Kontrol IntetvensiNo. Pernyataan Awal Akhir Delta Awal Akhir Delta

% % % P % % % P

Bayi sebaiknya diberi ASI s<yatanpa makanan lain (ASI 78.2 873 9.1 0.049 a 83.3 90.4 7.1 0.020 a

Eksklusif) sampai usia 6 bulan.2 Untuk mengurangi

pestisida/telur cacing dalamsayuran sebaiknya kita hams

83.6 873 3.7 0.071 84.2 84.2mencuci dan merebusnya

0.0 1.000

sebelum dimakan (tidakmembiasakan lalap mentah).

3 Tidak setuju untuk bapak~bapak

yang sudah terlanjur merokok, 76.4 89.1 12.7 O.OlOa 69.3 82.5 13.2 0.001 adibiarkan saja.

4 Tidak setuj u bahwa sarapanpagi tidak begitu penting karenapuku19-10 kita bisajajan 83.6 882 4.6 0.198 78.9 96.2 17.3 O.OOOa

makanan gorengan yangmengeyangkan.

5 Tidak setuj u ibu hamilsebaiknya makan seperti saattidak hamil, sebab kalau makan 91.8 973 5.5 0.083 94.7 96.5 1.8lebih banyak bayinya akan

0.417

terlalu besar sehingga sulitkeluar.

6 Saat menyiapkan/mengolahmakanan sebaiknya kita tidak 62.7 673 4.6 0.387 68.4 73.7 5.3 0.241bersin di depan makanan.

7 Cairan kolostrum (susu yangpertama kali keluar) sebaiknya 72.7 80.0 7.3 0.103 70.2 83.3 13.1 0.007 a

segeradiberikan pada bayi8 Balita sebaiknya dimonitor

pertumbuhan danperkembanganya melal ui 53.6 54.5 0.9 0.867 54.4 71.7 17.3 0.007 aposyandu sampai balita tersebutbernsia 5 tahun.

9 Tidak setuj u bahwa ibu hamilhanya memeriksakankehamilannyajika usia 46.4 56.4 10.0 0.063 52.6 50.0 -2.6 0.592kehamilannya telah mendekati 9bulan.

10 Tidak setuju bahwa sumberprotein hewani (daging,ikan, 80.9 74.5 -6.4 0.145 7 \.9 82.5 10.6 0.010 atelur) tidak perlu ada dalammenu makanan sehari-hari.

137

Page 9: Jurnal 50510 EKONOMIKA - IPB Repository

Perilaku Gizi Ibu

Perilaku gizi ibu yang terkait kebiasaankeluarga balita

Perilaku gizi ibu digambarkan melalui beberapapeubahyang berkaitan baik secara langsung maupuntidak langsung dengan balita Peubahyang berkaitansecara tidak langsung merupakan berbagaikebiasaan yang dilakukan dalam keluarga balita,sementara peubah yang berkaitan langsung adalahperilakugizi ibuyang berhubungan dengan konsumsibalita. Kebiasaan yang dilakukan dalam keluargabalita meliputi kebiasaan sarapan pagi, frekuensimakan 3 kali sehari, kebiasaan minum susu,konsumsi lauk-pauk keluarga, kebiasaan konsumsisumber protein hewani balita dan kebiasaanjajanbalita. Sementaraperilaku gizi ibuyangberhubungandengan konsumsi balita adalah penilaian terhadapasupau/asupan zat gizi dan tingkat kecukupan gizibalita pada awal dan akhir intervensi.

Berdasarkan analisis terhadap perilaku gizi ibu yangberhubungandengan kebiasaan dalam keluargabalita(tidak langsung) di atas, maka didapatkan secaraumum perilaku gizi ibu tidak banyak mengalamiperubahan. Namun dapat dilihat bahwa perilakugizi ibu di desa intervensi cenderung membaik,sedangkan padadesakontrol cenderung memburuk(TabeI5).

Tabel 5 Rata-rata skor nilai perilaku gizi ibu terkaitkebiasaan keluarga balita

Perilaku Gizi Ibu Kontrol Intervensi

Awal 55.0±13.5 52.8±11.1

Akhir 50.9±23.2 53.4±22.3

Delta -4.1±25.l O.6±23.l

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa intervensipenyuluhan gizi selama 5bulanbelurn mampu secarasignifikan mengubah perilaku gizi ibu yangberhubungan dengan kebiasaan dalam keluargabalita. Hal ini dapat disebabkan karena faktorkesukaanmasing-masing anggotakeluarga, dominasiayah sebagai kepala rumah tangga, pengetahuan dansikap gizi ayah, budayagizi setempat, taboo terhadapjenis pangan tertentu dan lain-lain. Artinya untukdapat mengubah kebiasaan anggota keluarga secara

138

menyeluruh menjadi seperti yang diharapkan sangatterbatas bila hanya melakukan perubahan dari iburumah tangga semata meskipun ibu memegangkendali yang besar dalam mengelola pangankeluarga Untuk ituperluadabentuk intervensi selainkepada ibu balita, rnisalnya penyuluhan gizi kepadabapak-bapak dimana posisi bapak sebagai kepaladan pengayom seluruh anggota keluarga berperananbesar. Kepada anak-anak dapat dilakukan bentukintervensi di sekolah baikmelalui kurikulum ataupundengan metode penyuluhan serta simulasi.

Perilaku gizi ibu yang terkait asupan dankecukupan gizi balita

Asupan atau asupanenergidan zatgizi lainnyadalampenelitian ini diperoleh dari metode pengukuran"reca1l2x24 jam". Secara umum seperti terlihatpada Tabel 6, pada awal intervensi tidak adaperbedaan pada asupan energi dan zat gizi lainnyaantar balita di desa kontrol dengan balita di desaintervensi. Asupan energi balitadi desakontrol padaawal intervensi adalah 1142.4±1010.1 kkal,sementara asupan energi balitadi desakontrollebihtinggi yaitu sebesar 1315.4±1 01 0.1 kkal, namunhasil uji beda membuktikan bahwa asupan energidan semua zat gizi lainnyaantar balitadi kedua desaperlakuan menunjukkan tidak ada perbedaan yangsignifikan pada kedua desa (p > 0.05).

Hasil analisis menunjukkanbahwasetelah intervensipenyuluhangizi selama5bulan, perilakugizi ibupadadesa intervensi lebih lebih baik dalam penanganankonsumsi balita. Hal ini dapat dilihat dati asupanenergi dan zat gizi balitadi desa intervensi padaakhirintervensi adalah lebih tinggi dibandingkanpadadesakontrol. Peningkatan ini berbeda nyatapadaasupanenergi, fosfor dan zat besi.

Dengan rata-rata umur antara balita di kedua desaadalah sarna (dihitung pada karakteristik balita),maka peningkatan asupan gizi pada balita di desaintervensi akan lebih terpenuhi dibandingkan balitadi desa kontrol. Mengingat konsumsi makanansebagai penyebab langsung yang mempengaruhistatus gizi balita, maka perubahan pola makan yangditunjukkan dengan lebih meningkatnya asupanenergi dan zat gizi pada balita di desa intervensimenunjukkan suatu perubahan yang baik. Hal inimenunjukkan balita yang ibunya mengikuti

Page 10: Jurnal 50510 EKONOMIKA - IPB Repository

penyuluhan gizi selama 5 bulan akan lebih baik polamakannya sehingga lebih tercegah dari kekurangangm.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Intervensi penyuluhan gizi selama 5 bulan mampumeningkatkan pengetahuan dan sikap gizi ibu, sertamemperbaiki perilaku gizi ibu yang berhubungandengan konsumsi pangan balita. Sementaraperilakugizi ibu yang berhubungan dengan kebiasaan gizianggota keluarga tidak berubah.

Saran

Mengingat pengetahuan, sikap dan perilaku gizi ibusangat mempengaruhi konsumsi yang selanjutnyamenentukan status gizi balita, maka berdasarkanhasil penelitian ini terlihat bahwa denganmemperbaiki pengetahuan gizi ibu, maka polakonsumsi dan status gizi balita membaik, karena itukegiatan penyuluhan gizi yang ada di setiap programpuskesmas/posyandu untuk dihidupkan/digiatkankembali.

DAFfAR PUSTAKA

Allen LH, Stuart R. Gillespie SR. 2001. WhatWorks? A Review of the Efficacity andEffectiveness of Nutrition Interventions.Geneva: ACC/SCN incollaboration with theAsian Development Bank, Manila

Jurnal 50510 EKONOM1KA. Vol. 15. o. 2. Desember _009

AzwarA. 2004. Aspects ofhealth and nutrition infood security. Di dalam: Paper of WKNPG2004. Jakarta: LIPI.

Azwar S. 1988. Sikap Manusia, Seri Psikologi,Teori dan Pengukurannya. Liberty:Yogyakarta.

[Depkes] Departemen Kesehatan. 2007. ProjilKesehatan Indonesia 2005. Jakarta:Depkes RI.

Khomsan A, Sukandar D, Anwar F, Riyadi H,Mudjajanto ES. 2009. NutritionEducation to Improve Mother and CadreNutrition Knowledge and ChildrenNutritional Status in Indonesia. Bogor:Bogor Agriculture University, Indonesiabekerjasama dengan Nestle Foundation,Netherlands.

Sukandar. 2006. Studi Sosial Ekonomi AspekPangan, Gizi dan Sanitasi: Petani SawahBeririgasi di Banjar Jawa Barat. Bogor:Departemen Gizi Masyarakat, FakultasEkologi Manusia, IPB.

Suhardjo. 1989. Socio cultural of nutrition. Didalam: Ministry ofEducation ofIndonesia.Bogor: BogarAgriculture University.

Suhardjo. 1996. Berbagai Cara PendidikanGizi. Jakarta: Bumi Aksara bekerjasamadengan PusatAntar Universitas Pangan DanGizi Institut Pertanian Bogor.

139